11 0 332 KB
MAKALAH HIPERTENSI PULMONAL
DISUSUN OLEH Meisya Salsabillah
( 9103020008 )
Angga Krisna Wijaya
( 9103020018 )
Wasti Linda D
( 9103020025 )
Yuliana Kurniawati H
( 9103020026)
Theresia Ine Diaz
( 9103020020 )
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2021/2022
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Hipertensi Pulmonal” tepat waktu. Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Maria Manungkalit S.Kep.,Ns., M.Kep. dalam mata kuliah KMB 1. Di dalam Selain itu, tulisan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Hipertensi Pulmonal " untuk pembaca dan juga bagi kami penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada Maria Manungkalit, S.Kep.,Ns.,M.Kep sebagai dosen mata kuliah KMB 1. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berbagi sebagian ilmunya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala bentuk saran, masukan dan kritik yang membangun sangat kami harapkan dari berbagai pihak. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis. Surabaya, 25 Oktober 2021
Kelompok 5
BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Pulmonary Hypertension (PH) adalah kondisi yang jarang namun progresif. Penyakit ini menyerang sejumlah kecil individu, dikaitkan dengan banyak penyakit dan sering diabaikan oleh dokter. Gejala PH pada tahap awal penyakit secara umum dalam banyak kondisi medis (misalnya: sulit bernapas, kelelahan). Diagnosis yang tertunda akan mengakibatkan munculnya gejala yang lebih berat (misalnya: pusing, nyeri dada, pembengkakan pergelangan kaki, dan palpitasi). Dengan memperluas penelitian mengenai diagnosis dan pengobatan PH, penting untuk memberikan pengawasan terbaru tentang dampak penyakit ini terhadap rawat inap dan kematian (George et al., 2014). Istilah hipertensi atau tekanan darah tinggi tentu sudah tidak asing lagi bagi masyarakat. Hipertensi dikaitkan dengan tingkat tekanan darah di pembuluh darah. Namun, masih banyak yang belum mengetahui tentang hipertensi pulmonal (pulmonary hypertension) atau di Indonesia sering disebut hipertensi paru. Penyakit hipertensi paru dianggap langka karena cara mendiagnosanya sulit dan keluhannya tidak khas. Mirip dengan keluhan penyakit paru atau penyakit jantung. Diperlukan pemeriksaan yang lebih lengkap agar dapat ditangani dengan cepat dan tepat (Indah, 2017). Berdasarkan latar belakang di atas kami bermaksud mengkaji “Penyakit Hipertensi (Pulmonary Hypertension)” untuk membantu mengerti lebih lanjut mengenai penyakit tersebut dan memecahkan masalah terkait penyakit hipertensi paru.
1.2 Tujuan Penulisan 1.2.1 Tujuan umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam mengenai penyakit hipertensi pulmonal dan mengetahui jalannya penyakit tersebut. 1.2.3 Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan pengertian Hipertensi pulmonal. b. Menjelaskan etiologi Hipertensi pulmonal. c. Menjelaskan patofisiologi Hipertensi pulmonal. d. Menjelaskan manifestasi Hipertensi pulmonal . e. menganalisis komplikasi Hipertensi pulmonal . f. mengetahui pemeriksaan penunjang Hipertensi pulmonal . g. menjelaskan penatalaksanaan Hipertensi pulmonal . h. Menganalisis WOC Hipertensi pulmonal .
BAB II ISI 2.1 Definisi Hipertensi pulmonal atau biasa disebut hipertensi paru merupakan kondisi yang tidak terlihat secara klinis sampai pada tahap lanjut kemajuan penyakit. Hipertensi pulmonal ( PH ) didefinisikan oleh tekanan arteri pulmonalis yang rata - ratanya kurang dari sama dengan 25 mmHg pada saat istirahat dan atau≥ 30 mmHg selama aktivitas, tekanan arteri pulmonal dalam keadaan normal yaitu sekitar 8 - 20 mmHg. Hipertensi Pulmonal jarang terdiagnosa pada tahap awal dan baru disadari setelah penyakit tersebut berkembang selama beberapa bulan dan tahun atau setelah mencapai tahap lanjut. Hipertensi dapat dialami oleh semua usia, tetapi penyakit ini diderita oleh seseorang yang memiliki masalah pada jantung atau paruparu. Hipertensi Pulmonal merupakan penyakit yang belum dapat disembuhkan. 2.2 Etiologi Hipertensi Pulmonal disebabkan oleh terjadinya penyempitan, penyumbatan atau kerusakan pada pembuluh darah kecil dan pembuluh darah kapiler yang memicu naiknya tekanan darah dalam pembuluh. Tekanan darah yang tinggi kemudian akan membentuk atau membuat dinding pembuluh darah menjadi menebal, kaku, meradang , tegang atau memicu tumbuhnya jaringan tambahan yang berujung pada berkurangnya aliran darah. Menurut WHO Hipertensi Pulmonalis dibagi menjadi 5 kelompok penyebab yaitu : 1. Hipertensi Arteri Pulmonalis Hipertensi Arteri Pulmonal atau Hipertensi Arteri Pulmonal idiopatik merupakan penyebab yang belum diketahui, tetapi terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan kondisi ini yaitu : penyakit jantung bawaan. 