Manajemen Keuangan RS [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Materi Materi Kuliah Kuliah MM MM Unisba Unisba 1 1 oktober oktober 2016 2016 Oleh Oleh :: Rachmat Rachmat Suyanto Suyanto



MANAJEMEN KEUANGAN RUMAH SAKIT



Secara umum, organisasi pelayanan kesehatan mempunyai tujuan mendorong peningkatan status kesehatan masyarakat secara mandiri, terpadu dan mampu berdaya saing antar individu, keluarga, masyarakat, serta bangsa dalam kondisi lingkungan yang kondusif dan sehat. Keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak, tidak hanya oleh orang per orang, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan bahkan oleh masyarakat. Untuk mewujudkannya, banyak hal yang perlu dilakukan, salah satu diantaranya adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan ialah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, pencegahan dan penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan atau masyarakat. Upaya pelayanan kesehatan tersebut diselenggarakan melalui fasilitas pelayanan kesehatan yang terdiri dari pelayanan kesehatan perseorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.. Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perseorangan secara paripurna yaitu pelayanan kesehatan kuratif dan rehabilitatif yang diselenggarakan secara terpadu dengan pelayanan kesehatan promotif dan preventif. Jika ditinjau dari telaahan ekonomi mikro, rumah sakit pada dasarnya adalah suatu unit industri dimana terjadi proses pendayagunaan sumber daya (man, money, material dan methode) guna menghasilkan berbagai macam produk (output) , yakni jasa–jasa pelayanan kesehatan. Dalam penyelenggaraannya, rumah sakit dapat dikelompokan menurut jenis pelayanan, pengelolaan dan klasifikasi. A. RUMAH SAKIT 1. Pengertian Rumah Sakit Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perseorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,



rawat jalan dan gawat darurat (UU RS). Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Menurut Undang-undang nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan : a.



Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pengobatan



yang



ditujukan



untuk



penyembuhan



penyakit,



pengurangan



penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau pengendalian kecatatan agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin. b. Pelayanan kesehatan rehabilitatif adalah kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. c.



Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan promosi kesehatan,



d.



Pelayanan kesehatan preventif adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit.



2. Pengelompokan Rumah Sakit 2.1. Pengelompokan rumah sakit menurut jenis pelayanan Jika ditinjau dari jenis pelayanan yang diberikan, maka rumah sakit dapat dikelompokan dalam rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. a. Rumah sakit umum memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis pelayanan; b. Rumah sakit khusus memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, umur, organ, jenis penyakit,



atau



kekhususan lainnya. 2.2. Pengelompokan rumah sakit menurut pengelolaan Jika ditinjau dari sisi pengelolaannya, maka rumah sakit dapat dibagi menjadi : (a) rumah sakit publik dan (b) rumah sakit privat. a. Rumah sakit publik Rumah sakit publik dapat dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah dan badan hukum yang bersifat nirlaba. Rumah sakit publik yang dikelola oleh pemerintah (pusat) diselenggarakan dengan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum



(BLU), yang secara umum mengacu pada Peraturan Pemerintah RI Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Secara khusus mengenai aspek pengelolaan keuangan BLU



mengacu pada



Peraturan-peraturan Menteri



Keuangan, sedangkan aspek kelembagaan, pejabat pengelola dan kepegawaian BLU perbedoman pada ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur Negara. Pedoman pelaksanaannya diatur oleh Menteri yang bertanggung jawab atas rumah sakit BLU. Rumah sakit publik yang dikelola oleh pemerintah daerah (Pemda), diselenggarakan dengan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), secara umum mengacu pada



