Masalah Lingkungan Dalam Pembangunan Industri [PDF]

  • Author / Uploaded
  • gift
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun tujuan pembuatan makalah, yaitu sebagai sarana pembahasan kasus mengenai masalah lingkungan dalam kaitannya dengan pembangunan industry. Penyusun berharap agar materi dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dalam mata kuliah Etika Profesi pada Program Studi Teknik Informatika. Pada kesempatan ini juga, penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua yang terlibat dan yang telah mendukung menyelesaikan pembuatan makalah ini. Jika dalam penulisan makalah terdapat berbagai kesalahan dan kekurangan, maka kepada para pembaca penyusun memohon maaf sebesar-besarnya dan menerima kritik maupun saran yang membangun demi kesempuranaan makalah ini. Hal tersebut semata-mata agar menjadi suatu evaluasi dalam pembuatan makalah selanjutnya. Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun bagi para pembaca.



Gowa, 4 Desember 2015



Penyusun,



1



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR.........................................................................................................i DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN II.1 Pembangunan Berkelanjutan............................................................................2 II.2 Pembangunan dan Lingkungan Hidup.............................................................4 II.3 Engineer dalam Pembangunan Berkelanjutan..................................................5 II.4 Masalah lingkungan dalam pembangunan industri..........................................7 BAB III PENUTUP III.1 Kesimpulan.....................................................................................................11 III.2 Saran...............................................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA



12



2



BAB I PENDAHULUAN Dalam pembangunan fisik bangsa dan negara, peranan para pakar engineer merupakan hal yang krusial dan tidak terelakkan. Dapat dikatakan Engineer merupakan salah satu pilar utama dalam membangun kekayaan fisik suatu bangsa. Karena itu Engineer selalu dituntut untuk bersikap kritis, efisien dan kompetitif. Permasalahan pertambahan penduduk yang cepat mempunyai implikasi pada berbagai bidang yakni mengakibatkan tekanan pada sektor penyediaan fasilitas tenaga kerja



Maka untuk



perluasan kesempatan kerja, sektor industri perlu ditingakatkan baik secara kualitas maupun kuantitas. Peningkatan secara bertahap di berbagai bidang industri akan menyebabkan secara berangsur-angsur tidak akan lagi tergantung kepada hasil produksi luar negeri dalam memenuhi kebutuhan hidup. Walau telah ditentukan oleh pemerintah bahwa dalam peningkatan pembangunan industri hendaknya jangan sampai membawa akibat rusaknya lingkungan hidup, dalam kenyataannya yang lebih banyak diperhatikan dalam pendirian industri sekarang adalah keuntungan-keuntungan dari hasil produksinya. Sedikit sekali perhatian terhadap masalah lingkungan, sehingga pendirian industri tersebut akan mengakibatkan pencemaran lingkungan oleh hasil pembuangan limbah industri yang kadang-kadang diabaikan. Oleh karena itu perlu adanya perencanaan yang matang pada setiap pembangunan industri agar dapat diperhitungkan sebelumnya segala pengaruh aktivitas pembangunan industri tersebut terhadap lingkungan yang lebih luas. Dalam mengambil keputusan pendirian suatu perindustrian, selain keuntungan yang akan diperoleh harus pula secara hati-hati dipertimbangkan kelestarian lingkungan. Pada keadaan inilah terkadang seorang engineer sering dihadapkan pada kondisi menjadi ”yes-man” yakni melakukan segala permintaan para investor atau pemilik proyek. Sering kali Engineer hanya menjadi ‘alat’ sang investor, (dengan terpaksa atau tidak) merencanakan dan membangun proyek yang sesungguhnya mengakibatkan kerusakan lingkungan dan tatanan kehidupan sosial.



