Makalah Simrs [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN



MAKALAH APLIKASI SIMRS DAN PENGGUNAANNYA BAGI PERAWAT



DISUSUN OLEH: Emilia wahyuningsih



(19.156.01.12.001)



Eva wananingsih



(19.156.01.12.003)



Hendrick maudhy



(19.156.01.12.005)



Jamali



(19.156.01.12.007)



Mirna melly Olivia



(19.156.01.12.009)



Mutiara Darmawati



(19.156.01.12.011)



Pandi



(19.156.01.12.013)



Rahayu



(19.156.01.12.015)



Rio purnomo



(19.156.01.12.017)



Sudirno



(19.156.01.12.019)



Titin supriatin



(19.156.01.12.021)



Yani suryani



(19.156.01.12.023)



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MEDISTRA INDONESIA JL. CUT MUTIA NO. 88A, SEPANJANG JAYA, KEC. RAWALUMBU, KOTA BEKASI. 2020



KATA PENGANTAR



Dengan memanjatkan segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang selalu melimpahkan karunia Nya sehingga kami bisa meyelesaikan tugas makalah Sistem Informasi Keperawatan dengan judul “Aplikasi Simrs Dan Penggunaannya Bagi Perawat”. Dalam penyusunan makalah ini kami mendapat banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing kami. Kami Menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnyaa membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.



         Bekasi , 11 Juni 2020



       Penyusun



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang ...................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 3 C. Tujuan ................................................................................................................... 3 D. Manfaat ................................................................................................................. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Sistem Informasi Rumah Sakit ............................................................................. 4 B. Sistem Informasi Manajemen ............................................................................... 4 C. Tujuan penggunaan sistem informasi Rumah Sakit ............................................. 5 D. Tugas dari sistem informasi ................................................................................. 6 E. Sub sistem informasi Rumah Sakit ...................................................................... 7 F. Mengenal Sistem Informasi Rumah Sakit dalam hal keperawatan ...................... 9 G. Penerapan Sistem Informasi dalam dokumentasi keperawatan ........................... 10 H. Fungsi dan keuntungan menggunakan Sistem Informasi Manajemen bagi keperawatan ............................................................................................................................... 14 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................................................... 17 B. Saran ..................................................................................................................... 18 DAFTAR PUSTAKA



ii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Dunia keperawatan di Indonesia terus berkembang, seiring dengan meningkatnya tingkat pendidikan keperawatan di Indonesia, disamping akses informasi yang sangat cepat di seluruh dunia. Hal itu membawa efek pada kemajuan yang cukup berarti di keperawatan (Jasun, 2006). Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang perawat harus mampu melaksanakan askep sesuai standar, yaitu dari mulai pengkajian sampai dengan evaluasi. Hal ini membawa efek pada kemajuan yang cukup berarti di keperawatan. Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan, mempunya peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Salah satu kegiatan yang dapat mendukung adalah penerapan Sistem Rumah Sakit disusun untuk memudahkan manajemen Informasi Manajemen Rumah Sakit disusun untuk memudahkan manajemen dan proses pengambilan informasi serta digunakan untuk mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan. Artinya SIMRS disusun untuk memudahkan pelaksanaan manajemen asuhan keperawatan. Dan tujuan ini adalah tujuan paling dasar dalam pemanfaatan teknologi informasi/komputer. Sehingga, pemanfaatan teknologi informasi/komputer harus menjamin sebuah pekerjaan menjadi lebih mudah, bukan malah menjadi sulit. Aplikasi/sistem harus mampu memberikan informasi yang bermanfaat bagi manajemen. SIMRS bukan hanya sekedar mengganti dokumen manual menjadi terkomputerisasi, tetapi lebih dari itu. Sebagai sebuah contoh, system mampu memfasilitasi untuk memunculkan evidance base keperawatan. Mampu menampilkan laporan-laporan yang dapat dijadikan rujukan akuntabilitas perawat, kinerja perawat, performa perawat, kompetensi perawat, dll. Dengan informasi yang didapatkan, diharapkan pengambilan kebijakan yang dilakukan oleh manajemen keperawatan memiliki dasar yang kuat karena berdasar data yang ada di lapangan. Sistem informasi juga dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan perawat. menurut Hariyati RT., (1999). 1



2



Masalah



yang



sering



muncul



dan



dihadapi



dalam



pelaksanaan asuhan keperawatan adalah banyak perawat yang belum melakukan pelayanan keperawatan sesuai standar   asuhan   keperawatan. Pelaksanaan   asuhan keperawatan



juga



tidak



disertai



pendokumentasian



yang



lengkap.



