Manajemen Perawatan Preventif Sarana Dan Prasarana [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Manajemen Perawatan Preventif Sarana dan Prasarana MANAJEMEN PERAWATAN PREVENTIF SARANA DAN PRASARANA I.PENDAHULUAN Sarana pendidikan adalah perlatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya pendidikan atau pengajaran, seperti halamn, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah sebagai lapangan olahraga, komponen tersebut merupakan saran pendidikan. Manajemen sarana dan prasarana bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventaisasi, dan penghapusan serta penataan. Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapi, indah seingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk berada di sekolah. Disamping itu juga diharapkan tersedianya alat-alat atau fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif dan relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secar optimal untuk kepentingan proses pendidikn dan pengajaran baik oleh guru sebagai pengajar maupun murid-murid sebagai pelajar. II.RUMUSAN MASALAH 1.Apa pengertian Manajemen Perawatan Preventif Sarana dan Prasana? 2.Bagaimana melaksanakan program perawatan preventif di Sekolah?



III.PEMBAHASAN A.Pengertian Manajemen perawatan preventif sarana dan prasana Secara etimologis prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan dalam pendidikan misalnya lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olah raga, uang, dan sebagainya. Sedang sarana seperti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan misalnya ruang, buku, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya. Sarana Pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses belajar mengajar. Menurut rumusan Tim Penyusun Pedoman Pembakuan Media Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, maka yang dimaksud dengan: “Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien.” Sedangkan menurut keputusan menteri P dan K No. 079/1975, sarana pendidikan terdiri dari tiga kelompok besar yaitu: a.Bangunan dan perabot sekolah b.Alat pelajaran yang terdiri, pembukuan dan alat-alat peraga dan laboratorium c.Media pendidikan yang dapat dikelompokkan menjadi audio visual yang menggunakan alat penampil dan media yang tidak menggunakan alat penampil. Menurut hemat penulis, sarana pendidikan adalah alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan seperti ruang, buku, perpustakaan, laboratorium yang merupakan sarana penunjang bagi proses belajar mengajar juga merupakan fasilitas baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien. Sedangkan prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan dalam pendidikan misalnya lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olah raga, uang. Jenis peralatan dan perlengkapan yang disediakan di sekolah dan cara-cara pengadministrasiannya mempunyai pengaruh besar terhadap program mengajar



belajar. persediaan yang kurang dan tidak memadahi akan menghambat proses belajar dan mengajar. Demikian pula administrasinya yang jelek akan mengurangi kegunaan alat-alat dan perlengkapan, sekalipun peralatan dan perlengkapan pengajaran itu keadaannya istimewa. Titik berat dalam hal ini adalah kepada belajar yang dikaitkan dengan masalah-masalah dan kebutuhan serta kegunaan hasil belajar nanti di dalam kehidupannya. Karena penyediaan sarana pendidikan di suatu sekolah haruslah disesuaikan dengan kebutuhan anak didik serta kegunaan hasilnya di masa-masa mendatang. Perawatan adalah tindakan yang dilakukan untuk menjaga agar peralatan dalam keadaan siap pakai atau memperbaiki peralatan sampai kondisi dapat bekerja kembali. Program perawatan preventif adalah tindakan perawatan yang dilakukan secara periodik dan terencana untuk merawat fasilitas fisik sekolah, seperti gedung, mebeler, dan peralatan sekolah lainnya dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja, memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya perbaikan dan menetapkan biaya efektif perawatan sarana dan prasarana sekolah. B.Pelaksanaan program perawatan preventif di Sekolah Kegiatan pertama yang di lakukan setelah proses inventaris dan pencatatan ke dalam buku daftar inventaris. Waktu terjadi proses pengadaan alat khusus nya bersangkutan dengan alat-alat yang langsung digunakan dalam proser belajar mengajar, serentak pula di adakan empat penyimpanan berupa: ruangan, almari tertutup, almari terbuka(rak) dan sekat-sekat nya. Hal yang sering di lupakan adalah pengadaan tempat penyimpanan ini sehingga setelah barang-barang datang baru kebingungan di mana akan di simpan. Oleh karena itu hal ini harus menjadi perhatian agar alat-alat yang sudah di beli akan tetap terpelihara. Pengaturan yang di lakukun sebelum alat-alat di gunakan di sebut peraturan awal meliputi:



