Makalah Sosiologi Kelompok 3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH SOSIOLOGI SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIOLOGI DI DUNIA, INDONESIA DAN TOKOH-TOKOH YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN SOSIOLOGI



DOSEN PEMBIMBING PRIHATINI PURWANINGSIH, SH., MH DISUSUN OLEH : Annisa Dwi Ramadhani K



201103010314



Bella Saputra Anwar



201103010336



M Zaki Aini Tami



201103011229



Salma Alfani Putri



201103010316



FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS IBN KHALDUN TAHUN AJARAN 2020/2021



KATA PENGANTAR



Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah – Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul, “ Sejarah Perkembangan Sosiologi Di Dunia, Indonesia, Dan Tokoh – Tokoh Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosiologi ”. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh Ibu / Bapak Dosen pada bidang studi Ilmu Hukum. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan. Makalah ini telah kami susun secara maksimal dan terselesaikan dengan lancar. Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan. Kami berharap, makalah tentang “ Sejarah Perkembangan Sosiologi Di Dunia, Indonesia, Dan Tokoh – Tokoh Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosiologi ” yang telah kami susun ini dapat menambah pengetahuan para pembaca sehingga bisa di implementasikan dan bermanfaat bagi masyarakat. Karena keterbatasan pengetahuan yang kami miliki, dan masih banyak kekurangan dari makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.



Bogor, 28 April 2021



Penyusun



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2 1.3 Tujuan ............................................................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah Perkembangan Sosiologi Di Dunia .................................................................... 3 2.2 Sejarah Perkembangan Sosiologi Di Indonesia .............................................................. 5 2.3 Tokoh-Tokoh Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosiologi ...................................... 7 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. ..........12



1



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar belakang Pada umumnya orang melihat sosiolog sebagai pembimbing dan pengarah dengan dasar - dasar ilmiah bagi kemajuan dan pengembangan sosial. Auguste Comte yang pertama - tama memakai istilah sosiologi adalah orang pertama yang membedakan antara ruang lingkup dengan isi sosiologi dari ruang lingkup dan isi ilmu - ilmu pengetahuan lainnya. Dia menyusun suatu sistem matika dari filsafat sejarah, dalam kerangka tahap - tahap pemikiran yang berbeda - beda. Menurut Comte ada tiga tahap perkembangan entelektual, yang masing - masing merupakan perkembangan dari tahap sebelumnya. Akhirnya sosiologi juga sering mempergunakan metode functionalism. Motode - metode sosiologi tersebut diatas bersifat saling melengkapi dan para ahli sosiologi seringkali mempergunakan lebih dari satu metode untuk menyelidiki objeknya. Setelah mendapatkan gambaran dan pokok - pokok tentang ruang lingkup sosiologi berserta hubungannya dengan ilmu - ilmu sosial lainnya dan teori-teorinya, perlu dijelaskan cara-cara sosiologi mempelajari obyeknya, yaitu masyarakat. Pada dasarnya terdapat dua jenis cara kerja atau metode, yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Unsur - unsur sosiologi tidak digunakan dalam suatu ajaran atau teori yang murni sosiologi akan tetapi sebagai landasan untuk tujuan lain. Sebagai kita telah maklum bahwa ilmu pengetahuan merupakan suatu hasil penelitian yang sistematik atas fakta - fakta mengenai bidang - bidang tertentu. Para ahli sosiologi mempelajari struktur - struktur dan proses-proses kehidupan sebagai suatu keseluruhan, dan karenanya memerlukan suatu pendekatan yang berlainan dari pada ilmu - ilmu pengetahuan lainnya yang dikaitkan dengan satu dan lain aspek kehidupan sosial yang terbatas. Kita tahu sosiologi merupakan suatu ilmu yang masih muda, walau telah mengalami perkembangan yang cukup lama. Sejak manusia mengenal kebudayaan dan peradaban, masyarakat manusia sebagai proses pergaulan hidup. Oleh karena itu, perlunya kita mengetahui lebih dalam bagaimana sejarah awal munculnya ilmu sosiologi dari masa awal kemudian perkembangannya sampai 2



tokoh - tokoh yang berperan penting dalam perkembangan ilmu sosiologi serta apa saja karya - karya yang telah mereka buat. Dalam makalah ini akan dipaparkan pembahasan mengenai hal - hal tersebut.



