MANUSKRIP  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN STATUS GIZI PASIEN TBC DI KECAMATAN DENTE TEADAS KAB. TULANG BAWANG TAHUN 2022 Oleh ANDIKA SAPUTRA 2020206203435P Artikel Ilmiah/Manuskrip Jurnal



LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN 2022



HALAMAN PERSETUJUAN



Judul



: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN



DENGAN STATUS GIZI PASIEN TBC DI KECAMATAN DENTE TELADAS KAB. TULANG BAWANG TAHUN 2022



Nama Mahasiswa NPM Prodi Fakultas



: Andika Saputra : 2020206203435P : S1 Keperawatan : Fakultas Ilmu Kesehatan



Mengetahui Komisi Pembimbing Pembimbing 1



Ns. Arena Lestari, M.Kep.,Sp.Kep. J. NIDN. 0201077702 Kepala LPPM



Prof. Dr. Juhri Am, M.Pd. NIP 19530703 198501 1 001



Pembimbing 2



Ns. Siti Indarti, S.Kep., M.Kes. NIDN. 0205087420 Ketua Program Studi 



Ns. Rita Sari, M.Kep., NIDN. 0220077403



HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN KEJADIANSTUNTING BALITA DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS LEBUH DALEM TAHUN 2022 Andika Saputra1, Ns. Arena Lestari, M.Kep.,Sp.Kep. J.2 , Ns. Siti Indarti, S.Kep., M.Kes.3 Mahasiswa Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Muhammadiyah Pringsewu, Indonesia 2-3 Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu, Indonesia Email: [email protected]



1



ABSTRACT Tuberculosis(TB) is a disease caused by bacteria (Mycobacterium tuberculosis) and most often attacks the lungs. The prevalence of TB disease in Lampung Province in 2021 will reach 11,296 cases and in Tulang Bawang Regency it will reach 594 cases. The important role of food intake consumed is closely related to the healing factor. Poor nutritional status will increase the risk of pulmonary tuberculosis. The nutritional status of TB patients can be influenced by the level of knowledge. The purpose of this study was to determine the relationship between the level of knowledge and the nutritional status of tuberculosis patients in Dente Teladas District Tulang Bawang Regency 2022. This type of research is quantitative with a cross sectional design. The population in this study are TB patients who were recorded and still being treated in the dente teladas sub-district were 52 TB patients. The sampling technique used is total sampling. The instrument of this research used a questionnaire. Data analysis used SPSS application to analyze univariate and bivariate using gamma statistic test. The results of this study indicate that there are 28 (53.8%) respondents aged 31-40 years, 37 (71.2%) respondents are male, and 38 (73.1%) respondents with a high school education, 21 (40.4%) of respondents had sufficient knowledge, 21 (40.4%) of respondents had good nutritional status, and there was a relationship between the level of knowledge and the nutritional status of TB patients, Dente Teladas District, Tulang Bawang Regency in 2022 with a p value of 0.001. Suggestions are expected for pulmonary TB patientscan maintain adequate nutritional intake, especially pulmonary TB patients with poor nutritional status. Keywords



: Knowledge, Nutritional Status, TB ABSTRAK



Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri (Mycobacterium tuberculosis) dan paling sering menyerang paru-paru. Prevalensi penyakit TBC di Provinsi Lampung tahun 2021 mencapai 11.296 kasus dan di Kabupaten Tulang Bawang mencapai 594 kasus. Adanya peran penting asupan makan yang dikonsumsi erat kaitanya dengan faktor kesembuhan. Status gizi yang buruk akan meningkatkan risiko penyakit tuberkulosis paru. Status gizi pasien tbc dapat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan status gizi pasien TBC di Kecamatan Dente Teladas Kab. Tulang Bawang tahun 2022. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu pasien TBC yang terdata dan masih dalam pengobatan di kecamatan dente teladas sebanyak 52 pasien TBC. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Instrument penelitian ini menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan aplikasi SPSS untuk menganalisis univariat dan bivariat menggunakan uji statistic gamma. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 28 (53,8%) responden dengan usia 31-40 tahun, 37 (71,2%) responden berjenis kelamin lakilaki, dan 38 (73,1%) responden dengan pendidikan terakhir SMA, 21 (40,4%) responden memiliki pengetahuan cukup, 21 (40,4%) responden memiliki status gizi baik, dan ada hubungan tingkat pengetahuan dengan status gizi pasien TBC Kecamatan Dente Teladas Kabupaten Tulang Bawang tahun 2022 dengan p value 0,001. Saran diharapkan penderita tb paru dapat menjaga asupan nutrisi yang adekuat terutama penderita TB Paru dengan status gizi kurang. Kata Kunci



