Makalah Tambahan Utk IV B [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS RECOUNT DENGAN GRAMMAR YANG BENAR MELALUI 3 POLA LATIHAN BERJENJANG BAGI SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 10 SEMARANG PADA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2010/2011



Diajukan untuk melengkapi penilaian angka kredit unsur pengembangan profesi guru untuk kenaikan pangkat dari golongan IVa ke IVb



Oleh Rani Ernaningsih



DINAS PENDIDIKAN NASIONAL KOTA SEMARANG SMP NEGERI 10 SEMARANG Jln. Menteri Supeno No. 1 Semarang, Jawa Tengah 2011



LEMBAR PENGESAHAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NIP Pangkat/Gol Jabatan



: Dra. Rani Ernaningsih : 19640717 198903 2 013 : Pembina/ IVa : Guru Pembina



Telah membuat penelitian dengan Judul: Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Recount Dengan Grammar Yang Benar Melalui 3 Pola Latihan Berjenjang Bagi Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 10 Semarang Pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011



Semarang, 15 Pebruari 2011 Peniliti,



Dra. Rani Ernaningsih Disyahkan oleh: Ketua PGRI Kota Semarang, Semarang,



Kepala SMP N 10 Semarang ,



Petugas Perpustakaan SMP Negeri 10



Ngasbun Egar,S.Pd,M.Pd. H. Suparno,S.Pd,M.Pd. Khusnul Agustiana,S.Pd NPA.PGRI 1201013164 NIP. 196401011985011003 NIP 19760817 20032 2013



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmatNyalah makalah ini dapat kami selesaikan sesuai dengan rencana. Penulisan makalah ini diajukan guna mendapatkan penilaian angka kredit pada



unsur pengembangan profesi guru untuk kenaikan pangkat dari golongan IVa ke IVb. Penulis menganggap bahwa masalah “menulis” (writing) dalam Bahasa Inggris yang dihadapi guru bahasa Inggris sangatlah penting , maka kami menulis makalah ini berdasarkan penelitian yang penulis lakukan dab kami beri judul : “Upaya Peningkatan Kemampuan



Menulis Teks Recount Dengan Grammar Yang Benar Melalui 3 Pola Latihan Berjenjang Bagi Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 10 Semarang Pada Semester Gasal Tahun Pelajaran 2010/2011”. Penulisan makalah ini tidak akan selesai tanpa dukungan dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu kami sampaikan terima kasih dan penghargaan setinggitingginya kepada : 1. Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang 2. Ketua PGRI Kota Semarang 3. Kepala SMP Negeri 10 Semarang 4. Rekan-rekan guru dan Karyawan SMP Negeri 10 Semarang 5. Saudara/saudari yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu di makalah ini



Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu, kritik dan saran sangatlah penulis harapkan guna menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini bisa membawa manfaat bagi kita semua khususnya penulis dan semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan rahmat, bimbingan dan petunjukNya kepada kita semua. Amin.



Semarang,



Penulis



14 Pebruari 2011.



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ……………………………………………….. LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………… KATA PENGANTAR ………………….…………………………… DAFTAR ISI ……………………………………………………….. DAFTAR TABEL …………………………………………………… DAFTAR GAMBAR ………………………………………………… DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………… ABSTRAK ……………………………………………………………



i ii iv v vii vii viii ix



BAB I PENDAHULUAN ………………………………………….. A. Latar Belakang Masalah ……………………………………. B. Identifikasi Masalah ……………………………………….. C. Pembatasan Masalah ……………………………………….. D. Perumusan Masalah ………………………………………… E. Tujuan Penelitian ……………………………………………. F. Manfaat Penelitian …………………………………………..



1 1 4 5 7 7 8



BAB II KA JIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS …… 11 A. Kajian Teori ………………………………………………….. 11



4. Daftar Tabel ( bila ada ) • •



Daftar tabel dibuat pada halaman tersendiri ( sebaiknya apabila banyaknya tabel mininal dua tabel) Daftar tabel dapat memuat nomor tabel, judul tabel dan halaman berapa tabel tersebut berada. DAFTAR TABEL Tabel 1. Struktur Pembelajaran Realistik ……... 34 2. Contoh Pembelajaran dengan Pendekatan Realistik……………… ......................... 35 3. Distribusi Sekor hasil diklat dengan pendekatan realistik………… ............. 50 4. Distribusi sekor hasil diklat dengan pendekatan mekanistik ……................ 52 5. Ringkasan hasil uji normalitas ……..... 58



5. Daftar Gambar ( bila ada ) • •



Daftar gambar dibuat pada halaman tersendiri ( sebaiknya apabila banyaknya gambar lebih dari satu gambar) Daftar gambar dapat memuat nomor gambar, judul gambar dan halaman berapa gambar tersebut berada. DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Interaksi dalam Pembelajaran … 14 2. Struktur Pembelajaran pada Pendekatan Realistik .. ............. 33 3. Poligon dan histogram hasil diklat dengan pendekatan Realistik......... 51 4. Poligon dan histogram hasil diklat dengan pendekatan mekanistik... 63 6. Daftar lampiran



• • •



Apa saja yang dilampirkan ditulis pada daftar lampiran. Berisi nomor lampiran, judul lampiran, halaman berapa lampiran tersebut di lampirkan. Sebaiknya lampiran-lampiran disusun secara kronologis. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.Butir Soal tes diklat guru matematika SMP … 72 2.a. Uji normalitas peserta diklat dengan pendekatan realistik ……… ……………………………… 82 2.b. Uji normalitas peserta diklat dengan pendekatan mekanistik …............................................... 86 3a. Langkah-langkah Uji Homogenitas varians 90 3b. Hasil komputasi Uji Hipotesis varians ……… 93 4a. Data sekor hasil diklat guru matematika SMP .94 4b. Uji beda rata-rata peserta diklat .......………... 95 7. Abstrak



• • •



Ditulis satu spasi, tanpa judul/ sub judul Isi abstrak minimal memuat: (1) tujuan penelitian, (2) setting dan subyek penelitian, (3) prosedur penelitian termasuk analisis data, (4) hasil penelitian Ditulis maksimal satu halaman



Pengaruh Pembelajaran Dengan Pendekatan Realistik Terhadap Hasil Diklat Guru Matematika SMP ( Eksperimen pada Diklat Guru Matematika SMP Kabupaten Banjarnegara 2006 . Oleh.Bambang Irawan ABSTRAK Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pendekatan mana yang lebih baik dalam pembelajaran yang dilakukan pada pendidikan dan pelatihan atau diklat bagi guru matematika, antara pendekatan realistic dan pendekatan mekanistik. Penelitian ini dilakukan kepada populasi guru matematika SMP se Kabupaten Banjarnegara Propinsi Jawa Tengah sebanyak 198 guru, tersebar di 89 sekolah menengah pertama negeri dan swasta. Sampel yang diteliti terdiri dari 80 guru, terdiri dari 40 guru yang diberikan treatmen pembelajaran dengan pendekatan realistik dan 40 guru pendekatan mekanistik. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive random sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian eksperimen. Pengumpulan data melalui tes hasil diklat dan analisis data menggunakan uji statistic beda rata-rata pihak kanan. Sebelum uji hipotesis dilakukan terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil uji hipotesis diperoleh bahwa harga t hitung ( to ) = 2,7577 dan t tabel ( tt ) dengan signifikansi α = 5 % sebesar 1,67. Sehingga dapat disimpulkan bahwa diklat guru matematika yang pembelajarannya menggunakan pendekatan realistik lebih baik daripada yang menggunakan mekanistik. Kata Kunci: Diklat. Pendekatan Realistik. Pendekatan Mekanistik. B. Bagian Isi BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah B Identifikasi Masalah C Pembatasan Masalah D Rumusan Masalah E Tujuan Penelitian F Manfaat Penelitian BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. ……..



