MAKALAH Tambang Bawah Tanah [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Resty
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH TAMBANG BAWAH TANAH



DI SUSUN OLEH: NAMA



:



RESTYWATI



NIM



:



D1101141003



PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2017



DAFTAR ISI



DAFTAR ISI.....................................................................................................



i



BAB I PENDAHULUAN.................................................................................



1



1.1.



Latar Belakang...................................................................................



1



1.2.



Rumusan Masalah..............................................................................



2



1.3.



Tujuan.................................................................................................



2



BAB II PEMBAHASAN..................................................................................



3



2.1.



Pengertian Tambang Bawah Tanah....................................................



3



2.2.



Tahap utama dalam metode tambang bawah tanah............................



4



2.3.



Syarat-syarat penerapan tambang bawah tanah.................................



4



2.4.



Ruang lingkup tambang bawah tanah................................................



5



2.5.



Keunggulan dan Kelemahan Tambang Bawah Tanah........................



5



2.6.



Jalan Masuk Tambang Bawah Tanah.................................................



6



2.7.



Pembagian Metode Tambang Bawah Tanah......................................



6



2.8.



Penyanggaan Dalam Tambang...........................................................



19



BAB III PENUTUP..........................................................................................



20



3.1.



Kesimpulan........................................................................................



20



3.2.



Saran...................................................................................................



20



DAFTAR PUSTAKA........................................................................................



21



1



BAB I PENDAHULUAN 1.1.



Latar Belakang Sistem penambangan adalah suatu cara atau teknik yang dilakukan untuk membebaskan atau mengambil endapan bahan galian yang mempunyai arti ekonomis dari batuan induknya untuk diolah lebih lanjut sehingga dapat memberikan keuntungan yang besar dengan memperhatikan keamanan dan keselamatan kerja yang terbaik serta meminimalisasi dampak lingkungan yang dapat ditimbulkannya. Agar dapat tercapai hal-hal yang terdapat dalam definisi sistem penambangan di atas, maka cara penambangan yang diterapkan harus dapat menjamin : 1. Ongkos penambangan yang seminimal mungkin. 2. Perolehan atau mining recovery harus tinggi. 3. Efisiensi kerja harus tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh :  Jenis alat yang digunakan.  Sinkronisasi kerja yang baik.  Tenaga kerja yang terampil.  Organisasi dan manajemen yang baik. Secara garis besarnya, sistem dan metode penambangan dibagi atas 4 (empat) bagian, yaitu : ˗ ˗ ˗ ˗



Tambang terbuka (surface mining). Tambang dalam atau tambang bawah tanah (underground Tambang bawah air (underwater mining). Tambang di tempat (insitu mining).



mining).



Tambang dalam atau tambang bawah tanah (underground mining) adalah metode penambangan yang segala kegiatan atau aktifitas penambangannya dilakukan di bawah permukaan bumi dan tempat kerjanya tidak langsung berhubungan dengan udara luar. Tambang bawah tanah ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu : ˗ ˗ ˗



Metode tanpa penyanggaan (Non Supported / Open Stope Method). Metode dengan penyanggaan (Supported Stope Method). Metode ambrukan (Caving Method).



1



1.2.



Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4. 5.



Apa yang dimaksud dengan tambang bawah tanah ? Apa tahap utama dalam metode tambang bawah tanah ? Apa saja syarat-syarat penerapan tambang bawah tanah ? Apa saja keunggulan dan kelemahan tambang bawah tanah ? Apa saja metode tambang bawah tanah ?



1.3. Tujuan 1. Mengetahui pengertian tambang bawah tanah.



2. Mengetahui tahap utama dalam metode tambang bawah tanah. 3. Mengetahui syarat-syarat penerapan tambang bawah tanah. 4. Mengetahui keunggulan dan kelemahan tambang bawah tanah. 5. Mengetahui metode tambang bawah tanah. 1.



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Tambang Bawah Tanah Secara umum pengertian tambang bawah tanah adalah suatu sistem penambangan mineral atau batubara dimana seluruh aktivitas penambangan tidak berhubungan langsung dengan udara terbuka.



