MAP Inkontinensia Alvi-1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

INKONTINESIA ALVI



B. Etiologi



A. Definisi Ikontinesia alvi adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak mampu dalam



Inkontinensia alvi yang menetap bisa



nenahan buang air besar sampai mencapai toilet. Bagi orang nomal,buang air



terjadi pada :



C. Manifestasi klinis Secar klinis, ikontinesia alvil berbentuk seperti



besar secara lazim, tetapi bagi orang dengan inkontinesia alvi, tekadang



a. Orang yang mengalami cedera



terjadi kebocoran buang air besar. Sedangkan inkontinesia anal adalah



anus atau urat saraf tulang



ketidakmampun untuk mengendalikan keluarnya filatus, feses cair, serta



belakang



feses lunak, biasanya orang yang mengalamai seperti ini tidak sadar jika mengalami seperti ini. Perbedaan penampilan ini dapat menunjukan



feses padat, dari yang ringan berupa kesulitan mengendalikan keluarnya gas



b. Prolapsus rektum (penonjolan



perbedaan inkonetinsia alvi, akibat gangguan



sampai dengan ketidak mampuan mengendalkan keluarnya feses caira dan



lapisan rektum mealui anus)



saraf pada proses defekasi, dan akibat refleksi



c. Pikun



feses padat. Ikontinesia fekel menimbulkan masalh sosial yang besar, memalukan



d. Cedera



fakel, sehingga anggkaperalensi ikontinesia fekel cukup rendah yaitu 0.3-2,2.



https://kupdf.net/download/ikontinesia;fekal_59dbc1708bc5f85554488d_



pada



f.



Cidera



dipanggul



. (https://hellosehat.com/penyakit/inkontinensia-



e. Tumor anus



alvi/) karena



persalinan



Hal ini tentu tidak baik , karena khusus inkontinesia banyak yang dapat diobati dengan baik sehingga kualitas hidup mereka dapat di tingkatkan



neurologis



kencing manis



sehingga banyak penderita berusaha untuk menyembuhkan masalah mereka. Ia merasa sangat malu untuk mengatakan bahwa ia menderita inkontinesia



pada anus



(https://hellosehat.com/penyakit/i nkontinensia-alvi/) g.



D. Patofisiologi



Intergrasi neuromuskuler dari rektum, anus dan otot – otot dasar panggul mempertahankan kontinesa fakel normal. Rektum adalah tabung muskuler terdiri dari lapisan otot longitudinal kontinyu yang menyatu dengan otot sirkuler yang mendasarinya. Komposisi otot yang unik tersebut memungkinkan rektum berperan baik sebagai reseoir bagi feces maupun sebagai pompa untuk mengosongkan feses. Anus adalah tabung muskuler dengan panjang 2-4 cm yang saat istirahat membentuk sudut dengan sumbu rektum. https://kupdf.net/download/ikontinesia;fekal_59dbc1708bc5f85554488d_



E. Penatalaksanaaan Tujuan terapi untuk penderita – penderita dengan inkontinesia fakel adalah untuk mengembalikan inkontinsea dan untuk memperbaiki kualitas hidup. Suatu pendekatan algoritmik untuk pemeriksaan dan manajemen penderita – penderita dengan inkotinesiafakel. (https://kupdf.net/download/ikontinesia;fekal_59dbc1708bc5f85554488d) Mengalami kejadian ikontinesia fakel yang disebabkan oleh dire penanganan utama dalam penanganan diare adalah dengan menjaga faktor makan dan didukung oleh obat anti diare, apabila tindakan tersebut masih mengalamai ikontinsia alvil kemungkinan terjadi karena kerusakan otot pada anus atau fingter, langkah utama dalam penangannya adalah denggan terapi otot panggul (https://hellosehat.com/penyakit/inkontinensia-alvi/)



F. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan endoskopik regio rektosigmoid dapat mendeteksi penyakit mukosa atau neoplasma yang berkontribusi pada terjadinya inkotinesia fekal. Penting untuk membedakan apakah inkontinesia merupakan dampak sekunder dari diare atau tidak bergantung pada konsisteni feses. Jika ada diare yang menyertai. kolonoskopi sebaiknya dilakukan untuk mengekskulasi inflamasi mukosa kolon, massa rektum,atau striktur. Studi feses yang meliputi skrining feses untuk infeksi, folume fesesosmolaitas dan elektrolit dapat dilakukan. Seara serupa, pemeriksaan biokimiawi dapat menunjukan disfungsi tiroid dan gangguan metabolik lainya. Breath tes dapat menunjukkan intoleransi laktosa atau fruktosa atau kelebihan pertumbuhan bakteri. Ada beberapa pemeriksaan spesifik yang dapat menentukan mekanisme yang mendasari terjadinya inkontinesia fekal. Tes-tes ini saling melengkapi. Pemeriksaan yang paling berguna adalah manometri anorektal, endosonografi anus, tes ekspulsi balon dan pudendal nerve terminal motor latency.



