21 0 608 KB
MAKALAH FUNGSI KEHIDUPAN KONTINU
Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Matematika Asuransi II
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Agus Widodo, M.Kes Oleh : 1.
Eva Uliartha N
(115090400111038)
2.
Dimas Prasetya
(145090400111024)
3.
Dian Novieriani
(145090401111003)
4.
Nadiyatul Mawardah
(145090401111007)
JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017
DAFTAR ISI DAFTAR ISI...................................................................................................................... i BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2 1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 2 1.4 Batasan Masalah ........................................................................................................... 2 BAB II DASAR TEORI ................................................................................................... 3 2.1 Tingkat Kematian Sesaat ............................................................................................. 3 2.2 Anuitas Kontinu ........................................................................................................... 13 BAB III STUDI KASUS ................................................................................................... 17 3.1 Tingkat Kematian Sesaat .............................................................................................. 17 3.2 Anuitas Kontinu ............................................................................................................ 17 BAB IV KESIMPULAN ................................................................................................... 20 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 21
i
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya masa depan manusia tidaklah pasti karena tidak seorangpun mengetahui kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi atas hidup manusia. Akan tetapi, manusia harus selalu berusaha sebaik-baiknya untuk menghadapi ketidakpastian tersebut serta berusaha untuk memperkecil akibat buruk dari ketidakpastian itu. Setiap orang pasti menginginkan kehidupan yang terjamin. Demikian juga seorang kepala keluarga tentunya ingin menjamin kesejahteraan keluarganya. Cara yang lazim dilakukan adalah menyimpan secara teratur sebagian tertentu dari penghasilan setiap bulan sebagai investasi yang akan digunakan untuk menjamin kesejahteraan keluarganya. Penyimpanan dapat dilakukan pada bank maupun pada perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi adalah perusahaan yang menangani suatu kerjasama dari sejumlah besar individu yang saling menyetujui untuk membagi risiko kerugian secara individual yang mungkin terjadi. Perusahaan asuransi jiwa merupakan perusahaan asuransi yang bidang usahanya yaitu risiko keuangan sebagai akibat dari kematian orang yang mempertanggungkan jiwanya (Djojosoedarsono, 1997:73). Pada tingkat kematian sesaat sistem pembayaran santunan dilakukan dengan sistem pembayaran diskret, sedangkan untuk pembayaran yang dilakukan pada saat kematian terjadi dilakukan dengan sistem pembayaran kontinu. Anuitas (annuity) adalah serangkaian pembayaran yang dilakukan secara berkala. Anuitas dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu anuitas tentu (annuity certain) dan anuitas hidup (life annuity). Anuitas hidup merupakan suatu pembayaran jumlah tertentu yang dilakukan dalam selang waktu dan jangka waktu tertentu yang disertai dengan faktor kelangsungan hidup (survival). Dengan kata lain, anuitas hidup merupakan anuitas pasti yang disertai dengan faktor usia hidup. Faktor kelangsungan hidup sangat diperhatikan dalam aktuaria, karena pembayaran dan manfaat yang diberikan dalam asuransi jiwa atau dana pensiun berkaitan dengan usia hidup seseorang (bergantung pada hidup atau meninggalnya seseorang)
1
2
1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dari makalah ini adalah : 1. Bagaimana kegunaan konsep kontinu pada fungsi-fungsi anuitas, asuransi, dan cadangan ? 2. Bagaimana penjelasan relasi lx dengan π x ataupun fungsi-fungsi asuransi lainnya ?
1.3 Tujuan Tujuan dari makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui kegunaan konsep kontinu pada fungsi-fungsi anuitas, asuransi dan cadangan. 2. Untuk mengetahui relasi lx dengan π x ataupun fungsi-fungsi asuransi lainnya.
1.4 Batasan Masalah Dalam makalah ini hanya membahas konsep kontinu pada fungsi anuitas, asuransi dan cadangan, serta relasi lx dengan π x ataupun fungsi-fungsi asuransi lainnya.