Peraturan Pemerintah RI Nomor 23 Tahun 2005 tentang



Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Secara khusus mengenai aspek pengelolaan keuangan BLU mengacu pada Peraturan-peraturan Menteri Keuangan dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis BLU Daerah. Hal-hal yang menyangkut teknis pelaksanaannya, diatur lebih lanjut dengan Peraturan Daerah (Perda). Rumah sakit publik dapat juga dikelola oleh badan hukum yang bersifat nirlaba yaitu antara lain Yayasan, Perkumpulan dan Perusahaan Umum (PERUM), dimana sisa hasil usahanya (SHU) oleh rumah sakit tidak dibagikan kepada pemilik, melainkan digunakan untuk peningkatan dan pengembangan



pelayanan rumah sakit yang



bersangkutan. b. Rumah sakit privat Rumah sakit privat dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit. Rumah sakit privat dapat berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero. Laba yang diperoleh rumah sakit menjadi milik dan digunakan oleh para pemilik modal sebagai investor. 2.3. Pengelompokan rumah sakit menurut klasifikasi Ditinjau dari sistem pelayanan kesehatan, rumah sakit merupakan salah satu mata rantai pelayanan kesehatan yang



menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara



berjenjang dan fungsi rujukan. Menurut jenis pelayanan yang diberikan, maka rumah sakit dapat dikelompokan menjadi : (a) rumah sakit umum dan (b) rumah sakit khusus. Berdasarkan



fasilitas dan kemampuan pelayanan, baik rumah sakit umum maupun



rumah sakit khusus dikelompokan kedalam kelas-kelas.



a. Klasifikasi Rumah Sakit Umum Klasifikasi rumah sakit umum terdiri atas : (1) Rumah Sakit Umum kelas A, (2) Rumah Sakit Umum kelas B, (3) Rumah Sakit Umum kelas C dan (4) Rumah Sakit Umum kelas D. b. Klasifikasi Rumah Sakit Khusus Klasifikasi rumah sakit khusus terdiri atas : (1) Rumah Sakit Khusus kelas A, (2) Rumah Sakit Khusus kelas B dan (3) Rumah SakitKkhusus kelas C. Rumah sakit juga dapat ditetapkan menjadi Rumah Sakit pendidikan setelah memenuhi persyaratan dan standar rumah sakit pendidikan. Rumah Sakit pendidikan merupakan rumah sakit yang menyelenggarakan pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam bidang pendidikan profesi kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan dan pendidikan tenaga kesehatan lainnya. Dalam penyelenggaraan Rumah Sakit pendidikan dapat dibentuk jejaring Rumah Sakit pendidikan. 3. Kharakteristik Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Beberapa ciri khusus yang membedakan produk jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit dengan lainnya yang dapat mempengaruhi pengelolaan



keuangan di rumah



sakit antara lain sebagai berikut : a. Padat modal, padat karya dan padat teknologi. Untuk memproduksi jasa pelayanan kesehatan diperlukan pendanaan yang besar dan banyak menggunakan sumber daya manusia dari berbagai disiplin ilmu dan spesialisasi, sehingga akan mempengaruhi besarnya biaya pegawai dan biaya lainnya yang terkait. Teknologi kedokteran yang demikian cepat berkembang dan semakin mahal, maka harus tepat guna agar tidak menambah biaya pelayanan kesehatan yang tidak perlu. b. Consumer ignorance Konsumen sesungguhnya tidak tahu (ignorance) terhadap jasa yang dibelinya, mana yang baik, mana yang buruk dan mana yang sesungguhnya diperlukan. Konsumen lebih menyerahkan (sepenuhnya)



pada rumah sakit sebagai



penyedia



pelayanan



kesehatan (Health Care Provider) yang sesungguhnya adalah “ producer “ dari pada jasa pelayanan itu sendiri. Apabila dalam pengertian marketing, ada dalil bahwa konsumen adalah “raja”, dalil itu tidak sepenuhnya berlaku. Setidaknya perlu berhatihati didalam menetapkan dalil ini, tanpa mengurangi upaya untuk menjaga kualitas pelayanan. c. Patient – doctor relationship Hubungan pasien–dokter



yang pada dasarnya juga merupakan hubungan antara



produsen dengan konsumen jasa pelayanan kesehatan, sering dilandasi hal-hal yang tidak rasional, sehingga harga pelayanan kesehatan di rumah sakit tidak dapat ditetapkan pada landasan yang rasional, ekonomis dan objektif. d. Aspek kemanusiaan Jasa pelayanan terkait dengan aspek kemanusiaan yaitu



