Makalah Sosiolinguistik - Hubungan Sosiolinguistik Dengan Disiplin Ilmu Lain [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH SOSIOLINGUISTIK “HUBUNGAN SOSIOLINGUISTIK DENGAN DISIPLIN ILMU LAIN” Diajukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Sosiolinguistik



Dosen Pengampu : Arief Fiddienika. S.S., M.A. Disusun Oleh : Kelompok 4 Aris Munandar 1856042002 Hamdina Lestari 1856042027 Ikramiah 1856042020 Muh. Ilham 1856040008 Nurul Fajriani 1856042026 Tri Ayuni Affair Jumail 1856042028



PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB JURUSAN BAHASA ASING FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2021



KATA PENGANTAR



Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan pada waktunya. Makalah ini ditulis demi untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiolinguistik dengan judul “Hubungan Sosiolinguistik dengan Disiplin Ilmu Lain” . Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini tentu tidak lepas dari kesalahankesalahan atau kekeliruan. Maka dari itu, kami mengharapkan masukan berupa saran ataupun kritik yang membangun dari pembicara. Dalam pembuatan makalah ini juga banyak kami terima motivasi dan bantuan dari teman-teman sekalian. Kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang ikut andil dan memberi kontribusi dalam pembuatan makalah ini. Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah Sosiolinguistik ini dapat bermanfaat bagi kita semua.



Timika, 04 Mei 2021



Penulis



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Sosiolinguistik ,dibandingkan dengan ilmu-ilmu sosial lainnya,seperti ilmu ekonomi, sosiologi , atau dengan linguistik sendiri,merupakan ilmu yang relatif baru. Namun sosiolinguistik memiliki 3 batasan dalam pembahasanya, yakni : bahasa ,masyarakat dan hubungan antara bahas dan masyarakat . Bahasa sebagai alat komunikasi dan interaksi yang hanya dimiliki manusia, tidak hanya dapat dikaji secara internal tetapi juga secara eksternal. Artinya pengkajian bahasa tidak hanya dapat dilakukan dengan menganalisis struktur fonologis, morfologis maupun sintaksisnya, melainkan dapat pula dikaji dengan hal-hal atau faktor-faktor yang berada di luar bahasa yang berkaitan dengan pemakaian bahasa itu oleh para penuturnya di dalam kelompok-kelompok sosial kemasyarakatan. Pengkajian secara eksternal inilah yang menghasilkan rumusan-rumusan yang berkaitan dengan kegunaan dan penggunaan bahasa tersebut dalam segala kegiatan manusia di dalam masyarakat. Pengkajian secara eksternal ini tidak hanya melibatkan teori dan prosedur linguistik saja, tetapi juga melibatkan teori dan prosedur disiplin lain yang berkaitan dengan penggunaan bahasa itu, sehingga wujudnya berupa ilmu antardisiplin yang namanya merupakan gabungan dari disiplin ilmu-ilmu yang bergabung itu, umpamanya sosiolinguistik. Sosiolinguistik merupakan gabungan antara disiplin sosiologi dan disiplin linguistik dengan bahasa sebagai objek kajiannya.Namun satu hal yang harus digarisbawahi bahwasanya bahasa sebagai objek kajian sosiolinguistik tidak dilihat maupun didekati sebagai bahasa, melainkan dilihat dan didekati sebagai sarana interaksi atau komunikasi di dalam masyarakat manusia. Persoalan kita sekarang adalah apakah sosiolinguistik itu sebenarnya; bagaimana hubungannya dengan disiplin ilmu lain; dan apa kegunaan serta masalah-masalah sosiolinguistik. Atas dasar di atas penyusun kemudian tertarik untuk membicarakan masalah seputar sosiolinguistik, kegunaan dan ruang lingkup sosiolinguistik. B. Rumusan Masalah Berdasar pada latar belakang di atas, adapun rumusan yang menjadi masalah dalam penulisan makalah ini yaitu: 1.



Apakah sosiolinguistik itu?



2.



Bagaimana hubungan sosiolinguistik dengan ilmu lain?



