Makalah Sistem Rangka Hewan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH SISTEM RANGKA STRUKTUR HEWAN Dosen Pengampu : Drs. Bejo Basuki, M. Si. / Prof. Dr. Agus Haryono, M. Si.



Disusun oleh: Kelompok 8 1. Bella Rutari



: 193010209007



2. Febry Claudia Ningsih



: 193020209028



3. Maria Elbrigita Yohana



: 193010209004



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA 2020/2021



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih Kepada Dosen Struktur Hewan yakni Bapak Drs. Bejo Basuki, M. Si selaku dosen pembimbing dalam tugas ini karena telah membantu kelancaran dalam pembuatan makalah yang berjudul SISTEM RANGKA. Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, Kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.



Palangaka Raya, 9 April 2021



Penulis



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................... DAFTAR ISI .......................................................................................................... ................................................................................................................................................



i ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 1.3 Tujuan Makalah ……………………………………………………........... 1.4 Manfaat Makalah ...................................................................................



1 1 1 2



BAB II PEMBAHASAN 2. 1 Pengertian Sistem Rangka......................................................................... 2. 2 Macam-Macam Jaringan Hewan ................................................................ 2. 3 Sistem Organ Pada Hewan...........................................................................



3 3 7



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan....................................................................................................... 3.2 Saran..................................................................................................................



10 14



DAFTAR PUSTAKA



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makhluk hidup yang ada di dunia ini dikelompokkan menjadi 2 bagian berdasarkan adatidaknya tulang belakang. Makhluk hidup yang memiliki tulang belakang disebut vertebrata danyang tidak memiliki tulang belakang disebut invertebrata. Vertebrata sendri memiliki 2 sistemrangka, yaitu endoskeleton dan eksoskeleton. Contoh hewan vertebrata adalah ikan, katak, burung,kadal, marmot, dan lain sebagainya.Sistem rangka



merupakan



sistem



organ



terpenting



dalam



mempelajari



morfologi,



sertamemegang peran utama dalam analisis struktur vertebrata. Rangka vertebrata merupakanendoskeleton (rangka dalam), terdiri atas tulang dan tulang rawan yang saling berhubungan. Selainmempunyai endoskeleton, pada pisces, reptilia dan aves terdapat pula sisik, dan pada golongankura-kura terdapat karapas dan plastron yang dapat dianggap sebagai rangka luar ataueksoskeleton. Sistem rangka mempunyai fungsi antara lain sebagai: (1) pelindung organ dalam, (2) penunjang tubuh, (3) tempat melekatnya otot rangka, (4) alat gerak pasif (penyalur gerakan),dan (5) tempat pembentukan sel-sel darah (Tenzer,. dkk, 2014).Karakteristik rangka vertebrata akuatik berbeda dengan vertebrata terestrial. Tubuh pisces ditopang oleh lingkungan air sekelilingnya, karena itu rangkanya tidak perlu sekuat rangka hewanhewan darat. Struktur tulang vertebrata merupakan adaptasi terhadap lingkungan hidupnya.Misalnya, struktur tulang burung spesifik dan berongga. Struktur sedemikian menyebabkan berkurangnya massa rangka, yang sangat menguntungkan untuk terbang (Tenzer,. dkk, 2014)



1



1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan sistem rangka ? 2. Bagaimana struktur sistem rangka pada setiap kelas hewan vertebrata? 3. Bagaimana sistem kerja rangka pada setiap kelas hewan vertebrata ? 1.3 Tujuan Makalah 1. Untuk mengetahui pengertian dari sistem rangka 2. Untuk mengetahui bagaimana struktur sistem rangka pada setiap kelas hewan vertebrata 3. Untuk mengetahui sistem kerja rangka pada setiap kelas hewan vertebrata



1.4 Manfaat Makalah 1. Kita dapat mengetahui pengertian dari sistem rangka 2. Kita dapat mengetahui bagaimana struktur sistem rangka pada setiap kelas hewan vertebrata 3. Kita dapat mengetahui sistem kerja rangka pada setiap kelas hewan vertebrata



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Sistem Rangka Sistem rangka merupakan suatu sistem yang dibangun oleh struktur-struktur keras dari tubuh yang sifatnya menyokong dan melindungi. Sistem ini meliputi eksoskeleton, dan endoskeleton. Eksoskeleton secara embriologis berasal dari epidermis saja, dermis saja, atau keduanya. Sedangkan endoskeleton secara embriologis berasal dari jaringan subdermal, yaitu endoskeleton tulang, endoskeleton rawan dan korda. Eksoskeleton ummnya dijumpai pada hewan invertebrata. Pada vertebrata lebih dikenal sebagai dermal skeleton. Endoskeleton umumnya dijumpai pada hewan veretebrata. Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal, internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya struktur penunjang (Nature, 2012).Menurut (Syarifuddin, 2006: 145) tulang diklasifikasikan menurut bentuknya terbagi atas: 1. Tulang panjang, yaitu tulang yang berbentuk silindris, yang terdiri dari diafisis dan epifisis yang berfungsi untuk menahan berat tubuh dan berperan dalam pergerakan. 2. Tulang pendek, yaitu tulang yang berstruktur kuboid yang biasanya ditemukan berkelompok yang berfungsi memberikan kekuatan kekompakan pada area yang pergerakannya terbatas.



