Makalah Tumor Payudara [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



A.



Latar Belakang Mayoritas dari lesi-lesi yang terjadi pada payudara adalah jinak.



Sebagian besar perhatian diberikan pada lesi-lesi yang membahayakan (malignant) pada payudara karena kanker payudara adalah penyakit membahayakan yang umumnya terjadi pada wanita. Walau bagaimanapun, lesi-lesi jinak pada payudara adalah yang paling sering terjadi dibandingkan dengan lesi-lesi yang berbahaya. Dengan menggunakan mammography, ultrasound, dan magnetic resonance imaging pada payudara, dan penggunaan needle biopsy, diagnosis tumor jinak pada payudara dapat dilakukan tanpa melalui operasi pada sebagian besar pasien. Karena mayoritas dari lesi-lesi jinak tersebut tidak berkaitan dengan peningkatan risiko untuk kanker payudara, prosedur-prosedur operasi yang tidak perlu harus dihindari. Tulisan ini di buat dengan tujuan agar dapat mengenali lesi-lesi jinak, untuk membedakan mereka dari kanker payudara, dan juga untuk menilai risiko pasien akan pertumbuhan kanker payudara, sehingga modalitas penanganan yang paling sesuai dapat ditetapkan.



B.



Tujuan Penulisan Adapun tujuan yang ingin disampaikan penulis dalam makalah ini



yaitu Kelainan Jinak Pada Payudara : 1. Tujuan umum Memberikan Gambaran Mengenai Kelainan Pada Tumor Jinak Dan Tumor Ganas Pada Payudara. 2. Tujuan khusus a. Dapat mengetahui tanda dan gejala kelainan pada payudara b. Dapat mengetahui kelainan-kelainan pada payudara c. Dapat Mengetahui penanganan atau pemeriksaan penunjang untuk mendeteksi kelainan payudara.



C.



Manfaat Penulisan Makalah 1.



Dengan penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat, sebagai berikut:



2.



Sebagai masukan untuk melakukan pembelajaran khusunya Mata Kuliah Ginekologi



3.



Sebagai acuan dalam penyusunan makalah selanjutnya.



4.



Diharapkan dapat memberi masukan dalam pengembangan konsep dan pengetahuan bidang manajemen promosi kesehatan, khususnya aspek strategi promosi kesehatan.



D.



Rumusan Masalah 1. Untuk mengetahui pengertian dari tumor pada payudara 2. Untuk mengetahui macam-macam tumor jinak pada payudara 3. Untuk mengetahui tumor ganas pada payudara



BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN Tumor mamae adalah adalah karsinoma yang berasal dari parenkim, stroma, areola dan papilla mamma. (Lab. UPF Bedah RSDS, 2010). Tumor mammae adalah pertumbuhan sel – sel yang abnormal yang menggangu pertumbuhan jaringan tub uh terutama pada sel epitel di mammae ( Sylvia,1995 ) Tumor mammae adalah adanya ketidakseimbangan yang dapat terjadi pada suatu sel / jaringan di dalam mammae dimanba ia tumbuh secara liar dan tidak bias dikontol ( Dr.Iskandar,2007 ) Menurut Dr.Iskandar (2007) Sampai saat ini, penyebab pasti tumor payudara belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor resiko yang telah teridentifikasi, yaitu : 1. Jenis kelamin Wanita lebih beresiko menderita tumor payudara dibandingkan dengan pria.Prevalensi tumor payudara pada pria hanya 1% dari seluruh tumor payudara. 2. Riwayat keluarga Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu penderita tumor payudara beresiko tiga kali lebih besar untuk menderita tumor payudara. 3. Faktor genetik Mutasi gen BRCA1pada kromosom 17 dan BRCA2 pada kromosom 13 dapat meningkatkan resiko tumor payudara sampai 85%. Selain itu, gen p53, BARD1, BRCA3, dan noey2 juga diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara. 4. Faktor usia Resiko tumor payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia. 5. Faktor hormonal Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif, terutama jika tidak diselingi oleh perubahan hormon akibat kehamilan, dapat meningkatkan resiko terjadinya tumor payudara. 6. Usia saat kehamilan pertama Hamil pertama pada usia 30 tahun beresiko dua kali lipat dibandingkan dengan hamil pada usia kurang dari 20 tahun.



B. MACAM-MACAM TUMOR JINAK PADA PAYUDARA 1. FIBROADENOMA MAMMAE A.Definisi Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi di payudara. Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan jaringan glanduler (epitel) yang berada di payudara, sehingga tumor ini disebut sebagai tumor campur (mix tumor), tumor tersebut dapat berbentuk bulat atau oval, bertekstur kenyal atau padat, dan biasanya nyeri. Fibroadenoma ini dapat kita gerakkan dengan mudah karena pada tumor ini terbentuk kapsul sehingga dapat mobile, sehingga sering disebut sebagai ”breast mouse”. Penyakit fibroadenoma adalah penyakit wanita muda dengan frekuensi yang paling tinggi pada wanita yang berumur 20- 25 tahun menurut Wilson dalam buku christoper – davis ada hubungan antara kadar hormone wanita dalam darah dan penyakit ini. Karena dapat timbul soliter atau multiple, gampang digerakkan berbentuk licin atau cobulated sama sekali bebas dr jaringan payudara sekitarnya dan tidak berubah ubah besarnya dengan siklus haid .



