Makalah Sejarah Sistem Informasi Keperawatan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN



Oleh



1. Putu Defri Githayani



(P07120219062)



2. Ni Kadek Tika Diyanti



(P07120219072)



3. Kadek Melinda Sukmadewi



(P07120219073)



4. Ni Made Winda Permatasari



(P07120219076)



S.Tr Keperawatan / 2B KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN 2020/2021



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas berupa makalah yang berjudul " Makalah Sejarah Sistem Informasi di Bidang Keperawatan”. Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna dan masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun di harapkan agar dapat memperbaiki kesalahan, dan demi kemajuan dimasa yang akan datang. Semoga Makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.



Denpasar, 14 Januari 2021



Penyusun,



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................. ................................................. i DAFTAR ISI................................................................................ ................................................. ii BAB I PENDAHULUAN ........................................................... ..................................................1 1.1 Latar Belakang ........................................................... ..................................................1 1.2 Rumusan Masalah ....................................................... ..................................................1 1.3 Tujuan Masalah ........................................................... ..................................................1 BAB II PEMBAHASAN ............................................................. ..................................................2 2.1 Pengertian Sistem Informasi Keperawatan ................ ..................................................2 2.2 Sejarah Sistem Informasi Keperawatan ....................... ..................................................2 2.3 Sejarah Sistem Informasi Keperawatan Di Indonesia . ..................................................4 2.4 Perkembangan Sistem Informasi dalam Keperawatan…………………………...……7 2.5. Fungsi Sistem Informasi Keperawatan ....................... ..................................................9 2.5 Keuntungan Menggunakan Sistem Informasi Kperawatan ..........................................10 BAB III PENUTUP ..................................................................... ................................................11 3.1 KESIMPULAN ............................................................. ................................................11 DAFTAR PUSTAKA ................................................................. ................................................12



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga keperawatan merupakan tombak dalam pelayanan kesehatan, karena memiliki proporsi yang paling besar dan melakukan asuhan secara konperhensif kepada pasien selama 24 jam, karenanya seorang perawat harus dapat memberi pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai dengan standar asuhan keperawatan, mulai dari pengkajian sampai dengan Evaluasi. Salah satu yang penting dilakukan adalah pendokumetasikan asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan pada pasien. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknoloi yang sangat pesat akhir –akhir ini, sangat pempengaruhi tuntunan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Hal ini karena dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut maka masyarakat mudah mendapat informasi tentang kesehatan. Sehingga pengetahuan masyarakat tentang kesehatan meningkat. Dengan semakin pesatnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi bagi penyedia layanan kesehatan maupun organisasi kesehatan,ektifitasnya justru mulai dipertanyakan.data dan informasi kesehatan tersebar memn\bentuk pulau – pulau informasi yang saling tertutup di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan dan organisasi kesehatan. Pertukaran dan komunikasi dan lintas organisasi terbentur kendala standarisasi dan interoperabilitas system. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Sistem Informasi Keperawatan ? 2. Bagaimana sejarah Sistem Informasi Keperawatan ? 3. Bagaimana sejarah Sistem Informasi Keperawatan di Indonesia ? 1.3 Tujuan Masalah 1. Mengetahui pengertian Sistem Informasi Keperawatan 2. Mengetahui sejarah Sistem Informasi Keperawatan 3. Mengetahui sejarah Sistem Informasi Keperawatan di Indonesia



