Makalah Teori Keperawatan Immogene King [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH TEORI KEPERAWATAN IMMOGENE KING



DISUSUN OLEH : 1. Yeni Oktafianti 2. Agnes Sawita Dewa 3. Indri



KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU PRODI DIV KEPERAWATAN TAHUN 2021



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Teori Keperawatan Immogene King” dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam penyusunan makalah ini mungkin ada hambatan, namun berkat bantuan serta dukungan dari teman-teman dan bimbingan dari dosen mata kuliah. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.     Dengan



adanya



makalah



ini,



diharapkan



dapat



membantu



proses



pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, atas bantuan serta dukungan dan doa nya.           Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca makalah ini dan dapat mengetahui tentang Teori Keperawatan Immogene King. Kami mohon maaf apabila makalah ini mempunyai banyak kekurangan, karena keterbatasan penulis yang masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun, sangat diharapkan oleh kami dalam pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah sederhana ini bermanfaat bagi pembaca maupun kami.



                                    Palu,



Penyusun



Juli 2021



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR....................................................................................i DAFTAR ISI...................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang......................................................................................1 B. Rumusan Masalah.................................................................................2 C. Tujuan....................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN A. Teori keperawatan menurut Imogene King.......................................3 B. Teori Budaya Secara Umum Berkaitan Dengan Kesehatan.............5 C. Kebudayaan Kaili..................................................................................9 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan..........................................................................................12 B. Saran....................................................................................................12 DAFTAR PUSAKA



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan keperawatan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perkembangan keperawatan secara global. Dengan jelas dapat diamati bahwa secara berkelanjutan keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Baik dibidang pendidikan maupun di tatanan praktek keperawatan. Pada masa lalu keperawatan dilakukan lebih berdasarkan intuisi dan tradisi sehingga keperawatan dianggap hanya sebagai kiat tanpa komponen ilmiah dan landasan keilmuan yang kokoh. Salah satu komponen penting pengembangan disiplin keperawatan adalah riset keperawatan, karena riset keperawatan sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan atau menvalidasi teori yang sangat dibutuhkan sebagai landasan dalam praktek keperawatan serta pengembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge). Masalah yang muncul adalah apabila peneliti kurang tepat dalam menyusun kerangka kerja teori/konsep sesuai dengan variabel yang akan diteliti, sehingga hasil penelitian akan kurang bermakna dalam perkembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge) dan akan mempengaruhi penerapannya dalam praktek keperawatan. Untuk menghindari hal tersebut, sebelum suatu teori diterapkan pada praktek keperawatan tertentu dan dipergunakan peneliti sebagai kerangka kerja teori/konsep dari suatu riset keperawatan, sangat perlu terlebih dahulu dilakukan Theory Analysis. Pada dasarnya Theory Analysis mempunyai prosedur antara lain origins, meaning, logical adequacy, usefulness, generalizability, parsimony dan testability yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan, keterbatasan dan manfaat dari teori tersebut sehingga dapat dipertimbangkan untuk tambahan pengujian atau validasi.



Dalam tulisan ini mencoba untuk menyajikan hasil analisa Theory of Goal Attainment yang diperkenalkan oleh Imogene M. King pada tahun 1971. Teori pencapaian tujuan merupakan teori yang bersifat terbuka dan dinamis, dengan sembilan konsep utama yang meliputi interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang (Marriner, A. 1986). B. Rumusan Masalah Adapun beberapa masalah yang akan dirumuskan dalam memecahkan masalah konsep keperawatan antara lain : 1) Bagaimana gambaran model konseptual keperawatan menurut Imogene M. King ? 2) Apa saja asumsi model konsep keperawatan Imogene M. King? 3) Apa saja model konsep dan teori keperawatan Imogene M. King? 4) Apa saja konsep paradigma keperawatan Imogene M. King? 5) Apa saja proses keperawatan menurut Imogene M. King? C. Tujuan Tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut. 1) Memberikan informasi tentang teori keperawatan menurut Imogene M. King. 2) Mengetahui asumsi model keperawtan Imogene M. King. 3) Mengetahui model konsep dan teori keperawatan Imogene M. King. 4) Mengetahui konsep paradigma Imogene M. King. 5) Mengetahui proses Keperawatan menurut Imogene M. King



2



BAB II PEMBAHASAN A. Teori keperawatan menurut Imogene King 1. Defenisi King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan menggunakan pendekatan sistem terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan dengan lingkungan, sehingga King mengemukakan dalam model konsep



interaksi.



