Manual CSL Mata-Kulit Mahasiswa Blok Ss-1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BUKU PENUNTUN KERJA KETERAMPILAN KLINIK



PEMERIKSAAN MATA SEDERHANA



Diberikan pada mahasiswa semester V Fakultas Kedokteran UMI



SISTEM INDERA KHUSUS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 2017



PEMERIKSAAN MATA PENGANTAR Buku Panduan Ketrampilan Klinik Sistem Indera Khusus berisi ketrampilan dalam melakukan pemeriksaan dasar dalam Ilmu Penyakit Mata, Pemeriksaan Telinga Hidung dan Tenggorokan dan Ilmu Kesehatan Kulit Kelamin yang dibutuhkan seorang dokter umum. Dalam Ilmu Penyakit Mata mahasiswa dilatih melakukan pemeriksaan visus dan melakukan koreksi visus bila ada kelainan refraksi, melakukan pemeriksaan segmen depan bola mata, segmen belakang bola mata, pemeriksaan tekanan bola mata, pemeriksaan lapang pandang dengan cara konfrontasi serta pemeriksaan pergerakan bola mata. Buku panduan ketrampilan klinik ini selain memuat panduan untuk masing-masing ketrampilan yang akan dilatih juga dilengkapi dengan lembar kegiatan mahasiswa yang beguna agar koordinator/ instruktur dapat memantau bersama mahasiswa didik dalam membantu kemajuan tingkat ketrampilan yang dilatihkan. Diharapkan buku panduan ketrampilan klinik ini bermanfaat dalam memberikan ketrampilan klinik dalam sistem indera khusus bagi mahasiswa.



Makassar, September 2017



Penyusun, Bagian Ilmu Kesehatan Mata FK UMI



PEMERIKSAAN MATA PENUNTUN BELAJAR PEMERIKSAAN MATA



NO.



LANGKAH KEGIATAN



I. MELAKUKAN ANAMNESIS LENGKAP PADA PENDERITA DENGAN KELAINAN MATA 1. Beri salam/ memperkenalkan diri dengan cara yang sopan. 2. Atur posisi duduk penderita. 3. Tanyakan identitias penderita 4. Tanyakan keluhan utama 5. Tanyakan lebih detil hal yang berhubungan dengan keluhan utama misal; lamanya, serta gejala penyerta bila ada. 6. Tanyakan kelainan mata yang pernah diderita. 7. Tanyakan riwayat penyakit yang lain. 8. Tanyakan riwayat penyakit yang sama dalam keluarga/ lingkungan II. MELAKUKAN PERSIAPAN UNTUK PEMERIKSAAN VISUS YANG BAIK 1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan. 2. Mintalah penderita duduk pada jarak 5 atau 6 m dari optotipe Snellen. 3. Minta penderita untuk menutup satu matanya tanpa menekan bola mata 4. Minta penderita untuk melihat ke depan dengan rileks tanpa melirik atau mengerutkan kelopak mata 5. Minta penderita untuk menyebut huruf, angka atau simbol yang ditunjuk 6. Tunjuk huruf, angka atau simbol pada optotip Snellen dari atas ke bawah. 7. Tentukan visus penderita sesuai dengan hasil pemeriksaan 8. Bila visus penderita tidak optimal, dilakukan koreksi dengan lensa coba sampai didapatkan visus yang maksimal. Besarnya lensa coba yang digunakan menunjukkan besarnya kelainan refraksi