3



3. Tulang pipih, yaitu tulang yang strukturnya mirip lempeng yang berfungsi untukmemberikan suatu permukaan yang luas untuk perlekatan otot dan memberikan perlindungan. 4. Tulang ireguler, yaitu tulang yang bentuknya tidak beraturan dengan struktur tulang yangsama dengan tulang pendek. 5. Tulang sesamoid, yaitu tulang kecil bulat yang masuk dalam formasi persendian yang bersendian yang bersambungan dengan kartilago, ligament, atau tulang lainnya.



Tulang tempurung kepala terdiri atas cranium sebagai tempat otak, capsula untuk tempat beberapa pasang organon sensoris (olfactory, optic, auditory) dan skeleton viceralis, yang merupakan bagian pembentuk tulang rahang dan penyokong lidah insang untuk mekanisme.Tengkorak (tempurung) kepala melekat dekat sekali dengan columna vertebralis, oleh karena ituikan tidak bisa memutar kepalanya. Gigi biasanya terdapat pada tulang premaxillary dentary,vomer dan tulang palatina. Chondrichthyes memiliki tulang kartilago kranium sempurna, organ pembau dan kapsul



optic



tergabung



menjadi



satu.



Eksoskeleton



ostracodermi



mempunyaikesamaan dengan dentin pada kulit Elasmobrachii yang merupakan mantel keras seperti email pada gigi Verterata. Di bawah lapisan tersebut terdapat beberapa lapisan tulang sponge dan di bawahnya lagi terdapat tulang padat. Kartilago palate quadrat dan kartilago Meckel adalah tulangrawan yang akan membentuk rahang atas dan rahang bawah. Ikan hiu dan ikan pari, rahangnya bersendi pada



4



tulang ke posterior atau pada elemen hiomandibula dari lengkung insang ke 2(Gunarso, 1979: 215).



2.2. Struktur Sistem Rangka Pada Setiap Kelas Hewan Vertebrata    Sistem Rangka Pisces (Ikan) 



Struktur Histologi Bentuk tubuh ikan merupakan interaksi antara sistem rangka dengan sistem



otot serta evolusi dalam adaptasi kedua sistem tersebut terhadap lingkungannya. Rangka yang menjadi penegak tubuh ikan terdiri dari tulang rawan dan atau tulang sejati. Osteichthyes terdiri dari tulang sejati. Sebagian besar tulang Osteichthyes pada permulaannya terbentuk melalui tahap tulangrawan, kemudian materialnya menjadi tulang sejati dalam bentuk bentuk yang khusus melaluiosifikasi. Osifikasi merupakan proses perubahan tulang rawan menjadi tulang sejati atau tulangkeras (Ville,. dkk, 1999). Tulang tengkorak pada ikan berfungsi untuk membungkus atau melindungi otak karenaotak merupakan organ yang lembut, tetapi mempunyai peranan yang besar bagi kehidupan ikan.Tengkorak ikan Elasmobranch terbentuk dari satu tulang rawan yang disebut chondrocranium dan dilengkapi branchiocranium beserta derivate-derivatnya. Chondrocranium pada ikanelasmobranch memiliki kotak-kotak yang membentuk atap otak yang tidak komplek. Sedangkantengkorak ikan



bertulang



sejati



tersusun



atas



dua



bagian



yaitu



neurocranium



dan



branchiocranium. Neurocranium terdiri dari bagian endosteal yang membentuk lantai



5



kotak otak dan ectosteal yangmembentuk atap otak. Bentuk atap otaklah yang nantinya mempengaruhi bentuk wajah dari ikantersebut (Ville,. dkk, 1999).







Struktur Anatomi Secara garis besar tubuh ikan tersusun atas tiga bagian, yaitu kepala, batang



tubuh dan ekor.