BAB II DASAR TEORI 4.1 Tingkat Kematian Sesaat Tingkat kematian sesaat (force of mortality, Panitia Istilah Dewan Asuransi Indonesia menterjemahkan menjadi laju kematian), adalah tingkat kematian sesaat pada usia tertentu dan diberi symbol Β΅x . Bila kita nyatakan bahwa lx adalah fungsi kontinu maka tingkat kematian sesaat. π
Β΅x = - ππ₯ π₯
1 ππ₯
=-π
π₯
ππ₯ πππ₯
Atau
ππ₯
= - lx . Β΅x β¦β¦β¦
(1)
Dari persamaan (1), dengan teori integral kita dapat π₯ πππ‘
β«0
π₯
ππ‘ ππ‘
= β«0 βΒ΅π‘ ππ‘
π₯
π₯
β«0 πππππ‘ = -β«0 Β΅π‘ ππ‘ π₯
ln ππ‘ ] π₯0
= β β«0 Β΅π‘ ππ‘ π₯
ln ππ₯ = - β«0 Β΅π‘ ππ‘ π
atau ππ₯ = π0 . πβ β«π Β΅π π
π Jika kita integrasikan persamaan (1) dari Ξ± ke batas usia table mortalitas, yang mana x adalah Ξ± + t, maka π€βπΌ πππΌ+π‘
β«0
π€βπΌ
ππ‘ = β«0
ππ‘
[ ππΌ+π‘ ] π€βπΌ0
βππΌ+π‘ . Β΅πΌ+π‘ ππ‘
π€βπΌ
= β β«0 π€βπΌ
ππ€ β π0 = β β«0
ππΌ+π‘ . Β΅πΌ+π‘ ππ‘
ππΌ+π‘ . Β΅πΌ+π‘ ππ‘
Karena w adalah usia tertinggi dari table mortalitas maka ππ€ = 0 , sehingga π€βπΌ
ππΌ = β«0
ππΌ+π‘ . Β΅πΌ+π‘ ππ‘
Atau 3
4 β
ππ₯ = β«0 ππ₯+π‘ . Β΅π₯+π‘ ππ‘ β¦β¦β¦β¦ (2) Pandang bahwa ππ₯ = ππ₯ . ππ₯+1 (ingat ππ₯ adalah jumlah orang yang meninggal dari ππ₯ orang sebelum mencapai usia (x+1) tahun). 1
[ ππΌ+1 ] 10
= β β«0 ππΌ+π‘ . Β΅πΌ+π‘ ππ‘ 1
ππΌ+1 β ππΌ = β β«0 ππΌ+π‘ . Β΅πΌ+π‘ ππ‘ Jika kita gantikan x dengan Ξ± maka ππ₯+1 - ππ₯ = - ππ₯ , yang mengakibatkan 1
ππ₯ = β«0 ππ₯+π‘ . Β΅π₯+π‘ ππ‘ Jika pada persamaan (1), kita integralkan dari Ξ± sampai Ξ±+n yang mana x adalah Ξ±+t, maka x=(Ξ±+t) dx = d(Ξ± + t ) = dt
x=Ξ±
ο t=0
x=Ξ±+n ο t=n
π
π π
β«0 Β΅π₯+π‘ ππ‘ = β«0
ππ‘
ππ (ππΌ+π‘ ) dt
= - [ ln (ππΌ+π‘ ) ] π0 = - ln ππΌ+π ππΌ
ππΌ+π ππΌ
dt
π
= πβ β«π Β΅πΆ+π ππ‘
Bila perubah acak Ξ± kita ganti dengan x, akan didapat ππ₯+π ππ₯
π
= πβ β«π Β΅π+π dt β¦β¦β¦β¦β¦. (3)
Dari persamaan (3) didapatlah π
nPx = πβ β«π Β΅π+π dt Peluang nqx dapat dinyatakan nqx = 1 - nPx
5 π
= 1 - πβ β«π Β΅π+π dt Pandang persamaan sebelumnya bahwa, πππ₯ ππ₯
