Manajemen Laboratorium [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MANAJEMEN LABORATORIUM PENDIDIKAN Dr (C).Irjus Indrawan,S Pd.I.,M Pd.I Reny Safita. M.Pd Devie Novallyan. M.Pd Mahdayeni, M.Si Renny Yulia Elsha, M. Pd Ita Tryas Nur Rochbani, M.Pd. Dr. Adiati, M. Pd.I Edi Putra Jaya, S.PdI, MA Rita Syafitri.M.Pd Try Susanti. M.Si Dr. Dr. Maryani, S. Ag, MHI Dra. Enadarlita, MKM Editor : Dr. H. Kasful Anwar US, M.Pd



MANAJEMEN LABORATORIUM PENDIDIKAN CV. PENERBIT QIARA MEDIA 347 hlm : 15,5 x 23 cm Copyright @2020 Irjus Indrawan ISBN : 978-623-6807-29-3



Penerbit IKAPI No. 237/JTI/2019 Editor : Dr. H. Kasful Anwar US, M.Pd Layout : Dema



Desainer Sampul : Dema



Gambar diperoleh dari www.google.com Cetakan Pertama, 2020 Diterbitkan oleh : CV. Penerbit Qiara Media - Pasuruan, Jawa Timur Email : [email protected] Web : qiaramedia.wordpress.com



Blog : qiaramediapartner.blogspot.com Instagram : qiara_media



Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip dan/atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin tertulis penerbit. Dicetak Oleh CV. Penerbit Qiara Media Isi diluar tanggung Jawab Percetakan



PRAKATA PENULIS



Laboratorium merupakan sumber belajar yang efektif untuk mencapai kompentensi yang diharapkan bagi peserta didik. Untuk meninngkatkan efesiensi dan efektifitas, laboratorium harus dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Sebagus dan selengkap apapunn suatu laboratorium tidak akan berarti apa-apa bila tidak ditunjang dengan manajemen yang baik. Laboratorium dan jenis peralatannya merupakan sarana dan prasana penting untuk penunjang proses pembelajaran di sekolah. Suatu laboratorium yang baik memerlukan staf yang terampil, peralatan yang memadai dan manajemen laboratorium yang baik. Manajemen laboratorium (laboratory management) adalah usaha untuk mengelola laboratorium. Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaiatan satu dengn yang lainnya. Beberapa alat-alat laboratorium yang canggih, dengan staf profesional yang tampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik, oleh karena itu manajemen laboratorium adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dan kegiatan laboratorium sehari-hari. Suatu (job description) yang jelas, pemanfaatan fasilitas yang efektif, efesien, disiplin dan administrasi laboratorium yang baik pula. Sedangkan manajemen laboratorium pendidikan adalah pengaturan dan pelaksanaan proses fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan pelaporan) tempat riset (penelitian) ilmiah, eksperimen (percobaan), pengukuran ataupun pelatihan ilmiah guna memudahkan para peserta didik maupun pendidik dalam proses pembelajaran di lembaga pendidikan. Buku ini mengkaji tentang manajemen laboratorium dalam upaya meningkatkan i



mutu



pembelajaran di sekolah, bagaimana perencanaan, pelaksanaan,



dan evaluasi manajemen laboratorium di sekolah.



.



Semoga buku ini bermanfaat untuk kita semua dan mampu menambah khazanah pengetahuan dalam memanajemen laboratorium pendidikan, sehingga laboratorium yang ada di lembaga pendidikan menjadi laboratorium yang yang berkualitas. Aamiin. Wassalam Penulis



ii



DAFTAR ISI



PRAKATA PENULIS………………………………………………………..i DAFTAR ISI……………………………………………………………….ii BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………...1 Oleh: Dr (C).Irjus Indrawan,S Pd.I.,M Pd.I BAB



II.



PENGERTIAN,



FUNGSI



DAN



MANFAAT



LABORATORIUM………………………………………………………..18 Oleh: Reny Safita. M.Pd BAB



III.



KEDUDUKAN



DAN



FUNGSI



MANAJEMEN



LABORATORIUM………………………………………………………..32 Oleh: Reny Safita. M.Pd BAB IV. PERSIAPAN LABORATORIUM………………………………42 Oleh: Devie Novallyan. M.Pd BAB V. ADMINISTRASI LABORATORIUM…………………………..57 Oleh: Mahdayeni, M. Si BAB VI. PENATAAN LABORATORIUM………………………………72 Oleh: Renny Yulia Elsha, M. Pd BAB VII. KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LABORATORIUM



PENDIDIKAN



LABORATORIUM



PENDIDIKAN……………………………………………………………...86 Oleh: Ita Tryas Nur Rochbani, M.Pd. BAB VIII. EVALUASI SYSTEM KERJA LABORATORIUM………..98 Oleh: Dr. Adiati, M. Pd.I BAB IX. PENGEMBANGAN KEGIATAN LABORATORIUM……...107 Oleh: Edi Putra Jaya, S.PdI, MA iii



BAB X. DOKUMENTASI PENGELOLAAN LABORATORIUM……128 Oleh: Rita Syafitri.M.Pd BAB XI. SYSTEM MANAJEMEN MUTU LABORATORIUM…...…142 Oleh: Try Susanti. M.Si BAB XII. JENJANG DAN JABATAN PRANATA LABORATORIUM PENDIDIKAN…………………………………………………………….181 Oleh: Rita Syafitri, S.Si., M.Pd BAB XIII. ETIKA LABORAN…………………………………………..201 Oleh: Dr. Dr. Maryani, S. Ag, MHI BAB XIV. KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN………………………….229 Oleh: Dra. Enadarlita, MKM DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..249 BIODATA PENULIS……………………………………………………..260 BIODATA EDITOR………………………………………………………315



iv



BAB I PENDAHULUAN



A. Pendidikan Bila



diperhatikan



dalam



sejarah



pertumbuhan



suatu



masyarakat, pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka memajukan generasi sejalan dengan tuntutan masyarakat. Maju mundurnya suatu bangsa tergantung maju mundurnya pendidikan.1 Sehingga dunia pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan generasi bangsa yang selaras dan seimbang dengan dengan tuntutan zaman. Sekolah merupakan sebuah lembaga formal untuk mencetak generasi bangsa yang berpendidikan. Tujuan pendidikan pada suatu bangsa yaitu mengusahakan supaya setiap pribadi warga Negara memiliki kesempurnaan pertumbuhan tubuhnya, sehat otaknya, baik budi pekertinya dan sebagainya. Pada gilirannya seseorang akan mencapai tingkat kesempurnaan pribadi, bahagia lahir dan bathin melalui pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan dengan baik.2 Dalam



Undang-Undang



Sistem



Pendidikan



Nasional



disebutkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana Sudirman. Ilmu Pendidikan: Rosda Karya. Bandung. 1991. hlm. 3 Syafaruddin. llmu Pendidikan: Persfektif Baru Rekonstruksi. Bandung: Cita Pustaka Media. 2005. hlm. 55 1 2



1



untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki



kekuatan



spiritual



keagamaan,



pengendalian



diri,



kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan merupakan suatu dimensi pembangunan. Proses pendidikan terkait erat dengan proses pembangunan,



sedangkan pembangunan



diarahkan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, dan pembangunan di bidang ekonomi yang menunjang satu dengan yang lainnya dalam mencapai tujuan pembangunan nasional.3 Pendidikan merupakan



usaha sadar dan terencana untuk



mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Proses pendidikan terkait erat dengan proses pembangunan,



sedangkan pembangunan



diarahkan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, dan pembangunan di bidang ekonomi yang menunjang satu dengan yang lainnya dalam mencapai tujuan pembangunan nasional.4 Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam Oemar Hamalik. Tekhnologi Pendidikan. Bandung: Pembangunan Indonesia Biro Penulisan Buku. 2000. hlm. 1 4 Oemar Hamalik. Tekhnologi Pendidikan. Bandung: Pembangunan Indonesia Biro Penulisan Buku. 2000. hlm.1 3



2



Yayasan



Partisipasi



Yayasan



Partisipasi



masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Yang dimaksudkan dewasa dicatatan buku ini adalah dapat bertanggung jawab terhadapa diri sendiri secara biologis, psikologis, paedagogis dan sosiologis.5 Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pembinaan akal manusia yang merupakan potensi utama dari manusia sebagai makhluk



berfikir.



Dengan



pembinaan



olah



piker,



manusii



diharapkan semakin meningkat kecerdasannya dan meningkat pula kedewasaan berfikirnya, terutama memiliki kecerdasan dalam memecahkan permasalahan dalam kehidupannya. Pendidikan pada hakikatnya



adalah



pelatihan



keterampilan



setelah



manusia



memperoleh ilmu pengetahuan yang memadai dari hasil olah pikirnya. Keterampilan yang dimaksudkan adalah suatu objek tertentu yang membantu kehidupan manusia karena dengan keterampilan tersebut, manusia mencari rezeki dan mempertahankan kehidupannya. Pendidikan dilakukan dilembaga formal dan non formal,



sebagaimana



lingkungan



dilaksanakan



masyarakat.



Pendidikan



disekolah, bertujuan



keluarga,



dan



mewujudkan



masyarakat yang memiliki kebudayaan dan peradaban yang tinggi dengan indicator utama adanya peningkatan kecerdasan intelektual



Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2011. hlm. 1 5



3



masyarakat, etika dan moral masyarakat yang baik dan berwibawa, serta terbentuknya kepribadian yang luhur.6 Menurut Crow Modern educational theory and practise not only are aimed at preparation for future living but also are preparative in determining the patern of present, day-day attitude and behavior. Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai sarana untuk persiapan hidup yang akan datang, tetapi juga untuk kehidupan sekarang yang dialami individu dalam perkembangannya menuju ke tingkat kedewasaannya.7 Sebagai suatu komponen pendidikan, tujuan pendidikan menduduki posisi penting diantara komponen-komponen pendidikan lainnya, dapat dikatakan bahwa segenap komponen dari seluruh kegiatan pendidikan dilakukan semata-mata terarah kepada atau ditujukan untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian maka kegiatan-kegiatan yang tidak relevan dengan tujuan tersebut dianggap menyimpang, tidak fungsional, bahkan salah, sehingga harus dicegah terjadinya. Disini terlihat bahwa tujuan pendidikan itu bersifat normative, yaitu mengandung unsur norma yang bersifat memaksa, tetapi tidak bertentangan dengan hakikat perkembangan peserta didik serta dapat diterima oleh masyarakat sebagai nilai hidup yang baik.8



Hasan Basri. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia. 2009. hlm. 56 Fatah Syukur NC. Manajemen Pendidikan Berbasis Pada Madrasah. Semarang : Pustaka Rizki Putra,. 2011. hlm. 11 8 Umar Tirtarahardja dan S.L. La Sulo. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2005hlm. 37. 6 7



4



B. Manajemen Pendidikan Manajemen berasal dari bahasa Latin, yaitu dari asal kata manus yang berarti menjadi tangan dan agere yang berarti melakukan. Kata itu digabung menjadi kata kerja managere yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi management, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan. Manajemen pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses



perencanaan,



pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya pendidikan mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.9 Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 dan 3, “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.10 Pendidikan adalah segala upaya, latihan dan sebagainya untuk menumbuh kembangkan segala potensi yang ada dalam diri manusia baik secara mental, moral dan fisik untuk menghasilkan manusia yang dewasa dan bertanggung jawab sebagai makhluk yang berbudi



luhur.



Pendidikan



sebagai



usaha



membina



dan



mengembangkan peribadi manusia dari aspek-aspek rohaniah dan Husain Usman, Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2006), hlm. 7. 10 Didin Kurniadin dan Imam Machali, Manajemen Pendidikan Konsep dan Prinsip Pengelolaan Pendidikan, (Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2012), Hlm. 11 9



5



jasmaniah juga harus berlangsung secara bertahap. Oleh karena suatu



kematangan



yang



bertitik



perkembangan/pertumbuhan,



baru



akhir dapat



pada



optimalisasi



tercapai



bilamana



berlangsung melalui peroses demi peroses kearah tujuah akhir perkembangan atau pertumbuhannya.11 Manajemen pendidikan dapat juga diartikan sebagai aktifitas yang memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan.12 Sedangkan Sondang P Siagian



mengartikan manajemen sebagai



kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.13 Manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerja sama kelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan agar kegiatan dapat terlaksana dengan efektif dan efesien.14 Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa



manajemen



pendidikan



sebagai



proses



perencanaan,



pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya pendidikan mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien untuk menumbuh kembangkan segala potensi yang ada dalam diri M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Cet. III, (Jakarta ; Bumi Aksara, 1993), hlm. 11 12 Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), Hlm. 4 13 Sondang P Siagian, Filsafah Administrasi, (CV Masaagung, Jakarta : 1990), hlm, 5 14 Irjus Indrawan. Pengantar Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Yogyakarta: Deepublish. 2015. Hlm. 2 11



6



manusia baik secara mental, moral dan fisik untuk menghasilkan manusia yang dewasa dan bertanggung jawab sebagai makhluk yang berbudi luhur 1. Tujuan Manajemen Pendidikan Mempelajari manajemen pendidikan bertujuan untuk: a. Terwujud suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. b. Tercipta peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. c.



Terpenuhi salah stu dari empat kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan (tertunjangnya kompetensi profesional sebagai pendidik dan tenaga kependidikan sebagai manajer).



d. Tercapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. e. Terbekali tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen pendidikan). f.



Teratasi masalah mutu pendidikan.15



Ibid., hlm. 125



15



7



2. Fungsi Dan Prinsip Manajemen Pendidikan a. Fungsi Manajemen Pendidikan Manajemen Pendidikan berfungsi sebagai perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan. 1. Perencanaan (Planning) Planning adalah aktivitas pengambilan keputusan mengenai sasaran apa yang akan dicapai, tindakan apa yang akan diambil dalam rangka pencapaian tujuan dan siapa yang akan melaksanakan tugas-tugasnya. Dalam dunia pendidikan, perencanaan merupakan pedoman yang harus dibuat dan dilaksanakan sehingga usaha pencapaian tujuan lembaga itu dapat efektif dan efisien.16 Dalam kaitannya dengan perencanaan pengembangan lembaga pendidikan Islam, dapat dilakukan beberapa langkah antara lain: mengkaji kebijakan yang relevan, menganalisis pengembangan,



kondisi



lembaga,



mengumpulkan



merumuskan data



dan



tujuan



informasi,



menganalisis data dan informasi, merumuskan dan memilih alternatif program, menetapkan langkah-langkah kegiatan pelaksanaan.17 2. Pengorganisasian Organisasi diartikan sebagai kumpulan orang dengan sistem kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam Didin Kurniadi dan Imam Machali, Op. Cit., hlm129 Baharudin dan Makin, Manajemen Pendidikan Islam, (Malang: UIN-Maliki Press, 2010) hlm. 99-100 16 17



8



sistem kerja sama secara jelas diatur siapa yang menjalankan apa, siapa bertanggung jawab atas siapa, arus komunikasi dan



memfokuskan



sumber



daya



pada



tujuan.



Pengorganisasian adalah proses, membagi kerja kedalam tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya, dan mengalokasikan sumber daya, serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektifitas pencapaian tujuan organisasi.18 3. Actuating/ Penggerakan Penggerakan adalah hubungan anatara aspek-aspek individual yang ditimbulkan adanya hubungan terhadap bawahan untuk dapat mengerti dan memahami oembagian pekerjaan yang efektif dan efisien. 4. Controlling/ Pengawasan Pengawasan adalah proses penentuan apa yang dicapai. Berkaitan standara apa yang sedang dihasilakan, penilaian pelaksanaan, serta bilamana perlu diambil tindakan korektif. Ini yang memungkinkan pelaksanaan dapat berjalan sesuan rencana.19



Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 71. 19 Ibid., hlm. 102-105 18



9



b. Prinsip Manajemen Pendidikan Dalam melakukan manajemen organisasi pendidikan, maka perlu memperhatikan prinsip manajemen dalam setiap masing-masing komponen pendidikan. 1.



Manajemen kurikulum Prinsip dan fungsi manajemen kurikulum yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum adalah beberapa hal sebagai beriku, yaitu: a. Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum



merupakan



aspek



yang



harus



dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum. b. Demokratisasi,



pelaksanaan



manajemen



kurikulum



harus berasaskan pada demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab untuk mencapai tujuan kurikulum. c. Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan menejemen kurikulum perlu adanya kerja sama yang positiof dari berbagai pihak tyerlibat. d. Efektifitas dan efisien, rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus mempertimbangkan efektifitas dan efisien untuk mencapai tujuan kurikulum, sehinggga kegiatan manajemen kurikulum tersebut memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga dan waktu yang relatif siongkat.



10



e. Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan, dalam kurikulum, proses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi dan tujuan kurikulum.20 2.



Manajemen Tenaga Kependidikan Prinsip-prinsip manajemen tenaga kependidikan a. Perencanaan Pegawai Penyusunan rencana personalia yang baik dan tepat memerlukan informasi yang lengkap dan jelas tentang pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. b. Pengadaan Pegawai Untuk mendapatkan



pegawai yang



sesuai



dengan



kebutuhan, dilakukan kegiatan rekruitment. c.



Pembinaan dan Pengembangan Pegawai Organisasi



senantiasa



menginginkan



agar



personil-



personilnya melaksanakan tugas secara optimal dan menyumbangkan



segenap



kemampuannya



untuk



kepentingan organisasi, seta bekerja lebih baik dari harike hari. d.



Promosi dan Mutasi Setelah diperoleh dan ditentukan calon pegawai yang akan diterima, kegiatan selanjutnya adalah mengusakan supaya



calon



pegawai



tersebut



menjadi



anggota



Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 192. 20



11



organisasi yang sah sehingga mempunyai hak dan kewajiban sebagai anggota organisasi atau lembaga. e.



Pemberhentian Pegawai Dalam kaitannya dengan tenaga kependidikan di sekolah, khususnya



pegawai



negeri



sipil,



seab-sebab



pemberhentian pegawai ini dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis, yaitu pemberhentian atas permohonan sendiri, pemberhentian oleh dinas atau pemerintah, pemberhentian sebab lain-lain. f.



Kompensasi Pemberian kompensasi selain dalam bentuk gaji dapat juga berupa tunjangan, fasilitas perumahan, kendaraan dan lain-lain.



g.



Penilaian Pegawai Penilaian tenaga pendidikan ini difokuskan pada prestasi individu danperan sertanya dalam kegiatan sekolah.21



3.



Manajemen Kesiswaan Prisip-prisip manajemen kesiswaan a. Perencanaan penerimaan siswa b. Pembinaan siswa c. Kelulusan



4.



Manajemen Keuangan Prinsip-prinsip manajemen keuangan a. Prosedur anggaran



E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 42-45 21



12



b.



Prosedur akuntansi keuangan



c. Pembelajaran, perdugaan, dan prosedur pendistribusian d. Prosedur investasi e. Prosedur pemeriksaan Manajemen Sarana dan Prasarana



5.



Prinsip-prinsip manajemen saran dan prasarana a. Perencaan kebutuhan b. Pengadaan c. Penyimpanan d. Penginventarisasian e. Pemeliharaan f.



Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan Manajemen Hubungan Masyarakat



6.



Prinsip-prinsip manajemen hubungan masyarakat a. Komunikasi b. Saling pengertian c. Saling membantu d. 7.



Kerjasama Manajemen Layana Khusus Prinsip-prinsip manajemen layana khusus



a. Perpustakaan b. Kesehatan c.



Bimbingan konseling



d. Layana psikologis



13



e. Keamanan.22 C. Manajemen Laboratorium Pendidikan Laboratorium yang sering disingkat “lab”, adalah tempat dilakukannya riset (penelitian) ilmiah, eksperimen (percobaan), pengukuran ataupun pelatihan ilmiah. Pada umumnya, laboratorium dirancang untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya seperti laboratorium fisika, laboratorium kimia,



laboratorium



biokimia,



laboratorium



komputer,



dan



laboratorium bahasa.23 Laboratorium merupakan sumber belajar yang efektif untuk mencapai kompentensi yang diharapkan bagi peserta didik. Untuk meninngkatkan efesiensi dan efektifitas, laboratorium harus dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Sebagus dan selengkap apapunn suatu laboratorium tidak akan berarti apaapa bila tidak ditunjang dengan manajemen yang baik. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan fungsi laboretorium perlu dikelola secara baik untuk kelancaran proses belajar mengajar.24 Laboratorium dan jenis peralatannya merupakan sarana dan prasana



penting



untuk



penunjang



proses



pembelajaran



di



sekolah. Dikemukakan pada PP Nomor 13 Tahun 2015 tentang Rohiat, Manajemen Sekolah, (Bandung: Refika Aditama, 2008), hlm. 26. Richard Decaprio, Tips Mengelola Laboratorium Sekolah; IPA, Bahasa, Komputer, dan Kimia, (Yogyakarta: Diva Press,2013), hal. 16 24 Ibrahim, B. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.2009, hal. 4 22 23



14



Standar Nasional Pendidikan Pasal 42 ayat (2) serta Pasal 43 ayat (1) dan ayat (2) bahwa: Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan,



ruang



pendidik,



ruang



tata



usaha,



ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Laboratorium



atau



menurut



Depdiknas



merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori



keilmuan,



Laboratory



pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian, dan sebagainya dengan menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas dan kualitas yang memadai. Suatu laboratorium yang baik memerlukan staf yang terampil, peralatan yang memadai dan manajemen laboratorium yang baik. Manajemen laboratorium



merupakan



usaha



pengelolaan



laboratorium



berdasarkan konsep manajemen buku. Manajemen laboratorium meliputi pengelolaan tata ruang, alat, infrasruktur, administrasi laboratorium, pendanaan, inventarisasi dan keamanan, pengamanan laboratorium,



sumber



daya



manusia,



peraturan,



dan



jenis



pekerjaan.25 Jadi, Manajemen laboratorium pendidikan adalah pengaturan dan pelaksanaan proses fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan pelaporan) tempat Anti Damayanti Hamdani,Manajemen & Teknik Laboratorium, (Yogyakarta:Fakultas Saintek UIN Sunan Kalijaga,2008 ), hal. 1 25



15



riset (penelitian) ilmiah, eksperimen (percobaan), pengukuran ataupun pelatihan ilmiah guna memudahkan para peserta didik maupun pendidik dalam proses pembelajaran di lembaga pendidikan. Manajemen laboratorium (laboratory management) adalah usaha untuk mengelola laboratorium. Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaiatan satu dengn yang lainnya. Beberapa alat-alat laboratorium yang canggih, dengan staf profesional yang tampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik, oleh karena itu manajemen laboratorium adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dan kegiatan laboratorium sehari-hari. Suatu (job description) yang jelas, pemanfaatan fasilitas yang efektif, efesien, disiplin dan administrasi laboratorium yang baik pula. 26 Pengelolaan laboratorium adalah kegiatan menggerakan sekelompok orang (SDM), keuangan, peralatan, fasilitas dan atau segala obyek fisik lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan atau sarana tertentu yang diharapkan secara optimal. Pengelolaan laboratorium secara umum meliputi aspek : a. Perencanaan yaitu proses pemikiran yang sistemik, analitis, logis tenang kegiatan yang harus dilakukan, langahlangkah, metode, SDM, tenaga, dan dana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efesien. Fred, P., & Ellington, H. Labotorium Pendidikan, Diterjemahkan oleh: Sudjarwo. Jakarta: Erlangga.1984, hal. 56 26



16



b. Penataan alat dan bahan yaitu proses pengaturan alat/ bahan dilaboratorium agar tertata dengan baik. c. Pengadministrasian pencatatan



atau



laboratorium investarisasi



yaitu fasilitas



suatu dan



proses aktifitas



laborarium. Dengan pengadmiistrasian yang tepat semua fasilitas dan aktifitas laboratorium dapatt terogranisir dangan sistematis. d. pengamanan, perawatan dan pengawasan. Manajemen laboratorium, dalam hal ini manajen mutu, harus didesian untuk selalu memperbaiki efektifitas dan efesiensi kerjanya, disamping harus mempertimbangkan kebutuhan semua pihak yang berkepentingan. 27



Nuryani. Laboratorium di Sekolah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 1991, hal. 126 27



17



BAB II PENGERTIAN, FUNGSI DAN MANFAAT LABORATORIUM



A. Pengertian Laboratorium Berbagai usaha yang dilakukan oleh guru sebagai pengelola pendidik untuk lebih meningkatkan serta mendukung proses belajar yang lebih efektif dan efisien. Banyak faktor yang menentukan kualitas pendidikan atau hasil belajar, salah satunya yang terkait dengan pusat sumber belajar.Banyak berbagai sumber yang dapat dijadikan sebagai pusat sumber belajar yang salah satunya laboratorium. Laboratorium perlu dilestarikan serta dikelola, karena berperan untuk mendorong efektivitas



serta



optimalisasi



proses



pembelajaran



melalui



penyelenggaraan berbagai fungsi yang meliputi fungsi layanan, fungsi pengadaan/pengembangan media pembelajaran, fungsi penelitian dan pengembangan dan fungsi lain yang relevan untuk peningkatan efektivitas dan efisien pembelajaran. Secara etimologi kata “laboratorium” berasal dari kata latin yang berarti “tempat bekerja” dan dalam perkembangannya kata



18



“laboratorium” mempertahankan kata aslinya yaitu “tempat bekerja”, akan tetapi khusus untuk keperluan penelitian ilmiah.28 (1)Menurut W.J.S. Poerwadarminta, dalam kamus umum Bahasa Indonesia mengatakan bahwa: Laboratorium adalah tempat untuk mengadakan sesuatu



yang



percobaan



(penyelidikan



berhubungan



dengan



dan



sebagainya) segala



ilmu



fisika,



kimia,dan



sebagainya. Sedangkan laboran adalah orang (ahli ilmu kimia dan sebagainya) yang bekerja di laboratorium.29 (2)Menurut A SHornby, laboratory is a room or building used scientific



research,



experiments,testing,



etc.30Laboratorium



adalah ruangan atau bangunan yang digunakan penelitian ilmiah, eksperimen, pengujian, dll. (3)Dalam kamus Cambridge Advanced Leaner’s Dictionary, laboratorium atau laboratory is a room or building with scientific equipment for teaching science, or a place where chemicals or medicines produced.31Laboratorium adalah ruang atau



bangunan



dengan peralatan ilmiah untuk melakukan tes ilmiah atau untuk mengajar ilmu pengetahuan, atau tempat dimana bahan kimia atau obat-obatan yang diproduksi.



28 Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya, (Bandung: Pudak Scientific, 2006), hlm. 1 29 Saleh H. Emha, dkk, Pedoman Penggunaan Laboratorium Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 6 30 A S Hornby, Oxford Advanced Leaner’s Dictionary, (Oxford University Press, 2010), cet-8, hlm 829 31 Cambridge University Press, Cambridge Advanced Leaner’s Dictionary, (Singapore: Green Gian Press, 2008), hlm 799.



19



(4)Menurut



Dr.



Abdul



Kahfi



Assidiq,



M.Sc



dalam



kamus Biologi, laboratorium adalah ruang kerja khusus untuk percobaan-percobaan



ilmiah yang dilengkapi dengan peralatan



tertentu.32 (5)Menurut Nuryani R, Laboratorium adalah suatu tempat dimana



percobaan dan penyelidikan dilakukan. Dalam pengertian



sempit, laboratorium sering diartikan sebagai ruangatau tempat yang berupa gedung yang dibatasi oleh dinding dan atap yang di dalamnya terdapat sejumlah alat dan bahan praktikum.33 Menurut Direktorat Pendidikan Menengah Umum Laboratorium adalah tempat melakukan percobaan dan peyelidikan.Tempat ini dapat merupakan



suatu



ruangan



tertetutup,



kamar



atau



ruangan



terbuka.Misalnya kebun. Dalam pengertian ruangterbatas laboratorium ialah suatu ruangan yang tertutup melakukan percobaan dan penyelidikan. Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen,



pengukuran



ataupun



pelatihan



ilmiah



dilakukan.



Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium adalah tempat belajar mengajar melalui metode pratikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar di mana siswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan dapat membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Laboratorium adalah 32 A S Hornby, Oxford Advanced Leaner’s Dictionary, (Oxford University Press, 2010), cet-8, hlm 829. 33 Nuryani, R, Strategi Belajar Mengajar Biologi,(Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang, 2005), hlm. 137



20



suatu tempat dilakukannya percobaan dan penelitian.Tempat ini dapat merupakan ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka.Laboratorium adalah suatu ruangan yang tertutup di mana percobaan eksperimen dan penelitian dilakukan. Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen,



pengukuran



ataupun



pelatihan



ilmiah



dilakukan.



Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan



tersebut



secara



terkendali



(Anonim,



2007).



Laboratorium merupakan sumber belajar yang efektif untuk mencapai kompetensi yang diharapkan bagi siswa. Untuk efesiensi



dan efektifitas,



dimanfaatkan



dengan



laboratorium



meningkatkan



harus



dikelola



dan



baik. Sebagus dan selengkap apapun suatu



laboratorium tidak akan berarti apa-apa bila



tidak



ditunjang



oleh



manajemen yang baik. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan fungsi laboratorium perlu dikelola secara baik untuk kelancaran proses belajar mengajar. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2013 sebagai pengganti PP No 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional, bahwa laboratorium merupakan sarana prasarana yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran.Sementara menurut pemahaman masyarakat luas bahwa laboratorium diartikan sebagai suatu tempat untuk mengadakan percobaan, penyelidikan, dan sebagainya yang berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan biologi atau bidang ilmu lain. Pengertian lain menurut Sukarso, laboratorium ialah



suatu



tempat



dimana



dilakukan



21



kegiatan



kerja



untuk



mernghasilkan sesuatu. Tempat ini dapat merupakan suatu ruangan tertutup, kamar, atau ruangan terbuka, misalnya kebun dan lainlain.Laboratorium adalah tempat belajar mengajar melalui metode pratikum yang dapat menghasilkal pengalaman belajar di mana siswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan dapat membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.34 Laboratorium merupakan tempat riset ilmiah yang mana untuk penelitian atau perrcobaan. Laboratorium dalam dunia pendidikan sangat



diperlukan



karena



merupakan



tempat



menimba



ilmu



pengetahuan dengan cara nyata kebenarannya yakni dengan melalui percobaan atau eksperimen. Dalam analisis laboratorium sebagai sumber belajar ini banyak sekali dampak posifit atau kelebihan diantaranya: siswa dapat menyakini akan kebenaran karena melihat langsung ,mendengar,melihat, meraba dan mencium yang sedang dipelajari atau dianalisis siswa tersebut. Siswa cenderung tertarik pada objek nyata di dalam sekitarnya.Membangkitkan rasa ingin tahu, dan memperkaya pengalaman dan ketermpilan kerja dan pengembagan ilmiah. Dengan berkembangnya laboratorium, laboratorium mempunyai tujuan yakni sebagai salah satu sumber belajar secara langsung dengan adanya pembelajaran tersebut, naluri siswa lebih cepat ingin tahu dan 34Djas, Fachri, 1998. Manajemen Laboratorium (Laboratory Management). Penataran Pengelolaan Laboratorium (Laboratory Management). Fakultas Kedokteran USU, Medan.hlm. 38



22



ingin selalu belajar untuk menimba ilmu di bidang laloratorium dengan melalui percobaan-percobaan/eksperimen.Tujuan laboratorium sebagai salah satu sumber belajar harus menjadi perhatian utama pengelola laboratorium.Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan suatu manajemen pelayanan yang berfokus pada pembelajaran sebagai pelanggan.Pelayanan harus memperhatikan dan menerapkan kaidah manajemen kualitas pelayanan. Laboratorium adalah prasarana, sarana dan mekanisme kerja yang menunjang secara unit satu atau lebih dari dharma sekolah dan atau madrasah



(pendidikan



dan



pengajaran,



penelitian



sertapengabdian kepada masyarakat) melalui pengalaman langsung dalam membentuk keterampilan,pemahaman, dan wawasan dalam pendidikan



dan



pengajaran,



dalam pengembangan ilmu dan



tekhnologi, serta pengabdian kepada masyarakat luas.Salah satu sarana prasarana yang harus disediakan oleh penyelenggara sekolah untuk menunjang kegiatan belajar mengajar adalah laboratorium. Menurut percobaan



dan



Moedjadi, laboratorium penyelidikan



merupakan suatu ruangan



adalah



dilakukan.



tertutup,



kamar



tempat



Tempat



ini



dimana dapat



atau ruang terbuka.



Selanjutnya dalam arti sempit laboratorium adalah tempat bekerja untuk mengadakan percobaan atau penyelidikan dalam bidang ilmu tertentu, seperti fisika, kimia, biologi, dsb.35 Berdasarkan definisi tersebut, laboratorium adalah tempat yang digunakan untuk melakukan berbagai percobaan maupun penelitian 35Ibid, hlm 39



23



yang berhubungan dengan ilmu fisika, biologi, dan kimia atau bidang ilmu lain, yang merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka seperti kebun dan lain-lain.Laboratorium pendidikan biasanya klasifikasikan menurut bidang ilmu tertentu.mempunyai fungsi sebagai tempat proses pembelajaran dengan metoda praktikum. adanya interaksi dengan alat dan bahan serta kegiatan observasi berbagai gejala secara langsung. Secara umum laboratorium dapat diartikan sebagai tempat untuk melakukan observasi, percobaan, pengujian, analisis atau mempraktikkan ilmu dan keterampilan tertentu.Sehingga laboratorium itu terbagi atas 2 macam yaitu laboratorium pendidikan dan laboratorium riset. B. Macam- Macam Laboratorium Menurutkegunaannya, laboratorium dibagi menjadi dua jenis yaitu



laboratorium



laboratorium



pembelajaran



penelitian



(research



(classroom laboratory).36



laboratory) dan Laboratorium



pembelajaran mempunyai ukuran yang lebih besar dari laboratorium penelitian.37 Laboratorium pembelajaran bisa disebut juga dengan laboratorium sekolah yang didesain untuk proses belajar mengajar, praktikum dan kegiatan lain yang mendukung proses pembelajaran. Laboratorium sekolah merupakan tempat atau lembaga tempat peserta didik belajar serta mengadakan percobaan (penyelidikan) 36Anti Damayanti dan Isma Kurniatanty, Manajemen & Teknik Laboratorium, (Yogyakarta: Prodi Biologi, Fakultas Saintek, UIN SUKA, 2008), hlm 2. 37Anti Damayanti dan Isma Kurniatanty, 2018.Manajemen & Teknik Laboratorium, hlm 1.



24



dan sebagainya yang berhubungan dengan sains.38 Dengan begitu kegiatan laboratorium (praktikum) merupakan bagian integral dari kegiatan belajar mengajar biologi. Ditinjau dari bidang garapannya, maka



laboratorium



sekolah/laboratorium



pembelajaran



dapat



dibedakan atas beberapa jenis, yaitu laboratorium IPA, Laboratorium Biologi,



laboratorium



Laboratorium



Bahasa,



Kimia, dan



Laboratorium



lain-lain.39



Yang



Perpustakaan, mana



tiap-tiap



laboratorium sangat membantu dalam proses belajar mengajar. C. Fungsi Laboratorium Adapun



fungsi



dari



ruangan



laboratorium



antara



lain



sebagai berikut: 1) Sebagai biologi



tempat



berlangsungnya



kegiatan



secara



praktek



memerlukan



yang



pembelajaran peralatan



khusus. 2) Sebagai tempat yang dapat mendorong semangat peserta didik untuk memperdalam pengertian dari suatu fakta yang diselidiki atau diamati. 3) Tempat display atau pameran. 4) Sebagai tempat bagi siswa untuk belajar memahami karakteristik



alamdan



lingkungan



melalui



keterampilan proses serta mengembangkan



optimalisasi



sikap ilmiah.40



38 M. Saleh H. Emha, dkk, Pedoman Penggunaan Laboratorium Sekolah, hlm 7 39Ibid, hlm 8 40Koesmaji, W, dkk.Teknik Laboratorium. (Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UPI,2004), hlm 43.



25



5) Sebagai tempat siswa berlatih menerapkan keterampilan proses sesuai dengan tuntutan pembelajaran Biologi yang mengutamakan proses selain produk. 6) Memberikan



kelengkapan



bagi



pelajaran



teori



yang



diterima sehingga antara teori dan praktek bukan merupakan dua hal yang terpisah, melainkan dua hal yang merupakan suatu kesatuan. Keduanya saling mengkaji dan saling mencari dasar.41 Dalam melaksanakan kegiatan di laboratorium alam ini adalah untuk menyampaikan atau menerapkan aplikasi-aplikasi dari materi pelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Guru harus sudah menyiapkan fasilitas, alat seadanya ataupun siap memberikan pemahan konsep tentang aplikasi dari materi.Kegiatan praktikum dapat dan seharusnya dilaksanakan di laboratorium, baik laboratorium yang disiapkan terlebih dahulu yang dilengkapi dengan segala macam peralatan yang dibutuhkan untuk praktik, dapat pula di laboratorium alam yang memiliki fasilitas seadanya sesuai dengan alam yang ada disekitar sekolah. Laboratorium ini diharapkan dapat menempatkan cara belajar sebagaimana seharusnya yang akan dapat melibatkan siswa belajar, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga siswa dapat lebih memahami materi dibandingkan dengan pembelajaran biasa. Secara garis besar laboratorium dalam proses pendidikan adalah sebagai berikut: 41Mustaji, Laboratorium: Perspektif Teknologi Pembelajaran,Disajikan dalam Workshop Penyusunan Panduan Penggunaan Laboratoriumdi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya pada hari Rabu, 23 Desember 2009.



26



1) Sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan intelektual melalui kegiatan pengamatan, pencatatan dan pengkaji gejala-gejala alam. 2) Mengembangkan keterampilan motorik siswa. Siswa akan bertambah keterampilannya dalam mempergunakan alat-alat media yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran. 3) Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari sesuatu objek dalam lingkungan alam dan sosial. 4) Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seseorang calon ilmuan. 5) Membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan pengetahuan atau penemuan yang diperolehnya. Lebih jauh dijelaskan dalam Anonim (2003), bahwa fungsi dari laboratorium adalah sebagai berikut : 1) Laboratorium sebagai sumber belajar. Tujuan pembelajaran dengan banyak variasi dapat digali, diungkapkan, dan dikembangkan dari laboratorium. Laboratorium sebagai sumber untuk memecahkan masalah atau melakukan percobaan. Berbagai masalah yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran terdiri dari 3 ranah yakni: ranah pengetahuan, ranah sikap, dan ranah keterampilan/afektif.



27



2) Laboratorium



sebagai



metode



pembelajaran.



Di



dalam



laboratorium terdapat dua metode dalam pembelajaran yakni metode percobaan dan metode pengamatan 3) Laboratorium sebagai prasarana pendidikan. Laboratorium sebagai prasarana pendidikan atau wadah proses pembelajaran. Laboratorium terdiri dari ruang yang dilengkapi dengan berbagai perlengkapan dengan bermacam-macam kondisi yang dapat dikendalikan, khususnya peralatan untuk melakukan percobaan. D. Manfaat Laboratoriun Manfaat laboratorium yaitu sebagai sumber belajar dan mengajar sebagai metode pengamatan dan metode percobaan. Sebagai prasarana pendidikan atau sebagai wadah dalam proses belajar mengajar. Menurut Sukarso, secara garis besar laboratorium dalam proses pendidikan adalah sebagai berikut: 1) Sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan intelektual melalui kegiatan pengamatan, pencatatan dan mengkaji gejala-gejala lain. 2) Mengembangkan



keterampilan



motorik



siswa,



siswa



akan



bertambah keterampilannya dalam mempergunakan alat-alat media yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran. 3) Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seseorang ilmuan.



28



4) Memberi rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan pengetahuan atau penemuan yang diperolehnya. Laboratorium



IPA-Fisika



yang



memanfaatkannya



dan



pengolahannya sebagai sumber belajar belum optimal atau tidak digunakan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: 1) Kemampuan dan penguasaan guru terhadap peralatan dan pemanfaatan bahan praktek masih belum memadai. 2) Belum memadai baik secara kualitas maupun kuantitas tenaga laboratorium. 3) Banyak alat-alat laboratorium dan bahan yang sudah rusak yang belum diadakan kembali dan tidak cukupnya keterbatasannya alat-alat dan bahan yang mengakibatkan setiap siswa mendapat tidak cukup / keterlibatannya alat-alat dan bahan yang mengakibatkan setaip siswa mendapat tidak cukupnya / terbatasnya alat-alat dan bahan mengakibatkan siswa tidak dapat belajar untuk eksperimen. Dalam proses belajar mengajar kegiatan laboratorium atau praktikum turut berperan dalam mencapai 3 tujuan pembelajaran, antara lain: 1.



Keterampilan kognitif, misalnya: Melatih agar teori dapat dimengerti. Agar teori dapat diterapkan pada keadaan problem nyata.



2.



Keterampilan afektif, misalnya: Belajar bekerja sama.



29



Belajar menghargai bidangnya. Belajar merencanakan kegiatan secara mandiri. 3.



Keterampilan psikomotorik, misalnya: Belajar memasang peralatan sehingga betul-betul berjalan. Belajar memakai peralatan dan instrumen tertentu. Penerapan kegiatan laboratorium dalam pembelajaran memiliki



kebaikan dan kelemahan. Kebaikan dari pelaksanaan praktikum antara lain: 1.



Melibatkan siswa secara langsung dalam mengamati suatu proses.



2. Siswa dapat meyakini akan hasilnya, karena langsung mendengar, melihat, meraba, dan mencium yang sedang dipelajari. 3. Siswa akan mempunyai kemampuan dalam keterampilan mengelola alat, mengadakan percobaan, membuat kesimpulan, menulis laporan, dan mampu berfikir analisis. 4. Siswa lebih cenderung tertarik pada obyek yang nyata di alam sekitarnya. 5. Memupuk dan mengembangkan sikap berfikir ilmiah, sikap inovatif, dan saling bekerja sama. 6. Membangkitkan minat ingin tahu, memperkaya pengalaman keterampilan kerja dan pengalaman berfikir ilmiah. Sedangkan kelemahan/ kekurangan dari praktikum antara lain:



30



1.



Guru harus benar-benar mampu, menguasai materi dan ketrampilan.



2. Tidak semua mata pelajaran dapat dipraktikkan dan tidak semua diajarkan dengan metode praktik. 3. Alat-alat dan bahan yang mahal harganya dapat menghambat untuk melakukan praktik. 4. Banyak waktu yang diperlukan untuk praktik, sehingga kemungkinan dapat dilaksanakan diluar jam pelajaran.42



42Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya, (Bandung: Pudak Scientific, 2006), hlm 23.



31



BAB III KEDUDUKAN DAN FUNGSI MANAJEMEN LABORATORIUM



A. Pengertian Manajemen Laboratorim Apa yang dimaksud dengan manajemen? Pengertian manajemen adalah sebuah proses untuk mengatur sesuatu yang dilakukan oleh sekelompok orang atau organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut dengan cara bekerja sama memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Secara etimologi kata manajemen diambil dari bahasa Perancis kuno, yaitu menagement, yang artinya adalah seni dalam mengatur dan melaksanakan.Manajemen dapat juga didefinisikan sebagai upaya perencanaan, pengkoordinasian, pengorganisasian dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efisien dan efektif.Efektif dalam hal ini adalah mencapai tujuan sesuai perencanaan, sedangkan efisien adalah melaksanakan pekerjaan dengan benar, teroganisir, dan selesai sesuai jadwal. Secara umum manajemen sering didefinisikan sebagai, “Getting things done through other people



untuk menyelesaikan pekerjaan



melalui orang lain”. Telah disebutkan berkali-kali bahwa supervisor merupakan manajer lini terdepan yang melaksanakan pekerjaan



32



manajemen



untuk



merencanakan,



mengorganisir,



mengeksekusi



rencana, serta mengendalikan dan mengontrol proses pekerjaan menuju hasil yang diharapkan. Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya.Beberapa peralatan laboratorium yang canggih, dengan staf profesional yang terampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya manajemen laboratorium yang baik.Manajemen laboratorium merupakan usaha untuk mengelola laboratorium dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium sehari-hari. Manajemen adalah



usaha



laboratorium untuk



(laboratory



mengelola



management)



laboratorium. Suatu



laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa



alat-alat



laboratorium



yang



canggih, dengan staf



profesional yang terampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya manajemen laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen laboratorium adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium sehari-hari.



Pengelolaan laboratorium akan berjalan dengan lebih



efektif bilamana dalam struktur organisasi laboratorium oleh Board of Management yang berfungsi sebagai penasehat. Board of Management terdiri



33



atas



didukung



pengarah dan



para senior/profesor



yang



mempunyai



kompetensi dengan kegiatan laboratorium yang



bersangkutan. Manajemen



laboratorium



adalah



usaha



untuk



mengelola



laboratorium.Bagaimana suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberpa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya.Beberapa alat laboratorium yang cangih dengan staff operasional yang terampil belum belum tentu dapat beroperasi dengan baik,



jika tidak didukung oleh adanya manajemen



laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen laboratorium adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan.Suatu manajemen laboratorium yang baik memiliki sistem organisasi baik, uraian kerja yang jelas,pemanfaatan fasilitas yang efektif dan efisien, disiplin, administrasi laboratorium yan baik pula. Proses perencanaan dalam manajemen ialah suatu tindakan mendeterminasisasaran-sasaran dan arah tindakan yang akan dilalui. Tindakan perencanaan diikutioleh proses pengorganisasian sebagai suatu tindakan mendistribusikan pekerjaankepada kelompok yang ada dan menetapkan hubungan-hubungan yang diperlukan.Setelah itu dilakukan



proses



menggerakan



yaitu



upaya



merangsang



atau



mendoronganggota kelompok/organisasi untuk melaksanakan tugas mereka dengan kemauansecara suka rela dan secara antusias. Setelah rencana



ditetapkan,



ditentukan



kapandan



siapa



yang



melaksanakannya dengan membagi pekerjaan dan mendorongpersonil melaksanakannya



maka



dilakukan



34



pengawasan



sebagai



tindakanmengawasi pekerjaan agar terlaksana sesuai rencana yang ditetapkan B. Kedudukan Manajemen Laboratorium Dikemukakan pada PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 42 ayat (2) serta Pasal 43 ayat (1) dan ayat (2) bahwa: 1. Pasal 42 (2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. 2. Pasal 43 (1) Standar keragaman jenis peralatan laboratorium ilmu pengetahuan alam (IPA), laboratorium bahasa, laboratorium komputer, dan peralatan pembelajaran lain pada satuan pendidikan dinyatakan dalam daftar yang berisi jenis minimal peralatan yang harus tersedia.



35



(2) Standar jumlah peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan dalam rasio minimal jumlah peralatan perpeserta didik43. Untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas, laboratorium harus dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Sebagus dan selengkap apapun suatu laboratorium tidak akan berarti apa-apa bila tidak ditunjang oleh manajemen yang baik. Manajemen dapat didefinisikan sebagai kegiatan mengelola berbagai sumber daya dengan carabekerja sama dengan orang lain melalui proses tertentu untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien44 Pemanfaatan meningkatkan



laboratorium



keberhasilan



yang



kegiatan



efektif



akan



pembelajaran.



dapat Dalam



memanfaatkan laboratorium melibatkan aspek-aspek kemampuan guru dalam menggunakan alat dan bahan, ketersediaan/kelengkapan sarana prasarana laboratorium dan teknis pengelolaan yang efektif. Agar pemanfaatan laboratorium berjalan baik, maka laboratorium tersebut haruslah dikelola dengan baik.Pengelolaan laboratorium didukung oleh manajeman laboratorium. Manajemen laboratorium merupakan usaha untuk mengelola laboratorium, yang keberhasilan nya ditentukan oleh faktor yang saling berkaitan antara satu sama lain45. 43Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). 44Afreni. Harnidah, Novita Sari., dan Retni Budianingsih, Manajemen Laboratorium Beberapa SMA Swasta di Kota Jambi. Jurnal Sainmatika, 2013. 07(1), hlm 2 45 RusSetyaningrum, Efektivitas Pelaksanaan Praktikum Fisika Siswa SMA Negeri Kabupaten Purwokerto. Jurnal Berkala Pendidikan Fisika, 2017, 03(1): 8384



36



C. Fungsi Manajemen Laboratorium 1. Perencanaan Merencanakan mengandung arti bahwa manajer memikirkan dengan matang terlebih dahulu sasaran serta tindakan mereka berdasarkan pada beberapa metode, atau logika dan bukan berdasarkan pada perasaan46. Dalam Perencanaan laboratorium adalah memilih dan menghubungkan fakta dan membuat serta menggunakan asumsiasumsi mengenai masa yang akan datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan dengan efektif dan efisien47. Pengembangan laboratorium memerlukan perencanaan yang matang yang dalam pengembangannya perlu dipikirkan tentang SDM, sumber



informasi,



sistem



dan



sumber



dana



dengan



tetap



memperhatikan manajemen, peran, dan keahlian yang dimiliki. Kebutuhan SDM untuk laboratorium perlu direncanakan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut: jenis kegiatan, kualitas dan kuantitas tenaga, spesialisasi, pemanfaatan teknologi informasi, dana, dan tingkat pendidikan pemakai. Dan perlu dipikirkan juga bahan informasi yang akan dikelola oleh laboratorium. Mengingat begitu pentingnya perencanaan bagi suatu laboratorium disebabkan karena hal-hal sebagai berikut: a. Perencanaan merupakan dasar pelaksanaan aktivitas



46 Musthofa, Ismail, dan Fahrurrozi, Manajemen Sekolah laboratorium,(Semarang, IAIN Walisongo, 2011) hlm 11 47 Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 249



37



Pemimpin laboratorium tidak akan mampu melaksanakan fungsi manajemen dan kepemimpinan dengan baik tanpa perencanaan



yang



sudah



ditetapkan.



