9 0 404 KB
MAKALAH TENTANG PENYAKIT BRONKITIS DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS KEPERAWATAN DEWASA II (KMB) SEMESTER III Dosen Pengampu : Darmasta Maulana S. Kep, M. Kes
Disusun Oleh : Satya Putra Lencana M11.01.0015
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MADANI YOGYAKARTA
2012
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Bronkitis adalah suatu penyakit yang ditandai adanya dilatasi (ektasis)bronkus lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik . perubahan bronkos tersebut disebabkan oleh perubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi elemen elastis dan otot polos bronkus.
Bronkus yang terkena biasanya bronkus kecil (medium side),sedangakan bronkus besar jarang terjadi .bronkitis dan emfisiema paru sering terdapat bersamaan pada seorang pasien dalam keadaan lanjut ,penyakit ini sering menyebabkan obstruksi saluran nafas yang menetap yang dinamakn kronik obstruksi pulmonary disease. Penyebab utama adalah merokok yang berat dan berjangka panjang, yang mengititasi tabung bronkial dan menyebabkan mereka menghasilkan lendir yang berlebihan.penyakit ini di temukan di klinik dan di derita oleh laki-laki dan dapat di derita mulai dari anak bahkan dapat merupakan kelainan kongenital .
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi bronkitis
2. Manifestasi klinik bronkitis 3. Pemeriksaan penunjang pada bronkitis 4. Pentalaksanaan pada bronchitis.
C. TUJUAN
1. Tujuan secara umum Mengerti tentang bronkitis dan memahami apa yang hrus di lakukan seorang perawat untuk menangani bronkitis . 2. Tujuan khusus : a.
Mengetahui definisi bronkitis
b. Mengetahui manifestasi klinik bronkitis c.
Pemeriksaan penunjang pada bronkitis
d. Mengetahui penatalaksanaan pada bronkitis
D. MANFAAT
Dengan pembuatan makalah ini kami dapat mengerti tentang bronkitis dan memahami apa yang harus di lakukan seorang perawat untuk menangani bronkitis
BAB II TINJAUAN TEORI A. DEFINISI
Bronkhitis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya inflamsi pada pembuluh bronkus,trakea
dan
mempersempit
ruang
bronchial.inflamsi pembuluh
dan
menyebabkan
bengkak
menimbulkan
sekresi
pada dari
permukaannya, cairan
inflamsi
Bronchitis juga ditandai dengan adanya dilatasi (pelebaran) pada bronkus local yang bersifat patologis.dilatasi bronkus disebabkan oleh perubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi elemen –elemen elastic dan otot-otot polos bronkus . pada umumnya bronkus berukuran kecil yang diserang. Hal ini dapat menghalangi aliran udara ke paru-paru dan dapt merusaknya. Secara klinis para ahli mengartikan bronchitis sebagai suatu penyakit atau gangguan respiratorik dengan batuk merupakan gejala utama dan dominan . ini berati bahwa bronchitis bukan merupakan penyakit berdiri sendiri melainkan dari berbagai penyakit lain juga. Definisi bronchitis menurut beberpa sumber adalah hipersekresi mukus dan batuk produktif kronis berulang ulang minimal selam3 bulan pertahun atau paling sedikit 2 tahun berturut turut pada pasien yang diketahui tidak terdapatpenyebab lain.
B. TANDA DAN GEJALA
1. Batuk mulai pagi hari, timbul siang hari maupun malam hari, 2. Dahak, sputum putih/mukoid. Bila ada infeksi, sputum menjadi purulen atau mukopurulen 3. Sesak bila timbul infeksi, sesak napas akan bertambah, 4.
kadang – kadang terdengar ronchi pada waktu ekspirasi dalam. Bila sudah ada keluhan sesak, akan terdengar ronchi pada waktu ekspirasi maupun inspirasi
C. ETIOLOGI
Adalah 3 faktor utama yang mempengaruhi timbulnya bronchitis yaitu rokok, infeksi dan polusi. Selain itu terdapat pula hubungan dengan faktor keturunan dan status sosial. 1.