Pendokumentasian yang dilakukan   secara   tertulis   dan   manual juga mempunyai kelemahan yaitu sering hilang. Pendokumentasian yang berupa lembaran-lembaran kertas maka dokumentasi asuhan keperawatan sering terselip. Selain itu pendokumentasian secara tertulis juga memerlukan tempat penyimpanan dan akan menyulitkan untuk pencarian   kembali   jika   sewaktu-waktu   pendokumentasian   tersebut   diperlukan. Dokumentasi yang hilang atau terselip di ruang penyimpanan akan merugikan perawat. Hal ini karena tidak dapat menjadi bukti legal jika terjadi suatu gugatan hukum, dengan demikian perawat berada pada posisi yang lemah dan rentan terhadap gugatan hukum. (Haryati, RT, 2002 ) Realita dalam pendokumentasian asuhan keperawatan, sebagian besar di beberapa rumah sakit di Indonesia saat ini umumnya masih menggunakan pendokumentasian secara konvensional. Dengan adanya pendokumentasian tertulis ini perawat sering mengeluh merasa berat karena membutuhkan waktu banyak untuk mengisinya. Permasalahan lain yang   sering   muncul   adalah   biaya   pencetakan   form   mahal    sehingga   sering   formpen dokumentasian tidak tersedia. Akibatnya pendokumentasian menjadi terhambat. Pendokumentasian  asuhan keperawatan  yang  sudah modern  dengan menggunakan komputer, seluruh dokumentasi yang berkaitan dengan pasien telah dimasukkan dalam komputer, sehingga kasus hilangnya dokumentasi serta tidak tersedianya form pengisian tidak lagi menjadi masalah. Dengan informasi yang berbasis komputer diharapkan pendokumentasian menjadi praktis, lebih cepat, lebih murah, lebih mudah mencari data yang telah tersimpan dan resiko hilangnya  data dapat dikurangi. Sehingga



dapat



memudahkan



perawat



dalam



melaksanakan



tugasnya.



Sistem



pendokumentasian yang berbasis komputer, pengumpulan data dapat dilaksanakan dengan



cepat



dan



lengkap.



Data yang telah disimpan juga dapat lebih efektive dan dapat menjadi sumber dari penelitian, dapat melihat kelanjutan dari edukasi ke pasien, melihat epidemiologi penyakit serta dapat memperhitungkan biaya dari pelayanan kesehatan. (Liaw,T. 1993). Menurut    Herring   dan   Rochman   (1990)   dalam   Emilia,   (2003) :   beberapa   institusi kesehatan yang menerapkan system komputer, setiap perawat dalam tugasnya dapat menghemat sekitar 20-30 menit waktu yang dipakai untuk dokumentasi keperawatan dan



3



meningkat keakuratan dalam dokumentasi keperawatan. Pendokumentasian keperawatan sudah saatnya untuk dikembangkan dengan berbasiskomputer. Untuk menerapkan SIMRS membutuhkan komitmen dari semua pihak yang terkait terutama sumber daya manusia. Dan perlu adanya komite yang akan mengevaluasi penerapan sistem tersebut (Mahler, 2007). Oleh karena itu dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan, maka perlu dibuat suatu mekanisme pendokumentasian yang mudah dan cepat berkaitan dengan dokumentasi proses keperawatan yang dikenal dengan sistem informasi. Sistem informasi terdiri dari dua kata, yaitu System dan Information. Sistem adalah kumpulan elemen yang berintegrasi untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang (Davis, 1999).



B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan sistem informasi ? 2. Apa fungsi dan keuntungan penggunaan sistem informasi keperawatan ? 3. Apa saja kendala dan masalah dalam penerapan sistem informasi keperawatan ? 4. Apa pemecahan masalah dalam kendala penerapan sistem informasi Keperawatan ? C. Tujuan Tujuan penulisan makalah ini adalah diharapkan mahasiswa mampu menganalisis perkembangan teknologi keperawatan atau teknologi kesehatan yang dapat dimanfaatkan oleh keperawatan. Serta mempermudah bagi tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif. D. Manfaat 1. Memberikan kemudahan dalam pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan kepada pasien, juga dapat meningkatkan pelayanan kepada pasien secara optimal. 2. Mengurangi kekeliruan dalam pelayanan keperawatan serta dapat memotivasi perawat untuk bekerja lebih praktis, cepat, tepat dan akurat yang akhirnya dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas. 3. Dengan sistem informasi keperawatan akan dapat mengurangi resiko-resiko kehilangan data, memudahkan dalam mencari data yang tersimpan.



BAB II PEMBAHASAN



A. Sistem Informasi Rumah Sakit Sistem Informasi Rumah Sakit adalah merupakan sebuah sistem informasi yang digunakan untuk Rumah Sakit dimana dalam sistem informasi ini memungkinkan aliran data dari sebuah rumah sakit bisa dilakukan secara elektronis, sehingga pelayanan kepada paien dapat dilakukan dengan lebih cepat, akurat dan transparan yang pada akhirnya bisa memberikan kepuasan kepada pasien (Kusumadewi, 2009). Sistem informasi rumah sakit adalah suatu tatanan yang berurusan dengan pengumpulan data, pengelolaan data, penyajian informasi, analisis dan penyimpanan informasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah sakit. Penerapan informasi di rumah sakit meliputi medik,perawat, administrasi dan penunjang (Sabarguna, 2003). Menurut Sabarguna (2003), jenis sistem informasi di rumah sakit secara global terbagi atas : 1. Sistem Informasi Rumah sakit Merupakan sistem informasi yang secara langsung untuk membantu pasien dalam pelayanan medis. Contoh: Sistem informasi di ICU, sistem informasi pada alat seperti CT Scan, USG. 2. Sistem informasi Administrasi Merupakan sistem informasi yang membantu pelaksanaan administrasi di rumah sakit. Contoh: Sistem informasi administrasi, billing system, farmasi, penggajian. 3. Sistem informasi Manajemen Merupakan sistem informasi yang membantu manajemen rumah sakit dalam pengambilan keputusan. Contoh : Sistem informasi manajemen pelayanan, keuangan dan pemasaran. B. System Informasi Managemen Rumah Sakit Menurut Abdul Kadir (2003, p114) system informasi manajemen (SIM) adalah syste m informasi yang digunakan untuk menyajikan informasi yang digunakan untuk operasi, manajemen dan untuk pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.



