Manajemen Bisnis Keluarga [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MANAJEMEN BISNIS KELUARGA



BAB 1 Konteks dan Keunikan pada Bisnis Keluarga Bisnis keluarga merupakan topik yang relevan untuk dikaji karena fakta menunjukkan lebih dari 200 perusahaan dari 500 perusahaan bisnis keluarga menggunakan nama keluarga sebagai nama perusahaan (Schwass & Glemser, 2016). Bisnis keluarga berawal dari bisnis perorangan yang melibatkan anggota keluarga dalam bisnisnya sehingga membawa titik awal perjalanan bisnis keluarga. Bisnis keluarga dikenal dengan konflik dan nepotisme serta profesionalitas yang rendah. Akan tetapi menurut Dyer (2008) menemukan bahwa perusahaan bisnis keluarga memiliki kinerja yang lebih baik dari perusahaan non bisnis keluarga dan menjadi penggerak pertumbuhan serta vitalitas perekonomian dalam suatu negara bahkan dunia. Di era distruptif ini telah banyak banyak perusahaan yang berusaha keras untuk tetap eksis dengan mengimplementasikan teknologi tinggi. Berbeda dengan perusahaan keluarga, persaingan global dapat menjadi keuntungan bagi bisnis keluarga yang berfokus pada produk dan layanan niche (layanan kepada target market yang lebih spesifik) dan kualitas tinggi untuk mampu berkembang. Contoh dari perusahaan keluarga yang sukses dari generasi ke generasi adalah BMW (Jerman), Ikea (Swedia), dan Wal-Mart (Amerika Serikat).



1.1 Definisi Bisnis Keluarga Bisnis keluarga merupakan sebuah bisnis yang kepemilikan dan kendali utamanya dimiliki keluarga, dimana dua atau lebih anggota terlibat secara langsung pada bisnis tersebut (Brockhaus, 2004). Perusahaan keluarga sangat rentan konflik karena masing – masing memiliki sistem, peraturan, peran dan kepentingan yang berbeda. Setiap keluarga memiliki solusi yang berbeda dalam menyelesaikan konflik. Akan tetapi, dalam penyelesaian konflik dalam berbisnis belum tentu sama dengan menyelesaikan konflik dalam keluarga. Oleh karena itu, perlu dipahami bahwa sistem keluarga berbeda dengan sistem bisnis. Suatu bisnis dapat dikatakan bisnis keluarga apabila mampu memenuhi beberapa karakteristik (Poza, 2010), yaitu : 1. Kepemilikan 15% atau lebih yang dimiliki dua atau lebih anggota keluarga. 2.