2. Hipertensi Pulmonal karena penyakit jantung kiri 2. Hipertensi pulmonal karena penyakit paru - paru atau biasa disebut Hipoksia Kronis, 2. Hipertensi karena Tromboemboli kronis, dan 2. Hipertensi Pulmonal dengan mekanisme multi- faktor yang tidak jelas. Misalnya sarkoidosis atau tumor yang menekan pembuluh arteri paru - paru. 2.3 Patofisiologi Patofisiologi hipertensi pulmonal diawali dengan adanya pelebaran arteri pulmonalis distal. Pelebaran ini melibatkan lapisan intima, media, dan adventitia yang disebabkan oleh hipertrofi, fibrosis, pl eksogenik, dan inflamasi vaskuler akibat remodeling tanpa adanya keterlibatan arteri lain secara sistemik. Selain disfungsi endotel dan pertumbuhan otot polos arteri pulmonalis yang abnormal, terjadi perubahan patogenik pada struktur dan fungsi jaringan pericyte, myofibroblast, serta fibroblas lapisan adventitia. Akumulasi spesies oksigen reaktif intravaskular, pergeseran bioenergetik mitokondria menjadi glikolisis, aktivitas signaling hypoxia-inducible factor 1a yang berlebihan, dan modifikasi epigenetik yang maladaptif yang mendorong kerusakan DNA juga berkontribusi kepada proliferasi yang tak terkontrol dan resisten terhadap apoptosis dan atau diferensiasi abnormal dari sel-sel vaskular pulmonal. Pada akhirnya, proliferasi sel vaskular berlanjut
tanpa terkendali dan menyebabkan obliterasi lumen pembuluh darah dan kelainan reaktivitas vaskular pulmonal. 2.4 Manifestasi Klinis Sesak napas atau pusing selama beraktivitas merupakan gejala awal. Denyut jantung menjadi cepat (palpitasi). Seiring waktu, gejala‐gejala muncul saat melakukan aktivitas ringan atau bahkan saat sedang istirahat. Gejala lain, meliputi: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kaki dan pergelangannya bengkak; Warna kebiruan pada bibir atau kulit (sianosis); Nyeri dada seperti ditekan, biasanya di bagian depan; Pusing bahkan pingsan; Kelelahan; Peningkatan ukuran perut; dan Badan lemas.
2.5 Komplikasi Hipertensi arteri pulmonal (HAP) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya peningkatan aliran darah paru dan/ atau resistensi pembuluh darah paru. Salah satu penyebab hipertensi paru pada anak adalah penyakit jantung bawaan, yaitu kelainan pada struktur dan fungsi jantung sejak masih di dalam kandungan. Penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi gagal jantung kanan dan memiliki angka mortalitas yang tinggi mencapai 25%, terutama pada 1 tahun pertama pemantauan. Pada hipertensi paru, peningkatan tekanan di arteri pulmonalis menyebabkan jantung kanan harus bekerja lebih keras untuk mengantarkan darah agar sampai ke paru. Penyakit ini dapat mengenai bayi hingga dewasa, dengan awitan penyakit umumnya bergantung pada jenis penyakit jantung bawaan yang diderita anak. Beberapa jenis penyakit jantung bawaan, seperti defek septum atrioventrikular (atrioventricular septal defect) dan jendela aortopulmonary (aortopulmonary window), akan memiliki risiko lebih tinggi untuk menyebabkan hipertensi paru dibanding defek septum atrium (atrial septal defect) dan duktus arteriosus persisten (persistent ductus arteriosus). Kelainan ini umumnya menyebabkan aliran darah lebih banyak ditujukan ke sisi kanan jantung, sehingga curah jantung anak menurun. Dibiarkan terus menerus, bukan tidak mungkin dapat muncul gagal jantung. Mortalitas pada pasien dengan hipertensi paru berat terjadi akibat gagal jantung ventrikel kanan. Gagal jantung kanan terjadi akibat pressure overload ventrikel kanan yang kronik, dimana terjadi ketidak seimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen sehingga dapat terjadi iskemia ventrikel kanan. Berdasarkan studi pada binatang, selain faktor pressure overload, faktor lain seperti sick lung circulation berperan dalam terjadinya disfungsi ventrikel kanan. Diagnosis non invasif, terutama ekokardiografi, dan MRI kardiak akan memberikan penilaian yang lebih lengkap mengenai perubahan struktur dan fungsi dari ventrikel kanan. Perubahan pada longitudinal shortening dari RV (tricuspid annular plane systolic excursion) merupakan parameter standar untuk menilai fungsi ventrikel kanan. perubahan pada morfologi ventrikel kanan yang lain seperti peningkatan volume ventrikel kanan dan gangguan pengisian ventrikel kiri yang dinilai dengan MRI kardiak merupakan