Pada tubuh ikan yang berbentuk simetri, yaitu terdiri atas dua



belahan yang sama apabila tubuh dibelah dua menjadi dua belahan yang sama, dari kepala ke sampai ekor dengan arah punggung perut.  Pada ujung depan  terdapat  mulut,  diatas  mulut  terdapat  cekung  hidung  yang  sebelah -menyebelah, pada bagian kepala terdapat sepasang mata dan tutup insang. Pada tubuh ikan tertutup oleh selaput tipis yang tembus oleh sinar, kulitnya banyak mengandung kelenjar lendir yang berfungsi untuk menghindarkan goresan pada saat ikan berenang dengan cepat.Rangka ikan berdasarkan letaknya dapat dibedakan menjadi 2, yaitu eksoskeleton danendoskeleton. Sisik dan sirip ikan merupakan eksoskleton, sedang endoskeleton terdiri atas tulangtempurung kepala, columna vertebralis, cingulum pectoralis, tulang-tulang kecil tambahan yang menyokong sirip. Struktur rangka pisces terdiri atas 2 bagian, yaitu rangka aksial dan rangka apendikular.Rangka aksial pisces terdiri dari tulang-tulang tengkorak (terdiri 180 tulang), dan kolumna vertebralis. Tulang-tulang tempurung kepala terdiri atas cranium sebagai tempat otak, capsulauntuk tempat beberapa pasang organon sensoris (olfactory, optic, auditory) dan skeleton viceralis,yang merupakan bagian pembentuk tulang rahang dan penyokong lidah insang untuk mekanisme. Tengkorak (tempurung) kepala melekat dekat sekali dengan columna vertebralis, oleh karena itu



6



ikan tidak bisa memutar kepalanya. Gigi biasanya terdapat pada tulang premaxillarydentary, vomer dan tulang palatine (Jasin, 1984).Kolumna vertebralis pada pisces hanya terbagi menjadi vertebra badan dan vertebra ekor yang tersusun dari belakang tengkorak sampai ke pangkal ekor. Daerah abdominal (badan)memiliki tulang rusuk (kosta) kiri dan tulang rusuk (kosta) kanan. Kosta berguna untuk melindungi organ-organ di dalam rongga badan. Ikan Telostei primitif mempunyai 2 rangkaianrusuk



yang



berhubungan



dengan masing-masing



sentrum



kolumna



vertebralis, yaitu rusuk dorosaldan rusuk ventral. Rusuk ventral kiri dan kanan pada bagian ekor bertemu dibawah arteri dan venaekor untuk membentuk lengkung hemal (Tenzer, dkk, Tanpa tahun). Rangka  apendikular  tersusun  dari  gelang  pektoral  dan  gelang  pelvis. Gelang pektoral pada ikan bertulang terdiri dari korakoid dan skapula yang biasanya tereduksi. Struktur dari tulangmembran (tulang dermal) meliputi klavikula yang tereduksi, kleitrum dan supra kleitrum.Gelang pelvis pada ikan  terdiri  dari keping-keping pelvis bertulang atau bertulang rawan yang bersendian dengan sirip pelvis. Pada ikan bertulang rawan, keping-keping tersebut bertemu dibagian tengah membentuk simfisis pubis (Tenzer, dkk, Tanpa tahun). Tulang-tulang anggota badan bebas pada ikan (extremis liberare) berupa sirip (pinna). Terdapat 2 macam sirip pada ikan, yaitu sirip tunggal dan sirip berpasangan (Tenzer, dkk, Tanpa tahun). 1. Sirip tunggal pada ikan disebut juga sirip median. Sirip ini terdiri dari: 



Sirip dorsal atau sirip punggung (pinnal dorsalis); terdapat pada sepanjang garis mediodorsal.



7







Sirip anal (pinna analis); terdapat diantara anus dan ekor.







Sirip ekor (pinna kaudalis); terdapat pada ujung ekor. Fungsi sirip dorsal dan sirip anal adalah menjaga agar posisi tubuh tidak



terbalik atau olengketika berenang, sedangkan sirip ekor berfungsi sebagai kemudi.Terdapat 4 tipe sirip ekor, yaitu: 



Tipe protoserkal; kolumna vertebralis bagian dorosal dan ventral terbagi hampir sama,ujung ekor membulat dan biasanya terdapat pada siklostomata dewasa.







Tipe difiserkal; kolumna vertebralis lurus ke ujung ekor. Ekor terbagi simetris dari luarmaupun dalam, ujung ekor meruncing, dan biasanya terdapat pada ikan paru-paru.







Tipe heteroserkal; kolumna vertebralis ke ekor agak membelok kebagian dorsal,sehingga ekor terbagi asimetris baik dari dalam maupun luar, dan biasanya terdapat pada Selachei dan Ganoidae.







Tipe homoserkal; kolumna vertebralis berhenti pada pangkal ekor. Ekor terbagi simetrisdari luar, asimetris dari dalam, dan biasanya terdapat pada ikan berangka tulang. Tipe sirip ekor pada ikan dapat dilihat pada gambar berikut ini.



8



  2. Sirip berpasangan terdiri dari: 



Sirip dada (pinnae torakales/pektorales).







Sirip pelvis atau sirip perut (pinnae abdominales). Sirip ini tidak dimiliki oleh belut.Sirip berpasangan juga berfungsi sebagai penyeimbang tubuh.



