Makalah Tetes Telinga [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi / mengenal suara dan juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Telinga terdiri dari tiga wilayah utama. Pertama, telinga luar untuk melindungi gendang telinga dari kerusakan langsung. Telinga tengah adalah rongga berisi udara yang menghubungkan ke bagian belakang hidung melalui tabung Eustachio, yang akan terbuka bila anda menelan atau menguap. Yang terakhir adalah tulang kecil yang mengirimkan getaran dari gendang telinga ke telinga bagian dalam atau koklea. Kesehatan telinga penting untuk kita jaga. Selain membebaskan kita dari rasa sakit dan infeksi, juga menyelamatkan pendengaran dari kerusakan. Sakit telinga yang parah akan menyebabkan infeksi dan harus di obati sesegera mungkin.



B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana anatomi telinga pada manusia? 2. Apakah pengertian obat tetes dan indikasinya ? 3. Bagaimana persiapan tempat pemberian obat? 4. Alat apa saja yang digunakan dalam pemberian obat tetes telinga? 5. Bagaimana persiapan tempat atau lingkungan dalam pemberian obat tetes telinga? 6. Bagaimana persiapan pasien untuk pemberian obat tetes telinga? 7. Bagaimana cara kerja dalam pemberian obat tetes telinga? 8. Apa sajakah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian obat tetes telinga?



1



C. Tujuan 1.



Untuk mengetahui anatomi telinga pada manusia



2.



Untuk mengetahui pengertian dari obat tetes dan tujuanya



3.



Untuk mengetahui persiapan tempat pemberian obat tetes telinga.



4.



Untuk mengetahui alat yang digunakan dalam pemberian obat tetes telinga.



5.



Untuk mengetahui persiapan tempat pemberian obat tetes telinga.



6.



Untuk mengetahui persiapan pasien sebelum pemberian obat tetes telinga.



7.



Untuk mengetahui cara kerja dalam pemberian obat tetes telinga.



8.



Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian obat tetes telinga.



D. Manfaat 1. Masyarakat dapat mengetahui lebih banyak tentang obat tetes telinga. 2. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana pemberian obat tetes telinga.



2



BAB II PEMBAHASAN



A. Anatomi Telinga 1. Telinga Luar a. Daun telinga (Aurikula) Terdiri dari tulang rawan elastis dan kulit. Aurikula berbentuk lempeng tulang rawan yang elastis dan tipis yang ditutupi kulit dan memiliki otot intrinsik dan ekstrinsik yang dipersarafi oleh nervus facialis. Fungsi aurikula adalah mengumpulkan getaran suara dari luar.



b. Liang telinga (Meatus Auditorius/ Akustikus Eksternus (MAE)) Merupakan tabung yang berkelok-kelok yang terlentang antara aurikula dan membran tympani. Liang telinga berbentuk S dangan 1/3 bagian luar tulang rawan, 2/3 bagian dalam tulang. Saluran ini mengandung rambut, kelenjar sebasea, dan kelenjar keringat, khususnya menghasilkan sekret-sekret berbentuk serum. Fungsinya adalah menghantarkan gelombang suara dari aurikula ke membrana tympani. Panjang MAE adalah 2,5 cm.



3



Liang ini dapat diluruskan dengan cara mengangkat daun telinga ke atas dan ke belakang. Hal ini biasanya dilakukan bila kita hendak menyemprot telinga. Cairan semprot itu harus diarahkan ke dinding posterior dan dinding atas liang telinga. Setelah disemprotkan dan diperiksa, cairan selebihnya dapat dikibaskan keluar oleh pasien.