C. Tujuan Penulisan makalah ini bertujuan untuk: 1.



Mendeskripsikan pengertian sosiolinguistik.



2.



Menunjukkan hubungan sosiolinguistik dengan ilmu lain.



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian Sosiolinguistik Sosiolinguistik merupakan ilmu antardisiplin antara sosiologi dan linguistik, dua bidang ilmu empiris yang mempunyai kaitan sangat erat. Sosiologi sendiri dapat diartikan sebagai kajian yang objektif dan ilmiah mengenai manusia di dalammasyarakat, dan mengenai lembagalembaga dan proses sosial yang ada di dalam masyarakat. Sosiologi berusaha mengetahui bagaimana masyarakat itu terjadi, berlangsung dan tetap ada. Sedangkan linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa atau bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya Menurut Abdul Chaer, Sosiolinguistik ialah subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa dalam hubungan pemakaiannya dalam masyarakat. Didalam bukunya Abdul Chaer juga menyatakan bahwa apa yang dibicarakan dalam sosiolinguistik ialah pemakai dan pemakaian bahasa, tempat pemakaian bahasa, tata tingkat bahasa, berbagai akibar dari adanya kontak dua bahasa atau lebih, dan ragam serta waktu pemakaian ragam bahasa itu. Sosiolinguistik (selanjutnya disingkat SL) dibandingkan dengan ilmu-ilmu sosial lainnya ,seperti ekonomi, sosiologi atau dengan linguistik sendiri ,merupakan ilmu relatif baru . Ditinjau dari nama ,SL menyangkut sosiologi dan linguistik ,kerena itu SL mempunyai kaitan erat dengan kedua kajian tersebut. Sosio adalah masyarakat,dan linguistik adalah kajian bahasa . Jadi SL adalah kajian tentang bahasa yang dikaikan dengan kondisi masyarakat . SL menyoroti keseluruhan masalah yang berhubungan dengan organisasi sosial perilaku bahasa , tidak hanya mencakup pemakaian bahasa saja ,melainkan juga sikap-sikap bahasa , perilaku terhadap bahasa dan pemakai bahasa. Batasan semacam ini ingin menarik SL ke bidang sosiologidaripada ke linguistik . Dalam kajian SL memang ada kemungkinan orang memulai dari masalah kemasyarakatan kemudian mengaitkan dengan bahasa ,tetapi bisa pula berlaku sebaliknya ,memulai dari bahasa kemudian mengaitkan dengan gejala-gejala kemasyarakatan. B. Hubungan Sosiolinguistik dengan Ilmu lain a. SL dengan Sosiologi Sosiologi mempelajari antara lain struktur sosial , organisasi kemasyarakatan , hubungan antar anggota masyarakat , tingkah laku masyarakat . Secara kongkret , sosiologi mempelajari kelompok-kelompok dalam masyarakat , seperti keluarga ,clan(subsuku) , suku ,bangsa. Di dalam masyarakat ada semacam lapisan , seperti lapisan penguasa dan lapisan rakyat jelata , atau kasta-kasta yang berjenjang , juga dipelajari sosiologi.Tentu saja untuk mempelajari hal-hal semacam itu kita harus mempunyai data yang memadai ,yang banyak melibatkan banyak orang