masalah hidup mati



seseorang, sehingga harga pelayanan kesehatan di rumah sakit sering tidak mungkin rasional. Disamping 4 ciri khusus yang telah diuraikan diatas, sebenarnya masih ada ciri khusus lainnya yang juga dapat mempengaruhi aplikasi manajemen keuangan di rumah sakit antara lain : (1) Kejadian penyakit tidak terduga, (2) Sehat dan pelayanan kesehatan sebagai hak atau kebutuhan semua orang, (3) Efek eksternal yaitu dampak (positif atau negatif) yang dialami orang lain sebagai akibat perbuatan seseorang atau sekelompok orang, (4) Mix outputs, yang dikonsumsi oleh pasien adalah satu paket pelayanan yang didalamnya sejumlah peperiksaan diagnosa, tindakan medik, perawatan, terapi, nasihat kesehatan dll dan, (5) Terdapat pembatasan praktek kompetisi. Adanya beberapa ciri khusus yang membedakan produk jasa pelayanan kesehatan dengan lainnya seperti diuraikan diatas, maka harus dipahami dan dikenali oleh mereka yang berkepentingan (stakehorders), khususnya manajer keuangan di rumah sakit 4. Rumah Sakit Sebagai Organisasi yang Unik dan Kompleks Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan kharakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Sifat-sifat khusus dari kegiatan di rumah sakit memiliki keunikan, karena merupakan suatu proses untuk menghasilkan jasa pelayanan kesehatan dan perhotelan dalam bentuk pelayanan kepada penderita yang rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.



Meskipun antara hotel dan rumah sakit mempunyai faktor kesamaan yaitu menyediakan jasa penginapan, tetapi terdapat beberapa perbedaan antara lain : 4.1 Segi konsumen Konsumen rumah sakit adalah pasien



yang membutuhkan pelayanan kesehatan,



orang yang sedang menderita suatu penyakit, orang yang mempunyai ketegangan emosional karena disamping memikirkan masalah hidup mati karena penyakitnya juga harus memikirkan biayaannya. Pasien yang datang ke rumah sakit bukan atas keinginannya, tetapi keadaan terpaksa karena penyakitnya. Pasien sebagai konsumen ikut dalam proses produksi pelayanan kesehatan, sehingga baik buruknya dalam tahapan proses pelayanan dapat dirasakan/diketahui langsung oleh konsumen. 4.2 Segi pelayanan Penyediaan jasa hotel di rumah sakit tentunya merupakan penunjang dalam rangka pelayanan kesehatan kepada penderita. Di rumah sakit memerlukan jasa pelayanan tertentu seperti pelayanan medis, laboratorium, radiologi, perawatan, gizi, fisioterapi, farmasi dan lain-lain yang dilengkapi dengan peralatan kedokteran dan tempat tidur khusus. Pelayanan kesehatan di rumah sakit diberikan oleh kelompok profesional yang merupakan suatu tim terdiri dari dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, perawat, ahli gizi, ahli fisioterapi, psikologi, apoteker, penunjang non medik dan lain-lain. Masing-masing profesi membentuk persatuan profesi dalam rangka menjaga keutuhan, nama baik, kelestarian profesi serta identitasnya, Hal ini dapat menjadi potensi



kesulitan dalam mengkoordinir kelompok profesional tersebut, sehingga



membutuhkan suatu wadah dan mekanisme kerja tersendiri yang dikembangkan oleh masing-masing rumah sakit. Konsekuensinya adalah bahwa semakin hari organisasi rumah sakit menjadi semakin kompleks sehingga perlu penanganan yang profesional. Dari uraian di atas, dalam konteks manajemen keuangan, maka rumah sakit adalah suatu unit pelayanan kesehatan yang hasil produksinya mahal. Hal ini karena dilihat dari aspek waktu, pelayanan di rumah sakit membutuhkan lebih banyak waktu yang konsekuensinya berdampak kepada tenaga dan dana. Jika



dilihat dari kegiatan



pelayanan, merupakan proses penanganan pasien yang kompleks, karena sebelum diagnosa penyakit ditegakan, diperlukan suatu proses pemeriksaan fisik dan penunjang. Setelah diagnosa ditegakan barulah ditetapkan jenis terapi dan perawatan yang disesuaikan dengan penyakit dan keadaan pasien.



