Masyarakat Majemuk [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TRANSFORMASI PAK DALAM MASYARAKAT MAJEMUK D I S U S U N OLEH: KELOMPOK 1 NAMA-NAMA KELOMPOK



: 1. WAHYUNI E. SINAGA : 2. HELMI. V. LUMBANTOBING : 3. YULIA S. SIHOMBING : 4. CHESELIA SIMAREMARE



M.K



: PAK MASYARAKAT MAJEMUK



D.M.K



: TIANGGUR MEDI NAPITUPULU, M.Pd.K



INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) TARUTUNG 2020/2021



1



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat penyertaanNya yang masih memberikan kesehatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah “Transformasi PAK Dalam Masyarakat Majemuk” tepat pada waktunya. Dan kepada dosen pembimbing mata kuliah Masyarakat Majemuk, kami ucapkan terimakasih karena telah membimbing kami dalam mengerjakan tugas makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikannya tepat pada waktunya. Serta kepada teman-teman semua kami ucapkan terimaksih karena telah memberikan semangat kepada kami dalam proses pengerjaan tugas makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kami tim penulis dan bagi para pembaca. Kami tahu makalah kami ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari dosen dan teman-teman semua yang sifatnya membangun kami harapkan. Supaya dalam pengerjaan tugas makalah selanjutnya jauh lebih baik lagi. Terimaksih



2



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2 DAFTAR ISI........................................................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................4 1.1



LATAR BELAKANG...........................................................................................................4



BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................5 2.1



PERAN GEREJA..................................................................................................................5



2.2



PERAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DI SEKOLAH...............................................9



2.3



PERAN UMAT KRISTEN..................................................................................................10



2.4



INTEGRASI KURIKULUM...............................................................................................12



BAB III PENUTUP...........................................................................................................................14 3.1 KESIMPULAN.........................................................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................15



3



BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang terdiri atas kelompok-kelompok, yang tinggal bersama dalam suatu wilayah, tetapi terpisah menurut garis budaya masing-masing. Kemajemukan suatu masyarakat patut dilihat dari dua variabel yaitu kemajemukan budaya dan kemajemukan sosial. Kemajemukan budaya ditentukan oleh indikator-indikator genetiksosial (ras, etnis, suku), budaya (kultur, nilai, kebiasaan), bahasa, agama, kasta, ataupun wilayah. Kemajemukan sosial ditentukan indikator-indikator seperti kelas, status, lembaga, ataupun power. Dalam pengamatannya atas Burma yang ia samakan dengan Jawa, Furnivall menyatakan masyarakat majemuk terpisah menurut garis budaya yang spesifik, di mana kelompok-kelompok di dalam unit politik menganut budaya yang berbeda. Kelompok yang satu berbaur dengan kelompok lainnya tetapi masing-masing tidak saling mengkombinasikan budayanya. Kelompok-kelompok masyarakat berbeda tersebut saling bertemu dalam kegiatan seharihari (semisal di pasar), tetapi masingmasing mempraktekkan budayanya masing-masing. Di pasar-pasar tradisional, para pedagang berasal dari etnis berbeda, sehingga kerap memperdengarkan percakapan dalam aneka bahasa: Jawa, Batak, Padang, Madura, Sunda, dan lain-lain. Pedagang pun terkotak berdasarkan komoditas yang didagangkan misalnya pedagang Minang di bagian pakaian, pedagang Batak di kelontong/grosir, pedagang Jawa di sayur-mayur dan bahan mentah, pedagang Madura di lapak ikan, pedagang Banten di los daging, dan seterusnya. Jadi, berdasarkan penjelasan di atas, Parsudi Suparlan mengakui bahwa Indonesia adalah sebuah masyarakat majemuk. Yang mencolok dari ciri kemajemukan masyarakat Indonesia adalah penekanan pada pentingnya kesukubangsaan yang terwujud dalam bentuk komunitikomuniti suku bangsa, dan digunakannya kesukubangsaan sebagai acuan utama bagi jati diri. Sedangkan masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri atas 2 atau lebih komunitas (kelompok) yang secara kultural dan ekonomi terpisahpisah serta memiliki struktur kelembagaan yang berbeda antara yang satu sama lainnya.