= - lx . Β΅ x
πππ₯ = - lx . Β΅x ππ₯ Jika diambil peubah acak x = Ξ± + t dan diintegrasikan dari Ξ± sampai Ξ± + n, x=(Ξ±+t) dx = dt
ο t=0
x=Ξ±
x=Ξ±+n ο t=n π
π
β«0 πππΌ+π‘ ππ‘ = β β«0 ππΌ+π‘ Β΅πΌ+π‘ dt π
[ (ππΌ+π‘ ) ] π0
= β β«0 ππΌ+π‘ Β΅πΌ+π‘ dt π
ππΌ+π - ππΌ = β β«0 ππΌ+π‘ Β΅πΌ+π‘ dt Atau π
ππ₯+π - ππ₯ = β β«0 ππ₯+π‘ Β΅π₯+π‘ dt Jika dibagi dengan ππ₯ , maka didapatlah nqx , yaitu ππ₯+π β ππ₯ ππ₯ ππ₯ β ππ₯+π ππ₯
π
1
= - π β«0 ππ₯+π‘ Β΅π₯+π‘ dt π₯
π
1
= π β«0 ππ₯+π‘ Β΅π₯+π‘ dt π₯
π ππ₯+π‘
= β«0
ππ₯
Β΅π₯+π‘ dt β¦β¦β¦β¦β¦(4)
Bila untuk persamaan (4) diambil n = 1, maka 1
qx = β«0π tPx . Β΅π₯+π‘
qx = β«0π tPx . Β΅π₯+π‘
dt dt π
Untuk peluang n|m qx = β«0 tPx . Β΅π₯+π‘ dt β¦β¦β¦β¦.. (5)
6
Hampiran Tingkat Kematian Sesaat Dalam praktek kadang kadang tingkat kematian sesaat Β΅ sukar dihitung, rumus yang biasanya ditempuh adalah sebagai berikut : π
Pandang nPx = πβ β«π Β΅π+π dt Untuk n=1, maka didapat π
Px = πβ β«π Β΅π+π dt Atau π
-ln Px = β«π Β΅π+π dt π
Integral (β«π Β΅π+π dt) adalah merupakan pertengahan harga (mean value), tingkat kematian sesaat Β΅π+π antara x dan x+1, yang mana asumsikan sama dengan Β΅π+π , sehingga kita peroleh π
Β΅π+π = -ln Px π
Tidak berbeda dengan soal tersebut, untuk π
2Px-1
= πβ β«βπ Β΅π+π dt
maka π
β«βπ Β΅π+π ππ‘ = -ln (Px-1. Px) Ini disebabkan bahwa π
π
π
β«βπ Β΅π+π ππ‘ = β«βπ Β΅π+π ππ‘ + β«π Β΅π+π ππ‘ = -ln Px-1 - ln Px dan π
β«βπ Β΅π+π ππ‘ = 2 Β΅π Oleh sebab itu 2Β΅π = - ( ln Px-1 + ln Px) π
Β΅π = - π( ln Px-1 + ln Px) π
= - π . ln Px-1 . Px
2
Px-1 pandang
7 π
= - π . ln . ( π
ππ₯
π₯β1
π
= - π . ln
.
ππ₯+1 ππ₯
)
ππ₯+1 ππ₯β1
π
= - π ( ln ππ₯+1 - ln ππ₯β1 ) Hampiran lain (misalnya ππ₯ fungsi polinom berderajat 2 ), didapat dengan mempergunakan deret Taylor. Dengan menggantikan
πππ₯ ππ₯
( atau πβ²π₯ ) pada persamaan (1) tingkat kematian sesaat Β΅π
Pandanglah suatu fungsi polinom berderajat 2 maka : ππ₯+β = ππ₯ + βπβ²π₯ +
β2 2!