prediktor yang kuat terjadinya mortalitas dan kegagalan terapi. Penilaian deformasi longitudinal RV free wall dan kecepatan perubahan dengan menggunakan specle-tracking strain ekokardiografi dapat digunakan untuk mengidentifikasi derajat keparahan dari hipertensi pulmonal. Perubahan strain ventrikel kanan mempunyai korelasi yang bermakna dengan kelas fungsional dan memprediksi mortalitas. 2.6 Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan Non Invasif Pertama kali mencurigai klinis hipertensi pulmonal, harus melakukan pemeriksaan konfirmasi dan pemeriksaan untuk mengeklusi tipe lain penyebab hipertensi pulmonal,di samping untuk menentukan beratnya atau prognosis.Baru-baru ini suatu konsensus merekomendasikan pemeriksaan untuk hipertensi pulmonal. 1) Ekokardiograf Pada pasien yang secara klinis dicurigai hipertensi pulmonal, untuk diagnosis sebaiknya dilakukan ekokardiografi. Ekokardiografi dapat mendeteksi kelainan katup, disfungsi ventrikel kiri, shunt jantung. Untuk menilai tekanan sistolik ventrikel kanan dengan ekokardiografi harus ada regurgitasi trikuspid. Bila pada pasien dengan hipertensi pulmonal tidak ada regurgitasi trikuspid untuk menilai tekanan ventrikel kanan secara kuantitatif, dapat dipakai nilai kualitatif. Tanda-tanda kualitatif tersebut yaitu pembesaran atrium dan ventrikel kanan serta septum yang cembung atau rata. Adanya efusi perikard menunjukkan beratnya penyakit dan prognosis yang kurang baik. 2) Tes berjalan 6 menit Pemeriksaan yang sederhana dan tidak mahal untuk keterbatasan fungsional klien hipertensi pulmonal adalah dengan tes ketahanan berlajan 6 menit (6WT). Ini digunakan sebagai pengukur kapasitas fungsional klien dengan sakit jantung, memiliki prognostik yang signifikan dan telah digunakan secara luas dalam penelitian untuk evaluasi klien hipertensi pulmonal yang diterapi. 6WT. 2.7 Penatalaksanaan Pada kondisi normal sirkulasi pulmonal berada pada tekanan yang rendah dengan kapasitas kapiler paru yang tinggi. Kapasitas kapiler paru pada individu yang sehat dapat mengakomodasi perubahan hingga 4 kali curah jantung dengan sedikit perubahan pada tekanan arteri pulmonal yang dikarenakan kemampuan distensi pembuluh darah paru dan ekspansi pembuluh darah paru yang normalnya tertutup pada saat kondisi istirahat. Diketahui bahwa peningkatan aliran darah ke paru yang melebihi dari 70% dari kapasitas kapiler paru baru akan menyebabkan perubahan peningkatan tekanan pulmonal arteri paru dengan pengukuran pada saat istirahat.Dampak prognostik HP dan disfungsi ventrikel kanan pada gagal jantung kiri menyediakan rasionalisasi untuk menargetkan HP sebagai pilihan terapi tambahan yang potensial baik pada HFrEF maupun HF-pEF. Meskipun demikian, sangat penting untuk menentukan penyebab dan keparahan HP, sebelum keputusan untuk menerapi dibuat. Oleh karena itu, suatu pemeriksaan diagnostik yang komprehensif sangat dibutuhkan, dan terapi terhadap gagal jantung (baik farmakologis maupun intervensi) menjadi satu-satunya terapi yang dapat diberikan. Namun,
pilihan terapi pada HF-pEF masih sangat terbatas, dan klasifikasi HP dapat berbeda pada masing-masing individu.
2.8 WOC WOC Hipertensi Pulmonal Pulmonal Arteri Hipertensi (PAH)
Indiopatik (Tidak diketahui penyebabnya), penyakit jantung bawaan
Penyakit jantung Koroner
PPOK
Fungsi pompa jantung kiri tidak berfungsi
Penyakit paru obstruktif (Hipoksia)
Darah di ventrikil sinistra tertumpuk
Adanya hambatan jalan napas
Tekanan darah di atrium sinistra meningkat
Darah dari paru-paru sulit masuk
Penyempitan pada pembuluh darah
Dinding pembuluh darah menebal
Tromboemoboli kronis
Gumpalan darah yang ada di kaki masuk ke paru-paru
Sumbatan pada pembuluh darah pulmonalis
Mekanisme Multi faktor tidak jelas
Peningkatan aliran darah pada arteri pulmonalis
Tekanan arteri pulmonalis meningkat
Hipertensi pulmonal
B1
B2
Pengerasan pembuluh darah di paru
Pengerasan pembuluh darah di paru
Kerja jantung memberat
Kerja jantung memberat
Gagal jantung kanan
Gagal jantung kanan
B3
Kardiak Output turun
Kebutuhan O2 tidak adekuat
MK : Penurunan curah jantung
Aliran darah ke paru paru terganggu
Edema Perifer
Hipoksia Paru
MK : Kelebihan volume cairan
Kerusakan jaringan
MK : Gangguan pertukaran gas
MK : Nyeri Akut
Kelemahan
MK : Intoleransi aktifitas
BAB III PENUTUP 1.1 Kesimpulan Jadi Hipertensi paru merupakan kondisi yang tidak terlihat secara klinis sampai pada tahap lanjut kemajuan penyakit. Hipertensi Pulmonal disebabkan oleh terjadinya penyempitan, penyumbatan atau kerusakan pada pembuluh darah kecil dan pembuluh darah kapiler yang memicu naiknya tekanan darah dalam pembuluh. Hipertensi arteri pulmonal (HAP) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya peningkatan aliran darah paru dan/ atau resistensi pembuluh darah paru. Hipertensi Arteri Pulmonal atau Hipertensi Arteri Pulmonal idiopatik merupakan penyebab yang belum diketahui, tetapi terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan kondisi ini yaitu : penyakit jantung bawaan. Hipertensi Pulmonal karena penyakit jantung kiri dan kanan.