Perencanaan



yang



memadai akan memberikan petunjuk kepada pemimpin laboratorium mengenai sistem organisasi, prosedur dan kebijakan yang ditempuh, kualifikasi tenaga yang dibutuhkan, dan ke arah mana tenaga harus digerakkan untuk melakukan pekerjaan dan tugas-tugas laboratorium. b. Perencanaan merupakan alat pengawasan Pengawasan sebenarnya merupakan upaya sistematis untuk menetapkan standar prestasi sesungguhnya dengan standar yang telah ditetapkan. Dengan adanya perencanaan akan diketahui adanya penyimpangan langkah yang kemudian dapat dilakukan pengukuran signifikansi penyimpangan itu. Oleh karena itu pengawasan harus didasarkan pada perencanaan. Perencanaan yang jelas, lengkap, dan terpadu akan mampu meningkatkan efektivitas pengawasan c. Perencanaan yang proporsional akan membawa efektivitas dan efisiensi Dengan adanya perencanaan, seorang pemimpin laboratorium akan berusaha untuk mencapai tujuan dengan biaya yang paling kecil dan menghasilkan produk yang lebih besar. Oleh karena itu, dalam penyusunan rencana perlu diantisipasi adanya akibatakibat



yang



tidak



dikehendaki



dihindarkan atau setidaknya dikurangi.



38



dan



sedapat



mungkin



2. Pelaksanaan Pelaksanaan atau penggerakan yang dilakukan setelah sebuah organisasi memiliki perencanaan dan pengorganisasian dengan memiliki struktur organisasi termasuk tersedianya personil sebagai pelaksana sesuai kebutuhan unit/satuan yang dibentuk. Di antara kegiatannya yaitu melakukan pengarahan, bimbingan dan komunikasi. Pengarahan (directing) berarti memelihara, menjaga dan memajukan organisasi melalui setiap personal, baik struktural maupun fungsional agar setiap kegiatannya tidak terlepas dari usaha mencapai tujuan.Pengarahan di sini berfungsi agar kegiatan yang dilakukan bersama tetap melalui jalur yang telah ditetapkan dan tidak terjadi penyimpangan48. Pengarahan seorang pemimpin sangat dibutuhkan dalam mengelola laboratorium



sebagai upaya untuk meningkatkan



mutu pembelajaran di lembaga tersebut. Adapun langkah-langkah pelaksanaan kegiatan laboratorium adalah : a. Awal semester sebaiknya menyusun program semester atau tahunan sesuai kegiatan lab yang ditanda tangani Kepala. Tujuan penyusunan program ini adalah mengidentifikasi kebutuhan alat atau bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan praktikum selama satu semester atau tahunan dan menyusun jadwal bagi penanggung jawab teknis agar tidak terjadi tumbukan dalam pemakaian.



48Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2000), hlm 58



39



b. Setiap akan melaksanakan praktikum, sebaiknya mengisi format permintaan / peminjaman alat/bahan yang kemudian diserahkan



kepada



pelaksanaan,



laboran



sehingga



minimal



laboran



seminggu



secara



sebelum



dini



dapat



mempersiapkan dan mengecek ada tidaknya alat/bahan yang dibutuhkan. c. Setelah kegiatan lab selesai sebaiknya mengisi buku harian untuk mengetahui kejadian-kejadian selama kegiatan lab serta untuk keperluan supervisi. d. Alat/bahan yang telah selesai digunakan segera dibersihkan dan disimpan kembali di tempat semula. 3. Pengawasan Pengawasan atau sering disebut pula supervisi ditentukan oleh apa yang telah dilakukan, yaitu evaluasi terhadap tindakan dan bila perlu menggunakan pengukuran koreksi sehingga tindakan tersebut sesuai dengan rencana Kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh pengelola laboratorium yaitu: a. Melakukan checklist day to day, yaitu selalu mengontrol kegiatan laboratorium setiap hari dan mengawasi kegiatan praktikum. b. Memonitor penataan barang-barang laboratorium, serta menjaga



dan



memonitor



keutuhan



barangbarang laboratorium tersebut.



40



fungsi



dari



c. Melakukan pengecekan penerimaan peserta penelitian di laboratorium serta melakukan pemantauan hasil penelitian,



praktik,



ataupun



eksperimentasi



yang



dilakukan di laboratorium. d. Melakukan



counseling



dengan



sesama



pengelola



laboratorium49. 4. Pengorganisasian Pengelola laboratorium terdiri atas koordinator laboratorium, kepala laboratorium, teknisi laboratorium, dan laboran.Koordinator laboratorium membawahi para kepala laboratorium yang ada di sekolah.Kepala laboratorium membawahi dua bagian yaitu, teknisi dan laboran.Pengorganisasian dapat diartikan sebagai pelaksanaan dalam pengadministrasian, perawatan, pengamanan, serta perencanaan untuk pengembangan secara efektif dan efisien. Sesuai dengan fungsi laboratorium sekolah, sebagai salah satu fasilitas penunjang proses pembelajaran, maka kedudukan laboratorium dalam organisasi sekolah berada di bawah koordinasi Wakil Kepala Madrasah dengan penugasan dari Kepala Madrasah50.



49Richard Decaprio,Tips Mengelola Laboratorium Sekolah; IPA, Bahasa, Computer Dan Kimia (Jogjakarta: Diva press, 2013), hlm. 79 50Tim Ahli Program STEP-2, Manajemen Laboratorium IPA (Departemen Agama Republik Indonesia, 2007), hlm. 2



41



BAB IV PERSIAPAN LABORATORIUM



A. Konsep Manajemen Laboratorium Istilah manajemen terjemahan dari bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman, berbagai istilah yang banyak dipergunakan



seperti:



ketatalaksanaan,



manajemen,



manajemen



pengurusan, dan lain sebagainya. Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda maka pake istilah aslinya yaitu “manajemen” istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu: manajemen sebagai suatu proses, manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dan manajemen sebagai suatu seni dan sebagai suatu ilmu51. Menurut Arifin Abdurrachman sebagaimana dikutip oleh M. Ngalim Purwanto, yang mengartikan manajemen merupakan kegiatan-kegiatan untuk mencapai sasaran-sasaran dan tujuan pokok yang telah ditentukan dengan menggunakan orang-orang pelaksana.Jadi, dalam hal ini kegiatan dalam manajemen terutama adalah mengelola orangorangnya sebagai pelaksana52.



hlm.15



51Manulang, M. Dasar-dasar manajemen. (Medan : Monara, . 2005),



52M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. XVIII, hlm. 7



42



Laboratorium adalah tempat sekelompok orang yang melakukan berbagai macam kegiatan penelitian (riset) pengamatan, pelatihan dan pengujian ilmiah sebagai pendekatan antara teori dan praktik dari berbagai macam disiplin ilmu. Pada dasarnya laboratorium juga dapat merujuk



pada



suatu



terbuka53.Pengertian



ruangan



tertutup,



manajemen



kamar



laboratorium



atau



ruangan



adalah



kegiatan



merancang kegiatan, mengoperasikan, memelihara dan merawat peralatan dan bahan, fasilitas dan atau segala obyek fisik lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu sehingga mencapai hasil yang optimal54. B. Persiapan Laboratorium Hampir semua pendidik percaya



bahwa laboratorium



merupakan sarana utama dalam meningkatkan pemahaman siswa. Bahkan di Amerika Serikat, laboratorium telah dikenalkan kepada siswa sejak tingkat taman kanak-kanak (preschool) dengan tujuan memberi kesempatan kepada seluruh siswa agar terbiasa dengan dan benda-benda di lingkungan sekitar55. Pada level yang lebih tinggi (sekolah dasar), para siswa sudah mulai diperkenalkan untuk melakukan penelitian, bertanya, menganalisis hasil penelitian, berdebat tentang bukti-bukti yang ditemukan, membangun pengertian tentang 53Decaprio Richard,Tips mengelola Laboratorium Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013) hlm 16-17 54Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M), Pedoman Manajemen dan Evaluasi Mutu Laboratorium/Bengkel/Studio (Padang: Universitas Andalas, 2015), hlm. 1 55 National Science Teachers Assosiation., Position Statetement: The Role of Laboratory Investigation in Science Instruction, 2007



43



konsep science dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pada tingkatan sekolah menengah, kegiatan di laboratorium dilakukan setiap



minggu,



mengumpulkan



data



setiap



minggu



dan



mempresentasikan hasilnya.56 Di dalam memasuki abad 21, pengajaran IPA harus di Indonesia harus lebih memfokuskan kegiatan kepada para peserta didik dan bukan pada guru dan focus pada pengetahuan dan bukan hafalan. Kegiatan laboratorium harus berorientasi ke masa depan sehingga kegiatan laboratorium harus memiliki tujuan mampu mendukung melahirkan generasi peneliti dan teknisi yang handal di masa depan. Kegiatan laboratorium tersebut harus bertujuan untuk: 1. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai bahan ajar 2. Mengembangkan pemikiran dengan alasan yang rasional dan ilmiah 3. Memahami kompleksitas suatu fenomena 4. Mengembangkan ketampilan praktis 5. Memahami sains 6. Merangsang siswa untuk tertarik dalam bidang sains. 7. Mengembangkan kemampuan bekerja kelompok57. Untuk



mempersiapkan



laboratorium



yang



baik



harus



dipahami perangkat-perangkatnya, yaitu: 1. Standar laboratorium, meliputi: a) ukuran laboratorium, b) bentuk dan lokasi laboratorium, dan d) ruang persiapan. 56Ibid 57Susunandar, Perencanaan, Pengembangan & Safety Laboratorium (Yogyakarta, Pustaka Umum, 2015), hlm. 6-7



44



2. Pembangunan karakteristik,



laboratorium, b)



prasyarat



meliputi: utilitas



a)



ruang,



fungsi c)



dan



Tinjauan



Keselamatan, Kesehatan, dan e) Kenyamanan Ruang, Standar kelengkapan dan luas ruang laboratorium C. Standar Laboratorium Sains Desain suatu laboratorium harus memenuhi tiga sayarat, yaitu kesehatan dan keamanan kerja, rasa nyaman dan efisien energi Laboratorium harus didesain untuk memenuhi keamanan dan kesehatan kerja bagi orang-orang yang bekerja di laboratorium tersebut.Banyak bahan-bahan kimia atau bahan bahan biologi yang berbahaya dan digunakan dalam kegiatan laboratorium.Oleh karena itu keamanan



dan



keselamatan



kerja



harus



menjadi



prioritas



utama.Kenyamanan laboratorium juga harus menjadi perhatian karena laboratorium yang pengap dan panas karena kurang udara juga dapat mengganggu kesehatan para pekerja disamping tidak membuat betah para pekerja.Oleh karena itu laboratorium harus memiliki ventilasi yang baik sehingga membuat para pekerja menjadi nyaman.Standar laboratorium berikut dapat digunakan sebagai referensi dalam mendesain laboratorium sains. 1. Ukuran Laboratorium Ruangan laboratorium sebaiknya berbentuk persegi empat atau yang mendekati dengan ukuran tertentu. Standar yang berlaku di Inggris menyebutkan bahwa setiap siswa membutuhkan ruang seluas sekitar 3 m2 . Oleh karena itu ukuran standar laboratorium yang



45



diperuntukkan bagi 30 siswa seluas 90 m2 dengan rasio perbandingan panjang dan lebar antara 1: 0,8 atau 1: 1,1. Departemen pendidikan Hong Kong mewajibkan setiap laboratorium sains memiliki ukuran sekitar 120 m2 dengan lebar minimal dari 7 m di setiap sisinya.Ruang laboratorium sebaiknya tidak memiliki pilar (tiang) di tengahnya sehingga pemandangan guru tidak terganggu.Setiap laboratorium wajib memiliki ruang persiapan (preparation room) yang dapat digunakan untuk menyiapkan kegiatan praktikum, perbaikan peralatan maupun penyimpanan alat dan bahan.Satu ruang persiapan dapat digunakan untuk satu atau dua laboratorium yang berdekatan. Ruang persiapan disarankan memiliki ukuran sekitar 45 m2 58. Ketentuan ruang laboratorium IPA menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007 yaitu rasio minimum ruang laboratorium IPA 2,4 m2 /peserta didik, untuk rombongan belajar kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2. Lebar minimum ruang laboratorium IPA 5 m259. Sebuah laboratorium dengan ukuran lantai seluas 100 m2 dapat digunakan oleh sekitar 40 siswa, dengan rasio setiap siswa menggunakan tempat seluas 2,5 m2 dari keseluruhan luas laboratorium60. Ukuran dan bentuk laboratorium bervariasi, tetapi pada umumnya ruang labororium berukuran 85 m2. Digunakan dengan kapasitas 58Ibid., hlm. 11 59MohammadArifin& Barnawi.Manajemen Sarana & Prasarana Sekolah (Yogyakarta: ArRuzz Media, 2012), hlm. 125 60Wirjosoemarto Koesmadji,Teknik Laboratorium (Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UPI: 2004), hlm. 40



46



maksimal 30 peserta. Namun, dalam beberapa situasi, misalnya di mana sekolah memiliki ukuran area yang kecil, ukuran laboratorium akan bergantung pada ukuran kelompok maksimum peserta didik. Serta perlu juga memikirkan tentang berbagai kegiatan yang sedang dilakukan dan jumlah penyimpanan yang tersedia di laboratorium61. 2. Bentuk dan Lokasi laboratorium Lokasi laboratorium sangat disarankan untuk berdekatan satu dengan



yang



lain



sehingga



memudahkan



administrasi



dan



pengelolaannya. Apabila banguna laboratorium bertingkat, maka tempat penyimpanan bahan kimia atau laboratorium kimia perlu mendapat perhatian khusus.Laboratorium tersebut harus ditempatkan pada bagian paling atas untuk menjaga bahaya gas atau debu yang keluar dari bahan kimia atau lemari asam.62 Bentuk laboratorium yang banyak digunakan di laboratorium sains di banyak negara sangat bervariasi, tergantung kondisi ekonomi dan pendidikan yang ada di negara tersebut.Bentuk ruang laboratorium siswa sebaiknya bujur sangkar.Bentuk bujur sangkar memungkinkan jarak antara guru dan siswa dapat lebih dekat sehingga memudahkan kontak guru dan siswa.63 3. Ruang Persiapan Ruang persiapan sangat dianjurkan memiliki ukuran yang memadai sebagai tempat menyiapkan praktikum dan menyimpan alat 61 Cambridge Assessment International Education, Guide to Planning Practical Science (UCLES, 2020), hlm. 3 62Op. cit., Susunandar, hlm. 15 63Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya (Bandung: Pudak Scientific, 2006), hlm. 11



47



dan bahan. Rekomendasi umum yang digunakan untuk ruang preparasi adalah minimal 0,5 m2 per siswa. Jadi kalau ada dua buah laboratorium masing-masing untuk 30 siswa (90 m2), maka ruang persiapan memiliki luas minimal 0,5 x 30 siswa x 2 lab = 30 m2 64. C. Pembangunan Laboratorium Fisika 1. Fungsi dan Karakteristik Ruangan Laboratorium fisika berfungsi sebagai tempat berlangsungnya pembelajaran fisika secara praktik yang memerlukan peralatan khusus65. 2. Prasyarat Utilitas Ruang a. Lab. dilengkapi 2 (dua) pintu, di depan dan belakang yang membuka ke luar. b. Pada ruang praktik bukaan cahaya minimal 9,6 m2 dan bukaan ventilasi udara minimal 4.8 m2 c. Jumlah titik lampu minimal 6 (enam) di ruang praktik, dan masing-masing 1 (satu) di ruang persiapan,dan ruang gelap, memakai lampu TL (20 watt). d. Jumlah stop kontak 10 (sepuluh) di ruang praktik, 1 (satu) di ruang persiapan dan 1 (satu) di ruang gelap. Masing-masing ruang dilengkapi 1 (satu) buah saklar.



64Op. cit., Susunandar, hlm. 18 65Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nmor 25 tahun 2017 tentang Petunjuk Operasinal Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang Pendidikan, hlm. 47



48



e. Meja praktek lab. tersedia 6 unit, masing-masing dilengkapi kursi lab sebanyak 6 buah. Meja persiapan 1 unit. Meja demontrasi 1 unit. Kursi dan meja guru 1 unit. f. Papan tulis 2 unit, 3 lemari penyimpanan dan 1 tempat sampah66. 3. Tinjauan Keselamatan, Kesehatan, dan Kenyamanan Ruang a. Bukaan pintu laboratorium ke arah luar (selasar), dimaksudkan untuk mempermudah proses evakuasi dengan lebar selasar lab. minimal 2 m bagi pergerakan horisontal antar ruang. b. Jaringan kabel untuk tempat stop kontak di tengah ruang praktik, rata dengan lantai dan dilengkapi sekering untuk menghindari hubungan arus pendek. c. Bukaan cahaya minimal 10% dan bukaan ventilasi udara minimal 5% dari luas ruang lab fisika, untuk sehatnya kondisi ruang



dengan



penerangan



alami,



sirkulasi



udara



kelembaban normal. d. Alat pemadam ringan tersedia di lab67. 4. Standar kelengkapan dan luas ruang laboratorium fisika Tabel 1. Standar kelengkapan laboratorium fisika



66Ibid., hlm. 47 67Ibid., hlm. 47-48



49



dan



Gambar 1. Desain Laboratorium Fisika



50



D. Pembangunan Laboratorium Biologi 1. Fungsi dan Karakteristik Ruangan Laboratorium biologi berfungsi sebagai tempat berlangsungnya tempat pembelajaran biologi secara praktik yang memerlukan peralatan khusus. Lab. Biologi terdiri dari: a. Ruang praktik sebagai tempat kegiatan utama, harus cukup luas untuk menampung kegiatan praktik. b. Ruang



persiapan



dipakai



sebagai



tempat



simpan



alat,



bahanbahan biologi dan sebagai tempat persiapan sebelum dimulainya praktik.68 2. Prasyarat Utilitas Ruang a. Lab. dilengkapi 2 (dua) pintu, di depan dan belakang yang membuka ke luar. b. Pada ruang praktik bukaan cahaya minimal 9,6 m2 dan bukaan ventilasi udara minimal 4.8 m2. c. Jumlah titik lampu minimal 6 (enam) di ruang praktik, dan masing-masing 2 (dua) di ruang persiapan, memakai lampu TL (20 watt). d. Jumlah stop kontak 10 (sepuluh) di ruang praktik, 2 (dua) di ruang persiapan. Masing-masing ruang dilengkapi 1 (satu) buah saklar. e. Meja kerja tersedia 6 unit, masing-masing dilengkapi kursi lab sebanyak 6 buah. Meja persiapan 1 unit. Meja demonstrasi 1 unit. Kursi dan meja guru 1 set. 68Ibid., hlm. 51



51



f. Papan tulis 2 unit, 3 lemari penyimpanan dan 1 tempat sampah dalam ruang lab69. 3. Tinjauan Keselamatan, Kesehatan, dan Kenyamanan Ruang a. Bukaan pintu laboratorium ke arah luar (selasar), dimaksudkan untuk mempermudah proses evakuasi dengan lebar selasar lab. minimal 2 m bagi pergerakan horisontal antar ruang. b. Alat pemadam ringan tersedia di lab. c. Saluran pembuangan limbah dan bak penampung limbah biologi disediakan. d. Bukaan cahaya minimal 10% dan bukaan ventilasi udara minimal 5% dari luas ruang lab biologi, untuk sehatnya kondisi ruang



dengan



penerangan



alami,



sirkulasi



udara



dan



kelembaban normal. e. Lantai tidak boleh licin dan harus kedap air dengan dinding yang sebaiknya berwarna putih70. 4. Standar kelengkapan dan luas ruang laboratorium biologi Tabel 2. Standar kelengkapan laboratorium biologi



69Ibid., hlm. 51 70Ibid., hlm. 51-52



52



Gambar 2. Desain Laboratorium Biologi



53



E. Pembangunan Laboratorium Kimia 1. Fungsi dan Karakteristik Ruangan



Laboratorium



Kimia



berfungsi



sebagai



tempat



berlangsungnya tempat pembelajaran kimia secara praktik yang memerlukan peralatan khusus. Ruang pada Lab. Kimia terdiri dari: a. Ruang praktik sebagai tempat kegiatan utama, harus cukup luas untuk menampung kegiatan praktik. b. Ruang persiapan dipakai sebagai tempat simpan alat, bahanbahan kimia dan sebagai tempat persiapan sebelum dimulainya praktik71. 2. Prasyarat Utilitas Ruang a. Lab. dilengkapi 2 (dua) pintu, di depan dan belakang yang membuka ke luar. b. Pada ruang praktik bukaan cahaya minimal 9,6 m2 dan bukaan ventilasi udara minimal 4.8 m2. c. Jumlah titik lampu minimal 6 (enam) di ruang praktik, dan masing-masing 2 (dua) di ruang persiapan, memakai lampu TL (20 watt). d. Jumlah stop kontak 10 (sepuluh) di ruang praktik, 2 (dua) di ruang persiapan. Masing-masing ruang dilengkapi 1 (satu) buah saklar. e. Meja kerja tersedia 6 unit, masing-masing dilengkapi kursi lab sebanyak 6 buah. Meja persiapan 1 unit. Meja demonstrasi 1 unit. Kursi dan meja guru 1 unit. 71Ibid., hlm. 49



54



f. Papan tulis 2 unit, 2 lemari penyimpan, 1 lemari asam dan tempat sampah dalam ruang laboratorium72. 3. Tinjauan Keselamatan, Kesehatan, dan Kenyamanan Ruang a. Bukaan pintu laboratorium ke arah luar (selasar), dimaksudkan untuk mempermudah proses evakuasi dengan lebar selasar lab. minimal 2 m bagi pergerakan horisontal antar ruang. b. Lemari asam harus dilengkapi Exhaust fan (penarik udara) untuk mengeluarkan udara yang terkontaminan bahan kimia yang mudah menguap, misalnya dalam kegiatan pencampuran bahan. c. Bukaan cahaya minimal 10% dan bukaan ventilasi udara minimal 5% dari luas ruang lab kimia, untuk sehatnya kondisi ruang



dengan



penerangan



alami,



sirkulasi



udara



kelembaban normal. d. Alat pemadam ringan tersedia di lab73.



4. Standar kelengkapan dan luas ruang laboratorium kimia Tabel 3. Standar kelengkapan laboratorium kimia



72Ibid., hlm. 49 73Ibid., hlm. 49-50



55



dan



Gambar 3. Desain Laboratorium Kimia



56



BAB V ADMINISTRASI LABORATORIUM



1. Latar Belakang Laboratorium laboratorium



adalah



pendidikan unit



yang



penunjang



selanjutnya



akademik



pada



disebut lembaga



pendidikan, berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi,



dan/atau



produksi



dalam



skala



terbatas,



dengan



menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan/atau pengabdian kepada masyarakat. (Permenpan RB No. 03, 2010), sehingga di mana Laboratorium ini dikelola oleh Teknisi / Laboran yang sekarang dikenal sebagai Pranata Laboratorium Pendidikan ( PLP ). Pranata Laboratorium Pendidikan yang selanjutnya disingkat PLP, adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan pengelolaan laboratorium pendidikan yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang, (Permenpan RB No. 03, 2010). Administrasi merupakan dokumentasi seluruh sarana dan prasarana serta aktivitas laboratorium. Dalam kaitannya dengan



57



pengadaan alat dan bahan, yang bertujuan untuk mencegah kehilangan /



penyalahgunaan,



memudahkan



oprasional



dan



pemeliharaan,



mencegah duplikasi / overlapping permintaan alat dan memudahkan pengecekan. Administrasi laboratorium tidak hanya suatu proses pendataan atau pencatatan atau inventarisasi fasilitas dan aktivitas laboratorium, namun lebih luas lagi yakni administrasi laboratorium merupakan suatu proses bersama untuk menyelenggarakan kegiatan laboratorium baik berupa pendidikan, penelitian maupun pengabdian masyarakat secara kelembagaan



meliputi



perencanaan,



pengorganisasian,



pengkoordinasian, pengarahan, pengawasan untuk mencapai tujuan pengelolaan laboratorium secara terencana dan sistematis. Laboratorium adalah suatu ruangan atau kamar tempat melakukan kegiatan praktek atau penelitian yang ditunjang oleh adanya seperangkatan alat-alat laboratorium serta ditunjang oleh adanya Lab infrastructure yang lengkap (ada fasilitas air, listrik,gas dsb). Ada beberapa jenis laboratorium di tingkat perguruan tinggi antara lain : a.



Laboratorium pengajaran (Teaching Laboratory).



b.



Laboratorium Penelitian (Research Laboratory).



c.



Laboratorium penelitian Terpadu : Multidisipline Laboratory, Lab Sentral ( Central Lab ), Integrated Research Laboratory, Laboratorium pusat Terpadu, dsb. Laboratorium pengajaran ditujukan khusus untuk kegiatan



pendidikan dan pengajaran bagi Mahasiswa berupa praktikum yang



58



objeknya sesuai dengan SAP (Satuan Acara pengajaran) yang tersedia. Laboratorium penelitian & Lab Terpadu biasanya ditujukan untuk kegiatan penelitian baik untuk program S2, ataupun S3, penelitian mandiri, thesis doktor maupun untuk pengembangan pendidikan (Curiculum Development). Semua kegiatan yang dilakukan di Laboratorium memerlukan adanya suatu administrasi yang teratur, rapi dan terorganiser dengan baik, sehingga laboratorium dapat ditata/diatur dan berfungsi secara optimal. 2. Pembahasan a.



Dalam



Pengertian Administrasi Laboratorium pengadministrasian



ruang



laboratorium,



setiap



laboratorium harus memiliki denah ruangan yang ada, jaringan listrik, jaringan air dan jaringan gas. Ruangan – ruangan tersebut harus tercatat namanya, ukurannya, dan kapasitasnya, dan data ini tercantum dalam data ruangan laboratorium. Untuk mengadministrasikan fasilitas umum adalah barang – barang yang merupakan perlengkapan laboratorium. Barang-barang ini di data dalam kartu barang dan daftar barang, untuk memudahkan pendataan baiknya diurutkan berdasarkna abjad. Pengadministrasian alat dan zat bertujuan untuk memudahkan pengelompokan jenis alat dan bahan/zat. Selain pengadministrasian alat dan bahan/ zat sistem evaluasi dan pelaporan juga diperlukan yang bertujuan untuk kelancaran administrasi yang baik sehingga kegiatan laboratorium dapat dipantau dan sekaligus dapat digunakan untuk perencanaan laboratorium (seperti penambahan alat-alat baru, rencana



59



pembiayaan/ dana laboratorium yang diperlukan, perbaikan sarana dan prasarana yang ada. Herbert Behaviour,



A



Simon



mendefinisikan



dalam administrasi



bukunya



Administrative



sebagai



kegiatan



dari



sekelompok manusia yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Liang Gie dalam bukunya Unsur Unsur Administrasi: Suatu Kumpulan Karangan, mendefinisikan administrasi sebagai segenap rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan-pekerjaan induk dan sumber-sumber kegiatan lainnya yang bermaksud mencapai tujuan apapun dalam usaha bersama dari sekelompok orang. White menyatakan bahwa



Leonard D.



administrasi sebagai suatu proses yang



umum dalam semua usaha-usaha kelompok baik usaha umum atau pribadi, usaha pemerintah atau swasta, sipil atau militer dalam skala besar maupun kecil. Dari definisi di atas dapat disarikan bahwa administrasi adalah rangkaian kegiatan bersama sekelompok manusia secara sistematis untuk menjalankan roda suatu usaha atau organisasi yang didasarkan suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Administrasi Laboratorium tidak hanya suatu proses pendataan atau pencatatan atau inventarisasi fasilitas dan aktivitas laboratorium, namun lebih luas lagi yakni administrasi laboratorium merupakan suatu proses bersama untuk menyelenggarakan kegiatan laboratorium baik berupa pendidikan, penelitian maupun pengabdian masyarakat secara kelembagaan



meliputi



perencanaan,



60



pengorganisasian,



pengkoordinasian, pengarahan, pengawasan untuk mencapai tujuan pengelolaan laboratorium secara terencana dan sistematis. b. Tujuan Administrasi Laboratorium



Tujuan administrasi adalah untuk memperoleh informasi tentang keadaan laboratorium dengan cepat dan mudah. Administrasi laboratorium



meliputi



segala



kegiatan



administrasi



yang



ada



dilaboratorium antara lain: a. Investasi peralatan laboratorium yang ada. b. Daftar kebutuhan alat baru, alat tambahan, alat-alat yang rusak, alat-alat yang dipinjam dan alat-alat yang dikembalikan. c. Keluar masuk surat menyurat d. Daftar pemakaian laboratorium,



sesuai



jadwal



kegiatan



praktikum dan penelitian. e. Daftar inventaris bahan-bahan kimia dan non kimia bahan bahan gelas f. Daftar inventaris alat-alat mebel lain g. Sistem evaluasi dan pelaporan Kegiatan



administrasi



ini



adalah



kegiatan



rutin



dan



kesinambungan karena itu perlu dipersiapkan dan dilaksanakan secara teratur dan baik. c.



Komponen Administrasi Laboratorium Secara standar terdapat 9 komponen administrasi laboratorium



yang harus dipenuhi oleh pengurus laboratorium. Kesembilan komponen tersebut adalah sebagai berikut:



61



1)



Buku inventarisi



2)



Kartu Stok



3)



Kartu Peminjaman Alat / Bahan



4)



Buku Catatan Harian Laboratorium



5)



Kartu Reparasi



6)



Label alat dan bahan



7)



Program Semester Laboratorium



8)



Laporan Bulanan



9)



Daftar Alat Dan Bahan Melihat banyaknya peralatan laboratorium yang ada, serta



infrastruktur yang tersedia ditambah dengan banyaknya kegiatan praktek/penelitian maka dirasa perlu untuk mengaturnya secara tatanan yang mudah dan dapat dimengerti oleh setiap praktikan,staf pengajar, laboran



maupun



pemakai/user



lainnya.



Keadaan



peralatan



laboratorium &. bahan-bahan yang tersedia selalu cepat berubah atau berpindah (dipinjam, hilang, pecah dsb), maka semuanya itu memerlukan penanganan yang serius. Apalagi bila ditinjau dari harga peralatan yang mahal, serta dibarengi dengan penggunaannya yang tidak tepat maka semua peralatan lab yang modern itu akan sia-sia saja, sehingga optimalisasi penggunaannya tidak efisien. Secara rinci mengapa administrasi laboratorium perlu dilaksanakan adalah sebagai berikut : a.



Untuk memperoleh informasi tentang keadaan laboratorium dengan cepat dan mudah.



b.



Untuk pendataan semua peralatan yang; ada, termasuk



62



bahan kimia, meubiler, hardware dan software lainnya yang ada di laboratorium tersebut secara rinci dan teratur. c.



Sebagai pusat informasi tentang keberadaan suatu alat laboratorium di suatu laboratorium tertentu, sehingga siapa saja yang ingin menggunakannya/ memakainya akan tahu dimana alat itu berada.



d.



Untuk perencanaan dan pengembangan laboratorium secara berlanjut dimasa mendatang. Alat-alat baru apa saja yang perlu ditambah atau diperbaiki atau dilengkapi sesuai dengan pengembangan disiplin ilmu yang ada, atau untuk program penelitian yang lebih terarah



(hibah



terpadu



,analysis



bersaing,



research



unggulan



bahan,



program



penelitian



lanjutan/advanced technology, PPDS, pasca sarjana dsb). e.



Membina kegiatan laboratorium yang lebih baik & teratur,sehingga



penggunaan



laboratorium



dapat



dioptimalisasikan. f.



Mengatur Tata Cara pemesanan alat, sesuai dengan pengembangan ilmu yang yang ada/disiplin ilmu yang akan



dikembangkan



maupun



terhadap



aplikasi



penelitian lanjutan/advanced research tertentu,dsb. Kegiatan Administrasi Laboratorium adalah merupakan kegiatan rutin, terutama mengenai penanganan/penggunaan peralatan



63



yang ada. Untuk memudahkan cara penggunaannya perlu diatur tata cara pendataan (data collecting) tentang semua peralatan lab yang dimiliki. Pencatatan daftar peralatan dapat barupa buku, sistem kartu atau penyusunan daftar peralatan laboratorium dengan sistem komputer dsb. Semua data peralatan yang disusun harus jelas informasinya. Berikut contoh informasi yang harus ada dalam laboratorium IPA : 01. Daftar Pemesanan Alat Laboratorium. 02. Daftar inventarisasi/instruments Lab .& Daftar Spesifikasi. 03. Daftar Alat-alat Gelas (Glass-ware). 04. Daftar Bahan Kimia. 05. Daftar Meubiler. 06. Daftar Peminjaman/pengembalian Alat. 07. Daftar Pemakaian Alat. 08. Daftar Suka Cadang. 09. Daftar servis alat-alat. 10.



Daftar/Kartu Persediaan Bahan.



11.



Daftar Ineventarisasi Bahan/Zat.



12.



Daftar Penanggung Jawab Pemakaian Alat Khusus



13.



Daftar Peralatan lainnya. (Buku Log, Buku Petunjuk Penggunaan Alat/Guide Book, Bahan Non-Kimia).



Dari Daftar yang tersedia tersebut maka kita dapat mengatur



64



Administrasi Laboratorium secara jelas, teratur dan informatif. Dengan demikian pengelolaan administrasi laboratorium yang lengkap harus pula dibarengi dengan tenaga/Kepala Laboratorium yang memiliki skill/Keterampilan



yang



tinggi



dan



disiplin



yang



baik.



Ini



dimungkinkan karena semua administrasi laboratorium berada di bawah tanggung jawabnya penuh. Kegiatan operasional laboratorium amat tergantung pada penghayatannya/altitudenya terhadap beban dan tanggung jawab yang diembannya. Justru karena itu sebagai imbalannya, setiap Kepala Laboratorium harus diberi honorarium yang wajar,



agar



mereka



dapat



berperan



aktif



dalam



mengelola



laboratoriumnya. Contoh kegiatan administrasi laboratorium



d.



1)



DAFTAR



INVENTARISASI/INSTRUMENT



LABORATORIUM



UNIVERSITAS FAKULTAS KEDOKTERAN BAHAGIAN : ……………………… LABORATORIUM : ……………….



N



Kod



Tgl



O



e



Terim a



Dari/ asal atau



N a m Fungs Spesifika



Kompo



Jumla



Keteranga



a



nen



h



n



i



sumber



65



si



.........................2020 Kepala Laboratorium, 2)



DAFTAR ALAT-ALAT GELAS



UNIVERSITAS FAKULTAS KEDOKTERAN BAHAGIAN : …………………… LABORATORIUM : ……………….



N



Ko



Tgl



O



de



Teri ma



Beras al/ Da



Na



Fun



Spesifik



Kapasit Juml Keterang



ma



gsi



asi



as



ri



66



ah



an



,



2020



Kepala Laboratorium,



( ………………………… )



67



4 ) DAFTAR PEMAKAIAN ALAT



NAMA ALAT : …………………………………………………………… MEREK DAGANG : ……………………………………………………… … NOMOR INVENTARIS: ………………………………………………… NOMOR URUT/SERI



: …………………………………………







PEMAKAIAN TGL



NAMA



NIM/NIP



UNTUK LAMANYA (JAM/HARI)



68



TANDA



TOTAL PEMAKAI



TANGAN PEN. JAWAB



KETE RANG AN



,



2020



Kepala Laboratorium,



_______________________ 5) DAFTAR SERVIS ALAT - ALAT Laboratorium



: ………………………….



Jurusan/Bhg



: ………………………….



Fakultas



: ………………………….



NO



Nama



Jenis



Tgl



Alat



Servis



Servis



69



Diservis oleh Alamat



Biaya (Rp)



,



2020



Mengetahui, Kepala Laboratorium,



( ………………………… )



70



3. Kesimpulan Administrasi laboratorium merupakan suatu proses bersama untuk menyelenggarakan kegiatan laboratorium baik berupa pendidikan, penelitian maupun pengabdian masyarakat secara kelembagaan meliputi



perencanaan,



pengarahan,



pengorganisasian,



pengawasan



untuk



mencapai



pengkoordinasian, tujuan



pengelolaan



laboratorium secara terencana dan sistematis. Tujuan administrasi adalah untuk memperoleh informasi tentang keadaan



laboratorium



dengan



cepat



dan



mudah.



Komponen



administrasi laboratorium yang harus dipenuhi oleh pengurus laboratoriumadalah sebagai berikut: buku inventarisi, kartu stok, kartu peminjaman alat dan bahan, buku catatan harian laboratorium, kartu reparasi, label alat dan bahan, program semester laboratorium, laporan bulanan dan daftar alat dan bahan.



71



BAB VI PENATAAN LABORATORIUM



A. PENATAAN LABORATORIUM 1.



Pengertian Penataan Penataan berasal dari kata tata. Dalam kamus besar bahasa Indonesia Pengertian Penataan tata artinya proses, cara, perbuatan



menata,



pengaturan,



penyusunan.74



Penataan



merupakan kata sifat yang digunakan dalam melakukan suatu hal yang berbentuk atau tampak hasilnya. 2.



Pengertian Laboratorium Secara etimologi kata “laboratorium” berasal dari kata latin yang berarti “tempat bekerja” dan dalam perkembangannya kata “laboratorium” mempertahankan kata aslinya yaitu “tempat bekerja”, akan tetapi khusus untuk keperluan penelitian ilmiah.75 Laboratorium



adalah



suatu



ruangan



atau



kamar



tempat



melakukan kegiatan praktek atau penelitian yang ditunjang oleh adanya



seperangkat



alat-alat



serta



adanya



infrastruktur



laboratorium yang lengkap (ada fasilitas air, listrik, gas dan sebagainya).



74 http://www.artikata.com/30591-penataan.html 75 Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya, (Bandung: Pudak Scientific, 2006), hlm. 1.



72



Menurut W.J.S Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia mengatakan bahwa “ Laboratorium adalah tempat



untuk



mengadakan



percobaan



/penyelidikan



dan



sebagainya” segala sesuatu yang berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan sebagainya. Sedangkan laboran adalah orang (ahli ilmu



kimia



dan



sebagainya)



yang



berkerja



di



dalam



laboratorium.76 Menurut A S Hornby, laboratory is a room or building used scientific research, experiments, testing, etc.77 Laboratorium adalah ruangan atau bangunan yang digunakan penelitian ilmiah, eksperimen, pengujian, dan lain-lainya. Dalam kamus Cambridge Advanced Leaner’s Dictionary, laboratorium atau laboratory is a room or building with scientific equipment for teaching science, or a place where chemicals or medicines produced.78 Laboratorium adalah ruang atau bangunan dengan peralatan ilmiah untuk melakukan tes ilmiah atau untuk mengajar ilmu pengetahuan, atau tempat dimana bahan kimia atau obat-obatan yang diproduksi Laboratorium



juga



merupakan



tempat



untuk



mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian ujicoba, penelitian dan sebagainya dengan menggunakan alat 76 Saleh H. Emha, dkk, Pedoman Penggunaan Laboratorium Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 6 77 A S Hornby, Oxford Advanced Leaner’s Dictionary, (Oxford University Press, 2010), cet-8, hlm 829 78 Cambridge University Press, Cambridge Advanced Leaner’s Dictionary, (Singapore: Green Gian Press, 2008), hlm 799



73



bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas dan kualitas yang memadai. 79 Laboratorium adalah tempat sekelompok orang yang melakukan



berbagai



macam



kegiatan



penelitian



(riset),



pengamatan, pelatihan dan pengujian ilmiah sebagai pendekatan antara teori dan praktik dari berbagai macam disiplin ilmu. Secara fisik laboratorium juga dapat merujuk kepada suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka.80 Menurut Dr. Abdul Kahfi Assidiq, M.Sc dalam kamus Biologi,



laboratorium



adalah



ruang



kerja



khusus



untuk



percobaan-percobaan ilmiah yang dilengkapi dengan peralatan tertentu. 81 Laboratorium merupakan suatu ruangan yang digunakan untuk melakukan kegiatan praktik atau penelitian yang ditunjang oleh adanya seperangkat alat-alat serta fasilitas yang lain terkait untuk kepentingan pembelajaran 82 Menurut Nuryani R, Laboratorium adalah suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan. Dalam pengertian sempit, laboratorium sering diartikan sebagai ruang atau tempat



79 Depdiknas, SPTK-21, (Jakarta: Depdiknas, 2002) h. 12 80 Decaprio Richard, Tips Mengelola Lab Sekolah, (Jogyakarta : Diva Press, 2013) h 16 81 Abdul Kahfi Assidiq, Kamus Biologi, (Yogyakarta: Panji Pustaka, 2008), hlm 391. 82 Hartinawati, Pengelolaan Laboratorium IPA. 2016. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka



74



yang berupa gedung yang dibatasi oleh dinding dan atap yang didalamnya terdapat sejumlah alat dan bahan praktikum. 83 Dengan



demikian



jelaslah



bahwa,



laboratorium



merupakan salah satu prasarana, yang dapat digunakan sebagai tempat berlatih untuk melakukan percobaan dan pengamatan. Keberadaan laboratorium sangat diperlukan untuk memberikan pengalaman langsung dari teori yang sudah diterima melalui kegiatan laboratorium/praktikum, untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Berkaitan dengan hal di atas maka peranan laboratorium sangat penting, karena laboratorium merupakan tempat kegiatan penunjang dari kegiatan belajar mengajar dan juga merupakan pusat proses belajar mengajar untuk mengadakan percobaan, penyelidikan, atau penelitian dalam pembelajaran. B. PENATAAN LABORATORIUM Pemakai laboratorium hendaknya memiliki tata letak atau layout bangunan laboratorium. Bangunan laboratorium tidak sama



dengan



bangunan



kelas.84



Dalam



pembangunan



laboratorium membutuhkan perencanaan dan pertimbangan yang matang terutama dalam kesesuaian letaknya terhadap ruangan lain. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menempatkan laboratorium sekolah antara lain: 83 Nuryani, R, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang, 2005), hlm. 137 84 Koesmadji, W, dkk, Teknik Laboratorium, hlm. 42



75



1. Letak relatif terhadap ruang-ruang yang lain Menurut



Kertiasa,



idealnya



jika



semua



ruang



laboratorium yang ada berlokasi di tengah-tengah ruang kelas yang lain dan merupakan satu blok bangunan sains.85 Lokasi laboratorium harus mudah dijangkau untuk pengontrolan dan memudahkan tindakan lainnya



misalnya apabila terjadi



kebakaran, mobil kebakaran harus dapat menjangkau bangunan laboratorium. 86 2. Letak berkaitan dengan arah datangnya cahaya matahari. Ruang laboratorium memerlukan intensitas penerangan yang lebih besar dari pada ruang kelas biasa. Ini disebabkan di dalam laboratorium banyak dilakukan kegiatan mengamati yang memerlukan kemampuan penglihatan yang lebih baik dari pada di dalam kelas biasa.87 Salah satu contoh yaitu laboratorium Biologi yang sangat memerlukan cahaya matahari untuk



membantu



penerangan



pada



mikroskop,



apabila



mikroskop tidak dilengkapi lampu penerangan yang menyatu dengan



mikroskop.88



Setidaknya



ruang



laboratorium



mempunyai jarak yang cukup jauh (minimal 3 m) dengan bangunan lain untuk memperoleh ventilasi dan penerangan yang baik. Laboratorium dibagi menjadi dua jenis yaitu laboratorium



pembelajaran



(classroom



laboratory)



dan



85 Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya, (Bandung: Pudak Scientific, 2006), hlm 23 86 Koesmadji, W, dkk, Teknik Laboratorium, hlm. 42 87 Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya, ,hlm. 30 88 Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya, ,hlm. 24



76



laboratorium penelitian (research laboratory).89 Laboratorium pembelajaran mempunyai ukuran yang lebih besar dari laboratorium penelitian.90 Laboratorium pembelajaran bisa disebut juga dengan laboratorium sekolah yang didesain untuk proses belajar mengajar, praktikum dan kegiatan lain yang mendukung proses pembelajaran. Sistem



Pengelolaan



laboratorium



adalah



proses



pendayagunaan sumber daya laboratorium secara efektif dan efisien, untuk mencapai suatu sasaran yang secara optimal .91 Aspek pengelolaan laboratorium meliputi sebagai berikut: a. perencanaan b. pengorganisasian/penataan c. directing (pengaturan) d. pengendalian e. pengawasan f. budgeting/ anggaran. 92 Bentuk ruang laboratorium siswa sebaiknya bujur sangkar. Bentuk bujur sangkar memungkinkan jarak antara guru



89Anti Damayanti dan Isma Kurniatanty, Manajemen & Teknik Laboratorium, (Yogyakarta: Prodi Biologi, Fakultas Saintek, UIN SUKA, 2008), hlm 2. 90Anti Damayanti dan Isma Kurniatanty, Manajemen & Teknik Laboratorium, hlm 1. 91 Suyitno, Pengelolaan Laboratorium.” 92 Subamia, “Analisis Kebutuhan Tata Kelola Tata Laksana Laboratorium IPA SMP Di Kabupaten Buleleng.”



77



dan siswa dapat lebih dekat sehingga memudahkan kontak guru dan siswa. 93 Pengelolaan alat dan bahan merupakan suatu kegiatan yang



ikut



menentukan



keberhasilan



pendayagunaan



laboratorium. Kelancaran kegiatan laboratorium akan sangat bergantung pada administrasi, penyimpanan, dan perawatan alat dan bahan Penyimpanan alat dan bahan laboratorium yaitu : 1) Penyimpanan alat laboratorium Setelah alat-alat laboratorium digunakan, perlu diusahakan adanya pemeliharaan dan penyimpanan yang sesuai. Dengan pemeliharaan dan penyimpanan alat yang baik dapat memperpanjang usia penggunaan alat-alat tersebut. 94 Setiap alat yang ada di laboratorium harus disertai dengan SOP (Standard Operational Procedure)



atau



buku



petunjuk



operasi



(manual



sekolah



dapat



operation). 95 Alat-alat



laboratorium



dikategorikan menjadi kelompok, yaitu: a) Alat-alat dari gelas Kaca. Gelas sering dianggap zat yang mulia karena tidak mudah mengalami korosi. 96 93 Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya, hlm 11. 94 Koesmaji, W, dkk. Teknik Laboratorium. hlm. 21 95 Anti Damatanti Hamdani dan Isma Kurniatanty, Manajemen & Teknik Laboratorium, (Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga), 2008. Hlm. 3 40 96 Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya, ,hlm. 47



78



b) Alat-alat dari logam. Bila suatu alat terbuat dari besi, atau sebagian pelengkap alat terbuat dari besi, maka tidak boleh disimpan berdekatan dengan zat kimia, terutama yang bersifat korosif. Bahan besi dengan asam akan cepat berkarat. 97 c) Alat-alat bergerak. Pada alat-alat bergerak ada bagian-bagian alat yang bergesekan satu sama lain, seperti roda dengan poros, ulir dengan ulir, dan gerigi dengan gerigi. Agar tidak mudah aus, bagian-bagian yang bergesekan ini secara periodik harus diberi pelumas.98 Dengan demikian akan memperpanjang umur alat-alat tersebut. 2) Penyimpanan bahan laboratorium. Mengingat sering terjadinya kecelakaan dalam kegiatan di laboratorium, maka dalam penyimpanan bahan-bahan laboratorium harus di bedakan. Menurut Koesmaji, penyimpanan bahan kimia secara umum dapat dibagi menjadi 3 cara, yaitu: a. Secara alfabet (Alphabetical Method) botol-botol disimpan berdasarkan urutan huruf secara alfabet.



97Budimarwanti, Pengelolaan Alat dan Bahan di Laboratorium Kimia, http://staf.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Pengelolaan_Alat_dan_Bahan_di_ Laboratorium_kimia.pdf. Diakses pada tanggal 21 Mei 2014 98 Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya, hlm. 48.



79



b. Berdasarkan golongan (Family Method), botol-botol bahan disusun berdasarkan klasifikasi sistem periodik, misalnya semua golongan alkali dikelompokkan bersama, demikian juga alkali tanah dsb. c. Secara kelompok (Group Method), botol-botol bahan disusun berdasarkan urutan dalam analisis kualitatif, yaitu perak, temah hitam dan garam-garam merkuri dikelompokkan bersama.99 Tata letak peralatan adalah suatu bentuk usaha pengaturan penempatan peralatan di laboratorium, sehingga laboratorium tersebut berwujud dan memenuhi persyaratan untuk beroperasi. Laboratorium yang layak operasi diperlukan penempatan perlatan yang tersusun yang rapi berdasar



kepada



proses



dan



langkah-langkah



penggunaan/aktivitas dalam laboratorium yang diharapkan, begitu pula dengan daerah kerja harus memiliki luas yang memungkinkan pengguna/pekerja/operator dapat bergerak bebas, aman dan nyaman, di samping lalu lintas bahan yang akan digunakan dapat sampai ke tempat kerja dengan mudah dan lancar. Tujuan Tata Letak laboratorium adalah: 1. Mengurangi hambatan dalam upaya melaksanakan suatu pekerjaanyang menjadi tanggung jawabnya. 99 Seperti dikutip oleh Koesmaji, W, dkk, Teknik Laboratorium, hlm. 33



80



2. memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna/ pekerja/ operator. 3. Memaksimalkan penggunaan peralatan. 4. Memberikan hasil yang maksimal dengan pendanaan yang minimal 5. Mempermudah pengawasan. Prinsip – prinsip yang perlu diperhatikan dalam menyusun tata letak peralatan dan perabotan laboratorium adalah sebagai berikut : a) mudah dilihat b) mudah dijangkau c) aman untuk alat d) aman untuk dipakai Laboratorium adalah tempat belajar mengajar melalui metode praktikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana siswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari jadi suatu laboratorium sekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan mutu serta sistem pengajaran. Laboratorium harus dikelola/ditangani dan diatur tata letaknya sedemikian rupa dengan tujuan, agar : 1) Disiplin laboratorium selalu terjaga dengan baik



81



2) Kebersihan, keamanan dan keselamatan laboratorium selalu terjaga dengan baik 3) Kelancaran penggunaan laboratorium selalu terjaga dengan baik Di laboratorium diperlukan pula adanya peraturan dan tata tertib yang harus dijalankan oleh setiap pengguna laboratorium. Secara umum tata tertib penggunaan laboratorium tersebut antara lain adalah : a) Tidak diperkenankan mengambil alat dan bahan lain yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan yang dilakukan. b) Pemakai laboratorium harus mendapat persetujuan Ketua Laboratorium. c) Pemakai laboratorium tidak diperkenankan memasuki atau bekerja tanpa izin petugas laboratorium. d) Jangan bekerja sendirian di laboratorium. e) Pemakai laboratorium harus datang tepat pada waktunya. f) Sebelum bekerja, pemakai laboratorium harus mengisi agenda penggunaan laboratorium. g) Sebelum bekerja pemakai laboratorium harus mengisi daftar penggunaan alat dan bahan yang akan dipakai. h) Pemakai laboratorium harus menempati tempat yang disediakan.