Tambang bawah tanah mengacu pada metode pengambilan bahan mineral yang dilakukan dengan membuat terowongan menuju lokasi mineral tersebut. Berbagai macam logam bisa diambil melalui metode ini seperti emas, tembaga, seng, nikel, dan timbal. Karena letak cadangan yang umumnya berada jauh dibawah tanah, jalan masuk perlu dibuat untuk mencapai lokasi cadangan. Seperti yang kita ketahui ketika untuk memilih sistem penambangan bawah tanah yang paling utama adalah ketingkat keekonomisannya dibanding dengan menggunakan tambang terbuka. Prinsip pokok



eksploitasi



tambang



bawah



tanah



adalah



memilih



metode



penambangan yang paling cocok dengan keunikan karakter (sifat alamiah ,geologi, lingkungan, dll) endapan mineral dan batuan yang akan ditambang, dengan memperhatikan batasan tentang keamanan, teknologi dan ekonomi.



3



2.2. Tahap utama dalam metode tambang bawah tanah Ada dua tahap utama dalam metode tambang bawah tanah: development (pengembangan) dan production (produksi). Pada tahap development, semua yang digali adalah batuan tak berharga. Tahap development termasuk pembuatan jalan masuk dan penggalian fasilitasfasilitas bawah tanah lain. Sedang tahap production adalah pekerjaan menggali sumber bijih itu sendiri. Tempat bijih di gali disebut stope (lombong). Disini uang mulai bisa dihasilkan. Dengan semua pekerjaan yang dilakukan di bawah tanah dengan panjang terowongan yang mencapai ribuan meter, maka diperlukan usaha khusus untuk mengalirkan udara ke semua sudut terowongan. Pekerjaan ini menjadi tugas tim ventilasi tambang. Selain mensuplai jumlah oksigen yang cukup, ventilasi juga mesti memastikan agar semua udara kotor hasil pembuangan alat-alat diesel dan gas beracun yang ditimbulkan oleh peledakan bisa segera dibuang keluar. Untuk memaksa agar udara mengalir ke terowongan, digunakanlah fan (kipas) raksasa dengan berbagai ukuran dan teknik pemasangan. Untuk menjaga kestabilan terowongan diperlukan pula penyanggapenyangga terowongan. Berbagai metode penyanggaan (ground support) telah dikembangkan. Penyanggaan yang optimal akan mendukung kelangsungan kinerja dan juga keselamatan semua pekerja. 2.3. Syarat-syarat penerapan tambang bawah tanah Prinsip pokok eksploitasi tambang bawah tanah adalah memilih metode penambangan yang paling cocok dengan keunikan karakter (sifat alamiah, geologi, lingkungan, dll) endapan mineral dan batuan yang akan ditambang, dengan memperhatikan batasan tentang keamanan, teknologi dan ekonomi. Batasan keekonomian berarti bahwa dengan biaya produksi yang rendah tetapi diperoleh keuntungan pengembalian yang maksimum (return the maximum profit ataupun rate of return ROR) serta lingkungan. Untuk menentukan tambang bawah tanah harus memperhatikan: 1.



Karakteristik penyebaran deposit atau geometri deposit (massive, vein, disseminated, tabular, platy, sill, dll).



4



2.



Karakteristik geologi dan hidrologi (patahan, sesar, air tanah,



3.



permeabilitas). Karakteristik geoteknik (kuat tekan, kuat tarik, kuat geser, kohesi, Rock



4.



Mass Rating, Q-System, dll). Faktor-faktor teknologi (hadirnya teknologi baru, penguasaan teknologi,



5.



Sumber Daya Manusia, dll). Faktor lingkungan (limbah pencucian, tailing, amblesan, sedimentasi, dll).



2.4. Ruang lingkup tambang bawah tanah Jenis-jenis pekerjaan pada tambang bawah anah antara lain: 1. Penyiapan sarana dan prasarana di permukaan. 2. Penyiapan sarana dan pekerjaan bawah tanah, meliputi : a. pembuatan jalan masuk utama (main acces pada development)pembuatan