DAFTAR PUSTAKA Dimiati, H., & Indriasari, P. (2012). TATALAKSANA HIPERTENSI PULMONAL PADA ANAK. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, 12(1), 37-46. Sargowo, D. (2017). Gagal Jantung Kiri Dan Hipertensi Pulmonal. Journal of Islamic Medicine, 1(1), 9-21. Malik Maulana (2018). Pemeriksaan Hipertensi Pulmonal. ejournal.uin-malang,1(1), 1-15. Herlambang, G., Widjaja, S. L., Hafidh, Y., & Salimo, H. (2019). Hubungan rasio netrofil limfosit dengan hipertensi arteri pulmonal pada anak dengan penyakit jantung bawaan asianotik. Sari Pediatri, 21(2), 96-101. Sinurat, M. R. M. (2020). KORELASI NT-PROBNP DENGAN ESTIMATED MEAN PULMONARY ARTERY PRESSURE PADA PENDERITA DEFEK SEPTUM ATRIUM DENGAN HIPERTENSI PULMONAL. vy D. Pulmonary hypertension in children. Cardio Clin. 2016;34(3):451-72. Yovie K. Hipertensi Pulmoner. Buku Ajar Kardiovaskular FKUI. Jakarta. 2nd Edition. Jakarta: Sagung Seto; 2017
YAYASAN WIDYA MANDALA SURABAYA UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA FAKULTAS KEPERAWATAN
Jl. Raya Kalisari Selatan No.1, lantai 8, Tower B, Pakuwon City, Surabaya Telp. (031) 99005299, ext (10853), Fax. (031) 99005278 Email: [email protected] [email protected] Website: http://www.wima.ac.id PENGKAJIAN KEPERAWATAN Tanggal Pengkajian : 05 Oktober Jam : 15.00 WIB 2021 1) IDENTITAS KLIEN No. Register : 8509XXX Nama : Tn. A Umur : 43 tahun. Jenis kelamin : Laki-laki. Agama : Katolik. Alamat : JL. Kedondong nomor 15. Suku : Jawa Pekerjaan : Swasta Tanggal/Jam MRS : 05 Oktober 2021/15.00 WIB Diagnosis Masuk : Hipertensi. Jenis Operasi (bila ada) : - Post op hari ke Keluarga yang dapat dihubungi : - Informasi dari : □Pasien √ Keluarga, Hubungan : Nama : Hubungan : Nama : □ Orang lain, Asal masuk RS : √ IGD □ IRJA □ Rujukan Cara masuk : □ Jalan √ Kursi □ Kereta Roda dorong 2) RIWAYAT KESEHATAN Keluhan utama (alasan MRS) : Paien mengeluh Sesak Nafas dan Nyeri di area Riwayat Penyakit Sekarang :
Sesak Nafas dan Nyeri di area dada Riwayat Penyakit Dahulu :3) GENOGRAM
Genogram
A
: Laki-Laki : Perempuan Riwayat Penyakit Keluarga : Riwayat Pengobatan : √ Tidak □Ya, Kapan : Diagnosa : Obat dari rumah : √ Tidak □ Ya, (Lengkapi data di Form Rekonsiliasi) Riwayat ketergantungan : □ Tidak □ Obat Sejak : Sebutkan : □ Napza Sejak : Sebutkan : □ Jamu Sejak : Sebutkan : √ Rokok Sejak : Tahun 2017 Jumlah : □ Alkohol Sejak : Jumlah : Riwayat Transfusi Darah : √ Tidak □ Ya, Reaksi : □ Ya, sebutkan : □ Tidak Riwayat Alergi : √ Tidak □ Obat Reaksi : Sebutkan : □ Makanan Reaksi : Sebutkan : □ Bahan lain Sebutkan Reaksi : : Masalah Keperawatan : Tanda-tanda vital Tekanan darah : 160/70 mmHg Suhu : 37 √ Aksila □ Rectal RR : 25 x/mnt √ Teratur □ Tidak teratur Nadi : 50 x/mnt □ Teratur □ Tidak teratur □ Kuat √ Lemah Keluhan Lain : Masalah Keperawatan :
fas