Adanya keunikan dari organisasi rumah sakit, maka pendapat dari Sarjana Scults bahwa rumah sakit merupakan suatu organisasi yang paling kompleks dari segi kehidupan manusia. Karena keunikannya, pengelolaan rumah sakit harus dilakukan dengan lebih profesional, yang maksudnya adalah dalam pengelolaan harus memahami ciri khusus dan kompleksitas kegiatan di rumah sakit. 5. Pengelolaan Rumah Sakit ala Korporasi Telaahan ekonomi jika ditinjau dari sudut pandang mikro, rumah sakit adalah sebagai industri. Analisa ekonomi dalam suatu unit industri biasanya berangkat dari landasan pemikiran tentang efisiensi penggunaan dana. Hal ini dapat difahami, karena sumber daya (resources) yang dibutuhkan untuk kegiatan pelayanan rumah sakit selalu melebihi kemampuan dana yang ada. Disamping itu,



ada beberapa kondisi yang



mendorong agar rumah sakit melakukan upaya efisiensi antara lain : 1. Sumber daya rumah sakit yang mahal 2. Sumber daya rumah sakit yang sulit 3. Suasana kompetisi antar rumah sakit Dalam suasana kompetisi dewasa ini, jumlah rumah sakit cenderung meningkat dengan cepat. Sebagai konsekuensi dari masalah ini ialah keharusan dari pengelola rumah sakit untuk lebih memahami masalah keuangan agar tercapai efisiensi yang maksimal dalam penggunaan sumber daya rumah sakit guna meningkatkan daya saing. Untuk mencapai efisiensi tersebut dibutuhkan penerapan manajemen yang lebih baik, mulai dari perencanaan sampai pada pengawasan dan pengendalian penggunaan sumber daya yang tersedia. Sejalan dengan kecenderungan meningkatnya jumlah rumah sakit tersebut yang disertai



kemajuan dan perkembangan ilmu serta teknologi kedokteran, rumah sakit



juga telah berkembang dari suatu lembaga kemanusiaan, keagamaan, dan sosial yang murni



(non profit),



menjadi suatu lembaga



yang dikelola ala korporasi untuk



mendapatkan sisa hasil usaha, baik yang bermotif nirlaba (not for profit) maupun bermotif laba (for profit). Rumah sakit bermotif nirlaba yang dalam pengelolaannya tidak semata-mata mencari keuntungan, tetapi dengan pertimbangan kesinambungan, pengembangan dan peningkatan mutu pelayanan serta meningkatkan daya saing, maka rumah sakit dituntut menghasilkan sisa hasil usaha (SHU). Jadi SHU yang dihasilkan tersebut tidak diperlakukan sebagai laba bagi para pemiki. SHU yang dihasilkan rumah



sakit nirlaba, digunakan kembali oleh rumah sakit yang bersangkutan untuk peningkatan dan pengembangan pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan (need) dan permintaan (demand)



masyarakat. Berbeda dengan



rumah sakit yang bermotif



profit, jelas



mengarah dan berorientasi kepada “ bisnis” yang regulasinya diatur dalam Undangundang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Pada pasal 21 menyatakan bahwa rumah sakit privat dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk Perseroan atau Persero. Peluang ini terbuka bagi investor untuk menanamkan modalnya dalam usaha rumah sakit di bawah badan hukum yang bertujuan mencari laba (profit). Laba yang diperoleh rumah sakit menjadi milik dan digunakan oleh para pemilik modal sebagai investor. B. KEUANGAN RUMAH SAKIT 1. Keuangan 1.1 Pengertian Keuangan Keuangan merupakan ilmu