lubang-lubang



sekunder



primary



dan



tersier



(secondary development dan tertiary development). 3. Kegiatan eksploitasi: breaking (loosening) dengan pemboran dan peledakan, pemuatan(loading), pengangkutan (hauling, tranporting). 4. Penanganan dan operasi pendukung: penyanggaan, penerangan, ventilasi, penirisan, keselamatan kerja, dll). 2.5. Keunggulan dan Kelemahan Tambang Bawah Tanah Keunggulan tambang bawah tanah 1. Tidak terpengaruh cuaca karena bekerja dibawah permukaan tanah. 2. Kedalaman penggalian hampir tak terbatas karena tidak berkait dengan SR. 3. Secara umum beberapa metode tambang bawah tanah lebih ramah lingkungan (misal: cut and fill, shrinkage stoping, stope and pillar). 4. Dapat menambang deposit dengan model yang tidak beraturan. 5. Bekas penggalian dapat ditimbun dengan tailing dan waste. Kelemahan tambang bawah tanah 1. 2. 3. 4.



Perlu penerangan. Semakin dalam penggalian maka resiko ambrukan semakin besar. Produksi relatif lebih kecil dibandingkan tambang terbuka. Problem ventilasi, bahan peledak harus yang permissible explossive,



debu, gas-gas beracun. 5. Masalah safety dan kecelakaan kerja menjadi kendala. 6. Mining recovery umumnya lebih kecil. 7. Losses dan dilusi umumnya lebih susah dikontrol.



5



2.6. Jalan Masuk Tambang Bawah Tanah Tambang bawah tanah mengacu pada metode pengambilan bahan mineral yang dilakukan dengan membuat terowongan menuju lokasi mineral tersebut. Berbagai macam logam bisa diambil melalui metode ini seperti emas, tembaga, seng, nikel, dan timbal. Karena letak cadangan yang umumnya berada jauh dibawah tanah, jalan masuk perlu dibuat untuk mencapai lokasi cadangan. Jalan masuk dapat dibedakan menjadi beberapa : 



Ramp, jalan masuk ini berbentuk spiral atau melingkar mulai dari permukaan tanah menuju kedalaman yang dimaksud. Ramp biasanya digunakan untuk jalan kendaraan atau alat-alat berat menuju dan dari







bawah tanah. Shaft, yang berupa lubang tegak (vertikal) yang digali dari permukaan menuju cadangan mineral. Shaft ini kemudian dipasangi semacam lift







yang dapat difungsikan mengangkut orang, alat, atau bijih. Adit, yaitu terowongan mendatar (horisontal) yang umumnya dibuat disisi bukit atau pegunungan menuju ke lokasi bijih.



2.7. Pembagian Metode Tambang Bawah Tanah Metode tambang bawah tanah terbagi menjadi: 1. 2. 3. 4.



Open Stope Methodes Supported Stope Methodes Caving Methodes Coal Mining Methodes Berdasarkan pembagian metode penambangan di atas, dapat kita ketahui



bahwa penambangan metode penambangan batubara dipisahkan dari metode-metode yang lain. Hal ini dikarenakan : 1. Batubara berupa lapisan sedimen. 2. Penyusunnya berupa Karbon, dan banyak mengandung Methane (gas beracun). Selanjutnya, metode tambang bawah tanah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Open Stope Methodes Open Stope Methodes adalah sistem tambang bawah tanah dengan ciri-ciri : 



Sedikit memakai penyangga, atau hampir tidak ada.



6



  



Umumnya merupakan cara penambangan sederhana, atau tradisional. Bisa menggunakan buruh-buruh yang tidak terlatih. Cocok untuk endapan bijih dengan ciri-ciri:  Endapan bijih dan batuan induk relatif keras, sehingga tidak mudah



runtuh.  Endapan bijih memiliki kemiringan lapisan (dip) lebih dari 70o  Ukuran bijih tidak terlalu besar.  Tebal endapan bijih kurang dari 5 m.  Antara batuan induk dan bijih mudah dibedakan atau terlihat jelas. Sedangkan metode Open Stope Methode sendiri dibedakan menjadi: 1. Gophering/Coyoting



Metode Gophering Coyoting mempunyai ciri-ciri:  Arah penambangan hanya mengikuti arah endapan bijih.  Cara pengerjaannya tidak sistematis.  Alat dan cara penambangnya sangat sederhana.  Tanpa perencanaan rinci, karena dalam penambangnya hanya mengikuti arah endapan. 2. Glory Hole Methode