82



i) Pemakai laboratorium harus memperhatikan kelengkapan alat



dan



bahan



yang



telah



disediakan



petugas



laboratorium di meja praktikum. j) Alat dan bahan yang belum lengkap harus dilaporkan ke petugas laboratorium. k) Pergunakan alat dan bahan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. l) Periksa baik tidaknya alat yang dipinjam, karena kerusakan menjadi tanggungan pemakai. m) Penggunaan alat dan bahan harus dilakukan dengan hatihati. n) Alat-alat laboratorium yang rusak selama praktikum harus dilaporkan kepada petugas laboratorium dan jangan mencoba memperbaiki sendiri. o) Alat, bahan, air, dan listrik hendaknya digunakan seefisien mungkin. p) Bahan kimia bekas praktikum yang bisa dipakai lagi harus ditampung pada tempat khusus dan diberi label. q) Harus selalu menulis label yang lengkap, terutama terhadap pemakaian bahan kimia. r) Setelah selesai bekerja, alat-alat dan meja praktikum harus dalam keadaan bersih. 100 100 Vendamawan,Rico Pranata. Laboratorium Pendidikan D III Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro [email protected]



83



Penataan alat dan bahan praktikum sangat bergantung kepada fasilitas yang ada di laboratorium dan kepentingan pemakai laboratorium. Fasilitas yang dimaksud dalam hal ini adalah adanya ruang penyimpanan khusus (gudang), ruang persiapan, dan tempat-tempat penyimpanan seperti lemari, kabinet, dan rak-rak Peralatan digunakan untuk melakukan suatu kegiatan pendidikan, penelitian, pelayanan masyarakat atau studi tertentu. Karenanya alat-alat ini harus selalu siap pakai, agar sewaktuwaktu dapat digunakan. Peralatan laboratoium sebaiknya dikelompokkan berdasarkan penggunaanya. Perawatan alat secara rutin dapat dilakukan dengan : 1) Sebelum alat digunakan hendaknya diperiksa dulu kelengkapannya. 2) Harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan. 3) Setelah selesai dipergunakan semua alat harus dibersihkan kembali dan jangan disimpan dalam keadaan kotor. 4) Kelengkapan alat tersebut harus dicek terlebih dahulu sebelum disimpan. 5) Setiap alat yang agak rumit selalu mempunyai buku petunjuk atau keterangan penggunaan. Maka sebelum alat digunakan hendaknya kita membaca terlebih



84



dahulu petunjuk penggunaan alat dan petunjuk pemeliharaan atau perawatannya. 6) Setiap alat baru terlebih dahulu diperiksa atau dibaca buku petunjuk sebelum digunakan. Dalam penyimpanan dan penataan alat yang perlu diperhatikan: a) Jenis bahan dasar penyusun alat tersebut. Dengan diketahuinya bahan dasar dari suatu alat kita dapat menentukan cara penyimpanannya. b) Alat yang terbuat dari logam tentunya harus dipisahkan dari alat yang terbuat dari gelas atau porselen. c) Dalam penyimpanan dan penataan alat aspek bobot benda perlu juga diperhatikan. d) Janganlah menyimpan alat-alat yang berat di tempat yang lebih tinggi, agar mudah diambil dan disimpan kembali.



85



BAB VII KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LABORATORIUM PENDIDIKAN



A. Keamanan Kerja di Laboratorium a. Keamanan Keamanan adalah faktor yang seharusnya menjadi perhatian yang paling besar dalam kegiatan laboratorium, tetapi umumnya yang selama ini terjadi adalah justru terabaikan. Kita belum terbiasa memperhatikan keamanan bekerja. Syarat keamanan di laboratorium bertujuan untuk melindungi baik yang bekerja di laboratorium itu sendiri, maupun untuk keamanan sekitar/lingkungan. Beberapa hal yang menyangkut keamanan laboratorium adalah tersedianya ventilasi/blower, unit pengolahan limbah, bak cuci dan saluran yang aman. Pintu masuk/keluar hendaknya cukup luas dan mengarah/membuka keluar sehingga bila terjadi keadaan darurat orang dari dalam dapat dengan mudah keluar tanpa hambatan. Selain itu, laboratorium hendaknya dilengkapi dengan alat keaman seperti pemadam api, alat pelindung diri (APD,



86



seperti jaslab, masker), alat listrik yang aman, detektor, shower, kotak P3K, serta peralatan keamanan khusus lainnya. Selain didukung oleh fasilitas keamanan laboratorium, setiap pekerja di laboratorium sebaiknya menyadari bahwa bekerja di laboratorium



mengandung



resiko



yang



membahayakan



keselamatan kerja. Oleh karena itu untuk menghindari terjadinya kecelakaan yang membahayakan keselamatan kerja maka para pekerja laboratorium perlu mengetahui sumbersumber bahaya di laboratorium, simbol-simbol bahan kimia berbahaya, dan kegiatan laboratorium yang dapat menimbulkan kecelakaan. b.



Tata Tertib Labor Suatu laboratorium akan berjalan sesuai dengan perannya bila disertai dengan aturan main yang dituangkan dalam tata tertib laboratorium. Sekecil apapun laboratorium, haruslah memiliki tatatertib karena tata tertib akan sangat mendukung terhadap keselamatan sendiri, orang lain dan lingkungan, serta untuk menunjang kelancaran kegiatan laboratorium itu sendiri. Setiap siswa atau orang lain yang akan bekerja di laboratorium harus mengetahui tata-tertib yang berlaku di laboratorium tersebut. Umumnya, tata-tertib di laboratorium meliputi: 1. Tata-tertib



umum:



menyangkut



hal-hal



umum



sebagaimana berlaku di setiap laboratorium. Tujuannya untuk



melindungi



87



pengguna



laboratorium



dan



kepentingan umum. Seharusnya tata tertib umum ditulis dengan bahasa yang jelas dan singkat dan mudah terbaca. 2. Tata-tertib khusus: Biasanya diberlakukan khusus, misalnya untuk para pengguna laboratorium dari luar, atau yang menyangkut laboratorium dengan spesifikasi khusus, seperti laboratorium yang memiliki ruang steril atau ruang gelap. Tata-tertib di laboratorium hendaknya dilengkapi dengan perangkat sangsi bagi pelanggar. Sanksi ini dapat berupa teguran, dikeluarkan dari laboratorium, atau sanksi administrasi, denda dan sanksi lainnya. Sanksi ini harus tertulis dengan jelas dan dikomunikasikan kepada pengguna.101 c. bentuk Kecelakaan Untuk dapat mencegah terjadinya kecelakaan di laboratorium/bengkel kerja diperlukan pengetahuan tentang jenis-jenis kecelakaan yang mungkin terjadi di dalam laboratorium,



serta



pengetahuan



tentang



penyebabnya.



Kcelakaan yang dapat terjadi di laboratorium/bengkel kerja yaitu: 1. Terluka, disebabkan terkena pecahan kaca dan/atau tertusuk oleh bendabenda tajam.



101 http://staffnew.uny.ac.id/upload/132309999/pengabdian/ppm-mandirismk-1-depok-2013.pdf



88



2. Terbakar, disebabkan tersentuh api atau benda panas, dan oleh bahan kimia. 3. Terkena racun (keracunan). Keracunan ini terjadi karena bekerja menggunakan zat beracun yang secara tidak sengaja dan/atau kecerobohan masuk ke dalam tubuh. 4. Terkena radiasi sinar berbahaya, seperti sinar dari zat radioaktif (sinar X). 5. Terkena kejutan listrik pada waktu menggunakan listrik bertegangan tinggi. d. Alat keselamatan kerja di laboratorium 1. APD (alat pelindung diri) seperti baju praktik, sarung tangan, masker, alas kaki. 2. APAR (Alat pemadam kebakaran) berikut petunjuk penggunaan 3. Perlengkapan P3K 4. Sarana instalasi pengolahan limbah e. Langkah-langkah menghindari Kecelakaan Kecelakaan di laboratorium dapat dihindari dengan cara: 1. bekerja secara berdisiplin, 2. memperhatikan dan mewaspadai hal-hal yang yang dapat menimbulkan bahaya atau kecelakaan, 3. mempelajari serta mentaati aturan-aturan yang dibuat untuk



menghindari



kecelakaan.



89



atau



mengurangi



terjadinya



f. Aturan yang perlu diketahui dan ditaati adalah : 1. Semua yang terlibat dalam kegiatan laboratorium harus mengetahui letak keran utama gas, keran air, dan saklar utama listrik. 2. Harus mengetahui letak alat-alat pemadam kebakaran, seperti tabung pemadam kebakaran, selimut tahan api, dan pasir untuk memadamkan api. 3. Gunakan APD [Alat pelindung diri] sesuai dengan jenis kegiatan di laboratorium. 4. Mentaati peraturan perlakuan terhadap bahan kimia yang mudah terbakar dan berbahaya lainnya 5. Jangan meletakkan bahan kimia/reagen di tempat yang langsung terkena cahaya matahari. 6. Jika



mengenakan



jas/baju



praktik,



janganlah



mengenakan jas yang terlalu longgar. 7. Dilarang makan dan minum di dalam laboratorium. 8. Jangan menggunakan perhiasan selama praktik di laboratorium/ bengkel kerja. 8. Jangan menggunakan sandal atau sepatu terbuka atau sepatu hak tinggi selama di laboratorium. 9. Tumpahan bahan kimia apapun termasuk air, harus segera



dibersihkan



kecelakaan.



90



karena



dapat



menimbulkan



10. Bila kulit terkena bahan kimia, segera cuci dengan air banyak- banyak sampai bersih. Jangan digaruk agar zat tersebut tidak menyebar atau masuk kedalam badan melalui kulit.102 B. Keselamatan



Dan



Kesehatan



Kerja



Di



Laboratorium



Pendidikan Pentingnya laboratorium dalam menunjang pembelajaran di kelas sangat diyakini oleh semua guru. Namun kenyataannya, masih banyak sekolah yang memiliki keterbatasan dalam pemahaman keselamatan dan keamanan kerja di laboratorium, sehingga hal ini menjadi kendala dalam pelaksanaan praktikum di sekolah. Mengungkapkan bahwa di lapangan masih banyaknya peralatan dan bahan kimia di laboratorium yang dikirimkan ke sekolah belum dimanfaatkan secara optimal dengan alasan mereka takut dengan zat-zat yang berbahaya.103 Laboratorium



pendidikan



seringkali



belum



mempunyai



program keselamatan yang maksimal. Program keselamatan lebih ditekankan pada penanggulangan kebakaran yang merupakan tugas dari bagian umum dan pemeliharaan. Sehingga keselamatan tidak begitu diperhatikan sebagaimana seharusnya di institusi penelitian 102 Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan Sdm Kesehatan Pusat Pendidikan Sdm Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Standar Laboratorium Diploma III Teknik Gigi. 2017. Hal. 32 103 Putri, A. A. 2015. Pendampingan Pengelolaan Laboratorium Kimia Untuk Madrasah Aliyah Mitra Uin Walisongo Se-Kota Semarang. DIMAS. 15(2):151174.



91



pendidikan. Adanya pemahamam yang keliru bahwa potensi bahaya di



laboratorium



pendidikan



relatif



kecil



karena



cenderung



menggunakan bahan kimia relatif sedikit dibandingkan pada industri menyebabkan kurang dipahaminya potensi bahaya yang pada akhirnya menyebabkan kerugian finansial, kerusakan peralatan, penyakit akibat kerja dan lebih buruk lagi menyebabkan kematian. 104



Keselamatan dan keamanan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan konsekuensi meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja. Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi dalam mencegah terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis kecelakaannya. Arti penting pemeliharaan keselamaan dan kesehatan kerja akan semakin besar nilainya dengan keluarnya kebijakan pemerintah dalam pengembangan pendidikan antara lain perluasan akses terhadap pendidikan baik di SMA, SMK dan Madrasah Aliyah sesuai dengan 104 Tomasz Olewski. 2017. Challenges in applying process safety management at university laboratories. Journal of loss prevention in the process industries. Elsevier



92



kebutuhan dan keunggulan lokal, melalui penambahan program pendidikan kejuruan yang lebih fleksibel sesuai dengan tuntutan pasar kerja.105 Potensi bahaya di laboratorium diantaranya adalah bahaya kimia termasuk di dalamnya agen penyebab kanker (karsigonik), racun, iritan, polusi, bahan yang mudah terbakar, asam dan basa kuat, dll. Potensi bahaya biologi bisa berasal dari darah dan cairan tubuh, spesimen kultur, jaringan tubuh, hewan percobaan, maupun pekerja lainnya. Potensi bahaya fisik termasuk di dalamnya radiasi ion dan non ion, ergonomi, kebisingan, tekanan panas, pencahayaan, listrik, api.106 Yang kesemuanya memerlukan manajemen bahaya (hazard management) melalui lima prinsip pengendalian bahaya yang bisa digunakan secara bertingkat atau bersama-sama untuk mengurangi atau menghilangkan tingkat bahaya, yaitu: penggantian dikenal



sebagai



engineering



control,



pemisahan;



ventilasi;



pengendalian administratif; perlengkapan perlindungan personnel.107 Potensi ancaman terhadap keselamatan dan kesehatan kerja berkenaan dengan laboratorium seperti jarak yang terlalu dekat dengan ruang belajar siswa, sehingga berisiko terjadinya gangguan lingkungan seperti bahaya kebakaran dan pencemaran udara. Latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja civitas akademika 105 Tjahyanto, R. dan Aziz, I. 2016. Analisis penyebab terjadinya kecelakaan kerja di Atas kapal mv. Cs brave. KAPAL. 13(1): 13-18. 106 A.Keith Furr.1995. Handbook of Laboratory Safety 4th Edition. CRC 107 Mauliza dkk. Keselamatan Dan Keamanan Kerja Serta Pencegahan Kecelakaan Kerja Di Laboratorium. Proceeding Seminar Nasional Politeknik Negeri Lhokseumawe. Vol.1 No.1 September 2017 | ISSN: 2598-3954. Hal. 376



93



sekolah yang meliputi para guru, laboran dan siswa yang beragam menyebabkan pengelolaan laboratorium kimia kurang memadai, sehingga paparan bahaya di laboratorium kimia dan lingkungan mengancam keselamatan dan kesehatan kerja guru, karyawan, siswa dan warga masyarakat pada umumnya. Hal ini memberikan informasi kepada kita bahwa bukan hanya keterbatasan fasilitas laboratorium yang menjadi kendala pelaksanaan praktikum, tetapi pemahaman



mengenai



Keselamatan



dan



keamanan



kerja



dilaboratorium juga masih sangat kurang. Selain itu juga disebabkan faktor perorangan dan faktor pekerjaaan kesalahan manusia dan kondisi yang tidak aman yaitu faktor alat/mesin, faktor manusia dan faktor tidak mengetahui tata cara yang aman, tidak memenuhi persyaratan kerja dan enggan mematuhi peraturan dan persyaratan kerja.108 Langkah pertama dalam penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di laboratorium pendidikan adalah penetapan kebijakan K3. Kunci keberhasilan program K3 adalah adanya budaya K3 yang kuat, dan budaya K3 yang kuat tidak akan ada tanpa komitmen pimpinan pada K3. Perlu ditetapkan kebijakan K3 tertulis yang ditandatangani oleh pimpinan satuan pendidikan. Tanpa komitmen pimpinan, keefektifan program K3 akan terbatas. Pimpinan harus mengenalkan pentingnya menerapkan program K3 secara terstruktur untuk bekerja secara aman, dan yang sangat penting adalah adanya komitmen pimpinan akan memastikan 108 Tasliman. 1993. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta: Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta



94



tersedianya sumber daya untuk menjalankan program K3 baik secara finansial maupun sarana dan prasarana. Jika sarana dan prasarana tidak memadai potensi bahaya tidak akan dapat dikendalikan. Perencanaan Perencanaan K3 ini didasarkan pada hasil identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian



resiko



melalui



pengendalian



teknis



maupun



administratif dan penggunaan alat pelindung diri. Dalam menyusun rencana K3 harus mengacu juga kepada pemenuhan pedoman dan perundang-undangan K3 lainnya. Dalam menyusun program K3 harus dapat terukur,dan sesuai dengan kebutuhan organisasi. Penerapan Penyusunan Standar Operating Prosedur (SOP) Salah satu upaya pengendalian administratif adalah penyusunan SOP. SOP adalah suatu rangkaian instruksi tertulis dari suatu kegiatan atau proses



kerja.



SOP



menyediakan



informasi



bagi



pengguna



laboratorium bagi proses kerja yang harus dilakukan. Penerapan SOP adalah salah satu pengendalian administratif yang apabila dilakukan secara konsisten akan mengurangi paparan pada potensi bahaya dan resiko terjadinya cedera. Penerapan SOP ini membutuhkan keterlibatan pekerja didalamnya agar dapat berfungsi secara efektif. Diperlukan kerjasamanya dan kedisiplinan pengguna laboratorium untuk memperhatikan dan mematuhi peraturan dan standar yang telah ada. Kecelakaan seringkali terjadi ketika pekerja melakukan pekerjaannya tidak sesuai dengan



95



prosedur yang telah diberikan, dan pengelola tidak memberikan panduan keselamatan secara tertulis.109 SOP keselamatan kerja di laboratorium dan diataranya adalah : a. SOP keadaan darurat di laboratorium b. SOP penanganan kebakaran di laboratorium c. SOP penanganan terkena bahan kimia di laboratorium d. SOP pelaporan kejadian kecelakaan kerja di laboratorium e. SOP penanganan cidera di laboratorium f. SOP penanganan gangguan kesehatan di laboratorium g. SOP penggunaan peralatan (instruksi kerja) h. SOP penggunaan laboratorium i. SOP penyimpanan bahan kimia j. SOP pembuangan limbah laboratorium k. SOP penggunaan peralatan pelindung diri l. SOP penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) Selanjutnya perencanaan program K3 juga harus diikuti dengan penetapan sumber daya yang kompeten, sarana dan prasarana serta dana agar program K3 dapat berjalan. Salah satu bentuk penetapan sumber daya manusia adalah dengan membentuk team tanggap darurat di laboratorium. Perlu ditetapkannya satu team yang bertanggung jawab apabila nanti terjadi kejadian yang tidak dikehendaki seperti misalnya kebakaran, ledakan ataupun juga kecelakaan kerja di laboratorium. Masing-masing team ini



109 OSHA, 2011. Laboratory Safety Guidance. www.osha.gov



96



mempunyai tugas pokok yang berbeda-beda dan harus bertindak sesuai SOP yang telah dibuat.110



110 Dwi Cahyaningrum. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di Laboratorium Pendidikan. Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan, 2 (1) 2020, 35-40, e-ISSN: 2654-251X. Available online at JPLP Website: https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jplp



97



BAB VIII EVALUASI SISTEM KERJA LABORATORIUM



A. Pengertian Evaluasi Kata evaluasi sepertinya tidak lagi asing untuk didengar telinga, dalam kehidupan sehari-hari ada banyak kegiatan yang kita laksanakan, selesai pelaksanaan kegiatan pasti akan melakukan evaluasi dan tentunya dalam hal ini dilakukan penilaian yang didasarkan pada prinsip pengukuran. Namun, tidak semua orang bias menangkap arti kata evaluasi ini secara tepat. Secara umum pengertian evaluasi, selalu diidentifikasikan dengan penilaian, karena proses pengukuran termasuk didalamnya. Pada umumnya evaluasi adalah suatu pemeriksaan terhadap pelaksanaan suatu program yang telah dilakukan dan yang akan digunakan untuk meramalkan, memperhitungkan, dan mengendalikan pelaksanaan program kedepannya agar jauh lebih baik. Evaluasi lebih bersifat melihat kedepan dari pada melihat kesalahan-kesalahan dimasa lalu,dan ditujukan pada upaya peningkatan kesempatan demi keberhasilan program. Dengan demikian misi dari evaluasi itu adalah perbaikan atau penyempurnaan dimasa mendatang atas suatu program.



98



Istilah evaluasi (evaluation) menujuk pada suatu proses untuk menentukan nilai dari suatu kegiatan tertentu.111 Evaluasi berarti penentuan sampai seberapa jauh sesuatu berharga, bermutu, atau bernilai. Evaluasi terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa dan terhadap proses belajar- mengajar mengandung penilaian terhadap hasil belajar atau proses belajar itu, sampai beberapa jauh keduanya dapat dinilai baik. Sebenarnya yang dinilai hanyalah proses belajar mengajar, tetapi penilaian atau evaluasi itu diadakan melalui peninjauan terhadap hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dan melalui peninjauan terhadap perangkat komponenyang sama-sama membentuk proses belajar mengajar.112 Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 57 ayat (1), evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara



nasional



sebagai



bentuk



akuntabilitas



penyelenggara



pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, diantaranya terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan. Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan sumber nilai secara objektif dari pencapaian hasil-hasil yang direncanakan sebelumnya, dimana hasi levaluasi tersebut dimaksudkan menjadi umpan balik untuk perencanaan yang akan dilakukan didepan.113 111



H.M.Sulthon,Moh.Khusnuridlo,ManajemenPondokPesantrendalamPerspek ftifGlobal, (Yogyakarta:PRESSindo,2006),h.272.



112W.S Winkel,PsikologiPengajaran,(Yogyakarta:MediaAbadi,2004),h.531. 113 Yusuf, Farida. 2000. Evaluasi Program. Jakarta: RinekaCipta.



99



Dalam hal ini menitik beratkan kajian evaluasi dari segi manajemen, dimana evaluasi itu merupakan salah satu fungsi atau unsure manajemen, yang misinya adalah untuk perbaikan fungsi atau social manajemen lainnya, yaitu perencanaan. Dalam mengadakan sebuah proses evaluasi, terdapat beberapa hal yang akan dibahas yaitu apa yang menjadi bahan evaluasi, bagaimana proses evaluasi, kapan evaluasi diadakan, mengapa perlu diadakan evaluasi, di mana proses evaluasi diadakan, dan pihak yang mengadakan evaluasi. Hal yang perlu dilakukan evaluasi tersebut adalah narasumber yang ada, efektivitas penyebaran pesan, pemilihan media yang tepat dan pengambilan keputusan anggaran dalam mengadakan sejumlah promosi dan periklanan.114 Proses menetukan nilai untuk suatu hal atau objek yang berdasarkan pada acuan-acuan tertentu untuk menentukan tujuan tertentu.115 B. Sistem Kerja Laboratorium Sistem kerja terdiri dari dua atau lebih orang yang bekerja bersama-sama (personelsub-sistem), berinteraksi dengan teknologi (technologicalsub-system) dalam system organisasi yang dicirikan oleh lingkungan internal (bothphysicaland cultural).116 Sistem kerja merupakan rangkaian tata kerja dan prosedur kerja yang kemudian



114 Umar, Husein. Evaluasi Kinerja Perusahaan. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama. Hal. 99-102. 115 Duncan, Tom. 2005. Principles of Advertising & IMC. Second Edition. Mc.Graw-Hill. Bab 22 116Kleiner, B.M., 2006. Macroergonomics: Analysis and Design of Work System, Appl. Ergon 37,81-89.)



100



membentuk suatu kebulatan pola tertentu dalam rangka melaksanakan suatu bidang pekerjaan.117 Sistem kerja banyak melibatkan factor manusia dan alat atau mesin. Faktor-faktor yang mengkombinasikan manusia dan alat tersebut merupakan tahapan kerja yang sudah tetap sehingga menghasilkan suatu system kerja yang konsisten dan hasil kerja yang berkualitas. Seiring dengan perkembangan zaman system kerja semakin kompleks tidak hanya meliputi manusia dan alat saja. Sistem kerja di industry manufaktur memiliki sistem yang kompleks mencakup manusia, mesin dan organisasi. Evaluasi terhadap system kerja laboratorium pada BAB ini meliputi evaluasi terhadap struktur organisasi laboratorium, kualifikasi dan kompetensi tenaga laboratorium dan deskripsi tugas tenaga laboratorium. Laboratorium adalah suatu tempat yang didalamnya terdapat alat dan bahan yang dapat digunakan untuk memperjelas sebuah teori. Laboratorium memegang fungsi layanan, fungsi pengadaan media pembelajaran, fungsi penelitian dan pengembangan, serta banyak lagi fungsi lainnya. Laboratorium dapat digunakan untuk melakukan penelitian dan pengembangan keilmuan dalam berbagai bidang. Salah satu diantaranya yakni dalam bidang pendidikan. Laboratorium dalam pendidikan berfungsi untuk meningkatkan serta mendukung proses belajar mengajar yang lebih efektif dan efisien. contohnya adalah ilmu Fisika. Ilmu Fisika merupakan dasar dari disiplin ilmu eksakta yang didasarkan atas eksperimen sehingga 117Mendikbud, 2008. KamusBesar Bahasa Indonesia.



101



hubungan antara praktek dan teori sangat erat. Melalui laboratorium, tujuan pembelajaran Fisika yang dengan banyak variasi dapat digali dan dikembangkan, sekaligus sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran Fisika yang secara praktek memerlukan peralatan dan bahan khusus yang tidak mudah dihadirkan di ruang kelas agar dapat berlangsung dengan baik. Belakangan ini sering dijumpai kesalahan-kesalahan baik dalam penggunaan laboratorium maupun pengelolaannya. Contohnya yaitu saat melakukan praktikum ada bermacam-macam alat yang berbahan listrik, mekanik, optik dan lain sebagainya. Alat-alat tersebut sering



digunakan



oleh



praktikan



tanpa



mengetahui



peraturan penggunaannya dengan baik sehingga hal itu menimbulkan berbagai masalah, diantaranya kerusakan alat atau terjadinya kecelakaan



dalam



melakukan



percobaan



yang



sering



disebut dengan kecelakaan kerja. Kejadian di atas dapat diminimalisir apabila para pengguna laboratorium memahami sekaligus menerapkan peraturan penggunaan dan pengelolaan laboratorium. Peraturan penggunaan dan pengelolaan laboratorium tercantum dalam Standar Operasional Prosedur (SOP). Standar Operasional Prosedur adalah suatu set instruksi yang memiliki kekuatan sebagai suatu petunjuk atau direktif. Standar Operasional Prosedur (SOP) laboratorium merupakan panduan bagi tenaga laboratorium dalam system kerja yang diatur oleh instansi pemilik laboratorium. Berikut evaluasi terhadap system kerja laboratorium.



102



a.



Struktur Organisasi Laboratorium Keberadaan tenaga laboratorium sekolah/madrasah



(TLS/M)



merupakan bagian integral dari kegiatan pembelajaran yang fungsinya memberikan pendidikan laboratorium



pelayanan di



sekolah.



merupakan



untuk



membantu



Pelaksanaan bagian



tercapainya



kegiatan



penting



dari



tujuan



praktikum suatu



di



proses



pembelajaran untuk menumbuhkan budaya sikap ilmiah juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan keterampilan peserta didik. Laboratorium sebagai wahana belajar harus mampu mendukung pengembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,



berilmu,



cakap,



kreatif,



mandiri,



demokratis,



dan



bertanggungjawab dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan nasional. Evaluasi system kerja terhadap struktur organisasi laboratorium sangat diperlukan mengingat setiap tenaga laboratorium mempunyai tugas masing-masing sesuai jabatan yang diembannya. Evaluasi meliputi pertanyaan apakah struktur organisasi laboratorium telah sesuai dengan peraturan yang berlaku dan sudah terakomodir penempatan dan tidak menjadi kendala dalam menjalankan tugas. Jabatan tersebut berada pada struktur organisasi laboratorium yang telah disusun dan ditetapkan sebelumnya. Pelayanan laboratorium dapat berjalan dengan baik dan professional apabila tenaga laboratorium kompeten dalam menjalankan tugas, tanggungjawab, dan wewenang di dalam mengelola laboratorium pendidikan.



103



b.



Kualifikasi dan Kompetensi Tenaga Laboratorium



1.



Kualifikasi Kualifikasi adalah Keahlian yang diperlukan untuk melakukan



sesuatu (menduduki jabatan dsb).118 Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 9 menggunakan istilah kualifikasi akademik, yang didefinisikan sebagai ijazah jenjang pendidikan akademik yang harus dimiliki oleh guru atau dosen sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan formal di tempat penugasan. Kualifikasi akademik yaitu tingkat pendidikan formal yang telah dicapai guru baik pendidikan gelar seperti S1, S2 atau S3 maupun non gelar seperti D4 atau Post Graduate diploma.119 Evaluasi system kerja terhadap kualifikasi tenaga laboratorium dalam hal ini adalah kepada laboratorium, teknisi laboratorium dan laboran. 2.



Kompetensi Kompetensi adalah kemampuan individu untuk melaksanakan



suatu pekerjaan dengan benar dan memiliki keunggulan yang didasarkan pada hal-hal yang menyangkut pengetahuan, keahlian dan sikap.120 Kompetensi adalah kemampuan (ability) atau kapasitas seseorang untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan, 118Mendikbud, 2008. KamusBesar Bahasa Indonesia. 119Muslich, Mansur. 2007. KTSP. PembelajaranBerbasisKompetensi dan Kontekstual. Panduan Bagi Guru. KepalaSekolah dan PengawasSekolah. Jakarta :BumiAksara. Hal. 13. 120Edison, Emron, Anwar, Yohny dan Komariyah, Imas. 2017.ManajemenSumberDayaManusia.cetakan ke-1.Bandung:Alfabeta. Hal. 140.



104



dimana kemampuan ini ditentukan oleh dua faktor yang kemampuan intelektual



dan



kemampuan



fisik.121



Kompetensi



merupakan



kecapakan yang memadai untuk melakukan suatu tugas atau sebagai memiliki keterampilan dan kecakapan yang diisyratkan. Sebagaimana evaluasi system kerja kualifikasi tenagala boratorium, evaluasi system kerja



kompetensi



tenaga



laboratorium



juga



terhadap



kepala



laboratorium, teknisi laboratorium dan laboran. c. Deskripsi Tugas Tenaga Laboratorium Pada dasarnya tugas adalah suatu kewajiban yang harus dikerjakan, pekerjaan yang merupakan tanggungjawab, perintah untuk berbuat atau melakukan sesuatu demi mencapai suatu tujuan. Deskripsi tugas adalah uraian tugas yang wajib dikerjakan oleh tenaga laboratorium dan biasanya terdapat pada surat keputusan penempatan tenaga laboratorium, Standar Operasional Prosedur (SOP) atau panduan kerja. Penting dilakukan evaluasi terhadap deskripsi tugas tengala boratorium, apakah uraian yang telah ditetapkan sudah mencakup seluruh kegiatan atau pekerjaan yang wajib dilakukan sehingga system kerja berjalan lancar. Mengevaluasi kinerja teknisi dan l aboran serta k egiatan laboratorium



sekolah/madrasah, Kegiatan



ini



berupa evaluasi



keseluruhan yang komprehensif terhadap kinerja para teknisi dan laboran yang bertugas di laboratorium sesuai dengan tugas dan fungsi yang ditetapkan dalam pengelolaan alat, bahan, metode, dan 121Robbins, Stephen P. 2008. PerilakuOrganisasi. Indonesia :KonsepKontroversi, Aplikasi, Alih Bahasa: HadayanaPujatmaka. Jakarta. Hal. 38.



105



sumberdaya lainnya untuk mendukung kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat dalam kurun satu tahun kerja. Hasil evaluasi harus mampu mengidentifikasi capaian dan kekurangan, dengan menganalisis penyebab terjadinya kekurangan tersebut, yang merupakan rekomendasi untuk peningkatan pengelolaan laboratorium tahun berikutnya.



106



BAB IX PENGEMBANGAN KEGIATAN LABORATORIUM



A. Pengertian Laboratorium Laboratorium, yang sering disingkat “lab”, adalah tempat dilakukannya riset (penelitian) ilmiah, eksperimen (percobaan), ataupun pelatihan ilmiah. Pada umumnya, laboratorium dirancang untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya seperti laboratorium fisika, laboratorium biokimia, laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa. Dengan kata lain, laboratorium adalah tempat sekelompok orang yang melakukan berbagai macam kegiatan penelitian (riset) pengamatan, pelatihan, dan pengujian ilmiah sebagai pendekatan antara teori dan praktik dari



berbagai



disiplin



ilmu.



Pembelajaran



atau



riset-riset



pengembangan ilmu tersebut dilakukan terhadap berbagai macam ilmu yang telah dikenal sebelumnya, atau terhadap ilmu yang baru dikenal. Pada dasarnya, secara fisik laboratorium juga dapat



107



merujuk pada suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka.122 Laboratorium sebagai tempat dilakukan riset, penelitian, percobaan, pengamatan, serta pengujian ilmiah memiliki banyak fungsi. Berikut ini beberapa fungsi laboratorium yang paling utama. 1. Menyeimbangkan antara teori dan praktik ilmu dan menyatukan antara teori dan praktik. Laboratorium adalah tempat untuk menguji sebuah teori sehingga akan dapat menunjang pelajaran teori yang telah diterima secara langsung. Dalam konteks itu, keduanya akan saling melengkapi, yaitu teori akan dapat menjadikan pijakan (dasar) praktik dan penelitian, sedangkan penilitian akan menguatkan argumentasi teori. 2. Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi para peneliti, baik dari kalangan siswa, mahasiswa, dosen, ataupun peneliti lainnya. Hal ini disebabkan laboratorium tidak hanya menuntut pemahaman terhadap objek yang dikaji, tetapi juga menuntut seseorang untuk melakukan sebuah ekserimentasi. 3. Memberikan dan memupuk keberanian para peneliti (yang terdiri dari pembelajar, peserta didik, mahasiswa, dosen dan seluruh praktisi keilmuan dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial. 4. Menambah keterampilan dan keahlian para peneliti dalam mempergunakan alat media yang tersedia di dalam 122Richard Decaprio. Tips Mengelola Laboratorium Sekolah. Yogyakarta: Diva Press. 2013. Hlm. 16-17



108



laboratorium untuk mencari dan menentukan kebenaran ilmiah sesuai dengan berbagai macam riset atau pun eksperimentasi yang akan dilakukan. 5. Memupuk rasa ingin tahu kepada para peneliti mengenai berbagai macam keilmuan sehingga akan mendorong mereka untuk selalu mengkaji dan mencari kebenaran ilmiah dengan cara penelitian, ujicoba, maupun ekperimentasi. Hal ini akan dapat memupuk sikap ilmiah mereka sebagai calon-calon ilmuwan di masa depan 6. Laboratorium dapat memupuk dan membina rasa percaya diri para peneliti dalam keterampilan yang diperoleh atau terhadap penemuan yang didapat dalam proses kegiatan kerja di laboratorium. Artinya, orang yang menemukan kebenaran ilmiah dalam penelitian di laboratorium akan lebih percaya diri dengan kebenaran tersebut karena telah melewati proses ilmiah yang sangat ketat, teliti, dan objektif sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila banyak orang yang menjadikan laboratorium



sebagai



proses



dapat



menjadi



akhir



pengujian



sebuah



kebenaran. 7. Laboratorium



sumber



belajar



untuk



memecahkan berbagai masalah melalui kegiatan praktik, baik itu masalah dalam pembelajaran, masalah akademik, maupun masalah yang terjadi di tengah masyarakat yang membutuhkan penanganan dengan uji laboratorium.



109



8. Laboratorium dapat menjadi sarana belajar bagi para siswa, mahasiswa, dosen, aktivis, peneliti, dan lain-lain untuk memahami segala ilmu pengetahuan yang masih bersifat abstrak sehingga menjadi sesuatu yang bersifat konkret dan nyata. Hal ini akan sangat berguna bagi individu-individu yang taraf berpikirnya normatif sehingga dapat mengarahkan mereka kepada hal-hal yang lebih konkret (nyata). Oleh karena itu, laboratorium sebenarnya menekankan perhatian terhadap ranah kognitif, ranah psikomotorik, dan tanah afektif yang tentunya sangat diperlukan oleh setiap orang.123 B. Pengembangan Kegiatan Di Labor Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun



2008 mengenai



kemampuan



merencanakan



dan



mengembangkan laboratorium, mengelola kegiatan laboratorium dan tenaga laboratorium, memantau kegiatan laboratorium beserta sarana dan prasarana, dan mengevaluasi kegiatan laboratorium serta aktivitas tenaga laboratorium lainnya.124 Berdasarkan peraturan tersebut, maka laboratorium dapt dikembangkan secara profesional guna untuk mencapai target yang ditentutan dan dapat melakukan inovasi baik dari segi personalia, kegiatan, peraturan, sarana dan prasarana dan lain sebagainya. Dalam melakukan pengembangan kegiatan laboratorium pendidikan 123Richard Decaprio. Tips Mengelola Laboratorium Sekolah. Yogyakarta: Diva Press. 2013. Hlm. 17-19 124 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2008



110



dapat dilaksanakan dimulai dari personalia laboratorium yang dimulai dari kepala laboratorium pendidikan, Teknisi laboratorium, laboran laboratorium. 1. Kepala Laboratorium a) Merencanakan Kegiatan dan Pengembangan Laboratorium Sekolah/Madrasah Merencanakan



kegiatan



dan



pengembangan



laboratorium sekolah/madrasah adalah kegiatan menyusun program tahunan pengelolaan laboratorium yang merupakan rencana komprehensif yang akan dilakukan untuk kalender tahun pelajaran yang akan dijalankan. Kegiatan tersebut mencakup



rencana



kegiatan



praktik



dan



praktikum,



pengelolaan bahan, alat dan metode, serta sumberdaya laboratorium lainnya (seperti infrastruktur, personel, dan anggaran)



agar



mampu



memfasilitasi/melayani



seluruh



kegiatan di laboratorium secara efektif. b) Merencanakan kegiatan dan pengembangan laboratorium sekolah/madrasah c) Mengelola Kegiatan Laboratorium Sekolah/Madrasah Mengelola



kegiatan



laboratorium



sekolah



adalah



mengoordinasi serangkaian kegiatan mulai dari perancangan kegiatan



laboratorium,



pengoperasian



peralatan



dan



penggunaan bahan, pemeliharaan/perawatan peralatandan bahan, pengevaluasian system kerja laboratorium, dan



111



pengembangan kegiatan laboratorium baik untuk pendidikan, penelitian, dan/atau pengabdian kepada masyarakat. d) Membagi



Tugas



Teknisi



dan



Laboran



Laboratorium



Sekolah/Madrasah Membagi tugas teknisi dan laboran laboratorium sekolah merupakan implementasi dari kegiatan mengelola laboratorium dengan membagi dan memberikan tugas kepada pelaksana yang masih merupakan tanggungjawab penuh kepala laboratorium. e) Memantau Sarana dan Prasarana Laboratorium Sekolah/ Madrasah Memantau sarana dan prasarana laboratorium sekolah harus dilakukan



kepala laboratorium untuk menjamin



kelangsungan kegiatan pelayanan laboratorium. f) Mengevaluasi kinerja t eknisi dan



laboran serta k egiatan



laboratorium sekolah/madrasah Kegiatan



ini



berupa



evaluasi



keseluruhan



yang



komprehensif terhadap kinerja para teknisi dan laboran yang bertugas dilaboratorium sesuai dengan tugas dan fungsi yang ditetapkan dalam pengelolaan alat, bahan, metode, dan sumberdaya lainnya untuk mendukung kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat dalam kurun satu tahun kerja. g) Menerapkan



Gagasan,



Teori,



Laboratorium Sekolah/Madrasah



112



dan



Prinsip



Kegiatan



Penerapan ini meliputi kegiatan sebagai berikut. 1) Mengikuti



perkembangan



pemikiran



tentang



pemanfaatan kegiatan laboratorium sebagai wahana pendidikan, yaitu mengikuti perkembangan IPTEK yang berhubungan dengan pengelolaan laboratorium seperti



standard



ISO:17025



guna



meningkatkan



kualitas pelayanan pemanfaatan laboratorium dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. 2) Mengembangkan dan menerapkan hasil inovasi atau kajian



laboratorium,



yaitu



membuat



system



pengelolaan manajemen dan pelayanan yang sesuai dengan laboratorium sekolah. 3) Menciptakan kewirausahaan (enterprenuership), yaitu membuat metode kegiatan laboratorium dan bentuk eksperimen serta peningkatan kemampuan yang mengacu pada standard dunia usaha dan industri. h) Memanfaatkan Laboratorium untuk Kepentingan Pendidikan dan Penelitiandi Sekolah/Madrasah Kegiatan ini harus dilakukan oleh kepala labortorium dalam usaha member dorongan agar dapat memanfaatkan laboratorium



untuk



kepentingan



peningkatan



kualitas



pendidikan. 2. Teknisi Laboratorium a) Merencanakan Pemanfaatan Laboratorium Sekolah/Madrasah



113



Merencanakan



pemanfaatan



laboratorium



sekolah/madrasah meliputi kegiatan sebagai berikut. 1) Merencanakan kebutuhan bahan, peralatan, dan suku cadang laboratorium Setiap awal tahun pelajaran,



teknisi/juru bengkel



membantu kepala laboratorium dalam menyusun rencana kebutuhan bahan, peralatan, dan suku cadang laboratorium yang mencakup jenis dan tipe bahan, alat dan suku cadang, serta kebutuhan fasilitas pendukung laboratorium lainnya (seperti peralatan K3 dan anggaran biaya) agar mampu memfasilitasi/melayani seluruh kegiatan pembelajaran. 2) Memanfaatkan katalog sebagai acuan dalam merencanakan bahan, peralatan, dan suku cadang laboratorium Dalam menyusun kebutuhan alat, bahan, dan suku cadang yang akan digunakan dilaboratorium, teknisi berpedoman pada catalog alat/buku manual alat, bahan, dan suku cadang yang tersedia. 3) Membuat daftar bahan, peralatan, dan suku cadang yang diperlukan laboratorium Setelah menyusun rencana kebutuhan alat, bahan, dan suku cadang, selanjutnya teknisi/juru bengkel membuat daftar bahan, peralatan, dan suku cadang yang diperlukan laboratorium. Daftar kebutuhan tersebut disusun secara sistematis dalam bentuk table daftar alat yang dilengkapi dengan informasi jumlah, jenis, spesifikasi bahan, peralatan,



114



serta kondisi alat/bahan dan suku cadang yang diperlukan laboratorium. 4) Merencanakan kebutuhan bahan dan perkakas untuk perawatan dan perbaikan peralatan laboratorium Pada setiap awal tahun pelajaran, teknisi/juru bengkel membantu



kepala



laboratorium



menyusun



rencana



kebutuhan bahan, peralatan, dan perkakas yang akan digunakan untuk melakukan kegiatan perawatan dan perbaikan peralatan dan bahan yang ada di laboratorium. 5) Merencanakan jadwal perawatan dan perbaikan peralatan laboratorium Teknisi/juru bengkel harus melakukan penyusunan program/jadwal pemeliharaan seluruh peralatan dan bahan yang ada dilaboratorium tempatnya bekerja sesuai dengan POS metode pemeliharaannya. Isi program ini menetapkan periode pemeliharan terhadap setiap komponen alat, bahan, dan personel yang ditugaskan. b) Mengatur Penyimpanan Bahan, Peralatan, Perkakas, dan Suku Cadang Laboratorium Sekolah/Madrasah Mengatur penyimpanan bahan, peralatan, perkakas, dan suku cadang laboratorium sekolah/madrasah meliputi kegiatan sebagai berikut. 1) Mencatat bahan, peralatan, dan fasilitas laboratorium dengan memanfaatkan peralatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)



115



Teknisi/juru



bengkel



melakukan



pencatatan



dan



mendokumentasikan seluruh bahan, peralatan, dan fasilitas laboratorium,



baik secara manual dengan menggunakan



buku inventaris alat dan bahan maupun menggunakan fasilitas computer atau laptop yang tersedia di laboratorium. Pencatatan dilakukan secara periodic setiap awal dan akhir tahun pelajaran dan menginformasikan tentang kuantitas dan kualitas peralatan, bahan, dan fasilitas laboratorium lainnya. 2) Mengatur



tata



letak



bahan,



peralatan,



dan



fasilitas



laboratorium Teknisi/juru bengkel melakukan kegiatan ini secara periodic sesuai dengan jadwal terhadap seluruh peralatan dan bahan yang adadi laboratorum tempatnya bekerja, sebelum dan sesudah pemakaian dalam rangka memfasilitasi kegiatan praktikum. Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan pemeliharaan peralatan dan bahan. Kegiatan ini juga mencakup peralatan dan bahan yang tidak digunakan. Hasil kegiatan ini adalah seluruh peralatan yang tidak/telah digunakan harus bersih dari kotoran/sisa bahan yang menempel, kemudian disimpan, dan ditata kembali seperti semula sehingga siap untuk digunakan kembali pada kegiatan laboratorium selanjutnya. Kegiatan ini harus dilakukan sesuai dengan POS yang tersedia, terutama menyangkut bahan dan peralatan bantu yang digunakan



116



untuk membersihkan, serta cara membersihkannya agar fungsi kerja alat tetap terjaga. 3) Mengatur tata letak bahan, suku cadang, dan perkakas untuk perawatan dan perbaikan peralatan laboratorium Teknisi/juru bengkel melakukan kegiatan ini secara periodic sesuai dengan jadwal terhadap tata letak bahan, suku cadang, dan perkakas untuk perawatan dan perbaikan peralatan laboratorium agar teknisi tidak mengalami kesulitan saat membutuhkan bahan dan peralatan tersebut. c) Menyiapkan Kegiatan Laboratorium Sekolah/Madrasah Menyiapkan kegiatan laboratorium sekolah/madrasah meliputi kegiatan sebagai berikut. 1) Menyiapkan petunjuk penggunaan peralatan laboratorium Setiap penggunaan peralatan dilaboratorium harus mengacu pada buku petunjuk penggunaan peralatan. Prosedur operasional standar (POS) adalah pedoman yang berisi petunjuk-petunjuk dalam menggunakan peralatan dan bahan di laboratorium. Beberapa jenis POS yang harus disiapkan oleh teknisi/juru bengkel adalah sebagai berikut. (a) POS Pengoperasian/Penggunaan (b) POS Pemeliharaan/Perawatan (c) POS Pemeriksaan (d) POS Unjuk Kerja 2) Menyiapkan paket bahan dan rangkaian peralatan yang siap pakai untuk kegiatan praktikum



117



Sebelum



pelaksanaan



kegiatan



praktikum,



teknisi/juru bengkel harus menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan dan merangkai peralatan yang akan digunakan untuk kegiatan praktikum yang telah dijadwalkan. 3) Menyiapkan penuntun kegiatan praktikum Teknisi



laboratorium/juru



bengkel



menyiapkan



penuntun kegiatan percobaan yang akan dilakukan pada kegiatan praktikum di laboratorium. Penuntun yang disiapkan



berupa



penuntun



pembelajaran



kegiatan



praktikum yang telah disusun oleh kepala laboratorium atau guru penanggungjawab mata pelajaran praktikum sebelum digunakan. d) Merawat



Peralatan



dan



Bahan



di



Laboratorium



Sekolah/Madrasah Merawat peralatan dan bahan di laboratorium meliputi kegiatan sebagai berikut. 1) Mengidentifikasi



kerusakan



peralatan



dan



bahan



laboratorium Secara berkala dan berpedoman POS pemeriksaan, teknisi/juru bengkel laboratorium melakukan pemeriksaan dan mengidentifikasi gejala kerusakan pada peralatan dan bahan. Jika ditemukan peralatan yang rusak, teknisi mendata untuk menentukan langkah perbaikan.



Jika ditemukan bahan yang



sudah kedaluwarsa/tidak layak pakai, teknisi laboratorium dapat melakukan penggantian.