1



BAB II PEMBAHASAN II.1 Pembangunan Berkelanjutan Pembangunan berkelanjutan proses pembangunan



yang berprinsip “memenuhi kebutuhan



sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan”. Pembangunan berkelanjutan harus memerhatikan pemanfaatan lingkungan hidup dan kelestarian lingkungannya agar kualitas lingkungan tetap terjaga. Kelestaraian lingkungan yang tidak terjaga, akan menyebabkan daya dukung lingkungan berkurang, atau bahkan akan hilang. Pembangunan berkelanjutan mengandung arti sudah tercapainya keadilan sosial dari generasi ke generasi. Dilihat dari pengertian lainnya, pembangunan berkelanjutan sebagai pembangunan nasional yang melestarikan fungsi dan kemampuan ekosistem. Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan telah diperkuat oleh kesepakatan para pemimpin bangsa, antara lain dalam Deklarasi Rio pada KTT Bumi tahun 1992, Deklarasi Millenium PBB tahun 2000, dan Deklarasi Johannesburg pada KTT Bumi tahun 2002. Pembangunan yang berkelanjutan harus mencerminkan tindakan yang mampu melestarikan lingkungan alamnya. Pembangunan berkelanjutan mempunyai ciri-ciri sebagai berkut. 1. Memberi kemungkinan pada kelangsungan hidup dengan jalan melestarikan fungsi dan kemampuan ekosistem yang mendukungan, baik secara langsung maupun tidak langsung. 2. Memanfaatkan sumber daya alam dengan memanfaatkan teknologi yang tidak merusak lingkungan. 3. Memberikan kesempatan kepada sektor dan kegiatan lainnya untuk berkembang bersama-sama di setiap daerah, baik dalam kurun waktu yang sama maupun kurun waktu yang berbeda secara berkesinambungan.



2



4. Meningkatkan dan melestarikan kemampuan dan fungsi ekosistem untuk memasok, melindungi, serta mendukung sumber alam bagi kehidupan secara berkesinambungan. 5. Menggunakan prosedur dan tata cara yang memerhatikan kelestarian fungsi dan kemampuan ekosistem untuk mendukung kehidupan, baik masa kini maupun masa yang akan datang Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup (1990), mennariskan kebhijakan lingkungan dalam kaitanna dengan pembangunan yang berklanjutan sebagai berikut. 1. Mengingat kembali pertumbuhan. Pertumbuhan yang dimaksud adalah pertumbuhan ekonomi, yang mempunyai kaitan langsung dengan kesejahteraan masyarakat. Indikator untuk mengetahui kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari pendapatan per kapitanya. Negara yang sedang berkembang pertumbuhan miimum dari pendapatan nasional 5% per tahun. 2. Mengubah kualitas pertumbuhan yang berhubungan dengan tindakan pelestarian sumber daya alam, perbaikan pemerataan pendapatan, dan ketahanan terhadap berbagai krisis ekonomi. 3. Memenuhi kebutuhan dasar manusia, anara lain pangan, papan, sandang, energi, air, dan sanitasi harus dapat memenuhi standar minimum bagi golongan ekonomi lemah. 4. Memastikan tercapainya jumlah penduduk yang berkelanjutan. Jumlah penduduk yang mampu mendukung pembangunan berkelanjutan adalah penduduk yang stabil dan sesuai dengan daya dukung lingkungan. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi (>2% per tahun), seperti yang terjadi di negara-negara sedang berkembang perlu ada penurunan penduduk menuju tingkat pertumbuhan 0% (zero population growth). 5. Menjaga kelestarian dan meningkatkan sumber daya dengan penciptaan dan perluasan lapangan kerja, pelestarian, dan penggunaan energi secara efisien, pencegahan pencermaran (air dan udara) sedini mungkin.



3



6. Berorientasi pada teknologi dalam pengelolaan resiko, antara lain penciptaan inovasi teknologi dan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan.



7. Menggabungkan kepentingan lingkungan dan ekonomi dalam pengambilan keputusan. Misalnya, kebijakan efisiensi penggunaan energi dengan biaya produksi minimal dapat menggunakan energi semaksimal mungkin.



