Makalah Tantangan Pendidikan Islam Abad 21 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Makalah Tantangan Pendidikan Islam Abad ke - 21



Dosen Pembimbing : Ansar Prayudi, M.Pd.I Disusun oleh : Ridlotul Sasmita Ningrum



SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH MUHAMMADIYAH BANGIL TAHUN 2020/2021 1



Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Tantangan Pendidikan Islam abad 21 " ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ansar Prayudi M.Pd.I pada " Dasar - Dasar Pendidikan " Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang " Tantangan Pendidikan Islam Abad ke 21 " bagi para pembaca dan juga bagi penulis.



Saya mengucapkan terima kasih kepada Ansar Prayudi,M.Pd.I yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.



2



DAFTAR ISI Kata Pengantar ....................................................... i Daftar Isi ................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN * Latar Belakang ...................................................... 1 * Rumusan Masalah ................................................. 4 * Tujuan Penelitian ................................................. 5 * Kegunaan penelitian ............................................. 5 BAB II PEMBAHASAN * Tantangan Pendidikan Islam ............................ 6 BAB III PENUTUPAN * Kesimpulan ...................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA ........................................ 12



3



BAB I PENDAHULUAN



* Latar belakang Pendidikan di abad ke-21 menunjukkan terjadinya dikotomi antara pendidikan barat yang cenderung sekuler dan pendidikan Islam yang terkungkung dalam dogma yang kaku. Menyadari kekeliruan tersebut, muncul paham yang berusaha mengintegrasikan Islam dan pengetahuan atau biasa disebut Islamisasi ilmu pengetahuan yang berujung pada internalisasi nilai-nilai Islam dalam ilmu modern (Kurniawan & Mahrus, 2011, p. 284). Pendidikan Islam menurut Zakiah Daradjat merupakan pendidikan yang lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam perbuatan, baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain yang bersifat teoretis dan praktis (Daradjat, 1996, p. 25). Pesantren sebagai lembaga resmi pendidikan Islam di Indonesia mempunyai peranan penting dalam membangun pendidikan Indonesia secara kesuluruhan. Di abad ke-21, era globalisasi, pendidikan Islam menemukan berbagai macam problematika seperti: (1) relasi kekuasaan dan orientasi pendidikan Islam, (2) profesionalitas dan kualitas SDM, dan (3) masalah kurikulum. Rembangy (2010, p. 21) berpendapat bahwa pendidikan cenderung berpijak pada kebutuhan pragmatis, atau kebutuhan pasar, lapangan, dan kerja. Ruh pendidikan Islam sebagai pondasi budaya, moralitas, dan social movement (gerakan sosial) menjadi hilang. Banyak guru dan tenaga kependidikan masih belum berkualitas sehingga mereka tidak atau kurang mampu menyajikan dan menyelenggarakan pendidikan yang benarbenar berkualitas (Rembangy, 2010, p. 28). Dalam realitas sejarah, pengembangan kurikulum pendidikan Islam tersebu mengalami perubahan-perubahan paradigma, walaupun paradigma sebelumnya tetap dipertahankan (Muhaimin, 2007, p. 86). Pada abad 21 ini sistem pendidikan nasional mengahadapi tantangan yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing di era global dan industri, upaya yang paling tepat dalam menyiapkan 4



