Makalah Vegetatif Buatan Penyusuan Beserta Contohnya [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH VEGETATIF BUATAN PENYUSUNAN BESERTA CONTOHNYA



Disusun Oleh : Oktavia Riani X ATPH 3



SMKN 2 PANDEGLANG TAHUN AJARAN 2017-2018



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk



memberikan



masukan-masukan



yang



bersifat



membangun



untuk



kesempurnaan makalah ini.



Pandeglang, Januari 2018



Penyusun



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ................................................................................. i DAFTAR ISI ................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1 A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1



BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 2 A. Definisi Vegetatif .............................................................................. 2 B. Macam – Macam Vegetatif Buatan................................................... 3 C. Bagaimana Teknik Penyusuan Pada Tanaman ................................. 9



BAB III PENUTUP ..................................................................................... 12 A. Kesimpulan ....................................................................................... 12 B. Saran .................................................................................................. 12 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 13



ii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Dalam rangka pengembangan perkebunan dengan cara konversi maupun penanaman baru, maka dibutuhkan bibit yang bermutu baik yang jumlahnya sangat banyak dan waktu penyiapan bibit yang relatif singkat. Keberhsilan daklam usaha ini ditentukan oleh banyak faktor terutama keberhasilan pengadaan bibit yang baik. Untuk dapat melaksanakan pengadaan pembibitan yang baik diperlukan pengetahuan dan ketrampilan yang khusus tentang cara pengelolaanya. Pada tanaman komoditi perkebunan dalam pengadaan bibit lazimnya dilakukan dengan cara vegetatif. Apabila pengadaan bibit dari benih atau perkembangbiakan genaratif maka akan terjadisegregasi pada keturunannya sehingga menyimpang dari sifat-sifat induknya. Pada perkembangbiakan genaratif walau induk merupakan bibit unggul tetapi dari keturunan induk tesebut belum tentu dapat dijamin tetap unggul. Bila perkembangbiakan dengan cara vegetatif, maka akan didapatka tanaman yang klonal dengan pertumbuhan yang seragam serta produksi yang yang tetap tinggi dan sifat unggul pada induk masih terbawa oleh bibit yang dihasilkan.



B. Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud dengan perkembangbiakan vegetatif buatan? 2. Apa saja yang termasuk ke dalam perkembangbiakan vegetatif buatan?



1



BAB II PEMBAHASAN



A. Definisi Vegetatif dan Vegetatif Buatan Pengertian dan definisi perkembangbiakan secara Vegetatif atau reproduksi Vegetatif. Perkembangbiakan vegetatif adalah secara tak kawin atau aseksual. Disebut perkembangbiakan aseksual karena pada perkembangbiakan vegetatif ini tidak membutuhkan adanya proses perkawinan/penyerbukan dan pembuahan yang memerlukan pertemuan antara sel kelamin jantan dan sel kelamin betina untuk menciptakan individu baru. Perkembangbiakan vegetatif di sebut juga reproduksi vegetatif dan hanya dapat terjadi pada tumbuhan tertentu dan hewan tingkat rendah. Saat ini, seiring dengan perkembangan zaman, perkembangbiakan vegetatif sudah dapat di lakukan pada hewan tingkat tinggi dan juga pada manusia melalui suatu prosedur yang disebut dengan istilah kloning atau pembuatan klon. Koning adalah salah satu contoh proses perkembangbiakan vegetatif buatan. Klon sebenarnya adalah salinan penuh darisuatu individu. Kloning adalah tindakan menggandakan atau mendapatkan keturunan dengan cara mengambil sel dari induk untuk di proses sedemikian rupa sehingga didapat keturunan yang mempunyai susunan (jumlah dan gen) yang sama dan kemungkinan besar mempunyai fenotip yang sama dengan induknya. Proses perkembangbiakan dengan kloning belum bisa di lakukan secara umum dan masih dalam tingkat penelitian lanjutan. Karena ada alasan moral dan ka agamaan yang bertentangan. Perkembangbiakan secara vegetatif hanya terjadi pada tumbuhan dan hewan tingkat rendah. Perkebangbiakan ini dapat terjadi secara alami maupun buatan. Reproduksi vegetatif alami adalah reproduksi aseksual yang terjadi tanpa campur tangan pihak lain seperti manusia. Sehingga dapat terjadi dengan sendirinya.



SedangkanReproduksi



vegetatif



buatan merupakan



proses



perkembangbiakan aseksual dengan bantuan manusia. Berikut adalah macammacam cara perkembangbiakan vegetatif secara alami dan buatan.