Berdasarkan letaknya rangka ikan dibagi menjadi 6 bagian, yaitu: 



tulang tengkorak







tulang punggung







tulang rusuk







tulang penyokong insang, disebut rangka visceral







tulang penyokong sirip, disebut rangka appendicular







tulang-tulang penutup insang; terbagi menjadi 4 bagian, yaitu: a) Operculum b) sub operculum –  di bawah c) pre operculum –  di depan d) interculum – diantara Struktur rangka pisces/ikan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.



9



 Sistem Rangka Amfibi (katak) 



Struktur Histologis Rangka katak tersusun atas endoskeleton yang disokong oleh bagian yang



lunak. Pada fase berudu tulangnya masih lunak dan menjadi keras pada fase dewasa. Pada sambungan-sambungantulang masih tetap lunak dengan permukaan yang licin (Ahmad, 2013). Pada katak, tulang yang panjang dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu bagian atas pada bagiancentral yang disebut diaphyse dan kedua ujung yang disebut epiphyse. Pada diaphyse dan epiphyse terdapat hubungan yang tidak teratur dan terkunci oleh sutura. Sutura tersebut masih berupa tulangrawan yang masih dapat tubuh terus, sedangkan pada burung dan sebagian besar mammalia,masing-masing sutura menjadi tulang keras pada saat tertentu sehingga pertumbuhan tidak terjadi(Ahmad, 2013). Struktur Anatomi Skeleton pada katak/amfibi dibagi menjadi 2, yaitu: a. Skeleton aksial: tempurung kepala, vertebrae, dan sternum. b. Skeleton apendikular : kaki. Tempurung kepala yang besar dan pipih terdiri atas: a. cranium yang sempit, b. beberapa pasang kapsula sensoris dari hidung kapsula pendengaran dan kapsula yang besar untuk mata, dana. c. tulang-tulang rahang yang terdiri dari os hyoid dan tulang rahang dari larynx(skeleton viseral). 10



Amfibi mempunyai tengkorak yang tebal dan luas secara proporsional. Tengkorak amfibi modern mempunyai tulang-tulang premaksila (rahang atas), nasal (tulang hidung), frontal, parietal,dan skuamosa. Tidak ada langit-langit atau palatum sekunder pada amfibi. Akibatnya, neresinternal lebih maju di dalam langit-langit mulut. Di bagian ventral otak ditutupi oleh tulang dermalyang dinamakan parasfenoid. Gigi amfibi terletak pada premaksila, maksila, palatine, vomer, parasfenoid, dan tulang dental (Ahmad, 2013). Ada beberapa amfibi yang sama sekali tidak memiliki gigi, atau gigi pada rahang bawah mereduksi. Jumlah vertebra atau ruas tulang belakang pada amfibi bervariasi dari 10 ruas padaSalientia sampai 200 pada Gymnophiona. Tengkorak bersendi dengan tulang tengkuk, jumlahvertedrata kaudalnya bervariasi (Ahmad, 2013). Bangsa Amphibia merupakan vertebrata yang pertama mempunyai sternum (tulang dada)tetapi perkembangannya kurang sempurna. Tulang iga hanya pendek dan kurang berkembangsehingga tidak berhubungan dengan sternum seperti yang terjadi pada reptil, burung, atau mamalia(Ahmad, 2013). Sebagian besar amfibi mempunyai dua pasang tungkai dengan 4 jari (digiti) kaki pada kakidepan dan 5 jari pada jari belakang. Jumlah digiti pada amfibi mungkin ada yang berkurang 2 buah. Tungkai belakang berkurang seperti pada salamander, dan pasangan tungkai tidak ada padaCaecillia. Tungkai biasanya tidak mempunyai kuku, tetapi ada semacam tanduk pada jari-jarinya.Tulang punggung bersambung dengan kepala dan ekstrimitas berfungsi menyokong tubuh dan melindungi sumsum, terdiri atas 9 columna vertebralis dan urostyle. Masing-masing



11



vertebrae merupakan satu segmen pendek yang fleksibel. Tiap-tiap vertebrae terdiri dari centrum atau corpusyang memiliki lengkung atas (archus neuralis) sebagai tempat semsum. Sebelah atasnya terdapatcuatan neuralis yang terdapat pada sepasang processus articularis yang membuat vertebrae sedikit bergerak (Ahmad, 2013). Namun, beberapa amfibi memliki tulang tempurung kepala bersenyawayang tidak dapat digerak-gerakkan (Ahmad, 2013) Struktur rangka katak dapat dilihat pada gambar berikut ini.