sumber daya manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi peserta didik agar sesuai dengan fitrah yang dimilikinya, hal ini selaras dengan undang-undang sistem pendidikan nasional No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang menyebutkan bahwa fungsi pendidikan nasional yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sedangkan tujuan pendidikan nasional yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertagwa kepada Tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan pemerintah telah melakukan perbaikan perbaikan pada berbagai jenis dan jenjang untuk mencapai tujuan nasional tersebut, mulai dari perubahan kurikulum dari kurikulum satuan pendidikan ke kurikulum 2013, yang mana kurikulum 2013 merupakan perubahan atau penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya. Ada empat strategi dalam mensukseskan pendidikan nasional, yaitu pertama learning to learn yaitu memuat bagaimana belajar mampu menggali informasi yang ada disekitarnya dari ledakan informasi itu sendiri, kedua learning to be, yaitu pelajar diharapkan mampu untuk mengenali dirinya sendiri serta mampu beradaptasi dengan lingkungannya, ketiga learning to do, yaitu berupa tindakan atau aksi untuk memunculkan ide-ide yang berkaitan dengan sains dan tekhnologi, dan keempat learning to be together, yaitu memuat bagaimana kita hidup dalam masyarakat yang saling bergantung antara yang satu dengan yang lainnya sehingga mampu bersaing secara sehat dan bekerja sama serta mampu untuk menghargai orang lain. Dari empat strategi tersebut pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini akan tetapi sudah seharusnya untuk mengantisipasi dan mempersiapkan generasi emas dimasa yang akan datang. Kaitannya dengan kebudayaan pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan, karena itu maka perubahan dan perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan, perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua jenjang perlu terus menerus dilakukan sebagai bentuk antisipasi kepentingan dimasa yang akan datang.



5



Dalam hal ini pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena pendidikan adalah sarana yang dapat membentuk sumber daya manusia yang handal, mampu memecahkan berbagai persoalan kehidupannya, berkaitan dengan hal tersebut sekolah harus mampu mengantarkan peserta didik menjadi seorang yang bisa menerapkan pengetahuan, memiliki sikap dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari. Di Indonesia selain sudah mencapai kemajuan, pada segi market. Minat dan selera madrasah sudah sangat tinggi, terlihat dari animo masyarakat yang sudah banyak menitipkan anakanaknya ke lembaga ini. Kepercayaan masyarakat terhadap madrasah ini memang sudah tidak dapat dipungkiri, mungkin madrasah pada sisi tertentu memiliki nilai lebih. Nilai lebih tersebut karena madrasah memiliki kurikulum yang kalkusi mata pelajarannya berimbang antara mata pelajaran agama dengan mata pelajaran umum, sehingga dianggap memuaskan orang tua untuk menyiapkan masa depan anak-anaknya dalam kehidupan mendatang yang lebih baik. Walaupun demikian madrasah dihadapkan dengan tantangan berat lainnya terkait dengan dunia kerja dan kompetesi kreatif (competitive creative), yang semakin hari semakin meningkat yang menuntut meningkatan kualitas dunia kerja dan skill dalam kehidupan generasi muda serta alumni pendidikan. Selain itu, lembaga Perguruan Tinggi saat ini memerlukan kualitas tinggi untuk dapat masuk atau mengikuti tes seleksi agar dapat melanjutkan ke jenjang berikutnya sesuai dengan disiplin yang ada. Oleh karenanya alumni madrasah dituntut untuk memiliki standar nilai yang baik agar dapat bersaing dengan alumni-alumni sekolah-sekolah lainnya.Alumni madrasah harus siap menghadapi segala tantangan dunia kerja, dan masa depan kehidupan yang lebih jauh. Oleh karena itu madrasah dituntut untuk menyiapkan generasi dengan komponen ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, humaniora, dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban yang terkait dengan fenomena kehidupan.8Menurut Soegarda, pendidikan sekarang sebaiknya tetap berpegang pada nilai-nilai luhur yang sudah lama dijunjung tinggi dan mengakar dalam sikap dan prilaku sehari-hari. Yaitu nilai-nilai karakter mulia, kesantunan, disiplin, kejujuran, toleransi, dan kebersamaan. Melihat kondisi madrasah saat ini walaupun sudah melangkah maju tetapi masih banyak yang mesti diperbaiki mulai dari aspek sistem pendidikannya yang masih belum jelas, gap antara ideal kurikulum dan penerpannya masih tinggi, manajemen, kualitas guru, sarana dan prasarana, lingkungan sekolah, metode dan pendekatan dan evaluasi. Memang harus diakui, bahwa di lain pihak kemajuan yang dicapai madrasah sampai saat ini 6



