Makalah Seni Budaya [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH SENI BUDAYA



DISUSUN OLEH : -



ALYA HUWAIDA IRAWAN ALYA RACHMA DITHA DINI FITRIANI KEISHA AILEEN ANANDIA RULLY ZAIDAN



SMP NEGERI 1 KUNINGAN TAHUN AJARAN 2018-2019 Kata pengantar Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Kuasa, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, makalah yang berjudul “MAKALAH SENI BUDAYA” ini dapat kami selesaikan. Penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang macammacam Seni Budaya musik daerah Sumatera. Dalam pembuatan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Drs. Cecep Amelia selaku guru pembimbing kami dalam pelajaran seni budaya yang telah berkenan mengizinkan pembuatan makalah ini. Selain itu, ucapan terima kasih juga kami tujukan kepada kedua orang tua dan teman-teman kami yang telah memberikan do’a, dorongan, serta bantuan sehingga kami termotivasi agar makalah yang sederhana ini dapat kami selesaikan. Demikian, makalah ini kami hadirkan dengan segala kelebihan dan kekurangan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini, sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi pembaca.



Kuningan, 31 Juli 2018 Kelompok 1 Seni Budaya



DAFTAR ISI Bab 1 : Pendahuluan................................................. A. Pengertian................................................... B. Fungsi........................................................... C. Manfaat................................................... Bab 2 : Pembahasan.......................................



BAB I PENDAHULUAN A.



PENGERTIAN Musik tradisional adalah musik yang hidup di masyarakat secara turun temurun, dipertahankan sebagai sarana hiburan. Tiga komponen yang saling mempengaruhi di antaranya Seniman, musik itu sendiri dan masyarakat penikmatnya. o Sedangkan maksudnya untuk memper-satukan persepsi antara pemikiran seniman dan masyarakat tentang usaha bersama dalam mengembangkan dan melestarikan seni musik tradisional. Menjadikan musik trasidional sebagai perbendaharaan seni di masyarakat sehingga musik tradisional lebih menyentuh pada sektor komersial umum. o Musik tradisional adalah musik yang hidup di masyarakat secara turun temurun, dipertahankan sebagai sarana hiburan. Tiga komponen yang saling mempengaruhi di antaranya Seniman, musik itu sendiri dan masyarakat penikmatnya. Sedangkan maksudnya untuk memper-satukan persepsi antara pemikiran seniman dan masyarakat tentang usaha bersama dalam mengembangkan dan melestarikan seni musik tradisional. Menjadikan musik trasidional sebagai perbendaharaan seni di masyarakat sehingga musik tradisional lebih menyentuh pada sektor komersial umum. Pengertian Musik Tradisional atau Musik Nusantara Musik Nusantara adalah seluruh musik yang berkembang di Nusantara ini, yang menunjukkan atau menonjolkan ciri keindonesiaan, baik dalam bahasa maupun gaya melodinya. Musik Nusantara terdiri dari musik tradisi daerah, musik keroncong, musik dangdut, musik langgam, musik gambus, musik perjuangan, dan musik pop.