Dalam



mencapai



hubungan



interaksi,



King



mengemukakan konsep kerjanya yang meliputi adanya system personal, system interpersonal dan system social yang saling berhubungan



satu



dengan yang lain. Menurut King system personal merupakan system terbuka dimana didalamnya terdapat persepsi, adanya pola tumbuh kembang, gambaran tubuh, ruang dan waktu dari individu dan lingkungan, kemudian hubungan interpersonal merupakan suatu hubungan antara perawat dan pasien serta hubungan social yang mengandung arti bahwa suatu interaksi perawat dan pasien dalam menegakkan system social, sesuai dengan situasi yang ada. Melalui



dasar



sistem



tersebut,



maka



King



memandang



manusia



merupakan individu yang reaktif yakni bereaksi terhadap situasi, orang dan objek. Manusia sebagai makhluk yang berorientasi terhadap waktu tidak lepas dari masa lalu dan sekarang yang dapat mempengaruhi masa yang akan datang dan sebagai makhluk social manusia akan hidup bersama orang lain yang akan berinteraksi satu dengan yang lain. 2. Kerangka konsep imogene king King mengemukakan dalam kerangka konsepnya, hampir setiap konsep yang dimiliki oleh perawat dapat digunakan dalam asuhan keperawatan.



3



a) Sistem personal Menurut king setiap individu adalh system personal (system terbuka). Untuk system  personal



konsep yang relevan adalah persepsi, diri,



peretumbuhan dan  perkembangan, citra tubuh, dan waktu. b) Sistem interpersonal King mengemukakan system interpersonal terbentuk oleh interkasi antra manusia. Interaksi antar dua orang disebut DYAD, tiga orang disebut TRIAD, dan empat orang disebut GROUP. Konsep yang relefan dengan system interpersonal adalah interkasi, komunikasi, transaksi, peran dan stress. c) Sistem sosial King mendefinisikan system social sebagai system pembatas peran organisasi sosisal, perilaku, dan praktik yang dikembangkan untuk memelihara nilai-nilai dan mekanisme pengaturan antara praktk-praktek dan aturan (George, 1995). Konsep yang relevan dengan system social adalah organisasi, otoritas, kekuasaan, status dan pengambilan keputusan. 3. Model konsep keperawatan imogene king King memahami model konsep dan teori keperawatan denag menggunakan pendekatan system terbuka dalam hubunagn interaksi yang konstan dengan lingkunagan, sehingga King mengemukakan dalm model konsep



interaksi.



Dalam



mencapai



hubungan



interaksi,



King



mengemukakan konsep kerjanya yang meliputi adanya system personal, system interpersonal dan system social yang saling berhuabungan satu dengan yang lain. Manusia memiliki 3 kebutuhan dasar yaitu kebutuhan terhadap informasi, kesehatan, kebutuhan terhadap pencegahan penyakit dan kebutuhan terhadap perawatan ketika sakit. konsep hubungan manusia menurut King terdiri dari : a) Aksi merupakan proses awal hubungan 2 individu dalam berprilaku, dalam memahami atau mengenali kindisi yang ada dalam keperawatan dengan digambarkan hubungan keperawatan dan klien melakukan



4



kontrak atau tujuan yang diharapkan. b) Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat dari adanya aksi dan merupakan respon dari individu. c) Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling mempengaruhi antara  perawat dan klien yang terwujud dalam komunikasi d) Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dengan klien terjadi suatu persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan. 4. Asumsi Imogene King Imogene M. King mengasumsikan model konsep dan teori keperawatan secara eksplisit maupun implisit. a) Asumsi Eksplisit 1) Fokus sentral dari keperawatan adalah interaksi dari manusia dan lingkunganya, dengan tujuan untuk kesehatan manusia. 2) Individu adalah sosial, rasional, reaksi, penerimaan, kontrol, berorientasi pada kegiatan waktu. 3) Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan nilai klien serta perawat. 4) Manusia sebagai pasien mempunyai hak untuk mendapatkan informasi,