cukup menggembiarakan, terutama madrasah yang dikelolah oleh Kementerian Agama, dan madrasah yang dikelolah oleh pihak swasta yang bonafit, maupun madrasah yang tumbuh di pesantren-pesantren terutama di kota-kota besar yang tersebar di Indonesia. Madrasah-madrasah tersebut dalam catatannya banyak yang sudah unggul, dan berprestasi. Walaupun memang dalam sisi lain, madrasahmadrasah swasta yang dikelolah masyarakat masih banyak yang lemah terutama karena terkendala biaya, guru-gurunya yang masih tumpang tindih, kualitas gurunya masih banyak yang bersetrata sekolah menengah atas, prasarananya yang kurang memadai, lingkungan sekolah yang belum sehat, kesejahteraan guru yang kurang. Faktor penyebab ini memang faktor klasik minimnya biaya, sedangkan aliran bantuan dari pihak pemerintah masih sangat terbatas. sehingga untuk membangun dan merenovasi serta,mengembangkan sistem pendidikan madrasah masih dirasakan terhambat. Dengan melihat sisi kelebihan madrasah dan kekurangan madrasah saat ini sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia jika dihubungan dengan posisinya dalam meningkatakan kualitas sumber daya insani masih perlu dipertanyakan, sehingga lebih menarik untuk dikaji lebih jauh. Dengan beberapa kenyataan dan alasan tersebutlah sehingga peneliti tertarik untuk memperdalam kajian dengan memfokuskan pada tema: “DinamikaMadrasah dalam Era Global Respon Madrasah Menciptakan Sumber Daya Insani Berwawasan Global”.



*Rumusan masalah



1.



Apa saja problem yang dihadapi madrasah sekarang ?



2.



Bagaimana kesiapan madrasah menghadapi globalisasi ditinjau dari



sudut sosiologis? 3.



Bagaimana upaya madrasah dalam menciptakan sumber daya Insani yang berwawasan global ?



7



* Tujuan Penelitian



1. Untuk mengetahui lebih jauh tentang problem yang dihadapi madrasah sekarang ! 2. Untuk mengetahui lebih jauh kesiapan madrasah menghadapi globalisasi ditinjau dari sudut sosiologis! 3. Untuk mengetahui lebih jauh upaya madrasah menciptakan sumber daya insani yang berwawasan global !



* Kegunaan Penelitian



Adapun kegunaan penelitian ini dapat berbentuk teoritis, metodologis, dan praktis sebagaimana dibawah ini: 1. Kegunaan secara teoritis Kegunaan secara teoritis, bahwa hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi ide, gagasan, teori- teori yang bekaitan dengan perubahan sosial, tentang madrasah dan globalisasi dalam upaya mewujudkan sumber daya insani produktif. 2. Kegunaan Secara Metodologis Secara metodologis hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan kajian terhadap metodologi, atau metode ilmiah dalam mengkaji dan melaksanakan studi perubahan sosial, tentang madrasah dan globalisasi. Terutama untuk mengembangkan posisi madrasah dalam upaya mewujdukan pembentukan sumber daya insani produktif. 8



3. Kegunaan secara praktis Secara praktis hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai sumbangan secara langsung bagi lembaga pendidikan, madrasah, akademisi, perpustakaan, peminat kajian perubahan sosial dan pendidikan serta globa lisasi. Terutama untuk menambah khazanah,wawasan dan ilmu pengetahuan.



BAB I PEMBAHASAN



* Tantangan Pendidikan Islam



Upaya membangun pendidikan Islam berwawasan global bukan persoalan mudah, karena pada waktu bersamaan pendidikan Islam harus memiliki kewajiban untuk melestarikan, menanamkan nilai-nilai ajaran Islam dan dipihak lain berusaha untuk menanamkan karakter berbasis lokal. Upaya untuk membangun pendidikan Islam yang berwawasan global dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah yang terencana dan strategis dengan menangkap peluang dan bersiaga mengahadapi tantangan masa depan. Tantangan yang akan dihadapi oleh pendidikan Islam pada masa yang akan datang, menurut Sa’id Ismail Ali, bahwa umat Islam: 9