1 Ragam Musik Nusantara Ragam musik di Indonesia dapat dibedakan atas musik tradisi, musik keroncong, musik dangdut, musik perjuangan, dan musik pop. Musik Daerah/Tradisional Musik daerah atau musik tradisional adalah musik yang lahir dan berkembang di daerah- daerah di seluruh Indonesia. Ciri khas pada jenis musik ini teletak pada isi lagu dan instrumen (alat musiknya). Musik tradisi memiliki karakteristik khas, yakni syair dan melodinya menggunakan bahasa dan gaya daerah setempat. Indonesia adalah sebuah negara yang terdiri dari ribuan pulau yang terbentang dari Papua hingga Aceh. Dari sekian banyaknya pulau beserta dengan masyarakatnya tersebut lahir, tumbuh dan berkembang. Seni tradisi yang merupakan identitas, jati diri, media ekspresi dari masyarakat pendukungnya. Hampir diseluruh wilayah Indonesia mempunyai seni musik tradisional yang khas. Keunikan tersebut bisa dilihat dari teknik permainannya, penyajiannya maupun bentuk/organologi instrumen musiknya. Hampir seluruh seni tradisional Indonesia mempunyai semangat kolektivitas yang tinggi sehingga dapat dikenali karakter khas orang/masyarakat Indonesia, yaitu ramah dan sopan. Namun berhubung dengan perjalanan waktu dan semakin ditinggalkanya spirit dari seni tradisi tersebut, karekter kita semakin berubah dari sifat yang menjunjung tinggi nilainilai kebersamaan menjadi individual/egoistis. begitu banyaknya seni tradisi yang dimiliki bangsa Indonesia, maka untuk lebih mudah mengenalinya dapat di golongkan menjadi beberapa kelompok yaitu alat musik/instrumen perkusi, petik dan gesek.



2



B.



FUNGSI Fungsi Musik Nusantara Secara umum, fungsi musik bagi masyarakat Indonesia antara lain sebagai sarana atau media upacara ritual, media hiburan, media ekspresi diri, media komunikasi, pengiring tari, dan sarana ekonomi. Sarana upacara budaya (ritual) Musik di Indonesia, biasanya berkaitan erat dengan upacara- upacara kematian, perkawinan, kelahiran, serta upacara keagamaan dan kenegaraan. Di beberapa daerah, bunyi yang dihasilkan oleh instrumen atau alat tertentu diyakini memiliki kekuatan magis. Oleh karena itu, instrumen seperti itu dipakai sebagai sarana kegiatan adat masyarakat.



Sarana Hiburan Dalam hal ini, musik merupakan salah satu cara untuk menghilangkan kejenuhan akibat rutinitas harian, serta sebagai sarana rekreasi dan ajang pertemuan dengan warga lainnya. Umumnya masyarakat Indonesia sangat antusias dalam menonton pagelaran musik. Jika ada perunjukan musik di daerah mereka, mereka akan berbondongbondongmendatangi tempat pertunjukan untuk menonton. Sarana Ekspresi Diri Bagi para seniman (baik pencipta lagu maupun pemain musik), musik adalah media untuk mengekspresikan diri mereka. Melalui musik, mereka mengaktualisasikan potensi dirinya. Melalui musik pula, mereka mengungkapkan perasaan, pikiran, gagasan, dan cita- cita tentang diri, masyarakat, Tuhan, dan dunia. Sarana Komunikasi Di beberapa tempat di Indonesia, bunyi- bunyi tertentu yang memiliki arti tertentu bagi anggota kelompok masyarakatnya. Umumnya, bunyi- bunyian itu memiliki pola ritme tertentu, dan menjadi tanda bagi anggota masyarakatnya atas suatu peristiwa atau kegiatan. Alat yang umum digunakan dalam masyarakat Indonesia adalah kentongan, bedug di masjid, dan lonceng di gereja.



3 Pengiring Tarian Di berbagai daerah di Indonesia, bunyi- bunyian atau musik diciptakan oleh masyarakat untuk mengiringi tarian- tarian daerah. Oleh sebab itu, kebanyakan tarian daerah di Indonesia hanya bisa diiringi olehmusik daerahnya sendiri. Selain musik daerah, musik- musik pop dan dangdut juga dipakai untuk mengiringi tarian- tarian modern, seperti dansa, poco- poco, dan sebagainya. Sarana Ekonomi Bagi para musisi dan artis professional, musik tidak hanya sekadar berfungsi sebagai media ekspresi dan aktualisasi diri. Musik juga merupakan sumber penghasilan. Mereka merekam hasil karya mereka dalam bentuk pita kaset dan cakram padat (Compact Disk/CD) serta menjualnya ke pasaran. Dari hasil penjualannya ini mereka mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Selain dalam media kaset dan CD. Para musisi juga melakukan pertunjukan yang dipungut biaya. Pertunjukan tidak hanya dilakukan di suatu tempat, tetapi juga bisa dilakukan di daerah- daerah lain di Indonesia ataupun di luar Indonesia.