4



5



Biasanya, SIM menyediakan informasi untuk operasi menurut Haag (2000, p114) SIM juga sering disebut sebagai sistem peringatan manajemen karena sistem ini memberikan peringatan kepada pemakai (umumnya manajemen) terhadap masalah maupun peluang. Sistem informasi manajemen digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida dimana lapisan dasarnya terdiri dari informasi untuk pengolahan transaksi, penjelasan status, dan sebagainya. Lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari. Lapisan ketiga terdiri dari sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen, dan lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi untuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh manajemen tingkat puncak. C. Tujuan Penggunaan Sistem Informasi Rumah Sakit Menurut Mukhtar (2008), tujuan Sistem Informasi Rumah Sakit adalah untuk menyiapkan informasi untuk kepentingan pelayanan rumah sakit, untuk sistem informasi itu sendiri, dan subsistem antara lain subsistem pengembangan dan subsistem lainnya. Adapun tujuan lainnya antara lain: 1. Merumuskan kebijakan bidang perumahsakitan 2. Menyajikan informasi rumah sakit secara nasional 3. Melakukan pemantauan, pengendalian, dan evaluasi penyelenggaraan rumah sakit secara nasional. Sedangkan menurut Aghazadeh (2012), tujuan dari sistem informasi rumah sakit (HIS) adalah mendukung kegiatan rumah sakit di tingkat praktis, taktis, dan strategis. Dengan kata lain, tujuan dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) adalah menggunakan komputer dan peralatan komunikasi untuk mengumpulkan, menyimpan, pengolahan, pembacaan, dan komunikasi antara pasien yang peduli dengan administrasi data pada semua kegiatan rumah sakit dan memenuhi semua kebutuhan konsumen. Secara umum, tujuan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) dapat diringkas sebagai berikut: 1. Meningkatkan efisiensi staf 2. Menghilangkan duplikasi dan prosedur yang tidak perlu 3. Menggunakan komputer sebagai alat kerja 4. Statistik dan teknik pencarian data lebih cepat dan lebih akurat



6



5. Meningkatkan kualitas dari status kesehatan 6. Menciptakan metode kerja yang modern sistem dan metode kerja standar rumah sakit yang terstandardisasi 7. Sistem komunikasi data antara rumah sakit dan medis 8. Mempromosikan kesehatan masyarakat D. Tugas dari Sistem Informasi Rumah Sakit Menurut Payam Homayounfar (2012), tugas yang paling penting dalam informasi rumah sakit sistem dapat diringkas sebagai berikut: 1. Penyimpanan dan pemantauan kondisi pasien a. Mengakurasi dan menyimpan secara elektronik catatan medis pasien (misalnya alergi obat) disediakan. b. Mengatur sistem peringatan visual dan audio c. Interval waktu dan / atau periode pengujian untuk tes pada pasien menjadi spesifik. d. Pengolahan data dan analisis untuk keperluan statistik dan penelitian berorientasi tujuan. e. Menampilkan status rawat inap dan rawat jalan serta kinerja secara keseluruhan dalam sistem informasi rumah sakit. 2. Manajemen dan aliran data: a. Dukungan otomatis transfer data pasien antara departemen dan lembagalembaga. b. Mengaktifkan grafis atau digitized diagnostik gambar dari rumah sakit database berdasarkan sistem pengambilan terpadu. c. Tanda tangan digital, untuk menciptakan perintah internal secara elektronik. d. Menjaga komunikasi dengan sistem informasi laboratorium. e. Pendaftaran sumber daya manusia dan properti lainnya. 3. Aspek keuangan: a. Efisien administrasi keuangan b. Menggunakan dan memantau obat-obatan dan efektivitas proses Pemesanan. c. Biaya pengobatan terdaftar dan terlaporkan. d. Menyediakan representasi otomatis dari kebutuhan staf Keperawatan



