Makalah Yogi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

JURNAL REKAYASA SIPIL (JRS-UNAND) Vol. 16 No. yy, Februari 20xx Diterbitkan oleh: Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas (Unand) ISSN (Print) : 1858-2133 ISSN (Online) : 2477-3484 http://jrs.ft.unand.ac.id



APLIKASI BUILDING INFORMATION MODELLING (BIM) PADA PERENCANAAN DAN PEMODELAN JALAN YOGI SYAPUTRA1*, TAUFIKA OPHIYANDRI2 2



1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Staff Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas



Naskah diterima : xx Maret 20XX. Disetujui: yy Januari 20YY. Diterbitkan : zz Februari 20ZZ



ABSTRAK Penerapan teknologi BIM dapat membantu penyelenggaraan infrastruktur sipil seperti jalan dan jembatan dalam hal meningkatkan akurasi perencanaan, mitigasi risiko konstruksi, serta merencanakan seluruh siklus hidup proyek aset infrastruktur dengan lebih baik. Penerapan teknologi BIM pada perencanaan jalan mengombinasikan teknologi GIS (Geographic Information System) dengan teknologi BIM itu sendiri, atau yang biasa disebut sebagai BIM Geospasial. Tujuan dari pengerjaan tugas akhir ini untuk mengaplikasikan teknologi BIM, menjelaskan tahapan perencanaan dan pemodelan jalan dengan BIM, dan mengidentifikasi kelebihan penggunaan BIM dibandingkan dengan metode konvensional. Adapun manfaat dari pengerjaan tugas akhir ini adalah dapat mengaplikasikan teknologi BIM, dapat menjelaskan tahapan perencanaan dan pemodelan jalan dengan BIM, dan dapat mengidentifikasi kelebihan penggunaan BIM dibandingkan dengan metode konvensional. Software yang digunakan adalah software Autodesk® InfraWorks® 2020 dan Agisoft Metashape Professional. Lokasi perencanaan jalan adalah pada daerah Gunung Nago, Kelurahan Lambung Bukit, Kecamatan Pauh, Kota Padang. Prosedur pengerjaan tugas akhir ini meliputi pengumpulan data, pengolahan data dengan Agisoft Metashape, input data DEM dan data gambar orthophoto hasil pengolahan Agisoft Metashape ke Autodesk® InfraWorks®, perencanaan jalan dengan Autodesk® InfraWorks®, output model perencanaan jalan, dan penyajian data dan penulisan tugas akhir. Hasil dari pengerjaan tugas akhir ini berupa file dengan format 3D model, file format IMX, file format FGDB, dan video animasi. Kesimpulan yang didapatkan dari pengerjaan tugas akhir ini yaitu: Aplikasi



teknologi BIM pada perencanaan dan pemodelan proyek jalan dapat dilakukan dengan menggunakan software Agisoft Metashape untuk melakukan pengolahan data foto udara yang diambil menggunakan drone dan software Autodesk® InfraWorks® untuk perencanaan dan pemodelan dari jalan tersebut, kelebihan metode BIM adalah efisiensi waktu, tenaga, dan visualisasi 3D yang terlihat nyata. Saran untuk penelitian selanjutnya agar dapat mencoba melanjutkan perencanaan jalan menggunakan software Autodesk® Civil 3D®. Kata kunci : BIM, Jalan, Autodesk® InfraWorks®, Agisoft Metashape.



DOI : 10.25077/jrs.16.1.xx-xx.20yy



1



Aplikasi Building Information Modelling (BIM) pada Perencanaan dan Pemodelan Jalan



1.



PENDAHULUAN



1.1.