dan seni



dalam mengelola uang yang mempengaruhi



kehidupan setiap orang dan setiap organisasi. Keuangan berhubungan dengan proses, lembaga, pasar dan instrumen yang terlibat dalam transfer uang, diantara individu maupun antara bisnis dan pemerintah. 1.2 Lingkup Keuangan Lingkup keuangan demikian luas dan dinamis. Luasnya lingkup keuangan dapat berpengaruh langsung terhadap kehidupan setiap orang dan organisasi baik yang bersifat keuangan maupun non keuangan, umum maupun pribadi, besar atau kecil, mencari laba atau tidak mencari laba, antar individu maupun antara bisnis dan pemerintah. Sedangkan keuangan bersifat dinamis karena telah mengalami sejumlah perubahan besar selama betahun-tahun, sehingga muncul sebagai suatu bidang ilmu tersendiri. 2. Keuangan Rumah Sakit 2.1 Pengertian Keuangan Rumah Sakit Meskipun sulit untuk mendefinisikan keuangan rumah sakit dan memerlukan perdebatan yang panjang, tetapi penulis mencoba mengembangkan dari pengertian keuangan secara umum. Jika keuangan diaplikasikan pada organisasi rumah sakit, maka keuangan rumah sakit merupakan ilmu dan seni dalam mengelola uang pada organisasi rumah sakit.



Perlu difahami bahwa aplikasi keuangan pada organisasi rumah sakit, ada hal-hal penting yang berkaitan dengan pengelompokan rumah sakit yaitu baik pengelompokan rumah sakit berdasarkan jenis pelayanan, pengelompokan rumah sakit berdasarkan pengelolaan maupun pengelompokan rumah sakit



berdasarkan klasifikasi rumah sakit. Tentunya



perbedaan jenis pelayanan, perbedaan pengelolaan dan perbedaan klasifikasi rumah sakit akan membawa konsekuensi pada regulasi keuangan rumah sakit. 2.2 Jenis Keuangan Rumah Sakit Keuangan sebagaimana istilah yang digunakan dalam industri jasa rumah sakit terdiri dari fungsi akuntansi dan manajemen keuangan. Batasan diantara akuntansi dan manajemen keuangan disamarkan, karena aspek tertentu dari akuntansi melibatkan pengambilan keputusan dan banyak dari aplikasi teori serta konsep manajemen keuangan mengharuskan data akuntansi, tetapi dalam banyak aturan, akuntansi dan manajemen keuangan merupakan fungsi disiplin ilmu yang terpisah. Dalam konteks pengelolaan rumah sakit, maka keuangan rumah sakit terdiri dari akuntansi rumah sakit dan manajemen keuangan rumah sakit yang kedua-duanya memiliki persamaan dan perbedaan.



AKUNTANSI RUMAH SAKIT



KEUANGAN RUMAH SAKIT MANAJEMEN KEUANGAN RUMAH SAKIT



3. Akuntansi Rumah Sakit Akuntansi fungsinya adalah memberikan informasi keuangan yang sifatnya kuantitatif kepada berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) dengan eksistensi rumah sakit, untuk membantu meraka di dalam membuat keputusan ekonomi yang menyangkut rumah sakit tersebut. Tujuan informasi tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang terbaik dalam mengalokasikan sumber daya yang langka