Rokok Menurut buku Report of the WHO Expert Comite on Smoking Control, rokok adalah penyebab utama timbulnya bronchitis. Terdapat hubungan yang erat antara merokok dan penurunan VEP (volume ekspirasi paksa) 1 detik. Secara patologis rokok berhubungan dengan hiperplasia kelenjar mukus bronkus dan metaplasia skuamus epitel saluran pernafasan juga dapat menyebabkan bronkostriksi akut.
2.
Infeksi Eksaserbasi bronchitis disangka paling sering diawali dengan infeksi virus yang kemudian menyebabkan infeksi sekunder bakteri. Bakteri yang diisolasi paling banyak adalah Hemophilus influenza dan streptococcus pneumonie
3.
Polusi Pulusi tidak begitu besar pengaruhnya sebagai faktor penyebab, tetapi bila ditambah merokok resiko akan lebih tinggi. Zat – zat kimia dapat juga menyebabkan bronchitis adalah zat – zat pereduksi seperti O2, zat – zat pengoksida seperti N2O, hidrokarbon, aldehid, ozon.
4.
Keturunan Belum diketahui secara jelas apakah faktor keturunan berperan atau tidak, kecuali pada
penderita defisiensi alfa – 1 – antitripsin yang merupakan suatu problem, dimana kelainan ini diturunkan secara autosom resesif. Kerja enzim ini menetralisir enzim proteolitik yang sering dikeluarkan pada peradangan dan merusak jaringan, termasuk jaringan paru. 5. Faktor sosial ekonomi Kematian pada bronchitis ternyata lebih banyak pada golongan sosial ekonomi rendah, mungkin disebabkan faktor lingkungan dan ekonomi yang lebih jelek.
D. PATOFISIOLOGI
Penemuan patologis dari bronchitis adalah hipertropi dari kelenjar mukosa bronchus dan peningkatan sejumlah sel goblet disertai dengan infiltrasi sel radang dan ini mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif. Batuk kronik yang disertai peningkatan sekresi bronkus tampaknya mempengaruhi bronchiolus yang kecil – kecil sedemikian rupa sampai bronchiolus tersebut
rusak
dan
dindingnya
melebar.
Faktor etiologi utama adalah merokok dan polusi udara lain yang biasa terdapat pada daerah industri. Polusi tersebut dapat memperlambat aktifitas silia dan pagositosis, sehingga timbunan mukus meningkat sedangkan mekanisme pertahanannya sendiri melemah. Mukus yang berlebihan terjadi akibat displasia. Sel – sel penghasil mukus di bronkhus. Selain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional serta metaplasia. Perubahan – perubahan pada sel – sel penghasil mukus dan sel – sel silia ini mengganggu sistem eskalator mukosiliaris dan menyebabkan penumpukan mukus dalam jumlah besar yang sulit dikeluarkan dari saluran nafas
E. PATHWAY
Alergen Aktivas I.M Fenomena infeksi Invasi kuman ke jalan nafas Peningkatan laju metabolismetubuh umum Edema mokusa sel goblet memproduksi mucus Penyebaran bakteri/ virus keseluruh tubuh .bakteriamia//piremia Iritasi mucus bronkus Peningkatan pelepasan histamin hipertermi Peningkatan akumulasi secret bronkus Ndx. Bersihan jalan nafas tidak efektif Ndx.Gangguan keseimbangan cairan
Demam Ndx.Intoleransi Aktifitas Malaise Batuk produktif Penyempitan jalan nafas Nafas pendek Ndx. Gangguan rasa nyaman :Nyeri Nyeri Tidak nafsu makan Penurunan otot nafas tambahan Nyeri pada retrosternal Ndx. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Ndx. Gangguan pola nafas Ndx.kerusakan pertukaran gas Brokiulos melebar Kerusakan bronkiolus Batuk darah Kematian Etiologi F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
Pemeriksaan radiologisTubular shadow atau traun lines terlihat bayangan garis yang paralel, keluar dari hilus menuju apeks paru. bayangan tersebut adalah bayangan bronchus yang menebal.Corak paru bertambah
2. Pemeriksaan fungsi paru 3. Analisa gas darah antaralain : a.
Pa O2 : rendah (normal 25 – 100 mmHg)
b. Pa CO2 : tinggi (normal 36 – 44 mmHg). c.
