Manusia, Ruang Dan Waktu [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I Manusia, Ruang dan Waktu Tujuan Pembelajaran Khusus: Setelah mempelajari materi ini peserta didik diharapkan dapat: 1. Memahami pengertian sejarah 2. Memahami konsep manusia, ruang dan Waktu 3. Menjelaskan hubungan antara Manusia, Ruang, dan Waktu dalam sejarah



A. Pengertian Sejarah Kata sejarah memiliki pengertian yang luas, baik dari segi etimologis maupun terminologis. Secara etimologis, kata sejarah berasal dari bahasa Arab syajaratun (dibaca syajarah) yang artinya pohon. Dikatakan sebagai pohon karena sejarah menggambarkan perkembangan kehidupan manusia dari tingkatan yang paling kecil (sederhana) menuju tingkatan yang lebih besar (kompleks). Penggambaran ini kemudian juga mengantarkan kita kepada pengertiannya yang lain, di mana mempunyai padanan arti yang sama dengan silsilah, riwayat, atau asal-usul masa lampau. Dalam bahasa Inggris, sejarah disebut dengan history yang diserap dari bahasa Yunani, yakni Istoria yang berarti masa lampau umat manusia. Kata Inggris History (sejarah) berasal kata benda Yunani Istoria yang berarti ilmu. Dalam penggunaannya oleh Filsuf Yunani Aristoteles, istoria berarti suatu penelaahan sistematis mengenai seperangkat gejala alam, entah susunan kronologis merupakan factor atau tidak di dalam penelaahan; pennggunaan itu meskipiun jarang masih tetap hidup di dalam Inggris yang disebut natural scientia. Dalam perkembangan selanjutnya, kata Latin yang sama artinya dengan scientia lebih dipergunakan untuk meneyebutkan penelahaan sistematis non-kronologis mengenai gejala alam. Sedangkan kata Istoria biasanya diperuntukkan baagi penelaahan mengenai gejalagejala terutama ha ihwal manusia dalam urutan kronolgis. Adapun dalam bahasa Jerman disebut dengan geschichte yang berasal dari kata geschehen yang berarti sesuatu yang telah terjadi. Peristiwa dan kejadian itu benar-benar terjadi pada masa lampau. Sementara dalam dalam Belanda disebut Geschiedenis, artinya terjadi. Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia oleh W.J.S. Poerwadaminta, disebutkan bahwa sejarah mengandung tiga pengertian, yaitu: 1. Kesusasteraan lama; silsilah, asal-usul 2. Kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau 3. Ilmu pengetahuan, cerita peajaran tentang kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau Secara terminologis, para sejarawan juga mempunyai pendapat masing-masing mengenai defenisi sejarah, antara lain sebagai berikut:



1. Ibnu Khaldun (1332-1406 M) Sejarah adalah catatan tentang manusia dan peradabannya dengan seluruh proses perubahan secara nyata dengan segala sebab akibatnya 2. R.G. Collingwood (1889-1943) Sejarah adalah penyelidikan tentang hal-hal yang telah dilakukan manusia pada masa yang lampau 3. Sartono Kartodirjo a. Sejarah subjektif Adalah suatu bangunan yang disusun penulis sebagai suatu uraian atau cerita b. Sejarah objektif Adalah proses sejarah dalam aktualisasinya, merujuk pada kejadian atau peristiwa itu sendiri 4. R. Mohammad Ali Dalam Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia dengan singkat menegaskan bahwa sejarah mengandung arti yang mengacu pada: a. Sejumlah perubahan-perubahan, kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa dalam kenyataan sekitar kita b. Cerita tentang perubahan-perubahan, kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang merupakan realitas tersebut c. Ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian-kejadian dan peristiwa yang merupakan realitas tersebut B. Memahami konsep manusia, ruang dan waktu Bagi ilmu sejarah, fokus utama dalam setiap pembahasannya adalah mengenai manusia dan waktu. Hal itu disebabkan hanya manusialah yang memiliki sejarah untuk dapat diceritakan bagi generasi seterusnya. Dalam banyak kajian keilmuan, pengertian tentang hakikat manusia menjadi pembenaran bagi penjelasan tersebut. Dari sekian banyak pengertian tentang manusia, pengertian manusia dalam sudut pandang ilmu sejarah sangat menarik untuk dicermati. Karena di dalamnya menggambarkan bagaimana manusia sebagai makhluk yang menyejarah dengan kesadarannya senantiasa berusaha, mengejawantahkan, dan mengaktualisasikan dirinya guna mengemban suatu tugas memanusiakan manusia, untuk lebih berperadaban dari pendahulunya. Konsep itu kemudian dikenal untuk memberikan pengertian kepada materi mengenai manusia yang lebih tepat dan baik dengan sebutan homohistoricus. Konsep homohistoricus dalam sejarah lebih tinggi kedudukannya dibandingkan dengan homosapiens (manusia sempurna dalam arti fisik). Secara fisiologis manusia modern sesungguhnya tidaklah lenih kuat dan cerdas dari nenek moyang mereka yang disebutu dengan spesies homo sapiens itu. Menyejarahnya manusia menjadi pembeda antara manusia modern hari ini dengan nenek moyang mereka sebelumnya. Karena ketika pertama kali