2. ……… dst B. Penelitian yang relevan ( bila ada) C. Kerangka Berpikir D. Hipotesis Tindakan BAB III A B C D E F G H BAB IV A B



C D E



BAB V • • •



METODOLOGI PENELITIAN Setting Penelitian Subjek Penelitian Sumber Data Teknik dan Alat Pengumpulan Data Validasi Data Analisis Data Indikator Kinerja ( bila ada ) Prosedur Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskrisi Kondisi Awal Deskripsi Siklus I 1. Perencanaan 2. Tindakan 3. Hasil Pengamatan 4. Refleksi Deskripsi Siklus 2 , seperti pada siklus 1, dst Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus Hasil Penelitian



PENUTUP A. Simpulan B. Implikasi/ rekomendasi C. Saran



C. Bagian Penunjang 1. 2.



DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN



Daftar Pustaka • • •



Ditulis menurut abjad Nama pengarang ditulis yang konsisten, dapat menggunakan entry dimana nama pengarang ditulis dibalik. Salah satu contoh cara menulis pada daftar pustaka: Nama Pengarang. Tahun buku dicetak. Nama judul buku. Kota terbit: nama penerbit. DAFTAR PUSTAKA



Dahlan, M.D.1990. Beberapa Alternatif Interaksi Belajar Mengajar. Model- model Mengajar. Bandung: CV. Diponegoro. Depdiknas. 2004. Pendekatan Pembelajaran Matematika. Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. ------------. 2004. Wawasan Pendidikan. Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. Hudojo, Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: P2LPTK Ditjendikti Depdiknas. Mulyadi HP. 2002. Pengaruh Metode Trachtenberg Terhadap Hasil Belajar Matematika ditinjau dari Kemampuan Numerik Siswa. Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta. ---------------. 2005. Pembelajaran Matematika Masa Kini. Semarang: LPMP Jawa Tengah. ---------------. 2005. Pengaruh Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil Diklat Guru Matematika Kabupaten Pekalongan Tahun 2005,. Semarang: LPMP Jawa Tengah. -------------. 2006. Pengembangan Model Pembelajaran pada Kurikulum Berbasis Kompetensi. Semarang: LPMP Jawa Tengah. Naga, Dali S. 1992. Pengantar Teori Sekor Pada Pengukuran Pendidikan. Jakarta: Gunadharma. Lembaga Administrasi Negara. 2001. Tata kerja dan Tata Cara Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Widyaiswara. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.



Lampiran-lampiran • Dibuat secara kronologis • Diberi halaman pada lampiran • Diberi nomor lampiran • Penulisan lampiran disesuaikan dengan kelaziman yang berlaku Lampiran-lampiran • • • • •



Lampiran 1: Surat ijin penelitian Lampiran 2: Data kondisi awal Lampiran 2a. Data hasil belajar Lampiran 2b. Data proses pembelajaran Lampiran 3: Data siklus 1



Lampiran 3 • Lamp 3a. Kisi-kisi • Lamp 3b. Butir soal • Lamp 3c. Kunci jawaban • Lamp 3d. Kriteria/pedoman penilaian • Lamp 3e. Contoh jawaban siswa • Lamp 3f. Daftar nilai siklus 1 • Lamp 3g. RPP • Lamp 3h. Lembar pengamatan • Lamp 3i. Contoh lembar pengamatan • Lamp. 3j. Hasil pengamatan



Lampiran 4 • • • • • • • • • •



Lamp 4a. Kisi-kisi Lamp 4b. Butir soal Lamp 4c. Kunci jawaban Lamp 4d. Kriteria/pedoman penilaian Lamp 4e. Contoh jawaban siswa Lamp 4f. Daftar nilai siklus 2 Lamp 4g. RPP Lamp 4h. Lembar pengamatan Lamp 4i. Contoh lembar pengamatan Lamp.3j. Hasil pengamatan



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG MASALAH Keterampilan menulis (writing) adalah salah satu keterampilan berbahasa dari empat keterampilan berbahasa Inggris yang lain yang harus diajarkan kepada siswa. Keterampilan berbahasa ini disajikan secara terpadu dengan keterampilan yang lain, yaitu mendengarkan, berbicara dan membaca (kurikulum KTSP)



Mengungkapkan makna dalam teks tulis fungsional dan esai pendek sederehana berbentuk descriptive dan recount untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Penting sekali mengajarkan ketrampilan berbahasa ini karena dengan menguasai ketrampilan ini akan mempermudah siswa untuk berkomunikasi menggunakan Bahasa Inggris sesuai dengan jenjang pendidikannya, sebab menulis meliputi beberapa aspek penguasaan, yaitu : isi, format, kalimat, kosa kata, tanda baca, ejaan, dan struktur. Dari beberapa aspek tersebut siswa harus mampu mengkontruksi dan mengintegrasikan kedalam tatanan dan perpaduan paragraf dan teks (Bell an Burnaby : 1994). Target yang hendak dicapai pada ketrampilan menulis adalah apa yang sudah tercantum dalam KTSP



yang merupakan salah satu tujuan



pembelajaran menulis untuk kelas VIII SMP adalah :”Siswa dapat menuliskan paragraf pendek berbentuk narasi dan deskripsi tentang topik yang sangat



sederhana”. Namun pada kenyataannnya siswa kelas VIII A SMP Negeri 10 Semarang banyak melakukan kesalahan dalam struktur kalimat Bahasa Inggris, padahal struktur sederhana tersebut sudah pernah diajarkan. Berdasarkan target tersebut diatas dan kenyataan yang ada yaitu dari 36 siswa kelas VIII A SMP Negeri 10 Semarang, hanya 27 siswa yang sedikit melakukan kesalahan dalam menulis berbahasa Inggris dengan struktur yang benar, berarti hanya 52 % dari jumlah siswa berdasarkan pengamatan seharihari yang dilakukan oleh guru pengajar Bahasa Inggris. Oleh karena itu masalah yang timbul adalah kemampuan menulsi berbahasa Inggris dengan struktur yang benar bagi kelas tersebut rendah.



B. IDENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan latar belakang seperti tersebut diatas, maka muncul permasalahan yaitu : Siswa kelas VIII A SMP Negeri 10 Semarang mengalami kesulitan dalam menuangkan buah pikirannya dalam bentuk tulisan berbahasa Inggris sederhana dengan struktur yang benar. Oleh karena itu kemampuan siswa perlu ditingkatkan untuk meminimalkan kesalahankesalahan tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah tercantum dalam KTSP.