Saturasi hemoglobin menurun.
d. Eritropoesis bertambah.
G. PENATALAKSANAAN DAN PENGOBATAN
1. Tindakan suportif 2. Pendidikan bagi pasien dan keluarganya tentang : a.
Menghindari merokok
b. Menghindari iritan lainnya yang dapat terhirup. c.
Mengontrol suhu dan kelembaban lingkungan.
d. Nutrisi yang baik. e.
Hidrasi yang adekuat.
3. Terapi khusus (pengobatan) : a.
Bronchodilator
b. Antimikroba c.
Kortikosteroid
d. Terapi pernafasan e.
Terapi aerosol
f.
Terapi oksigen
g. Penyesuaian fisik h. Latihan relaksasi
H. DIAGNOSE KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas 2. Ketidakefektifan pola nafas 3. Gangguan pertukaran gas
4. Intoleran aktivitas 5. Gangguan rasa nyaman 6. Nyeri 7. Gangguan keseimbangan cairan 8. Gangguan keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 9. Gangguan pola tidur
I.
NURSING OUTCOMES CLASSIFICATION.
1. Respiratory status : airway patency 2. Respiratory status: ventilation 3. Respiratory status : gas exchange 4. Activity tolerance
J. NURSING INTERVENTIONS CLASSIFICATION
1. Airway suction 2. Mechanical ventilation 3. Respiratory management 4. Activity therapy
BAB III TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS BRONKITIS A. KASUS
Tn Z berumur 58 tahun mengalami nyeri ketika batuk kira-kira 4 bulan terakhir dan masih sampai sekarang ,ketika itu pagi hari dia merasa gatal-gatal di daerah tenggorokannnya kemudian batuk berulang-ulang disertai dahak dan itu membuat pekerjaannya tertunda sebagai seorang penjahit.hal itu terus menerus dirasakanya sampai suatu hari dia merasa sesak nafas dan dibawa ke rumah sakit,dengan hasil pemeriksaan dada terasa nyeri saat batuk,sesak nafas, S : 40 0
C,
N : 80 x/menit, RR : 28 , TD : 130/80
B. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien dan penanggung jawab Pasien
Penanggung jawab
Nama :Tn. Z
Nama : Ny. Z
Umur : 58 tahun
Umur :40 tahun
Agama :Islam
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Penjahit
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status pernikahan : Kawin
Status pernikahan : Kawin
Alamat : Malaysia
Alamat : Malaysia Hubungan pasien :Istri pasien
2. Riwayat kesehatan a.
Keluhan utama Pasien mengeluh sering batuk dengan mengeluarkan dahak
b. Riwayat penyakit sekarang 1) Waktu terjadinya sakit Pasien batuk disertai dahak selama 4 bulan terakhir sampai sekarang 2) Proses terjadinya sakit Pagi itu pasien merasa nyeri ketiks batuk yang disertai dahak sehingga dia susah bernafas 3) Upaya yang telah dilakukan Pasien dibelikan obat mextril dan konidin oleh istrinya ditoko terdekat c.