LATAR BELAKANG



Salah satu indikator perkembangan suatu negara dapat dilihat dari tingkat pembangunan infrastruktur negara tersebut. . Pembangunan infrastruktur dapat berupa bangunan, jalan raya, dan jembatan. Berbicara tentang pembangunan infrastruktur, maka tidak jauh dari proyek konstruksi. Proyek konstruksi merupakan serangkaian kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu dalam batasan waktu, biaya, dan mutu tertentu. Dengan adanya batasan dalam proyek konstruksi maka diperlukan perencanaan yang matang sebelum suatu proyek konstruksi dilaksanakan di lapangan. Bentuk perencanaan proyek konstruksi yaitu pemodelan, perencanaan struktur, perencanaan anggaran biaya, dan perencanaan waktu. Seluruh aspek perencanaan mulai dari pemodelan, perencanaan struktur, perencanaan anggaran biaya, hingga perencanaan waktu dapat dikerjakan dengan saling terintegrasi satu sama lain dengan menggunakan suatu sistem teknologi modern yang dinamakan Building Information Modelling (BIM). Penerapan teknologi BIM dapat membantu penyelenggaraan infrastruktur sipil seperti jalan dan jembatan dalam hal meningkatkan akurasi perencanaan, mitigasi risiko konstruksi, serta merencanakan seluruh siklus hidup proyek aset infrastruktur dengan lebih baik. Penerapan teknologi BIM pada perencanaan jalan mengombinasikan teknologi GIS (Geographic Information System) dengan teknologi BIM itu sendiri, atau yang biasa disebut sebagai BIM Geospasial. Saat ini telah banyak software berbasis teknologi BIM yang digunakan dalam dunia konstruksi, salah satu yang populer dalam bidang BIM Geospasial adalah Autodesk® InfraWorks® dan Agisoft Metashape. Autodesk® InfraWorks® adalah software yang dibuat oleh perusahaan Amerika Serikat yang bernama Autodesk, Inc. Autodesk® InfraWorks® adalah software desain konseptual infrastruktur sipil yang memungkinkan para pengguna memodelkan, menganalisis, dan memvisualisasikan konsep desain mereka dalam dunia nyata dan lingkungan sebenarnya (Autodesk Inc, 2020). Sedangkan Agisoft Metashape adalah software dapat melakukan pemrosesan gambar digital dan menghasilkan data spasial 3D yang akurat (Agisoft, 2021). 1.2.



TUJUAN DAN MANFAAT



Tujuan dari pengerjaan tugas akhir ini adalah: 1. Mengaplikasikan teknologi BIM pada perencanaan dan pemodelan proyek jalan. 2. Menjelaskan tahapan perencanaan dan pemodelan proyek jalan dari tahapan pemetaan sampai tahapan desain dengan BIM. 3. Mengidentifikasi kelebihan penerapan BIM pada perencanaan dan pemodelan jalan dibandingkan metode konvensional. Manfaat dari pengerjaan tugas akhir ini adalah: 1. Dapat memperkenalkan penerapan teknologi BIM pada perencanaan dan pemodelan proyek jalan. 2. Dapat menjelaskan tahapan perencanaan dan pemodelan proyek jalan dari tahapan pemetaan sampai tahapan desain. 3. Dapat mengidentifikasi kelebihan penerapan BIM pada perencanaan dan pemodelan jalan dibandingkan metode konvensional. 1.3.



BATASAN MASALAH



Agar pembahasan tugas akhir ini tidak meluas dan lebih terarah, maka batasan dari tugas akhir ini yaitu: 2 | JURNAL REKAYASA SIPIL



Yogi Syaputra, Taufika Ophiyandri



1. 2.



Software yang digunakan adalah software Autodesk® InfraWorks® 2020 dan Agisoft Metashape Professional. Lokasi perencanaan jalan adalah pada daerah Gunung Nago, Kelurahan Lambung Bukit, Kecamatan Pauh, Kota Padang.



2.



TINJAUAN PUSTAKA



2.1.



PROYEK KONSTRUKSI



Proyek merupakan suatu kegiatan yang bersifat sementara untuk mencapai tujuan tertentu dalam jangka waktu terbatas dan alokasi sumber daya yang terbatas. Sifat dari proyek itu sendiri memiliki awal dan akhir (PMI, 2013). S edangkan konstruksi merupakan suatu kegiatan pembangunan sebuah infrastruktur, yang umum mencakup pekerjaan pokok yang ada di dalamnya termasuk bidang teknik sipil dan arsitektur (Laksono, 2007). Sehingga, proyek konstruksi adalah suatu kegiatan pembangunan suatu bangunan dan infrastruktur yang umumnya mencakup pekerjaan pokok yang melibatkan bidang ilmu teknik sipil, arsitektur, elektro, industri, mesin, geoteknik dan bidang ilmu lainnya. Dimulai sejak munculnya prakarsa pembangunan, yang selanjutnya dilanjutkan dengan survei dan seterusnya, hingga konstruksi selesai dan dapat dioperasikan sesuai dengan fungsinya (Widiasanti & Lenggogeni, 2013).



Kegiatan-kegiatan pada proyek konstruksi dimulai dangan hadirnya suatu gagasan yang muncul akibat adanya kebutuhan yang kemudian dilanjutkan dengan penelitian terhadap kemungkinan terwujudnya gagasan tersebut. Selanjutnya dilakukan desain awal (preliminary design), desain rinci (detail design), pengadaan sumber daya (procurement), pembangunan di lokasi yang telah disediakan (construction), dan pemeliharaan bangunan yang telah didirikan (maintenance) sampai dengan penyerahan bangunan kepada pemilik proyek. 2.2.



