6 0 2 MB
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan budaya dan teknologi akan selalu memberikan dorongan kepada setiap pelaku ekonomi untuk senantiasa melakukan inovasi dan perbaikan dalam setiap proses kegiatannya, agar tidak ketinggalan oleh laju perkembangan itu sendiri. Setiap perusahaan ataupun unit usaha menjalankan berbagai upaya yang berbeda-beda untuk dapat tetap bertahan dalam persaingan. Upaya tersebut dilakukan dalam berbagai bidang dan aspek, baik itu aspek keuangan, pemasaran, kualitas sumber daya manusia, maupun dalam bidang operasional. Dalam bidang operasional, upaya tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan metode terbaik dalam setiap kegiatan yang bersifat teknis. Metode-metode tersebut dapat berupa penentuan jalur transportasi, penentuan jumlah persediaan yang optimal, maupun penentuan urutan langkah pengerjaan suatu kegiatan atau proyek. Manajemen operasi ini menekankan pada kegiatan operasi perusahaan, baik perusahaan barang ataupun jasa. Namun di lapangan kegiatan operasi ini, menekankan proses produksi yang sering digunakan yaitu dibidang perindustrian dan manufaktur. Perusahaan manufactur (perindustrian) di Indonesia saat ini mengalami pertumbuhan sangat cepat, hal ini terbukti dengan adanya pembangunan pusat-pusat industri. Pusat-pusat industri ini di bentuk dalam suatu kawasankawasan zona usaha yang tersebar di seluruh Indonesia. Kawasan industri ini mempunyai iklim yang ramah bagi investasi dan mendukung kelancaran 1
produksi. Namun bukan hanya faktor iklim investasi-lah yang mendukung kelancaran produksi tapi peran manajemen operasi juga sangat penting. Manajemen produksi atau operasi merupakan manajemen dari bagian organisasi yang bertanggung jawab untuk menghasilkan barang atau jasa, di mulai dari perencanaan, peramalan, pengactualisasian dan pengendalian produksi. Operasi perusahaan di mulai hilir sampai hulu atau di mulai dari bahan baku, proses operasi sampai bahan jadi. Kebutuhan akan faktor produksi inilah jadi sangat penting. Tujuan setiap perusahaan adalah mencari keuntungan sebesar-besarnya. Untuk merealisasikan hal tersebut maka optimalisasi faktor produksi adalah yang utama karena kegiatan produksi inilah merupakan unsur utama bagi suatu perusahaan manufaktur dan juga merupakan faktor yang memerlukan banyak biaya dalam prosesnya. Pengurangan biaya ini sangat menguntungkan bagi perusahaan. Perkembangan ilmu dan teknologi yang pesat, menuntut perusahaan untuk dapat menghasilkan produktivitas yang tinggi. Produktivitas yang tinggi bisa dicapai bila proses produksi berjalan dengan efektif (melakukan hal yang benar) dan efisien (melakukan pekerjaan dengan benar). Menurut Heizer Render (2011), bahwa peran operasi dalam menghadapi era globalisasi atau era perdagangan bebas abad 20 (dua puluh) adalah: 1. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas produksi atau meningkatkan produktivitas. 2. Meningkatkan fleksbilitas operasi pabrik, sehingga mampu menghasilkan berbagai macam kebutuhan konsumen. 3. Meningkatkan kualitas produk baik kualitas fisik maupun kualitas desain.
2
4. Menciptakan waktu tunggu yang relatif singkat dan kapasitas produksi yang mampu memenuhi kebutuhan, sehingga mampu memberikan kepastian akan jumlah dan waktu kepada pihak konsumen. Peran operasi tersebut sangat strategis dan hanya produsen yang memerhatikan faktor-faktor tersebutlah yang akan mampu memenangkan persaingan dalam era perdagangan bebas atau era globalisasi. Jika peranan operasi sangat penting, lalu hal-hal teknis apakah yang dapat dilakukan oleh organisasi untuk semakin meningkatkan keunggulan operasinya. Penciptaan keunggulan dalam bidang operasi dari suatu organisasi dapat dicapai melalui banyak hal teknis, karena kegiatan operasi hampir mencakup semua kegiatan yang berkaitan dengan penciptaan produk baik berupa barang ataupun jasa. Pada organisasi manufaktur, proses pengelolaan pabrik merupakan hal yang sangat penting karena proses produksi yang terjadi di pabrik merupakan aktivitas utama yang dilakukan oleh organisasi. Salah satu tujuan utama dari suatu perusahaan manufaktur adalah untuk mengolah bahan baku ataupun barang setengah jadi agar menjadi barang jadi ataupun setengah jadi yang lebih bernilai, dan berupaya untuk mendapatkan keuntungan dari proses produksi tersebut, baik melalui penjualan barang hasil produksi ataupun dengan cara lain. Oleh karena itu, bagi perusahaan manufaktur, segala hal terkait proses produksi akan menjadi penting dan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
3
Terdapat banyak keputusan yang memiliki pengaruh terhadap proses produksi ini. Di antaranya yaitu keputusan mengenai sumberdaya manusia dan sistem kerja, persediaan bahan baku dan perencanaan untuk hal tersebut, desain produk yang akan dihasilkan, lokasi produksi, desain tata letak dari fasilitas produksi, tata letak fasilitas kantor, tata letak gudang, tata letak lini pabrikasi dan lini perakitan juga tetntu saja sistem penanganan persediaan di gudang
dimana semua keputusan mengenai hal ini akan berpengaruh
terhadap proses produksi. Proses produksi barang dan jasa akan memerlukan fasilitas berupa lokasi, gedung, dan sumber daya lain. Perencanaan dari pengadaan dan pengelolaan fasilitas ini memerlukan perhitungan yang baik karena akan memengaruhi proses produksi nantinya, baik dari segi biaya, waktu, kelancaran, maupun kinerja karyawan. Dalam proses produksi bukan hanya Proses produksi yang diutamakan, akan tetapi sistem penunjang lain yang juga meruapakan hal-hal teknis yang dapat ditingkatkan. Ada beberapa penunjang produksi untuk perusahaan manufaktur yaitu Office Section, Quality, Maintenance, Logistic/Gudang. Peningkatan untuk hal teknis ini bisa berupa peningkatan metode/ pengelolaan/manage dari section tesebut. Produksi dan sistem penunjang produksi yang efektif dan efisien memberi manfaat besar bagi kinerja perusahaan. Produksi dimulai dari material sampai barang jadi maka penanganan material dan bahan jadi menjadi sangat penting,
4
ilmu yang mempelajari penanganan material dan bahan jadi yaitu manajemen gudang. Manajemen gudang menentukan kelancaran proses diawal produksi, sehingga proses ini memerlukan perhatian lebih di dalamnya. Perhatian lebih ini termasuk dengan sistem penunjang gudangnya. Penerapan manajemen gudang
yang
baik
akan
dapat
memperlancar
proses
inpu-output,
meningkatkan efesiensi lahan gudang, dan mengontrol penyimpanan persediaan dalam proses penyimpanan. Berkaitan dengan hal-hal yang telah diuraikan di atas, terlihat betapa pentingnya manajemen gudang. Oleh karena itu Penulis mengambil judul “PENGONTROLAN PERSEDIAAN FINISH GOOD DI PT HINO MOTORS MANUFACTURING INDONESIA PLANT MACHINING”
B. TUJUAN PKL Tujuan dilaksanakannya KPB-PKL ini adalah 1. Untuk mengetahui metode penanganan persediaan gudang finish good di PT HINO MOTORS MANUFAKTURING INDONESIA PLANT MACHINING.
