SOP Perawatan Pasien Sakaratul Maut Dan Meninggal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

A. SOP perawatan pasien sakaratul maut Pengertian : Keadaan sakaratul maut adalah kondisi dimana pasien sudah dalam kondisi perjalanan meninggal dunia.Kematian adalah suatu keadaan terputusn ya hubungan tubuh dengan dunia luar yang ditandai dengan tidak adanya denyut nadi, tidak bernafas selama beberapa menit dan ketiadaan segala refleks, serta ketiadaan kegiatan otak dan sudah dinyatakan oleh dokter yang berwenang. Tujuan : Agar pasien mendapatkan ketenangan dalam proses menuju kematian (husnul khotimah) Kebijakan : Memberikan pelayanan yang profesional dan dilakukan secara komprehensif Prosedur : Melakukan asesmen Tanda-tanda Klinis Menjelang Kematian 1. Kehilangan tonus otak, ditandai : a. Relaksasi otot muka sehingga dagu menjadi turun b. Kesulitan dalam berbicara, proses menelan dan menghilngnya reflek menelan c. Penurunan kegiatan traktus gastriotestinal, ditanddai : nausea, muntah, perut kembung, obstipasi dan sebgainya. d. Penurunan kontrol spinkter urinari dan rectal e. Gerakan tubuh yang terbatas 2. Kelambatan dalam sirkulasi, ditandai: a. Kemunduran dalam sensasi b. Cyanosis pada daerah ekstremitas c. Kulit dingin , pertama kali pada daerah kaki, kemudian tangan, telinga dan hidung. 3. Perubahan-perubahan dalam tanda-tanda vital : a. Nadi lambat dan lemah b. Tekanan darah turun c. Pernapasan cepat, dangkal dan tidar teratur 4. Gangguan sensoria a. Penglihatan kabur b. Gangguan penciuman dan perabaan Tanda-tanda Klinis Saat Meninggal : 1. Pupil mata melebar.



2. Tidak mampu untuk bergerak. 3. Kehilangan reflek. 4. Nadi cepat dan kecil. 5. Pernafasan chyene-stoke dan ngorok. 6. Tekanan darah sangat rendah 7. Mata dapat tertutup atau agak terbuka. Tanda-tanda Meninggal secara klinis: 1. Tidak ada respon terhadap rangsangan dari luar secara total. 2. Tidak adanya gerak dari otot, khususnya pernafasan. 3. Tidak ada reflek. 4. Gambaran mendatar pada EKG. Tindakan pada pasien tahap terminal atau menjelang kematian. A (airways) : memastikan bahwa jalan nafas paten  Posisi head tilt chin lift  Pasang oropharyngeal tube atau nasopharyngeal dan  Endotracheal tube B (breathing) : memastikan bahwa dada bisa bisa mengembang simetris dan adekuat.  Pemberian oksigen lewat selang maupun masker  Pemberian nafas bantuan bila apnea C (circulation) : memastikan bahwa sirkulasi cukup, akral hangat, produksi urin cukup.  Pemberian cairan infuse  Pemberian obat-obatan jantung  Pemberian obat-obatan vasokonstrictor  Pemantauan produksi urine lewat kateter kencing Cara menghadapi orang yang baru saja meninggal : 1. Pejamkan mata 2. Katupkan mulutnya, kalau perlu dibantu dengan tali dari kain, 3. diikatkan melingkar dari dagu, pipi, pelipis dan ubun-ubun 4. Lemaskan tangan dan kakinya 5. Letakkan kedua tangannya dengan sedekap di atas dada dan 6. diikat kedua telapak tangannya 7. Luruskan kedua kakinya dengan diikat pergelangan kaki dan 8. kedua ibu jarinya.