118



2) Memperbaiki kerusakan peralatan laboratorium Jika dari hasil pemeriksaan ditemukan peralatan yang rusak,



teknisi/juru



bengkel



melaporkan kepada



kepala



laboratorium agar peralatan tersebut dapat diperbaiki atau diganti dengan peralatan yang baru. e) Menjaga Kesehatan dan Keselamatan Kerjadi Laboratorium s ekolah/Madrasah Menjaga



kesehatan



dan



keselamatan



kerja



di



laboratorium sekolah/madrasah meliputi kegiatan sebagai berikut. 1) Menjaga kesehatan diri dan lingkungan kerja Teknisi/juru bengkel menyusun POS kesehatan dan keselamatan kerja (K3) berupa instruksi kerja urutan tindakan yang benar dan harus diikuti oleh setiap orang agar bekerja secara sehat dan selamat di laboratorium. Teknisi/juru bengkel memiliki risiko kerja tinggi sehubungan dengan bahan dan peralatan yang dikelolanya sehingga diperlukan kecermatan dan pemahaman tinggi dalam mengurangi risiko tersebut. Teknisi perlu memahami bahaya fisik, kimiawi, biologis, atau radiasi yang dapat muncul saat bekerja di laboratorium. Teknisi juga perlu memahami metode pencegahan dan penanganan jika terjadi kecelakaan kerja. POS K3 yang harus disusun misalnya adalah POS penggunaan alat pelindung diri (PPE), POS bekerja secara aman dan keadaan tanggap darurat (seperti kebakaran), POS penanganan kecelakaan kerja (seperti



119



tumpahan bahan kimia dan luka), dan POS pengelolaan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun). 2) Menggunakan peralatan kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium Dengan berpedoman pada POS K3 yang telah disusun, sebelum dan pada saat melakukan kegiatan praktikum, teknisi dan peserta praktikum wajib menggunakan peralatan kesehatan dan keselamatan kerja. 3) Menangani bahan-bahan berbahaya dan beracun (B3) sesuai dengan prosedur yang berlaku Kegiatan ini dilaksanakan oleh teknisi/juru bengkel dalam serangkaian kegiatan untuk mengumpulkan, memilah, dan menyimpan secara benar bahan B3 yang dikelola agar terjaga dengan baik dan dapat digunakan kembali untuk kegiatan berikutnya. Ketika menangani bahan berbahaya dan beracun, teknisi/juru bengkel harus menggunakan peralatan dan bahan pelindung diri agar tidak terkontaminasi. 4) Menangani limbah laboratorium sesuai dengan prosedur yang berlaku Kegiatan ini dilaksanakan oleh teknisi/juru bengkel dalam serangkaian kegiatan untuk menangani limbah dengan mengumpulkan, memilah, dan menyimpan secara benar sehingga bahan tersebut tidak membahayakan. 5) Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan



120



Jika



terjadi



kecelakaan



diruang



laboratorium,



teknisi/juru bengkel harus segera memberikan pertolongan pertama dengan fasilitas P3K yang ada di laboratorium. Jika pertolongan yang diberikan tidak mencukupi, teknisi/juru bengkel melaporkan kepada kepalala boratorium agar korban kecelakaan dapat segera dibawa kerumah sakit. 3.Laboran Laboratorium a) Menginventarisasi Bahan Praktikum b) Mencatat



Kegiatan



Praktikum Dalam mencatat kegiatan praktikum, laboran melakukan kegiatan-kegiatan. c) Merawat Ruang Laboratorium Sekolah/Madrasah Dalam merawat ruang laboratorium sekolah/madrasah, laboran melakukan kegiatan-kegiatan. d) Mengelola



Bahan



dan



Peralatan



Laboratorium



Sekolah/Madrasah Dalam



mengelola



bahan



dan



peralatan



laboratorium



sekolah/madrasah, laboran melakukan kegiatan-kegiatan. e) Melayani Kegiatan Praktikum Dalam melayani kegiatan praktikum, laboran melakukan kegiatan-kegiatan.



121



f) Menjaga Kesehatan dan Keselamatan Kerjadi Laboratorium Sekolah/Madrasah.125 C. Laboratorium virtual Pada saat ini para pendidik sudah mulai mendapatkan akses untuk menggunakan berbagai macam teknologi guna meningkatkan efektifitas proses belajar dan mengajar. Komputer sebagai salah satu produk teknologi dinilai tepat digunakan sebagai alat bantu pengajaran. Berbagai macam pendekatan instruksional yang dikemas dalam bentuk program pengajaran berbantuan komputer atau CAI (Computer-Assisted Instruction) seperti: drill and practice, simulasi, tutorial dan permainan bisa diperoleh lewat komputer. Simulasi mengenai lingkungan nyata (virtual reality) yang dibuat oleh komputer, dan pengguna dapat berinteraksi dengan hasil yang menampakkan isi dari kenyataan lingkungan disebut kenyataan virtual (Virtual Reality). VR merupakan suatu format interaksi manusiakomputer di mana suatu lingkungan nyata atau khayal disimulasikan



dan



para



pemakai



dapat



berhubungan



dan



menggerakkan dunia itu. Dalam lingkungan virtual yang paling berhasil, para pemakai merasakan bahwa mereka sungguh hadir di dunia yang disimulasikan dan bahwa pengalaman mereka didalam dunia virtual sebanding dengan apa yang akan mereka alami pada lingkungan sebenarnya. Virtual Reality dapat diterapkan pada berbagai bidang.. 125 Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008 Laboratorium Sekolah/Madrasah



122



tentang Standar Tenaga



Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan pembelajaran berbasis teknologi informasi yang sangat pesat, hendaknya sekolah menyikapinya dengan seksama agar apa yang dicita-citakan dalam perubahan paradigma pendidikan dapat segera terwujud.



Kecenderungan



yang



telah



dikembangkan



dalam



pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran adalah program e-learning. Secara sederhana elearning dapat difahami sebagai suatu proses pembelajaran yang memanfaatkan



teknologi



informasi



berupa



komputer



yang



dilengkapi dengan sarana telekomunikasi (internet) dan multimedia (grafis, audio, video), sebagai media utama dalam penyampaian materi dan interaksi antara pengajar (guru/dosen) dan pembelajar (siswa/mahasiswa) dengan menggunakan media dalam pengajaran dapat mempertinggi hasil belajar siswa yang dicapai.126 E-Learning semakin dikenal sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah pendidikan, baik di negara-negara maju maupun di negara yangsedang berkembang. E-learning merupakan suatu teknologi pembelajaran yang yang relatif barudi Indonesia.Kata ELearning ini terdiri dari dua bagian, yaitu ‘e’ yang merupakan singkatandari ‘pembelajaran’.



‘electronica’ Jadi



dan



‘learning’



e-learningberarti



yang



berarti



pembelajaran



dengan



menggunakan jasa bantuan perangkatelektronika. Jadi dalam pelaksanaannya e-learning menggunakan jasa audio,video atau perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya. 126Nana Sudjana, Ahmad Rivai. Media Pengajaran.Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2005, hal. 2



123



Banyak hal yang mendorong mengapa e-learning menjadi salah satu pilihanuntuk peningkatan mutu pendidikan, antara lain pesatnya fasilitas teknologiinformasi, dan perkembangan pengguna internet di dunia saat ini berkembang dengan cepat. Penggunaan internet menjadi suatu kebutuhan dalammendukung pekerjaan atau tugas sehari-hari. Apalagi dengan tersedianya fasilitas jaringan (Internet infrastructure) dan koneksi internet (Internet Connections). Serta tersedianya piranti lunak pembelajaran (management course tools).



Juga



orang



yang



terampil



mengoperasikan



atau



menggunakaninternet semakin meningkat jumlahnya.127 Penemuan internet dianggap sebagai penemuan yang cukup besar, yang mengubah dunia dari bersifat lokal atau regional menjadi global. Sumber informasi dunia dapat diakses oleh siapa pun dan di mana pun melaluijaringan internet. Melalui internet faktor jarak dan waktu sudah tidak menjadi masalah. Dunia seolaholah menjadi kecil, dan komunikasi menjadi mudah, internet juga telah mengubah metode komunikasi massa dan penyebaran data atau informasi secara fleksibel dan mengintegrasikan seluruh bentuk media massa konvensional seperti media cetak dan audio visual.



127Soekartawi. Prospek pembelajaran melalui internet. Makalahdisampaikan pada Seminar Nasional ‘Teknologi Kependidikan’ yangdiselenggarakan oleh UT-Pustekkom dan IPTPI, Jakarta, 18-19 Juli 2002



124



Untuk dapat menghasilkan e-learning yang menarik dan diminati. Onno W. Purbo128 mensyaratkan tiga hal yang wajib dipenuhi dalam merancang elearning, yaitu : sederhana, personal, dan cepat. Sistem yang sederhana akan memudahkan peserta didik dalam memanfaatkan teknologi dan menu yang ada, dengan kemudahan pada panel yang disediakan, akan mengurangi pengenalan sistem e-learning itu sendiri, sehingga waktu belajar peserta dapat diefisienkan untuk proses belajar itu sendiri dan bukan pada belajar menggunakan sistem elearning-nya. Laboratorium virtual Laboratorium biasanya didefinisikan sebagai: (1) tempat yang dilengkapi untuk eksperimental studi dalam ilmu pengetahuan atau untuk pengujian dan analisa; tempat memberikan kesempatan untuk bereksperimen, pengamatan, atau praktek dalam bidang studi, atau (2) periode akademis disisihkan untuk laboratorium bekerja. Sebuah laboratorium virtual didefinisikan sebagai lingkungan yang interaktif untuk menciptakan dan melakukan eksperimen simulasi: taman bermain untuk bereksperimen. Ini terdiri dari domain dependent program simulasi, unit eksperimental disebut objek yang mencakup file data, alat yang beroperasi pada benda-benda, dan buku referensi. (Mihaela M., 2003) Laboratorium virtual merupakan sistem yang dapat digunakan untuk mendukung sistem praktikum yang berjalan secara konvensional. laboratorium virtualini biasa disebut 128 Onno W. Purbo & Antonius Aditya Hartanto. (2002). Teknologi E-learning Berbasis PHP dan MySQL, Elex Media Komputindo.



125



dengan Virtual Laboratory atau V-Lab. Diharapkan dengan adanya laboratorium virtual ini dapat memberikan kesempatan kepada siswa khususnya untuk melakukan praktikum baik melalui atau tanpa akses internet sehingga siswa tersebut tidak perlu hadir untuk mengikuti praktikum di ruang laboratorium. Hal ini menjadi pembelajaran efektif karena siswa dapat belajar sendiri secara aktif tanpa bantuan instruktur ataupun asisten seperti sistem yang berjalan. Dengan format tampilan berbasis web cukup membantu siswa untuk dapat mengikuti praktikum secara mandiri.129 Laboratorium virtual ini juga dapat memungkinkan akses jarak jauh terhadap instrumen pengukuran, kamera video, mikrofon, rangkaian listrik dan mekanik, reaksi kimia, percobaan biologi, dan sebagainya. Keragaman model dan struktur untuk laboratorium virtual adalah sangat luas dan bervariasi sesuai dengan sifat proyek diteliti, tujuan, dan teknologi yang terlibat. Motivasi untuk implementasi laboratorium virtual termasuk, tetapi tidak terbatas pada: a. Keterbatasan pada sumber daya dan ruang dalam laboratorium dunia nyata. Jenis keterbatasan dapat menyebabkan keterlambatan dalam kegiatan belajar siswa, yang mungkin menghadapi situasi di mana mereka harus bersaing atau menunggu ketersediaan 129 Puspita, Rani. (2008). Sistem Informasi Aplikasi Virtual Lab Pada Laboratorium Sistem Informasi Universitas Gunadarma. Proceeding, Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2008) Auditorium Universitas Gunadarma, Depok, 20-21 Agustus 2008. ISSN : 1411-6286.



126



sumber daya yang diberikan, selain fakta bahwa percobaan



seseorang



dapat



terganggu



sebelum



menyimpulkan, karena kebutuhan sumber daya terbagi. b. Kemungkinan berbagi peralatan biasanya mahal. c. Stimulus untuk kolaborasi penelitian atau bekerja dalam kelompok independen jarak fisik mereka. d. Keberadaan lingkungan belajar di luar sekolah, yang memungkinkan



siswa



untuk



berpartisipasi



atau



mengembangkan proyek mereka sendiri bersama-sama dengan siswa lain di waktu luang mereka. e. Kemungkinan mengembangkan berbagai percobaan di lokasi yang berbeda. f. Pengawasan terpencil dan intervensi dalam eksperimen berbahaya,



sehingga



kecelakaan.



127



membantu



untuk



mencegah



BAB X DOKUMENTASI PENGELOLAAN LABORATORIUM



Pengelolaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan. Pengelolaan merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya. Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019, pengelolaan laboratorium meliputi perencanaan kegiatan laboratorium, pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan; pemeliharaan/ perawatan



peralatan



dan



bahan;



pengevaluasian



sistem



kerja



laboratorium; dan pengembangan kegiatan laboratorium. Jadi dapat disimpulkan



bahwa



pengelolaan



laboratorium



adalah



proses



pendayagunaan sumber daya secara efektif dan efisien dalam perencanaan



kegiatan laboratorium, pengoperasian peralatan dan



penggunaan bahan; pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan; pengevaluasian sistem kerja laboratorium; dan pengembangan kegiatan laboratorium, sehingga tujuan dapat tercapai secara optimal.



128



Kegiatan-kegiatan pengelolaan laboratorium



yang tercantum



dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019, mencakup kegiatan-kegiatan berikut: 1.



Perencanaan kegiatan laboratorium, diantaranya:  melakukan inventarisasi data dalam menyusun program tahunan pengelolaan laboratorium  menyusun program tahunan pengelolaan laboratorium  menyusun subprogram tahunan pengelolaan laboratorium  merencanakan program pemeliharaan/perawatan  merencanakan program pemeriksaan dan kalibrasi peralatan  merencanakan program inovatif pengelolaan laboratorium  melakukan identifikasi kebutuhan peralatan dan bahan  menyusun kebutuhan peralatan  menyusun kebutuhan bahan  menyusun SOP



2.



Pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan  Menyiapkan peralatan dan bahan pada kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat  Mengoperasikan peralatan dan penggunaan bahan untuk kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat  Memberikan



penjelasan



dan



melakukan



pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan



129



supervisi



 Menyusun laporan penggunaan peralatan dan bahan pada kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat  Memilah limbah yang dihasilkan dari proses penggunaan bahan  Mengolah limbah yang dihasilkan dari proses penggunaan bahan  Memverifikasi



hasil



pengukuran,



kalibrasi



dan



hasil



pengecekan kinerja peralatan pada kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat  Menganalisis



dan



mengevaluasi



data



pada



kegiatan



pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat  Melakukan pengawasan K3 dan antisipasi bencana pada penggunaan peralatan dan bahan  Melakukan pengambilan sampel di lapangan pada kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. 3.



Pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan  menyusun jadwal pemeliharaan/pemeliharaan peralatan  Membersihkan, menata dan menyimpan peralatan  Membersihkan, menata dan menyimpan bahan  Membersihkan, menata dan menyimpan sarana penunjang  Melakukan kalibrasi peralatan



4.



Pengevaluasian sistem kerja laboratorium  Melakukan evaluasi hasil kalibrasi peralatan



130



 Mengevaluasi kinerja peralatan  Mengevaluasi metode kerja  Mengevaluasi penggunaan peralatan  Mengevaluasi SOP  Mengevaluasi program tahunan laboratorium  Mengevaluasi pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan  Mengevaluasi metode penanganan bahan. 5.



Pengembangan kegiatan laboratorium  Mengembangkan sistem pengelolaan laboratorium  Mengembangkan kinerja peralatan  Mengembangkan metode kerja peralatan  Mengembangkan



metode



pengujian,



kalibrasi



dan/atau



produksi  Meningkatkan mutu produk dalam skala laboaratorium. Pengelolaan laboratorium yang baik dapat dilihat dan diukur dari hasil kerja yang dituangkan dan disimpan dalam bentuk dokumen. Dokumen adalah informasi dan media penyimpannya130. Beberapa contoh dokumen di laboratorium adalah dokumen perencanaan, panduan, prosedur, instruksi kerja, grafik, poster, memo, gambar, dan laporan-laporan. Sekumpulan dokumen, misalnya spesifikasi dan rekaman sering disebut dokumentasi. Setiap kegiatan



pengelolaan



laboratorium perlu untuk didokumentasikan, hal ini bertujuan sebagai bukti fisik bahwa proses pengelolaan laboratorium telah dilaksanakan. 130 Anwar Hadi, Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian & Laboratorium Kalibrasi ISO/IEC 17025:2017, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2018), hlm. 348.



131



Dengan demikian, keberlanjutan fungsi sumber daya di laboratorium dapat terus bertahan dan meningkat. Dokumentasi-dokumentasi yang dihasilkan dari laboratorium terkait dengan kegiatan pengelolaan laboratorium, diantaranaya yaitu: a.



Dokumen program tahunan pengelolaan laboratorium



b.



Dokumen rekapitulasi kebutuhan alat dan bahan



c.



Dokumen Program pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan



d.



Dokumen SOP



e.



Jadwal pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan



f.



Laporan Pelaksanaan kegiatan



pendidikam, penelitian



dan



pengabdian kepada masyarakat g.



Laporan kegiatan pemeliharan/perawatan peralatan dan bahan serta sarana penunjang



h.



Arsip-arsip administrasi laboratorium. Dokumentasi pengelolaan laboratorium terdiri dokumentasi



peralatan/bahan (data base peralatan) dan dokumentasi pelaksanaan kegiatan131. Menurut Purbono dokumentasi peralatan mencakup data peralatan secara terperinci, sedangkan dokumentasi pelaksanaan kegiatan meliputi dokumen pengelolaan laboratorium yang mengacu pada sistem dokumen manajemen mutu standar (ISO). Kegiatan pengelolaan laboratorium yang dimaksud di sini adalah untuk laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi yang berstandar ISO/IEC 17025:2017.. 131 Kunto Purbono, Dokumentasi Pengelolaan Laboratorium, (dipresentasikan dalam Pelatihan Tendik PLP Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ditjen Dikti, Kementerian Pendidikan Nasional, 2011). Hlm. 10.



132



Data peralatan yang diperlukan untuk dokumentasi sebagai berikut: 1. Dokumen kontrak 2. As built drawings 3. Manual peralatan 4. Riwayat perawatan perbaikan (seperti :waktu dan biaya) 5. Identifikasi peralatan (seperti: nama dan spesifikasi) 6. Harga peralatan per unit 7. Prosedur pengoperasian peralatan 8. Lokasi/penempatan peralatan 9. Alamat pabrik, agen atau PT pembuat peralatan 10. Tanggal/tahun mulai penggunaan 11. Riwayat perawatan dan perbaikan, dan lain sebagainya. Dokumentasi pengelolaan laboratorium



untuk laboratorium



pengujian dan laboratorium kalibrasi yang berstandar ISO/IEC 17025:2017 meliputi panduan mutu; prosedur; instruksi kerja; dan formulir. a)



Panduan mutu adalah dokumen yanng menyatakan kebijakan mutu dan menguraikan sistem manajemen mutu organisasi laboratorium. Panduan mutu merupakan dasar dokumentasi yang digunakan untuk perencanaan menyeluruh kegiatan operasional laboratorium yang dapat mempengaruhi mutu data hasil pengujian dan/atau kalibrasi132. Panduan mutu adalah interpretasi standar mutu yang diacu dari ISO yang berisi kebijakan laboratorium, sasaran,



132 Anwar Hadi, op.cit, hlm. 351.



133



struktur organisasi, uraian jabatan, kualifikasi jabatan dan garis besar operasi dari prosedur manajemen yang berlaku133. b) Prosedur adalah suatu rangkaian atau tahapan dalam suatu kegiatan tertentu yang bertujuan memberikan petunjuk bagi personel bagaimana kebijakan dan sasaran mutu yang tertuang dalam panduan mutu harus dilaksanakan dan dicapai134. c)



Instruksi kerja adalah pedoman yang ditetapkan di laboratorium, digunakan oleh para pelaksana dalam melakukan pengujian dan/atau kalibrasi serta pengoperasian serta perawatan peralatan. Tujuan instruksi kerja adalah melengkapi prosedur dan membantu proses pengendalian. Adapun bentuk instruksi kerja bisa berupa bagan alir, gambar, atau uraian tentang suatu kegiatan dan sebagainya135. Instruksi kerja Berisikan: ruang lingkup prosedur, tujuan prosedur, definisi istilah, referensi pendukung, uraian prosedur petunjuk pelaksanaan langkah demi langkah dalam pengisian formulir, proses pengujian, instruksi pengoperasian alat/ mesin, instruksi perawatan alat/mesin, pengawasan dan pengujian, penanganan atas penyimpangan pengujian, kriteria penerimaan alat / bahan / kualifikasi pekerjaan, kalibrasi alat dan lain-lain136.



d) Semua proses kerja laboratorium harus dicatat atau direkam dalan formulir,



logbook,



worksheet



yang



telah



ditetapkan



oleh



laboratorium bersangkutan. Pencatatan ini dibutuhkan untuk



133 Kunto Purbono, op.cit, Hlm. 15. 134 Anwar Hadi, op.cit, hlm 355. 135 Ibid, hlm 357. 136 Kunto Purbono, op.cit, Hlm. 20-21.



134



mengurangi kesenjangan informasi serta ketelusuran suatu kegiatan. Formulir yang telah diisi menjadi rekaman merupakan bukti bahwa kegiatan operasional laboratorium telah dilakukan dan sistem manajemen mutu telah diterapkan secara efektif dan efisien. Dokumentasi



pengelolaan



laboratorium



pengujian



dan



laboratorium kalibrasi yang menerapkan sistem manajemen mutu perlu dikendalikan



untuk



memastikan



ketersediaan



dan



kesesuaian



penggunaan, kapan dan di mana dokumen tersebut diterapkan. Laboratorium harus melakukan kegiatan berikut untuk mengendalikan informasi terdokumentasi: a)



Distribusi, akses, pengambilan dan penggunaan



b)



Penyimpanan



dan



penjagaan



terhadap



kemudahan



untuk



membaca c)



Pengendalian perubahan



d)



Penentuan masa simpan dan pemusnahan.



Setiap dokumentasi harus didistribusikan kepada personel yang tepat untuk dapat dimengerti dan dipahami serta diterapkan dalam segala aspek kegiatan operasional laboratorium sehari-hari. Dokumen terbagi menjadi dua yaitu dokumen terkendali dan dokumen tidak terkendali. Dokumen terkendali yaitu dokumen yang dibuat, disahkan, diterapkan, dan dikendalikan kemutakhirannya oleh laboratorium; sedangkan dokumen tidak terkendali adalah dokumen yang digandakan dan



135



digunakan oleh personel laboratorium atau pihak lain bersifat sebagai informasi137. Salah satu dokumentasi kegiatan pengelolaan laboratorium yang menyatakan hasil yang telah dikerjakan yaitu rekaman. ISO 9000 mendefiniskan bahwa rekaman adalah dokumen yang menyatakan hasil yang sudah dicapai atau penyediaan bukti kegiatan telah dilaksanakan. Rekaman dapat digunakan untuk bukti ketertelusuran, menyediakan bukti verifikasi, tindakan pencegahan dan tindakan perbaikan. Dalam rangka menjaga konsistensi penerapan rekaman di seluruh tingkatan organisasi laboratorium, maka konsep dasar dokumentasi dan rekaman harus disosialisasi agar dapat dipahami oleh semua



personel



laboratorium138.



Konsep



dasar



dokumentasi



pengelolaan laboratorium dapat dilihat pada Tabel 11.1. Tabel 11.1 Konsep dasar dokumentasi pengelolaan laboratorium yang menerapkan sistem manajemen mutu Konseptual



Implementasi



Katakan apa yang kamu lakukan



Dokumentasikan seluruh proses kegiatan operasional laboratorium



Lakukan apa yang kamu katakan



Ikuti seluruh dokumentasi sistem manajemen mutu



Tunjukkan



apa



yang



kamu Rekam seluruh proses kegiatan



lakukan



operasional laboratorium



137Anwar Hadi, op.cit, hlm 358-361 138 Anwar Hadi, op.cit hlm. 372.



136



Kaji ulang dan tingkatkan



Lakukan audit sistem manajemen mutu dan kinerja laboratorium



Lakukan tindakan pencegahan Tingkatkan dan/atau tindakan perbaikan



sistem



manajemen



mutu dan kinerja laboratorium secara



konsisten



dan



berkesinambungan Rekaman yang berisi informasi merupakan sumber daya berharga dan aset penting bagi laboratorium. Rekaman yang terpelihara dengan baik membuat organisasi laboratorium mampu untuk: a)



Membuktikan keteraturan pelaksanaan kerja yang efisien dan akuntabel



b) Menyajikan layanan secara konsisten dan berimbang c)



Memberikan keseragaman, kesinambungan dan produktivitas dalam penerapan sistem manajemen mutu serta administrasi laboratorium



d) Memenuhi



peraturan



perundang-undangan,



standar



sistem



manajemen mutu dan persyaratan pelanggan e)



Memberikan



perlindungan



dan



dukungan



dalam



peradilan



termasuk manajemen risiko terkait keberadaan alat bukti pembuktian kasus f)



Melindungi kepentingan laboratorium, pelanggan, serta pihak berkepentingan



g) Memberikan bukti ketertekusuran pengambilan sampel serta pengujian dan/atau kalibrasi



137



h) Mewujudkan



identitas



kerja,



perorangan



dan



budaya



di



laboratorium. Prosedur pengendalian rekaman meliputi antara lain sebagai berikut a)



Pengumpulan Seluruh aktivitas yang merupakan bagian dari penerapan sistem manajemen mutu yang dilakukan oleh personel di semua tingkatan organisasi laboratorium harus direkam sebagai bukti bahwa kegiatan telah dilakukan. Rekaman dapat berupa catatan dalam buku harian, formulir, laporan, logbook, worksheet atau dalam media elektronik yaitu komputer. Rekaman harus berisi informasi yang cukup untuk memudahkan dan mengidentifikasi berbagai faktor



yang



memengaruhi



ketidakpastian



dan



untuk



memungkinkan pengujian/kalibrasi diulang dalam kondisi yang mendekati kondisi aslinya. b) Identifikasi dan pemberian indeks Semua rekaman data yang berhubungan dengan pengujian dan/atau kalibrasi harus mudah dibaca oleh pihak berkepentingan dan harus disimpan serta dipelihara sedemikian rupa sehingga rekaman tersebut, apabila diperlukan, mudah diperoleh kembali dengan cepat sampai batas waktu yang ditentukan. Karena itu, seluruh rekaman harus diidentifikasi dengan pemberian indeks yang jelas. Pengamatan, data, dan perhitungan harus direkam pada saat pekerjaan dilaksanakan dan harus dapat diidentifikasi pekerjaan asalnya.



138



c)



Pengarsipan Periode waktu pengarsipan rekaman mutu dan rekaman teknid di laboratorium harus ditentukan. Pengarsipan rekaman mutu dan rekaman teknis di laboratorium minimal satu tahun untuk pengamatan asli data pengujian dan/atau kalibrasi, perhitungan, pengukuran, salinan dari setiap laporan pengujian atau sertifikat kalibrasi yang telah diterbitkan. Sedangkan rekaman yang dipelihara minimal 4 tahun adalah audit internal, rekaman kalibrasi, kaji ulang manajemen, dan hasil uji profisiensi/uji banding.



d) Penyimpanan Rekaman harus disimpan dalam media yang menjamin kegunaan, keandalan, keautentikan, dan kelestariannya sepanjang diperlukan. Karena itu, fasilitas penyimpann harus dipelihara dan memberikan kondisi akomodasi dan lingkungan yang dirancang sedemikian rupa sehingga memadai untuk melindungi rekaman akses pihak yang tidak berhak, mencegah terjadinya kerusakan, penurunan mutu atau deteriorasi, dan mencegah agar rekaman tidak hilang akibat pencurian maupun musibah atau bencana alam. e)



Pembuatan cadangan dan pengaksesan Rekaman berupa cetakan atau disimpan secara elektronik harus dibuat



cadangannya



(backup),



dilindungi,



dan



dipelihara



sedemikian rupa untuk mencegah akses atau amandemen terhadap rekaman tersebut oleh orang yang tidak berwenang. Pengelolaan proses akses meliputi jaminan bahwa: -



Rekaman dikelompokkan menurut status akses



139



-



Rekaman hanya diizinkan untuk personel yang memiliki hak akses



-



Proses perekaman hanya dilakukan oleh personel yang berhak melakukannya.



f)



Koreksi Bila terjadi kesalahan dalam rekaman, setiap kesalahan cukup dicoret,



tidak



diperkenankan



kelihatan/dihilangkan,



dihapus



sedangkan



nilai



atau yang



dibuat



tidak



benar



atau



koreksiannya ditambahkan disisinya. Semua perbaikan rekaman yang demikian ditandatangani atau diparaf oleh personel yang melakukan koreksi. Demikian juga pada rekaman yang disimpan secara elektronik, makadilakukan tindakan yang sepadan untuk mencegah hilang atau berubahnya data asli. g) Perlindungan dan pemeliharaan Semua rekaman harus dipelihara dan dilindungi keamanan dan kerahasiaannya dari pihak yang tidak berkepentingan. Sebagai tindakan pencegahan dan penerapan prinsip kehati-hatian, alamat dan nama pemilik barang yang diuji atau peralatan ukur yang akan dikalibrasi tidak disarankan untuk dipaparkan di papan tulis laboratorium atau masih menempel di wadah sampel atau peralatan ukur sehingga pelanggan lain mengetahui. Hal ini untuk menghindari tidak terpeliharanya kerahasiaan hak kepemilikan pelanggan yang disebabkan oleh pertanyaan dari pelanggan lain atau diberikannya informasi tersebut oleh personel laboratorium.



140



h) Pemusnahan Pemusnahan adalah proses meniadakan rekaman sampai tidak ada kemungkinan rekontruksi. Biasanya rekaman disimpan kemudian dimusnahkan sesuai prosedur yang ditetapkan oleh laboratorium atau peraturan perundang-undangan. Secara umum rekaman dipelihara di laboratorium selama 1-4 tahun kecuali ada suatu persyaratan khusus yang mengharuskan rekaman dipelihara lebih lama. Rekaman yang telah melewati masa simpan harus dimusnahkan oleh personel yang berwenang setelah ditunjuk oleh pihak manajemen laboratorium. Sebelum dimusnahkan, rekaman harus disalin secara elektronik,



misalnya dipindai atau difoto



untuk keperluan ketertelusuran rekaman. Pemusnahan rekaman dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip sebagai berikut: -



Pemusnahan disahkan oleh personel laboratorium



-



Rekaman terkait gugatan, pengaduan, atau penyelidikan yang sedang



berlangsung



tidak



boleh



dimusnahkan



hingga



terselesaikan -



Pemusnahan rekaman harus dilakukan dengan menjamin kerahasiaan informasi yang dikandung



-



Semua salinan rekaman yang dinyatakan dimusnahkan, termasuk salinan pengamanannya (backup) harus dimusnahkan.



Personel yang telah melakukan pemusnahan rekaman sebaiknya membuat logbook sebagai bagian dari pengelolaan rekaman di laboratorium.139 139 Anwar Hadi, op.cit hlm. 378-382



141



BAB XI SISTEM MANAJEMEN MUTU LABORATORIUM



A. Definisi mutu Untuk menghasilkan pemeriksaan laboratorium yang dapat dipercaya/ bermutu, maka setiap tahap pemeriksaan laboratorium harus dikendalikan.Pengendalian setiap tahap ini untuk mengurangi atau meminimalisir kesalahan yang terjadi di laboratorium. Agar dapat melakukan pengendalian mutu di laboratorium dengan baik, maka harus dapat menjelaskan konsep mutu. Beberapa tokoh penting telah menelurkan konsep mutu produk atau jasa, yaitu: 1. William Edwards Deming (1900-1993) Mutu



ialah



kesesuaian



dengan



kebutuhan



pasar



atau



konsumen.mutu tidak berarti segala sesuatu yang terbaik, tetapi pemberian kepada Pelanggan tentang apa yang mereka inginkan dengan tingkat kesamaan yang dapat diprediksi serta tergantungannya terhadap harga yang mereka bayar. 2. Philip B. Crosby (1926 –2001) Mutu ialah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki mutu apabila sesuai dengan standar atau kriteria mutu yang



142



telah ditentukan, standar mutu tersebut meliputi bahan baku, proses produksi, dan produk jadi. 3. J.M. Juran (1904-2008) Mutu adalah kecocokan penggunaan produk (fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.140 Dari ketiga tokoh ini dapat kita ambil kesimpulan bahwa mutu itu suatu kebutuhan konsumen, yaitu kepuasan pelanggan sepenuhnya terhadap suatu produk/jasa yang dibutuhkan atau mutu merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan kepuasan pelanggan terhadap sebuah produk/jasa. B. Konsep Sistem Manajemen Mutu Laboratorium Pengertian



manajemen



laboratorium



adalah



kegiatan



merancang kegiatan, mengoperasikan, memelihara dan merawat peralatan dan bahan, fasilitas dan atau segala obyek fisik lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu sehingga mencapai hasil yang optimal141.Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling



berkaitan



satu



dengan



yang



lainnya.Beberapa



alat-alat



laboratorium yang canggih, dengan staf profesional yang terampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik, jika tidak didukung oleh 140 Maria Tuntun Siregar, Wieke Sri Wulan, Doni Setiawan, dan Anik Nurhayati, Bahan Ajar Teknologi Laboratorium Medik (TLM) (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018), hlm. 4-5 141Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjamin Mutu (LP3M), Pedoman Manajemen dan Evaluasi Mutu Laboratorium/Bengkel/Studio (Padang: Universitas Andalas, 2015), hlm. 1



143



adanya



manajemen



yang



baik.Oleh



karena



itu



manajemen



laboratoriumadalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatannya sehari-hari. Beberapa decade terakhir pelanggan atau pihak berkepentingan menuntun pelayan laboratorium yang lebih baik, data hasil pengujian dan/atau kalibrasi yang valid serta keterlusuran metrology yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.Tuntutan tersebut seharusnya dapat



disikapi



manajemen



oleh



mutu.Jika



laboratorium sistem



dengan



manajemen



menerapkan mutu



sistem



diterakan



di



laboratorium dengan baik dan benar, maka hal tersebut membantu meningkatkan kepuasan pelanggan dan memberikan kerangka kerja bagi perbaikan kepuasan pelanggan dan memberikan kerangka kerja bagi perkembangan perbaikan berkelanjutan. Sistem manajemen mutu dapat didefinisikan sebagai “kegiatan terkoordinasi untuk diarahkan dan mengontrol organisasi yang berkaitan dengan kualitas ”. Definisi ini digunakan oleh International Organization for Standardization(ISO) dan Clinical and Laboratory Standards Institute(CLSI).Kedua kelompok tersebut diakui secara internasional.142 Sistem manajemen mutu merupakan bagian dari sistem manajemen laboratorium yang berfokus pada percapaian hasil berkaitan dengan sasaran mutu, pemenuhan kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Laboratorium memiki peran penting dalam sistem mutu di perusahaan. ISO/IEC 17025 dapat digunakan sebagai standar untuk 142 World health organization ,Hand book Laboratory Quality Management System (Lyon: WHO, 2011), hlm. 9



144



mengembangkan dan membangun sistem mutu di laboratorium serta penilaian yang dilakukan oleh klien atau pihak ketiga.Standar ini juga digunakan sebagai kriteria untuk akreditasi laboratorium.Persyaratan manajemen edisi pertama disebut ISO 9001:1994 dan ISO 9002:1994. Namun Standar-standar ini telah digantikan oleh ISO 9001:2000, yang membuat keselarasan ISO/IEC 17.025 itu diperlukan. ISO 17025 mengeluarkan edisi kedua yang dirilis pada tahun 2005, merupakan klausa yang diubah atau ditambah apabila dianggap perlu dalam ISO 9001:2000. Seiring dengan perubahan dunia menuju era globalisasi yang didasarkan pada kemajuan teknologi, maka kelompok kerja organisasi ISO memutuskan untuk melakukan perbaikan pada standar ISO/IEC 17025: 2005143. Edisi ketiga ISO/IEC 17025 diterbitkan tahun 2017 setelah pembahasan panjang oleh kelompok kerja anggota ISO/IEC dari berbagai Negara. C. Elemen-elemen Sistem Manajemen Mutu Laboratorium Elemen-elemen



sistem



manajemen



mutu



laboratorium



berdasarkan ISO/IEC 17025: 2017 meliputi: 1) Persyarat umum 2) Persyaratan sumber daya 3) Persyaratan Proses 4) Persyaratan Manajemen144 143 Fatchiyah, Laboratorium Berbasis SNI ISO/IEC 17025: 2008 (Malang: Universitas Brawijaya, 2016), hlm. 7 144 Anwar Hadi, Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian & Laboratorium kalibrasi ISO/IEC 17025: 2017 (Jakarta: PT Gramedia, 2018), hlm. 12



145



Persyaratan umum ISO 17025 memiliki dua persyaratan yaitu persyaratan



manajemen



dan



persyaratan



teknis.



Persyaratan



manajemen dibagi menjadi 15 syarat, yaitu : 1) Persyaratan organisasi, 2) Persyaratan manajemen, 3) Pengendaliandokumen,4) Kaji ulang permintaan tender, 5) Subkontrak pengujian dan kalibrasi, 6) Pembelian jasa dan perbekalan, 7) Pelayanan customer, 8.Pengaduan, 9) Pengendalian pekerjaan pengujian dan atau kalibrasi yang tidak sesuai, 10. Peningkatan, 11) Tindakan perbaikan, 12) Tindakan pencegahan, 13) Pengendalian rekaman, 14) Audit internal, dan 15) Kaji ulang manajemen. Sedangkan untuk persyaratan teknis terdiri dari 10 syarat, yaitu : 1) Umum, 2) Personel, 3) Kondisi akomodasi dan lingkungan, 4) Metode pengujian, metode kalibrasi dan validasi metode, 5) Peralatan, 6) Ketertelurusan pengukuran, 7) Pengambilan sampel, 8) Penanganan barang yang diuji dan dikalibrasi,9) Jaminan mutu dan kalibrasi, dan 10) Laporan hasil145 1. Persyaratan umum a. Ketidakberpihakan Ketidakberpihakan



merupakan



kehadiran



objektivitas,



sedangkan objektivitas adalah ketiadaan atau dapat diselesaikannya konflik kepentingan yang dapat mengakibatkan pengaruh buruk terhadap kegiatan laboratorium.146 Objektivitas juga berarti bahwa konflik



kepentingan



tidak



ada,



atau



diselesaikan



agar



tidak



145Cosmas Surya pambudi, Analisa Pengaruh Persyaratan Teknis Dan Persyaratan Manajemen Terhadap Kesiapan Penerapan Iso/Iec 17025 Di Pt Santoso Teknindo (Jurnal PASTI,Volume VIII No 3), hlm. 302. 146Op. cit., Anwar Hadi, hlm.27



146



mempengaruhi kegiatan laboratorium selanjutnya.Istilah lain yang dapat digunakan untuk menyampaikan unsur ketidakberpihakan adalah kemandirian, kebebasan dari bias, kebebasan dari prasangka, netralitas, keadilanm keterbukaan pikiran, sikap tidak berat sebelah, sikap terpengaruh, dan keseimbangan. Sehubungan laboratorium



dengan



pengujian



implementasi



dan/atau



ketidakberpihakan,



laboratorium



kalibrasi



harus



menetapkan prinsip-prinsip berikut: 1) Prinsip



akuntabilitas,



pertanggungjawaban



didefinisikan



laboratorium



sebagai



pengujian



dan/atau



laboratorium kalibrasi terhadap data hasil pengujian dan/atau kalibrasi kepada pelanggan atau pihak lain yang berkepentingan. 2) Prinsip transparan, prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi pelanggan atau pihak berkepentingan untuk memperoleh



informasi



tentang



pembuktian



jaminan



validitas daya yang dihasilkan oleh laboratorium. 3) Prinsip



partisipasi,



berkepentingan



partispasi



dibutuhkan



public



untuk



dan



pihak



pengawasan



dan



peningkatan mutu data hasil pengujian atau kalibrasi.147 Seluruh pihak laboratorium yang meliputi pengambilan sampel, pengujian data dan/atau kalibrasi, pelaporan hasil serta pemberian opini atau interprestasi dilakukan tidak memihak dan dikelola untuk menjaga ketidakberpihakan. 147Op. cit., Anwar Hadi, hlm. 135-139



147



b. Kerahasiaan Rahasia



adalah



tidakdikehendaki



untuk



suatu



hal



diketahui



yang oleh



tidak



boleh



atau



pihak



yang



tidak



berkepentingan. Kerahasian informasi dan hak kepemilikan pelanggan laboratorium bermakana bahwa setiap informasi terkait dengan sampel uji dan peralatan ukur yang dikalibrasi hanya boleh diketahui oleh pelanggan pemilik sampel uji atau paralatan ukur, kecuali pelanggan tersebut



berkenan



untuk



diberikan



kepada



pihak



lain



yang



berkepentingan.148 Kerahasian dan hak kepemilikan pelanggan yang harus dilindungi memiliki syarat, antara lain: 1) Rahasia tersebut merupakan informasi teknis yang penting dan/atau sensitive bagi pelanggan yang bersangkutan. 2) Rahasia tersebut sebelumnya belum pernah dibuka untuk umum 3) Rahasia tersebut bukanlah informasi yang memang tersedia untuk public 4) Rahasia tersebut jika di buka untuk public akan menimbulkan kerugian bagi pelanggan terkait 5) Rahasia tersebut jika dibuka untuk public akan menimbulkan isu social, ekonomi dan/atau lingkungan. 6) Pelanggan tidak pernah mengizinkan secara tegas atau tersirat supaya rahasia tersebut dibuka.149



148Ibid., hlm. 42 149Ibid., hlm. 44-45



148



Laboratorium harus bertanggung jawab melalui komitmen yang berkekutan hukum untuk mengelola semua informasi yang diperoleh selama pelaksanaan kegiatan pengujuian dan/atau kalibrasi. 2. Persyaratan Struktural a. Organisasi Berdasarkan istilah yang diberikan oleh ISO 9000, organisasi adalah orang atau kelompok orang yang memiliki fungsi masingmasing dengan tanggung jawab, wewenang, dan hubungan, untuk mencapai sasarannya.Sedangkan struktur organisasi adalah pengaturan tanggung jawab, hubungan, dan wewenanang antar orang.150 Laboratorium harus: 1) menentukan struktur organisasi dan manajemen laboratorium, tempatnya



di



organisasi



induk,



dan



hubungan



antara



manajemen, operasi teknis dan layanan pendukung; 2) menentukan tanggung jawab, wewenang dan keterkaitan semua personil yang mengelola, melaksanakan atau memverifikasi pekerjaan yang mempengaruhi hasil kegiatan laboratorium; 3) mendokumentasikan prosedurnya sejauh diperlukan untuk memastikan penerapan kegiatan laboratorium secara konsisten dan validitas hasilnya151. Laboratorium harus memiliki personil yang, terlepas dari tanggung jawab lainnya, memiliki wewenang dan sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya, termasuk: 150Ibid., hlm. 155 151ISO/IEC 17025: 2017, Standar Internasional Persyaratan Umum Kompetensi Pengujian dan Kalibrasi Laboratorium (ISO/IEC 17025: 2017), 5.5



149



1) implementasi,



pemeliharaan



dan



peningkatan



sistem



manajemen; 2) identifikasi penyimpangan dari sistem manajemen atau dari prosedur pelaksanaan kegiatan laboratorium; 3) inisiasi



tindakan



untuk



mencegah



atau



meminimalkan



penyimpangan tersebut; 4) melapor ke manajemen laboratorium mengenai kinerja sistem manajemen dan kebutuhan perbaikan; 5) memastikan keefektifan kegiatan laboratorium152. Bentuk struktur organisasi harus disesuaikan dengan tujuan utama laboratorium dengan mempertimbangkan ruang lingkup, jenis atau komoditas, serta volume/beban kegiatan pengujian dan/atau kalibrasi.Struktur organisis laboratorium yang terbentuk sesuai ISO/IEC 17025 didasarkan pada kompetensi personel. Struktur organisasi sistem manajemen mutu laboratorium laboratorium ISO/IEC 17025, yaitu: a. Manajer puncak b. Manajer mutu c. Manajer teknis d. Manajer penunjang e. Penyelia, atau analisis/petugas kalibrasi153 Bentuk struktur organisasi harus disesuaikan dengan tujuan utama laboratorium dengan mempertimbangkan ruang lingkup, jenis



152Ibid.., 5.6 153Op. cit., Anwar Hadi, hlm. 135



150



atau komoditas serta volume/beban kegiatan pengujian dan/atau kalibrasi. 3. Persyaratan sumber daya a. Personel laboratorium yang dilengkapi peralatan canggih dengan megah tidak akan memberikan kinerja yang diharapkan apabila tidak didukung oleh personil yang kompeten. Penerapan sistem manajemen mutu laboratorium dan/atau laboratorium kalinrasi berjalan efektif dan efisien



ketika



semua



personel



diseluruh



tingkatan



organisasi



memahami dan menggunakan keahlian, pelatihan, pendidikan, dan pengalaman yang diperlukan untuk melaksanakan peran dan tanggung jawabnya.Karena itu, merupakan tanggung jawab manajemen puncak untuk



memberikan



kesempatan



bagi



personelnya



guna



mengembangkan kompetensi yang diperlukan. Organisasi laboratorium harus: a. Menentukan kompetensi yang memadai bagi personel yang melaksanakan pekerjaan yang berpengaruh pada kinerja dan keefektifan sisitem manajemen mutu. b. Memastikan personel kompten berdasarkan pendidikan yang sesuai, pelatihan yang memadai, pengalaman yang cukup,



dan



mampu



memperagakan



keahlian



atau



keterampilan. c. Jika memungkinkan, mengambil suatu tindakan untuk mendapatkan



kompetensi



yang



diperlukaj,



dan



mengevaluasikan keefektifan dari tindakan yang diambil.



151



d. Memelihara informasi, terdokumentasi yang sesuai sebagai bukti kompetensi.154 Semua personil laboratorium, baik internal maupun eksternal, yang dapat mempengaruhi kegiatan laboratorium harus bertindak tidak memihak, berkompeten dan bekerja sesuai dengan sistem manajemen laboratorium.155 Pengelolaan laboratorium harus mengkomunikasikan kepada personil tugas dan tanggung jawab merekadan pihak berwenang.156 Tinjauan rutin pihak manakemen laboratorium pengujian dan/atau laboratorium kalibrasi harus dilakukan terhadap kompetensi personelnya. Metode yang digunakan untuk meninjau kompetensi personel laboratorium dapat dilakukan melalui beberpa cara, antara lain: a. Kuesioner atau wawancara langsung b. Pengamatan c. Diskusi kelompok d. Saran dari tenaga ahli di bidang laboratorium pengujian dan/atau laboratorium kalibrasi, e. Uji kompetensi analisis.157 Adapun jenis pelatihan uyang dibutuhkan oleh personel laboratorium pengujian dan/atau laboratorium kalibrasi dapat meliputi, antara lain:



154Ibid., , hlm. 75 155Op, cit., ISO / IEC 17025: 2015, 6.2.3 156Ibid., 6.2.4 157Op. cit., Anwar Hadi, hlm.77



152



a. In house training In house training merupakan pelatihan yang dilakukan dilingkungan laboratorium yang didasarkan atas kebutuhan dan antisipasi terhadap lingkup pekerjaan organisasi yang dirasakan perlu bagi personil untuk meningkatkan kompetensinya. b. External training External training merupakan pelatihan yang dilakukan di luar laboratorium atas undangan atau partisipasi dalam suatu program pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak luar untuk meningkatkab kompetensi personel laboratorium. c. Analysis proficiency test Analysis proficiency test atau uji kompetensi analisis adalah penilaian kompetensi analisis dalam melaksanakan pengujian terhadap parameter tertentu dengan metode yang telah ditetapkan158. Selain metode pelatihan, kriteria untuk penyeleksian personel laboratorium



peserta



pelatihan



harus



ditentukan



dengan



mempertimbangkan sumber daya yang tersedia, kendala dan tujuan pelatihan. Metode pelatihan yang ditetapkan dapat berupa: a. Pelatihan, seminar, atau lokakarya yang diselenggarakan baik didalam maupun di luar laboratorium. b. Magang, pembinaan atau bimbingan teknis dan konsultasi. c. Pembelajaran jarak jauh159.



158Ibid., hlm. 81-84 159Ibid., hlm. 80



153



Adapun kriteria pemilihan metode pelatihan harus didefinisikan dan didokomentasikan, antara lain terkait: a. Tanggal dan lamanya pelatihan serta lokasi penyelenggaraan b. Fasilitas c. Biaya d. Tujuan pelatihan e. Sasaran peserta pelatihan f. Bentuk penilaian, evaluasi dan sertifikasi160 b. Fasilitas dan kondisi lingkungan Kondisi fasilitas dan lingkungan harus sesuai untuk kegiatan laboratorium dan tidak mempengaruhi keabsahan hasilnya secara negatif161. Kondisi akomodasi dan lingkungan yang terpelihara, selain untuk mencapai validitas mutu data hasil pengujian dan/atau kalibrasi juga dapat melindungi personel laboratorium dari bahaya bahan kimia, kebakaran, serta bahaya lain ynag mungkin timbul. Pada umumnya, kondisi akomodasi dan lingkungan pengujian dan/atau kalibrasi berpengaruh terhadap hal berikut: 1) Kondisi sampel yang akan diuji atau peralatan ukur yang akan dikalibrasi 2) Kinerja peralatan laboratorium 3) Moralitas personel laboratorium 4) Kesesuain persyaratan metode pengujian dan/atau kalibrasi162.