1.2 Rumusan masalah A. Bagaimana sejarah perkembangan sosiologi di dunia ? B. Bagaimana sejarah perkembangan sosiologi di indonesia ? C. Siapa saja tokoh-tokoh yang mempengaruhi perkembangan sosiologi ?



1.3 Tujuan A. Untuk mengetahui sejarah perkembangan sosiologi di dunia B. Untuk mengetahui sejarah perkembangan sosiologi di indonesia C. Untuk mengetahui tokoh-tokoh perkembangan sosiologi



3



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Sejarah Perkembangan Sosiologi Di Dunia Tidak ada yang dapat membantah jika disebutkan bahwa Comte adalah yang memperkenalkan sosiologi sebagai ilmu di Perancis dan yang pertama di muka bumi. Namun sebelum itu banyak gejala, atau meminjam istilah yang digunakan John Lewis Gillin pada awal abad ke 20, ia menyebut sebagai adanya sociological attitude yakni 'sikap sosiologis' yang ditunjukkan oleh para tokoh atau ilmuwan yang sedang menerangkan persoalan masyarakat atau kemanusiaan. Jadi, maksudnya, ada tanda di mana orang mengemukakan analisisnya yang menunjukkan ciri - ciri sosiologis. Pemecahan masalah sosial juga menunjukkan ciri - ciri yang sama dengan pendekatan yang bertipologi sama. Oleh sebab itu, Gillin menyebutkan pendekatan demikian itu sebagai presociological approach to sociology.



Menyatakan bahwa terminologi sosiologi belum ada, sebelum kemudian Comte mengemukakannya secara eksplisit. Metodologi selalu lahir kemudian, ia merupakan barang baru yang modern dan bergengsi. Pada masa awal, yang penting adalah 'analisis menerangkan’ (explanating analysis) dengan mengutamakan berpikir dan berpikir, merenungkan dan merenungkan. Oleh sebab itu ilmu pengetahuan modern yang kemudian bermetode modern itu semuanya bermula dari pemikiran filsafat.



Sosiologi sendiri bermula dari 'sikap berpikir sosiologis' yang mulai populer akibat adanya revolusi politik di Perancis (1792 - 1802) dan revolusi industri di Inggris (berawal di pertengahan abad 19). Jika di Perancis muncul tokoh Auguste Comte dan Emile Durkheim, di Inggris muncul Herbert Spencer dan Radcliffe - Brown, dan pada awal abad ke 19 juga telah muncul Max Weber di Jerman. Mengapa kedua revolusi itu, terutama revolusi Perancis mampu menggerakkan orang untuk berpikir 4



sosiologis ? Karena revolusi Perancis telah mengakibatkan kerusakan pada struktur sosial yang luar biasa pada masyarakat Perancis dan dampaknya yang meluas ke seluruh daratan Eropa. Ekonomi sulit bangkit kembali dan tidak ada satupun para pemikir ekonomi yang mampu memberi jalan agar ekonomi bisa bangkit, semua orang mengalami jalan buntu. Berkah dari pemikiran sosiologi yang spektakuler adalah lahirnya demokrasi di Perancis dan kemudian menjalar di Eropa, dan kemudian di Amerika menemui lahan suburnya. Sejarah ini mengajarkan kita satu hal penting bahwa sosiologi lahir di Eropa ketika masyarakatnya bereaksi terhadap suatu fenomena sosial yang luar biasa. Peristiwa ini akan menjadi perbandingan kita di kala meninjau kelahiran sosiologi di Indonesia nantinya. Sebelumnya diamati dulu sekilas bagaimana perkembangan awal sosiologi di Amerika. Sebagaimana di Perancis dan daratan Eropa lainnya, di Amerika, sosiologi juga ternyata muncul ke permukaan didahului oleh Civil War (1861 - 1865). Apalagi pengaruh pemikir Jerman, Inggris dan Perancis sangat kuat terhadap para pemikir muda Amerika saat itu. Di antara yang paling berpengaruh adalah tulisan Comte mengenai Course of Positive Philosophy dan System of Positive Polity. Sementara dua tulisan Spencer sangat berpengaruh di Amerika pada masa awal adalah Study of Sociology dan Principles of Sociology. Kemajuan sosiologi di Amerika demikian pesatnya karena setelah itu tokoh - tokoh besar yang lebih modern lahir dan besar di Amerika. Mereka antara lain, Talcott Parsons, Robert K. Merton, Lewis A. Coser, dan bahkan Bronislaw Malinowski yang berdarah Rusia. Sebelum itu adalah pionir awal seperti, Charles Horton Cooley, Albion Small, William Graham Sumner, Edward A. Ross, Lester F. Ward, Franklin Henry Giddings dan lain-lain nama yang mungkin agak kurang akrab di telinga mahasiswa Indonesia. Tentu saja perlu disinggung bahwa di Jerman ada Ralph Dahrendorf dan di Perancis bercokol Claude Levi - Strauss yang juga sangat dikenal di daratan Amerika. Banyak sekali tokoh dan pemikir sosiologi yang berpengaruh sejak abad ke - 19 sampai awal abad 21 ini yang tak mungkin dan juga tak perlu disebutkan satu persatu dalam tulisan ini.