5
2. Untuk mengetahui metode pengontrolan finish good di gudang finish good di PT HINO MOTORS MANUFAKTURING INDONESIA PLANT MACHINING. C. MANFAAT PKL Manfaat dilaksanakan KPB-PKL ini adalah 1. Bagi Diri Pribadi. Sebagai salah satu sarana pembelajaran bagi penulis sekaligus menjadi penambah wawasan dan pengetahuan baru di bidang manajemen operasional, khususnya tentang penanganan persediaan finish good. 2. Bagi Perusahaan. Untuk membantu memecahkan masalah dan mengantisipasi masalah yang ada di Perusahaan hingga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu masukan dalam pengambilan keputusan guna mengatasinya. 3. Bagi Pihak Lainnya. Diharapkan hasil penelitian dapat memberikan sumbangan sebagai referensi tambahan bagi kepustakaan sekolah tinggi ilmu ekonomi, dan dalam bidang Manajemen Operasional. BAB II GAMBARAN UMUM DAN LANDASAN TEORI A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia (HMMI) adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur pembuatan truck. Hino di kenal di Indonesia pada tahun 1970, Hino adalah produsen dan eksportir di Jepang untuk jenis mobil besar seperti truck pada skala 6
global, perusahaan ini memiliki perimgkat ketiga dalam pencapaian volume produksi setelah Draimler Benz AG dan Navistar International Corp. Perusahaan ini adalah inovator dalam bidang kendaraan yang ramah lingkungan, Hino juga erat kaitannya dengan Toyota Motor Corporation untuk perakitan truck dan beberapa kendaraan bus dalam skala besar, Toyota mengontrol 16,4 % saham Hino yang luar biasa. PT. Hino motors Manufacturing Indonesia merupakan pangkal produksi strategis untuk kawasan ASEAN yang dapat memenuhi semua kebutuhan pasar dalam negeri maupun regional ini, PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia terletak di daerah Kawasan Industri Kota Bukit Indah, Purwakarta Jawa Barat. Hino didirikan pada tahun 1910 oleh Tokyo Gas Industri Company (TIGC) yang mengawali pembuatan truck untuk mengantisispasi dan memenuhi kebutuhan ekonomi berhasil membuat prototype, TIGC memulai memproduksi secara masal pada tahun 1918 dengan truk model “TGE A-Type” dimana tipe ini langsung populer sejak diluncurkan dan menguasai pasar selema beberapa tahun. Seiring dengan berkembangnya industrialisasi yang semakin pesat pasa tahun 1930 banyak industri mobil yang berkonsolidasi, dan pada tahun 1937 Tokyo Gas bergabung dengan dua industri otomotif lainnya yaitu Automobile Industry Company, Ltd dan Kyodo Kokusan K. K (Kabushki Kaisha) namanya kemudian berubah menjadi Tokyo Automobile Industry Company. Seiring dengan perjalanan Jepang atas Cina tahun 1941 dan embargo Amerika, Tokyo Automobile 7
berubah menjadi supplier mesin perang dan namanya menjadi diesel Motors Industri Co, Ltd. Pada tahun 1942 perang Jepang dan Amerika pecah dan mengakibatkan Diesel Motors berbagi menjadi dua pecahan yang besar menyandang nama lama yang kemudian menjadi Isuzu Motors sedangkan pecahan yang kecil menjadi Hino Heavy Industri Company Ltd. Produksi bus pertama tahun 1952 “Blue Ribbon”, bus dengan kode BD10/30 design Eropa dengan mesin tertanam dibawah lantai dengan pesat berkembang namanya berubah menjadi Hino Motors Ltd Pada tahun 1959 serta mulai bekerja sama dengan Toyota dan produk pertamanya adalah sedan Contessa dan Renault 4 cv. Kemudian pada tahun 1964 memulai pembuatan truk yang legendaris sampai sekarang “RANGER”. Selanjutnya Hino menjadi anak perusahaan Toyota sejak tahun 2001. Pada
tanggal
17
Desember
1982
PT.
Hino
Indonesia
Manufacturing didirikan dengan bekerjasama dengan PT. Nasional Motors, PT. Unicor Prima Moto, Hino Motors Ltd dan Sumitomo Cooporation, PT. Hino Indonesia Manufacturing didirikan dengan modal sebesar US$5 million yang pada saat itu memproduksi beberapa rangkaian komponen manufaktur seperti : Diesel, Engine, Steering, Cabin, dan Chasis.
8
Pada tahun 1997 modal semakin bertambah menjadi US$ 19,3 million yang kemudian dikembangkan dengan menambah jumlah produksi komponen manufaktur sperti : Tranmission, Front Axle, Rear Axle, Vehicle Assembly dan chasis. Selain proses assembly, PT. Hino Indonesia Manufacture juga memperoleh izin untuk mengeksport komponen ke negara lain, sehingga pada tahun 1998 modal semakin bertambah menjadi US$ 47,8 million. Pada tahun 2003 PT. Hino Indonesia Manufacture berubah nama menjadi PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia (PT.HMMI) dengan pabrik baru yang beralokasi di Jl. Damar Blok D1 No.1 Kawasan Kota Bukit Indah, Purwakarta Jawa Barat dengan saham terakhir dari PT. Indomobil Sukses International Tbk sebesar 10% dan Hino Ltd (Jepang) sebesar 90%. Beberapa anak perusahaan Hino Motors Ltd adalah Hino Thai Industry Co, Ltd (Thailand), Thailang Hino Motors Sales Ltd (Thailand), Philipinas Hino Inc (Filipina), Hino Motors (Malaysia), PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia, Hino Vietnam Ltd (51%), Kouzui Motors Ltd (Taiwan), Ho-Tai Motor Co. Ltd (Taiwan). Long Ri Bus Corporation (Cina, 12 %), Hinopak Motors Limited (Pakistasn), Hino Motors Sales Australia Pty Ltd, Hino Diesel Truck (USA), Hino Engine Service (USA), Hino Diesel Truck (Kanada), Hino Motors International (USA), dan Hino Motors (Eropa) NV (Belgia).
9
Contoh gambar produk PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia Ditunjukkan seperti gambar berikut ini :
Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia
Gambar 2.1 Contoh Perakitan Truck Hino
2. Visi dan Misi PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia Perkembangan yang pesat dan prestasi yang telah diraih oleh PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia tidak lepas dari pandangan yang jauh kedepan dari para pendiri dan pemimpin perusahaan ini. Kebulatan tekad, kerja sama, dan kerja keras seluruh karyawan yang mengiringi visi, misi dan budaya perusahaan telah membawa PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia (PT.HMMI) menjadi salah satu perusahaan yang kuat di Indonesia. Berikut adalah visi dan misi yang dimiliki PT. HMMI: a. Visi Menjadi perusahaan otomotif terhandal dan terpercaya didalam negeri.
10
b. Misi 1) Mengembangkan seluruh sumber daya yang dimiliki secara berkesinambungan untuk meningkatkan profesionalisme bagi kepuasan pelanggan. 2) Memberikan kontribusi dan berupaya sepenuhnya bagi pengembangan usaha perseroan. 3) Memberikan komitmen dan nilai terbaik bagi seluruh pihak terkait
yang
berkepentingan,
dengan
memperhatikan
kepentingan masyarakat. Dari visi dan misi tersebut tergambar secara jelas komitmen dan nilai terbaik yang akan diberikan perusahaan terhadap pihak masyarakat di sekitar lokasi pabrik dan juga pihak terkait lainnya yang berkepentingan (pemangku kepentingan). 3. Aspek dan Kegiatan Usaha a. Produk dan Pemasaran PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia merupakan Industri manufaktur yang menggunakan pola aliran flow shop dimana pola aliran tersebut memproses dari satu mesin ke mesin yang lainnya dalam urutan tertentu. Pola aliran ini sesuai dengan industri manufaktur yang terdapat assembly dengan satu urutan tertentu dalam suatu produksinya. PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia memproduksi dua macam kendaraan, yaitu bus dan truk. Mesin yang digunakan
11
untuk semua kendaraan menggunakan mesin diesel sebagai motornya. Dimana bus dan truk tersebut diproduksi sendiri oleh PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia. PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia memproduksi vehicle assembly yaitu rangkaian frame untuk bus dan rangkaian frame dengan cabin untuk truk. Sedangkan bodi merupakan karoseri dan perusahaan lain. Selain memproduksi vehicle assembly
dan
commponent
assembly,
PT.