2



Reproduksi secara vegetatif secara buatan adalah perkembangbiakan vegetatif yang sengaja dilakukan atau dibuat oleh manusia. Reproduksi ini tidak terjadi dengan sendirinya. Reproduksi vegetatif secara buatan sering dilakukan untuk menghasilkan individu baru yang memiliki sifat sama dengan induknya. Selain itu, dengan reproduksi vegetatif akan lebih cepat diperoleh hasil. Beberapa cara reproduksi vegetatif secara buatan adalah mencangkok, merunduk, dan setek. B. Macam-macam Vegetatif Buatan 1. Mencangkok



Mencangkok merupakan salah satu cara perkembangbiakan vegetatif buatan yang bertujuan untuk memperbanyak tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan induknya dan cepat menghasilkan.



Cangkok adalah cara perkembangbiakan pada tumbuhan dengan menanam batang atau dahan Tanaman yang dapat dicangkok adalah tanaman yang mempunyai batang kayu dan berkambium, seperti jambu, rambutan, dan mangga



·



Keuntungan mencangkok antara lain



·



Tumbuhan hasil cangkokan akan lebih cepat berbuah dibandingkan tumbuhan yang ditanam dari biji



·



Tumbuhan yang dicangkok memiliki sifat yang sama dengan induknya.



·



Tingkat keberhasilannya lebih tinggi, karena pada proses mencangkok akar akan tumbuh ketika masih berada di pohon induk.



·



Produksi dan kualitas akan persis sama dengan tanaman induknya.



·



Tanaman asal cangkok bisa ditanam pada tanah yang letak air tanahnya tinggi .



3



·



Kerugian mencangkok antara lain



·



Pada musim kemarau panjang tanaman tidak tahan kering.



·



Tanaman mudah roboh bila ada angin kencang karena tidak berakar tunggang.



·



Pohon induk tajuknya menjadi rusak karena banyak cabang yang dipotong.



·



Dalam satu pohon induk hanya bisa mencangkok beberapa batang saja, sehingga perbanyakan tanaman dalam jumlah besar tidak bisa dilakukan dengan cara ini.



·



Cara mencangkok yang benar dilakukan sebagai berikut :



·



Pilih cabang yang sehat dan lebih baik yang tumbuh vertikal.



·



Cabang dikuliti kulitnya melingkari batang dengan jarak 5-10 cm.



·



Bersihkan lapisan kambium yang menempel pada kayu.



·



Apabila memakai plastik, plastik tersebut harus diberi beberapa lubang kecil sebagai jalan masuknya air terlebih dahulu.



·



Setelah lapisan kambium bersih, lapisi bagian tersebut dengan tanah gembur dan balut bagian yang telah terlapisi tanah dengan plastik atau sabut kelapa.



·



Ikat balutan tersebut dengan menggunakan tali plastik dibagian ujung atas dan bawah.



·



Sirami bagian yang telah dicangkok secara teratur.



·



Setelah kurang lebih satu bulan, akar mulai tumbuh. Jika pertumbuhan akar sudah cukup baik, balutan plastik atau sabut dilepas dan cangkokan siap ditanam di wadah baru. Perhatikan gambar :



4



2. Stek Stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan menggunakan sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk ditumbuhkan menjadi tanaman baru. Tujuannya menggabungkan dua sifat baik pada tumbuhan sehingga didapatkan tanaman baru yang mempunyai sifat lebih baik dari tanaman induk. v Macam macam Stek ·



Stek batang Yaitu stek yang dilakukan dengan cara memotong batang tumbuhan yang akan dikembangbiakan kemudian menanamnya di dalam tanah . contoh : ketela pohon, tebu, sirih



Berdasarkan jenis batang yang digunakan, teknik melakukan stek batang dibedakan menjadi tiga jenis, antara lain: 1. Stek lunak merupakan teknik stek batang dengan menggunakan ranting atau bagian cabang tanaman yang masih muda. 2.



Stek setengah lunak merupakan teknik stek batang dengan menggunakan ranting atau bagian cabang tanaman yang sudah mulai menua, ditandai dengan warna kulit yang sudah mulai kecokelatan, dan pertumbuhannya sudah terhenti.



3.



Stek keras adalah merupakan teknik stek batang dengan menggunakan ranting atau bagian cabang tanaman yang sudah berumur tak kurang dari satu tahun, berukuran sebesar pensil dan masih masih memiliki daun. Stek daun Umumnya dilakukan pada tanaman hias , biasanya yang daun nya bewarna hijau , caranya mudah , cukup meletakan daun di tanah dan kemudian akan membentuk tunas . Tunas dapat dipisahkan dari induknya dan membentuk tanaman baru . Contoh : cocor bebek, begonia, sansivera , kaktus , lidah buaya .