kehadirannya di permukaan bumi, homo sapiens belumlah menjadi manusia yang menyejarah. Sebagai manusia yang menyejarah, mewujudkan eksistensinya guna kebaikan generasi setelahnya berlangsung dalam dimensi ruang dan waktu. Ruang dan waktu menunjukkan mengenai tempat dan kapan peristiwa sejarah tersebut berlangsung. Adanya ruang membuat pemahaman kita tentang peristiwa sejarah menjadi nyata. Demikian pula halnya dengan waktu. Waktu memberikan penegasan bahwanya peristiwa tersebut benar-benar telah terjadi yang dapat dibuktikan kebenarannya. Peran waktu dalam sejarah tidak hanya sebatas itu saja. Kesadaran sejarah yang sangat tinggi kepada waktu memberikan pemahaman dalam memahami hari ini dan masa depan. Karena berlangsungnya peristiwa sejara dalam kurun waktu tertentu mempunyai jiwa dan semangatnya tersendiri. Lebih lanjut, konsep waktu dalam sejarah mencakup empat hal berikut, yaitu: a. Perkembangan Merupakan penjelasan dari keadaan dimana masyarakat dalam suatu periode tertentu mengalami perkembangan dari kondisi yang berkembang sebelumnya. b. Kesinambungan Merupakan kondisi yang sama sekali tidak mempunyai perbedaan atau tetap sama dengan kondisi yang berkembang sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh pewarisan sistem atau nilai-nilai yang tertanam pada suatu kelompok/masyarakat kepada generasi berikutnya. Pewarisan ini kemudian memunculkan kesinambungan yang terus berlanjut karena sistem atau nilai-nilai yang dianggap baik tersebut tetap terpelihara. c. Pengulangan Merupakan fenomena yang pernah terjadi sebelumnya teruang kembali pada masa sesudahnya atau masa sekarang. Jadi pengulangan bukan peristiwanya berulang, melainkan fenomenanya. Contohnya, pergantian rezim Demokrasi Terpimpin ke Orde Baru, dan Orde Baru ke Reformasi. Resim tersebut dapat berganti karena salah satu faktornya adaah gerakan mahasiswa. Pada tahun 1966 mahasiswa menuntut Tritura, sedangkan pada tahun 1998 mahasiswa menuntut dilakukannya reformasi. d. Perubahan Merupakan bentuk dari terciptanya praktik baru yang berbeda dengan praktik yang tercipta sebelumnya. Hal itu terjadi karena praktik lama dinilai tidak memadai lagi (ketinggalan zaman) untuk menunjang kemajuan dan tata kehidupan. Berdasarkan keadaannya, perubahan tersebut dapat terjadi dengan sengaja maupun tidak sengaja. Ada pula perubahan yang mempunyai pengaruh berskala besar dan kecil disamping adanya perubahan yang disebabkan oleh faktor yang berkembang dari dalam diri masyarakat itu sendiri maupun pengaruh yang datang dari luar.



C. Hubungan antara manusia, ruang dan waktu dalam sejarah Setali mata uang, antara manusia, ruang dan waktu memiliki keterkaitan yang tak dapat dipisahkan. manusia senagai penggerak sejarah dalam mewujudkan eksistensinya berlangsung dalam ruang dan waktu. Sebagai contoh Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dikumandangkan Ir. Soekarno berlangsung di Jl. Pegangsaan Timur no. 56 Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945. Ketiga unsur tersebut menjadi satu kesatuan dalam merangkai dan menerangkan peritiwa sejarah yang telah terjadi. Tidak dapat dibayangkan sejarah dalam proses eksplanasinya tidak mampu menyebutkan dimana dan kapan upaya Ir. Soekarno dalam mewujudkan identitas bangsanya sebagai bangsa yang merdeka terjadi. Keterkaitan antara ketiga konsep ini juga menjadi penegas bagi peranan manusia sebagai pelaku tunggal dam sejarah. Manusia menjadi motor penggerak bagi terjadinya banyak eristiwa-peristiwa besar dalam sejarah. Contoh-contoh peran manusia sebagai motor [enggerak terjadinya perubahan adalah Raden Wijaya, Raden Patah, Sultan Agung, Pangeran Soedirman, Soekarno, Moh, Hatta, Alexander Agung dan lain sebagainya. Peran manusia bersifat aktif bkan pasif dalam memberikan perubahan bagi lingkungan hidupnya. Ssementara ruang dan waktu menjadi wadah bagi manusia dalam mewujudkan perubahan tersebut.