Materi 10 Kelompok 6 (Aspek Teknik Proyek) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ASPEK TEKNIK PROYEK



Dosen Pengampu : Bpk. Okto Irianto,SE.,M.Si Dibuat Oleh Kelompok 2 : Hendrik Havivah William Pole Fatmawati Nurul Aeni Irma Rahmawati Anisa Mariyanti Imas Kurniasih Serlina Efrarda Y. Tokomonowir Paulina Poleng Hokeng Frelin M. Alyoha Warta Tunggal Anugrah



2019 6220 1023 2019 6220 1100 2019 6220 1050 2019 6220 1068 2019 6220 1041 2019 6220 1008 2018 6220 1068 2018 6220 1087 2018 6220 1121 2018 6220 1123



UNIVERSITAS NEGERI MUSAMUS MERAUKE FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN AKUNTANSI 2021



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ASPEK TEKNIK PROYEK” ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Kepada Yth. Bapak Okto Irianto SE.,M.Si.Ak, SE.,M.Ak. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Studi Kelayakan Bisnis kami ucapkan terima kasih atas segala waktu, ilmu, dan perhatian yang telah diberikan kepada kami dalam menyampaikan materi pembelajaran ini sehingga menambah wawasan bagi pembaca dan juga bagi penulis mengenai ASPEK TEKNIK PROYEK Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih memiliki kelemahan dan kekurangank dalam segi penulisan maupun penyusunan. Oleh karena itu kami menerima segala saran dan krtitik yang dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca, sekian dan terima kasih. Merauke, 12 juni 2021



                                                                     



Penulis



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2 BAB I............................................................................................................................................................3 PENDAHULUAN...........................................................................................................................................3 Rumusan Masalah...................................................................................................................................4 BAB II...........................................................................................................................................................4 PEMBAHASAN.............................................................................................................................................4 2.1. Aspek Teknis Produksi......................................................................................................................4 2.2. Proses Penentuan Lokasi Pabrik.......................................................................................................4 2.3. Alat Analisis Penentuan Lokasi Pabrik...............................................................................................6 2.4. Skala Produksi...................................................................................................................................7 2.5. Alat Analisis Penentuan Skala Produksi............................................................................................7 2.6 layaout pabrik....................................................................................................................................8 2.7. Alat Analisis Penentuan Layout Pabrik..............................................................................................9 2.8. Pemilihan Jenis Teknologi dan Peralatan..........................................................................................9 BAB III........................................................................................................................................................10 KESIMPULAN.............................................................................................................................................10 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................10



BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aspek teknis merupakan aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan pengoperasiaannya setelah proyek tersebut selesai dibangun. Berdasarkan analisa ini pula, dapat diketahui taksiran biaya investasi proyek tersebut. Hasil evaluasi aspek teknis seringkali tidak memberikan keputusan yang sifatnya baku atau mutlak. Karenanya, untuk menghindari pembiayaan yang tidak efektif, maka perlu memperhatikan pengalaman pendirian proyek yang sejenis yang menggunakan teknik dan teknologi serupa. Beberapa kendala dalam aspek teknis diantaranya: lokasi proyek yang menentukan efisiensi operasioanl proyek, skala operasi untuk mencapai tingkat skala ekonomis, pemilihan mesin dan peralatan, metodologi proses produksi serta layoutnya serta pertimbangan penggunaan teknologi yang tepat. Lokasi proyek sangat mempengaruhi efisiensi produksi. Pabrik yang lokasinya dekat dengan bahan mentah akan memakan biaya yang lebih murah dibandingkan jika jauh dari sumber bahan mentah. Skala operasi akan menentukan efektivitas penggunaan sumber daya produksi. Bila ternyata hasil analisa market share perusahaan kecil, maka skala operasi juga harus kecil untuk menghindari produk yang tidak terjual. Layout pabrik juga sangat menentukan efisiensi biaya perusahaan. Bila letak mesin produksi rangka mobil berjarak sangat jauh dengan mesin perakitannya, maka biaya produksinya akan lebih mahal karena adanya biaya pengiriman rangka dibandingkan jika mereka berada dalam satu lokasi. Begitupula dengan pemilihan teknologi dan peralatan yang tepat. Memilih teknologi terbarukan yang bisa senantiasa diupgrade akan lebih menghemat biaya jika dibandingkan harus menggunakan banyak tenaga kerja manusia. Khusus untuk penentuan lokasi proyek, skala produksi serta layout pabrik, maka analisanya menggunakan metode kuantitatif. Baik itu fokus kepada minimisasi biaya atau maksimalisasi profit, maka dalam pendirian proyek harus mempertimbangkan alternative yang paling tepat untuk memaksimumkan keuntungan perusahaan. Berangkat dari kepentingan tersebut, maka penyusun menyajikan makalah yang mengangkat mengenai aspek teknis pendirian proyek beserta alat analisanya.



Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas maka adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana proses penentuan lokasi pabrik serta alat analisisnya.



2. Bagaimana proses penentuan skala produksi serta alat analisisnya. 3. Bagaimana proses penentuan layout pabrik serta alat analisisnya. 4. Bagaimana proses penentuan jenis teknologi dan peralatan yang akan digunakan.



BAB II PEMBAHASAN 2.1. Aspek Teknis Produksi Aspek teknis produksi adalah aspek yang berhubungan dengan pembangunan dari proyek yang direncanakan, baik dilihat dari faktor lokasi, luas produksi, proses produksi, penggunaan teknologi maupun keadaan lingkungan yang berhubungan dengan proses produksi. Dalam menyusun studi kelayakan bisnis, aspek teknis perlu dipertimbangkan dengan dan diperhitungkan secara tepat dan benar karena kesalahan dalam menentukan aspek ini juga mengakibatkan perusahaan mengalami kegagalan. Banyak perusahaan yang telah jalan, namun aspek ini masih merupakan masalah yang memerlukan pemecahan karena kesalahan dalam memperhitungkan aspek teknis dengan tepat pada saat pendirian usaha, seperti tidak tepatnya lokasi perusahaan, terbatasnya bahan baku, besarnya ongkos angkut, tidak cocoknya teknologi yang digunakan, mahalnya biaya tenaga kerja dsb.



2.2. Proses Penentuan Lokasi Pabrik Lokasi proyek perusahaan industri mencakup dua pengertian yakni lokasi dan lahan pabrik serta lokasi untuk bukan pabrik. Pengertian kedua menunjuk pada lokasi untuk kegiatan yang secara langsung tidak berkaitan dengan proses produksi, yakni meliputi lokasi bangunan administrasi perkantoran dan pemasaran. Dalam suatu proyek dimungkinkan memerlukan dekat dengan sumber bahan mentah tetapi karenanya harus berjauhan dengan pasar yang dituju, tetapi tidak berarti bahwa persoalan demikian tidak dapat diselesaikan secara seksama. Pada industri barang konsumtif kecenderungan “bobot” variabel ini lebih diperhatikan. Demikian pula untuk perusahaan yang tidak berskala besar. Beberapa hal yang perlu didapat informasinya antara lain: daya beli konsumen, pesaing dan beberapa data lain yang cukup dalam uraian tentang analisa aspek pasar.



