Manajemen Resiko Pada Bisnis Kuliner [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MANAJEMEN RESIKO PADA BISNIS KULINER



KELOMPOK IV : VIOLISTI PANGESTI



16100191



DINDA AMALIA MAUDI



16100120



MAULIDIAN AGUSTIANA



16100137



AJAR SURYONO



16100114



SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI



SOLUSI BISNIS INDONESIA YOGYAKARTA 2019



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha kuliner seperti membuat dan menjual masakan serta makanan sedang tumbuh dan berkembang di Indonesia. Beraneka ragam makanan yang unik, kehadiran wisata kuliner, dan tren kuliner yang menjadi gaya hidup masyarakat menjadi tanda bahwa bisnis kuliner berkembang pesat. Fenomena perkembangan jumlah pemain bisnis kuliner di Indonesia didukung oleh kemudahan membuka bisnis kuliner. Menurut Setyanti (2012), bisnis kuliner menjadi pilihan banyak orang dengan alasan jenis bisnis yang lebih mudah dilakukan daripada bisnis lainnya. Selain itu, membuka usaha kuliner banyak diminati masyarakat karena modal usaha yang tidak terlalu besar dan tidak mengharuskan berpendidikan tinggi. Sebuah bisnis secara umum dapat bertahan apabila bisnis tersebut dapat menyediakan produk atau jasa yang berkualitas kepada konsumen. Sehingga dengan kualitas yang unggul diharapkan konsumen akan melakukan pembelian ulang guna kelangsungan bisnis. Tetapi setiap hal pasti ada resikonya. Dan tentu saja bisnis tidak lepas dari sebuah resiko. Termasuk juga bisnis kuliner, banyak resiko- resiko yang mungkin terjadi dalam menjalanjan usaha. Karena itu, pengusaha harus bisa memanjemen resiko tersebut agar dapat ditekan sekecil mungkin dan tidak mengakibatkan kerugian yang besar terhadap perusahaan.



B. Rumusan Masalah 1. Apa itu yang dimaksud dengan resiko ? 2. Apa itu Bisnis Kuliner ? 3. Resiko apa saja yang dapat terjadi terhadap bisnis kuliner ? 4. Bagaimana cara memanajemen resiko pada bisnis kuliner agar dapat diminimialisir ?



BAB II PEMBAHASAN



A. MANAJEMEN RESIKO Manajemen resiko merupakan inti dari sistem manajemen K3, karena itu secara khusus OHSAS 18001 dan Permenaker 05/Men/1996 mempersyaratkan adanya pengelolaan resiko.Sebuah organisasi dapat menerapkan metode pengendalian resiko apapun sejauh metode tersebut mampu mengidentifikasi, mengevaluasi dan memilih prioritas resiko dan mengendalikan resiko dengan melakukan pendekatan jangka pendek dan jangka panjang.Menurut The Standard Australia/New Zealand 4360 (2004) memaparkan bahwa, resiko ialah suatu kemungkinan dari suatu kejadian yang tidak diinginkan yang akan mempengaruhi suatu aktivitas atau obyek. Resiko tersebut akan diukur dalam terminologi consequences dan likelihood. Resikobisa diindikasikan oleh probabilitas sebuah kecelakaan dikalikan kerusakan dalam rupiah, nyawa, atau unit operasi.Dapat dijelaskan pula bahwa resiko adalah pemaparan tentang kemungkinan dari suatu hal seperti kerugian secara finansial, kerusakan fisik, kecelakaan atau keterlambatan, sebagai konsekuensi dari suatu aktivitas. Beberapa contoh resiko yang dapat terjadi dalam suatu perusahaan yaitu : 1. Kegagalan dalam meraih kesempatan 2. Kerusakan dari peralatan atau mesin-mesin produksi 3. Kebakaran dan kecelakaan kerja 4. Kerusakan dari peralatan kantor 5.



Pelanggaran terhadap keamanan



Untuk menanggulangi resiko dapat dilakukan dengan menghindari, mengurangi, mentransfer, atau menerima resiko tersebut. Resiko dapat dibagi menjadi beberapa bagian (The Standards Australia/New Zealand, 1999), antara lain adalah : 1.



Tipe Resiko Resiko perusahaan dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu : a.