1βx 1
Untuk h = 1, ππ₯+1 = ππ₯ + πβ²π₯ + 2 1βx 1
Untuk h = -1, ππ₯β1 = ππ₯ β πβ²π₯ + 2 1βx Dari persamaan h = 1 dan h = -1, apabila dikurangkan untuk kedua persamaan tersebut, didapat ππ₯+1 + ππ₯β1= πβ²π₯ + πβ²π₯ 1
πβ²π₯ = ( ππ₯+1 - ππ₯β1) 2
πππ₯ ππ₯
1
= 2 ( ππ₯+1 - ππ₯β1) 1 πππ₯
Jadi untuk tingkat kematian sesaat Β΅π , yang mana Β΅π = -π
π₯
ππ₯
, dapat didekati dengan hampiran
yaitu 1
Β΅π = - 2π ( ππ₯+1 - ππ₯β1 ) π₯
Cara pendekatan lain, dapat dilakukan dengan memakai relasi diferensial D dan beda operator Ξ. D = log ( 1 + Ξ ) =Ξ-
Ξ2 2
+
Ξ3 3
- β¦β¦..
Sehingga tingkat kematian sesaat 1 πππ₯
Β΅π = - π
π₯
1
ππ₯
= - π Dππ₯ π₯
8 1
1
1
= - π ( Ξ ππ₯ - 2 π₯2 ππ₯ + 3 π₯3 ππ₯ β¦β¦β¦.) π₯
1
1
1
= - π ( ππ₯ - 2 Ξ ππ₯ + 3 π₯2 ππ₯ β¦β¦β¦.) π₯
Contoh : Carilah hampiran tingkat kematian sesaat Β΅π , yang mana ππ₯ adalah fungsi polinom berderajat 4. Jawab : Dengan deret Taylor, untuk polinom berderajat 4 ππ₯+β = ππ₯ + βπβ²π₯ +
β2 2!
lβx +
β3 3!
1ββx +
β4 ππ£ π x 4!
Untuk 4
2
h = -2 ο ππ₯β2 = ππ₯ β 2πβ²π₯ + 21βx - 3 1ββx + 3 π ππ£ x 1
1
1
1
1
1
h = -1 ο ππ₯β1 = ππ₯ β πβ²π₯ + 2 lβx - 6 1ββx + 24 π ππ£ x h = 1 ο ππ₯+1 = ππ₯ + πβ²π₯ + 2 lβx + 6 1ββx + 24 π ππ£ x 4
2
h = 2 ο ππ₯+2 = ππ₯ + 2πβ²π₯ + 2 lβx + 3 1ββx + 3 π ππ£ x Dari keempat persamaan tersebut didapat bahwa 8
ππ₯β2 - ππ₯+2 = - ( 4πβ²π₯ + 3 1ββx ) 1
ππ₯β1 - ππ₯+1 = - ( 2πβ²π₯ + 3 1ββx ) Akhirnya πβ²π₯ =
ππ₯β2 β ππ₯+2 β 8 (ππ₯β1 β ππ₯+1 ) 12
maka Β΅π = -
1 πππ₯ ππ₯ ππ₯ 1
= - π πβ²π₯ π₯
=-
ππ₯β2 β ππ₯+2 β 8 (ππ₯β1 β ππ₯+1 ) 12ππ₯
atau Β΅π =
1 12ππ₯
(8 (ππ₯β1 β ππ₯+1 ) - (ππ₯β2 β ππ₯+2 ) )
9
=
1
(7 (ππ₯β1 β ππ₯ ) - (ππ₯β2 + ππ₯+1 ) )
12ππ₯
Contoh : Dengan memakai hampiran dari fungsi polinom berderajat 2 dan 4, hitunglah Β΅ππ , dimana ππ₯ mengikuti tabel mortalitas CSO 1941, Jawab : Untuk ππ₯ fungsi polinom berderajat 2. 1
Β΅π = - 2π (ππ₯+1 β ππ₯β1 ) π₯
1
Β΅ππ = - 2π
40
=
(π41 β π39 )
(π39 β π41 ) 2π40
=-
888504β877883 2.883342
= 0,006011 Untuk ππ₯ fungsi polinom berderajat 4. Β΅π = Β΅ππ = =
1 12ππ₯
[8(ππ₯β1 β ππ₯+1 ) β (ππ₯β2 β ππ₯+2 )]
8(π39 β π41 )β (π38 β π42 ) 12π40 8(888504β877883)β(893382β872098) 12.883342
= 0,006007
Interpolasi Usia Pecahan lx adalah jumlah orang yang hidup tepat berusia x tahun. Untuk usia pecahan, lx+t = (1-t).lx + t.lx+1 = lx β t.lx + t.lx+1 = lx β t(lx β lx+1) = lx β t.dx
10
di mana 0 β€ t β€ x usia bulat. Dari persamaan tersebut (0 β€ t β€ 1), didapat tpx dan tqx sebagai berikut : Untuk 0 β€ t β€ 1 Maka tpx = =
ππ₯+π‘ ππ₯ ππ₯+π‘ β π‘.ππ₯ ππ₯
=1βt.