B. Etiologi dan Epidemiologi Penelitian saat ini belum dapat mengungkap secara pasti apa penyebab sesungguhnya dari fibroadenoma mammae, namun diketahui bahwa pengaruh hormonal sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dari fibroadenoma mammae, hal ini diketahui karena ukuran fibroadenoma dapat berubah pada siklus menstruasi atau pada saat kehamilan. Perlu diingat bahwa tumor ini adalah tumor jinak, dan fibroadenoma ini sangat jarang atau bahkan sama sekali tidak dapat menjadi kanker atau tumor ganas. Fibroadenoma mammae biasanya terjadi pada wanita usia muda, yaitu pada usia sekitar remaja atau sekitar 20 tahun. Berdasarkan laporan dari NSW Breats Cancer Institute, fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50, sedangkan prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena fibroadenoma. Sedangkan laporan dari Western Breast Services Alliance, fibroadenoma terjadi pada wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari satu dari enam (15%) wanita mengalami fibroadenoma dalam hidupnya. Namun, kejadian fibroadenoma dapat terjadi pula wanita dengan usia yang lebih tua atau bahkan setelah menopause, tentunya dengan jumlah kejadian yang lebih kecil disbanding pada usia muda.



C. Diagnosis Fibroadenoma dapat didiagnosis dengan tiga cara, yaitu dengan pemeriksaan fisik (phisycal examination), dengan mammography atau ultrasound, dengan Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC). Pada pemeriksaan fisik dokter akan memeriksa benjolan yang ada dengan palpasi pada daerah tersebut, dari palpasi itu dapat diketahui apakah mobil atau tidak, kenyal atau keras,dll. Mammography digunakan untuk membantu diagnosis, mammography sangat berguna untuk mendiagnosis wanita dengan usia tua sekitar 60 atau 70 tahun, sedangkan pada wanita usia muda tidak digunakan mammography, sebagai gantinya digunakan ultrasound, hal ini karena fibroadenoma pada wanita muda tebal, sehingga tidak terlihat dengan baik bila menggunakan mammography. Pada FNAC kita akan mengambil sel dari fibroadenoma dengan menggunakan penghisap berupa sebuah jarum yang dimasukkan pada suntikan. Dari alat tersebut kita dapat memperoleh sel yang terdapat pada fibroadenoma, lalu hasil pengambilan tersebut dikirim ke laboratorium patologi untuk diperiksa di bawah mikroskop. Dibawah mikroskop tumpor tersebut tampak seperti berikut : a. Tampak jaringan tumor yang berasal dari mesenkim (jaringan ikat fibrosa) dan berasal dari epitel (epitel kelenjar) yang berbentuk lobus-lobus; b. Lobuli terdiri atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang berbentuk bular (perikanalikuler) atau bercabang (intrakanalikuler); c. Saluran tersebut dibatasi sel-sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar pendek uniform D. Penyebab Penyebab terjadinya fibroadenoma masih belum diketahui secara pasti. Para ahli medis berpendapat jika terbentuknya fibroadenoma ada hubungannya dengan hormon reproduksi. Sebabnya, fibroadenoma seringkali muncul pada usia produktif, masa kehamilan, terapi estrogen, dan cenderung menghilang pada saat menopause.



F. Terapi (treatment) Terapi untuk fibroadenoma tergantuk dari beberapa hal sebagai berikut: 1. Ukuran 2. Terdapat rasa nyeri atau tidak 3. Usia pasien 4. Hasil biopsy