4



BAB II PEMBAHASAN 2.1 PERAN GEREJA Sebagai warga negara Indonesia, kita diberi kebebasan untuk menganut agama dan kepercayaan masing-masing. Tidak ada larangan bagi manusia harus menganut agama ini dan itu. Kemajemukan suku, bangsa, ras, dan agama membuat Indonesia menjadi negara yang unik. Setiap perbedaan ini jangan dijadikan sebagai perselisihan, melainkan sebagai suatu alat yang mempersatukan bangsa agar semakin kuat dan saling menghormati. Selain mewartakan iman dan karya kasih, Gereja juga harus berani tampil di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Ada dua wujud penampilan yang harus dilakukan oleh Gereja, antara lain: Partisipasi Gereja Dalam Masyarakat Gereja bukan hanya sebagai tempat untuk memuji dan mengagungkan Tuhan, melainkan juga sebagai tempat untuk membangun persekutuan kasih diantara umat manusia. Gereja juga harus bisa dijadikan sebagai tempat perlindungan bagi umat manusia. 1. Diakonia (Pelayanan) Pada poin ini, kamu diharuskan untuk mengikuti serangkaian kegiatan yang diselenggarakan oleh Gereja yang tujuan utamanya adalah melayani. Agar kegiatan pelayanan dapat sukses, kamu harus bekerja sama dengan tim untuk menwujudkannya. Contoh tindakan pelayanan, antara lain: Membantu korban bencana alam Mengikuti kegiatan amal bagi saudara-saudara kita yang miskin, cacat, terlantar, dan butuh kasih sayang Mencoba hidup bersama orang yang menderita penyakit kusta Sudahkah kamu melayani sanak saudaramu? Walaupun terlihat kecil, namun hal tersebut sangat berarti bagi mereka yang membutuhkannya. Ketiga contoh di atas harus kamu landasi dengan menumbuhkan sikap empati, peduli, dan berhati ikhlas untuk menjalankan kegiatan sosial demi kepentingan seluruh umat manusia. Matius 20:28 “sama seperti Anak Manusia 5



datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” 2. Persekutuan (Koinonia) Persekutuan berarti rela berbagi kepada sesama dalam suatu perkumpulan. Sebagai orang beriman, kita senantiasa dipanggil untuk ikut dalam sebuah persekutuan untuk mempererat tali persaudaraan. Di dalam persekutuan inilah kita bisa menampakkan kehadiran Yesus Kristus. Tali persaudaraan antara kamu dengan umat yang lain bisa terjalin dengan Pengantaraan Kristus dalam Kuasa Roh Kudus-Nya. Contoh kegiatan yang mencerminkan persekutuan, antara lain: Mengikuti kegiatan Pendalaman Iman (PA) Bergabung dalam muda mudi Gereja Bergabung pada perkumpulan lingkungan, ibu-ibu, bapak-bapak, dan orang lansia 1 Yohanes 1:3 “Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.” 3. Pewartaan (Kerygma) Mewartakan berarti membawa kabar gembira bagi seluruh umat manusia. Lukas 22:27 “Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.”  Berikut peran Gereja dalam pelayanannya sebagai perwataan dalam masyarakat : Misalnya, Katekese calon baptis, penerimaan Sakramen Tobat, Sakramen Krisma, Sakramen Perkawinan, dan kegiatan pendalam iman. Dengan melakukan kegiatan pewartaan, kita sudah dapat dikatakan membantu umat Allah untuk mendalami kebenaran Firman Allah. Dengan demikian, umat Allah bisa hidup kekal, tidak mudah goyah, dan tetap setia kepada pengajaran Tuhan Yesus. Matius 10:7 “Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat.” 6



