Makalah Reproduksi Hewan Kel 7 1A [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH REPRODUKSI HEWAN Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biologi Dosen : Nurhayati S.Pd.,M.Pd



Kelompok 7 Kelas 1A



Rijalul Akmal



(200320008)



Hasnatur Rahmi



(200320024)



Annisya Maulina



(200320015)



Rohida Tul Mardyah Harahap



(200320017)



JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEH 2020



i



KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Reproduksi Hewan”. Adapun makalah ini sengaja kami susun atas dasar kelengkapan tugas biologi dasar, Semester 1 dan agar para mahasiswa juga dapat mengetahui tentang reproduksi yang terjadi pada hewan. Makalah ini telah kami buat dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dan sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami mengucapakan banyak terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu dan bekerja sama dalam pembuatan makalah ini. Apabila ada kritik dan saran dari pembaca, kami bersedia menerima semua kritik dan saran tersebut. Karena kritik dan saran ini sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki makalah kami dimasa mendatang. sehingga kami akan berusaha untuk menyelesaikan makalah dengan lebih baik lagi. Dengan menyelesaikan makalah ini kami mendapatkan banyak manfaat yang membangun semangat kami sehingga kami bisa mengerti tentang pembelajaran ini dan juga banyak yang dapat kami petik dan diambil dari makalah ini.



ii



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .........................................................................................................................



i



KATA PENGANTAR .................................................................................................



ii



DAFTAR ISI ...............................................................................................................



iii



BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................



1



1.1 Latar Belakang ..................................................................................................



1



1.2 Tujuan ...............................................................................................................



1



BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................



2



2.1 Reproduksi sel ( pembelahan sel ) ......................................................................



2



2.2 Perkembangan aseksual pada hewan ..................................................................



5



2.3 Perkembangan seksual pada hewan....................................................................



8



BAB III PENUTUP .....................................................................................................



15



3.1 Kesimpulan .......................................................................................................



15



3.2 Saran .................................................................................................................



15



DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................



15



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reproduksi merupakan salah satu kemampuan hewan yang sangat penting. Tanpa kemampuan tersebut, suatu jenis hewan akan punah. Oleh karena itu, perlu dihasilkan sejumlah besar individu baru yang akan mempertahankan jenis suatu hewan. Proses pembentukan individu baru inilah yang disebut reproduksi (Urogenital).Reproduksi merupakan salah satu ciri dari makhluk, disamping ciri-ciri lain seperti; respirasi, transportasi, pencernaan, ekskresi, koordinasi, dan iritabilitas. Setiap makhluk hidup memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi atau proses perkembangbiakan. Secara umum reproduksi pada makhluk hidup dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu reproduksi seksual (secara perkawinan) dan reproduksi aseksual (tanpa perkawianan).Reproduksi dapat terjadi secara generative atau vegetative. Reproduksi secara vegetative tidak melibatkan proses pembentukan gamet, sedangkan reproduksi generative diawali dengan pembentukan gamet. Di dalam gamet terkandung unit hereditas (faktor yang diturunkan) yang disebut gen. gen berisi sejumlah besar kode informasi hereditas yang sebenarnya, yang terletak pada DNA. Sistem reproduksi vertebata jantan terdiri atas sepasang testis, saluran reproduksi jantan, kelenjar seks asesoris (pada mamalia) dan organ kopulatoris (pada hewan-hewan dengan fertilisasi internal). Sistem reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium pada beberapa hanya satu) dan sdaluran reproduksi betina. Pada mamlia yang dilengkapi organ kelamin luar (vulva) dan kelenjar susu. Reproduksi vertebrata pada umumnya sama, tetapi karena tempat hidup, perkembangan anatomi, dan cara hidup yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan pada proses fertilisasi. Misalnya hewan akuatik pada umumnya melakukan fertilisasi di luar tubuh (fertilisasi eksternal), sedangkan hewan darat melakukan fertilisasi di dalam tubuh (fertilisasi internal).