BUILDING INFORMATION MODELLING



2.1.1. Definisi Building Information Modelling (BIM) Building Information Modelling (BIM) adalah seperangkat teknologi, proses, kebijakan yang seluruh prosesnya berjalan secara kolaborasi dan integrasi dalam sebuah model digital (Eastman et. all, 2008). Konsep BIM membayangkan konstruksi virtual sebelum konstruksi fisik yang sebenarnya, untuk mengurangi ketidakpastian, meningkatkan keselamatan, menyelesaikan masalah, dan menganalisis dampak potensial (Smith, 2007). BIM tak hanya mengenai Building dan Model, namun kata kuncinya adalah “Information” yang didapatkan dari hasil memodelkan sebuah proyek dalam bentuk 3D sehingga informasi yang didapatkan dalam proyek tersebut lebih mudah sehingga dapat diketahui masalah-masalah apa saja yang akan ditemui dalam pelaksanaan proyek tersebut. 2.1.2. Perkembangan Building Information Modelling (BIM) Konsep BIM telah digunakan di akhir tahun 1970-an oleh Profesor Eastman di the Georgia Tech of Architecture, dalam sebuah AIA (American Institute of Architects) jurnal yang berjudul “Building Description System”. Pada tahun 1986, Robert Aish menerbitkan sebuah jurnal dalam bahasa Inggris yang berjudul “Building Modeling: The Key to Integrated Construction CAD”. Istilah Building Information Modeling pertama kali disebutkan dalam sebuah makalah tahun 1992 oleh G.A Van Nederveen dan F.P Tolman. Namun, istilah Building Information Modeling (BIM) belum popular digunakan sampai akhirnya dalam sebuah konferensi yang diadakan pada tahun 2005 oleh para ahli industri konstruksi yang membahas istilah baru untuk menggantikan teknologi Computer Aided Design (CAD). Seorang analis industri yang bernama Jerry Laiserin berpendapat bahwa istilah yang paling cocok digunakan adalah “Building Information Modeling” atau disingkat BIM. Vol. yy No. xx, Oktober 2020



| 3



Aplikasi Building Information Modelling (BIM) pada Perencanaan dan Pemodelan Jalan



Sejak saat itu, BIM terus berkembang dalam perspektif yang sangat luas, meliputi desain, estimasi, proses konstruksi, siklus hidup dari sebuah bangunan, kinerja dan teknologi (Eastman, 2008). 2.1.3. Software BIM Software BIM diaplikasikan tergantung dari dimensi yang digunakan. Software tersebut meliputi dimensi 3D BIM (Modelling), dimensi 4D BIM (Time/Scheduling), dimensi 5D BIM (Cost Estimation), dimensi 6D BIM (Sustainability, Collusion Detection, dan Energy Analysis), dan dimensi 7D BIM (Facility Management Application). 2.1.4. Keuntungan Penggunaan BIM Pada proyek yang menggunakan aplikasi konvensional biasanya menggunakan banyak perangkat lunak seperti untuk analisis kekuatan struktur, perangkat lunak untuk desain dan menggambar, perangkat lunak untuk menghitung volume dan penjadwalan. Akan tetapi dengan menggunakan perangkat lunak BIM semua kebutuhan tersebut dapat diakomodasi dalam satu perangkat lunak yang dapat dikerjakan oleh satu orang saja karena adanya integrasi pada beberapa perangkat lunak lain yang dibutuhkan. Penerapan BIM juga meningkatkan efisiensi waktu, biaya, dan sumber daya yang dibutuhkan dalam suatu proyek mulai dari perencanaan hingga pekerjaan fisik. 2.3.



AGISOFT METASHAPE



2.2.1. Agisoft Metashape Agisoft Metashape adalah pengembangan dari versi terdahulunya yaitu Agisoft Photoscan yang merupakan alat untuk pengolahan data fotogrametri (Wikipedia, 2021). Agisoft Metashape merupakan software yang digunakan untuk mengolah data foto udara dan menghasilkan data spasial dalam bentuk 3D untuk kemudian dibuat menjadi peta dengan berbagai macam tema dan dengan kualitas gambar resolusi tinggi. 2.2.2. User Interface Agisoft Metashape



Gambar 2. 1 User Interface Agisoft Metashape 1. 2. 3. 4.