Hino
Motors
Manufacturing Indonesia juga mempunyai izin untik mengekspor beberapa komponen ke negara luar.
b. Model Truck dan Bus Produksi PT. HMMI 1) Model Truk PT. HMMI Model truk PT. HMMI ditunjukkan pada tabel 2.1 dan 2.2 berikut ini : Tabel 2.1 Model Truk Kecil DUTRO 125 DUTRO125
DUTRO
ST 4 Ban
HT 6 Ban
LT 6 Ban
Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia
Tabel 2.2 Model Truk Besar
12
125 DUTRO GT 6 Ban
140
MODEL FG1JJPB-BGJ FG1KPB-BGJ FG1KPB-BGJL FG1JKRB-NGJ FG1JKRB-NGJL FL1JNPA-BGJ FL1JNRA-RGJ FM1JNPD-RGJ FM1JKPM-RGJ SG1JDPA-SGJ
KIND 4X2 4X2 4X2 4X2 4X2 6X2 6X2 6X4 6X4 4X2
BERAT 15.1 15.1 15.1 15.1 15.1 26.0 26.0 26.0 26.0 26.0
Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia
Model Bus PT. HMMI PT. HMMI memperoduksi empat tipe bus, yaitu : a) Tipe AK1JRKA-BAB ( Mesin di depan) b) Tipe RK1JSKA-BAB (Mesin di belakang) c) RG1JSKA-BAJ (Mesin di depan) d) FB2WGKZ-EN (Mesin di depan) 4. Struktur Organisasi Dalam suatu organisasi dengan segala aktifitasnya terdapat hubungan di antara orang-orang yang menjalankan aktifitas tersebut, makin banyak kegiatan yang dilakukan dalam suatu organisasi, makin kompleks pula hubungan-hubungan yang ada. Berukut ini adalah uraian tentang unsur-unsur organisasi pada PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia : a) Presiden Direktur b) Direktur c) General Manager d) Production Manager
13
PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia terdapat beberapa pembagian divisi kerja, adapun divisi tersebut sebagai berikut : a) Quality Control Division b) Engineering Division c) Coorporate Affair Division d) Finance and Accounting Division e) Human Resource and Generar Affair Division f) Information Technology Division g) Procurement Division h) Logistic Division i) Maintenance Division j) Purchasing Division k) Export-Import Division l) Project Control Division m) Unit Production Division n) Vehicle Division o) Hino product Investigation Division p) Bussiness Administration Division q) Plant Adminitration Division r) Safety Division s) Internal Audit Division t) Service Part and Packing Export Division u) Machining Division
14
Machining Division Sesuai dengan namanya Machining Division atau divisi machining merupakan divisi yang bergerak di bidang produksi komponenkomponen menggunankan mesin untuk proses pembuatannya. Divisi machining diresmikan pada tahun 2012 dengan spesifikasi produk sebagai berikut : a) Conecting rod Line Line ini diresmikan pada bulan september 2012 dengan proses produksi bertahap dalam proses produksinya. Dimulai produksi N20, N30, N40, N50. b) Camshaft Line Line ini diresmikan pada bulan february 2013 dengan proses produksi bertahap dalam proses produksinya. Dimulai produksi N20, N30, N40, N50. c) Crankshaft Line ini diresmikan pada bulan mei 2013 dengan proses produksi bertahap dalam proses produksinya. Dimulai produksi N20, N30, N40, N50. d) Cylinder Head Line ini diresmikan pada bulan september 2013 dengan proses produksi bertahap dalam proses produksinya. Dimulai produksi N20, N30, N40, N50. e) Cylinder Block Line ini diresmikan pada bulan february 2014 dengan proses produksi bertahap dalam proses produksinya. Dimulai produksi N20, N30, N40, N50. f) Project Propeller Shaft dan Axle
15
Line ini dalam proses project, ditargetkan pada tahun 2014 sudah mulai produksi berjalan dengan produksi bertahap. Line dalam proses instalasi mesin dengan pihak supplier dan masih tanggung jawab enginering japan. Adapun struktur organisasi divisi Machining Production sebagai berikut : Bagus. S General Manager
H. Kobayashi Advisor
Oktavianus S Manager
Hery Budianto Supervisor
Foreman
Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Machining Division
c. LANDASAN TEORI
16
1. Manajemen Operasional Dalam ilmu manajemen dikenal istilah modal-modal dalam membentuk suatu bisnis, istilah ini dikenal dengan 5M yaitu Money, Man, material, methode dan machine. Disiplin ilmu yang mempelajari segala macam hal mengenai machine dan methode (proses) dikenal dengan nama manajemen operasi. Dalam buku Operations Manajemens Edisi kesembilan karya Heizer Render (2011:4) menyebut bahwa “manjemen operasi (operations manajemen-OM)
adalah
manajemen
sistem
atau
proses
yang
menciptakan barang dan/atau menyediakan jasa”. Bidang ilmu manajemen operasional merupakan bidang ilmu yang mencakup banyak hal dan keputusan dalam berbagai aspek. Heizer dan Render (2011:9) menyebutkan bahwa terdapat sepuluh keputusan strategi terkait manajemen operasi. Kesepuluh area keputusan strategis tersebut adalah: a. Desain produk dan jasa b. Manajemen mutu c. Desain proses dan kapasitas d. Lokasi e. Desain Tata Letak f. Sumber Daya Manusia dan Sistem Kerja g. Manajemen Rantai Pasokan (supply chain management) h. Persediaan, perencanaan kebutuhan bahan, dan JIT (just-in-time) i. Penjadwalan jangka pendek dan menengah j. Perawatan (maintenance) Keseluruhan aspek ini wajib dimiliki oleh perusahaan agar dapat bersaing di era modern atau era global. Dalam hal ini upaya perbaikan terus menerus/kaizen dalam setiap aspek sangat diperlukan, oleh sebab itu peningkatan aspek-apek teknis menjadi sangat penting.
17
2. Manajemen Gudang Manajemen pergudangan dirancang bertujuan untuk mengontrol kegiatan pergudangan. yang diharapkan dari pengontrolan ini adalah terjadinya pengurangan biaya-biaya yang ada di dalam gudang, pengambilan dan pemasukan barang ke gudang yang efektif dan efisien, serta kemudahan dan keakuratan informasi stok barang di gudang. sistem informasi mengenai manajemen pergudangan ini sering disebut dengan warehouse management system (WMS). a. Pengertian Gudang Warman (2004 : 5) gudang (kata benda) adalah bangunan yang
dipergunakan
untuk
menyimpan
barang
dagangan.
pergudangan (kata kerja) ialah kegiatan menyimpan dalam gudang. Jadi gudang adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyimpan barang baik yang berupa raw material, barang work in process atau finished goods. Pengertian gudang yang ada didalam pergudangan yang berarti merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan gudang. Yunarto dan Santika dapat
meliputi
kegiatan
movement
(2005) kegiatan tersebut (perpindahan),
storage
(penyimpanan) dan information transfer (transfer informasi). b. Fungsi Gudang Arwani (2009 : 23) peranan gudang dapat dikategorikan dalam tiga fungsi utama : 1) Fungsi penyimpanan (storage and movement) Fungsi paling mendasar dari gudang adalah tempat penyimpanan barang, baik bahan mentah, setengah jadi,
18
maupun barang jadi. Tujuan dari manajemen adalah bagaimana menggunakan
ruang
(space)
seoptimal
mungkin
untuk
menyimpan produk dengan biaya tertentu. 2) Fungsi melayani permintaan pelanggan (order full filment) Aktivitas menerima barang dari manufaktur atau supplier dan memenuhi permintaan dari cabang atau pelanggan menjadikan gudang sebagai fokus aktivitas logistik. Gudang berperan
menyediakan
pelayanan
dengan
menjamin
ketersediaan produk dan siklus order yang reasonable. Sistem ini akan menurunkan biaya, karena pengiriman dari manufaktur bisa dibuat secara berkala, cukup dengan kuantitas truk atau mobil box. Dengan menyimpan stok dalam jumlah tertentu, akan membantu manufaktur dari permintaan yang fluktuatif. 3) Fungsi
distribusi
dan
konsolidasi
(distribution
and
consolidation) Fungsi
distribusi
ini
menjadikan
gudang
sebagai
kepanjangan tangan dari penjualan dan pemasaran dalam memastikan penyampaian produk dan informasi kepada pelanggan sebagai titik penjualan (point of sale). Fungsi ini tercipta sebagai akibat dari karakteristik biaya transportasi. Pengiriman dalam jumlah besar, secara ekonomis lebih murah biayanya dibanding pengiriman dengan skala lebih kecil.