Riwayat penyakit dahulu
1) Penyakit dahulu Menderita tyfus ketika berumur 14 tahun 2) Perlukaan Tidak ada perlukaan 3) Di rawat rumah sakit Pernah dirawat dirumah sakit 4) Riwayat alergi obat dan makanan Tidak ada alergi obat-obatan maupun makanan. 5) Riwayat keluarga Tidak ada anggota keluarga yang mengalami sakit seperti dia
3. Genogram
Keterangan : : meninggal : pasien : laki-laki : perempuan
4. Pola fungsi kesehatan a.
Pola manajemen kesehatan- persepsi kesehatan
1) Tingkat pengetahuan kesehatan atau penyakit Pasien mengatakan sakit itu adalah sebuah cobaan yang diterima dengan lapang dada 2) Prilaku untuk mengatasai masalah kesehatan Pasien mengatakan telah berusaha minum obat yang dibeli istrinya 3)
Factor- factor resiko sehubungan dengan kesehatan Pasien sangat tergantung dengan rokok
b. Pola aktivitas dan latihan 1) Sebelum sakit Aktivitas
0
Mandi
×
Berpakain
×
Eliminasi
×
Mobilisasi
×
Berpindah
×
Ambulasi
×
1
2
3
4
2) Selama sakit Aktivitas
0
1
2
3
4
Mandi
×
Berpakain
×
Eliminasi
×
Mobilisasi
×
Berpindah
×
Ambulasi
×
Keterangan : 0 : mandiri 1 : dibantu sebagian 2 : perlu bantuan orang lain 3 : bantuan orang lain dan alat 4 : tergantung / tidak mampu c.
Pola istirahat dan tidur Sebelum sakit tidur pasien 8 jam /hari dan tidak terganggu. Sedangkan selama sakit,Pasien mengatakan tidurnya terganggu akibat batuk terus menerus dari pagi sampai malam hari.
d. Pola nutrisi metabolic Sebelum sakit makan teratur, selama sakit pasien merasa mual atau muntah Nafsu makan buruk /anoreksia . Ketidakmanpuan untuk makan karna distress pernapasan Penurunan berat badan 2 kg.
e.
Pola eliminasi Sebelum sakit BAB dan BAK normal , sedangkan selama sakit pasien mengatakan tidak ada masalah dalam hal buang air besar akan tetapi air kencingnya lebih kuning dan pekat,badannya pun lebih hangat dari biasanya. .
f.
Pola kognitif dan perceptual Sebelum sakit pasien mampu berkomunikasi dengan orang lain,selama sakit pasien tetap berorientasi dengan orang lain.
g. Pola konsep diri
Gambaran diri : pasien mengatakan “ saya senang dengan postur tubuh saya seperti ini. Identitas diri : pasien senang menjadi diri sendiri Peran diri : pasien mengatakan dengan malu’ saya seorang suami belum bias menafkahi anak istri seperti biasa. Ideal diri: pasien mengatakan “ saya berdoa semoga saya cepat sembuh dan kembali kepada keluarga saya Harga diri : pasien mengatakan “ harga diri tidak terganggu”
h. Pola toleransi stress koping Selama sakit pertahan tubuh saya kurang sekali mudah lelah.
i.
Pola reproduktivitas seksualitas Hanya tidak mampu memeberi nafkah bathin pada istri karena batuk disertai sesak nafas.
j.
Pola hubungan peran Pasien mengatakan hubungan dengan orang lain maupun keluarga keadaan baik saja.
k. Pola nilai dan keyakinan Pasien selalu teratur melakukan shalat 5 waktu baik sebelum sakit mapun selama sakit walaupun tidak semampu sebelumnya.
