Materi Akuntansi Perusahaan Industri [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR Perusahaan Manufaktur adalah perusahaan yang membeli bahan baku kemudian mengolahnya hingga menjadi produk jadi yang siap pakai, dan menjual kepada konsumen yang membutuhkannya. Contohnya produsen pakaian mengolah kain menjadi kemeja dan menjualnya kepada masyarakat. Ciri-ciri perusahaan Manufaktur : 1. Kegiatannya memproses barang mentah menjadi produk jadi. 2. Pendapatannya berasal dari penjualan produk. 3. Terdapat Harga pokok Penjualan untuk menentukan laba/rugi. 4. Biaya produksi terdiri dari Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja, dan Biaya Overhead Pabrik. Perbedaan Perusahaan Dagang dan Manufaktur Keterangan Perusahaan Dagang Perusahaan Manufaktur Aktivitas Menjual dan membeli barang Mengolah bahan baku menjadi dagangan barang jadi dan menjual. Persediaan Bahan baku Barang dagangan Barang dalam proses Barang jadi Laporan laba rugi Pendapatan Pendapatan Beban pokok penjualan Beban pokok produksi Beban operasional (Beban Beban pokok penjualan penjualan dan beban adminitrasi Beban operasional (Beban umum) penjualan dan beban adminitrasi umum) Kegiatan khusus dalam perusahaan manufaktur adalah pengolahan bahan baku menjadi barang jadi. Kegiatan ini sering disebut proses produksi. Kegiatan produksi, apabila digambarkan akan nampak seperti di bawah ini:



Hal-hal yang sangat erat dengan akuntansi perusahaan manufaktur meliputi: 1. Persediaan Persediaan merupakan material yang terpenting untuk proses produksi. Ia terdiri dari 3 macam yakni bahan mentah, bahan penolong/ setengah jadi, barang jadi. 2. Biaya Pabrikasi



Biaya pabrikasi dipakai untuk proses seperti menyelesaikan barang yang masih sebagian selesai di awal periode, barang-barang yang dimasukkan dalam proses produksi periode itu, dan barang-barang yang baru dapat diselesaikan sebagian di akhir periode. Ada 3 biaya dalam hal ini yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (BOP). 3. Biaya Produksi Biaya produksi ialah biaya yang dimasukkan selama proses produksi. 4. Harga Pokok Produksi (COGM/ Cost of Goods Manufactured) COGM merupakan biaya yang telah diselesaikan dalam proses produksi. COGM ini dihasilkan dari biaya pabrikasi yang ditambahkan dengan persediaan dalam proses awal dan dikurangi dengan persediaan dalam proses akhir.



  



Pada perusahaan manufaktur, persediaan terdiri dari 3 jenis : Persediaan Bahan Baku (Raw Materials Inventory) Bahan-bahan utama yang akan diolah melalui proses produksi menjadi barang jadi. Persediaan Barang Dalam Proses (Work in Process) Bahan baku yang telah diolah dalam proses produksi, tetapi pengerjaannya belum selesai. Persediaan Barang Jadi (Finished Goods Inventory) Barang-barang yang telah selesai diproduksi, tetapi belum dijual. Penggolongan Biaya







Penggolongan biaya berdasarkan fungsi-fungsi pokok dalam perusahaan a) Biaya Produksi yaitu biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan proses pengolahan bahan baku menjadi produk yang siap untuk dijual. Biaya ini dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja, Biaya Overhead Pabrik. a. Biaya Bahan Baku Merupakan jumlah rupiah (biaya) yang melekat pada bahan baku yang dimasukkan dalam produksi (cost of raw material used). Biaya bahan baku ini terdiri atas semua pengeluaran yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh bahan baku sampai bahan baku siap diproduksi. Harga bahan baku, ongkos angkut pembelian bahan baku, potongan dan retur merupakan elemen yang membentuk biaya bahan baku. b. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Costs) Merupakan biaya yang melekat pada atau berkaitan dengan tenaga kerja langsung. Yang membentuk biaya tenaga kerja langsung biasanya tidak hanya gaji atau upah saja tetapi termasuk pengeluaran lain yang berkaitan dengan tenaga kerja (labor-related costs) misalnya uang lembur, tunjangan, iuran pensiun dan sebagainya. c. Biaya Overhead Pabrik (Manufacturing Overhead Costs) Merupakan jumlah rupiah yang melekat pada fasilitas fisik dan penunjang dalam memproduksi barang. Yang termasuk dalam biaya overhead pabrik ini adalah antara lain : Biaya tenaga kerja tidak langsung Depresiasi mesin dan perlengkapannya Biaya bahan penolong/pembantu Bahan habis pakai pabrik Listrik dan air yang digunakan dalam pabrik Asuransi untuk fasilitas fisik pabrik b) Biaya Pemasaran