Tipe Pertama



Adalah tipe resiko yang sulit dikendalikan manajemen perusahaan, seperti resiko kebakaran akibat arus listrik dan penipuan yang dilakukan oleh pihakpihak tertentu. b.



Tipe Kedua Adalah tipe resiko yang dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan. Resiko ini dapat terjadi pada saat perusahaan membangun pabrik baru, meluncurkan produk baru atau membeli perusahaan lain. Jika salah memprediksi, perusahaan akan menderita kerugian



2.



Nilai Resiko Yang Dapat Ditolerir Perusahaan yang tidak memiliki srategi manajemen resiko lebih merugi dalam menghadapi masa kritis.Akan banyak biaya yang harus dikeluarkan setelah suatu peristiwa terjadi.Karena menyadari kebutuhan untuk mengatur resiko, maka perusahaan mengeluarkan biaya-biaya tambahan sehingga berakibat pada turunnya jumlah kejadian yang tidak diharapkan, yang akhirnya menurunkan jumlah berbagai biaya. Perhitungan resiko Resiko merupakan kombinasi dari likelihood dan consequence. Likelihood ialah kemungkinan dalam suatu periode waktu dari suatu resiko akan muncul. Perhitungan kemungkinan yang sering digunakan adalah frekuensi. Consequence ialah akibat dari suatu kejadian yang biasanya dinyatakan sebagai kerugian dari suatu resiko. Oleh karena itu, perhitungan resiko dilakukan dengan mengalikan nilai likelihood dengan consequence. Risks = Likelihood x Consequez................(1) Dimana : Consequence = Konsekuensi untuk suatu resiko Likelihood = Frekuensi kegagalan untuk suatu resiko Untuk memudahkan penentuan level resiko dibuatlah suatu tabel riskmatrix. Dari beberapa keterangan sebelumnya, maka dapat diartikan bahwa manajemen resiko adalah suatu upaya pengelolaan suatu resiko yang terstruktur dan bertujuan untuk mengetahui, menganalisa, serta mengendalikan resiko dalam



setiap kegiatan atau aktivitas perusahaan yang diaplikasikan untuk menuju efektivitas manajemen yang lebih tinggi dalam menangani kesempatan yang potensial dan kerugian yang dapat mempengaruhi perusahaan. Mengatur resiko ialah suatu proses sistematik yang digunakan untuk membuat keputusan dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari performansi perusahaan. Sedangkan mengelola resiko adalah mengidentifikasi suatu kejadian yang dapat merugikan perusahaan dan mengambil suatu tindakan untuk menghindari dan mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan oleh perusahaan. Setiap perusahaan membutuhkan metode tertentu untuk mengontrol berbagai resiko yang mungkin timbul.Manajemen resiko dapat diartikan sebagai suatu sistem pengawasan resiko dan perlindungan harta benda, hak milik dan kemungkinan badan usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya kerugian karena adanya suatu resiko. Suatu keseimbangan antara biaya dalam mengelola resiko dengan keuntungan yang akan didapatkan sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan program manajemen resiko. B. BISNIS KULINER Mengapa orang begitu banyak melirik bisnis kuliner sebagai pilihannya? Salah satu alasanya adalah karena menjalankan usaha dibidang kuliner itu tidak terlalu sulit dan keuntungan yang ditawarkan cukup besar.Yang dibutuhkan hanyalah keterampilan dalam mengelolah makanan atau minuman yang enak. Bisnis kuliner adalah jenis usaha yang menguntungkan dan akan selalu laris sepanjang masa, alasannya karena makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang tidak bisa lepas dari kehidupan kita. Bisnis kuliner ini pun punya banyak kategori, mulai dari makanan ringan (camilan), minuman, hingga makanan pokok. Semua kategori di bisnis kuliner ini (camilan, minuman, makanan pokok) punya potensi yang sangat bagus, tergantung cara kita dalam memasarkannya. Target pasar yang menggiurkan dari bisnis kuliner ini adalah para wisatawan. Salah satu potensi paling besar keberhasilannya adalah jika usaha tersebut kita buka ditempat wisata. Bagaimana dengan modalnya? Modal awal untuk memulai usaha kuliner relatif kecil, tergantung jenis konsep usaha yang akan kita jalankan. Usaha kuliner bisa dimulai dengan modal kecil ataupun besar.