5. Pemeriksaan fisik Keadaan umum
: malaise,gelisah
Kesadaran
: composementis
GCS
: 14
TD
: 130/80
Suhu
: 40 0 C
RR
: 28 x/menit
Nadi
: 80 x/menit
BB sebelum sakit
: 50 kg
BB selama sakit
: 48 kg
Nyeri
:3
HEAD TO TOE Rambut: gelombang,hitam, tidak ada ketombe,tidak ada rambut rontok Mata
: konjungtiva tidak anemia, skelera tida ikretik, pupil isokor
Telinga : tidak ada serumen ,tidak ada tanda inflamasi,bentuk telinga kiri dan kanan simetris. Hidung : tidak ada bunyi cuping hidung ,tidak ada pembengkakan,Reaksi alergi bersin bila berdebu Mulut : kebersihan kurang karena sakit Gigi
: tidaka ada yang berlubang
Leher
: warna leher sama dengan anggota tubuh lainnya ,tidaka da ketegangan
vena jugularis Kulit
:Turgor kering
DADA Inspeksi : ekspansi dada kadang cepat kadang lambat, Pola nafas takipnea Palpasi : ada sensasi nyeri didaerah dada Perkusi : suara dada sedikit redup karna ada sputum yang berlebihan Auskultasi : suara nafas ronki dan krekels
JANTUNG Inspeksi : denyut jantung tidak terlihat di intercosta ke 4,5 karna badan pasien sedikit gemuk Palapasi : denyut jantung teraba Perkusi : bunyi jantung pekak atau redup Auskultasi : suaraS 1 dan S 2 ABDOMEN
Inspeksi : warna kulit perut sam dengan anggota tubuh lain Auskultasi : bunyi peristaltic 34 x/ menit Perkusi : bunyi timpani Palpasi : tidak ada nyeri tekan atau yang lain INGUINAL DAN GENETALIA Pasien menolak untuk diperiksa EKSTREMITAS Tidak ada gangguan pada ekstremitas atas maupun bawah,tidak ada tanda tanda inflamasi,akan tetapi ada sianosis atau kebiruan.
6. Pemeriksaan penunjang Leukosit > 17.500 Analisa gas darah Pa O2 : 16- rendah ( normal 25-100 mmHg) PaCO2 : 67 mmHg ( normal 36-44 mmHg) Saturasi oksigen menurun Eritropoesis bertambah
7. Pengobatan atau medikamentosa Bronchodilator Antimikroba Kortikosteroid Terapi pernafasan Terapi aerosol Terapi oksigen Penyesuaian fisik Latihan relaksasi
8. Data Fokus
Data subyektif (DS)
Data obyektif
Pasien mengatakan batuk disertai sputum Suara nafas krekels dan ronki KU gelisah, malaise
sejak 4 bulan terakhir
Takipnae (28 x/menit) suhu 400C
Pasien mengatakan Sesak nafas
Broncus menebal Pasien mengatakan nyeri ketika batuk
Corak paru bertambah
.
Saturasi Hb menurun Pa O2 : 16- rendah mmHg PaCO2 : 67 mmHg
Pasien mengatakan mudah lelah
Nyeri skla :3 ekspansi abnormal sensasi nyeri didaerah dada suara dada sedikit redup karna ada sputum yang berlebihan Kulit :Turgor kering Sianosis
9. Analisa Data
Symptom
Etiologi
DS : pasien mengatakan batuk Peningkatan disertai sputum sejak 4 bulan terakhir DO : Suara nafas krekels dan ronki. Sputum dalam jumlah yang berlebihan KU gelisah,malaise Takipnae (28 x/menit) Corak paru bertambah
secret
Problem produksi Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
DS : pasien mengatakan sesak Perubahan nafas
membrane Gangguan
pertukaran
alveolar –kapiler
gas
Ketidakseimbangan
Intoleransi aktivitas
DO KU gelisah,malaise Broncus menebal Corak paru bertambah Saturasi Hb menurun Pa O2 : 16- rendah mmHg PaCO2 : 67 mmHg Sianosis DS: Pasien
mengatakan
tidak antara suplai oksigen dan
beraktivitas seperti biasanya Pasien
mengatakan
kebutuhan oksigen
mudah
lelah
DO : KU letih,lemah,malaise Dispnea Suara nafas krekels dan ronki Agen cedera biologis pada Nyeri akut
DS : Pasien
mengatakan
nyeri saluran pernafasan
didaerah dada ketika batuk
DO : Malaise Skala nyeri : 3
10. Diagnose keperawatan dan prioritas masalah
a.