4) OKSIGENASI Pergerakan dada : √ Simetris □ Asimetris : Irama □ Teratur √ Tidak teratur Jenis □ Biot □ Cheyne stokes □ Kusmaul Suara nafas : □ Vesikuler □ Ronchi …../….. √ Wheezing ……/….. Sesak nafas : □ Tidak □Ya, Pada saat : □ Inspirasi □ Ekspirasi □ Istirahat □ Aktifitas Otot bantu nafas : □ Tidak □ Ya, Jenis : ………………………………….. Batuk : □ Tidak □ Ya, Produksi sputum : □ Tidak □ Ya, Warna ………….. Penggunaan alat medis : √ Tidak □ Ya, sebutkan : SpO2 : 93 % Keluhan lain : Sesak Masalah Keperawatan : Gangguan pertukaran gas 5) SIRKULASI Irama jantung : √ Reguler □ Ireguler Suara jantung : √ S1/S2 tunggal □ Mur-Mur □ Gallop Akral : √ Hangat □ Panas □ Dingin kering □ Dingin basah CRT : √ < 2 dt □ >2 dt Anemis : √ Tidak □ Ya, Hb : mg/dl Distensi vena jugular : √ Tidak □ Ya Penggunaan alat medis : √ Tidak □ Ya, sebutkan : Keluhan lain : Masalah Keperawatan : 6) PERSEPSI DAN SENSORI Reflek fisiologis : □ Patela □ Triseps □ Biseps Reflek Patologis : □ Babinsky □ Brudzinsky □ Kernig Penglihatan (Mata) : √ Normal □ Kabur □ Diplopia □ Buta, D / S □ Strabismus, D / S Pendengaran (telinga) : √ Normal □ Berkurang □ Serumen □Tuli, D / S □ Tinitus, D / S Penciuman (Hidung) : √ Normal □ Berkurang □ Epistaksis □ Sekret □ Tersumbat Sensibilitas : √ Normal □ Kesemutan □ Baal □ Hiperestesi, Lokasi: Bicara : √ Normal □ Afasia sensorik / motorik Kejang : √ Tidak □ Ya Kaku kuduk : √ Tidak □ Ya Keluhan pusing : √ Tidak □ Ya GCS :4/5/6 : √ Isokor □ Anisokor D / S : ……../……… mm Reaksi cahaya : ……../…….
Penggunaan alat bantu : √ Tidak □Ya, sebutkan………. Nyeri : □ Tidak √ Ya, Pencetus : karena pasien terlalu sering beraktivitas Skala : 7 Kualitas : seperti ditusuk-tusuk Waktu : terus-menerus saat beraktivitas. Radiasi/ Lokasi : pada dada bagian kanan atas Nyeri berkurang dengan: □ Istirahat □ Kompres panas/ dingin □ Obat, sebutkan : Nyeri mempengaruhi : □ Tidak □ Tugas □ Tidur □ Konsentrasi √ Aktifitas fisik Keluhan lain : Masalah Keperawatan : Nyeri Akut 7) ELIMINASI Kandung kemih : √ Supel □ Keras □ Nyeri tekan Pola BAK : Frekuensi : ……………….x/hari Warna : ………………… : √ Tidak □ Retensi □ Inkontinensia □ Anuri □ Oliguri □ Hematuri □ Lain lain : Penggunaan alat medis : √ Tidak □ Ya, sebutkan………. Tanggal pasang : BAB : √ Normal □ Konstipasi □ Diare Frekuensi : x/hari □ Melena Konsistensi : Warna : Inkontinentia : √ Tidak □ Ya Penggunaan alat medis : √ Tidak □ Ileostomy □ Colostomy Keluhan lain : Masalah Keperawatan : 8) CAIRAN DAN NUTRISI Berat badan : ………… Kg Tinggi badan : Cm Keluhan : √ Tidak □ Mual □ Muntah Mulut : √ Bersih □ Bau □ Lidah kotor Mukosa bibir : √ Normal □ Kering/ pecah Gigi : √ Normal □ Karies □ Gigi Palsu Abdomen : √ Supel □ Distensi □ Meteorismus □ Asites Peristaltik usus : √ Baik □ Meningkat □ Lemah Frekuensi : 30 x/mnt Nafsu makan : √ Baik □ Meningkat □ Menurun Asupan makan berkurang : √ Tidak □ Ya Pantangan/ diet : √ Tidak □ Ya, sebutkan………. Pola makan : Frekuensi : 3 x hari √ Pagi √ Siang √ Sore Jenis makanan : Nasi, Sayur dan Lauk pauk Pola minum : Jumlah : …………cc/ gelas / hari
Jenis minuman : ……………….. Penggunaan alat medis : √ Tidak □ NGT, No. : ………. Tanggal pasang: ……….. Jenis makanan per sonde: …………………… Skrining Gizi Pasien dengan diagnosa khusus? √ Tidak □ DM □ CKD □ Kanker Apakah pasien mengalami penurunan berat badan yang tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir? Parameter Skor a. Tidak ada penurunan berat badan 0 b. Tidak yakin/ tidak tahu/ baju terasa longgar 2 c. Jika ya, berapa penurunan BB tsb 1 - 5 kg 1 6 - 10 kg 2 11 - 15 kg 3 > 15 kg 4 Catatan: Jika skor 2 dan / atau pasien dengan diagnosa khusus, pengkajian lanjutan dilakukan oleh dietisen Keluhan lain : Masalah Keperawatan : - 9) AKTIVITAS DAN LATIHAN Ekstremitas Patah tulang : √ Tidak □ Ya, lokasi: ……….