berpartisipasi



dalam



membuat



keputusan



yang



mempengaruhi kehidupannya, kesehatan, dan pelayanan komunitas dan menerima atau menolak keperawatan 5) Tanggung jawab dari anggota tim kesehatan adalah memberikan informasi kepada individu tentang semua aspek kesehatan untuk membantu mereka membuat atau mengambil keputusan. 6) Tujuan dari memberi pelayanan kesehatan dan menerima pelayanan mungkin tidak sama b) Asumsi Imsplisit 1) Pasien ingin berpartisipasi secara aktif dalam proses keperawatan. 2) Pasien sadar, aktif, dan secara kognitif mampu berpartisipasi dalam pembuatan atau pengambilan keputusan.



5



3) Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri. 4) Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan 5. Pandangan Imogene King terhadap keperawatan a) Konsep Manusia King memandang manusia sebagai suatu sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan, sehingga memungkinkan benda, energi, dan informasi dengan leluasa mempengaruhinya. Dalam kerangka konsepnya meliputi tiga sistem interaksi yang dinamis sebagai individu disebut sebagai sistem personal, ketika hndividu ini bersatu dalam kelompok disebut sistem interpersonal. Sistem sosial tercipta ketika kelompok mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama dalam satu komunitas atau masyarakat. Menurut Imogene M. King, manusia memiliki tiga kebutuhan pokok : 1) Kebutuhan informasi kesehatan yang tidak mampu pada saat diperlukan dan dapat   digunakan.  2) Kebutuhan untuk perawatan yang bertujuan untuk mencegah penyakit. 3) Kebutuhan untuk perawatan ketika manusia tidak dapat membantu/merawat diri mereka sendiri. b) Konsep Sehat King mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia yang dinamis, yang secara berkelanjutan melakukan penyesuaian terhadap stressor internal dan eksternal melewati rentang sehat sakit, dengan menggunakan sumber,sumber yang dimiliki oleh seseorang atau individu untuk mencapai kehidupan sehari-hari yang maksimal. c) Konsep Lingkungan Menurut King lingkungan adalah sistem sosial yang ada dalam masyarakat yang saling berinteraksi dengan sistem lainnya secara terbuka. Merupakan kekuatan dinamis yang mempengaruhi perilaku sosial, interaksi, persepsi, dan kesehatan. Lingkungan merupakan suatu sistem terbuka yang menunjukkan penukaran masalah, energi, informasi



6



dengan keberadaan manusia. Manusia tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan internal dengan penukaran energi yang diatur secara terus menerus terhadap perubahan lingkungan eksternal. d) Konsep Keperawatan Keperawatan didefinisikan sebagai suatu proses tindakan, reaksi dan interaksi perawat dan klien dalam berbagi informasi tentang persepsi mereka dalam situasi keperawatan. King menyampaikan pola intervensi keperawatanya adalah proses interaksi klien dan perawat meliputi komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi, reaksi, dan jika ada gangguan, menetapkan tujuan dengan maksud tercapainya suatu persetujuan dan membuat transaksi. Selain itu King juga membahas tujuan, domain, dan fungsi perawat professional yaitu : 1) Tujuan perawat Untuk membantu individu untuk menjaga kesehatan mereka, sehingga mereka dapat berfungsi dalam peran mereka. 2) Domain perawat Termasuk mempromosikan, memelihara, dan memulihkan kesehatan, dan merawat orang sakit, terluka dan sekarat.  3) Fungsi perawat professional Untuk menginterpretasikan informasi dalam proses keperawatan untuk merencanakan,



melaksanakan



dan



mengevaluasi



asuhan



keperawatan. King berkata dalam teori nya, seorang perawat profesional, dengan pengetahuan khusus dan keterampilan, dan klien yang membutuhkan perawatan, dengan pengetahuan tentang diri dan persepsi masalah pribadi, bertemu sebagai orang asing di lingkungan alam. Mereka



saling



berinteraksi,



mengidentifikasi



masalah,



menetapkan dan mencapai tujuan. 6. Teori imogene king dalam proses keperawatan a) Pengkajian 1) Terjadi selama interaksi antara perawat dan pasien/klien. Perawat membawa  pengetahuan khusus dan ketrampilan sedangkan klien