1. Kurang mampu menyeleksi informasi dan teori-teori mana yang maslahat untuk diaplikasi dan mana pula yang tidak. 2. Gaya hidup hedonis, konsumtif dan fantatif akibat pengaruh era globaliosasi dan era informasi. 3. Berkiblat dan berbarometer kepada Negara maju secara fisikly padahal terbelakang pada aspek peradaban dan akhlak. Tantangan-tantangan tersebut bila disadari merupakan signal peluang yang menuntut para praktisi pendidikan untuk membuat formula, design, konsep, dan strategi pendidikan menjadi bersaing dalam ruang global yang meliputi tiga dimensi, yaitu ekonomi, politik, dan budaya. Ekonomi. Secara eksternal, kita pun menghadapi persaingan yang seakin ketat dalam era globalisasi. Globalisasi tidak hanya akan berlangsung dalam bidang ekonomi, tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan lainnya terutama budaya. Globalisasi budaya yang arusnya makin deras akan membawa berbagai perubahan fundamental yang lebih komplek dibandingkan dengan globalisasi ekonomi. Kompleksitas itu timbul akibat masuknya berbagai budaya dari luar yang berinteraksi secara langsung dengan budaya bangsa kita yang ragamnya begitu besar. Pada gilirannya, transformasi budaya merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dipungkiri. Transforasi tersebut dipercepat oleh perkembangan teknologi. Melalui kemajuan teknologi, terutama teknologi komunikasi dan informasi, penetrasi budaya internasional itu semakin luas dan intensif. Oleh karena itu perjalanan bangsa kedepan akan menghadapi bebragai tantangan yang bukan berupa tantangan ekonomi, tetapi juga tanatangan social dan budaya. Adapun tantangan-tantangan tersebut adalah : a.



Tantangan untuk menguasai dan mengembangkan teknologi



Teknologi merupakan factor yang sangat menentukan daya saing bangsa, karena teknologi menentukan kualitas, produktivitas, dan efisiensi. Teknologi berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, sehingga seringkali keduanya dilafalkan dalam satu nafas yakni ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Tingkat penguasaan iptek menentukan perbedaan dalam taraf kemajuan dan peradaban bangsa-bangsa di dunia. 10



b.



Tantangan menghadapi arus informasi dalam globalisasi



Kemajuan teknologi yang semakin pesat berkembang dalam era globalisasi membuat dunia menjadi semakin terbuka dan memungkinkan derasnya rus pertukaran informasi melalui berbagai media seperti televisi dan internet dalam komputer atau handphone canggih di genggaman kita. Informasi dari berbagai penjuru dunia, baik yang positif maupun negatif, telah menembus bats-bats negara, bahkan menembus dinding-dinding rumah tangga dan keluarga kita. Tidak semua informasi yang masuk itu sesuai dengan ilai-nilai agama dan norma-norma budaya kita, bahkan tidak mustahil banyak yang membahayakan dan mnegancam budaya dan kepribadian luhur bangsa. Ada gejala umum sebagai dampak negatif globalisai yang harus kita waspadai. Demoralisasi, materialisasi, konsumerisme dan hedonisme serta egoisme dan individualisme makin menggejala bersamaan dengan melemahnya tanggung jawab dan kesetiakawanan social. Semuanya jelas bertentangan dengan moral, agama, dan nilai-nilai budaya bangsa. Sebagian remaja dan pelajr saat ini teah terjangkiti pula oleh perilaku yang menyimpang dan bertentangan dengan nilai-nilai moral yang berkelanjutan dan meluas akan sangat mengancam masa depan bangsa yang kita cintai. c.