Gambar Sistem Rangka Katak



12



 Sistem Rangka Reptil (kadal) 



Struktur Histologis Sistem rangka pada kadal kebun dapat di bedakan menjadi dua bagian yaitu



endoskeletondan ensoskeleton (Puspita, 2013). a. Eksoskeleton; berasal dari epidermis, berupa sisik (squama) menanduk yang menyelubungi permukaan tubuhnya dan posisi seperti sususnan genting. Bentuk squama kadal berbeda antara bagian kepala, badan, ekor. b. Endoskeleton; terdiri dari sekeleton aksial dan apendikular. Sekeleton aksial terdiri tengkorak, kolumna vertebralis, sternum dan rusuk. Vertebrae ekor pada kadal tidak menulang secara sempurna, ekor mudah putus, tetapi dapat mengalami regenerasi. Kolumna vertebralis kadal terbagi menjadi servikal, torax, lumbar, sakral,dan kaudal. Pada kadal juga terdapat tulang rusuk yang bebas. Sebagian tulang-tulang reptil terdiriatas kartilago. (Puspita, 2013).







Struktur Anatomi Tubuh kadal kebun terdiri dari tiga bagian yaitu: caput (kepala), serviks



(leher), truncus(badan), dan kaudal (ekor). Bagian caput berbentuk seperti pyramid dan bila dibandingkan dengantubuhnya, ukurannya relatif kecil. Mulutnya berbentuk celah melebar. Terdapat sepasang matayang terletak pada bagian



dorsolateral.



Masing-masing



mata



memiliki



dua



pelupuk



yang



dapatdigerakkan dan terdapat membran niktitans yang transparans (terletak pada ujung anterior mata).Membran ini berfungsi untuk membersihkan kornea pada



13



saat diperlukan. Pada bagian sisi lateralterdapat celah dangkal berbentuk oval yang merupakan lubang telinga luar (Puspita, 2013).  Caput Caput adalah bagian tubuh pada daerah anterior. Bagian-bagian dari caput adalah sebagai berikut. 1. Rima oris terletak diantara anterior caput 2. Labium superior dan inverior. 3. Organon visus, yang dilengkapi dengan adanya palpebra superior dan inferior yangkeduanya dapat digerakkan. Disamping itu dijumpai pula adanya membrane melintangdisudut anterior orbita. 4. Sepasang nares anterior yang terletak diujung depan maksila. 5. Porus acusticus eksternum, terletak dibelakang mata.



 Truncus Truncus berbentuk memanjang yang ditutup oleh squama (sisik) yang berbentuk heksagonal. Pada truncus juga dijumpai adanya extrimitas (anggota badan bebas) yang terbagi atasextremitas cranialis (posterior) dan extremitas anterior. Extremitas ini terbentuk oleh branchium,antribrancium, manus. Pada bagian extremitas memiliki falcula (jari-jari) yang berjumlah 5 buahdibagian anterior (poluks, socundus, medium, numulus dan minimus) dan yang berada dibagian posterior berjumlah 3 falcula (femur, crus, pes) yang memiliki 5 buah digiti (jari-jari) bervakuola, yang nama jari-jarinya sama dengan extremitas anterior kecuali pada urutan pertama disebut hallux(Puspita, 2013).



14



 Serviks Serviks atau leher merupakan bagian yang dapat digerakkan. Bagian serviks panjang dan berlanjut dengan badan, bagian serviks ini hanya ditandai oleh adanya lekukan saja.  Caudal Caudal berbentuk silindris dengan panjang hampir dua kali panjang badan ditambahkandengan panjang kepala. Pada bagian pangkalnya tebal dan makin meruncing ke arah distal. Pada bagian badan terdapat dua pasang alat gerak yaitu bagian anterior dan bagaian posterior. Pada bagian ventral terdapat lubang kloaka yang berbentuk celah melintang. Pada jenis kadal yangditemukan di India (Uromastix), terdapat beberapa lubang preanofemoral yang terdapat pada bagian pangkal alat gerak bagian belakang (Puspita, 2013). Sebagaimana galibnya reptil, kadal kebun berdarah dingin (itu sebabnya kadal kebun kerap berjemur) dan mempunyai sisik-sisik yang beraneka bentuknya yang terbangun dari zat tanduk.Beberapa jenis kadal mempunyai sisik-sisik yang halus berkilau, terkesan licin atau seperti berminyak, walaupun sebenarnya sisik-sisik itu amat kering karena kadal tidak memiliki pori dikulitnya untuk mengeluarkan keringat atau minyak Beberapa spesies kadal kebun tak berkaki,seperti ular kaca misalnya, memiliki struktur gelangan bahu dan panggul dalam tubuhnya, meskitak ada tungkainya. (Puspita, 2013).



15



Struktur rangka reptil dapat dilihat pada gambar berikut ini



Gambar Kerangka Kadal (Anonim. 2010)



 Sistem Rangka Aves (Burung). 



