Materi Ajar LKPD [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Materi PAI Kelas VII Semua Bersih, Hidup Jadi Nyaman Semua bersih, hidup jadi nyaman sangat penting untuk kita ketahui, entah yang bersifat spontanitas maupun ilmiah. Kita dari semenjak TK telah diajarkan bagaimana agar kita selalu bersih, karena kebersihan adalah sebagian dari iman, sehingga hidup menjadi nyaman. 1. Renungkanlah “Kebersihan itu sebagian dari iman.” (H.R. Muslim). Hadis tersebut menegaskan betapa pentingnya kebersihan bagi orang yang beriman. Kebersihan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan sehari-hari. Tidak akan terwujud kenyamanan tanpa adanya kebersihan. Kebersihan di sini meliputi: diri sendiri, pakaian, lingkungan, dan yang lainnya. Islam menaruh perhatian sangat tinggi pada masalah kebersihan atau kesucian, baik kebersihan dari najis maupun kebersihan dari hadas. 2. Ingin Tahu tentang Taharah Taharah artinya bersuci dari najis dan hadas. Najis adalah kotoran yang menjadi sebab terhalangnya seseorang untuk beribadah kepada Allah Swt. sedangkan hadas adalah keadaan tidak suci pada diri seorang muslim yang menyebabkan ia tidak boleh salat , tawaf, dan lain sebagainya.



Semua harus dibersihkan, termasuk badan, pakaian, tempat dan lingkungan yang menjadi tempat segala aktivitas kita. Lebih-lebih tempat yang kita gunakan untuk melaksanakan ibadah Salat. Taharah meliputi 2 hal : Yaitu: taharah dari najis dan taharah dari hadas. a. Taharah dari najis maksudnya adalah membersihkan sesuatu dari najis. Ada tiga macam najis, yaitu najis mukhaffafah, najis Mutawassitah, dan najis mugaladah. 1) Najis mukhaffafah adalah najis yang ringan, seperti air seni bayi laki-laki yang belum berumur dua tahun dan belum makan apapun kecuali air susu ibu. Cara menyucikannya sangat mudah, cukup dengan memercikkan atau mengusapkan air yang suci pada permukaan yang terkena najis.



2) Najis Mutawassitah adalah najis pertengahan. Contoh najis jenis ini adalah darah, nanah, air seni, tinja, bangkai binatang, dan sebagainya. Najis jenis ini ada dua macam, yaitu najis hukmiyyah dan najis ‘aniyyah. Najis hukmiyyah diyakini adanya tetapi tidak nyata wujudnya (zatnya), bau dan rasanya. Cara menyucikannya adalah cukup



dengan



mengalirkan



air



pada



benda



yang



terkena najis.



Sedangkan najis adalah najis yang tampak wujudnya (zat-nya) dan bisa diketahui melalui bau maupun rasanya. Cara menyucikannya adalah dengan menghilangkan zat, rasa, warna, dan baunya dengan menggunakan air yang suci. 3) Najis mugaladah adalah najis yang berat. Najis ini bersumber dari anjing dan babi. ara menyucikkannya melalui beberapa tahap, yaitu dengan membasuh sebanyak tujuh kali. Satu kali diantaranya menggunakan air yang dicampur dengan tanah. b. Penyebab hadas kecil Kita terkena hadas kecil apabila mengalami/melakukan salah satu dari 4 hal, yaitu: 1. keluar sesuatu dari qubul (kemaluan) dan dubur, 2. hilang akal (contoh tidur), 3. bersentuhan kulit antara laki-laki dan perempuan yang bukan mukhrim, dan 4. menyentuh qubul (kemaluan) dan dubur dengan telapak tangan. Cara menyucikan hadas kecil dengan ber-wudhu. Apabila tidak ada air atau karena sesuatu hal, maka bisa dengan tayammum. c. Penyebab hadas besar Kita terkena hadas besar apabila mengalami/melakukan salah satu dari enam perkara, yaitu: 1. berhubungan suami istri (setubuh), 2. keluar mani, 3. haid (menstruasi) 4. melahirkan, 5. nifas, 6. meninggal dunia. a) Cara menyucikannya adalah dengan mandi wajib, yaitu membasahi seluruh tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki. Apabila tidak ada air atau karena sesuatu hal, maka bisa dengan tayammum. b) Perempuan mengalami peristiwa khusus yang tidak dialami oleh seorang laki-laki. Seorang perempuan mengalami peristiwa haid, nifas, dan terkadang istihadah. Darah yang keluar dari rahim perempuan ada beberapa macam. Ada yang dinamakan haid, nifas, dan istihadah.