160Ibid., hlm. 80 161Op, cit., ISO / IEC 17025: 2015, 6.3.1 162Op. cit., Anwar Hadi, hlm.95



154



Fasilitas termasuk persyaratan teknis akomodasi dan lingkungan yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan penerimaan, penyimpanan serta preparasi yang dapat mempengaruhi mutu data hasil pengujian dan/atau kalibrasi, harus didokumentasikan. Fasilitas yang perlu diperhatikan, antara lain sebagai berikut: 1) Sumber energi, manajemen laboratorium harus memastikan ketersedian sumber energy yang cukup untuk kegiatan operasionalnya, selain itu laboratorium harus mempunyai genset untuk cadangan energy apabila sewaktu-waktu terjadi pemadaman listrik. 2) Pencahayaan,



laboratorium



harus



menyediakan



sistem



pencahayaan yang memenuhi persyaratan metode pengujian dan/atau kalibrasi. Pencahayaan dapat bersifat alami dengan memanfaatkan cahaya sinar matahari atau menggunakan sistem penerangan buatan, yaitu cahaya sinar listrik.penerangan dengan menggunkan cahaya matahari mempunyai jarak sinar dari ruang tepi berkisar 6-7, 5 m, dan laboratorium disarankan menggunkan jendela kaca dengan luas sekitar 1/3 dari luas lantas ruangan. 3) Ventilisasi,



sistem



ventilisasi



di



laboratorium



dapat



dimunculkan dengan menggunkan ventilasi alami dan ventilasi buatan (airconditioning, AC), 4) Suhu dan kelembaban, suhu dan kelembaban pada area khusus di laboratorium harus dikontrol untuk memastikan pengujian dan/atau kalibrasi dapat dilaksanakan dengan baik dan benar.



155



5) Persedian air, laboratorium harus memastikan bahwa persedian air cukup untuk kegiatan operasionalnya, baik penggunaan air distilasi, bidestilasi, demineralisasi, air yang sesuai untuk keperluan pengujian toksisitas maupun pengujian kultur jaringan. 6) Meja kerja dari area personel laboratorium,



meja kerja



sebaiknya disesuaikan dengan kenyamanan personel dalam melakukan kegiatan pengujian dan/atau kalibrasi163. c. Peralatan Laboratorium harus memiliki akses terhadap peralatan termasuk, namun tidak terbatas pada, instrumen pengukuran, perangkat lunak, standar pengukuran, bahan referensi, data referensi, pereaksi, peralatan konsumsi atau aparatus tambahan yang diperlukan untuk kinerja laboratorium yang benar dan yang dapat mempengaruhi hasilnya164. Penanganan peralatan laboratorium pengujian dan/atau laboratorium kalibrasi termasuk bahan kimia meliputi, antara lain: 1) Penyimpanan Semua peralatan ukur termasuk pengambilan sampel, preperasi, serta pengolahan data yang mempunyai pengaruh terhadap mutu data hasil pengujian atau kelibrasi disimpan dan dipelihara



sedemikian



rupa



pada



fasilitas



memfasilitas kebenaran unjuk kerja peralatan.



163Ibid., hlm. 96-100 164Op, cit., ISO / IEC 17025: 2015, 6.4.1



156



yang



dapat



2) Kesiapan Laboratorium harus dapat menjamin bahwa setiap saat peralatan dala keadaan memenuhi persyaratan teknis sehingga layak pakai dan siap digunakan. Selain itu, peralatan yang dalam keadaan rapi dan bersih. 3) Penggunaan Semua peralatan pengujian dan kalibrasi, termasuk peranti keras dan peranti lunaknya, harus dijaga keamanannya dari penyetelan atau pengoperasian yang akan mengakibatkan ketidak absahan hasil pengujian dan/atau kalibrasi. 4) Transportasi Peralatan berada di luar pengendalian langsung laboratorium, misalnya dipinjam oleh pihak luar, digunakan untuk keperluan pameran, atau pengambilan sampel sehingga memelurkan transportasi



dari



laboratorium



ke



suatu



tujuan,



maka



laboratorium harus memastikan fungsi dan status peralatan di cek dan terlihat memuaskan sebelum peralatan tersebut digunakan kembali165. Laboratorium harus memiliki program pemeliharaan untuk mencegah kegagalan peralan dan menjamin bahwa peralatan bekerja sesuai dengan spesifikasi teknis. Program pemeliharaan peralatan laboratorium meliputi : 1) Jadwal pemeliharaan yang terencana 2) Hal-hal berkaitan dengan bagian yang harus dipelihara 165Op. cit., Anwar Hadi, hlm.112-115



157



3) Jika dilakukan pihak internal laboratorium, maka harus dilaksanakan



oleh



personel



yang



kompeten



dengan



menggunkan prosedur atau instruksi kerja yang telah ditetapkan 4) Rekaman pemeliharaan pencegahan, kerusakan, perbaikan, modifikasi harus dipelihara166. d. Produk dan jasa yang disediakan oleh pihak eksternal Penyedia atau pemasok eksternal adalah organisasi atau orang yang meyediakan produk atau jasa yang berasal dari pihak eksternal laboratorium. Produk



yang



dihasilkan



oleh



pamasok



eksternalcuntuk



menunjang kegitan laboratorium dan mempengaruhi mutu data hasil pengujian dan/atau kalibrasi anatara lain: 1) Pembangunan laboratorium termasuk desain serta tata ruang yang dapat mempengaruhi kondisi akomodasi dan lingkungan pengujian dan/atau kalibrasi. 2) Peralatan dan peranti lunak untuk pengambilan sampel, pengujian dan/atau kalibrasi. 3) Bahan kimia, bahan habis pakai, bahan acuan bersertifikat baik berupa larutan, padatan maupun gas 4) Perabot atau sarana pendukung laboratorium 5) Peralatan keselamatan dan kesehatan kerja laboratorium. Sedangkan jasa yang dihasilkan oleh pemasok eksternal untuk meningkatkan kinerja laboratorium, berupa jasa: 166Ibid., hlm. 117



158



1) Konsultasi atau pelatihan manajemen serta teknis pengujian dan/atau kalibrasi. 2) Pemeliharaan, perbaikan, dan kalibrasi peralatan 3) Pengembangan peranti lunak termasuk database dan sistem informasi manajemen 4) Pemeliharaan fasilitas laboratorium. e. Ketertelusuran metrologi Laboratorium harus menetapkan dan memelihara ketertelusuran metrologi dari hasil pengukurannya dengan menggunakan rangkaian kalibrasi



terdokumentasi



berkontribusi



terhadap



yang



tidak



terputus,



ketidakpastian



masing-masing



pengukuran,



yang



menghubungkannya dengan referensi yang sesuai167. Metrologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari pengukuran dan aplikasinya. Laboratorium harus menetapkan dan memelihara ketertelusuran metrologi hasil pengukuran dengan cara kalibrasi melalui rantai tidak terputus yang terdokumentasi atau perbandingan setiap kontribusi ketidakpastian pengukuran yang menghubungkannya dengan acuan yang tepat. Metrologi mencakup tiga hal utama, antara lain: 1) Penerapan definisi satuan ukuran yang diterima secara internasional, 2) Perwujudan satuan ukuran berdasarkan metode ilmiah



167Op, cit., ISO / IEC 17025: 2015, 6.5.1



159



3) Penerapan rantai ketertulusuran dengan menentukan sekaligus merekam nilai dan akurasinya seuatu pengukuran serta menyebarluaskan pengetahuan tersebut168. 4. Persyaratan proses a. Kaji ulang permintaan, tender dan kontrak Kaji ulang adalah kegiatan yang dilakukan untuk menentukan kesesuain, kecukupan, dan keefektifan sumber daya laboratorium demi memenuhi persyaratan yang ditetapkan sehingga mencapai kebutuhan dan harapan pelanggan atau pihak berkepentingan. Tender merupakan tawaran



pengujian



dan/atau



kalibrasi



dari



pelanggan



kepada



laboratorium melalui proses lelang sehingga ada suasana kompetensi dengan laboratorium lain untuk mendapatkan pekerjaan tersebut. Kontrak



diartikan



sebagai



perjanjian



yang



mengikat



antara



laboratorium dengan pelanggan terkait pengujian dan/atau kalibrasi yang dialkukan untuk jangka waktu tertentu tanpa melalui proses tender169. Laboratorium



harus



memiliki



prosedur



untuk



meninjau



permintaan, tender dan kontrak. Itu prosedur harus memastikan bahwa: 1) Persyaratan ditetapkan, didokumentasikan dan dipahami secara memadai; 2) Laboratorium memiliki kemampuan dan sumber daya untuk memenuhi persyaratan;



168Op. cit., Anwar Hadi, hlm.144 169Ibid., hlm. 161



160



3) Di mana penyedia eksternal digunakan, persyaratan diterapkan dan laboratorium menyarankan pelanggan dari kegiatan laboratorium spesifik yang akan dilakukan oleh penyedia eksternal dan mendapatkan persetujuan dari pelanggan; 4) metode atau prosedur yang tepat dipilih dan mampu memenuhi persyaratan pelanggan170. Laboratorium harus memberi tahu pelanggan bila metode yang diminta oleh pelanggan adalah dianggap usang atau ketinggalan zaman171.Bila pelanggan meminta pernyataan kesesuaian dengan spesifikasi atau standar untuk pengujian atau kalibrasi (misal: pass/fail, in-tolerance/out-of-tolerance) spesifikasi atau standar, dan peraturan keputusan harus didefinisikan secara jelas. Kecuali melekat dalam spesifikasi yang diminta atau standar, Aturan keputusan yang dipilih harus dikomunikasikan kepada, dan disepakati dengan, pelanggan172. b. Pemilihan, verifikasi dan validasi metode Laboratorium harus menggunakan metode dan prosedur yang sesuai untuk semua aktivitas laboratorium dan, jika sesuai, untuk evaluasi ketidakpastian pengukuran serta teknik statistik untuk analisis data173.Semua metode, prosedur dan dokumentasi pendukung, seperti instruksi, standar, manual dan data referensi yang relevan dengan kegiatan laboratorium, harus selalu diperbaharui sampai saat ini dan harus segera tersedia bagi personil174. 170Op, cit., ISO / IEC 17025: 2015, 7.1.1 171Ibid., 7.1.2 172Ibid., 7.1.3 173Ibid., 7.2.1.1 174Ibid., 7.2.1.2



161



Laboratorium harus memastikan bahwa ia menggunakan versi metode valid terbaru kecuali jika tidak sesuai atau mungkin untuk melakukannya. Bila diperlukan, penerapan metode ini harus dilengkapi dengan



rincian



tambahan



untuk memastikan



penerapan



yang



konsisten.Bila pelanggan tidak menentukan metode yang akan digunakan, laboratorium harus memilih metode yang tepat dan memberi tahu pelanggan tentang metode yang dipilih. Metode yang diterbitkan baik dalam standar internasional, regional atau nasional, atau oleh organisasi teknis yang memiliki reputasi baik, atau teks ilmiah atau jurnal yang relevan, atau seperti yang ditentukan oleh produsen peralatan, direkomendasikan. Metode yang dikembangkan atau dimodifikasi laboratorium juga dapat digunakan175. Laboratorium harus memverifikasi bahwa ia dapat melakukan metode dengan benar sebelum mengenalkannya dengan memastikan bahwa ia dapat mencapai kinerja yang diinginkan. Rekaman verifikasi harus disimpan. Jika metode direvisi oleh badan penerbit, verifikasi harus diulang sejauh diperlukan176. Teknik yang digunakan untuk validasi metode dapat berupa salah satu dari, atau kombinasi dari, berikut ini: 1) kalibrasi atau evaluasi bias dan presisi menggunakan standar acuan atau bahan referensi; 2) penilaian sistematis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil;



175Ibid., 7.1.2.1.4 176Ibid., 7.1.2.1.5



162



3) metode pengujian ketahanan melalui variasi parameter yang dikontrol, seperti suhu inkubator, 4) volume dibagikan; 5) perbandingan hasil yang dicapai dengan metode divalidasi lainnya; 6) perbandingan antar laboratorium; 7) evaluasi



ketidakpastian



pengukuran



hasil



berdasarkan



pemahaman tentang prinsip teoritisdari metode dan pengalaman praktis dari kinerja sampling atau metode uji177. c. Pengambilan sampel Laboratorium harus memiliki rencana dan metode pengambilan sampel bila dilakukan pengambilan contoh zat, bahan atau produk untuk pengujian atau kalibrasi selanjutnya. Metode pengambilan sampel harus memperhatikan faktor-faktor yang harus dikontrol untuk memastikan keabsahan hasil pengujian atau kalibrasi berikutnya. Rencana dan metode sampling harus tersedia di lokasi pengambilan sampel. Rencana sampling harus, kapanpun masuk akal, berdasarkan metode statistik yang sesuai178. Metode pengambilan contoh harus menjelaskan: 1) pemilihan sampel atau lokasi; 2) rencana sampling;



177Ibid., 7.1.2.2.1 178Ibid., 7.3.1



163



3) persiapan dan pengolahan sampel dari bahan, bahan atau produk untuk menghasilkan yang dibutuhkan item untuk pengujian atau kalibrasi berikutnya179. Laboratorium harus menyimpan catatan data sampling yang merupakan bagian dari pengujian atau kalibrasi yang dilakukan. catatan-catatan ini harus mencakup, jika relevan: 1) mengacu pada metode sampling yang digunakan; 2) tanggal dan waktu sampling; 3) data untuk mengidentifikasi dan menggambarkan sampel (misalnya nomor, jumlah, nama); 4) identifikasi personil yang melakukan pengambilan sampel; 5) identifikasi peralatan yang digunakan; 6) kondisi lingkungan atau transportasi; 7) diagram atau cara setara lainnya untuk mengidentifikasi lokasi sampling bila sesuai; 8) penyimpangan, penambahan atau pengecualian dari metode sampling dan rencana sampling180. d. Penanganan item uji atau kalibrasi Laboratorium harus memiliki prosedur untuk pengangkutan, penerimaan, penanganan, perlindungan, penyimpanan, penyimpanan, dan pembuangan atau pengembalian barang uji atau kalibrasi, termasuk semua persyaratan yang diperlukan untuk melindungi integritas dari barang uji atau kalibrasi, dan untuk melindungi kepentingan laboratorium dan pelanggan. Tindakan pencegahan harus dilakukan 179Ibid., 7.3.2 180Ibid., 7.3.3



164



untuk menghindari kerusakan, kontaminasi, kehilangan atau kerusakan pada barang selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan / menunggu, dan persiapan untuk, pengujian atau kalibrasi. Petunjuk penanganan yang disertakan dengan item harus diikuti181. Laboratorium harus memiliki sistem untuk identifikasi item uji atau kalibrasi yang tidak ambigu. Identifikasi harus dipertahankan sementara item tersebut berada di bawah tanggung jawab laboratorium. Sistem harus memastikan bahwa barang tidak akan menjadi bingung secara fisik atau bila dirujuk dalam catatan atau dokumen lainnya. Sistem harus, jika sesuai, mengakomodasi sub-divisi dari item atau kelompok barang dan pengalihan barang182. Setelah menerima barang uji atau kalibrasi, penyimpangan dari kondisi tertentu harus dicatat. Bila ada keraguan tentang kesesuaian suatu barang untuk pengujian atau kalibrasi, atau bila barang tidak sesuai



dengan



deskripsi



yang



diberikan,



laboratorium



harus



berkonsultasi dengan pelanggan untuk mendapatkan instruksi lebih lanjut sebelum melanjutkan dan harus mencatat hasil konsultasi ini. Bila pelanggan memerlukan barang yang akan diuji atau dikalibrasi untuk mengakui penyimpangan dari kondisi tertentu, laboratorium harus menyertakan sanggahan dalam laporan yang menunjukkan hasil mana yang mungkin terpengaruh oleh penyimpangan tersebut183.



181Ibid., 7.4.1 182Ibid., 7.4.2 183Ibid., 7.4.3



165



e. Rekaman teknis Laboratorium harus memastikan bahwa catatan teknis untuk setiap aktivitas laboratorium mengandung hasil, laporkan dan informasi



yang



memadai



untuk



memfasilitasi,



jika



mungkin,



identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran dan ketidakpastian pengukuran terkait dan memungkinkan pengulangan aktivitas laboratorium dalam kondisi sedekat mungkin dengan yang asli. Catatan teknis meliputi tanggal dan identitas personil yang bertanggung jawab atas setiap kegiatan laboratorium dan untuk memeriksa data dan hasil. Pengamatan, data dan perhitungan asli harus dicatat pada saat dibuat dan harus diidentifikasi dengan tugas tertentu184. Laboratorium harus memastikan bahwa amandemen terhadap catatan teknis dapat dilacak ke versi sebelumnya atau pengamatan asli. Baik data dan arsip asli dan yang telah diubah harus disimpan, termasuk tanggal perubahan, indikasi aspek yang berubah dan personil yang bertanggung jawab atas perubahan tersebut185. f. Evaluasi ketidakpastian pengukuran Laboratorium harus mengidentifikasi kontribusi terhadap ketidakpastian



pengukuran.



Saat



mengevaluasi



ketidakpastian



pengukuran, semua kontribusi yang penting, termasuk yang timbul dari pengambilan sampel, harus diperhitungkan dengan menggunakan metode analisis yang sesuai186. 184Ibid., 7.5.1 185Ibid., 7.5.2 186Ibid., 7.6.1



166



Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan harus mengevaluasi ketidakpastian pengukuran. Bila metode uji menghalangi evaluasi ketidakpastian pengukuran secara ketat, estimasi harus dilakukan berdasarkan pemahaman terhadap prinsip teoritis atau pengalaman praktis dari kinerja metode ini187. g.



Memastikan validitas hasil Laboratorium harus memiliki prosedur untuk memantau



keabsahan hasil. Data yang dihasilkan harus dicatat sedemikian rupa sehingga tren dapat dideteksi dan, bila memungkinkan, teknik statistik harus diterapkan untuk meninjau hasilnya. Pemantauan ini harus direncanakan dan ditinjau dan harus mencakup, jika sesuai, namun tidak terbatas pada: 1) penggunaan bahan referensi atau bahan kontrol kualitas; 2) penggunaan instrumentasi alternatif yang telah dikalibrasi untuk memberikan hasil yang dapat dilacak; 3) pemeriksaan fungsional alat ukur dan pengujian; 4) penggunaan cek atau standar kerja dengan diagram kontrol, jika ada; 5) pemeriksaan antara alat ukur; 6) mereplikasi tes atau kalibrasi dengan menggunakan metode yang sama atau berbeda; 7) pengujian ulang atau rekalibrasi ulang barang yang ditahan; 8) korelasi hasil untuk karakteristik item yang berbeda; 9) meninjau hasil yang dilaporkan; 187Ibid., 7.6.2



167



10) perbandingan intralaboratory; 11) pengujian sampel buta188. Laboratorium harus memantau kinerjanya jika dibandingkan dengan hasil laboratorium lain, jika tersedia dan sesuai. Pemantauan ini harus direncanakan dan ditinjau dan harus mencakup, namun tidak terbatas pada, salah satu atau kedua hal berikut: 1) partisipasi dalam uji profisiensi; 2) partisipasi dalam perbandingan antar laboratorium selain uji profisiensi189. Data kegiatan pemantauan harus dianalisis, digunakan untuk mengendalikan dan, jika ada, memperbaiki kegiatan laboratorium. Jika hasil analisis data dari kegiatan pemantauan ditemukan berada di luar kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, tindakan yang tepat harus dilakukan untuk mencegah hasil yang salah dilaporkan190. h.Pelaporan hasil Hasilnya harus diberikan secara akurat, jelas, tidak ambigu dan obyektif, biasanya dalam laporan (misalnya laporan pengujian atau sertifikat kalibrasi atau laporan pengambilan sampel) dan harus mencakup semua informasi yang disepakati dengan pelanggan dan diperlukan untuk menafsirkan hasilnya dan semua informasi yang dibutuhkan oleh metode yang digunakan. Semua laporan yang dikeluarkan harus disimpan sebagai catatan teknis191.



188Ibid., 7.7.1 189Ibid., 7.7.2 190Ibid., 7.7.3 191Ibid., 7.8.1.1



168



Setiap laporan setidaknya memuat informasi berikut, kecuali laboratorium memiliki alasan yang benar untuk tidak melakukan hal tersebut,



sehingga



meminimalkan



kemungkinan



terjadinya



kesalahpahaman atau penyalahgunaan: 1) Judul (misalnya "Laporan Uji", "Sertifikat Kalibrasi" atau "Laporan Sampling"); 2) Nama dan alamat laboratorium; 3) Lokasi kinerja kegiatan laboratorium, termasuk bila dilakukan di fasilitas pelanggan atau di tempat-tempat yang jauh dari fasilitas permanen laboratorium, atau di fasilitas sementara atau mobile yang terkait; 4) Identifikasi unik bahwa semua komponennya diakui sebagai bagian dari laporan lengkap dan identifikasi yang jelas akan akhir; 5) Nama dan informasi kontak pelanggan; f) identifikasi metode yang digunakan; 6) Deskripsi, identifikasi yang tidak ambigu, dan bila diperlukan, kondisi barang; 7) Tanggal penerimaan barang uji atau kalibrasi, dan tanggal pengambilan sampel, dimana ini sangat penting 8) Keabsahan dan penerapan hasil; 9) Tanggal kinerja kegiatan laboratorium; 10)



Tanggal penerbitan laporan;



11)



Mengacu



pada



rencana



sampling



dan



metode



pengambilan sampel yang digunakan oleh laboratorium



169



atau badan lain yang relevan dengan keabsahan atau penerapan hasil; 12)



Pernyataan yang menyatakan bahwa hasilnya hanya



terkait dengan item yang diuji, dikalibrasi atau dijadikan sampel; 13)



Hasil dengan, jika sesuai, satuan pengukuran;



14)



Penambahan, penyimpangan, atau pengecualian dari



metode; 15)



Identifikasi orang yang memberi otorisasi atas laporan;



16)



Identifikasi yang jelas saat hasilnya berasal dari



penyedia eksternal192. i. Persyaratan khusus untuk laporan pengujian Laporan pengujian harus, jika diperlukan untukinterpretasi hasil tes, meliputi: 1) Informasi tentang kondisi uji tertentu, seperti kondisi lingkungan; 2) Jika relevan, pernyataan kesesuaian dengan persyaratan atau spesifikasi. 3) Jika



memungkinkan,



ketidakpastian



pengukuran



disajikan dalam unit yang sama dengan pengukuranatau dalam istilah yang berkaitan dengan pengukuran 4) Bila sesuai, pendapat dan interpretasi



192Ibid.,7.8.2.1



170



5) Informasi tambahan yang mungkin diperlukan oleh metode, otoritas, pelanggan atau kelompok pelanggan193. j. Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Sertifikat kalibrasi harus mencakup berikut: 1) ketidakpastian pengukuran hasil pengukuran yang disajikan di unit yang sama dengan pengukuran atau dalam istilah yang berkaitan dengan pengukuran dan (misalnya persen); 2) kondisi (misalnya lingkungan) di mana kalibrasi dibuat yang memiliki pengaruh terhadap hasil pengukuran; 3) pernyataan



yang



mengidentifikasi



bagaimana



pengukuran dapat terlacak secara metrologi 4) hasil sebelum dan sesudah penyesuaian atau perbaikan, jika tersedia; 5) bila relevan, pernyataan kesesuaian dengan persyaratan atau spesifikasi bila sesuai, pendapat dan interpretasi194 k. Kepastian Validitas Hasil Bila pernyataan kesesuaian dengan spesifikasi atau standar disediakan,



laboratorium



harus



mendokumentasikan



peraturan



keputusan yang digunakan, dengan mempertimbangkan tingkat risiko (seperti dugaan menerima dan menolak palsu dan asumsi statistik)



193Ibid., 7.8.3.1 194Ibid., 7.8.3.1



171



yang terkait dengan peraturan keputusan yang dipekerjakan. dan menerapkan aturan keputusan195. Laboratorium



harus



melaporkan



pernyataan



kesesuaian,



sehingga pernyataan tersebut dengan jelas mengidentifikasi: 1) yang menghasilkan pernyataan kesesuaian berlaku; 2) spesifikasi, standar atau bagian mana yang terpenuhi atau tidak terpenuhi; 3) aturan keputusan diterapkan (kecuali jika melekat pada spesifikasi atau standar yang diminta)196. l. Pelaporan hasil Bila pendapat dan interpretasi diungkapkan, laboratorium harus memastikan



bahwa



mengekspresikan



hanya



pendapat



personil dan



yang



interpretasi



berwenang yang



untuk



melepaskan



pernyataan masing-masing. Laboratorium harus mendokumentasikan dasar dimana pendapat dan interpretasi telah dilakukan197. Perubahan atas laporan setelah diterbitkan hanya dibuat dalam bentuk dokumen lebih lanjut, atau transfer data, yang mencakup pernyataan "Perubahan terhadap Laporan, nomor seri ... [atau yang dinyatakan lain]", atau yang setara bentuk kata-kata198.



195Ibid., 7.8.6.1 196Ibid., 7.8.6.2 197Ibid., 7.8.7.1 198Ibid., 7.8.8.2



172



m.



Pengaduan Laboratorium harus memiliki proses terdokumentasi untuk



menerima, mengevaluasi dan membuat keputusankeluhan.Uraian tentang proses penanganan pengaduan harus tersedia bagi pihak yang berkepentingan berdasarkan permintaan. Setelah menerima keluhan, laboratorium harus mengkonfirmasi apakah keluhan tersebut berkaitan dengan kegiatan laboratorium yang menjadi tanggung jawabnya dan, jika memang, harus mengatasinya. Laboratorium bertanggung jawab atas



semua



keputusan



di



semua



tingkat



proses



penanganan



pengaduan199. Proses penanganan pengaduan harus mencakup paling tidak unsur dan metode berikut ini: 1) deskripsi proses untuk menerima, memvalidasi, menyelidiki keluhan, dan memutuskan apa tindakan harus diambil sebagai tanggapan terhadapnya; 2) Melacak dan mencatat keluhan, termasuk tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya; 3) memastikan bahwa tindakan yang tepat diambil200. Laboratorium yang menerima pengaduan bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan memverifikasi semua informasi yang diperlukan



untuk



memvalidasi



pengaduan.



Hasil



yang



akan



dikomunikasikan kepada pelapor harus dilakukan oleh, atau ditinjau



199Ibid., 7.9.2 200Ibid., 7.9.3



173



dan disetujui oleh, individu yang tidak dilibatkan dalam kegiatan laboratorium asli yang bersangkutan201. n. Pekerjaan tidak sesuai Laboratorium harus memiliki prosedur yang harus dilaksanakan bila ada aspek dari kegiatan laboratorium atau hasil dari pekerjaan ini yang tidak sesuai dengan prosedurnya sendiri atau persyaratan yang disepakati pelanggan (misalnya peralatan atau kondisi lingkungan berada di luar batas yang ditentukan, hasil pemantauan gagal memenuhi kriteria yang ditentukan). Prosedur harus memastikan bahwa: 1) Tanggung



jawab



dan



wewenang



untuk



pengelolaan



pekerjaan yang tidak sesuai didefinisikan; 2) Tindakan



(termasuk



menghentikan



atau



mengulangi



pekerjaan dan menahan laporan, jika diperlukan) didasarkan pada tingkat risiko yang ditetapkan oleh laboratorium; 3) Evaluasi dibuat dari signifikansi pekerjaan yang tidak sesuai, termasuk analisis dampak terhadap hasil sebelumnya; 4) Keputusan diambil atas penerimaan kerja yang tidak sesuai; 5) Bila diperlukan, pelanggan diberitahu dan pekerjaan ditarik kembali; 6) tanggung jawab untuk mengotorisasi dimulainya kembali pekerjaan didefinisikan202. Apabila evaluasi menunjukkan bahwa pekerjaan yang tidak sesuai dapat terjadi lagi, atau ada keraguan tentang kesesuaian operasi 201Ibid., 7.9.6 202Ibid., 7.10.1



174



laboratorium dengan sistem manajemennya sendiri, laboratorium harus menerapkan tindakan korektif203. o. Pengendalian pengelolaan data dan informasi Laboratorium harus memiliki akses terhadap data dan informasi yang



dibutuhkan



manajemen



untuk



informasi



melakukan laboratorium



laboratoriumkegiatan.Sistem yang



digunakan



untuk



pengumpulan, pengolahan, pencatatan, pelaporan, penyimpanan atau pengambilan data harus divalidasi untuk fungsionalitas, termasuk berfungsinya



antarmuka



dalam



sistem



pengelolaan



informasi



laboratorium oleh laboratorium sebelum pengantar Kapan pun ada perubahan, termasuk konfigurasi perangkat lunak laboratorium atau modifikasi perangkat lunak off-the-shelf komersial, mereka harus diberi



wewenang,



didokumentasikan



dan



divalidasi



sebelum



diimplementasikan204. 4. Persyaratan Manajemen a. Dokumentasi Sistem Manajemen Informasi terdokumentasi merupakan data yang memiliki nilai dalam bentuk media penyimpanan untuk dikendalikan dan dipelihara oleh laboratorium. Informasi terdokumentasi dapat dalam format berbagai media dari sumber apapun yang berupa: 1) Sistem manajemen termasuk proses-prosesnya 2) Informasi yang dibuat dalam rangka beroperasinya organisasi laboratorium berupa dokumentasi sistem manajemen mutu, 203Ibid., 7.10.3 204Ibid., 7.11.2



175



yaitu kebijakan dan sasaran mutu, program, panduan mutu, prosedur, instruksi kerja metode, instruksi kerja pengoperasian dan pemeliharaan peralatan, formulir dan dokumen pendukung lainnya. 3) Bukti hasil kegiatan laboratorium yang telah dicapai berupa rekaman205. b. Pengendalian dokumen sistem manajemen Adapun isi prosedur pengendalian dokumen yang diberlakukan di laboratorium harus dipastikan bahwa: 1) Dokumen disetujui kecukupan dan kesesuainnya sebelum diterbitkan oleh personel yang berwenang, 2) Edisi resmi dari dokumen yang relevan tersedia di semua lokasi tempat dilakukan kegiatan penting bagi efektivitas fungsi laboratorium 3) Dokumen yang merupakan bagian dari sistem manajemen mutu dikaji ulang secara berskala minimal setiap 12 bulan sekali apabila diperlukan, diperbarui atau direvisi. 4) Perubahan dan status revisi terkini dokumen diidentifikasi secara unik dan bila perlu distribusinya dikendalikan 5) Dokumen yang tidak sah atau kadaluarsa ditarik dari penggunaan atau dengan cara lain yang menjamin dokumen tersebut tidak digunakan lagi



205Op. cit., Anwar Hadi, hlm. 345



176



6) Dokumen



kadaluwarsa



yang



disimpan



oleh



pengendali



dokumen diberikan tanda yang sesuai, misalnya ditulis “dokumen kedaluwarsa”206. c. Pengendalian Rekaman Iso 9000 mendefinisikan rekaman adalah dokumen yang menyatakan hasil yang sudah dicapai atau penyediaan bukti kegiatan telah dilaksanakan. Prosedur pengendalian rekaman meliputi sebagai berikut: 1) Pengendalian 2) Pengarsipan 3) Penyimpanan 4) Pembuatan cadangan dan pengaksesan 5) Koreksi 6) Perlindungan dan pemeliharaan 7) Pemusnahan207 d. Tindakan mengatasi resika dan peluang Resiko dan peluang dalam ISO/IEC 17025 dapat diartikan nahwa laboratorium perlu mengidentifikasi peluang-peluang dan menanalisi risiko, baik risiko kerena mengambil peluang bila tidak mengambil peluang yang ada. Tahapan penerpan tindakan untuk mengatsi risiko dan peluang adalah sebagai beriku: 1) Tentukan sumber dalam penentuan risiko dan peluang yang dapat meliputi asepek penting, kewajiban kepatuhan, serta isuisu internal dan eksternal 206Ibid, hlm. 362 207Ibid, hlm. 378-381



177



2) Tentukan tindakan untuk mengatasi risiko dan meningkatkan peluang 3) Tentukan rencana tindakan untuk mengatasi risiko dan peluang tersebut208. e. Peningkatan Proses peningkatan



berkelanjutan di laboratorium



terkait



perbaikan mutu meliputi poin-poin berikut: 1) Lakukan



tinjaun



kegiatan



laboratorium



yang



sedang



berlangsung 2) Buat rencana tindakan yang akan diambil 3) Kerjakan rencana yang telah dibuat 4) Periksa keefektifan dan efisiensi penerapan perencanaan 5) Lakukan tindakan perbaikan atau pencegahan. f. Tindakan perbaikan Ketidaksesuaian dapat terjadi di laboratorium pengujian dan/atau laboratorium kalibrasi karena salah satu atau gabungan dari hal-hal berikut: 1) Ketidakpahaman personel 2) Informasi terdokumentasikan 3) Sumber daya laboratorium 4) Sikap dan perilaku Ketidak



sesuaiain



teridentifikasi,



perbaikan berikut dilakukan: 1) Perbaikan 208Ibid, hlm. 392-393



178



maka



tahapan



tindakan



2) Tindakan perbaiakan 



Peninjauan ketidaksesuaian







Penetapan skala prioritas tindakan perbaiakan







Penetapan tindakan perbaiakan







Penerpan tindakan perbaikan







Penerapan tindakan perbaikan







Peninjauan dan pemantauan tindakan perbaikan







Audit tindak lanjut







Rekaman tindakan perbaiakan209



g. Audit internal Dalam penerapannya audit internal didasarkan pada 6 prinsip berikut: 1) Integritas 2) Pemaparan yang adil 3) Pemeliharaan professional 4) Kerahasiaan keamanan informasi 5) Kemandirian 6) Pendekatan berbasis bukti210 1. Kaji Ulang Manajemen Tujuan kaji ulang manajemen adalah mengevaluasi efektivitas dan efisiensi penerapan sistem manajemen mutu laboratorim, sehingga dapat: 1) Membantu mencapai kebijakan dan sasaran mutu laboratorium 209Ibid, hlm. 420-423 210Ibid, hlm. 427-428



179



2) Membantu mengendalikan operasional laboratorium 3) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja laboratorium dengan mengurangi ketidaksesuaian. 4) Memuaskan pelanggan dengan memenuhi kebutuhannya211



211Ibid, hlm. 491



180



BAB XII JENJANG JABATAN PRANATA LABORATORIUM PENDIDIKAN



A. Pranata Laboratorium Pendidikan Jabatan pertama



kali



fungsional tertuang



Pranata pada



Laboratorium



Peraturan



Pendidikan



Menteri



Negara



Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 03 Tahun 2010. Salah satu pertimbangan penting yang mendasari penetapan jabatan fungsional Pranata Laboratorium Pendidkan, yang dikenal dengan singkatan PLP adalah dalam rangka pengembangan karier dan peningkatan profesionalisme Pegawai Negeri Sipil yang melaksanakan pengelolaan laboratorium pada lembaga pendidikan212. Pengelola laboratorium di lembaga pendidikan jika belum diangkat menjadi jabatan fungsional dikenal dengan beberapa istilah yaitu laboran, analis, teknisi dan instruktur. Pranata Laboratorium Pendidikan merupakan salah satu jabatan fungsional yang termasuk dalam rumpun jabatan 212 Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia, Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 03 Tahun 2020 tentang Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan dan Angka Kreditnya, h.1.



181



fungsional Pegawai Negeri Sipil lainnya, seperti Pustakawan, Pranata Komputer dan Arsiparis. Jabatan fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup



tugas,



melaksanakan



tanggung



jawab,



pengelolaan



dan



wewenang



Laboratorium



untuk



Pendidikan213.



Pengelolaan laboratorium yang dimaksud meliputi perencanaan kegiatan laboratorium; pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan;



pemeliharaan/perawatan



peralatan



dan



bahan;



pengevaluasian sistem kerja laboratorium; dan pengembangan kegiatan laboratorium214. Pranata



Laboratorium



Pendidikan



mengelola



4



tipe



laboratorium, 2 kategori bahan laboratorium dan 3 kategori peralatan. Tipe laboratorium yang tercantum di dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 145 Tahun 2014 yaitu a.



Laboratorium Tipe I yaitu laboratorium ilmu dasar yang terdapat di sekolah pada jenjang pendidikan menengah, atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori 1 dan 2, dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum untuk melayani kegiatan pendidikan siswa.



213 Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan, Bab I, h.5. 214 Ibid., h. 9.



182



b.



Laboratorium Tipe II yaitu laboratorium ilmu dasar yang terdapat di perguruan tinggi tingkat persiapan (Semester I, II), atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori 1 dan 2, dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori



umum



untuk



melayani



kegiatan



pendidikan



mahasiswa c.



Laboratorium Tipe III yaitu laboratorium bidang keilmuan terdapat di jurusan atau program studi, atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori 1, 2, dan 3, dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum dan khusus untuk



melayani



kegiatan



pendidikan,



dan



penelitian



mahasiswa dan dosen d.



Laboratorium Tipe IV yaitu laboratorium terpadu yang terdapat di pusat studi fakultas atau universitas, atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori 1, 2, dan 3, dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum dan



khusus



untuk melayani



kegiatan



penelitian,



dan



pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa dan dosen. Bahan



laboratorium



adalah



segala



sesuatu



yang



diolah/digunakan untuk pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas. Kategori bahan yang digunakan di laboratorium yaitu bahan umum dan bahan khusus. Bahan umum



183



adalah bahan yang penanganannya tidak memerlukan perlakuan dan persyaratan khusus, sedangkan bahan khusus adalah bahan yang penanganannya memerlukan perlakuan dan persyaratan khusus.



Peralatan



laboratorium



adalah



mesin,



perkakas,



perlengkapan, dan alat-alat kerja lain yang secara khusus dipergunakan untuk pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas. Peralatan laboratorium yang dikelola terdiri dari peralatan kategori 1 yaitu peralatan yang cara pengoperasian dan perawatannya



mudah,



risiko



penggunaan



rendah,



akurasi/kecermatan pengukurannya rendah, serta sistem kerja sederhana yang pengoperasiannya cukup dengan menggunakan panduan (SOP, manual); peralatan kategori 2 yaitu peralatan yang cara pengoperasian dan perawatannya sedang, risiko penggunaan sedang, akurasi/kecermatan pengukurannya sedang, serta sistem kerja yang tidak begitu rumit yang pengoperasiannya memerlukan pelatihan khusus/tertentu; dan peralatan kategori 3 yaitu peralatan yang



cara



pengoperasian



dan



perawatannya



sulit,



risiko



penggunaan tinggi, akurasi/kecermatan pengukurannya tinggi, serta sistem kerja rumit yang pengoperasiannya memerlukan pelatihan khusus/ tertentu dan bersertifikat. Peraturan-peraturan



yanng



berkaitan



dengan



jabatan



fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan, diantaranya terdapat di dalam peraturan-peratutan berikut ini: a. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 03 Tahun 2010 tentang Jabatan



184



Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan dan Angka Kreditnya. b. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 02/V/PB/2010 dan Nomor 13 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional



PranataLaboratorium



Pendidikan



dan



Angka



Kreditnya. c. Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2013 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan. d. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 145 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan dan Angka Kreditnya. e. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 116 Tahun 2014. f. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 7 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan. B. Jenjang Jabatan Pranata Laboratorium Pendidikan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 7 Tahun 2019 menetapkan bahwa Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan terdiri atas kategori keterampilan dan kategori keahlian. Jenjang Jabatan



185



Pranata Laboratorium Pendidikan untuk kategori keterampilan, terdiri atas: a.



Pranata Laboratorium Pendidikan Terampil



b.



Pranata Laboratorium Pendidikan Mahir dan



c.



Pranata Laboratorium Pendidikan Penyelia.



Sedangkan Jenjang Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan kategori keahlian terdiri atas: a.



Pranata Laboratorium Pendidikan Ahli Pertama



b.



Pranata Laboratorium Pendidikan Ahli Muda dan



c.



Pranata Laboratorium Pendidikan Ahli Madya. Tunjangan jabatan fungsional Pranata Laboratorium



Pendidikan yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2013 menyatakan terdapat perbedaan besaran tunjangan jabatan berdasarkan jenjang jabatannya. Pemberian tunjangan menimbang atas dasar bahwa Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan ditugaskan secara penuh dalam Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan, perlu diberikan tunjangan jabatan fungsional yang sesuai dengan beban kerja dan tanggung jawab pekerjaannya. Besarnya tunjangan jabatan dapat dilihat pada Tabel 13.1 berikut ini. Tabel



13.1



Besaran



Tunjangan



Berdasarkan



Jenjang



Jabatan



Pendidikan



186



Jabatan



Pranata



Fungsional



Laboratorium



Jabatan Fungsional



Kategori



Jenjang



Tunjangan



Terampil



Rp 360.000,00



Keterampilan



Mahir



Rp 450.000,00



Penyelia



Pranata



Rp 780.000,00



Laboratorium



Ahli



Pendidikan



Rp



Pertama Keahlian



540.000,00



Ahli



Rp



Muda



960.000,00



Ahli



Rp



Madya



1.260.000,00



Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil untuk menjadi Pranata Laboratorium



Pendidikan



dilakukan



melalui



pengangkatan



pertama, perpindahan dari jabatan lain dan promosi215. a. Pengangkatan Pertama, yaitu pengangkatan untuk mengisi lowongan kebutuhan dari calon PNS. 1) Kategori Keterampilan



215 Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan, Bab VI , h.58.



187



Pengangkatan



PNS



dalam



Jabatan



Fungsional



Pranata



Laboratorium Pendidikan Kategori Keterampilan melalui pengangkatan pertama, harus memenuhi persyaratan:  berstatus PNS  memiliki integritas dan moralitas yang baik  sehat jasmani dan rohani  berijazah paling rendah D-3 (Diploma-Tiga) dengan bidang



pendidikan



yang



relevan



dengan



jenis



laboratorium yang dikelola  mengikuti dan lulus uji kompetensi teknis, kompetensi manajerial, dan kompetensi sosial kultural sesuai standar kompetensi yang telah disusun oleh Instansi Pembina dan  nilai prestasi kerja paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir. 2) Kategori Keahlian Pengangkatan PNS dalam Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan Kategori Keahlian melalui pengangkatan pertama harus memenuhi persyaratan:  berstatus PNS  memiliki integritas dan moralitas yang baik  sehat jasmani dan rohani  memiliki ijazah paling rendah S-1 (Strata-Satu)/D-4 (Diploma-Empat) dengan bidang pendidikan yang relevan dengan jenis laboratorium yang dikelola



188



 mengikuti dan lulus uji kompetensi teknis, kompetensi manajerial, dan kompetensi sosial kultural sesuai standar kompetensi yang telah disusun oleh Instansi Pembina dan  memiliki nilai prestasi kerja paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir. b. Perpindahan dari jabatan lain Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan melalui perpindahan dari jabatan lain harus mempertimbangkan



kebutuhan



untuk



jenjang



Jabatan



Fungsional yang akan diduduki dan dengan ketentuan sebagai berikut:  berstatus PNS  memiliki integritas dan moralitas yang baik  sehat jasmani dan rohani  memiliki ijazah paling rendah D-3 (Diploma-Tiga) dengan bidang pendidikan yang relevan dengan jenis laboratorium yang dikelola untuk Jabatan Fungsional Pranata



Laboratorium



Pendidikan



Kategori



Keterampilan  memiliki ijazah paling rendah S-1 (Strata-Satu)/D-4 (Diploma-Empat) dengan bidang pendidikan yang relevan dengan jenis laboratorium yang dikelola untuk Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan Kategori Keahlian



189



 mengikuti dan lulus uji kompetensi teknis, kompetensi manajerial, dan kompetensi sosial kultural sesuai standar kompetensi yang telah disusun oleh Instansi Pembina  memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan Laboratorium paling sedikit 2 (dua) tahun  nilai prestasi kerja paling rendah bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir dan  berusia paling tinggi: 



53 (lima puluh tiga) tahun bagi yang akan menduduki



Jabatan



Fungsional



Pranata



Laboratorium Pendidikan kategori Keterampilan dan Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan Ahli Pertama dan Pranata Laboratorium Pendidikan Ahli Muda; dan 



55 (lima puluh lima) tahun bagi yang akan menduduki



Jabatan



Fungsional



Pranata



Laboratorium Pendidikan Ahli Madya. c. Promosi Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan



melalui



promosi



harus



mempertimbangkan



kebutuhan untuk jenjang Jabatan Fungsional yang akan diduduki dan memenuhi persyaratan sebagai berikut:



190



 mengikuti dan lulus uji kompetensi teknis, kompetensi manajerial, dan kompetensi sosial kultural sesuai standar kompetensi dan  nilai prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir. Kenaikan pangkat dan jabatan Pranata Laboratorium Pendidikan ditetapkan berdasarkan jumlah Angka Kredit yang dimiliki setelah ditetapkan oleh Pejabat yang Berwenang menetapkan Angka Kredit. Angka kredit Pranata Laboratorium Pendidikan didapatkan dari unsur kegiatan tugas Jabatan Fungsional yang terdiri dari unsur utama dan unsur penunjang216. Unsur utama terdiri dari: a.



Pendidikan



b.



Pengelolaan laboratorium



c.



Pengembangan profesi.



Sedangkan unsur penunjang terdiri dari: a.



pengajar/pelatih pada diklat fungsional/teknis di bidang pengelolaan Laboratorium



b.



pemberian bimbingan di bidang pengelolaan Laboratorium



c.



peran serta dalam seminar/lokakarya di bidang pengelolaan Laboratorium



d.



keanggotaan dalam organisasi profesi Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan



216 Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan, Bab IV.



191



e.



keanggotaan dalam Tim Penilai Kinerja Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan



f.



perolehan penghargaan/tanda jasa dan perolehan ijazah/gelar kesarjanaan lainnya. Kenaikan pangkat dan jabatan Pranata Laboratorium



Pendidikan dilakukan dengan memperhatikan ketersediaan kebutuhan jabatan. Persyaratan dan mekanisme kenaikan pangkat dan Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan217. Salah satu syarat untuk kenaikan pangkat dan jabatan adalah tercapainya angka kredit kumulatif. Pranata Laboratorium Pendidikan kategori keterampilan wajib mengumpulkan angka kredit setiap tahunnya paling sedikit 5 angka kredit untuk PLP Terampil; 12,5 untuk PLP Mahir dam 25 untuk PLP Penyelia. Pencapaian angka kredit setiap tahunnya untuk Pranata Laboratorium Pendidikan untuk kategori Keahlian adalah paling sedikit 12,5 untuk PLP Ahli Pertama; 25 untuk PLP Ahli Muda dan 37,5 untuk PLP Ahli Madya. Jumlah angka kredit kumulatif yang dibutuhkan untuk kenaikan pangkat dan jabatan dapat dilihat pada tabel 13.2, Tabel 13.3, Tabel 13.4, dan Tabel 13.5 .



217 Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan, Bab IV XII, h.75.



192



Tabel 13. 2 Jumlah Angka Kredit Kumulatif Minimal Untuk Pengangkatan



Dan



Kenaikan



Laboratorium



Pendidikan



Pangkat/



Kategori



Jabatan



Pranata



Keterampilan



dengan



Pendidikan Diploma III Jenjang Jabatan Golongan Ruang dan Angka Kredit N o



Unsur



Persenta



Teramp il



se II/ c



Mahir



II /



III/a



d



Penyelia III/



III/



b



c



60



60



III/d



Unsur Utama A. Pendidikan 60



1. Pendidika n Formal



6 0



60



60



2. Diklat I



B. Pengelolaa n Laboratoriu m



≥80%



-



1 6



68 32



C. Pengemban Unsur Penunjang



2



192



4



gan Profesi II



11



≤20%



-



193



4



8



18



28



48



Penunjang kegiatan yang mendukung pelaksanaan tugas Pranata Laboratorium Pendidikan Jumlah



100%



60



8 0



1 0 0



15



20



30



0



0



0



Sumber : Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan



194



Tabel 13. 3 Jumlah Angka Kredit Kumulatif Minimal Untuk Pengangkatan



Dan



Kenaikan



Pangkat/



Jabatan



Pranata



Laboratorium Pendidikan Kategori Keahlian dengan Pendidikan Strata-1 atau Diploma IV Jenjang Jabatan Golongan Ruang dan Angka Kredit N o



Unsur



Persent



Ahli



ase



Pertama



Ahli Muda



III/



III



III/



a



/b



c



10



10



10



0



0



0



III/d



Ahli Madya IV/ IV/ IV/ a



b



c



10



10



10



0



0



0



24



36



48



0



0



0



Unsur Utama A. Pendidika n 1. Pendidika



100



n Formal 2. Diklat I



B. Pengelola an



114



Laboratori um



≥80%



-



40



80



C. Pengemba ngan



6



Profesi



195



Unsur Penunjang Penunjang kegiatan yang II



mendukung



≤20%



-



10



20



10



15



20



0



0



0



80



12



60



90



40



55



70



0



0



0



pelaksanaan



0



tugas Pranata Laboratorium Pendidikan 10 Jumlah



0 %



3 0 0



Sumber : Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan



196



Tabel 13. 4 Jumlah Angka Kredit Pengangkatan



Dan



Kenaikan



Kumulatif Minimal Untuk



Pangkat/



Jabatan



Pranata



Laboratorium Pendidikan Kategori Keahlian dengan Pendidikan Strata-2 Jenjang Jabatan Golongan Ruang dan Angka Kredit N o



Unsur



Persent ase



Ahli Perta



Ahli Muda



Ahli Madya



ma III/ b



III/ c



III/d



IV/ IV/ IV/ a



b



c



15



15



15



0



0



0



20



32



44



0



0



0



Unsur Utama A.Pendidikan 150



1. Pendidika n Formal



15 0



150



2. Diklat I



B. Pengelolaa n



114



Laboratori um



≥80%



-



38



C. Pengemba ngan



6



Profesi



197



Unsur Penunjang Penunjang kegiatan yang II



mendukung



≤20%



-



10



30



11



50



80



40



55



70



0



0



0



pelaksanaan



0



tugas Pranata Laboratorium Pendidikan Jumlah



10 0%



150



20 0



3 0 0



Sumber : Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan



198



Tabel 13. 3 Jumlah Angka Kredit Pengangkatan



Dan



Kenaikan



Kumulatif Minimal Untuk



Pangkat/



Jabatan



Pranata



Laboratorium Pendidikan Kategori Keahlian dengan Pendidikan Strata-3 Jenjang Jabatan Golongan Ruang N o



Unsur



dan Angka Kredit



Persentas



Ahli Muda



e



III/ c



III/d



Ahli Madya IV/



IV/



IV/



a



b



c



200



200



200



160



280



400



40



70



100



Unsur Utama A.Pendidikan 200



1. Pendidikan



200



Formal I



2. Diklat B. Pengelolaan Laboratorium C. Pengembang



76 ≥80%



6



an Profesi Unsur Penunjang Penunjang II



kegiatan yang



≤20%



-



mendukung pelaksanaan



199



20



tugas Pranata Laboratorium Pendidikan Jumlah



100 %



200



30 0



400



550



700



Sumber : Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan



200



BAB XIII LABORAN PENDIDIKAN



A. Etika Laboran Pendidikan Sekolah Tenaga laboratorium adalah tenaga kependidikan yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang kegiatan proses pendidikan



di



laboratorium



sekolah,



meliputi



laboran



dan



teknisi. Laboran adalah tenaga laboratorium dengan keterampilan tertentu yang bertugas membantu pendidik dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran di laboratorium sekolah. Teknisi adalah tenaga laboratorium dengan jenjang keterampilan dan keahlian tertentu yang lebih tinggi dari laboran, yang bertugas membantu pendidik dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran di laboratorium sekolah. Fungsi dasar laboratorium adalah memfasilitasi dukungan proses pembelajaran agar sekolah dapat memenuhi misi dan tujuannya. Laboratorium sekolah dapat digunakan sebagai wahana untuk pengembangan penalaran, sikap dan keterampilan peserta didik dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Keberhasilan kegiatan laboratorium didukung oleh tiga faktor, yaitu peralatan, bahan dan fasilitas lainnya, tenaga laboratorium, serta bimbingan pendidik yang diperoleh peserta didik dalam melakukan tugas-tugas praktik.