: Pengetahuan, Status Gizi, TBC



PENDAHULUAN Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri (Mycobacterium tuberculosis) dan paling sering menyerang paru-paru. Setiap tahun, 10 juta orang terserang TBC. 1,5 juta orang meninggal karena TBC setiap tahun - menjadikannya sebagai pembunuh infeksius teratas di dunia. 5-15% dari populasi dunia terkena penyakit TBC aktif. dari 63 juta nyawa yang terkena TBC Diperkirakan 58 juta nyawa sembuh melalui diagnosis dan pengobatan TBC antara tahun 2000 dan 2019, Secara global pada tahun 2016 terdapat 10,4 juta kasus insiden TBC (CI 8,8 juta – 12, juta) yang setara dengan 120 kasus per 100.000 penduduk. Lima negara dengan insiden kasus tertinggi yaitu India, Indonesia, China, Philipina, dan Pakistan, sementara Sebagian besar estimasi insiden TBC pada tahun 2016 terjadi di Kawasan Asia Tenggara (45%) dimana Indonesia merupakan salah satu di dalamnyadan 25% nya terjadi di kawasan Afrika (WHO, 2019). Hasil riset Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2018, menyebutkan bahwa jumlah prevalensi TBC klinis yang tersebar di seluruh indonesia yaitu 1,0%, Angka keberhasilan pengobatan semua kasus TBC (success rate) sebesar 89% dari target 85%. Dengan succes rate lebih dari 90% (Riskesdas, 2018). Di Provinsi Lampung sendiri jumlah penderita penyakit TBC mencapai 11.296 kasus pada tahun 2021 (Dinkes Lampung, 2021). Profil Kabupaten Tulang Bawang (2021) data penderita TBC sendiri mencapai 594 kasus. Penularan TBC dapat dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap dan tindakan. Faktor pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah individu melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Contoh, factor pengetahuan yang mempengaruhi perilaku pencegahan TBC yaitu pasien TBC seharusnya mengetahui secara jelas tentang penyakit TBC dan bagaimana cara penularan dan pencegahannya (Notoatmodjo, 2010). Penurunan berat badan, malaise, dan anoreksia sering terjadi pada penderita TBC. Penurunan Berat Badan dapat mencapai 10%. Kondisi penderita TBC dapat dipulihkan dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi. Pengaturan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk mencegah dan memperbaiki kerusakan jaringan tubuh. Menambah berat badan hingga mencapai normal dan diusahakan berat badan seimbang dengan tinggi badan (Depkes RI, 2012). Berdasarkan survey awal yang telah dilakukan peneliti di puskesmas Way Dente, dengan melakukan wawancara kepada 10 pasien penderita TBC diantaranya sebanyak 6 penderita (60%) kurus, 3 penderita (30%) normal, dan 1 penderita (10%) gemuk. Hasil wawancara yang dilakukan pada 10 orang 60% menjawab setelah minum obat TB nafsu makan menjadi menurun, sedangkan 30% menjawab nafsu makannya normal, dan 10% menjawab sudah kondisi awalnya gemuk. Maka Berdasarkan Fenomena yang ada peneliti tertarik untuk mengangkat mengenai pengetahuan TBC, karena menurut peneliti bahwa di lapangan banyak pasien dengan status gizi kurang dan belum dilakukan pendidikan kesehatan mengenai nutrisi yang baikbagi pasien TB paru. Namun sebelum memberikan informasi, peneliti ingin mengetahui terlebih dahulu adanya kaitannya antara pengetahuan dengan status gizi pada pasien TB Paru di kecamatan dente teladas kabupaten tulang bawang.Pentingnya variabel diteliti dikarenakan dengan tahunya pasien TBParu mengenai nutrisi dalam upaya menunjang proses penyembuhan makapasien tersebut berusaha untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang akhirnyastatusgizi akan normal.



