Makalah Untuk Ijin Penggunaan Gelar [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH



PEMBELAJARAN VIRTUAL CLASS SEBAGAI ALTERNATIF BELAJAR MANDIRI BAGI SISWA DI SMK NEGERI 1 PLUPUH KABUPATEN SRAGEN



Diajukan sebagai persyaratan untuk penggunaan gelar akademik dalam administrasi kepegawaian



DISUSUN OLEH : SRI SUMIYATI, S.KOM NIP. 19730510 200701 2 017



PEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SMK NEGERI 1 PLUPUH 2018 BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Perubahan gaya belajar dan metode pembelajaran seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memberikan alternatif dalam pembelajaran di kelas.



Kalau jaman dahulu belajar hanya dengan buku atau mendengar langsung ucapan guru, namun sekarang belajar sudah banyak yang menggunakan bantuan teknologi terutama komputer dan internet. Bahkan pembelajaran tidak harus bertatap muka langsung dengan guru, namun bisa dilakukan tanpa tatap muka. Pembelajaran bisa dilakukan dalam jaringan (daring), atau kelas maya, bisa juga disebut dengan kelas virtual. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru di SMK Negeri Plupuh merupakan interaksi antara guru dengan murid untuk melatih ketrampilan kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Untuk mencapai penguasaan kompetensi yang optimal guru melakukan berbagai pendekatan dalam proses pembelajaran. Secara umum guru di SMK Negeri 1 Plupuh melaksanakan proses pembelajaran dengan tatap muka, memberikan materi kepada siswa, dan siswa menerima materi yang disampaikan oleh guru. Guru melaksanakan penilaian proses pembelajaran, melaksanakan pre test maupun post test untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam mencapai kompetensi yang dipersyaratkan sesuai dengan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru. Pada saat menginjak kelas XI, di SMK Negeri I Plupuh, Sekolah mewajibkan siswa untuk mengikuti program praktek kerja industri (Prakerin) yang dilaksanakan di Instansi atau dunia usaha yang sudah bermitra dengan SMK Negeri 1 Plupuh. Prakerin dilaksanakan selama 3 bulan, dengan pelaksanaan mulai bulan Agustus, September, oktober, untuk kelompok periode 1, dan bulan Januari, Pebruari, Maret untuk kelompok periode 2. Pada masa pelaksanaan prakerin ini siswa tidak melaksanakan pembelajaran tatap muka, seluruh kegiatan siswa ada di instansi atau Dunia Usaha tempat siswa Prakerin. Jadi siswa tidak mendapatkan materi pelajaran, sesuai dengan yang tertulis di silabus. Pada saat ulangan tengah semester siswa ditarik kembali ke Sekolah untuk mengikuti Ulangan Tengah semester. Dengan demikian siswa yang mengikuti prakerin 90 persen tidak dapat menyelesaikan soal-soal ulangan tengah semester, karena terbatasnya materi yang diterima oleh siswa, sehingga siswa juga tidak dapat menguasai kompetensi yang diujikan. Selain itu guru-guru juga kesulitan dalam menyampaikan materi ajar dalam waktu yang singkat, biasanya hanya jeda 1 minggu sebelum pelaksanaan UTS siswa di tarik kembali ke Sekolah. Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu melatih siswa agar dapat belajar mandiri, dengan materi yang sebelumnya disiapkan oleh guru yang diberikan kepada siswa, dan siswa dapat mempelajari sendiri selama mengikuti Prakerin, dan tentu saja dalam mempelajari harus tetap dengan bimbingan guru. Maka dari itu penulis memberikan alternatif pembelajaran Virtual Class atau kelas maya, dimana siswa dan guru tetap bisa berinteraksi dalam belajar. Kebutuhan untuk melaksanakan kelas Virtual adalah Personal komputer yang terhubung dengan internet atau handphone, smartphone, tablet dengan aplikasi android ataupun aplikasi lainnya yang mendukung koneksi internet. Diketahui saat ini siswa KELAS XI, khususnya SMK Negeri 1 Plupuh, 90 persen memiliki handphone dengan aplikasi Android sehingga apabila diterapkan pembelajaran virtual class dimungkinkan semua siswa mempunyai kesiapan untuk belajar, sehingga siswa terlatih untuk belajar mandiri untuk mencapai kompetensi yang belum dikuasai.