pada aktifitas bisnis dan ekonomi. Mengenal dan memahami akuntansi bermanfaat bagi para manajer diberbagai bidang dan tingkatan dalam organisasi rumah sakit yang ingin mempelajari manajemen keuangan. Hal ini karena akan membantu dalam menganalisa kondisi rumah sakit guna mengambil keputusan pada saat sekarang dan yang akan datang yang didasarkan pada laporan keuangan. Oleh karenanya, sebelum mempelajari manajemen keuangan rumah sakit alangkah baiknya kita mengenal bahasa akuntansi rumah sakit, sehingga dapat berbicara dalam bahasa yang sama untuk mempelajari manajemen keuangan rumah sakit. Akuntansi rumah sakit secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu : (1) Akuntansi keuangan rumah sakit dan (2) Akuntansi manajemen keuangan rumah sakit. 3.1 Akuntansi Keuangan Rumah Sakit Akuntansi keuangan rumah sakit pada dasarnya merupakan proses yang diatur oleh apa yang dinamakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) atau PrinsipPrinsip Umum Akuntansi yang dapat diterima (Generally Accepted Accounting Principles – GAAP). Informasinya dalam bentuk laporan keuangan yang disediakan untuk para pemakai utamanya adalah pihak luar yang bersifat wajib atau perintah (mandatory) atau penting (essential). 3.2 Akuntansi Manajemen Rumah Sakit Akuntansi manajemen rumah sakit adalah sebuah sistem informasi yang berorientasi pada manajemen intern rumah sakit, karena menghasilkan laporan-laporan kepada manajer guna perencanaan dan pengendalian kegiatan-kegiatan operasional serta penilaian atas kegiatan-kegiatan rumah sakit. Informasi yang dilaporkan secara intern merupakan hal yang bebas atau sekehendak hati (discretionary). Artinya harus dibuat pilihan atas dasar pertimbangan, informasi apa yang akan diperoleh, kepada siapa informasi harus diberikan, berapa kali frekuansinya dan lain sebagainya, 4. Manajemen Keuangan Rumah Sakit Manajemen keuangan dalam banyak hal berkaitan dengan pembuatan keputusan. Keputusan yang dibuat berkaitan dengan keuangan yaitu penggunaan dana dan sumber pendanaan rumah sakit. 4.1 Penggunaan dana rumah sakit



Hal penting yang dilakukan menajer keuangan rumah sakit antara lain : a. Berapa besar jumlah dana investasi rumah sakit. b. Dalam bentuk aset apa saja rumah sakit harus menginvestasikan dananya yaitu dalam bentuk aset lancar dan aset tetap. c. Bagaimana sebaiknya komposisi dari masing-masing aset tersebut. 4.2 Pemenuhan kebutuhan dana rumah sakit Hal penting lainnya yang dilakukan manajer keuangan rumah sakit antara lain : a. Masalah pemenuhan kebutuhan dana dan biaya penggunaan dana (cost of capital). b. Masalah sumber pendanaan yaitu sumber dana intern (laba ditahan dan depresiasi), dan sumber dana ekstern ( kreditur dan dari memilik). Perlu diketahui bahwa seorang manajer keuangan rumah sakit selalu berhubungan dengan waktu dan ketidakpastian. Seorang manajer keuangan rumah sakit juga membutuhkan pendapat /saran dan kerjasama dengan banyak pihak, sehingga perlu menyadari dampak dari setiap kerjasama dan pengembangan prosedur untuk mencegah konflik kepentingan. Jadi manajemen keuangan Rumah Sakit merupakan



(Financial Management of Hospital)



teori dan konsep manajemen keuangan yang diaplikasikan



pada



organisasi Rumah Sakit. Aplikasi manajemen keuangan di rumah sakit tidak selalu identik dengan organisasi lain pada umumnya. Hal ini karena rumah sakit sebagai unit industri jasa pelayanan kesehatan, dimana terjadi proses pendayagunaan sumber daya



guna



menghasilkan



berbagai macam produk (output), juga merupakan organisasi yang unik dan kompleks serta memiliki sifat dan ciri khusus. Peramalan-peramalan berdasarkan perhitungan secara matematis



tidak selamanya kejadian-kejadian dapat dipahami penuh dalam



suasana rumah sakit. Menggabungkan perhitungan ekonomi dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit memang merupakan hal yang sulit, tetapi harus tetap dilaksanakan agar dalam implementasinya ada pedoman dasar dan perkiraan sampai batas yang terdefinisi. Oleh karena itu, keunikan dan kompleksitas rumah sakit serta sifat dan ciri khusus ini, harus dipahami dan dikenali oleh para manajer keuangan. C. FUNGSI UTAMA MANAJEMEN KEUANGAN RUMAH SAKIT



