Makalah Tahsinul Qiroah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ALIF BUKAN MAD, 16 BACAAN TEBAL PADA RA YANG DISUKUN SETELAH KASROH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tahsinul Qiro‟ah Dosen Pengampu: Abdul Basith M.Pd.I



Disusun Oleh: 1. Bagas Hendrawan Bahtiar Prayogi (2011090129) 2. Adelia Fitri Anggraini (2011090001)



KELAS A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 2021



KATA PENGANTAR



Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan limpahan Rahmat,Taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia. Makalah ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah Tahsinul Qiro‟ah serta juga untuk khalayak ramai sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat. Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal mungkin. Namun, kami menyadiri bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari semua yang membaca makalah ini terutama Dosen Mata Kuliah Tahsinul Qiro‟ah yang kami harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.



Bakauheni, 13 Maret 2021



Penyusun



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ................................................................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 4 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 4 1.3 Tujuan .............................................................................................................................. 4 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Hukum Bacaan Alif Bukan Mad .................................................................................... 5 2.2 Hukum 16 Bacaan Tebal Pada Ra Yang Disukun Setelah Kasroh .................................. 6 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 8 3.2 Saran ................................................................................................................................ 8 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 9



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam membaca Al-Qur‟an, kita harus hati-hati dan teliti dengan memperhatikan makharijul huruf, tidak asal baca, akan tetapi harus berdasarkan tajwid sehingga kebenaran bacaan dapat terjaga. Misalnya, mana yang seharusnya dibaca panjang dan mana yang harus dibaca pendek, juga makharijul hurufnya. Bila terjadi kesalahan dalam membaca akan bisa mempengaruhi dan merubah arti kalimat yang dibacanya. Sebagai contoh lafadz dalam AlQur‟an Alim ( ‫ ) ألين‬artinya pedih dan „Alim ( ‫ ) علين‬yang artinya Maha Mengetahui, contoh lain kata Khalaqa ( ‫ ) خلق‬bila dibaca pendek semua artinya “ Menciptakan “ dan bila kha ( ‫) خ‬ dibaca panjang artinya bisa “ bergaul “. Al-Qur‟an sebagai kitab suci yang berisi firman-firman Allah SWT dan menjadi pedoman hidup bagi umat Islam tentunya harus kita jaga, kita baca, hayati, dan kita amalkan. Karena Al-Qur‟an merupakan “ Kalam Allah ”, maka dalam membacanya pun mempunyai adab / tata cara membaca Al-Qur‟an. Seperti sebelum membaca Al-Qur‟an kita harus dalam keadaan suci dari hadats ( mempunyai wudhu ), membaca ta‟awudz dan sebagainya. Dalam membaca Al-Qur‟an pun kita harus mengetahui ilmunya. Agar tidak terjadi salah arti dalam membaca Al-Qur‟an, dan bacaannya bagus dan tartil, maka para ulama menciptakan ilmu tajwid. Ilmu tajwid membahas hukum-hukum bacaan yang terdapat di dalam Al-Qur‟an. Selain hukumhukum bacaan, ilmu tajwid juga berisi tentang letak makhrijul huruf, agar kita dapat membedakan huruf hijaiyah yang satu dengan lainnya. Setiap huruf hijaiyah mempunya sifat, dan sifat itulah yang membedakan masing-masing huruf hijaiyah. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana hukum bacaan alif bukan mad? 2. Bagaimana hukum 16 bacaan tebal pada ra yang disukun setelah kasroh?



1.3 Tujuan 1. Untuk dapat memahami hukum bacaan alif bukan mad 2. Untuk dapat memahami 16 bacaan tebal pada ra yang disukun setelah kasroh



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Hukum Bacaan Alif Bukan Mad Jika ada alif terletak setelah harakat (tanda baca) fathah, semestinya alif tersebut berfungsi sebagai huruf mad.[1] Akan tetapi, di dalam al-Qur‟an ada alif yang tidak berfungsi sebagai huruf mad walaupun terletak setelah harakat fathah. Meskipun tidak berfungsi sebagai huruf mad, alif tersebut tidak boleh dibuang.



Berikut alif-alif yang dimaksud: No.



Lafal



Surat/Ayat/Juz



1.



Cara Membaca



Dibaca pendek satu



ْ‫ِلتَتْلُ َوْا‬



Q.S. ar-Ra‟du [13]: 30 Juz 13



2.



harakat/ketukan.



ْ‫ِلتَتْلُ َو‬ Dibaca pendek satu



ْ‫ع َوْا‬ ُ ‫لَ ْنْنَ ْد‬



Q.S. al-Kahfi [18]: 14 Juz 15



3.



harakat/ketukan.



ْ‫ع َو‬ ُ ‫لَ ْنْنَ ْد‬ Dibaca pendek satu



ْ‫ِليَ ْربُ َوْا‬



Q.S. ar-Ruum [30]: 39 Juz 21



4.



harakat/ketukan.



ْ‫ِليَ ْربُ َو‬ Dibaca pendek satu



ْ‫ِليَ ْبلُ َوْا‬



Q.S. Muhammad [47]: 4 Juz 26



5.



harakat/ketukan.



ْ‫ِليَ ْبلُ َو‬ Dibaca pendek satu



ْ‫َوْنَ ْبلُ َوْا‬



Q.S. Muhammad [47]: 31 Juz 26



harakat/ketukan.



