Makalahh Pemeriksaan MCV [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PEMERIKSAN MEAN CORPUSCULAR VOLUME (MCV)



DISUSUN OLEH : JUNELAN NINGSIH A.S PANDJU NIM : 2320191013 KELAS : A



PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN UNIVERSITAS BINA MANDIRI GORONTALO 2020



KATA PENGANTAR Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan KaruniaNya, Saya sebagai penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul “PEMERIKSAAN MEAN CORPUSCULAR VOLUME (MCV)”, untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen mata kuliah Hematologi. Makalah ini dibuat dengan meninjau beberapa sumber dan menghimpunnya menjadi kesatuan yang sistematis. Terimakasih Saya ucapkan kepada semua pihak yang menjadi sumber referensi bagi Saya. Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca sekalian. Saya selaku penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat Saya harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya



Gorontalo,



Desember 2020



Penyusun



DAFTARAR ISI KATA PENGANTAR........................................................................................2 DAFTAR ISI......................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN..................................................................................4 1. 1 Latar belakang........................................................................................4 1. 2 Rumusan masalah..................................................................................5 1. 3 Tujuan makalah......................................................................................5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................6 2.1 Pengertian Indeks Eritrosit....................................................................6 2.2 Mean Corpuscular Volume atau Volume Eritrosit Rata-rata........................6 BAB III METODE KERJA................................................................................7 3.1 Alat........................................................................................................7 3.2 Bahan.....................................................................................................7 3.3 Prosedur Kerja.......................................................................................8 3.4 Pembahasan ......................................................................................... 9 BAB IV PENUTUP...........................................................................................10 4.1 Kesimpulan...........................................................................................10 4.2 Saran......................................................................................................10 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................11



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan penunjang dalam mendiagnosis suatu penyakit. Salah satu pelayanan laboratorium adalah pemeriksaan hematologi. Pemeriksaan hematologi meliputi kadar hemoglobin, jumlah eritrosit, hematokrit, nilai eritrosit rerata, jumlah lekosit dan trombosit (Hoffbrand, 2005). Pemeriksaan indeks eritrosit merupakan pemeriksaan yang banyak diminta oleh dokter. Indeks eritrosit atau mean corpuscular index merupakan pemeriksaan laboratorium yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis penyakit anemia yang banyak ditemukan di Indonesia. Penegakan diagnosis anemia berdasarkan morfologi ditegakkan melalui pemeriksaan indeks eritrosit yang meliputi MCV, MCH dan MCHC, dimana masingmasing parameter tersebut didapatkan melalui perhitungan yang melibatkan kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah eritrosit. Pemeriksaan kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah eritrosit dipengaruhi oleh faktor pra analitik, analitik dan paska analitik. Faktor pra analitik mempunyai keterlibatan paling besar dalam menyebabkan kesalahan pemeriksaan. Faktor pra analitik diantaranya pengambilan, penampungan,pengolahan dan penyimpanan bahan (Gandasoebrata R, 2013). Penyimpanan bahan pemeriksaan perlu diperhatikan dalam hal stabilitas sampel. Suhudan lamanya waktu penyimpanan dapat berpengaruh pada hasil pemeriksaan. Pemeriksaan indeks eritrosit menggunakan sampel darah EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetate) dimana pemeriksaan memakai darah EDTA sebaiknya dilakukan segera atau kurang dari 1 jam setelah pengambilan, hanya menurut literatur bila diperlukan dapat disimpan dalam lemari es (4oC) selama 2 jam. Darah EDTA disimpan pada suhu 4 oC selama 24 jam didalam lemari es tidak menyebabkan penyimpangan bermakna, kecuali untuk jumlah trombosit dan nilai hematokrit (Gandasoebrata R, 2013). Pemeriksaan dengan darah EDTA apabila terpaksa ditunda sebaiknya memperhatikan batas waktu penyimpanan masing-masing pemeriksaan. Pemeriksaan darah EDTA pada



suhu kamar yang terlalu lama menyebabkan terjadinya serangkaian perubahan eritrosit seperti pecahnya membran eritrosit (hemolisis) sehingga hemoglobin bebas keluar masuk ke dalam medium sekelilingnya (plasma). Keadaan yang menjadi penyebab tertundanya pemeriksaan yaitu kebiasaan mengambil sampel lalu dikumpulkan, setelah cukup banyak baru dibawa ke laboratorium untuk diperiksa atau jumlah sampel pemeriksaan yang terlalu banyak sehingga pengulangan pemeriksaan terjadi penundaan, bisa juga karena alat rusak atau masih dikalibrasi, atau pada saat pemadaman listrik dan pergantian jam kerja (Bontang, 2012). 1.1 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu bagaimana mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang pemeriksaan Mean Corpuscular Volume (MCV) 1.2 Tujuan Adapun tujuannya adalah agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang pemeriksaan Mean Corpuscular Volume (MCV)