Yaitu biaya dalam rangka penjualan produk selesai sampai dengan pengumpulan piutang menjadi kas. Meliputi biaya untuk melaksanakan : (1) fungsi penjualan; (2)fungsi pergudangan produk selesai; (3) fungsi pengepakan dan pengiriman; (4) fungsi advertensi; (5) fungsi pemberian kredit dan pengumpulan piutang; (6) fungsi faktur atau administrasi penjualan. Contohnya Biaya Promosi, gaji karyawan bagian penjualan, komisi penjualan, dsb. c) Biaya Administrasi dan Umum Yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi administrasi dan umum. Biaya ini terjadi dalam rangka penentuan kebijaksanaan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Termasuk dalam biaya ini gaji pimpinan tertinggi perusahaan, personalia, sekretariat, akuntansi, hubungan masyarakan, keamanan dan sebagainya. Contohnya gaji direksi, gaji pegawai bagian administrasi kantor, biaya perlengkapan kantor, dsb. 



Penggolongan biaya berdasarkan hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai Biaya produksi dikelompokkan menjadi dua yaitu :  Biaya Produksi Langsung.  Biaya Produksi Tidak Langsung. Biaya Produksi Langsung adalah biaya produksi yang dapat secara langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produk, dengan kata lain dapat langsung dibebankan kepada produk. Jadi biaya produksi langsung dapat dengan mudah ditelusuri melekatnya pada produk. Biaya produksi langsung terdiri atas : 1) Biaya Bahan Langsung yaitu semua bahan yang membentuk suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dari produk. Biaya ini melekat langsung pada harga pokok produk. Contoh dari biaya bahan langsung adalah papan kayu yang dipakai untuk membuat kursi, tanah liat untuk pembuatan genting, dll. 2) Biaya Tenaga Kerja Langsung yaitu upah karyawan yang secara fisik berhubungan langsung dengan pembuatan produk. Biaya ini juga dapat langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produk. Contohnya adalah upah tukang dalam pembuatan meja, upah tukang jahit pada perusahaan garmen, dll. Biaya Produksi Tidak Langsung atau Biaya Overhead Pabrik (BOP) adalah biaya-biaya yang diperlukan dalam pembuatan produk selain biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Yang termasuk BOP antara lain : 1) Bahan penolong, yaitu bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan produk yang penggunaannya relative kecil atau terlalu sulit untuk diperlakukan sebagai bahan langsung. Contoh perekat dan tinta koreksi pada perusahaan percetakan. 2) Tenaga kerja tidak langsung, yaitu gaji dan upah tenaga kerja yang secara fisik tidak langsung berhubungan dengan pembuatan produk. Misalnya gaji pengawas bagian produksi, gaji manager produksi, gaji panjaga pabrik, dll. 3) Biaya produksi tidak langsung lainnya misalnya biaya perlengkapan pabrik, biaya penerangan pabrik, biaya penyusutan mesin dan gedung pabrik, dll. Note: Biaya Bahan Langsung + Biaya Tenaga Kerja Langsung= Biaya Primer (Prime Cost) Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya OverheadPabrik = Biaya Konversi (Conversion Cost)