atau anggota masyarakat . Kita tidak dapat mengatakan susuan keluarga orang jawa adalah begini atau begitu , jika kita hanya mendasarkan kepada satu keluarga jawa saja. Begitu pula, kita tidak dapat mengidentifikasikan ciri-ciri pimpinan jawa jika tidak melibatkan sang pemimpin dengan anggota yang dipimpin. Jadi , sosiologi paling tidak berhadapan dengan dua individu dalam masyarakat . SL yang mempelajari bahasa dalam hubungan dengan masyarakat, memiliki persamaan dengan sosiologi ,dalam arti SL memerlukan data atau subyek lebih dari satu orang individu . Dalam kajian ,keduanya menggunakan metode kuantitatif . SL juga menggunakan metode sampling (randon atau acak) , karena kadang-kadang tidak mungkin seluruh anggota masyarakat dilibatkan atau dijadikan subjek atau informan. Dalam kaitan kedua metode itu tidak mustahil SL juga menggunakan statistik, seperti halnya sosiologi. Dalam mengumpulkan data, baik sosiologi maupun SL menggunakan metode wawancara ,rekaman,mengumpulkan dokumen dan sebagainya. Sedangkan dalam pengolahan data menggunakan metode deskriptif. Namun kita lihat juga perbedaan antara kedua studi tersebut . Sampai tahap tertentu sosiologi memang menyentuh bahasa, misalnya kalau dia berbicara tentang hubungan antara anggota masyarakat yang satu dengan anggota yang lain , atau mengidentifikasikan ciri-ciri sebuah kelompok masyarakat yang merupakan suku atau bangsa. Tetapi,tentu saja sosiologi tidak sampai berbicara tentang bahasa itu sampai pada hal yang sekecil-kecilnya , misalnya tentang struktur kalimat. Sosiologi juga tidak akan berbicara tentang ragam atau variasi bahasa yang dipakai oleh seorang pemimpin ,misalnya ketika dia berbicara dengan istri dirumah , dengan tukang sapu di kantor , dengan anggota kelompoknya didalam rapat. Sebaliknya, justru ragam bahasa itu yang menjadikan salah satu obyek SL. Jadi ,obyek utama sosiologi bukan bahasa melainkan masyarakat dan dengan tujuan mendeskripsikan masyarakat dan tingkah laku . Dan obyek utama SL adalah variasi bahasa bukan masyarakat. b. SL dengan Linguistik Umum Linguistik umum (General Linguistic) sering kali disebut Linguistik saja, mencakup fonologi , morfologi dan sintaksis. Linguistik disini hanya berbicara tentang struktur bahasa , mencakup bidang struktur bunyi , struktur morfologi dan struktur kalimat, dan akhir ini juga struktur wacana . Linguistik yang demikian itu menitikberatkan pembicaraan pada bunyi-bunyi bahasa karena atas dasar anggapan ,bahasa itu berupa bunyi yang berstruktur dan bersistem. Semua bahasa seperti itu meski tidak ada dua bahasa yang memiliki struktur yang persis sama. Jadi, linguistik mempunyai pandangan monolitik terhadap bahasa .Artinya , bahasa dianggap sebagai satu sistem yang tunggal, linguistik melihat bahasa sebagai suatu sistem tertutup , suatu sistem yang berdiri sendiri terlepas dari kaitanya dengan struktur masyarakat . Bahasa dianggap sebagai sistem yang komponen-komponennya bersifat homogen. Dalam penelitian, seorang linguis memakai satu atau dua orang subyek sebagai informan. Tutur informan itu kemudian di analisis dan dari satu dua orang itu si linguis kemudian menyusun tata bahasa atau memberikan struktur bahasa yang diteliti . Tentu saja infoman itu terpilih dari orang-orang yang bertutur dalam satu ragam tertentu , yaitu ragam baku. Fokus pemerian linguistik itu struktur atau bunyi bahasa sebagai sitem , wajar kalau data yang dipakai adalah data tutur verbal , dan satuan terbesar yang