Terapi dari fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan operasi pengangkatan tumor tersebut, biasanya dilakukan general anaesthetic pada operasi ini. Operasi ini tidak akan merubah bentuk dari payudara, tetapi hanya akan meninggalkan luka atau jaringan parut yang nanti akan diganti oleh jaringan normal secara perlahan. Benjolan fibroadenoma bisa bertumbuh besar dan mengubah bentuk payudara. Benjolan tersebut bisa dihilangkan dengan jalan operasi jika pasien merasa tidak nyaman dengan bentuk payudaranya. Atau bisa juga dihilangkan jika dokter merasa benjolan tersebut akan menjadi bibit suatu masalah kesehatan. Proses untuk menghilangkan fibroadenoma ini disebut dengan lumpektomi. Prosedur ini bisa menggunakan anastesi lokal atau umum. Kemudian ahli bedah akan membuat sayatan kecil di payudara untuk mengangkat benjolan fibroadenoma beserta jaringan payudara yang menempel pada benjolan. Benjolan fibroadenoma bisa muncul berulang kali. Jadi, meski sudah menjalani pengangkatan, benjolan baru bisa muncul kembali. Benjolan baru ini bisa dihilangkan dengan jalan pembedahan, sama seperti benjolan lama. Tapi tidak menjamin jika benjolan tidak akan tumbuh kembali. Walau demikian, tindakan bedah tidak selalu menjadi jalan keluar untuk mengatasi fibroadenoma. Terutama pada wanita yang masih tergolong usia muda (20 hingga 30 tahun). Alasannya, tindakan bedah bisa merusak bentuk payudara dan meninggalkan bekas sayatan. Bekas luka dan bentuk abnormal ini dikhawatirkan malah menjadi masalah di kemudian hari. Apalagi benjolan ini cenderung mengecil dan hilang ketika wanita menginjak usia diatas 30 tahun. Jika hendak membiarkan benjolan tersebut, sebaiknya terus dipantau perkembangannya. Jika benjolan bertambah besar dan mulai terasa nyeri, segera periksakan diri ke dokter.



2.



KELAINAN FIBROKISTIK



Kelainan fibrokistik pada payudara ini sering pula disebut sebagai kista mammae. Kista mammae merupakan suatu kelainan dari fisiologi normal lobular. Penyebab utama terjadinya kelainan ini masih belum diketahui pasti walaupun terdapat bukti yang mengaitkan pembentukan kista ini dengan hiperestrogenism akibat penggunaan terapi pengganti hormon.



Kelainan fibrokistik mencakup perubahan baik pada jaringan glandular maupun stroma. Kelainan fibrokistik pada payudara adalah kondisi yang ditandai penambahan jaringan fibrous dan glandular. a) Tanda dan gejala. Manifestasi dari kelainan ini termasuk adanya kista, fibrosis, benjolan konsistensi lunak, terdapat penebalan, dan rasa nyeri. Kista dapat membesar dan terasa sangat nyeri selama periode menstruasi karena hubungannya dengan perubahan hormonal tiap bulannya. Wanita dengan kelainan fibrokistik mengalami nyeri payudara siklik berkaitan dengan adanya perubahan hormon estrogen dan progesteron. Perubahan fibrokistik adalah penyebab tumor yang terbanyak pada wanita berusia 30 sampai 50 tahun. Pembengkakan payudara biasanya berkurang setelah menstruasi berhenti. Keluhankeluhan dari perubahan fibrokistik biasanya berhenti setelah menopause namun bisa menjadi lebih lama jika wanita tersebut melakukan terapi sulih hormon. b). Terapi Kelainan fibrokistik dapat diketahui dari pemeriksaan fisik, mammogram, atau biopsi. Biopsi dilakukan terutama untuk menyingkirkan kemungkinan diagnosis kanker. Perubahan fibrokistik biasanya ditemukan pada kedua payudara baik di kuadran atas maupun bawah.



3. KISTA Kista adalah ruang berisi cairan yang dibatasi sel-sel glandular. Kista terbentuk dari cairan yang berasal dari kelenjar payudara. Mikrokista terlalu kecil untuk dapat diraba, dan ditemukan hanya bila jaringan tersebut dilihat di bawah mikroskop. Jika cairan terus berkembang akan terbentuk makrokista. Makrokista ini dapat dengan mudah diraba dan diameternya dapat mencapai 1 sampai 2 inchi. Selama perkembangannya, pelebaran yang terjadi pada jaringan payudara.



a) Tanda Dan Gejala Menimbulkan rasa nyeri. Benjolan bulat yang dapat digerakkan dan terutama nyeri bila disentuh, mengarah pada kista. Walaupun penyebab kista masih belum diketahui, namun para ahli mengetahui bahwa terdapat hubungan antara kista dengan kadar hormon. Kista muncul seminggu atau 2 minggu sebelum periode menstruasi mulai dan akan menghilang sesudahnya. Kista banyak terjadi pada wanita saat premenopause, terutama bila wanita tersebut menjalani terapi sulih hormon. Beberapa penelitian membuktikan bahwa kafein dapat menyebabkan kista payudara walaupun hal ini masih menjadi kontroversial di kalangan medis. Kebanyakan wanita hanya mengalami kista payudara sebanyak satu atau dua, namun pada beberapa kasus, kista multipel dapat terjadi. Kista biasanya dipastikan dengan mammografi dan ultrasound (sonogram). Ultrasound sangat tepat digunakan untuk mengidentifikasi apakah abnormalitas payudara tersebut merupakan kista ataukah massa padat. Kebanyakan kista yang simpel dapat digambarkan dengan baik, yaitu memiliki tepi yang khas, dan sinyal ultrasound dapat dengan mudah melewati. Walaupun begitu, beberapa kista didapatkan dengan tingkat ekoik internal yang rendah yang menyulitkan ahli radiologi untuk mendiagnosis sebagai kista tanpa mengeluarkan cairan. Tipe kista yang seperti ini disebut kista kompleks. Walaupun kista kompleks tersebut terlihat sebagai massa yang solid, namun kista tersebut bukanlah kanker. Dalam keadaan tertentu, kista dapat menimbulkan nyeri yang hebat. Mengeluarkan isi kista dengan aspirasi jarum halus akan mengempiskan kista dan mengurangi ketidaknyamanan. Beberapa ahli radiologis memasukkan udara ke daerah tersebut setelah drainase untuk meminimalkan kemungkinan kista muncul lagi. Apabila cairan dari kista tampak seperti darah atau terlihat mencurigakan, cairan tersebut harus diperiksakan ke laboratorium patologi untuk dilihat di bawah mikroskop. Cairan kista yang normal dapat berwarna kuning, coklat, hijau , hitam, atau berwarna seperti susu.