Variabel-variabel utama tersebut antara lain: 1. Ketersediaan bahan mentah Bila suatu peerusahaan membutuhkan bahan mentah yang besar dan karenanya bahan mentah merupakan komponen yang amat penting dari keseluruhan operasi perusahaan maka variabel ini merupakan variabel dominan dalam penentuan lokasi pabrik. Sehubungan dengan bahan mentah ini, beberapa hal yang perlu untuk didapat informasinya adalah: a. Jumlah kebutuhan bahan mentah satu periode dan selama usia investasi. b. Kelayakan harga bahan mentah, baik sekarang mapun masa yang akan datang. c. Kapasitas, kualitas dan kontinuitas sumber bahan mentah. d. Biaya pendahuluan sebelum bahan mentah diproses seperti pengangkutan dsb. Pendirian usaha yang dekat dengan bahan baku akan memiliki beberapa keunggulan, diantaranya supply bahan mentah dapat menjamin kontinuitas kegiatan usaha, ongkos angkut barang lebih murah, dan perluasan usaha lebih mudah dilakukan. Dilihat dari ongkos angkut bahan mentah yang diangkut jauh lebih besar daripada bahan jadi sebagai akibat proses produksi, lokasi usaha yang dekat dengan bahan baku lebih menguntungkan dalam jangka panjang. 2. Letak pasar yang dituju Seringkali terjadi perbedaan yang diametral antara “bobot” faktor ketersediaan bahan mentah dan letak pasar yang dituju, artinya suatu pabrik yang kadang-kadang 3. Tenaga listrik dan air Tenaga listrik yang telah ada seperti PLN biasanya biayanya lebih murah jika dibandingkan dengan membangun tenaga listrik sendiri. Jika di lokasi proyek tidak tersedia fasilitas listrik, maka diusahakan lokasi proyek yang didirikan dekat dengan potensi pembangkit tenaga listrik seperti adanya air terjun, sungai dsb. Untuk jenis industri hulu, misalnya industri baja, aluminium, ataupun semen, keperluan akan pembangkit tenaga, khususnya tenaga listrik amat mutlak diperlukan. Demikian pula dengan air, jika proyek tersebut memerlukan air untuk mendukung proses produksi maka harus didirikan dekat dengan sumber air. 4. Supply tenaga kerja Tersedianya tenaga kerja, baik untuk tenaga kerja terdidik maupun terlatih akan berpengaruh terhadap biaya produksi yang ditanggung perusahaan. Dapat dijumpai misalnya pendirian perusahaan rokok, perusahaan pengelolaan tembakau disamping pertimbangan bahwa bahan mentah; pertimbangan jumlah, kualitas dan biaya tenaga kerja merupakan perhatian pertama. Apabila usaha yang didirikan membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah yang relatif besar (padat karya) sebaiknya lokasi usaha didirikan dekat dengan pemukiman penduduk. Demikian pula jika usaha yang membutuhkan keahlian penduduk setempat, seperti kerajinan kayu, kerajinan ukir, kerajinan logam dsb. Supply tenaga kerja yang cukup bagi usaha padat karya pada umumnya merupakan faktor yang perlu mendapat perhatian walaupun kualitas dan komposisi tenaga kerja yang tersedia juga amat diperlukan. 5. Fasilitas transportasi Fasilitas transportasi ini berkaitan erat dengan pertimbangan bahan mentah dan pertimbangan pasar. Jika lokasi mendekati sumber bahan mentah dan petimbangan



pasar. Jika lokasi mendekati sumber bahan mentah, maka fasilitas transportasi terutama diperhitungkan dalam kaitannya dengan ongkos transportasi menuju pasar dengan tidak berarti tidak diperhitungkan biaya transportasi dari umber bahan mentah ke lokasi pabrik, demikian pula sebaliknya. Disamping kelima variabel utama diatas, terdapat beberapa variabel sekunder yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi pabrik diantaranya: 1. Hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia, maupun di tingkat lokal. 2. Iklim dan keadaan tanah. 3. Budaya dari masyarakat sekitar. 4. Rencana masa depan perusahaan (ekspansi). Setelah keseluruhan variabel utama dan variabel sekunder diketahui maka barulah dapat dilakukan pengambilan keputusan pada lokasi mana proyek hendak didirikan.