2. Telinga Tengah Batas-batas telinga : 1) Batas luar : gendang telinga 2) Batas telinga : tuba eustachius 3) Batas bawah : vena jugularis 4) Batas belakang : aditus ad antrum 5) Batas atas : tegmen timpani 6) Batas dalam : kanalis semi



sirkularis horisontal,kanalis fasialis,



tingkap lonjong, tingkap bundar dan promontorium a. Kavum timpani Ruang yang berisi udara yang dilapisi oleh membran mukosa. Terdapat tulang-tulang pendengaran yang berjumlah 3, yaitu maleus, inkus, dan stapes yang melekat pada bagian dalam membran tempani. Bagian dasar tulang stapes membuka pada fenestra ovalis. Fungsi kavum timpani meneruskan getaran dari membran tympany ke telinga dalam. b. Membran timpani Membran fibrosa tipis yang berwarna kelabu, permukaan luar ditutupi epitel berlapis gepeng dan permukaan dalam dilapisi epitel silindris. Berbentuk bulat dengan garis tengah kira-kira 1 cm. Pinggirnya menebal dan tertanam ke dalam tulang. Sangat peka terhadap nyeri. Permukaan disarafi oleh nervus auditorius 4



c. Ossikula auditus Adalah tiga tulang kecil yang tersususn pada rongga telinga tengah seperti rantai yang bersambung dari membran timpani menuju rongga telinga dalam. Terdiri dari maleus, inkus dan stapes. Tulang maleus berbentuk seperti martil dengan gagang yang terkait pada membran timpani, sementara kepalanya menjulur ke dalam ruang timpani. Tulang yang berada di tengah adalah inkus atau landasan, sisi luarnya bersendi dengan maleus, sementara sisi dalamnya bersendi dengan sisi dalam sebuah tulang kecil, yaitu stapes. Stapes atau tulang sanggurdi dikaitkan pada inkus dengan ujungnya yang lebih kecil, sementara dasarnya yang bulat panjang terkait pada membran yang menutup fenestra vestibuli, atau tingkap jorong. Rangkaian tulangtulang ini berfungsi mengalirkan getaran suara dari gendang telinga menuju rongga telinga dalam. Maleus dan inkus berputar pada sumbu anterior dan posterior yang berjalan melalui : 1) Ligamentum yg menghubungkan prosesus anterior maleus dengan dinding anterior kavum tympani. 2) Prosesus anterior maleus dengan prosesus breve inkudis 3) Ligamentum yang menghubungkan prosesus breve inkudis dengan dinding posterior kavum tympani



d. Tuba auditiva / Tuba eustachius Berhubungan dengan nasofaring. Tuba Eustakhius bergerak ke depan dari rongga telinga tengah menuju naso-faring, lantas terbuka. Dengan demikian tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga dapat diatur seimbang melalui MAE, serta melalu ituba eustakhius. Celah tuba akan tertutup jika dalam keadaan biasa, dan akan terbuka setiap 5



kali kita menelan. Dengan demikian tekanan udara dalam ruang timpani dipertahankan tetap seimbang dengan tekanan udara dalam atmosfer, sehingga cedera atau ketulian akibat tidak seimbangnya udara dapat dihindari.



Akan



tetapi,



adanay



hubungan



dengan



nasofaring



memungkinkan infeksi pada hidung atau tenggorokan dapat menjalar masuk ke dalam rongga telinga tengah. Fungsi : menyeimbangkan tekanan udara dalam kavum tympany dengan nasofaring e. Antrum mastoid / Prosesus mastoid Adalah bagian tulang temporalis yang terletak di belakang telinga, sementara rung udara yang berada pada bagian atasnya adalah antrum mastoideus yang berhubungan dengan rongga telinga tengah. Infeksi dapat menjalar dari rongga telinga tengah hingga antrum mastoid, dan dengan demikian menimbulkan mastoiditas. Prosesus mastoid mulai berkembang pada tahun kedua kehidupan. Sellulae mastoid adalah suatu rongga yang bersambung dalam prosessus berhubungan dengan antrum dan kavum tympany dan sebelah atasnya dilapisi membran mukosa.