4. GALAKTOKEL Galaktokel adalah kista berisi susu yang terjadi pada wanita yang sedang hamil atau menyusui. Seperti kista lainnya, galaktokel tidak bersifat seperti kanker. Biasanya galaktokel tampak rata, benjolan dapat digerakkan, walaupun dapat juga keras dan susah digerakkan. Penatalaksanaan galaktokel sama seperti kista lainnya, biasanya tanpa melakukan tindakan apapun. Apabila diagnosis masih diragukan atau galaktokel menimbulkan rasa tidak nyaman, maka dapat dilakukan drainase dengan aspirasi jarum halus.



5.HIPERPLASI EPITALIA Hiperplasi epitel ( disebut juga kelainan payudara proliferatif) adalah pertumbuhan abnormal dari sel-sel yang membatasi antar duktus atau lobulus. Apabila hiperplasi melibatkan duktus maka disebut hiperplasia duktus. Sedangkan bila melibatkan lobulus, maka disebut hiperplasia lobular. Berdasarkan pengamatan dibawah mikroskop, hiperplasia dapat dikelompokkan menjadi tipe biasa dan atipikal. Hiperplasia tipe biasa mengindikasikan peningkatan yang tipis dari resiko seorang wanita untuk berkembang menjadi kanker payudara. Resikonya adalah 1,5 sampai 2 kali lipat dibandingkan wanita tanpa abnormalitas payudara. Hiperplasia atipikal mengindikasikan peningkatan yang sedang yaitu 4 sampai 5 kali lipat dibandingkan wanita tanpa abnormalitas payudara. Hiperplasi epitelial biasanya didiagnosa melalui biopsi jarum atau biopsi melalui pembedahan. Apabila telah didiagnosis menderita hiperplasia terutama hiperplasia atipikal, berarti diperlukan pemantauan yang lebih oleh dokter, misalnya pemeriksaan fisik payudara yang rutin dan mammografi setiap setahun sekali. Hal ini dikarenakan mengalami hiperplasia akan meningkatkan kemungkinan untuk berkembang menjadi kanker payudara di masa yang akan datang.



6. ADENOSIS Adenosis adalah temuan yang sering didapat pada wanita dengan kelainan fibrokistik. Adenosis adalah pembesaran lobulus payudara, yang mencakup kelenjarkelenjar yang lebih banyak dari biasanya. Apabila pembesaran lobulus saling berdekatan satu sama lain, maka kumpulan lobulus dengan adenosis ini kemungkinan dapat diraba. Banyak istilah lain yang digunakan untuk kondisi ini, diantaranya adenosis agregasi, atau tumor adenosis. Sangat penting untuk digarisbawahi walaupun merupakan tumor, namun kondisi ini termasuk jinak dan bukanlah kanker. Adenosis sklerotik adalah tipe khusus dari adenosis dimana pembesaran lobulus disertai dengan parut seperti jaringan fibrous. Apabila adenosis dan adenosis sklerotik cukup luas sehingga dapat diraba, dokter akan sulit membedakan tumor ini dengan kanker melalui pemeriksaan fisik payudara. Kalsifikasi dapat terbentuk pada adenosis, adenosis sklerotik, dan kanker, sehingga makin membingungkan diagnosis. Biopsi melalui aspirasi jarum halus biasanya dapat menunjukkan apakah tumor ini jinak atau tidak. Namun dengan biopsi melalui pembedahan sabat dianjurkan untuk memastikan tidak terjadinya kanker.