ππ₯ ππ₯
= 1 β t . qx = 1 β tpx
tqx
= 1 β (1 β t . qx) = t . qx Untuk tingkat kematian sesaat, Β΅x+t = π
1
πππ₯+π‘
π₯+π‘ π(π₯+π‘)
ππ
π₯+π‘ sedangkan π(π₯+π‘) =
=
πππ₯+π‘ ππ‘ π(ππ₯ βπ‘ππ₯ ) ππ‘
= -dx 1
Jadi Β΅x+t = - π
πππ₯+π‘
π₯+π‘ π(π₯+π‘)
=π
ππ₯
π₯+π‘
= =
ππ₯ ππ₯
.π
ππ₯
π₯+π‘
ππ₯ π‘ ππ₯
π
π₯ = 1βπ‘.π
π₯
Contoh : Buktikan bahwa dx+t = (1 β t)dx + t . dx+1 Jawab :
11
dx+t = lx+t β lx+t+1 = (1 β t)lx + t.lx+1 β (1-t).lx+1 β t.lx+2 = (1-t)(lx β lx+1) + t(lx+1 β lx+2) = (1-t).dx + t.dx+1 Jika tqx = t.qx , 0 < t < 1 Buktikan bahwa π
π₯ a. Β΅x+t = 1βπ‘.π
π₯
b. tpx . Β΅x+t = qx Jawab : a. tqx = t.qx maka lx+t = lx β t.dx tpx
= =
ππ₯+π‘ ππ₯ ππ₯ β π‘.ππ₯ ππ₯
= 1 β t.qx tqx = 1 β tpx = t . qx 1
π(ππ₯+π‘ )
π₯+π‘
π(π₯+π‘)
Β΅x+t = - π =π
ππ₯
π₯ βπ‘.ππ₯ ππ₯
= 1βπ‘.π
π₯
π
π₯ b. tpx . Β΅x+t = (1 β t.qx)( 1βπ‘.π ) π₯
= qx Hukum Mortalitas Hukum Mortalitas Gompertz Pada tahun 1825, Gompertz menyatakan bahwa tingkat kematian sesaat Β΅x = B c x di mana B dan c adalah tetapan positif. Dari persamaan Gompertz itu, bila diintegralkan bahwa π₯ π₯ β«0 Β΅π‘ ππ‘ = β«0 π΅ π π‘ ππ‘ π΅ ππ‘ π₯ = [ ln π ] 0 π΅ ππ₯ π΅ = ln π - ln π = - (cx β 1) ln g Yang mana diambil ln g = β
π΅ ln π
12 π₯
Jadi β«0 Β΅π‘ ππ‘ = ln ππ
π₯ β1 π₯
Oleh sebab itu lx = l0.π β β«0 Β΅π‘ ππ‘ (ππ₯ β1)
= l0 . π ln π π₯ = l0 . π(π β1) π₯ = k ππ Untuk mana diambil k =
π0 π
Dengan adanya hukum mortalitas Gompertz, dapat diturunkan bahwa tpx
= ππ
π₯ (π π‘ β1)
Hukum Mortalitas Makeham Hukum mortalitas, yang dinyatakan oleh Makeham tahun 1860 bahwa tingkat kematian sesaat Β΅x = A + B c x sama seperti hukum mortalitas Gompertz, maka π₯
π₯
β«0 Β΅π‘ ππ‘ = β«0 (π΄ + π΅ π π₯ ) ππ‘ = Ax +
π΅ ππ₯ ln π
π΅
- ln π
= - ln sx β ln ππ Yang mana ambil -
π΅ ln π
π₯ β1
= ln g dan
- A = ln s π₯ - β«0 Β΅π‘ ππ‘ π₯
Sehingga lx = l0.π β β«0 Β΅π‘ ππ‘ π₯
= l0 . π ln π +ln π π₯ = l0 . sx . ππ β1 π₯ Atau lx = k sx . ππ Yang mana diambil k =
ππ₯ β1
π0 π
Untuk hukum mortalitas Makeham, peluang hidup π₯
π‘