19
Dalam sistem tertentu, fungsi distribusi dan konsolidasi menjadi fungsi utama dari gudang distribusi. c. Tujuan Pergudangan dan Fungsi Penyimpanan Tujuan dari penyimpanan dan fungsi gudang yaitu untuk memaksimalkan utilitas sumber-sumber yang ada ketika memenuhi keinginan konsumen dan juga untuk memaksimalkan pelayanan terhadap konsumen dengan kendala-kendala sumber yang ada. Sumber-sumber penyimpanan dan pergudangan yaitu ruang, peralatan, dan tenaga kerja. Permintaan konsumen untuk penyimpanan dan fungsi pergudangan dapat dilakukan secepat mungkin dan dalam kondisi yang baik. Maka, dalam mendesain fungsi penyimpanan dan pergudangan sedapat mungkin harus memenuhi tujuan berikut yaitu : 1)
Maksimalisasi penggunaan ruang.
2)
Maksimalisasi penggunaan peralatan.
3)
Maksimalisasi penggunaan tenaga kerja.
4)
Maksimalisasi akses ke seluruh barang yang disimpan.
5)
Maksimalisasi perlindungan untuk seluruh barang yang
disimpan. d. Tipe-Tipe Gudang Sugiharto (2009 : 12) dalam bukunya menyebutkan beberapa macam tipe gudang, yaitu :
20
1) Gudang pabrik (Manufacturing plant warehouse) Transaksi di dalam gudang ini meliputi penerimaan dan penyimpanan material, pengambilan material, penyimpanan barang jadi ke gudang, transaksi internal gudang, dan pengiriman barang jadi ke central warehouse, distribution warehouse, atau langung ke konsumen. Warman (2005 : 6) manufacturing plant warehouse dapat dibagi-bagi lagi menjadi : 1) Gudang operasional Gudang operasional digunakan untuk menyimpan raw material dan sparepart yang nantinya akan diperlukan dalam proses produksi. 2) Gudang perlengkapan Gudang
perlengkapan
merupakan
gudang
yang
digunakan untuk menyimpan perlengkapan yang akan digunakan untuk meperlancar proses produksi. 3) Gudang pemberangkatan Gudang pemberangkatan adalah tempat yang digunakan untuk menyimpan barang yang telah menjadi finish good. 4) Gudang musiman
21
Gudang musiman adalah gudang yang bersifat insidentil dan hanya ada pada saat gudang-gudang operasional dan pemberangkatan penuh. 2) Gudang pokok (Central warehouse) Transaksi didalam central warehouse meliputi penerimaan barang jadi (dari manufacturing warehouse, langsung dari pabrik, atau dari supplier) ,penyimpanan barang jadi ke gudang, dan pengiriman barang jadi ke distribution warehouse. 3) Gudang distribusi (Distribution warehouse) Distribution warehouse adalah gudang distribusi. transaksi dalam gudang ini meliputi penerimaan barang jadi (dari central warehouse, pabrik, atau supplier), penyimpanan barang yang diterima dari gudang, pengambilan dan persiapan barang yang akan dikirim, dan pengiriman barang ke konsumen. Terkadang distribution
warehouse
juga
berfungsi
sebagai
central
warehouse. 4) Gudang Grosir (Retailer warehouse ) Dapat dikatakan gudang yang dimiliki toko yang menjual barang langsung ke konsumen. e. Penyimpanan Barang
22
Dalam penyimpanan barang digudang terdapat 2 teknik yang terdiri dari tata letak penyimpanan barang dan racking system. 1) Penyimpanan barang dalam gudang atau biasanya disebut dengan layout barang merupakan suatu metode peletakan barang dalam gudang untuk mempermudah, mempercepat dan meningkatkan efisiensi dari gudang tersebut dalam menampung barang maupun mengalirkan permintaan barang kepada pihak yang
melakukan
permintaan.
Pihak
yang
melakukan
permintaan ini dapat dibagi menjadi internal customer dan external customer. Internal customer adalah pelaku demand yang berada dalam perusahaan yaitu departemen lain dalam perusahaan. Sedangkan external customer adalah konsumen dalam pengertian secara umum yaitu pihak pelaku demand yang berasal luar perusahaan. 2) Racking system adalah suatu cara untuk meningkatkan kapasitas tanpa melakukan pelebaran gudang. Selain itu juga dapat digunakan untuk melakukan pengelompokan barang sehingga gudang terlihat lebih teratur tanpa membutuhkan tempat yang lebih luas. f. Sistem Pengerakan (Racking System) Tujuan dari sistem rak yang utama adalah untuk meningkatkan kapasitas gudang tanpa harus melakukan pelebaran gudang. Hal ini disebabkan karena dengan menggunakan sistem 23
rak kita akan melakukan penyusunan barang dengan konsep bertingkat, dengan kata lain kita melakukan pemanfaatan ketinggian untuk memperbanyak kapasitas dari gudang. Rak dalam konsep ini dapat terdiri dari dua macam rak yaitu : 1) Rak permanen Rak permanen yaitu rak yang memiliki konstruksi bangunan yang permanen, dengan kata lain rak permanen tidak akan dipindah-pindahkan jika diperlukan di bagian lain. Kalaupun rak ini dapat dipindahkan atau dibongkar akan membutuhkan biaya yang besar, karena rak ini sudah menjadi bagian tetap dari gudang. 2) Rak sementara Rak sementara terdiri dari konstruksi rak yang dapat dipindah-pindah atau dibongkar jika sudah tidak diperlukan. Rak sementara biasanya digunakan jika layout suatu gudang belum pasti dan sering mengalami perubahan yang disebabkan oleh hal-hal yang menjadi keterbatasan perusahaan. Salah satu bentuk rak sementara ada pada gambar berikut :
24
Sumber : starconsulting.wordpress.com
Gambar 2.3 Rak Sementara
3. Manajemen Persediaan a. Pengertian Persediaan Barang yang disimpan dalam gudang ini dapat pula disebut sebagai persediaan.