C.



MANFAAT Secara umum, manfaat seni musik dalam kehidupan sehari-hari dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Musik bermanfaat untuk menjaga kesehatan dan kekebalan tubuh Musik ternyata bersifat terapeutik dan menyembuhkan. Menurut Campbel, musik mampu menghasilkan stimulan yang bersifat ritmis. Stimulan ini kemudian ditangkap oleh pendengaran manusia dan diolah di dalam sistem saraf tubuh serta kelenjar otak yang mereorganisasikan intepretasi bunyi ke dalam ritme internal pendengarnya. Ritme internal ini memengaruhi metabolisme tubuh manusia sehingga prosesnya berlangsung dengan lebih baik. Metabolisme yang lebih baik akan mengakibatkan tubuh mampu membangun sistem kekebalan yang lebih baik. Dengan sistem kekebalan yang lebih baik, maka tubuh menjadi lebih tangguh terhadap kemungkinan serangan penyakit.



4 2. Musik dapat meningkatkan intelegensi Hal ini dapat terjadi karena rangsangan ritmis mampu meningkatkan fungsi kerja otak manusia. Ritme internal yang dihasilkan musik membuat saraf-saraf otak bekerja, rasa nyaman dan tenang yang distimulasi musik membuat fungsi kerja otak bekerja optimal. Apabil hal ini sering dilakukan, maka fungsi kerja otak manusia akan semakin prima, sehingga kemampuan berpikir menjadi lebih jernih dan tajam, serta bisa mencegah kepikunan (alzheimer). 3. Musik sebagai sarana relaksasi Musik bisa menimbulkan reaksi psikologis yang dapat mengubah suasana hati dan kondisi emosi, sehingga musik bermanfaat sebagai relaksasi yang dapat menghilangkan stres, mengatasi kecemasan, memperbaiki mood, dan menumbuhkan kesadaran spiritual. Kesadaran akan fitrah kemanusiaan yang tidak bisa lepas dari masalah, kesadaran akan keberadaan kekuatan Yang Maha Sempurna, sehingga timbul kepasrahan untuk berserah kepadaNya. Penyerahan diri inilah yang bisa mengurangi bahkan menghilangkan beban pikiran dan perasaan yang menekan. Rangsangan ritmis yang dihasilkan musik mampu membuat pikiran rileks, serta menimbulkan perasaan-perasaan positif, tenang, nyaman, dan optimis bahkan bahagia. 4. Musik sebagai alat dan media komunikasi antarmanusia Musik bermanfaat sebagai alat dan media komunikasi antarmanusia karena musik merupakan bahasa universal yang mampu memadukan perbedaan, menciptakan perdamaian, dan solidaritas kemanusiaan. Sejarah sering kali mencatatkan peran dan manfaat musik sebagai sarana pergaulan dan media komunikasi yang bisa dipahami semua orang, sekalipun tidak memahami bahasa tiap-tiap bangsa. Dalam kehidupan sehari-hari musik sering kali menjadi alat komunikasi dengan orang yang dicintai, mewakili perasaan hati, ungkapan kerinduan bahkan kemarahan. 5. Musik sebagai sarana pengiring tari/dansa Adanya unsur irama/ritme dalam musik, maka hal tersebut dapat memengaruhi perasaan seseorang untuk melakukan gerakan-gerakan indah dalam tari/dansa. Di Indonesia, musik banyak digunakan untuk mengiringi tarian tradisional. Di dunia Barat, musik juga berfungsi sebagai pengiring tari/dansa. Misalnya, musik waltz



digunakan untuk mengiringi tarian waltz, musik disko untuk tarian disko, begitu juga jenis musik yang lainnya, seperti tango, rumba, beguin, cha-cha, R & B, dan lainnya.