Jika anda pengusaha pemula, mulailah dengan usaha kuliner modal kecil dahulu, yaa hitung-hitung belajar dan cari pengalaman. Karena terjun dalam bidang usaha yang membutuhkan keterampilan khusus atau membutuhkan modal yang besar justru bisa membuat Anda mudah putus asa jika menemui kegagalan. Bisnis kuliner merupakan bisnis yang tidak pernah ada matinya. Peluang akan selalu terbuka lebar bila kita jeli melihatnya. Kuliner selalu dibutuhkan orang tanpa melihat musim ataupun lagi krisis karena makanan adalah kebutuhan pokok selain sandang dan papan. Setiap hari sepanjang tahun orang akan butuh makanan untuk menunjang kehidupan. Dengan semakin meningkatnya taraf hidup, makanan tidak lagi sekadar apa yang dimakan, tapi telah menjadi gaya hidup masyarakat modern. You are what you eat, adalah adagium yang menjadi akrab di telinga masyarakat modern. Bagi masyarakat status ekonomi menengah ke atas, pertanyaannya bukan lagi makan apa, tapi makan di mana? Dalam adagium tersebut melekat identitas dan status. Mereka makan di tempat-tempat tertentu yang bisa menaikkan status, dan itu mereka pajang di media sosial. Sering kali kita melihat orang meng-update statusnya dengan berselfie ria di tempat-tempat jajanan kuliner memfoto diri bersama apa yang dimakannya. Dua hal inilah yang dikemas oleh para usahawan yang sukses mengelelola bisnis kuliner. Mulai dari skala kecil hingga skala besar. Bagaimana mengelola bisnisnya? Mengelola bisnis kuliner sedikit berbeda dengan bisnis lain. Ada empat pertimbangan orang dalam memilih kuliner. Apa saja yang menjadi pertimbangan tersebut? Rasa Rasa menduduki peringkat teratas. Banyak orang mengelola bisnis kuliner yang sama, tapi kuliner yang mempunyai rasa yang enak selalu dikunjungi pembeli. Pembeli akan datang tidak hanya sekali, tapi mereka akan datang lagi untuk menikmati kuliner di



kesempatan berikutnya. Bahkan pembeli rela antri untuk mendapatkan makanan yang mereka sukai Hieginitas Hieginitas adalah masalah kebersihan baik makanan itu sendiri, maupun kondisi tempat berjualan. Tempat dan peralatan pendukung yang bersih akan membuat pembeli merasa aman untuk menikmati kuliner yang dihidangkan. Selain sedikit penjelasan bisnis kuliner yang saya sebutkan di atas, masih ada banyak sekali peluang usaha kuliner yang bisa Anda geluti. Silahkan baca artikel tentang bisnis kuliner lainnya hanya di info usaha.



C. RESIKO YANG MUNGKIN TERJADI PASA BISNIS KULINER Bisnis kuliner memang merupakan bisnis yang menggiurkan dan tak pernah ada matinya.Bisnis ini mampu memberikan keuntungan yang besar bila digarap dengan baik.Ada beberapa faktor yang menyebabkan kuliner akhirnya menjadi pilihan banyak orang sebagai lahan bisnis, bahkan untuk pengusaha pemula. Pertama, karena kuliner merupakan kebutuhan setiap orang.Setiap orang dan setiap harinya perlu makan dan minum.Dengan jaminan permintaan yang terus ada seperti itu, berarti market pasar untuk bisnis kuliner sudah ada. Kedua, kuliner sekarang sudah tak sekadar untuk memenuhi kebutuhan saja, namun sudah mengarah ke lifestyle atau gaya hidup. Masyarakat selalu dibuat penasaran untuk mencoba seiring dengan munculnya produk-produk kuliner baru. Jadi, selain sebagai kebutuhan, kuliner juga menarik dari segi pasar karena sudah menjadi lifestyle.Namun, meskipun potensi usahanya menarik untuk dicoba, bisnis kuliner juga menyimpan segudang risiko. Bisa saja, risiko tersebut bila tidak ditanggulangi dengan baik akan menyebabkan kerugian. Tidak sedikit cerita-cerita pelaku usaha kuliner yang terpaksa gulung tikar dalam usia bisnis yang relative masih “belia”.



