Manajemen Sakaratul Maut Menurut Hindu [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MANAJEMEN SAKARATUL MAUT MENURUT HINDU A. Pengertian Sakuratul Maut • Hampir setiap orang sangat takut mendengar perkataan sakaratul maut.Namun Konsep Hindu, ia harus menyakini bahwa kematian cepat atau lambat, di mana saja dan kapan saja dia berada,pasti akan menemuinya. • Sakaratul Maut adalah saat-saat kritis seseorang itu sedang menghadapi kematian yang sudah tidak diharapkan lagi akan kesembuhannya atau akan hidup kembali seperti biasa. • Proses kematian seseorang beraneka ragam, mulai dari proses mati dengan tenang sampai pada proses mati dengan terlebih dahulu mengalami kecelakaan dansebagainya. Ini semuanya peristiwa lahir. Demikian pula dalam sikap batin, manusia menghadapi kematian bermacam-macam. Menurut ukuran agama, misalnya, ada yang mati dalam keadaan iman atau sebaliknya. Kesemuanya mempunyai penilaian atau penghargaan menurut dimensi agama yang berbedabeda. PENDAMBINGAN MASA KRITIS Pendampingan masakritis perlu dilakukan bimbingan rohanipasien merupakanbagian integral dari bentuk pelayanan kesehatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan bio-Psyco-Socio-Spritual yangkomprehensif, karenapada dasarnyasetiap dirimanusia terdapat kebutuhan dasarspiritual. Pentingnya bimbingan spiritual dalam kesehatan telah menjadi ketetapan WHO yang menyatakan bahwa aspek agama ( spiritual ) merupakan salahsatu unsurdari pengertian kesehataan seutuhnya(WHO, 1984). Oleh karenaitu dibutuhkan dokter, terutama perawat untuk memenuhi kebutuhan spritualpasien. Perawat memiliki peran untuk memenuhi kebutuhan biologis, sosiologis, psikologis, dan spiritual klien. Akan tetapi, kebutuhan spiritual seringkali dianggap tidak penting oleh perawat. Padahal aspek spiritual sangat penting terutama untuk pasien yang didiagnosa harapan sembuhnya sangat tipis dan mendekati sakaratul maut danseharusnya perawatbisa menjadi seperti apa yang dikemukakan oleh Henderson, menyatakan “perawat akan membimbing pasien saatsakaratulmauthingga meninggaldengan damai. Biasanya pasien yang sangat membutuhkan bimbingan oleh perawat adalah pasien terminal karena pasien terminal, pasien yang didiagnosis dengan penyakit berat dan tidak dapat disembuhkan lagi dimana berakhir dengan kematian, seperti yang dikatakan Dadang Hawari (1977,53) “orang yang mengalami penyakit terminal dan menjelang sakaratul maut lebih banyak mengalami penyakit kejiwaan, krisis spiritual,dan krisis kerohanian sehingga pembinaan kerohanian saat klien menjelang ajal perlu mendapatkan perhatian khusus”. Sehingga, pasien terminal biasanya bereaksi menolak, depresi berat, perasaan marah akibat ketidakberdayaan dan keputusasaan. Oleh sebab itu, peran perawat sangat dibutuhkan untuk mendampingi pasien yang dapat meningkatkan semangat hidup klien meskipun harapannya sangat tipis dan dapat mempersiapkan diri pasien untuk menghadapi kehidupan yang kekal