= st . ππ (π β1) besar tetapan positif adalah 0,001 < A < 0,003 10-6 < B < 10-3 1,08 < c < 1,12 Beberapa hukum mortalitas yang lain adalah : 1. Hukum mortalitas Abraham de Moivre (tahun 1825) lx β k(w β x) 2. Hukum mortalitas deret ukur ganda (tahun 1967) Β΅x = A + B c x + M nx 3. Hukum mortalitas Makeham II (tahun 1889) Β΅x = A + Hx + B cx 4. Hukum mortalitas Perk (tahun 1931) tpx
π΄ +π΅ π π₯
Β΅x = πΎπ βπ₯ + 1 + π·π π₯
13
Contoh : 2
Carilah Β΅x , jika diketahui lx = k sx π€ π₯ ππ Jawab : 2
π₯
π₯
l x = k sx π€ π₯ π π ln lx = ln k + x ln s + x2 ln w + cx ln g π(ππ ππ₯ )
= ln s + 2x ln w + cx ln c ln g
ππ₯
1 πππ₯
Β΅x = - π
π₯
ππ₯
π
= - ππ₯ (lnlx) = - ln s β 2x ln w β cx ln c ln g Bila kita ambil A = - ln s, H = -2 ln w dan B = - ln gc Maka Β΅x = A + Hx + Bcx 4.2 Anuitas Kontinu Anuitas kontinu Anuitas yang dapat dibayarkan setiap saat dan jumlah pembayaran setahun adalah 1. Simbol anuitas kontinu berusia x adalah aΜ
π₯ . Persamaannya adalah : aΜ
x = ax +
1 2
Anuitas kontinu bila dinyatakan dalam bentuk integral adalah : ~
aΜ
x = β«0 v t t p x dt ~ Dx +t
= β«0
Dx
dt
Didefinisikan simbol komutasi kontinu Μ
x = β«1 Dx+t dt D 0 dan
Μ
x = β~ Μ
N t=0 Dx+t ~
= β«0 Dx+t dt Μ
N
Anuitas kontinu aΜ
x dinyatakan dengan lambang komutasi kontinu : Dx x
Μ
x = Diperoleh rumus N
1 2
Dx + Nx+1
= Nx β Asuransi Kontinu
1 D 2 x
14
Dalam asuransi kita asumsikan bahwa uang pertanggungan (uang asuransi) dibayar pada akhir tahun polis. Akan tetapi pada praktiknya pembayaran uang asuransi tersebut tidaklah demikian, pembayaran tidak dilakukan pada akhir tahun kematian polis. Μ
x. Simbol yang diberikan, dimana asuransi dibayarkan pada saaat meninggal adalah A Peluang dari seseorang berusia x yang meninggal diantara usia x+t dan x+ t πΏπ‘ adalah tp x
Β΅x+t Ξ΄t dengan mendiskontokan, di dapat: ~
Μ
x = β« v t . tpx . Β΅x+t dt A 0
Μ
x didapat dengan mengalikan Jadi jelas bahwa nilai tunai ataupun premi tunggal bersih A faktor diskonto v t , kemudian diintegralkan atas t dari 0 sampai ~. Cadangan Kontinu Cadangan premi untuk asuransi kontinu, penulisannya tidak berbeda, bila dibandingkan dengan cadangan premi asuransi tidak kontinu. Misalkan untuk asuransi seumur hidup (whole life policy), cadangan prospektif asuransi seumur hidup tidak kontinu adalah tV(Ax)