5 6. Musik sebagai sarana upacara keagamaan Dalam konteks keagamaan, musik dapat digunakan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Musik keagamaan bersifat sakral, dapat mengilhami penganut suatu agama untuk selalu mengingatNya, baik dalam upacara adat, upacara pernikahan, maupun upacara kematian. Biasanya, permainan musik religius ini ditampilkan di tempat-tempat ibadah.



6



BAB 2 PEMBAHASAN Pulau Sumatera dibagi menjadi 3 provinsi yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Sumatera Selatan.



A. Sumatera Utara Sumatera Utara terletak di pulau Sumatera dan ibukotanya Medan, Provinsi dengan 419 pulau ini menyimpan kekayaan alam yang sangat berlimpah. Dalam bidang seni rupa, Sumut lebih terkenal dengan rumah adatnya yang memadukan seni pahat dan ukir. Di Sumatera Utara-pun ada perbedaan antara seni tari yang bersifat magis (tarian sakral) dan ada juga yang bersifat hanya sekedar hiburan saja. Selain itu, di bidang arsitektur salah satu yang bisa saya sebutkan dari Sumut adalah berupa tenunan, salah satu kesenian menarik dari suku Batak.  Lagu Daerah Selanjutnya, budaya Sumatera Utara yang wajib Anda tahu adalah dari tentang kesenian lagu daerah. Seperti yang Anda tahu, masing-masing daerah memiliki lagu daerahnya masing-masing, tidak terkecuali untuk daerah Sumatera Utara. Sumatera Utara memiliki beberapa lagu daerah yang unik dan indah dengan nada khas dan bahasa yang khas juga. Sebut saja lagu Butet yang kini banyak dinyanyikan oleh anakanak di seluruh Nusantara. Umumnya pengenalan lagu dari masing-masing daerah yang ada di Nusantara dikenalkan sejak masih ada di bangku sekolah dasar. Hal ini akan rasa cinta terhadap tanah air menjadi semakin kokoh dan dalam. Selain lagu Butet tadi, Sumatera Utara juga masih mempunyai lagu-lagu daerah yang lainnya seperti Pantun Lama dan Sengko-Sengko. Ketiga lagu ini mempunyai nada segi bahasa yang menarik untuk Anda pelajari agar semakin dekat dengan kebudayaan Nusantara khususnya yang ada di Sumatera dengan mengenal kebudayaan Sumatera Utara ini.



Lagu Daerah Sumatera Utara: Anju Ahu. Butet. Cikala Le Pongpong. Dago Inang Sarge. Ketabo. Leleng Ma Hupaima. Lisoi. Madekdek Magambiri. Mariam Tomong. Nasonang Dohita Nadua.



Alat Musik Tradisional Sumatera Utara



Dari informasi yang saya peroleh, terdapat lebih dari 10 buah alat musik tradisional di Sumatera Utara yang bisa kita pelajari. Provinsi yang pada dulunya bernama Gouvernement van Sumatra ini memang memiliki kekayaan alam serta keragaman



suku-suku yang beredar juga memiliki alat musik tradisional yang sangatlah apik untuk kita pelajari. Fungsi alat musik tradisional Sumatera Utara beragam, ada musik yang biasa dimainkan di upacara-upacara adat yang diadakan, ada yang digunakan untuk mengiringi tarian adat dan lain-lain. Sebagai contoh bisa kita lihat alat musik tradisional Sumatera Utara Doli-Doli yang banyak di jumpai di daerah Nias.