201



Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu etos yang berarti karakter, watak, kesusilaan dan adat kebiasaan. Etika adalah aturanaturan yang disepakati bersama oleh ahli-ahli yang mengamalkan kerjanya seperti keguruan, pengobatan dan sebagainya.218 Secara umum, etika dapat diartikan sebagai suatu disiplin filosofis yang sangat diperlukan dalam interaksi sesama manusia dalam memilih dan memutuskan pola pola perilaku yang sebaik-baiknya berdaarkan timbangan moral-moral yang berlaku. Dengan adanya etika, manusia dapat memilih dan memutuskan perilaku yang paling baik sesuai dengan norma-norma moral yang berlaku. Dengan demikian akan terciptanya suatu pola-pola hubungan antar manusia yang baik dan harmonis, seperti saling menghormati, saling menghargai, tolong menolong dan seterusnya.219 Perilaku etika dapat meliputi : a.



Pertanggungjawaban (responsibility)



b.



Pengabdian (dedication)



c.



Kesetiaan (loyalitas)



d.



Kepekaan (sensitivity)



e.



Persamaan (equality)



f.



Kepantasan (equity).220



218 Agung, Iskandar. Menghasilkan guru dan professional, (Jakarta: Bee media, 2012), cet ke-3, hal. 45-47. 219 Soetjipto dan Raflis kosasi, profesi keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hal. 53. 220 Satory, Djam’an dkk, Profesi Keguruan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), hal.85.



202



B. Profesi Laboran Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan. Suatu profesi erat kaitannya dengan jabatan atau pekerjaan tertentu yang dengan sendirinya menuntut keahlian pengetahuan, dan keterampilan tertentu. Dalam pengeertian profesi telah tersiart adanya suatu keharusan kompetensi agar profesi itu sebaik-baiknya. Kompetensi sngat diperlukan untuk melaksanakan fungsi profesi. Dalam masyarakat seperti model dewasaa ini, profesi menunjuk penampilan membuat keputusan yang tepat. Dan kemampuan yang tepat membuat kebijaksanaan yang tepat. Untuk itu diperlukan banyak keterangan yang lengkap agar jangan menimbulkan kesalahan yang merugikan baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Ciri-ciri profesi antara lain: a. Jabatan tersebut harus merupakan suatu layanan yang khas dan esensial dengan jelas dapat dibedakan dari jabatan yang lain. b. Untuk pelaknaannya tidak sekedar diperlukan keterampilan (skill) tetapi juga kemampuan yang intelektual. c. Diperlukan suatu masa study dan latihan khusus yang cukup lama d. Para praktisinya secara individual atau kelompok. Memiliki otonomi dalam bidangnya. e. Tindakan keputusannya dapat diterima oleh para praktisi yang bertanggung jawab.



203



f.



Layanaan tersebut tidak semata-mata untuk kepentingan ekonomi.



g. Memiliki suatu kode etik. Tujuan kode etik pada dasarnya merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri. secara umum tujuan kode etik adalah sebagai berikut: a.



Menjunjung tinggi martabat profesi dalam karya ilmiah dalam hal ini kode etik dapat menjaga pandangan dan pesan dari pihak luar atau dari masyarakat agar tidak memandang rendah terhadap profesi yang bersangkutan. Kode etik juga sering disebut kode kehormatan.



b.



Untuk menjaga kesejahteraan para anggota dalam hal kesejahteraan lahir para anggota profesi. Kode etik umumnya



memuat



larangan-larangan



kepada



para



anggotanya untuk melakukan perbuatan yang merugikan, kode etik umumnya memberi petunjuk-petunjuk kepada para anggotanaya untuk melaksanakan profesinya. c.



Meningkatkan pengabdian para anggota profesi. Selain itu tujuan kode etik dapat juga meningkatkan kegiatan pengabdian profesi sehingga bagi para anggota profesi



204



dapat dengan mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakannya tugasnya.221 Personil laboratorium memegang peranan penting dalam penyelenggaraan kegiatan laboratorium. Personil yang tidak kompeten sudah pasti akan berdampak pada rendahnya kualitas kegiatan laboratorium, dan akan sangat beresiko terjadinya kecelakaan di laboratorium. Oleh karena itulah, maka personil laboratorium IPA harus memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhannya. Kepala laboratorium sekolah merupakan salah satu tenaga kependidikan yang sangat diperlukan untuk mendukung peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah melalui kegiatan yang ada di laboratorium. Sebagaimana tenaga kependidikan lainnya, kepala laboratorium sekolah juga merupakan tenaga fungsional. Oleh karena itu diperlukan adanya kualifikasi manajerial sebagai kepala laboratorium, yang memiliki perencanaan, pengorganisasian dan lainnya untuk mencapai tujuan. Manajemen yang baik merupakan hal yang esensial bagi semua sumber daya yang ada untuk dapat difungsikan dan memberikan pengaruh secara maksimal dalam pencapaian tujuan organisasi pendidikan. Dengan kata lain, pentingnya manajemen efektif sangat signifikan bagi keberhasilan murid dalam semua jenis dan jenjang lembaga pendidikan. Dalam organisasi yang berlangsung aktivitas manajerial yang mewujudkan usaha bersama dari sejumlah orang untuk 221 Agung, Iskandar. Menghasilkan guru dan professional, (Jakarta: Bee media, 2012), cet ke-3,hal. 50.



205



mencapai tujuan. Karena itu dalam proses manajemen dibuat rencana, ditetapkan pelaksanaan kegiatan, dibagi tugas-tugas, diberikan imbalan, diberikan tanggungjawab dan diawasi serta dievaluasi hasil yang dicapai. Laboratorium sekolah merupakan organisasi dan wadah bagi aktivitas dan fungsi manajemen yang dijalankan oleh para kepala atau pimpinan bersama dengan anggotanya. Dalam konteks ini, organisasi pendidikan khususnya sistem persekolahan merupakan salah satu wadah bagi aktivitas manajemen. Dengan kata lain proses manajemen hanya



berlangsung



dalam



organisasi,



baik



organisasi



bisnis,



pemerintahan maupun organisasi pendidikan yang memadukan sumber daya material untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut Winardi



manajemen merupakan proses yang khas terdiri dari



tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, menggerakan dan pengawasan yang dilaksanakan untuk mendeterminasi serta mencapai sasaran yang ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.222 Proses perencanaan dalam manajemen ialah suatu tindakan mendeterminasi sasaran-sasaran dan arah tindakan yang akan dilalui. Tindakan perencanaan diikuti oleh proses pengorganisasian sebagai suatu tindakan mendistribusikan pekerjaan kepada kelompok yang ada dan menetapkan hubungan-hubungan yang diperlukan. Setelah itu dilakukan



proses



menggerakan



yaitu



upaya



merangsang



atau



mendorong anggota kelompok/organisasi untuk melaksanakan tugas 222 Winardi, Asas-asas Manajemen (Bandung: Mandar Maju, 1990), h. 21.



206



mereka dengan kemauan secara suka rela dan secara antusias. Setelah rencana ditetapkan, ditentukan kapan dan siapa yang melaksanakannya dengan membagi pekerjaan dan mendorong personil melaksanakannya maka dilakukan pengawasan sebagai tindakan mengawasi pekerjaan agar terlaksana sesuai rencana yang ditetapkan.223 C. Deskripsi Tugas Laboran Laboratorium 1. Menginventarisasi Bahan Praktikum Dalam menginventarisasi bahan praktikum, laboran melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut. a.



Mencatat bahan laboratorium Laboran melakukan pencatatan dan



mendokumentasikan



bahan-bahan



yang



ada



di



laboratorium secara berkala pada setiap awal dan akhir tahun pelajaran, baik secara manual dengan buku inventaris bahan maupun menggunakan komputer. b.



Mencatat



penggunaan



bahan



laboratorium



Laboran



melakukan pencatatan dan mendokumentasikan penggunaan bahanbahan yang ada di laboratorium secara berkala pada setiap awal dan akhir kegiatan praktikum. Pencatatan dilakukan menggunakan buku penggunaan bahan dan menggunakan komputer. c.



Melaporkan



penggunaan



bahan



laboratorium



Setelah



melakukan pencatatan, laboran melaporkan penggunaan bahanbahan yang ada di laboratorium secara berkala pada



223 http://repository.uinsu.ac.id/705/3/BAB_I.pdf



207



setiap awal dan akhir kegiatan praktikum kepada kepala laboratorium. 2. Mencatat Kegiatan Praktikum Dalam mencatat kegiatan praktikum, laboran melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut. a. Mencatat kehadiran guru dan peserta didik Dalam setiap kegiatan di laboratorium, laboran harus membuat daftar hadir sebagai bukti pencatatan kehadiran guru dan peserta didik di laboratorium. Pencatatan kehadiran dapat dibuat dalam bentuk buku daftar hadir. Rekapitulasi daftar hadir dilaporkan kepada kepala laboratorium. b. Mencatat penggunaan alat Laboran melakukan pencatatan dan mendokumentasikan penggunaan peralatan yang ada di laboratorium secara berkala pada setiap awal dan akhir kegiatan praktikum. Pencatatan dilakukan secara manual dengan buku penggunaan alat dan menggunakan komputer. c. Mencatat



penggunaan



melakukan



pencatatan



penggunaan



penuntun



penuntun dan praktikum



praktikum



Laboran



mendokumentasikan yang



disediakan



laboratorium secara berkala pada setiap awal dan akhir kegiatan praktikum. Pencatatan dilakukan secara manual dengan buku penggunaan penuntun dan menggunakan komputer. d. Mencatat kerusakan alat Jika dari hasil pemeriksaan peralatan ditemukan alat yang rusak, laboran melakukan



208



pencatatan dan melaporkan kepada kepala laboratorium agar peralatan tersebut dapat diperbaiki. e. Melaporkan



keseluruhan



kegiatan



praktikum



secara



periodik Laboran melaporkan hasil kegiatan pengelolaan dan kegiatan di laboratorium kepada kepala laboratorium secara periodik dan tertulis. 3. Merawat merawat



Ruang



Laboratorium



ruang



laboratorium



Sekolah/Madrasah sekolah/madrasah,



Dalam laboran



melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut. a. Menata ruang laboratorium Kegiatan ini dilakukan secara periodik terhadap seluruh ruangan yang ada di laboratorium tempat laboran bekerja pada sebelum dan sesudah pemakaian agar kenyamanan, kerapihan, kesehatan, dan keselamatan tetap terjaga. Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan pemeliharaan laboratorium. Contoh kegiatan ini adalah membuat tata letak (layout) ruangan, tata letak peralatan, dan fasilitas pendukung laboratorium. b. Menjaga



kebersihan



ruangan



laboratorium



Substansi



kegiatan ini sama seperti kegiatan membersihkan alat dan bahan.



Hal



yang



membedakan



adalah



objek



yang



dibersihkannya, yaitu seluruh ruangan yang ada di laboratorium tempat laboran bekerja. Setiap hari kerja laboran menjaga kebersihan ruangan laboratorium pada sebelum dan sesudah pemakaian agar kenyamanan, kerapian,



kesehatan,



dan



209



keselamatan



tetap



terjaga.



Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan pemeliharaan laboratorium. c. Mengamankan ruang laboratorium Laboran setiap hari menjaga keamanan ruang laboratorium, baik pada sebelum dan



sesudah



meninggalkan



laboratorium ruangan



digunakan.



laboratorium,



Sebelum



laboran



harus



memastikan ruangan laboratorium sudah dalam kondisi aman. Contoh kegiatan ini adalah memastikan pintu laboratorium sudah terkunci dan peralatan listrik tidak menyala. 4. Mengelola



Bahan



dan



Peralatan



Laboratorium



Sekolah/Madrasah Dalam mengelola bahan dan peralatan laboratorium sekolah/madrasah, laboran melakukan kegiatankegiatan sebagai berikut. a. Mengklasifikasikan



bahan



dan



peralatan



praktikum



Sebelum melakukan kegiatan praktikum di laboratorium, laboran harus mengklasifikasikan bahan dan alat sesuai dengan kebutuhan dan penggunaannya. Laboran dapat mengklasifikasikan alat dan bahan sesuai dengan kategori alat dan bahan, sesuai dengan judul percobaan, dan risiko penggunaan alat dan bahan. b. Menata bahan dan peralatan praktikum Kegiatan ini dilakukan oleh laboran secara berkala terhadap seluruh alat dan bahan yang ada di laboratorum pada sebelum dan sesudah pemakaian agar kualitasnya tetap terjaga. Kegiatan



210



ini merupakan bagian dari kegiatan pemeliharaan alat dan bahan dan berlaku juga bagi bahan yang tidak digunakan. Kegiatan ini merupakan bagian dari pengelolaan alat dan bahan selama berada di laboratorium dan harus dilakukan sesuai dengan jadwal dan sesuai POS yang tersedia, misalnya dengan pelepasan kotoran, pengemasan ulang, dan penyimpanannya



dalam



ruang



yang



sesuai



dengan



persyaratan bahan agar terhindar dari kerusakan. c. Mengidentifikasi kerusakan bahan, peralatan, dan fasilitas laboratorium pemeriksaan,



Secara



berkala



laboran



dan



berpedoman



POS



melakukan



pemeriksaan



dan



mengidentifikasi gejala kerusakan pada peralatan, bahan dan fasilitas laboratorium. Jika ditemukan peralatan yang rusak, laboran mencatat untuk menentukan langkah perbaikan. Jika ditemukan bahan yang sudah kedaluwarsa dan



tidak



layak



pakai,



laboran



dapat



melakukan



penggantian. d. Menjaga kebersihan alat laboratorium Setiap hari kerja laboran menjaga kebersihan peralatan laboratorium pada sebelum dan sesudah pemakaian agar kenyamanan, kerapihan, kesehatan, dan keselamatan tetap terjaga. Kegiatan ini merupakan bagian dari pengelolaan alat dan bahan selama berada di laboratorium dan sesuai dengan POS yang tersedia, misalnya dengan pelepasan kotoran, pengemasan ulang, dan penyimpanannya dalam ruang yang



211



sesuai dengan persyaratan bahan agar terhindar dari kerusakan. e. Mengamankan bahan dan peralatan laboratorium Laboran setiap hari melakukan pemeriksaan peralatan dan bahan, baik pada sebelum dan sesudah digunakan. Laboran harus memastikan bahwa peralatan dan bahan laboratorium sudah dalam kondisi aman untuk digunakan oleh guru dan peserta didik. Laboran mencatat hasil pemeriksaan pada formulir pemeriksaan. 5. Melayani Kegiatan Praktikum Dalam melayani kegiatan praktikum, laboran melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut. a. Menyiapkan bahan sesuai dengan penuntun praktikum Pada kegiatan praktikum laboran menyiapkan bahan yang biasanya merupakan kegiatan rutin yang berulang dengan siklus harian atau mingguan dan tergantung pada jumlah materi praktikum yang tertuang pada buku penuntun dan jumlah



mata



percobaan



pada



praktikum



di



suatu



laboratorium. Setiap bahan biasanya memiliki karakteristik dan dosis yang berbeda dan perlu diracik sebelum digunakan.



Oleh karena itu, kegiatan



mencakup



pemeriksaan



ulang



penyiapannya



kelengkapan



bahan,



peracikan, serta pengembaliannya ke tempat asal jika dipindahkan. Hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya seluruh jenis dan jumlah bahan, termasuk aksesorinya, di



212



meja praktik peserta didik sesuai dengan daftar cek yang tersedia. b. Menyiapkan peralatan sesuai dengan penuntun praktikum Pada setiap kegiatan praktikum laboran menyiapkan peralatan yang biasanya merupakan kegiatan rutin dan berulang dengan siklus harian atau mingguan yang tergantung pada jumlah materi praktikum dan jumlah mata percobaan pada praktikum di suatu laboratorium. Peralatan biasanya memiliki dimensi yang cukup besar dan bersifat seperti desktop serta perlu pemanasan sebelum dioperasikan. Oleh



karena



itu,



kegiatan



penyiapannya



mencakup



pemeriksaan ulang kelengkapan alat dan pengondisi/ pemanas (conditioning/warm up), serta pengembaliannya ke tempat asal jika dipindahkan. Hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya seluruh jenis dan jumlah peralatan, termasuk aksesorinya, di meja praktik peserta didik sesuai dengan daftar cek yang tersedia. c. Melayani guru dan peserta didik dalam pelaksanaan praktikum Laboran harus dapat memberikan pelayanan prima kepada guru dan peserta didik sebagai pengguna fasilitas laboratorium. Pelayanan itu berupa ketersediaan alat, bahan, dan fasilitas laboratorium lainnya yang siap digunakan dan selalu dalam kondisi baik pada pelaksanaan praktikum.



213



d. Menyiapkan kelengkapan pendukung praktikum Pada setiap kegiatan praktikum, laboran juga harus menyiapkan kelengkapan pendukung kegiatan praktikum, antara lain lembar kerja, lembar rekam data, dan kelengkapan lainnya. Kegiatan ini dilakukan berulang dengan siklus harian atau mingguan yang tergantung pada jumlah materi praktikum dan jumlah mata percobaan pada praktikum di laboratorium. Hasil



dari



kegiatan



ini



adalah



tersedianya



seluruh



kelengkapan pendukung praktikum di meja praktik peserta didik sesuai dengan daftar cek yang tersedia. 6. Menjaga Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium Sekolah/Madrasah a. Menjaga kesehatan diri dan lingkungan kerja Laboran menyusun POS kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dalam bentuk instruksi kerja urutan tindakan yang benar dan harus diikuti oleh setiap orang agar bekerja secara sehat dan selamat di laboratorium. Teknisi memiliki risiko kerja tinggi sehubungan dengan bahan dan peralatan yang dikelolanya



sehingga



diperlukan



kecermatan



dan



pemahaman tinggi dalam mengurangi risiko tersebut. Teknisi perlu memahami bahaya fisik, kimiawi, biologis, atau radiasi yang dapat muncul saat bekerja di laboratorium juga metode pencegahan dan penanganannya jika terjadi kecelakaan kerja. POS K3 yang harus disusun misalnya adalah POS penggunaan alat pelindung diri (PPE), POS



214



bekerja secara aman dan keadaan tanggap darurat (seperti kebakaran), POS penanganan kecelakaan kerja (seperti tumpahan bahan kimia dan terjadi luka), dan POS pengelolaan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun). b. Menggunakan peralatan kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium Dengan berpedoman pada POS K3 yang telah disusun, pada sebelum dan saat melakukan kegiatan praktikum,



teknisi



dan



peserta



praktikum



wajib



menggunakan peralatan kesehatan dan keselamatan kerja. c. Menangani bahan-bahan berbahaya dan beracun (B3) sesuai dengan prosedur yang berlaku Kegiatan ini dilaksanakan oleh



teknisi



berupa



serangkaian



kegiatan



untuk



mengumpulkan, memilah, dan menyimpan secara benar bahan B3 yang dikelola agar terjaga dengan baik dan dapat digunakan kembali untuk kegiatan berikutnya. Ketika menangani bahan berbahaya dan beracun, teknisi harus menggunakan peralatan dan bahan pelindung diri agar tidak terkontaminasi. d. Menangani limbah laboratorium sesuai dengan prosedur yang berlaku Kegiatan ini dilaksanakan oleh teknisi berupa serangkaian kegiatan untuk menangani limbah berupa mengumpulkan, memilah, dan menyimpan secara benar sehingga bahan tersebut tidak membahayakan. e. Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan Jika terjadi kecelakaan di ruang laboratorium, teknisi harus



215



segera memberikan pertolongan pertama dengan fasilitas P3K yang ada di laboratorium. Jika pertolongan yang diberikan tidak mencukupi, teknisi melaporkan kepada kepala laboratorium agar korban kecelakaan dapat segera dibawa ke rumah sakit.224 Sedangkan Kompetensi laboran adalah sebagai berikut. a. Kompetensi kepribadian yang meliputi kompetensi dalam: 1. menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, mantap, dan berakhlak mulia; dan 2. menunjukkan komitmen terhadap tugas. b. Kompetensi sosial yang meliputi kompetensi dalam 1. bekerja sama dalam pelaksanaan tugas; dan 2. berkomunikasi secara lisan dan tulisan c. Kompetensi administratif yang meliputi kompetensi dalam 1. menginventarisasi bahan praktikum; dan 2. mencatat kegiatan praktikum. d. Kompetensi profesional yang meliputi kompetensi dalam: 1. merawat ruang laboratorium sekolah/madrasah; 2. mengelola



bahan



dan



peralatan



laboratorium



sekolah/madrasah; 224 Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. Panduan Kerja Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah. 2017. Hal. 27



216



3. melayani kegiatan praktikum; dan 4. menjaga kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium sekolah/madrasah.225 E. Laboran di perguruan tinggi Laboran adalah orang yang bertugas membantu aktivitas mhasiswa atau dosen di laboratorium dalam melakukan suatu kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Laboran punya banyak peran yang cukup besar dan juga tidak selalu berada di belakang layar. Karena laboran harus memiliki beberapa keahlian, diantaranya sebagai teknisi, yaitu orang yang berperan untuk beroperasinya peralatan laboratorium. Untuk kualifikasinya sendiri, biasanya seorang laboran merupakan sumberdaya manusia yang mempunyai



kompetensi



dan



pemahaman



laboratorium



dengan



kualifikasi akademik minimum Diploma (D-3). Seorang laboran juga harus tekun, cakap berkomunikasi, kreatif dan inovatif dalam bidang pengelolaan laboratorium yang sangat bermanfaat dan yang dapat berupa : 1.



Pengembangan kinerja peralatan dan bahan yang ada di laboratorium



2.



Pengembangan metode kerja peralatan yang ada di laboratorium



225 Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. Panduan Kerja Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah. 2017. Hal. 9



217



3.



Pengembangkan metode pengujian/kalibrasi dan atau produksi dalam skala terbatas menggunakan peralatan dan bahan yang ada dilaboratorium



4.



Peningkatan mutu produk dalam skala laboratorium



5.



Pengembangan sistem pengelolaan laboratorium



6.



Pembuatan karya produk inovatif



Kalau dilihat dari peran-perannya, sudah pasti seorang laboran harus kenal dan terbiasa dengan bahan-bahan kimia yang ada di laboratorium. Ada beberapa prosedur bagi kita bahkan laboran agar tidak menyalahgunakan bahan-bahan kimia saat berada di laboratorium berdasarkan Undang-Undang No. 1/1970, Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan MSDS atau LDKB (Lembar Data Keselamatan Bahan) atau dalam Keputusan Menteri Kesehatan No.472 tahun 1996 disebut LDP (Lembar Data Pengaman), yaitu: 1. Pemasangan rambu-rambu K3 meliputi peringatan bahaya sesuai jenis, golongan bahan kimia atau pestisida harus dipasang dengan jelas, mudah dibaca, dimengerti dan terlihat oleh pekerja. 2. Spesifikasi mutu kemasan/wadah harus tertulis dengan jelas dalam lembaran PP/PO dengan memperhatikan keamanan, ketahanan, efektifitas dan efisiensi. Khusus dalam hal drum (plastik/besi), botol/bejana bertekanan, harus dicantumkan WARNA yang disesuaikan dengan jenis/golongan gas. 3. Setiap pembelian/pengadaan bahan kimia (pestisida atau bahan kimia pabrik) harus dicantumkan dengan jelas di dalam lembar



218



PP/PO tentang kelengkapan informasi bahan berupa : (Labeling, Informasi



dampak



bahaya,



Informasi



P3K,



APD,



dan



penaganan darurat) 4. Setiap kecelakaan, tumpahan, kebakaran, termasuk kondisi berbahaya yang tidak mungkin dapat diatasi sendiri, haruslah dilaporkan secepatnya kepada atasan. Berikanlah keterangan yang benar kepada petugas Investigasi guna memudahkan pengambilan langkah-langkah perbaikan selanjutnya agar kasus yang sama tidak terulang kembali. 5. Lorong agar tetap terjaga dan tidak terhalang oleh benda apapun untuk melakukan inspeksi, jika perlu dibuatkan garis pembatas lintasan alat angkat dan angkut. 6. Khusus bahan dalam wadah silinder/tabung gas bertekanan agar ditempatkan pada tempat yang teduh, tidak lembab dan aman dari sumber panas seperti (listrik, api, ruang terbuka) 7. Bahan kimia tidak langsung bersentuhan dengan lantai gudang (menggunakan alas). 8. Setiap pekerja yang tidak berkepentingan dilarang memasuki gudang penyimpanan bahan kimia atau pestisida dan setiap pekerja yang memasuki gudang harus memakai APD yang disyaratkan. 9. Pada setiap penyimpanan bahan kimia atau pestisida harus dilengkapi dengan LABELING (label isi, safety, resiko bahaya) dan MSDS atau Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB).



219



10. Baca label bahan sekurang kurangnya dua kali untuk menghindari kesalahan dalam pengambilan bahan misalnya antara asam sitrat dan asam nitrat. 11. Setiap



pekerja



dilarang



makan



dan



minum



ditempat



penyimpanan bahan kimia terutama yang beracun. 12. Hanya pekerja yang sudah mengerti tugas dan tanggung jawab serta adanya rekomendasi dari atasannya dibenarkan menangani pekerjaan pengangkutan bahan kimia berbahaya. 13. Menaikkan dan menurunkan bahan kimia harus dilakukan dengan hati-hati, jika perlu buatkan bantalan karet/kayu. 14. Pindahkan sesuai jumlah yang diperlukan. 15. Jangan menggunakan bahan kimia secara berlebihan. 16. Jangan mengembalikan bahan kimia ke tempat botol semula untuk menghindari kontaminasi, meskipun dalam hal ini kadang terasa boros.226 F. Permendiknas No. 26 Tahun 2008 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 26 TAHUN 2008 TANGGAL 11 JUNI 2008 STANDAR TENAGA LABORATORIUM SEKOLAH/MADRASAH 1. Kualifikasi Kualifikasi laboran sekolah/madrasah adalah sebagai berikut:



226 https://andarupm.co.id/siapa-itu-laboran-yuk-kita-kenalan/



220



a.



Minimal lulusan program diploma satu (D1) yang relevan dengan jenis laboratorium, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah;



b.



Memiliki sertifikat laboran sekolah/madrasah dari perguruan tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah.



2. Kompetensi Kompetensi Laboran Sekolah/Madrasah DIMENSI



KOMPETENSI



SUB-KOMPETENSI



KOMPETENSI 1. Kompetensi Kepribadian



Menampilkan diri



1. Bertindak secara



sebagai pribadi



konsisten sesuai



yang dewasa,



dengan norma agama,



mantap, dan



hukum, sosial, dan



berakhlak mulia



budaya nasional Indonesia. 2. Berperilaku arif 3. Berperilaku jujur 4. Menunjukkan kemandirian 5. Menunjukkan rasa percaya diri 6. Berupaya meningkatkan kemampuan diri



Menunjukkan



1. Berperilaku disiplin



221



komitmen terhadap tugas



2. Beretos kerja yang tinggi 3. Bertanggung jawab terhadap tugas 4. Tekun, teliti, dan hatihati dalam melaksanakan tugas 5. Kreatif dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan tugas profesinya 6. Berorientasi pada kualitas



Kompetensi



Bekerja sama dalam



Sosial



pelaksanaan Tugas



Kompetensi



1. Menyadari kekuatan dan kelemahan diri 2. Memiliki wawasan



Administratif



tentang pihak lain yang dapat diajak kerja sama 3. Bekerjasama dengan berbagai pihak secara efektif



222



4. Berkomunikasi secara



lisan



1. Berkomunikasi dan



tulisan



dengan berbagai pihak secara santun, empatik, dan efektif 2. Memanfaatkan berbagai peralatan TIK untuk berkomunikasi



Menginventarisasi bahan praktikum



1. Mencatat bahan laboratorium 2. Mencatat penggunaan bahan laboratorium 3. Melaporkan penggunaan bahan laboratorium



Mencatat kegiatan praktikum



1. Mencatat kehadiran guru dan peserta didik 2. Mencatat penggunaan alat 3. Mencatat penggunaan penuntun praktikum 4. Mencatat kerusakan alat



223



5. Melaporkan keseluruhan kegiatan praktikum secara periodik Kompetensi



Merawat ruang



Profesional



laboratorium



1. Menata ruang laboratorium



sekolah/madrasah



2. Menjaga kebersihan ruangan laboratorium 3. Mengamankan ruang laboratorium



Mengelola bahan



1. Mengklasifikasikan



dan peralatan



bahan dan peralatan



laboratorium



praktikum



sekolah/madrasah



2. Menata



bahan dan



peralatan praktikum 3. Mengidentifikasi kerusakan bahan, peralatan, dan fasilitas laboratorium 4. Menjaga kebersihan alat laboratorium 5. Mengamankan bahan dan peralatan laboratorium



224



Melayani kegiatan praktikum



1. Menyiapkan bahan sesuai dengan penuntun praktikum 2. Menyiapkan peralatan sesuai dengan penuntun praktikum 3. Melayani guru dan peserta didik dalam pelaksanaan praktikum 4. Menyiapkan kelengkapan pendukung praktikum (lembar kerja, lembar rekam data, dan lainlain)



Menjaga kesehatan



1. Menjaga kesehatan



dan keselamatan



diri dan lingkungan



kerja di



kerja



laboratorium



2. Menggunakan



sekolah/madrasah



peralatan kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium 3. Menangani bahanbahan berbahaya dan



225



beracun sesuai dengan prosedur yang berlaku 4. Menangani limbah laboratorium sesuai dengan prosedur yang berlaku 5. Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan 3.



Tupoksi Laboran Laboratorium



FUNGSI LABORAN



TUGAS POKOK LABORAN



1. Mendata alat dan bahan 1. praktikum.



2.



Mencatat bahan laboratorium. Mencatat penggunaan bahan laboratorium.



3.



Melaporkan penggunaan bahan laboratorium.



2. Mencatat kegiatan



4.



Mencatat alat-alat pratikum.



1.



Mencatat kehadiran guru dan peserta



praktikum.



didik. 2.



Mencatat penggunaan alat.



3.



Mencatat penggunaan penuntun



226



praktikum. 4.



Mencatat kerusakan alat.



5.



Melaporkan keseluruhan kegiatan pratikum secara periodik.



3.



Merawat ruang laboratorium.



1.



Menata ruang laboratorium.



2.



Menjaga kebersihan ruangan laboratorium.



3.



Mengamankan ruang di dalam laboratorium.



4.



Menjaga kebersihan alat yang ada laboratorium.



4. Melayani kegiatan



1.



praktikum.



Menyiapkan bahan sesuai dengan penuntun praktikum.



2.



Menyiapkan peralatan sesuai dengan penuntun praktikum.



3.



Melayani guru dan peserta didik dalam pelaksanaan pratikum.



4.



Menyiapkan kelengkapan pendukung pratikum (lembar kerja, rekam data, dan lain-lain).



5.



Menjaga kesehatan dan 1. keselamatan kerja di laboratorium.



Menjaga kesehatan diri dan lingkungan kerja.



2.



Menggunakan peralatan kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium.



3.



Menangani bahan-bahan berbahaya



227



dan beracun sesuai dengan prosedur yang berlaku. 4.



Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan.



228



BAB XIV KEPEMIMPINAN DALAM LABORATORIUM



A. KONSEPSI KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN a. Pengertian Kepemimpinan Terminologi kepemimpinan memiliki ruang lingkup dan sudut pandang yang cukup luas, sehingga muncul beragam definisi dari para ahli. Tidak ada definisi baku tentang arti kepemimpinan, bahkan Stogdill mengatakan “terdapat hampir sama banyaknya definisi tentang kepemimpinan dengan jumlah orang yang telah mencoba mendefinisakan konsep tersebut”.227 Meski demikian bukan berarti tidak ada acuan umum dalam menguraikan pengertian kepemimpinan. Memimpin berarti mempengaruhi para bawahan agar mereka mau bekerja dengan baik sesuai dengan prosedur dan metode kerja yang telah ditetapkan. Ordway Tead dalam bukunya The Art of Leadership mengemukakan bahwa: Leadership is the activity of influensing people to cooperaty toward



some



goal



wich



they



come



to



fine



desirable.



(Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang untuk 227 RM. Stogdill. Hand Book of Leardership: A Survay of Theory and Reseach.(3rd Ed. New York: Free Press, 1990), hal. 58



229



bekerjasama yang mana mereka mewujudkan kerjasamanya itu untuk mencapai tujuan yang diinginkan). Hemhill & Coons (1957) mendefinisikan kepemimpinan sebagai perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitasaktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goal). Sementara menurut Herold Koontz, “Leadership is the art coordinating and motivating individuals and group



to



achieve



desired



inds”.



(Kepemimpinan



adalah



seni/kemampuan untuk mengkoordinasikan dan menggerakkan seseorang individu atau kelompok ke arah pencapaian tujuan yang diharapkan).228 Dari penjabaran di atas, maka kepemimpinan dapat diartikan



sebagai



suatu



proses



kegiatan



seseorang



untuk



mempengaruhi, menggerakkan dan mengkoordinasikan individu atau kelompok agar terwujud hubungan kerjasama dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Seringkali kepemimpinan disamakan dengan



pemimpin, padahal keduanya



memiliki



perbedaan makna. Pemimpin merupakan seseorang yang memiliki tugas memimpin, sementara kepemimpinan merupakan bakat atau sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Kepemimpinan diterjemahkan ke dalam sifat, perilaku pribadi, pengaruh terhadap orang lain, pola interaksi, hubungan kerjasama antar personalia, dan kedudukan antar jabatan. 228 C.A. Hunt, J.G. & Hosking, Leaders and Managers: An International Perspective on Managerial Behavior and Leadership. (New York: Pergamon Press. 1988.) hal. 92



230



Seorang pemimpin harus memiliki bakat kepemimpinan, dalam arti kapasitas kepemimpinan tersebut diperlukan oleh tiap pemimpin agar berhasil dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Kepemimpinan memiliki dua komponen pemahaman, pertama, kepemimpinan menyangkut fenomena kelompok yang melibatkan interaksi antara dua orang atau lebih. Kedua, kepemimpinan melibatkan proses mempengaruhi, yakni pengaruh yang sengaja digunakan oleh pemimpin kepada bawahannya. Keefektifan kepemimpinan menitikberatkan pada kemampuan seorang pemimpin dalam mempengaruhi dan menggerakkan para anggota sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. b. Kepemimpinan dan Manajemen Kepemimpinan berbeda dengan manajemen, meskipun keduanya memiliki hubungan yang sangat erat. Barangkali tidak ada yang



mengatakan bahwa



mengelola (managing) dan



memimpin (leading) adalah sama, namun tumpang tindih penggunaan kedua konsepsi tersebut cukup menimbulkan masalah tersendiri. Pelaksana tugas kepemimpinan adalah pemimpin (leader) sementara pelaksana tugas manajemen adalah manajer (manager). Jika kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi para bawahan agar dapat bekerja dengan baik sesuai dengan tujuan dan prosedur yang ada, sedangkan manajemen merupakan proses yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, untuk



231



menjalankan tugas-tugas manajemen secara baik, diperlukan pola kepemimpinan yang baik pula. Kedua hal tersebut secara kualitatif berbeda,



bahkan



masing-masing



berdiri



sendiri



(mutually



exclusive). Manajer lebih berorientasi pada stabilitas, sedangkan pemimpin berorientasi pada inovasi. Para manajer membuat orang melakukan hal-hal secara efisien, sedangkan para pemimpin membuat agar orang bersedia melakukan sesuatu hal. Manajer adalah orang yang melakukan sesuatu dengan baik, sedangkan pemimpin adalah orang yang melakukan hal yang baik.229 Dari perspektif tersebut, kepemimpinan (leadership) dan pengelolaan (management) perlu dilihat sebagai proses yang berbeda, namun bukan untuk memandang para pemimpin dan manajer sebagai individu yang berbeda. Stereotype kepemimpinan dan manajemen merupakan proses-proses yang terpisah, keduanya dapat lebih mengaburkan pengertian jika kedua proses tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri. Manajemen merupakan proses yang mengarahkan langkah-langkah anggota kelompok menuju tujuan tertentu. Proses ini melibatkan teknik-teknik yang digunakan oleh sekelompok orang untuk mengkoordinasikan aktivitas orang lain. Kemampuan memanfaatkan dan menggerakkan sumber daya organisasi merupakan langkah-langkah manajemen, sehingga seorang manajer tidak harus terjun langsung memberikan instruksi kepada bawahan, tetapi bagaimana ia dapat mengkoordinasikan sesuai prosedur. Pada tahap ini, seorang manajer perlu dilengkapi 229 Gery Yukl, Leadership in Organization (Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall, 1994),



232



dengan kemampuan leadership yang baik agar langkah-langkah manajemen dapat terealisasi secara optimal. c. Dimensi-dimensi Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan sebuah sistem yang melibatkan berbagai komponen pelaksanaan. Paling tidak kepemimpinan meliputi beberapa dimensi, antara lain: 1. Tujuan kepemimpinan 2. Individu



yang



mempengaruhi



kelompok/organisasi/



lembaga (pemimpin). 3. Individu-individu yang dipengaruhi, dikoordinasi dan digerakkan (yang dipimpin). 4. Proses interaksi antara pemimpin dan yang dipimpin dalam rangka



mempengaruhi,



mengkoordinasikan



dan



menggerakkan. 5. Situasi berlangsungnya kepemimpinan.230 Keefektifan dan keberhasilan kepemimpinan bukan hanya tergantung dari kemampuan seorang pemimpin, tetapi juga partisipasi dan komitmen bawahan serta dukungan



iklim



organisasi



organisasi



merupakan



yang



kondusif.



pemahaman,



Tujuan



kesepakatan



dan



komitmen untuk dilaksanakan secara bersama, tanpa ada koordinasi



antar



bagian,



terutama



melalui



pola



230 Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan di Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hal. 35



233



kepemimpinan yang baik, maka tujuan organisasi tidak akan tercapai secara optimal. d. Kepemimpinan Pendidikan Kepemimpinan



pendidikan



merupakan



proses



mempengaruhi, menggerakkan dan mengkoordinasikan individuindividu dalam organisasi/ lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Seperti halnya kepemimpinan kepala sekolah, maka ia memiliki peran dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan menggerakkan guru, staf, siswa, orang tua siswa dan pihak lain yang terkait untuk beraktivitas/ berperan serta guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Charles W. Boardman dalam bukunya “Democratic Supervision in Secondary School” menguraikan bahwa: As the educational leader of the school he must have the ability to organize and assist the faculty in formulating a program for the improvement of instruction in school. He must inspire confidence in teachers, secure cooperation in developing the supervision program, and stimulate them into active participation in the effort to attain its objectives.231 Uraian Charles W. Boardman tersebut menekankan bahwa seorang pemimpin pendidikan (sekolah) harus memiliki beberapa keterampilan, yaitu: 231 Stephen R Covey, Kepemimpinan Berprinsip, (Jakarta: Binapura Aksara, 1997), Hal. 28



234



1. Ia



harus



memiliki



kemampuan



mengorganisir



dan



membantu staf dalam merumuskan perbaikan program pembelajaran. 2. Kemampuan memupuk kepercayaan diri guru-guru dan anggota staf sekolah. 3. Kemampuan membangun kerjasama dalam pengembangan program supervisi. 4. Kemampuan mendorong para personalia sekolah agar turut berpartisipasi dalam usaha-usaha mencapai tujuan sekolah yang



telah



dirumuskan.



Kepemimpinan



pendidikan



memiliki orientasi agar sumber daya manusia dalam ruang lingkup pendidikan dapat dikoordinasikan untuk berkerja secara optimal dalam mencapai tujuan yang ada. Tujuan ini meliputi tujuan baik dalam lingkup aktifitas kelas (pembelajaran), satuan pendidikan, maupun departemental. B. Kepemimpinan Dalam Laboratorium Pendidikan a. Kepala Sekolah Menurut Mulyasa (2008: 25), menyatakan “bahwa kepala sekolah bertanggung jawab atas menajemen pendidikan secara makro,



yang



secara



langsung



berkaitan



dengan



proses



pembelajaran di sekolah”. Pasal 22 ayat 1 PP 28 tahun 1990 berbunyi bahwa: “Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana



235



dan prasarana”. Oleh karena itu, diupayakan peranan laboran dalam perencanaan, kepemimpinan dan laboratorium dilakukan secara optimal sehingga berimplikasi terhadap peningkatan mutu pembelajaran.232 Dengan demikian sebagus apapun suatu laboratorium, bila tidak didukung oleh tata kelola yang baik, maka tidak akan menghasilkan kegiatan sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Oleh karena itu, agar tata kelola laboratorium berjalan sesuai dengan harapan, maka diperlukan seorang manager (dalam hal ini kepala



laboratorium)



yang



memahami



betul



bagaimana



pengelolaan laboratorium dilakukan. b. Tenaga Laboratorium Tenaga laboratorium sekolah merupakan salah satu tenaga kependidikan



yang



sangat



diperlukan



untuk



mendukung



peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah melalui kegiatan laboratorium. 1. Penanggungjawab laboratorium Bertugas menyusun tata tertib laboratorium, program kerja laboratorium, dan jadwal pelaksanaan kegiatan praktikum; bersama-sama dengan laboran melakukan inventarisasi dan adminitrasi alat, bahan, dan fasilitas; bertanggung jawab terhadap keamanan, keselamatan, kebersihan dan keindahan lab; bertanggung jawab terhadap perawatan sarana dan prasarana; menyusun dan mengajukan 232 Pasal 22 ayat 1 PP 28 tahun 1990



236



kebutuhan alat dan bahan kepada Kepala Sekolah; serta menciptakan suasana akademik laboratorium yang nyaman dan kondusif sehingga menjamin keselamatan kerja di laboratorium. 2. Laboran Bertugas memfasilitasi setiap kegiatan laboratorium yang dilaksanakan sesuai dengan program dan tujuan penyelenggaraan laboratorium; menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan praktikum; memberikan pelayanan kepada guru dan praktikan selama kegiatan praktikum



berlangsung;



melakukan



inventarisasi



dan



adminitrasi alat, bahan, dan fasilitas; bertanggung jawab terhadap keamanan, keselamatan, kebersihan dan keindahan lab; serta bertanggung jawab terhadap perawatan sarana dan prasarana. Agar laboran dapat bekerja secara optimal, maka perlu menguasai dan memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan ruang lingkup tugasnya di laboratorium seperti administrasi laboratorium, layanan laboratorium, pemeliharaan dan perawatan laboratorium, pemeliharaan dan perawatan bahan dan alat-alat laboratorium, serta tugastugas lain yang diberikan oleh penanggung jawab laboratorium.233



233 http://staffnew.uny.ac.id/upload/132309999/pengabdian/ppm-mandirismk-1-depok-2013.pdf



237



Sebagaimana



tenaga



kependidikan



lainnya,



tenaga



laboratorium sekolah juga merupakan tenaga fungsional. Oleh karena itu diperlukan adanya kualifikasi, standar kompetensi dan sertifikasi. Empat kompetensi utama yang harus dipenuhi sebagai seorang laboran atau teknisi sebagaimana yang tercantum dalam Permen No. 26 tahun 2008 tersebut adalah 1. Kompetensi Kepribadian; 2. Kompetensi Sosial; 3. Kompetensi Administratif; dan 4. Kompetensi Profesional. Adapun Kualifikasi kepala laboratorium Sekolah/Madrasah menurut permendiknas ini adalah sebagai berikut: a. Jalur guru 1. Pendidikan minimal sarjana (S1); 2. Berpengalaman minimal 3 tahun sebagai pengelola praktikum; 3. Memiliki



sertifikat



sekolah/madrasah



dari



kepala perguruan



laboratorium tinggi



atau



lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah. b. Jalur laboran/teknisi 1. Pendidikan minimal diploma tiga (D3); 2. Berpengalaman minimal 5 tahun sebagai laboran atau teknisi;



238



3. Memiliki



sertifikat



sekolah/madrasah



kepala



dari



perguruan



laboratorium tinggi



atau



lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah. Kualifikasi teknisi laboratorium sekolah/madrasah adalah sebagai berikut: 1. Minimal lulusan program diploma dua (D2) yang relevan



dengan



diselenggarakan



peralatan oleh



laboratorium,



perguruan



tinggi



yang yang



ditetapkan oleh pemerintah; 2. Memiliki



sertifikat



sekolah/madrasah



teknisi



dari



perguruan



laboratorium tinggi



atau



lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah Sedangkan Kualifikasi laboran sekolah/madrasah adalah sebagai berikut: 1. Minimal lulusan program diploma satu (D1) yang relevan



dengan



diselenggarakan



jenis oleh



laboratorium,



perguruan



tinggi



yang yang



ditetapkan oleh pemerintah; 2. Memiliki sertifikat laboran sekolah/madrasah dari perguruan



tinggi



pemerintah.234



234 Permen No. 26 tahun 2008



239



yang



ditetapkan



oleh



C. Struktur Organisasi Laboratorium Keberadaan



tenaga



laboratorium



sekolah/madrasah



(TLS/M) merupakan bagian integral dari kegiatan pembelajaran yang



fungsinya



memberikan



pelayanan



untuk



membantu



tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Pelaksanaan kegiatan praktikum dilaboratorium merupakan bagian penting dari suatu proses pembelajaran untuk menumbuhkan budaya sikap ilmiah juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan keterampilan peserta didik. Laboratorium sebagai wahana belajar harus mampu mendukung pengembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepadaTuhanYang Maha Esa, berakhlak



mulia,



demokratis,



sehat,



dan



berilmu,



cakap,



bertanggungjawab



kreatif,



dalam



mandiri,



mendukung



penyelenggaraan pendidikan nasional. Pelayanan laboratorium dapat berjalan dengan baikdan profesional



apabila



tenaga



laboratorium



kompeten



dalam



menjalankan tugas, tanggungjawab, dan wewenang di dalam mengelola laboratorium pendidikan. Untuk menjalankan fungsinya sebagai tenaga profesional yang akan memberikan pelayanan dalam



mendukung



proses



pendidikan



disekolah/madrasah,



diperlukan tenaga laboratorium yang mempunyai kualifikasi dan kompetensi yang disyaratkan. Standar kualifikasi akademik TLS/M dan kompetensi tenaga laboratorium diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Standar



Tenaga



Nomor 26 Tahun 2008



Laboratorium



240



Sekolah/Madrasah.



tentang Dalam



Permendiknas tersebut juga disebutkan bahwa standar tenaga laboratorium sekolah/madrasah mencakup kepalala boratorium sekolah/madrasah, teknisi laboratorium sekolah/madrasah,



dan



laboran sekolah/madrasah. Peraturan lain yang menjadi pijakan, khususnya dalam pengembangan karier tenaga laboratorium, adalah Peraturan Menteri Negara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang



Standar



merupakan



tenaga



Nasional



Pendidikan,



kependidikan



tenaga



padaSMP/MTs,



laboratorium SMA/MA,



SMK/MAK, SDLB, SMPLB, dan SMALB atau bentuk lain yang sederajat. Struktur organisasi laboratorium sekolah/madrasah terdiri atas kepala sekolah/madrasah, kepala laboratorium, teknisi, dan



laboran.



Berikut



ini



bagan



sekolah/madrasah.



241



organisasi



laboratorium



Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Saranadan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA menjelaskan hal-hal sebagai berikut. 1. SD/MI sekurang-kurangnya memiliki laboratorium IPA. Laboratorium IPA dapat memanfaatkan ruang kelas yang dilengkapi dengan berbagai sarana yang berfungsi sebagai alat bantu untuk mendukung kegiatan dalam bentuk percobaan. 2. SMP/MTs sekurang-kurangnya memiliki laboratorium IPA. Ruang laboratorium IPA paling tidak dapat menampung



242



minimum satu rombongan belajar dan dilengkapi fasilitas dan sarana yang memadai sesuai dengan standar. 3. SMA/MA



sekurang-kurangnya memiliki laboratorium



biologi, fisika, kimia, komputer, dan bahasa. Tiap-tiap ruang laboratorium paling tidak dapat menampung minimum satu rombongan belajar dan dilengkapi fasilitas dan sarana yang memadai sesuai dengan standar. 4. SMK/MAK sekurang-kurangnya memiliki laboratorium sesuai



dengan



program



produktif



yang



ada



disekolah/madrasah. D.