7. FIBROADENOMA Fibroadenoma merupakan tumor payudara jinak yang terkadang terlalu kecil untuk dapat teraba oleh tangan, walaupun diameternya bisa saja meluas beberapa inchi. Fibroadenoma dibentuk baik itu oleh jaringan payudara glandular maupun stroma, dan biasanya terjadi pada wanita muda. Setelah menopause, tumor tidak lagi ditemukan. a). Tanda dan gejala Fibroadenoma teraba sebagai benjolan bulat atau berbenjol-benjol, dengan simpai licin dan konsistensi kenyal padat. Tumor ini tidak melekat ke jaringan sekitarnya dan amat mudah digerakkan kesana kemari. Biasanya fibroadenoma tidak nyeri bila ditekan. Kadang-kadang fibroadenoma tumbuh multipel. Pada masa adolescen fibroadenoma bisa terdapat dalam ukuran yang besar. Pertumbuhan bisa cepat sekali selama kehamilan dan laktasi atau menjelang menopause, saat rangsangan estrogen meninggi. b). Diaknosa. melalui aspirasi jarum halus atau biopsi jarum dengan diameter yang lebih besar (core needle biopsi). Pada umumnya dokter menyarankan untuk dilakukannya pengangkatan fibroadenoma terutama jika pertumbuhan terus berlangsung atau terjadi perubahan bentuk payudara. Terkadang (terutama pada usia petengahan atau wanita usia dewasa) tumor ini akan berhenti tumbuh atau bahkan mengecil dengan sendirinya tanpa terapi apapun. Dalam hal ini, selama dokter yakin massa tersebut adalah benar-benar fibroadenoma dan bukan kanker payudara, c). terapi pembedahan untuk mengangkat fibroadenoma mungkin tidak diperlukan. Pendekatan ini berguna untuk wanita dengan fibroadenoma yang multipel yang tidak berlanjut pertumbuhannya. Pada beberapa kasus, pengangkatan fibroadenoma multipel berarti mengangkat sejumlah besar jaringan payudara sekitar yang normal, sehingga menyebabkan jaringan parut yang akan mengubah bentuk dan tekstur payudara. Hal ini juga nantinya akan menyebabkan hasil pemeriksaan fisik serta mammografi menjadi sulit untuk diinterpretasikan. Sangat penting bagi wanita yang tidak melakukan pengangkatan fibroadenoma tersebut untuk memeriksakan payudaranya secara teratur untuk meyakinkan bahwa massa tersebut tidak berlanjut pertumbuhannya. Terkadang satu atau lebih fibroadenoma akan tumbuh setelah salah satu fibroadenoma diangkat. Hal ini berarti bahwa fibroadenoma baru telah terbentuk dan bukanlah fibroadenoma yang lama yang tumbuh kembali. 8. TUMOR FILOIDES (SISTOSARKOMA FILOIDES) Tumor filoides merupakan suatu neoplasma jinak yang bersifat menyusup secara lokal dan mungkin ganas (10-15%). Pertumbuhannya cepat dan dapat ditemukan dalam ukuran yang besar. Tumor ini terdapat pada semua usia, tapi kebanyakan pada usia sekitar 45 tahun.



Tumor filoides adalah tipe yang jarang dari tumor payudara, yang hampir sama dengan fibroadenoma yaitu terdiri dari dua jaringan, jaringan stroma dan glandular. Perbedaan antara tumor filoides dengan fibroadenoma adalah bahwa terdapat pertumbuhan berlebih dari jaringan fibrokonektif pada tumor filoides. Sel yang membangun jaringan fibrokonektif dapat terlihat abnormalitasnya dibawah mikroskop. Secara histologis, tumor filoides dapat diklasifikasikan menjadi jinak, ganas, atau potensial ganas (perubahan tumor ke arah kanker masih diragukan).Tumor filoides pada umumnya jinak namun walaupun jarang dapat juga berubah menjadi ganas dan bermetastase. Tumor filoides jinak diterapi dengan cara melakukan pangangkatan tumor disertai 2 cm (atau sekitar 1 inchi) jaringan payudara sekitar yang normal. Sedangkan tumor filoides yang ganas a). terapi diterapi dengan melakukan pengangkatan tumor disertai jaringan sekitar yang lebih luas lagi, atau mastektomi bila perlu. Tumor filoides tidak berespon terhadap terapi hormon dan hampir sama dengan kanker payudara yang berespon terhadap kemoterapi atau radiasi. 9. PAPILLOMA INTRADUKTAL Papilloma intraduktal adalah pertumbuhan menyerupai kutil dengan disertai tangkai yang tumbuh dari dalam payudara yang berasal dari jaringan glandular dan jaringan fibrovaskular. Papilloma seringkali melibatkan sejumlah besar kelenjar susu. Lesi jinak yang berasal dari duktus laktiferus dan 75%. a). Tanda dan gejala tumbuh di bawah areola mamma ini memberikan gejala berupa sekresi cairan berdarah dari puting susu. Papilloma dapat juga ditemukan di duktus yang kecil di daerah yang jauh dari puting. Keadaan ini seringkali tumbuh dalam jumlah banyak dan juga mungkin disertai hiperplasi epitelial.Perubahan payudara jinak yang menyebabkan keluarnya sekresi cairan dari puting, hampir setengahnya adalah papilloma, dan sisanya adalah campuran perubahan fibrokistik ataupun ektasia duktus. Walaupun papilloma bisa dicurigai dari pemeriksaan terhadap discharge, namun banyak dokter menganggap pemeriksaan tersebut tidak begitu bermanfaat. b). Diaknosa melalui pemeriksaan pencitraan pada duktus payudara yaitu dengan duktogram atau galaktogram. c). terapi Terapi untuk papilloma adalah dengan mengangkat papilloma serta bagian duktus dimana papilloma tersebut ditemukan, dimana biasanya dengan melakukan insisi pada tepi sekeliling areola.Apabila papilloma cukup besar, biopsi jarum bisa dilakukan.