1.2 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian sistem reproduksi hewan. 2. Untuk mengetahui susunan fungsional organ reproduksi pada hewan. 3. Untuk mengetahui perkembangbiakan reproduksi pada hewan



1



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Reproduksi Sel (Pembelahan Sel) Reproduksi sel adalah proses memperbanyak jumlah sel dengan cara membelah diri, baik pada organisme uniseluler maupun multiseluler. Pembelahan sel pada organisme tersebut untuk melestarikan jenisnya. 1. Pembelahan Mitosis Pembelahan mitosis menghasilkan 2 sel anakan yang serupa genetis. Dalam hal ini, kedua sel anakan mempunyai susunan genetika sama dengan induknya. Jumlah kromosom sel anakan adalah 2n atau dinamakan diploid. Sel diploid adalah sel-sel yang kromosomnya berpasangan (2n). Hampir semua sel makhluk hidup melakukan proses mitosis yang sama, kecuali pada prokariot karena tidak memiliki inti sejati seperti bakteri, virus dan ganggang biru. Tambahan lagi, sel prokariotik tidak memiliki membran inti sel dan mitokondria.



Fase-Fase Perubahan Mitosis Antara Lain Sebagai Berikut : 1. Fase Interfase Pada interfase, terjadi persiapan dan penimbunan energi oleh sel untuk melakukan pembelahan dalam waktu yang sangat lama. Selama interfase, inti sel / nukleus dan anak inti sel (nukleolus) tampak terlihat jelas. Tahap interfase terbagi menjadi tiga, yaitu fase gap pertama, fase sintesis, dan fase gap kedua. 2



2. Fase Profase Pada tahap profase, terjadi perubahan pada nukleus dan sitoplasma. Di dalam nukleus, benang-benang kromatin menebal dan memendek membentuk kromosom. Tiap lengan kromosom, berganda membentuk dua kromatid (kromatid kembar) yang terikat pada sentromer. Selama profase, nukleolus dan membran nukleus menghilang. Mendekati akhir profase, terbentuklah spindel (gelendong pembelahan yang terdiri atas mikrotubula dan protein). Dengan berakhirnya profase, kromosom-kromosom yang dobel dan memanjang itu menempatkan diri di bidang ekuator dari sel.



3. Fase Metafase Masing-masing kinetokor pada sentromer dihubungkan ke satu sentrosom oleh benangbenang spindel. Kemudian, pasangan kromatid bergerak ke bagian tengah inti sel (bidang ekuator) dan membentuk lempeng metafase.



4. Fase Anafase Fase pemisahan kromatid dari bagian sentromer yang kemudian membentuk kromosom baru. Masing-masing kromosom ditarik oleh benang-benang spindel menuju kutub yang berlawanan. Jumlah kromosom yang menuju ke kutub yang satu akan sama dengan jumlah kromosom yang menuju ke kutub lainnya. 5. Fase Telofase Pada fase ini terjadi peristiwa kromosom berubah menjadi benang kromatin, membran inti dan nukleolus terbentuk kembali dan terjadi sitokinesis (pembagian sitoplasma) sehingga dihasilkan dua sel yang identik dengan sel semula.



2. Pembelahan Meiosis Pembelahan meiosis hanya terjadi di organ kelamin. Pembelahan meiosis berfungsi untuk menghasilkan sel gamet (sel telur dan sel sperma). Melalui pembelahan ini akan dihasilkan sel anak yang mempunyai kromosom setengah dari kromosom sel induk. Pembelahan meiosis menghasilkan 4 sel anakan yang masing-masing sel memiliki separuh dari jumlah kromosom sel induk. Jumlah kromosom yang dimiliki oleh sel anakan adalah n atau disebut haploid. Sehingga, meiosis disebut sebagai pembelahan reduksi. Meiosis dapat dibagi menjadi meiosis I dan meiosis II. Fasenya terdiri dari profase I, metafase I, anafase I, telofase I, profase II, metafase II, anafase II, dan telofase II. Tahapan pada meiosis II (profase II hingga telofase II) mirip dengan tahapan pada mitosis. Berikut penjabarannya



3



Tahapan Pembelahan Sel Secara Meiosis



A. Pembelahan I atau Meiosis I 1. Fase Profase I Terbagi menjadi 5 subfase, yaitu: a) Leptonema: Benang-benang kromatin memendek dan menebal, dan mudah menyerap zat warna serta membentuk kromosom mengalami Kondensasi. b) Zigonema: Sentromer membelah menjadi dua dan bergerak kearah kutub yang berlawanan dan kromosom homolog saling berpasangan (Sinapsis). c) Pakinema: Terjadi duplikasi kromosom. d) Diplonema: Kromosom homolog saling menjauhi, terjadi pelekatan berbentuk X yang disebut Kiasma dan merupakan tempat terjadinya Crossing Over. e) Diakenesis: Terbentuk benang-benang spindel, dua sentriol sampai pada kutub yang berlawanan, membran inti dan nukleus menghilang. 2. Fase Metafase I Pasangan kromosom homolog berderet di daerah ekuator. Sentromer menuju kutub dan mengeluarkan benang-benang spindel.