= Ax+t β P(Ax) β’ Γ€x+t
sedang untuk asuransi seumur hidup kontinu, cadangan kontinu adalah Μ
(Δx) tV
Μ
x ) β’ πΜ
x+t = Δx+t β Μ
P(A Δx+t
= [ πΜ
π₯+t
Μ
x )] β’ πΜ
x+t Μ
(A β P
Μ
x+t ) β Μ
Μ
x )] β’ πΜ
x+t Μ
(A = [P P(A Perlu diingatkan cadangan retrospektif untuk asuransi seumur hidup tV(Ax)
= P(Ax) β’
(Nx βNx+t ) Dx+t
β
(Mx βMx+t ) Dx+t
cadangan retrospektif dari asuransi seumur hidup dengan pembayaran premi setiap saat Μ
x ) adalah (kontinu) Μ
P(A Μ
x) Μ
(A tV
=Pβ’
Μ
x βN Μ
x+t ) (N π·x+t
β
Μ
x βM Μ
x+t ) (M π·x+t
Selanjutnya kita dapat menurunkan cadangan kontinu dari beberapa jenis asuransi, misalnya : ο§
Asuransi Dwiguna Μ
(Δx:nβ ) tV
Μ
(Δx:nβ ) aΜ
x+t:nβtβ , t < n = Δx+n:nβtβ β P =1,t=n
ο§
Asuransi Berjangka Μ
(Δx:nβ ) tV
Μ
(ΔxΜ :nβ ) aΜ
x+t:nβtβ , t < n = ΔxΜ +n:nβtβ β P
15
=1,t=n
Premi Kontinu Tarip premi asuransi jiwa dibayarkan sesuai dengan keinginan si pemegang polis (si tertanggung), yang mana dapat dibayarkan dalam tahunan, enam bulanan (semesteran), bulanan atau mingguan. Pandang simbol dibawah ini, Μ
Px
= Premi bersih kontinu asuransi seumur hidup. Uang asuransi (uang pertanggungan) dibayarkan pada akhir tahun polis.
Μ
(π΄Μ
x ) = Premi bersih kontinu asuransi seumur hidup. Santunan (uang asuransi ataupun uang P pertanggungan) dibayarkan segera pada saat tertanggung meninggal dunia. Dari dua penulisan yang berbeda tersebut, dapat dikatakan bahwa pembayaran premi keduanya kontinu, yang mana dalam prakteknya tidak dilakukan. Dari modul sebelumnya, kita ketahui bahwa : P(Ax) = Px =
Ax aΜ x M
= Nx x
1
= aΜ β d x
maka Μ
Μ
(π΄Μ
x ) = Ax P aΜ
x
1
= aΜ
β πΏ x
=
Μ
x M Μ
x N
Telah diketahui dari modul sebelumnya, bahwa π΄Μ
x = 1 β πΏ aΜ
x tidak berbeda dengan Ax = 1β d aΜ x atau Ax(m) = 1βd(m) aΜ x (m) Μ
(Δx:nβ ) , yang mana Untuk asuransi dwiguna, premi bersih kontinu diberi simbol P Δ Μ
P(Δx:nβ ) = aΜ
x:nβ x:nβ
=
1β πΏaΜ
x:nβ aΜ
x:nβ
= aΜ
1
x:nβ
βπΏ
Μ
(Δx:nβ ) menunjukkan penulisan yang tidak berbeda, antara Terbukti bahwa persamaan P
16 1 1 P(Ax) = aΜ β d dengan Μ
P(Δx:nβ ) = aΜ
β πΏ. x
x:nβ
1 1 Atau secara umum penulisan P = aΜ β d dengan Μ
P(A)= aΜ
β πΏ.