KASUS 1



2



3



1



2



3



III. MELAKUKAN PEMERIKSAAN SEGMEN ANTERIOR BOLA MATA 1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan 2. Pemeriksa duduk di depan penderita pada jarak jangkauan tangan 3. Ruangan dibuat setengah gelap 4. Gunakan senter yang diarahkan ke mata pendertia dengan posisi senter 45-60o dari temporal mata yang akan diperiksa, dimulai pada mata kanan. 5. Lakukan pemeriksaan segmen anterior bola mata dimulai dari kelopak mata, lebar fisura palpebra, posisi bola mata. 1. Lakukan pemeriksaan bulu mata atas dan bawah, konjungtiva palpebra superior dan inferior, konjungtiva bulbi, kornea, kamera okuli anterior, iris, pupil, lensa, dan vitreus anterior 7. Periksalah refleks pupil direk dan indirek IV. MELAKUKAN PEMERIKSAAN TEKANAN BOLA MATA DENGAN METODE PALPASI 1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan 2. Pemeriksa duduk berhadapan dengan penderita dengan jarak jangkauan tangan pemeriksa, (25 – 30 cm). 3. Mintalah penderita untuk melirik ke bawah. 4. Mulailah pemeriksaan dari mata kanan. 5. Kedua jari telunjuk berada pada palpebra superior. Ibu jari, kelingking, jari manis, dan jari tengah memfiksasi didaerah tulang sekitar orbita. 6. Jari telunjuk secara bergantian menekan bola mata melalui palpebra dan merasakan besarnya tekanan bola mata. 7. Besarnya tekanan dilambangkan dengan Tn, Tn-1, Tn-2, Tn+1, Tn+2 Prosedur yang sama dilakukan pula pada mata kiri V. MELAKUKAN PEMERIKSAAN TEKANAN BOLA MATA DENGAN CARA INDENTASI MENGGUNAKAN TONOMETER SCHIOTZ 1. Jelaskan maksud dan prosedur pemeriksaan 2. Baringkan penderita di tempat tidur. 3. Anestesi topikal dengan menggunakan tetes mata Pantocain 0,5% 4. Gunakan beban tonometer yang terendah, 5,5 gr. 5. Desinfeksi indentesi dengan alkohol 70%, biarkan sampai kering.



1



2



3



1



2



3



1



2



3



6. 7. 8.



Penderita diminta melihat ke atas dengan melihat lurus pada jari penderita yang diposisikan di atas mata yang akan diperiksa Letakkan tonometer dengan hati-hati pada kornea, selanjutnya baca skala yang ditunjukkan. Sesuaikan hasil pembacaan dengan tabel yang tersedia (satuan mmHg). Teteskan antibiotik topikal setelah pemeriksaan



VI. MELAKUKAN PEMERIKSAAN SEGMEN POSTERIOR 1. Jelaskan maksud dan prosedur pemeriksaan 2. . Persiapkan alat untuk pemeriksaan segmen posterior bola mata (direct ophthalmoscope). Ruangan dibuat setengah gelap, penderita diminta melepas kacamata dan pupil dibuat midriasis dengan tetes mata mydriatil 3. . Sesuaikanlah lensa oftalmoskop dengan ukuran kaca mata penderita. 4. . Mata kanan pemeriksa memeriksa mata kanan penderita, mata kiri pemeriksa memeriksa mata kiri penderita. 5. . Mintalah penderita untuk melihat satu titik di belakang pemeriksa 6. Arahkan ke pupil dari jarak 25-30 cm oftalmoskop untuk melihat refleks fundus dengan posisi/cara pegang yang benar 7. Periksa secara seksama dengan perlahan maju mendekati penderita kurang lebih 5 cm. 8. Sesuaikan fokus dengan mengatur ukuran lensa pada oftalmoskop. 9. Amati secara sistematis struktur retina dimulai dari papil N. optik, arteri dan vena retina sentral, area makula, dan retina perifer. 10. Catatlah hasil yang didapat dalam status penderita VII. MELAKUKAN PEMERIKSAAN PERGERAKAN BOLA MATA 1. Jelaskan maksud dan prosedur pemeriksaan 2. Pemeriksa duduk berhadapan dengan penderita dengan jarak jangkauan tangan (30-50 cm) 3. Mintalah kepada pasien untuk memandang lurus ke depan. 4. Arahkan senter pada bola mata dan amati pantulan sinar pada kornea, kemudian gerakkan senter dengan membentuk huruf H dan berhenti sejenak pada waktu senter berada di lateral dan lateral atas, dan lateran bawah (mengikuti six cardinal of gaze).



1



2



3



1



2



3



5.