3. Fase Anafase I Kromosom homolog berpisah dan bergerak ke kutub yang berlawanan. Benang spindel dan seluruh isi sel memanjang ke arah kutub.



4. Fase Telofase I Masing-masing kromosom homolog telah mencapai kutub sel yang berlawanan. Pada tahapan ini diikuti sitokinesis dan interfase singkat yang langsung ke proses meiosis II.



4



B. Pembelahan II atau Meiosis II 1. Fase Profase II Sentrosom membentuk dua sentriol yang letaknya pada kutub yang berlawanan dan dihubungkan oleh benang gelendong. 2. Fase Metafase II Belum terjadi pembelahan. Kromosom berada di bidang ekuator, kromatid berkelompok dua-dua. 3. Fase Anafase II Kromosom menempel pada kinetokor benang gelendong, lalu ditarik oleh benang gelendong ke arah kutub yang berlawanan yang menyebabkan sentromer terbelah. 4. Fase Telofase II Kromatid berkumpul pada kutub pembelahan lalu berubah menjadi kromatin. Bersamaan dengan itu membran inti dan anak inti terbentuk kembali, dan sekat pemisah semakin jelas sehingga terjadi dua sel anakan.



2.2 Perkembangbiakan Aseksual pada Hewan Perkembangbiakan aseksual pada hewan umumnya terjadi pada hewan tingkat rendah/Avertebrata. Reproduksi aseksual artinya reproduksi yang terjadi tanpa didahului dengan peleburan dua sel kelamin yang berbeda jenisnya. Reproduksi aseksual pada hewan ada lima jenis, yaitu pembelahan biner, pembelahan ganda, pembentukan tunas, regenerasi, dan partenogenesis. 1. Pembelahan biner Terjadi pada makhluk hidup uniseluler, yaitu dari golongan Monera dan Protista. Pada pembelahan biner, dari satu individu membelah secara langsung menjadi dua sel anak. Pembelahan biner terdiri dari lima jenis, yaitu pembelahan ortodoks, melintang, membujur, miring, dan strobilasi. Pembelahan biner secara ortodoks/umum terjadi pada Amoeba dan mikroorganisme lain dari golongan Rhizopoda. Pembelahan biner secara melintang terjadi pada Paramecium. Pembelahan dengan tipe membujur contohnya pada Euglena. Tipe pembelahan miring terjadi pada Dinoflagellata. Sedangkan pembelahan biner tipe strobilasi menghasilkan individu baru dari bagian tubuh induk yang lepas, contohnya pada cacing pita (Taenia sp).



5



Gambar 2.1 Perkembangbiakan Amoeba



2. Pembelahan ganda yaitu pembelahan berulang, sehingga dalam sekali pembelahan dari satu individu dapat dihasilkan lebih dari dua individu. Contoh hewan yang dapat melakukan pembelahan ganda adalah Plasmodium.



Gambar 2.2 Reproduksi Planaria



3. Pertunasan atau budding yaitu pembentukan tunas kecil yang serupa dengan induk. Tunas ini kemudian memisahkan diri dan menjadi individu baru. Contohnya pada Hydra, ubur-ubur pada saat berbentuk polip, dan hewan dari golongan Porifera. Selain bereproduksi dengan tunas, Porifera juga dapat melakukan reproduksi secara seksual.



6



Gambar 2.3 Perkembangbiakan Hydra dengan Tunas



4. Fragmentasi, individu baru terbentuk dari bagian tubuh induk yang terbagi-bagi/terputus baik sengaja atau tidak. Setiap bagian tumbuh dan berkembang membentuk bagian yang belum ada sehingga menjadi individu baru yang utuh. Contoh hewan yang melakukan reproduksi secara fragmentasi adalah cacing tanah, bintang laut, dan Planaria. Fragmentasi bukan merupakan cara reproduksi yang utama, karena dalam kondisi normal Planaria bereproduksi secara seksual.