Toolbar Workspace Pane Model View, Ortho View Photos, Console, Jobs Pane



4 | JURNAL REKAYASA SIPIL



Yogi Syaputra, Taufika Ophiyandri



2.4.



AUTODESK INFRAWORKS



2.3.1. Autodesk InfraWorks 2.3.2. User Interface Autodesk InfraWorks



Gambar 2. 2 User Interface Autodesk® InfraWorks® 1. Toolbar Toolbar menyediakan seperangkat alat perencanaan, desain, analisis, dan presentasi yang sesuai untuk tahap pekerjaan yang sedang dilakukan dalam model. 2. Project Space Project Space adalah tempat untuk pengguna bisa berinteraksi dan memvisualisasikan proyek. 3. Docked Panels Berbagai panel, palet, dan alat lainnya dapat dipasang atau dilepas dari sisi kanan jendela aplikasi. Pada gambar di atas, panel Source Data dipasang pada Docked Panels di sisi kanan jendela aplikasi. 2.5.



JALAN



2.4.1. Definisi Jalan Jalan merupakan prasarana transportasi yang penting buat pendukung kehidupan ekonomi, sosial budaya, politik dan pertahanan keamanan (Panjaitan and Muis, 2013). Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang sangat penting. Jalan merupakan penghubung atau penyalur lalu lintas darat dari suatu daerah ke daerah lain. 2.4.2. Perencanaan Jalan Penjelasan pada subbab ini mengenai ketentuan-ketentuan pada perencanaan jalan perkotaan yang diambil dari Standar Geometri Jalan Perkotaan RSNI T-14-2004 (Departemen Pekerjaan Umum, 2004). 3.



PROSEDUR DAN RENCANA RANCANGAN



3.1.



DESKRIPSI OBJEK BANGUNAN



Jalan yang akan dibuat perencanaan dan pemodelan BIM-nya adalah jalan pada daerah Gunung Nago yang menghubungkan Jl. Lambung Bukit dengan Jl. Simpang Akhirat. Lokasi rencana jalan dapat dilihat pada Gambar 3.1. Jalan ini melalui perumahan Bukit Napa Jaya dengan tujuan memudahkan akses dari dan menuju perumahan tersebut. Panjang jalan yang akan direncanakan ± 968 meter dengan acuan perencanaan dari RSNI T-14-2004 tentang Standar Geometri Jalan Perkotaan oleh Departemen Pekerjaan Umum. Vol. yy No. xx, Oktober 2020



| 5



Aplikasi Building Information Modelling (BIM) pada Perencanaan dan Pemodelan Jalan



Gambar 3. 1 Denah Rencana Jalan 3.2.



DIAGRAM ALIR PROSEDUR PENGERJAAN



Penelitian ini dilakukan dengan mengikuti diagram alir berikut: A Mulai



Pengumpulan Data



Perencanaan Jalan dengan Autodesk InfraWorks



Pengolahan Data dengan Agisoft Metashape



Output Model 3D Perencanaan Jalan



Input Data Hasil Pengolahan Agisoft Metashape ke Autodesk InfraWorks



Penyajian Data dan Penulisan Tugas Akhir



A



Selesai



Gambar 3. 2 Diagram Alir Pengerjaan



3.3.



PROSEDUR PENGERJAAN



Prosedur pengerjaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan Data. 2. Pengolahan Data dengan Agisoft Metashape. 3. Input Data DEM dan data gambar orthophoto Hasil Pengolahan Agisoft Metashape ke Autodesk® InfraWorks®.



4. Perencanaan Jalan dengan Autodesk® InfraWorks®. 5. Output Model Perencanaan Jalan. 6. Penyajian Data dan Penulisan Tugas Akhir.



6 | JURNAL REKAYASA SIPIL



Yogi Syaputra, Taufika Ophiyandri



4.



HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1.