C. PEMBATASAN MASALAH Untuk memecahkan masalah kesulitan siswa SMP Negeri 10 Semarang dalam menuangkan buah pikirannya dalam bentuk tulisan bahasa Inggris sederhana dengan struktur yang benar akan dilakukan dengan menggunakan Pola Latihan Berjenjang, yaitu suatu pola latihan yang terdiri dari 3 jenjang sebagai berikut :



a. Word Composition : yaitu Pola latihan menyusun kata menjadi kalimat. Diharapkan siswa terlatih untuk mrngkomposisikan kata-kata menjadi kalimat dengan susunan yang benar.



b. Pictures Composition : yaitu latihan dengan menceritakan beberapa susunan gambar. Latihan ini dapat melatih siswa untuk menerapkan kalimat yang telah dipelajari berdasarkan gambar yang tersedia.



c. Guided Writing



: yaitu latihan meyusun paragraf berdasrkan pertanyaan



panduan. Latihan ini akan memunculkan kreasi siswa untuk bercerita dengan menggunakan Bahasa Inggris dalam bentuk tulisan. Pola latihan berjenjang tersebut menggunakan model pembelajaran cara ‘commact’ (communicative activities), yang melibatkan kerja sama dan komunikasi antara siswa dengan siswa dan atau dengan gurunya. Dengan menggunakan commact diharapkan agar siswa lebih tertantang untuk ikut serta dalam pembelajaran ini sehingga bisa lebih memahami dan merasa senang selama mengikuti pembelajaran.



D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN a. Tujuan Penelitian Berdasarkan atas permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :



1. Mengurangi kesalahan struktur bahasa Inggris yang dilakukan oleh siswa mengungkapkan buah pikirannya dalam bentuk tulisan.



2. Meningkatkan kemampuan menulis berbahasa Inggris dengan struktur kalimat yang benar bagi siswa.



b. Manfaat Penelitian Hasil dari pelaksanaan “Penelitian Tindakan Kelas” ini akan memberikan manfaat yang diperlukan bagi perorangan maupun institusi. 1. Bagi Guru : dengan dilakukannya penelitian tindakan kelas ini, guru akan mengetahui segala kekurangan yang ada dalam dirinya, kenudian merenungkan



kembali



apa



yang



telah



dilakukan,



kemudian



akan



meminimalkan kekurangan dan kesalahannya, sehingga akan dapat menata kembali strategi pembelajaran bahasa Inggris di kelas dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran bagi dirinya.



2. Bagi Guru yang lain : dengan membaca penelitian tindakan kelas ini akan mendapatkan gambaran yang jelas tentang bagaimana meningkatkan kemampuan meneliti diri sendiri yang kemudian menata kembali strategi pembelajarannya. 3. Bagi Siswa : hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi siswa yang mengalami kesulitan



dalam



struktur



kalimat



bahasa



Ingris,



sehingga



dapat



mengkomunikasikan ide atau buah pikirannya menggunakan bahasa Inggris dengan struktur yang benar dalam bentuk tulisan.



E. DEFINISI OPERASIONAL a. Peningkatan Adalah perubahan sikap dan kemampuan diri yang rendah menuju pada tingkatan yang lebih tinggi, implementasinya pada tindakan yang lebih baik sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. b. Kemampuan Adalah kondisi kekuatan melakukan sesuatu dengan tingkatan tertentu. c. Menulis bahsa Inggris Menyusun dan menkomposisikan kata-kata dalam bahasa Inggris sehingga mengandung makna yang logis. Susunan dan komposisi kata-kata yang dimaksud disini adalah susunan kata-kata dalam bahasa Inggris sederhana. d. 3 pola latihan berjenjang Adalah pola latihan dengan 3 tahapan dari jenjang yang mudah menuju pada tingkatan yang lebih sukar.



e. Commact Adalah kependekan dari communicative activities, yaitu kegiatan pembelajaran yang melibatkan langsung siswa untuk beriteraksi dengan siswa lain. Guru disini hanya debagai fasilitator. Sehingga kegiatan kelihatan hidup dan menyenangkan. f.



Implementasi Tindakan



Adalah upaya pembimbingan terhadap siswa agar siswa secara sadar dan terarah berkeinginan untuk belajar dan meminimalkan terjadinya kesalahan struktur dalam mengungkapkan informasi dan buah pikirannya serta tertulis dalam bahasa Inggris, sesuai dengan kemampuannya melalui pola latiha berjenjang dengan model pembelajaran yang menggunakan ‘commact’. Setelah terlaksananya penelitian tindakan kelas diharapkan siswa dapat memperoleh kemampuan untuk mengikuti pembelajaran bahasa Inggris pada jenjang berikutnya.



BAB II LANDASAN PEMIKIRAN



A. KURIKULUM Pada dasarnya bahasa adalah alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, pendapat, dan perasaaa. Bahasa Inggris adalah bahasa asing pertama di Indonesia yang dianggap paling penting untuk tujuan penyerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya, dan pembiasaan hubungan dengan bangsabangsa lain (Kuikulum KTSP) Bertitik tolak dari hal tersebut diatas maka bahasa Inggris mempunyai peranan yang sangat penting bagi siswa, guru, masyarakat, bangsa dan negara demi terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas untuk membangun negara sehingga diharapkan sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia yang telah maju. Tujuan akhir dari pengajaran bahasa Inggris di SMP adalah siswa memiliki keterampilan membaca, menyimak, berbicara, dan menulis dalam bahasa Inggris melaului tema yang dipilih berdasarkan tingkat perkembangan dan minat mereka, tingkat penguasaan kosakata, dan tata bahasa yang sesuai. Keempat ketrampilan berbahasa tersebut sedapat mungkin disajikan secara terpadu, namun penekanannnya terutama pada ketrampilan membaca. Unsur-unsur bahasa seperti kosakata, lafal, ejaan, dan struktur



dapat diajarkan untuk menunjang pengembangan keempat



ketrampilan berbahasa tersebut, bukan untuk kepentingan penguasaan unsur-ubsur bahasa itu sendiri.



B. KURIKULUM 1. Pengertian Menulis adalah salah satu ketrampilan berbahasa yang harus diajarkan pada siswa untuk mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan secara tertulis. Ketrampilan berbahasa ini meliputi isi, format, struktur kalimat, kosakata,tanda baca, ejaan dan format huruf. Seorang penulis harus mampu mengatur, dan menyatukan informasi atau gagasan kedalam paragraf dan teks yang terpadu dan masuk akal. Tariga (1983:3-4): Writing is a language skill whisch is used to communicate indirectly one to another and it is a productive and expressive activity, the most important thing to be considered that this activityneeds lot of exercises. Terlihat jelas disini bahwa menulis adalah kegiatan produktif, maka seharusnyalah membutuhkan banyak latihan dan tentu saja menuntut jam belajar yang banyak. Menulis juga merupakan ketrampilan yang dapat mengetahui kemampuan ketrampilan berbahasa yang lain karena dengan banyak membaca maka akan mempermudah siswa untuk melatih diri untuk menulis, demikian juga ketrampilan berbahasa yang lain.



2. Faktot-faktor yang mempengaruhi ketrampilan menulis Menurut Karen, R (2000), paling sedikit ada empat komponen di dalam ketrampilan menulis, yaitu :



a. Kesesuaian tugas / isi : sejauh mana tulisan mencapai tujuan.



b. Kesesuaian langkah retorika



:



sejauh



mana



penataan



tulisan



memperhitungkan pembaca. c. Kesesuaian bahasa



: sejauh mana bahasa yang digunakan sesuai dengan



konteks komunikasi. d. Kelayakan bentuk



: sejauh mana tulisan memenuhi aturan-aturan



bentuk, spelling, kerapian. Namun demikian hal ini bertolak belakang dengan apa yang dikemukakan oleh Keith Morrow yang meletakkan dasar pendekatan komunikatif dalam prinsip ke 5 nya yaitu : Mistake are not always a mistake. Disini dikemukakan bahwa kesalahan kecil dalam grammatika dan pengucapannya tidaklah menjadi masalah asal siswa dapat menyampaikan pesannya. Guru yang melaksanakan pendekatan komunikatif memahami bahwa kesalahan gramatika dan pengucapan menghambat komunikasi dan bahkan sering merusak komunikasi sama sekali. Karena pentingnya menulis bagi siswa, guru seharusnya memberi motivasi agar dapat membangkitkan minat siswa untuk menulis dan menjadika kegiatan ini menjadi kegiatan yang alami dan menyenangkan.