II.2 Pembangunan dan Lingkungan Hidup Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya memerlukan sumberdaya alam, yang berupa tanah, air dan udara dan sumberdaya alam yang lain. Namun demikian harus disadari bahwa sumberdaya alam tersebut mempunyai keterbatasan dalam banyak hal, yaitu keterbatasan tentang ketersediaan menurut kuantitas dan kualitasnya. Sumberdaya alam tertentu juga mempunyai keterbatasan menurut ruang dan waktu. Dalam artian, sumber daya alam yang dapat diperbarui pun akan dapat habis manakala dalam eksploitasinya tidak disertai dengan upaya pelestarian. Apalagi kecenderungan kehidupan modern saat ini, pengelolaan sumber daya alam dalam skala industrilisasi sedemikian besarnya untuk meraup keuntungan materiil. Oleh sebab itu diperlukan pengelolaan sumberdaya alam yang baik dan bijaksana. Antara lingkungan dan manusia saling mempunyai kaitan yang erat. Sebaliknya ada pula aktivitas manusia yang sangat mempengaruhi keberadaan sumberdaya dan lingkungan di sekitarnya. Kerusakan sumberdaya alam banyak ditentukan oleh aktivitas manusia. Banyak contoh kasus-kasus pencemaran dan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas manusia seperti pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah serta kerusakan hutan yang kesemuanya tidak terlepas dari aktivitas manusia, yang pada akhirnya akan merugikan manusia itu sendiri. Pembangunan yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tidak dapat terhindarkan dari penggunaan sumberdaya alam; namun eksploitasi sumberdaya alam yang tidak mengindahkan kemampuan dan daya dukung lingkungan mengakibatkan merosotnya kualitas lingkungan. Banyak faktor yang menyebabkan kemerosotan kualitas lingkungan serta 4



kerusakan lingkungan, terutama yang berasal dari aktivitas manusia. Tidak perlu menunggu waktu terlalu lama untuk bisa melihat dampak dari kemerosotan lingkungan hidup. Kerugian akibat pengelolaan sumber daya alam yang serampangan tidak hanya mengganggu keseimbangan alam, tetapi akan berdampak pula pada kehidupan ekonomi dan social kemasyarakatan. Di Indonesia, salah satu instrumen hukum dalam melindungi stabilitas lingkungan hidup adalah kewajiban dalam pengurusan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup), bagi pihak-pihak yang hendak melakukan berbagai aktivitas yang dari aktivitas tersebut akan memberikan pengaruh bagi lingkungan. Namun demikian, pelaksanaan dan pengawasan pemberlakuan AMDAL pun belum optimal. Tidak jarang izin AMDAL telah terbit namun dalam proses perolehannya, penilaian AMDAL tidak dilakukan secara tegas. Upaya lain untuk menjaga lingkungan hidup adalah kebijakan mengenai tata kota. Sebagai negara berkembang, pembangun fisik baik sarana maupun prasarana di Indonesia cenderung menunjukkan peningkatan. Pembangunan pabrik untuk kawasan industri; perumahan penduduk terutama masyarakat kelas menengah keatas di kawasan perbukitan maupun pegunungan; dan masyarakat miskin di bantaran sungai, kian meningkat kuantitasnya. Pembangunan tersebut harus dibarengi dengan pemberlakuaan kebijakan tata kota, agar tidak merusak lingkungan. Ketegasan lembaga terkait dalam pengurusan IMBB; tersedianya ruang hijau untuk daya dukung alam dan lingkungan; kontrol terhadap keberadaan DAS (daerah aliran sungai); pembangunan mall di kawasan perkotaan; alih fungsi lahan pertanian untuk kegunaan lain; dan lain sebagainya termasuk dalam kebijakan tata kota yang harus diselenggarakan secara tegas dan integratif.