5



Latar belakang ini membentuk karakter yang unik bagi masing - masing sosiolog itu dan keunikan itu menjadi ciri khas dan kekuatan masing - masing tokohnya. Latar belakang yang berbagai - bagai itu menunjukkan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang masih muda dibandingkan dengan yang lain. Mereka itulah kemudian membuka kelas pertama dan membuat pembelajaran yang lebih bersistem tentang sosiologi di kampus - kampus Amerika. Perkembangan sosiologi yang pesat itu selain ditopang oleh situasi kontemporer, juga karena mentalitas profesional berkarya dalam ilmu demikian seriusnya. Bayangkan saja, sebagai contoh dua buah jurnal sosiologi yang sangat terkenal: American Sociological Society dan American Journal of Sociology yang lahir pada akhir abad 19 dan awal abad 20 masih eksis sampai hari ini.



2.2 Sejarah Perkembangan Sosiologi Di Indonesia Pada mulanya, belum pernah dipelajari teori - teori formal mengenai sosiologi sebagai ilmu pengetahuan namun, banyak yang telah memasukkan unsur - unsur sosiologi kedalam ajaran-ajarannya. Akan tetapi secara tidak langsung dituangkan dalam berbagai ajaran dan karya pujangga Nusantara. Misalnya, ajaran “Wulan Reh” yang ditulis oleh Sri Paduka Mangkunegoro IV dari Keraton Surakarta. Didalamnya diajarkan tentang pola - pola hubungan antara anggota-anggota masyarakat Jawa dari kalangan yang berbeda. Hal yang sama juga terjadi pada Ki Hajar Dewantoro, sebagai peletak dasar - dasar pendidikan nasional di Indonesia yang secara tidak langsung sebagai peletak dasar konsep sosiologi.



Unsur - unsur sosiologi tidak digunakan hanya dalam suatu ajaran atau teori yang murni sosiologis akan tetapi, sebagai landasan untuk tujuan lain yaitu ajaran tata hubungan antar manusia dan pendidikan. Sebelum perang dunia kedua yang menjadi pusat perhatian misalnya tulisan Snouck Hurgronje dan lainnya. Maka didalamnya terdapat unsur - unsur sosiologis yang dipergunakan untuk mengupas secara ilmiah dan tidak sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. Bahwa, sosiologi dianggap 6



sebagai ilmu pembantu bagi ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. Dengan kata lain, sosiologi pada saat itu belum dianggap cukup dewasa untuk dipelajari dan dipergunakan sebagai ilmu pengetahuan, terlepas dari ilmu - ilmu pengetahuan lainnya.



Pada tahun 1934 / 1935 Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta merupakan satu-satunya lemabga perguruan tinggi yang sebelum perang dunia kedua memberikan mata kuliah sosiologi. Dan hanya sebagai pelengkap bagi pelajaran ilmu hukum. Namun, beberapa waktu mata kuliah sosiologi itu ditiadakan mereka berpandangan bahwa yang dibutuhkan itu ialah hukum positif yaitu peraturan - peraturan yang berlaku dengan sah pada suatu waktu dan pada tempat tertentu. Di tingkat perkembangan sosiologi dimana teori yang diutamakan sedangkan ilmunya belum dianggap penting untuk dipelajari sendiri, maka tidak dapat diharapkan bahwa berkembangnya penelitian sosiologis yang mencoba menemukan kenyataan - kenyataan sosiologi dalam masyarakat Indonesia.