7



membawa pengetahuan tentang diri dan persepsi masalah yang menjadi perhatian, untuk interaksi ini. 2) Selama pengkajian perawat mengumpulkan data tentang klien, diantaranya adalah : a) Tingkat tumbuh kembang. b) Pandangan tentang diri sendiri. c) Persepsi yang merupakan dasar pengumpulan dan interpretasi data terhadap status kesehatan. d) Pola komunikasi diperlukan untuk memferivikasi keakuratan persepsi, untuk interaksi dan transaksi. e) Sosialisasi b) Diagnosa Keperawatan 1) Dibuat setelah melakukan pengkajian. 2) Dibuat sebagai hasil interaksi antara perawat dengan pasien/klien. 3) Stress merupakan konsep yang penting dalam hubungannya dengan diagnosa keperawatan c) Perencanaan 1) Dibuat berdasarkan dengan keperawatan. 2) Setelah diagnosis, perencanaan intervensi untuk memecahkan masalah tersebut dilakukan. 3) Dalam perencanaan pencapaian tujuan diawali dengan menetapkan tujuan dan membuat keputusan. 4) Merupakan bagian dari transaksi dan partisipasi pasien/klien yang dianjurkan ikut serta dalam pengambilan keputusan tapi tidak harus bertanggung jawab. d) Implementasi 1) Dalam keperawatan melibatkan proses implementasi kegiatan aktual untuk mencapai tujuan. 2) Dalam pencapaian tujuan itu adalah kelanjutan dari transaksi.



8



e) Evaluasi 1) Merupakan gambaran bagaimana mengenal hasil tujuan yang dicapai. 2) Dalam evaluasi membahas tentang pencapaian tujuan dan keefektifan proses keperawatan tersebut. 7. Kesimpulan Berdasarkan model konsep dan teori keperawatan king dapat disimpulkan bahwa konsep keperawatan menurut king adalah sebai proses aksi, reaksi, dan interaksi perawat dank lien yang secara bersa- sama memberikan informasi tentang persepsi mereka dalam suatu situasi keperawatan dan sebagai proses interaksi humanis antara perawat dan klien yang masing- masing merasakan situasi dan kondisi yang berlainan, dan melalui komunikasi mereka menentukan tujuan, mengeksplorasi maksud, dan menyetujui maksud untuk mencapai tujuan B. Teori Budaya Secara Umum Berkaitan Dengan Kesehatan. 1. Budaya dan Keperawatan Budaya merupakan pengalaman yang bersifat universal sehingga tidak ada budaya yang sama persis, budaya bersifat stabil, tetapi juga dinamis karena budaya tersebut diturunkan kepada generasi berikutnya sehingga mengalami perubahan, budaya diisi dan ditentukan oleh kehidupan manusianya sendiri tanpa disadari. Keperawatan adalah ilmu dan kiat yang diberikan kepada



kliyen



dengan landasan budaya. Keperawatan merupakan bagian integraldari pelayanan kesehatan, didasarkan pada kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual secara komprehensif, ditunjukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik yang sehat maupun sakit, yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. 2. Perawatan budaya (cultural care) Didefinisikan memungkinkan