1



BAB II PEMBAHASAN



2.1. Pengertian Sistem Informasi Keperawatan Sistem informasi keperawatan adalah gabungan perangkat dan prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data sampai pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan, kemudian pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan (Ball & Hannah, 2011). Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu informasi dan ilmu keperawatan yang disusun untuk memudahkan manajemen dan proses pengambilan informasi dan pengetahuan yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan (Gravea & Cococran,1989). Sedangkan menurut ANA (Vestal, Khaterine, 1995) sistem informasi keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data, informasi dan pengetahuan tentang standar dokumentasi, komunikasi, mendukung proses pengambilan keputusan, mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan baru, meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan dan memberdayakan pasien untuk memilih asuhan kesehatan yang diinginkan. 2.2. Sejarah Sistem Informasi Keperawatan Teknologi komputer telah dikenal sekitar lima puluh tahun yang lalu. Rumah sakit lambat dalam menangkap revolusi komputer. Perawat juga mengalami keterlambatan mendapatkan manfaat dari komputer, usaha pertama dalam menggunakan komputer oleh perawat terjadi pada akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an, penggunaannya mencakup automatisasi catatan perawat untuk menjelaskan status, perawatan pasien, penyimpanan hasil sensus dan gambaran staf keperawatan untuk analisa kecenderungan masa depan staf. Teknologi informasi pertama kali diterapkan di rumah sakit El Camino, California pada akhir tahun 1960-an. Di masa itu, komputer digunakan untuk mengolah seluruh data klien yang diperoleh selama klien dirawat di rumah sakit. Tahun 1970-an banyak institusi 2



kesehatan mengembangkan Sistem Informasi Manajemennya (SIM) dengan menggunakan komputer. Pada tahun 1980-an dibuat software khusus keperawatan untuk mempermudah pendokumentasian yang dikenal dengan istilah Computer based Patient Record System (CPRS). Di tahun tersebut, microcomputer atau Personal Computer (PC) juga diciptakan. Hal tersebut menjadikan penggunaan komputer lebih mudah dilakukan oleh perawat maupun praktisi kesehatan lainnya. (Saba&McCormick, 1996 dalam Craven&Hirle, 2000) Sistem perawatan kesehatan masa depan akan semakin berkembang dengan penggunaan teknologi dan informasi. Teknologi akan membantu perawat untuk mengelola informasi dan membuat keputusan tentang perawatan. Selain itu teknologi informasi juga dapat meningkatkan kemanan dan keselamatan pasien, serta dapat mencegah kesalahan dengan melaksanakan fungsi pengambilan keputusan yang tidak tepat. Beberapa tren teknologi informasi terjadi dalam dunia keperawatan. Sejak abad 20 ketika penggunaan teknologi komputer berkembang pesat, dengan semakin banyaknya komputer milik pribadi lengkap dengan fasilitas internetnya. Perkembangan teknologi informasi ini sangat membantu klien mendapat informasi tentang kesehatan yang bisa diakses kapan saja. Pemanfaatan teknologi informasi yang sangat penting dalam bidang keperawatan salah satunya yaitu personal health record. Membuat dan menyusun data informasi pasien dalam suatu buku atau lembar tidak selalu mudah, apalagi jika ada informasi-informasi baru yang perlu ditambahkan untuk melengkapi laporan sebelumnya, maka ini akan menjadi suatu pekerjaan yang cukup rumit untuk dapat menyusun informasi ini dengan cara yang baik. Informasi tentang pasien yang biasanya disimpan dalam bentuk dokumen tertulis sekarang sudah ada aplikasi teknologi berbasis data. Perkembangan teknologi dan Teknologi komputer dapat dijadikan sebagai alat yang penting dalam usaha menjaga kontinuitas dan koordinasi asuhan (Stevent, 1999). Semua data informasi pasien yang sekarang masih dituliskan di atas kertas, dapat diolah dan disimpan dalam komputer. Segala informasi yang ada tentang pasien misalnya seperti pemakaian obatobatan pasien secara keseluruhan, hubungan antara pemakaian obat-obatan dan pemeriksaan laboratorium, rencana perawatan, dan lain sebagainya dapat diolah dalam sebuah komputer.