1) Pertama darah haid, yaitu darah yang keluar pada perempuan saat kondisi sehat. Adapun ciri-ciri secara umum adalah kental, hangat, baunya kurang sedap, hitam, merah tua, kemudian berangsur-angsur menjadi semakin bening. Sebagian perempuan ada yang sudah mengalami haid saat mulai berumur 9 tahun. Namun, rata-rata mereka mengalaminya pada usia belasan tahun. Masa haid minimal adalah sehari semalam, biasanya 6 atau 7 hari, dan paling lama adalah 15 hari. Kalau setelah 15 hari darah masih terus keluar, maka darah itu merupakan darah istihadah (penyakit). Perlu diingat bahwa perempuan yang sedang haid tidak



boleh



melaksanakan Salat,



puasa,



membaca



dan



menyentuh/memegang al-Qur’an, Thawaf, berdiam diri di masjid, berhubungan suami istri, dan cerai dari suami. 2) Kedua darah nifas, yaitu darah yang keluar sesudah melahirkan, setelah kosongnya rahim dari kehamilan, meskipun hanya segumpal darah. Sedikit atau banyaknya darah nifas juga bervariasi. Ada yang hanya satu tetes, keluar sehari, atau dua hari. Rata-rata perempuan mengeluarkan darah nifas selama 40-an hari dan paling lama 60 hari. Adapun cara mandi wajib untuk perempuan yang nifas sama sebagaimana mandinya haid. 3) Ketiga



darah istihadah,



yaitu



darah



yang



keluar



tidak



pada



hari-



hari haid dan nifas karena suatu penyakit. Darah istihadah ada empat macam yaitu: 1. keluar kurang dari masa haid; 2. keluar lebih dari masa haid; 3. keluar sebelum usia haid atau setelah masa menopause; 4. keluar lebih lama dari maksimal masa nifas. Seorang perempuan yang mengeluarkan darah istihadah tetap harus melaksanakan kewajiban salat dan puasa. Apabila hendak £alat maka bersihkan darah itu, pakailah pembalut, kemudian ambillah air wudu. 3. Bagaimana Cara Taharah? Tata



cara Taharah dari najis sudah



dijelaskan



di



awal



bab



ini,



sedangkan



tata



cara Taharah dari hadas meliputi: mandi wajib, wudu dan tayammum. Adapun sarana yang dapat digunakan untuk Taharah, yakni: air, debu, dan batu. Pada umumnya, orang bersuci menggunakan air. Adapun air yang bisa dipakai untuk bersuci adalah air yang suci sekaligus menyucikan. Air jenis ini merupakan air yang bersumber dari alam, baik yang keluar dari bumi maupun yang turun dari langit, seperti air sumur, air sungai,



air



hujan,



air



laut,



air



danau,



air



embun,



air



salju,



dan



sebagainya.



tata



cara Taharah dari hadas. a. Mandi Wajib Mandi wajib adalah mandi untuk menghilangkan hadas besar. Sering disebut juga mandi janabat/junub. Adapun cara mandi wajib adalah sebagai berikut. 1. Niat mandi untuk menghilangkan hadas besar. Jika dilafalkan maka bacaannya sebagai berikut: “Saya niat mandi menghilangkan hadas besar karena Allah ta’ala.” 2. Menghilangkan najis apabila terdapat di badannya seperti bekas tetesan darah. 3. Membasahi seluruh tubuh mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. mencuci kedua tangan sebelum dimasukkan ke dalam bejana, ber-wudu terlebih dahulu, mendahulukan yang kanan dari yang kiri, menggosok tubuh, dan sebagainya. b. Wudhu Wudu adalah cara bersuci untuk menghilangkan hadas kecil. Adapun tata cara wudu adalah sebagai berikut. 1. Niat dalam hati ika dilafalkan maka bacaannya sebagai berikut: “Saya niat wudu menghilangkan hadas kecil karena Allah ta’ala ” 2. Disunahkan mencuci kedua telapak tangan, berkumur-kumur, dan membersihkan lubang hidung. 3. Membasuh muka. 4. Membasuh kedua tangan sampai siku. 5. Mengusap kepala. 6. Disunahkan membasuh telinga. 7. Membasuh kaki sampai mata kaki. 8. Tertib (dilakukan secara berurutan). 9. Berdoa setelah wudu. c. Tayamum Tayammum adalah pengganti wu«u atau mandi wajib. Hal ini dilakukan sebagai rukhsah (keringanan) untuk orang yang tidak dapat memakai air karena beberapa halangan (‘uzur). Suatu ketika, kita sedang memiliki hadas kecil atau besar. Sementara kita harus segera £alat. Namun, pada saat itu tidak tersedia air atau tidak bisa menggunakan air karena sesuatu hal. Nah, solusinya adalah tayammum dengan menggunakan debu yang suci.