5



Stek akar Hanya tumbuhan tertentu Contoh : pohon sukun , jambu biji , dan cemara .



3. Merunduk Merunduk (layering) adalah proses perkembangbiakan vegetative buatan yang dilakukan pada tumbuhan bercabang panjang dengan merundukkannya ke tanah. Pada batang yang ditimbun tersebut diharapkan tumbuh akar · · ·



·



·



v Syarat merunduk: Bercabang panjang Bercabang lentur Cabangnya dekat dengan tanah Merunduk juga dapat dilakukan dengan dua cara . Yaitu dengan cara Merunduk biasa dan Merunduk majemuk . Merunduk biasa Cabang tanaman dirundukkan dan ditimbun dengan tanah, kecuali ujung cabangnya. Setelah membentuk akar, cabang atau batangnya dipotong, sehingga diperoleh tanaman baru. Cara ini dapat dikerjakan pada mawar, jambu air, dan arbei Merunduk majemuk Seluruh batang dirundukkan kemudian ditimbuni tanah pada beberapa tempat atau seluruh tempat. Cara ini dapat dikerjakan pada tanaman soka dan anggur .



v Keuntungan merunduk : · sifat buah/bunga sama dengan induknya, dapat mhasilkan individu baru dengan cepat. · Tingkat keberhasilan tinggi.



v Kerugian merunduk : · Tidak banyak bibit yang dihasilkan. · hanya bisa dilakukan pada tanaman yang dahannya elastis & cukup dekat dengan permukaan tanah, tidak dapat dilakukan pada tanaman yang relatif besar. v Cara : · Pilih batang tanaman yang sudah tua, kuat dan panjang. · Kerat bagian kulit batangnya seperti pada mencangkok.



6



·



· · ·



Bengkokkan batang tanaman dengan sedikit dari bagian tengahnya menyentuh tanah. Tahan batang tanaman tadi dengan cara mengubur bagian batang yang menyentuh tanah dan diatasnya diberi pemberat. Biarkan selama beberapa hari sambil menyiram gundukan tanah tersebut setiap hari. Setelah akar dari bagian tengah batang tadi muncul, pisahkan tanaman baru dari tanaman induk dengan memotong batang tanaman baru bagian bawah. Tanaman baru siap dipindahkan ke media tanam.



Perhatikan gambar : 4. Mengenten Mengenten adalah perkembangbiakan buatan yang biasanya dilakukan pada tumbuhan sejenis buah-buahan atau ketela pohon, demi mendapatkan kualitas buat yang baik.



Mengenten atau menyambung adalah menggabungkan batang bawah dan batang atas dua tanaman yang sejenis. Tujuan menyambung adalah menggabungkan sifat-sifat unggul dari dua tanaman, sehingga diperoleh satu tanaman yang memiliki sifat-sifat unggul.  











v Keuntungan Mengenten Tanaman dapat berproduksi lebih cepat, Hasil produksi dapat sesuai dengan keinginan tergantung batang atas yang digunakan. v Kerugian mengenten Pada saat mengenten, ukuran kedua batang harus sama, karena kambium pada kedua batang harus bertemu dengan tepat. Bila tidak, proses mengenten akan gagal. Jenis pohon yang bisa disambung jumlahnya terbatas, karena harus pohon yang sekeluarga.



v Cara mengenten tanaman · · ·



· ·



Cari tumbuhan subur. Batang bawah berdiameter lebih besar daripada batang atas Carilah tumbuhan kedua yang siap diambil tunasnya Gunakan pisau steril dan tajam untuk memotong tunas / pucuk tanaman yang kedua dengan panjang ± 5cm, bentuklah ujung tunas yang dipotong menyerong kiri-kanan (bentuk V terbalik) agar dapat diselipkan secara tepat pada batang bawah.. Potonglah pula tunas tanaman yang akan ditempel, ujung yang akan ditempel (calon batang bawah) dipotong berbentuk huruf v Ikatlah tempelan tadi dengan tali rafia, hati-hati jangan sampai tunasnya patah.



