Manajemen Strategik-Bank Mandiri [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MANAJEMEN STRATEGIK



ANALISIS STRATEGI – PT. BANK MANDIRI Tbk (Persero) ALIF FARUQI FEBRI YANTO SELMA PUTRI SAFIRA



19062020007 19062020010



PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR TAHUN 2019 – 2020



PT. BANK MANDIRI Tbk (Persero) 4.1



Profil Perusahaan Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program restrukturisasi



perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah, yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia , dan Bank Pembangunan Indonesia dilebur menjadi Bank Mandiri, dimana masing-masing bank tersebut memiliki peran yang tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Sampai dengan hari ini, Bank Mandiri meneruskan tradisi selama lebih dari 140 tahun memberikan kontribusi dalam dunia perbankan dan perekonomian Indonesia. Setelah melalui proses konsolidasi dan integrasi menyeluruh di segala bidang, Bank Mandiri berhasil membangun organisasi bank yang solid dan mengimplementasikan core banking system baru yang terintegrasi menggantikan core banking system dari keempat bank legacy sebelumnya yang saling terpisah. Sejak didirikan, kinerja Bank Mandiri senantiasa mengalami perbaikan terlihat dari laba yang terus meningkat dari Rp1,18 triliun di tahun 2000 hingga mencapai Rp5,3 triliun di tahun 2004. Bank Mandiri melakukan penawaran saham perdana pada 14 Juli 2003 sebesar 20% atau ekuivalen dengan 4 miliar lembar saham. Bank Mandiri sendiri juga menjadikan budaya TIPCE sebagai budaya fundamental yang diterapkan Bank Mandiri. Penjabarannya adalah sebagai berikut: 



Trust Membangun keyakinan dan sangka baik diantara stakeholders dalam hubungan yang tulus dan terbuka berdasarkan kehandalan.







Integrity Setiap saat berpikir, berkata dan berperilaku terpuji, menjaga martabat serta menjunjung tinggi kode etik profesi.







Professionalism Berkomitmen untuk be kerja tuntas dan akurat atas dasar kompetensi terbaik dengan penuh tanggung jawab.







Customer Focus Senantiasa menjadikan pelanggan sebagai mitra utama yang saling menguntungkan untuk tumbuh secara berkesinambungan.







Excellence Mengembangkan dan melakukan perbaikan di segala bidang untuk mendapatkan nilai tambah optimal dan hasil yang terbaik secara terus-menerus.



4.2



Struktur Perusahaan



Gambar 4.1 Struktur Bank Mandiri



4.3



Visi dan Misi Perusahaan



Visi: Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif



Misi: 



Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar







Mengembangkan sumber daya manusia professional







Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder







Melaksanakan manajemen terbuka







Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan : Bank Mandiri berkomitmen membangun hubungan jangka panjang yang didasari atas kepercayaan baik dengan nasabah bisnis maupun perseorangan. Bank Mandiri melayani seluruh nasabah dengan standar layanan internasional melalui penyediaan solusi keuangan yang inovatif. Bank Mandiri ingin dikenal karena kinerja, sumber daya manusia dan kerjasama tim yang terbaik.Dengan mewujudkan pertumbuhan dan kesuksesan bagi pelanggan, Bank Mandiri mengambil peran aktif dalam mendorong pertumbuhan jangka panjang Indonesia dan selalu menghasilkan imbal balik yang tinggi secara konsisten bagi pemegang saham.



4.4



Tujuan Perusahaan Beberapa tujuan yang digagas oleh Bank Mandiri untuk dicapai pada tahun-tahun



berikutnya adalah : 



Tujuan Jangka Pendek 1. Menjaga keberlangsungan pertumbuhan , membangun masyarakat dan komunitas. Caranya adalah dengan menyalurkan kredit kepada nasabah UMKM dan menyalurkan KUR (Kredit Usaha Rakyat). Lalu dari aspek CSR, dilaksanakan program Bina Lingkungan dalam bentuk bantuan sosial seperti bantuan untuk korban bencana alam, pembangunan rumah ibadah, pelestarian lingkungan, sanitasi dan air bersih, dunia pendidikan, sebagai bentuk kepedulian Bank Mandiri terhadap aktivitas sosial kemasyarakatan



2. Mendukung infrastruktur teknologi informasi dan sumber daya manusia sebagai key enabler pengembangan bisnis. Cara memperkuat dan memperbaharui sistem infrastruktur teknologi informasi yang reliable melalui mengembangkan Management Information System (MIS), Executive Information System (EIS) dan Performance Management System (PMS) yang didukung oleh teknologi data warehouse terkini, termasuk optimalisasi customer relationship management dan business intelligence untuk pemahaman yang lebih baik mengenai nasabah. Selain itu dari segi sumber daya, Bank Mandiri juga mendukung infrastrukturnya dengan memberikan pelatihan wirausaha kepada generasi muda.



3. Persiapan diri dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), terutama pada bidang perbankan yang dimulai pada tahun 2016. Dalam usahanya meningkatkan daya saing di level regional, Bank Mandiri telah menyusun strategi yang komprehensif dengan fokus pada pengelolaan likuiditas secara cermat dan hati-hati, disiplin dalam menjaga kualitas asset, dan menjaga pengelolaan margin. Aspirasi tersebut tertuang dalam 5 key prorities di tahun 2014 yang mencakup pertumbuhan dana murah, pertumbuhan kredit ritel, pengendalian NPL, pertumbuhan fee income, dan pertumbuhan laba bersih. Data menunjukkan bahwa dalam jangka panjang, saham Bank Mandiri memiliki kecenderungan pertumbuhan yang positif secara berkelanjutan. Selain itu secara fundamental, Bank Mandiri terus melakukan evolusi dari perusahaan BUMN dengan budaya, sistem dan SDM yang tradisional, menjadi perusahaan BUMN yang modern dengan budaya, sistem dan SDM yang mampu unggul untuk bersaing dengan bank-bank domestik, dan bahkan dengan bank-bank asing. Hal tersebut juga didukung oleh basis nasabah yang besar, modal yang kuat, infrastruktur yang modern dan jaringan pelayanan yang tersebar luas di seluruh Indonesia, dan bahkan di luar negeri. Berbekal pengalaman yang telah kami miliki, kami yakinkan kepada seluruh shareholders untuk tidak perlu ragu ikut menjadi bagian dalam sejarah perjalanan Bank Mandiri, sejarah mewujudkan aspirasi menjadi bank yang terbaik di ASEAN pada 2020. 



Tujuan Jangka Panjang Menjadi “bank universal” yang terpercaya dan pilihan nasabah korporasi maupun ritel.



4.5



Penghargaan yang dapat Didapat Bank Mandiri Berikut beberapa penghargaan yang pernah didapatkan Bank Mandiri sejak tahun 2006 hingga 2015.



Tabel 4.1 Penghargaan Bank Mandiri



No Tahun Product/Service 1. 2006 No. 3 Best Overall Domestic Cash Management Services for Medium Corporations in Indonesia 2. 2006 No. 2 Best Overall Cross-Border Cash Management Services for Small Corporations in Indonesia 3. 2006 No. 2 Best Local Cash Management Bank for Large Corporations in Indonesia



Pemberi Award Asia Money



Asia Money



Asia Money



4.



2006



No. 2 Best Local Cash Management Bank for Medium Corporations in Indonesia Best Overall Cross-Border Cash Management Services for Medium Corporations in Indonesia Best Overall Domestic Cash Management Services for Large Corporations in Indonesia Best Overall Domestic Cash Management Services for Small Corporations in Indonesia Best Local Cash Management Bank for Small Corporations in Indonesia Best Cash Management Bank in Indonesia Best Trade Finance Bank in Indonesia Country Awards Best Cash Management Bank in Indonesia Best Trade Finance Bank in Indonesia Best Cash Management Bank in Indonesia Best Financial Supply Chain Management in Indonesia Country Awards Best Cash Management Bank in Indonesia Best Trade Finance Bank in Indonesia The Best Local Trade Finance Bank Best Local Cash Management Bank in Indonesia as voted by Corporates (Large : rank 1 ; Medium : rank 2; Small : rank 2) Best Cash Management Bank in Indonesia as voted by Financial Institutions Country Awards Best Cash Management Bank in Indonesia The Best Local Currency Cash Management Services in Indonesia The Best Cash Management Bank for Large Annual Sales Turnover in Indonesia



Asia Money



5.



2006



6.



2006



7.



2006



8.



2006



9. 10. 11.



2007 2007 2007



12. 13. 14.



2008 2008 2008



15.



2008



16. 17. 18.



2009 2009 2009



19.



2009



20.



2009



21.



2009



22.



2009



23.



2009



Best Defect Elimination in Service & Trasactions



24.



2010



25.



2010



26.



2010



Best Local Cash Management Bank in Indonesia Best Local Currency Cash Management Services in Indonesia Best Trade Finance Bank Domestic Indonesia



International Quality & Productivity Centre Asia Money



Asia Money



Asia Money



Asia Money



Asia Money Alpha Southeast Asia Alpha Southeast Asia Finance Asia Alpha Southeast Asia Alpha Southeast Asia Alpha Southeast Asia Finance Asia Alpha Southeast Asia Trade Finance Magazine London Asia Money



Asia Money Finance Asia Asia Money Asia Money



Asia Money The Asset



27.



2010



The Asian Banker Achievement Award for Trade Finance in Indonesia Best Indonesian Trade Bank Best Cash Management Bank in Indonesia Best Cash Management Bank in Indonesia Indonesia's 3rd Best Cash Management Bank in Indonesia for Small & Large Annual Sales Turnover



The Asian Banker



28. 29. 30. 31.