https://kupdf.net/download/ikontinesia;fekal_59dbc1708bc5f85554488d



G. Pengkajian Keperawatan 1. Keluhan utama : BAB tidak normal, tidak mampu menahan BAB, feses berbentuk lunak, 2. Riwayat kesehatan sekarang a. Tidak bisa menahan BAB b. Feses berbentuk lunak 



Pola eliminasi feses  Pola eliminasi 1. BAB tidak bisa ditahan dan feses berbentuk lunak 2. Keadaan feses a. Bau khas feses dipengaruh oleh makanan amis perubahan bau darah dan infeksi b. Bentuk sesuai dengan diameter rectum kecil,bentuknya seperti pensil,obstruksi dan peristalitic yang cepat.  Konsitensi lunak dan absorpsi kurang  Konsituen makanan yang tidak dicerna,bakteri yang mati lemak, pigmen empedu,mukosa usus,air darah,iritasi atau inflamasi







Pola peresepsi diri ( konsep diri)  Perasaan cemas yang timbul karena BAB yang tidak bisa dikontrol  Merasa cemas karena berada dilingkungan sosial



3. Pemeriksaan fisik  Abdomen : seperti ada tidaknya distensi,simetri atau tidak,adanya mass pada perut 4. Pemeriksaan penunjang?



 Pemeriksaan anoskopi adalah pemeriksaan dengan alat kaku, dengan instrumen tubular kecil  Protosigmoidoskopi  (https://hellosehat.com/penyakit/inkontinensia-alvi/)



H. Diagnosa keperawatan 1. Inkontinesia defekasi b.d kerusakan motorik bawah (00014) 2. Hambatan interaksi social berhubungan dengan gangguan konsep diri. (00052)



I.



No. 1.



Intervensi keperawaan



Diagnosa Keperawatan NOC NIC Inkontinensia Defekasi b.d kerusakan saraf Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan Perawatan Inkontinensia Saluran Cerna (0410) motorik bawah. (00014)



selama 3 x 24 jam diaharapkan pasien mampu meningkatkan:



Perawatan Diri: Eliminasi (0310) Definisi: Tindakan seseorang untuk ke toilet secara mandiri dengan atau tanpa bantuan alat. Kriteria Hasil: 1. 031002 Menanggapi dorongan untuk buang air besar secara tepat waktu ditingkatkan dari skala 3 (cukup terganggu) ke skala 5 (tidak terganggu) 2. 031015 Sampai ke toilet antara dorongan sampai keluarnya feses ditingkatkan dari skala 3 (cukup terganggu) ke skala 5 (tidak terganggu) 3.031005 Memposisikan diri di toilet atau alat bantu eliminasi dipertahankan pada skala 4 (sedikit terganggu)



2.



Definisi: Peningkatan penahanan buang air besar dan pemeliharaan integritas kulit perineum. 1. Monitor kulit perineum akan berkembangnya luka dekubitus dan terjadinya infeksi 2. Monitor keadekuatan BAB 3. Cuci area perineum dengan sabun dan air dan keringkan sepenuhnya setiap selesai BAB 4. Jelaskan penyebab masalah dan rasionalisasi dari tindakan yang dilakukan 5. Beri obat yang diresepkan untuk diare misalnya loperamide,atropine



Hambatan interaksi social berhubungan Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan Pengurangan Kecemasan (5820) dengan gangguan konsep diri. (00052) selama 3 x 24 jam diaharapkan pasien mampu Definisi : mengurangi tekanan, ketakutan, firasat maupun tindakan ketidaknyamanan mengontrol: terkait dengan sumber-sumber bahaya yang tidak teridentifikasi. 1. identifikasi saat terjadi perubahan tingkat Kriteria Hasil: kecemasan 1. 121604 Antisipasi cemas pada situasi sosial 2. dorong verbalisasi perasaan,persepsi dan ditingkatkan dari skala 3 (sedang) ke skala 5 (tidak ketakutan 3. kaji untuk tanda verbal dan non verbal ada) untuk kecemasan 2. 121606 Respon aktivitas sistem saraf simpatis 4. atur penggunaan obat-obatan untuk mengurangi kecemasan secara tepat ditingkatkan dari skala 3 (sedang) ke skala 5 (tidak Tingkat Kecemasan Sosial (1216)



ada)