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi secret
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane alveolar c.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
d. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis pada saluran pernafasan
11. Perencanan
Dx.keperawatan
Tujuan keperawatan (NOC) Rencana tindakan ( NIC)
Ketidakefektifan bersihan nafas
Setelah
dilakukan
tindakan AirwaySuction
jalan keperawatan selama 3x 24 jam -Auskultasi suara napas sebelum b/d ketidakefektifan bersihan jalan dan setelah hisap
peningkatan
nafas dapat teratasi dengan -Monitor kemampuan klien untuk
produksi secret
criteria hasil :
batuk
efektif
Respiratory status: airway -Memberitahukan
dan
patency (0410)
keluarga
Frekuensi pernafasan
-Masukkan alat jalan napas hidung
Irama pernafsan
untuk
Kedalaman kemampuan
tentang
pasien
memfasilitasi
inspirasi nasotracheal,
penyedotan
penyedotan sesuai
mngeluarkan -Anjurkan pasien untuk mengambil
secret
napas dalam-dalam berat sebelum
Temuan rongtsen
penyedotan
nasotracheal
-Gunakan jumlah terendah hisap Tingkat target tujuan
dinding yang diperlukan untuk
5: rentang normal
memindahkan
4:adadeviasi tingkat ringan
-Memantau oksigen status pasien
3:ada deviasi tingkat sedang
Catat jenis dan jumlah sekresi yang
2:ada deviasi tingkat berat
diperoleh
sekresi
1: ada deviasi tingkat sangat -Anjurkan keluarga pasien dan atau berat
bagaimana hisap jalan napas, yang sesuai. -kolaborasi dengan dokter untuk terapi obat.
Setelah
Gangguan pertukaran b/d
dilakukan
tindakan Respiratory Monitoring
gas keperawatan selama 3 x 24 -Monitor
frekuensi
,Irama,
perubhan jam gangguan pertukaran gas kedalaman pernafasan
membrane
dapat teratasi dengan criteria -Monitor
alveolar
hasil :
pola
pernafasan
(bradypnea,takipnea,) -Catat
Respiratory
status
:
peningkatan
tekanan
gas inspirasi dan penurunan volume
exchange
tidal
PaO2
-Catat perubahan dalam SaO2,End
PaCO2
tidal CO2 dan
Saturasi oksigen
-Monitor laporan rontgen dada
Temuan rontgen dada
-Berikan
Keseimbangan
terapi
nebulizer
jika
perfusi diperlukan
ventilasi End tidal karbondioksida Tingkat target tujuan 5: rentang normal 4:adadeviasi tingkat ringan 3:ada deviasi tingkat sedang 2:ada deviasi tingkat berat 1: ada deviasi tingkat sangat berat
Setelah
Intoleransi aktivitas
dilakukan
tindakan Activity Therapy
b/d keperawatan selama 3x 24jam -tentukan
ketidakseimbang
ketidakmampuan beraktivitas
penyebab
toleransi
aktivitas(fisik,psikologis,atau
an antara suplai dapat teratasi dengan criteria motivasi) dan
kebutuhan hasil :
oksigen
-berikan periode selama aktivitas
Activity Tolerance-0005
-monitor
respon
kardiopulmonal
Frekuensi pernafasan dengan setelah melakukan aktivitas aktivitas
- -monitor dan catat kemampuan
Mudah bernafas
untuk mentoleransi aktivitas
Langkah dan jarak kaki
- monitor intake nutrisi untuk
melangkah
memastikan
Kekuatan ekstremitas atas
energy
kecukupan
sumber
Kekuatan ekstremitas bawah Mudah melakukan aktivitas sehari-hari 5: tidak kompromi 4:
ada
kompromi
tingkat
ringan 3:ada
kompromi
tangkat
sedang 2: ada kompromi tingkat berat 1:
ada
kompromi
tingkat
sangat berat
Nyeri akut b/d Setelah
tindakan Pain Management
cedera keperawatan selama 2x 24 jam -Lakukan pengkajian nyeri secara
agen biologis
dilakukan
saluran rasa
pernafasan
nyeri
dapat
teratasi kompherensif
termasuk
dengan criteria hasil :
,lokasi,karakteristik,
Pain control-1605
frekuensi nyeri.