Manajemen keuangan rumah sakit merupakan salah satu manajemen usur ( tools of management) di rumah sakit selain manajemen sumber daya manusia rumah sakit, manajemen logistik rumah sakit dan lain sebagainya. Jika ditinjau dari aktivitas, maka manajemen keuangan pada organisasi rumah sakit pada dasarnya terdiri dari tiga tahap kegiatan sebagai berikut : (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, dan (3) Pengendalian. 1. Perencanaan (Planning) a. Menentukan siapa yang akan diberi pelayanan kesehatan; b. Pelayanan kesehatan apa yang akan diberikan; c. Bagaimana caranya memberikan pelayanan tersebut; d. Bagaimana, caranya memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan tersebut. 2. Pelaksanaan (Implementing ), a. Mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan. b. Mengelola pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan. 3. Pengendalian (Controlling ) a. Monitoring penggunaan sumber daya, proses kegiatan pelayanan kesehatan dan hasil pelayanan kesehatan ; b. Melakukan kegiatan pembetulan (koreksi) yang diperlukan. Disamping ditinjau dari suatu aktivitas fungsi manajemen keuangan yang utama, juga dapat ditinjau dari perspetif yang serupa sebagai berikut : PERENCANAAN - Penyusunan program : Jangka panjang Jangka pendek - Penganggaran



PELAKSANAAN - Mendapatkan dana



PENGENDALIAN - Pengawasan internal



- Pencapaian tujuan dan



- Monitoring dan



sasaran dengan



pencatatan transaksi



penyediaan dan



- Penyiapan laporan



pemanfaatan sumber daya.



- Mengambil langkah perbaikan



Fase perencanaan Manajemen keuangan menangani implikasi dari penyusunan program (programming) jangka panjang dan jangka pendek dari berbagai alternatif kegiatan. Hasil analisa ini terlihat pendapatan, biaya, arus kas dan posisi keuangan rumah sakit apabila kegiatan tertentu dilaksanakan. Contoh dari keputusan program jangka panjang yang dapat diambil antara lain : 1. Melakukan manajemen sendiri atau mengontrakan/ kerja sama operasional beberapa kegiatan kepada pihak ketiga; 2. Mengembangkan pelayanan yang baru; 3. Investasi baru seperti gedung baru dan atau alat-alat baru. Contoh dari keputusan program jangka pendek yang dapat diambil antara lain : 1. Perubahan dalam sistem penggajian 2. Perubahan dalam tata kerja para dokter 3. Pelaksanaan tarif baru. 4. Melakukan perubahan dalam pemberian pelayanan. Fase pelaksanaan Manajemen keuangan rumah sakit adalah terkait dengan mendapatkan



dan



memanfaatkan sumber dana kas dan sumber lainnya yang kemudian penggunaanya secara efektif dalam rangka pencapaian tujuan pelayanan. Fase pengawasan/pengendalian Pengendalian adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan upaya manajemen yaitu memastikan bahwa prosedur dan hasil yang sesuai dengan layanan dan tujuan, sasaran keuangan. Dalam hal pengelolaan keuangan, pengendalian ada hubungannya antara rencana strategik, rencana operasional dan anggaran dengan akuisisi dan pemanfaatan sumber daya. Mekanisme pengendalian akuntansi mencakup kebijakan dan prosedur yang berhubungan dengan pengamanan aset , catatan akuntansi serta informasi pendukung yang terkait dan sistem pelaporan.



REFERENSI 1. Neumann, Bruce R, Financial Management. Concepts and Applications for Helath Care Providers. Second Edition, National Health Publishing, Maryland . 1988 2. Arfan Ikhsan, Ida Bagus Dharmanegara, Akuntansi dan Manajemen Keuangan Rumah Sakit, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2010. 3. Indra Bastian. Akuntansi Kesehatan. Penerbit erlangga. Jakarta.2008. 4. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 5. Undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit 6. Azrul Azwar. Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi Ketiga.Bumi Putra Aksara, 1996. 7. Ridwan S.Sundjaja dan Inge Barlian. Manajemen Keuangan Bagian 1 edisi keempat. PT. Prenhallindo. Jakarta. 2002. 8. Hendrik M. Taurany. Administrasi Rumah Sakit .Buku Teks. FKM UI.Jakarta. 1986. 9. Cleverley, William O. Essentials of Health Care Finance. Third Edition.An Aspen Publication, Maryland.1992. 10. Herkimer, Allen G. Understanding Hospital Financial Management, Second Edition. An Aspen Publication, Maryland.1986.