Apa saja risiko-risiko yang muncul pada bisnis kuliner? berikut ini:



1. Jadi korban tren pasar. Banyak pengusaha pemula yang tertarik dengan bisnis kuliner lantaran menu tertentu atau minuman tertentu sedang menjadi tren di masyarakat.Ada yang membeli franchise, ada pula yang membuat sendiri dengan modal dan riset sendiri. Sayangnya, ketika ia memasuki bisnis makanan atau minuman tersebut, trennya justru menurun. Akibatnya, ia kesusahan dalam mengembangkan bisnisnya itu. Risiko semacam ini kerap dialami oleh pelaku bisnis kuliner.Di sinilah pentingnya melakukan riset dan perhitungan-perthitungan sebelum memulai usaha.Tren bisnis yang terjadi di masyarakat, utamanya produk kuliner seringkali tidak bertahan lama. Namun, ada juga produk-produk tertentu yang bisa survive meskipun trennya sudah berlalu. Tidak ada salahnya mengikuti bisnis kuliner yang sedang tren di masyarakat.Yang perlu menjadi perhatian adalah bagaimana caranya mengembangkan produk dan strategi pemasaran agar berkelanjutan, paling tidak menambah masa product life cycle. 2. Salah menentukan harga. Pada bisnis kuliner cukup banyak variabel yang harus masuk sebagai dasar perhitungan untuk menentukan harga jual. Variabel tersebut baik dari bahan baku makanan atau minumannya itu sendiri, atau variabel lain seperti sewa tempat dan sebagainya. Kesalahan yang sering terjadi adalah kurang tepatnya menghitung harga jual produk sehingga menimbulkan kerugian bagi usaha. Kesalahan juga muncul akibat mematok harga yang terlalu tinggi.Misalnya karena desain outletnya menarik, seorang pengusaha mematok harga jual menu yang tinggi.Padahal, selain desain outlet yang menarik, segmentasi dan daya beli pasar di sekitar lokasi usaha juga wajib masuk dalam perhitungan. Bila outletnya bagus namun daya beli di sekitarnya cukup rendah sama saja tidak berguna. 3. Lokasi yang ternyata tak strategis Pemilihan lokasi yang tepat sangat berpengaruh dalam suksesnya bisnis kuliner.Apalagi, produk kulinernya tersebut bukanlah produk yang familiar di



masyarakat. Memang, bila produknya sudah terkenal enak rasanya, konsumen pun akan mencari di mana outlet tersebut berada. Lokasi outlet yang tidak tepat bisa jadi menjadi faktor dari kegagalan bisnis kuliner Anda. Selain itu, kegagalan bisa juga disebabkan karena di lokasi tersebut sudah ada produk makanan yang sejenis, atau merupakan saingan produk Anda. Hal ini sering juga dialami oleh pelaku bisnis franchise akibat franchisornya terlalu rakus menerima mitra baru sampai lupa mengukur jarak ideal antar outletnya. 4. Resiko Produksi Usaha makanan merupakan usaha yang ditandai varibialitas hasil produksi yang tinggi atau resiko yang tinggi. Mengapa ? karena bahan baku yang digunakan dalam usaha ini adalah bahan baku yang bersifat mudah rusak. Misalnya ayam, bila stok ini tidak terjual habis maka akan membuat kerugian. Ayam tersebut tidak dapat digunakan lagi untuk bahan baku besok.



D. MANAJEMEN RESIKO PADA BISNIS KULINER Manajemen resiko bertujuan untuk melindungi suatu bisnis yang juga mencakupkaryawan, properti, reputasi dan lainnya dari sebuah bahaya yang sewaktuwaktudapat terjadi. Tidak semua resiko dapat dihilangkan, yang dapat dilakukan hanya melakukan tindakan pencegahan dan meminimalisir resiko tersebut. 1. Risk Identification Langkah ini untuk mengidentifikasi kemungkinan resiko yang dapat terjadi pada bisnis kuliner. Ini bertujuan untuk mengetahui keadaan yang kemungkinan dihadapi dalamberbagai aspek seperti produk/jasa, pasar, ekonomi, sosial, hukum, dan teknologi.Lebih baik lagi jika risiko diklasifikasikan menurut kategorinya masingmasingagar mempermudah proses identifikasi. 2. Risk Assessment Setelah risiko diidentifikasi, lakukan penilaian terhadap potensi kerugian dan kemungkinan resiko yang akan terjadi.