3



2.3 Sejarah Sistem Informasi Keperawatan di Indonesia Awal mula sistem yang digunakan dalam pencatatan dan administrasi di rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya masih menggunakan sistem yang manual atau pencatatan, dengan segala risiko terfatal adalah kehilangan data pasien. Namun seiring berjalan nya zaman dan berkembang pesatnya teknologi membuat sistem informasi kesehatan pun terus berkembang. Perkembangan sistem informasi kesehatan di Indonesia diawali dengan sebuah sistem informasi rumah sakit yang berbasis komputer (Computer Based Hospital Information System) yang dinovatori oleh Rumah Sakit Husada pada akhir dekade 80’an. Beriringan dengan hal itu Departemen Kesehatan juga mengembangkan sistem informasi kesehatan berbasis komputer dengan dibantu oleh proyek luar negeri dengan bantuan beberapa tenaga ahli dari Universitas Gadjah Mada. Namun perjuangan diawal ini mengalami kemerosotan, hal ini dilihat dari segi perencanaan yang tidak tersusun dengan baik yaitu identifikasi faktor penentu keberhasilan masih sangat tidak lengkap juga tidak menyeluruh. Di Indonesia , sejak 2000-an, pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung asuhan keperawatan sudah mulai diwacanakan. Pada tahun 2002, RS Charutas Palembang mulai membuat model dokumentasu asuhan keperawatannya dengan menggunakan komputer. Pada tahun 2004, RS Fatmawati juga membuat model yang hampir sama dengan RS Charitas Palembang. Hal ini merupakan trobosan yang bagus bagi kualitas pelayanan keperawatan di Indonesia. Perkembangan pemanfaatan PDA (Personal Digital Assistant) di dunia keperawatan Indonesia nampaknya masih sangat minim, berbeda dengan di luar negeri yang sudah berkembang pesat. Kemungkinan faktor penghambatnya yaitu kurang terpaparnya perawat Indonesia dengan teknologi informatika khususnya PDA, masih bervariasinya tingkat pengetahuan dan pendidikan perawat, dan belum terintegrasinya sistem informasi. Pendokumentasian Keperawatan umumnya menggunakan pendokumentasian tertulis. Pemerintah Indonesia sudah memiliki visi tentang sistem informasi kesehatan nasional, yaitu Reliable Health Information 2010 (Depkes, 2001). Pada perencanaannya sistem informasi kesehatan akan di bangun di Rumah Sakit kemudian di masyarakat, Tetapi pelaksanaan belum optimal. (PDA) memiliki kemampuan untuk membuat informasi berbasis bukti yang tersedia untuk perawat kapan dan di mana saja mereka membutuhkannya. PDA memiliki potensi untuk 4



mengurangi kesalahan dalam pengobatan dengan menyediakan sumber referensi portabel dan nyaman bagi penyedia layanan kesehatan. Penelitian terhadap etiologi kesalahan pengobatan telah menunjukkan bahwa sebagian besar kesalahan terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang status kesehatan pasien dan / atau kurangnya pengetahuan tentang obat yang diresepkan (Leape et al, 1995). Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia telah dan akan mengalami 3 pembagian masa sebagai berikut : a. Era Manual (sebelum 2005) b. Era Transisi (tahun 2005 – 2011) c. Era Komputerisasi (mulai 2012) Masing-masing Era Sistem Informasi Kesehatan memiliki karakteristik yang berbeda sebagai bentuk adaptasi dengan perkembangan zaman (kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi - TIK). a. Era Manual •



Aliran data terfragmentasi. Aliran data dari sumber data (fasilitas kesehatan) ke pusat melalui berbagai jalan.







Data dan Informasi dikelola dan disimpan oleh masing-masing Unit di Departemen Kesehatan.







Bentuk data : agregat.







Sering terjadi duplikasi dalam pengumpulan data.







Sangat beragamnya bentuk laporan.







Validitas diragukan.







Data sulit diakses.







Karena banyaknya duplikasi, permasalahan kelengkapan dan validitas, maka data sulit dioah dan dianalisis.







Pengiriman data masih banyak menggunakan kertas sehingga tidak ramah lingkungan.



b. Era Transisi •



Komunikasi data sudah mulai terintegrasi (mulai mengenal prinsip 1 pintu, walau beberapa masih terfragmentasi).







Sebagian besar data agregat dan sebagian kecil data individual. 5







Sebagian data sudah terkomputerisasi dan sebagian masih manual.







Keamanan dan kerahasiaan data kurang terjamin.



c. Era Komputerisasi •



Pemanfaatan data menjadi satu pintu (terintegrasi).







Data individual (disagregat).







Data dari Unit Pelayanan Kesehatan langsung diunggah (upload) ke bank data di pusat (e-Health).







Penerapan teknologi m-Health dimana data dapat langsung diunggah ke bank data.







Keamanan dan kerahasiaan data terjamin (memakai secure login).