Cara ini boleh dilakukan jika: a. Tidak ada air dan telah berusaha mencarinya. b. Berhalangan menggunakan air, misalnya karena sakit. c. Telah masuk waktu salat . Ber-tayammum itu mudah, caranya adalah sebagai berikut. 1. Niat (untuk dibolehkan mengerjakan (salat). ‫ض ِهللِ تَعَالَى‬ ً ‫صالَةِ فَ ْر‬ َّ ‫ن ََويْتُ التَّيَ ُّم َم ِال ْستِبَا َح ِة ال‬ “Aku niat bertayammum untuk dapat mengerjakan Salat, karena Allah ta’ala ” 2. Mengusap muka dengan tanah (debu yang suci). 3. Mengusap tangan kanan hingga siku-siku dengan debu. 4. Mengusap tangan kiri hingga siku-siku dengan debu



d. Hikmah Taharah 1. Orang yang hidup bersih akan terhindar dari segala macam penyakit karena kebanyakan sumber penyakit berasal dari kuman dan kotoran. 2. Rasulullah saw. bersabda bahwa orang yang selalu menjaga wu«u akan bersinar wajahnya kelak saat dibangkitkan dari kubur. 3. Dapat dijadikan sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt. 4. Rasulullah saw. menegaskan bahwa kebersihan itu sebagian dari iman dan ada ungkapan bijak pula yang mengatakan ”kebersihan pangkal kesehatan”. 5. Kebersihan akan membuat kita menjalani hidup dengan lebih nyaman.



LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK



KELAS VII SEMESTER GANJIL



SEMUA BERSIH HIDUP MENJADI NYAMAN NAMA



=



KELOMPOK



=



KELAS



=



HARI/TANGGAL



=



ALOKASI WAKTU



= 60 Menit



Menerapkan Bersuci Dari Najis dan Hadas Dalam Kehidupan sehari-hari



A. Petunjuk Belajar 1. Baca dan pahami LKPD berikut ini dengan seksama. 2. Selidiki cara penyelesaian mengenai aktivitas serta permasalahn – permasalahan yang disajikan dalam LKPD ini kemudian tuliskan hasil diskusi pada tempat yang disediakan. 3. Diskusikan hasil pekerjaan dengan kelompok masing – masing. 4. Jika terdapat masalah yang tidak dapat diselesaikandengan diskusi kelompok, tanyakan pada guru. B. Kompetensi Dasar 3.7 Memahami ketentuan bersuci dari najis hadas berdasarkan ketentuansyari’at Islam. C. Indikator 3.7.1 Menunjukkan cara bersuci dari najis dan hadas dalam kehidupan sehari-hari 3.7.2 Menyebutkan pengertian thaharah najis dan hadas serta jenis-jenisnya B. Tugas dan Langkah Kerja : 1. Cermati materi di atas ! 2. Pelajari tentang Thaharah, Bersuci dari Najis dan Hadas dalam Kehidupan sehari-hari di buku siswa halaman 30 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti penerbit Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia revisi 2017! 3. Perhatikan tayangan yang disampaikan guru! 4. Kerjakan soal berikut secara berkelompok !



A. Pilihan Ganda Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D! 1. Taharah mengajarkan kepada kita agar selalu hidup... A. sederhana B. damai C. bersih D. tenang 2. Menyapu muka dan kedua tangan sampai siku dengan tanah suci sebagai pengganti wu«u atau mandi adalah... A. taharah B. mandi wajib C. istinja’ D. tayammum



3. Tujuan tayammum adalah untuk menghilangkan... A. hadas kecil B. hadas besar C. hadas kecil dan hadas besar D. najis 4. Orang yang melakukan tayammum adalah orang yang... A. sedang dalam berpergian B. sedang sakit sehingga tidak boleh kena air C. sedang sibuk kerja dan tak sempat mencari air D. sedang di atas kendaraan 5. Berikut ini yang termasuk rukun tayammum adalah... A. niat B. membasuh kaki C. mengusap kepala D. membasuh telinga 6. Salah satu yang membatalkan tayammum adalah... A. makan dan minum sebelum salat B. berselisih paham dengan teman C. semua yang membatalkan wudu D. melihat maksiat sebelum salat 7. Apabila berhalangan untuk menggunakan air, mandi untuk menghilangkan hadas besar diganti dengan... A. mandi biasa B. tayammum C. ber-wudu D. mandi keramas 8. Penyebab seseorang melakukan mandi besar adalah... A. buang angin B. buang air kecil C. menyentuh alat kelamin D. mengeluarkan air mani 9. Berikut ini hal-hal yang dibolehkan bagi perempuan yang sedang haid, kecuali... A. berpuasa B. mendengarkan ceramah C. zikir dan beristighfar D. mendengar azan