7



Metode Glory Hole Methode merupakan sistem penambangan dengan cara bebas membuat lubang bukaan, dikarenakan baik batuan induk maupun endapan bijih relatif kuat. mempunyai ciri-ciri:  Metode ini cocok untuk endapan yang sempit atau relatif sedikit.  Lebar endapan antara 1 – 5 m, tetapi dengan arah memanjang ke bawah berbentuk bulat atau elips.  Endapan bijih dan batuan induk kuat. 3. Shrinkage Stoping



Metode Shrinkage Stoping mempunyai syarat atau ciri-ciri:  Cocok untuk batuan kuat.  Endapan mempunyai kemiringan lebih dari 70o.  Tebal endapan tidak lebih dari 3 m.  Endapan bijih memiliki nilai yang tinggi baik kadar maupun harganya.  Endapan bijih harus homogen atau uniform.  Penambangan tidak selektif.  Bukan merupakan endapan Sulfida (Fe), karena endapan Sulfida harus dengan metode selektif mining, hal ini guna menghindari pengaruhnya pada asam tambang. 4. Sublevel Stoping



8



Sublevel Stoping adalah penambangan bawah tanah dengan cara membuat level-level, kemudian dibagi menjadi sublevel-sublevel. Sedangkan syarat-syaratnya sebagai berikut:    



Ketebalan cebakan antara 1 – 20 m. Kemiringan lereng sebaiknya lebih dari 30o. Baik endapan bijih dan batuan induk harus kuat dan keras. Batas endapan bijih dan batuan induk harus kuat dan tidak ada retakretak ketika dilakukan penambangan. Hal ini diperlukan agar tidak terjadi dilusi atau



pencampuran dua material. Dalam hal ini



pencampuran endapan bijih dengan batuan induk.  Penyebaran kadar bijih sebaiknya homogen. 2) Supported Stope Methode Supported Stope Methode adalah metode penambangan bawah tanah yang menggunakan penyangga dalam proses penambangannya. Secara umum ciri-ciri Supported Stope Methode antara lain:  Cocok untuk endapan bijih serta batuan induk yang lunak.  Cara penambangannya secara sistematis. Supported Stope Methode dibedakan menjadi: a. Shrink and Fill Stoping



9



Merupakan metode penambangan dengan cara membuat levellevel, dimana level-level tersebut merupakan endapan bijih yang ditambang. Di dalam level-level tersebut dibuat Stope-stope atau ruangan-ruangan. Setelah selesai menambang dalam satu level, maka level tersebut diisi kembali dengan material lalu dilanjutkan dengan membuat level baru. Arah tambang pada metode ini relatif horizontal. b. Cut and Fill Stoping



Merupakan metode penambangan dengan cara memotong batuan untuk membuat stope dalam level. Setelah selesai menambang dalam satu stope, maka stope tersebut diisi kembali tanpa menunggu selesai dalam satu level. Ini yang membedakan dengan Shrink and Fill Stoping. Syarat Cut and Fill Stoping antara lain:  Endapan bijih tebalnya antara 1 – 6 m.  Arah endapan relatif mendatar tapi cukup tebal.  Sebaiknya untuk endapan vein, kemiringannya harus lebih dari 45 o. Dan untuk endapan yang bukan vein kurang dari 45o.  Endapan bijih keras, tapi batuan induknya lunak.  Endapan bijih bernilai tinggi baik kadar maupun harganya. c. Square Set Stoping



10



Pada dasarnya, sistem penambangan ini dengan cara membuat penyangga yang lebih sistematis, dimana penyangganya berbentuk ruang (tiga dimensi). Baik berupa kubus ataupun balok. Penyangganya sendiri dapat berupa kayu maupun besi. Ciri-ciri Square Set Stoping antara lain:  Ongkos penyangganya sangat mahal.  Kemiringan endapan lebih dari 45o  Ketebalan bijih minimal 3,5 m.  Baik endapan bijih maupun batuan induk mudah runtuh.  Endapan tidak perlu memiliki batasan yang jelas antara endapan bijih dan batuan induknya. d. Stull Stoping



Sistem penambangan ini merupakan sistem penambangan yang memasang penyangga dari footwall ke hanging wall. Stull sendiri berarti kayu, sehingga pada sistem penambangan ini penyangganya menggunakan kayu. Ciri-ciri sistem penambangan ini antara lain:  Bijih cukup kuat, sehingga tidak perlu langsung disangga, tapi batuan 



induk mudah pecah menjadi bongkahan-bongkahan. Kemiringan endapan bijih tidak terlalu berpengaruh.