Secara
umum
persediaan
dapat
diklasifikasikan
berdasarkan dua hal yang umum, yaitu klasifikasi persediaan berdasarkan fungsi dari barang dalam gudang dan klasifikasi persediaan berdasarkan kecepatan arus aliran barang. Menurut Arman (2003 : 103) Klasifikasi persediaan berdasarkan fungsi barang terbagi atas 4 bagian, yaitu : 1) Sebagai bahan baku (raw material)
25
Raw material merupakan barang yang akan diproses dan diberi nilai tambah untuk kemudian dapat dijual dan dipasarkan kepada konsumen dengan nilai yang lebih tinggi. raw material dapat berbeda-beda untuk setiap perusahaan tergantung jenis usaha dan tujuan usahanya. Barang yang menjadi raw material di suatu perusahaan belum tentu menjadi raw material pula diperusahaan lain. Dapat saja raw material disuatu perusahaan menjadi finished good diperusahaan lain. 2) Sebagai barang setengah jadi (work in process) Barang work in process dalam bahasa sehari-hari dikenal dengan nama barang setengah jadi. Barang work in process ini adalah raw material yang dikenal proses untuk menjadi suatu produk hanya saja belum selesai, atau dapat dikatakan masih setengah jadi. 3) Sebagai barang jadi (finished good) Finished good merupakan barang yang siap untuk disajikan atau siap untuk dipasarkan kepada konsumen. Finished good ini merupakan barang yang diperoleh dari bahan dasar berupa raw material yang telah diproses dari bahan dasar berupa raw material yang telah diproses dan diberi nilai tambah. 4) Sebagai peralatan (tools)
26
Peralatan adalah barang yang tidak memberikan nilai tambah kepada suatu raw material untuk menjadi finished good, akan tetapi sparepart akan sangat berguna sekali untuk mendukung kelancaran proses pemberian nilai tambah kepada raw material untuk menghasilkan finish good. Klasifikasi persediaan berdasarkan aliran arus barang yang terbagi atas 3 yaitu : 1) Barang cepat (fast moving) Barang-barang yang disebut sebagai fast moving adalah barang dengan aliran yang sangat cepat, atau dengan kata lain barang fast moving ini akan berada digudang dalam waktu yang sangat singkat. 2) Barang sedang (medium moving) Barang medium moving adalah barang-barang yang aliran barangnya sedang-sedang saja, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat. Biasanya barang ini akan berada di gudang dalam waktu yang relatif lebih lama jika dibandingkan dengan barang-barang fast moving. 3) Barang lambat (slow moving) Barang-barang slow moving merupakan barang dengan arus aliran barang yang sangat lambat, sehingga biasanya barang-barang yang slow moving ini akan tersedia digudang dalam jangka waktu yang cukup lama.
27
b. Fungsi Persediaan Menurut Heizer dan Render, persediaan memiliki 6 fungsi penting yang menambah fleksibilitas dari suatu perusahaan, yaitu : 1) Persediaan barang untuk memenuhi permintaan yang diantisipasi akan timbul dari konsumen 2) Untuk memasangkan produksi dengan distribusi 3) Untuk mengambil keuntungan dari potongan pembelian dalam jumlah besar yang dapat menurunkan biaya produk 4) Untuk melakukan hedging terhadap inflasi dan perubahan harga 5) Untuk menghindari kekurangan stok yang dapat terjadi karena cuaca, kekurangan pasokan, masalah mutu, atau kesalahan pengiriman. 6) Untuk menjaga agar operasi berlangsung dengan baik dengan menggunakan barang dalam proses sebagai persediaan. c. Proses Alur Persediaan (Flow Process Inventory) Flow Inventory adalah alur jalannya inventory tersebut dalam bisnis perusahaan. Jadi dapat dikatakan bahwa bentuk dari flow process tersebut ditentukan dari bagaimana bentuk dari bisnis perusahaan tersebut. Semakin kompleks bisnis maka flow process dari inventory ini akan semakin panjang, sedangkan jika bisnis tidak kompleks maka flow process akan pendek. Flow process inventory dapat digambarkan secara umum menjadi :
28
Sumber : http//digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=98qual
Gambar 2.4 Flow Process Inventory Gambar 2.3 merupakan gambaran secara umum dari flow process inventory. Supplier merupakan mata rantai pertama dari flow process, dimana tugas utama dari supplier adalah mendatangkan raw material dan sparepart. Raw material yang telah didatangkan dan sparepart disimpan dalam gudang raw material karena diasumsikan barang dari supplier akan langsung diproses sehingga nantinya akan menghasilkan work in process bahkan finished goods ini nantinya akan disimpan dalam gudang finished goods untuk memenuhi customer demand. d. Metode Penanganan Persediaan Persediaan merupakan salah satu aspek yang sangat rentan dari penurunan kualitas. Maka dari itu, persediaan harus diatur
29
sedemikian rupa agar selalu optimal dalam kegiatannya. Persediaan dikatakan optimal jika, persediaan dapat menguntungkan dari segia biaya, defresiasi dan lain-lain. Aktifitas persediaan meliputi input, output, dan pencatatan data, Menurut Heizer dan Render (2011) metode penanganan dari persediaan meliputi : 1) First In First Out (FIFO) First In First Out (FIFO) adalah suatu metode penanganan persediaan dimana yang masuk pertama dikeluarkan pertama, hal ini dilakukan agar persediaan tersebut dapat mempertahankan kualitas atau persediaan yang tingkat defresiasinya tinggi. 2) Last In First Out (LIFO) Last In First Out (LIFO) adalah suatu metode penanganan persediaan dimana yang masuk terakhir dikeluarkan pertama, hal ini dilakukan agar pengeluaran kepada konsumen tetap persediaan terbaru dan juga agar konsumen merasa puas akan kualitas barang yang baik dan terbaru. 3) Random Random adalah suatu metode penanganan persediaan dengan sistem acak/ bebas dalam pengaturan input dan outputnya. Metode ini jarang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan karena metode ini kurang fleksible dalam penggunaanya. Pemilihan metode mana yang digunakan tergantung dari kebijakan masing-masing. Setiap metode mempunyai karakteristik yang
30
berbeda-beda, misalnya metode FIFO biasanya digunakan pada produk yang karakteristiknya mudah rusak dalam jangka waktu pendek. Prinsipnya persediaan yang lama tersimpan dikeluarkan pertama, sehingga persediaan tersebut lebih cepat digunakan oleh konsumen.
Metode
LIFO
biasanya
digunakan
diperusahaan
supermarket terutama pada produk Fashion. Prinsip metode ini ada persediaan yang baru tersimpan dikeluarkan pertama, sehingga yang terjual adalah produk terbaru, dan untuk persediaan lama dikeluarkan diskon dengan prinsip cuci gudang. e. Kontrol Persediaan (Inventory Control) Sebagaimana menurut Chase, Jacob, dan Aquilino (2006 : 589), Inventory adalah persediaan segala macam barang ataupun sumber daya yang digunakan di dalam organisasi, yang dapat menjadi aset dan nilai bagi perusahaan sehingga perlu diatur sedemikian rupa untuk menjaga kestabilan dan kelancaran proses produksi. Menurut pendapat Assauri (2004 : 176) : pengawasan persediaan adalah merupakan salah satu kegiatan yang berurutan erat sama lain dalam seluruh operasi produksi perusahaan sesuai dengan apa yang telah direncanakan lebih dahulu. Menurut
Palimirma
(2011),
untuk
melakukan
perhitungan
inventory perusahaan agar lebih akurat bisa melakukan hal seperti berikut :
31
1) Stok opname : perhitungan barang pada awal dan akhir periode yang dihitung, cara ini merupkan ketentuan yang harus dilakukan oleh manajemen untuk menentukan jumlah persediaan akhir, sebagai salah satu persyaratan memperoleh unqualified opinion. 2) Menggunakan metode pencatatan perpetual. 3) Menggunakan metode agregatif. Kelemahan-kelamahan dari masing-masing cara tersebut dapat kita lihat sebagai berikut: 1) Metode periode ( periodic method ): Persediaan merupakan komponen cost of goods sold maka perhitungan kuantitas persediaan yang dilakukan dengan stock opname
tergantung
dari
kelengkapan
data/catatan
dan
perhitungan barang. dengan cara ini perhitungan persediaan yang dibebankan pada cost of goods sold ada kemungkinan overstatement, karena hanya membandingkan dan menghitung jumlah barang yang dimiliki dikurangi dengan persediaan akhir. Sehingga kalau terjadi adanya barang yang hilang, rusak, menguap, turun kualitas dan sebagainya, maka hal ini bila tidak terungkap akan menyebabkan laporan laba-rugi tidak atau kurang informatif. Karena adanya kerugian-kerugian yang seharusnya diperlukan sebagai kerugian extraordinary item, kemudian dengan perhitungan stock opname secara berkala tidaklah cukup
32
sebagai dasar pembuatan keputusan yang bersifat manajerial secara cepat. 2) Metode perpetual Dalam metode perpetual ini terdapat kelemahan pada saat menentukan nilai dan jumlah barang, karena dengan metode pencatatan yang continue ini berarti saldo persediaan setiap saat dapat diketahui, namun perlu diperhatikan bahwa dengan hanya menghitung
jumlah
barang
berdasarkan
catatan
akan
mengakibatkan nilai persediaan overstatement, karena adanya persediaan rusak dan sebagainya. Oleh karena itu yang lebih tepat dalam menentukan jumlah persediaan adalah kalau menggunakan metode gabungan antara metode perpetual dengan stock opname. 3) Metode agregatif Dalam metode ini kesulitannya sama dengan kesulitan yang dialami metode perpetual, kalau dalam hal pembahasannya adalah masalah penentuan harga persediaan. Dalam metode ini juga lebih tepat kalau penentuan jumlah dan nilai persediaan dan nilai persediaan dikombinasi dengan stock opname.