digarap umumnya hanya pada tataran kalimat . Sebaliknya, seorang sosiolinguis yang fokusnya fungsi bahasa , data yang dicari dan dianalisis adalah data verbal plus nonverbal. SL memperhatikan fonologi , morfologi, dan sintaksis tetapi satuan terbesar yang menjadi obyeknya adalah wacana , setidaknya sosiolinguis memulai dari wacana,baru turun ke tataran yang lebih kecil. Karena masalah SL itu fungsi bahasa , pendekatanya tidak cukup eka/tunggal disiplin (seperti linguistik) melainkan harus anekadisiplin (multidisipliner) , meliputi sosiologi, antropologi , psikologi sosial. Uraian cukup lengkap tentang perbedaan SL dan linguistik dapat dibaca . c. SL dengan Dialektologi Dialektologi adalah kajian tentang variasi bahasa. Dia mempelajari berbagai dialek dalam suatu bahasa yang tersebar di berbagai wilayah . Tujuannya untuk mencari hubungan kekeluargaan di antara dialek-dialek itu , juga menetukan sejarah perubahan bunyi atau bentuk kata , berikut maknanya dari masa ke masa dan dari suatu tempat ke tempat lain . Titik berat kajian terletak pada kata. Metode yang dipakai dialektologi adalah metode komparatif dan metode historisdiakronis. Artinya , dia membanding-bandingkan dan di dalam membandingkan itu dialektologi menunjukkan sejarah dari bentuk sebuah kata , karena itu dia menjangkau lebih dari satu masa yaitu masa kini dan lampau. Disamping itu, jelas pula bagi penglihatan kita dialektologi meneliti kata-kata pada dialek regional yaitu dialek yang didasarkan atas batasbatas wilayah alam. SL menggunakan juga metode komparatif,tetapi biasanya bukan historis diakronis.Yang dibandingkan juga bukan hanya kata-kata.SL kadang-kadang meneliti persoalan seperti “kapan si A menggunakan kata X ,dan kapan Z?” tetapi perbandingan itu masih dalam batas waktu dimana si A itu hidup . Dengan kata lain SL menggunakan metode deskriptif-sinkronis, yaitu melihat obyek sebagiamana adanya pada suatu saat tertentu . Kajian SL yang bersifat kesejarahan tampak pada kajian tentang pergeseran atau kepunahan bahasa. Perbedaan lain yang cukup mendasar adalah SL lebih banyak menitikberatkan kajiannya atas variasi bahasa bukan atas dasar batas-batas regional atau batas-batas alam, melainkan pada batas-batas kemasyarakatan seperti perbedaan usia, jenis kelamin, status sosial, lapisan sosial, dan sebagainya. Tentu saja masih da kemungkinan,SL berhadapan dengan dialek regional. d. SL dengan Retorika Retorika dimaksudkan sebagai kajian tentang tutur terpilih (selected speech). Salah satu cabangnya adalah kajian tentang gaya bahasa (style) . Seseorang yang akan bertutur mempunyai kesempatan untuk menggunakan berbagai variasi,dan untuk itu bahasa menyediakan bahanbahannya. Seseorang yang menyuruh orang lain didepannya untuk pergi dapat menggunakan berbagai cara atau ungkapan. Dia bisa menggunakan sebuah kata saja “pergi” dengan suara keras. Bisa pula menggunakan kalimat perintah yang lebih halus “silahkan anda pergi” tetapi bisa pula menggunakan kalimat tanya “Apa lagi yang anda tunggu disini?”. Untuk memilih