Struktur Histologis Struktur rangka pada burung banyak mengalami diferensiasi, misalnya pada



bagian kolumna vertebralis atau tulang belakang. Vertebra pada burung (misalnya burung dara) dibagimenjadi 4 bagian, yaitu vertebra torakalis terakhir (posterior), vertebra lumbalis, vertebra sakralisdan vertebra kaudalis anterior. Keempat vertebra tersebut bersatu membentuk sinsakrum (Mutiara,2011).Tidak hanya pada bagian vertebra, bagian sternum (dada) berdiferensiasi menjadi lebar dankuat, yang disebut karina sterni. Sternum tersebut berfungsi untuk perlekatan otot-otot pektoralyang 16



kuat, yang berperanan penting untuk terbang. Rusuk sterna (rusuk ventral) pada aves tersusundari jaringan tulang rawan (Rani, 2012).Pada aves terdapat tulang-tulang gelang bahu yang meliputi pola dasar gelang pektoralyang terdiri dari tulang-tulang pengganti (berasal dari tulang rawan), meliputi korakoid dan skapula, dan tulangtulang membran (berasal dari jaringan ikat), yaitu klavikula. Pada aves yangdapat terbang, kedua klavikula bersatu dibagian tengah dengan interklavikula, membentuk furkulayang berbentuk huruf V. Bagian ujung furkula dilekatkan dengan sternum oleh suatu ligamen. Aves memiliki korakoid sepasang, kokoh, dan bersendian dengan sternum, sedangkan skapulatersusun sepasang, panjang, dan bersendian dengan kosta (Mutiara, 2011).







Struktur Anatomi Kerangka burung sangat beradaptasi untuk terbang. Kerangka tersebut sangat



ringan,namun cukup kuat untuk menahan tekanan pada saat lepas landas, terbang, dan



mendarat.



Salahsatu



kunci



adaptasi



yakni



tergabungnya



tulangdalam



osifikasitunggal. Hal ini membuat burung memiliki jumlah tulang yang sedikit dibanding vertebrata lain yang hidup di darat. Burung juga tidak memiliki gigi bahkan rahang, namun memiliki paruh yang lebih ringan. Paruh pada anak burung memiliki "gigi telur" yang digunakan untuk membantu keluar dari cangkang telur (Mutiara,2011). Burung memiliki banyak tulang yang berongga yang saling bersilang untuk menambah kekuatan struktur tulang. Jumlah tulang berongga bervariasi antarspesies, meskipun burung yang terbang dengan melayang atau melambung cenderung



17



memiliki tulang berongga yang lebih banyak. Kantung udara dalam sistem pernapasan sering membentuk kantung-kantung udara dalam tulang semi berongga pada kerangka burung. Beberapa burung yang tidak mampu terbang seperti penguinatau burung untahanya memiliki tulang yang padat, hal ini membuktikan hubungan antarakemampuan terbang burung dengan adaptasi pada sistem rongga pada tulang (Rani, 2012). Rangka aves terdiri dari rangka aksial dan rangka apendikular. Rangka aksial yang tersusunatas caput (kepala), kolumna vertebralis (tulang belakang), truncus (badan), dan kosta (tulang-tulang rusuk), sedangkan rangka apendikular pada aves tersusun atas extremitas (tulang-tulang anggota gerak). Pada bagian caput terdapat tulang-tulang tengkorak kepala yang terdiri dari beberapa tulang, yaitu rostum (paruh), cranium (tulang kotak otak), nares (lubang hidung), dan tulangrongga mata. (Staf dosen Universitas Yogyakarta, 1990). Rostum terdiri dari 2 bagian, yaitu os premaksila (paruh bagian atas yang langsung berhubungan dengan nares) dan mandibula (paruh bawah). Kranium terdiri dari os frontal (tengkorak bagian atas), os parietal, dan os oksipital. Tengkorak burung normal biasanya beratnya sekitar 1% dari berat badan keseluruhan burung. Mata burung menempati sebagian besar tengkorak dan dikelilingi oleh cincin mata-sklerotik, cincin tulang kecil yang mengelilingi mata. Sistem tulang belakang (kolumna vertebralis) aves dapat dibagi menjadi 5 bagian, yaituvertebra servikalis (leher), vertebra torakalis (bagian badan), synsacrum (menyatu pada tulang punggung, juga menyatu pada pinggul), vertebra kaudalis (ekor), dan pygostyle (ujung ekor). Ruas pertama pada vertebra servikalis disebut



18



tulang atlas, sedangkan ruas kedua disebut tulang aksis.Burung memilikitulang leher(bagian



collum/cervix)



yang



lebih



banyak



dibanding



binatanglainnya.