2010 2010 2010 2010



32.



2011



  



Alpha SEA



32.



2012



Best Bank in Indonesia



33.



2012



The Bank Service Excellence Awards 2012



Best Wealth Management Bank Best Cash Management Bank Best SME Bank



Trade Finance Magazine London Finance Asia Alpha Southeast Asia Asia Money



Associated Editor Finance Asia Rupert Walker & Group Editor Finance Asia Lara Wozniak Marketing Research Indonesia



Kategori :   



Golden Trophy for Banking Service Excellence The Most Consistent Bank in Service Excellence - 3rd times (2010-2012) The Best Overall Performance - 5th times (2008-2012)



34.



2012



Most Trusted Company



35.



2013



36.



2013



   



37.



2013



38.



2014



Best Foreign Exchange Bank in Indonesia Best Private Bank in Indonesia PR Program & People of the year 2013 Corporate Social Responsibilty Program 2013



Indonesia Operational Excellence Award 2013 Innovation : “SLA 30 Minutes Analysis Export Document: The Fastest Unit Processing in The World” • Asia’s Best CEO (Indonesia) – Budi G. Sadikin • Asia’s Best CFO (Indonesia) – Pahala N. Mansury • Best CSR • Best Corporate Communications Team • Best Investor Relations Company • Best Investor Relations Officer – Bret Ginesky



Indonesia Institute for Corporate Governance & SWA Finance Asia Mix Magazine SSCX International dan SHIFT Magazine



Corporate Governance Asia



39. 40.



2014 2015



41.



2015



4.6



SQ – Diamond Award : Priority Banking   



Domestic Retail of The Year Advertising Campaign of The Year Credit Card Initiative of the Year



Best Retail Banking



Carre-CCSL Asia Banking and Finance Asia Banker



Five –Forces Model Industry Competition Berikut analisis berdasakrna teori Five-forces yang dikembangkan oleh Michael E.



Porter yang digunakan untuk menganalisis competitive environment. Tabel 4.2 Five Forces Porter



High (5)



Medium (3)



Low (1)



Analisis



1. Potential Entrant



Economic of Scale















Biaya operasional untuk gaji (±Rp2.700.000/orang), bangunan ruko, ambil sampel harga sewa Ruko daerah Cempaka Putih dengan luas bangunan 195m2(Rp5.000.000/bulan), peralatan kantor(±Rp5.000.000), harga cetak buka tabungan (Rp1.500/pcs, dengan minimal pemesanan 50.000 buku), harga cetak kartu debit (Rp35.000/pcs, dengan minimal pemesanan 5000 kartu) . Dan biaya brankas untuk penyimpanan uang seharga Rp20.000.000 dengan ukuran 204.7 x 116 x 30 cm. Dan sistem perbankan yang relatif tergantung dari permintaan. Dari data tersebut dapat dikatakan jika dilakukan perhitungan , produk bisa dibuat dalam jumlah kecil , akan tetapi nilai efisiensi yang menguntungkan baru bisa dicapai dalam skala yang besar sehingga sulit bagi pesaing baru



jika ingin masuk dengan skala industri yang kecil, sehingga tidak menjadi masalah bagi perusaaan.



Product differentiation



Capital Requirement



Switching Cost



Access to distribution channel







































Karena Bank Mandiri mempunyai brand identification yang cukup kuat , yaitu sebagai Bank BUMN, dan telah memiliki konsumen kurang lebih 12 juta nasabah.Lagipula, diferensiasi produk bukanlah kekuatan utama yang ditawarkan oleh usaha perbankan , terbukti dengan jenis produk yang serupa antar Bank saat ini. Hal ini mempersulit kompetitor baru untuk masuk bisnis perbankan.







Dari data pada tahun 2011, Modal dasar Bank Mandiri sudah mencapai 62.7 Triliun Rupiah. Hal ini tentu akan menyulitkan kompetitor masuk ke dalam usaha perbankan dan menyaingi Bank Mandiri, karena diperlukan modal minimal sebesar triliunan rupiah , dengan catatan data di atas merupakan data tahun 2011, sekarang modal dasar Bank Mandiri tentu sudah lebih besar.







Switching cost yang ada biasanya berupa biaya penutupan rekening, yang terbilang tidak terlalu besar. Akan tetapi, swithcing cost secara tidak langsung , seperti persyaratan yang cukup rumit, dan waktu yang cukup panjang, apalagi jika jumlah uang dalam rekening tersebut cukup besar. Oleh karena itu jika swithcing cost tidak langsung dikonversi ke nominal rupiah, maka akan cukup besar. Oleh karena itu medium.







Hal tersebut dikarenakan Bank sendiri tidak membutuhkan distributor, karena dirinya sendiri lah yang menjadi distributor. Berbeda dengan kasus minuman , bagi pemain baru akan sulit



untuk meminta space lebih ke armada distribusi (pihak III) bila pemain yang sudah mapan dan lama menggunakan distributor yang sama.



Cost disadvantages Independent of Scale







Average











Dikarenakan, Bank Mandiri merupakan BUMN, maka wajar jika Bank Mandiri diberikan subsidi oleh Pemerintah Indonesia dalam bentuk saham Bank Mandiri dimiliki oleh pemerintah sebesar 60,sekian%. Selain itu, peraturan pemerintah terhadap bisnis perbankan cukup ketat. Sehingga, hal ini mempersulit kompetitor baru untuk masuk dan menyaingi Bank Mandiri. Nilai untuk kategori potential entrant terbilang rendah, yaitu 2. Hal tersebut menandakan bahwa barrier untuk kompetitor baru masuk dan menjadi saingan dari Bank Mandiri terbilang tinggi, sehingga akan susah untuk kompetitor baru masuk ke industri perbankan apalagi menjadi saingan dari Bank Mandiri.



2



2. The bargaining power of buyer



It is concentrated or purchases large volumes relative to seller sales



The products it purchases from the industry are standard or undifferentiated























Hal ini tergantung pada nasabah. Jika nasabah menabung banyak(dalam rupiah) , maka kekuatan nasabah besar, sedangkan jika nasabah menabunng sedikit, maka kekuatan nasabah rendah. Oleh karena itu Bank biasa memberikan service lebih kepada mereka yang menabung lebih banyak.







Posisi pembeli cukup tinggi untuk memilih bank. Hal ini dikarenakan Bank tidak memiliki produk yang unik, atau produk yang dapat didiferensiasi dengan bank lainnya. Oleh karena itu



posisi tawar pembeli tinggi dan ancaman untuk perbankan juga tinggi.



The buyer faces few switching costs



It earns low profits



The buyers pose a credible threat of backward integration The industry’s product is unimportant to the quality of the buyer’s products or services



Average















































3.3333333333







Seperti yang ada di poin 1.4 bahwa switching cost secara langsung tidak terbilang besar, tapi rumit persyaratannya , terutama jika yang menabung dalam jumlah besar. Oleh karena itu kami kategorikan power buyer-nya medium. Posisi pembeli medium, karena bunga bank yang fluktuatif, dan tergantung pada kemampuan menabung nasabah. Akan tetapi, keuntungan yang didapatkan nasabah adalah kemudahan nasabah dalam melakukan transaksi, keamanan uang dan manajemen keuangan.



Posisi tawar pembeli tinggi, karena tidak dapat dikontrol oleh Bank. Misalnya , nasabah mau menabung atau tidak , keputusan berada di tangan nasabah. Posisi tawar pembeli dalam hal ini rendah, karena Bank merupakan sesuatu yang penting di era sekarang ini, terutama untuk keamanan uang tersebut. Selain itu, peminjaman uang juga dapat dilakukan dengan Bank. Nilai dalam kategori The Bargaining Power of Buyer , terbilang cukup tinggi, yaitu 3.333. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan bergantung pada konsumen. Sehingga perusahaan dapat menyusun strategi yang menitikberatkan pada kepuasan konsumen.



3. The Bargaining Power of Suppliers The supplier’s product is an important input to the buyer’s business



The supplier group’s products are differentiated or it has built up switching costs for the buyer



The supplier group posses a credible threat of forward integration



The supplier group isn’t obliged to contend with subtitute product for sale to the industry



The supplier group is































Posisi tawar suplier tiggi dikarenakan produk atau jasa yang ditawarkan suplier penting sebagai input untuk bisnis perbankan , misalnya suplier IT penting dalam menunjang sistem perbankan, suplier buku tabungan penting unutk menunjang kebutuhan buku tabungan konsumen. Maka kami







Posisi tawar suplier tinggi karena barang yang unik dan ada switching cost yang cukup tinggi misalnya jasa associated service IT , karena untuk menggubah suatu sistem sangatlah sulit , dan juga mesin ATM yang harus memiliki kemudahan untuk konsumen dalam menggoperasikan bank atm . maka kami memberikan nilai high.







Karena supplier Perbankan tidak dapat dengan mudah memasuki dan mensejajarkan diri dengan Bank dalam value chain . Hal tersebut karena bidang supplier sudah spesifik dan jikalau mau masuk maka dibutuhkan effort yang tidak kecil seperti yang dijelaskan pada kategori pertama. Karena barang yang dihasilkan atau yang di tawarkan oleh supplier memiliki subtitusi seperti atm yang dapat digantikan mobile banking, dan juga kegunaan buku tabungan yang dapat digantikan dengan cara pengecekan melalui internet atau website. Sehingga kami memberikan peringkat low.



