B. Permasalahan Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan fokus permasalahan yaitu Bagaimana Mengelola pembelajaran Virtual Kelas agar siswa dapat belajar mandiri ? C. Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara mengelola pembelajaran Virtual Class untuk dapat digunakan sebagai alternatif belajar mandiri bagi siswa kelas XI SMK Negeri 1 Plupuh.



D. Lingkup Pembahasan Pembahasan dalam makalah ini hanya dibatasi pada lingkup pembahasan bagaimana cara mendesain isi atau konten pada kelas virtual, cara menggunakan baik pada siswa maupun guru, agar membantu dalam belajar mandiri sehingga kompetensi yang kurang dipenuhi dalam pembelajaran tatap muka dapat dipenuhi dalam pembelajaran virtual.



E. Manfaat a. Bagi Siswa 1. Melatih siswa untuk belajar mandiri 2. Siswa dapat belajar berkomunikasi dengan baik dan sopan di dunia maya 3. Agar siswa terbiasa menggunakan teknologi informasi untuk belajar 4. Membiasakan siswa untuk selalu belajar sepanjang waktu, dimanapun dan kapanpun. b. Bagi Guru 1. Membiasakan guru menulis konten digital 2. Melatih guru menggunakan perangkat Teknologi dan Informasi 3. Guru terbiasa untuk mengupdate pengetahuannya c. Bagi Sekolah 1. Sekolah menjadi dikenal masyarakat 2. Menambah nilai kepercayaan masyarakat dan Pemerintah



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. Teori Belajar Secara umum dalam pendidikan terdapat tiga teori belajar yang mendasari seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran. Tiga teori dasar tersebut antara lain teori behavioristik, teori kognitif, dan teori konstruktivisme. Dari ketiga teori tersebut tahapan penerapannya dimulai sebelum tahun 70-an dengan menggunakan teori behavioristik, setelah itu pada tahun berikutnya, yaitu 80-an menggunakan teori kognitif. Teori konstruktivisme diterapkan semenjak tahun 80-an sampai dengan sekarang. Pengertian dari masing-masing teori tersebut adalah, Teori behaviorisme mendasar pada perubahan perilaku yang dapat diamati setelah seseorang diberi perlakuan, seperti percobaan yang pernah dilakukan Pavlov (1849-1936) seorang ahli fisiolog (ilmu Faal) dari Rusia, yang melibatkan makanan, anjing, dan bel. Sebelum dikondisikan, bunyi bel tidak memberikan respon dari seekor anjing, setelah diberi makanan, anjing itu mulai mengeluarkan air liur. Dalam pengkondisian , bel dibunyikan beberapa detik sebelum anjing diberi makanan, kemudian setelah pengkondisian terdapat perubahan tingkah laku, yaitu anjing itu dapat mengeluarkan air liur bila mendengar bel berbunyi. Pada Teori kognitif,



perubahan perilaku diamati dan digunakan sebagai indikator



terhadap apa yang terjadi pada otak peserta didik. Menurut Jean Piaget gagasan utama teori kognitif adalah perwakilan mental. Semua gagasan dan citraan seseorang diwakili dalam struktur mental yang disebut dengan skema. Skema akan menentukan bagaimana data dan informasi yang diterima oleh seseorang akan dipahami. Jika informasi sesuai dengan skema yang ada , maka peserta didik akan menyerap informasi tersebut kedalam skema ini, dan apabila tidak sesuai maka informasi akan ditolak atau diubah. Pengertian teori konstruktivisme bertitik tolak dari teori kognitif, yaitu apabila pengetahuan dibina secara aktif oleh seseorang yang berpikir. Untuk membangun sebuah pengetahuan baru, peserta didik akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan guru dengan pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki oleh peserta didik, sehingga terjadi interaksi antara guru dengan peserta didik. Menurut Merril (1991) dan Smorgansbord (1977), bahwa teori konstruktif adalah : (1). Pengetahuan dibangun berdasarkan pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya. (2). Belajar adalah merupakan penafsiran personal tentang dunia. (3) Belajar merupakan proses yang aktif dimana makna dikembangkan berdasarkan pengalaman. (4) Pengetahuan tumbuh karena adanya perundingan (Negosiasi) makna melalui berbagai informasi atau menyepakati suatu pandangan dalam berinteraksi atau bekerja sama dengan orang lain. (5) Belajar harus



disituasikan dalam latar (setting) yang realistik, penilaian harus terintegrasi dengan tugas dan bukan merupakan kegiatan yang terpisah.