11



  



Ketebalan endapan bijih antara 1 – 5 m. Bijih harus bernilai tinggi. Recovery harus tinggi dan looses factor harus rendah, mengingat biaya yang dibutuhkan untuk penyangga sangat mahal.



3) Caving method



Caving method disebut juga metode ambrukan, yang dibagi menjadi 2 : a. Top slicing Top Slicing adalah suatu penambangan untuk endapan-endapan bijih dan lapisan penutup (overburden) yang lemah atau mudah runtuh. Penambangan dilakukan selapis demi selapis dari atas ke bawah pada lombong yang disanggah. Kalau lombong sudah selesai digali, maka penyanggah diatasnya dibiarkan runtuh sedikit demi sedikit atau secara bertahap. Metode ini akan memungkinkan perolehan tambang yang tinggi walaupun sering terjadi “dillution”. Upaya untuk meningkatkan efisiensi sistem penambangan ini adalah :  Untuk memperbesar produksi, daerah penggalian diperbesar di beberapa permukaan kerja (front).  Mengurangi jumlah “raise” berarti jarak antara raise dapat diperbesar.  Mengurangi



pekerjaan,



persiapan



harus



diimbangi



dengan



pengangkutan yang lebih efisien. Untuk menghindari bahaya dan mengurangi keselamatan kerja, proses ambrukan sebaiknya dibuat secara pelan-pelan agar tidak runtuh dalam skala besar.



12



Keuntungan Top Slicing : 



Jika batuan samping tidak terlalu lemah, maka pengotoran jarang







terjadi. Dapat mengadakan pengambilan conto batuan (sampling) didalam



 



lombong secara teratur untuk mengetahui batas endapan yang pasti. Dapat menghasilkan produksi yang besar. Jika endapan bijih teratur dan jelas batas-batasnya, maka perolehan tambangnya sangat tinggi (90-95).



Kerugian Top Slicing :  



Pada saat hujan, air masuk melalui retakan-retakan. Dapat menyebabkan amblesan yang merusak topografi dan tata



  



lingkungan. Ventilasi lombong menjadi sukar, sehingga perlu peralatan khusus. Membutuhkan persiapan kerja yang lama dan banyak. Banyak menggunakan penyangga kayu sehingga dapat menyebabkan kebakaran dan menimbulkan gas-gas beracun dari



proses pembusukan kayu penyangga. b. Sub Level Caving Sub Level Caving merupakan suatu cara penambangan yang mirip top slicing tetapi penambangan dari sub level, artinya penambangan dari atas ke bawah dan setiap penambangan pada suatu level dilakukan lateral atau meliputi seluruh ketebalan bijih. Endapan bijih antara dua sub level ditambang dengan cara diruntuhkan atau diambrukkan. Suata tumpukan bekas penyangga (timber mat) akan dibentuk di bagian atas dari ambrukan, sehingga akan memisahkan endapan bijih yang pecah dari lapisan penutup di atasnya. Metode ini cocok untuk endapan-endapan bijih yang memiliki sifat sebagai berikut :  Bentuk endapan tidak homogen.  Kekuatan batuan samping lemah dan dapat pecah menjadi bongkahan-bongkahan dan akan menjadi penyangga batuan terhadap timber dibawahnya.  Kekuatan bijih lemah tetapi batuan dapat bertahan untuk tidak runtuh selama beberapa waktu bengan penyanggahan biasa walaupun tetap akan runtuh bila penyanggahan ini diambil.



13



Sub Level Caving merupakan salah satu metode penambangan untuk tambang bawah tanah yang berproduksi besar, tetapi cukup berbahaya. Umumnya kecelakaan yang terjadi adalah tertimpa penyangga. Keuntungan Sub Level Caving :   



Cara penambangannya agak murah. Tidak ada pillar yang ditinggalkan. Kemungkinan terjadinya kebakaran kecil, karena penggunaan



 



penyangga kayu sedikit, kecuali pada endapan-endapan sulfida. Ventilasi agak lebih baik dibandingkan dengan top slicing. Bias mengadakan pencampuran dengan memilih penambangan dari







berbagai lombong yang berbeda kadarnya. Pekerjaan persiapan sebagian besar dilakukan pada badan bijih, sehingga sekaligus dapat berproduksi.