Karena supplier itu memiliki banyak pesaing sehingga tidak dapat mendominasi pasar dan kekuatan



dominated by a few companies



supplier menjadi kecil. Sehingga kami memberikan peringkat low.



The industry isn’t an important customer of a supplier group



Perusahaan merupakan pelanggan yang cukup penting untuk supplier. Karena keunikan barang dari supplier sendiri, membuat dia mempunyai posisi tinggi pada poin 3.2, tetapi juga menjadi ancaman bagi mereka, karena pembeli produk yang dijajahkan mereka juga terbatas. Misalnya mesin ATM, umumnya penjualan hanya dilakukan untuk konsumen Bank saja.







Average



4. The Threat of Substitute Products and Services



Average











Nilai pada The Bargaining Power of supplier dapat dikatakan rendah. Hal ini menandakan bahwa perusahaan/Bank Mandiri tidak terikat atau bergantung pada supplier yang ada. Melainkan mungkin sebaliknya. Tapi dengan bekerjasama dengan pihak supplier dalam jangka panjang dan dirasa menguntungkan, perusahaan dapat mengimplementasikan sistem JIT(Juts in time) , which let it respond quickly to market demands and global situation.



2.333333333







☐ 1







Karena tidak ada pesaing yang benarbenar spesifik yang dapat menjadi subtitusi dari produk tabungan perbankan . sehingga kami beri peringkat low. Penjelasan sama seperti di atas



5. The Intensity of Rivalry among Competitors in an Industry



Numerous or equally balanced competitors



Slow industry growth



High fixed or storage costs



Lack of differentiation or switching costs



High exit barriers















































Karena jumlah pesaing yang dimiliki cukup banyak. Data memperlihatkan bahwa indonesia memiliki lebih dari 40 bank (bank milik dalam dan luar negeri dan sepuluh bank yang memiliki kelas yang setingkat). Sehingga kami memberikan peringkat high.







Sedang mengalami perlambatan seiring dengan perlambatan ekonomi yang sedang di alami oleh negara indonesia. Dengan perlambatan tersebut tidak banyak aspek kompetisi yang bisa dikompetisikan, sehingga membuat kompetisi di beberapa aspek menjadi ketat. Pada Bank kompetisi terjadi pada perebutan market share. Sehingga kami memberikan peringkat high.







Bank termasuk yang High Fixed, sehingga, membuat perusahaan perbankan berlomba-lomba dalam mengisi kapasitas yang ada. Karena jika sudah melebih kapasitas maka cost yang ada akan berkurang. Walaupun, ada storage cost, seperti penambahan brankas, dsb, tapi tidak lebih besar dibandingkan fixed cost.







Karena persaingan dalam dunia perbankan tidak dapat menggunakan diferensiasi produk dan switching cost terbilang kecil. Sehingga kami memberi peringkat low.







Karena banyak stakeholder yang dilibatkan dalam bisnis perbankan sehingga jika ingin keluar dari bisnis tersebut di butuhkan pertanggung jawaban kepada pemegang stakeholder, seperti nasabah,karywan, pemegang saham, dsb. Maka kami memberikan peringkat high.



Average



4.7



Dalam kategori the intensity of rivalry among competitors in an industry nilainya terbilang besar, yaitu 4.2. Hal tersebut menandakan bahwa intensitas atau daya saing antara perusahaan dengan kompetitor cukup ketat.



4.2



Jenis Strategi Berikut jenis-jenis strategi berdasarkan teori yang telah diterapkan maupun belum



diterapkan oleh Bank Mandiri:



Tabel 4.3 Jenis Strategi



Jenis Strategi



Penerapan Ya



Analisis



Tidak 1. Integration Strategy



Forward Integration







Tidak, Bank Mandiri tidak melakukan backward integration ,di mana supplier Bank Mandiri bersifat independen dan Bank Mandiri tidak mempunyai kontrol penuh atas supplier yang ada, misalnya percetakan, Bank Indonesia, perusahaan penyewaan mesin ATM dan EDC.







Backward Integration



Horizontal Integration



Ya, Bank Mandiri melakukan forward integration atas jaringan distribusi yang bisa dia kontrol penuh , yaitu berupa cabang Bank Mandiri. Akan tetapi, ada juga jaringan distribusi yang tidak di kontrol penuh, yaitu dalam hal mengatur jalur distribusi uang ke mesin ATM, di mana menggunakan jasa beberapa perusahaan yang bergerak di bidang pengawalan uang dan pengisian uang ke mesin ATM, misalnya G4S, Certis Cisco, dsb.







Ya, di mana Bank Sinar Harapan Bali yang berdiri sejak 1970, di akusisi oleh Bank Mandiri pada tahun 2008. Selain itu, Bank Mandiri juga pernah mengambil alih kegiatan



usaha BankExim di London pada tahun 1999 dan sekarang bernama Bank Mandiri Europe Limited London (BMEL). Bank Mandiri Syariah juga merupakan hasil dari merger PT Bank Susila Bakti yang awalnya dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai. Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah dan jadilah Bank Syariah Mandiri.



2. Intensive Strategy



Market Penetration



Market Development



Product Development







Ya, Bank Mandiri cukup aktif dalam usaha meningkatkan pangsa pasar. Beberapa strategi yang sudah dilakukan Bank Mandiri dalam penetresi pasar adalah , (1) Fiesta Poin Program, (2) Program Mandiri Belanja Untung , (3) Program Belanja Hoki/Dagang Hoki . Selain itu, terbukti dengan dana pemasaran yang digelontorkan oleh Bank Mandiri pada tahun 2014 sebesar Rp842.98 Miliar







Ya, Bank Mandiri juga berusaha menjangkau masyarakat yang tidak berada di perkotaan dengan mengadakan program laku pandai yang menyebarkan agen untuk memperkenalkan dan mengajak masyarkat supaya menggunakan layanan perbankan. Selain itu, Bank Mandiri juga aktif dalam menambah jumlah cabang yang disebar ke seluruh pelosok Indonesia dan luar negeri. Hingga sekarang jumlah cabang sudah mencapai angka 2.312, jumlah ATM 15.444 unit.







Ya, di mana Bank Mandiri berusaha menjadi leader dalam bidang riset perbankan dengan membentuk Mandiri Research Institute (MRI). Selain itu, aplikasi product development nyatanya adalah Penghematan penggunaan kertas terus diupayakan olehBank



Mandiri yaitu dengan melalui dukungan TeknologiInformasi sehingga transaksi yang berbasis kertas digantidengan tanpa kertas (paperless). Misalnya E-cash. Bentuknya pun dikembangkan ada yang berbentuk kartu, gelang, maupun pembayaran seperti pulsa provider telekomunikasi 3. Diversification Strategy



Horizontal Diversification



Concentric Diversification







Ya, Bank Mandiri mengadakan perusahaanperusahaan yang bergerak di bidang yang berbeda, misalnya AXA Mandiri Financial Services yang bergerak di asuransi jiwa , Inhealth yang bergerak di bidang asuransi kesehatan, dsb. Dan hal tersebut ditujukan untuk pasar yang sama, hal tersebut lah yang membuat Mandiri Group, dalam hal ini Bank Mandiri menggunakan strategi cross-selling







Ya, di mana Bank Mandiri menambah produk/jasa baru yang berkaitan dengan produk lama, misalnya tabungan junior, Mandiri tabungan haji, Mandiri Prioritas, dsb. Tidak ada, sampai sekarang, Bank Mandiri dan group masih fokus pada bisnis perbankan,pembiayaan dan investasi.







Conglomerate Diversification



4. Defensive Strategy



Retrenchment



Divestiture







Ya, Bank Mandiri melakukan penjualan beberapa aset yang sekiranya sudah tidak mendatangkan keuntungan, seperti saham , maupun aset berwujud. Selain itu ada pula penjualan aset hasil sitaan dari debitur yang tidak dapat melunasinya untuk meminimalisir presentase NPL(Non performing loan) Tidak, Hingga saat ini, Bank Mandiri belum pernah melakukan penjualan atas bagian dari suatu organisasi, melainkan menambah beberapa divisi baru guna mengoptimalkan beberapa fungsi







Tidak, karena hingga sekarang Bank Mandiri masih bertumbuh dengan pesat. Akan tetapi, Bank Mandiri mempertahankan posisi likuiditas yang kuat, yaitu sebesar Rp636,382 triliun







Liquidation



5. Michael Porter Generic Strategies Tidak , karena Bank Mandiri menetapkan biaya admin yang tinggi tetapi tetap mendapatkan aset tertinggi dengan bank sekelasanya maupun di bawahnya , hal tersebut dapat menjadi bukti keterbalikan antara cost leader yang menggunakan cara menekan cost untuk mendapatkan customer lebih. Selain itu, pada industri perbankan cukup banyak peraturan yang membatasi. Seperti adanya BI Rate sebagai acuan penentuan suku bunga pinjaman maupun deposito







Cost Leadership



Differentiation



Focus







Ya , karena Bank Mandiri menunjukan bahwa dengan penetapan administrasi yang tinggi bank mandiri tetap dapat meraih tingkat aset tertinggi di dunia perbankan Indonesia. Hal tersebut membuktikan bahwa dengan pelayanan prima yang diberikan bank mandiri dapat menarik minat nasabah walaupun dengan harga yang lebih , dan juga mandiri menunjukan keseriusannya dengan memberikan pelayanan premiumnya yaitu mandiri prioritas yang ditunjukan untuk kalangan tingkat atas agar mendapatkan pelayanan yang lebih dari bank mandiri. Tidak , bank mandiri juga tidak berfokus pada pasar atau suatu kelompok tertentu saja, Karena bank mandiri ingin menjangkau seluruh tingkatan masyarakat di Indonesia dari kota sampai pelosok dan dapat dilihat melalui keseriusan bank mandiri dalam persebaran kantor cabangnya yang merata di seluruh wilayah Indonesia, selan itu.