BAB III STUDI KASUS 2
1. Carilah Β΅x , jika diketahui lx = k sx π€ π₯ ππ
π₯
Jawab : 2
l x = k sx π€ π₯ π π
π₯
ln lx = ln k + x ln s + x2 ln w + cx ln g π(ππ ππ₯ )
= ln s + 2x ln w + cx ln c ln g
ππ₯
1 πππ₯
Β΅x = - π
π₯
ππ₯
π
= - ππ₯ (lnlx) = - ln s β 2x ln w β cx ln c ln g Bila kita ambil A = - ln s, H = -2 ln w dan B = - ln gc Maka Β΅x = A + Hx + Bcx 2. Buktikan bahwa dx+t = (1 β t)dx + t . dx+1 Jawab : dx+t = lx+t β lx+t+1 = (1 β t)lx + t.lx+1 β (1-t).lx+1 β t.lx+2 = (1-t)(lx β lx+1) + t(lx+1 β lx+2) = (1-t).dx + t.dx+1 Jika tqx = t.qx , 0 < t < 1 3. Buktikan bahwa π
π₯ c. Β΅x+t = 1βπ‘.π
π₯
d. tpx . Β΅x+t = qx Jawab : c.
tqx
= t.qx maka lx+t = lx β t.dx
tpx
=
ππ₯+π‘ ππ₯ π β π‘.ππ₯
=π₯
ππ₯
17
18
= 1 β t.qx tqx
= 1 β tpx = t . qx 1
π(ππ₯+π‘ )
π₯+π‘
π(π₯+π‘)
Β΅x+t = - π
ππ₯
=π
π₯ βπ‘.ππ₯
π
π₯ = 1βπ‘.π
π₯
d.
tpx
π
π₯ . Β΅x+t = (1 β t.qx)( 1βπ‘.π ) π₯
= qx 4. Hitunglah aΜ
47 dengan menggunakan tabel mortalitas CSO 1941. Jawab : aΜ
x =
Μ
x N
Μ
x = Nx β dan N
Dx
1 2
Dx
Maka dari tabel mortalitas CSO 1941 D40 = 328983,61 N40 = 6708572,66 Sehingga di peroleh aΜ
40 =
1 2
6708572,66β (328983,61) 328983,61
= 19,89181
Μ
x = 1 β Ξ΄aΜ
x , dimana Ξ΄ = ln(1 + i) 5. Buktikan bahwa A Jawab : ~
Μ
x = β« v t . tpx . Β΅x+t dt A 0 ~
= β«0 v t dt (β tpx ) dt Dengan memakai teori integral parsial, didapat : ~ t Μ
x = [βv t . tpx ]~ A 0 - β«0 (β tpx ) v ln v dt
= 1 - Ξ΄aΜ
x Dimana βln v = ln (1+i) = πΏ
19
Μ
50 ) dengan menggunakan tabel mortalitas CSO 1941 dan tingkat bunga 6. Hitunglah 20V(A aktuaria 2,5% Jawab : i
Μ
x) t V(A
β (1 + 2) tVx
Μ
50 ) 20V(A
β (1 + 0,0125) 20V50 aΜ
= 1,0125 (1 β aΜ 70 ) 50
= 0,502164
BAB IV KESIMPULAN Tingkat kematian sesaat ππ₯ , dimana diasumsikan bahwa lx kontinu. Lalu yang dimaksud ππ₯ adalah tingkat kematian (peluang) pada saat tertentu yang amat pendek, sedangkan usia x adalah pecahan dan hubungannya dengan serta tingkat kematian ππ₯+π‘ . Anuitas kontinu maupun asuransi kontinu mempunyai rumus yang sepadan dengan bentuk diskrit, dimana untuk kontinu menggunakan integral dan diskrit menggunakan sigma. Secara umum cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak asuransi dalam waktu pertanggungan dan digunakan untuk membayar santunan sesuai dengan kesepakatan pada awal kontrak.
20
DAFTAR PUSTAKA CATARYA, Indra 1988. Buku Materi Pokok ASURANSI II STAT4334/3 SKS/Modul 1-9. Jakarta: Karunika, Universitas Terbuka.
21