PENGUMPULAN DATA



4.1.1. Survey Pendahuluan Survey pendahuluan bertujuan untuk mengamati daerah dan kondisi sekitar wilayah yang akan dijadikan objek penelitian. Survey pendahuluan perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi medan agar dapat mengetahui bagaimana metode yang akan dilakukan untuk melakukan pengambilan data lapangan. Survey dilakukan juga diperlukan agar peneliti dapat mengambil langkah preventif dalam pengambilan data lapangan sehingga kegagalan atau kesalahan dalam pengambilan data lapangan dapat dicegah. 4.1.2. Pengambilan Data Ground Control Point Ground Control Point (GCP) merupakan titik target besar yang telah ditandai dengan cat ataupun plastik yang dibentangkan pada tanah di beberapa titik secara strategis pada area survey, dimana titik tersebut telah diambil koordinat pastinya dan akan digunakan sebagai titik acuan bagi data drone saat diolah agar gambar yang dihasilkan berada pada koordinat yang sebenarnya dan lebih presisi. Pengambilan data GCP dilakukan menggunakan GPS Geodetic. 4.1.3. Pengambilan Data Foto Udara Setelah survey pendahuluan dan pengambilan data GCP dilakukan, langkah selanjutnya adalah pengambilan data lapangan berupa foto udara dengan menggunakan drone. Proses pengambilan foto udara menggunakan drone dibantu menggunakan aplikasi Map Pilot. Aplikasi Map Pilot adalah aplikasi berbasis iOS yang memungkinkan drone dapat terbang dan mengambil foto udara otomatis dengan beberapa perintah yang terkumpul dalam sebuah misi terbang (project). 4.2.



PENGOLAHAN DATA DENGAN SOFTWARE AGISOFT METASHAPE



Langkah-langkah pengolahan data foto udara dengan software Agisoft Metashape mengikuti alur sebagai berikut: 5. 6. 7. 8. 9. 10.



Add Photos dan Align Photos Build Dense Cloud Build Mesh Build Texture Build DEM Build Orthomosaic



Hasil yang didapatkan dari pengolahan data foto udara dengan menggunakan software Agisoft Metashape berupa file DEM dan file orthophoto seperti pada Gambar dan Gambar



Vol. yy No. xx, Oktober 2020



| 7



Aplikasi Building Information Modelling (BIM) pada Perencanaan dan Pemodelan Jalan



Gambar 4. 1 File DEM



Gambar 4. 2 File Orthophoto 4.3.



MENENTUKAN RENCANA DASAR RANCANGAN



Acuan yang dipakai untuk merencanakan jalan pada tugas akhir ini adalah RSNI T-14-2004 tentang Standar Geometri Jalan Perkotaan oleh Departemen Pekerjaan Umum. Dengan mengacu pada aturan yang terdapat pada standar tersebut dapat ditentukan spesifikasi teknis perencanaan jalan untuk daerah Gunung Nago adalah sebagai berikut: 1. Klasifikasi Jalan a. Kelas Jalan : III C b. Fungsi Jalan : Jalan Lokal 2. Kecepatan Rencana (VR) : 30 km/jam (untuk Jalan Lokal Sekunder) 3. Potongan Melintang a. Lajur - Lebar Lajur : 3,6 meter - Kemiringan Lajur : 2% b. Bahu - Lebar Bahu : 0,5 meter - Kemiringan Bahu : 3% c. Curb and Gutter - Lebar Curb : 0,150 meter - Tinggi Curb : 0,225 meter - Lebar Gutter : 0,450 meter - Kemiringan Gutter : 6% 8 | JURNAL REKAYASA SIPIL



Yogi Syaputra, Taufika Ophiyandri



d. Trotoar - Lebar Trotoar : 1,5 meter 4. Alinyemen Horizontal - Jari-jari Tikungan Minimum : 30 meter (untuk VR 30 km/jam) - Panjang Tikungan Minimum : 55 meter (untuk VR 30 km/jam) - Panjang Lengkung Peralihan Minimum : 17 meter (untuk VR 30 km/jam) 5. Alinyemen Vertikal - Nilai Lengkung Vertikal (K) Cembung : 2 (untuk VR 30 km/jam) - Nilai Lengkung Vertikal (K) Cekung : 6 (untuk VR 30 km/jam) 4.4.



PEMODELAN JALAN DENGAN SOFTWARE AUTODESK INFRAWORKS



Langkah-langkah dalam pembuatan pemodelan jalan dengan software Autodesk® Infraworks® adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5.



Pembuatan New Model Menambahkan Data Surface Daerah Perencanaan Membuat Perencanaan Alinyemen Horizontal Menambahkan dan Mengatur Komponen Jalan Review Hasil



Pada Gambar data dilihat hasil pemodelan jalan dengan menggunakan software Autodesk® Infraworks®.



Gambar 4. 3 Hasil Pemodelan Jalan 4.5.