Lebih cepat, tepat waktu dan efisien.







Lebih ramah lingkungan. Pemerintah Indonesia sendiri sudah memiliki visi tentang sistem informasi kesehatan



nasional, yaitu Reliable Health Information 2010 (Depkes,2001). Pada Informasi kesehatan andal tersebut telah direncanakan untuk membangun system informasi di pelayanan kesehatan dalam hal ini Rumah sakit dan dilanjutkan di pelayanan di masyarakat, namun pelaksanaannya belum optimal. Sistem informasi manajemen keperawatan sampai saat ini juga masih sangat minim di rumah sakit Indonesia. Padahal sistem Informasi manajemen asuhan keperawatan mempunyai banyak keuntungan jika dilihat dari segi efisien, dan produktifitas. Karena dengan sistem dokumentasi yang berbasis komputer pengumpulan data dapat dilaksanakan dengan cepat dan lengkap. Data yang telah disimpan juga dapat lebih efektive dan dapat menjadi sumber dari penelitian, dapat melihat kelanjutan dari edukasi ke pasien, melihat epidemiologi penyakit serta dapat memperhitungkan biaya dari pelayanan kesehatan.(Liaw,T. 1993). Selain itu dokumentasi keperawatan juga dapat tersimpan dengan aman. Akses untuk mendapat data yang telah tersimpan dapat dilaksanakan lebih cepat dibandingkan bila harus mencari lembaran kertas yang bertumpuk di ruang penyimpanan. Menurut Herring dan Rochman (1990) diambil dalam Emilia, 2003: beberapa institusi kesehatan yang menerapkan system komputer, setiap perawat dalam tugasnya dapat menghemat sekitar 20-30 menit waktu yang dipakai untuk dokmuntasi keperawatan dan meningkat keakuratan dalam dokumentasi keperawatan.



6



Sistem informasi manajemen berbasis komputer dapat menjadi pendukung pedoman bagi pengambil kebijakan/pengambil keputusan di keperawatan/Decision Support System dan Executive Information System.(Eko,I. 2001) Informasi asuhan keperawatan dalam sistem informasi manajemen yang berbasis komputer dapat digunakan



dalam menghitung



pemakaian tempat tidur /BOR pasien, angka nosokomial, penghitungan budget keperawatan dan sebagainya. Dengan adanya data yang akurat pada keperawatan maka data ini juga dapat digunakan untuk informasi bagi tim kesehatan yang lain. Sistem Informasi asuhan keperawatan juga dapat menjadi sumber dalam pelaksanaan riset keperawatan secara khususnya dan riset kesehatan pada umumnya.



(Udin, and Martin, 1997)



Sistem Informasi manajemen (SIM) berbasis komputer banyak kegunaannya, namun pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen di Indonesia masih banyak mengalami kendala. Hal ini mengingat komponen-komponen yang ada dalam sistem informasi yang dibutuhkan dalam keperawatan masih banyak kelemahannya. Memutuskan untuk menerapkan sistem informasi manajemen berbasis komputer ke dalam sistem praktek keperawatan di Indonesia tidak terlalu mudah. Hal ini karena pihak manajemen harus memperhatikan beberapa aspek yaitu struktur organisasi keperawatan di Indonesia, kemampuan sumber daya keperawatan, sumber dana, proses dan prosedur informasi serta penggunaan dan pemanfaatan bagi perawat dan tim kesehatan lain. Contoh penerapan sistem informasi di Indonesia antara lain, yaitu yang telah dilakukan di RSUD Banyumas, SIMK di RSUD tersebut dikembangkan oleh Jasun seorang sarjana keperawatan lulusan FIK UGM. Jasun mengembangkan sistem informasi keperawatan dengan berpedoman pada NANDA,NIC, dan NOC.