f. Tujuan Kontrol Persediaan Suatu pengendalian persediaan yang dijalankan oleh suatu perusahaan sudah tentu mempunyai tujuan tertentu. Menurut
33
pendapat Assauri (2004 : 117), tujuan pengendalian persediaan secara terperinci dapat dinyatakan sebagai usaha untuk : 1) Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga dapat mengakibatkan terhentinya produksi. 2) Menjaga agar pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar atau berlebih-lebih, sehingga biaya-biaya yang ditimbulkan dari persediaan tidak terlalu besar. 3) Menjaga agar pembelian kecil-kecilan dapat dihindari karena ini akan berakibat biaya pemasaran menjadi besar. 4) Meminimalkan barang-barang yang tidak laku, kelebihan atau usang dengan melaporkan perubahan produk yang mempengaruhi bahan baku. 5) Memastikan persediaan yang cukup untuk pengiriman segera ke pelanggan. 6) Menjaga agar jumlah modal yang diinvestasikan kedalam persediaan berada di tingkat yang konstan dengan kebutuhan operasi dan perencanaan manajemen. g. Sistem Kontrol Persediaan (Inventory Control System) Dalam inventory control system, menurut Russel dan Taylor (2003 : 459), ada dua tipe dari inventory control system, yaitu : 1) Sistem inventory berkelanjutan (Continous inventory system) Jumlah konstan diperintahkan saat persediaan menurun ketingkat yang telah ditetapkan, disebut sebagai titik pemesanan
34
ulang, suatu tatanan baru ditempatkan untuk mengisi stok persediaan. Urutan yang ditempatkan merupakan jumlah yang tetap untuk meminimalkan biaya total persediaan. Jumlah ini yang disebut kuantitas pesanan ekonomi. 2) Sistem persediaan berkala (periodic inventory system) Dalam sistem persediaan periodik, persediaan dihitung pada interval waktu tertentu, dalam sistem ini tingkat persediaan tidak diawasi sama sekali selama interval waktu antara pesanan, sehingga memiliki keunggulan yaitu pencatatan yang diperlukan sedikit atau tidak diperlukan. Kelemahannya adalah kurang kontrol langsung.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Manajemen Gudang Finish Good PT Hino Motors Manufakturing Indonesia. a. Gudang Di PT Hino Motors Manufakturing Indonesia itu sendiri gudang diartikan sebagai tempat penyimpanan barang jadi atau finish good dan bahan baku atau material baik bahan baku utama, bahan tambahan/ submaterial, consumable, dan assesoris/tool.
35
Bahan baku utama terdiri dari material engine 5C (Conecting Rod, Camshaft, Crankshaft, Cylinder Head, Cylinder Block) dimana masing-masing mempunyai supplier yang berbeda. Bentuk-bentuk dari material tersebut pun berbeda, sehingga tempat penyimpanan/ casenya pun berbeda. Maka dari itu, sistem penanganan diatur sedemikian rupa agar ruang dari tata letak optimal. Bahan Tambahan terdiri dari bahan pelengkap dari bahan utama dimana bahan pelengkap ini pun sangat penting. Ada pribahasa bagai sayur tanpa garam, dimana bahan utama tidak akan maksimal digunakan jika tanpa bahan pelengkap. Contohnya baut dan mur merupakan bahan pelengkap tetapi fungsinya sangat penting. Tool dan accesoris ini juga merupakan salah satu material yang harus dikelola departemen gudang baik penyimpanan sementara maupun penyimpanan tetap. Tools adalah alat yang dibutuhkan oleh departement produksi untuk tindakan penanganan perawatan mandiri/perventife maintainance di luar penanganan perawatan besar /reaktif maintainance. Perawatan besar merupakan tanggung jawab dari departement maintainance, jadi gudang peralatan untuk perawatan tersebut dimiliki sendiri oleh departemen tersebut yaitu warehouse fabrication and kaizen. Consumable merupakan peralatan wajib yang dipakai oleh pegawai dalam rangka safety, quality, delivery, cost, productifity. Consumable ini terdiri dari sarung tangan safety and healty, masker
36
safety, alat tulis kantor, earplug safety, vest safety dll. Cunsumable ini juga penting untuk menjaga produktifitas, keselamatan dan kesehatan kerja. PT Hino Motors Manufakturing Indonesia sendiri sistem manajemen gudang finish good yaitu dalam beberapa kegiatan diantaranya : 1) Manajemen FIFO (First In First Out) FIFO (first in first out) yaitu dimana barang yang masuk pertama dikeluarkan pertama juga, sistem layout-nya pun harus di sesuaikan dengan prinsip FIFO itu sendiri. Keselarasan lay out dan FIFO ini memudahkan dalam hal lintasan dari pergerakan barang, dalam hal ini akan memudahkan operator untuk memindahkan baik saat input produksi ataupun output delivery dan biasanya menggunakan forklift dalam hal pemindahannya.
37
Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia
GAMBAR 3.1 LAY OUT FINISH GOOD FIFO SYSTEM Pada gambar diatas terlihat lima produk yang dihasilkan dengan lay out masing-masing. Setiap produk mempunyai minimal dua baris, hal ini difungsikan satu baris untuk input dan lainnya untuk output. Proses input-output ini silih bergantian anatara baris A dan B, jika baris A input maka Baris B output begitupun sebaliknya jika A output maka B input. Fungsi penggolongan baris ini agar FIFO berjalan, dimana jika baris A first IN maka baris B last IN begitupun sebaliknya. Begitu pula jika baris A first OUT maka baris B last OUT. Fungsi lainnya penggolongan baris ini
38
untuk meminimalisir pemindahan produk, yaitu hanya aktifitas input dan output dan tidak adanya loading docking. 2) Alur Persediaan FIFO
Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia
Gambar 3.2 Flowchart Persediaan
b. Lay Out PT Hino Motors Manufakturing Indonesia.
39
Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia
Gambar 3.3 Lay out gudang PT HMMI plant machining c. Persediaan
40
Persediaan menurut PT Hino Motors Manufakturing Indonesia adalah segala sesuatu yang masih didaya gunakan di setiap departemen masing-masing.
Persediaan di PT Hino
Motors Manufakturing Indonesia tergantung dibagian masingmasing,
dimulai
dari
departemen
Logistic,
Produksi,
maintainance, Qulaity, Office Machining. Persediaan tersebut meliputi : 1) Logistic Departemen logistic tersendiri meliputi persediaan raw material, sub material, accesoris, consumable, tool dan juga alat tulis kantor. 2) Quality Departemen Quality meliputi persediaan consumable, alat tulis kantor dan submaterial, untuk departmen ini lebih ke persediaan alat ukur untuk pengukuran produk. 3) Maintainance Departemen maintainance meliputi persediaan tool, spare part dan bulk part untuk mesin-mesin untuk proses machining. 4) Office Machining Departemen office machining hanya tersedia alat tulis kantor yang paling dominan, aktifitas kantor terotomatisasi melalui jaringan komputer.