METODE Rancangan penelitian ini adalah penelitian analitik korelasi, dengan menggunakan pendekatan crossectional. Desain analitik korelasi yaitu peneliti mencari hubungan antara banyak variabel bebas dengan satu variabel tergantung (Dahlan, 2012).Penelitian ini dilakukan untuk mengatahui hubungan tingkat pengetahuan dengan status gizi di kecamatan Dente teladas 2022. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menggunakan lembar kuesioner tentang tingkat pengetahuan pasien TBC dan dengan menghitung status gizi pasien TBC dengan cara menghitung IMT. Sebelum dilakukan proses pengambilan data, calon responden diberikan informasi tentang penelitian yang akan dilakukan, keuntungan dan dampak yang mungkin dapat ditimbulkan selama proses penelitian, bila calon responden menyetujuinya maka dilanjutkan dengan pengisian lembar persetujuan menjadi responden.Setelah data terkumpul kemudian data tersebut dianalisa. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariate dan analisa bevariate. HASIL 1. Analisa Univariat a. Karakteristik Responden Berdasarkan usia , jenis kelamin dan Pendidikan Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Karakteristik Responden Usia 20 – 30 tahun 31 – 40 tahun 41 – 50 tahun Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Pendidikan SMP SMA



Frekuensi



Persentase (%)



5 28 19



9,6 53,8 36,5



37 15



71,2 28,8



14 38



26,9 73,1



Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 52 responden terdapat 28 (53,8%) responden dengan usia 31-40 tahun, 37 (71,2%) responden berjenis kelamin laki-laki, dan 38 (73,1%) responden dengan pendidikan terakhir SMA. b. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan pasien TBC di Kecamatan Dente Teladas Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2022 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Pasien TBC di Kecamatan Dente Teladas Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2022 Pengetahuan Baik Cukup Kurang Jumlah



Frekuensi 19 21 12 52



Persentase (%) 36,5 40,4 23,1 100



Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 52 responden didapatkan 19 (36,5%) responden memiliki pengetahuan yang baik, 21 (40,4%) responden memiliki pengetahuan yang cukup baik, dan 12 (23,1%) responden memiliki pengetahuan yang kurang baik. c.



Distribusi frekuensi status gizi pasien TBC di Kecamatan Dente Teladas Kabupaten Tulang Bawang 2022 Tabel 4.3 Distribusi frekuensi status gizi pasien TBC di Kecamatan Dente Teladas Kabupaten Tulang Bawang 2022 Status Gizi Frekuensi Persentase (%) Baik 21 40,4 Cukup 18 34,6 Kurang 13 25,0 Jumlah 52 100 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 52 responden didapatkan 21 (40,4 %) responden dengan status gizi baik, 18 (34,6 %) responden dengan status gizi cukup, dan 13 (25,0 %) responden dengan status gizi kurang.



2.



Analisi Bivariat



Tabel 4.4 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Status Gizi Pasien TBC Kecamatan Dente Teladas Kabupaten Tulang Bawang tahun 2022