7



E. Sub Sistem dari Sistem Informasi Rumah Sakit 1. Subsistem Layanan kesehatan a. Modul rawat inap berfungsi mengelola data-data dan aktivitas layanan medis rawat inap. Di dalam modul rawat inap berfungsi untuk mencatat tindakan rawat inap, diagnose rawat inap, informasi rincian biaya pasien secara realtime, rincian informasi selisih biaya pasien antara tunai dan jaminan, informasi status ruangan rawat inap, arsip data pasien rawat inap dan Laporan. Kemudian di dalam sub laporan terdapat bagian-bagian yang meliputi laporan tindakan rawat inap, daftar pasien rawat inap, daftar tarif ruangan, daftar tarif tindakan rawat inap, rincian biaya perawatan per pasien, rekap biaya perawatan per pasien, rincian jasa dokter, rekap jasa dokter, laporan pasien inap, dan laporan pasien pulang. b. Modul rawat jalan berfungsi mengelola data-data dan aktivitas layanan medis rawat jalan Dalam modul rawat jalan berfungsi untuk mencatat pembayaran transaksi rawat jalan pasien, pembayaran pasien luar, dan Laporan. Kemudian di dalam sub menu laporan terdapat laporan pendapatann rawat jalan(rincian), laporan pendapatan rawat jalan(rekap), rekap rawat jalan berdasarkan poliklinik, Rekap Rawat Jalan Berdasarkan dokter, Rekap Rawat Jalan Berdasarkan tindakan, daftar tariff rawat jalan, rincian jasa dokter rawat jalan, rekap jasa dokter rawat jalan, rekap pendapatan kasir rawat jalan dan rekap pendapatan kasir kasir rawat jalan per dokter. c. Modul layanan penunjang medis yang termasuk di dalamnya tindakan medis, pemeriksaan laboratorium, dsb 2. Subsistem Rekam Medis Informasi rekam medik dapat dikelompokkan kedalam tiga kelompok data yaitu : data master pasien, data akuntansi pasien serta data akuntansi Rumah Sakit. Dari kelompok data tersebut dapat di perinci lagi menjadi kelompok-kelompok kecil data yaitu: a. Data mengenai identitas pasien, berisi informasi mengenai biografi pasien, demografi, penanggung jawab medis dan keuangan pasien. b. Data mengenai status pelayanan, berisi informasi mengenai tanggal kunjungan, dokter yang menangani, status diagnosa terakhir. c. Data mengenai catatan kesehatan (rekam medik), berisi informasi mengenai riwayat penyakit dan kesehatan pasien, hasil pemeriksaan (konsultasi, fisik,



8



penunjang medis dll), diagnosa, tindakan-tindakan dan instruksi yang diberikan oleh dokter, perjalanan penyakit dan perawatan serta obat-obatan yang diberikan. d. Data mengenai biaya layanan, berisi informasi mengenai tabel-tabel biaya pendaftaran, konsultasi, tindakan dokter dan keperawatan, pemeriksaan penunjang medis, pemakaian obat dan pemakaian peralatan 3. Subsistem Personalia Subsistem Personalia, yang mengelola data maupun aktivitas tenaga medis maupun tenaga administratif rumah sakit. Berikut adalah modul-modul yang terdapat dalam personalia: a. Modul data pribadi dokter. b. Dalam modul ini akan ada rekap data pribadi dari dokter. Data yg berkenaan dengan ciri seseorang, misal nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamat, dan kedudukan dl keluarga. c. Modul data gaji, fee, tunjangan dll d. Dalam modul ini terdapat rekap data gaji, tunjangan bahkan tambahan gaji bagi karyawan/pegawai yang lembur. e. Modul data kepegawaian dokter (bagian, jabatan, poli, dll) f. Dalam modul ini akan ada rekap data kepegawaian di rumah sakit. meliputi bagiannya serta jabatannya di rumah sakit tersebut. g. Modul history pendidikan dokter. h. Dalam modul ini akan ada rekap history pendidikan dokter yang bekerja di rumah sakit ini. Rekap data pendidikan meliputi tempat dokter tersebut melakukan pedidikan. 4. Subsistem Keuangan Sistem Keuangan SIRS dimulai dari Billing Pasien, Penagihan dan Akuntansi. Modul ini digunakan untuk menghitung segala Aktifitas Pasien di rumah sakit yang berhubungan dengan keuangan, modul ini bersifat on-line disemua lini sehingga perhitungan biaya dapat dilakukan dengan cepat dan terpusat. Menu billing dapat di monitor setiap saat oleh petugas yang berwenang, dan modul ini berakhir di penagihan akhir pasien. Modul ini juga on-line kemodul Akuntansi khususnya di AR (Account Receivable) sehingga untuk kepertuan administrasi keuangan tidak perlu ada entry



9



ulang. Petugas keuangan tinggal melakukan posting data. Yang termasuk dalam modul ini adalah : a. Perhitungan Beban Biaya b. Pembayaran di Kasir c. Pengembalian Deposit /Uang Muka oleh Bendahara 5. Subsistem Sarana dan Prasarana Suatu rumah sakit tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa didukung dengan perlengkapan rumah sakit sebagai sarana rumah sakit. Perlengkapan rumah sakit merupakan segenap benda atau bahan yang digunakan untuk membantu pelaksanaan pekerjaan rumah sakit. 6. Subsistem Farmasi atau Obat Manajemen Farmasi dilakukan dengan menggunakan On-Line Sistem baik untuk pengeluaran ke pasien melalui resep yang dikirim secara On-line dari dokter maupun pada saat permintaan persediaan ke gudang. Dalam Sistem SIRS ini pelayanan Resep sudah lengkap termasuk resep obat racikan yang akan mengurangi persediaan di Instalasi Farmasi F. Mengenal Sistem Informasi Managemen Rumah Sakit dalam Hal Keperawatan Pemikiran sistem informasi keperawatan berbasis komputer berawal sebagai salah satu solusi dari pendokumentasian proses keperawatan yang tidak lengkap karena tingginya beban kerja perawat. Masalah yang sering muncul dan dihadapi di Indonesia dalam pelaksanaan asuhan keperawatan adalah banyak perawat yang belum melakukan pelayanan keperawatan sesuai standar asuhan keperawatan. Pelaksanaan asuhan keperawatan keperawatan adalah banyak perawat yang belum melakukan pelayanan keperawatan sesuai standar asuhan keperawatan. Pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian yang lengkap (Hariyati, RT, 1999). Sistem informasi keperawatan berbasis komputer dapat meningkatkan



pelayanan kepada pasien dan



membuat pelayanan keperawatan lebih bermakna, karena mengurangi kerja dengan kertas (paperless) dan meningkatkan komunikasi serta menghemat waktu perawat, meningkatkan keamanan dan keselamatan pasien. Informatika kesehatan berfokus pada ilmu tentang cara memperoleh, menyimpan, mempresentasikan, menyebarluaskan dan menggunakan data serta informasi untuk pelayanan kesehatan, memecahkan masalah, dan membuat keputusan (Sortlife dan Blois, 2001). Sistem Informasi Keperawatan bertujuan meningkatkan penggunaan data kesehatan