Gambar 2.4 Fragmentasi Planaria



5. Partenogenesis individu baru terbentuk dari telur yang tidak dibuahi. Hewan yang mengalami partenogenesis adalah serangga, misalnya lebah madu.



7



Gambar 2.5 Pekembangbiakan Lebah Madu



2.3 Perkembangbiakan Seksual pada Hewan Tingkat Tinggi Perkembangbiakan secara seksual pada hewan melibatkan alat reproduksi, sel kelamin/gamet jantan dan gamet betina, serta proses pembuahan atau fertilisasi. Pembuahan pada hewan ada dua jenis, yaitu pembuahan yang terjadi di dalam tubuh induk betina dan pembuahan yang terjadi di luar tubuh. Pembuahan di dalam tubuh induk betina disebut fertilisasi internal. Sedangkan pembuahan di luar tubuh induk betina disebut fertilisasi eksternal. Pembuahan eksternal biasanya terjadi pada hewan yang hidup di dalam air, misalnya katak dan ikan. Jumlah sel telur dan sperma yang dihasilkan sangat banyak, sehingga dapat memperbesar peluang terjadinya pembuahan. Pembuahan eksternal dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu tipe acak dan tipe sarang. Pada tipe acak, proses pelepasan sel telur dan sperma di lakukan di sembarang tempat. Sedangkan pada tipe sarang, ada tempat tertentu untuk melepaskan sperma dan sel telur, sehingga peluang terjadinya pembuahan lebih besar. Pada fertilisasi internal, pembuahan yang terjadi dalam tubuh induk betina. Jadi sperma dari induk jantan harus dimasukkan ke dalam tubuh betina melalui kopulasi. Alat reproduksi menghasilkan sel kelamin. Sel kelamin jantan/sperma dihasilkan oleh testis, sedangkan sel kelamin betina (ovum/sel telur) dihasilkan oleh ovarium (indung telur). Proses pembentukan sel kelamin jantan dan betina disebut gametogenesis. Proses pembentukan sel kelamin jantan disebut spermatogenesis, sedangkan proses pembentukan sel kelamin betina disebut oogenesis. Setelah terjadi pembuahan atau fertilisasi, akan terbentuk zigot yang kemudian berkembang menjadi embrio. Perkembangan dan kelahiran embrio dapat terjadi melalui tiga cara, yaitu vivipar, ovipar, dan ovovivipar.



8



1. Vivipar (hewan beranak), yaitu hewan yang embrionya berkembang dan mendapat makanan di dalam uterus (rahim) induk betina. Contohnya adalah kerbau, sapi, gajah, dan harimau. 2. Ovipar (hewan bertelur), yaitu hewan yang embrionya berkembang di dalam telur. Telur hewan ini dikeluarkan dari dalam tubuh dan dilindungi oleh cangkang. Embrio memperoleh makanan dari cadangan makanan yang terdapat di dalam telur. Beberapa hewan ovipar mengerami telurnya hingga menetas, misalnya ayam dan merpati. Namun banyak pula induk yang menimbun telur dengan pasir atau bahkan membiarkan begitu saja. 3. Ovovivipar (hewan betelur dan beranak), yaitu hewan yang embrionya berkembang di dalam telur, tetapi telur tetap berada di dalam tubuh induk betina. Setelah cukup umur, telur akan pecah di dalam tubuh induk dan anaknya keluar. Contohnya adalah kadal dan ikan hiu. Anak itik menetas dari telur, itik termasuk hewan ovipar. Berikut ini beberapa contoh reproduksi seksual pada hewan. 1. Reproduksi pada Ikan Ikan termasuk hewan yang bersifat ovipar. Ikan tidak mempunyai organ perkawinan. Pembuahan terjadi diluar tubuh, yaitu di dalam air. Sekali bertelur ikan mampu menghasilkan ribuan telur yang tidak dilindungi oleh cangkang. Telur yang telah dibuahi selanjutnya ada yang dibiarkan terapung-apung dalam air, ada yang ditempatkan dalam sarang dan dijaga oleh induknya, ada yang ditempelkan pada tanaman dalam air, serta ada pula yang disimpan di dalam rongga mulut induk betinanya seperti pada mujaer. Alat kelamin jantan terdiri dari sepasang testis berwarna putih. Sperma dialirkan melalui saluran vas deferens yang bermuara di lubang urogenital. Lubang urogenital merupakan lubang yang dipakai untuk keluarnya urin dan sperma. Alat kelamin betina terdiri dari sepasang ovarium. Ovarium menghasilkan sel telur. Sel telur dikeluarkan melewati oviduk dan kemudian dialirkan ke lubang urogenital. Setelah ikan betina mengeluarkan sel telur di sembarang tempat atau di tempat tertentu, maka akan diikuti oleh ikan jantan dengan mengeluarkan sperma.