3. Telinga Dalam Terletak dalam pars petrosa ossis temporalis, medial terhadap telinga tengah. Terdiri dari labirinitus osseus, labirinitus membranosus, organ korti dan ganglion spiral. a. Labirinitus osseus 1) Vestibulum : bagian pusat labirinitus osseus, terdapat venestra vestibuli, terdapat sakulus dan utrikulus labirinitus membranosus. 2) Kanalis semisirkularis (saluran setengah lingkaran) : bermuara pada bagian posterior vestibulum. Ada tiga (kanalis superior, posterior dan lateralis). Saluran ini bersambung dengan vestibula. 6



3) Kokhlea : bermuara pada bagiaan anterior vestibulum, puncaknya menghadap anterolateral dan basisnya ke posteriomedial. Koklea terbagi menjadi : skala vestibuli sebelah atas, skala media di tengah serta skala timpani di sebelah bawah.



b. Labirinitus membranosus 1) Berisi endolimfe yg terdiri dari utrikulus dan sakulus 2) Utrukulus terdiri dua buah sakus yang mempunyai hubungan tidak langsung dengan sakulus dan duktus endolimfatikus melalui duktus utrikulosakularis 3) Sakulus



bentuknya



bulat,



berhubungan



dengan



utrikulus,



bergabung dgn duktus utrikulosakularis yg berakhir pada sakus endolimfatikus.



c. Organ korti 1) Terdiri dari : sel penyokong yang berjalan disepanjang kokhlea yg benbentuk kerucut ramping 2) Mengandung 50 – 60 sel rambut styreosilia dan sel rambut bagian apikalnya tanpa kinosilia



d. Ganglion spiral Merupakan neuron bipolar yg merupakan cabang dari sentral akson bermeilin yang membentuk nervus akustikus. Cabang perifer (dendrit) yang bermeilin berjalan dalam saluran tulang yg mengitari ganglion. Gelombang bunyi dikonduksi dari perilimfe ddalam vestibuli ke endolimfe dalam duktus kokhlearis yang mempengaruhi sel-sel rambut



7



B. DEFINISI OBAT TETES TELINGA Obat tetes telinga adalah sediaan yang ditujukan untuk pengobatan telinga, dengan meneteskan kedalam telinga, pembawanya buka air, ditujukan untuk membersihkan telinga, mengobati radang atau rasa sakit. Menurut Guttae Auriculares, tetes telinga adalah obat tetes yang digunakan untuk telinga dengan cara meneteskan obat ke dalam telinga. Kecuali dinyatakan lain, tetes telinga dibuat menggunakan cairan pembawa bukan air. Menurut Ansel, Tetes telinga adalah bentuk larutan, suspensi atau salep yang digunakan pada telinga dengan cara diteteskan atau dimasukkan dalam jumlah kecil ke dalam saluran telinga untuk melepaskan kotoran telinga (lilin telinga) atau untuk mengobati infeksi, peradangan atau rasa sakit. Sedangkan menurut DOM King, Tetes telinga adalah bahan obat yang dimasukkan ke dalam saluran telinga, yang dimaksudkan untuk efek lokal, dimana bahan – bahan obat tersebut dapat berupa anestetik lokal, peroksida, 8



bahan – bahan antibakteri dan fungisida, yang berbentuk larutan, digunakan untuk membersihkan, menghangatkan, atau mengeringkan telinga bagian luar.



C. Tujuan a. Memberikan efek terapi local (mengurangi peradangan, membunuh organism penyebab infeksi pada kanal telinga eksternal) b. Menghilangkan nyeri c. Melunakan serumen agar mudah di ambil



D. Tempat pemberian obat Pemberian obat yang dilakukan pada telinga dengan cara memberikan tetes telinga. Obat tetes telinga ini pada umumnya diberikan pada gangguan infeksi telinga, khususnya pada telinga tengah (otitis eksterna). Obat yang diberikan dapat berupa antibiotik (tetes atau salep).



E. Persiapan alat dan bahan Alat – alat dan bahan yang harus dipersiapkan untuk tindakan pemberian obat tetes telinga adalah sebagai berikut: a. Obat dalam tempatnya. b. Penetes c. Spekulum telinga d. Pinset anatomi dalam tempatnya e. Korentang dalam tempatnya f. Plester g. Kain kassa h. Kertass tisu i. Balutan



9



F. Persiapan tempat atau lingkungan Sebelum melakukan tindakan pemberian obat tetes telinga kita perlu mempersiapkan tempat atau lingkungan pasien agar pasien siap dan merasa nyaman saat dilakukannya tindakan pemberian obat tetes telinga. Persiapan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Menutup pintu 2. Memasang sampiran 3. Jelaskan tujuan prosedur kepada klien 4. Posisi klien dengan kepala miring ke kanan atau ke kiri