Kerugian Sub Level Caving : 



Sukar untuk mengadakan tambang pilih (selektif mining), karena



 



tak dapat ditambang bagian demi bagian. Perolehan tambang tidak terlalu tinggi. Dillution sering terjadi sampai 10%. Bila dillution harus rendah







maka mining recoverynya juga menurun. Merupakan cara penambangan yang kurang luwes karena terlalu banyak syarat yang harus dipenuhi dan tidak mudah diubah ke metode lain.



4) Coal mining method



14



Pada penambangan batubara dengan metode penambangan bawah tanah yang peting adalah bagaimana mempertahankan lubang buka seaman mungkin agar terhindar dari kemungkinan : – Keruntuhan atap batuan – Ambruknya dinding lubang (rib spalling) – Penggelembungan lantai lapisan batubara (floor heave) Kejadian tersebut diatas disebabkan oleh terlepasnya energi yang tersimpan secara alamiah dalam endapan batubara. Energi yang terpendam tersebut merupakan akibat terjadinya perubahan atau deformasi bentuk endapan batubara selama berlangsungnya pembentukan deposit tersebut. Pelepasan energi tersebut disebabkan oleh adanya perubahan keseimbangan tegangan yang terdapat pada massa batuan akibat dilakukannya kegiatan pembuatan lubang-lubang bukaan tambang. Disamping itu kegagalan yang disebabkan batuan dan batubara itu tidak mempunyai daya penyanggaa di samping faktor-faktor alami dari keadaan geologi endapan batubara tersebut. Penambangan batubara secara tambang bawah tanah kenyatannnya sangat ditentukan oleh cara mengusahakan agar lubang bukaan dapat dipertahankan selama mungkin pada saat berlangsungnya penambangan batubara dengan biaya rendah atau seekonomis mungkin. Untuk mencapai keinginan tersebut maka pada pembuatan lubang bukaan selalu diusahankan agar : – Kemampuan penyangga dari atap lapisan. – Kekuatan lantai lapisan batubara. 15







Kemampuan daya dukung pilar penyangga. Metode penambangan secara tambang bawah tanah pada garis



besarnya dapat dibedakan yaitu : a. Room and Pillar atau disebut Bord and Pillar Cara penambangan ini mengandalkan endapan batubara yang tidak diambil sebagai penyangga dan endapan batubara yang diambil sebagai room. Pada metode ini penambangan batubara sudah dilakukan sejak pada saat pembuatan lubang maju. Selanjutnya lubang maju



tersebut



dibesarkan



menjadi



ruangan–ruangan



dengan



meninggalkan batubara sebagai tiang penyagga. Besar bentuk dan ruangan sebagai akibat pengambilan batubaranya harus diusahakan agar penyangga yang dipakai cukup memadai kuat mempertahankan ruangan tersebut tetap aman sampai saatnya dilakukan pengambilan penyangga yang sebenarnya yaitu tiang penyangga batubara (coal pillar). Metode ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan dalam besaran jumlah batubara yang dapat diambil dari suatu cadangan batubara karena tidak semua tiang penyangga batubara dapat diambil secara ekonomis maupun teknik. Dari seluruh total cadangan terukur batubara yang dapat diambil dengan cara penambangan metode Room and Pillar ini paling besar lebih kurang 30-40% saja. Hal ini disebabkan banyak batubara tertinggal sebagi tiang-tiang pengaman yang tidak dapat diambil. b. Longwall Ada dua cara penambangan dengan menggunakan metode Longwall yaitu : – Cara maju (advancing) – Cara mundur (retreating) Pada penambangan dengan metode advancing Longwall terlebih dahulu dibuat lubang maju yang nantinya akan berfungsi sebagi lubang utama (main gate) dan lubang pengiring (tail gate), dibuat bersamaan pada pengambilan batubara dari lubang buka tersebut. Kedua lubang bukaan tersebut digunakan sebagai saluran udara yang diperlukan untuk menyediakan udara bersih pada lubang bukaannya di samping untuk keperluan transportasi batubaranya dan keperluan penyediaan material untuk lubang bukannya.