10



untuk memberikan pelayanan kesehatan, riset dan pendidikan (Delaney, 2001). Fokusnya lebih pada pengelolaan informasi yang sangat efektif menggunakan komputer karena perkembangan teknologinya sangat pesat dan semakin tinggi kemampuan teknologi komputer disertai semakin murah biaya pemanfaatannya. Komputer telah menghasilkan jaringan komunikasi yang kuat yang dapat digunakan organisasi untuk melakukan akses informasi dengan cepat, tidak terbatas pada ruang dan waktu. Informasi keperawatan adalah ilmu keperawatan   yang terintegrasi dengan   ilmu keperawatan, ilmu komputer, dan ilmu informasi untuk mengolah data, informasi, dan pengetahuan dalam praktik keperawatan. Informasi keperawatan terintegrasi dari data, informasi dan pengetahuan untuk mendukung pasien, perawat dan pengguna lain dalam berperan mengambil keputusan (ANA, 2001). Pendapat lain juga menyatakan bahwa informasi keperawatan adalah untuk menganalisa, mengumpulkan , mengolah data, dan memproses data ke dalam bentuk informasi dan pengetahuan, membuat pengetahuan sebagai dasar keputusan dan pemberian pelayanan keperawatan pasien dan meningkatkan kualitas dalam praktik profesionalnya (Goossen, 1996). Perkembangan teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga akhirnya akan meningkatkan produktivitas, dan dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan. Banyak  manfaat  yang diperoleh bila rumah  sakit menggunakan sistem informasi keperawatan yaitu manajemen lebih efisien, penggunaan sumber biaya lebih efektif, peningkatan   program   perencanaan,   dan   meningkatkan   pendayagunaan   perawat. (Strachan,2005). American Association of Nurse Executive (1993) dalam Saba,



McCormick,(2001)



mengemukakan manfaat penting dalam penggunaan informasi tekhnologi yaitu meningkatkan pemanfaatan sumber daya staf perawat, meningkatkan pelayanan dan monitoring pasien,meningkatkan dokumentasi,meningkatkan informasi, meningkat kanperencanaan, meningkatkan standar praktik keperawatan,kemampuan 



menetapkan



masalah dan meningkatkan evaluasi perawatan dan mendukung organisasi yang dinamik. G. Penerapan Sistem informasi dalam Dokumentasi Keperawatan Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu informasi dan ilmu keperawatan yang disusun untuk memudahkan manajemen dan proses pengambilan informasi dan pengetahuan yang



digunakan untuk mendukung pelaksanaan asuhan



keperawatan (Gravea & Cococran,1989 dikutip oleh Hariyati, RT., 1999).



11



Ada harapan tinggi bahwa komputer dapat mendukung dalam dokumentasi keperawatan akan membantu meningkatkan kualitas dokumentasi. Namun dengan diterapkannya komputerisasi di rumah sakit juga perlu diimbangi oleh kemampuan perawat dalam mengoperasionalkan komputer. Untuk meningkatkan kemampuan perawat dalam penggunaan komputer maka perawat telah menyoroti kebutuhan untuk pelatihan dalam penggunaan teknologi informasi, dan penilaian kritis penting untuk profesional perawat. (Docker, et all.,2003). Menurut ANA (American Nurse Association) dalam Saba (2001), menyebutkan ada enam standar praktik untuk informasi keperawatan yaitu: 1. Pengkajian, berfokus pada pasien yang meliputi : 2. Identifikasi



hasil,



hasil



siklus



teknologi



informasi



dari



pasien dan data pasien dalam mendukung adanya perubahan   dalam   pembuatan keputusan, 3. Diagnosa, meliputi seluruh aktivitas yang berhubungan dengan identifikasi hasil yang menggambarkan hasil perawatan yang terukur, 4. Perencanaan, penggunaan teknologi yang digunakan untuk menambah dan merubah data yang relevan ke dalam perencanaan keperawatan. 5. Implementasi, merupakan pemberian tindakan yang nyata kepada   pasien.  6. Evaluasi,   digunakan   untuk   efisiensi   dan   efektifitas   keputusan, perencanaan



dan



pelaksanaan



untuk



meningkatkan



praktik



keperawatan.



Pendokumentasian   Keperawatan  merupakan   hal   penting   yang   dapat    menunjang pelaksanaan   mutu   asuhan   keperawatan.   (Kozier,E.   1990). Program-program yang dirancang dalam Sistem Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK) menurut Jasun (2006): 1. Standar Asuhan Keperawatan Standar asuhan keperawatan menggunakan standar internasional dengan mengacu pada NANDA, standar outcome keperawatan mengacu pada NOC, dan standar intervensi keperawatan mengacu pada NIC. 2. Standart operating Prosedur (SOP)Uraian standar tindakan keperawatan yang terdapat dalam standar asuhan keperawatan. 3. Discharge planning Uraian perencanaan pulang pasien setelah dirawat di rumah sakit. 4. Jadwal Dinas Perawat Jadwal dinas perawat dibuat secara otomatis oleh program komputer, sehingga tinggal melakukan print.