durasi,
Mengenali factor penyebab Menggunakan pencegahan
metode -Gunakan non
tehnik
analgetik teraputikuntuk
untuk mengurangi ras nyeri Mengenali gejala nyeri
pengalamannyeri
komunikasi mengetahui
Melaporkan nyeri terkontrol
-Kaji kultur yang mempengaruhi
5 : selalu dilakukan
respon nyeri
4: sering dilakukan 3 : kadang dilakukan
-Ajarkan tehnik non farmakologi
2 : jarang dilakukan -Tingkatkan istirahat
12. Pelaksanaa tindakan
Waktu
No
Tgl
Jam
Dx
1-12-
08.00
1.
Implementasi
Respon
Paraf
Menerima pasien
DS :
Sari
Pasien mengeluh batuk
11 Menanyakan keluhan pasien
disertai dahak
Mengukur tanda-tanda vital
DO : Nadi :80 x/menit Suhu : 40 0 C
Memasang infus Bekerjasama
dengan
untuk terapi obat
dokter RR :28 x/menit TD : 130/80 mmHg Infuse
:
Ns
15
tetes/menit Amioksisilin Ampisilin
10.00
Mendengarkan suara paru pasien DO : dengan stestoskop
Suara
ronki
atau
krekels Melatih efektif
pasien
untuk
batuk Sputum tidak keluar
14.00
Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga pasien akan DS : pasien
dilakukan penyedotan.
mengatakan”
lakukan
saja
Melakukan penyedotan sambil penyedotan” 20.00
menyarankan
pasien
untuk
mengambil nafas dalam
Menggunakan tekanan 100-200 DS : mmHg
Saya
akan
mencoba
ambil nafas Mencatat sputum yang keluar DO : Memantau
status
pernafasan Sputum keluar 145 cc
pasien
05.00
Mengajarkan
pada
keluaraga
pasien untuk batuk efektif DO : 08.00
Pola pernafasan regular
DS : Keluarga
pasien
mengatakan
“
akan
mencoba
melakukan
kami
batuk
efektif pada pasien
1-12-
08.00
2.
Memantau
frekuensi
,Irama DS:
Yani
,kedalaman dan pola pernafsan Pasien mengeluh sesak
11
pasien
nafas.
DO : 28 x/menit Ekspansi
dada cepat
dan lambat mencatat peningkatan tekanan Takipnea 10. 00
inspirasi dan penurunan volume tidal
mencatat 20.00
perubahan
dalam DO:
SaO2,End tidal CO2 dan nilai Inspirasi dan ekspirasi gas darah arteri
cepat Volume tidal menurun
Memantau laporan rontgen dada
Membantu pasien menggunakan DO : 05.00
nebulizer jika diperlukan
Pa O2 : 16- rendah PaCO2 : 67
DO: 08.00
Corak paru bertambah Radiopaque
1-1211
08.00
3.
-Menenentukan
penyebab
toleransi aktivitas
DS : Pasien mengatakan “ saya tidak beraktivas karna mudah lelah,dan
-Memberikan
periode selama sesak nafas.
aktivitas DO :
Sari
-Memantau respon pernafasan Pasien beraktivitas 20 setelah melakukan aktivitas
menit dan melangkah 28 langkah kaki
- Monitor intake nutrisi untuk memastikan kecukupan sumber DS : energy
Pasien
mengatakan
“saya meras lelah dan sesak nafas
DO : Makan 4 x/hari sering tapi sedikit.