EKSPOR HASIL MODEL PERENCANAAN JALAN



Hasil pemodelan jalan pada software Autodesk® InfraWorks® dapat diekspor dalam bentuk file 3 dimensi dan dalam bentuk video animasi. 4.5.1. Ekspor File Hasil perencanaan dan pemodelan jalan pada software Autodesk® InfraWorks® dapat diekspor ke dalam beberapa format file, yaitu: 1. Format 3D Model 2. Format File IMX 3. Format File FGDB 4.5.2. Ekspor Video Animasi



Vol. yy No. xx, Oktober 2020



| 9



Aplikasi Building Information Modelling (BIM) pada Perencanaan dan Pemodelan Jalan



Video animasi berisi simulasi tampilan dari pengendara ketika melewati jalan yang telah dibuat.



Gambar 4. 4 Screen Capture Video Animasi 4.6.



KELEBIHAN BIM DIBANDINGKAN METODE PERENCANAAN DAN PEMODELAN JALAN



KONVENSIONAL



PADA



4.6.1. Perencanaan Jalan denga Metode Konvensional Metode konvensional yang dimaksud di sini berdasarkan pengalaman penulis dalam mengerjakan Tugas Besar Perencanaan Geometrik Jalan dan dari proyek jalan yang pernah dikerjakan. Tahapan awal dalam perencanaan jalan adalah tahapan survey terrestrial untuk memetakan den mengidentifikasi kenampakan dan profil muka bumi pada daerah perencanaan. Survey terrestrial perlu dilakukan dalam perencanaan jalan sebagai dasar untuk merencanakan alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal. Pada metode konvensional, survey terrestrial dilakukan dengan menggunakan alat ukur jarak dan sudut seperti theodolite, total station, dan auto level (waterpas). Survey terrestrial dengan metode konvensional dapat memakan waktu berhari-hari tergantung dari luas daerah survey. Semakin panjang jalan yang akan direncanakan akan semakin luas pula daerah survey, maka waktu yang dibutuhkan untuk melakukan survey terrestrial akan semakin lama. Setelah dilakukan survey terrestrial, langkah selanjutnya adalah perencanaan jalan dengan menggunakan software Autodesk® AutoCAD®. Sebelum itu data hasil pengukuran terrestrial sudah diolah dan juga sudah didapatkan kontur dan profil muka bumi pada daerah rencana. Perencanaan jalan dilakukan secara manual. Dengan rumus-rumus khusus. Perencanaan dan penggambaran alinyemen horizontal, alinyemen vertikal, dan bentuk cross section dari jalan direncanakan satu persatu secara terpisah. Kekurangannya adalah proses perencanaan dan penggambaran yang membutuhkan waktu yang lama, dan juga antar satu gambar rencana dengan gambar rencana lainnya tidak terintegrasi satu sama lain. Artinya jika terdapat perubahan pada salah satu gambar rencana, maka untuk gambar rencana lain harus dirubah satu persatu secara manual. Misalnya setelah perencanaan dan penggambaran volume galian dan timbunan terpaut cukup jauh, maka perlu dilakukan perubahan gambar rencana alinyemen vertikal untuk memenuhi kondisi volume galian dan timbunan yang seimbang (balance). Perubahan pada gambar rencana alinyemen vertikal akan berdampak pada gambar cross section. Maka pada gambar cross section perlu dilakukan perubahan satu persatu dimana akan membutuhkan waktu yang relatif lama. 4.6.2. Perencanaan dan Pemodelan Jalan dengan BIM