Pengetahuan Baik Cukup Kurang Jumlah



N 11 9 1 21



Baik



% 57,9 42,9 8,3 40,4



Status Gizi Cukup n % 6 31,6 6 28,6 6 50,0 18 34,6



Kurang n % 2 10,5 6 28,6 5 41,7 13 25,0



Total n 19 21 12 52



% 100 100 100 100



P value 0.001



Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 19 responden yang memiliki pengetahuan baik didapatkan 11 (57,9%) responden dengan status gizi baik dan 6 (31,6%) responden dengan status gizi cukup dan 2 (10,5%) responden dengan status gizi kurang. Sedangkan dari 21 responden yang memiliki pengetahuan cukup didapatkan 9 (42,9%) responden dengan status gizi baik, 6 (28,6%) responden dengan status gizi cukup dan 6 (28,6%) responden dengan status gizi kurang. Selain itu dari 12 responden yang memiliki pengetahuan kurang didapatkan 1 (8,3%) responden dengan status gizi baik dan 6 (50,0%) responden dengan status gizi cukup dan 5 (41,7%) responden dengan status gizi kurang. Hasil uji statistik menggunakan gamma didapatkan p value 0,001 < 0,05 artinya ada hubungan tingkat pengetahuan dengan status gizi pasien TBC Kecamatan Dente Teladas Kabupaten Tulang Bawang tahun 2022.



PEMBAHASAN 1. Analisi Bivariat a. Distribusi frekuensi Karakteristik pasien TBC Di Kecamatan Dente Teladas Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2022 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 52 responden terdapat 28 (53,8%) responden dengan usia 31-40 tahun. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa kelompok usia pasien tuberkulosis paru berada pada kelompok usia



produktif. Umur merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit. Sesuai dengan obeservasi bahwa paling banyak terdapat umur produktif yaitu antara 15-65 tahun, dimana pada umur produktif responden banyak melakukan aktifitas yang padat dan kondisi kerja yang kurang baik sehingga lebih rentan terhadap suatu penyakit karena sistem imum yang lemah (Ristanti, 2020). Sejalan dengan penelitian Puspita (2016) yang menunjukkan bahwa usia pasien tuberkulosis paru yang berobat di Poli Paru RSUD Arifin Achmad Pekanbaru dalam penelitian ini berkisar 18-69 tahun dengan rata– rata usia 40,5 tahun. Hasil penelitian didapatkan usia terbanyak yaitu pada usia produktif (18-55 tahun) yang berjumlah 80 orang (84,5%). Ditinjau dari jenis kelamin, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki yaitu 37 (71,2%). Hasil penelitian ini seperti yang diungkapkan oleh Naga (2012) bahwa pada laki-laki penyakit TB Paru lebih tinggi dibandingkan pada perempun karena kebiasaan laki-laki yang sering merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol yang dapat menurunkan sistem pertahanan tubuh. Sehingga wajar bila perokok dan peminum alkohol sering disebut sebagai agen dari penyakit TB Paru. Dilihat dari pekerjaan, didapatkan bahwa sebagian besar responden (73,1%) dengan pendidikan terakhir SMA. Tingkat pendidikan responden menjadi faktor penentu dari semua proses pendidikan kesehatan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian oleh Sari dkk (2012) yang menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan mudah seseorang tersebut menerima hak-hal baru dan mudah menyesuaikannya (Sari, 2012). b. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan pasien TBC Di Kecamatan Dente Teladas Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2022 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 52 responden didapatkan 19 (36,5%) responden memiliki pengetahuan yang baik, 21 (40,4%) responden memiliki pengetahuan yang cukup baik, dan 12 (23,1%) responden memiliki pengetahuan yang kurang baik. Pengetahuan merupakan sebuah hasil (tahu) setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terhadap suatu obyek dapat terjadi melalui panca indra diantaranya indra penglihat, pendengar, pencium, perasa dan raba. Dalam proses penginderaan dapat dipengaruhi oleh faktor persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui alat indra penglihat dan pendengaran (Wawan dan Dewi, 2019). Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Meningkatnya pengetahuan dapat menimbulkan perubahan persepsi dan kebiasaan serta kepercyaan penderita tuberculosis paru dalam menjaga pola nutrisi dalam kehidupan sehari-hari (Hutari dkk, 2013). Pengetahuan responden dipengaruhi oleh pengalaman dan tingkat pendidikan responden, sehinngga semakin tinggi tingkat pendidikan dan pengalaman responden semakin baik pengetahuan responden tentang nutrisi yang baik (Sitanggang, 2017). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2018) yang menyatakan bahwa pengetahuan penderita tuberculosis paru mengenai penyakitnya mayoritas berpengetahuan cukup (73,4%). Menurut analisa peneliti, sebagian responden memiliki pengetahuan yang cukup karena kurangnya informasi yang didapat oleh responden. Selain itu responden juga hanya fokus