12



5. Penghitungan angka kredit perawat Angka kredit merupakan rekapan dari aktivitas perawat sehari-hari, yang otomatis akan dapat diakses harian, mingguan dan bulanan. 6. Daftar diagnosa terbanyak, daftar diagnosa keperawatan direkapitulasi oleh sistem berdasar input perawat sehari-hari. Penghitungan diagnosa keperawatan bermanfaat untuk pembuatan standar asuhankeperawatan. 7. Daftar NIC terbanyak, Rekapan tindakan terbanyak berdasarkan pada masingmasing diagnosa keperawatan yang ada. 8. Laporan implementasi Rekapan tindakan perawatan pada satu periode, daftar di filter berdasarkan ruang, pelaksana dan pasien. Laporan ini dapat menjadi alat monitoring yang efektif tentang kebutuhan pembelajaran bagi perawat. laporan implementasi juga dapat dijadikan alat bantu operan shift. 9. Laporan statistic, Laporan statistik yang dimunculkan adalah BOR, LOS, TOI dan BTO di ruang tersebut. 10. Resume keperawatan Resume  bermanfaat  untuk melihat  secara global  pengelolaan  pasien saat dirawat sebelumnya, jika pasien pernah dirawat. Resume dicetak saat pasien akan keluar dari perawatan. Komputer telah merekam datadata yang dibutuhkan untuk pembuatan resume keperawatan. 11. Daftar SAK Dalam SIMK, SAK berdasarkan rekapan dari sistem yang telah dibuat.  12. Presentasi kasus on line Sistem dengan jaringan WiFi memungkinkan data pasien dapat diakses dalam ruang converence. Maka presentasi kasus kelolaan di ruang rawat dapat dilakukan secara online, ketika pasien masih di rawat. 13. Mengetahui jasa perawat Dengan system yang terintegrasi dengan SIM RS, memungkinkan perawat mengetahui jasa tundakan yang dilakukannya. 14. Monitoring tindakan perawat & monitoring aktivitas perawat Manajemen perawatan dapat mengakses langsung tindakan-tindakan yang dilakukan oleh perawat,  dan mengetahui pula setiap



perawat



telah  melakukan aktivitas



keperawatan apa. 15. Laporan shift Merupakan rekapan dari aktivitas yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan oleh perawat, tergantung item mana yang akan dilaporkan pada masing-masing pasien. 16. Monitoring pasien oleh kepala ruang saat sedang rapat Monitoring dapat dilakukan ketikaKaru sedang rapat di ruang converence. Akan diketahui apakah



13



seorang pasien telah dilakukan pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi atau belum. Seiring dengan perkembangan teknologi keperawatan, penerapan pendokumentasian keperawatan di Indonesia, sudah saatnya untuk dikembangkan dengan berbasis komputer, mengingat banyak kegunaannya. Tetapi dalam perkembangan, masih sedikit rumah sakit yang sudah menerapkannya, masih Terdapat Beberapa Faktor Pendukung SIMK di Indonesia yaitu: 1. Saat ini sudah mulai ada perusahaan (yang dikelola oleh profesi keperawatan) yang menawarkan produk SIM keperawatan yang siap pakai untuk diterapkan di rumah sakit. Sekalipun memiliki harga yang cukup tinggi tetapi keberadaan perusahaan ini dapat mendukung pelaksanaan SIM keperawatan di beberapa rumah sakit yang memiliki dana cukup untuk membeli produk tersebut. Semakin mudahnya akses informasi tentang pelaksanaan SIM keperawatan juga memudahkan rumah sakit dalam memilih SIM yang tepat. 2. UU No 8 tahun 1997 yang mengatur tentang keamanan terhadap dokumentasi yang



berupa



lembaran



kertas.



Undang-undang



ini



merupakan



bentuk



perlindungan hukum atas dokumen yang dimiliki pusat pelayanan kesehatan, perusahaan atau organisasi. 3. Aspek etik juga dapat menjadi salah satu faktor pendukung karena sistem ini semaksimal mungkin dirancang untuk menjaga kerahasiaan data pasien. Hanya orang-orang tertentu saja yang boleh mengakses data melalui SIM ini, misalnya dokter, perawat, pasien sendiri.(Depkes,2001) Selain faktor pendukung, terdapat beberapa aspek yang   menjadi  kendala  dalam penerapan  SIMK  di Indonesia: 1. Memutuskan   untuk   menerapkan   sistem   informasi manajemen berbasis komputer ke dalam sistem praktek keperawatan di Indonesia tidak terlalu mudah. Hal ini karena pihak manajemen harus memperhatikan beberapa aspek antara lain struktur organisasi, sebagai contoh pengambil keputusan/kebijakan bukan dari profesi perawat, sehingga seringkali keputusan tentang pelaksanaan SIMK yang sudah disepakati oleh tim keperawatan dimentahkan lagi karena tidak sesuai dengan keinginan pengambilan kebijakan. Keinginan pengambilan kebijakan. Pihak manajemen rumah   sakit   masih   banyak  yang mempertanyakan apakah Sistem Informasi keperawatan ini akan berdampak langsung terhadap kualitas pelayanan keperawatan dan kualitas pelayanan rumah sakit secara keseluruhan.