• Maha dahsyat rasa sakit saat sakratul maut tidak dapat digambarkan apa lagi dirasakan dengan pasti kecuali oleh orang yang telah menemui ajalnya. Saatujung jari telunjuk tertusuk jarum, yang merasakan sakit adalahjiwanya,demikianrasasakitpadaanggotatubuhlainnya. • Orang yang menghadapi sakratul maut adalah saat detik-detik ruh ditarik dari jasadnya, pada saat jiwa terlepas dari jasad, maka yang merasakan sakit adalah jiwanya sampai jiwa tersebutbenar-benar terpisah dari jasatnya.Sakratul maut adalah ungkapan tentang rasa sakit yang menyerang jiwanya sehingga tidak ada lagi satu pun bagian jiwa yang terbebas dari rasa sakit itu. Rasa sakit tertusuk jarum, hanya menjalar pada bagian jiwa yang terletak pada anggota badan yang tertusuk jarum tersebut. Akan tetapi, rasa sakit yang dirasakan selama sakratul maut menghujam jiwa dan menyebar ke seluruh bagian badan, sehingga bagian orang yang sedang sekarat merasakan dirinya ditarik-tarik dan dicabut dari setiap urat nadi, urat syaraf, persendihan, hingga dari setiap akar rambut mulai dari kulit kepala hingga ujung kaki. Jmaka tidak terbayang sakitnyaorangyangsedangsakaratulmaut. KEMATIAN (SAKARATUL MAUT) MENURUT KONSEP HINDU Semua ciptaan Tuhan ditata berdasarkan hukum utpati (tercipta), sthiti (hidup terpelihara) dan pralina (lenyap kembali kepada asalnya). Alam dan isinya ini, setelah masanya selesai beredar dan berputar-putar, akan pralina atau pralaya. Istilah kematian (sakaratul Maut) memang tidak dijumpai dalam ajaran Hindu, karena memang itu bukan bahasa Sansekerta, bahasa yang dipakai dalam ajaran Hindu. Namun, yang sejajar dengan konsep kiamat adalah konsep pralina atau pralaya yang ada dalam kitabkitab Purana. Dalam kitab-kitab Purana, utpati, sthiti dan pralina dibahas secara khusus. Memang terdapat sedikit perbedaan antara Purana satu dan Purana lainnya mengenai konsep ini. Namun, secara umum menyangkut halhal yang substansial tentang pralaya, semua Purana isinya sama, bahwa semua ciptaan Tuhan ini kena hukum TRI KONA yaituutpati,sthitidanpralinaitu EmpatKonsepPralaya Konsep pralaya dalam Wisnu dan Brahma Purana ada dinyatakan empatkonsep pralaya yaitu: • Nitya Pralaya yaitu proses kematian yang terjadi setiap hari dari semua makhluk hidup. Bahkan dalam diri manusia pun setiap detik ada sel tubuhnya yang mati dan diganti dengan selbaru. Seltubuh manusia terjadi utpati,sthitidan pralina. • Naimitika pralaya adalah pralaya yang terjadi dalam satu periode manu. Menurut pandangan ini akan terjadi pralaya terbatas dalam setiap akhir manwantara. Ini artinya akan terjadi 14 kali naimitika pralaya atau kiamat terbatas atau kehancuran alam secara terbatas. • Prakrtika Pralaya yaitu terjadinya pralaya secara total setelah manwantara ke-14. Saat terjadinya Prakrtika Pralaya, seluruh alam semesta beserta isinya lenyap dan kembali pada Brahman atau Tuhan Yang Mahaesa dalam waktu yang panjang atau satu malamnya Brahma. Dalam Bhagavadgita 4.7 disampaikan : yada yadahi dharmasya glanir bhavati bharata abhyutthanam adharmasya tadatmanam srjamy aham Artinya : Kapanpun dan dimanapun pelaksanaan dharma merosot dan hal-hal yang bertentangan dengan dharma merajalela, pada waktu itulah