10. Apabila tidak terdapat air, maka bersuci untuk menghilangkan hadas kecil maupun besar cukup dengan tayammum, yaitu... A. mengusap muka dan telinga dengan debu B. membasuh muka dan tangan dengan air C. mengusap muka dan kaki dengan debu D. mengusap muka dan tangan dengan debu B. Uraian Jawablah soal berikut ini sesuai dengan pernyataan! 1. Mengapa taharah itu penting? 2. Jelaskan perbedaan antara hadas dan najis! 3. Sebutkan macam-macam najis dan beri contohnya! 4. Sebutkan hal-hal yang menyebabkan orang itu berhadas besar! 5. Mengapa perempuan yang sedang haid tidak boleh melaksanakan shalat dan puasa? 6. Jelaskan tata cara tayammum! 7. Sebutkan tata cara wudu yang benar! 8. Sebutkan air yang suci dan menyucikan! 9. Apa yang dimaksud istinja! 10. Jelaskan alasan diwajibkannya mandi! SOAL Pilihan ganda Uraian



SKOR 1 2



NILAI Jumlah Skor X 10 Jumlah Skor X 5



INTRUMEN PENILAIAN A. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan



1. Penilaian Sikap a. Observasi Penilaian sikap dilakukan dengan menggunakan teknik observasi oleh guru mata pelajaran (selama proses pembelajaran pada jam pelajaran), guru bimbingan konseling (BK), dan wali kelas (selama siswa di luar jam pelajaran) yang ditulis dalam buku jurnal (yang selanjutnya disebut jurnal). Nama Sekolah : UPTD SMP Negeri 10 Kotabumi Kelas/Semester : VII / Ganjil Tahun Pelajaran : 2021 / 2022



No.



Waktu



Nama Siswa



1.



Abbel



2.



Alfin



3.



Andhika



4.



Andini



Catatan Perilaku



Butir Sikap



Keterangan (Spiritual/Sosial)



Dst b. Penilaian diri 1. Petunjuk: Isilah kolom di bawah ini dengan menyebutkan contoh hadas kecil atau hadas besar dan cara menyucikannya. Nama :................................................. Kelas :................................................. Semester :.................................................



No. 1. 2. 3. 4. 5.



Peristiwa yang terjadi



Jenis hadas



Cara menyucikannya



2. Petunjuk: Isilah kolom di bawah ini dengan menyebutkan contoh najis caramenyucikannya. Nama :................................................. Kelas :................................................. Semester :................................................. No.



Peristiwa yang terjadi



Jenis hadas



Cara menyucikannya



1. 2. 3. 4. 5. Hasil penilaian diri perlu ditindaklanjuti oleh guru dengan melakukan fasilitasi terhadap siswa yang belum menunjukkan sikap yang diharapkan. 2. Penilaian Pengetahuan Kolom “Ayo, Berlatih” a. Kolom Pilihan ganda ; Jumlah jawaban benar x 1 (maksimal 10 x 1 = 10) b. Uraian: Rubrik Penilaian No.Soal Rubrik penilaian



Skor



1.



a. Jika peserta didik dapat menuliskan tentang pentingnya 6 bersuci lengkap dan sempurna, skor 6. b. Jika peserta didik dapat menuliskan tentang pentingnya bersuci lengkap, skor 4. c. Jika peserta didik dapat menuliskan tentang pentingnya bersuci tidak lengkap, skor 2.



2.



a. Jika peserta didik dapat menuliskan perbedaan hadas 10 dan najis dengan benar, skor 10. b. Jika peserta didik dapat menuliskan perbedaan hadas dan najis kurang benar, skor 5.



3.



a. Jika peserta didik dapat menuliskan tiga macam najis 6 dan cara membersihkannya, skor 6. b. Jika peserta didik dapat menuliskan dua macam najis dan caramembersihkannya, skor 4. c. Jika peserta didik dapat menuliskan satu macam najis dan caramembersihkannya, skor 2.



4.



a. Jika peserta didik dapat menuliskan lima-enam macam 6 penyebab hadas besar, skor 6. b. Jika peserta didik dapat menuliskan tiga-empat macam penyebab hadas besar, skor 4. c. Jika peserta didik dapat menuliskan satu-dua macam penyebab hadas besar, skor 2.



5.



a. Jika peserta didik dapat menuliskan alasan perempuan 6 yang sedang haid tidak boleh melaksanakan shalat dan puasa dengan benar, skor6. b. Jika peserta didik dapat menuliskan alasan perempuan yang sedang haid tidak boleh melaksanakan shalat dan puasa kurang lengkap, skor3.