1. Aramba



Dalam susunan Alat musik tradisional Sumatera Utara Aramba merupakan alat musik yang biasa dimainkan pada saat acara perkawinan. Aramba terbuat dari tembaga kuningan / logam perunggu, alat musik ini diyakini berasal dari Nias. Aramba dimainkan dengan cara dipukul pada bagian yang berbentuk bundar dan menonjol di bagian tengahnya, biasanya Aramba digantungkan pada seutas tali, bentuk alat musik ini mudah dikenali karena adanya bentuk bundar yang menonjol pada bagian atasnya. Aramba memiliki garis tengah 40 cm ~ 50 cm, sedangkan untuk Aramba yang digunakan keturunan bangsawan adalah Aramba Fatao dan Aramba Hongo yang bergaris tengah 60 cm ~ 90 cm. Jika dilihat sepintas, Aramba seperti memiliki 2 bagian, yakni bagian datar panjang dan bagian yang untuk dipukul, gambar alat musik tradisional Sumatera Utara tersebut seperti yang terlihat.



2. Doli-doli



Alat musik Doli-Doli sangatlah unik, secara sekilas mungkin akan ada orang yang beranggapan bentuknya menyerupai angklung, hanya saja cara memainkan dan memegangnya berbeda. Di daratan Melayu, masyarakat daerah sana mengenali DoliDoli dengan sebutan Kolintang



Doli-Doli terbuat dari 4 bilah kayu dan alat musik tradisional ini dimainkan dengan cara ditiup. Alat musik tradisional Sumatera Utara Doli-Doli, bisa anda jumpai di dearah Nias. Alat musik ini dimainkan bersamaan dengan alat musik tradisional yang lainnya seperti Aramba dan pakpak. 3. Druri Dana



Satu lagi alat musik tradisional Sumatera Utara yang dimainkan dengan cara dipukul, yakni Druri Dana, alat ini terbuat dari kayu yang dipotong dan dibentuk seperti gambar diatas. Druri dana merupakan alat musik yang mengeluarkan suara ketika bambu tersebut saling beradu. Druri Dana diyakini berasal dari pulau Nias, dan prinsip kerjanya seperti alat musik tradisional Angklung.



4. Faritia



Faritia terbuat dari bahan logam atau kuningan, alat musik tradisional ini termasuk golongan alat musik idiophone (alat musik yang menghasilkan suara dari getaran). Bentuk alat musik Faritia seperti Talempong dari Padang dan gamelan dari Jawa. Fatiria berbentuk bundar dengan diameter 23 cm dan ketebalannya 4 cm dengan bagian tengah yang menonjol untuk dipukul. Fatiria dimainkan dengan alat pemukul khusus yang disebut Simalambuo atau kayu Duria, kabarnya Fatiria merupakan alat barter pada jaman dulu yang dijadikan alat musik tradisional oleh masyarakat Nias. Faritia memang sangatlah mirip dengan Gong, hanyasaja ukurannya lebih kecil dibanding Gong. Cara memainkannya-pun juga sama seperti gong, dipukul dan nantinya akan mengeluarkan bunyi yang khas. 5. Garantung / Kolintang



Garantung adalah alat musik tradisional provinsi Sumatera Utara tepatnya Batak Toba, yang terbuat dari kayu dan bentuknya tertata rapi dan memiliki 5 bilah nada



yang fungsinya sebaga pembawa melodi. Garantung termasuk kedalam kelompok Xylophone (batang-batang yang menghasilkan nada) Selain sebagai pengiring melodi, Garantung juga dikenal sebagai penstabil ritme variable pada lagu-lagu tertentu dengan memainkannya dengan teknik Mamalu. Garantung terdiri dari 7 wilahan yang tersusun rapi, digantung diatas sebuah kotak yang berfungsi sekaligus resonatornya. Garantung dimainkan dengan menggunakan dua buah stik di tangan kiri dan kanan. Teknik yang digunakan pada umumnya ialah tangan kiri sebagai pembawa melodi dan ritme (memukul bagian tankai Garantung sekaligus saat memainkan sebuah lagu).