II.3 Engineer dalam pembangunan berkelanjutan Engineer dalam pembangunan berkelanjutan adalah seorang profesional dengan dasar yang kuat dalam dasar-dasar dan ilmu teknik, yang memahami mekanisme yang terlibat dalam penggunaan generasi dan efisien energi dalam mengelola emisi dari aktivitas manusia, dan daur ulang dan penggunaan kembali air dan limbah lainnya serta mempertimbangkan efeknya pada lingkungan dan masyarakat. Mengidentifikasi peluang untuk bisnis yang berkelanjutan yang inovatif dan melakukan evaluasi dan proposal investasi yang komprehensif di bidang energi dan lingkungan. 5



Engineer dalam Pembangunan Berkelanjutan akan dapat menganalisis, mengevaluasi dan memecahkan masalah multidisiplin yang berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya alam, berbagai sumber energi dan dampaknya terhadap masyarakat dengan menggunakan metodologi dan canggih alat-alat teknologi. - Untuk memahami fenomena dan mekanisme yang terlibat dalam penggunaan generasi dan efisien energi, manajemen emisi, daur ulang dan penggunaan kembali air limbah dan efeknya pada lingkungan dan masyarakat. - Mengevaluasi proposal investasi yang komprehensif proyek energi multisource dan pemanfaatan limbah, menghasilkan rencana bisnis yang inovatif untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. - Pengetahuan tentang undang-undang saat ini dan kebijakan publik dan insentif untuk mengusulkan solusi mempertimbangkan teknologi yang berkelanjutan dan bahan. Kode etik engineer ( ETHICS : Excellence, Trustworthy, Honesty, Intergrity, Caring, Selflessness) 1. E = Excellence (Keunggulan) Seorang Engineer, harus bersikap terus menerus memperbaiki pengetahuannya, selalu mencari solusi yang terbaik. Seorang Engineer perlu melengkapi dirinya dengan pentetahuan dasar akan ilmu-ilmu sosial, ekonomi, keuangan, humas, dan lain-lain yang terkait dengan pekerjaannya. 2. Trustworthy (Kepercayaan) Pengetahuan Engineering merupakan pengetahuan yang sangat khusus, tidak banyak orang yang menguasai disiplin ilmu ini. Karenanya seorang Engineer harus mempunyai kebanggaan diri dalam merefleksikan kepercayaan. Sesama engineer atau engineer dan investor harus juga bisa saling menghormati, saling dipercaya dan mempercayai. 3. Honesty (Kejujuran) Agar dapat dipercaya seorang Engineer harus jujur terhadap profesinya, terhadap diri sendiri,



terhadap



sesama



Engineer



dan



terhadap



client-nya.



Diperlukan sikap lapang dada dalam menerima saran dan kritik dari sesama Engineer demi kemajuan bersama. Jujur dalam mengemukakan keuntungan dan kerugian alternatif-alternatif solusi yang diajukannya. 4. Integrity (Integritas) Keputusan hendaknya diambil dengan tidak mengutamakan keuntungan materi, tetapi berdasarkan pertimbangan engineering dan dampak lingkungan. Bilamana diperlukan harus dapat mengatakan: “Tidak” kepada pemberi tugas. Tidak bersikap menjadi “Yesman” dan tidak mengambil sikap asal “menyenangkan” pemberi tugas dan 6