Kebanyakan burung memiliki tulang leher yang sangat fleksibel yang terdiri dari 13 – 25 tulang. Pada bagian truncus, tepatnya bagian sternum (dada) terdapat cinglum anterior/ cinglum pektoral (gelang bahu) yang dibentuk oleh tulang-tulang frucula (tulang garpu), korakoid (tulangleher), dan skapula (tulang belikat). Ketiga tulang tersebut bersama-sama membentuk pektoralkorset. Sisi dada dibentuk oleh tulang rusuk, yang bertemu di tulang dada (Hasan, 2012). Frucula berfungsi sebagai penopang otot pada saat terbang, atau serupa pada penguinuntukmenopang otot pada saat berenang. Adaptasi ini tidak dimiliki oleh burung yang tidak bisa terbangseperti burung unta. Menurut catatan, burung perenang memiliki tulang dada yang lebar, burungyang berjalan memiliki tulang dada yang panjang atau tinggi, sementara burung yang terbangmemiliki tulang dada yang panjang dan tingginya mendekati sama (Mutiara, 2011). Burung memiliki bengkokan tulang rusuk yang merupakan perpanjangan tulang yang membengkok yang berfungsi untuk menguatkan tulang rusukdengan saling bertumpang tindih. Fitur ini juga ditemukan pada Sphenodon. Sphenodon juga memiliki tulang panggul tetradiate yang memanjang seperti pada beberapa reptil. Sphenodon memiliki tengkorak diapsid seperti padareptil dengan lekukan air mata. Tengkoraknya memiliki oksipital kondilus tunggal (Hasan, 2012).Pada bagian kosta (tulang-tulang iga) terdapat kosta servikalis yang melekat pada vertebraservikalis dan



19



kosta



torakalis



yang



melekat



pada



vertebra



torakalis



(Staf



dosen



UniversitasYogyakarta, 1990). Extremitas anterior pada aves tersusun atas tulang bahuyang terdiri dari skapula(tulang belikat), korakoid(tulang leher), dan humerus(tulang lengan atas). Humerus bergabung denganradius(tulang pengumpil) dan ulna(tulanghasta) untuk membentuk siku. Tulang-tulang karpaldan metakarpal membentuk karpometakarpus (Rani, 2012). Pinggul aves terdiri dari panggulyang meliputi tiga tulang utama: Illium (atas pinggul),iskhium (bagian posterior), dan pubis (bagian anterior). Ketiga tulang ini menyatu menjadi satumembentuk tulang innominate. Tulang innominate merupakan evolusi yang signifikan yang memungkinkan burung untuk bertelur. tulang innominate bertemu di acetabulum (soket pinggul)dan mengartikulasikan dengan femur (tulang paha), yang merupakan tulang pertama dari kaki belakang (Hasan, 2012). Extremitas posterior aves berupa kaki. Bagian atas terdiri dari os femur (tulang paha). Pada sendi lutut (patella), femur menghubungkan ke tibiotarsus (tulang tibia yang bersatu dengan bagian proksimal dari tulang tarsal) dan fibula (sisi tungkai bawah). Tarsometatarsus (persatuan antaratulang-tulang tarsal bagian distal dengan metatarsal)membentuk bagian atas kaki aves, serta jari (digiti)yang membentuk kaki. Tulang kaki burungmerupakan tulang yang paling berat, berkontribusi pada rendahnya titik berat burung. Hal ini membantudalam penerbangan. Sebuah kerangka burung terdiri dari hanya sekitar 5% dari total berat badan burung(Rani, 2012).



20



Struktur rangka Aves dapat dilihat pada gambar dibawah ini



Gambar Kerangka Burung Merpati (Anonim, 2010) Keterangan gambar : 1.



Tengkorak



2.



Tulang leher



3.



Furcula (tulang yang berbentuk menyerupai garpu)



4.



Korakoid



5.



Bengkokan tulang rusuk



6.



Keel



7.



Patela 21



8.



Tarsometatarsus



9.



Jari



10.



Tulang kering



11.



Fibia



12.



Tulang paha



13.



Iskium



14.



Pubis



15.



Illium



16.



Tulang ekor



17.



Pygostyle



18.



Synsacrum



19.



Scapula (tulang belikat, yang menghubungkan tulang lengan atas dan tulang



selangka) 20.



Lumbar vertebrae



21.



Humerus (tulang lengan atas, tulang panjang pada lengan (atau kaki depan



pada hewan) yang terletak antara bahu dan siku) 22.



Tulang hasta (atau ulna merupakan tulang panjang di bagian medial lengan



bawah) 23.



Tulang pengumpil (tulang lengan bawah yang menyambungkan bagian siku



dengan tangan di sisi ibu jari) 24.



Karpus (tulang yang menghubungkan tangan dengan lengan bawah.)



25.



Metakarpus (tulang di bagian tengah pada kerangka tangan yang terletak di



antara tulang jari dan karpus)



22



26.



Jari



27.