ْ‫َوْنَ ْبلُ َو‬



[1] Huruf mad ialah huruf yang berfungsi memanjangkan bunyi huruf yang terletak sebelum huruf mad tersebut. [2] 1 harakat = 1 gerak atau 1 ketukan.



2.2 16 Bacaan Tebal Pada Ra Yang Disukun Setelah Kasroh Semua Ra’ mati yang huruf sebelumnya berharakat fathah atau dhammah, selamanya Ra’ tersebut harus dibaca tafkhim (tebal). Sementara jika huruf sebelumnya berharakat kasrah maka Ra’ dibaca tarqiq (tipis). Akan tetapi, ada pengecualian dalam 16 tempat berikut. Walaupun Ra’ mati jatuh setelah harakat kasrah, tidaklah dibaca tarqiq, tetapi dibaca tafkhim. No. 1.



2.



3.



4.



5.



6.



7.



8.



9.



Lafal



Juz/Surat/Ayat



‫ارت َ ْبت ُ ْن‬ ْ ‫اِ ِى‬



Juz 7



َ ‫فِ ًْ قِ ْز‬ ‫طاس‬ ‫صادًا‬ َ ‫َو اِ ْر‬ ‫ِه ْي ُك ِّل فِ ْزقَة‬ ‫اِ ْر ِجعُ ْىا‬ ‫ار َح ْو ُه َوا‬ ْ ‫ب‬ ِ ّ ‫َر‬ ‫ضى‬ ْ ‫ِل َو ِي‬ َ َ ‫ارت‬ ‫ار ِجعُ ْى ِى‬ ْ ‫ب‬ ِ ّ ‫َر‬ ‫ارتَابُ ْىا‬ ْ ‫أ َ ِم‬



Q.S. al-Maidah [5]: 106 Juz 7 Q.S. al-An‟am [6]: 7 Juz 11 Q.S. at-Taubah [9]: 107 Juz 11 Q.S. at-Taubah [9]: 122 Juz 13 Q.S. Yusuf [12]: 81 Juz 15 Q.S. al-Isra‟ [17]: 24 Juz 17 Q.S. al-Anbiya‟ [21]: 28 Juz 18 Q.S. al-Mu‟minun [23]: 99 Juz 18 Q.S. an-Nur [24]: 50



10.



11.



12.



13.



14.



15.



16.



‫ضى‬ ْ ‫الَّذِي‬ َ َ ‫ارت‬ ‫اِ ْر ِج ْع اِلَ ْي ِه ْن‬ ‫ارت َ ْبت ُ ْن‬ ْ ‫اِ ِى‬ ‫ضى‬ ْ ‫َه ِي‬ َ َ ‫ارت‬ ‫صادًا‬ َ ‫ِه ْز‬ ‫صا ِد‬ َ ‫لَ ِب ْال ِو ْز‬ ًْ ‫اِ ْر ِج ِع‬



Juz 18 Q.S. an-Nur [24]: 55 Juz 19 Q.S. an-Naml [27]: 37 Juz 28 Q.S. ath-Thalaq [65]: 4 Juz 29 Q.S. al-Jinn [72]: 27 Juz 30 Q.S. an-Naba‟ [78]: 21 Juz 30 Q.S. al-Fajr [89]: 14 Juz 30 Q.S. al-Fajr [89]: 28



Perlu diperhatikan! Dalam satu tempat/ayat berikut, ra’ mati setelah kasrah boleh dibaca tafkhim dan boleh juga dibaca tarqiq. No. 1.



Lafal



Juz/Surat/Ayat



‫ُك ُّل فِ ْزق‬



Juz 19 Q.S. asy-Syu‟ara‟ [26]: 63



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Alif terletak setelah harakat (tanda baca) fathah, semestinya alif tersebut berfungsi sebagai huruf mad. Akan tetapi, di dalam al-Qur‟an ada alif yang tidak berfungsi sebagai huruf mad walaupun terletak setelah harakat fathah. Meskipun tidak berfungsi sebagai huruf mad, alif tersebut tidak boleh dibuang. Semua Ra‟ mati yang huruf sebelumnya berharakat fathah atau dhammah, selamanya Ra‟ tersebut harus dibaca tafkhim (tebal). Sementara jika huruf sebelumnya berharakat kasrah maka Ra‟ dibaca tarqiq (tipis). Akan tetapi, ada pengecualian dalam 16 tempat berikut. Walaupun Ra‟ mati jatuh setelah harakat kasrah, tidaklah dibaca tarqiq, tetapi dibaca tafkhim. 3.2 Saran Demikian makalah yang telah kami sampaikan. Manusia dalam berbuat tentunya terdapat kesalahan yang sifatnya tersilap dari yang telah ditetapkan atau seharusnya. Di akhir makalah ini, kami mengharapkan sekali kritik dan saran dari para pembaca agar dalam penulisan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi. Kami selaku penulis mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat perkataan yang kurang berkenan di hati para pembaca, dan kami juga mengucapkan terima kasih banyak atas kritik dan saran yang telah diberikan kepada kami. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amiin Yaa Rabbal A‟lamiin.



DAFTAR PUSTAKA



http://babarusyda.blogspot.com/2014/11/alif-yang-bukan-huruf-mad.html?m=1 http://babarusyda.blogspot.com/2016/04/ra-mati-setelah-kasrah-dibaca-tebal.html?m=1