mengkonsumsi obat yang diberikan oleh petugas kesehatan, tetapi tidak menjaga pola nutrisi sebagai upaya menunjangan status gizi. c. Distribusi frekuensi status gizi pasien TBC Di Kecamatan Dente Teladas Kabupaten Tulang Bawang 2022 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 52 responden didapatkan 21 (40,4%) responden dengan status gizi baik, 18 (34,6%) responden dengan status gizi cukup, dan 13 (25,0%) responden dengan status gizi kurang. Status nutrisi adalah salah satu faktor terpenting dalam pertahanan tubuh terhadap infeksi. Status gizi mempengaruhi angka kesembuhan pengobatan TB. Hal itu dikarenakan status gizi dikategorikan dalam batas yang normal apabila kekebalan tubuh atau daya tahan tubuh penderita meningkat akan dapat tahan terhadap penyakit TB, lain halnya dengan status gizi yang kurang maupun buruk akan dapat mempengaruhi proses penyembuhan dan dapat mengakibatkan kambuhnya penyakit TB. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari dkk (2017) ditemukan ketergantungan antara status gizi dengan angka kesembuhan pengobatan yang diderita pada pasien TB paru secara langsung serta berdasarkan perhitungan dikatakan signifikan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2018) yang menunjukkan bahwa status gizi responden sebagian besar termasuk kategori normal sebesar 19 orang walaupun masih banyak juga responden yang berstatus gizi kurang tingkat berat sebesar 17 orang. Menurut analisa peneliti, Status gizi dapat mempengaruhi daya imun tubuh yang lemah sehingga kuman Microbacterium tuberculosis mudah berkembang biak serta dapat menghambat terjadinya konversi. Perbaikan status nutrisi melalui pemberian makanan berdampak baik terhadap fungsi paru serta kondisi pasien. Oleh sebab itu, pada penyakit paru, kebutuhan energi serta metode pemberiannya harus dilakukan dengan tepat. Terapi nutrisi pada TB paru dapat mempertahankan atau meningkatkan status gizi. Diharapkan dengan tata laksana nutrisi yang baik, survival penderita TB paru dapat meningkat. 2. Analisi bivariat Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 19 responden yang memiliki pengetahuan baik didapatkan 11 (57,9%) responden dengan status gizi baik dan 6 (31,6%) responden dengan status gizi cukup dan 2(10,5%) responden dengan status gizi kurang. Sedangkan dari 21 responden yang memiliki pengetahuan cukup didapatkan 9 (42,9%) responden dengan status gizi baik, 6 (28,6%) responden dengan status gizi cukup dan 6 (28,6%) responden dengan status gizi kurang. Selain itu dari 12 responden yang memiliki pengetahuan kurang didapatkan 1 (8,3%) responden dengan status gizi baik dan 6 (50,0%) responden dengan status gizi cukup dan 5 (41,7%) responden dengan status gizi kurang. Hasil uji statistik menggunakan gamma didapatkan p value 0,001 < 0,05 artinya ada hubungan tingkat pengetahuan dengan status gizi pasien TBC Kecamatan Dente Teladas Kabupaten Tulang Bawang tahun 2022. Pengetahuan menjadi salah satu faktor penting dalam pemenuhan gizi. Karena dengan tahunya mengenai gizi yang baik dan harus dikonsumsi maka seseorang akan berusaha memenuhi kebutuhan gizi tersebut dengan berbagai pertimbangan kandungan gizi dalam makanan yang di konsumsi. Pengetahuan tentang nutrisi yang seimbang bagi pasien TB Paru menjadi salah satu faktor penting dalam status gizi pasien TB Paru yang baik. Karena dengan tahunya pasien tentang nutrisi maka pasien tersebut akan berupaya menyediakan dan