Sejarah gereja adalah sebuah persekutuan yang hadir di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat secara universal. Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, Gereja memiliki tugas pewartaan dan berperan aktif untuk selalu memberikan nilai-nilai positif bagi umatnya. Nilai-nilai positifnya sudah pasti masih sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Disini, Gereja dituntut untuk memperlihatkan siapa dan bagaimana karakteristik Tuhan Yesus itu sendiri. 4. Lyturgia (Liturgi) Dalam hidup menggereja, ibadah adalah sumber dan pusat untuk beroleh iman dalam Yesus Kristus. Kegiatan Liturgi sering kita lakukan pada Hari Minggu, ketika kita beribadah di gereja. Sebagai umat Kristiani, kita bisa mendalami iman melalui kegiatan liturgi di gereja. Doa, simbol, lambang, dan perayaan di gereja merupakan bagian dari liturgi. Contoh kegiatan liturgi di gereja, antara lain: Mengikuti tata ibadat pada Hari Minggu Ikut kegiatan paduan suara atau koor di gereja Menjadi putra dan putri altar Dengan adanya persekutuan, kita sebagai umat manusia diharapkan bisa menyatu dengan umat yang lainnya. Tidak melihat ras, suku, bangsa, dan latar belakangnya. Karena pada intinya, kita ingin bersatu dengan mereka untuk mewujudnyatakan Kristus Yesus dalam kehidupan. 5. Martyria (Penginjilan) Sebelum Tuhan meninggalkan dunia, Ia pernah berpesan kepada murid-murid-Nya untuk menjadi saksi-Nya dalam memberitakan Injil. Tugas inipun dilakukan oleh para murid. Kita selaku Anak Allah juga dituntut untuk melakukan hal yang sama, yaitu menjadi Saksi Kristus di tengah-tengah masyarakat. Hal ini dapat diwujudkan dengan menghayati karya keselamatan Tuhan dalam hidup kita. Cara pelayanan Gereja sebagai peran didalam masyarakat majemuk: Beritakanlah injil kepada seluruh bangsa dan jadilah garam dan terang dunia di tengahtengah masyarakat. Berbuat baiklah agar kamu disenangi oleh orang-orang di sekitarmu.



7



Mazmur 19:7 “Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman.” Yesaya 8:20 “Carilah pengajaran dan kesaksian! Siapa yang tidak berbicara sesuai perkataan itu, maka baginya tidak terbit fajar.” Selaku Anak Allah, kita selelu dituntut untuk berbuat baik kepada sesama, sama dengan apa yang dilakukan Gereja, dan yang telah dilakukan oleh Yesus Kristus kepada kita. Ulangan 7:9 “Sebab itu haruslah kau ketahui, bahwa Tuhan, Allahmu, Dialah Allah, Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya, sampai kepada beribu-ribu keturunan.” 6. Perwujudan Iman Iman adalah hubungan cinta kasih yang terjalin antara manusia dengan Tuhan. Untuk mengungkapkan iman dan kepercayaan akan Yesus Kristus, kita bisa mewujudkan hal tersebut dalam bentuk menyelenggarakan kegiatan sosial di Gereja. Disini, Gereja harus bisa menunjukkan dan mempraktikkan bentuk pelayanan yang dilakukan Yesus selama Ia berada di dunia. Berikut bentuk perwujudan iman dalam bentuk kesertaannya dalam peran Gereja: Tak hanya Gereja saja, kamu sebagai umat Tuhan juga dituntut untuk mewujudkan imanmu sebagai bukti kalau kamu seorang Kristiani. Perwujudan iman ini bisa berupa penyerahan total kepada Yesus Sang Juru S’lamat. Kamu harus selalu menyerahkan seluruh hidupmu kepada Tuhan, biarlah Ia yang selalu berkuasa atas dirimu. Perwujudan iman juga haruslah disertai dengan hati yang tulus dan penghayatan akan iman kepada Tuhan. Tanpa kedua hal tersebut, perwujudan iman sama saja kosong. Perwujudan iman harus dibuktikan dalam tindakan nyata. Karena iman tanpa perbuatan hasilnya nihil. Galatia 2:16 “Kamu tahu, bahawa tidak seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Yesus Kristus. Sebab itu, kami pun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan Hukum Taurat. Sebab tidak ada seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan Hukum Taurat.”



8



7. Pengungkapan Iman Komunikasi adalah salah satu cara untuk mengungkapkan iman akan Kristus Yesus. Pengungkapan iman bisa dinyatakan dalam bentuk yang khusus dan eksplisit, contohnya dalam pewartaan, pelayanan, dan perayaan Ekaristi yang setiap kali diadakan di Gereja. Berikut cara peran Gereja dalam mengungkapkan iman didalam masyarakat: Pengungkapan iman adalah bentuk dari penghayatan iman yang bisa kita dapatkan saat kita berada di lingkungan masyarakat. Iman diungkapkan secara nyata, namun tidak secara kentara alias memperlihatkan sikap dari iman. Rasa kepercayaan Gereja dalam memberitakan kesaksian dan kepastian tentang iman Kristus kepada semua umat Kristiani dan seluruh masyarakat majemuk lainnya. Gereja akan serta aktif kepada masyarakat agar setiap masing-masing masyarakat bisa saling memberikan rasa pengungkapan iman yang saling percaya dari hatinya untuk Tuhan Selain itu untuk dari itu Gereja akan membentuk suatu Gereja yang luar biasa dan nyata dalam pelayanan kasihnya terhadap masyarakat. Selain itu kita sebagai masyarakat juga harus saling tahu apa peran kita sebagai masyarakat dalam menjalin hubungan dengan Gereja Itulah berikut sekilas artikel tentang peran Gereja dalam masyarakat yang bisa kalian ketahui. Semoga dengan ini kalian bisa tahu apa arti peran Gereja yang sesungguhnya.