Posisi dan gerakan ke-dua bola mata diamati selama senter digerakkan. 6. Letakkan pensil pada jarak 30cm di depan mata penderita kemudian diminta untuk mengikuti/melihat ujung pensil yang digerakkan mendekat ke arah hidung penderita. 7. Hasil interpretasi dicatat dalam status. VIII. MELAKUKAN PEMERIKSAAN LAPANG PANDANGAN DENGAN CARA KONFRONTASI 1. Terangkan maksud dan prosedur pemeriksaan 2. Mintalah penderita untuk duduk berhadapan. Posisi bola mata antara penderita dan pemeriksa selaras dengan jarak 30 – 50 cm. 3. Tutuplah mata di sisi yang sama dengan mata penderita yang ditutup. 4. Difiksasi pada mata pasien yang tidak ditutup. 5. Mintalah penderita agar memberi respons bila melihat objek yang digerakkan pemeriksa di mana mata tetap terfiksasi dengan mata pemeriksa. 6. Gerakkan obyek dari perifer ke tengah dari arah superior, superior temporal, temporal, temporal inferior, inferior, inferior nasal, nasal, nasal superior. 7. Catatlah hasil pemeriksaan dalam status penderita. IX. MELAKUKAN PEMERIKSAAN AMSLER GRID 1. Jelaskan maksud dan prosedur pemeriksaan. 2.



3. 4.



5.



6.



Mintalah penderita untuk memegang testing grid sejajar dengan garis pandang mata, dengan jarak kira-kira 36cm ( 14 inchi ) dari mata penderita. Tutuplah mata lain yang tidak sedang diperiksa. Mintalah penderita untuk memfiksasi matanya pada central spot dari testing grid tersebut. Tanyakan pada penderita apakah garis-garis lurus pada testing grid berubah menjadi garis lengkung (distorted ) atau apakah garis-garis tersebut hilang ( loss ). Mintalah pasien untuk menggambar area yang distorted maupun yang loss pada amsler grid notepad. Pastikan pada notepad tersebut tercantum tanggal pemeriksaan,nama penderita dan mata manakah yang diperiksa. Lakukan pemeriksaan ini pada kedua mata,.



1



2



3



1



2



3



X. MELAKUKAN PEMERIKSAAN ANEL TEST 1. Jelaskan maksud dan prosedur pemeriksaan pada penderita. 2. 3. 4. 5.



6. 7. 8.



Posisikan penderita telentang di atas meja pemeriksaan Anestesi topikal dengan menggunakan 1 tetes pantocain 0,5% pada mata yang akan diperiksa Isilah spoit 1 cc dengan larutan steril NaCL. Gunakanlah kanul viscoelastic. Injeksikan larutan tersebut dengan memposisikan ujung kanul pada punctum lakrimalis inferior dan mengarah ke kanalikuli / saccus lakrimalis. Tanyakan pada penderita apakah ia merasakan adanya cairan atau rasa asin dari larutan NaCl tersebut. Nilai apakah hasil anel test positif atau negatif. (positif jika penderita merasa adanya cairan yang terasa asin)



XI. PEMBERIAN OBAT TOPIKAL A



Obat Tetes Mata



1.



Penderita dibaringkan dengan posisi telentang atau penderita duduk dengan posisi kepala menengadah kearah langit langit ruangan. Instruksikan penderita untuk membuka kedua mata.



2. 3.



6.



Lebarkan fissura palpebra dengan jari telunjuk dan ibu jari pada mata yang hendak diberi obat tetes. Teteskan obat pada daerah sclera pasien, instruksikan pasien untuk melirik kearah temporal atau nasal. Instruksikan pasien untuk menutup mata beberapa saat kemudian berkedip agar obat dapat meyebar ke permukaan bola mata Bersihkan daerah sekitar kelopak mata.



B.



Zalf Mata



1.



Penderita dibaringkan dengan posisi telentang atau penderita duduk dengan posisi kepala menengadah kearah langit langit ruangan.



4. 5.



2.



Instruksikan penderita untuk membuka kedua mata.



3. 4.



Tarik fissura palpebra inferior dengan jari telunjuk atau ibu jari pada mata yang hendak diberi obat. Oleskan zalf mata pada daerah konjungtiva palpebra inferior



5.



Instruksikan pasien untuk menutup mata



6.



