Makalah Simplisia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PISANG RAJA SEREH DOSEN PENGAMPU : M. IKHWAN L, S.Farm., Lc., M.Ag.Kes., Apt



MAHASISWA : NAMA



: SALMA LAILATUL HIDA



NIM



: 151650009



KELAS



: II A



D.III FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) KHARISMA PERSADA Jl. PAJAJARAN, PAMULANG, TANGERANG SELATAN 2016



BAB I PENDAHULUAN



A. Deskripsi Singkat Praktikum Praktikum adalah proses pembelajaran dimana peserta didik melakukan dan mengalami sendiri, mengikuti proses, mengamati obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan suatu obyek, keadaan dan proses dari materi yang di pelajari tentang gejala alam dan interaksinya. Kegiatan



praktikum



bisa



juga



disebut



dengan



kegiatan



laboratorium yang dimana dapat di artikan pengalaman belajar siswa yang berinteraksi dengan material sampai kepada observasi material tersebut. Kegiatan praktikum bisa di lakukan oleh siswa secara individu atau secara kelompok. Kegiatan praktikum juga bertujuan untuk memberikan kesempatan



kepada



siswa



untuk



menemukan



suatu



fakta



atau



membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis yang di perlukan yang ingin diketahuinya. Praktikum dapat di lakukan pada suatu laboratorium atau di luar laboratorium. Praktikum mandiri di bagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu Pre-Test, Lab activity, dan Post-Test, dimana pre-test yaitu dimana mahasiswa di haruskan menyerahkan laporan pendahuluan, lalu lab activity yaitu mahasiswa mempraktekan teori-teori yang akan di bimbing oleh pengajar, dan post test yaitu mahasiswa di haruskan menyerahkan laporan akhir.



B. Tujuan Praktikum 1. Mahasiswa dapat memahami apa yang dimaksud dengan simplisia 2. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana proses pembuatan simplisia hingga produk jadi



3. Mahasiswa mampu mengolah simplisa menjadi produk jadi 4. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat dari pisang raja sereh C. Teori Dasar Kata farmakognosi berasal dari bahasa yunani yaitu phamacon yang berarti obat dan gnosis yang berarti pengetahuan. Maka dapat diartikan



bahwa



farmakognosi



adalah



ilmu



pengetahuan



untuk



mendapatkan obat-obatan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan dan mineral. Dalam farmakognosi dipelajari meliputi sejarah, produksi, panen, sortasi



(pemilihan),



identifikasi,



penilaian/evaluasi,



perdagangan,



penyimpanan, dan penggunaan bahan obat atau bahan2 alam baik dari tumbuhan, hewan dan berasal dari mineral yang mempunyai nilai ekonomis. Farmakognosi berhubungan erat dengan Fitokimia, biokimia dan kimia sintesa, sehingga ruang lingkup farmakognosi menjadi sangat luas. Sebelum kimia organik belum dikenal, maka simplisia merupakan bahan pokok yang harus tersedia di tempat2 meramu atau meracik obat. Farmakognosi di anggap bagian dari “materia medica”. Bahan dasar untuk obat pada umumnya berasal dari bahan alami yang disediakan dalam bentuk simplisia. Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai



obat yang belum mengalami pengolahan



apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yg telah dikeringkan. Simplisia terbagi menjadi tiga golongan yaitu Simplisia nabati, simplisia hewani, simplisia pelikan (mineral). Ada beberapa cara Penanganan simplisia, meliputi cara panen (pengolahan/pengeringan, pengawetan, penyimpanan, standarisasi), penilaian (evaluasi), identifikasi secara mikroskopik dan kimia, identifikasi farmakologis (penggunaan) dan pemalsuan. Simplisia nabati boleh diawetkan dengan penambahan kloroform, karbontetraklorida, etilen oksida atau bahan pengawet yang lain yg cocok, yg mudah menguap & tidak meninggalkan sisa. 1. Pembuatan simplisia Ada beberapa hal penting pada pembuatan simplisa sehingga suatu simplisia tersebut memenuhi syarat hal tersebut meliputi pemilihan dan