2.2 PERAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DI SEKOLAH Pendidikan Agama Kristen di Sekolah Dalam undang-undang pendidikan Nasional yang ditetapkan oleh pemerintah pendidikan Agama mendapat tempat dalam setiap jenjang pendidikan. Mulai dari SD sampai Perguruan Tinggi, diberi waktu 2 jam pelajaran perminggu untuk penyelenggaraan pendidikan Agama. Kesempatan ini merupakan peluang berharga yang harus dimanfaatkan sebagai pembinaan mental spiritual peserta didik. Saat ini sudah tersusun kurikulum dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi, meskipun masih terdapat pro dan kontra tentang mutu dan kualitas kurikulum yang ada. Mutu dan kualitas PAK di sekolah ditentukan oleh berbagai faktor seperti mutu kualitas guru, mutu kurikulum, kemampuan peserta didik, sarana dan prasarana, peraturan perundangan yang berlaku, dan dukungan yang diberikan oleh sekolah dimana PAK tersebut diselenggarakan. Berikut ini 9



akan diuraikan pergumulan penyelenggaraan PAK di sekolah: 1. Kurikulum PAK Kurikulum menurut Thomas Bernard, kurikulum merupakan seperangkat program untuk pengajaran yang menjadi pedoman pengembangan pendidikan, nasution mengutip pernyataan Esner bahwa kurikulum dipandang sebagai pengembangan proses kognitif, teknologi, humanistis, atau aktualisasi peserta anak, rekonstruksi sosial dan akademik. Menurut Ali Mudlo bahwa Kurikulum sebagai suatu rencana disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar dibawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.88 Dengan kata lain bahwa kurikulum sebagai alat transmisi kebudayaan, transmisi dengan masyarakat atau transformasi peserta didik. Kurikulum dapat dipandang sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan intelektual anak khususnya kemampuan berpikir agar ia dapat memecahkan segala hal yang dipahami. Dalam hal ini, dapat dinyatakan bahwa kurikulum merupakan seperangkat program pendidikan yang berisi alat, tujuan, materi, serta berbagai ketentuan lain untuk mengembangkan pendidikan yang disampaikan pendidik kepada peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga anak didik memahami dan mengaktualisasikan pengetahuan tersebut. Materi atau isi dalam pendidikan Kristen tentu saja menyangkut isi alkitab yaitu firman Tuhan yang disampaikan pengajar kepada peserta didik. Jika kita mengamati bahwa kurikulum Pendidikan Agama Kristen sudah beberapa kali mengalami perubahan sesuai dengan kebijakan pendidikan yang telah ditetapkan pemerintah. Mulai dari kurikulum tahun 1974, 2004, Dan saat ini muncul kurikulum Berbasis Kompetensi, meskipun masih dalam tarapf uji coba. Keberhasilan PAK tidak hanya terletak pada tersusunnya materi kurikulum yang baik, guru baik tetapi sarana dan prasarana tidak baik, hasilnya pun tidak akan maksimal. Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan haruslah memberikan dukungan penuh bagi keterselengarannya PAK di sekolah. Keberhasilan materi kurikulum banyak tergantung pada guru sebagai pengelola mata pelajaran. Guru harus aktif dan kreatif dalam mengelola PAK di sekolah.