Tantangan menyiasati modernisasi



Proses modernisasi yang paling mendasar adalah modernisasi budaya. Dalam proses ini berlangsung pengenalan dan penyerapan nilai-nilai luar yang bersenyawa dengan nilai-nilai tradisional dan menciptakan nilai-nilai baru. Dengan kondisi budaya masyarakat Indonesia yang begitu beragam proses pembentukan nilai-nilai baru itu tidak berjalan secara sederhana. Sebagian masyarakat kita sudah berada pada era informasi, tetapi sebagian besar lagi masih hidup dalam tahap yang masih terbelakang. Secara budaya, bangsa Indonesia juga adalah bangsa yang majemuk dengan beragam suku, bahsa, adat-istiadat, dan agama. Kemajemukan itu disatu sisi merupakan kekayaan bangsa yang tidak ternilai dan merupakan sumber kekuatan bagi kehidupan bangsa, di sisi lain kemajemukan itu juga dapat menjadi potensi kerawanan yang memungkinkan timbulnya perpecahan. 11



Dalam keadaan demikian, proses perubahan nilai akan menimbulan benturanbenturan dan goncangan-goncangan, bukan saja antara nilai-nilai luar dan nilainilai tradisional, tetapi juga antara nilai-nilai yang hidup dalma masyarakat kita sendidiri. Semuanya itu merupakan tantangan yang tidak dapat dihindari dan harus kita atsai dengan pendekatan yang tepat. d.



Tantangan untuk mengatasi kesenjangan



Pembangunan yang telah dilaksanakan selama ini, selain menghasilkan kemajuan, namun masih menyisakan kesenjangan baik anatar kelompok ekonomi, antar daerah dan antar sektor. Dalam era yang makin terbuka dan bebas, potensi kesenjangan akan semakin besar, karena kemampuan untuk memanfaatkan peluang tidaklah sama, bahkan masih banyak masyarakat yangberkemampuan rendah karena rendahnya tingkat pendidikan. Kesenjangan ekonomi yang ditunjukkan dengan tingkat kesejahteraan yangjauh berbeda antar satu kelompok dengan kelompok yang lain dapat memicu terjadinya konflik social. Oleh karena keberpihakan kepada yang lemah harus senantiasa ditumbuhkan. Agama Islam yang berprinsip pada keadilan social mengajarkan hal tersebut. Bahkan menggolongkan seseorang yang tidak memperhatikan dan membantu yang lemah sebagai orang yang mendustakan agama. Dengan kata lain ketertinggalan dalam informasi sama halnya dengan keterasingan atau kemiskinan. Demikian halnya jika pendidikan mengalami ketertinggalan dalam penguasaan pada bidang teknologi informasi, maka akan mengalami stagnan dan tidak bisa bersaing dalam realitas kehidupan. Pendidikan sebagai institusi memiliki fungsi untuk mewarikan nilai budaya. Dari segi lain kita fahami bahwa perubahan teknologi jelas akan membawa dampak luas. ke seluruh institusi-institusi masyarakatyang menyebabkan kemiskinan, kejahatan, kriminalitas, dan lain sebagainya yang merupakan dampak negatif yang sulit dicegah. Dengan kenyataan tersebut pendidikan harus mampu membawa perubahan.12 Dalam teori modern menyatakan sistem kehidupan manusia yang berhasil dalam menghadapi tantangan perubahan adalah manusia yang survive dalam menghadapi perubahan dan sekaligus dapat ikut andil memberikan nilainilai terhadap perubahan tersebut. Nilai-nilai yang dimaksud adalah nilai positif untuk membangun tatanan yang lebih baik. Dunia pendidikan adalah salah satu media yang dijadikan masyarakat untuk dapat mengubah pandangan dan dijadikan 12