pengumpulan bahan baku, sortasi basah, pencucian, perajangan, pengeringan, sortasi kering, dan pengemasan. a. Pemilihan dan Pengumpulan Bahan Baku Hal yang harus diperhatikan ketika pemilihan bahan baku adalah apakah bahan yang akan dijadikan simplia memiliki kualitas yang baik. Kualitas yang baik dapat dilihat dari proses budidaya tanaman dan cara pengembangan tanamannya. Pengumpulan bahan baku dipilih tergantung pada bagian tanaman yang digunakan, umur tanaman atau bagian tanaman saat panen, waktu panen,dan lingkungan tempat tumbuh. Jika penanganan ataupun pengolahan simplisia tidak benar maka mutu produk yang dihasilkan kurang berkhasiat atau kemungkinan dapat menimbulkan toksik apabila dikonsumsi. b. Sortasi Basah Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing lainnya dari bahan simplisia. Misalnya pada simplisia yang dibuat dari akar suatu tanaman obat, bahan-bahan asing seperti tanah, kerikil, rumput, batang, daun dan akar yang telah rusak, serta kotoran lain yang harus dibuang. Tanah mengandung mikrobamikroba dalam jumlah yang tinggi. Oleh karena itu pembersihan simplisia dari tanah yang terikut dapat mengurangi jumlah mikroba awal. c. Pencucian Bahan Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan kotoran lain yang melekat pada bahan ssimplisia. Pencucian simplisia dilakukan dengan air bersih misalnya dari mata air, air sumur, atau air PAM. Pencucian dilakukan sesingkat mungkin untuk menghindari zat yang mudah larut dalam air mengalir. Cara sortasi basah dan pencucian sangat mempengaruhi jenis dan jumlah mikroba awal simplisia. d. Perajangan Bahan Beberapa jenis simplisia perlu mengalami proses perajangan. Perajangan bahan simplisia dilakukan untuk mempermudah proses



pengeringan, pengepakan, dan penggilingan. Perajangan dapat dilakukan dengan pisau, atau dengan alat mesin perajangan khusus sehingga diperoleh irisan tipis atau potongan dengan ukuran yang dikehendaki. Semakin tipis bahan yang dikeringkan maka akan semakin cepat proses penguapan air, sehingga mempercepat waktu pengeringan. Akan tetapi irisan yang terlalu tipis juga dapat menyebabkan berkurangnya atau hilangnya zat yang berkhasiat yang mudah menguap, sehingga mempengaruhi komposisi, bau, dan rasa yang diinginkan. e. Pengeringan Bahan Tujuan pengeringan adalah untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Dengan mengurangi kadar air dan menghentikan reaksi enzimatik akan dicegah penurunan mutu atau perusakan simplisia. Pengeringan simplisia dilakukan dengan menggunakan sinar matahari atau menggunakan suatu alat pengering. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengeringan adalah suhu pengeringan, kelembaban udara, aliran waktu, waktu pengeringan dan luas permukaan bahan. Pada pengeringan bahan simplisia tidak dianjurkan menggunakan



alat



dari



plastik.



Faktor-faktor



tersebut



harus



diperhatikan untuk memperoleh simplisia kering yang tidak mudah mengalami kerusakan. f. Sortasi kering Sortasi kering dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan bendabenda asing dan pengotor-pengotor lain yang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering. g. Pengemasan Simplisia dapat rusak, atau berubah mutunya karena faktor luar dan dalam. Maka pengemasan yang baik sangat dianjurkan untuk menghindari terjadinya pengurangan mutu yang disebabkan oleh



cahaya, oksigen, reaksi kimia intern, penyerapan air, pengotoran, dan serangga. 2. Deskripsi tumbuhan Pisang adalah tanaman yang berasal dari kawasan Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman buah ini kemudian menyebar luas ke kawasan Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Penyebaran tanaman ini selanjutnya hampir merata ke seluruh dunia, yakni meliputi daerah tropis dan sub tropis, dimulai dari Asia Tenggara ke Timur melalui Lautan Teduh sampai ke Hawaii. Selain itu, tanaman pisang menyebar ke Barat melalui Samudera Atlantik, Kepulauan Kanari sampai Benua Amerika. Negara-negara penghasil pisang yang terkenal diantaranya Brasil, Filipina, Panama, Honduras, India, Equador, Thailand, Karibia, Columbia, Meksiko, Venezuela dan Hawai. Indonesia merupakan negara penghasil pisang nomor empat di dunia. Pisang raja sereh (Musa Silk) adalah pisang yang berasal dari purworejo, Jawa Tengah. Pisang ini merupakan hasil persilangan dari Musa acuminata dengan Musa Balbisiana baik persilangan alami maupun buatan. Pisang raja sereh juga biasa disebut dengan pisang susu. Jenis pisang ini diunggulkan karena rasanya manis, beraroma harum, dan tidak berbiji. Buahnya berbentuk agak lurus dengan ujung buah agak membulat dengan panjang tiap buah sekitar 10 cm, daging buah berwarna putih kekuningan dengan kulit buah yang tipis dan berwarna kuning kecoklatan. 3. Klasifikasi ilmiah Nama tumbuhan : Pisang Raja Sereh Nama Latin : Musa Silk Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub Divisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledoneae Ordo : Zingiberales Famili : Musaceae