41
5) Produksi Produksi terdiri dari berbagai section yaitu : (a) Conecting Rod Persediaannya meliputi WIP (walk in proces) dari conecting rod itu sendiri, wip submaterial, wip consumable, wip alat tulis kantor. (b) Camshaft Persediaannya meliputi WIP (walk in proces) dari camshaft itu sendiri, wip submaterial, wip consumable, wip alat tulis kantor. (c) Crankshaft Persediaannya meliputi WIP (walk in proces) dari crankshaft
itu
sendiri,
wip
submaterial,
wip
consumable, wip alat tulis kantor. (d) Cylinder head Persediaannya meliputi WIP (walk in proces) dari cyl head itu sendiri, wip submaterial, wip consumable, wip alat tulis kantor.
(e) Cylinder block
42
Persediaannya meliputi WIP (walk in proces) dari cyl block itu sendiri, wip submaterial, wip consumable, wip alat tulis kantor. (f) Preset Tool Persediaannya meliputi WIP (walk in proces) dari ToolTool untuk proses Machining, wip submaterial, wip consumable, wip alat tulis kantor. Untuk preset tool kordinasinya dengan gudang tool di departement logistic. (g) Production Logistic Support Dilihat dari namanya production logistic support merupakan bagian departemen produksi yang bertugas untuk mendukung produksi dalam hubungan/ interaksi dengan departemen logistic/ departemen lainnya guna mencapai produktifitas yang diharapkan. Aktiftitas section ini terdiri dari : (1) Gudang Finish Good Machining (2) SubGudang Consumable dan Submaterial (3) Penanganan limbah dari aktifitas mesin (4) SubGudang Kaizen Support (5) Supply Raw material dan loading Finish Good Subgudang di PT Hino Motors Manifakturing Indonesia adalah mini gudang dengan aktifitas penggolongan jenis
43
material dengan jumlah/ ukuran yang tepat dan juga waktu yang disesuaikan. Kegiatan subgudang ini bermaksud membantu/ mendukung produksi dalam membutuhkan material, seperti di dalam gudang utama dalam jumlah satuan yang besar tetapi dalam subgudang dipecah dalam jumlah/ ukuran yang kecil/ praktis. Manfaat dai subgudang ini yaitu untuk perhitungan biaya material itu sendiri yang digunakan dengan jumlah, ukuran, dan waktu yang tepat dengan aktifitas perperiode tertentu. d. Pengendalian Persediaan Pengendalian persediaan di Pt Hino Motors Manufakturing Indonesia dengan dengan media-media tertentu meliputi : 1. Check Sheet Check Sheet adalah lembar periksa atau formulir yang dirancang untuk mencatat data dan juga digunakan sebagai metode rekam. 2. Statistical Process Control (SPC) Prinsip Statistical proses control yaittu melakukan pengawasan
standard,
menghitung
persediaan,
dan
mengambil tindakan perbaikan selagi sebuah produk atau jasa sedang diproduksi. Hasil perhitungan ini diamati, jika hasilnya berada dalam batas yang diperbolehkan, maka
44
proses dilanjutkan. Jika hasilnya jatuh di luar jangkauan tertentu, maka hal itu dapat dijadikan sebagai pertimbangan pengambilan keputusan yaitu bisa menigkatkan produksi atau menurunkan produksi. Diagram kendali (control charts) adalah representasi grafis dari data sejalan dengan waktu yang menunjukan batas atas dan batas bawah proses yang kita kendalikan.
Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia
Gambar 3.4 Check Sheet Daily Control stock
45
MCH
Tanggal
No
input
Dept.
P T. HMMI Motor Indonesia PT. Hino Manufacturing Production M achiningMachining
Part No.
MAX
STOCK LEVEL
MI N
produksi
STATUS
supply
1
2
Input Identitas
STOCK
LAST
PRoduk
FORM C ly Inp s ut upp
fnish good CECK SHEET STOCK
Q C Inp ut
Q C PAS S U KS I LINE STOCK AW AL IN PROD
3
8
9
10
11
384
7
512
6
384
5
384
4
Detail Hard Tool Per Process
512
0 0 k 0dala m cec
0
12
13
0
0
0 0
0 0data
15
16
17
18
J uli 2014
19
23
24
akhir
inp s ut tock
22
25
27 28 26Octafianus
29
128,2
0
246,4
supply
0
2944
384
512
512
92 a khir Da ta
0
0 428
0
0
0
182
0
2944 512
2944
512
0
8
8
8
384
pcs
412
512
pcs
1 a khir Da ta
512
pcs
0
0
0
00
0
0
0
0
0
0 83
512
114
0
384
2944
0
2432
108
0
0
0
2304
5 12 0
21
6
4
5
512
1920
6
384
pcs
12
pcs
0
0
0
3
0
0
3 0
0
3
18
5 12 0
4
1408
0 384
1536
384
0 384
17
0
16
512
82
23
0
0 17
512
22
24
1280
0
19
0 128
512
pcs
0
0
0
0
384
pcs
384
128
21
0
0
57
0
0
21
512
0
0
0
0
0
0
0
0
lead 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
kanban
0
0
PPIC
Inp S ut PC
Dibuat
Display Stock
0
stock
BALANCE
Delivery
0
Gra S fk PC
0
daa ta khir
256
pcs/kbn pcs
128
pcs
0
0
1.236
512
0
0
128
120
0
40
sheet SPC
343
0
0 250
0
0
0
3
0
dtk
0
PPIC dan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Manger
0
0
0
dtk
0
0
dtk
0
0
0 0
0
0
0
0
0
0
0
1144
0
0
0
0
kbn
0
0
0
0
0
0
0
27
0
28
0
29
0
30
0
0
0
pcs
0
0
245
0
pcs
6400
1481
473
kanban out
130
pcs
0
36
402
286
0
0
Ou t (sc u pp Prod'n output Pla n(p s ) ly gate 3)
0
0
MAX
0
79
768
( 2 days stock) ( 10 days stock)
MIN
0
58
Stock After QCP SA erie SSs6
0
1144
26
0
1144
0
0
25
1144
0
0
24
1144
0
0
1144
23
4
1144
12
256 #REF!#VALUE!
323
1144
0
710
22
1144
36
384
256
0
1144
384
120
0
40
da a ta khir
0
0
512
12
4
1280
0
20
down
judgement
Tego W Sidney di Log MCH
SUM
storage
Input from
Dicek
Heri 31 B 30
18 Total hari k erja :
Disetujui inspeksi
QC CECK SHEET SPC
21
6400
20
3704
6400
120
judgement
512
512
128
128
DELIVERYSTOCK AKHIR
Inp log ut delivery
14
512
512
512
512
384
384
512
384
512
384
0
7
0
6
384
5
0
0 data 0
Stagnasi di 0 0
0
0
1024 1024 1024 1024 1408 1536 1920 2432 2560 2560 2688 3080 3080 3080 3080 3080 3080 3080 3080 3080 3080 3080 3080
4
384
5C STORE STOCK CALCULATION (HMMI PFEBRUARI re) paration 2014
384
384
512
384
384
Line Out Prod 9856 512
384 384
512 384
0 0 sheet 0
input data 0
640 1024 640
0
Factor 0
0
Factor 0
3
384
0
sebelumnya
2
128
QC I n (Cheeck)9856 512
0
1
768 256 1152
0
640
0 128
9984 0 QC Out (QC PASS)
WIP tanggal, input
0
ha 0 ri
4 0da 640 84 PASS) 896 1152 1280 Pending QC (belum3QC D6 a pa ta
0
0 0identita 0 0dan QC / Prod Repair (OUT) jam s
384
dtk/pcsdtk/pcs cycle
7.416
2.060
3328
512
8
5 12 0
118
0
8
0
15
Juli 2014
14
378 261,6
0
384
11
13
1.940
5 12 0
10
12
510
0
9
0
QC / Prod Repair (I N) Jumlah Total Lead Lead Time Lead time Perbedaan Safety stock Fluctuation Factor Line machining Order this Working Working stagnasi Adjust Qty/kanban Line Material Qty/day Min Cycle/day Cycle time Takt Time 1 Time process info for 3 day 0 Waktu Kerja 0 0 (20%) 0Kanban 0 stop (3%) 0 0 Reject 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Max 0 0 0 0 0 0 0 0 month 0 0 time/day 0 " 0 0 0 "NG QC / day/month Prod Adjustm ent sequence produksi Reject (5%) (1+2+3+4+ (0.3%) (Min+7) UP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 NO 0 0 OK 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5+6) Stock QC Repair 0
proses
0
Part Name
0
(k) 10 days stock) ( 2 days stoc
13260-ROD, ASSY PCS EW020 CONNECTI NG
PW KANBAN
Line 5C
PRODUCTION LOGISTIC SUPPORT Seksi
UNI NO. PART NAM ET NO. SUPPLIPART ER
1
18
18
3328
18
5 12 0
8
0 1.500 0 338,4
MI N( 2 days stock)
28.200
3072
0
7
2.130 1820,0
MAX( 10 days stock)
28.200 345 6
0
6
pcs
97 Out (supply gate 32 ) 8 512
hari
0 Prod'n output Plan(pcs)
dtk
52.800 CONNECTING ROD 13260-EW020
42244224 4224 4096 4096 4096 4096 4096 3968 3968 3968 3968 3968 3968 3840 3840 3840 3968 3968 3840 3968 4224 4224 4224 4224 4224 4224 4224 4224 4224 4224 4224 4224 Stock F/ G MCH (All)
1
CAM SHAFT 13501-EW030
3072
280 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 28 cec 01 k T o 38403328 3072 2816 3456 3456 3456 3072 3328 3328 2944 2944 2944 2944 2432 2304 1920 1536 1408 1 Stock After QC PASS
2
CRANKSHAFT 13411-EW010 3456 3456
0
5
s
output
3
4
5 12 0
18
5 12 0
CYLINDER HEAD28.200 11101-EW010
0
3
384
4
5 12 0
384
2
tor no
tor
FI NI SH GOOD CONROD DAI LY CONTROL Dept.