sebagai alat untuk menjawab perubahan sosial. Madrasah dalam hal ini sebagai salah satu lembaga pendidikan di Indonesia juga memiliki peranan penting dalam mentranformasikan nilai-nilai, meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan membangun pandangan kehidupan yang sesuai dengan dinamika perkembangan zaman termasuk dalam kehidupan globalisasi sekaligus menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang tengah dihadapi saat ini. Konsep Pendidikan Global Seiring dengan tuntutan dunia pendidikan sebagai institusi yang diharapkan dapat mengikuti trend perkembangan zaman, maka kelembagaan pendidikan perlu memasuki era kebutuhan dunia. kompetensi sekolah atau madrasah terpantau dalam prilaku profesional pelaksanaan tindakan, perbaikan target dalam perencanaan yang terukur, melaksanakan strategi dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, memerlukan pengawasan dan evaluasi terhadap keterlaksanaan proses dan pencapaian hasil kegiatan sehari-hari di sekolah. pentingnya sekolah memiliki wawasan yang luas terutama dalam mengenali kompetensi yang siswa perlukan dalam dimensi lokal, nasional, dan global. tertentu yang dijalankan pendidikan. Dalam dinamika kehidupan pendidikan dijadikan sebagai lembaga penanman nilai-nilai, wadah mewariskan budaya yang bernilai luhur mengandung kebaikan kepada generasi berikutnya. Pendidikan juga sebagai rana individu yang tidak bisa dipisahkan dari rana sosial. Perkembangan sosial setiap waktu mengamlami perkembangan dan tantangan terutama era globalisasi yang sangat sarat dengan muatan tantangan sosial. Dalam kehidupan, pandangan terhadap pentingnya konsep nilainilai ketuhanan sangat penting diimpelemtasikan dalam dunia nyata. Dunia tanpa realitas keyakinan memang tidak bisa dibenarkan, penanaman jiwa.23



13



BAB III PENUTUPAN



* Kesimpulan



Oleh karena itu perjalanan bangsa kedepan akan menghadapi bebagai tantangan yang bukan berupa tantangan ekonomi, tetapi juga tanatangan social dan budaya. Dalam hal ini, guru bersama- sama orang tua sangat berperan aktif dalam mendidik anak untuk lebih siap menghadapi tantangan- tantangan yang ada pada abad 21 ini. bahwa peluang dan tantangan pendidikan Islam di Era MEA sebenarnya amat kompleks. Demikian pula respon dan kesanggupan masyarakat untuk menghadapi tantangan tersebut. Paradigm al- Qur‘an tentang pendidikan bisa digunakan sebagai perumusan teori, dalam pengertian suatu konstruksi pengetahuan yang memungkinkan untuk memahami realitas. Peluang pendidikan Islam bisa meliputi: peningkatan fungsi dan peranan, peningkatan persaingan dan antisipasi agama, pengembangan kelembagaan, dan kerjasama. Tantangan pendidikan Islam yang sekarang dihadapi adalah aspek-aspek kehidupan yang meliputi faktor-faktor ekonomi, politik, sosial, budaya, pendidikan dan sebagainya, yang dituntut untuk diimplementasikan menurut cara-cara yang lebih demokratis, transparan, berkeadilan, jujur, amanah, manusiawi dan modern sesuai dengan konsep masyarakat madani yang berbasis al-Qur‘an dan Sunnah nabi.



14



DAFTAR PUSTAKA



(Kurniawan & Mahrus, 2011, p. 284). (Daradjat, 1996, p. 25). (Rembangy, 2010, p. 28). (Muhaimin, 2007, p. 86). Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013, Suatu Pendekatan Preaktis dissetai dengan Contoh Op. Cit., 2013, hal. 48. Soegarda Poerwabakawatja, dalam Abudin Nata, Kapita Selekta Pendidikan,Isuisu Kontemporer Tentang Pendidikan Islam, Jakarta Rajawali Press, 2013.hal. 199. Fazlur Rahman, Major Themes of The Qur’an, ter. Mahyudin, Anas, Tema-Tema Pokok al-Qur’an, (Pustaka: Bandung, 1983), hlm: 67 http//:Flash Compugraphics MASA DEPAN.html



PENDIDIKAN ISLAM DAN TANTANGAN



Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam:Upaya Mengefektifkan Agama Islam Di sekolah. (PT Rosdakarya: Bandung, 2001), hal. 36



Pendidikan



Alfin, Tofler, Sosiologi Pembangunan,makalah yang disampaikan dalam acara Pembangunan Masyarakat Pedesaan dalam modernisasi, di Palembang, 1999, 110. Ary Gunawan, H., Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Renika Cipta, 2000, hal. 46. Sairin Safri, Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia Dalam Perspektif Sosiologis, Yogyakarta, (t.p.),2002, hal. 58. 15



Imam Bernadib, Filsafat Pendidikan Islam, Sistem dan Metode,Op. Cit., 1998: 22.



16