Kualifikasidan Kompetensi Tenaga Laboratorium



3.



Kualifikasi a. Kepala Laboratorium Kepala laboratorium adalah guru atau teknisi/laboran yang diangkat sebagai kepala laboratorium berdasarkan standar kompetensi yang ditetapkan. Kepala laboratorium merupakan unsure terpenting dalam suatu laboratorium. Sesuai dengan Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah, berikut ini adalah kualifikasi kepala laboratorium. 1. Jalur guru Kepala laboratorium melalui jalur guru harus memiliki kualifikasi: a. Berpendidikan minimal sarjana(S-1);



243



b. Berpengalaman minimal 3 tahun sebagai pengelola praktikum;dan c. Bersertifikat kepala laboratorium sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah. 2. Jalur laboran/teknisi Kepala laboratorium melalui jalur laboran/teknisi harus memiliki kualifikasi a. Berpendidikan minimal diploma tiga (D-3); b. Berpengalaman minimal 5 tahun sebagai laboran atau teknisi;dan c. Bersertifikat kepalala boratorium sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah. 3. Teknisi Laboratorium Sekolah/Madrasah Teknisi laboratorium/juru bengkel adalah orang yang berperan dalam beroperasinya peralatan laboratorium dan bengkel atau dengan istilah lain adalah asisten guru/kepala laboratorium yang mendukung pelaksanaan kegiatan laboratorium dalam aspek teknis. Kualifikasi teknisi laboratorium sekolah/madrasah adalah: a.



Minimal lulusan program diploma dua (D-2) yang relevan dengan peralatan laboratorium dan diselenggarakan oleh



perguruan tinggi yang



ditetapkan oleh pemerintah;dan



244



yang



b.



Memiliki



sertifikat



teknisi



laboratorium



sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah. 4. Laboran Sekolah/Madrasah Kualifikasi laboran sekolah/madrasah adalah: a.



Minimal lulusan program diploma satu(D-1) yang relevan



dengan



diselenggarakan



jenis oleh



laboratorium perguruan



dan



yang



tinggi



yang



ditetapkan oleh pemerintah;dan b.



Memiliki sertifikat laboran sekolah/madrasah dari perguruan tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah.



4. Kompetensi Kompetensi



adalah



kemampuan



individu



untuk



melaksanakan suatu pekerjaan dengan benar dan memiliki keunggulan yang didasarkan pada hal-hal yang menyangkut pengetahuan,



keahlian



dan



sikap.235



Kompetensi



adalah



kemampuan (ability) atau kapasitas seseorang untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan, dimana kemampuan ini ditentukan oleh dua faktor yang kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.236 235Edison,



Emron, Anwar, Yohny dan Komariyah, Imas. 2017.ManajemenSumberDayaManusia.cetakan ke-1.Bandung:Alfabeta. Hal. 140.



236Robbins,



Stephen P. Indonesia :KonsepKontroversi, HadayanaPujatmaka. Jakarta. Hal. 38.



245



2008. Aplikasi,



PerilakuOrganisasi. Alih Bahasa:



a. Kepala Laboratorium Kompetensi



kepala



kaboratorium



adalah



sebagai



berikut. 1)Kompetensi kepribadian yang meliputi kompetensi dalam a) Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, mantap, dan berakhlak mulia;dan b) Menunjukkan komitmen terhadap tugas. 2) Kompeten sisosial yang meliputi kompetensi dalam: a) Bekerjasama dalam pelaksanaan tugas;dan b) Berkomunikasi secara lisan dan tulisan. 3) Kompetensi m a n a j e r i a l yang meliputi kompetensi dalam: a) Merencanakan



kegiatan



dan



pengembangan



laboratorium sekolah/madrasah; b) Mengelola kegiatan laboratorium sekolah/madrasah; c) Membagi tugas teknisi dan laboran laboratorium sekolah/madrasah; d) Memantau



sarana



dan



prasarana



laboratorium



sekolah/madrasah;dan e) Mengevaluasi kinerja teknisi dan laboran serta kegiatan laboratorium sekolah/madrasah. 4) Kompetensi professional yang meliputi komptensi dalam a) Menerapkan gagasan,



teori,



dan



prinsip kegiatan



laboratorium sekolah/madrasah; b) Memanfaatkan



laboratorium



untuk



kepentingan



pendidikan dan penelitian disekolah/madrasah;dan



246



c) Menjaga kesehatan dan



keselamatan kerja di



laboratorium sekolah/madrasah. b. Teknisi Laboratorium Kompetensi teknisi laboratorium adalah sebagai berikut. 1)



Kompetensi kepribadian yang meliputi kompetensi dalam a) Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, mantap, dan berakhlak mulia; dan b) Menunjukkan komitmen terhadap tugas.



2)



Kompetensi social yang meliputi kompetensi dalam: a) Bekerjasama dalam pelaksanaan tugas;dan b) Berkomunikasi secara lisan dan tulisan.



3)



Kompetensi administrative yang meliputi kompetensi dalam a) Merencanakan pemanfaatan laboratorium sekolah/ madrasah; dan b) Mengatur penyimpanan bahan, peralatan, perkakas, dan suku cadang laboratorium sekolah/madrasah.



4)



Kompetensi professional yang meliputi kompetensi dalam a) Menyiapkan



kegiatan



laboratorium



sekolah/



madrasah; b) Merawat peralatan sekolah/madrasah; dan



247



dan bahan dilaboratorium



c) Menjaga kesehatan dan



keselamatan kerja di



laboratorium sekolah/madrasah. c. Laboran Kompetens ilaboran adalah sebagai berikut. 1)



Kompetensi kepribadian yang meliputi kompetensi dalam a) Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, mantap, dan berakhlak mulia; dan b) Menunjukkan komitmen terhadap tugas.



2)



Kompetensi social yang meliputi kompetensi dalam a) Bekerjasama dalam pelaksanaan tugas; dan b) Berkomunikasi secaralisan dan tulisan



3)



Kompetensi administrative yang meliputi kompetensi dalam a) Menginventarisasi bahan praktikum; dan b) Mencatat kegiatan praktikum.



4)



Kompetensi professional yang meliputi kompetensi dalam a) Merawat ruang laboratorium sekolah/madrasah; b) Mengelola bahan dan peralatan laboratorium sekolah/madrasah; c) Melayani kegiatan praktikum; dan d) Menjaga kesehatan dan



keselamatan kerja di



laboratorium sekolah/madrasah.



248



DAFTAR PUSTAKA



Anti Damayanti Hamdani,Manajemen & Teknik Laboratorium, (Yogyakarta:Fakultas Saintek UIN Sunan Kalijaga,2008 A



S



Hornby, Oxford Advanced Leaner’s Dictionary,



(Oxford



University Press, 2010 Afreni. Harnidah, Novita Sari., dan Retni Budianingsih, Manajemen Laboratorium Beberapa SMA Swasta di Kota Jambi. Jurnal Sainmatika, 2013. 07(1) Abdul Kahfi Assidiq, Kamus Biologi, (Yogyakarta: Panji Pustaka, 2008 Anti Damayanti dan Isma Kurniatanty, Manajemen & Teknik Laboratorium, (Yogyakarta: Prodi Biologi, Fakultas Saintek, UIN SUKA, 2008 A.Keith Furr.1995. Handbook of Laboratory Safety 4th Edition. CRC Anwar Hadi, Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian & Laboratorium Kalibrasi ISO/IEC 17025:2017, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2018 Anwar Hadi, Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian & Laboratorium kalibrasi ISO/IEC 17025: 2017 (Jakarta: PT Gramedia, 2018 Agung, Iskandar. Menghasilkan guru dan professional, (Jakarta: Bee media, 2012



249



Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan di Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 1991 Baharudin dan Makin, Manajemen Pendidikan Islam, (Malang: UINMaliki Press, 2010 Budimarwanti, Pengelolaan Alat dan Bahan di Laboratorium Kimia, http://staf.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Pengelolaan_Alat_d an_Bahan_di_ Laboratorium_kimia.pdf. Diakses pada tanggal 21 Mei 2014 Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan Sdm Kesehatan Pusat Pendidikan Sdm Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Standar Laboratorium Diploma III Teknik Gigi. 2017 C.A. Hunt, J.G. & Hosking, Leaders and Managers: An International Perspective on Managerial Behavior and Leadership. (New York: Pergamon Press. 1988 Cambridge



University



Press, Cambridge



Advanced



Leaner’s



Dictionary, (Singapore: Green Gian Press, 2008 Cambridge Assessment International Education, Guide to Planning Practical Science (UCLES, 2020 Cosmas Surya pambudi, Analisa Pengaruh Persyaratan Teknis Dan Persyaratan Manajemen Terhadap Kesiapan Penerapan Iso/Iec 17025 Di Pt Santoso Teknindo (Jurnal PASTI,Volume VIII No 3) Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar Dan Menengah



Direktorat



Jenderal



250



Guru



Dan



Tenaga



Kependidikan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. Panduan Kerja Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah. 2017 Didin Kurniadin dan Imam Machali, Manajemen Pendidikan Konsep dan Prinsip Pengelolaan Pendidikan, (Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2012 Djas, Fachri, Manajemen Laboratorium (Laboratory Management). Penataran



Pengelolaan



Laboratorium



(Laboratory



Management). Fakultas Kedokteran USU, Medan. 1998 Decaprio Richard,Tips mengelola Laboratorium Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013 Depdiknas, SPTK-21, (Jakarta: Depdiknas, 2002 Decaprio Richard, Tips Mengelola Lab Sekolah, (Jogyakarta : Diva Press, 2013 Dwi Cahyaningrum. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di Laboratorium Pendidikan. Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan, 2 (1) 2020, 35-40, e-ISSN: 2654-251X. Available online



at



JPLP



Website:



https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jplp Duncan, Tom. 2005. Principles of Advertising & IMC. Second Edition. Mc.Graw-Hill. Bab 22 Edison, Emron, Anwar, Yohny dan Komariyah, Imas..Manajemen Sumber Daya Manusia. cetakan ke-1. Bandung: Alfabeta. 2017



251



E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003 Edison, Emron, Anwar, Yohny dan Komariyah, Imas. .Manajemen Sumber Daya Manusia. cetakan ke-1. Bandung: Alfabeta. 2017 Fatchiyah, Laboratorium Berbasis SNI ISO/IEC 17025: 2008 (Malang: Universitas Brawijaya, 2016 Fatah Syukur NC. Manajemen Pendidikan Berbasis Pada Madrasah. Semarang : Pustaka Rizki Putra,. 2011 Fred, P., & Ellington, H. Labotorium Pendidikan, Diterjemahkan oleh: Sudjarwo. Jakarta: Erlangga.1984 Gery Yukl, Leadership in Organization (Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall, 1994 Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2011 Hasan Basri. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia. 2009 Husain



Usman,



Manajemen



Teori,



Praktik



dan



Riset



Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2006 http://www.artikata.com/30591-penataan.html Hartinawati, Pengelolaan Laboratorium IPA. 2016. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka http://staffnew.uny.ac.id/upload/132309999/pengabdian/ppm-mandirismk-1-depok-2013.pdf



252



H.M.Sulthon,Moh.Khusnuridlo,ManajemenPondokPesantrendalamPer spekftifGlobal, (Yogyakarta:PRESSindo,2006 http://repository.uinsu.ac.id/705/3/BAB_I.pdf https://andarupm.co.id/siapa-itu-laboran-yuk-kita-kenalan/ http://staffnew.uny.ac.id/upload/132309999/pengabdian/ppmmandiri-smk-1-depok-2013.pdf Irjus Indrawan. Pengantar Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Yogyakarta: Deepublish. 2015 Ibrahim, B. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.2009 ISO/IEC 17025: 2017, Standar Internasional Persyaratan Umum Kompetensi Pengujian dan Kalibrasi Laboratorium (ISO/IEC 17025: 2017 Koesmaji,



W,



dkk.Teknik



Laboratorium.



(Bandung:



Jurusan



Pendidikan Biologi FMIPA UPI,2004 Kleiner, B.M.,



Macroergonomics: Analysis and Design of Work



System, Appl. Ergon 37. 2006 Kunto



Purbono,



Dokumentasi



Pengelolaan



Laboratorium,



(dipresentasikan dalam Pelatihan Tendik PLP Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ditjen Dikti, Kementerian Pendidikan Nasional, 2011 Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjamin Mutu (LP3M), Pedoman



Manajemen



dan



Evaluasi



Mutu



Laboratorium/Bengkel/Studio (Padang: Universitas Andalas, 2015



253



M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Cet. III, (Jakarta ; Bumi Aksara, 1993 Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004 Mustaji, Laboratorium: Perspektif Teknologi Pembelajaran,Disajikan dalam



Workshop



Penyusunan



Panduan



Penggunaan



Laboratoriumdi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya pada hari Rabu, 23 Desember 2009 Musthofa,



Ismail,



dan



Fahrurrozi,



Manajemen



Sekolah



laboratorium,(Semarang, IAIN Walisongo, 2011 Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008 Manulang, M. Dasar-dasar manajemen. (Medan : Monara, . 2005 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. XVIII, MohammadArifin& Barnawi.Manajemen Sarana & Prasarana Sekolah (Yogyakarta: ArRuzz Media, 2012 Mauliza dkk. Keselamatan Dan Keamanan Kerja Serta Pencegahan Kecelakaan Kerja Di Laboratorium. Proceeding Seminar Nasional Politeknik Negeri Lhokseumawe. Vol.1 No.1 September 2017 | ISSN: 2598-3954. Mendikbud, 2008. KamusBesar Bahasa Indonesia. Muslich, Mansur. KTSP. PembelajaranBerbasisKompetensi dan Kontekstual.



Panduan Bagi Guru. KepalaSekolah dan



PengawasSekolah. Jakarta :BumiAksara. 2007



254



Maria Tuntun Siregar, Wieke Sri Wulan, Doni Setiawan, dan Anik Nurhayati, Bahan Ajar Teknologi Laboratorium Medik (TLM) (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018 Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik



Indonesia,



Peraturan



Menteri



Negara



Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 03 Tahun 2020 tentang Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan dan Angka Kreditnya Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik



Indonesia,



Peraturan



Menteri



Pendayagunaan



Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan, Bab I Nuryani, R, Strategi Belajar Mengajar Biologi,(Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang, 2005 National Science Teachers Assosiation., Position Statetement: The Role of Laboratory Investigation in Science Instruction, 2007 Nana Sudjana, Ahmad Rivai. Media Pengajaran.Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2005 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013 Nuryani. Laboratorium di Sekolah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 1991, hal. 126 Nyoman



Kertiasa, Laboratorium



Sekolah



(Bandung: Pudak Scientific, 2006



255



dan



Pengelolaannya,



Onno W. Purbo & Antonius Aditya Hartanto. (2002). Teknologi Elearning Berbasis PHP dan MySQL, Elex Media Komputindo. OSHA, 2011. Laboratory Safety Guidance. www.osha.gov Oemar



Hamalik.



Tekhnologi



Pendidikan.



Bandung:



Yayasan



Partisipasi Pembangunan Indonesia Biro Penulisan Buku. 2000 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nmor 25 tahun 2017 tentang Petunjuk Operasinal Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang Pendidikan Putri, A. A. . Pendampingan Pengelolaan Laboratorium Kimia Untuk Madrasah Aliyah Mitra Uin Walisongo Se-Kota Semarang. DIMAS. 15 . 2015 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2008 Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008



tentang Standar Tenaga



Laboratorium Sekolah/Madrasah Puspita, Rani. (2008). Sistem Informasi Aplikasi Virtual Lab Pada Laboratorium Sistem Informasi Universitas Gunadarma. Proceeding, Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen



(KOMMIT



2008)



Auditorium



Universitas



Gunadarma, Depok, 20-21 Agustus 2008. ISSN : 1411-6286 Pasal 22 ayat 1 PP 28 tahun 1990 Permen No. 26 tahun 2008 Rohiat, Manajemen Sekolah, (Bandung: Refika Aditama, 2008



256



Richard Decaprio, Tips Mengelola Laboratorium Sekolah; IPA, Bahasa, Komputer, dan Kimia, (Yogyakarta: Diva Press,2013 Rus Setyaningrum, Efektivitas Pelaksanaan Praktikum Fisika Siswa SMA



Negeri



Kabupaten



Purwokerto.



Jurnal



Berkala



Pendidikan Fisika, 2017, 03(1): Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi. Indonesia :Konsep Kontroversi, Aplikasi, Alih Bahasa: HadayanaPujatmaka. Jakarta. 2008 RM. Stogdill. Hand Book of Leardership: A Survay of Theory and Reseach.(3rd Ed. New York: Free Press, 1990 Sudirman. Ilmu Pendidikan: Rosda Karya. Bandung. 1991 Syafaruddin. llmu Pendidikan: Persfektif Baru Rekonstruksi. Bandung: Cita Pustaka Media. 2005 Sondang P Siagian, Filsafah Administrasi, (CV Masaagung, Jakarta : 1990 Saleh H. Emha, dkk, Pedoman Penggunaan Laboratorium Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002 Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2000 Susunandar, Perencanaan, Pengembangan & Safety Laboratorium (Yogyakarta, Pustaka Umum, 2015 Saleh H. Emha, dkk, Pedoman Penggunaan Laboratorium Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002 Subamia,



“Analisis



Kebutuhan



Tata



Kelola



Tata



Laboratorium IPA SMP Di Kabupaten Buleleng.”



257



Laksana



Soekartawi.



Prospek



pembelajaran



melalui



internet.



Makalahdisampaikan pada Seminar Nasional ‘Teknologi Kependidikan’ yangdiselenggarakan oleh UT-Pustekkom dan IPTPI, Jakarta, 18-19 Juli 2002 Soetjipto dan Raflis kosasi, profesi keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009 Satory, Djam’an dkk, Profesi Keguruan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008 Stephen R Covey, Kepemimpinan Berprinsip, (Jakarta: Binapura Aksara, 1997 Tim



Dosen



Administrasi



Pendidikan



UPI,



Manajemen



Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2010 Tim



Ahli



Program



STEP-2,



Manajemen



Laboratorium



IPA



(Departemen Agama Republik Indonesia, 2007 Tomasz Olewski. Challenges in applying process safety management at university laboratories. Journal of loss prevention in the process industries. Elsevier. 2017 Tjahyanto, R. dan Aziz, I. Analisis penyebab terjadinya kecelakaan kerja di Atas kapal mv. Cs brave. KAPAL. 13 . 20116 Tasliman. 1993. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta: Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Umar Tirtarahardja dan S.L. La Sulo. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2005



258



Vendamawan,Rico Pranata. Laboratorium Pendidikan D III Teknik Kimia



Fakultas



Teknik



Universitas



Diponegoro [email protected] Wirjosoemarto Koesmadji,Teknik Laboratorium (Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UPI: 2004 W.S Winkel,PsikologiPengajaran,(Yogyakarta:MediaAbadi,2004 World



health



organization



,Hand



book



Laboratory



Management System (Lyon: WHO, 2011 Winardi, Asas-asas Manajemen (Bandung: Mandar Maju, 1990 Yusuf, Farida. Evaluasi Program. Jakarta: RinekaCipta. 2000



259



Quality



BIODATA PENULIS



Nama



: Dr (C). IRJUS INDRAWAN, S.Pd.I,.M.Pd.I



Tempat/Tanggal lahir



: Pungkat, 09 september 1986



Jenis Kelamin



: Laki-Laki



Agama



: Islam



Alamat



:Parit Nibung Dusun Mekar Jaya Desa Pungkat Kec. Gaung Kab. Inhil



Nomor Telephone



: 0811-762-666 / 0813-7131-7553



E-mail



:



[email protected] [email protected]



Nama Istri



: NURVAWATI, Amd.Keb



260



/



NamaAnak



: TARTILA PUTRI INDRAWAN : KANAYA PUTRI INDRAWAN : YAZID PUTRA INDRAWAN



Pendidikan Formal 



S3 Program Pascasarjana UIN STS Jambi : 2018-Sekarang







S2 Pogram Pascasarjana UIN SUSKA Riau



: Tamat



Tahun 2013 



S1 Fakultas Tarbiyah UIN SUSKA Riau



: Tamat



Tahun 2010 



MAN 039 Tembilahan Kab. Inhil



: Tamat



Tahun 2004 



SMPN 02 Gaung Kab. Inhil



:



Tamat Tahun 2001 



SDN 051 Desa Pungkat Kec. Gaung



: Tamat



Tahun 1998 Pengalaman Pekerjaan dan Organisasi 



Asesor Badan Akreditasi Nasional PAUD dan PNF Provinsi Riau (2019-Sekarang)







Dewan Pendidikan Kabupaten Indragiri Hilir (2016 – 2021)







Kepala Bidang Seni dan Budaya MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Indragiri Hilir (2017-2022)







Sekjend Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI)Kabupaten Indragiri Hilir (2017-2022)



261







Penasehat PAC Pemuda Pancasila Kec. Gaung (2017-2022)







Dosen Universitas Islam Indragiri (UNISI) 2014 – sekarang







Direktur Lembaga Riset dan Pemberdayaan Masyarakat (LRPM-INDRAGIRI HILIR) 2014-2019







Pendamping Desa Pogram Desa Maju Inhil Jaya Kabupaten Indragiri Hilir (2014 - 2016)







Pembina Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Gaung (HPPMKG)-Tembilahan (2014-2017).







Kabid Penelitian dan Pengembangan Organisasi Pengurus Besar



Himpunan



Pemuda



Pelajar



Mahasiswa



Inhil



(PB.HIPPMIH)-Pekanbaru (2007 – 2009) 



Bendahara Umum Pengurus Besar Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Inhil (PB HIPMIH)- Pekanbaru (2009 – 2011)







Ketua Umum Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Kecamatan Gaung (IPPMKG- Pekanbaru) 2009 - 2011







Sekjen Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Kecamatan Gaung (IPPMKG-Pekanbaru) 2007 – 2009



KARYA ILMIAH PENELITIAN 1. Bimbingan Guru Pendidikan Agama Islam Terhadap Pendidikan Agama Anak Kandung Dalam Keluarga di Kecamatan Gaung Kabupaten Indragiri Hilir (Skripsi)



262



2. Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mendesain



Program



Pembelajaran



di



Tembilahan



Kabupaten Indragiri HIlir (Tesis) 3. Manajemen



Sistem



Penghargaan



Terhadap



Organisasi Perguruan Tinggi Negeri



Budaya



Provinsi Riau



(Desertasi)



PROCEEDING 1. Proceeding International. Peningkatan Kemampuan Literasi Baru Dosen Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (Ptki) Di Era Revolusi Industry 4.0 (UIN STS Jambi, Prince Of Songkla University Thailand, University Sultan Idris Malaysia) Thailand: 2019 2. Internastional Conference Proceedings. Optimalisasi Politik Pendidikan Nasional Melalui Manajemen Berbasis Sekolah (UUM, UTHM, UNISI) Tembilahan: 2015 3. Proceeding International. Maqomat Al Ahwal Dalam Sufisme (Seminar Internasional, IAIN Imam Bonjol Padang: 2014) JURNAL 1. Noble



Industry:



Pendidikan



Multikultural



Pesantren



dan



Boarding School (Studi Terhadap Pesantren Salafy dan Madrasah Berasrama Non Pesantren di Jambi) (Journal Manajemen Pendidikan dan Ilmu Sosial (JMPIS) 2020)



263



2. Pelaksanaan Kebijakan Akreditasi PAUD ( Jurnal Pendidikan dan Konseling (Mitra Ash-Shibyan STAI Auliaurrashidin. 2020) 3. Model Pembelajaran Menyongsong New Era Normal Pada Lembaga PAUD di Riau ( JS (Jurnal Sekolah. 2020) 4. Optimalisasi Politik Pendidikan Nasional Melalui Manajemen Berbasis Sekolah (Jurnal Innovatio Pascasarjana UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi: 2019 5. Profesionalisme Guru di Era Revolusi Industri 4.0 (Jurnal Innovatio Pascasarjana UIN Jambi. 2019) 6. Konsep Dasar Ekonomi Pendidikan Pada Tataran Suprastruktur dan



Infrastruktur



Politik



Indonesia



(



Jurnal



Innovatio.



Pascasarjana UIN Jambi. 2019) 7. Peran Kepala Sekolah Dalam Manajemen Sarana Dan Prasarana Sekolah (Jurnal Al-Afkar MPI FIAI UNISI. 2017) 8. Mengoptimalkan Proses Pembelajaran Pai Melalui Media Lingkungan (Jurnal Al-Afkar MPI FIAI UNISI.2015). 9. Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui Metode E-Learning (Jurnal Al-Afkar MPI FIAI UNISI.2015). 10. Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Islam (Jurnal Al-Afkar MPI FIAI UNISI.2014) 11. Model Pembelajaran Nabi Muhammad Saw: (Hiwar , Analogi , Tashbih dan Amthal) (Jurnal Al-Afkar MPI FIAI UNISI.2014) 12. Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui Metode E-Learning. (Jurnal Al-Afkar MPI FIAI UNISI. 2014)



264



KARYA BUKU 1. Menjadi Guru Profesional (Trussmedia. Yogyakarta: 2015) 2. Pengantar Manajemen Sarana Dan Prasarana Sekolah (Penerbit Deepublish. Cv. Budi Utama. Yogyakarta. 2015) 3. Manajemen Pendidikan Vokasi. (Pena Persada. Purwokerto Selatan: 2020) 4. Pendidikan Leadership di Era Millenial. (Pena Persada. Purwokerto Selatan: 2020) 5. Kewirausahaan Berbasis Teknologi (Teknopreneurship). (Pena Persada. Purwokerto Selatan: 2020) 6. Pengantar Psikologi Pendidikan. (Qiara Media. Pasuruan: 2020) 7. Pengantar Sosiologi Pendidikan. (Qiara Media. Pasuruan: 2020) 8. Manajemen Perpustakaan Sekolah. (Qiara Media. Pasuruan: 2020) 9. Manajemen Personalia dan Kearsifan Sekolah. (Lakeisha. Boyolali: 2020) 10. Guru Sebagai Agen Perubahan.( Lakeisha. Boyolali: 2020) 11. Transformasi Digital



dan Gaya



Belajar.



(Pena Persada.



Purwokerto Selatan: 2020) 12. Digital Business. (Pena Persada. Purwokerto Selatan: 2020) 13. Digital Marketing. (Pena Persada. Purwokerto Selatan: 2020) 14. Generasi Z dan Revolusi Industri 4.0. (Pena Persada. Purwokerto Selatan: 2020) 15. Manajemen Lulusan Berbasis Pembelajaran Daring. (Pena Persada. Purwokerto Selatan: 2020)



265



16. Panduan Pembelajaran New Normal dan Transformasi Digital. (Pena Persada. Purwokerto Selatan: 2020) 17. Pembelajaran di Era New Normal. (Pena Persada. Purwokerto Selatan: 2020) 18. Konsep Dasar Manajemen Sarana dan Prasara Sekolah.( Pena Persada. Purwokerto Selatan: 2020) 19. Manajemen



Lembaga



PAUD



dan



PNF.



(Pena



Persada.



Purwokerto Selatan: 2020) 20. Media Pembelajaran Berbasis Multimedia. (Pena Persada. Purwokerto Selatan: 2020) 21. Manajemen Pendidikan Karakter. (Pena Persada. Purwokerto Selatan: 2020) 22. Manajemen Pendidikan Islam. (Pena Persada. Purwokerto Selatan: 2020) 23. Pendidikan Anak Pra Sekolah. (Pena Persada. Purwokerto Selatan: 2020) 24. Pendidikan Luar Sekolah. (Pena Persada. Purwokerto Selatan: 2020) 25. Pendidikan Kewirausahaan dan Etika Bisnis. (Pena Persada. Purwokerto Selatan: 2020) 26. Self Accredition (Perbaikan Mutu PAUD dan PNF Pasca Akreditasi). (Pena Persada. Purwokerto Selatan: 2020) 27. Pengelolaan PAUD dan PNF Berbasis Mutu. (Pena Persada. Purwokerto Selatan: 2020)



266



28. Implementasi ISO 9001:2015 di Institusi Pendidikan. (Pena Persada. Purwokerto Selatan: 2020) 29. Pendidikan Budi Pekerti Anak Pra Sekolah. (Pena Persada. Purwokerto Selatan: 2020) 30. Fiqih Islam Untuk Perguruan Tinggi. (Trusmedia Grafika. DIY. 2019) 31. Isu-Isu Global Dalam Manajemen Pendidikan. (Salim Media Indonesia. Jambi: 2019) 32. Administrasi Pendidikan (Qiara Media. Pasuruan: 2020) 33. Manajemen Laboratorium Pendidikan (Qiara Media. Pasuruan: 2020) 34. Mengapa Saya Menulis (Qiara Media. Pasuruan: 2020) 35. Profesi Guru (Qiara Media. Pasuruan: 2020) 36. Manajemen SDM Pendidikan (Qiara Media. Pasuruan: 2020) 37. Manajemen Berbasis Sekolah (Qiara Media. Pasuruan: 2020) 38. Manajemen Peserta Didik (Qiara Media. Pasuruan: 2020) 39. Pengantar Filsafat Ilmu dan Logika (Qiara Media. Pasuruan: 2020) 40. Pengantar Manajemen Keuangan Pendidikan (Qiara Media. Pasuruan: 2020) 41. Pengantar Manajemen PAUD (Qiara Media. Pasuruan: 2020) 42. Perkembangan Anak Usia Dini (Qiara Media. Pasuruan: 2020) KARYA AKAN TERBIT 43. Manajemen PAUD DMIJ Berorientasi Akreditasi



267



44. Manajemen PAUD DMIJ Plus Terintegrasi 45. Menjadi Guru PAUD DMIJ Plus Terintegrasi Yang Profesional KARYA SEDANG TAHAP PENYELESAIAN TULISAN 46. Dasar-Dasar Manajemen Perpustakan Sekolah 47. Belajar Manajemen Perpustakaan Lembaga Pendidikan 48. Belajar Filsafat Ilmu Dan Logika Ala Milenial 49. Dasar-Dasar MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) 50. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah 51. Dasar-Dasar Filsafat



268



Nama



: Reny Safita S.Pt.M.Pd.



Tempat/Tanggal lahir



: Jambi, 29 Oktober 1982



Jenis Kelamin



: Perempuan



Agama



: Islam



Alamat



: Komplek PU Pasir Putih Rt 12 No 41



Nomor Telephone



: 085219325444



E-mail



: [email protected]



Nama Anak 1.



Aqila Asyifa Muqsitha



2.



Airin Arisya Muqsitha



Pendidikan Formal • S2 Pogram Pascasarjana Universitas Negeri Padang: Tamat Tahun 2009 • S1 Fakultas Peternakan



: Tamat Tahun 2006



• SMA N 2 Kota Jambi : Tamat Tahun 2001 • SMPN 06 Kota Jambi : Tamat Tahun 1998 • SDN 11/IV Kota Jambi



: Tamat Tahun 1995



269



Devie Novallyan., M.Pd Adalah seorang dosen di bidang Biologi Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Beliau lahir di Sungai Penuh pada 27 Maret 1982. Prestasi akademik dibidang biologi dimulai sejak 2000 ketika mengikuti pendidikan Sarjana S1 pada Program Studi Biologi FMIPA Universitas Negeri Padang dan selesai pada tahun 2005, dan menyelesaikan gelar Master pada 2012 dari Pasca Sarjana Universitas Negeri Padang. Sejak 2006-2015 Beliau menjabat Sebagai Dosen Pendidikan Biologi di Fakultas Tarbiyah STAIN Kerinci, Tahun 2016-sekarang menjadi Dosen Pendidikan Biologi di FTK IAIN/UIN STS Jambi.. Beliau memiliki beberapa Hak Karya Cipta Publikasi Hasil Penelitian. Penelitiannya dipublikasikan pada jurnal-jurnal ilmiah. Diantaranya karya ilmiah yang dimiliki adalah: 1) Pengembangan Modul biologi sel bagi mahasiswa, 2) Evaluation of the effectiveness of praktical inquiry BasedBiology Course, 3) Potensi arang aktif dari limbah sabut pinang



270



(Areca



catechu



L.)



provinsi



Jambi



sebagai



biosorben,



4)



Pengembangan Modul Biologi Umum berbasis konstruktivisme bagi mahasiswa



271



Mahdayeni, M.Si. Terlahir dengan nama Mahdayeni pada



tanggal 23 mei 1987 bertempat di Desa Pasar Terusan Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari Propinsi Jambi. Merupakan anak tunggal dari Bapak Masri Abbas dan ibu Mahrusatun. Saat ini sedang menyelesaikan pendidikan doctor di UIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi dengan mendapat beasiswa full dari program MORA Kemenag RI. Selain dosen di IAI Nusantara Batanghari, beliau juga aktif di berbagai organisasi social dan lingkungan hidup.



272



Renny Yulia Elsha, M. Pd Tempat/Tanggal Lahir



: Pekanbaru/31 Juli 1986



Agama



: Islam



Jenis Kelamin



: Perempuan



Kewarganegaraan



: Indonesia



Pekerjaan



: Wiraswasta



Alamat



: Tiban Indah Permai Blok Q Nomor 3 RT 04/



RW 03 Kelurahan Tiban Indah Kecamatan Sekupang Kota Batam Kepulauan Riau Nama Ayah



: Syahrul (Alm)



Nama Ibu



: Nel Afrida



Hobi/Kegiatan lain



: Olshop @ReyshaHijab



PENDIDIKAN FORMAL 



Lulusan S2 Jurusan Manajemen Pendidikan Uin Suska Riau 2016 – 2018



273







Lulusan S1 Jurusan Matematika FMIPA Universitas Riau 2005 – 2009







Lulusan SMA Negeri 4 Batam 2002 - 2005







Lulusan SLTP Negeri 3 Batam 1999 - 2002







Lulusan SD Negeri 006 Batam 1992 – 1999



PENGALAMAN PEKERJAAN DAN ORGANISASI 



Anggota Bidang Kesekretariatan Himpunan Mahasiswa Matematika 2006 – 2007 FMIPA Universitas Riau







Staff Kesekretariatan Pusat Kegiatan Alkamil



: 2007 –



2008 FMIPA Universitas Riau 



Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Matematika (HIMASKA)



2007 – 2008



FMIPA Universitas Riau 



Sekretaris Umum Badan Legislatif Mahasiswa (BLM): 2008 – 2009 FMIPA Universitas Riau







Sekretaris Komisi IV Badan Legislatif Mahasiswa (BLM): 2009 Universitas Riau







Pengajar di Lembaga LIGHT PRIVATE di Pekanbaru Riau: 2008 – 2009



274







Guru Kelas Sekolah Dasar Islam Hang Nadim Malay School: 2010 - 2012 Sekupang Kota Batam Kepulauan Riau







Guru Matematika Sekolah Dasar Islam Hang Nadim Malay School



2010 - 2020



Sekupang Kota Batam Kepulauan Riau 



Kepala Sekolah Dasar Islam Hang Nadim Malay school : 2012 - 2017 Sekupang Kota Batam Kepulauan Riau







Keanggotaan Bid. Akademik Pengurus Kelompok Kerja Kepala Sekolah Sekupang Kota Batam Kepulauan Riau: 2012 - 2017







Sekretaris Ranting PGRI Kecamatan Sekupang: 2012 - 2017 Kepulauan Riau







Guru PKn dan Prakarya SMP Islam Hang Nadim Malay School: 2018 - 2020 Sekupang Kota Batam Kepulauan Riau







Kepala Bagian Kurikulum Lembaga Pendidikan Islam Hang Nadim : 2017 – Juni 2020 Malay School Sekupang Kota Batam Kepulauan Riau



PENGALAMAN DIKLAT/WORKSHOP 



ESQ Leadership Training, Basic Training. The ESQ Way 165 28 - 29 Juni 2008 Pekanbaru







Workshop Pembelajaran Tematik Berbasis Karakter



275



Kota Batam 1 s.d 2 April 2011. PT Azet Media Paramitra 



Pembuatan Soal Berstandar Ujian Nasional Tingkat Sekolah Dasar Tahun 2012. Tanggal 02-04 Februari 2012 di Gedung YKB Sekupang Kota Batam







Pendidikan dan Pelatihan Gerakan Pramuka Peserta Kursus Orientasi Mabigus Kota Batam 26 s.d 27 Juni 2013. Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Kota Batam







Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah Sasaran Kota Batam 10 s.d 13 Juli 2014. LPMP Kepri







Workshop Training Of Trainer (TOT) Penyusunan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kota Batam 02 s.d 16 September 2015. Disdik Kota Batam







Workshop Inovasi Pembelajaran Melalui Pendekatan Scientific K.13 Kota Batam 22 Maret 2017. Penerbit dan Percetakan Yudhistira







Pendidikan dan Latihan Profesi Guru, Rektor Universitas Medan Sertifikat Pendidik 28 November 2018







Peningkatan Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Berbasis TIK (Pembatik) Tahun 2020 Level Literasi 10 Mei 2020 oleh Kemdikbud







Web - Seminar Seru Belajar Kebiasaan Baru Tanggal 25 Juli 2020 oleh Kemdikbud



276







Pelatihan Menulis Buku Satu Guru Satu Buku (SAGUSABU) Kepulauan Riau VI Batan 2 Tanggal 10 Agustus 2020







Pelatihan Membuat dan Menjual Masker Kain Melawan Virus Corona Oleh Skill Academy by Ruang Guru Tanggal 01 Oktober 2020







Peserta Kelas Sharing Session Menjadi Pengusaha Muslimah by Design tanggal 8-12 Oktober 2020 oleh Founder Hayyu Academy



PIAGAM PENGHARGAAN 



Kreatifitas Kelas Terbaik Tahun 2011/2012







Peserta Kegiatan Pembuatan Soal Berstandar Ujian Nasional Tingkat Sekolah Dasar Kecamatan Sekupang Tahun 2012







Kepala Sekolah Berprestasi Juara III Kecamatan Sekupang 25 Maret 2014







Peserta Penari Kegiatan Batam Menari Kota Batam Tahun 2018



KETERAMPILAN 



Mampu mengoperasikan Aplikasi Office (Ms. Word, Excel, Power Point)







Mampu mengoperasikan Aplikasi Edit Fhoto dan Video (Inshot, Kinemaster, Edit Video)







Mampu menggunakan Internet dan Camera (Fotografer)



277



Ita Tryas Nur Rochbani, lahir di kota Magetan pada tanggal 30 Januari 1989. Putri ketiga dari pasangan bapak Zubandi dan ibu Siti Rochani. Menamatkan



pendidikan



formal



Sekolah Dasar Negeri 01 Magetan tahun 2001, Sekolah Menengah Pertama Negeri 03



Magetan



tahun



2004,



kemudian



melanjutkan pendidikan di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Satu tahun 2007, S1 Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri Semarang tahun 2013 dan S2 Manajemen Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri Sarif Kasim Riau tahun 2018, dan sekarang sedang menempuh Program Doktor di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi jurusan Manajemen Pendidikan Islam. Kegiatan sekarang yang ditekuni mengabdi disalah satu sekolah swasta di Batam, menjadi Anggota Pendamping PKH Kota Batamsekarang dan menjadi dosen di Institut Agama Islam Abdullah Said Batam. Organisasi yang pernah diikuti : Seketaris IMLA BatamSekarang.



278



Dr. Adiati,S.Pd., M.Pd.I, lahir di Jambi, pada tanggal 26 Mei 1971, anak keempat dari enam bersaudara. Ayah bernama H. Abd. Aziz Mai dan Ibu bernama Hj. Dasima (Alm). Menikah dengan Edi Erwanto S.P dan telah dikarunia tiga orang anak bernama Elba Richo Fallah 20 tahun, Dwiki Rahman Khan 17 tahun dan Inggid Aulia Aisyah 15 tahun. Tahun 1984, lulus SD Negeri 91/IV Kota Jambi. Tahun 1987, lulus SMP Negeri 17 Kota Jambi. Tahun 1990, lulus SMA Negeri 1 (Jurusan Sosial) Kota Jambi. Tahun 1997 lulus sarjana (S1) Bahasa Inggris Universitas Jambi dan Magister (S2)MPI IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambitahun 2013 dengan lulus pujian (Cumlaude).Telah



menyelesaikan



program



Doktor



(S3)MPI



di



Universitas Islam Sulthan Thaha Saifuddin JambiTahun 2018.Saat ini penulis adalah sebagai Guru Bahasa Inggris SMK Negeri 3 Kota Jambi dan Dosen DLB UIN STS Jambi.Email. [email protected] Penghargaan yang pernah di raih penulis, antara lain: 1.



Pertukaran Pemuda Asia Tenggara-Jepang sebagai utusan Provinsi Jambi Tahun 1995



279



2.



Megister terbaik I (Pertama) Pendidikan Islam Pascasarjana IAIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi Provinsi Tahun 2013



3.



Juara I (Satu) guru berprestasi (Teladan)Tingkat Kota Jambi Tahun 2014



4.



Juara II (Dua) guru berprestasi (Teladan) Tingkat ProvinsiJambi Tahun 2014



5.



Guru favorit Jambi Express Tahun 2017



6.



Juara I (Satu) Guru Prestasi (Teladan) Tingkat Provinsi Tahun 2017.



7.



Finalis Guru Prestasi (Teladan) Tingkat Nasional Tahun 2017



8.



Juara II (Dua) (Lomba Penelitian Kelas/PTK) Gebyar APSI Provinsi Jambi Tahun 2019



Organisasi yang pernah diikuti Penulis: 1.



Ketua MGMP Bahasa Inggris SMK Negeri 3 Kota Jambi (20192020)



2.



Sekretaris MGMP Bahasa Inggris SMK seKota Jambi (2016-2020)



3.



Ketua JAMETA Bahasa Inggris Provinsi Jambi (2017-2021)



4.



Wakil Sekretaris ICMI Provinsi Jambi (2018-2020)



5.



Ketua Bidang Penelitian Kajian Media KIP 3 Provinsi Jambi (2019-2024)



6.



Pengurus KPRK MUI Provinsi Jambi (2018-2022)



Buku dan Modul yang telah di hasilkan:



280



1.



Buku Bahasa Inggris (SMA/MA/SMK/MAK) Kelas X Semester I & II – Kurikulum 2013 Tahun 2016



2.



Buku Bahasa Inggris (SMA/MA/SMK/MAK) Kelas XI Semester III & IV – Kurikulum 2013 Tahun 2016



3.



Buku Bahasa Inggris SMK Kelas XII Semester V & VI – KTSP Tahun 2016



4.



Buku Manajemen Bengkel: Teori dan Aplikasi Tahun 2018



5.



Modul Bahasa Inggris SMK Kelas XA Tahun 2020



6.



Modul Bahasa Inggris SMK Kelas X B Tahun 2019



7.



Modul Bahasa Inggris SMK Kelas XI A Tahun 2019



8.



Modul Bahasa Inggris SMK Kelas XI B Tahun 2019



9.



Modul Bahasa Inggris SMK Kelas XII Tahun 2020



Jurnal dan Artikel yang telah di publikasikan: 1.



International perspectives on reading assessment or curriculum: Based Assessment of Reading in England and Wales, Tahun 2013



2.



Dahsyatnya Media Pembelajaran, Tahun 2016



3.



Memberdayakan Guru melalui MGMP yang berkelanjutan, Tahun 2016



4.



PTK Meningkatkan Profesionalisme Guru, Tahun 2016



5.



International Seminar: Islam and Trans-Cultural in Education: Guru Profesional dalam Membentuk Karekter Peserta Didik, Tahun 2016



6.



Perdananya CBT/UNBK di SMA/SMK (Negeri dan Swasta) di Provinsi Jambi, Tahun 2017



281



7.



The International Coference on language Teaching and Education (ICoLTE): The Curriculum of 2013, Tahun 2017



8.



Jurnal Guru Prestasi (Teladan) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia:Kreativitas Guru Menerbitkan Buku, Tahun 2017



9.



International Journal: Workshop Management and Implementation of The Regulation of The Minister of National Education of The Republic Indonesia Number 40 Year 2008 In Improving Practice Skills of Vocational High School Students in Jambi Province, Tahun 2018



10. PTK: Application of Problem Based Learning Model to Improve student’s Writing skill in Announcement Text at Ten Grade DPIB 1 Semester 1 at SMK Negeri 3 Jambi in the academic Year 2018/2019. 11. Prosiding



Seminar



Internasional



“Tantangan



Manajemen



Pendidikan Islam, Hukum Islam, dan Bahasa Melayu di Era Revolusi 4.0”.Fenomena Guru Profesional Abad 21, Tahun 2019



282



Edi Putra Jaya di lahirkan di desa Tanjung Pauh Mudik, Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, pada 20 Januari 1984. Putra dari H. M. Nurdin dan Hj. Maryamah. Istri Edi Putra Jaya adalah Nola Tiara Puspa dengan dua orang putri, yaitu Grisel Insyira dan Hilya Zahsy Fukayna. Riwayat Pendidikan Memperoleh gelar Megister Agama dari Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang pada tahun 2009. Sarjana Pendidikan Islam dari Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi pada tahun 2005. Ijazah Madrasah Aliyah Keagamaan (MAKN) Negeri Jambi pada tahun 2001. Ijazah Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Model Sungai Penuh pada tahun 1998. Ijazah Sekolah Dasar Nomor 38/III Punai Merindu Kabupaten Kerinci pada Tahun 1995.



283



Karya Ilmiah 1. Journal Al-Aslah, volume 3, nomor 2, tahun 2019 : Optimalisasi Peran Komite Madrasah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Model Kota Sungai Penuh 2. Proceeding The 1st Annual Conference on Islamic Education Management (ACIEM) Tema: Islamic Education Management for Millenial Generation; Quality and Competitiveness Yogyakarta, 24 - 26 April 2018, Judul: Manajemen Kurikulum Pada Lembaga Pendidikan Islam. halaman 2361 -1374 3. Proceeding in the 1th National Seminar, The Qur’an Education, Ekonomic, and Law in Industry Revolution 4.0, Universitas Islam Indragiri Riau, 25 Maret 2019, Manajemen Public Relations dalam Pendidikan Islam. halaman 215 – 222 4. Prosiding Seminar Internasional Dalam Rangka Kegiatan Studi Visit 2019 “Tantangan Manajemen Pendidikan Islam, Hukum Islam dan Bahasa Melayu di Era Revolusi 4.0”. Unsur Dinamika Dalam Sistem Manajemen Perguruan Tinggi Islam Era Revolusi Industri 4.0. halaman 5. Eksistensi Pondok Pesantren Nurul Haq Kerinci, Tesis Pendidikan Islam Pascasarjana IAIN Imam Bonjol Padang, 2009 6. Eksistensi Asrama dalam Menunjang Prestasi Belajar Siswa MAKN Jambi, Skripsi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2005.



284



Pengalaman Kerja Tahun 2006



: Pendidik



di



Madrasah



Tsanawiyah



Negeri



Kabupaten Keinci. Tahun 2009 : Dosen Luar Biasa (DLB) pada Jurusan Pendidikan - 2015



Agama Islam (PAI), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci.



Tahun 2016 : Dosen Luar Biasa (DLB) pada Jurusan Manajemen - sekarang



Pendidikan Islam (MPI), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci



Tahun 2009 – 2018



: Dosen Tidak Tetap di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Yayasan Pendidikan Islam Kerinci



Tahun 2018 : Dosen Tetap pada Program Studi Pendidikan - sekarang



Agama Islam (PAI) di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Yayasan Pendidikan Islam Kerinci



Tahun 2014



: Staf Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Yayasan Pendidikan Islam Kerinci



Tahun 2015



: Sekretaris Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Yayasan Pendidikan Islam Kerinci



Tahun 2016 : Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam - sekarang



(PAI) di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Yayasan Pendidikan Islam Kerinci



285



Tahun 2009 : Tenaga Pengajar Pendidikan Agama di Amik - 2016



Depati Parbo, Kerinci



286



Nama



: Rita Syafitri, S.Si., M.Pd



Tempat Tanggal Lahir



: Jambi, 21 Maret 1983



Agama



: Islam



Alamat



: Jl. Depati Purbo RT. 16 No. 166 Kel. Pematang Sulur Kec.



Telanaipura Kota Jambi No HP



: 081366482567



Email



: [email protected]



Data Keluarga Suami



:



M.Pd Anak 1. M. Zhafran Azka 2. Alifah Fakhirah 3. Izzan Syathir Afnan



287



Masyhudi,



S.Th.I.,



M.Sos.,



A. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 1. TK Revani Indra Putra (1988) 2. SD Negeri No.198/IV Kota Jambi (1989-1995) 3. SLTP Negeri 7 Kota Jambi (1995-1998) 4. SMU Negeri 5 Kota Jambi (1998-2001) 5. S-1 Kimia FMIPA Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan (2001-2006) 6. S-2 Pendidikan IPA PPs Universitas Jambi Konsentrasi Pendidikan Kimia (2011-2015) 7. Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III (2008) 8. Pendidikan dan Pelatihan Kepala Laboratorium IPA (2015) 9. Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan (2016) 10. Bimbingan



teknis



dan



Pelatihan



Keselamatan



dan



Kesehatan Kerja Laboratorium (2017). B. PEKERJAAN 1.



Guru di Sekolah Dasar Negeri No.123 Kota Jambi (20062007)



2.



Tenaga Pengajar di Bimbingan Belajar Ganesha Operation Kota Jambi (2007-2008)



3.



Guru di Sekolah Dasar Negeri No. 66 Kota Jambi (20072008)



288



4.



PNS sebagai Laboran di Laboratorium Kimia/Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi (2008-2018)



5.



Dosen Luar Biasa di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan



6.



Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan Ahli Pertama di Laboratorium MIPA UIN STS Jambi (2018-sekarang).