6.



a. Jika peserta didik dapat menuliskan tata cara tayamum, 10 skor 6. b. Jika peserta didik dapat menuliskan tata cara tayamum kurang lengkap, skor 3.



7.



a. Jika peserta didik dapat menuliskan tata cara wudhu’ 10 lengkap dansempurna, skor 10. b. Jika peserta didik dapat menuliskan tata cara wudhu kurang lengkap,skor 5.



8.



a. Jika peserta didik dapat menuliskan lima-enam contoh 15 air yang sucidan menyucikan, skor 15. b. Jika peserta didik dapat menuliskan tiga-empat contoh air yang sucidan menyucikan, skor 10. c. Jika peserta didik dapat menuliskan satu-dua contoh air yang sucidan menyucikan, skor 5.



9.



a. Jika peserta didik dapat menuliskan istinja’ dengan 10 benar, skor 10. b. Jika peserta didik dapat menuliskan istinja’ kurang lengkap, skor 5.



10.



a. Jika peserta didik dapat menuliskan lima-enam alasan 9 diwajibkannyamandi , skor 9. b. Jika peserta didik dapat menuliskan tiga-empat alasan diwajibkannyamandi, skor 6. c. Jika peserta didik dapat menuliskan satu-dua alasan diwajibkannyamandi, skor 3. Jumlah skor



Nilai :Jumlah Nilai PG + Uraian x 100 100



84



c. Tugas Skor Penilaian : 1) Tugas individu a) Jika peserta didik dapat mengumpulkan tugasnya tepat pada waktu yang ditentukan dan perilaku yang diamati serta alasanya benar, skor 100. b) Jika peserta didik dapat mengumpulkan tugasnya setelah waktu yang ditentukan dan perilaku yang diamati serta alasanya benar, skor 90. c) Jika peserta didik dapat mengumpulkan tugasnya setelah waktu yang ditentukan dan perilaku yang diamati serta alasanya sedikit ada kekurangan, skor 80. 2) Tugas kelompok a) Jika peserta didik dapat menuliskan/mempresentasikan cerita atau kejadian nyata tentang tata cara mensucikan najis dan hadas dengan sempurna, skor 100 b) Jika peserta didik dapat menuliskan/mempresentasikan cerita atau kejadian nyata tentang tata cara mensucikan najis dan hadas kurang sempurna, skor 90. c) Jika peserta didik dapat menuliskan/mempresentasikan cerita atau kejadian nyata tentang tata cara mensucikan najis dan hadas masih ada kesalahan, skor 80. Nilai= Nilai tugas individu + kelompok : 2 3. Penilaian Keterampilan Unjuk kerja dalam bermain peran. No.



Nama Didik



Aspek yang Peserta dinilai 1



1.



Abel



2.



Alfin



3.



Andhika



2



3



Skor Nilai Maks



Dst Keterangan: T : Tuntas mencapai nilai ....( disesuaikan dengan nilai KKM ) TT : Tidak Tuntas jika nilai yang diperoleh kurang dari nilai KKM R : Remedial P : Pengayaan



Ketuntasan



Tindak Lanjut



T



R



TT



P



Aspek dan rubrik penilaian 1) Kejelasan dan kedalaman informasi a) Jika kelompok tersebut dapat memberikan kejelasan dan kedalaman informasi lengkap dan sempurna, skor 30. b) Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman informasi lengkap dan kurang sempurna, skor 20. c) Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman informasi kurang lengkap, skor 10. 2) Penghayatan yang diperankan. a) Jika kelompok tersebut berperan sangat aktif dalam diskusi skor 30 b) Jika Jika kelompok tersebut berperan aktif dalam diskusi skor 20. c) Jika kelompok tersebut kurang aktif dalam diskusi skor 10. 3) Kerja sama a) Jika kelompok tersebut dapat bekerja sama dengan sangat baik, skor 40. b) Jika kelompok tersebut dapat bekerja sama dengan baik, skor 30. c) Jika kelompok tersebut kerja samanya kurang baik, skor 20. d) Jika kelompok tersebut kerja samanya tidak baik, skor 10



Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning yang menuntun peserta didik untuk mengamati (membaca) permasalahan, menuliskan penyelesaian dan mempresentasikan hasilnya di depan kelas, Selama dan setelah mengikuti proses pembelajaran ini diharapkan: KD 1.7 Spiritual Peserta didik dapat berperilaku mengimani bahwa Allah Maha Mengetahui, Maha Waspada, Maha Mendengar, dan Maha Melihat dengan baik. (A5) KD 2.7 Sosial Peserta didik dapat menunjukkan perilaku hidup bersih sebagai wujud ketentuan bersuci dari hadas besar berdasarkan ketentuan syari’at Islam dalam kehidupan sehari-hari. (A5) KD 3.7 Pengetahuan Peserta didik dapat merumuskan ketentuan bersuci dari hadas kecil dan hadas besar dengan tepat. (C6) Peserta didik dapat menampilkan tata cara bersuci dari hadas kecil dan hadas besar dengan benar. (C6) KD 4.7 Keterampilan Peserta didik dapat merumuskan tata cara bersuci dari hadas kecil dan hadas besar berdasarkan syariat Islam dengan benar. (P4) Peserta didik dapat mendesign praktik bersuci dari hadas kecil dan hadas besar dalam kehidupan sehari-hari dengan benar. (P5)



THAHARAH (BERSUCI)



Pengertian Thaharah  Thaharah (ٌ‫ارة‬ َ ‫ ) َط َه‬berasal dari bahasa Arab yang artinya



bersih, kebersihan, atau bersuci.  Menurut istilah adalah membersihkan diri, pakaian, tempat, dan benda-benda lain dari najis dan hadats menurut cara-cara yang ditentukan oleh syariat Islam.  Kegiatan bersuci dapat dilakukan dengan berwudhu,



tayammum, istinja’, mandi, dan bersuci membersihkan badan, pakaian, dan tempat.



PENTINGNYA BERSUCI



1. Syarat Sah Ritual Ibadah َّ ‫الصالة‬ ْ ‫الط ُهو ُر َو َت ْح ِر ُيم َها َّالت ْك ِب ُير َو َت ْح ِل ُيل َها َّالت ْس ِل ُيم‬ ِ َّ ‫ِمف َت ُاح‬ Dari Ali bin Thalib ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Kunci shalat itu adalah thaharah, yang mengharamkannya adalah takbir dan menghalalkannya adalah salam.” (HR. Abu Daud, Tirmizi, Ibnu Majah)



Contoh



Wudhu sebagai syarat sah shalat



Ritual Ibadah Yang Lain  Shalat  Masuk Masjid  Memegang Mushaf



 Melafadzkan Al-Quran  Tawaf (mengelilingi Ka’bah saat haji)  Sa’i (berlari-lari kecil saat haji)



 Khutbah Jumat



2. Disukai Allah َ‫ين َو ُي ِح ُّب ْال ُم َت َطهرين‬ َ ‫اَّلل ُي ِح ُّب َّالت َّواب‬ َ َّ ‫ِإ َّن‬ ِ ِِ Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang taubat dan orang-orang yang berthaharah (membersihan diri). (QS. Al-Baqarah : 222)



3. Bagian Dari Iman



ْ َ ‫َّ ُ ْ ُر‬ ْ َ ُ ‫الطهو شطر ِاإليم ِان‬ Kesucian itu bagian dari Iman (HR. Muslim)



Diagram Thaharah



Thaharah Jenis



Hakiki



Hukmi



Najis



Hadats



Ringan



Sedang



Berat



Kecil



Besar



Percikkan



Cuci



Cuci



Wudhu



Mandi



Warna



7 air



Rasa



1 Tanah



Aroma



Tayammum



> Non Hewani



Najis



 Dalam Islam Terkena Najis Bukan Dosa  Syariat Yahudi 



 



mengharuskan memotong anggota badan yang terkena najis Merobek pakaian yang kena najis Karena kena najis = dosa



 Syariat Islam : boleh kena najis



 Ibadah ritual mensyaratkan suci dari najis  Najis harus dihilangkan sebelum ibadah



 Benda Najis  Disucikan dengan :  



Istihalah (perubahan wujud) Dibagh (penyamakan kulit bangkai)



 Benda Suci Terkena Najis  Disucikan dengan 



 



 



Pencucian Penyiraman Pengeringan (samak kulit) Pengerikan Kesetkan ke Tanah



Pembagian Najis (berdasarkan tingkat pensucian) : 1. 2. 3.