6. Gonrang



Gonrang merupakan hasil dari kesenian masyarakat Sumalungun yang mempunyai fungsi dalam masyarakat daerah tersebut. Gonrang terdiri dari beberapa alat musik yang masing-masingnya memiliki makna berbeda, Gonrang tidak mungkin bisa lepas dari kehidupan dan acara adat dalam budaya Simalungun. Dalam kesenian & kebudayaan Simalungun, Gonrang memiliki makna ganda yakni bersifat religi/sakral dan bersifat rekreatif (menghibur). Dikalangan masyarakat Simalungun, Gonrang merupakan alat musik utama yang pasti hadir dalam acara-acara penting seperti pernikahan, kematian, dan pesta adat namun sayangnya peranan dari alat musik ini sudah kurang diminati karena posisinya yang tergantikan dengan alat musik modern. 7. Gordang



Gonrang juga termasuk kedalam alat musik tradisional Sumatera Utara yang dimainkan dengan cara dipukul, sebuah gendang dari taganing yang berperan sebagai pengatur ritme dan sangat serbaguna, itulah Gordang.



Gordang merupakan instrumen musik yang terdiri dari 9 buah Gendang, bentuk dari Gordang sendiri adalah susunan dari gendang-gendang besar yang tersusun secara rapi dan urutan. Gordang biasanya dimainkan saat pertunjukkan upacara adat, penyambutan, acara pernikahan dan juga terkadang pada saat adanya “acara kematian”. Gordang umunya dimainkan dengan alat musik tradisional dari Sumatera Utara yang lainnya. 8. Gendang Singanaki



Gendang Singanaki terbuat dari Kayu dan potongan kulit binatang, Gendang yang sangat khas di daerah Batak Karo ini memiliki 2 bagian berbeda yakni penganaki dan



anak gendang yang disebut Gerantung / enek-enek, berukuran kecil ramping. Untuk memainkannya anda memerlukan alat memukulnya. Gendang Singanaki berfungsi sebagai alat penentu ritme dalam sebuah ensambel musik, alat musik ini biasanya juga dimainkan bersamaan dengan alat musik lain seperti Sarune. Gendang Singanaki biasanya dimainkan pada saat upacara adat yang bernuansa religi atau acara guro-guro aron. 9. Gendang Sisibah/Pakpak



Jika anda mencari terjemahan dari Gendang Sisibah/pakpak ini, artinya adalah Sembilan gendang yang dimana salah satu sisinya diletakkan dalam satu rak yang dipukul menggunakan pemukul yang terbuat dari kayu / alat pukul lainnya. Gendang Sisibah banyak dijumpai di daerah Sumatera Utara untuk mengiringi upacarat adat yang ada di PakPak Dairi dalam acara suka ataupun duka Bisa dibilang Gendang Sisibah merupakan Ensambel musik dari Pakpak, Sumatera Utara yang terdiri dari sembilan gendang (yang memiliki 1 sisi saja), Kalondang, Lobat, Kecapi, dan Gong. Lalu Ensambel musik ini dimainkan untuk mengiringi upacaraupacara adat di daerah sana. 10. Gung dan Penganak



Penganak dan Gong tergolong di kelompokan dalam alat musik idiophone (bergetar untuk menghasilkan suara). Perbedaan antara keduanya dengan gong nusantara lainnya terletak pada ukuran dan lebar diameternya[src]. Alat musik ini memiliki ukuran diameter yang terbilang cukup besar di angka 68 cm dan penganaknya berukuran kecil sekitar 16 cm. Gong dan penganak terbuat dari logam kuningan, sedangkan alat pemukulnya yang dinamai Palu-Palu terbuat dari kayu dengan benda lunak diujungnya (biasanya diikatkan kain). 11. Hapetan atau Hasapi