Penilaian dilakukan oleh tiap individu di bidang dan keahlian masingmasing.Seperti contohnya hal yang berkaitan dengan dapur minta penilaian dari chef, resikoterkait keamanan minta penilaian dari buildingmanagement, dan lain sebagainya. Tujuannya adalah agar setiap resiko benar-benar diidentifikasi dengan baik dandalam prioritas yang benar. 3. Risk Response Proses ini dilakukan untuk memilih dan menerapkan langkah manajemen resiko sesuai prioritas. E. TAHAPAN DAN TANGGAPAN DALAM MANAJEMEN RESIKO Seperti yang sudah dibahas, tentu tantangan manajemen resiko adalah memberikan prioritas dan tanggapan yang paling sesuai untuk langkah berikutnya. Tanggapan risiko umumnya terbagi dalam kategori seperti berikut: 1. Risk Avoidance Mencegah dan mengantisipasi kegiatan-kegiatan yang dapat menyebabkan resiko terjadi.Hal ini secara khusus semua kegiatan yang berkaitan di bisnis kuliner. 2. Risk Reduction Mengambil tindakan untuk mengurangi kemungkinan resiko dan dampak resiko. 3. Risk Sharing or Transfer Mengambil



tindakan



untuk



mencegah



resiko



dengan



mengandalkan



beberapapihak ketiga seperti asuransi atau outsourcing. 4. Risk Acceptence Sadar bahwa suatu resiko pasti terjadi, sehingga tindakan yang diambil sangat minimal.Namun kesadaran risiko ini tentu dengan mengetahui resiko tersebut tidak berdampak besar bagi bisnis. 5. Create a Risk Management Plan Membuat rencana penanggulangan dan pencegahan yang diinginkan untuk setiap kategori resiko. 6. Implementation



Menjalankan metode pencegahan yang telah direncanakan untuk mengurangi atau menanggulangi pengaruh dari setiap resiko yang ada. 7. Evaluate and Review Tidak semua rencana dapat berjalan dengan baik dan lancar.Perubahan kondisi lingkungan, sosial, atau ekonomi (yang tidak diprediksi) bisa menyebabkanperubahan pelaksanaan. Oleh karena itu perlu adanya evaluasi secara periodik yang dilakukan untuk merubah rencana dan penanggulanan risiko yang mungkin terjadi.



F. STRATEGI MANAJEMEN



RESIKO



YANG



SPESIFIK



UNTUK



BISNIS



KULINER 1. Pelatihan yang benar untuk para pekerja. Para pekerja adalah salah satu faktor penentu keberhasilan bisnis kuliner, maka dari itu latihlah setiap pekerja dengan baik sebelum benar-benar melibatkan mereka dalam keseharian di bisnis kuliner. Latihlah tiap karyawan dan lengkapilah mereka dengan berbagai pengetahuan penting. Contohnya saja bagaimana cara menggunakan perlengkapan dan peralatan yang benar, bagaimana melayani pelanggan dengan baik dan benar. Bahkan jika perlu, berikan juga buku panduan. Meski seolah sepele, tapi hal ini perlu untuk memastikan bahwa mereka memang menggunakan peralatan dengan semestinya supaya bisa mencegah terjadinya kerusakan atau kerugian lainnya yang jauh lebih besar. Selain itu latihlah mereka juga untuk memahami prosedur keamanan.Terutama karena bisnis kuliner menyangkut makanan dan minuman yang rentan terkena bakteri dan kuman. Jadi pastikan mereka bisa berhati-hati dalam hal yang satu ini terutama ketika sedang menyajikan makanan.