a.Memberikan identitas pada alat yaitu nomor inventaris dengan kode tertentu untuk jenis tertentu. b.Pencatatan alat kedalam buku inventaris. Yang di maksud dengan buku inventaris adalah buku yang digunakan untuk mencatat daftar kekayaan, dalam hal ini kakayaan sekolah. Dengan adanya buku inventaris maka akan mempermudah pengontrolan dan pengecekan kembali sewaktu-waktu. Buku inventaris berisi kolom-kolom untuk mencatat hal-hal berikut: nomor urut, nama alat atau bahan(sebaik nya terpisah), ukuran , jumlah, jumlah sekarang dan keterangan. No Nama Ukuran Jumlah Jumlah sekarang Keterangan 1. Gelas ukur 100 cc 10 buah 8 buah Pecah oleh siswa 2. Volume pipet 10 cc 25 buah 15 buah Hilang pada waktu pameran c.Penempatan alat kedalam ruang atau almari yang sudah diberikan kode. Untuk sekolah yang basar yang memiliki banyak alat, pemisahan didasarkan atas penempatan dalam almari. Tetapi jika alat-alat nya hanya sedikit, pemisahan dilakukan atas rak-rak saja, misalnya rak alat IPA, rak alat Matematika dan sebagainya. Sesudah dilakukan pengaturan awal, maka alat-alat ataupun sarana lain sudah siap untuk digunakan. Penggunaan alat dipengaruhi 4 faktor yaitu: a.Banyaknya alat untuk tiap macam b.Banyaknya kelas c.Banyaknya siswa dalam tiap-tiap kelas d.Banyaknya ruang atau lokal yang ada di sekolah itu Dengan mengingat beberapa faktor diatas serta pola pengaturan alat pelajaran (sentralisasi atau disentralisasi) maka secara umum dapat diatur sebagai berikut: 1. Alat pelajaran untuk kelas tertentu Adakalanya sesuatu alat hanya dipergunakan untuk kelas tertentu sesuai dengan materi kurikulum, jika banyaknya alat untuk mencukupi bayaknya kelas, maka sebaiknya alat-alat tersebut disimpan dikelas agar mempermudah penggunaan.



2. Alat pelajaran untuk beberapa kelas Apabila banyaknya kelas terbatas, padahal yang membutuhkan lebih dari satu kelas, maka alat-alat taersebut terpaksa digunakan bersama-sama secara bergantian. Kemudian pengaturannya adalah: a.Alat pelajaran yang diangkut ke kelas yang memebutuhkan secara bergantian. b.Alat pelajaran disimpan disuatu ruangan dan guru mengajak siswa mendatangi ruangan itu(sistem laboratorium) 3. Alat pelajaran untuk semua siswa Penggunaan alat pelajaran untuk semua kelas dapat dilakukan dengan membawa ke kelas yang membutuhkan secara bergantian atau siswa yang akan menggunakan mendatangi ruang tertentu. Dua sistem yaitu mendatangkan alat ke kelas atau mendatangkan siswa ke ruang alat ada kebaikan dan keburukannya. Ke alat didatangkan ke kelas terjadi kelas tetap, dan ke siswa mendatangi ruangan-ruangan terjadi kelas berjalan (kelas adalah sekelompok anak yang dalam waktu yang sama, dibawah bimbingan seorang guru). Berbeda dengan penggunaan mebel yang hanya sekali diatur dalam arti tidak dikeluarkan dan dimasukkan kembali ke tempat penyimpanan seperti alat-alat pelajaran, maka setelah digunakan alat-alat tersebut diatur kembali. Inilah yang disebut pengaturan kembali. Yang perlu ditekankan disini adalah bahwa anak-anak harus diberi kesempatan untuk melaksanakan pengaturan kembali terhadap alat-alat yang mereka gunakan. Yang lebih awal dari itu, adalah anak-anak harus diberitahu dan diawasi bagaimana menggunakan perabot sekolah. Banyak sekali ketahanan perabot sekolah tergantung dari cara menggunakannya. Mengikutsertakan anak kedalam pemeliharaan dan pengaturan kembali mempunyai sekurang-kurangnya 3 manfaat: a.Melatih anak untuk bertanggung jawab terhadap barang-barang yang mereka pergunakan. b.Mendidik anak untuk merasa ikut memiliki barang-barang milik sekolah. c.Anak-anak menjadi lebih paham akan seluk beluk alat-alat yang mereka pergunakan. Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang harus