B. Motivasi Belajar Motivasi belajar adalah kekuatan pendorong dan pengarah perbuatan belajar. Pendorong mempunyai arti pemberi kekuatan yang memungkinkan perbuatan belajar dijalankan. Pengarah dalam arti pemberi tuntunan kepada perbuatan belajar kearah tujuan yang telah ditetapkan. Ada 2 jenis motivasi belajar yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik merupakan dorongan dari dalam diri untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi masalah. Motivasi ekstrinsik adalah dorongan dari luar diri untuk menguasai kompetensi guna mengatasi masalah. Menurut Haris Mudjiman, 2008 bahwa perbuatan belajar seperti halnya perbuatanperbuatan sadar dan perbuatan-perbuatan tanpa paksaan pada umumnya. Apabila perbuatan motivasinya cukup kuat, ia akan memutuskan untuk melakukan perbuatan belajar,sebaliknya apabila kekuatan motivasinya tidak cukup kuat, ia akan memutuskan untuk tidak melakukan perbuatan belajar. Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan motivasi belajar, yaitu (1) Faktor pengetahuan tentang kegunaan belajar. (2) Kebutuhan untuk belajar (3) Kemampuan melakukan kegiatan belajar (4)Kesenangan terhadap ide melakukan kegiatan belajar (5) Pelaksanaan kegiatan belajar (6)Faktor hasil belajar (7)Faktor kepuasan terhadap hasil belajar (8).Faktor karakteristik pribadi dan lingkungan terhadap proses pembuatan keputusan.



C. Pengertian Belajar Mandiri Menurut Haris Mudjiman, 2008, Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai sesuatu kompetensi guna mengatasi sesuatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki. Tujuan belajar mandiri adalah untuk mencapai kompetensi baru baik yang berbentuk pengetahuan maupun ketrampilan untuk mengatasi



sesuatu masalah. Untuk mencapai



keberhasilan dari belajar mandiri, siswa didorong untuk belajar aktif. Kegiatan belajar aktif merupakan kegiatan yang bercirikan keaktifan pembelajar, untuk mendapatkan sesuatu atau serangkaian kompetensi yang secara akumulatif menjadi kompetensi lebih besar yang hendak dicapai melalui kegiatan belajar mandiri. Untuk melakukan belajar aktif , maka motivasi belajar merupakan prasyarat yang harus dikembangkan terlebih dahulu. Untuk menumbuhkan motivasi belajar maka tugas guru adalah memberikan pengalaman belajar yang dapat menumbuhkan rasa senang dan rasa puas pada diri pebelajar, sehingga motivasi untuk belajar dapat tumbuh atau motivasi untuk tetap belajar tetap kuat. D. Kelas Virtual Kelas Virtual atau kelas maya adalah kelas yang diadakan tanpa tatap muka secara langsung antara pengajar dan yang menerima bahan ajar. Kelas virtual berhubungan langsung



dengan internet. Dimana pengajar menyediakan sebuah forum kepada para penerima bahan ajar dan melakukan diskusi seperti kegiatan belajar mengajar dikelas. kelas yang diadakan tanpa tatap muka secara langsung antara pengajar dan yang menerima bahan ajar. Kelas virtual berhubungan langsung dengan internet. Dimana pengajar menyediakan sebuah forum kepada para penerima bahan ajar dan melakukan diskusi seperti kegiatan belajar mengajar dikelas. Dalam kelas maya dapat diketahui kemajuan proses belajar, yang dapat dipantau baik oleh guru, siswa maupun orang tua. Selain digunakan untuk proses pendidikan jarak jauh, sistem tersebut juga dapat digunakan sebagai penunjang kelas tatap muka. Pembelajaran di kelas virtual bersifat self faced dengan kata lain e-learning mencirikan pembelajaran dengan sistem belajar mandiri, dan berifat student centered, karena siswa atau pebelajarlah yang memiliki otonomi untuk menentukan apa yang akan ia pelajari, bagaimana mempelajarinya (secara kelompok atau individual). Sedangkan tugas guru adalah sebagai fasilitator atau manajer pembelajaran agar semua kombinasi model pembelajaran dapat berjalan optimal sehingga menjadi efektif dan efisien dan juga menarik. Komponen-komponen yang dibutuhkan dalam pembelajaran di kelas virtual adalah sebagai berikut (1)Perangkat keras (hardware): komputer, laptop, netbook, maupun tablet. (2)Perangkat lunak (software): Learning Management System(LMS), Learning Content Management System (LCMS), Social Learning Network (SLN). (3) Infrastruktur: Jaringan intranet



maupun



internet.