Aku (Tuhan) sendiri turun untuk menegakkannya kembali”Jadi disana jelas disebutkan bahwa Tuhan akan turun (mengambil wujud ) setiap terjadi kemerosotan Dharma, kondisi ini akan terjadi terus menerus tidak berhenti pada suatu titik tapi terus terjadi sesuaidengan siklus waktu. PERAWATAN JENAZAH MENURUT AGAMA HINDU KAHARINGAN Sebelum dikubur jenazah dirawat sebagaimana orang yangmasihhidup. Adapun langka-langkah perawatannya adalah sebagai berikut: 1. Memandikanjenazah: Yangdisediakanpadasaatmemandikanjenazahitu, a. Airdalamember b. Sabunmandi c. Pakaianyangakandigunakanolehjenazah d. Sisir,cermin,minyak,bedak e. Piringtempat menampungrambut. PEMANDIAN JENAZAH SECARA AGAMA HINDU KAHARINGAN Adapun yang pertama kita lakukan yaitu mengambil air menggunakan telapak tangan disertai dengan mengucapkan mantra: “Tuh anu …... aku mempandui ikau hapa danum ije barasih danum Pantis Rangkan Bulau Rangkan Hintan mangat ikau tuh habalitam Bulau Hintan buli nyembang Ranying Hatalla Langit buli lewu Tatau ije dia Rumpang Tulang Rundung Raja Isen Kamalesu Uhat Manyak Pelek Uluh TingangTatuAtang Hiang.” • Setelah itu air tadi diusap kejenazah, karena yang pertama tercipta dari manusia yaitu mata. Kemudian diikuti dengan menyirami seluruh anggota badan jenazah sampai merata dengan menggosokan sabun disekujur tubuh jenazah dengan berulang-ulang sampai benar-benar bersih. 2.Mendandanijenazah Setelah acara memandikan jenazah selesai selanjutnya jenazah dikenkan pakaian yang telah dipersiapkan dan didandani dengan pupur dibagian wajah, cermin, menyisir rambut serta diolesi minyak, ini dilakukan seperti seorang yang akanberpergian jauh. • Kemudian jenazah yang telah selesai didandani, ditempatkan diatas bale-bale diberi galangan dengan menggunakan dua buah gong pada bagian ujung masing-masing. • Posisi pada saat menempatkan jenazah diatas bale harus memperhatikan orang yang meninggal tersebut apakah laki-laki atauperempuan.



• Bila yang meninggal adalah laki-laki maka posisi kepalanya berada di barat mengingat asal kejadian lakilaki yang pertama berasal dari arah laut manggantung. Sedangkan bila perempuan maka posisi kepala berada di timur, mengingat wanita berasal dari Hulu Batang Danum. Kemudian tangan jenazah tegak lurus berada disamping badan. • Pada tangan sebelah kanan diberi telor ayam sebanyak satu butir dan sejumlah uang yang digenggam pada tangannya. Pada kedua matanya ditutup dengan uang logam serta dibagian mulut diberi Lamiang kemudian diatas dada jenazah ditaburi beras yang sudah diberikan warna merah dan kuning, sirih,pinang dan rokok kecil warna putihdenganposisitelungkup. BASIR (ROHANIWAN) SEDANG MENDANDANI DAN MELAKUKAN MANUNDING MAYAT JENAZAH. • Telunjuk kaki jenazah kedua-duanya diikat, setelah menyisir rambut, dan piring tempat penampungan disimpan diatas kepala tempat menampung ujung rambut jenazah. Setelah itu ada sangku yang diisi Beras tempat mendirikan Patung Palawi. Diteruskan dengan pemukulan Gong (Nitih) dengan jumlah pukulantertentu. • Apabila yang meninggal laki-laki maka jumlah pukulannya sebanyak tujuh kali, dan apabila perempuan maka Gong dipukulsebanyaklimakali. • Diatas jenazah dibuat langkau dari kain, langkau itu tepat beradadiatastempatjenazah • Jenazah ditunggu oleh kelurga yang meninggal secara bergantian jangan sampai ditinggal dan jangan sampai dilangkahi oleh kucing, anjing karena sangat besar pantangannya. 3. MembuatPetiJenazah • Sebelum membuat peti jenazah, maka terlebih dahulu jenazah diukur dengan menggunakan rotan, yang diikuti dengan pemukulan Gong sebanyak tujuh kali bila yang meninggal perempuan pemukulan Gongnya sebanyaklima kali. • Ketika mau berangkat berangkat harus dilengkapi dengan alat-alat seperti : Beliung, Parang, Gergaji, Piring, Sendok, Panci, Mangkok, Gelas dan Beras. Sebelum menebang kayu untuk pembuatan peti maka telebih dahulu diadakan pemotongan ayam dan darahnya diambil untuk dicampurkan dengan beras selanjutnya untuk menaburkan pada batang kayu yang akan ditebang dengan maksud agar batang kayu tersebut dengan mulus tidak ada yangrusak,