Kontraktur/deformitas : √ Tidak □ Ya, lokasi: ………. Kekuatan otot ekstrimitas : □ Hemi / paraparese □ Hemi / paraplegi Mobilisasi Penggunaan alat bantu: √ Tidak □ Ya, sebutkan………. Indeks KATS Hasil indeks KATS Tingkat ketergantungan Mandi : √ Mandiri □ Dibantu √ Semua mandiri √ Minimal Care Berpakaian : √ Mandiri □ Dibantu □ 1dari 6 dibantu □ Partial Care Toileting : √ Mandiri □ Dibantu □ 2 dari 6 dibantu □ Total Care Kontrol bab/bak: √ Mandiri □ Dibantu □ 3 dari 6 dibantu Berpindah : √ Mandiri □ Dibantu □ 4 dari 6 dibantu Makan : √ Mandiri □ Dibantu □ 5 dari 6 dibantu □ Semua dibantu Keluhan lain :
Masalah Keperawatan : - 10) INTEGRITAS KULIT dan HYGIENE Warna : □ Ikterik □ Sianosis □ Oedem √ Tidak □ Ya, lokasi: …… Turgor : √ Baik □ Menurun □ Tekstur □ Halus □ Keriput Luka : √ Tidak □ Ya, lokasi: ………. (lengkapi form asesmen luka) Norton Scale (Potensi Dekubitus) Klasifikasi 4 3 2 1 Kondisi fisik Baik Sedang Buruk Sangat buruk Compos Kesadaran Apatis Soporus Koma mentis Jalan Jalan dengan Aktivitas Hanya duduk Hanya tiduran Mandiri bantuan Sedikit Sangat terbatas Tidak bisa bergerak Mobilitas Bebas terbatas Inkontinentia Kadang Sering (3 Inkontinentia uri & alvi Tidak urine (1 - 2 x) 6x) Total score □ 10 – 14 Risiko tinggi Norton Scale : √ ≧ 19 Risiko rendah □ 15 – 18 Risiko sedang □ ≦ 9 Risiko sangat tinggi Keluhan lain : Masalah Keperawatan : 11) ENDOKRIN Pembesaran kel. Thyroid : √ Tidak □ Ya Pembesaran kel. Getah bening: √ Tidak □ Ya Hyperglikemi : √ Tidak □ Ya, Sebutkan Keluhan lain : Masalah Keperawatan : - 12) REPRODUKSI WANITA PRIA Status Paritas : G P □ Prostat √ Normal □ Kelainan: Menopause : □ Belum □ Ya, Sejak ………. □ Scrotum √ Normal □ Kelainan: Genetalia eksterna : □ Bersih □ Fluor albus Keluhan lain : Masalah Keperawatan : -
Score 4 4 4 4 4 20
13) KEAMANAN DAN KENYAMANAN Riwayat pemasangan restrain : √ Tidak □ Ya, sebutkan………. Asesmen risko jatuh : √ Rendah □ Sedang □ Tinggi Skor : Keluhan lain : Masalah Keperawatan : 14) ISTIRAHAT DAN TIDUR Lama tidur : □ Malam, sebutkan : Jam □ Siang, sebutkan : Jam Gangguan istirahat tidur : □ Tidak □ Ya, sebutkan………. Penggunaan obat tidur: □ Tidak □ Ya, sebutkan………. Keluhan lain : Masalah Keperawatan : 15) PSIKOSOSIAL, SPIRITUAL DAN KULTURAL Status mental : □ Demensia □ Menyerang □ Tidak merespon □ Letargi □ Mudah tersinggung Perasaan : √ Tenang □ Sedih □ Gelisah/cemas □ Takut □ Panik Hubungan sosial : √ Kooperatif □ Menarik diri □ Tidak kontak mata □ Menolak berkomunikasi Tinggal bersama : □ Sendiri √ Keluarga inti □ Panti asuhan □ Panti werda Kebiasaan berdoa : √ Sesuai ajaran agama □ Kadang kadang □ Tidak pernah Bantuan pemuka agama : √ Tidak □ Ya, sebutkan………. Persepsi terhadap sakitnya : √ Cobaan Tuhan □ Hukuman Ekspresi terhadap sakitnya : □ Marah/ menangis □ Tenang □ Gelisah □ Rendah diri Nilai nilai & keyakinan: Orang yg paling dekat : Mengisi waktu luang : Keluhan lain : Masalah Keperawatan : 16) KEBUTUHAN PENDIDIKAN KESEHATAN Bahasa : √ Indonesia □ Bahasa lain sebutkan………. Perlu Penterjemah : √ Tidak □ Ya, sebutkan………. Cara belajar yang disukai : □ Ceramah □ Diskusi simulasi □ Demonstrasi Hambatan belajar : √ Tidak □ Ada, sebutkan……………. Edukasi yang dibutuhkan : □ Proses penyakit □ Rehabilitasi Medik √ Rencana perawatan □ Terapi/obat
√ Manajemen nyeri □ Diet/ nutrisi
√ Penggunaan alat medis