2.3. Alat Analisis Penentuan Lokasi Pabrik Penentuan lokasi yang tepat akan meminimumkan biaya baik itu biaya invesatsi maupun biaya eksploitasi. Pada sektor bisnis jasa, perbankan, pusat pelayanan masyarakat, penentuan Metode ini mendasarkan diri pada penilaian oleh tim yang dibentuk khusus untuk keperluan ini, terhadap faktor-faktor yang dipertimbangkan dari berbagai alternatif lokasi yang tersedia. Tentu saja penilaian terhadap faktor yang berpengaruh bersifat subyektif, tetapi karena sudah dilakukan oleh tim yang terdiri dari beberapa orang akan dapat mengurangi sifat subyektif tersebut. Misalnya tersedia 3 alternatif lokasi yakni Surabaya, Surakarta dan Semarang. Faktor-faktor yang mendapat pertimbangan adalah ketersediaan bahan mentah, supply tenaga kerja dan fasilitas transportasi. 2. Metode Transportasi Metode ini pada dasarnya merupakan teknik riset operasi dan lebih khusus merupakan persoalan linear programming. Prinsip “trial and error” dengan menggunakan aturan tertentu akan dapat mengetahui pada lokasi mana tercapainya minimisasi biaya. Diantara jenis metode in adalah metode sudut kiri atas (north west corner atau steping stone method), MODI (Modified Distribution Method) dan VAM (Vogel’s Approximation Method). Metode ini terutama digunakan apabila perusahaan memiliki beberapa pabrik dan beberapa gudang bermaksud menambah kapasitas satu pabriknya, atau relokasi pelayanan dari setiap pabrik atau penambahan pabrik atau gudang baru. 3. Metode Analisis Biaya Konep pembedaan biaya dalam biaya tetap dan biaya variabel dapat dilakukan utnuk membantu pemilihan lokasi. Dengan konsep ini dapat disusun hubungan persamaan untuk masing-masing alternatif lokasi antara biaya yang ditanggung oleh masing-masing lokasi tsb dengan volume produksi yang diinginkan



2.4. Skala Produksi Luas produksi adalah jumlah produk yang seharusnya diproduksi untuk mencapai keuntungan optimal. Pengertian ini berbeda dengan pengertian luas perusahaan, yakni luas produksi hanyalah salah satu alat ukur dari luas perusahaan. Pengertian kata “seharusnya” dan “keuntungan yang optimal”, mengandung maksud untuk mengombinasikan faktor eksternal perusahaan dan faktor internal perusahaan. Faktor eksternal disini adalah market share yang mungkin diraih dan faktor internal adalah usahausaha pemasaran yang akan dilakukan serta variabel-variabel teknik yang berkaitan langsung dengan “proses produksi”. Pada perusahaan yang menghasilkan berbagai macam produk dan berproduksi untuk pasar, penentuan luas produksi sangat penting. Sedangkan untuk perusahaan yang jenis produksinya telah terbakukan karena mesin dan peralatan yang dimiliki, serta berproduksi berdasarkan pesanan, penentuan luas produksi kurang begitu penting. Dari pengertian ini, luas produksi dapat juga berarti penentuan kombinasi dari berbagai macam produk



dihasilkan untuk mencapai keuntungan yang optimal, jika perusahaan menghasilkan lebih dari satu macam produk. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam penentuan luas produksi adalah sbb: 1. Batasan permintaan, yang diketahui dengan analisa market share. 2. Batas kapasitas teknis atau kapasitas ekonomis dari penggunaan mesin-mesin. 3. Jumlah dan kemampuan tenaga kerja dalam proses produksi. 4. Kemampuan financial dan manajemen. 5. Kemungkinan perubahan teknologi di masa yang akan datang.