bentuk atau kalimat yang di ucapkan , dia bisa mempertimbangkan yang paling efektif untuk situasi dan kondisi pada waktu itu . Bagaimana si penutur menggunakan suatu bentuk ujaran,situasi dan kondisi yang mendukung pemilihan bentuk itu, dan kekuatan yang terkandung dalam ucapan,sehingga orang yang disuruh pergi misalnya , betul-betul mau pergi,merupakan persoalan retorika. Retorika mempunyai kesejajaran dengan SL ,yaitu variasi bahasa sebagai obyek studi keduanya. Tetapi tidak seperti retorika ,SL tidak hanya memperhatikan bentuk-bentuk bahasa yang terpilih saja .SL mempelajari semua variasi yang ada ,kemudian dikaitkan dengan dasar atau faktor yang memunculkan variasi itu.Retorika cenderung ke arah kajian tutur individu,seperti munculnya kajian tentang “gaya bahasa” si A atau si B.Ini tentu tidak menjadi objek SL. e. SL dengan Psikologi Sosial Psikologi sosial merupakan paduan antara kajian sosiologi dengan psikologi, tetapi merupakan bagian dari kajian psikologi. Psikologi mengurusi masalah proses mentalindividu, seperti inteligensi, minat, sikap, kepribadian, dan semacamnya. Manakala masalah semacam itu menyangkut sekelompok manusia ,analisisnya ditangani oleh psikologi sosial .Dan karena SL itu berkaitan dengan bahasa masyarakat ,hubungan antara SL dengan psikologi sosial tentu ada. Sosiologi dapat mendekati suatu masalah SL seperti pilihan bahasa (language choice) ,yaitu bahasa atau ragam bahasa yang dipilih oleh seseorang penutur ketika ia melakukan interaksi verbal dengan cara mengamati (mensurvei) terlebih dahulu sampel yang akan diteliti dalam kaitanya dengan struktur sosial , dan melakukan analisis statistik terhadap hasil survei itu. Jika kita memakai metode atau pendekatan psikologi sosial, perhatian kita lebih tertuju kepada proses psikologis daripada kategori sosial yang luas . Kita bisa juga melakukan hal-hal sebagaimana sosiologi , seperti melakukan survei , menentukan sampel , dan memakai analisis statistik tetapi yang kita cari lebih mengarah kepada motivasi-motivasi individual daripada struktur social. Dengan kata lain, psikologi sosial lebih berwawasan perorangan (personal oriented) daripada berwawasan sosial (social oriented). Tentu saja “perorangan” itu masih dalam kaitan dengan kedudukannya sebagai warga masyarakat . Pendekatan psikologi sosial ini bisa pula kita pakai dalam menganalisis misalnya sikap bahasa (language attitude) yaitu sikap sekelompok masyarakat terhadap sesuatu bahasa. f. SL dengan Antropologi Antropologi adalah kajia tentang masyarakat dari sudut kebudayaan dalam arti luas. Kebudayaan dalam arti luas bisa mencakup hal-hal seperti kebiasaan , adat, hukum, nilai, lembaga sosial, religi, teknologi, bahasa. Bagi antropologi , bahasa sering kali dianggap sebagai ciri penting bagi jati diri (identitas) bagi sekelompok orang berdasarkan etnik. Masyarakat Jakarta dapat dipilah-pilah berdasarkan etnik mereka, menjadi kelompok Cina, Arab,Batak, Jawa, Sunda, Betawi dan sebagainya dan ciri atau jati diri tiap kelompok itu adalah bahasa. Bagaimana seorang warga Jakarta berhubungan dengan warga lain , bahasa apa yang dipakai