A. Perkembangan sosiologi sesudah perang dunia kedua Setelah proklamasi kemerdekaan indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, seorang sarjana indonesia yaitu soenario kolopaking, untuk pertama kalinya memberi kuliah sosiologi [1948] pada akademi ilmu politik di Yogyakarta [akademi tersebut kemudian dilebur ke dalam universitas negeri gadjah mada, yang kemudian menjadi falkutas sosial dan politik]. Beliau memberikan kuliah - kuliah di dalam bahasa indonesia. Hal tersebut merupakan suatu kejadian baru karena sebelum perang dunia kedua, semua kuliah pada perguruan - perguruan tinggi diberikan dalam bahasa belanda. pada akademi ilmu politik tersebut, sosiologi juga dikuliahkan sebaga ilmu pengetahuan dalam jurusan pemerintahan dalam negeri, hubungan luar negeri dan publisiistik oleh sebab itu, kuliah - kuliah dalam ilmu pengetahuan tesebut sukar sekali untuk mencetuskan keinginan pada para sarjana, untuk memperdalam, kemudian mengembangkan sosiologi dengan dibukanya kesempatan bagi para sarjanah dan mahasiswa indonesia untuk belajar di luar negeri saja tahun 1950, 7



mulailah ada beberapa orang indonesia yang memperdalam pengetahuannya tentang sosilogi, bahkan ada diantaranya yang mempelajari ilmu tersebut secara khusus.bertambahnya orang - orang yang memperdalam dan menghususkan diri dalam sosiologi tidak hanya menjadi dorongan untuk perkembangnya dan meluasnya ilmu pengetahuan tadi, tetapi sekaligus membawa perubahan dalam sifat dan sosiologi di Indonesia. Buku sosiologi dalam bahasa indonesia mula di tertibkan sejak satu tahun setelah pecahnya revolusi fisik, yaitu sosiologi indonesia oleh Djody Gondokusumo yang memuat beberaopa pengertian elementer dari sosiologi yang teoretis dan bersifat sebagai filsafat.buku pada saat tersebut mendapat sambutan baik mengingat suasana revolusi fisik pada waktu itu, dimana mulai terasa suatu kehausan pada golongan tepelajar dan ilmu pengetahuan yang mungkin akan dapat membantu mereka di dalam usaha - usahanya memahami perubahan - perubahan yang terjadi dengan cepat dalam masyarakat indonesia. Kira - kira dalam tahun 1950, setelah usia revolusi fisik, menyusullah suatu buku sosiologi yang ditertibkan oleh berdosona, yang sebenernya merupakan sebuah diktat yang ditulis seorang mahasiswa yang mengikuti kuliah - kuliah sosiologi dari seorang guru besar yang tak disebutkan namanya dalam buku tesebut. Selanjutnya dapatlah dikemukakan buku karangan Hassan Shadily dengan judul sosiologi untuk masyarakat indonesia yang merupaan buku pelajar pertama di dalam bahasa indonesia yang memuat bahan - bahan sosiologi yang modern. Dalam suasana perkembangan perguruan tinggi di indonesia, juga karena kurangnya buku - buku sosiologi dalam bahasa Indonesia, maupun yang diimpor dari luar negeri.



2.3 Tokoh-tokoh yang mempengaruhi perkembangan sosiologi 1. Auguste comte (1798 - 1857) Merupakan bapa sosiologi pertama-tama memberikan nama pada ilmu tersebut (yaitu dari kata - kata socius dan logos). Walaupun beliau tidak menguraikan secara rinci masalah - masalah yang menjadi objek sosiologi, dia mempunyai anggapan



8



bahwa sosiologi terdiri dari dua pokok yaitu : social statistic dan social dynamis. Pembagian dari isi sosiologi yang sifatnya pokok sekali. Perkembangan tersebut pada hakikatnya melewati tiga tahap, sesuai dengan tahap - tahap perkembangan pikiran manusia, yaitu sebagai berikut: a) Tahap teologis Tahap ini merupakan tingkat pemikiran manusia yang beranggapan semua benda di dunia ini mempunyai jiwa dan itu di sebabkan oleh sesuatu kekuatan yang berada di atas manusia. Cara pemikiranya tidak dapat dipakai dalam ilmu pengetahuan karena ilmu pengetahuan bertujuan untuk mencari sebab serta akibat dan gejala - gejala. b) Tahap metafisis Tahap ini manusia masih percaya bahawa gejala - gejala di dunia ini di sebabkan oleh kekuatan - kekuatan yang berada di atas manusia. Manusia belum berusaha untuk mencari sebab dan akibat gejala - gejala tersebut