3. Kendala-kendala dalam menulis Sebagai ketrampilan produkti, menulis menghendaki siswa untuk mampu menggali, menemukan dan mengungkapkan gagasan, perasaan, pengalaman, serta penggunaan bahasa yang tepat. Tetapi harus disadari bahwa dalam kenyataannya, tidak semua siswa dapat menujukkan kemampuan tersebut. Hal ini terjadi karena kurangnya :



a. keyakinan b. minat c. latihan yang memadai. Hal ini seperti dinyatakan dalam kutipan berikut ini : “What they may lack is confidence, assurance of interest, and appropriate practice” (Protherough, 1983 : 52). Dari hal tersebut diatas, guru dapat memberikan motivasi dan suasana yang menyenangkan dan tentu saja dengan penggunaan metoda yang sesuai di dalam pembelanjaran ketrampilan menulis. Namun demikian untuk memberikan latihan yang memadai, dibutuhkan waktu yang cukup. Hal ini sangat sulit dilaksanakan, mengingat adanya keterbatasan jumlah jam mengajar di sekolah. Mengingat pembelajaran bahasa Inggris pada empat ketrampilan berbahasa harus proposional dan intregated (terpadu) antara ketrampilan mendengarkan, menyimak, membaca dan menulis.



4. Tulisan yang baik Tulisan yang baik harus meliputi kesesuaian tugas / isi , kesesuaian langkah retorika, kesesuaian bahasa dan kelayakan bentuk. Penulis harus mampu untuk mengkontruksikan dan mengintegrasikan informasi kedalam tatanan paragraf atau teks secara terpadu dan bermakna. Bell an Burnaby (1984) menunjukkan, bahwa menulis adalah kegiatan kognitif yang sangat kompleks yang mana penulis dituntut untuk mengatur sejumlah variabel secara simultan.



Oleh karena itu kompleknya ketrampilan itu, maka suasana pelajaran menulis seharusnya hangat, terkudung dan tanpa tekanan. Guru seharusnya menunjukkan kesungguhan hati didalam membimbing siswa khususnya pada ketrampilan menulis ini. Ada beberapa hal penting untuk dapat menulis berbahasa Inggris yang baik, seperti tersebut dibawah ini: a. Mempelajari lebih banyak grammar (tata bahasa). b. Menghafal ungkapan=ungkapan yang bermanfaat. c. Banyak berlatih menulis. d. Belajar kosakata lebig banyak.



5. Kegunaan struktur dalam ketrampilan menulis bahasa Inggris Mohammad Adnan Latief menguraikan bahwa secara tradisional (traditional approach) kata-kata dalam bahasa Inggris dibagi menjadi Nouns, Verbs, Adjectives, Adverbs, dan yang lainnya. Yang tidak termasuk kelompok Nouns, Verbs, Adjectives atau Adverbs, yaitu seperti prepositions, articles, modals. Kata-kata dalam bahasa Inggris secara tradisional dimasukkan dalam klasifikasi kata-kata itu dengan dasar makna atau definisi. Misalnya yang termasuk Nouns adalah semua kata yang artinya mengacu pada benda, objek atau tempat, yang termasuk Verbs adalah semua kata yang artinya mengacu pada kegiatan . Cara mengelompokkan kata yang dilakukan secara tradisional yang mendasarkan pada makna kata kini tidak banyak diikuti orang, cara yang lebih banyak diikuti orang sekarang ialah struktural.



Struktur dalam pembelajaran bahasa Inggris pada tingkat SMP disunakan untuk menunjang kebermaknaan. Oleh karena itu penting bagi siswa untuk



menguasai



struktur



kalimat



dalam



bahasa



Inggris



bila



ingin



mengungkapkan gagasan atau informasi menurut kehendaknya. Tetapi yang terjadi pada siswa adalah bahwa siswa mungkin tahu akan struktur kalimat yang diajarkan pada saat itu tanpa mengerti penerapan pada saat lain dia ingin mengungkapkan pikirannya. Yang terjadi kemudian adalah siswa hanya menerapkan bahasa sehari-hari atau bahasa ibu diterjemahkan diterjemahkan kedalam bahasa Inggris berdasarkan ingatan arti kata saja, bahkan mungkin siswa hanya mengambil dari kamus langsung disusun menjadi kalimat tanpa melihat kapan peristiwa itu terjadi dan struktur apa yang harus diterapkan untuk gagasan atau informasi yang ingin diungkapkan. Contoh sederhana yang sering dilakukan siswa adalah : kalimat yang ingin diungkapkan : Saya melihat tarian itu kemarin, ternyata yang muncul dalam bahasa Inggris : I to see the dance yesterday. Disini terlihat bahwa siswa telah membuat keslahan pemakaian kata “to see”, kata tersebut jelas hanya diambil dari kamus yang dimiliki. Atau siswa akan menulis : I see the dance yesterday, apabila kata “see” sudah diingatnya sebagai kata kerja yang artinya “melihat’. Kalimat yang benar seharusnya : I saw the dance yesterday. Apabila kesalahan ini berlangsung terus maka tujuan pembelajaran yang tercantum dalam Silabus Bahasa Inggris SMP 2006 : Mengungkapkan makna dalam teks



tulis fungsional dan esei pendek sederhana berbentuk descriptive, dan recount untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar.



C. COMMUNICATIVE ACTIVITIES (COMMACT) 1. Pengetian Communicative Activities atau sering disebut “commact” adalah suatu aktifitas yang melibatkan kegiatan komunikasi seorang siswa dengan siswa lain atau gurunya dengan menggunakan bahasa sasaran (bahasa Inggris). Commact bukan untuk membuang-buang waktu atau untuk bersenang-senang, tetapi lebih dari itu untuk pembelajaran membaca, struktur, kosakata dan lain-lain. Commact dapat disajikan secara terpadu dengan materi pembelajaran lain. 2. Tujuan



a. Tujuan jangka panjang Menurut Drs. Soejono, M.A (1995 : 116) dalam bukunya “Metoda Pengajaran Bahasa Inggris dari Masa ke Masa” , Commact sekurang-kurangnya ada tiga manfaat dilihat dari ketrampilan linguistik : 1)



Menggunakan bahasa Inggris yang secara tidak sadar sudah dikuasai.



2)



Menambah pengusaan butir-butir kebahasaan (struktur dan kosakata) baru.



3)



Belajar untuk menghadapi pelajaran selanjutnya.



Dengan kata lain, commact



memberikan kesempatan kepada siswa untuk



menggunakan, mengalami, dan belajar bahasa Inggris dengan mengembangkan keempat ketrampilan berbahasa. Dua ketrampilan yang dapat dikembangkan secara objektif adalah ketrampilan membaca dan ketrampilan menulis, sedang



ketrampilan berbicara dan menyimak dapat dikembangkan jika tersedia materi yang memadai. Ketrampilan personal dan sosial dapat dikembangkan dengan latihan-latihan berpikir secara logis, bekerja kelompok, meningkatkan keberanian untuk menyatakan pendapat, berkreasi, percaya diri, bebas dan sebagainya. Ketrampilan linguistik dapat ditulis dalam “Teacher’s Objectives” dalam lesson plan, yaitu persiapan mengajar guru. b. Tujuan jangka pendek Tujuan ini merujuk pada hasil akhir suatu commact , yaitu apa yang diharapkan dapat dilakukan siswa pada akhir commact. Contoh, jika commact. tersebut mengenai kemampuan menulis maka tujuan jangka pendek commact tersebut adalah yang tercantum dalam tujuan pembelajaran menulis pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).