Pasang bebat mata bila perlu



BUKU PENUNTUN KERJA KETERAMPILAN KLINIK



PEMERIKSAAN KULIT



Diberikan pada mahasiswa semester V Fakultas Kedokteran UMI



SISTEM INDERA KHUSUS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 2017



MANUAL 1



KETERAMPILAN ANAMNESIS KELAINAN KULIT



TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Instruksional Umum (TIU) Pada akhir latihan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan mampu melakukan anamnesis yang menuntun ke arah diagnosis penyakit kulit pada sistem indera khusus. BAHAN DAN ALAT - Meja kerja - Kursi pasien - Kursi dokter - Buku status pasien dengan lembaran anamnesis. LANGKAH KEGIATAN NO. 1 2



Kegiatan yang dilakukan



Persiapan pasien Persilahkanlah pasien masuk ke dalam ruangan, sapalah dengan penuh keakraban. Perkenalkanlah diri sambil menjabat tangan pasien lalu persilahkanlah untuk duduk serta tunjukkanlah sikap empati terhadap pasien.



3



Berikan informasi umum pada pasien atau keluarganya tentang anamnesis yang akan anda lakukan, tujuan dan manfaat anamnesis tersebut untuk keadaan pasien.



4



Berikan jaminan pada pasien dan keluarganya tentang kerahasiaan semua informasi yang didapatkan pada anamnesis tersebut. Jelaskan tentang hak-hak pasien pada pasien atau keluarganya, misalnya tentang hak untuk menolak menjawab pertanyaan yang dianggapnya tidak perlu dijawabnya. Anamnesis umum Tanyakanlah data pribadi pasien: nama, umur, alamat, dan pekerjaan Tanyakanlah apa yang menyebabkan pasien datang ke dokter (keluhan utama). Untuk heteroanamnesis tanyakan hubungan pasien dengan pengantar. Anamnesis terpimpin Tanyakanlah kapan kelainan kulit tersebut mulai muncul. Galilah tentang onset, durasi kelainan tersebut, apakah hilang timbul atau menetap, bagaimana gambaran lesi awalnya, dimana lokasi awalnya, bagaimana



5



6 7



8



9 10 11



12



13



14 15 16



17



perkembangan lesinya serta distribusi lesi selanjutnya. Tanyakanlah apakah disertai rasa panas pada lesi atau tidak, adakah demam atau tidak Tanyakanlah apakah disertai gatal atau tidak. Tanyakan apakah kelainan kulit ini ada hubungannya dengan : - Penggunaan pakaian baru, - Membersihkan tanaman atau rumah, - gigitan serangga atau luka (trauma), dan lain-lain. Tanyakanlah apakah ada keluhan lain yang dirasakan oleh pasien. Jika ada tanyakanlah: - kapan mulai terjadi hal tersebut, apakah terjadi mendadak atau tidak. - apakah muncul bersamaan atau sesudahnya. Tanyakanlah apakah pasien pernah mengalami keluhan yang sama pada masa lalu. Tanyakanlah riwayat penyakit yang sama dalam lingkup keluarga atau lingkungan sekitar tempat tinggal. Tanyakanlah adanya riwayat kontak dengan penderita penyakit dengan gejala yang sama, riwayat kontak dengan serangga ataupun tanaman. Tanyakanlah riwayat pengobatan yang pernah diterima dari dokter dan obat yang dibeli sendiri oleh pasien tanpa resep dokter Mengakhiri anamnesis Jelaskanlah pada pasien bahwa ini adalah suatu rangkaian pemeriksaan untuk dapat mengetahui penyakit pasien dan diperlukan pemeriksaan fisis untuk mempertajam diagnosis. Membuat resume dari hasil anamnesis



18



Kelompokkan semua hasil yang didapatkan dalam suatu tabulasi



19



Membuat satu diagnosis utama dan diagnosis banding dari hasil anamnesis



MANUAL 2 KETERAMPILAN PEMERIKSAAN FISIS



TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Instruksional Umum (TIU) Pada akhir latihan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan mampu melakukan pemeriksaan fisis yang menuntun ke arah diagnosis penyakit kulit pada sistem indera khusus.