9



Gambar 2.6 a. alat kelamin jantan pada ikan, b. alat kelamin betina pada ikan



2. Reproduksi pada Katak Katak termasuk hewan amfibi yang hidup di darat dan air. Pembuahan katak terjadi secara eksternal yang dilakukan di air. Katak bersifat ovipar atau bertelur. Alat kelamin jantan terdiri dari sepasang testis yang berwarna putih kekuningan.



Gambar 2.7 a. alat kelamin jantan katak, b. alat kelamin betina katak



Testis menghasilkan sperma. Sperma melewati vas efferentia dan menuju kloaka. Kloaka merupakan tempat keluarnya sperma, saluran urin, dan sisa pembuangan makanan. Alat kelamin betina terdiri dari sepasang ovarium yang menghasilkan sel telur. Telur melewati oviduk dan menuju kloaka. Pada saat kawin (kopulasi), katak jantan akan naik ke punggung katak betina. Dengan jarinya, katak jantan menekan katak betina sehingga katak betina mengeluarkan sel telur ke dalam air. Saat keluarnya telur, katak jantan akan mengeluarkan spermanya. Terjadilah pembuahan sel telur di dalam air dan akan berkembang menjadi zigot. Telur yang telah dibuahi setelah enam hari telur akan menetas menghasilkan berudu atau kecebong. Berudu hidup di dalam air dan bernafas dengan insang. Setelah mengalami metamorfosis selama 1- 3 bulan, ia akan berubah bentuk menjadi katak.Pada umur satu tahun katak telah menjadi dewasa. 10



3. Reproduksi pada Reptilia Umumnya reptilia bersifat ovipar, walaupun ada sebagian yang ovovivipar. Pada reptilia jantan, alat kelaminnya terdiri dari sepasang testis, epididimis dan vas deferens. Memiliki alat kelamin khusus yang disebut hemipenis dan dikeluarkan melalui kloaka saat kawin. Sedangkan reptilia betina memiliki alat kelamin terdiri dari sepasang ovarium dan oviduk. Telur bermuara di oviduk. Pada reptil ovovivipar telur akan menetas dalam oviduk. Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina. Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah. Hewan reptil seperti kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-kura serta berbagai jenis buaya melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun mereka akan kembali ke daratan ketika meletakkan telurnya.



Gambar 2.8 a. alat kelamin jantan reptil, b. alat kelamin betina reptil



11



4. Reprouksi pada burung Burung berkembangbiak dengan cara bertelur (ovipar). Umumnya telur akan dierami hingga menetas. Embrio di dalam telur memerlukan suhu tertentu untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Alat kelamin burung jantan terdiri dari sepasang testis. Sperma yang dihasilkan testis akan menuju vas deferens dan kloaka. Sedangkan alat kelamin betina pada burung terdiri dari ovarium kiri dan oviduk.



Gambar 2.9 a. alat kelamin jantan pada burung, b. alat kelamin betina pada burung



Saat kawin, kloaka jantan dan betina saling mendekat sehingga ketika sperma keluar dari kloaka jantan akan langsung masuk ke kloaka betina sehingga sel telur dapat dibuahi. Telur burung mempunyai struktur sebagai berikut. a) Cangkang telur, terbuat dari zat kapur yang berpori untuk keluar masuknya udara. Di sebelah dalam cangkang terdapat dua buah membran yang pada salah satu ujungnya tidak saling melekat, sehingga terbentuk rongga udara. b) Albumen (putih telur), berupa cairan kental berwarna putih bening yang berfungsi sebagai cadangan makanan dan melindungi embrio dari guncangan. c) Kuning telur, terdapat di bagian tengah albumen. Pada kuning telur ini terdapat calon embrio. Agar kuning telur tetap pada posisinya, maka terdapat kalaza yang berfungsi menjaga posisi kuning telur. Pada saat telur dierami, embrio mulai tumbuh. Kuning telur dan putih telur diserap melalui pembuluh darah yang terbentuk mengelilingi kuning telur. Bagian-bagian yang berperan dalam mendukung pertumbuhan embrio adalah sebagai berikut. 12