Hapetan sudah cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia yang terbukti nama dari “Hapetan” sudah tercatata pada KBBI, Hapetan adalah alat musik sejenis kecapi dari daerah Tapanuli, berdawai dan dimainkan dengan sebuah bilah petik[src]. Hapetan merupakan jenis alat musik tradisional Sumatera Utara yang dimainkan dengan cara di petik, cara memainkannya mirip dengan sejenis gitar tradisional berdawai 2 dari daerah Tapanuli. Di daerah bernama Sumbawa, alat musik ini disebut Jungga. Jenis-Jenis Hasapi Untuk Hasapi-nya terdapat 2 jenis alat musik hasapi, yaitu: Hasapi Ende Instrumen pembawa melodi dan merupakan yang paling utama dalam ensambel Gondang Hasapi. Hasapi Doal Instrumen ini memang mirip dengan Hasapi Ende, namun dalam memainkannya Hasapi Doal berperan sebagai pembawa ritme konstan. 12. Ole-Ole



Ole-ole, jenis alat musik tradisional tiup yang badannya terbuat dari batang padi dan resonatornya terbuat dari daun kelapa atau enau. Ole-ole merupakan alat musik sederhana yang masuk dalam jenis alat musik yang bersifat instrumen solo, Alat musik ole-ole terbuat dari satu ruas batang padi. Pada satu ruas batang padi tersebut pangkal ujung dekat ruasnya dipecah-pecah sedemikian rupa, sehingga pecahan batang tadi menjadi alat penggetar udara sebagai penghasil bunyi alat musik Ole-Ole. Alat musik tiup ini terkadang juga memiliki lubang pada batangnya.



Lubang nada pada bang tidak beraturan tergantung kepada pembuat alat musiknya dan nada-nada yang ingin di capai, dibuat sedemikian rupa karena memang alat musik ini dibuat hanya untuk hiburan pribadi saja. Pada pangkal ujungnya digulung daun tebu / kelapa / enau sehingga suaranya terdengar keras dan jauh. 13. Panggora



Panggora merupakan alat musik sejenis Gong namun suara bunyinya sedikit unik, bunyi Panggora seperti itu karena memang alat musik jenis itu dimainkan oleh satu orang dengan pukulan menggunakan stik, lalu setelah suara muncul nanti diredam dengan pegangan tangan.



Panggora ini adalah gong yang paling besar dengan ukuran diameter mencapai 37 cm dengan tebalnya sekitar 6 cm. Panggora mempunyai bentuk berupa gong berukuran amat besar, besarnya melebihi Aramba dan Faritia. Panggora terbuat dari logam seperti besi, kuningan atau perunggu, Suara yang dihasilkan oleh alat musik tersebut nyaring dan keras. 14. Sarune Bolon



Sarune Bolon terbuat dari logam, alat musik ini memiliki 6 buah lubang nada yang berfungsi utuh dan berperan sebagai pengiring melodi yang keluar. Alat musik tradisional ini termasuk bagian dari perangkat Gondang Sabangunan dari daerah Batak Toba.



Instrumen ini digabungkan dengan Taganing, Gondang, Ogung, Hesek, dan Adap. Sedangkan pada masyarakat daerah Simalungun, Alat musik Sarune Bolon merupakan bagian dari perangkat Gindrang Saparangguan. Sarune Bolon biasanya dimainkan bersamaan dengan Gondrang Sipitu-pitu, Ogung, Mongmongan, dan Sitalasayak pada saat upacara adat. 15. Taganing



Taganing merupakan salah satu alat musik tradisional Batak Toba yang terdiri dari 5 buah gendang yang fungsinya sebagai pengatur ritme di beberapa lagu daerah.



Taganing bisa disebut juga sebagai Drum set melodis, alat musik ini digantung dalam sebuah rak yang sama. Bentuk dari Taganin menyerupai Gordang, hanyasaja ukurannya yang memang bermacam-macam, yang paling besar adalah Gendang yang paling kanan, semakin ke kiri ukurannya semakin kecil dan suara yang dihasilkan-pun berbeda, karena memang itu tujuannya. Semakin ke kiri semakin tinggi nada yang dihasilkan, Taganing biasanya dimainkan oleh 1 – 2 orang saja menggunakan sebuah stik untuk memukul. Dibandingkan dengan Gordang, Taganing memiliki musik yang terdengar lebih melodis.