`(4)Konten



pembelajaran.



(5)Strategi



interaksi/komunikasi



virtual dimanfaatkanlah



berbagai perangkat



pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran. Dalam rangka mendukung kelas



lunak/aplikasi/sistem yang pada umumnya berbasis web. Secara umum dikenal dua jenis aplikasi yaitu aplikasi Learning Management System (LMS) dan Learning Content Management System (LCMS). Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya, seiring meluasnya pemanfaatan Social Network (SN) khususnya Facebook, muncullah aplikasi Social Learning Network (SLN) sebagai salah satu alternatif bentuk kelas maya. (1) Learning Management System (LMS). LMS adalah perngkat lunak untuk perencanaan, pengiriman, dan pengolahan kegiatan pembelajaran dalam sebuah organisasi, termasuk online, ruang kelas virtual, dan program instruktur yang terpimpin.(2)



Learning



Content



Management



System



(LCMS).



LCMS



merupakan



pengembangan lebih lanjut dari LMS. LCMS adalah perangkat lunak untuk mengelola konten pembelajaran di berbagai bidang pelatihan pemngembangan.LCMS tidak hanya dapat membuat, mengelola dan memberikan modul-modul pelatihan saja, tetapi juga mengelola dan mengedit semua bagian yang membentuk sebuah katalog. (3) Social Learning Network/s (SLN/SLNs). SLN adalah pembelajaran yang terjadi pada skala yang lebih luas daripada individu atau kelompok belajar, hingga skala sosial, melalui interaksi sosial anatara rekan-rekan. Ini mungkin atau mungkin tidak menyebabkan perubahan sikap dan periaku. Salah satu aplikasi yang dapat digunakan untuk membuat kelas virtual adalah Edmodo. Pembelajaran virtual menggunakan edmodo dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : (1) Mendaftar, (2) Membuat Kelas atau grup, (3) Mengelola kelas virtual. Pendaftaran akun untuk guru di Edmodo sangat mudah, kunjungi www.edmodo.com lalu pilih tombol “I’m a Teacher” untuk membuat akun baru sebagai seorang guru. Isi form



registrasi dengan data-data yang valid, lalu pilih tombol “Sign Up” sebagai pelengkap proses pendaftaran. Anda akan menerima konfirmasi pendaftaran melalui email, disertai petunjuk langkah selanjutnya untuk mengatur akun Edmodo Anda. Setelah guru selesai melakukan pendaftaran, dilanjutkan pendaftaran untuk siswa dengan cara sebelum siswa mendaftar dan mendapatkan akun di Edmodo, mereka harus dibekali 6 digit kode grup (dapat grup berupa kelas atau matapelajaran) dari guru mereka. Sekali mereka mendapatkan kode grup ini, mereka dapat dengan mudah membuat akun di Edmodo dengan memilih tombol “I’m a Student”. Baris pertama dalam form pendaftaran siswa akan menanyakan 6 digit kode grup yang harus diisikan. Setelah itu siswa harus mengisi username dan password yang bersifat unik. Dalam hal ini sarankan siswa untuk menggunakan nama depan ditambahkan sesuai yang unik dibelakangnya. Untuk baris firstname dan lastname, siswa harus mengisikan nama mereka yang sesungguhnya. Dalam pendaftaran sebagai siswa ini, alamat email tidak diharuskan diisi sehingga dapat diisi atau dikosongkan saja. Setelah semua baris telah diisi, silahkan pilih tombol “sign up” sehingga pendaftaran dapat diproses. Pembuatan kelas di edmodo dapat dilakukan guru seperti pembagian kelas konvensional. Di setiap kelas yang dibuat akan terdapat password yang merupakan kunci akses bagi siswa untuk dapat mendaftar sebagai peserta. Untuk setiap siswa yang tergabung, Edmodo akan secara otomatis memberikan juga kode parent yang diperuntukkan untuk orangtua/wali siswa sehingga dapat memantau perkembangan belajar anaknya secara langsung melalui sistem ini. Langkahlangkah dalam membuat kelas dapat dilakukan sebagai berikut : (1) Menekan tombol create pada panel group, (2) setelah create group muncul, lalu mengetikkan data kelas yang akan dibuat, (3) Setelah memberi nama kelas, langsung klik tombol create. Nama kelas baru sudah bisa digunakan, bisa dimasukkan nama-nama siswa yang akan dimasukkan dalam kelas tersebut. Bentuk pembelajaran virhral itu sendiri dapat dilakukan dalam tiga bentuk sebagaimana disebutkan oleh Yuhety & Hardito (dalam Wagiran, 2005) yaitu: a) Web Course adalah penggunaan internet untuk keperluan pembelajaran di mana seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan maupun ujian dilakukan lewat internet. Guru dan Siswa sepenuhnya terpisah, namun komunikasi dapat dilakukan setiap saat. Sistem ini biasanya dilengkapi dengan berbagai sumber belajar (digital) baik yang dikembangkan sendiri maupun dengan membuat hubungan (link) ke berbagai sumber belajar lain di internet.