14



2. Aspek kedua adalah kemampuan sumber daya keperawatan. Ada banyak sumber dayamanusia diinstitusi pelayanan  kesehatan  yang  belum   siap   menghadapi sistem kosssmputerisasi, hal ini dapat disebabkan karena ketidaktahuan dan ketidak mampuan staf terhadap sistem informasi teknologi yang sedang berkembang. Pemahaman yang kurang tentang manfaat sistem informasi menjadi salah satu faktor penyebab ketidaksiapan SDM keperawatan. 3. Aspek ketiga yang menjadi faktor penghambat atau kendala dalam pelaksanaan SIMK adalah faktor sumber dana. Sebagaimana kita tahu bahwa untuk mendapatkan sistem informasi   manajemen   keperawatan   yang   sudah   siap    diterapkan   di   rumah   sakit, membutuhkan biaya yang cukup besar . Masalahnya sekarang, tidak setiap rumah sakit memiliki dana operasional yang cukup besar, sehingga seringkali SIM keperawatan gagal diterapkan karena tidak ada sumber dana yang cukup. 4. Aspek ke empat adalah kurangnya fasilitas informasi tekhnologi yang mendukung pelaksanaan SIMK, tentunya banyak membutuhkan unit computer untuk mengimplementasikan program tersebut.



H. Fungsi dan Keuntungan Menggunakan Sistem Informasi Managemen Rumah Sakit Bagi Keperawatan 1. Fungsi Konseptual model dalam sistem informasi keperawatan berdasarkan 4 fungsi utama dalam praktik keperawatan klinik dan administratif : a. Proses Keperawatan Pasien Proses perawatan pasien adalah apa yang telah dilakukan oleh perawat kepada pasien yaitu: pengkajian, diagnosa keperawatan, pengobatan, catatan keperawatan, pola makan,



jadwal perawatan dan prospektif, beban kerja ,



administrasi pasien. b. Proses Managemen Bangsal Aktivitas yang berhubungan dengan fungsi bangsal untuk secara efektif menggunakan menggunakan sumber dalam merencanakan objek secara spesifik. Mentransformasikan informasi pada manajemen yang berorientasi informasi dalam pengambilan keputusan: jaminan kualitas, sudut pandang aktivitas di bangsal keperawatan, jadwal dinas karyawan, manajemen



15



perseorangan,



perencanaan keperawatan, manajemen inventarisasi dan



penyediaan sarana dan prasarana, manajemen finansial, kontroling terhadap infeksi. c. Proses Komunikasi Seluruh aktivitas dikonsentrasikan pada komunikasi pada pasien dan subjek lain yang memiliki hubungan dengan subjek pengobatan,



perjanjian dan



penjadwalan, review data, transformasi data, dan segala bentuk pesan. d. Proses Pendidikan dan Penelitian Pendokumentasian fungsi dan prosedural. 2. Keuntungan Menggunakan Sistem Informasi Keperawatan. Sistem informasi manajemen asuhan keperawatan mempunyai



banyak



keuntungan jika dilihat dari segi efisien dan produktivitas. Beberapa keuntungan menggunakan sistem informasi manajemen keperawatan adalah meningkatkan kualitas dokumentasi, meningkatkan kualitas asuhan, meningkatkan produktifitas kerja, memudahkan komunikasi antara tim kesehatan, memudahkan dalam mengakses informasi, meningkatkan kepuasan kerja perawat, perawat memiliki waktu lebih banyak untuk melayani pasien, menurunkan Hospital Cost, menurunkan Lost of data and information, mencegah Redundancy (Kerangkapan Informasi). Sistem informasi manajemen berbasis komputer dapat menjadi pendukung



pedoman



bagi



pengambil



kebijakan/keputusan



di



keperawatan/Decision support system dan Executive information system (Eko, 2001). Informasi asuhan keperawatan dalam sistem informasi manajemen yang berbasis komputer dapat digunakan dalam menghitung pemakaian tempat tidur, BOR pasien, angka nosokomial, penghitungan budget keperawatan . Data yang akurat pada keperawatan dapat digunakan untuk informasi bagi tim kesehatan yang lain. Sistem informasi asuhan keperawatan juga dapat menjadi sumber dalam pelaksanaan riset keperawatan secara khusus dan riset kesehatan pada umumnya. Menurut Holmes (2003,dalam Sitorus 2006), terdapat keuntungan utama dari dokumentasi berbasis komputer yaitu: a. Standarisisasi: terdapat pelaporan data klinik yang standar, mudah dan cepat diketahui. b. Kualitas:



meningkatkan



kualitas



informasi



klinik



dan



sekaligus



meningkatkan waktu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. c. Accessebility, legibility, mudah membaca dan mendapat informasi klinik