7



·



Bungkuslah sambungan tadi dengan kertas untuk menghindari sinar matahari langsung, usahakan sambungan jangan terkena air dan bagian tengahnya longgar agar tunas tidak terganggu. Untuk mengurangi penguapan dan mempercepat tumbuhnya tunas, sisakan 2-4 helai daun pada batas atas; dan potong daun tersebut menjadi setengahnya atau pangkas semua daun. Setelah kira-kira dua minggu kemudian periksalah. Apabila daun tampak segar berarti mnegenten berhasil. Apabila daun layu atau membusuk berarti mengenten gagal dan perlu diulang kembali. Perhatikan gambar :



·



·



5. Menempel / Okulasi Tempel atau okulasi adalah cara pembudidayakan tanaman dengan menempelkan tunas dari satu tumbuhan ke batang tumbuhan lain. Tunas dan batang itu dapat tumbuh menjadi tanaman yang mempunyai sifat lebih baik dari tanaman induk. berguna untuk menghasilkan tanaman yang lebih baik mutunya danmenggabungkan dua tumbuhan berbeda sifatnya. Nantinya, akan dihasilkan tumbuhan yang memiliki dua jenis buah atau bunga yang berbeda sifat. v Kelebihan perbanyakan tanaman dengan cara okulasi : ·



Dapat diperoleh tanaman yang dengan produktifitas yang tinggi.



·



Ada beberapa warna di satu pohon.



·



Tanaman memiliki sifat yang baru.



·



Pertumbuhan tanaman yang seragam.



·



Penyiapan benih relatif singkat.



v Kelemahan dari perbanyakan dengan cara okulasi : · · ·



Terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas Perlu menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini. Bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemungkinan kegiatan okulasi akan gagal atau mata entres tidak tumbuh sangat besar.



v Cara mengokulasi ·



Buat jendela okulasi pada batang tumbuhan satu, dengan irisan kira- kira 1 cm dari lingkaran batang. Dari pertengahan irisan melintang ini, buat irisan vertikal ke bawah(huruf T). Panjang irisan vertical lebih kurang 3 cm.



·



Kulit kedua buah sisi irisan vertikal diangkat dengan pisau.



8



·



Iris kulit batang yang memiliki mata tunas sebesar irisan batang yang akan ditempeli dengan cara menyayat atau bentuk segiempat.



·



Irisan mata tunas ditempel pada batang pokok yang telah diiris tadi dan dijepit dengan ibu jari untuk memudahkan pembalutan.



·



Mata tunas yang sudah ditempel, kemudian diikat menggunakan tali plastik. Cara pengikatan dari bawah ke atas. Dalam pengikatan bagian mata tunas(tempelan) tidak boleh terlalu kencang tidak juga terlalu longgar.



·



Setelah dua minggu . Mata tunas mengalami pertambahan ukuran daun



·



Setelah tiga minggu, pertambahan ukuran dan daunnya masih tetap hijau dan segar, pembalutan sudah boleh dibuka.



·



Setelah itu yang terakhir dilakukan adalah memotong batang pokok. Perhatikan gambar : C. Teknik Penyusuan Tanaman Istilah penyusuan (approach grafting) merupakan cara penyambungan di mana batang bawah dan batang atas masing-masing tanaman masih berhubungan dengan perakarannya. Keuntungan dari teknik ini adalah tingkat keberhasilan tinggi, tetapi pengerjaannya agak merepotkan, karena batang bawah harus selalu didekatkan kepada cabang pohon induk yang kebanyakan berbatang tinggi.



Kerugian lainnya bahwa penyusuan hanya dapat dilakukan dalam jumlah sedikit atau terbatas, tidak sebanyak sambungan atau menempel dan akibat dari penyusuan bisa merusak tajuk pohon induk. Oleh karena itu penyusuan hanya dianjurkan terutama untuk perbanyakan tanaman yang sulit dengan cara sambungan dan okulasi.



1) Tipe penyusuan Susuan duduk untuk mendekatkan batang bawah dengan cabang induknya dibuat parapara dari bambu. Batang bawah kemudian ditaruh diatas para-para dan disusukan dengan cabang pohon induk. Susuan gantung disebut demikian karena batang bawah yang akan disusukan didekatkan dengan cabang pohon induk



9



dengan posisi menggantung. Dan polybag batang bawah kita ikatkan pada cabang batang atas.