menguntungkan diri. Tentunya disini diperlukan teknik penyampaian kata TIDAK yang baik. Engineer dengan integritas tinggi mengerjakan dan berkata benar, sekalipun hal itu berakibat kehilangan proyek. 5. Caring (Peduli) Setiap buah karya Engineer seyogyanya juga dilandasi dengan pemikiran yang berdasarkan keperdulian terhadap lingkungan dan masyarakat. Berusaha agar dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat sekecil mungkin. Dan sebaliknya agar karyanya itu bahkan berdampak positif terhadap kehidupan. 6. Selflessness (Tidak Egois) Tidak bersikap egois, tidak mengedepankan kepentingan diri pribadi. Tidak bersikap seperti economic animal yang menilai semua dari sudut kepentingan ekonomi semata. II. 4 Studi Kasus : Masalah Lingkungan dalam Pembangunan Industri Pada prinsipnya, pengertian industri sangatlah luas, dapat dalam ruang lingkup makro maupun mikro. Secara Mikro Industri adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang yang homogen, atau barang-barang yang mempunyai sifat yang saling mengganti sangat erat. Dari segi pembentukan pendapatan yakni cenderung bersifat makro. Industri adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan nilai tambah. Jadi batasan industri yaitu secara mikro sebagai kumpulan perusahaan yang menghasilkan barang sedangkan secara makro dapat membentuk pendapatan. Industri dapat diartikan sebagai kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi lagi penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun industri dan perekayasaan industri. Dengan demikian, maka pengertian industry meliputi semua aktivitas untuk mengubah wujud semula menjadi wujud yang lebih tinggi nilainya dan dapat diperjual belikan yang berarti bertujuan untuk memperoleh laba dalam sector usaha ataupun kegiatan di bidang



ekonomi



yang



bersifat



produktif.



Isu dasar yang dihadapi oleh semua bangsa adalah menjaga keseimbangan antara kegiatan pembangunan ekonomi yang memanfaatkan sumberdaya alam dengan daya dukung lingkungan hidup yang terbatas. Pembangunan industri mempengaruhi kualitas lingkungan. Proses kerusakan, perusakan, dan pencemaran lingkungan terus berlangsung dan meningkat. Secara prinsip pembangunan berwawasan lingkungan telah disepakati, namun pelaksanaan konsep tersebut belum terkordinasi dan selaras pada setiap pengambilan keputusan dari arah global 7



sampai ke arah nasional, bahkan daerah atau lokal. Hal ini menyebabkan eksploitasi sumberdaya alam lebih besar dari pengelolaan sumberdaya alam dan ekosistem berkelanjutan. Dampak dari suatu pembangunan pabrik pada aspek fisik dan kimia dapat dibagi kedalam 5 kelompok sebagai berikut : 1.



Dampak pada kuantitas dan kualitas air



2.



Dampak pada kualitas udara



3.



Dampak Kebisingan



4.



Dampak pada iklim dan cuaca



5.



Dampak pada tanah



Pembagian tersebut merupakan pengembangan pembagian berdasarkan sistem dari udara, sistem air, dan sistem tanah di alam. Mengingat bahwa faktor kebisingan dan faktor iklim atau cuaca mempunyai fungsi khusus di alam dan dampak pada kesehatan manusia maka ketiga sistem fisik dan kimia tersebut dapat dikembangkan menjadi 5 kelompok komponen lingkungan atau 5 sistem alam walaupun sebenarnya kesemuanya itu tidak dapat dilepaskan satu sama lain dari lingkungan yang lebih luas yaitu sistem alam. Tiap ahli atau suatu Tim Analisis Dampak Mengenai Lingkungan dapat pula mengadakan pembagian yang lain berdasarkan pendekatannya pada sistem alam dan proyek pembangunan yang sedang diteliti. 1.1 Dampak terhadap kuantitas dan kualitas air Sumberdaya air dapat terkena dampak dari pembangunan itu sendiri. Perubahan kondisi lingkungan yang diakibatkan oleh pembangunan dapat berdampak pada sumberdaya air baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Peristiwa banjir yang sering terjadi tidak terlepas dari dampak perubahan penggunaan lahan. Pencemaran pada air sungai dan air tanah yang sering terjadi juga merupakan dampak dari pembangunan juga. Dengan memperhatikan daur hidrologi serta proses hidrologi yang mengalami perubahan dapat dikaji dampak-dampak negatif yang mungkin timbul yang disebabkan oleh proses pembangunan. Berdasarkan data dari Departemen Perindustrian, kebutuhan air untuk sektor industri pada tahun 1990 adalah sebesar 703,5 x 106 m3/tahun, dan proyeksi untuk tahun 1998 adalah sebesar 6.474,8 x 106 m3/tahun. Peningkatan sebesar sembilan kali lipat atau 12,5%/tahun. 1.2 Dampak terhadap udara



8



1.