• menjauhkan roh-roh jahat / roh orang yang meninggal tidak mengganggu orang-orang yang mengerjakan peti jenazah tersebut. Sebelum peti itu bawa masuk kedalam rumah harus dibunyikan gong sesuai dengan jenis kelamin orang yang meninggal. Bila laki-laki sebanyak tujuh kali kalau perempuansebanyak lima kali. PROSES MANYALUH RAUNG PETI JENAZAH • Setelah raung (peti jenazah) sudah siap maka tinggal satu hari lagi untuk tinggal raung (peti jenazahnya) setelah tinggal satu hari baru dimasukan jenazah kedalam raung (peti jenazah) waktu memasukan kedalam petinya terdiri tiga saratyaitu: 1. SerbukNyating(SerbukDamar) 2. Tamiang(TamiangYangSejenisBambu) 3. Baliung (Balayung) BASIR (ROHANIWAN) SEDANG MELAKUKAN MANYALUH RAUNG/PETI • Manyaluh Raung adalah mensucikan Raung secara sipiritual,yaitu yang dilakukan oleh seorang Basir / orang yang tua dan menghidupkan Tamiang Sejenis Bambu yang telah berisikan serbuk, nyating (Damar) lalu diayunkan mengelilingi Raung ( Peti jenazah ) sesuai dengan jenis kalamin orang yang meninggal dunia ( Bila Laki-Laki SebanyakTujuh Kali Putaran • dan Perempuan Sebanyak Lima Kali Putaran) kemudian memukul-mukulkan Raung dengan mata Beliung seraya mengucapkanmantra. • TujuhKali Putaran MEMASUKAN JENAZAH KE DALAM RAUNG/PETI JENAZAH Memasukan jenazah kedalam raung ( Peti jenazah ) diiringi dengantaburan beras merah dan kuning dicampurkan dengan Giling Pinang RukunTarahan di iringi denganpemukulan Gong. BERANGKAT MENGGALI KUBUR Yang perlu disiapkan terlebih dahulu sebelum menggali kuburan terbagi dalam dua syarat yang perludisediakanyaitu: 1) Beras berwarna merah,kuning yang dicampurkan dengangilingpinangdanrokok. 2) Berasdicampurdengandarah mentah



• Setelah sampai dikuburan, sebelum menggali kuburan, yang pertama kali dilakukan yaitu menabur Beras Merah Kuning yang dicampur Giling pinang dan Rokok tujuannya memberitahukan kepada Raja Entai Nyahu dengan Kameluh Tantan Dandayu tinggal di Tahanjungan Bukit Pasahan Raung Kereng Dararian Sapendan lunukTarung. • Lalu setelah itu menaburberas dicampur dengan darah mentah yang tujuannya untuk Kamben Kambe Ngarungkung Sale, Kamben Lemba Nalawung Jela, Siak Sakung Malik Malem, Sirat Pasat Ngarungkung Tabuni, akan kare ganan bahutai diar ( Untuk Para Bhuta Kala ) agar mereka semua menerima Beras campur Darah Mentah, agar mereka tidak mengganggu semua kegiatan Ritual Upacara agar pekerjaan semua berjalan denganlancar. UPACARA PENGUBURAN Penguburan adalah merupakan bagian dari ritus kematian tingkat awal, Upacara Penguburan merupakan hal awal dari proses kematian yang wajib dilakukan oleh masyarakat suku Dayak Kaharingan, terutama mereka yang menjadi salah satu penganutkepercayaan leluhur. • Kematian merupakan jalan yang telah ditentukan oleh anying Hatalla bagi Keturunan Raja Bunu untuk kembali kepada-Nya. Dalam Panaturan Pasal 29 ayat 4 dinyatakan sebagai berikut: • Hete RANYING HATALLA bapander panjang umba Raja Bunu, tuh bitim palus panarantang aim, akan ilaluhan kareh manyuang Batang Petak ije jadi injapaku hayak inyewut-Ku jete Pantai danum Kalunen tuntang panarantang aimte dapitjeha puna bagin matei. Artinya : Dengan panjang lebar Ranying Hatalla berfirman kepada Raja Bunu, firmannya : Untuk engkau ketahui Raja Bunu, bahwa engkau dan semua anak keturunanmu akan aku turunkan mengisi permukaan tanah bumi yang telah kuciptakan dan Aku sebut itu Kehidupan serta bagi anak keturunanmu nantinya, ia kembali kepada-Ku melalui kematian (Tim Panaturan, 1996 : 107-108 ) Berdasakan isi Panaturan tersebut dapat kita ketahui bahwa semua manusia telah ditakdirkan akan mengalami kematian. Dalam hal kematian ini Umat Hindu Kaharingan memiliki tata upacara Penguburan yang sesuai menurut ajaran agama Hindu Kaharingan danDesa, Kala Dan Patra. PELAKSANAAN UPACARA PENGUBURAN Padasaatpemakamandilaksanakanmelalui dua tahap yaitu: 1 MampaluaRaungBara Huma (Mengeluarkanpeti jenazahdari rumah duka) Sebelumpeti jenazah dibawakeluar rumahdukaterlebihdahulu disiapkansaranasebagaiberikut: a. Danum karakyaituair yang dicampur b. Dengankeraknasi