G. Persiapan pasien Selain mempersiapkan tempat atau lingkungan kita juga harus mempersiapkan kondisi pasien. Berikut adalah persiapanya: 1. Tinjauan program pengobatan dari dokter (meliputi prinsip 5B) 2. Periksa identitas klien/tanyakan nama 3. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan, beri klien kesempatan bertanya 4. Atur posisi klien senyaman mungkin 5. Jaga privasi klien



H. Cara kerja pemberian obat Berikut ini adalah langkah dalam pemberian obat tetes teinga: 1. Cek kembali jenis pengobatan ,waktu, jumlah dan dosis obat, dan pada telinga bagian mana obat harus diberikan. 2. Siapkan klien 



Identifikasi klien dengan tepat dan tanyakan namanya.







Sediakan asisten bila perlu, untuk mencegah cedera pada bayi dan anak kecil



10







Atur posisi klien miring ke samping(side-lying) dengan telinga yang akan diobati pada bagian atas.



3. Bersihkan daun telinga dan lubang telinga 



Gunakan sarung tangan bila dicurigai terdapat infeksi







Dengan menggunakan lidi kapas yang dibasahi cairan,bersihkan daun telinga dan meatus auditorius.



4. Hangatkan obat dengan tangan anda atau rendam obat kedalam air hangat dalam waktu yang singkat 5. Tarik daun telinga ke atas dank e belakang (untuk dewasa dan anak-anak di atas 3 tahun), tarik daun telinga kebawah dan kebelakang (bayi), dengan menarik daun telinga obat dapat mengalir sepanjang kanal telinga. 6. Masukkan sejumlah tetes obat yang dapat sepanjang sisi kanal telinga 7. Berikan



penekanan



yang



lembut



beberapa



kali



pada



tragus



telinga,penekanan pada tragus membantu aliran obat dalam kanal telinga. 8. Minta klien untuk tetap berada pada posisi miring selama 5 menit mencegah obat mengalir keluar dari kanal telinga 9. Kaji respons klien 10. Kaji karakter dan jumlah pengeluaran,adanya ketidaknyamanan dan sebagainya . lakukan segera setelah obat dimasukan dan ulangi lagi pada saat efek obat telah bekerja. 11. Rapikan alat dan buang peralatan yang sudah tidak dipakai



I. Hal-hal yang perlu diperhatikan Sebelum memberikan obat kepada pasien, ada beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan untuk menjamin keamanan dalam pemberian obat, di antaranya:



11



1. Tepat Obat Sebelum mempersiapkan obat ke tempatnya petugas medis harus memerhatikan kebenaran obat sebanyak tiga kali, yakni: ketika memindahkan



obat



dari



tempat



penyimpanan



obat,



saat



obat



diprogramkan, dan saat mengembalikan obat ketempat penyimpanan.



2. Dosis Untuk menghindari kesalahan dalam pemberian obat, maka penentuan dosis harus diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti obat cair harus dilengkapi alat tetes, gelas ukur, spuit atau sendok khusus; alat untuk membelah tablet; dan lain-lain. Dengan demikan, penghitungan dosis benar untuk diberikan ke pasien.



3. Tepat Pasien Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan. Hal ini dilakukan dengan mengidentifikasi kebenaran obat, yaitu mencocokan nama, nomor register, alamat, dan program pengobatan pada pasien.



4. Tepat Jalur Pemberian Kesalahan rute pemberian dapat menimbulkan sistemik yang fatal pada pasien. Untuk itu, cara pemberiannya adalah dengan melihat cara pemberian/jalur obat pada label.



5. Tepat Waktu Pemberian



harus



benar-benar



sesuai



dengan



waktu



yang



diprogramkan, karena berhubungan dengan kerja obat yang dapat menimbulkan efek terapi dari obat.



12



BAB III



A.



KESIMPULAN Obat tetes telinga adalah sediaan yang ditujukan untuk pengobatan telinga, dengan meneteskan kedalam telinga, pembawanya buka air, ditujukan untuk membersihkan telinga, mengobati radang atau rasa sakit. Sebelum memberikan obat kepada pasien, ada beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan untuk menjamin keamanan dalam pemberian obat, yang meliputi 5 (lima) benar yaitu benar obat, benar dosis, benar waktu, benar pasien, dan benar cara pemberian.