10 | JURNAL REKAYASA SIPIL



Yogi Syaputra, Taufika Ophiyandri



Berbeda dengan metode konvensional, perencanaan dan pemodelan jalan dengan metode BIM relatif jauh lebih mudah dan cepat. Pada metode BIM, pelaksanaan survey terrestrial digantikan dengan menggunakan teknologi drone untuk pengambilan data topografi permukaan tanah pada daerah rencana. Dengan menggunakan drone, waktu pengambilan data lapangan dapat dipangkas menjadi lebih singkat karena drone cukup diterbangkan di atas daerah rencana sambil mengambil citra atau foto udara. Setelah citra atau foto udara berhasil didapatkan dari drone langkah selanjutnya adalah mengolah hasil foto udara tadi dengan menggunakan software Agisoft Metashape untuk mendapatkan file DEM dan file Orthophoto yang berisi informasi geografis koordinat dan elevasi. Kemudian untuk perencanaan dan pemodelan jalan dilakukan dengan menggunakan software Autodesk® InfraWorks®. perencanaan dengan software Autodesk® InfraWorks® dapat dilakukan dengan mudah karena data properties dari jalan seperti material dan dimensi dapat diinputkan sesuai dengan keinginan. Jika dimensi yang diinputkan tidak memenuhi aturan perencanaan maka software akan memberikan warning. Sebagai contoh, untuk perencanaan ukuran jari-jari tikungan, pengguna cukup menginputkan jari-jari rencana, maka software akan melakukan kalkulasi secara otomatis untuk menyesuaikan dengan panjang lengkung tikungan dan kondisi topografi daerah rencana. Berbeda dengan metode konvensional, perencanaan jari-jari tikungan dan panjang lengkung tikungan dilakukan secara manual dengan menggunakan rumus khusus dengan metode trial and error dimana hal ini akan cukup memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan perencanaan menggunakan metode BIM. Hasil dari perencanaan dan pemodelan dengan metode BIM dapat dilihat secara 3D dimana akan memudahkan dalam penentuan keputusan dalam perencanaan karena pengguna langsung mendapatkan gambaran bagaimana bentuk perencanaan jika diaplikasikan langsung di lapangan. Selain itu, antara rencana alinyemen horizontal, alinyemen vertikal, dan cross section saling terintegrasi satu sama lain. Artinya jika dilakukan perubahan pada salah satu rencana, maka perubahan tersebut juga akan ikut terjadi pada model 3 dimensi dan rencana lainnya. Misalnya setelah dilakukan perencanaan dan pemodelan didapatkan kondisi volume galian dan timbunan yang tidak seimbang (balance). Maka perlu dilakukan perubahan pada rencana alinyemen vertikal. Perubahan yang dilakukan pada alinyemen vertikal tersebut akan diikuti oleh perubahan pada model 3D, rencana alinyemen horizontal, dan rencana cross section secara real time. Hal ini akan memangkas waktu perencanaan menjadi lebih singkat dibandingkan dengan perencanaan dengan metode konvensional. Secara umum, perbandingan metode konvensional dengan metode BIM pada perencanaan jalan dapat dilihat pada Tabel 4.1



Vol. yy No. xx, Oktober 2020



| 11



Aplikasi Building Information Modelling (BIM) pada Perencanaan dan Pemodelan Jalan



Tabel 4. 1 Kelebihan Metode BIM dengan Metode Konvensional pada Perencanaan dan Pemodelan Jalan Kategori Survey Lapangan



Metode Konvensional 11. Menggunakan metode pengukuran terrestrial (pengukuran langsung)



Metode BIM Menggunakan Teknologi Drone



Kelebihan Metode BIM - Waktu survey lapangan lebih singkat - Tenaga yang diperlukan



- Perencanaan secara Perencanaan dan pemodelan.



- Perencanaan cukup



manual dengan metode



dilakukan dengan



trial and error.



menginputkan data



- Tiap-tiap gambar rencana tidak saling terintegrasi.



properties rencana. - Tiap-tiap rencana



berkurang. - Perencanaan menjadi lebih mudah - Waktu yang dibutuhkan menjadi lebih singkat.



saling terintegrasi satu sama lain. - Mendapatkan visual



Hasil



12.



Gambar 2D



13. 3D



Model



rencana yang lebih jelas. - Memudahkan dalam pengambilan keputusan.



5.



KESIMPULAN DAN SARAN



5.1.



KESIMPULAN



Aplikasi teknologi BIM pada perencanaan dan pemodelan proyek jalan dapat dilakukan dengan menggunakan software Agisoft Metashape untuk melakukan pengolahan data foto udara yang diambil menggunakan drone dan software Autodesk® InfraWorks® untuk perencanaan da pemodelan dari jalan tersebut. Tahapan perencanaan dan pemodelan proyek jalan dengan menggunakan teknologi BIM secara ringkas adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan data. Data yang diperlukan berupa foto udara yang diambil menggunakan drone. 2. Pengolahan data foto udara. Pengolahan data foto udara menggunakan software Agisoft Metashape. Hasil dari pengolahan data foto udara menggunakan software Agisoft Metashape berupa file DEM dan file orthophoto. file DEM dan file orthophoto memuat informasi geografis berupa gambaran topografi dan bentuk muka bumi daerah rencana. 3. Rencana dasar rancangan jalan yang dibuat mengacu pada RSNI T-14-2004 tentang Standar Geometri Jalan Perkotaan oleh Departemen Pekerjaan Umum. 4. Selanjutnya, pemodelan jalan dilakukan dengan menggunakan software Autodesk® InfraWorks® berdasarkan rencana dasar rancangan yang telah ditentukan sebelumnya. 5. Hasil dari perencanaan dan pemodelan yang telah dibuat diekspor ke dalam beberapa format file yaitu: format 3D, format file IMX, format file FGDB, dan dalam bentuk video animasi. 12 | JURNAL REKAYASA SIPIL