BAB III PEMBAHASAN



A. Mengelola Pembelajaran Virtual Pembelajaran virtual yang dilaksanakan di SMK Negeri 1 Plupuh adalah dengan menggunakan Edmodo yang dapat di akses pada alamat www.edmodo.com/smkn1plupuh. Dalam kelas virtual tersebut terdapat 4 grup besar yang mewakili jurusan, dan tiap-tiap group terdapat kelompok kecil yang mewakili kelas. Grup besar yang mewakili jurusan terdiri dari jurusan Teknik Kendaraan Ringan, Busana Butik, dan Rekayasa perangkat lunak. Masingmasing grup terdapat kelompok kecil yang mewakili kelas. Kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh siswa saat ini dapat digambarkan secara umum sebagai berikut: a.



Siswa menempati kelas dengan jadwal yang sudah disepakati. Kelas tersebut khusus disediakan untuk pembelajaran secara virtual, sehingga pada kelas telah dilengkapi dengan pengeras suara, LCD komputer, microphone, dan alat-alat tersebut terhubung melalui jaringan ke komputer milik guru.



b.



Interaksi antara siswa dengan guru dilakukan di tempat terpisah dengan syarat waktu pembelajaran tetap disepakati bersama antara guru dengan siswa.



c.



Siswa dan guru dapat saling berinteraksi menggunakan chat yang dapat diikuti oleh seluruh siswa, dan guru juga dapat memberikan pesan-pesan khusus secara pribadi terkait dengan pembelajaran dengan chat, tanpa diketahui oleh siswa yang lain.



Aktivitas dalam sistem Virtual Class Menurut Aristio (2008) ada beberapa rincian aktivitas guru dalam sistem Virtual Class, meliputi : (a). Pembukaan kelas, di sini guru memberikan instruksi kepada siswa untuk melakukan absen. (b). Penutupan kelas. (c). Presentasi dengan video streamming. (d). Upload dan download materi pembelajaran yang akan diberikan. (e). Membuat soal tes, model soal diserahkan sepenuhnya kepada guru. (f). Memeriksa jumlah siswa yang hadir atau mengikuti virtual class ini. (g). Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh siswa dengan menggunakan microphone atau lewat chatting. (h). Memberikan tugas yang menunjang materi yang dibawakan. (i). Diskusi melalui forum.



Berikut ini rincian aktivitas siswa dalam sistem Virtual Class: a. Absen secara online menggunakan web yang disediakan. b. Evaluasi dalam bentuk online. c. Berinteraksi dengan guru secara audio visual dan atau menggunakan fasilitas chatting d. Diskusi melalui forum. B. Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Virtual Kelas



Bila ditinjau dari penjelasan sebelumnya mengenai teknologi Virtual Class dan atribut kualitas Student-Centered Learning, maka dapat kita temukan hubungan antara pengadaan Virtual Class dengan metode pembelajaran Student-Centered Learning yaitu bagaimana implementasi Virtual Class sebagai salah satu strategi pembelajaran dapat meningkatkan kualitas Student-Centered Learning di Perguruan Tinggi. Oleh karena itu, dalam upaya meningkatkan kualitas Student-Centered Learning dapat dicapai dengan implementasi Virtual Class dengan memperhatikan hal-hal berikut ini : 1.



Virtual Class harus dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Selain itu juga menciptakan suasana belajar di kelas yang lebih interaktif dan dinamis. Hal tersebut antara lain dapat diwujudkan dengan merumuskan tujuan pembelajaran yang jelas dan spesifik., menyusun bahan belajar yang baik, dan memfasilitasi terjadinya komunikasi timbal balik antara siswa dan guru.