merupakan kajian SL. Metode yang dipakai untuk mengumpulkan data dapat berupa wawancara, kuesioner, atau pengamatan. Salah satu teknik pengamatan yang banyak dipakai oleh SL adalah apa yang disebut pengamatan berpartisipasi (participant observation) : peneliti melibatkan diri dalam kehidupan masyarakat yang diteliti sambil mengamati apa yang sedang terjadi. Peneliti memang dapat bertanya kepada informan seperti “Dalam hubungan dengan anggota suku lain, Anda memakai bahasa apa?” , baik dengan wawancara ataupun kuesioner , tetapi yang lebih baik dengan melibatkan diri ke dalam kehidupan orang itu dan mengamati apa yang benar-benar terjadi jika ia berbicara dengan orang dari suku lain. g. SL Makro dengan SL Mikro Kedua istilah ini , mikro dan makro mengacu pada luas dan sempit cakupan . Jika SL membicarakan masalah-masalah “besar dan luas” , ia masuk SL mkro, sebaliknya jika yang dibicarakan adalah masalah-masalah “kecil dan sempit” ia masuk SL mikro . Sudah kita ketahui berdasarkan sensur penduduk tahun 1980 , jumlah penduduk Indonesia 170 juta. Jumlah itu dapat dipilah-pilah berdasarkan tempat tinggal, jenis kelamin, usia , pendidikan, pekerjaan, mata pencaharian. Ini merupakan gejala sosial . Jika kemudian faktor sosial ini kita hubungkan dengan bahasa, kita memasuki bidang SL. Kita bisa berbicara tentang jumlah pendukung atau penutur bahasa Jawa, Sunda, Bali, dan sebagainya. Dari dua kali sensus ,yang berjarak 10 tahun, kita dapat bertanya tentang orang yang mampu berbahasa Indonesia , menurun atau bertambah, tentang sejumlah orang yang dalam kehidupan sehari-hari dirumah beralih dari bahasa daerah ke bahasa Indonesia . Kita juga bisa berbicara tentang perencanaan tau pembinaan bahasa. Semua ini masuk cakupan SL makro. Kalau kita berbicara tentang peristiwa tutur dalam sebuah pesta adat pada suku A,misalnya pesta pinangan , kita bisa disebut sebagai objek SL mikro. Kita dapat teliti urutan peristiwa tutur itu, siapa yang mulai membuka , siapa melanjutkan , bagaimana gilirannya, ragam bahasa apa yang dipakai? Ada orang mengatakan , SL mikro itu menelaah tentang “siapa berbicara dalam (ragam) bahasa apa , kepada siapa, tentang apa atau siapa, dalam situasi apa , dengan maksud apa,dan sebagainya“ . SL mikro menurut Roger Bell (1976) lebih menekankan perhatian pada interaksi bahasa antar penutur didalam suatu kelompok grup tutur (intragroup interection) , sedang SL makro menitikberatkan perhatian pada interaksi antar penutur dalam konteks antar kelompok (intergroup interection). Analisis atau deskripsi SL mikro relatif lebih dekat dengan arientasi linguistik , tetapi dengan cakupan tetap lebih luas dari analisis linguistik . Sebaliknya, SL makro yang mempunyai objek dengan skala lebih luas dan lebih besar, memperhatikan komunikasi antar kelompok dalam suatu masyarakat bahasa , bahkan sampai tingkatan bangsa dalam sebuah negara : memperhatikan kontak bahasa antara kelompok mayoritas dengan kelompok minoritas , pemertahanan bahasa minoritas , dan hal-hal lain yang menyangkut kelompok penutur yang jumlahnya banyak. Pada umumnya dapat dikatakan , manakala suatu pemecahan masalah kebahasaan itu orientasinya mendekati orientasi sosial , pendekatannya cenderung ke LS makro, tetapi kalau ia mendekati orientasi linguistik , pendekatannya mendekati SL mikro.



BAB III PENUTUP



1. KESIMPULAN Berdasarkan penulisan makalah, dapat disimpulkan tentang sosiolinguistik, sebagai berikut: I.



II. ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ III.



Menurut Abdul Chaer, Sosiolinguistik ialah subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa dalam hubungan pemakaiannya dalam masyarakat. Di dalam bukunya Abdul Chaer juga menyatakan bahwa apa yang dibicarakan dalam sosiolinguistik ialah pemakai dan pemakaian bahasa, tempat pemakaian bahasa, tata tingkat bahasa, berbagai akibar dari adanya kontak dua bahasa atau lebih, dan ragam serta waktu pemakaian ragam bahasa itu. Sosiolinguistik (selanjutnya disingkat SL) dibandingkan dengan ilmu-ilmu sosial lainnya ,seperti ekonomi, sosiologi atau dengan linguistik sendiri ,merupakan ilmu relatif baru . Ditinjau dari nama , SL menyangkut sosiologi dan linguistik , karena itu SL mempunyai kaitan erat dengan kedua kajian tersebut. Sosio adalah masyarakat dan linguistik adalah kajian bahasa . Jadi, SL adalah kajian tentang bahasa yang dikaikan dengan kondisi masyarakat . Sosiolinguistik memiliki hubungan dengan beberapa disiplin ilmu lainnya yaitu: SL dengan Sosiologi SL dengan Linguistik Umum SL dengan Dialektologi SL dengan Retorika SL dengan Psikologi Sosial SL dengan Antropologi SL Makro dengan SL Mikro Kegunaan sosiolinguistik bagi kehidupan praktis sangat banyak, dalam penggunaannya sosiolinguistik memberikan pengetahuan bagaimana cara menggunakan bahasa dalam aspek atau segi sosial tertentu.



DAFTAR PUSTAKA



Chaer, A. (1994). Lingustik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, A. (2010). Sosiolinguistik : Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta. Sumarsono. (2002). Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.