C. KARYA 1. Analisa Kadar Besi pada Susu Kental Manis melalui Pengompleksan Fe (II) dengan Ligan 1,10- Fenantrolin Menggunakan Spektrofotometer Tampak (Skripsi). 2. Pengaruh Model Inquiry Training dan Berpikir Kritis terhadap Kemampuan Berpikir Ilmiah Mahasiswa pada Mata Kuliah Kimia Dasar (Tesis). 3. Pengaruh Model Inquiry Training dan Berpikir Kritis terhadap Kemampuan Berpikir Ilmiah Mahasiswa pada Mata Kuliah Kimia Dasar (Jurnal). 4. Persepsi Mahasiswa terhadap Pengelolaan Laboratorium pada Mata Kuliah Biologi Umum untuk Pengembangan Laboratorium Pendidikan Biologi FITK IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi(Prosiding).



289



Nama



:Try Susanti, S.Si., M.Si



Jabatan Fungsional



:Ketua Program Studi Sistem Informasi FST UIN STS &Dosen Tadris Biologi FTK UIN STS Jambi



NIP



: 19760303 200501 2 005



NIDN



: 2003037602



Pangkat/Golongan



: Pembina Tk I/Lektor Kepala/IVb



Tempat/Tanggal Lahir



: Bukittinggi/03 Maret 1976



Alamat Rumah



:Jln. H. Ibrahim Perum Amuntai Blok K 17 RT 11 Kel. Kenali Besar Kec. Alam Barajo Kota Jambi



No HP/ Telp



: 08127331945



Alamat Kantor



: Jln. Jambi Muara-Bulian Km 16 Simp. Sungai Duren. Kabupaten Muaro Jambi



No Telp/Fax



: 0741 582573



290



Alamat



Email :[email protected]/trysusanti @uinjambi.ac.id



RIWAYAT PENDIDIKAN Tingkat



Nama Institusi



Jurusan



Tahun



Tempat



Lulus SD



SD



Inpres



-



1988



Bukittinggi



6



-



1991



Bukittinggi



2



Biologi



1994



Bukittinggi



Univ Andalas



Biologi



1999



Padang



Univ Andalas



Biologi



2009



Padang



Bukittinggi SMP



SMPN Bukittinggi



SMA



SMAN Bukittinggi



STRATA 1 STRATA 2



RIWAYAT KEPANGKATAN Jenis



Pangka



SK



t



CPNS



Penata



Gol



No SK



TMT



III/a In/12/R/SK/KP.00.3/478/2005 1



Muda



Januar i 2005



PNS



Penata



III/a In/12/R/SK/KP.00.3/670/2006 1 Juni



291



Muda



2006



Kenaika



Penata



III/



n



Muda



b



Pangkat



Tk 1



Kenaika



Penata



In/12/R/SK/KP.07.6/1017/200 1 8



April 2008



III/c In/12/R/SK/KP.00.3/489/2010 1



n



April



Pangkat



2010



Kenaika



Penata



III/



n



Tk 1



d



B.II/3/04225



April



Pangkat



2012



Kenaika



Pembin



IV/



n



a



a



B.II/3/1815



1 April



Pangkat



2015



Kenaika



Pembin



IV/



n



a Tk 1



b



B.II/3/009432



1 April



Pangkat I.



1



2018



RIWAYAT JABATAN



No



Tahun



Jabatan



1



2007



Ketua Prodi Tadris Biologi



2



2010



Ketua Prodi Tadris Biologi



292



Tempat FTK UIN STS Jambi FTK UIN STS Jambi



3



2014



4



2016-2018



5



2018-2020



6



II.



Biologi



Jambi



Ketua JurusanTadris



FTK UIN STS



Biologi



Jambi



Ketua PSMF FTK UIN



FTK UIN STS



STS Jambi



Jambi



Asesor Badan Akreditasi



Sekarang



Nasional (BAN S/M)



Sekarang



8



FTK UIN STS



20182018-



7



Ketua JurusanTadris



BAN S/M Tanoto



Fasilitator Dosen LPTK



Foundation



2020 –



Ketua Prodi Sistem



Fak. Saintek UIN



Sekarang



Informasi



STS Jambi



HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HAKI) YANG DIMILIKI



NO



JUDUL



TAHUN



The Useful Plants In Nepenthes Spp 1



Community Of Customary Forest Of Lingkat



2020



Lake Kerinci Persepsi Masyarakat Kerinci Terhadap 2



Kelestarian Nepenthes Ditinjau Dari Kondisi



2020



Sosial Keagamaan, Ekonomi Dan Budaya Kajian Etnobotani, Ekonomi, Budaya, Dan 3



Agama Tentang Potensi Tumbuhan Khas Di Kawasan Candi Muaro Jambi



293



2019



The CompositionOf Plants In Nepenthes Spp 4



Community In Customary Forest Of Lingkat



2018



Lake Kerinci Vegetasi Komunitas Nepenthes di Kawasan 5



Hutan Kampus Institut Agama Islam Negeri



2017



Sulthan Thaha Saifuddin Jambi 6 7



Eksplorasi Pengetahuan Tumbuhan Obat pada Etnis Minang di Kampus IAIN STS Jambi Deskripsi Minat Siswa Madrasah Aliyah untuk Melanjutkan Pendidikan pada IAIN STS Jambi



2017 2017



PENGALAMAN PENELITIAN PUBLIKASI ILMIAH DALAM JURNAL/BUKU Mas N O



Judul



a Penu



Bukti Dokumen



gasan BioEdUIN, Jurnal Program Studi



Instrumen Asesmen



Pendidikan Biologi UIN Sunan



Bagi Peserta Didik Dalam Proses 1



Pembelajaran Biologi Berbasis PBL



Gunung Djati BandungVol 10, 202 0



No 2: p-2338-7173 e-2615-0417 hlm 25-32. https://journal.uinsgd.ac.id/index



(Problem Based



.php/bioeduin/article/view/9834



Learning)



Agustus 2020



294



Universal Journal of Educational Learning Environment 2



and Motivation in Junior High School



Research 8(5): 2047-20560 202 0



http://www.hrpub.org DOI: 10.13189/ujer.2020.080542 19 April 2020



Studi Pengetahuan



3



Masyarakat Mengenai



Jurnal BIOSEL Biology Science



Gulma Air Sebagai



and Education



Bioindikator Pencemaran Air Di



202



p-ISSN2252-858x



0



e-ISSN 2541-1225



Desa Lambur Luar



Vol. 8 No. 2



Kabupaten Tanjung



02 Januari 2020



Jabung Timur International Journal of Scientific & Technology



The Useful Plants In Nepenthes Spp 4



Community Of Customary Forest Of



Research IJSTR, Jurnal 201 9



International Bereputasi Terindex SCOPUS Elsevier e-ISSN: 2277-8616



Lingkat Lake Kerinci



Vol. 8 No. 12 Desember 2019,



Persepsi Masyarakat 5



Kerinci Terhadap Kelestarian Nepenthes



201 9



295



Jurnal BioTek ISSN: p-2581-1827 ISSN: e-2354 -9106



Ditinjau Dari Kondisi



Vol. 7 No. 2



Sosial Keagamaan,



31 Desember 2019



Ekonomi Dan Budaya Pengaruh Strategi Pembelajaran PQ4R



Jurnal BioDik, Jurnal Ilmiah



(Preview, Question,



Pendidikan Biologi



Read, Reflect, Recite, 6



Review) Terhadap Hasil Belajar Ilmu



201 9



Pengetahuan Alam



p-ISSN: 2460-2612 e-ISSN: 2580-0922 Vol. 5 No. 2 03 September 2019



Terpadu Siswa Madrasah Tsanawiyah Analysis of Student 7



Anxiety Level in Science Integrated



Proceedings AISTSSE 2018 201 9



Learning Process



8



Practical Inquiry-based



ISSN: 2593-7650 04 Oktober 2019



Evaluation of the Effectiveness of



ISBN: 978-1-63190-195-9



201 9



Biology Course



Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 253



The Influence of Illegal Gold Mining (IGM) on 9



Environmental, Economic, and



201 9



Educational Sectors of



296



International Conference on Basic Sciences and Its Applications Volume 2019



MuaraMensao Village, Jambi The Negative Impact 1 0



Of Illegal Gold Mining On The Environmental Sector In Batang Asai,



201 8



Sustinere: Journal of Environment and Sustainability 2 (3), 128-143



Jambi Model Fuzzy Logic 1



Berbasis Anfis Dalam



201



1



Penentuan Pola Tanam



8



Oryza Sativa



Al Kauniyah Jurnal Biologi p-ISSN:1978-3736 e-ISSN:2502-6720



The Composition of 1



Plant in Nepenthes Spp



2



Community In Customary Forest



201 8



Proceeding of International Conference on Green Technology. Vol 8 Issue 1



Lingkat Like kerinci Pengaruh Metode



Jurnal BioDik, Jurnal Ilmiah



Resitasi Terhadap 1



Hasil Belajar Biologi



3



Siswa Kelas XI Sekolah Menengah



Pendidikan Biologi 201 7



01 Desember 2017



Jabung Timur Improving Science



4



Teachers Competence



p-ISSN:2460-2612 e-ISSN: 2580-0922



Atas Negeri 1 Tanjung 1



Vol. 3 No. 2



201 7



297



The International Journal of Science & Technoledge



Through Training of



(TheIJST)



National Science



ISSN:2321-919X



Olympiad (OSN) CommunityParticipatory Based Research at Madrasah Aliyah Town Jambi International Journal of 1 5



Identification of



Innovative Research and



Fitoplankton Density



201



on Lithoral Zone Lake



7



Kerinci



develompment (IJIRD) DOI: 10.24940/ijird/2017/v6/i5/MAY 17069



Vegetasi Komunitas 1



Nepenthes Spp di



6



Kawasan Hutan Kampus IAIN STS



Al Kauniyah Jurnal Biologi 201



p-ISSN:1978-3736



7



e-ISSN:2502-6720



Jambi Hubungan Self 1 7



Efficacy dan Prestasi



Indonesian Journal of



Belajar Siswa Pada



201



Mata Pelajaran Ilmu



6



Pengetahuan Alam



Educational Research (IJER) p-ISSN:2451-2132 e-ISSN:2541-2159



Terpadu 1



Pengaruh Penerapan



201



298



Prosiding SemNas MIPA-



8



Strategi Learning



6



Starts with a Question



PMIPA FITK/ISBN 978-6027902-34-3



Terhadap hasil Belajar Siswa Madrasah Aliyah Negeri Model Jambi Keanekaragaman Species Tumbuhan 1



Bermanfaat Pada



9



Hutan Sekunder Bekas Ladang di Dusun



201 6



Prosiding SemNas MIPAPMIPA FITK/ISBN 978-6027902-34-3



Mangkadai Sarolangun Jambi 2 0



Identifikasi Enterobacteriaceae Air



201



Sumur RT 17/07 Kec.



6



Nipah Panjang



Prosiding SemNas MIPAPMIPA FITK/ISBN 978-6027902-34-3



The Development Natural Sciences Based Adobe Flash CS3 with 2



the Topic System of



201



1



Coordination and the



6



Senses in Humans in Junior High School



299



SULE-IC 2nd FKIP UNSRI



Explorasi Pengetahuan 2 2



Tumbuhan Obat Pada Etnis Minang Di Kampus IAIN STS



201 6



Prosiding Semirata Ilmu MIPA UNSRI Palembang/ ISBN 978602-71798-1-3



Jambi Analisis Vegetasi 2 3



dalam Komunitas Nepenthes mirabilis di Hutan Kampus IAIN



201 6



Biospecies ISSN: 1979-0902



STS Jambi Penggunaan Media



Prosiding SemNas P. Bio UIN



Pembelajaran Biologi 2 4



Oleh Guru Ilmu Pengetahuan Alam Tingkat Madrasah



Alauddin Makasar/ Biotek 201 5



Jurnal Pendidikan Biologi UIN Alauddin Makasar p-ISSN:2354-9106



Tsanawiyah Negeri



e-ISSN:2581-1827



(MTsN) Kota Jambi Pemeriksaan bakteri pada air perpipaan 2 5



PDAM Tirta Mayang sebagai Kebutuhan sehari-hari Warga RT



201 5



Prosiding SemNas MIPAPMIPA FITK/ISBN 978-6027902-34-3



10 Rawasari Kotabaru Jambi 2



Keanekaragaman



201



300



Prosiding SemNas MIPA-



6



Kepiting Biola(Uca



5



Spp) di Ekosistem



PMIPA FITK/ISBN 978-6027902-34-3



Manggrove Kampung Laut Kec Kuala Jambi Kab TanjabTim Deskripsi Kemampuan 2



Eksakta Mahasiswa



7



Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan IAIN



201 4



Jurnal Perspektif Universitas Negeri Jakarta ISSN: 1411-5255



STS Jambi 2 8



Asesmen Penalaran Inch



2



Nepenthes



9



attenboroughii (New Species)



201 4 201 4



AT Taklim FITK IAIN Imam Bonjol Padang



Edu-Bio/Vol V/ISSN 2087-8192



EthnobotanyNepenthes AndPlantsInNepenthes 3



Community



0



BasedOn Usage-



201 4



Prosiding ICETS Univ. Jambi/ ISBN 978-602-71682-0-6



Knowledge Of The Kerinci Local Society 3



Perbandingan Hasil



1



Belajar Siswa Berdasarkan Gender



201 4



301



Prosiding SemNas MIPAPMIPA FITK/ISBN 978-6027902-34-3



Pada Mata Pelajaran Biologi Di MAN Model Jambi Perbandingan Hasil Belajar Siswa Yang 3



Menerapkan Metode



201



2



Eksperimen Dengan



4



Metode Proyek Di



Prosiding SemNas MIPAPMIPA FITK/ISBN 978-6027902-34-3



Smpn 4 Batanghari Deskripsi Minat Siswa SMA Dan MA Di Propinsi Jambi Untuk 3



Melanjutkan



3



Pendidikan Pada IAIN



201 4



Prosiding Semirata Ilmu MIPA Bogor/ ISBN



STS Jambi Dengan Menggunakan Regresi Logistik Biner Penerapan Metode 3



Eksperimen Dalam



201



4



Meningkatkan Hasil



4



Prosiding SemNas PEP UNJ/ISBN



Belajar Keanekaragaman 3



Tumbuhan Berguna Di



5



Hutan Adat Imbo



201 3



Mangkadai Sarolangun



302



Prosiding SemNas MIPAPMIPA FITK/ISBN 978-6027902-34-3



Hubungan Strategi Pembelajaran 3



Konstruktivisme



6



Dengan Minat Belajar



201 3



Biologi Siswa Di Man



Prosiding SemNas MIPAPMIPA FITK/ISBN 978-6027902-34-3



Kuala Enok Inhil Riau Komposisi Spesies Pohon Pada Hutan 3



Sekunder Bekas



7



Ladang Di Dusun Mengkadai



Prosiding SemNas MIPA201 3



PMIPA FITK/ISBN 978-6027902-34-3



Sarolangun, Jambi Polen-Ovule Rasio 3



Tumbuhan Invasif Di



201



8



Kawasan Hutan Kota



3



M.Sabki Jambi



Prosiding SemNas MIPAPMIPA FITK/ISBN 978-6027902-34-3



Keanekaragaman 3 9



Tumbuhan Paku (Pteridophyta) Taman Hutan Kenali Kota



201 3



Prosiding Semirata Ilmu MIPA/ ISBN 978-602-98559-2-0



Jambi Keanekaragaman 4



Tumbuhan Invasif Di



0



Kawasan Taman Hutan



201 3



Kenali Kota Jambi



303



Prosiding Semirata Ilmu MIPA/ ISBN 978-602-98559-2-0



4 1



Sekolah Bertaraf International (Sebuah Catatan Kritis)



4



Sikap Siswa Terhadap



2



Matematika



201 3 201 3



Al-‘Ulum/Vol II/ ISSN 23373962 Edu-Math/Vol IV/ISSN 20878184



Adaptasi Perilaku Berang-Berang 4



Sumatera (Lutra



3



Sumatrana) (Dalam



201 3



Edu-Bio/Vol IV/ISSN 20878192



Perspektif Pembelajaran Ekologi) 4 4 4 5



Nepenthes Dan Valuasi Ekonomi (Suatu Upaya Konsevasi Nepenthes) Peran Kurikulum Dan Silabus Dalam Desain Instruksinal Biologi



201 2 201 1



Variasi Morfologi 4



Polen Genus Globba



6



(Zingiberaceae) Di



201 0



Sumatera Barat 4 7 4



Klasifikasi Numerik Genus Globba Sumatera Barat Pembelajaran Terpadu



201 0 201



304



Edu-Bio/Vol III/ISSN 20878192



Edu-Bio/Vol II/ISSN 2087-8192



Hayati/ Journal of Bio Researches/ No I/Vol 16/ ISSN 0852-6834 Jurnal Biospektrum/No 2 Vol 6/ ISSN 1858-4276/Bio/ PSAS/Unand Edu-Bio/Vol I/ISSN 2087-8192



8



Model Connected Pada



0



Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Spesimen Herbarium Tumbuhan 4



Spermatophyta Sebagai



9



Media Pengajaran



200 8



Paedagogy/No.3/Vol VIII/ ISSN 1412-4351



Dalam Praktikum Botany Phanerogamae Peningkatan 5 0



Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pembelajaran



200 8



Paedagogy/No.2/Vol VIII/ ISSN 1412-4351



Kooperatif Penyempurnaan Model 5



Penghargaan Sebagai



1



Upaya Peningkatan



200 7



Prefesionalitas Guru



305



Paedagogi/No.1/Vol VII/ ISSN 1412-4351



Dr. Dr. Maryani, S. Ag, MHI, Lahir di Jambi, 07 September 1976. Putri kelima dari Bapak H. Muhammad Nur (Alm.) dan Ibu Hj. Robiyatul Adawiyah. Suami, H. Zainal Arifin, S. Ag, MHI. Dikaruniai 3 (tiga) orang anak, Zayyan Wijdan Al-Murfid, Zayyan Muhammad Al-Fakih dan Zuhratul Karimah. Alamat: Lorong Banyumas RT. 21 Kecamatan Mandalo Darat Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi. Nomor HP. 085368489853. Email: [email protected] Riwayat Pendidikan: S3 Ilmu Syari’ah Beasiswa Program 5000 Doktor 2017 s/d sekarang. S3 Manajemen Pendidikan Islam di UIN STS Jambi 2014 s/d 2018, S2 Metodologi Pemikiran Hukum Islam (MPHI) di Institut Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi 2000 s/d 2003, Perguruan Tinggi: S1 Pendidikan Agama Islam di Institut Agama Islam Riyadhotul Mujahidin Ngabar Ponorogo Jawa Timur 1994 s/d 1998, MTs s/d MA Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar Ponorogo Jawa Timur 1989 s/d 1994, SDN No. 54/IV 19861988, dan SDI As’ad 1982-1985.



306



Pengalaman Kerja: Ia pernah menjabat sebagai Anggota Komisi Perempuan, Remaja dan Keluarga Majelis Ulama Indonesia (KPRK MUI) Provinsi Jambi Tahun 2020, Ketua Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah UIN STS Jambi (2018-2019), Sekretaris Senat Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin (STS) Jambi (2016-2017), Anggota Auditor Mutu Internal Universitas Islam Negeri Jambi STS Jambi (2016- 2018), Anggota Senat STAI Ma’arif Jambi (2007-2018), Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Ma’arif Jambi (2012-2015), dan Ketua Jurusan Ahwalu Al-Syakhsiyyah Sekolah Tinggi Agama Islam Ma’arif Jambi (2007-2011). Karya Ilmiah: Jaminan Produk Halal (Kajian Sertifikasi Halal Air Minum Dalam Kemasan), (Yogyakarta: Penebar Media Pustaka, 2020), Jurnal Internasional: IOSR Journal of Humanities and Social Science (IOSRJHSS) Volume 25, Issue 7, Series 8 (Juli. 2020) 52-58, e-ISSN: 22790837, p-ISSN: 2279-0845, www.iosrjournals.org Halal certification as a guarantee for Halal products in Bottled Drinking Water at Afresh Inc. and Lingga Harapan Inc, Jambi, Indonesia, Prosiding Seminar Internasional dalam Rangka Kegiatan Studi Visit 2019 “Tantangan Manajemen Pendidikan Islam, Hukum Islam dan Bahasa Melayu di Era Revolusi 4.0”, 2019, Jurnal Literasiologi “Pengajaran Anak Dalam Perspektif Hadits (Implementasi Rasulullah dalam Mendidik Anak)” Volume 1, No. Januari-Juni 2018, Management of Pesantren in



307



Development of Islamic Religion Education in Jambi Province, ISSN2350 (0), ISSN-2394-3629 (P), International Journal of Research Granthaalayah A Knowledge Repository, September 2018. Buku: (Jakarta: Pustaka Ma’arif Press, 2018), Pengelolaan Pondok Pesantren (Kajian Pengembangan Pendidikan Agama Islam), Jurnal AlAshlah STAI Ma’arif Jambi, 2018, Penerapan Peraturan Modern dan Relevansinya



dengan



Hukum



Islam



http://journal.staimaarifjambi.ac.id/index.php/alashlahjournal/article/vi ew/1 22 Wewenang Dan Tanggung Jawab Dalam Al-Qur’an Dan Hadits (AnNahdhah Stai Ma’arif Jambi), Vol. 11 No. 1 Januari – Juni 2017, Coodination Pattern In Educational Institusions in the Perspective



of



Islam



(International



Journal



of



Science



and



Research/IJSR) paper ID: ART20172470, 2017, Motivation In Islam's Perspective (A Theoretical Review). Journal of Culture, Society and Development, 30. pp. 20-26. ISSN ISSN 2422-8400, 2017, Keputusan Dalam Perspektif Islam Tentang Manajemen Pendidikan (Jurnal AlLiqo, STAI Auliaurrosyidin Tembilahan Riau, 2017), Wewenang dan Tanggung



Jawab



dalam



Alquran



dan



Hadits,



http://journal.staimaarif.jambi.ac.id/index.php/annahdhah/article/view/ 96/8 2, Vol. 11 No. 1 Januari-Juni 2017 ISSN: 1979-3391, Saksi Wanita dalam Putusan Perceraian Menurut Hukum Islam (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas 1 A Kota Jambi), (Jurnal Al-Qisthu, vol. 15



No.



1



2017),



http://journaliainkerinci.ac.id/index.php/alqisthu/article/view/159, ISSN: 1858-1099, dan http//:pasca.iainjambi.ac.id, Prosiding Seminar



308



Internasional Pascasarjana ”Islam and Trans-Cultural in Education”, Pascasarjana IAIN STS Jambi, 2016.



309



DATA PRIBADI 1.



Nama Lengkap



: Dra. ENADARLITA, MKM



3.



Pangkat/Golongan : Pembina Utama Muda/ IV. d



4.



Jabatan



: Widyaiswara Ahli Madya



5.



Tempat/TTL



: Gurun Lawas/ 21 Juni 1964



6.



JenisKelamin



: Perempuan



7.



Instansi



: BPSDM Provinsi Jambi



8.



Jabatan



: Widyaiswara Ahli Utama



9.



Alamat Kantor



: Jln. H. Agus Salim no 19 Kotabaru Jambi



10. Alamat Rumah



: RT.27 Kelurahan Kenali Asam Bawah



11. No HP



: 085266598077



12. Email



: [email protected]



310



I.



DATA RIWAYAT PENDIDIKAN UMUM N



Pendidika



o



n



1.



SD



2.



SMP



3.



SMA



4.



S1



Lembaga Pendidika



Jurusan/Spesialisas



TahunLulu



i



s



-



1979



-



1982



n SD N 04 Pasar Baru SMP N Pasar Baru SMAN Painan Universitas



IPA



1985



FKIP/ IPS



1990



FKM/IKM



1995



Batanghari 5.



S2



6.



S3



Universitas Indonesia UIN



STS MPI/persiapan



Jambi



Seminar hasil



II. DATA RIWAYAT PENDIDIKAN TEKNIS/STRUKTURAL No



Pendidikan/Nama



Lembaga



Diklat



Penyelenggara



1.



ADUM



2.



SPAMA



3.



Diklat Penjenjangan WI



Kanwil BKKBN Prov. Jambi BKKBN Timur Jakarta



311



Jawa



Tahun



Tahun Lulus



1999



1999



2002



2002



2015



2015



Utama TRAINING OF TRAINER 1. 2.



Skema 3



ESQ Menara 165



2019



2019



TOF



Bapelkes Batam



2018



2018



Diklat Substantif PIM



BPSDM Jambi



2017



2017



TOT Barang milik



Bukittinggi



2013



2013



DiklatsarTerintegrasi dan Plus ANEKA



3. 4.



daerah



5.



TOT Keuangan Daerah



Padang



2013



2013



6.



TOT Revolusi Mental



Jakarta



2017



2017



7.



TOF PPRG



Jakarta



2015



2015



TOF Pendidikan



Medan



2014



2014



BPSDM Jambi



2018



2018



Bogor



2016



2016



Jambi



2015



2015



Jambi



2018



2018



Jambi



2018



2018



8.



Kependudukan Diklat Teknis



1. 2. 3. 4. 5.



Diklat Pengembangan Media Pembelajaran Diklat Penyusunan Modul Diklat Diklat dasar-dasar mengajar Bimtek Dupak bagi widyaiswara Workshop KTI bagi WI



312



TOC Bagi Pejabat dan 6.



Jambi



2013



2013



Sarolangun



2011



2011



Bogor



2015



2015



Jambi



2016



2016



Staf di Lingkungan Pemda



7. 8. 9.



Keahlian Pengadaan Barang dan Jasa Diklat Metode Pembelajaran Inovasi Diklat ASESOR



III. DATA



RIWAYAT



JABATAN



STRUKTURAL



DAN



FUNGSIONAL No 1. 2.



JabatanStruktural / Fungsional



TMT



Widyaiswara Ahli Madya BPSDM Prov. 1 Pebruari Jambi



2014



Sekban BPPKB Kabupaten Sarolangun



1 September 2011



3.



Camat Pauh Kabupaten Sarolangun



18 Mei 2009



4.



Kabid PKHP BPPKB Kabupaten Sarolangun



2 Pebruari 2007



5.



Kabid Promkes Dinkes Kabupaten Sarolangun



2 Oktober 2005



6.



Kabid IKAP BKKBN Kabupaten Sarolangun



2 Agustus 2001



7.



Kasi pelaporan dan statistik Kanwil BKKBN 1 September



7.



Provinsi Jambi



1999



PKB Kanwil BKKBN Provinsi Jambi



17 Maret 1996



313



IV.



JURNAL



YANG



PERNAH



DI



MUAT



SECARA



NASIONAL No 1



Spesialisasi Kompetensi Hubungan Pengetahuan Dan Karakteristik Akseptor Dengan Penggunaan Pelayanan Kb Jalur Swasta Di Jawa Barat



2



Pengaruh Kompetensi Manajerial dan Gaya Kepemimpinan terhadap Keinovatifan Pejabat Administrator di Provinsi Jambi



3



Pengaruh Koordinasi dan Komunikasi Terhadap Efektivitas Organisasi di Provinsi Jambi



4



Pengaruh Kompetensi Manajerial Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Gaya Kepemimpinan Pejabat Administrator Di Provinsi Jambi



5



Hubungan Budaya Kerja Dan Koordinasi Terhadap Kinerja Organisasi Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Bpsdm) Provinsi Jambi



314



BIODATA EDITOR



A. Nama



: Dr.H.Kasful Anwar Us, M.Pd



B. NIP & NIDN



: 196812041994 031 004/2004126801



C. Gol./Pangkat



: Pembina Utama Muda/ LektorKepala / IV/c



D. Tempat/Tgl Lahir



: Jambi, 04 Desember 1968



E. Alamat Rumah



: Jl. DepatiPurbo RT. 17 No. 89 Kel. Pematang



Sulur



Telanaipura Kota Jambi Telp./HP



: 08127395602



E-mail/Blog



: [email protected]



F. Riwayat Pendidikan



:



SD Ar-Riyadh Palembang



tamat tahun1983



315



Kecamatan



SMPAr-Riyadh Palembang



tamat tahun 1985



MAS As'ad Jambi



tamat tahun 1988



S-1IAIN STS Jambi



tamat tahun 1993 *



S-2UNP Padang



tamat tahun 2000 *



S-3UPI Bandung



tamat tahun 2010 *



Sertifikasi Dosen



tahun 2009 *



G. Judul Tesis



: Proses



Pembelajaran



(StudiKasus



Pondok Pesantren As'ad Olak Kemang Jambi) Judul Disertasi



: Kepemimpinan Kyai Pesantren (Studi pada Pondok Pesantren di Kota Jambi)



H. Riwayat Pekerjaan



:



1. Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN STS Jambi tahun 1994 s.d sekarang 2. Wakil Kepala MAL Fakultas Tarbiyah IAIN STS Jambi tahun 2003s.d 2006 3. Wakil Ketua PANWASLU Kota Jambi 2003-2006 4. Wakil Ketua Panwaslu Provinsi Jambi tahun 2006-2008 5. Pembantu Dekan II Fakultas Tarbiyah IAIN STS Jambi tahun 2007 s.d sekarang 6. Kepala Pusat Penelitian STAI Ma’arif Jambi tahun 2008 s.d 2012



316



7. Ketua STITAD Al-Azhar Jambi tahun 2013 8. Ketua Pusat Pengabdian pada Masyarakat STAI Ma’arif Jambi 2013 s.d 2016 9. Ketua Program DMS Fak Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN STS Jbi 2009-2014 10. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN STS Jambi 2015-2017 11. KepalaPusatPengabdianMasyarakat (PPM) STAI Maarif Jambi 2017 – Sekarang 12. Ketua Prodi S3 MPI danIlmuSyariah PPs UIN STS Jambi, 2017 sdSekarang I.



Riwayat Keanggotaan Organisasi Profesi dan Sosial



No 1



Nama Organisasi PGRI Prov. Jambi



Tingkat



Tahun



Provinsi



2008 s.dsekarang



2



Wakil Ketua Umum Peregerakan



Provinsi



1989



Provinsi



1990-1991



Islam Indonesia CabanJambi 3



Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa IAIN STS Jambi



4



Wakil Ketua KNPI Provinsi Jambi



Provinsi



1994



5



Pengurus AMPI Provinsi Jambi



Provinsi



1993



6



Wakil Ketua ANSOR Provinsi



Provinsi



1995



Jambi



317



7



Skeretaris Umum Ittihadul



Provinsi



Muballighin 8



Sekarang



Wakil Ketua IKA PMII Provinsi



Provinsi



Jambi 9



2005 s.d 2011 s.d Sekarang



Wakil Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Provinsi



Provinsi



2012 s.d



Jambi



Sekarang



Provinsi



2012 s.d



Jambi 10



Skeretaris Umum Dewan Kehormatan Guru Indonesia



Sekarang



Provinsi Jambi 11



Ketua STITAD AL-AZHAR



Provinsi



2013



Propinsi



2015 -2020



Jambi 12



Wakil Ketua PW NahdhotulUlama (NU) Prop Jambi



13



Wakil Ketua ICMI Wilayah Jambi



Propinsi



2018 -2022



14



Wakil Ketua PW BAKOMUBIN



Propinsi



2018 -2022



15



KetuaIttihadulMuballighinPropinsi



Propinsi



2018 -2022



Propinsi



2019 -2025



Propinsi



2018 -2023



Kota Jambi



2019 -2024



Jambi 16



KetuaPerkumpulanPersaaudaraan Muslim Internasional



17



Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia {DMI} Jambi



18



Ketua Dewan Kehormatan PMI Kota Jambi



318



Daftar Buku, Penelitian dan Karya Tulis Ilmiah Lainnya* N



Judul Karya



Jenis



Tingkat



o 1



Tah un



UrgensiPemberantasanButaAksar



Skripsi



Lokal



a Baca Al-Qur'an di



199 3



DesaSukaMakmurKec. Sungai BaharKab. Batanghari Prop. Jambi 2



Proses Pembelajaran



Tesis



Lokal



(StudiKasusPondokPesantrenAs'



200 0



adOlakKemang Jambi) 3



Kepemimpinan Kiai Pesantren:



Disertasi



Lokal



Studi terhadap Pondok Pesantren



201 0



di Kota Jambi 4



KepemimpinanVisionerdalamPen



Jurnal



Lokal



didikan. 5



7



PendidikanAnakdalamKeluarga



Jurnal



Lokal



MenurutKonsep Al-Qur'an 6



200 7



SejarahPondokPesantren di



Jurnal



Nasional



Indonesia 7



200



200 7



Strategi Pendidikan Islam dalam Menghadapi Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi



319



Jurnal



Lokal



200 7



8



Visi Kepemimpinan Progresif



Jurnal



Lokal



dalam Pendidikan 9



200 8



Peranan Pendidikan dalam



Jurnal



Lokal



Pertumbuhan Ekonomi



200 8



1



Sertifikasi Guru di Indonesia



0



dalam Rangka Peningkatan Mutu



Jurnal



Lokal



200 8



Guru 1



Pendidikan sebagai Investasi



1



(Suatu Kajian Fungsi Pendidikan



Jurnal



Lokal



200 9



yang Bermutu) 1



Perencanaan Sistem



2



Pembelajaran



Buku,



Nasional



Bandung:



201 0



Alfabeta, 1



Kepemimpinan Kiai Pesantren:



Kontekstua



3



Studi terhadap Pondok Pesantren



lita: Jurnal



di Kota Jambi



Penelitian



Lokal



201 0



Sosial Keagamaa n 1



Komunikasi Efektif dalam Proses



Jurnal, At-



4



Pembelajaran



Talim



1



Dimensi Hubungan Negara,



Ta'dib:



5



Politik Dan Pendidikan



Journal of Islamic Education



320



Lokal



201 0



Nasional



201 0



(Jurnal Pendidikan Islam, 2010 jurnal.rade nfata h.ac.id 1



Jaminan Mutu dan Upaya



Jurnal An-



6



Pengembangan Profesionalitas



Nahdhah



Guru pada Abad Pengetahuan



Vol. 10,



Nasional



201 1



No. 1, JanJuni 2011, ISSN: 1979 – 3391 1



Perencanaan sistem pembelajaran



7



kurikulum tingkat satuan



Buku,



Nasional



Bandung:



pendidikan



201 1



CV Alfabeta,



1



Perencanaan Sistem



Buku



8



Pembelajaran Kurikulum Tingkat



Nasional



201 1



Satuan Pendidikan (KTSP) 1



Kepemimpinan Kyai Pesantren



9



(Studi pada Pondok di Kota



Buku



Nasional



201 2



Jambi)



321



2



Penelitian Hadits-Hadits Populer



Puslit



0



dalam Masyarakat Jambi (Studi



IAIN



Lokal



201 3



Kritik Hadits) 2



Formulasi Pengembangan



1



Karakter Bangsa (Menelaah



Jurnal



Lokal



201 3



Konsep Al-Qur’an) 2



Supervisi Responsibilitas dan



2



Akuntabilitas dalam



Jurnal An-



Lokal



Nahdhah



201 4



Mewujudkan Pendidikan Berkualitas 2



Investasi Pendidikan (Suatu



Al-Fikrah:



3



Fungsi Untuk Pendidikan Yang Bermutu)



Lokal



Jurnal



201 4



Kependidi kan Islam IAIN Sulthan Thaha Saifuddin



2



The Leadership of Kyai in



4



Islamic Boarding School (A



Al-Ta lim



Nasional



Journal,



201 5



Study of Islamic Boarding School in Jambi) 2



Karakter Kepemimpinan yang



Prosiding



5



Berkualitas, Berintegritas, dan



Seminar



Berakhlak Karimah Berazazkan



322



Internasion



Nasional



201 5



QS Al-Ahzab 21 melalui



al, ISBN:



Pendekatan



978-602-



Spiritual



73772-0-2



2



Jaminan Mutu dan Upaya



Nur El-



6



Pengembangan Profesionalitas



Lokal



Islam



201 5



Guru pada Abad Pengetahuan 2



Sinergi Intelektual (IQ) dan



Prosiding



7



Spiritual (SQ) melalui



Seminar



Nasional



201 5



Pendidikan Karakter Berbasis Qs. Internasion Adz Dzariat : 56



al, ISBN: 978-60273772-0-2



2



Kurikulum terpadu: model



IJER



Internasi



201



8



pembinaan karakter pada sekolah



(Indonesia



onal



6



islam fullday



n Journal



Nasional



201



of Educationa l Research) 2



Manajemen Mutu Pendidikan



9



Konsep Teori dan Aplikasi



Jurnal AnNahdhah Vol. 10, No. 1, JanJuni 2016, ISSN: 1979 –



323



7



3391 3



Manajemen Kepemimpinan



0



Kepala Sekolah



Jurnal An-



Nasional



Nahdhah



201 7



Vol. 10, No. 2, JuliDes 2016, ISSN: 1979 3391 3



Desain Sekolah Efektif



Buku,



1



Nasional



Pusakan,



201 7



ISBN: 978-97924-0479-1 3



Kebijakan Pendidikan Islam di



2



Indonesia



Buku,



Nasional



Pusakan,



201 7



ISBN: 978-97924-0478-4 3



Desain Pembelajaran Tata



Buku,



3



Kurikulum Efektif dan Efesien



Pustaka Ma’arif, ISBN: 978-60250299-



324



Nasional



201 7



2-9 3



Metodologi Pembelajaran Bahasa



4



Arab



Buku,



Nasional



Pusaka,



201 7



ISBN: 978-97924-0478-4 3



Kinerja Pimpinan



Buku,



5



Nasional



Pusaka,



201 7



ISBN: 978-97924-0476-0 3



Integrasi Agama Dalam Budaya



Jurnal An-



6



Islam Indonesia (Tahlilan: Salah



Nahdhah



Nasional



201 7



Satu Integrasi Agama dan Budaya) 3



Pengelolaan Madrasah Bermutu



7



Buku,



Nasional



Media



201 7



Salim Indonesia, Jambi, ISBN: 978-602678595-4 3



Manajemen Strategi Peningkatan



325



Proceeding Nasional



201



8



Mutu Pendidikan di Perguruan



The 1th



Tinggi



ACIEM



8



P-ISBN: 97860261841-7-7 E-ISBN: 97860261841-8-4 3



Managerial Competence Of



Soudi



Internasi



201



9



Madrasah Principals In



Journal of



onal



8



Improving Quality Management



Humanitie



Proceding:



Internasi



201



onal



8



Of State



s and



Madrasah Aliyah Post Tsunami



Social



Aceh



Sciences (SJHSS)



4



The Problem of Women



0



Educational in Rimba Tribe and



KnE-



Solutions



Sosial Scinces, IOI-2018, DOI: 10.18502/k ss.v3



326



i10.3447 4



Membangun Pendidikan Karakter



Jurnal of



1



di Era Digital



Religius



Nasional



201 9



Innovation Studies 4



Manajemen Sumber Daya



Jurnal



2



Manusia dalam Mengingkatkan



Nasioal



201 9



Keunggulan Kompetitif 4



Penempatan Pegawai di Lembaga



3



Pendidikan Islam Perspektif Al-



Jurnal



Nasional



201 9



Qur’an dan Hadist 4



Sifat Empati Pemimpin Terhadap



4



Bawahan Sebagai Kunci Dalam Sistem Manajemen



Organizational



9



Educationa Manageme



Islam 5



201



l



Pendidikan Job Satisfaction in



Nasional



Islamic



Keberhasihan Kepemimpinan



4



Journal of



nt Proceeding Nasional



201 9



Culture,Transformational Leadership and Work Motivation 4



Silaturahmi Pemimpin terhadap



6



Bawahan dalam Sistem



Journal



Nasional



201 9



Manajemen Pendidikan Islam 4



Sistem Manajemen Pengelolaan



327



Journal



Nasional



201



7



Dana Lembaga Pendidikan



4



Meneladani Kepemimpinan



8



Rasulullah (Peran Sentral



9 Journal



Nasional



201 9



Pemimpin dalam Sistem Manajemen Pendidikan Islam) 4



Kesanggupan Pemimpin



Journal



9



Membangun Ruh Al-Jama’ah



Nasional



201 9



dalam Sistem Manajemen Pendidikan Islam 5



Benchmarking Head of Madrasah



Internation



Internasi



201



0



In Doing Madrasah



al Journal



onal



9



Transformation In Jambi



of



Province



Research Granthaala yah



5



Empowering Islamic Boarding



Internation



Internasi



201



1



School In Improving Its Human



al Journal



onal



9



Nasional



202



Resources In Batanghari



of



Regency Jambi Province (The Study at Ummul Masakin Islamic Boarding School In Batanghari



Research Granthaala yah



Regency) 5



Pendidikan Islam dalam



Journal



0



Perspektif Revolusi Modern di Indonesia



Manajeme n



328



0



Pendidikan dan Ilmu Sosial (JMPIS)



J.



Pengalaman Menjadi Narasumber/Konsultan/Staf Ahli/Pakar* N o 1



Nama



Tingkat



Kegiatan/Lemba



(Lokal/Nasional/Internasi



ga



onal



Seminar



Tahun



Provinsi



2010



Provinsi



2010



Regional



2011



Regional



2012



“Untukmu Guru” Jambi Ekspres 2



Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa IAIN STS Jambi



3



Work Shop Kenerja Guru Dan Guru Profesional Sekabupaten Muaro Jambi



4



Narasumber Pemberatasan



329



Buta Aksara Alqur’an Sekabupaten Kerinci Dan Seipenuh 5



Sertifikasi Guru



Provinsi



2010,



Agama Se-



2011,



provinsi Jambi di



dan 2012



IAIN STS Jambi 6



Work Shop



Provinsi



2012



Prvinsi



2012



Nasional



2012



Regional



29 Maret



Peningkatan Kompentensi Guru (PKG) Seprovinsi Jambi 7



Narasumber Pelatihan Karya Tulis Ilmiah IAIN STS Jambi



8



Nara Sumber Seminar Nasional Kepemimpianan Nasional Dan kemandirian Bangsa



9



Diklat Guru PAI



330



Se-Kabupaten



2013



Muaro Jambi 10



Pelatihan



Regional



Kepemimpinan



29 April 2013



Mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN STS Jambi 11



Pelatihan



Regional



7



Penyusunan RPP



Septemb



Berkarakter Mata



er 2013



Pelajaran Agama dan Bahasa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN STS Jambi 12



Workshop



Regional



9-10



Penerapan



Oktober



Pembinaan



2013



Pendidikan Berkarakter Religius dan Basedpractice Bagi Guru PAI Se-Kabupaten



331



Muaro Jambi



13



14



Pembekalan PPL



Regional



2



STAI Muara



Nopemb



Bulian



er 2013



Narasumber



Nasional



26



Seminar Nasional



Januari



Fakultas Ilmu



2014



Tarbiyah dan Keguruan IAIN STS Jambi 15



Simposium



Regional



Eksistensi



18 Maret 2014



Perguruan Tinggi Agama Islam dalam Membentuk Ulama yang Intelektual dan Intelektual Ulama 16



Peserta Seminar



Nasional



27 – 29



Nasional



Maret



Moderasi Islam di



2014



332



Masjid Istiqlal Jakarta 17



Pelatihan



Regional



Terintegrasi



19 April 2014



Berbasis Kompetensi Guru Kesramas Pemda Provinsi Jambi 18



Dewan Hakim



Regional



MTQ Tingkat



20112014



Kabupaten/Kota dan Provinsi Jambi



Pengalaman Mengikuti Pelatihan/Lokakarya/Penataran/Workshop/Seminar yang melibatkan Pakar/Ahli dari Luar PPs IAIN STS Jambi* N



Nama



o



Kegiatan/Lembaga



Tingkat (Lokal/Nasional/Int



Tahun



ernasional)



Pelatihan Kader Lanjutan 1



dan Seminar Nasional Lingkungan Hidup PMII Jambi



333



Nasional



1988



2



Simposium Nasional dan



Nasional



1990



Nasional



1990



Internasional



2009



Internasional



2012



Nasional



2014



Seminar NasionalPPMI:



Nasional Hotel



3–5



Perkembangan dan



Paragon, Jakarta



Novemb



Pelatihan Kepemimpinan Tingkat Nasional di UGM, 3



Pelatihan Kepemimpinan Tingkat Nasional Kementerian Agama RI di Bogor



4



Peserta Work Shop dan Pelatiahn Kerja Lapangan Mahasiswa S3 UPI Bandung Ke Negara Singapur, Malaysia,dan Tailand



5



Peserta Studi BandingIndex Golden Bird KeNegara Viatnam



6



PelatihanTerintegrasiBerb asisKompetensi Guru



7



PerjuanganUmmat dalam Membangun NKRI



er 2018



yangBermartabat, terhormat dan berkemuliaan



334



8



International Conference of Organizational



Fukuaka University



7–9



Japan



Juli



Innovation 9



2018



Workshop Penulisan Naskah Jurnal dan



LPPM UIN STS



30



Jambi



Nopemb



Seminar Hasil Penelitian



er 2017



“Menjadikan Hasil Penelitian Sebagai Artikel Jurnal Terakreditasi atau BereputasiInternasional” 8



Pelatihan Soft Skill Dosen



FTK STS Jambi



29



“Pengembangan Soft Skill



Desemb



Dosen Dalam



er 2017



Meningkatkan Mutu Pembelajaran” 9



Seminar Nasional



Jambi



28



Penguatan Moderasi Islam



Septemb



dalam Pengembangan



er 2018



Program PembinaanOrganisasidan Kemahasiswaan PAI pada PTU 1



Seminar Nasional Fatwa



0



Dewan Syariah Nasional:



Nopemb



“MUI Antara Idealisme



er 2016



335



Jambi



25



Fiqh Keuangan dan Pragmatisme Bisnis Keuangan” 1



International Seminar:



1



Islam and Trans-



Jambi



3 Desemb



Cultural in Educational



er 2016



1



Workshop Pengembangan



Litbang Pendidikan



10 -12



2



Pendidikan Keagamaan di



Jambi



Maret



Daerah Tertinggal:



2016



Komunitas Adat Jambi. 1



Seminar Nasional MIPA



3



dan PMIPA 2017



Kota Jambi



15 – 16 Nopemb



“ Strategi Publikasi



er



Penelitian Bidang



2017



MIPA dan PMIPA pada Jurnal Bereputasi” 1



Pelantikan dan



Hotel Gran



4



Pembekalan Tim Seleksi Anggota KPU Kab/Kota



Mercure



11 – 13 Februari



Jakarta



2018



NU Jambi



27 – 29



Periode 2018 – 2023 1 5



Seminar: Madrasah Kader Nahdatul Ulama



Juli 2018



1



Dialog “ Strategi



6



Membangaun Karakter



Kairo, Mesir Pengurus



336



29 April 2017



Bangsa”



KMJ Jambi



1



International Seminar“PAI



7



dalam Perspektif OUT



Nopemb



Sider”



er 2016



1



The 1th International



8



Conference on Islamic



Yogyakarta



UIN Suka



22 – 23



Yogyakarta



Nopemb



Early Childhood



er



Education 1 9



2016



International Seminar on



23



Carakter



UIN Suka



21



Yogyakarta



Novemb



Education



er 2016



2



Internasional Seminar



0



“Value-Base Learning for



UIN Suka



22



Yogyakarta



Novemb



Wonderful Children”



er 2016



2



Workshop Penulisan E-



UIN STS Jambi



27 Juli



1



Jurnal Bagi Dosen



2



Seminar Nasional Forum



2



Dekan FTK “



Novemb



Pengutan Kapasitas LPTK



er 2015



2017 Jambi



28



di Era Pasar Bebas” 2



Workshop Pengembangan



Litbang Kemenag



9–



3



Pemikiran Keagamaan di



RI



11



Pesantren



Nove mber 2016



337



2



Seminar dan Lokakarya



4



the



1th



Annual



UIN Suka



24 – 26



Yogyakarta



April



Conference on Islamic Educational



Manajemen



(ACIEM)



Peningkatan



Mutu



Program



2018



Studi



Manajemen Pendidikan Islam Berdaya Saing 2



Seminar dan Lokakarya



5



the



1th



Annual



UIN Suka



25



Yogyakarta



April



Conference on Islamic Educational



Manajemen



(ACIEM)







2018



Islamic



Educational for Millenial Generation: Quality and Compettiveness 2



Peserta Softskill



India



2016



6



Leadership



2



Peserta Pelatihan Bahasa



Universitas Islam



2017



7



bagi Non Arab



Madinah, Madinah Al-Munawarrah



2



Study Banding Kampus



8



Marmara University



2



Seminar Tadarrus



9



Litapdimas ke-7 Tema



Marmara University,



2017



Istanbul, Turkey



338



Kementrian Negara



14 Mei



RI



2020



“Pendulum Syari’ah antara Negara dan Masyarakat” 3



Virtual Workshop



0



“Pengenalan Digital Literasi untuk



Fakultas Sains dan



15 Mei



Teknologi UIN STS



2020



Jambi



Mempercepat Penulisan Karya Ilmiah” 3



Webinar Nasional “Peran



1



Masjid Kampus dalam



Universitas Jambi



16 Mei 2020



Menghadapi Dampak Pandemik Covid-19”



K. Pengalaman Mengajar 1. Dosen Pasca Sarjana IAIN STS Jambi 2010 s.d Sekarang 2. Kampus IAIN STS Jambi tahun 1994 s.d sekarang 3. Kampus UT Universitas Jambi tahun 2005 s.d sekarang 4. Kampus Universitas Batang Hari tahun 2006 s.d sekarang 5. Kampus STAI Ma’arif Jambi tahun1999 s.d sekarang 6. Kampus STAI An-Nadwah Kuala Tungkal tahun 2005 7. Kampus STIDAD Al-Azhar Jambi tahun 2009 s.d sekarang 8. Kampus STIT Muara Bulian tahun 2008 s.d sekarang 9. Kampus STIT Tebo tahun 2006 s.d sekarang



339