Joint Venture







Ya, Bank Mandiri melakukan joint venture dengan beberapa dua BUMN, yaitu adalah PT Pos Indonesia dan PT Taspen. Hasilnya adalah Bank joint venture yang dikhususkan untuk pensiunan. Selain itu, ini merupakan strategi Bank Mandiri untuk mengembangkan anak usahanya yaitu Bank Sinar Harapan Bali



ANALISIS STRATEGI Bab ini berisikan faktor internal, eksternal dan kompetitif yang nantinya akan digunakan sebagai pertimbangan dalam penentuan strategi yang sekiranya tepat untuk diimplementasikan Bank Mandiri. 5.1



Faktor Internal Berkaitan dengan faktor internal, akan diidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari Bank



Mandiri dan disajikan dengan menggunakan Tabel IFE (Internal Factor Evaluation). Tabel 5.1 Internal Factor Evaluation Informasi Kekuatan Faktor Internal Kunci Faktor



Bobot Peringkat



Nilai Tertimbang



Kekuatan



Management



Marketing



Finance Production or



1. Struktur Perusahaan yang jelas 2. Sumber Daya Manusia yang kompetitf memadai dalam hal kuantitas dan kualitas 3. Manajemen hubungan industrial yang harmonis antara pegawai dan perusahaan 4. Manajemen Keberlanjutan yang diterapkan oleh Bank Mandiri 5. Akuntabilitas, transparansi dan pengawasan 6. Pendekatan intensif dengan customer dan dealer 7. Penguatan pelayanan pengelolaan pengaduan nasabah 8. Strategi peralihan advertising 9. Strategi pemasaran peningkatan pangsa pasar 10. Kestabilan Growth Ratio 11. Peningkatan Profitability ratio 12. Posisi likuiditas yang kuat 13. Appraisal System yang terbuka



0.04



4



0.16



0.06



4



0.24



0.05



4



0.20



0.04



3



0.12



0.04



4



0.16



0.05



4



0.20



0.06



4



0.24



0.05



3



0.15



0.05



3



0.15



0.04 0.04 0.04 0.04



4 4 4 3



0.16 0.16 0.16 0.12



35



Operation



Research and Development Management Information System



14. Jumlah fasilitas yang memadai 15. Operasional berstandar mutu yang handal 16. Pengembangan dan penerapan alat pembayaran non-tunai 17. Pengembangan teknologi keamanan informasi 18. Pengembangan Enteprise Data Model 19. Pengukuran standar layanan yang dilakukan secara rutin



0.04



3



0.12



0.04



3



0.12



0.05



4



0.20



0.05



4



0.20



0.03



3



0.09



0.04



3



0.12



0.03 0.05



2 1



0.06 0.05



0.06



1



0.06



Kelemahan Marketing Finance



20. Diferensiasi produk yang lemah 21. Leverage ratio yang tinggi 22. Limited access to international market Total



1.00



3.24



Berikut analisa singkat daripada penentuan kekuatan dan kelemahan Bank Mandiri beserta alasan pemberian bobot dan peringkat : Kekuatan 1. Struktur Perusahaan yang jelas kami kategorikan sebagai kekuatan Bank Mandiri bidang manajemen dengan bobot 0.04 .Struktur perusahaan yang jelas maksud kami adalah mengacu pada hierarki dan struktur organisasi yang ada pada sebuah organisasi. Penjabaran yang jelas akan visi dan misi menjadi acuan kemana arah perusahaan ini akan berkembang menjadi jelas. Dengan struktur organisasi yang jelas, maka job description tiap divisi menjadi jelas, misalnya Manajemen risiko di Bank Mandiri ditujukan untuk menjaga modal Bank, mendukung proses pengambilan keputusan, mengoptimalkan profil riskreturn, meningkatkan nilai perusahaan, serta melindungi reputasi Bank



2. Sumber daya manusia yang kompetitif memadai dalam hal kuantitas dan kualitas kami kategorikan sebagai kekuatan Bank mandiri dalam bidang manajemen dengan bobot 0.06 . Hal ini berimplikasi pada pelayanan yang terbaik yang dapat diberikan kepada nasabah. Tentu, hal tersebut tidak terlepas atas pengembangan SDM oleh bank mandiri untuk memproduksi SDM yang berkualitas , buktinya pada tahun 2014 Rp 454,9 milliar dikeluarkan untuk pelatihan dan pengembangan SDM internal , seperti pembekalan di 35



bidang kepeminpinan dengan menggundang Marshal Goldsmith. Berbicara dari aspek kuantitas, Bank Mandiri hingga Februari 2015 telah memiliki 34.696 karyawan dan dengan presentase turnover karyawan yang rendah dibandingkan Bank lain yang umumnya memiliki presentase turnover karyawan sebesar 10%, Bank Mandiri di bawah 5%. Berbicara mengenai SDM, bukan hanya karyawan yang dikembangkan. Pimpinan dan calon pimpinan Bank Mandiri pun mendapatkan ditingkatkan dengan program People Development Model.



3. Hubungan industrial yang harmonis antara pegawai dan perusahaan kami kategorikan sebagai kekuatan Bank Mandiri dalam bidang manajemen dengan fungsi motivasi dengan bobot 0.05. Hubungan yang harmonis tersebut dijalin untuk dapat meningkatkan produktivitas , engangement pegawai, dan menumbuhkan semangat kebersamaan. Cara Bank Mandiri adalah dengan mengadakan berbagai kegiatan sepanjang tahun, seperti family day, employee gathering, mini olympics games, Mandiri club, fotografi, fitness. Selain itu, fasilitas child daycare juga disediakan oleh Bank Mandiri untuk pegawai yang memiliki anak balita.



4. Manajemen keberlanjutan kami kategorikan sebagai kekuatan Bank Mandiri dalam bidang manajemen dengan bobot 0.04. Manajemen keberlanjutan baru diterapkan oleh Bank Mandiri sejak tahun 2013. Implikasinya adalah menjadi kekuatan Bank Mandiri dalam menjaga kelangsungan bisnis dengan cara melibatkan para pemangku kepentingan (stakeholder). Bank Mandiri menyadari bahwa keberlanjutan pertumbuhan tidak dapat tercapai tanpa sinergi yang kolaboratif dan saling menguntungkan antara stakeholder dan Bank Mandiri. Sinergitas tersebut diwujudan melalui pilar kontribusi ekonomi, pemberdayaan social, pelestarian lingkungan serta upaya tatakelola perusahaan yang baik dan budaya peduli resiko dalam pengelolahan usaha , yang tertuang dalam program CSR (corporate social responsibility)



5. Pengawasan akuntabilitas kami kategorikan sebagai kekuatan Bank Mandiri bidang manajemen dengan bobot 0.04. Hal tersebut menunjang fungsi kontrol internal Bank Mandiri. Akuntabilitas dilakukan oleh komite independen yang dibentuk. Misalnya komite



Audit dan komite pemantau risiko, GCG, dan komite independen eksternal, yaitu OJK. Selain itu, diterapkan juga sistem pengawasan berupa strategi antifraud, anti pencucian uang, dan pencegahan pendanaan terorisme. Penerapan transparansi adalah dengan mempublikasikan laporan keuangan, laporan tahunan, dan laporan keberlanjutan kepada publik.



6. Pendekatan intensif dengan customer dan dealer kami kategorikan sebagai kekuatan Bank Mandiri dalam bidang marketing dengan bobot 0.05. Hal tersebut dapat dilihat melalui program Wirausaha Muda Mandiri pada tahun 2013 sebagai sarana publikasi kepada dealer selain itu untuk keberlanjutannya diadakan wirausaha mandiri expo pada tahun 2014 di istora senayan , sedangkan program laku pandai di aplikasikan Bank Mandiri untuk mendekatkan bank mandiri dengan customer.



7. Pengelolaan pengaduan nasabah kami kategorikan sebagai kekuatan Bank Mandiri bidang marketing dengan bobot 0.06. Hal ini didasari prinsip pengelolaan pengaduan nasabah yang ditekankan oleh bank mandiri yaitu welcome complaint , pengaplikasian nyatanya dengan membuka channel yang dapat diakses nasabah dengan mudah (mandiri call , corporate website , email ,twitter , FB ) oleh karena itu nasabah dapat melakukan pengaduan tanpa melalui media masa dan media online sehingga tidak menurunkan reputasi bank.



8. Strategi peralihan advertising kami kategorikan sebagai kekuatan Bank Mandiri bidang marketing dengan bobot 0.05. Hal tersebut direalisasikan pada tahun 2014, di mana alokasi anggaran untuk media pemasaran dari TV/media cetak dialihkan ke below the line dan digital marketing dengan fokus penggunaan media online termask paid on-line media, social media, dan Microsite. Inisiatif tersebut diakui efektif mendorong peningkatan aktivasi produk/program serta menekan biaya promosi.