mengkonsumsi asupan nutrisi yang seimbang sehingga bisa membantu dalam proses penyembuhan penyakit yang diderita (Marmi, 2015). Permasalahan yang muncul pada pasien TB Paru salah satunya adalah masalah nutrisi. Nutrisi merupakan faktor pendukung penyembuhan bagi penyakit infeksi seperti TB Paru (Darliana, 2016). Malnutrisi pada infeksi TB menurunkan status imun karena terjadi penurunan produksi limfosit dan kemampuan proliferasi sel imun. Penurunan status imun akibat malnutrisi mengakibatkan peningkatan pertumbuhan mikroorganisme (Putra, 2016). Status gizi merupakan keadaan tubuh seseorang dikarenakan konsumsi makanan yang mengandung nutrisi (Almatzier, 2015). Upaya peningkatan status gizi maka diperlukan adanya asupan nutrisi yang tepat terutama pada penderita TB Paru. Oleh karena itu sebelum penderita TB Paru melakukan suatu perilaku berupa melakukan konsumsi makanan maka diperlukan terlebih dahulu pengetahuan yang tepat mengenai nutrisi. Pengetahuan seseorang yang baik mengenai nutrisi maka orang tersebut akan berupaya untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung nutrisi yang baik yang akhirnya status gizi akan meningkat menjadi baik (Hermawan, 2020).



a.



Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hermawan (2020) yang menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang nutrisi lebih dari setengahnya berpengetahuan kurang sebanyak 57 orang (71,3%), status gizi responden lebih dari setengahnya dengan status gizi kurus sebanyak 42 orang (52,5%), terdapat hubungan tingkat pengetahuan tentang nutrisi dengan status gizi pada pasien TB paru (p-value= 0,029 < 0,05). Menurut analisa peneliti, pengetahuan penderita tb paru berpengaruh terhadap status gizi responden. Hal ini dikarenakan semakin baik pengetahuan seseorang maka akan semakin baik perilaku yang diterapkan termasuk mengenai pola makan dalam kehidupan sehari-hari. Status gizi responden juga mempengaruhi tingkat imunitas responden. Responden dengan status gizi kurang berdampak pada proses pengobatan tb paru tersebut



SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka didapatkan simpulan sebagai berikut: 1. Distribusi frekuensi karakteristik responden terdapat 28 (53,8%) responden dengan usia 31-40 tahun, 37 (71,2%) responden berjenis kelamin laki-laki, dan 38 (73,1%) responden dengan pendidikan terakhir SMA. 2. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan pasien TBC Di Kecamatan Dente Teladas Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2022 dalam kategori cukup yaitu 21 (40,4%). 3. Distribusi frekuensi status gizi pasien TBC Di Kecamatan Dente Teladas Kabupaten Tulang Bawang 2022 dalam kategori baik yaitu 21 (40,4%). 4. Ada hubungantingkat pengetahuan dengan status gizi pasien TBC Kecamatan Dente Teladas Kabupaten Tulang Bawang tahun 2022 dengan p value 0,001. SARAN 1. Bagi Pasien TBC Penderita TB Paru diharapkan dapat menjaga asupan nutrisi yang adekuat terutama penderita TB Paru dengan status gizi kurang. Selain itu penderita Tb paru juga dapat mencari informasi mengenai cara penyembuhan TB paru untuk menunjang kesembuhan dari penyakit tersebut. 2. Bagi Puskesmas Way Dente Berdasarkan dari penelitian ini agar dapat dijadikan pertimbangan untuk pemenuhan kesehatan pasien khususnya tentang status gizi pada pasien TB. Pasien TB yang memiliki status gizi kurang dapat mengkombiasi antara pengobatan dengan pemberian terapi nutrisi. Terapi nutrisi yang tepat akan memperbaiki respon imun serta mengembalikan fungsi organ vital, karena status gizi yang baik dapat membantu kesembuhan. Ditambah dengan istirahat yang cukup, makan sedikit namun sering untuk pasien yang tidak mampu mengonsumsi makanan sekaligus banyak. 3. Bagi Universitas Muhammadiyah Pringsewu Hasil penelitian ini dapat menambah referensi dan bahan bacaan bagi Universitas Muhammadiyah Pringsewu sebagai terutama mengenai Status Gizi pasien menderita TBC. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian menggunakan variabel lain yang dapat mempengaruhi status gizi pada penderita tb paru seperti pendapatan keluarga, pola nutrisi, ataupun variabel lainnya.