2.



Virtual Class harus dapat menyediakan berbagai fasilitas Pembelajaran yang terintegrasi (tugas-tugas, bahan ajar, rencana pembelajaran, dan penilaian hasil belajar) dan dapat mengukur pencapaian kompetensi siswa. Sehingga dari hal tersebut diharapkan terjadinya pola belajar siswa dan penilaian guru.



3.



Virtual Class juga perlu dirancang supaya siswa dapat berbagi (share) hasil karya dan bertukar pengalaman dalam menerapkan pengetahuan yang telah diperolehnya. Misalnya konferensi jarak jauh atau desktop video conference dapat digunakan untuk ceramah atau penyajian. Dapat juga dilakukan simulasi secara online mengenai penerapan pengetahuan tentang prosedur melakukan sesuatu yang baru dipelajari. Simulasi seperti ini harus dirancang untuk dapat memperoleh umpan balik, sehingga dapat diketahui apakah penerapan pengetahuan yang disimulasikan tersebut benar atau salah.



4.



Virtual Class harus dapat meningkatkan motivasi belajar siswa karena selama ini siswa yang sudah melaksanakan Praktek Kerja Industri cenderung malas belajar, dan tidak memiliki materi belajar, karena minimnya tatap muka dengan guru.



Pada kondisi saat ini, guru sudah melaksanakan pembelajaran virtual class, walaupun ada beberapa siswa yang tidak dapat berpartisipasi aktif. Alasan siswa yang tidak dapat berpartisipasi aktif antara lain karena saat dijadwalkan online oleh guru jaringan internet di wilayah tempat siswa tinggal tidak ada atau gangguan, ada juga yang absen karena keperluan. Walaupun ada siswa yang tidak aktif, namun setidaknya guru sudah memberikan bahan atau materi belajar yang bisa diunduh sewaktu-waktu, yang bisa dipelajari sendiri, untuk persiapan tes tertulis di Sekolah. Siswa juga bisa mencatat hal-hal yang perlu ditanyakan kepada guru saat bertatap muka langsung.



BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI



A. Simpulan Berdasarkan paparan dalam pembahasan, dapat disimpulkan : 1.



Pembelajaran Vitual Class memberikan ruang gerak lebih bagi siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dalam aktivitas pembelajaran sesuai sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.



2.



Melalui pembelajaran Virtual Class dapat menjadikan alternatif dalam belajar kreatif dan mandiri sehingga peran guru dalam proses pembelajaran lebih diarahkan sebagai pendamping dan fasilitator belajar siswa.



3.



Untuk mendukung pembelajaran vitual class ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan Information and Communication Technology (ICT) dalam berbagai macam strategi pembelajaran, salah satunya adalah dengan mengimplementasikan konsep kelas virtual (Virtual Class).



B. Rekomendasi Berdasarkan penerapan pembelajaran Virtual Class , dapat disarankan : 1.



Pembelajaran Vitual Class baru diterapkan untuk mata pelajaran Ketrampila Komputer (KKPI). Diharapkan Seluruh mata pelajaran dapat di terapkan dengan virtual Class khususnya untuk kelas XI yang melaksanakan Praktek Kerja Industri.



2.



Perlu dukungan dari pihak Sekolah dan juga Guru mata pelajaran untuk menerapkan pembelajaran Virtual Class.



DAFTAR PUSTAKA



Ella Yulaelawati. (2007). Kurikulum dan Pembelajaran: Filosofi Teori dan Aplikasi. Jakarta: Pakar Raya. Arif



S.



Sadiman.



(2006).



Media



Pendidikan:



pengertian,



pengembanga,



dan



pemanfaatannya.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Haris Mudjiman. (2008). Belajar Mandiri. Surakarta: UNS Press. Muktar-Iskandar. (2010). Desain Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Gaung Persada. Sri Anitah. (2008). Media Pembelajaran. Surakarta: UNS Press. Benny A. pribadi. (2009). Model desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat. Muhammad Raffi P. (2008). Modul KKPI (Ketrampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi). Jakarta. Depdiknas. http://alamtekno.blogspot.com/2013/08/manfaatmengetik-cepat-10-jari.html#ixzz2 UnJYgYFollow us: @dien_er on Twitter | erdienblogger on Facebook. Suranto. (2005). Komunikasi Perkantoran. Yogjakarta: Wahana Grafika



k7