9. Strategi pemasaran peningkatan pangsa pasar kami kategorikan sebagai kekuatan Bank Mandiri bidang marketing dengan bobot 0.05. Beberapa program yang dijalankan adalah (1) Fiesta Poin Program: program pengumpulan poin berdasarkan transaksi dan simpanan



yang dapat ditukarkan dengan hadiah tertentu. (2) Mandiri Belanja Untung Program: hadiah yang diberikan kepada nasabah jika transaksi dilakukan dengan Mandiri EDC. (3) Belanja Hoki/Dagang Hoki Program : co-promotion dengan grup ITC, di mana nasabah yang melakukan transaksi di ITC menggunakan mandiri debit mendapatkan reward. Berkat strategi pemasaran tersebut, tercermin pangsa pasar segmen wholesale sebesar 15.8%, dan segmen retail 21.3%.



10. Kestabilan Growth ratio kami kategorikan sebagai kekuatan Bank Mandiri bidang finance dengan bobot 0.04. Kestabilan growth ratio membuat kemampuan perusahaan untuk mempertahan posisi ekonominya dalam pertumbuhan ekonomi dan industri juga menjadi stabil, hal tersebut dibuktikan dari laba bersih bank mandiri yaitu Rp9,9 triliun. Nilai tersebut meningkat dari tahun lalu. Akan tetapi pembagian dividen sebesar Rp4,96 triliun , lebih rendah dari tahun sebelumnya , yaitu Rp5,461 triliun. Dividen pada tahun 2013 tersebut setara Rp234 perlembar sedangkan 2014 Rp212 perlembar.



11. Peningkatan Profitability ratio kami kategorikan sebagai kekuatan Bank Mandiri bidang finance dengan bobot 0.04. Profitability ratio yang meningkat menunjukan tingkat efektifitas manajemen dengan menampilkan tingkat pengembalian terhadap penjualan dan investasi. Hal ini dibuktikan dengan data 2014, beberapa diantaranya adalah ROA (return on asset) mencapai 3,39 persen melampaui target yang telah ditetapkan sebesar 2,25 persen , non-peforming loan sebesar 2,15 persen lebih baik dibandingkan target yang telah ditetapkan sebesar 3,5 persen. ROE (return on stockholder equity) 20,95 persen, dan earnings per share yang selalu meningkat setiap tahunnya.



12. Posisi likuiditas yang kuat kami kategorikan sebagai kekuatan Bank Mandiri bidang finance dengan bobot 0.04. Posisi likuiditas yang kuat sehingga kemapuan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendeknya terjamin atau terpenuhi. Posisi likuiditas yang kuat di pertahankan dengan sejulah indikator antara lain rasio giro wajib minimum dan kas, cadangan likuiditas , dan loan to deposit ratio sebesar 82,02 persen dan telah memenuhi kriteria sangat likuid dalam penilaian tingkat kesehatan bank, karena LDR Bank Mandiri berada di antara batas LDR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu 78%



sampai 92%. Jika dikalkukasi beberapa faktor tersebut, nilai likuiditas Bank Mandiri sebesar 14.39% atau mencapai 636,382 triliun rupiah.



13. Kinerja appraisal system kami kategorikan sebagai kekuatan Bank Mandiri bidang Operation dengan bobot 0.04. Hal ini merupakan penilaian kinerja terhadap pegawai. serta reward and punishment yang dilakukan secara terbuka dan berdasarkan hasil yang di peroleh pekerja. Reward and punishment yang diberikan merupakan teknik motivasi yang digunakan perusahaan untuk meningkatkan workforce. Reward yang diberikan kepada pegawai dapat bersifat finansial maupun non-finansial. Selain itu perusahaan juga menyelenggarakan Mandiri Excellent Award, yang merupakan apresiasi tertinggi dari perusahaan bagi pegawai terbaik. Frontliner terbaik, unit kerja dengan budaya terbaik, inovasi terbaik, dll.



14. Jumlah fasilitas yang memadai dan strategis kami kategorikan sebagai kekuatan Bank Mandiri dalam bidang operation dengan bobot 0.04. Jumlah fasilitas yang menjadi kekuatan bagi bank mandiri , dapat dilihat dari 1 kantor pusat , 136 kantor cabang, 1.018 cabang pembantu, 261 kantor kass, atm sebanyak 15.444 , dan 7 jaringan kantor luar negeri. Selain itu, maintanance dilakukan secara berkala terhadap fasilitas tersebut.



15. Operasional berstandar mutu yang handal kami kategorikan sebagai kekuatan Bank Mandiri dalam bidang Operation dengan bobot 0.04. Dalam hal in komitmen Direktorat Teknologi dan Operasi untuk mendukung kebutuhan operasional bisnis perbankan diwujudkan dengan penerapan standar mutu ISO 9001:2008 di berbagai proses operasional dilakukan sebagai dukungan terhadap bisnis untuk menjaga agar layanan yang diberikan terstandar dan konsisten. Hal tersebut dijelaskan lebih lanjut oleh Bank Mandiri bahwa dampak dari penerapan tersebut adalah angka error rate operasional sepanjang tahun 2014 yang turun 72.2% YoY(Year on Year)



16. Pengembangan alat pembayaran nontunai kami kategorikan sebagai kekuatan Bank Mandiri dalam bidang research and development dengan bobot 0.05. Pengembangan alat pembayaran nontunai hal tersebut untuk memenuhi kebutuhan nasabah bank mandiri yang



memiliki mobilitas tinggi dan rutin seperti pengembangan kartu prabayar e-money seperti di swalayan ,SPBU,dan layanan transportasi. Lalu untuk mengikuti gaya hidup masyarakat bentuk e-money dibuat menjadi gelang dan juga dalam bentuk nomor telepon nasabah.



17. Pengembangan teknologi keamanan informasi kami kategorikan sebagai kekuatan Bank Mandiri dalam bidang research and development dengan bobot 0.05. Implementasi peningkatan kapabilitas keamanan TI antara lain Threat Intelligence yang melindungi sistem TI Bank Mandiri dari serangan cyber attack dan phising, security awareness dan data leakage protection yang menjamin keamanan dan kerahasiaan data di internal Bank Mandiri. Selain itu Bank Mandiri juga meningkatkan keamanan e-channel termasuk kemanan fisik ATM.



18. Pengembangan Enteprise Data Model kami kategorikan sebagai kekuatan Bank Mandiri dalam bidang MIS dengan bobot 0.03. Hal tersebut diklaim untuk menyediakan 360o point of view dari nasabah termasuk dengan relasi-relasinya melalui solusi Master Data Management (MDM). MDM ini akan menjadi pondasi terciptanya Customer Relationship Management yang dapat membantu Bank dalam meningkatkan relasi dan pengetahuan Bank terhadap nasabahnya.



19. Pengukuran standar pelayanan secara rutin kami kategorikan sebagai kekuatan Bank Mandiri dalam bidang MIS dengan bobot 0.04. Pengukuran standar layanan di lakukan dengan melakukan survei kepuasan pelanggan. Pada tahun 2014 , Bank Mandiri menyelenggarakan beberapa survei, yaitu: a. Roy Morgan Single Source Survei ini dilakukan di daerah urban (22 kota besar + kota kecil) dan rural (daerah pedesaan) di 17 propinsi di Indonesia . Survei menggunakan metode face to face interview dengan jum;ah responden selama satu tahun yaitu sekitar 24.000 responden, di mana setiap responden memiliki rekening di lebih dari satu bank, di mana salah satunya adalah Mandiri. Dari survei tersebut, Mandiri menduduki peringkat pertama, disusul tipis oleh BCA, BRI, baru BNI.



b. Survey Customer Expectation, Behaviour, Satisfaction, dan Engangement 2014 Survei ini dilakukan di 9 kota besar. Metode yang digunakan dalam survei dini adalah face to face interview terhadap nasabah 67 cabang reguler di 9 kota tersebut (@30 responden per cabang) serta CATI (Computer Aided Telephone Interview) kepada 2000 responden. Pada survei ini, ditanyakan beberapa aspek layanan yang lebih spesifik, misalnya call center, fasilitas, teller, security, ATM, dsb.



c. Customer Satisfaction Survey Bank Mandiri Prioritas 2014 Survei ini mengukur kepuasan nasabah outlet Bank Mandiri Prioritas (BMP) di 54 outlet BMP yang tersebar di 12 wilayah. Metode yang digunakan adalah face to face interview kepada 432 nasabah outlet BMP (@8 nasabah per outlet). Pada survei ini, ditanyakan beberapa aspek layanan yang lebih spesifik juga, misalnya, fasilitas dan benefit, kondisi fisik outlet, customer service, security, teller, dsb. Kelemahan 20. Diferensiasi produk yang lemah kami kategorikan sebagai kelemahan Bank Mandiri dalam bidang marketing dengan bobot 0.03. Hal tersebut karena minimnya produk atau program yang dikeluarkan Bank Mandiri yang benar-benar berbeda dengan pesaingnya. Hampir semua produk atau program tersebut serupa.



21. Leverage ratio yang tinggi kami kategorikan sebagai kelemahan Bank Mandiri dalam bidang financial dengan bobot 0.05. Hal tersebut karena perusahaan telah dibiayai oleh hutang sebesar kurang lebih Rp38 triliun pada tahun 2014.



22. Limited access to international market kami kategorikan sebagai kelemahan Bank Mandiri dalam bidang finansial dengan bobot 0.06. Hal tersebut karena Bank Mandiri tidak dapat membuka cabang di luar negeri karena tidak memenuhi persyaratan beberapa aspek finansial, di luar hal memang diperketatnya aturan masuknya perbankan asing di negara lain. Seperti contoh, persyaratan Bank Mandiri membuka cabang di Malaysia adalah modal awal yang harus dimiliki adalah sebesar 1.1 triliun rupiah.