Ringan (Mukhafafah) Pertengahan (Mutawasithoh) Berat (Mughaladhah)



1. Najis Ringan (Mukhafafah)  Mengapa Ringan?  Karena untuk mensucikannya cukup ringan



 Cukup dipercikkan air  Meski masih ada najis sudah dianggap suci



 Dalil



ْ َ ْ َ ْ ُّ َ ُ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ ُ َ ْ ُ ُ ِ‫ال‬ ِ ‫يغسل ِمن بو ِل الج ِاري ِة ويرش ِمن بو ِل الغ‬



Dari As-Sam'i RA berkata bahwa Nabi SAW bersabda,"Air kencing bayi perempuan harus dicuci sedangkan air kencing bayi laki-laki cukup dipercikkan air saja. (HR. Abu Daud, An-Nasai dan Al-Hakim)



2. Najis Berat (Mughaladhah)  Mengapa Berat?  Mensucikannya tidak cukup hilang warna, rasa dan aroma  Harus dengan ritual khusus : 7 air + 1 tanah  Dalil



ْ َ ْ َ َ َ َ ْ ْ ُ َ َ َ ‫َ ُ ُر‬ َ َ ْ ُ ‫ات ُا‬ ْ َ َّ‫والهن‬ ُ َ ْ َ َّ ُ َ ٍ ‫طهو ِإن ِاء اح ِدكم ِإذ ولغ ِف ِيه الكلب ان يغ ِسله سبع مر‬ َ ْ ُّ َ ُ ُ َ َ ْ ‫ اخرجه مس ِلم‬- ‫اب‬ ِ ‫ِبالتر‬



Sucinya wadah air kalian yang diminum anjing adalah dengan mencucinya tujuh kali, salah satunya dengan tanah. (HR. Muslim)  Contoh : Babi - Anjing



3. Pertengahan (Mutawasithoh)  Batasan : Selain Najis Ringan dan Berat  Contoh :    



Darah Nanah Muntah Keluar dari Kemaluan Depan Belakang   



Padat : kotoran, batu ginjal, dll Cair : kencing, mazi, wadi, darah, dll Gas/kentut



 Bangkai  Disembelih tidak syar’i  Mati : tercekik, tertanduk, tenggelam, terantuk batu  Potongan tubuh hewan hidup



 Pensucian : Dihilangkan Secara Fisik :  Warna  Rasa  Aroma



 Metode :        



Pencucian Penyiraman Penambahan Air Pengeringan (samak kulit) Pengerikan Pengelapan (gosok) Kesetkan ke Tanah Istihalah (Perubahan Wujud)



 Penyiraman



َّ‫َق َاِ َا ْع َرابي َف َب َال في َالم ْسج ِد َف َق َاِ إ َل ْي ِه الن‬ ُ‫اس ِل َي َق ُعوا ب ِه َف َق َال َّالنب ُّي َد ُع ْوه‬ ُ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ً َ َ َ ُ ُ ْ ْ ْ ْ ً ْ َ ْ َ َ َ َ ‫َوا ِريقوا على بو ِل ِه ِسجال ِمن م ٍاء او ذنوبا ِمن م ٍاء‬ Seorang Arab dusun telah masuk masjid dan kencing di dalamnya. Orang-



orang berdiri untuk menindaknya namun Rasulullah SAW bersbda,”Biarkan saja dulu, siramilah di atas tempat kencingnya itu



seember air”. (HR. Bukhari)



 Penambahan Air  Bila air di suatu tempat terkena najis, disucikan dengan menambahkan air  Contoh :  Sumur yang terkena najis,



 Penyamakan



ُ ‫ِإ َذا ُد ِب َغ ْاإلِ َِه‬ َ‫اب َف َق ْد َط ُهر‬ Bila kulit (bangkai) telah disamak, maka telah menjadi suci (HR. Muslim)  Hanafi Syafi’i : suci  Maliki Hambali : tidak suci



 Istihalah (perubahan wujud): (hanafi)  Khamar 



Anggur – saribuah – fermentasi - khamar - cuka



 Babi 



Babi – dibakar : arang – garam



 Manusia 



Mani – alaqah (segumpal darah) – mudhghah (segumpal daging) – janin - bayi



 Diusap dengan kain  Pendapat Hanafi 



 







Para shahabat Nabi SAW shalat dengan menyelipkan pedang di pinggang mereka Pedang itu bekas membunuh orang kafir dalam jihad Pedang mereka tidak dicuci tetapi hanya diusap dengan kain Khusus berlaku pada benda yang licin seperti pedang atau kaca



 Dikesetkan ke Tanah



ْ ْ َْ َ ْ ‫اب ُخ َّف َا َحد ُك ْم َا ْو َن ْع َل ُه َا ًذى َف ْل َي ْد ُل‬ َ ‫إ َذا‬ َ ُ َ َ ‫ِ َول ُي َصل ِف ِيه َما َف ِِ َّن َذ ِل ََ َط ُهور ل ُه َما‬ ‫ف‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ك‬ ‫ص‬ ‫ا‬ ‫َر‬ ِ ‫اال‬ ‫ي‬ ِ ِ ِ ِ Bila sepatu atau sandal kalian terkena najis maka keset-kesetkan ke tanah dan shalatlah dengan memakai sendal itu. Karena hal itu sudah mensucikan (HR. Abu Daud)