□ Lain lain : Keluhan lain : Masalah Keperawatan : 17) PERENCANAAN PULANG Jaminan kesehatan : Pekerjaan penganggungjawab pasien : Orang yang membantu perawatan di rumah : Kriteria Rencana Pemulangan (Discharge Planning) Umur > 65 th : √ Tidak □ Ya Keterbatasan mobilitas : √ Tidak □ Ya, sebutkan………. Perawatan/ pengobatan lanjutan : √ Tidak □ Ya, sebutkan……….. Bantuan untuk melakukan aktifitas sehari-hari : √ Tidak □ Ya, sebutkan……….. Bila salah satu jawaban diatas "Ya", maka dilanjutkan perencanaan sbb: Perawatan hygiene perseorangan (mandi, keramas, eliminasi dll): √ Tidak □Ya, sebutkan… Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan dengan atau tanpa alat bantu: √ Tidak □ Ya, sebutkan……. Latihan fisik lanjutan, perlu rujuk Rehab Medik: √ Tidak □ Ya, sebutkan………. Pemantauan pemberian obat: √ Tidak □ Ya, sebutkan………. Bantuan tenaga medis dan atau perawatan di rumah (home care): √ Tidak □ Ya, sebutkan…. Lain lain : 18) DATA PENUNJANG Yang Dibawa Dari Rumah PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK : Jenis Tanggal dan jam pemeriksaan pemeriksaan
Hasil pemeriksaan
Nilai Kesimpulan Normal
Laboratorium darah Laboratorium urin
-
-
-
-
-
-
-
-
Radiologi
-
-
-
-
Pemeriksaan lain
-
-
-
-
19) TERAPI MEDIK Nama Dosis Frekuensi Cara Indikasi Kontraindikasi Efek Keterangan obat pemberian samping -
-
-
-
-
-
-
-
Saat Di Rumah Sakit PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK : Jenis Tanggal dan jam pemeriksaan pemeriksaan
Hasil pemeriksaan
Nilai Kesimpulan Normal
Laboratorium darah Laboratorium urin -
-
-
-
-
-
-
Radiologi
-
-
-
-
Pemeriksaan lain
-
-
-
-
TERAPI MEDIK Nama Dosis Frekuensi Cara Indikasi Kontraindikasi Efek Keterangan obat pemberian samping -
-
-
-
-
-
-
-
Perawat yang mengkaji
TTD
( Kelompok 5 )
ANALISIS DATA
NO.
1.
DO DS
DS : Pasien mengeluh sesak dibagian dada dan mengeluh sulit tidur
ETIOLOGI
MASALAH KEPERAWATAN
Agen pencedera fisiologi
Nyeri Akut (D.0077)
Penyakit paru obstruktif kronis
Gangguan pertukaran gas
DO : -TD meningkat 160/70 mmhg - RR 25 x/menit P: karena pasien terlalu sering beraktivitas Q: Seperti ditusuk-tusuk R: Pada bagian dada kanan atas S:7 T:terus menerus beraktivitas 2.
DS : Pasien mengeluh sesak dibagian dada DO :
terdapat sianosis pola napas abnormal 25 x/menit
Diagnosa 1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen pencedera fisiologi dibuktikan dengan Pasien mengeluh sesak dibagian dada dan mengeluh sulit tidur TD meningkat 160/70 mmhg, RR 25 x/menit karena pasien terlalu sering beraktivitas 2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan Penyakit Paru Obstruktif kronis Pasien mengeluh sesak dibagian dada terdapat sianosis, pola napas abnormal 25 x/menit
Intervensi Keperawatan No.
1.
Diagnosis Luaran keperawatan Nyeri akut berhubu ngan dengan Agen penceder a fisiologi dibuktik an dengan Pasien mengelu h sesak dibagian dada dan mengelu h sulit tidur TD meningk at 160/70 mmhg, RR 25 karena pasien terlalu sering beraktivi tas
Setelah dilakukan intervensi keperawata n selama 1x24 maka tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil : 1.
2.
3.
4.
5.
Kel uhan nyeri menur un Ta mpak mering is menur un Fre kuensi nadi memba ik 70X /menit Pola napas memba ik 20X/M enit TD memba ik 120/80
Intervensi
Rasional
Manajemen Nyeri
1. Dapat mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
- Observasi: 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,frekuensi kualitas, intensitas nyeri.
2. Dapat mengidentifikasi skala nyeri. 3. Dapat mengidentifikasi
2. Identifikasi skala nyeri
respons nyeri non verbal
3. Identifikasi respons nyeri non verbal
4. Dapat mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
5. Dapat membantu mengurasi rasa nyeri dengan teknik 5. Memonitor efek samping nonfarmakologis (Teknik penggunaan Analgetik nafas dalam, teknik distraksi, dan relaksasi). - Terapeutik: 6. Dapat membantu 1. Berikan teknik mengurasi rasa nyeri nonfarmakologis (Teknik dengan pemberian analgesik yang tepat. nafas 7. Dapat mengidentifikasi kesesuaian jenis analgesik dengan tingkat keparahan nyeri 8. Dapat mengidentifikasi TTV sebelum dan sesudah pemberian analgesik 9. Dapat mengidentifikasi efektifitas analgesik 10. Dapat mengidentifikasi
respons terhadap efek analgesik dan efek yang tidak diinginkan 11. Dapat memonitor efek samping penggunaan Analgetik 2.