Efek Rumah Kaca (Green House Effect) disebabkan oleh : Perubahan kondisi Udara (iklim) karena CO2 dan Gas Rumah Kaca yang lain.



2.



Pencemaran Atmosfir



3.



Kerusakan Lapisan Ozon



1.3 Dampak pada kebisingan Kebisingan dapat diartikan sebagai bentuk suara yang tidak diinginkan atau suara yang tidak sesuai dengan tempat dan waktunya. Suara tersebut tidak diinginkan karena menggangu pembicaraan dan telinga manusia, yang dapat merusak pendengaran atau kenyamana manusia. Secara umum kebisingan dapat diartikan sebagai suara yang merugikan terhadap manusia dan lingkungannya, termasuk pada penjarangan dari molekul benda yang mengaliri. Suara dapat diteruskan oleh gas,benda cair ternak, satwa liar, dan ekosistem alam. Dampak pada kebisingan atau dampak pada tingkat kebisingan yang terjadi didaerah proyek pembangunan atau daerah disekitar proyek mempunyai pengaruh yang penting terhadap kesehatan masyarakat,kenyamanan hidup masyarakat pada binatang ternak,satwa liar atau pun gangguan pada ekosistem alam. Dampak pada kebisingan biasanya terjadi pada waktu proyek tersebut sedang dibangun maupun sewaktu sudah berjalan. Di dunia Industri, sumber kebisingan dapat di klasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu 1.



Mesin



Kebisingan yang ditimbulkan oleh aktifitas mesin. 2 . Vibrasi Kebisingan yang ditimbulkan oleh akibat getaran yang ditimbulkan akibat gesekan, benturan atau ketidakseimbangan gerakan bagian mesin. Terjadi pada roda gigi, batang torsi, piston, fan, bearing, dan lain-lain. 3. Pergerakan udara, gas dan cairan Kebisingan ini di timbulkan akibat pergerakan udara, gas, dan cairan dalam kegiatan proses kerja industri misalnya pada pipa penyalur cairan gas, outlet pipa, gas buang, jet, flare boom, dan lainlain. 1.4 Dampak terhadap cuaca dan iklim 9