2.5. Alat Analisis Penentuan Skala Produksi Secara sederhana, luas produksi ditentukan oleh kemungkinan market share yang dapat diraih dengan mempertimbangkan kapasitas teknis dan peralatan yang dimiliki. Namun demikian, terdapat beberapa metode yang digunakan dalam penentuan luas produksi yang optimal, diantaranya: 1. Pendekatan konsep Marginal Cost dan Marginal Revenue Pada pedekatan ini, luas produksi optimal tercapai pada saat MC sama dengan MR 2. Pendekatan Break Event Point Luas produksi minimal terletak pada luas produksi yang pada saat itu perusahaan tidak mengalami laba atau rugi, atau dalam masa percobaan laus produksi minimal berada pada titik BEP tunai, yaitu titik break event yang hanya memeprhatikan biaya tetap tunai dalam perhitungannya. Pada tahapan analisa berikutnya luas produksi akan menguntungkan pemilik modal sendiri dapat diketahui dengan menggabungkan analisa BEP dengan analisa



financial leverage. 3. Metode Linear Programming Metode ini digunakan jika produk yang dihasilkan lebih dari satu jenis. Jika produk yang dihasilkan terdiri atas maka digunakan pendekatan grafik dan untuk produklebih dari dua jenis digunakan dengan metode simplex.



2.6 layaout pabrik Layout merupakan keseluruhan proses penentuan “bentuk” dan penempatan fasilitas-fasiitas yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan demikian pengertian layout mencakup layout site (layout lahan lokasi proyek), layout pabrik, layout bangunan bukan pabrik dan fasilitasfasilitasnya. Dikenal dua tipe layout pabrik, yaitu layout fungsional (layout process) dan layout produk (layout garis). Dalam layout fungsional mesin dan peralatan yang mempunyai fungsi yang sama dikelompokkan dan ditempatkan dalam suatu ruang/tempat tertentu. Layout ini digunakan oleh perusahaan yang berproduksi secara pesanan atau lazim disebut perusahaan dengan proses produksi intermitten. Pada layout garis, mesin dan peraltan disusun berdasarkan urutan dari operasi proses pembuatan produk. Dengan demikian dalam layout ini tidak terdapat arus balik jika suatu aliran pembuatan barang telah sampai pada tahap tertentu. Layout ini sering digunakan dalam perusahaan yang berproduksi untuk pasar (high mass production). Dari dua kemungkinan model layout tersebut menunjukkan bahwa layout pabrik menyesuaikan pada sifat proses produksi yang direncanakan untuk proyek tersebut. Kriteria yang dapat digunakan untuk evaluasi layout pabrik antara lain. 1. Adanya konsistensi dengan teknologi produksi. 2. Adanya arus produk dalam proses yang lancar dari satu proses ke proses lain. 3. Penggunaan ruangan yang optimal. 4. Terdapat kemungkinan untuk dengan mudah melakukan penyesuaian maupun untuk ekspansi. 5. Meminimisasi biaya produksi dan memberikan jaminan yang cukup untuk keselamatan tenaga kerja. Sedangkan pertimbangan umum lain yang dapat digunakan khususnya untuk layout site adalah 1. Diusahakan layout mempunyai arus yang searah atau setidaknya mengurangi arus penyilangan. 2. Departemen pembantu, workshop hendaknya disituasikan secara fungsional terhadap bangunan pabrik utama.



2.7. Alat Analisis Penentuan Layout Pabrik Disamping dua model layout diatas, terdapat dua model layout lain yaitu layout kelompok (group layout) dan layout posisi tetap (fixed position layout). Layout kelompok memisahkan area dan kelompok mesin yang memproduksi “keluarga” komponen-komponen yang membutuhkan proses produksi sejensi. Setiap komponen diselesaikan di dalam area spesialisasi tersebut dengan keseluruhan mesin yang telah diatur berrurutan di dalam area tsb.