Genus Spesies



: Musa : Musa acuminata × Musa balbisiana



D. Morfologi dan anatomi Pisang merupakan (pseudostem),



tingginya



tanaman



semak



yang



bervariasi



antara



1-4



berbatang meter,



semu



tergantung



varietasnya. Daunnya melebar, panjang, tulang daunnya besar, dan tepi daunnya tidak mempunyai ikatan yang kompak sehingga mudah robek bila terkena tiupan angin kencang. Batangnya mempunyai bonggol (umbi) yang besar sekali dan terdapat banyak mata yang dapat tumbuh menjadi tunas anakan. Bunganya tunggal, keluar pada ujung batang dan hanya sekali berbunga selama hidupnya. Jenis pisang raja sereh ini diunggulkan karena rasanya manis, beraroma harum, dan tidak berbiji. Bentuk buahnya agak lurus dengan ujung buah agak membulat. Panjang tiap buah sekitar 10 cm dengan berat 120-150 g. Kulit buahnya tipis berwarna kuning kecokelatan. Biasanya dalam satu sisir terdiri dari 12-15 buah. Daging buah berwarna putih kekuningan E. Asal tumbuhan Pisang raja sereh merupakan hasil persilangan dari Musa acuminata × Musa balbisiana. Pisang raja sereh berasal dari Purworejo, Jawa Tengah. Pisang ini sering juga disebut sebagai pisang susu. F. Tempat tumbuh Pisang raja sereh memerlukan tempat tumbuh di iklim tropik yang hangat dan lembap. Walaupun begitu, banyak orang menanamnya juga persis di batas daerah ekologinya, yang di tempat itu kecepatan tumbuh rata-ratanya hanya dapat mendukung hasil yang minim saja. Suhu merupakan faktor utama untuk pertumbuhan. Di sentra-sentra produksi utamanya suhu udara tidak pernah turun sampai di bawah 15° C dengan jangka waktu yang cukup lama. Suhu optimum untuk pertumbuhannya adalah sekitar 27° C, dan suhu maksimumnya 38° C. Di dataran tinggi daerah ekuator, pisang tak dapat tumbuh pada ketinggian di atas 1600 m dpl. Kebutuhan akan penyinaran belum dipahami benar. Kebanyakan



pisang tumbuh baik di lahan terbuka, tetapi kelebihan penyinaran akan menyebabkan terbakar-matahati (sunburn). Dalarn keadaan cuaca berawan atau di bawah naungan ringan, daur pertumbuhannya sedikit panjang dan tandannya lebih kecil. Pisang sangat sensitif terhadap angin kencang, yang akan merobek-robek daunnya, menyebabkan distorsi tajuk dan dapat merobohkan pohonnya. Diperlukan pasokan air yang ajek, untuk pertumbuhan optimalnya curah hujan hendaknya 200-220 mm, dan kelembapan tanahnya jangan kurang dari 60-70% dari kapasitas lapangan, jadi sebagian besar lahan memerlukan pengairan tambahan. Tanah yang paling baik untuk pertumbuhan pisang adalah tanah liat yang dalam dan gembur, yang memiliki pengeringan dan aerasi yang baik. Kesuburan yang tinggi akan sangat menguntungkan dan kandungan bahan organiknya. hendaknya 3% atau lebih. Tanaman pisang toleran terhadap pH 4,5-7,5. G. Budidaya Tumbuhan Pisang umumnya diperbanyak dengan anakan. Anakan yang berdaun pedang-lah yang lebih disenangi petani, sebab pohon pisang yang berasal dari anakan demikian akan menghasilkan tandan yang lebih besar pada panen pertamanya (tanaman induk). Bonggol atau potongan bonggol juga digunakan sebagai bahan perbanyakan. Bonggol ini biasanya dibelah dua dan direndam dalam air panas (52° C) atau dalam larutan pestisida untuk