Ganggua n pertukar an gas berhubu ngan dengan penyakit paru obstrukti f kronis Pasien mengelu h sesak dibagian dada terdapat sianosis, pola napas abnorma l 25 x/menit
Setelah dilakukan intervensi keperawata n selama 1x24 maka pertukaran gas meningkat dengan kriteria hasil : 1. Dispnea menurun 2. Pola napas membaik 3. Sianosis membaik
Pemantauan Respirasi Observasi 1. Monitor frekuensi, irama kedalaman dan upaya napas 2. memonitor pola napas seperti bradipnea,takipneaherv entilasi, Kussmaul Chey Biet, ataksilk) 3. Monitor adanya sumbatan jalan napas 4. Monitor saturasi oksigen Terapautik 1. Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondis pasien 2. Dokumentasikan hasil pemantauan Edukasi 1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan 2. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
1. Dapat memonitor frekuensi , irama kedalaman dan upaya napas 2. Memonitor pola napas seperti bradipnea,takipneaherv entilasi, Kussmaul Chey Biet, ataksilk) 3. Memonitor adanya sumbatan jalan napas 4. Memonitor saturasi oksigen 5. Mengatur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien 6. Mendokumentasikan hasil pemantauan 7. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemantauan 8. Menginformasikan hasil pemantauan, jika diperlukan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN TGL
JAM
DIAGNOSA
15-10- 15.00 2021
1
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
TTD
Melakukan pengkajian terhadap Respon Nyeri Klien Respon: Klien mengatakan Nyeri diarea dada, seperti ditusuk-tusuk dengan skala 7 dan nyeri didapat saat beraktivitas
15-10- 15.05 2021
1
15-102021
1
15.10
Mengecek TTV Pasien
Respon: TD: 160/70 mmHg, S: 37oC, N: 50 x/menit, RR: 25 x/menit. pasien tampak sedikit meringis kesakitan. Mengkoordinasikan pemberian terapi obat pasien dengan dokter Respon: Pasien mendapatkan fluoxetine 20mg per oral sehari sekali
15-10- 15.30 2021
1
Membantu pasien untuk meminum obat dan menjelaskan kegunaan obat tersebut Respon: Pasien mau untuk minum dan memahami kegunaan obat tersebut
15-102021
16.00
1
Mengecek keadaan pasien terhadap kealergian obat tersebut Respon: Pasien tidak memiliki respon alergi
15-102021
17.00
1
Menjelaskan kepada pasien terapi non farmakologi dari nyeri Respon: Pasien memahami teknik nafas dalam
15-1018.00 2021
1
Mengecek TTV pasien Respon: TD: 140/70 mmHg, S: 37oC, N: 70 x/menit, RR: 22
x/menit 15-102021
18.05
1
Melakukan pengkajian Respon Nyeri Klien
terhadap
Respon: Klien mengatakan Nyeri diarea dada sudah sedikit berkurang, seperti ditusuk-tusuk dengan skala 5 dan nyeri didapat saat beraktivitas 15-102021
18.30
1
15-102021
19.00
1
15-102021
19.30
1
15-102021
21.00
1
15-102021
15.00
2
15-102021
15.10
2
15-102021
15.15
2
15-10-
18.00
2
Mengkoordinasikan pemberian terapi obat pasien dengan dokter Respon: Pasien mendapatkan Isosorbide dinitrate sebanyak 1 ampul pada malam hari Memberikan obat Isosorbide dinitrate sebanyak 1 ampul kepada pasien Respon: Pasien kooperatif Mengecek keadaan pasien terhadap kealergian obat tersebut Respon: Pasien tidak memiliki respon alergi Mengecek TTV pasien Respon: TD: 120/80 mmHg, S: 36,5oC, N: 70 x/menit, RR: 18 x/menit. Pasien sudah tampak tidak meringis Mengecek TTV pasien Respon: TD: 160/70 mmHg, S: 37oC, N: 50 x/menit, RR: 25 x/menit. SpO2: 93% Melakukan pengkajian terhadap pasien Respon: Pasien tampak memiliki sianosis dan pola nafas yang buruk Melakukan koordinasi dengan sesama perawat untuk melakukan pemasangan oksigenasi Respon: Pasien mendapatkan oksigenasi menggunakan masker sederhana Melakukan pemeriksaan TTV
2021 15-102021
18.10
2
15-102021
19.00
2
Respon: TD: 140/70 mmHg, S: 37oC, N: 70 x/menit, RR: 22 x/menit. SpO2 95% Mengganti oksigenasi dari masker sederhana menjadi nasal kanul Respon: Pasien tampak sudah terlihat nyaman dan tidak terdapat sianosis Mengajarkan pasien teknik relaksasi nafas dalam Respon: Pasien kooperatif dan nafas terlihat sudah teratur
EVALUASI KEPERAWATAN TGL
JAM
16-10- 08.0 2021 0
DIAGNOSA Nyeri Akut
EVALUASI KEPERAWATAN
TTD
S: Pasien mengatakan sudah bisa tidur dan nyeri sudah berkurang O: - TD 120/80 - RR 19 - Skala Nyeri 2 A : Masalah Nyeri Akut teratasi P : mempertahankan intervensi 5 dan 6
16-10- 10.0 2021 0
Gangguan pertukaran gas
S : Pasien mengatakan sesak dibagian dada bekurang dan pola napas membaik O : -Frekuensi nadi 70X /menit - RR 20X/Menit - TD 120/80 A: masalah gangguan pertukaran gas teratasi P : Mempertahankan intervensi ke 2,4,7