16



Metode ini akan memberikan hasil lebih cepat karena tidak memerlukan waktu menunggu lubang yang diperlukan yaitu lubang utama dan lubang pengiring. Pada metode retreating Longwall merupakan kebalikan dari metode advancing longwall karena pengambilan batubara belum dapat dilakukan sebelum selesai dibuat suatu panel yang akan memberikan batasan lapisan batubara yang akan diekstraksi (diambil). Pemilihan salah satu metode tersebut harus memperhatikan keadaan dan kondisi alami yang diremukan pada endapan batubara itu sendiri agar nantinya tidak menghadapi kesulitan-kesulitan selama dilakukan ekstraksi yang pada akhirnya tentu bertujuan mencari biaya serendah mungkin. Selain kedua metode tersebut terdapat pula beberapa variasi metode penambangan yang dapat diterapkan. Hal ini tergantung pada macam dan jenis serta ketebalan lapisan disamping kemiringan lapisan batubara yang perlu juga diperhatikan. Peralatan yang digunakan pada penambangan tambang dalam dapat dibagi dalam dua kategori yaitu : – Peralatan untuk pekerjaan persiapan. – Peralatan untuk pengambilan batubara. Pada saat ini kemampuan peralatan tambang dalam sudah demikian maju sehingga seluruih kegiatan pekerjaan fisik yang dilakukan oleh manusia, praktis sudah dapat digantikan oleh mesin atau alat batu mekanis. 2.8. Penyanggaan Dalam Tambang Penyangga dalam tambang bawah tanah dibedakan menjadi dua, antara lain: 1. Penyangga Alamiah Penyangga alamiah adalah penyangga yang menggunakan material yang berada atau dihasilkan dari proses penambangan itu sendiri. Penyangga alamiah dibagi menjadi:  Endapan bijih yang ditinggalkan atau tidak ditambang.  Endapan bijih kadar rendah. Setelah dinilai tidak ekonomis, endapan bijih ini ditinggalkan sebagai penyangga.  Waste ( batuan samping ), atau mineral lain yang tidak ditambang. 2. Penyangga Buatan (Artificial Support) 17



Artificial support adalah penyangga buatan yang dimasukan ke dalam tamang bawah tanah, agar tidak runtuh. Bahan penyangga buatan ini disebut juga Material Filling, dapat berupa tailing, pasir, tanah, semen, baja, kayu, maupun baut batuan. Cara pemasangan penyangga dibedakan menjadi:  



Raise set merupakan cara pemasangan penyangga dari bawah ke atas. Lead set merupakan cara pemasangan penyangga maju, searah dengan







penambangan endapan bijih. Corner set merupakan cara pemasangna penyangga ke arah samping atau juga menyudut.



18



BAB III PENUTUP 3.1.



Kesimpulan Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan : 1. Tambang bawah tanah adalah suatu sistem penambangan mineral atau batubara dimana seluruh aktivitas penambangan tidak berhubungan langsung dengan udara terbuka. 2. Ada dua tahap utama dalam metode tambang bawah tanah yaitu development (pengembangan) dan production (produksi). 3. Untuk keunggulan dan kelemahan tambang bawah tanah itu lebih berisiko dibanding tambang terbuka. 4. Metode tambang bawah tanah terbagi menjadi 4 (empat) yaitu Open Stope Methodes, Supported Stope Methodes, Caving Methodes, dan Coal Mining Methodes.



3.2.



Saran Tambang Bawah Tanah merupakan teknik penambangan yang dilakukan untuk endapan bijih yang keberadaanya jauh di dalam tanah yaitu yang kegiatanya tidak berhubungan langsung dengan udara bebas jadi diharapkan mahasiswa pertambangan mampu memahami ilmu tentang Metode Tambang Bawah Tanah.



19



DAFTAR PUSTAKA http://dynosidiq.blogspot.com/p/tambang-bawah-tanah.html http://infotambang.com/tambang-bawah-tanah-ii-p331-86.htm http://rizkimartarozi.blogspot.com/2011/03/metode-tambang-bawah-tanah.html http://waiiand-miner.blogspot.com/2012/06/tambang-bawah-tanah.html http://www.najibpanjah.com/2011/02/tambang-bawah-tanah-undergroundmine.html



20