 Dijemur Hingga Kering  Tanah yang terkena najis bila terjemur hingga kering sampai hilang warna dan aroma najis, menjadi suci



ْ‫َا ُّي َما َا ْرِ َج َّف ْت َف َق ْد َذ َكت‬ ٍ



Tanah yang telah mengering maka tanah itu telah suci (HR. Az-Zaila’i)  Hanafi : suci  Maliki Syafi’i Hambali : tidak suci kecuali disiram dulu



Macammacam najis



2. Najis Mutawasithoh (najis sedang)



1. Najis mukhoffafah (najis yang ringan)



3. Najis Mugholladhoh (najis yang berat)



1



REVIEW



Thaharah Jenis



Hakiki



Hukmi



Yang ini kita anggap selesai yaaa...  Najis



Hadats



Ringan



Sedang



Berat



Kecil



Besar



Percikkan



Cuci



Cuci



Wudhu



Mandi



Warna



7 air



Rasa



1 Tanah



Aroma



Tayammum



1



Hadats



Hadats adalah keluarnya sesuatu benda dari khubul dan dubur. Untuk menghilangkan hadats seseorang haruslah berwudhu ( jika berhadats kecil ) atau dengan mandi besar (jika berhadats besar ).



Hadats Kecil



Hadats Besar



dinyatakan hadats kecil atau batal wudhunya jika: 1. Keluar sesuatu dari dua jalan ( kubul dan dubur ) atau salah satu dari keduanya, baik berupa angin atau berupa benda, baik itu benda najis atau suci, baik yang keluar itu biasa keluar atau tidak biasa seperti darah dan lain sebagainya 2. Pada slide berikutnya …



1. Haid, 2. Nifas, 3. Wiladah, 4. Jima’ 5. Keluar mani bagi laki – laki ( baik disengaja atau tidak )



2). Hilangnya akal sebab gila, mabuk, tidur (kecuali tidurnya dalam keadaan duduk tetap yang tertutup pintu keluarnya angin / kentut ) 3). Bersentuhan kulit antara laki-laki dan perempuan (sama-sama dewasa ) yang hukan muhrim 4). Menyentuh kubul atau dubur dengan telapak tangan baik sengaja maupun tidak sengaja, baik milik sendiri maupun milik orang lain, baik anak kecil maupun orang dewasa.



Adapun cara menghilangkan / mensucikan hadast kecil tersebut adalah dengan cara berwudhu atau tayamum.



2 najis Najis adalah segala sesuatu yang dipandang kotor oleh syarak ( Hukum Islam). Najis yang mengenai badan atau pakaian hendaknya segera dibersihkan. Jika tidak segera dibersihkan akan menimbulkan efek samping yang tidak baik, misalnya kotor, bau, penyakit dan tidak enak dipandang.



Wudhu



 Disyaratkan Wudhu  Shalat  Menyentuh Mushaf (Al-Qur’an)  Tawaf  Khutbah Jumat



Batalnya Wudhu  Keluar sesuatu lewat kemaluan  Tidur  Hilang akal



 Menyentuh kemaluan  Menyentuh kulit lawan jenis non mahram  Menyentuh najis



wudhu



Wudhu menurut bahasa artinya bersih, sedangkan menurut syara’: wudhu adalah membasuh anggota badan tertentu dengan air dan dengan syarat-syarat tertentu.



Syarat-syarat Wudhu 1. Beragama islam 2. Mumayiz 3. Berhadas kecil 4. Memakai air yang suci dan mensucikan 5. Tidak ada yang menghalanginya sampainya air ke kulit



2



Rukun Wudhu • Niat • Membasuh seluruh muka dengan sempurna • Memasuh kedua tangan sampai siku • Mengusap atau menyapu sebagian kepala • Membasuh kedua kaki hingga mata kaki • Tetib ( berurutan )



Tayammum



Kapan Dibolehkan Tayammum?  Tidak Ada Air  Sakit  Dingin (yang sangat)



 Air Tidak Terjangkau  Air Tidak Cukup  Habisnya Waktu



Tayamum di Kendaraan



Yang Membatalkan Tayamum  Semua yang membatalkan wudhu



 Ditemukan air  Hilangnya penghalang



3



> Non Hewani



Mandi Janabah (Besar)



Penyebab  Haidh  Nifas  Melahirkan



 Jima’  Keluar Mani  Meninggal



Rukun Mandi Wajib  Rukun  Niat  Meratakan Air



 Sunnah  Mencuci tangan  Membersihkan kemaluan (depan belakang)  Menghilangkan najis  Wudhu  Mendahulukan kanan



M



Segala puji bagi Allah Swt