2.3 PERAN UMAT KRISTEN Orang Kristen lahir di bumi Indonesia, memiliki negara Indonesia, dan oleh karenanya juga mempunyai hak dan kewajiban sebagai warga negara Indonesia. Diakui atau tidak, umat Kristen memiliki andil yang cukup besar dalam melahirkan dan mempertahankan Republik



10



Indonesia. Banyak orang Kristen yang telah gugur sebagai kusuma bangsa, meskipun namanama mereka tidak ditemukan di makam-makam pahlawan. Sejak tahun 1945 sampai sekarang, masyarakat Kristen belum pernah absen dari perjuangan mengisi pembangunan bangsa. Sebagai warga negara yang bertanggung jawab, orang Kristen tetap berusaha memelihara iman dan berjuang dengan gigih menegakkan kebenaran dan keadilan seperti yang dimandatkan oleh Yesus Kristus. Statusnya sebagai warga Kerajaan Allah telah dibuktikan dalam kehadirannya sebagai pelaku firman yang tidak berkompromi dengan kejahatan. Maka sebagai murid Yesus, orang Kristen harus berusaha keras menjadi garam dan terang. Mereka bertanggung jawab terhadap maju dan mundurnya negara Indonesia. Mereka tidak hanya berjuang untuk mendapatkan kekuasaan politik tetapi juga melaksanakan terjadinya revolusi intelektual agar seluruh masyarakat Indonesia bisa memiliki kemampuan intelektual dalam semua disiplin ilmu. Dengan ini, mereka berperan serta dalam membangun masyarakat baru, sebagai wujud Kerajaan Allah di bumi yang berasaskan kebenaran, keadilan, kekudusan dan pengampunan. Pendidikan menjadi kebutuhan prioritas seluruh rakyat Indonesia. Dengan pendidikan yang memadai bangsa Indonesia akan diberanikan memasuki abad ke-21 yang dikenal sebagai abad informasi. Masa depan Indonesia tergantung sepenuhnya kepada kualitas bangsa



Indonesia.



Kualitas



bangsa



Indonesia



akan



ditentukan



oleh



kecerdasan



masyarakatnya. Kecerdasan bangsa Indonesia juga akan ditentukan oleh suatu pendidikan. Pada abad ke-21 dibutuhkan orang-orang yang berkualitas tinggi. Untuk itu, Gereja mempunyai peranan yang sangat dominan sebagai upaya ikut mencerdaskan bangsa. Dalam sektor ini, partisipasi Kristen akan sangat menentukan, bukan hanya untuk pendidikan di kota-kota besar, tetapi juga di desa-desa yang terpencil di seluruh Indonesia. Salah satu tugas panggilan Gereja adalah mengembangkan ketrampilan masyarakat agar mampu mencukupi kebutuhannya sendiri. Orang Kristen sebagai warga gereja dan juga sebagai warga negara bertanggung jawab mengubah masyarakat Indonesia menjadi masyarakat maju yang ber-Pancasila. Di bawah terang prinsip harkat dan martabat manusia, Gereja dan orang Kristen harus mengakui dan melindungi hak-hak asasi dari manusia sebagai ciptaan Allah yang diberikan 11



kebebasan untuk memilih, bersekutu dan beribadah. Setiap orang juga berhak berbicara, bersuara dan berbeda pendapat. Setiap orang berhak untuk menentukan pilihan politiknya. Setiap orang berhak untuk memilih agamanya dan pekerjaannya. Setiap orang berhak untuk memilih agamanya dan pekerjaannya. Setiap orang berhak untuk memilih agamanya dan pekerjaannya. Setiap orang berhak untuk memilih agamanya dan pekerjaannya. Setiap orang berhak untuk memilih agamanya dan pekerjaannya. Setiap orang berhak untuk memilih agamanya dan menjalankan ibadah menurut peraturan agamanya.



2.4 INTEGRASI KURIKULUM Kurikulum terpadu disebut juga “Integrated Curriculum”. Secara istilah, integrasi memiliki sinonim dengan perpaduan, penyatuan, atau penggabungan dari dua objek atau lebih (Wedawaty, 1990: 26). Hal ini sejalan dengan pengertian yang dikemukakan oleh Poerwadarminta (1997: 326), integrasi adalah penyatuan supaya menjadi satukebulatan atau menjadi utuh. Dalam integrated curriculum, pelajaran dipusatkan pada suatu permasalahan atu topic tertentu, misalnya suatu masalah dimana semua mata pelajaran dirancang dengan mengacu pada topic tertentu. Apa yang disajikan di sekolah, disesuaikan dengan kehidupan anak di luar sekolah. Pelajaran di sekolah membantu siswa dalam menghadapi berbagai persoalan di luar sekolah. Biasanya bentuk kurikulum semacam ini dilaksanakan melalui pelajaran unit, di mana suatu unit mempunyai tujuan yang mengandung makan bagi siswa yang dituangkan dalam bentuk masalah. Untuk pemecahan masalah, anak diarahkan untuk melakukan kegiatan yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Pada skala praktis, Integrated Curriculum memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, antara lain:  KELEBIHAN: a.) Segala permasalahan yang dibicarakan dalam unit sangat bertalian erat; b.) Sangat sesuai dengan perkembangan modern tentang belajar mengajar; c.) Memungkinkan adanya hubungan antara sekolah dan masyarakat; d.) Sesuai dengan ide demokrasi, di mana siswa dirangsang untuk berpikir sendiri, bekerja sendiri, dan memikul tanggung jawab bersama dalam kelompok;