9. Tutup seluruh tubuhnya dari kepala, wajah sampai ujung kaki. 10. Ucapkan kalimat ”tarji” yaitu : Innaalillahi wa innaa ilaihi raaji’uun. 11. Mendo’akan 12. Mempersiapkan keperluan perawatan jenazah 13. Keluarga (ahli waris) segera menyelesaikan hak adamnya. B. SOP Perawatan pasien meninggal (Perawatn jenazah ) Pengertian : Perawatan jenazah adalah perawatan pasien setelah meninggal, perawatan termasuk menyiapkan jenazah untuk diperlihatkan pada keluarga, transportasi ke kamar jenazah dan melakukan disposisi (penyerahan) barang-barang milik klien. Tujuan 1. Penghormatan terhadap jenasah 2. Untuk mencegah terjadinya pembusukan pada jenazah 3. Dengan menyuntikkan zat-zat tertentu pada jenazah untuk membunuh kuman seperti pemberian injeksi formalin murni, agar tidak meninggalkan lika dan membuat tubuh menjadi kaku. 4. Menjalankan kewajiban hukum fardu ‘ain(muslim) 5. Jenazah dalam keadaan bersih. Indikasi : Perawatan jenazah dimulai setelah dokter menyatakan kematian pasien. Jika pasien meninggal karena kekerasan atau dicurigai akibat kriminalitas, perawatan jenazah dilakukan setelah pemeriksaan medis lengkap melalui autopsy. Hal yang diperhatikan : a. Berikan barang-barang milik klien pada keluarga klien atau bawa barang tersebut kekamar jenasah. Jika perhiasan atau uang diberikan pada keluarga, pastikan ada petugas/ perawat lain yang menemani. Minta tanda tangan dari anggota keluarga yang sudah dewasa untuk verifikasi penerimaan barang-barang berharga atau status dimana perhiasan masih ada pasien. b. Berikan support emosional kepada keluarga yang ditinggalkan dan teman dan kepada klien lain yang sekamar. c. Mengangkat jjenasah dilakukan secara perlahan untuk mencegah lecet dan kerusakan kulit. Sasaran :



Pasien yang sudah meninggal Tenaga : Dokter, Perawat dan Bidan Kelengkapan Sarana A. Sarana Medis 1). Kasa/verban secukupnya 2). Sarung tangan bersih 3). Pads 4). Kapas secukupnya 5). Plastik jenazah / pembungkus jenazah 6). Plester penahan untuk menutup luka (bila ada luka) 7). Bengkok 1 buah 8). Troli B. Sarana Non Medis 1). Pengganjal dagu 2). Label Identifikasi 3). Tas plastik untuk barang-barang klien 4). Air dalam baskom 5). Sabun 6). Handuk 7). Selimut mandi 8). Kain kafan 9). Daftar barang berharga 10). Peniti 11). Sisir 12). Baju bersih 13). Peralatan ganti balut jika diperlukan 14). Kereta jenazah 15). Surat keterangan meninggal Prosedur : a. Mempersiapkan alat dan bahan Memeriksa kembali Kasa/Verban, Sarung tangan bersih, Pads, Kapas secukupnya, Plastik jenasah/pembungkus jenasah, Plester penahan untuk menutup luka (bila ada luka), Bengkok 1 buah, diatas troli bagian atas.



b. Bila menggunakan baju lengan panjang maka lengan baju dilipat sampai di atas siku. Menyingsingkan lengan baju yang panjang sampai atas mata siku lengan. c. Melepaskan cincin, jam tangan dan gelang. Jika menggunakan cincin, jam tangan lepaskan cincin dan jam tangan ke dalam saku. d. Memakai sarung tangan e. Perawatan Jenasah a) Siapkan alat yang diperlukan dan bawa kedalam ruangan b) Atur lingkungan sekitar tempat tidur. Bila kematian terjadi pada unit multi bed, jaga privasi pasien yang lain, tutup koridor, cuci tangan. c) Tinggikan tempat tidur untuk memudahkan kerja dan atur dalam posisi datar. d) Tempatkan tubuh dalam posisi supinasi e) Tutup mata, dapat menggunakan kapas yang secara perlahan ditutupkan pada kelopak mata dan plester jika mata tidak tertutup f)



Luruskan badan, dengan lengan menyilang tubuh pada pergelangan tangan dan menyilang abdomen. Atau telapak tangan menghadap kebawah.