Alula ( tonjolan kecil pada anterior tepi sayap burung)



Selain itu, kaki burung diklasifikasikan menjadi anisodactyl , zygodactyl , heterodactyl , syndactyl atau pamprodactyl , Anisodactyl merupakan bentuk kaki burung yang paling umum,dengan tiga jari di depan dan satu di belakang. Bentuk seperti ini banyak ditemui di burung penyanyi, burung pengicau, elang, rajawali, dan falkon. Beberapa burung memiliki bentuk kaki syndactyl yakni bentuk kaki yang menyerupaianisodactyl namun jari ke tiga dan ke empat atau ketiga jari depan menyatu seperti yang terdapat pada burung raja udang. Jenis kaki ini merupakan karakteristik burung dari ordo Coraciiformes .Zygodactyl (dari bahasa Yunani ζυγον, kuku) adalah bentuk kaki burung, dengan dua jarikaki menghadap ke depan (jari 2 dan 3) dan dua jari menghadap ke belakang (jari 1 dan 4).Pengaturan ini paling sering terjadi pada spesies arboreal, terutama spesies yang naik batang pohonatau memanjat melalui dedaunan. Bentuk kaki zygodactyl dapat dijumpai pada burung bayan, burung pelatukdan beberapa burung hantu. Dari hasil penelusuran, zygodactyl telah ditemukandari peride 120 - 110 juta tahun yang lalu (awal jaman kapur), 50 juta tahun sebelumfosilzygodactyl pertama kali di identifikasikan (Mutiara, 2011). Heterodactyl menyerupai zygodactyl, yang membedakan hanya pada heterodactyl jari 3dan 4 menghadap ke depan sedang jari 1 dan 2 menghadap ke belakang. Bentuk kaki seperti inihanya ditemukan pada trogon, sedangkan pamprodactyl adalah susunan jari kaki dimana keempat jari dapat menghadap ke depan, atau burung dapat memutar



23



kedua jari belakang. Bentuk kakiseperti ini merupakan karakteristik dari burung walet(Hasan, 2012)



Berikut ini gambar berbagai jenis kaki pada burung



Jenis kaki Aves (Anonim, 2010)



 Sistem Rangka Mamalia 



Struktur Histologis Tulang tengkorak mamalia hanya terdiri dari 35 tulang atau kurang dari itu.



Meskipun berjumlah lebih sedikit, tetapi tulang-tulang tengkorak mamalia lebih kuat dan 24



lebih padat. Rangkatengkorak terdiri dari tulang-tulang kotak otak (kranium) dan tulangtulang wajah.Kolumna vertebralis (tulang belakang) dari kebanyakan vertebrata tersusun atasserangkaian vertebra bertulang atau bertulang rawan yang memanjang dari bawah kepala sampaiujung ekor. Masing-masing ruas tulang belakang (vertebra) terdiri atas tiga bagian utama, yaitu badan vertebra (sentrum), lengkung neural (arkus neuralis) dan taju neural (spina/prosesusneuralis). Penonjolan vertebra ke arah lateral disebut prosesus transversus/artikularis. Vertebra-vertebra yang berdekatan selalu bersambungan pada bagian sentrumnya. Di samping itu vertebratetrapoda saling berhubungan melalui tonjolan-tonjolan dari lengkung neural yang disebutzigapofisis (prezigapofisis dan poszigapofisis). Pada reptilia dan mamalia, kolumna vertebralis dibagi menjadi 5 bagian, yaitu vertebraservikalis (leher), vertebra torakalis (punggung), vertebra lumbalis (pinggang), vertebra sakralis(sakral atau pelvis), dan vertebra kaudalis (ekor). Ruas vertebra servikalis pertama disebut tulangatlas, dan ruas yang kedua disebut tulang aksis.Strenum berfungsi untuk memperkuat dinding tubuh, melindungi organ-organ visera didalam rongga dada, sebagai tempat melekatnya otot-otot pektoral, dan untuk membantu gerakan pernafasan paru-paru (pada beberapa amniota). Macam strenum pada mamalia adalah manubrium,korpus sternum (sternebrae), dan sifisternum (prosesus sifoideus) yang berupa tulang rawan.Mamalia mempunyai rusuk vertebral yang berkepala dua (bisipital). Kepala bagian dorsaldisebut tuberkulum, melekat pada diapofisis dari vertebra. Kelapa bagian ventral disebutkapitulum, melekat pada parapofisis dari vertebra.



25







Struktur Anatomi Struktur anatomi mamalia (marmot “Cavia cobaya”) terdiri dari 4 bagian utama,



yaitu caput (kepala), serviks (leher), truncus (badan), dan extremitas (anggota gerak).



Struktur rangka mamalia dapat dilihat pada gambar berikut ini



Gambar 7 Kerangka Kelinci (Anonim, 2012)



26



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran Semoga dengan adanya makalah tentang jaringan hewan ini. Seluruh pembaca dapat memahami dan mempelajari apa isi dan point2 penting pada materi Sisten Rangka pada hewan ini.



27



DAFTAR PUSTAKA Gunarso, Wisnu. Dasar-Dasar Histologi. Jakarta: Erlangga, 1979. Nature, 2012. Laporan Fiswan Sistem Rangka. NatureLovers. http://natureloversbiomuli.\blogspot.com/2012/05/laporan-fiswan-sistem-rangka.html, (2013). Syarifuddin. Anatomi Fisiologi. Jakarta: Buku Kedokteran, 2006



28