3. Manfaat “commact” dibandingkan dengan yang lain. Commact selalu melibatkan kerja sama antara siswa yang satu dengan yang lain dengan guru sebagai fasilitator. Dengan demikian peranan guru tidaklah dominan. Guru hanya memberikan petunjuk yang jelas kepada kelompok-kelompok dengan menggunakan bahasa Inggris yang mudah dipahami. Karena sifat tantangannya, commact akan menarik minat siswa untuk berinteraksi dalam mengungkapkan gagasannya. Aturan interaksi kelas diterapkan sebagai berikut : Marker – instruction – check – feedback. Commact dapat digunakan pada semua pembelajaran ketrampilan berbahasa membaca, menyimak, berbicara dan menulis, sedangkan metode yang lain kemungkinan hanya untuk pembelajaran ketrampilan berbahasa tertentu saja. Dalam



hal ini guru harus mampu mengorganisasikan kelompok-kelompok menjadi unit kerja yang baik. Petunjuk dari guru diberikan dengan jelas disertai contoh-contoh dan tidak diberikan secara bersamaan. Satu petunjuk untuk satu masalah. Commact bersifat alami, karena dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi siswa yang memang senang dengan hal-hal yang ada pada lingkungan kehidupan mereka. Pelaksanaannya benar-benar tanpa adanya tekanan dan dalam suasana yang hangat juga adanya sifat teka-teki dan humor. Didalam pembelajaran ketrampilan menulis yang begitu kompleks, maka commact merupakan pilihan model yang cocok. Namum demikian pembelajaran ketrampilan menulis ini tidak harus selalu menggunakan



model



commact,



mengingat



waktu



yang



diperlukan



untuk



melaksanakannya harus lebih banyak.



4. Syarat-syarat commact yang baik Commact dapat dinyatakan baik apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : a. Otentik Bahwa



aktifitas



komunikatif



tersebut



harus



berguna



dan



mencerminkan kehidupan yang sesungguhnya. Oleh karena itu harus memberikan gambaran kehidupan yang sesungguhnya setelah proses belajar mengajar berakhir, sehingga siswa akan merasa puas dengan apa yang telah dilakukan. b. Komunikatif Commact yang baik akan mendorong siswa untuk berkomunikasi secara baik dengan siswa lain. Dengan kata lain, proses komunikasi yang



perlu mendapatkan penekanan, bukan hasil akhir. Apabila siswa cenderung untuk bekerja secara individual, berarti materi commact itu harus direvisi. c. Menantang Commact dikatakan menantang apabila commact tersebut sedikit lebih sukar dari pada tingkat kemampuan siswa. Yang dimaksudkan disini adalah bahwa adanya kemungkinan bagi siswa untuk mengerjakannya. d. Penggunaan pikiran Suatu



commact



harus



membuat



siswa



dapat



menggunakan



pikirannya. Siswa tidak hanya mengerjakan berdasarkan instruksi, tetapi dengan adanya petunjuk, mereka akan mengerjakan tugas dengan ungkapan pikirannya. e. Menarik Commact harus menarik, sebab apabila apa yang diberikan mudah diduga, tidak akan menarik minat siswa, dan terasa membosankan.



BAB III RANCANGAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS



A. RANCANGAN (PLAN)



1. Langkah-langkah tindakan Peneliti sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu memahami seluk beluk penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek pembelajaran di kelas. Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah perbaikan dan peningkatan layanan pembelajaran. Dengan demikian guru akan lebih banyak mendapatkan pengalaman tentang ketrampilan praktek pembelajaran secara reflektif, karena guru akan berlatih mengaplikasikan berbagai tindakan alternatif sebagai upaya untuk meningkatkan layanan pembelajaran. Selanjutnya



peneliti



membuat rancangan/persiapan tindakan



sebagai



berikut :



a. Membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan berbagai pola latihan berjenjang dari yang paling mudah hingga yang lebih kompleks. Pola latihan tersebut dengan menggunakan ‘Commact’ (Communicative Activities) agar siswa merasa senang dan kegiatan tersebut termotivasi.



b. Membuat lembar observasi untuk melihat kondisi belajar mengajar di kelas ketika latihan atau metoda tersebut diaplikasikan. c. Membuat jurnal yang dapat dipergunakan sebagai alat evaluasi bagi guru sendiri.



d. Membuat alat bantu mengajar yang berupa papan flanel dengan kartu-kartu tulisan yang disesuaikan dengan bentuk ‘commact’ yang akan dilakukan dalam rangka mengoptimalkan kemampuan menulis siswa. e. Mendesain alat evaluasi untuk melihat apakah kesalahan siswa dalam penggunaan struktur bahasa Inggris dapat dikurangi serta apakah siswa telah dapat menerapkan penggunaan struktur kalimat bahasa Inggris dalam bentuk tulisan untuk mengungkapkan gagasan atau informasi.



2. Perencanaan Waktu Pelaksanaan Agar kegiatan peneliti tidak terganggu dengan adanya penelitian tindakan kelas, maka perlu disusun jadwal sepertio pada tabel berikut ini: TABEL 1 JADWAL KEGIATAN MENGAJAR GURU BAHASA INGGRIS DI KELAS VIII A SMP NEGERI 10 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Uraian Materi No. Hari/Tanggal



Jam Ke



Kelas



(Khusus Pembelajaran Ketrampilan Menulis)



1.



Keterangan



Penyusunan jadwal kegiatan Penelitian Tindakan Kelas sangat diperlukan agar kegiatan Penelitian Tindakan Kelas sesuai dengan rencana dan tujuan penelitian ini bisa tercapai.



B. KEGIATAN DAN PENGAMATAN (ACTION AND OBSERVATION) Penelitian Tindakan Kelas dibagi menjadi 2 ( dua ) siklus. Pada siklus I penelitian tindakan kelas akan menjajagi kemampuan siswa dalam ketrampilan menulis bahasa Inggris dengan melakukan observasi (pengamatan) terhadap kegiatan pembelajaran guru di kelas setelah melihat hasil prestasi yang di capai siswa pada pra tindakan. Observasi (pengamatan) ini dilaksanakan melalui pengisian angket oleh siswa. Untuk mengetahui seberapa jauh keadaan dan kemampuan siswa tersebut dapat dilihat melalui hasil analisis tes menulis siswa. Sedangkan untuk mengetahui keadaan kegiatan pembelajaran guru di kelas dapat dilihat melalui hasil analisis obeservasi (pengamatan) oleh guru. Oleh karena itu apakah setelah tindakan dilaksanakan pada siklus I telah terjadi perubahan atau peningkatan kemampuan dalam pembelajaran menulis, maka berarti tindakan kelas yang diambil sudah tepat sebagai upaya pemecahan masalah. Namun apabila masih belum sesuai dengan harapan, berarti perlu adanya perbaikan pada tahap siklus II.