10. TUMOR SEL GRANULAR Tumor sel granular biasanya terdapat pada mulut atau kulit, namun dalam jumlah yang jarang dapat ditemukan juga di payudara. a).tanda dan gejala Kebanyakan tumor sel granular pada saat perabaan dapat digerakkan, konsistensi keras, berdiameter antara ½ sampai 1 inchi. Konsistensinya yang keras terkadang mengacaukan diagnosisnya dengan kanker, namun aspirasi jarum halus atau biopsi jarum dapat dilakukan untuk membedakannya. b). Terapi Tumor ini diatasi dengan cara mengangkat tumor beserta sedikit jaringan normal disekelilingnya. Tumor sel granular tidak akan meningkatkan resiko pada wanita untuk terjadinya kanker payudara di kemudian hari. 11. EKTASIA DUKTUS Ektasia duktus merupakan pelebaran dan pengerasan dari duktus. Ektasia duktus biasanya menyerang wanita usia sekitar 40 sampai 50 tahun. Ektasia duktus adalah kelainan jinak yang walaupun begitu dapat mengacaukan diagnosis dengan kanker dikarenakan benjolan yang keras di sekitar duktus yang abnormal akibat terbentuknya jaringan parut. a).Tanda dan gejala dicirikan dengan sekresi puting yang berwarna hijau atau hitam pekat, dan lengket. Pada puting serta daerah disekitarnya akan terasa sakit serta tampak kemerahan.



b).terapi Kondisi ini umumnya tidak memerlukan tindakan apapun, atau dapat membaik dengan melakukan pengkompresan dengan air hangat dan obat-obat antibiotik. Apabila keluhan tidak membaik, duktus yang abnormal dapat diangkat melalui pembedahan dengan cara insisi pada tepi areola. 12. NEKROSIS LEMAK Nekrosis lemak terjadi bila jaringan payudara yang berlemak rusak, bisa terjadi spontan atau akibat dari cedera yang mengenai payudara. Nekrosis lemak dapat juga terjadi akibat terapi radiasi. Ketika tubuh berusaha memperbaiki jaringan payudara yang rusak, daerah yang mengalami kerusakan tergantikan menjadi jaringan parut. a).tanda dan gejala Nekrosis lemak berupa massa keras yang sering agak nyeri tetapi tidak membesar. Kadang terdapat retraksi kulit dan batasnya tidak rata. Karena kebanyakan kanker payudara berkonsistensi keras, daerah yang mengalami nekrosis lemak dengan jaringan parut sulit untuk dibedakan dengan kanker jika hanya dari pemeriksaan fisik ataupun mammogram sekalipun.