Dari tabel IFE tersebut, kami mendapatkan nilai tertimbang adalah 3.24. Menandakan bahwa Bank Mandiri merupakan perusahaan yang kuat secara internal. Hal tersebut dikarenakan faktor internal kunci yang paling penting dijadikan Bank Mandiri sebagai kekuatan mereka, seperti Penguatan pelayanan pengelolaan pengaduan nasabah dan Sumber Daya Manusia yang kompetitf memadai dalam hal kuantitas dan kualitas, sehingga kedua hal tersebut menambah nilai kualitas jasa dari Bank Mandiri. Akan tetapi,Bank Mandiri perlu memperhatikan juga kelemahannya berupa Limited access to international market, karena juga memegang bobot paling penting.



5.2



Faktor External Berkaitan dengan faktor eksternal, akan diidentifikasi peluang dan ancaman dari Bank



Mandiri dan disajikan dengan menggunakan Tabel EFE (External Factor Evaluation). Tabel 5.2 External Factor Evaluation



Informasi Kekuatan Faktor



Faktor Eksternal Kunci



Bobot Peringkat



Nilai Tertimbang



Peluang 1. Kebijakan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan (BI rate) Ekonomi 2. Permintaan akan barang dan jasa yang menurun 3. Tren positif penggunaan mata uang elektronik dalam transaksi (cashless payment) 4. Kesadaran dan gerakan masyarakat terhadap lingkungan Sosial, budaya, 5. Menyebarnya entrepreneurship demografi & di kalangan anak muda lingkungan 6. Pendidikan perbankan sejak anak usia dini 7. Jumlah penduduk Indonesia yang besar 8. Gaya hidup konsumen 9. Kesepakatan antara Negara Politik, ASEAN dalam melaksanakan pemerintah, & Masyarakat Ekonomi ASEAN legalitas (MEA)



0.03



3



0,09



0.03



2



0.06



0.04



4



0,16



0.03



3



0.09



0.04



4



0.16



0.04



4



0.16



0.04



4



0.16



0.02



1



0.02



0.04



3



0.12



Teknologi



Kompetitif



10. Peraturan pemerintah berkaitan dengan ekonomi dan transaksi perbankan 11. Program pemerintah yang mengikutsertakan perusahaan 12. Berkembangnya E-commerce atau online shop 13. Konsumsi dan perkembangan akan internet , terutama social media yang cukup masif 14. Perkembangan teknologi yang semakin canggih contoh: videotron, RFID, NFC, dsb. 15. Penghargaan dan predikat sebagai yang terbaik dalam beberapa hal oleh beberapa institusi atau organisasi 16. Status dan reputasi perusahaan di mata publik termasuk sertifikasi 17. Sumber pendanaan yang banyak dan bervariasi jika perusahaan go public



0.03



2



0.06



0.04



3



0.12



0.03



3



0.09



0.04



4



0.16



0.03



3



0.09



0.05



4



0.20



0.03



4



0.12



0.04



3



0.12



0.03



3



0.09



0.03



3



0.09



0.05



3



0.15



0.04



3



0.12



0.03



4



0.12



0.04



3



0.12



0.04



3



0.12



0.04



4



0.16



Ancaman Ekonomi



Sosial, budaya, demografi & lingkungan



Politik, pemerintah, & legalitas



Teknologi



18. Kebijakan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan (BI rate) 19. Permintaan akan barang dan jasa yang menurun 20. Kondisi ekonomi global(dunia) 21. Kebiasaan atau gaya hidup konsumen, di mana pengeluaran > pemasukan 22. Penyimpanan konvensional 23. Kebijakan atau program pemerintah yang mengikutsertakan perusahaan (termasuk di dalamnya isu-isu) 24. Kesepakatan antara Negara ASEAN dalam melaksanakan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 25. Adanya ancaman dari hacker,malware, dst.



Kompetitif



26. Konsumsi dan perkembangan akan internet , terutama social media yang cukup masif 27. Adanya kompetitor dengan bentuk dan/atau fungsi yang serupa 28. Sumber pendanaan yang banyak dan bervariasi jika perusahaan go public Total



0.03



3



0.09



0.04



4



0.16



0.03



3



0.09



1



3.04



Berikut analisa singkat daripada penentuan peluang dan ancaman Bank Mandiri beserta alasan pemberian bobot dan peringkat : Peluang 1. Kebijakan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan (BI rate) kami kategorikan sebagai peluang dengan bobot 0.03 dikarenakan turunnya suku bunga akan menyebabkan biaya pinjaman menjadi makin murah. Para investor akan cenderung terdorong untuk melakukan ekspansi bisnis atau investasi baru, dan para konsumen akan menaikkan pengeluarannya dan penggunaan akan KPR , leasing , dll., dengan jasa bank mandiri. Respon yang di berikan Bank Mandiri terhadap peluang tersebut 3 dikarenakan Corporate Secretary Bank Mandiri, Rohan Hafas mengatakan, penurunan BI rate akan di respon perbankan dalam 1 sampai 2 bulan kedepan tetapi sejauh ini rencananya Bank Mandiri belum berencana untuk menurunkan suku bunga dengan alasan bunga Bank Mandiri sudah cukup rendah di pasar. Menurut republika.co.id



2. Permintaan barang dan jasa yang menurun kami kategorikan sebagai peluang dengan bobot 0.03 dikarenakan masyarakat menahan untuk melakukan transaksi atas permintaan barang dan jasa sehingga merupakan momentum tepat bagi Bank Mandiri untuk mengajak konsumen untuk menabung. Respon yang diberikan oleh Bank Mandiri kami beri peringkat 2 dikarenakan respon perusahaan rata-rata bahwa tidak ada program baru yang diluncurkan oleh Bank Mandiri.



3. Tren positif penggunaan mata uang elektronik dalam transaksi kami kategorikan sebagai peluang dengan bobot 0.04 dikarenakan Bank Mandiri berpeluang menjadi sarana transaksi



dan menghasilkan keuntungan bagi Bank Mandiri. Kami memberikan peringkat 4 atau respon superior dikarenakan Bank Mandiri jeli dalam melihat peluang tersebut, seperti program e-money , gazcard , indomaret card yang sudah mereka luncurkan dan cukup sukses , dibuktikan dengan total transaksi tol sekitar 3,2 juta perhari dengan presentase 2,4 juta dilayani dengan e-money dan sisanya menggunakan tunai.



4. Kesadaran dan banyaknya gerakan masyarakat terhadap lingkungan dewasa ini, kami kategorikan sebagai peluang berbobot 0.03 di karenakan ini merupakan salah satu targey Bank Mandiri dapat mempromosikan brand-nya. Kami memberikan peringkat 3 atas CSR Program Bina Lingkungan yang mengajak masyarakat untuk menamam pohon bersama dengan Bank Mandiri



5. Menyebarnya entrepreneurship di kalangan anak muda kami kategorikan sebagai peluang dengan bobot 0.04 dikarenakan Bank Mandiri berpeluang mempunyai sarana promosi dan transaksi dan menghasilkan keuntungan bagi Bank Mandiri. Kami memberikan peringkat 4 terhadap respon yang diberikan mandiri melalui CSR program Young Mandiri Technopreneur untuk melatih kaum muda dan mempromosikan produk mandiri.



6. Pendidikan perbankan sejak anak usia dini kami kategorikan sebagai peluang dengan bobot 0.04 dikarenakan bank mandiri dapat membuat sarana promosi dari masyarakat yang masih kecil sehingga dapat mengguntungkan Bank Mandiri nantinya, dan merupakan sarana untuk financial inclusion sejak dini. Untuk respon yang diberikan Bank Mandiri , kami berikan angka 4, karena program tabungan yang diperuntukkan anak dibawah usia 17, dan adanya program Mandiri School Banking yang merupakan program edukasi ke bawah.



7. Jumlah penduduk Indonesia yang besar kami kategorikan sebagai peluang dengan bobot 0.04 dikarenakan Bank Mandiri mempunyai target dan peluang mendapat nasabah lebih banyak. Kami memberikan peringkat 4 terhadap respon yang diberikan Bank Mandiri melalui program yang dijalankan Bank Mandiri yang bernama laku pandai dimana nasabah yang ada di daerah-daerah tidak perlu melakukan interakasi langsung di kantor mandiri



tetapi dapat berinteraksi dengan agen yang disebarkan oleh bank mandiri untuk melakukan transaksi perbankan.



8. Gaya hidup konsumen kami kategorikan sebagai peluang dengan bobot 0.02 dikarenakan gaya hidup konsumsi atau kebiasaan konsumsi dari konsumen terutama kalangan menengah atas terhadap hal yang sedang naik daun. Kami memberikan peringkat 1 yaitu respon perusahaan jelek karena tidak dilaksanakannya program kerja sama yang melibatkan Bank Mandiri dengan apa yang sedang naik daun tersebut.



9. Kesepakatan antara Negara ASEAN dalam melaksanakan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan dimulai pada akhir Desember, ini merupakan peluang bagi Bank Mandiri untuk lebih berkumandang di kancah Internasional, dan juga memperbesar chance Bank Mandiri dalam mempunyai nasabah yang lebih banyak lagi. Kami memberikan peringkat 3 atas persiapan yang dilakukan oleh Bank Mandiri, seperti pengajuan modal kepada pemerintah supaya mendapatkan QAB (Qualified Asean Bank). Dan strategi yang direncanakan oleh Bank Mandiri untuk awalnya menguasai pasar Indonesia atas dasar sebanyak 50 persen lebih produk domestik bruto (PDB) dan populasi penduduk ASEAN itu adalah Indonesia



10. Peraturan pemerintah berkaitan dengan ekonomi dan transaksi perbankan kami kategorikan sebagai peluang berbobot 0.03 dikarenakan hal tersebut yang dapat mengarahkan sentimen pasar ke tingkat positif dan menggenjot transaksi. Kami menilai respon yang diberikan masih rata-rata atau 2 karena Bank Mandiri tidak merespon dengan cepat akan hal tersebut. Misalnya pemberlakukan transaksi diharuskan dengan rupiah, Bank Mandiri tidak ada respon spesifik mengenai hal tersebut.