16



dari pasien dalam satu lokasi.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Perkembangan teknologi yang semakin meningkat kini diterapkan oleh berbagai bidang dalam pembangunan, termasuk bidang kesehatan.Rumah sakit sebagai salah satu pelayanan kesehatan yang mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks, seperti pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, pelayanan gawat darurat, pelayanan rujukan yang mencakup pelayanan rekam medis, dan sebagainya membutuhkan Sistem Informasi Rumah Sakit untuk mengoptimalkan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Sistem Informasi Rumah Sakit adalah sebuah sistem informasi yang digunakan untuk rumah sakit dimana dalam sistem informasi ini memungkinkan aliran data dari sebuah rumah sakit bisa dilakukan secara elektronis, sehingga pelayanan kepada pasien dapat dilakukan dengan lebih cepat, akurat dan transparan yang pada akhirnya bisa memberikan kepuasan kepada pasien. Tujuan Sistem Informasi Rumah Sakit adalah untuk merumuskan kebijakan bidang perumahsakitan,menyajikan informasi rumah sakit secara nasional, melakukan pemantauan, pengendalian, dan evaluasi penyelenggaraan rumah sakit secara nasional. Sedangkan tugas Sistem Informasi Rumah Sakit antara lain mengatur penyimpanan dan pemantauan kondisi pasien, manajemen dan aliran data, dan aspek keuangan. Selain itu, Sistem Informasi Rumah Sakit memiliki beberapa subsistem, yaitu Subsistem Layanan kesehatan, Subsistem Rekam medis, Subsistem Personalia, Subsistem Keuangan, Subsistem Sarana dan Prasarana, Subsistem Farmasi atau Obat. Faktor keberhasilan Sistem Informasi Rumah Sakit salah satunya adalah komitmen dari manajer untuk melaksanakan Sistem Informasi Rumah Sakit.



17



18



B. Saran 1. Perlunya memberikan pemahaman kepada setiap anggota organisasi mengenai pentingnya sistem informasi manajemen keperawatan. 2. Peningkatan kemampuan perawat dalam menggunakan komputerisasi sehingga bisa memaksimalkan dalam pelaksanaan sistem informasi keperawatan. 3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait sistem informasi keperawatan yang dilakukan di rumah sakit untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan terkait dengan asuhan keperawatan dan juga berkontribusi positif bagi pengembangan sistem informasi keperawatan.



DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan. (2001). Kebijakan dan strategi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan



Nasional.



Depkes.



RI.



Jakarta



Davis   (2002)  Kerangka   dasar   system   informasi   manajemen : struktur   dan pengembangannya,



terjemahan



oleh



Bob



Widyahartono,



jakarta:



Gramedia



Delaney, at all (2000) Reliability of nursing diagnoses documented in a computerized nursing



information



system



Nursing



Diagnosis;



Vol.11



No.3.



ProQuest



Eko, I. (2001). Manajemen Sistem Informasi dan Tehnologi Informasi. Jakarta: Emiliana, (2003). Sistem informasi keperawatan berbasis komputer yang terintegrasi dipelayanan Goossen,J.L



kesehatan (1996),



Sint



Carolus,



tidak



dipublikasikan.



http://dlthdee.net/informatics/Chap01/NIDefinotions.htm.



Hariyati, R. T. (1999). Hubungan antara pengetahuan aspek hukum dari perawat dan    karakteristik   perawat   terhadap   kualitas   dokuemntasi   keperawata diRS.Bhakti Yudha,



Tidak



Haryati,R.T.(2002)



dipublikasikan



http://www.google.co.id/search?hl=en&q=dokumentasi



%2C+asuhan%2C+keperawatan&meta= Indrajati I, Ummah, Sumarsih T, (2011) Pendokumentasian tentang perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan di ruang barokah rumah sakit PKU Muhamadiyah Gombong,



Jurnal



Ilmiah



Kesehatan



Keperawatan,



Volume



7,



No.



3,



Jasun. (2006). Aplikasi Proses Keperawatan Dengan Pendekatan Nanda NOCdan NIC Dalam



Sistem



Informasi



Manajemen



Keperawatan



Di



Banyumas



Kozier, E. (1990). Fundamentals of Nursing. Addison Wesley Co., Redwood City. Liaw, T. (1993). The Computer Based Patient Record: An Historical Perpective. Diambildari Lewis,



(2005)



http:// My



prediction



www.hisavic.aus.net/hisa/mag/nov93/the.htm. for



nursing’s



technological



future,



http://



www.eaaknowledge.com/ojni/ni/8_1/lewised.htm. Mahler , et all (2007) Effects of a Computer-based Nursing Documentation System on theQuality of Nursing Documentation,Journal Of Medical Systems [J Med Syst], Vol. 31 (4), pp. 274-82; Ebsco Ping Y, Qiu, Crookes (2008)  Computer-based   Nursing   Documentation   in    NursingHomes: A Feasibility StudyJournal Of The Society For Academic EmergencyMedicine



Vol.



15



(10),



pp.



908-15;



Ebsco



Swanburg, Rc & Swanburg R.J .(2000). Introduction management & leadership for



nurse manager. Boston: James & Bartleett Publisher.Siagian (2003) Sistem Informasi manajemen, Jakarta, Bumi aksaraSaba, McCormic (2001) Essentials of computersfor nurses: informatics



for



the



new



millenium,third



edition



New



york:McGraw.Hill



companies.Saletnik, et all (2008), Nursing resource considerations for implementing an electronik Documentation System, Aorn Journal, vol 87 No 3. The john hopkins hospital,



Baltimore.



Wei Su K & Li Liu (2010) A Mobile Nursing Information System Based on HumanComputer Interaction Design for Improving Quality of Nursing Department of Management and Information Technology, Vanung University, No. 1. Taiwan.