c) Tahap positif Merupakan tahap dimana manusia telah sanggup untuk berfikir secara ilmiah. Pada tahap ini berkembanglah ilmu pengetahuan. Menurut Comte, masyarakat harus teliti atas dasar fakta - fakta objektif dan dia juga menekankan pentingnya penelitian - penelitian perbandingan antara masyarakat yang berlanan. 2. Herbert Spencer (1820 - 1930) Dalam bukunya yang berjudul the principle of sociology (3 jilid, 1877) Hibert Spencer menguraikan materi sosiologi secara rinci dan sistematis. Spencer mengatakan bahwa objek sosiologi yang pokok adalah keluarga, politik, agama, pengendalian sosial, pembagian kerja, lapisan sosial, sosiologi pengetahuan dan ilmu pengetahuan serta penelitian terhadap kesenian dan keindahan. Tidak lupa dia menekankan bahwa sosisologi harus menyoroti hubungan timbal balik anatara unsur - unsur masyarakat seperti pengaruh norma - norma atas kehidupan keluarga, hubungan antara lembaga politik dengan lembaga keagamaan. 9



3.



Emile Durkheim ( 1858-1917) Menurut Emile Durkheim sosiologi meneliti lembaga-lembaga dalam masyarakat dan proses -proses sosial. Dalam sebuah majalah sosiologi yang pertama yaitu ; lanee sociologue dia mengklasifikasikan pembagian sosiologi atas tujuh seksi, yaitu :



a. Sosiologi umum yang mencangkup kepribadian individu dan kelompok manusia b. Sosiologi agama c. Sosiologi hukum dan moral yang mencangkup organisasi politik, organisasi sosial, perkawinan, dan keluarga d. Sosiologi tentang kejahatan e. Sosiologi ekonomi yang mencangkup ukuran-ukuran f. Demografi yang mencangkup masyarakat perkotan dan pedesaan g. Sosiologi estetika. Dia juga menekankan pentingnya penelitian perbandingan karena sosiologi merupakan ilmu mengenal masyarakat. 4. Max Weber (1864 - 1920) Sosiologi di katakan sebagai ilmu yang berusaha memberikan pengertian tentang aksi - aksi sosial. Max Weber berusahan memberikan pengertian mengenai perilaku manusia dan sekaligus menelaah sebab terjadinya interaksi sosial.



5. Charles Horton Cooley (1864 - 1929) Seorang Amerika, yaitu Charles Horton Cooley mengembangkan konsepsi mengenai hubungan timbal balik dan hubungan yang tidak terpisahkan antara individu dengan masyarakat. Terlebih dahulu dia mulai dengan perkembangan kehidupan manusia sejak dia dilahirkan. Pada waktu manusia berada dibawah dominasi kelompok utama (primary group) yaitu keluarga, kelompok sepemainan dan rukun tetangga. Kelompok utama di tandai dengan saling kenal antara warga serta kerja sama pribadi yang erat adalah peleburan individu - individu dalam suatu kelompok sehingga tujuan individu juga menjadi tujuan kelompok. 10



6. Pierre Guillaurne Frederic Le Play (1806 - 1882) Le Play, seorang Perancis, merupakan salah seorang ahli ilmu pengetahuan kemasyarakatan tekemukan abad - 19.dia berhasil mengenalkan suatu metode tertentu di dalam meneliti dan menganalisis gejala - gejala sosial, yaitu dengan jalan mengadakan observasi terhadap fakta - fakta sosial dan analisis induktif. Kemudian dia juga menggunakan



metode



case



study



dalam



penelitian



-



penelitian



sosial.



Penelitian - penelitiannya terhadap masyarakat menghasilkan dalil bahwa lingkungan geografis menentukan jenis pekerjaan dan hal ini memengaruhi organisasi ekenomi, keluarga, serta lembaga - lembaga lainnya. Keluarga merupakan objek utama dalam penyelidikan. Dia berkeyakinan bahwa anggaran belanja suatu keluarga merupakan ukuran kuantitatif bagi kehidupan keluarga sekaligus menunjukan kepentingan keluarga tersebut. Akhirnya dikatakannya bahwa organisasi sosial keluarga sepenuhnya terikat pada anggaran keluarga tersebut.



7. Ferdinand Tonnies Ferdinand tonnies terkenal dengan teorinya mengenai gemeinschaft dan gesellschaft sebagai dua bentuk yang menyertai perkembangan kelompok - kelompok sosial. Gemeinchaft



[paguyuban]



adalah



bentuk



kehidupan



bersama



di



mana



anggota - anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasar hubungan adalah rasa cinta dan rasa persatuan batin yang juga bersifat nyata dan organis sebagaimana dapat diumpamakan pada peralatan hidup tubuh manusia atau hewan. Bentuk gemeinschaft terutama dapat di jumpai di dalam keluarga, kelompok kekerabatan, rukun tetangga, dan sebagainya.