11. Program pemerintah yang mengikutsertakan perusahaan kami kategorikan sebagai peluang berbobot 0.04 dikarenakan program pemerintah dapat menguntungkan bank mandiri untuk mengajak konsumen memakai jasa bank mandiri. Kami memberikan peringkat 3 terhadap respon yang dikeluarkan oleh bank mandiri misalnya adalah program tabungan BPJS yang



diluncurkan Bank Mandiri dalam mengakomodir kebutuhan pemilik BPJS dalam melakukan pembayaran.



12. Berkembangnya E-commerce atau online shop kami kategorikan sebagai peluang berbobot 0.03 dikarenakan menambah intensitas transaksi .Kami memberikan peringkat 3 terhadap respon yang dikeluarkan oleh Bank Mandiri seperti program kliknpay yang memberikan diskon bila bertransaksi online menggunakan bank mandiri. Hal tersebut bertujuan untuk menarik minat konsumen bertransaksi online dengan Bank Mandiri. Belum lagi diskon yang diberikan oleh Bank Mandiri. Misalnya yang sekarang adalah diskon jika membeli di Mataharimall.com



13. Konsumsi dan perkembangan akan internet , terutama social media yang cukup masif kami kategorikan sebagai peluang berbobot 0.04 dikarenakan dapat menjadi sarana promosi atau pendekatan diri(komunikasi) Bank Mandiri dengan masyarakat . Kami memberikan peringkat 4 terhadap respon yang dikeluarkan oleh bank mandiri dikarenakan bank mandir dapat menarik konsumen melalui advertisement di media social seperti video singkat yang mereka sebar di youtube dan juga tutorial dalam menggunakan mobile banking Bank Mandiri. Dan layanan contact us yang sudah mendapat penghargaan atas kecepatannya melayani konsumen. 14. Perkembangan teknologi yang semakin canggih contoh: videotron, RFID, NFC, dsb., kami kategorikan sebagai peluang berbobot 0.03 dikarenakan dapat menjadikan proses transaksi menjadi semakin cepat dan mudah sehingga banyak orang akan menggunakannya. Kami memberikan peringkat 3 terhadap respon yang dikeluarkan oleh Bank Mandiri dikarenakan bank mandiri mempermudah transaksi masyarakat dengan program e-money , mobile banking , cek saldo e-money melalui gadget, dsb.



15. Penghargaan dan predikat sebagai yang terbaik dalam beberapa hal oleh beberapa institusi atau organisasi kami kategorikan sebagai peluang berbobot 0.05 dikarenakan penghargaan yang didapat oleh sebuah perusahaan dapat menjadi suatu acuan bagi masyarakat untuk



mempercayai perusahaan tersebut. Kami memberikan peringkat 4 terhadap respon yang dikeluarkan oleh Bank Mandiri atas kinerjanya, sistem dan program yang mumpuni guna perkembangan sehingga mendapat banyak penghargaan dan predikat. Contihnya pelaksanaan GCG (Good Corporate Governance)



16. Status dan reputasi perusahaan di mata publik termasuk sertifikasi kami kategorikan sebagai peluang berbobot 0.03 dikarenakan perusahaan dengan sertifikasi mampu memberikan rasa aman dan percaya kepada masyarakat. Kami memberikan peringkat 4 terhadap respon yang dikeluarkan oleh bank mandiri selain karena Bank Mandiri merupakan BUMN , mereka juga mendapat reputasi baik atas profit margin yang besar,waktu terbang yang cukup lama dan sertifikasi dari beberapa badan pengawas seperti OJK, Lembaga Penjamin Pinjaman, dsb.



17. Sumber pendanaan yang banyak dan bervariasi jika perusahaan go public kami kategorikan sebagai peluang berbobot 0.04 dikarenakan perusahaan memiliki pendanaan yang terdiri dari banyak sumber akan lebih dapat bertumbuh. Kami memberikan peringkat 3 terhadap respon yang dikeluarkan oleh bank mandiri dikarenakan Bank Mandiri merupakan perusahaan tbk dan mendapat masukan pendanaan dari penjualan saham.



Kelemahan 18. Kebijakan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan (BI rate) juga kami kategorikan sebagai ancaman berbobot 0.03 karena suku bunga yang turun juga berdampak pada suku bunga tabungan dan deposito yang juga ikut turun. Respon Bank Mandiri menghadapi hal tersebut adalah 3, dengan penjelasan sama seperti pada poin 1. Sehingga konsumen tidak terburu-buru dalam mengambil depositonya dan berinvestasi di tempat lain yang menurut mereka lebih bernilai.



19. Permintaan akan barang dan jasa yang menurun kami kategorikan sebagai ancaman berbobot 0.03 karena dampak bahwa transaksi jual beli, maka peluang transaksi itu dilakukan melalui Bank Mandiri juga berkurang. Kami memberikan peringkat 3 terhadap respon yang dikeluarkan oleh bank mandiri dikarenakan untuk menstimulasi hal tersebut,



Bank Mandiri bekerja sama dengan beberapa perusahaan lainnya memberikan diskon untuk menstimulasi masyarakat untuk kembali melakukan transaksi jual dan beli.



20. Kondisi ekonomi global(dunia) merupakan ancaman dengan bobot cukup besar yaitu 0.05, karena efek bola salju yang biasanya terjadi. Seperti naiknya nilai dollar Amerika karena jumlahnya sedikit di pasar , membuat China melakukan devaluasi terhadap mata uangnya. Menyebabkan inflasi di Indonesia , hingga akhirnya mempengaruhi daya beli masyarakat dan perlambatan ekonomi. Respon yang diberikan oleh Bank Mandiri kami nilai di atas rata-rata atau 3. Hal tersebut dikarenakan masih ada peningkatan laba bersih di tengah kondisi ekonomi sekarang.



21. Kebiasaan atau gaya hidup konsumen, di mana pengeluaran > pemasukan kami kategorikan sebagai ancaman berbobot 0.04 dikarenakan kemungkinan besar terjadinya NPL (Non Peforming Loan) atau kosnumen tidak dapat mengembalikan apa yang dia pinjam dengan bunganya. Kami memberikan peringkat 3 terhadap respon yang dikeluarkan oleh Bank Mandiri dikarenakan cukup ketat dan profesionalnya Bank Mandiri dalam memberikan pinjaman. Ada kalkulasi dan analisa terlebih dahulu. Seperti melakukan survei terhadap apa yang dijaminkan, persyaratan yang harus dipenuhi peminjam, dsb.



22. Penyimpanan konvensional kami kategorikan sebagai ancaman berbobot 0.03 dikarenakan kebiasaan masyarakat Indonesia yang masih belum megerti fungsi bank sesungguhnya sehingga menakukan penyimpanan secara konvensional. Kami memberikan peringkat 4 terhadap respon yang dikeluarkan oleh bank mandiri dikarenakan Bank Mandiri mengadakan program laku pandai yang mendekatkan Bank Mandiri kepada konsumen yang tidak terjangkau kantor yang dimiliki Bank Mandiri.



23. Kebijakan atau program pemerintah yang mengikutsertakan perusahaan kami kategorikan sebagai ancaman berbobot 0.04 dikarenakan ada kemungkinan kebijakan atau program pemerintah yang menempatkan posisi perusahaan misalnya yang terjadi saat ini adalah Menteri BUMN yang menjadikan Bank Mandiri sebagai salah satu jaminan untuk melakukan pinjaman uang ke Tiongkok. Kami memberikan peringkat 3 terhadap respon



yang dikeluarkan bank mandiri karena betul bahwa Bank Mandiri tidak dapat menginterfensi keputusan Menteri tetapi hal tersebut di siasati dengan menyiaplan simpanan likuiditas sbagai cadangan jika hal yang terburuk terjadi.



24. Kesepakatan antara Negara ASEAN dalam melaksanakan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan dimulai pada akhir Desember, ini dapat menjadi ancaman bagi Bank Mandiri karena bertambahnya pula saingan dalam memperebutkan pasar yang ada. Kami memberikan peringkat 3 atas persiapan yang dilakukan oleh Bank Mandiri, seperti yang tertuang pada poin ke-10. Di mana Bank Mandiri sudah melakukan persiapan guna menghadapi hal tersebut.



25. Adanya ancaman dari hacker,malware, dst. Merupakan ancaman dengan bobot 0.04 karena teknologi yang semakin maju maka ancamannya pun semakin berbahaya, terlebih lagi sistem perbankan semuanya terkomputerisasi, ancaman dari hacker, virus, dsb dapat melumpuhkan sistem dan dapat menimbulkan kepanikan. Respon yang diberikan Bank Mandiri berkaitan dengan kasus ini kami beri peringkat 4 , atau di atas rata-rata karena hingga sekarang belum ada masalah berkaitan dengan masalah ini, menandakan sistem keamanan berkaitan dengan computerized sangat baik.