Yogi Syaputra, Taufika Ophiyandri



Kelebihan penerapan teknologi BIM pada perencanaan dan pemodelan jalan dapat ditinjau dari beberapa aspek sebagai berikut: 1. Survey lapangan. Survey lapangan dengan metode BIM menggunakan teknologi drone menggantikan survey terrestrial (pengukuran langsung) pada metode konvensional. Keunggulannya adalah waktu survey lapangan menjadi lebih singkat dan tenaga yang diperlukan menjadi berkurang. 2. Perencanaan dan pemodelan. Perencanaan dan pemodelan dengan metode BIM dapat dilakukan dengan lebih mudah karena didukung oleh software BIM yang dirancang khusus untuk pemodelan infrastruktur jalan, dimana antara tiap-tiap rencana saling terintegrasi satu sama lain, sehingga waktu yang dibutuhkan juga menjadi lebih berkurang. 3. Hasil yang didapatkan. Hasil pemodelan yang didapatkan dengan metode BIM berupa model 3D yang memuat berbagai informasi material dan dimensi komponen jalan. Sehingga visual yang didapatkan menjadi lebih jelas dan memudahkan dalam pengambilan keputusan ketika perencanaan maupun pelaksanaan di lapangan. 5.2.



SARAN



Saran untuk penelitian selanjutnya disarankan dapat mencoba fitur Export to IMX untuk melanjutkan desain rencana dengan menggunakan software Autodesk® Civil 3D® agar perencanaan jalan menjadi lebih detail dan dapat mengintegrasikan antara software Autodesk® InfraWorks® dan software Autodesk® Civil 3D®.



Vol. yy No. xx, Oktober 2020



| 13



Aplikasi Building Information Modelling (BIM) pada Perencanaan dan Pemodelan Jalan



DAFTAR PUSTAKA AGC. (2005). The Contractors’ Guide to BIM (1st ed.). The Associated General Contractors of America. Agisoft. (2021). Discover intelligent photogrammetry with Metashape. https://www.agisoft.com/ Arianie, G. P. & Puspitasari, N. B. (2017). Perencanaan Manajemen Proyek Dalam Meningkatkan Efisiensi Dan Efektifitas Sumber Daya Perusahaan (Studi Kasus : Qiscus Pte Ltd). J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri. Autodesk Inc. (2020). InfraWorks| Project Review Software | Autodesk. Diambil kembali dari https://www.autodesk.com/products/infraworks/overview Autodesk Inc. (2021). Autodesk® InfraWorks® Walkthrough Getting Started Guide. Bazjanac, V. (2008). IFC BIM-Based Methodology for Semi-Automated Building Energy Permformance Simulation. Lawrence Berkeley National Lab. (LBNL). Bedrick, J. (2018). Organizing the Development of a Building Information Model. AECbytes, 1–4. Chidambaram, Palanisamy, L., Leong, N. K., Wee, T. K., Leong, T. K., Kwang, T. W., & Jun, Z. H. (2011). The BIM Issue. Build Smart Magazine. Departemen Pekerjaan Umum. (2004). Standar Geometrik Jalan Perkotaan. RSNI T-14-2004. Eastman, C. (2008). BIM Handbook BIM Handbook Rafael Sacks. John Wiley & Sons, Inc. Laksono, T. D. (2007). Produktivitas Pada Proyek Konstruksi. Teodolita, 8(2), 11–18. Panjaitan, Arif Manotar & Muis, Zulkarnain A. (2013). Kajian Sistem Jaringan Jalan di Wilayah Kota Pekanbaru. Jurnal Teknik Sipil USU. Universitas Sumatera Utara. Pemerintah Indonesia. (2004). Undang-Undang Nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan. Lembaran RI Nomor 4444. Jakarta: Sekretariat Negara. PMI. (2013). A Guide to the project management body of knowledge. In Choice Reviews Online (5th ed., Vol. 34, Issue 03). Project Management Institute, Inc. Smith, D. (2007). An Introduction to Building Information Modelling (BIM). Journal of Building Information Modelling, 4–12. Tim, B. I. M. PUPR dan Institut BIM Indonesia. (2018). Panduan Adopsi BIM dalam Organisasi. Pusat Litbang Kebijakan dan Penerapan Teknologi Kementerian PUPR. Widiasanti, I. & Lenggogeni. (2013). Manajemen Konstruksi. PT Remaja Rosdakarya.



14 | JURNAL REKAYASA SIPIL