8. Leopold Von Wies (1876 - 1949) Von Wies menganggap sosiologi sebagai ilmu pengetahuan empiris yang berdiri sendiri, objek sosiologi adalah peneliti terhadap hubungan antar manusia yang merupakan kenyataan sosial jadi, menurutnya objek khusus ilmu sosiologi adalah interaksi sosial atau proses sosial. Penelitianya yang pertama merupakan suatu penyelidikan terhadap 11



klasifikasi proses - proses sosial dengan terutama menyoroti proses sosial yang asosiatif dan disosiatif. Setiap kategori proses sosial di bagi kedalam bagian yang lebih kecil atas dasar derajat asosiatif atau disosiatifnya.



9. Alfred Vierkandt (1867 - 1953) Menganggap sosiologi harus mempelajari sejarah kebudayaan, kemudian ia mengatakan bahwa sosiologi terutama mempelajari interaksi dan hasil interaksi tersebut. Masyarakat merupakan himpunan interaksi - interaksi sosial, sehingga sosiologi bertugas untuk mengonstruksikan teori - teori tentang masyarkat dan kebudayaan. Menurutnya setiap masyarakat merupakan suatu kebulatan dimana masing-masing unsur saling mempengaruhi.dasar semua struktur sosial adalah ikatan emosional tak ada konflik antara kesadaran individual dengan kelompok karena individual tunduk kepada tujuan kelompoknya.



10. Lester Frank Ward (1841 - 1913) Ward dapat di anggap sebagai salah seorang pelopor sosiologi di amerika serikat. Tujuan utamanya adalah membentuk suatu sistem sosiologi yang akan menyempurnakan kesejahteraan umum manusia. Menurutnya sosiologi bertujuan untuk meneliti kemajuan - kemajuan manusia. Ilmu tesebut mempelajari apa yang di laksanakan manusia jadi fungsi masyarakat yang di pelajarinya. Ia membedakan antara pure sociology (sosiologi murni) yang meneliti asal dan perkembangan gejala - gejala sosial, dan applied sosiolgi (sosiologi terapan) yang khusus mempelajari perubahan - perubahan dalam masyarkat karena usaha - usaha manusia.



12



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Sosiologi adalah lain daripada sejarah yang melihat kejadian bangsa dan dunia ini berturut - turut dalam gerakannya dan mencari pertalian antara kejadian yang penting dalam sejarah itu. Untuk pelajaran sosiologi pandangan dan pengetahuan sejarah memberi penerangan terhadap keadaan dan tumbuhnya masyarakat sehingga sejarah merupakan bagian yang penting untuk dipelajari. Sosiolog sebagai pembimbing dan pengarah dengan dasar - dasar ilmiah bagi kemajuan dan pengembangan sosial. Sosiologi juga mempergunakan metode functionalism bertujuan untuk meneliti kegunaan lembaga - lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat. Motode - metode sosiologi tersebut bersifat saling melengkapi dan para ahli sosiologi seringkali mempergunakan lebih dari satu metode untuk menyelidiki objeknya. Pada dasarnya terdapat dua jenis cara kerja atau metode, yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Unsur - unsur sosiologi sebagai landasan untuk tujuan lain, yaitu ajaran tata hubungan antar manusia dan pendidikan. Bahwa pengetahuan tentang bentuk dan susunan masyarakat beserta proses - proses yang terjadi didalamnya tidak diperlukan dalam hubungan dengan pelajaran hukum. Didalam pandangan mereka, yang perlu diketahui adalah hukum positif, yaitu peraturan - peraturan yang berlaku dengan sah pada suatu waktu dan suatu tempat tertentu. Didalam tingkat perkembangan sosiologi yang demikian itu, dimana teori yang diutamakan sedangkan ilmunya belum dianggap penting untuk dipelajari tersendiri, maka tidak dapat diharapkan berkembangnya penelitian sosiologi yang mencoba menemukan kenyataan-kenyataan sosiologi dalam masyarakat Indonesia.



13



DAFTAR PUSTAKA



http://andiiqriani.blogspot.com/2018/09/makalah-perkembangan-sosiologi.html Prof. Dr. Soerjono Soekanto 2013. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : Rajawali Pers



14