2) Cara melakukan susuan Batang bawah disayat dengan kayunya sepanjang 2-3 cm, kira-kira 1/3 diameter batang. Hal yang sama dilakukan untuk cabang batang atasnya yang belum dipotong dari induk. Keduanya kemudian dilekatkan tepat pada bagian yang disayat. Pada waktu melekatkan harus diperhatikan agar kambium entres dan batang bawahnya berhimpit. Posisi susuan bisa duduk atau menggantung. Pemotongan entres dilakukan setelah pertautan berhasil. Biasanya setelah 3-4 bulan. Tandanya ada pembengkakan disekitar batang yang diikat. Agar cabang entres tidak kaget atau stres sebaiknya pemotongan dari induk dilakukan secara bertahap sebanyak tiga kali. Selang waktu pengeratan pertama ke berikutnya adalah seminggu. Pada pengeratan pertama setelah terjadi pembengkakan cabang entres dikerat 1/3 diameter cabang. Minggu kedua 2/3 diameter cabang. Minggu ketiga susuan dipotong lepas. • Pengupasan batang atas dan batang bawah • Penyatuan batang atas dan batang bawah Proses Pembibitan dengan teknik penyusuan, A. Pengupasan batang atas dan batang bawah, B. Penyatuan batang atas dan batang bawah, C. Pengikatan batang atas dan batang bawah, D. Pengikatan telah selesai dan perlu diberi satu ikatan lagi untuk menguatkan, E. Hasil teknik penyusuan duduk



Hasil teknik penyusuan Perbanyakan beberapa tanaman buah-buahan dengan cara vegetatif • Pengikatan batang atas dan batang bawah • Pengikatan telah selesai dan perlu diberi satu ikatan lagi untuk menguatkan • Hasil teknik penyusuan duduk • Hasil teknik penyusuan gantung.



10



3) Pemeliharaan bibit tanaman hasil susuan. Setelah bibit susuan siap disapih maka pemeliharaan benih susuan dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut. Pemeliharaan bibit pada umunya adalah penyemprotan dengan insektisida apabila terdapat hama. Biasanya hama yang menyerang tanaman di pembibitan adalah kutu perisai, kutu putih dan ulat daun. Insektisida yang digunakan, misalnya Supracide 25 WP, Decis 2,5 EC, Reagent 50 SC atau Decis 2.5 EC dengan konsentrasi 2 cc/l air. Penyemprotan dengan fungisida dilakukan apabila terdapat serangan penyakit. Biasanya penyakit yang menyerang tanaman di pembibitan terutama yang disebabkan oleh Rhizoctonia sp, Phytophthora sp, Fusarium sp dan Pythium sp. Bibit yang terserang supaya tidak menular segera dipisahkan dari kelompok yang masih sehat, kemudian seluruh bibit disemprot dengan Antracol 70 WP, atau Dithane M-45 80 WP dengan konsentrasi 2 cc/l atau 2 g/l air. Penyemprotan diulang seminggu sekali. Pemupukan dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk daun seperti Atonik, Metalik atau Gandasil D dengan konsentrasi 2 cc/l air atau menggunakan pupuk NPK (15:15:15) dengan konsentrasi 1-2 g/l air. Pemberian pupuk ini dilakukan seminggu sekali. Selain itu pemupukan dapat juga diberikan melalui tanah dengan dosis 1-2 gram per tanaman yang dilakukan sebulan sekali. Penyiraman bibit pada musim kemarau biasanya dilakukan setiap dua hari sekali,sedangkan pada musim hujan disesuaikan. Penyiraman bibit ini dilakukan dengan menggunakan gembor air. Pengairan sistem genangan atau bahasa Jawanya dilep apabila pembibitannya dilakukan dalam polybag yang ditaruh di sawah, maka cara penyiraman dengan menutup saluran pembuangan air, kemudian air dimasukkan ke areal pembibitan sampai media di polybag menjadi basah. Pemasukan air ini sebaiknya dilakukan pada waktu sore/ malam hari ketika suhu tanah tidak tinggi. Lama perendaman 12 jam dengan tinggi air cukup ¾ tinggi polybagnya. Penyiangan rumput pengganggu (gulma), karena rumput selalu bersaing dengan bibit dalam pengambilan hara, ruang tempat tumbuh, air dan sinar matahari.



11



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Reproduksi secara vegetatif secara buatan adalah perkembangbiakan vegetatif yang sengaja dilakukan atau dibuat oleh manusia. Reproduksi ini tidak terjadi dengan sendirinya. Reproduksi vegetatif secara buatan sering dilakukan untuk menghasilkan individu baru yang memiliki sifat sama dengan induknya. Selain itu, dengan reproduksi vegetatif akan lebih cepat diperoleh hasil. Beberapa cara reproduksi vegetatif secara buatan adalah mencangkok, merunduk, dan setek.



12



DAFTAR PUSTAKA



http://ginaacasper.blogspot.co.id/2011/12/perbanyakan-dan-perkembangantanaman.html http://maslatip.com/perkembangbiakan-tumbuhan-secara-vegetatif-buatan.html http://devputnathania.blogspot.co.id/2015/01/vegetatif-buatan-pada-tumbuhan1.html



13