b).terapi Dengan biopsi jarum atau dengan tindakan pembedahan eksisi sangat diperlukan untuk membedakan nekrosis lemak dengan kanker. Secara histopatologik terdapat nekrosis jaringan lemak yang kemudian menjadi fibrosis.Menurut American Cancer Society, beberapa area dari nekrosis dapat berespon berbeda-beda terhadap cedera. Desamping pembentukan jaringan parut, sel-sel lemak akan mati dan mengeluarkan isi sel, yang membentuk kumpulan seperti kantong-kantong berisi cairan berminyak dan disebut kista minyak. Kista minyak dapat ditemukan melalui aspirasi jarum halus, yang sekaligus merupakan tindakan untuk terapinya. 13. MASTITIS Mastitis adalah infeksi yang sering menyerang wanita yang sedang menyusui atau pada wanita yang mengalami kerusakan atau keretakan pada kulit sekitar puting. Kerusakan pada kulit sekitar puting tersebut akan memudahkan bakteri dari permukaan kulit untuk memasuki duktus yang menjadi tempat berkembangnya bakteri dan menarik sel-sel inflamasi. Sel-sel inflamasi melepaskan substansi untuk melawan infeksi, namun juga menyebabkan pembengkakan jaringan dan peningkatan aliran darah. Perubahan ini menyebabkan payudara menjadi merah, nyeri, dan terasa hangat saat perabaan. Gambaran klinisnya sukar dibedakan dengan karsinoma, yaitu massa berkonsistensi keras, bisa melekat ke kulit, dan menimbulkan retraksi puting susu akibat fibrosis periduktal, dan bisa terdapat pembesaran kelenjar getah bening aksila. Kondisi ini diterapi dengan antibiotik. Pada beberapa kasus, mastitis berkembang menjadi abses atau kumpulan pus yang harus dikeluarkan melalui pembedahan. C. TUMOR PAYUDARA GANAS (KARSINOMA MAMMA) Dari epidemiologi tampak bahwa kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 sampai 3 kali lebih besar pada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara. Kemungkinan ini lebih besar bila ibu atau saudara kandung itu menderita kanker bilateral atau pre menopause. Seperti pada banyak jenis kanker, insidensi menurut usia naik sejalan dengan bertambahnya usia, makin lanjut usia resiko menderita kanker makin tinggi. Pertumbuhan kanker payudara sering dipengaruhi oleh perubahan keseimbangan hormon. Menarche yang cepat dan menopause yang lambat ternyata disertai dengan peninggian resiko. Resiko karsinoma mamma lebih rendah pada wanita yang melahirkan anak pertama pada usia lebih muda. Laktasi tidak mempengaruhi resiko. Kemungkinan resiko meninggi terhadap adanya kanker payudara pada wanita yang menelan pil KB dapat disangkal berdasarkan penelitian yang dilakukan selama puluhan tahun. Sampai sekarang tidak terbukti bahwa diit lemak berlebihan dapat memperbesar atau memperkecil resiko kanker payudara.



a. Insiden Menurut penelitian, kanker payudara menempati urutan ke dua penyebab kematian pada wanita setelah kanker mulut rahim.Kurva insiden-umur bergerak naik sejak usia 30 tahun. Kanker ini jarang ditemukan pada wanita usia dibawah 20 tahun. Angka tertinggi terdapat pada usia 45-60 tahun.



2)



3)



4)



5)



6)



b. Etiologi dan Faktor Resiko (3,4) Sejauh ini belum diketahui etiologi pasti dari kanker payudara, namun ada beberapa faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya kanker payudara: a. Riwayat keluarga Terdapat resiko peningkatan keganasan pada wanita yang dalam keluarganya (ibu, nenek atau saudara perempuannya) menderita kanker payudara. a. Hormon Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan dan Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang signifikan pada para pengguna terapi estrogen replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause. Selsel yang sensitive terhadap rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas. a. Usia Sekitar 60% kanker payudara terjadi di usia 60 tahun. Resiko terbesar usia 75 tahun. a. Reproduksi Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara. Secara anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. a. Diet Kelebihan berat badan atau obesitas ditemukan dapat meningkatkan resiko terkena kanker payudara, terutama bagi perempuan paska menopause. Sebelum menopause, ovarium Anda menghasilkan sebagian besar estrogen. Setelah menopause, sebagian besar estrogen wanita berasal dari jaringan lemak. Memiliki jaringan lemak berlebihan setelah menopause dapat meningkatkan probabilitas Anda terkena kanker payudara akibat tingkat estrogen. a. Radiasi:



7) Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur. c. Patofisiologi Sel-sel kanker dibentuk dari sel-se! normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi. Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan. Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi sel ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh dalam tahap promosi, karena diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan, yaitu gabungan dari sel-sel yang peka dan suatu karsinogen. d. Klasifikasi Berdasarkan WHO Histological Classification of breast tumor, kanker payudara diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Non-invasif karsinoma o



Non-invasif duktal karsinoma



o



Lobular karsinoma in situ



2. Invasif karsinoma o



o



Invasif duktal karsinoma •



Papilobular karsinoma Solid-tubular karsinoma







Scirrhous karsinoma







Special types







Mucinous karsinoma







Medulare karsinoma



Invasif lobular karsinoma







Adenoid cystic karsinoma







karsinoma sel squamos







karsinoma sel spindel







Apocrin karsinoma







Karsinoma dengan metaplasia kartilago atau osseus metaplasia







Tubular karsinoma







Sekretori karsinoma



e. Terapi 1. Operasi Operasi adalah pengobatan yang paling umum untuk kanker payudara. Tujuan operasi adalah mengangkat jaringan kanker sebanyak mungkin. Terdapat 2 jenis operasi yaitu: 2. Lumpektomi Operasi untuk mengangkat tumor dan sedikit jaringan payudara di sekitarnya, tetapi tidak mengangkat seluruh payudara, disebut juga Breast Conservation Therapy. Pengobatan ini dikombinasikan juga dengan radioterapi. 3.