C. PEMAKNAAN DAN PENGEMBANGAN (REFLEKSI)



Pada pra tindakan penelitian tindakan kelas, peneliti menjajagi kemampuan siswa dalam menulis bahasa Inggris melalui tes hasil belajar menulis. Pada Siklus I tindakan penerapan model pembelajaran dengan menggunakan seperangkat alat peraga yang dipersiapkan oleh peneliti sebagai upaya dalam memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran. Selama pembelajaran berlangsung peneliti dan guru (observer) mengamati perilaku siswa dan perbahan sikap siswa terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung



dengan melalui



observasi menggunakan lembar instrumen atau angket yang diisi oleh siswa. Pengisian angket oleh siswa terhadap kegiatan pembelajaran di kelas akan memberikan gambaran apakah hasil analisis observasi benar-benar memperbaiki menulis siswa atau tidak. Peneliti dan guru membahas dampak yang ditangkap keduanya dan membandingkannya dengan keadaan sebelum dilakukan tindakan. Pemaknaan terhadap hasil pengamatan di kelas digunakan untuk merancang tindakan baru kearah perbaikan atau peningkatan kegiatan pembelajaran. Peneliti dan guru berusaha mengembangkan model pembelajaran siklus I ke arah model pembelaran siklus II. Jadi sebagai tolok ukur dalam pemaknaan dan pengembangan adalah hasil pengamatan (observasi) terhadap proses pembelajaran dan tes hasil menulis bahasa Inggris siswa pada pembelajaran siklus I dan siklus II melalui penelaahan tindakan reflektif sesudah pelaksanaan.



D. REVISI RANCANGAN



Melalui penerapan model pembelajaran dengan menggunakan seperangakat alat peraga seperti papan flanel, tulisan-tulisan, gambar-gambar dan sebagainya, adalah merupakan upaya guru untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran ketrampilan menulis bahasa Inggris. Dampak dari tindakan yang dilaksanakan guru terhadap siswa dicatat, kemudian dikaji, dicatat dan dipertimbangkan hasilnya oleh peneliti. Berdasarkan hasil refleksi, peneliti bersama guru mengadakan revisi. Rencana kegiatan yang akan dilakukan guru dan siswa, disusun secara runtut, peneliti dan guru mengamati siswa yang belajar dengan menggunakan seperangkat alat peraga berupa kartu kata, papan flanel dan gambar-gambar. Atas hasil observasi, peneliti dan guru merefleksi dan merevisi rancangan. Rancangan yang telah direvisi dilaksanakan dan diamati. Dengan langkah ini terjadi suatu tahapan rencana tindakan, observasi refleksi dan revisi sehingga tujuan yang diinginkan tercapai dengan tindakan yang paling efektif.



BAB IV PELAKSANAAN DA HASIL PENELITIAN



A. PERENCANAAN PENELITIAN Dengan melihat latar belakang permasalahan yang dihadapi siswa kelas VIII B SMP Negeri 10 Semarang yang mengalami kesulitan dalam menuangkan buah pikirannya dalam bentuk tulisan berbahasa Inggris sederhana dengan struktur yang benar, maka peneliti perlu mengadakan penelitian tindakan kelas guna memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran pada mata pelajaran bahasa Inggris sehingga para siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, di samping itu peneliti juga berusaha dalam memperbaiki penampilan (performance) dan kemampuan mengajarnya didepan kelas. Upaya memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran dengan melalui tindakan penerapan “commact” (communicative activity), yaitu suatu aktifitas yang melibatkan kegiatan komunikasi seorang siswa dengan siswa lain atau gurunya dengan menggunakan bahasa sasaran (bahasa Inggris). Dengan peningkatan tersebut, maka diharapkan terjadi peningkatan ketrampilan menulis siswa dengan struktur yang benar. Untuk melakukan tindakan agar menghasilkan dampak positif yang diharapkan, diperlukan kajian kelaikan terlebih dahulu, yaitu : 1. Tindakan pembelajaran yang akan dilakukan tidak sulit dan tidak merepotkan guru. 2. Tindakan pembelajaran yang akan dilakukan tidak merugikan siswa.



3. Sarana pendukung yang diperlukan diusahakan sendiri oleh guru. 4. Iklim belajar di kelas mendukung terwujudnya tindakan kelas. 5. Iklim kerja di sekolah, ada dukungan dari kepala sekolah dan teman sejawat guru. Atas dasar uraian tersebut disusun rencana penelitian sebagai berikut :



1. Melaksanakan tes hasil belajar menulis (writing), yang merupakan tes pra tindakan yang berfungsi sebagai evaluasi awal (initial evaluation).



2. Melaksanakan pengamatan pada pembelajaran siklus I sebagai penjajakan terhadap kondisi dan kemampuan siswa. 3. Secara kolaboratif peneliti merancang tindakan kelas.



4. Melaksanakan pengamatan penerapan model pembelajaran dengan latihan berjenjang dengan “commact” (communicative activity).



5. Mengadakan refleksi dan revisi. 6. Melaksanakan tindakan baru pada pembelajaran siklus II agar bisa mendapatkan hasil yang diharapkan.



B. IMPLEMENTASI TINDAKAN Atas dasar pengamatan pra tindakan dimana peneliti melaksanakan kegiatan sehari-hari seperti biasanya sebelum penelitian tindakan kelas dilaksanakan diperoleh hasil bahwa terdapat kekurangan-kekurangan yang dihadapi oleh peneliti pada saat mengajar antara lain :



1) Peneliti kurang sekali dalam memandang siswa pada saat pelajaran berlangsung. 2) Peneliti kurang menyiapkan alat bantu mengajar/alat peraga.



3) Peneliti kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan teman-temannya.



4) Peneliti kurang dalam memberikan rangkuman terhadap materi yang baru saja diberikan. Adapun Hasil Analisis Observasi pengamatan kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut ini ; TABEL 2 HASIL OBSERVASI(PENGAMATAN) GURU TERHADAP KEGIATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS VIII A SMP NEGERI 10 SEMARANG



N



Aspek-aspek yang diamati



o.



Jumlah



Jumlah



Responden



Skor



Prosen



Rekomen



tase



dasi



(%) 1.



Kegiatan awal PBM a. Siswa



memberi



salam 36



kepada guru. b. Guru mengabsen siswa 23 setiap awal pelajaran. c. Guru selalu mengisi jurnal 27 kemajuan kelas. 2.



Kegiatan Inti PBM



a. Suara guru cukup keras 34 dan jelas. b. Penampilan guru menarik 20 dan tidak membosankan. c. Guru



aktif



dalam 32



menyampaikan materi. d. Perhatian siswa terpusat 25 pada pelajaran. e. Guru



seringkali 10



memandang siswa pada saat



pelajaran



berlangsung. f.



Guru



sering



berpindah 28



tempat pada saat mengajar di depan kelas. g. Guru sebaiknya berbicara 14 seperlunya selama PBM berlangsung. h. Pertanyaan-pertanyaan yang



diajukan



kepada siswa cukup.



guru



30



Dari hasil pengamatan tersebut, pada kenyataannya mempengaruhi hasil prestasi belajar siswa dalam ketrampilan menulis. Hal ini bisa dilihat pada tabel berikut ini ; TABEL 5 HASIL RATA-RATA KELAS NILAI KETRAMPILAN MENULIS SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 10 SEMARANG PRA TINDAKAN No.



Materi Ketrampilan Menulis



Nilai



Keterangan



Rata-rata 1.