Gambar 2.10 Embrio



a) Amnion, merupakan cairan ketuban yang terdapat pada suatu kantung tempat tumbuhnya embrio. b) Alantois, merupakan tempat penyimpanan hasil ekskresi, mengangkut O2 ke dalam embrio dan CO2 keluar dari embrio. c) Tali pusat, yaitu bagian yang menghubungkan kuning telur dengan alantois. 5. Reproduksi pada mamalia Semua jenis mamalia, misalnya sapi, kambing dan marmut merupakan hewan vivipar (kecuali Platypus). Mamalia jantan dan betina memiliki alat kelamin luar, sehingga pembuahannya bersifat internal. Sebelum terjadi pembuahan internal, mamalia jantan mengawini mamalia betina dengan cara memasukkan alat kelamin jantan (penis) ke dalam liang alat kelamin betina (vagina). Ovarium menghasilkan ovum yang kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju uterus. Setelah uterus, terdapat serviks (liang rahim) yang berakhir pada vagina.



Gambar 2.11 a. Alat kelamin tikus jantan b. Alat kelamin tikus betina



13



Testis berisi sperma, berjumlah sepasang dan terletak dalam skrotum. Sperma yang dihasilkan testis disalurkan melalui vas deferens yang bersatu dengan ureter. Pada pangkal ureter juga bermuara saluran prostat dari kelenjar prostat. Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang merupakan media tempat hidup sperma. Sperma yang telah masuk ke dalam serviks akan bergerak menuju uterus dan oviduk untuk mencari ovum. Ovum yang telah dibuahi sperma akan membentuk zigot yang selanjutnya akan menempel pada dinding uterus. Zigot akan berkembang menjadi embrio dan fetus. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan zigot menjadi fetus, zigot membutuhkan banyak zat makanan dan oksigen yang diperoleh dari uterus induk dengan perantara plasenta (ari-ari) dan tali pusar.



14



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Reproduksi pad hewan dibagi atas dua yaitu secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual terjadi tanpa adanya peleburan antara sel gamet jantan dan betina. Reproduksi aseksual terbagi atas 4 jenis yaitu: pembelahan biner, fragmentasi, pembentukan tunas, dan partenogenesis. Hewan yang bereproduksi secara aseksual ialah hewan tingkat rendah atau (Avertebrata) seperti planaria, plasmodium, hydra,dll. Reproduksi seksual terjadi dengan peleburan sel gamet jantan dan betina Perkembangbiakan secara seksual pada hewan melibatkan alat reproduksi, sel kelamin/gamet jantan dan gamet betina, serta proses pembuahan atau fertilisasi. Pembuahan pada hewan ada dua jenis, yaitu pembuahan yang terjadi di dalam tubuh induk betina dan pembuahan yang terjadi di luar tubuh. Pembuahan di dalam tubuh induk betina disebut fertilisasi internal. Sedangkan pembuahan di luar tubuh induk betina disebut fertilisasi eksternal. Proses perkembangan dan kelahiran embrio dibagi atas tiga bagian yaitu ovipar (bertelur), vivipar (melahirkan), dan ovovivipar (bertelur-malahirkan).



Hewan



Invertebrata yang dikelompokkan atas amfibi, pisces, reptilia, aves, dan mamalia memiliki alat dan cara reproduksi yang berbeda-beda.



3.2 Saran Semoga makalah yang kani susun ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, dan dapat memberikan pengetahuan tentang reproduksi hewan baik invertebrata mapun Avertebrata. Kami mengetahui bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi penulisan, bahasa, dan lain sebagainya. Untuk itu, saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat kami harapkan agar dapat terciptanya makalah yang baik yang dapat memberi pengetahuan kepada pembaca.



15



DAFTAR PUSTAKA Risma Febryanti. (2012). “Sistem Reproduksi Hewan”.[14 September 2017] Amazine. (2010). “4 Metode Reproduksi Aseksual” [14 September 2017] Harlinda Sofyan S,Si. M,Pd. “Sistem Reproduksi Hewan dan Manusia” [15 September 2017]



16