Mastektomi Pengangkatan sebagian besar payudara (partial mastectomy) atau seluruh bagian payudara (radikal mastektomi). Pengobatan ini juga perlu dikombinasikan dengan radioterapi. Walau seluruh bagian payudara Anda diangkat, Anda tidak perlu kuatir karena Anda dapat melakukan rekonstruksi payudara.



4. Kemoterapi Meskipun Anda telah melakukan pengangkatan tumor melaluii operasi, tetap ada kemungkinan terdapat penyebaran kanker pada bagian tubuh lainnya. Karena itu, para penderita kanker payudara mempunyai pilihan untuk melakukan kemoterapi yang berguna untuk menurunkan risiko penyebaran kanker. Kemoterapi adalah penggunaan obat anti kanker. Semakin tinggi stadium kanker, kemoterapi menjadi semakin penting. Dalam beberapa kasus, pasien dengan stadium i juga mendapat



manfaat kemoterapi. Namun demikian, kemoterapi juga memiliki efek samping seperti kerontokan rambut, rasa mual, dan lain-lain.



5. Radioterapi Penderita kanker payudara biasanya juga perlu melakukan radioterapi. Radioterapi adalah pengobatan dengan menggunakan high energy ray (hampir sama dengan x-ray) yang dapat membunuh sel-sel kanker. Radio terapi hanya memakan waktu 8 menit dan tidak sakit.Dalam seminggu, pasien harus datang 5 kali. Pengobatan berlangsung selama kurang lebih 6 minggu. Radioterapi dilakukan oleh semua pasien yang menjalani Breast Conservation Therapy. Radiasi penting dilakukan untuk menurunkan risiko penyebaran kanker. Diskusikan dengan onkolog radiasi Anda tentang manfaat, proses, dan efek samping dari radioterapi 6. Terapi Hormonal Setelah patolog menguji spesimen tumor, maka akan dapat ditentukan apakah tumor pada tubuh Anda sebagai receptor estrogen dan progesteron. Pasien dengan tumor receptor estrogen cocok melakukan terapi obat penahan estrogen yang disebut Tamoxifen yang dapat menurunkan secara drastis risiko penyebaran kanker. Efek samping yang umum pada penggunaan Tamoxifen adalah penambahan berat badan, gangguan pada vagina, dan lainlain. Efek samping lainnya yang tidak biasa adalah pembekuan darah, stroke atau kanker rahim yang mungkin menakutkan pasien untuk memilih pengobatan ini. Yang perlu diketahui adalah kemungkinan menyebarnya kanker lebih tinggi daripada timbulnya efek samping yang serius akibat penggunaan tamoxifen untuk Anda. Seorang pasien kanker payudara harus rutin melakukan check up yang bertujuan untuk mencegah atau mengetahui penyebaran kanker. Untuk awalnya, lakukan kunujungan ke dokter setiap 3— 4 bulan. Semakin lama Anda dinyatakan bersih dari kanker, kunjungan ke dokter semakin berkurang. Setelah 5 tahun, kunjungan ke dokter menjadi 1 tahun sekali. Anda juga harus melakukan mamografi baik untuk payudara yang terkena maupun yang masih sehat setiap tahunnya karena risiko terkena kanker payudara tetap ada walaupun Anda sudah terkena. Jika Anda melakukan pengobatan Tamoxifen, lakukan pemeriksaan panggul setiap tahun dan jika terjadi pendarahan yang tidak normal pada vagina, segera periksakan ke dokter.



BAB III PENUTUP



A. KESIMPULAN



Tumor mammae adalah pertumbuhan sel – sel yang abnormal yang menggangu pertumbuhan jaringan tub uh terutama pada sel epitel di mammae ( Sylvia,1995 ) payudara adalah jinak. Sebagian besar perhatian diberikan pada lesi-lesi yang membahayakan (malignant) pada payudara karena kanker payudara adalah penyakit membahayakan yang umumnya terjadi pada wanita.



B. SARAN



Untuk meningkatkan taraf hidup kaum wanita maka perlu dilakukan perawatan/pencegahan secara dini pada payudara agar dapat mengurangi/terhindar dari kanker payudara serta perlu peran dinas kesehatan dalam memberikan promosi kesehatan mengenai pencegahan serta perawatan payudara.



DAFTAR PUSTAKA



Doenges M., (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta Doenges, Marilyn E, et all. 1993. Nursing Care Plans : Guidelines for Planning and Documenting Patient Care, Edition 3, F.A. Davis Company, Philadelphia. Junaedi, Iskandar dr., (2007) Kanker. Jakarta : PT. Buana Ilmu Populer Lab. UPF Bedah, 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi , RSDS-FKUA, Surabaya. Price, Sylvia Anderson, (1995) Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Prses Penyakit Edisi 4 buku 2 : Jakarta EGC sarwono prawirohardjo,1999, Ilmu kandungan ed. 2, cet. 3 Jakarta: yayasan bia Hal 485