Untuk para karyawan yang bekerja di bagian layanan pelanggan atau customer service juga tetap membutuhkan pelatihan, terutama karena mereka yang nantinya selalu berinteraksi dengan para pelanggan. Mereka harus paham tentang bagaimana cara menyelesaikan masalah, hingga mengatasi berbagai masalah yang mungkin terjadi. Jika bisnis kuliner menyediakan berbagai minuman dan makanan dengan dekorasi yang menarik, maka latihlah tiap karyawan untuk menyusun dekorasi dengan baik dan cepat namun tetap mempertahankan kualitas dan rasa. 2. Manfaatkan dan pahami penggunaan teknologi. Manfaatkan juga kecanggihan teknologi yang ada untuk meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.Misalnya saja, gunakan software atau aplikasi yang membantu mengelola keuangan bisnis kuliner supaya bisa melacak arus kas. Pertimbangkan juga untuk memasang kamera CCTV di tempat bisnis kuiner untuk berjaga-jaga apabila ada kejadian tidak terduga seperti kedatangan pencuri. Cobalah juga untuk menginstall software anti-virus di komputer yang biasa digunakan untuk keperluan bisnis untuk mencegah kehilangan data akibat virus. Pasang juga password untuk meningkatkan keamanan pada Wi-Fi yang ada di tempat bisnis kuliner. 3. Pantau keadaan fasilitas dan peralatan yang ada Jika ada fasilitas dan peralatan (seperti kompor, panci, meja, dan kursi) yang rusak, pastinya akan cukup merugikan bagi bisnis kuliner karena nantinya harus mengeluarkan biaya demi mengganti fasilitas tersebut dengan yang baru. Maka dari itu, pantaulah keadaan setiap fasilitas yang ada. Kemudian bagi pebisnis restoran, pastikan keadaan dapur rapi, bersih dan aman.Ingatlah bahwa makanan dan minuman bisa terkontaminasi virus atau bakteri dan sangat berbahaya jika dikonsumsi oleh para pelanggan. Pastikan juga tempat bisnis bersih dari sampah dan barang-barang bekas yang sudah tidak diperlukan.Pastikan juga tidak ada gas yang bocor, air meluap, ledeng bocor, peralatan memanas secara tidak normal ataupun kabel listrik yang bermasalah. 4. Gunakan asuransi



Dikarenakan risiko bisa muncul kapanpun dan dimanapun, pertimbangkan untuk memahami dan menggunakan asuransi.Selain untuk rasa aman, kejadiankejadian yang tidak diinginkan tentu dapat ditanggulangi dengan baik dengan adanya asuransi. Pastikan bahwa bisnis juga berjalan sesuai standar yang ada supaya tidak menimbulkan masalah di kemudian hari terkait asuransi. Mulai dari peraturan yang tidak memperbolehkan merokok di lingkungan dapur, tidak boleh menaruh benda berbahaya secara sembarangan, menggunakan serta mengganti secara berkala gembok dan kunci dengan versi yang lebih baru (tidak berkarat), dan lain sebagainya.



BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Risiko bisnis adalah risiko yang terkait dengan posisi kompetitif perusahaan dan prospek perusahaan untuk berkembang dalam pasar yang senantiasa berubah. Risiko bisnis merupakan salah satu jenis resiko yang tidak dapat ditransfer ke pihak lain. Sekali perusahaan terjun ke bisnis tertentu, maka saat itu juga perusahaan akan langsung menanggung risiko bisnis. Tidak terkecuali bagi bisnis kuliner. Bisnis kuliner merupakan salah satu bisnis yang memiliki resiko tinggi. Tetapi dibangdingkan dengan bisnis yang lain pula bisnis kuliner memang bisnis yang memiliki potensi paling cepat dalam mengahsilkan laba. Hal terpenting adalah bagaimana memastikan bahwa selera manajemen terhadap



risiko tetap memenuhi prisnsip semakin tinggi risiko semakin tinggi



ekspektasi hasil, high risk high return.



B. SARAN Semua usaha memiliki kekhasan risiko bisnisnya masing-masing. Kunci kesuksesan menghadapi risiko adalah adanya pengendalian dan sikap kehati-hatian dalam berusaha. Ketika sebuah usaha baru dimulai, pengusaha disarankan untuk memiliki referensi dan pengalaman sebanyak mungkin. Referensi bisa didapat dari rencana bisnis perusahaan. Sehingga kegagalan dalam berbisnis dapat diminimalkan. Aspek anggaran, prediksi penjualan dan keuntungan , prediksi masa penurunan penjualan, penciptaan produk baru, baya gaji karyawan, dan keputusan investasi merupakan hal-hal yang perlu dirumuskan secara matang sebelum sebuah usaha dimulai. Sedangkan factor pengalaman akan didapat dalam jangka panjang, yang penting semua pelaku usaha itu harus mampu untuk focus dalam usahanya.