13



DAFTAR PUSTAKA



Hidayat, A.Azis Alimul dan Musrifatul Uliyah. 2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Buku Kedokteran EGC Kee, Joyce L. dan Evelyn R. Hayas. 1996. Farmakologi: Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta: EGC Howard, C. Ansel. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. Jakarta : UI Press. Aisyah. 2014. “Tetes Telinga”. www.Rgm_Aisyah's.blogspot.com. Rufaida, Umy. 2012. “Pemberian Obat Melalui Telinga”. www.umyrufaida.blogspot.com. Ayuni, Ririn. 2012. “Artikel Kesehatan Tentang Telinga”. www.ririnayuni.blogspot.com



14



PEMBERIAN OBAT TETES TELINGA Nama



:....................................................



No. Mhs



:...................................................... Aspek yang dinilai



0



Nilai 1 2



Pengertian Memberikan obat pada telinga melalui kanal eksternal dalam bentuk cair Tujuan  Memberikan



efek



terapi



local



(mengurangi



peradangan,membunuh organism penyebab infeksi pada kanal telinga eksternal) 



Menghilangkan nyeri







Melunakan serumen agar mudah di ambil



Persiapan Alat :  Botol obat dengan penetes steril 



Buku obat







Lidi kapas







Salin normal







Sarung tangan sekali pakai (jika perlu)







Bengkok



Tahap Pre interaksi 1. Cuci tangan 2. Siapkan alat-alat Tahap orientasi 1. Memberi salam, panggil klien dengan panggillan yang disenangi 2. Memperkaenalkan nama perawat



15



3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau keluarga 4. Menjelaskan tentang kerahasiaan Tahap kerja 12. Cek kembali jenis pengobatan ,waktu, jumlah dan dosis obat, dan pada telinga bagian mana obat harus diberikan. 13. Siapkan klien 



Identifikasi klien dengan tepat dan tanyakan namanya.







Sediakan asisten bila perlu, untuk mencegah cedera pada bayi dan anak kecil







Atur posisi klien miring ke samping(side-lying) dengan telinga yang akan diobati pada bagian atas.



14. Bersihkan daun telinga dan lubang telinga 



Gunakan sarung tangan bila dicurigai terdapat infeksi







Dengan menggunakan lidi kapas yang dibasahi cairan,bersihkan daun telinga dan meatus auditorius.



15. Hangatkan obat dengan tangan anda atau rendam obat kedalam air hangat dalam waktu yang singkat 16. Tarik daun telinga ke atas dank e belakang (untuk dewasa dan anak-anak di atas 3 tahun), tarik daun telinga kebawah dan kebelakang (bayi), dengan menarik daun telinga obat dapat mengalir sepanjang kanal telinga. 17. Masukkan sejumlah tetes obat yang dapat sepanjang sisi kanaltelinga. 18. Berikan penekanan yang lembut beberapa kali pada tragus telinga,penekanan pada tragus membantu aliran obat dalam kanal telinga. 19. Minta klien untuk tetap berada pada posisi miring selama 5 menit mencegah obat mengalir keluar dari kanal telinga



16



20. Kaji respons klien 21. Kaji karakter dan jumlah pengeluaran,adanya ketidaknyamanan dan sebagainya . lakukan segera setelah obat dimasukan dan ulangi lagi pada saat efek obat telah bekerja. 22. Rapikan alat dan buang peralatan yang sudah tidak dipakai



Tahap terminasi 1. Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan kegiatan 2. Kaji



karakter



dan



jumlah



pengeluaran,



adanya



ketidaknyamanan dan sebagainya. Lakukan segera setelah obat dimasukkandan ulangi lagi pada saat efek obat telah bekerja. 3. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan 4. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjut nya 5. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan kelien Tahap dokumentasi Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan Keterangan : 0 = Tidak dikerjakan 1 = Dikerjakan dengan lengkap/ tidak sempurna 2 = Dikerjakan dengan benar/ sempurna



17