2.4.Perkembangan Sistem Informasi dalam Keperawatan Perkembangan teknologi informasi yang sudah dikembangkan dalam bidang keperawatan di dunia internasional adalah Mobile Nursing Information System, Nursing Home Clinical System, Informatic Telephone Triage Nursing, SisEnf dan masih banyak lagi teknologi informasi keperawatan yang sudah berjalan di luar negeri. Dari semua teknologi informasi yang dikembangkan tujuanya adalah untuk memberikan kemudahan pada perawat dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. 1. Mobile Nursing Information System (MNIS) 7



Perawat adalah seorang informasi yang intensif. Perawat menangani informasi perawatan pasien selama setiap dinas. Namun sebagian besar NIS (nursing information system) yang konvensional ditempatkan di dekat nurse station. Sementara memberikan perawatan kepada pasien mereka, perawat biasanya merekam informasi pengolahan secara manual di atas kertas. Jika perawat perlu untuk memasukkan atau mengambil informasi dari catatan perawatan dalam pengambilan keputusan, mereka harus menghentikan proses pelayanan keperawatan dan kembali ke nurse station. Oleh karena itu jenis offline layanan komputer yang disediakan oleh NIS konvensional tidak memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan rawat inap. Teknologi seluler yang tersedia saat ini telah diakui sebagai alat yang tepat untuk mengelola dan mengakses informasi klinis di titik perawatan. Mobile Nursing Information System diproduksi paling terintegrasi dengan komputer dan jaringan komunikasi. Sistem ini menawarkan portabilitas perawat dan akses mobile ketika informasi yang dibutuhkan. Komputer portabel komputer laptop, komputer tablet, atau personal digital assistant (PDA) Wireless komunikasi dan jaringan memungkinkan komputer mobile untuk mengakses data dalam sistem informasi rumah sakit (HIS) online tanpa kabel. Sementara penelitian mengenai MNIS telah menunjukan hubungan yang signifikan dengan teknologi informasi dalam praktik keperawatan Definisi PDA (Personal Digital Assistants) adalah sebuah alat komputer genggam portable, dan dapat dipegang tangan yang didesain sebagai organizer individu, namun terus berkembang sepanjang masa (Koeniger-Donohue, 2008) Pada aplikasi klinis yang sudah digunakan adalah referensi tentang obat. PDA dengan mudah dapat menariknya keluar ketika butuh pengingat cepat tindakan obat, intervensi, diagnosis. Diagnosis keperawatan sangat membantu menghubungankan antara teoretis dan praktis (Fisher & Koren, 2007). Bahkan sebuah PDA dengan pemindai barcode/gelang data, saat ini sudah tersedia. PDA semacam ini memungkinkan tenaga kesehatan untuk memindai gelang barcode/gelang data pasien guna mengakses rekam medis mereka, seperti obat yang tengah dikonsumsi, riwayat medis, dan lain-lain (Joan, Dionne, & Jia Joyce, 2006). 2. Nursing Home Clinical System Sistem OneTouch teknologi sebelumnya tidak tersedia untuk perawatan di rumah dan merupakan pergeseran dari manual kertas pena ke metode digital. Pengumpulan data baru ini memiliki efek positif pada kualitas pribadi perawatan dengan meningkatkan deteksi masalah 8



penduduk melalui alert otomatis. Bukti efek positif dari otomatisasi ditemukan dalam praktek kritis menggunakan tanda untuk meningkatkan evaluasi pasien yang spesifik dan keputusan klinis. OneTouch mengintegrasikan teknologi khusus yang digunakan untuk melacak secara elektronik perawatan di rumah, PDA di samping tempat tidur untuk data perawatan masuk, dan teknologi wireless melalui perangkat lunak untuk mendukung CDSS (Clinical Decission Suport System). Modul Bed side ini dirancang untuk menyediakan kelengkapan, dokumentasi yang diverifikasi dan interaktivitas dari item tertentu dalam catatan klinis. Pengguna nursing home clinical system sebelumnya menunjukkan bahwa jenis sistem dokumentasi bed-side ini memberikan manfaat penyedia perawatan kesehatan. Mereka bisa melihat banyak hal tentang perawatan pada penduduk secara bersamaan dari beberapa daerah di fasilitas dan kemudian melacak informasi pelayanan penduduk yang nantinya dikembalikan ke penyedia layanan tersebut. Informasi yang disediakan termasuk hal-hal penting seperti tanda-tanda klinis, pesan antara perawat, item rencana perawatan, perintah aktif dari dokter, dan perawatan.