MEDIA DAN ALAT PEMBELAJARAN  Video, slide atau gambar untuk menampilkan tanda klinis yang khas pada beberapa penyakit kulit dengan gambaran kelainan pada kulit.  Buku status pasien untuk mencatat hasil pemeriksaan fisis



No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11



12



15



17



Kegiatan yang dilakukan Persiapan pasien Menjelaskan mengenai pemeriksaan fisis yang akan dilakukan, tujuan dan manfaatnya Memberikan jaminan pada pasien dan keluarganya tentang kerahasiaan semua informasi yang didapatkan pada pemeriksaan fisis tersebut. Menjelaskan mengenai hak-hak pasien atau keluarganya, misalnya tentang hak untuk menolak untuk diperiksa. Mempersilahkan pasien membuka seluruh pakaian dan memastikan pasien mendapat pencahayaan yang baik selama pemeriksaan fisis. Berdiri disebelah kanan pasien. Pemeriksaan Fisis Kelainan Kulit Dimana letak/ lokasi kelainan kulit tersebut Perhatikanlah jenis effloresensi yang tampak : eritema, hipopigmentasi, hiperpigmentasi,nodul vesikel, bulla, makula papula, skuama, urtika, ulkus, krusta Bila seluruh permukaan lesi rata, perhatikan bagaimana gambaran permukaan kulit kering yang terlihat : kering atau basah. Perhatikanlah bentuk dan gambaran kelainan kulit yang tampak pada pasien. Bagaimana ukuran dan distribusi kelainan kulit yang terlihat pada pasien. Perhatikanlah secara keseluruhan kulit disekitar kelainan yang ada apakah terdapat tanda-tanda kekeringan kulit atau kulit tampak pecah-pecah. Pemeriksaan Fenomena Tetesan Lilin Pada skuama pasien psoriasis dilakukan pemeriksaan dengan cara : - Menggunakan pinggiran kaca objek - Goreslah pada bagian tengah skuama lesi pasien secara perlahan. Kemudian perhatikanlah perubahan yang terjadi akibat goresan tersebut. - Interpretasi : Positif  jika terjadi perubahan warna menjadi lebih putih. Perhatikan slide atau video cara pemeriksaan tersebut; bandingkan dengan apa yang kalian lakukan. Pemeriksaan fenomena Auzpits Pada skuama pasien psoriasis dilakukan pemeriksaan dengan cara : - Menggunakan pinggiran kaca objek - Goreslah pada bagian tengah skuama lesi pasien secara perlahan sampai skuamanya terbuang habis. Kemudian goreslah kembali perlahan dan perhatikanlah perubahan yang terjadi akibat goresan tersebut. - Interpretasi :



18



19



20 21



Positif  jika terjadi perubahan dan timbul bintik-bintik perdarahan. Perhatikan slide atau video cara pemeriksaan tersebut; bandingkan dengan apa yang kalian lakukan. Pemeriksaan Alopesia (pada rambut kepala) Pemeriksaan untuk membuktikan adanya kerontokan rambut kepala (alopesia) : - Perhatikanlah secara seksama rambut kepala pasien. - Peganglah rambut kepala pasien secara lembut dengan menggunakan 3 jari : ibu jari, jari tengah dan jari telunjuk. Yakinkan rambut terpegang dengan baik. - Dengan tekanan ringan – sedang lakukanlah tarikan perlahan pada rambut yang telah dipegang. - Interpretasi :  Normal : jika rambut yang tercabut kurang dari 6 lembar pada ketiga jari tersebut.  Aktif : jika yang tercabut lebih dari 6 lembar pada 3 jari yang memegang rambut Mengakhiri Pemeriksaan Fisis Jelaskan pada pasien/keluarga pasien tentang hasil pemeriksaan yang ditemukan dan masih diperlukan beberapa pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis. Jelaskan tentang diagnosis penyakitnya, rencana pengobatan, prognosis dan komplikasi.



Membuat resume untuk arsip pasien Tulislah resume secara keseluruhan (hasil anamnesis, hasil pemeriksaan fisis, pengobatan sementara yang diberikan dan pemeriksaan penunjang yang diminta) sebagai arsip pasien. LANGKAH KEGIATAN



23