Hasil penilaian diatas diambil berdasarkan evaluasi pra tindakan sebelum diadakan tindakan untuk memperbaiki hasil pembelajaran dengan pola latihan berjenjang dengan ‘commact’. Didasarkan pada hasil diatas maka diadakan tindakan dengan pola lathan berjenjang dengan dua siklus sebagai berikut ; 1. Pelaksanaan Siklus I



a. Pelaksanaan tindakan sesion I ( Word Compisition ) Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan 4 orang. Tiap kelompok menentukan seorang wakilnya untuk maju kedepan kelas untuk menmpelkan kartu-kartu pada papan tulis yang ada di papan tulis menjadi kalimat. Tiap kelompok menyusun kata menjadi kalimat yang



berbeda dengan struktur yang berbeda pula. Hal ini diharapkan agar siswa mengetahui penggunaan struktur yang benar untuk mengungkapkan gagasan dengan tepat. Dimungkinkan masuk terjadi banyak kesalahan dalam penyusunan kalimat-kalimat tersebut, sehingga perlu diadakan perbaikan seperlunya. b. Pelaksanaan tindakan sesion II Pada tahap ini, tiap wakil kelompok yang lain diminta maju kedepan kelas untuk berebut kartu-kartu kata yang dicampur aduk, sehingga siswa harus cepat memilih dan menempelkannya pada papan tulis. Bagi siswa yang salah mengambil kartu akan terjadi kesalahan dalam penyusunan kalimatnya. Disini akan terlihat suasana yang hidup dan siswa termotivasi untuk melaksanakannya. Setelah selesai diadakan evaluasi untuk melihat hasil setelah pelaksanaasn siklus I. Tes tersebut berupa penyusunan teks descriptive sederhana tentang My Pet, hewan peliharaan yang dimiliki siswa di rumah. Hasil Tes Penyusunan Deescriptive text terlihat pada tabel 6 dibawah ini. TABEL 6 HASIL TES PENYUSUNAN RECOUNT TEXT SIKLUS I



2. Pelaksanaan Siklus II (Picture Composition)



a. Pelaksanaan tindakan sesion I Tiap kelompok siswa terdiri dari 4 anggota diberikan sebuah gambar, masing-masing kelompok diminta untuk menuliskan kalimat berdasarkan gambar tersebut dan menuliskannya di papan tulis. Apabila terjadi kesalahan dalam strukrtur kalimat, guru yang juga peneliti menanyakan kelompok lain dimana letak kesalahan tersebut, sehingga masing-masing kelompok akan mengungkapkan pendapatnya.



Guru memberikan pendapat akhir dari



kalimat-kalimat yang ditulis di papan tulis berdasarkan pendapat dari tiaptiap kelompok. Hal ini penting agar dengan segera siswa dapat mengetahui dan memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut. b. Pelaksanaan tindakan sesion II Tiap kelompok diberikan 6 gambar rangkaian suatu peristiwa kecedlakaan di jalan yand diacak. Siswa diminya untuk menuliskan kalimatkalimatnya dan menyusunnya menjadi paragraf pendek. Ini dilakukan sebagai evaluasi dari pelaksanaan siklus II. TABEL 7 HASIL EVALUASI PADA PELAKSANAAN TINDAKAN SIKLUS II



3. Pelaksanaan Siklus III (Guided Writing) a. Pelaksanaan tindakan sesion I Untuk memunculkan konsep awal, tiap kelompok diminta untuk berdiskusi menyusun sebuah kalimat suatu peristiwa yang berbeda waktu terjadinya berdasarkan gambar yang diberikan. Kegiatan ini disebut ‘Captain Writing’ (Soejono, 1995:124). Tiap wakil kelompok menuliskan kalimat-kalimat tersebut di papan tulis. Kelompok lain menanggapi hasil tulisan yang ada di papan tulis. Dengan demikian akan terjadi saling mengoreksi



kesalahan-kesalahan



kelompok



lain.



Guru



memberikan



tanggapan apabila hasil akhirnya masih terjadi kesalahan. Tujuan dari tindakan ini adalah agar para siswa menemukan sendiri kesalahan yang mereka buat sehingga diharapkan tidak terjadi lagi pengulangan kesalahan.



b. Pelaksanaan tindakan sesion II Diberikan lima gambar di papan tulis dengan situasi yang berbeda-beda dan waktu yang berbeda pula. Siswa diminta untuk menuliskan kalimat berdasarkan pengamatan mereka berdasarkan diskusi kelompok yang mereka lakukan. Karena ada 12 kelompok yang tiap kelompoknya terdiri dari 4 orang siswa, maka gambar pertama dan kedua didiskusikan oleh 6 kelompok dan gambar yang lain didiskusikan masingmasing oleh 2 kelompok. Dari hasil tulisan tiap kelompok akan ditanggapi oleh kelompok lain yang menjadikan pembelajaran tersebut hidup. Setelah selesai diadakan evaluasi, guru memberikan sebuah kalimat sebagai



pemandu, siswa (kelompok) diminta untuk menyambung kalimat tersebut sehingga menjadi suatu deskripsi tentang ‘My pet’



C. MONITORING PENELITIAN Untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapay diharapkan akan menghasilkan perubahan atau peningkatan peningkatan yang diinginkan, maka diperlukan monitoring. Jika sudah ada bukti hasil monitoring tindakan menunjukkan tanda-tanda berhasil, maka pelaksanaan diteruskan sesuai rencana. Konsep dasar penelitian tindakan kelas memberika bimbingan bahwa hal-hal yang sudah baik perlu dicarikan cara untuk membuatnya lebih baik lagi. Sebaiknya jika tidak ada tanda-tanda keberhasilan berarti dibutuhkan peninjauan kembali , perbaikan atau penyempurnaan tindakan. Fungsi pokok monitoring adalah mengumpulkan data tentang pelaksanaan tindakan kelas.



D. REFLEKSI HASIL PENELITIAN (ANALISIS DAN EVALUASI) 1. HASIL PENELITIAN Pada tahap awal penelitian tindakan kelas, peneliti mengadakan pengamatan awal terhadap aktifitas siswa dan guru pada proses pembelajaran materi bahasa Inggris dengan tema pokok



Recount Text tentang ‘My Vacation’. Kegiatan ini



dilanjutkan dengan pengisian angket untik mengukur perhatian siswa terhadap guru dan diakhiri dengan tes awal sebelum penerapan tindakan kelas. Hasil pengamatan dan pengukuran tersebut, diuraikan seperti tersebut dibawah ini :



a. Hasil pengamatan terhadap aktifitas guru pada proses pembelajaran materi bahasa Inggris dengan tema pokok Recount Text tentang ‘My Vacation’. Dari 10 butir sasaran dalam panduan observasi, telah dilaksanakan 7, ini berarti sekitar 70 % dari butir sasaran yang disediakan. Hasil catatan observer, guru mendominasi proses pembelajaran, kurang memberi catatan pada siswa dan tidak memberi rangkuman hasil pembelajaran.



b.