26. Konsumsi dan perkembangan akan internet , terutama social media yang cukup masif kami kategorikan sebagai ancaman berbobot 0.03 dikarenakan adanya kemungkinan penyebaran informasi yang salah terhadap Bank Mandiri karena lingkup sosial media yang terlalu besar menjadi tidak dapat di kontrol. Kami memberikan peringkat 3 terhadap respon yang dikeluarkan Bank Mandiri karena mereka selalu memberi peringatan hati-hati penipuan di website. Selain itu mereka juga memberikan layanan contact us supaya konsumen dapat mengkonfirmasi informasi yang beredar dan sudah terbukti bahwa program itu merespon secara cepat.



27. Adanya kompetitor dengan bentuk dan/atau fungsi yang serupa kami kategorikan sebagai ancaman berbobot 0.04 dikarenakan perebutan nasabah dengan kompetitor . Kami memberikan peringkat 4 terhadap respon yang dikeluarkan Bank Mandiri karena cukup



seringnya program jangka pendek yang menarik dikeluarkan oleh Bank Mandiri misalnya diskon, dan program jangka panjang seperti megeluarkan fiesta poin untuk loyalitas konsumen, serta program E-money yang hingga sekarang hanya dia yang bisa digunakan dalam pembayaran tol.



28. Sumber pendanaan yang banyak dan bervariasi jika perusahaan go public kami kategorikan sebagai ancaman pula berbobot 0.03 dikarenakan banyaknya pemegang saham dalam Bank Mandiri sehingga banyak keputusan yang di dasari dari banyak orang-orang yang memegang saham itu juga. Data menunjukkan pemegang saham hingga 18 Februari 2015 adalah 1 (satu) saham seri A Dwiwarna; dan 23.333.333.332 (dua puluh tiga miliar tiga ratus tiga puluh tiga juta tiga ratus tiga puluh tiga ribu tiga ratus tiga puluh dua) saham seri B; Kami memberikan peringkat 3 terhadap respon yang dikeluarkan Bank Mandiri karena adanya perjanjian tertulis atau perjanjian saham mengenai batasan dan keuntungan yang diterima oleh pemegang saham. Dari tabel EFE di atas kami mendapatkan nilai tertimbang adalah 3.04. Menandakan bahwa Bank Mandiri cukup baik dalam menyusun strategi atau memberi respon dalam menghadapi ancaman dan memanfaatkan peluang yang ada. 5.3



Competitive Profile Matrix Pada subbab ini, akan dibandingkan Bank Mandiri dengan pesaingnya yang juga



bergerak pada industri perbankan dan masuk dalam kategori Buku 4, yakni Bank Central Asia (BCA) dan Bank Nasional Indonesia (BNI). Di mana perbandingan akan menggunakan competitive Profile Matrix berdasarkan critical success factor.



Tabel 5.3 Competitive Profile Matrix Bank Mandiri Critical Weight Success Factor Number of Facility Market Share Service Quality Product Differentiation Technological Advance Interest Rates Competitive Financial Position Consumer Loyalty International Market Expansion Corporate Social Responsibility Partnership Total



Rating



Bank Central Asia



Weighted Weighted Rating Score Score



Bank Negara Indonesia Rating



Weighted Score



0.11



4



0.44



4



0.44



3



0.33



0.10 0.12



4 4



0.4 0.48



3 4



0.3 0.48



2 4



0.2 0.48



0.07



3



0.21



2



0.14



3



0.21



0.10



4



0.4



4



0.4



4



0.4



0.07



3



0.21



3



0.21



3



0.21



0.10



4



0.4



4



0.4



3



0.3



0.10



3



0.3



3



0.3



4



0.4



0.07



1



0.07



1



0.07



1



0.07



0.07



2



0.14



4



0.28



3



0.21



0.10



3



0.3



3



0.3



3



0.3



1



3.35



3.32



3.11



Berikut analisa singkat daripada penentuan weight critical success factor dan rating dari Bank Mandiri, Bank Central Asia, dan Bank Nasional Indonesia: 1. Number of Facility yang dimaksud di sini adalah lokasi dan jumlah gerai pelayanan bank yang bersangkutan , termasuk di dalamnya mesin ATM. Bobot 0.11 berimplikasi dengan kenyamanan , jika bank tersebut memiliki gerai pelayanan dan mesin anjungan tunai mandiri yang banyak, maka akan mempermudah konsumen dalam melakukan transaksi, setoran, tarik tunai, dsb. Berdasarkan data Bank Mandiri memiliki ±15.444 ATM, 4.000 outlet, Bank Negara Indonesia memiliki ±11.209 ATM, 1.714 outlet, dan Bank BCA memiliki ±14.000an ATM. Hal ini menjadi kekuatan utama= 4 bagi Bank Mandiri dan



BCA, walaupun berbeda jumlahnya, tapi tidak signifikan. Sedangkan hal ini menjadi kekuatan minor bagi BNI, karena kalah bersaing dengan 2 bank lainnya 2. Market Share adalah bagian pasar yang mampu dikuasai oleh perusahaan apabila dibandingkan dengan penjualan seluruh industrinya. Market share DPK per Triwulan 1 2015 , Bank Mandiri menguasai 13.55%, BCA menguasai 10.60%, dan BNI menguasai 6.89%. Selain itu, Market share Kredit DPK per Triwulan 1 2015, Bank Mandiri menguasai 12.89% , BCA menguasai 9.04%, dan BNI menguasai 6.83%. Dari data tersebut, Bank Mandiri peringkat 1 dalam market share jika dibandingkan dengan 2 bank saingannya, maka dapat dibilang itu kekuatan utama bank mandiri. Lalu peringkat kedua ditempati BCA, dan menjadikan market share kekuatan minornya, dan terakhir BNI dengan presentase market share yang cukup rendah sehingga market share menjadi kelemahan minor



3. Service Quality merupakan dimensi kualitas dari pelayanan yang diberikan Bank terhadap konsumen, di antaranya seperti kecepatan pelayanan, cepat tanggap akan suatu komplen atau masalah, keramahan, penjelasan yang jelas, kemudahan akses atau komunikasi , waktu pelayanan dan adanya fasilitas penunjang pelayanan. Dalam hal ini , ketiga Bank menjadikan ini sebagai kekuatan utama, karena memang Bank menjual jasa, jadi peningkatan kualitas terfokus di jasa, terbukti dengan beberapa penghargaan yang diterima oleh masing-masing Bank.



4. Product Differentiation merupakan hal yang perlu dilakukan Bank untuk membedakan dirinya dengan bank lain. Atau dapat dibilang variasi produk yang dimiliki.Produk yang diluncurkan Bank adalah berupa program. Masing-masing Bank memiliki diferensiasi produknya masing-masing, akan tetapi setelah diidentifikasi, tidak ada perbedaan yang signifikan antara program-program yang diluncurkan masing-masing Bank, hanya perbedaan nama yang cukup signifikan. Misalnya kartu flazz dari BCA, kartu E-money dari Mandiri, kartu Tap-Cash dari BNI. Begitu juga dengan program kredit dan tabungan yang ada. Akan tetapi, karena Bank Mandiri dan BNI yang bertitel BUMN, maka ada beberapa program tambahan karena kebijakan pemerintah, misalnya BPJS, ada tabungan



BPJS. Sehingga diferensiasi produk dapat dikatakan kelemahan minor untuk BCA, dan keuntungan minor untuk Bank Mandiri dan BNI



5. Technology advance adalah teknologi yang dimiliki dan digunakan oleh Bank. Hal ini cukup krusial dan selalu dikembangkan guna menunjang jasa perbankan , dan mempermudah konsumen dalam menggunakan jasa perbankan. Terutama sejak tahun 2010 , iklim penggunaan internet semakin tinggi, menyebabkan teknologi berbasi internet juga semakin tinggi. Jika dibandingkan dari segi teknologi , kasusnya akan sama dengan diferensiasi produk, bahwa masing-masing Bank memiliki teknologi yang canggih, tetapi tidak berbeda signifikan. Misalnya ATM, semua memiliki ATM, mobile banking, RFID pada kartu, dsb. semua juga sudah memiliki teknologi yang serupa. Akan tetapi, karena teknologi diperlukan dalam menunjang jasa, maka keseriusan bank juga cukup besar dalam perkembangan teknologi, buktinya setaip Bank mengalokasikan jumlah yang besar dalam R&D, maka dapat dikatakan tiap Bank, menjadikan teknologi sebagai kekuatan utama. 6. Interest Rates Competitive adalah persaingan nilai suku bunga yang diberikan oleh Bank terhadap konsumen. Suku bunga di sini adalah suku bunga kredit maupun deposito. Untuk suku bunga deposito dengan nominal rupiah < 50 juta dan durasi deposito 12 bulan , Bank Mandiri memberikan 5%, BCA memberikan bunga 5.25%, dan BNI 6%. Sedangkan suku bunga dasar kredit (SBDK) untuk korporasi, retail,konsumsi KPR, konsumsi non-KPR berturut-turut untuk Bank Mandiri (10.5% , 12,25%, 11%, dan 12.5%) , BCA (10,25% , 11.5%, 10.25%, dan 8.63%) dan BNI (10.75%, 12%, 11%, dan 12.75%) . Permainan suku bunga yang dilakukan di Bank dapat terlihat tidak berbeda sangat jauh, karena harus mengacu pada BI Rate, sehingga bagian yang dimainkan oleh Bank biasanya adalah jumlah uang dan waktu simpan. Seperti misalnya aturan bunga deposito dengan nominal rupiah < 50 juta hanya ada di Bank Mandiri, sedangkan BCA paling kecil adalah