Mo Mo
18
2816
no
52.800 CYLINDER BLOCK 11401-EW010
Hi
s Contr ol
no PT
no
Hi er :
Hi
PT mb
PT
er : Su PT
5
3328
er :
46
mb er :
Mo Hi
tor
4900
4200
3500
2800
2100
1400
700
0 1
Chec k sheet monh tly stock
Su mb mb
s Gamb Mo Gamb s ar 3.6 Ma Gamb ar 3.7tor ar 3.8 Ma Statis tic Chec s Flowc Prose k Ma s Sheet hart Diagr peng Contr ol am endal Statis ian kalku lasi tic finish Prose googl
Gamb Ma ar 3.5
Su Su Pcs
B. PEMBAHASAN PT Hino Motors Manufakturing Indonesia terus-menerus meningkatkan perbaikan kinerja teknis dari setiap usahanya, dimulai dari logistic/ gudang, produksi, maintainance, quality. Perbaikan tersebut sangat penting untuk mencapai kinerja dan hasil maksimal, perbaikan maksimal maka hasilpun maksimal. Kinerja tersebut dapat diukur melaui metode-metode ukur dalam ilmu manajemen operasional. Untuk penanganan finish good PT Hino Motors manufakturing Indonesia menggunakan metode FIFO, metode ini sangat baik karena spesifikasi produk yang mudah rusak jika penyimpanan pada jangka waktu lama. Industri otomotif sangat rentan akan penyimpanan, baik pengaruh dari udara yang membuat produk terkorosi. Di bagian divisi logistic tersendiri digunakan check sheet dalam pengontrolan. Check sheet ini mencakup metode-metode pengontrolan periodic dan perpetual di logistic, serta agregatif untuk konsolidasi dengan Financial Accounting Departemen. Pencatatan check sheet ini dilakukan dengan membandingkan aktual dengan pencatatan komputer, sehingga terjadi titik keseimbangan di dalammnya. Maka dari itu pencatatan ini harus continunitas dan teliti agar hasilnyanya pun maksimal. Selama ini PT Hino Motors Mfg Indonesia telah melakukannya secara baik dan tepat, dan diharapkan kinerja ini dapat berkelanjutan dan terlaksana dengan baik. Perbaikan ini sekarang telah sampai pada tahap selanjutnya, dimana tahap ini yaitu tahap QC Seven Tool. Qc Seven Tool adalah tujuh alat ukur untuk mengendalikan kualitas. Qc seven tool terdiri dari : 1. check sheet, 2. diagram sebar,
47
3. diagram sebab-akibat, 4. diagram pareto, 5. diagram alir, 6. histrogram, 7. diagram statistic proses control (SPC). Pt Hino Motors Manufakturing Indonesia telah sampai pada proses akhir yaitu Statistic Proses Control. Metode ini sangat penting karena metode pencatatannya yang fleksibel dan dinamis tetapi dapat memperhatikan kualitas yang harus tetap dijaga. Metode Statistic Proses Control ini biasanya digunakan untuk mengukur kualitas suatu produk, tetapi di PT Hino Motors Manfakturing Indonesia digunakan untuk mengontrol persediaan dan merupakan teknik baru penggunaannya. Persediaan merupakan hal baru dalam pencatatan statistic proses control, akibatnya variabel penentuan perhitungan statistic dari metode itu pun merupakan hal baru. Persediaan diukur melalui variabel-variabel sebagai berikut : a) stock awal stock awal dipengaruhi tingkat efektifitas pemasukan/ hasil produksi dan efektifitas pengeluaran/ delivery. b) pemasukan (input) pemasukan input merupakan hasil produksi, dimana dipengaruhi oleh planing produksi, efektifitas produksi, persentasi Not Good. c) Pengeluaran (output) Pengeluaran output merupakan pengiriman/ delivery, dimana dipengaruhi oleh produksi dari consumen efektifitas produksi customer, planing order, planing delivery. d) Stock Akhir Stock akhir merupakan stock awal dari bulan berikutnya, stock akhir akan terukur melalui rumus : Stock akhir = (Stock awal + pemasukan) – pengeluaran
48
Statistic proses control ini sangat baik dalam mengontrol persediaan, dimana hasilnya dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan tahap berikutnya. Selama ini di PT Hino Motors Manufakturing Indonesia pengontrolan persediaan
berjalan dengan baik, dan fluktuasi
persediaan dapat berjalan baik dan terkendali.
BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Setiap perusahaan harus berupaya maksimal dalam menjalankan usahanya, hal itu dilakukan untuk menjaga ketersaingan dalam dunia globalisasi. Upaya maksimal ini dapat dilakukan dengan cara memperbaiki secara terus-menerus hal-hal teknis perusahaan. Berdasarkan hasil praktek kerja bermasyarakat ini tentang sistem persediaan di PT Hino Motors Manufakturing Indonesia. Maka dapat disimpulkan sistem persediaan di PT Hino Motors Manufakturing Indonesia berjalan dengan baik dan terkendali dengan baik, itu bisa dilihat dari metode yang digunakan dalam pengendalian persediaan ini. Metode check sheet dan statistic proses control sangat berpengaruh bagi pengendalian dan perhitungan tingkat persediaan. Masalah-masalah yang terjadi pada sistem persediaan dapat terdeteksi dengan alat ukur statistic yang memudahkan dalam pengambilan keputusan selanjutnya.
49
B. SARAN Dengan melihat situasi saat ini maka disarankan PT Hino Motors Manufakturing Indonesia untuk menjaga continunitas dan ketelitian dalam pencatatan metode check sheet dan statistic proses control ini agar hasilnya pun representatif untuk menjadi bahan pertimbangan pengambilan keputusan mengenai penanggulangan masalahnya. Metode statistic proces control dapat menghasilkan perhitungan tertentu, proses selanjutnya hasil perhitungan dijadikan bahan dasar dalam mengambil keputusan/ kebijakan. Kordinasi dengan departemen terkait menjadi sangat penting untuk mengambil keputusan/ kebijakan dari hasil perhitungan statistic proces contol. Pt Hino Motors Manufakturing Indonesia harus menjaga baik koordinasi dengan pihak terkait guna melakukan metode ini.
50