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Indeks Eritrosit Pehitungan darah lengkap/Complete Blood Count (CBC) diantaranya adalah perhitungan indeks eritrosit yang memberikan keterangan mengenai volume rata-rata eritrosit, banyaknya hemoglobin per eritrosit, dan konsentrasi rata-rata hemoglobin. Perhitungan indeks eritrosit diperoleh dari perhitungan sel darah merah diantaranya dengan menggunakan data jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin, dan nilai PCV. Indeks eritrosit yang diperoleh berupa Mean Corpuscular Values (MCV), Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH), dan Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC) (Salam, 2012). Perhitungan indeks eritrosit biasa digunakan untuk mendignosa jenis anemia dan dapat dihubungkan untuk mengetahui penyebab terjadinya anemia. Nilai MCV dan MCHC mencerminkan jenis eritrosit yang diproduksi oleh sumsum tulang (Salam, 2012) Indeks Eritrosit atau Mean Cospuscular Value adalah suatu nilai rata-rata yang dapat memberi keterangan mengenai rata-rata eritrosit dan mengenai banyaknya hemoglobin pereritrosit. Pemeriksaan Indeks eritrosit digunakan sebagai pemeriksaan penyaring untuk mendiagnosis terjadinya anemia dan mengetahui anemia berdasarkan morfologinya (Gandasoebrata R, 2013). 2.1 Mean Corpuscular Volume (MCV) atau Volume Eritrosit Rata-rata (VER) MCV adalah indeks untuk menentukan ukuran sel darah merah. MCV menunjukkan ukuran sel darah merah tunggal apakah sebagai Normositik (ukuran normal), Mikrositik (ukuran kecil < 80 fL), atau Makrositik (ukuran besar >100 fL) (Kemenkes, 2011). Perhitungan : MCV (femtoliter) = 10 x Hct (%) : Eritrosit (106 sel/μL) Nilai normal : 80 – 100 (fL) Penurunan MCV terjadi pada pasien anemia mikrositik, defisiensi besi, arthritis rheumatoid, thalasemia, anemia sel sabit, hemoglobin C, keracunan timah dan radiasi. Peningkatan MCV terjadi pada pasien anemia aplastik, anemia hemolitik, anemia penyakit hati kronik, hipotiridisme, efek obat vitamin B12, anti konfulsan dan anti metabolik (Gandasoebrata R, 2013).



BAB III METODE KERJA 3.1 Alat 1. Tabung Wintrobe 2. Sentrifuge 3. Pipet Tetes 4. Rak Tabung 5. Haemocytometer 6. Kamar Hitung 3.2 Bahan 1. Darah (Vena/Kapiler) 2. Antikoagulan EDTA 3. Larutan Hayem 3.3 Prosedur Kerja 1. Perhitungan Jumlah Eritrosit Jumlah



eritrosit



dihitung



dengan



menggunakan



1



set



alat



yang



disebut



haemocytometer. Pewarnaan darah dengan suatu pengencer khusus yaitu larutan Hayem yang bersifat isotonis dan berfungsi sebagai pewarna eritrosit. Darah yang telah diencerkan di dalam pipet haemocytometer, kemudian dimasukkan ke dalam kamar hitung dan dihitung di dalam mikroskop. Perhitungan :



Jumlah eritrosit =



Jumlah eritrosit yang dihitung X Faktor Pengenceran volume yang dihitung (ml)



Bila jumlah eritrosit yang dihitung dalam bidang sebesar A,B,C,D, E adalah N, maka :



Jumlah eritrosit =



N X 200 10.000 N 5(0,2 X 0,2 X 0,1)



Total RBC Count : N X 200 X 50 = N X 10.000 2. Perhitungan nilai Hematokrit Penentuan nilai hematokrit didalam darah dilakukan dengan metode mikro hematokrit.