membunuh



nematoda



dan



penggerek-penggerek



sebelum



ditanamkan. Kini telah dikembangkan kultur jaringan untuk perbanyakan secara cepat, melalui ujung pucuk yang bebas-penyakit. Cara ini telah dilaksanakan dalam skala komersial, tetapi adanya mutasi yang tidak dikehendaki menimbulkan kekhawatiran. Penanaman pada umumnya dilakukan pada awal musim hujan. Bahan perbanyakan biasanya ditanamkan sedalam 30 cm. Pisang dapat dijadikan tanaman utama atau tanaman pencampur pada sistem tumpang sari. Pisang biasanya ditanam sebagai tanaman perawat (nurse drop) untuk tanaman muda coklat, kopi, lada, dan sebagainya. Juga dapat digunakan sebagai tanaman sela pada perkebunan karet atau kelapa sawit yang baru



dibangun, atau ditanam di bawah pohon-pohon kelapa yang telah dewasa. Jika ditanam sebagai tanaman utama, pisang biasanya ditumpangsarikan dengan tanaman semusim. Untuk pemeliharaan pisang raja sereh penyiangan berulang-ulang diperlukan sampai pahon-pohon pisang dapat menaungi dan menekan gulma. Gulma diberantas dengan cara-cara mekanik (dibabat, dibajak, dan sebagainya) atau dengan tangan. Herbisida pratumbuh cukup efektif, dan jika tanaman telah mencapai tinggi 1,5 m atau lebih, dapat digunakan herbisida kontak. Pisang memerlukan sejumlah besar hara. Untuk penanaman di pekarangan dianjurkan pemakaian pupuk kandang dan kompos, yang dikombinasikan dengan 0,25 kg urea dan kalium nitrat setiap tiga bulan untuk masing-masing rumpun. Pengairan diperlukan di areal yang memiliki musim kemarau panjang, tetapi juga jika curah hujannya kurang dari 200-220 mm bulan. Air dapat dialirkan melalui parit atau disemprotkan, kini pengairan-tetesan telah banyak diterima. Selama putaran pemangkasan ringan, daun-daun yang layu dipotong agar diperoleh mulsa dan untuk menghindari sumber infeksi melalui penyakitpenyakit daun. Diperkebunan skala komersial beberapa tindakan lain dilakukan untuk rnempertahankan produktivitas yang tinggi dan untuk menjamin buah berkualitas baik untuk pasatan (ekspor). Tindakantindakan itu mencakup pembuangan anakan, pembuangan tungguitunggul, pemotongan jantung pisang, dan pengurangan tandan buah. Setiap 6-12 minggu tanaman pisang dibuang anakannya, hanya ditinggalkan satu tanaman induk (yang sedang berbuah), satu batang anakan (yang tertua), dan dalam hal tanaman-sirung (ratoons), satu tanaman cucu. Pada kepadatan yang rendah, setiap rumpun dapat berisi 2 batang induk berikut 2 anakannya. Jadi, untuk menghindari berjejalnya batang, dan untuk mengatur panen yang berurutan dalam setiap rumpun, satu anakan disisakan pada satu pohon induk setiap 6-10 bulan (atau lebih untuk daerah beriklim sejuk) untuk menghasilkan tandan berikutnya. Hanya anakan yang sehat dan tertancap dalam yang boleh disisakan.



Penyangga atau tali dapat memberikan dukungan tambahan bagi tanaman yang berisi tandan buah; topangan ini akan menghindarkan tanarnan dari patahnya batang karena keberatan oleh tandan. Jantung pisang hendaknya segera dibuang setelah 2 sisir terakhir dari tandan itu muncul. Pada waktu yang bersamaan, satu atau dua sisir terakhir mungkin perlu dibuang untuk meningkatkan panjangnya masing-masing buah pisang yang tersisa, dan tandan itu mungkin perlu dikarungi. Karung itu dapat berupa kantung plastik yang telah diberi insektisida, yang maksudnya untuk menghindari kerusakan oleh serangga, burung, debu, dan sebagainya, dan untuk menaikkan suhu tandan, memajukan pertumbuhan buah, terutama untuk daerah beriklim dingin. H. Penggunaan Produk utama dari pisang adalah buahnya. Pisang dimanfaatkan baik dalam keadaan mentah, maupun dimasak, atau diolah menurut caracara tertentu. Untuk pengobatan bagian yang digunakan adalah daun, akar, batang, dan buah pisang. Pada pembuatan simplisia kali ini yang digunakan hanyalah buah pisang nya saja. I. Manfaat kesehatan Dalam