dilaksanakan oleh pimpinan organisasi. Berkaitan denagn sarana dan prasarana pendidikan di sekolah, perlu adanya kontrol baik dalam pemeliharaan atau pemberdayaan. Pengawasan (control) terhadap sarana dan prasarana pendidikan di sekolah merupakan usaha yang ditempuh oleh pimpinan dalam membantu personel sekolah untuk menjaga atau memelihara, dan memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah dengan sebaik mungkin demi keberhasilan proses pembelajarandi sekolah. Pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana pendidikan di sekolah merupakan aktivitas yang harus dijalankan untuk menjaga agar perlengkapan yang dibutuhkan oleh persnel sekolah dalam kondisi siap pakai. Kondisi siap pakai ini akan sangat membantu terhadap kelancaran proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Oleh karena itu, semua perlengkapan yang ada di sekolah membutuhkan perawatan, pemeliharaan, dan pengawasan agar dapat diperdayakan dengan sebaik mungkin. Dalam pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah jika ditinjau dari sifat maupun waktunya terdapat beberapa macam, yaitu : 1. ditinjau dari sifatnya, yaitu : pemeliharaan yang bersifat pengecekan, pencegahan, perbaikan ringan dan perbaikan berat, 2. ditinjau dari waktu pemeliharaannya, yaitu : pemeliharaan sehari-hari (membersihkan ruang dan perlengkapannya), dan pemeliharaan berkala seperti pengecetan dinding, pemeriksaan bangku, genteng, dan perabotan lainnya. Pengahapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan di Sekolah adalah kegiatan meniadakan barang-barang milik lembaga ( bisa juga milik negara) dari daftar inventaris dengan cara berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai salah satu aktivitas dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan, penghapusan bertujuan untuk : 1. mencegah dan membatasi kerugian yang lebih besar sebagai akibat pengeluaran dana untuk perbaikan yang perlengkapan yang rusak. 2. mencegah terjadinya pemborosan biaya pengamanan yang tidak berguna lagi. 3. membebaskan lembaga dari tanggung jawab pemeliharaan dan pengamanan.



4. meringankan beban inventaris. Kepala sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan penghapusan terhadap perlengkapan sekolah. Namun perlengkapan yang akan dihapus harus memenuhi persyaratan-persyaratan penghapusan. Demikian pula prosedurnya harus mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku. Barang-barang yang memenuhi syarat untuk dihapus adalah: 1. Barang-barang dalam keadaan rusak berat sehingga tidak dapat dimanfaatkan lagi. 2. Barang-barang yang tidak sesuai dengan kebutuhan. 3. Barang-barang kuno yang penggunaannya sudah tidak efisien lagi. 4. Barang-barang yang terkena larangan. 5. Barang-barang yang mengalami penyusustan di luar kekuasaaan pengurus barang. 6. Barang-barang yang pemeliharaannya tidak seimbang dengan kegunaannya. 7. Barang-barang yang berlebihan dan tidak digunakan lagi. 8. Barang-barang yang dicuri. 9. Barang-barang yang diselewengkan. 10. Barang-barang yang terbakar dan musnah akibat bencana alam. Dalam penghapusan barang ini, kepala sekolah beserta stafnya hendaknya mengelompokkan dan mendata barang-barang yang akan dihapus, kemudian mengajukan usulan penghapusan beserta lampiran jenis barang yang akan dihapus ke Diknas/Depag. Setelah SK dari kantor pusat tentang penghapusan barang sesuai berita acara yang ada. Penghapusan barang ini dapat dilakukan dengan cara pemusnahan atau pelelangan. Masalah lain yang perlu diperhatikan ialah perusakan yang sering dilakukan leh siswa “gatal tangan”. Perilaku ini banyak penyebabnya, antara lain adanya rasa kurang aman, frustasi, balas dendam karena mersakan ketidak adilan, dan perkelahian antar kelompok. Upaya yang dapat dilakukan antara lain :



1. Bangkitkan rasa bangga akan keindahan, keunikan sekolah. Ini harus dicontohkan oleh kepala sekolah, guru, dan aparat lainnya. Ajaran agama tentang kebersihan dapat membantu disini. 2. Siapkan bangunan dalam kondisi prima pada tahun ajaran baru. Itu dilakukan dalam liburan sekolah. Dinding dibersihkan, bangku dan lain-lain demikian juga. Anak-anak yang masuk pada hari-hari pertama tidak lagi melihat coretcoretan pada dinding atau pada bangkunya. Ini akan ada pengaruhnya. 3. Ketertiban di kelas harus terkendali. Hal-hal kecil jangan di biarkan. Kadangkadang tanpa diketahui hal kecil itu berkembang menjadi persoalan besar. 4. Jangan mengatakan bahwa anak-anak itu nakal hanya karena membuat coretan pada dinding. Lebih bijak memanggilnya, dan guru menghapus coretan itu bersama anak itu tadi. Boleh dinasehati agar tidak membuat coretan lagi. Dalam hal menggulangi kenakalan pelajaran, fungsi guru agama diperkirakan cukup besar. Kerja sama guru agama dengan seluruh aparat sekolah perlu dicatat. IV.KESIMPULAN Program perawatan preventif adalah tindakan perawatan yang dilakukan secara periodik dan terencana untuk merawat fasilitas fisik sekolah, seperti gedung, mebeler, dan peralatan sekolah lainnya dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja, memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya perbaikan dan menetapkan biaya efektif perawatan sarana dan prasarana sekolah. Pelaksanaan program perawatan preventif di Sekolah meliputi proses inventaris, pengawasan, dan pengahapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan di Sekolah.



V.PENUTUP Demikian makalah yang dapat pemakalah sampaikan, pemakalah menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik



yang bersifat membangun sangat pemakalah harapkan demi kesempurnaan makalah ini.