Kegiatan eksploitasi komersil secara besar-besaran menjadi penyebab kerusakan sumber-sumber kehidupan yang ada di bumi. Jika terjadi kerusakan satu komponen lingkungan akan mempengaruhi komponen lingkungan yang lain. Kerusakan hutan akan berdampak pada menurunnya tingkat kesuburan tanah, erosi, longsor, suhu udara semakin tinggi, tiupan angin semakin kencang, penguapan dari tanah dan air meningkat, perubahan suhu, dan peningkatan curah hujan. Penyebab utama perubahan cuaca dan iklim adalah pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam, yang melepas CO2 dan gas-gas lainnya seperti CO, N2O, NOx, SO2, kegiatan manusia lainnya juga menghasilkan CFC dari AC dan gas Aerosol, serta aktivitas pengolahan gambut juga menghasilkan CH4, yang semuanya dikenal sebagai gas rumah kaca ke atmosfir. Ketika atmosfir semakin kaya akan gas-gas rumah kaca ini, ia semakin menjadi insulator yang menahan lebih banyak energi panas yang dipantulkan bumi. Pembangunan gedung-gedung yang berdinding kaca juga akan memantulkan radiasi panas dari matahari, sehingga daerah sekitar gedung ini akan mengalami peningkatan panas. Hal ini akan mengakibatkan siklus iklim terganggu. 1.5 Dampak terhadap tanah Kerusakan tanah salah satunya terjadi sebagai dampak negatif pembangunan. Dampak kerusakan tanah tersebut merupakan masalah bagi pembangunan yang pada akhirnya kan mempengaruhi jalannya proses pembangunan itu sendiri. Kerusakan tanah secara garis besar terjadi oleh pengaruh proses erosi, penjernihan tanah, kehilangan unsur hara, serta terakumulasinya zat pencemar dalam tanah. Proses-proses tersebut terjadi diantaranya dipicu oleh adanya pembangunan yang tidak memperhatikan segi lingkungan. Kerusakan tanah terjadi sebagai akibat eksplorasi lahan yang tidak terkontrol dan kurang memperhatikan unsur lingkungan gunan mendukung jalannya pembangunan. Pembangunan dalam realitanya sering kali lebih mengutamakan nilai ekonomis dan mengabaikan aspek lingkungan. Secara lebih lanjut pembangunan berjalan ekspansif, diantaranya menyangkut segi pemanfaatan ruang / lahan. Dalam pemanfaatannya sering kali aspek tata guna lahan yang sesuai dan seimbang terabaikan sehingga pada akhirnya akan menimbulkan terganggunya kestabilan ekosistem alam dan permasalahan lingkungan, diantaranya kerusakan dan pencemaran tanah.



10



BAB III PENUTUP III.1 KESIMPULAN III.2 SARAN



11



DAFTAR PUSTAKA Anonim. “Dasar-Dasar Teknologi PENGOLAHAN LIMBAH CAIR”. http://www.dephut.go.id/INFORMASI/SETJEN/PUSSTAN/info_5_1_0604/isi_5.htm (diakses pada tanggal 5 Desember 2015 pukul 16.00 WITA)



Autada,2015.“Pelestarian Lingkungan Hidup Dalam Pembangunan Berkelanjutan”. http://cara.autada.com/2015/02/pelestarian-lingkunganhidup-dalam.html (diakses pada tanggal 7 Desember 2015 pukul 16.25 WITA) Fathonio, Arthur, 2014 . “Pembangunan Berkelanjutan : Pengertian & Ciriciri”. http://www.zonasiswa.com/2014/10/pembangunan-berkelanjutanpengertian.html (diakses pada tanggal 5 Desember 2015 pukul 15.00 WITA) Iriani, Zuky. “Pembangunan Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan”. https://www.academia.edu/6860645/PEMBANGUNAN_BERKELANJUTAN_DAN _RAMAH_LINGKUNGAN_1 (diakses pada tanggal 7 Desember 2015 pukul 16.00 WITA)



Keystone, 2015. “Insinyur Dalam Pembangunan Berkelanjutan” . http://www.bachelorstudies.co.id/Insinyur-Dalam-PembangunanBerkelanjutan/Meksiko/ITESM/ (diakses pada tanggal 7 Desember 2015 pukul 16.17 WITA) Rachmad, Agus, 2014. “Engineer dan Permasalahannya” . https://www.linkedin.com/pulse/20140803140802-247773108-engineer-danpermasalahannya (diakses pada tanggal 5 Desember 2015 pukul 15.20 WITA)



http://bayudwiprasetiya.blogspot.co.id/2014/03/pengetahuan-lingkungan-industri.html http://adityakurnia1993.blogspot.co.id/2014/05/masalah-lingkungan-dalampembangunan.html http://ramadhanulputra.blogspot.co.id/2015/01/permasalahan-bidang-industriberkaitan.html



12



http://ramadhanulputra.blogspot.co.id/2015_01_24_archive.html https://profsyamsularifin.wordpress.com/2011/12/26/perundang-undangan-perlindungandan-pengelolaan-lingkungan-hidup/



13