2.5.Fungsi Sistem Informasi Keperawatan Konseptual model dalam sistem informasi keperawatan berdasarkan 4 fungsi utama dalam praktik keperawatan klinik dan administratif : 1. Proses Perawatan Pasien Proses perawatan pasien adalah apa yang telah dilakukan oleh perawat kepada pasien yaitu: pengkajian, diagnosa keperawatan, jadwal perawatan dan pengobatan, catatan keperawatan, pola makan, prospektif, beban kerja , administrasi pasien. 2. Proses Managemen Bangsal Aktivitas yang berhubungan dengan fungsi bangsal untuk secara efektif menggunakan menggunakan sumber dalam merencanakan objek secara spesifik. Mentransformasikan informasi pada manajemen yang berorientasi informasi dalam pengambilan keputusan: jaminan kualitas, sudut pandang aktivitas di bangsal keperawatan, jadwal dinas karyawan, manajemen perseorangan, perencanaan keperawatan, manajemen inventarisasi dan penyediaan sarana dan prasarana, manajemen finansial, kontroling terhadap infeksi. 3. Proses Komunikasi



9



Seluruh aktivitas dikonsentrasikan pada komunikasi pada pasien dan subjek lain yang memiliki hubungan dengan subjek pengobatan, perjanjian dan penjadwalan, review data, transformasi data, dan segala bentuk pesan. 4. Proses Pendidikan dan Penelitian Pendokumentasian fungsi dan prosedural. 2.6.Keuntungan Menggunakan Sistem Informasi Keperawatan a. Penghematan biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan b. Penghematan ruangan karena tidak dibutuhkan tempat yang besar dalam penyimpanan arsip. c. Penyimpanan data pasien menjadi lebih lama. d. Membantu dalam mencari informasi yang cepat sehingga dapat membantu pengambilan keputusan secara cepat Sedangkan menurut Holmes (2003,dalam Sitorus 2006), terdapat keuntungan utama dari dokumentasi berbasis komputer yaitu: a. Standarisisasi: terdapat pelaporan data klinik yang standar, mudah dan cepat diketahui. b. Kualitas: meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus meningkatkan waktu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. c. Accessebility, legibility: mudah membaca dan mendapat informasi klinik dari pasien dalam satu lokasi.



10



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Sistem informasi keperawatan adalah gabungan perangkat dan prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data sampai pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan, kemudian pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan (Ball & Hannah, 2011). Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu informasi dan ilmu keperawatan yang disusun untuk memudahkan manajemen dan proses pengambilan informasi dan pengetahuan yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan (Gravea & Cococran,1989). Perkembangan sistem informasi kesehatan di Indonesia diawali dengan sebuah sistem informasi rumah sakit yang berbasis komputer (Computer Based Hospital Information System) yang dinovatori oleh Rumah Sakit Husada pada akhir dekade 80’an.



11



DAFTAR PUSTAKA Damanik, Rani.2015.Efektifitas Sistem Informasi dalam Proses Dokumentasi Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit Swasta Kota Medan [Tesis].Medan : Universitas Sumatra Utara Putra, Candra Syah.2019.Peranan Teknologi Informasi dalam Pelayanan Keperawatan Di Rumah Sakit.Jurnal SIMTIKA, Vol 2 No 3. Diperoleh dari : http://ejournal.undhari.ac.id/index.php/simtika/article/download/54/22/ Perkembangan Dokumentasi Keperawatan. Diakses dari : www.poltekkeskupang.ac.id (9 Januari 2021) Sejarah Teknologi Informasi di Keperawatan. Diakses dari: https://dokumen.tips/amp/documents/sejarah-teknologi-informasi-di-keperawatan.html (9 Januari 2021) Agave, Queen. Teknik Dokumentasi dan Pelaporan dalam Tataran Klinik. Tersedia online pada osf.io. diakses pada tanggal 12 Januari 2021 Kusumadwi, Feny. Perkembangan Teknologi Informatika dalam Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit dan Komunitas. [karya ilmiah]Tersedia Onlline pada https://studylibid.com/doc/232406/tugas-karya-ilmiah---pelayanan-kesehatan-dankeperawatan. Diakses pada tanggal 13 Januari 2021



12