sebagai individu



nilai, lain



atau 9



kepercayaan, kelompok



mendukung untuk



dan



memelihara



kesehatannya, meningkatkan kondisi manusia/kehidupan atau menghadapi kematian atau kecacatan. Berdasarkan asumsi bahwa curlural care adalah pengertian yang luas untuk mengetahui, menjelaskan, menjumlahkan, dan memprediksi fenomena asuhan keperawatan dan untuk mengarahkan praktik asuhan keperawatan. C. Kebudayaan Kaili Kebudayaan kaili berdasakan sejarah perkembangannya merupakan kebudayaan yang khas, disebabkan oleh faktor akulturasi dan asimilasi dengan etnik lainnya. Sejak masa kerajaan beberapa etnik yang mendiami wilayah Sulawesi Tengah diantaranya Bugis, Makassar, Mandar, Banjar, Minangkabau, Jawa, Minahasa, Arab, India, Cina, dan 12 (dua belas) etnik penduduk asal, yaitu Kaili, Kulawi, Pamona, Mori, Tomini, Bungku, Tolitoli, Buol, Banggai, Balantak, Lore, dan Saluan. Kebudayaan yang paling banyak membawa pengaruh terhadap kebudayaan Kaili adalah Bugis, Makassar, dan Mandar (Mamar 1984). Proses akulturasi dan asimilasi dalam kebudayaan Kaili dilatarbelakangi oleh karakterisitik orang Kaili yang bersifat terbuka terhadap etnik lainnya yang masuk ke wilayah Sulawesi Tengah. Salah satu kebudayaan khas masyarakat Kaili di Sulawesi Tengah adalah sintuvu yang disinyalir sudah ada sejak masa Tomalanggai dan berkembang sejak masa kerajaan (kemagauan) Kaili di Sulawesi Tengah pada abad ke-15. Rumah kediaman Raja Kaili disebut Banua Oge. Beberapa bangunan kediaman Raja-Raja Kaili tersebut masih terpelihara sampai dengan sekarang .Kajian tentang masyarakat dan kebudayaan Kaili di Sulawesi Tengah sudah banyak dilakukan para ahli sejak masa kolonial di Sulawesi Tengah diantaranya peneliti Belanda Nicolaus Adriani dan Albertus C.Kruijt, Walter Alexander Kaudern etnografer asal Swedia, serta para peneliti Indonesia seperti Mattulada, Jaruddin Abdullah, Masyhuddin Masyhuda, Ahmad Basir Toana, Syamsuddin H.Chalid, Sulaiman Mamar, dan masih banyak lagi.



10



Penyebutan bagi "orang Kaili" dalam bahasa Kaili dengan menggunakan prefix "To" yaitu To Kaili. Antropolog Mattulada dalam bukunya berjudul Sejarah Kebudayaan To Kaili memaparkan mengenai latar belakang penyebutan orang Kaili sebagai berikut (Mattulada 1983): “Orang-orang yang menyebut diri To Kaili secara sosiokultural tergolong dalam kelompok etnik dengan ciri-ciri: 1) Adanya alat komunikasi antara sesama orang Kaili, yaitu bahasa/ dialek yang memelihara keakraban dan kebersamaan di antara mereka;2) 2)



Adanya pola-pola sosiokultural yang menumbuhkan perilaku yang dinilai sebagai bagian dari kehidupan adat istiadat, termasuk cita-cita dan ideologi, yang dihormati bersama di antara mereka;



3) Adanya perasaan keterikatan antara satu sama lainnya, sebagai satu kelompok yang menjadi perekat ke dalam kebersamaan di antara mereka; 4) Adanya kecenderungan menggolongkan diri ke dalam kelompok asli terhadap orang dari kelompok lain, dalam berbagai kejadian sosiokultural, berupa sikap sekaum dalam menghadapi orang luar; 5) Adanya perasaan keterikatan ke dalam kelompok karena hubungan kekerabatan geneologis, dan atau adanya ikatan kesadaran teritorial di antara mereka.” Sejak terbentuknya masyarakat To Kaili dengan kebudayaannya yang makin berkembang, mereka kemudian menyebar menempati pemukimanpemukiman di Lembah Palu terpisah dari kelompok asalnya (Toana 1997).



11



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Keperawatan adalah suatu profesi yang memberikan bantuan pada individu dan kelompok untuk mencapai, memelihara dan mempertahankan derajat kesehatan dengan memperhatikan, memikirkan, menghubungkan, menentukan dan melakukan tindakan perawatan sehingga individu atau kelompok berprilaku yang sesuai dengan kondisi keperawatan. Keperawatan berhubungan langsung dengan lingkungan, tempat atau ruang dan waktu untuk membentuk suatu hubungan menanggulangi status kesehatan dalam proses interpersonal reaksi interaksi dan transaksi dimana perawat dank lien berbagi informasi mengenai persepsinya dalam keperawatan. B. Saran Kita sesama manusia harus saling berinteraksi agar mancapai tujuan bersama.



12



DAFTAR PUSTAKA



Murwani, Arnita, S.Kep. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Penerbit Fitramaya: Yogyakarta. Hidayat, Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Penerbit Salemba Medika: Jakarta. Perry, Potter. 2005. Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, & Praktik: Edisi 4,Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.