g) Ambil gigi palsu jika diperlukan dan tutup mulut. Jika mulut tetap tidak mau tertutup, tempatkan gulungan handukdi bawah dagu agar mulut tertutup. Tempatkan bantal di bawah kepala. h) Lepaskan perhiasan dan barang berharga dihadapan keluarga. Pada umumnya, semua cincin, gelang, kalung dll di lepas dan ditempatkan pada tas plastic tempat barang berharga. Termasuk kaca mata, kartu, surat, kunci, barang religi. Beri label identitas. i)



Jaga keamanan barang berharga klien. Ikuti peraturan RS untuk disposisi (penyerahan) barang barharga. Jangan meninggalkan barang berharga. Tempatkan dikantor perawat sampai dapat disimpan ditempat yang lebih aman atau diserahka pada keluarga. Jika memungkinkan, keluarga dianjurkan untuk membawa pulang semua barang milik milik klien sebelum klien meninggal.



j)



Bersihkan badan. Dengan menggunakan air bersih, bersihkan area tubuh yang terdapat kotoran seperti darah, feces, atau muntahan. Jika kotoran terjadi pada area rectum, uretra atau vagina, letakan kassa untuk menutup tiap lubang dan rekatkan dengan plester untuk mencegah pengeluaran lebih lanjut. Setelah kematian, spingter otot relaks, menyebabkan incontinensia feces dan urin.



k) Rapikan rambut dengan sisir rambut. l)



Rawat drainage dan tube yang lain. Jika akan dilakukan autopsy, tube pada umumnya dibiarkan pada badan, ambil botol drainage atau bag dari tube dan tekuk tube, ketika dilakukan autopsy, tube diambil. Pastikan balon sudah dikempiskan sehingga tidak melukai jaringan tubuh selama pengambilan.



m) Ganti balutan bila ada balutan. Balutan yang koyor harus diganti dengan yang bersih. Bekas plester dihilangkan dengan bensin atau loarutan yang lain yang sesuai dengan peraturan RS. n) Pakaikan pakaian yang bersih untuk diperlihatkan pada keluarga. Jika keluarga meminta untuk melihat jenasah, tempatkan pada posisi tidur, supinasi, mata tertutup, lengan menyilang di abdomen. Rapikan tempat tidur kembali. o) Beri label identifikasi pada jenasah. Label identitas dengan nama, umur, dan jenis kelamin, tanggal, no RS, nomor kamar dan nama dokter. Sesuai dengan peraturan RS, ikatan label identitas pada pergelangan tangan atau pergelangan kaki atau plester label pada dada depan pasien. p) Letakan jenasah pada kain kafan sesuai dengan peraturan RS. Ikatkan kasa/verbanatau pengikat yang lain dibawah dagu dan sekitar kepala untuk menjaga agar dagu tetap tertutup. Kemudian, ikat pergelangan tangan bersama menyilangkan diatas abdomen untuk menjaga lengan dari jatuh dari brankar ketika jenasah diangkut kekamar jenasah. Letakan jenasah pada kain kafan. Lipat bagian 1 sudut kebawah menutup kepala, diikuti bagian sudut ke 2 keatas menutup kaki. Lipat bagian sudut 3 dan 4. Peniti atau plester diperlukan untuk menjaga kain kafan pada tempatnya. q) Beri label pada bagian luar. Tandai identifikasi di penitikan pada bagian luar kain kafan. r)



Pindahkan jenasah ke kamar jenasah. Pindahkan jenasah secara perlahan ke brankar. Tutup jenasah dengan kain. Kemudian ikat dengan pengikat brankar pada bagian dada dan lutut. Pengikat untuk mencegahjenasah jatuh, tapi tidak boleh terlalu kuat sehingga dapat menyebabkan lecet.



s)



Bereskan dan bersihkan kamar pasien.



t)



Dokumentasikan prosedur. Pada catatan perawatan, catat waktu dan tanggal jenasah diantar kekamar jenasah. Lakukan pencatatan apakah barang berharga disimpan atau diserahkan pada keluarga. (Mubarak Wahit Iqbal dkk. 2014.Ilmu Keperawatan Dasar:391)