b.Tampungpapas(Saranamamapasyangterdiri daridaunandung /sawanggagar dandaunkayu tungkun) c. Darahhewan korban d. Beras tawur ( Beras yang berwarna merah dan kuning) e. Gilingpinangrukuntarahan f. Buabaluh(kendiberisiair) g. Sumbu(lampu tembok) • Setelah semua sarana telah siap maka peti jenazah dibawa kepintu rumah dengan posisi, laki-laki kepala kearah luar tetapi kalau perempuan posisi kepalanya kedalam rumah. Kemudian dilanjutkan dengan mamapas raung (mensucikan peti jenazah) dengan sarana dengan danum yayah dan tampung papas yang disertai dengan mantra kemudian peti jenazah diayun-ayunkan kelur masuk ditengah-tengah pintu atau lawang rumah, • bila sudah keluar peti manyat tersebut kendi air langsung dipecahkan dimuka pintu rumah supaya sial kita itu habis dibawanya, apabila lakilaki diayunkan sebanyak tujuh kali, Bila perempuan diayunkan sebanyak lima kali diiringi bunyi panyung (Bunyi Gong) peti jenazah langsung dibawa keluar pintu rumah langsung menuju tempat peristaratan yang terahir (Tempat pemakaman). PETI JENAZAH BERADA DIPEMAKAMAN 1). Menyerahkan jenazah kepada Raja Entai Nyahu (dewapenunggu kuburan ) 2). Peti jenazah diletekan diatas liang kuburdan ditopang galangan kayu supayaalmarhum diserahkan kepadaRaja Entai Nyahu (Dewa penunggu kuburan) 3). Acara penyerahan jenazah kepadaRaja Entai Nyahu (Dewa penunggu kuburan)dipimpin oleh seorangbasir (rohaniwan) dilaksanakan dengan caramanawur (Manabur BerasTabur)yang telah disiapkan, bertujuan agar almarhum diterima disisi Ranying Hatalla Langit (Tuhan). Posisi Peti Jenasahsedangberadadi Pemakaman Acara Pemakaman



• 1). Setelahacaramenyerahkanjenazahkepada Raja Entai Nyahu( Dewa PenungguKuburan) langsungdilaksanakanpemakaman. • 2). Dalamacarapemakamanpetijenazah dimasukankeliangkuburditutupdengantanah danlangsungditancapkan(mendirikan) nisandilanjutkandenganmambelep sumbu (MatikanLampu) sebanyaktigakali berturut-turut dengandiiringimantra.



batu



ROHANIWAN SEDANG MELAKSANAKAN UPACARA PENGUBURAN YAITU NARINJET BEHAS MASYARAKAT SEDANG MELAKUKAN ACARA PEMAKAMAN/PENGUBURAN KELUARGA DUKA SEDANG MEMBERIKAN SAMBUTANNYA PADA ACARA PENGUBURAN SEKALIGUS MENGUCAPKAN SELAMAT JALAN KEPADA ALMARHUM