bidang



kesehatan



buah



pisang



raja



sereh



dapat



dimanfaatkan sebagai obat anti tukak lambung karena dalam pisang raja sereh mengandung kalium yang dapat menyeimbangkan ph di dalam lambung. Kandungan potasium yang tinggi juga mampu menormalkan peningkatan tekanan darah akibat stres. Selain buah pisang ada bagian lain yang bermanfaat untuk pengobatan diantaranya adalah daun pisang yang masih tergulung digunakan sebagai obat sakit dada dan sebagai tapal dingin untuk kulit yang bengkak atau lecet. Air yang keluar dari pangkal batang yang ditusuk dapat digunakan untuk disuntikkan ke dalam saluran kencing untuk mengobati penyakit raja singa, disentri, dan diare. Cairan yang keluar dari akar bersifat anti-demam dan memiliki daya pemulihan kembali. Cairan yang keluar dari akar bersifat anti-demam dan memiliki



daya pemulihan kembali. Dalam bentuk tepung, pisang digunakan dalam kasus anemia, serta untuk yang kekurangan gizi. Buah yang belum matang merupakan sebagian dari diet bagi orang yang menderita penyakit batuk darah (haemoptysis) dan kencing manis. Dalam keadaan kering, pisang bersifat antisariawan usus. Tepung yang dibuat dari pisang digunakan untuk gangguan pencernaan yang disertai perut kembung dan kelebihan asam. J. Manfaat di bidang lain Selain dalam bidang kesehatan pisang banyak juga dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti daun pisang yang digunakan untuk menggosok lantai, sebagai alas 'kastrol' tempat membuat nasi 'liwet', dan sebagai pembungkus berbagai makanan. Serat pada batang semu pisang dapat digunakan untuk membuat kain. Bagian-bagian vegetatif beserta buah-buah yang tidak termanfaatkan digunakan sebagai pakan ternak, bagian-bagian vegetatif itu khusus dimanfaatkan jika pakan ternak dan air sulit diperoleh (batang semu itu banyak mengandung air). Air yang keluar dari pangkal batang juga digunakan untuk menyetop rontoknya rambut dan merangsang pertumbuhan rambut. Buah yang matang sempurna merupakan makanan mewah jika dimakan pagi-pagi sekali.



BAB II A. Alat Dan Bahan 1. Mikroskop 2. Kaca objek 3. Tissue / lap 4. Kateter atau silet 5. Mortir dan stemper 6. Kertas 7. Pipet tetes 8. Kertas gambar (logbook) 9. Pensil 10. Aquadestilata 11. Larutan kloralhidrat 12. Nampan 13. Bahan yang digunakan = buah pisang raja sereh B. Cara Kerja 1. Pertama simplisia dilihat dalam media air dengan pembesaran lemah (12,5 x 10) dan pembesaran kuat (12,5 x 40) hasilnya digambar. 2. Kedua simplisia secukupnya ditempatkan di atas gelas objek ditambah beberapa tetes larutan kloralhidrat, dihangatkan di atas nyala lampu spiritus (jangan smapai mendidih). Tutup dengan gelas penutup. Setelah dingin dilihat di bawah mikroskop dengan pembesaran lemah dan bila perlu dilihat dengan pembesaran kuat. Hasil yang didapatkan digambar.



BAB III HASIL PRAKTIKUM



No 1. 2.



Gambar



Keterangan Gambar Pencarian tumbuhan Proses preparasi sebelum pengamatan



3.



Ditempatkan di kaca objek



4.



Di tetesi larutan klorohidrat



5. 6.



Di tutup dengan kaca objek Di amati menggunakan mikroskop



7.



Hasil pengamatan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 10/0.02 – 160/0.17



8.



Sortasi basah



9.



Proses perajangan bahan simplisia



10.



Proses pengeringan dengan di anginanginkan dan dengan matahari langsung bersuhu 400 c.



11. 12. 13. 14. 15. 16.



Sortasi kering Pengemasan Produk simplisia Proses penyerbukan Proses pemasukkan dalam kapsul Produk kapsul jadi



BAB IV PEMBAHASAN



Berdasrkan hasil praktikum yang telah saya lakukan,DAFTAR PUSTAKA