12



e.) Penyajian bahan disesuaikan dengan kesanggupan (kemampuan) individu, minat, dan kematangan siswa, baik secara individu maupun seccara kelompok (Nurdin, S., dan Usman, B.M., 2003: 49-50).  KELEMAHAN: a.) Guru tidak dilatih melakukan kurikulum semacam ini; b.) Organisasinya tidak logis dan kurang sistematis; c.) Terlalu memberatkan tugas-tugas guru, karena bahan pelajaran yang mungkin berubah setiap tahun sehingga mengubah pokok-pokok permasalahan dan juga isi (materi); d.) Kurang memungkinkan untuk dilaksanakan ujian umum; e.) Siswa dianggap tidak mampu ikut sertadalam menentukan kurikulum; f.) Sarana dan prasarana yang kurang memadai yang seharusnya dapat menunjang pelaksanaan kurikulum tersebut (Nurdin, S., dan Usman, B.M., 2003: 50)



13



BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Sebagai umat Tuhan di Indonesia, kita wajib berperan aktif dengan tetap kritis dan kreatif mewujudkan shalom Allah ditengah-tengah dunia. Keprihatinan bangsa berperan aktif dengan kesungguhan hati. Peran Gereja 1. Tugas utama gereja adalah pendidikan 2. Pendidikan merupakan usaha sungguh-sungguh. 3. Pendidikan merupakan usaha terus-menerus 4. Gereja membentuk team pelaksana pendidikan warga jemaat 5. Gereja sebagai lembaga pembentukan mutu dan kualitas spiritualitas 6. Menampakkan cinta bangsa dan tanah air 7. Indonesia adalah ladang pertam yang Tuhan percayakan kepada gereja 8. Melaksanakan pendidikan yang relevan dan kontekstual 9. Keseimbangan vertikal dan horizontal 10. Pemberitaan kabar keselamatan yang holistic. Peran PAK di Sekolah 1. Pendidikan agama kristen adalah wadah sentral bagi pembentukan watak dan spiritual 2. PAK di sekolah haruslah memiliki kurikulum yang terintegrasi 3. PAK dan pengembangan kurikulum kontekstual 4. PAK berkaitan dengan masyarakat majemuk 5. PAK dan keterbukaan 6. PAK dan pergaulan lintas agama 7. PAK dan masalah-masalah sosial 8. PAK dan maslah-maslah kebangsaan 9. PAK dan masalah lingkungan hidup. Peranan Umat Kristen 1. Menyatakan fungsinya sebagai garam, terang, dan teladan 2. Mendemontrasikan kasih Allah 3. Memberikan yang terbaik dalam berbagai aspek kehidupan 4. Hidup dalam kekudusan dan kesalehan sosial 5. Memiliki cinta bangsa dan tanah air. Intergasi Kurikulum 1. Kurikulum PAK di gereja maupun di sekolah harus di kaji ulang agar relevan dengan kebutuhan 2. Kurikulum PAK harus diintegrasikan dengan berbagai bidang kehidupan.



14



DAFTAR PUSTAKA Tafsiran Furnivall oleh Nasikun dalam Nasikun, Sistem Sosial Indonesia, (Jakarta: Rajawali Press, 2006), hal.39-40. 36 Ibrahim Saad, Competing Identities in a Plural Society, (Singapore: Institute of Southeast Asian Studies, 1981) p. 8. Ali Mudlofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dan Bahan Ajar Dalam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012) h. 1-2. Tanya, Eli, Gereja dan Pendidikan Agama Kristen, Cipanas:Sekolah Tinggi Teologia Cipanas,1999 Sairin Weinata, Menjadi Gereja yang Menggarami Dunia. Bandung: Bina Media Informasia, 2009



15