Darah



yang



dicampur



dengan



antikoagulan



dicentrifuge dengan



menggunakan alat centrifuge sehingga akan membentuk lapisan-lapisan. Lapisan yang terdiri



atas



butir-butir eritrosit diukur dan dinyatakan sebagai



%



volume dari



keseluruhan darah. Perhitungan : Nilai Hematokrit =



Volume Sel−sel Darah X 100% Volume Darah



3. MCV MCV atau volume eritrosit rata-rata (VER) adalah ukuran besarnya sel eritrosit. mikrositik (MCV lebih kecil daripada normal), normositik (MCV



normal),



dan



makrositik (MCV lebih besar daripada normal). MCV diperoleh dari hitung nilai hematokrit dibagi dengan hitung jumlah eritrosit dan dikali 10. Nilai rujukan adalah 80 –98 fL. MCV dinyatakan dalam satuan femtoliter (fL). Perhitungan : Nilai MCV diperoleh dengan mengalikan hematokrit 10 kali lalu membaginya dengan



hitung eritrosit. MCV =



Hematokrit X 10 Eritrosit



4.1 Pembahasan Indeks Eritrosit atau Mean Cospuscular Value adalah suatu nilai rata-rata yang dapat memberi keterangan mengenai rata-rata eritrosit dan mengenai banyaknya hemoglobin pereritrosit. Pemeriksaan Indeks eritrosit digunakan sebagai pemeriksaan penyaring untuk mendiagnosis terjadinya anemia dan mengetahui anemia berdasarkan morfologinya. Pemeriksaan indeks eritrosit merupakan pemeriksaan yang banyak diminta oleh dokter. Indeks eritrosit



merupakan pemeriksaan laboratorium yang dapat digunakan untuk



menegakkan diagnosis penyakit anemia yang banyak ditemukan di Indonesia. Penegakan diagnosis anemia berdasarkan morfologi ditegakkan melalui pemeriksaan indeks eritrosit yang meliputi MCV, MCH dan MCHC, dimana masing-masing parameter tersebut didapatkan melalui perhitungan yang melibatkan kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah eritrosit. Pemeriksaan kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah eritrosit dipengaruhi oleh faktor pra analitik, analitik dan paska analitik. Faktor pra analitik mempunyai keterlibatan paling besar dalam menyebabkan kesalahan pemeriksaan. Faktor pra analitik diantaranya pengambilan, penampungan, pengolahan dan penyimpanan bahan. Perhitungan indeks eritrosit diperoleh dari perhitungan sel darah merah diantaranya dengan menggunakan data jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin, dan nilai PCV. Perhitungan indeks eritrosit biasa digunakan untuk mendignosa jenis anemia dan dapat dihubungkan untuk mengetahui penyebab terjadinya anemia. Nilai MCV dan MCHC mencerminkan jenis eritrosit yang diproduksi oleh sumsum tulang. MCV adalah indeks untuk menentukan ukuran sel darah merah. MCV menunjukkan ukuran sel darah merah tunggal apakah sebagai Normositik (ukuran normal), Mikrositik (ukuran kecil < 80 fL), atau Makrositik (ukuran besar >100 fL) Perhitungan : MCV (femtoliter) = 10 x Hct (%) : Eritrosit (106 sel/μL) Nilai normal : 80 – 100 (fL) Penurunan MCV terjadi pada pasien anemia mikrositik, defisiensi besi, arthritis rheumatoid, thalasemia, anemia sel sabit, hemoglobin C, keracunan timah dan radiasi. Peningkatan MCV terjadi pada pasien anemia aplastik, anemia hemolitik, anemia penyakit hati kronik, hipotiridisme, efek



obat vitamin B12, anti konfulsan dan anti metabolik.



BAB IV PENUTUP 4.1 Keseimpulan Indeks Eritrosit atau Mean Cospuscular Value adalah suatu nilai rata-rata yang dapat memberi keterangan mengenai rata-rata eritrosit dan mengenai banyaknya hemoglobin pereritrosit. Pemeriksaan Indeks eritrosit digunakan sebagai pemeriksaan penyaring untuk mendiagnosis terjadinya anemia dan mengetahui anemia berdasarkan morfologinya. Pemeriksaan indeks eritrosit merupakan pemeriksaan yang banyak diminta oleh dokter. Indeks eritrosit atau mean corpuscular index merupakan pemeriksaan laboratorium yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis penyakit anemia yang banyak ditemukan di Indonesia 4.2 Saran Dengan disusunnya makalah ini saya mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat memahami apa yang telah terulis dalam makalah ini sehingga bisa menambah pengetahuan pembaca. Disamping itu saya juga mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca untuk makalah selanjutnya.



DAFTAR PUSTAKA Gandasoebrata R. 2013. Penuntun Laboratorium Klinis. Jakarta. Dian Rakyat



Hoffbrand AV, J.E. Petit, P.A.H. Moss, 2005. Kapita Selekta Hematologi Edisi 4. Jakarta,Penerbit Buku Kedokteran. EGC