1-1211
08.00
4.
Mengkaji
DS :
daerah,karakteristik,,lama nyeri
Pasien “saya
Menggunakan komunikasi
Yani mengatakan merasa
nyeri
tehnik ketika batuk didaerah teraputik
mengurangi rasa nyeri
untuk dada,seperti
dihimpit
sesuatu,
DS: Meintruksikan
pasien
mengambil nafas dalam
untuk Pasien mengatakan “ saya
senang
berbicara Menganjurkan
pada
biasa dengan
pasien perawat disini
untuk banyak istirahat DS : Pasien mengatakan :” baiklah
saya
akan
mencoba menarik nafas
panjang dan istirahat yang cukup
DO : Skala nyeri 2
13. Evaluasi ( harian )
Waktu Hr
Jam
Dx.
Evaluasi
Ttd
Keperawatann
/Tgl Jum’at 08.00
Ketidakefektifan
1-12-
bersihan
11
nafas
S:
Sari
jalan Pasien mengeluh batuk disertai dahak b/d
peningkatan
O:
produksi secret
Suhu : 40 0 C RR :28 x/menit TD : 130/80 mmHg Suara ronki atau krekels Sputum tidak keluar
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi Jum’at 08.00
Gangguan
1-12-
pertukaran gas b/d Pasien mengeluh sesak nafas.
11
perubahan membrane
S:
DO :
Yani
alveolar-kapiler
Takipnea Inspirasi dan ekspirasi cepat Volume tidal munurun Pa O2 : 16- rendah PaCO2 : 67 Corak paru bertambah Radiopaque
A: Masalah belum teratasi
P :lanjutkan intervensi Jum’at 08.00
Intoleransi
1-12-
aktivitas
11
ketidakseimbangan sesak nafas.
S: b/d
Sari
Pasien mengatakan a mudah lelah,dan
suplai oksigen dan kebutuhan oksigen
O: Pasien beraktivitas 20 menit dan melangkah 28 langkah kaki Makan 4 x/hari sering tapi sedikit.
A: Masalah belum teratasi P: Lanjutkan intervensi
1-1211
08.00
Nyeri
akut
b/d S :
agen
cedera Saya senang bisa berbicara dengan
biologis
saluran perawat disini
Yani
pernafasan O: Skala nyeri 2
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi ( Pain Management )
BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN
Bronkitis berarti infeksi bronkus , bronkitis dapat di katakan penyakit tersendiri ,tetapi biasanya merupakan lanjutan dari infeksi saluran pernapasan atas atau bersamaan dngan penyakit saluran pernapasan antara lain seperti sindbronkitis , bronkitis pada asma’dan sebagainya ,yg terdiri dari bronkitis akut dan kronik.
B. SARAN
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesimpulan ,jadi di harapkan untuk para pembaca lebih mengembangkanya lagi .Jadikanlah makalah ini sbagai perimbangan , pengembangan dari penyakit yg telah di bahas di atas .
DAFTAR PUSTAKA Smeltzer, Suzanne C, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth, ; alih
bahasa, Agung Waluyo; editor Monica Ester, Edisi 8, EGC; Jakarta. Carolin, Elizabeth J, Buku Saku Patofisiologi, EGC, Jakarta, 2002. Doenges, Marilynn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, ; alih bahasa, I Made Kariasa ; editor, Monica Ester, Edisi 3, EGC ; Jakarta. Tucker, Susan Martin, 1998, Standar Perawatan Pasien; Proses Keperawatan, Diagnosis dan Evaluasi, Edisi 5, EGC, Jakarta. Soeparman, Sarwono Waspadji, 1998, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Penerbit FKUI, Jakarta. Long, Barbara C, 1998, Perawatan Medikal Bedah, 1998, EGC, Jakarta.
PRICE, Sylvia Anderson, 1994, Patofisiologi; Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit, EGC, Jakarta. Keliat, Budi Anna, Proses Keperawatan