DAFTAR PUSTAKA Almatsier Sunita, (2015). Prinsip Dasar Ilmu Gizi edisi ke 9, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Arikunto, S. (2013).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: Rineka Cipta. Darliana, Devi. (2016). Manajemen Pasien Tuberculosis Paru. Idea Nursing Journal Vol. II No. 1 Depkes RI. (2012). Pedoman pengendalian infeksi Tuberculosis Rumah Sakit. Jakarta: Kemenkes RI. Dinkes Provinsi Lampung. (2021). Profil Kesehatan Provinsi Lampung. Lampung: Dinkes. Handayani, (2015). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Tentang Pencegahan Tuberkulosis Paru di Dusun Kayangan Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar, Jurnal Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hermawan, (2020). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Nutrisi Dengan Status Gizi Pada Pasien Tb Paru Dewasa Di Ruang Poli Paru Rsud Majalaya Kabupaten Bandung. Skripsi. Fakultas Keperawatan Universitas Bhakti Kencana Bandung Hutari, Sari. dkk. (2013). Hubungan Antara Tingkat Pendidikan, Pengetahuan Dan Status Gizi Dengan Pengobatan Tuberkulosis Paru Di Puskesmas Tuminting. Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Kemenkes RI. (2015). Profil kesehatan Indonesia tahun 2014. Jakarta : Kemenkes RI. Khomsan, A. (2015). Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta : PT Raja Grafindo. Marmi. (2013). Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu kesehatan masyarakat: prinsip-prinsip dasar. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT Rineka Cipta Notoatmodjo,S. (2012). Promosi kesehatan dan, ilmuperilaku. Jakarta: Rineka Puspita, Elsa dkk. (2016). Gambaran Status Gizi Pada Pasien Tuberkulosis Paru (TB Paru) Yang Menjalani Rawat Jalan Di Rsud Arifin Achmad Pekanbaru. JOM FK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 Puspitasari, Mudigdo, A., & Adriani, R. B. (2017). Effects of Education , Nutrition Status , Treatment Compliance , Family Income , and Family Support , on the Cure of Tuberculosis in Mojokerto , East Java, 273, 141–153 Riskesdas (2018). Hasil utama riskesdas 2018. Jakarta: Kemenkes RI. Ristanti, Esti. (2020). Analisis faktor yang mempengaruhi kejadian tuberculosis paru. Skripsi. Universitas Erlangga Sari, M.P., Ropi, H., & Fitri, S.Y.R. (2012). Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Pneumonia Ringan Pada Belita Di Rumah Di Desa Sayang Kecamatan Jatinangor. Jurnal Unpad 1 (1). Siregar, Sarmaida dkk. (2018). Gambaran Status Gizi Terhadap Kejadian TB Paru Di Rumah Sakit Imelda Medan Tahun 2018. Jurnal Ilmiah Keperawatan Imelda Vol. 4, No. 2, September 2018 Sitanggang, Yohana Agustina. (2017). Pengaruh Health Coaching Berbasis Health Promotion Model Terhadap Peningkatan Efikasi Diri Dan Perilaku Pencegahan Penularan Pada Pasien Tb Paru. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes Volume VIII Nomor 4, Oktober 2017 Sitinjak, Sarah monica. (2019). Gambaran Status Gizi Dan Asupan Energi, Protein Pada Pasien Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Pakam. Politeknik Kesehatan Medan Jurusan Gizi. Wawan, A, Dewi, M. (2019). Teori danpengukuran pengetahuan, sikap dan perilaku manusia. Yogyakarta: Nuha Medika. WHO. Global Tuberculosis Report (2019). Geneva : World Health Organization; 2019.