Hasil tes awal sebelum penerapan tindakan kelas (seperti tercantum dalam



tabel 4) jelas siswa mengalami kesulitan dalam mengungkapkan buah pikirannya secara tertulis dengan struktur kalimat yang benar. 2. REFLEKSI HASIL PENELITIAN BERKELANJUTAN Berdasarkan hasil pengamatan awal terhadap aktifitas siswa dan guru pada proses pembelajaran menulis Bahasa Inggris, maka secara kolaboratif partisipatoris antara peneliti, kepala sekolah mengupayakan terpenuhinya seluruh butir sasaran yang disediakan dalam panduan observasi dan bahkan lebih dari itu, juga tercapainya tujuan pembelajaran menulis dengan struktur yang benar, meskipun ada diantara siswa secara individu masih mendapatkan nilai dibawah 6, mengingat pembelajaran writing yang sangat kompleks dan waktu yang disediakan sangat minim. Dari hasil pengamatan tersebut, maka secara kolaboratif partisipatoris antara peneliti , kepala sekolah dan guru merancang tindakan kelas guna meningkatkan aktifitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pada materi ketrampilan menulis (writing). Dalam upaya peningkatan itu disepakati menerapkan model pola latihan berjenjang yang menggunakan ‘commact’ dengan mendayagunakan alat



bantu mengajar berbentuk kartu kata, gambar-gambar dan papan tulis yang sudah dipersiapkan. Pada awal implementasi tindakan kelas dengan model ‘commact’ dengan dibantu alat bantu mengajar tersebut, terlihat aktifitas siswa meningkat. Kegiatan pembelajaran tersebut menantang dan meningkatkan motivasi siswa untuk berpartisipasi secara aktif sesuai dengan sasaran ‘commact’. Dengan bekerja secara kelompok, mendorong siswa yang sebelumnya pasif menjadi aktif. Hal ini terlihat dari antusiasme kerja wakil kelompok untuk menentukan susunan kata menjadi kalimat, sehingga terjadi persaingan antar kelompok untuk menjadi yang terbaik. Hasil dari implementasi tindakan kelas terlihat pada tabel berikut ini : TABEL 9 HASIL RATA-RATA KELAS NILAI KETRAMPILAN MENULIS SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 10 SEMARANG SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI TINDAKAN



Berdasarkan hasil dari tabel diatas maka diketahui adanya peningkatan kemampuan siswa dalam menulis bahasa Inggris seperti dibawah ini:



1. Pada awal kegiatan siswa masih melakukan kesalahan dalam susunan kalimat, seperti penggunaan ‘to be’ (is , am, are)



dan kata ‘to’



yang tidak pada



tempatnya . Ini terjadi seperti dalam kalimat “Saya memberi makan kucing saya setiap hari”, siswa menulisnya ‘ I am to feed my cat everyday’ atau sebagian



menulisnya dengan ‘I to feed my cat everyday’. Kalimat tersebut semestinya tertulis ‘ I feed my cat everyday’ . Setelah implementasi tindakan kesalahan tersebut dapat diminimalkan walau masih ada siswa yang melakukan kesalahan dalam menulis teks.



2. Pada siklus kedua kesalahan yang muncul adalah kesalahan menerapkan kata kerja. Hal ini memang sering terjadi pada siswa yang ingin mengungkapkan buah pikirannya baik secara lisan maupun tertulis. Tetapi secara tertulis siswa belum bisa membedakan anatar kata kerja bentuk pertama dengan kata kerja bentuk kedua sehingga sering menulis kata kerja ‘I fed my cat everyday’ semestinya tertulis ‘I feed my cat everyday’ karena kejadiannya sekarang (simple present tense) jadi harus menggunakan kata kerja bentuk pertama (V 1).



Setelah



implementasi tindakan kesalahan tersebut dapat diminimalkan walau masih ada siswa yang melakukan kesalahan dalam menulis teks.



3. Pada Siklus ketiga kesalahan yang muncul adalah penggunaan kata kerja beraturan dan tidak beraturan. Banyak siswa menggunakan kata kerja tidak beraturan ditulis seperti kata kerja beraturan. Sehingga siswa rancu dalam menggunakan kata kerja beraturan bentuk pertama atau kata kerja tidak beraturan bentuk kedua. Contoh kesalahan kalimat ‘I feded my cat everyday’ semestinya kalimat yang benar ‘I fed my cat everyday’. Pada dasarnya mereka telah mengetahui penggunaan kata kerja sesuai dengan waktu kejadiannya, tetapi karena penguasaan kosakata untuk kata kerja kurang, maka terjadi kesalahankesalahan tersebut. Dari implementasi tindakan pada siklus kesalahan tersebut dapat diminimalkan.



BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN



A. Kesimpulan Setelah dilakukannya penelitian tindakan kelas dan dilaksanakannya implementasi tindakan kelas ini



sesuai dengan apa yang direncanakan, dapat



disimpulkan bahwa dengan menggunakan pola latihan berjenjang dengan model commact kemampuan menulis berbahasa Inggris dengan struktur yang benar siswa kelas VIII B SMP Negeri 10 Semarang meningkat secara kualitas dan kuantitas. Hal ini terjadi karena commact sesuai dengan cara pembelajaran ketrampilan menulis; yaitu bahwa suasana pembelajaran menulis seharusnya hangat, terdukung dan tanpa tekanan. Guru dituntut untuk memberikan kesungguhan hati dalam membimbing para siswa. Commact juga menantang serta alami sehingga mendukung proses pembelajaran ketrampilan menulis yang pada akhirnya memunculkan gagasan yang alami tanpa adanya tekanan. Disamping itu keberhasilan itu juga dipengaruhi tindakan guru sebagai berikut :



1. Mengkondisikan siswa pada posisi tejadi interaksi positif antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru dan guru saling interaksi dengan guru lain untuk menemukan kekurangan demi perbaikan bagi dirinya sendiri.



2. Merencanakan pengajaran dengan sebaik-baiknya, termasuk didalamnya dengan model commact. 3. Memperbanyak latihan untuk siswa dengan jenjang mudah menuju yang sukar.



4. Mengoptimalkan penggunaan alat bantu mengajar dan guru selalu aktif menemukan alat bantu mengajar yang sesuai. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan alternatif pemecahan masalah di sekolah dimana penelitian dilakukan dan juga di sekolah-sekolah lain, bila menemukan masalah yang sama.



B. Saran-saran



1. Kemampuan menulis berbahasa Inggris di Kelas VIII B SMP Negeri 10 Semarang sudah cukup tetapi masih perlu ditingkatkan agar lebih baik lagi di masa mendatang dan hendaknya guru melaksanakan tindakan-tindakan seperti tersebut diatas.



2. Penggunaan metoda model commact, diskusi kelompok dan mengoptimalkan pemakaian alat bantu mengajar dianjurkan.



DAFTAR PUSTAKA



Frank, Marcella. 1972. Modern English a practical reference guide. New Jersey: Prentice-Hall,Inc. Harris, David P. Testing English as a



Second Language. Georgetown



University 1969. Krohn, Robert. 1977. English Sentence Structure. Michigan : The University of Michigan.



Dalam menulis dalam bahasa Inggris, terutama untuk bidang akademik, kita perlu menggunakan tata bahasa (grammar) yang baku, seperti halnya penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Meskipun demikian dalam realita, terutama untuk percakapan sehari-hari, grammar tidaklah diutamakan. Peletakan kata yang terbolak-balik masih dapat dimaklumi, selama kata kunci (keywords) diucapkan, dan kalimat masih dapat dimengerti lawan bicara. Misal: I want to sit on that chair; On that chair I want to sit. Ini mirip penggunaan bahasa Indonesia oleh para serdadu Belanda jaman perang dahulu (Saya mau duduk di situ; Di situ saya mau duduk; Mau duduk di situ saya; Duduk di situ saya mau). Penekanan pada 'kata kunci' (keywords) juga jadi trik utama dalam upaya mendengarkan percakapan dalam bahasa Inggris (listening). I want to sit on that chair. Perhatikan kata I, sit, chair.