Layout posisi tetap yakni meletakkan dalam satu tempat yang tetap dari produk yang hendak dibuat, dan alat-alat serta komponen lain yang diperlukan untuk proses produksi dibawa kedalam tempat proses produksi tersebut dengan sama sekali tidak pernah memindah barang yang sedang dalam proses. Layout seperti ini sering digunakan untuk memproduksi barang yang besar dan kompleks, seperti mesin pabrik, turbin, pesawat terbang dsb. Dua metode yang dapat digunakan dalam membantu penyusunan layout ini adalah metode computer seperti CRAFT (Computerized Relative Allocation of Facilities Technique) da metode Travel Chart.



2.8. Pemilihan Jenis Teknologi dan Peralatan Biasanya suatu produk tertentu dapat diproses dengan lebih dari satu cara, misalnya semen dapat diproses secara basah atau kering, karenanya teknologi yang dipilih harus ditentukan secara spesifik. Patokan umum yang dapat digunakan dalam pemilihan jenis teknologi adalah seberapa jauh derajat mekanisasi yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang diharapkan, disamping criteria yang lain yakni 1. Ketepatan jenis teknologi dengan bahan mentah yang digunakan. 2. Keberhasilan penggunaan jenis teknologi tsb di tempat lain yang memiliki karakter serupa dengan lokasi proyek. 3. Kemampuan pengetahuan masyraakat setempat (tenaga kerja) dan kemungkinan pengembangannya serta kemungkinan penggunaan tenaga kerja asing. 4. Pertimbangan kemungkinan adanya teknologi lanjutan sebagai salinan teknologi yang akan dipilih karena keusangan. Disamping kriteria diatas, dewasa ini seringkali digunakan istilah teknologi tepat, yang dalam hal ini dapat digunakan kriteria tentang penggunaan potensi ekonomi lokal dan keseuaian dengan kondisi sosial budaya setempat, yang secara detail berupa antara lain penggunaan bahan mentah lokal, tenaga lokal, apakah produk yang akan dihasilkan memenuhi kebutuhan dasar, apakah teknologi tsb mampu menjaga keseimbangan ekologi dan keharmonisan dengan kondisi sosial budaya setempat dan lain-lain. Disamping pemilihan jenis teknologi yang nantinya berwujud pada proses mekanisasi yang digunakan, juga perlu diperhatikan pemilihan peralatan yang tepat. Pemilihan peralatan ini dipengaruhi oleh proses produksi yang dipilih, derajat mekanisasi dan luas produksi yang ditetapkan. Dalam hal ini terdapat dua langkah yang perlu diperhatikan yakni pemilihan tipe peralatan dan pemilihan tipe peralatan yang dipilih diantara pilihan yang tersedia. Juga perlu diperhatikan tipe perlatan untuk instalasi dan operasi serta peralatan pembantu.



BAB III KESIMPULAN Analisa dan evaluasi aspek teknis dilakukan setelah evaluasi aspek pasar menunjukkan adanya kesempatan pemasaran yang memadai untuk jangka panjang waktu yang relatif panjang. Beberapa pertanyaan utama yang diajukan dalam aspek ini adalah tentang penentuan lokasi dan lahan proyek, luas produksi, layout dan pemilihan jenis teknologi dan peralatan yang diperlukan. Dari analisis kualitatif yang acap kali diajukan oleh manajemen, maka terdapat pula analisis kuantitatif yang dapat digunakan dalam penentuan lokasi proyek seperti metode penilaian alternatif lokasi, metode transportasi, dan metode analisis biaya. Untuk membantu pengambilan keputusan luas produksi dapat digunakan pendekatan biaya marginal dan penghasilan marginal, analisis Break Event Point dan metode linear programming. Terdapat dua model layout selain ayout fungsional dan layout garis, yakni layout kelompok dan layout posisi tetap. Dua metode ini dapat digunakan dengan metode CRAFT dan metode Travel Chart.



DAFTAR PUSTAKA Husnan, Suad dan Suwarsono Muhammad. 2010. Studi Kelayakan Proyek Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Ibrahim, H.M. Yacob. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Rineka Cipta.