Penggolongan biaya berdasarkan hubungannya dengan volume kegiatan Berdasarkan hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya digolongkan menjadi 3 golongan : 1) Biaya Tetap/Konstan yaitu biaya yang sampai tingkat kegiatan tertentu jumlahnya tetap, tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan. Misalnya biaya penyusutan aktiva tetap, pajak bumi dan bangunan, biaya sewa dan asuransi, dll. 2) Biaya Variabel yaitu biaya yang jumlahnya berubah sebanding (proporsional) dengan perubahan volume kegiatan. Misalnya biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan bakar, dll. 3) Biaya semi variabel yaitu biaya-biaya yang mempunyai unsur-unsur tetap dan variabel, maka biaya ini sering disebut Biaya Campuran (Mixed Cost). Misalnya biaya pengawasan, biaya pemeriksaan, jasa bagian kalkulasi, biaya pemeliharaan dan perbaikan mesin, dll. 



Penggolongan biaya berdasarkan jangka waktu manfaatnya Untuk kepentingan perhitungan laba rugi dan penentuan harga pokok produk secara teliti, biaya digolongkan berdasarkan hubungannya dengan periode pembebanannnya. Penggolongannya ialah : 1) Pengeluaran Modal (Capital Expenditure), adalah pangeluaran yang manfaatnya dinikmati lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran modal pada saat terjadinya dicatat sebagai aktiva dan dibebankan kepada periode-periode akuntansi selama usia manfaatnya dengan cara mengalokasikan sebagian dari harga perolehannya. Contoh: pembelian gedung, tanah, peralatan, dll. 2) Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure) adalah pengeluaran yang manfaatnya hanya dinikmati dalam periode akuntansi saat terjadinya pengeluaran. Pengeluaran pendapatan pada periode terjadinya merupakan beban yang dipertemukan dengan penghasilan yang diperoleh pada periode yang bersangkutan. Contoh : pembayaran gaji administrasi kantor, gaji akuntan, rekening listrik dan telepon, komisi penjualan, dll.



HARGA POKOK PRODUKSI (COST OF GOODS MANUFACTURED) Biaya barang yang telah diselesaikan selama suatu periode : HPP = Biaya Pabrik + Persediaan dalam proses awal – persediaan dalam proses akhir periode.



Perhitungan Harga Pokok Produksi PT. XXX



LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI untuk tahun berakhir Pemakaian Bahan Baku : Persediaan Bahan Baku, 1 Januari 20xx xxx Pembelian Bahan Baku xxx + Persediaan Bahan Baku tersedia untuk produksi xxx Persediaan Bahan Baku, 31 Desember 20xx (xxx) + Total Pemakaian Bahan Baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya Overhead Pabrik : Biaya Bahan Penolong xxx Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung xxx Biaya Penyusutan Pabrik xxx Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Pabrik xxx Biaya Gaji Pabrik xxx Biaya listrik, air, telephon pabrik xxx Biaya Perlengkapan Pabrik xxx Biaya Asuransi Pabrik xxx Biaya Amortisasi Pabrik xxx Biaya Pabrikasi lain-lain xxx + b Total Biaya Pabrik Persediaan dalam proses, 1 Januari 20xx Total Biaya Produksi Persediaan dalam proses, 31 Desember 20xx Harga Pokok Produksi



xxx xxx



xxx + xxx xxx + xxx (xxx) xxx



Akuntansi Perusahaan Manufaktur siklus akuntansi meliputi tahap pencatatan dan tahap pengikhtisaran yang terdiri dari: Tahap pencatatan 1. Pembuatan atau penerimaan bukti transaksi 2. Pencatatan dalam jurnal 3. Pemindahanbukuan ( posting ) ke buku besar Tahap pengikhtisaran 4. Pembuatan neraca saldo 5. Pembuatan neraca lajur dan jurnal penyelesaian 6. Penyusunan laporan keuangan 7. Pembuatan jurnal penutup 8. Pembuatan neraca saldo penutup 9. Pembuatan jurnal balik Laporan keuangan Laporan keuangan perusahaan manufaktur terdiri dari : 1. Laporan Harga Pokok produksi 2. Laporan Laba Rugi 3. Neraca 4. Laporan Perubahan Ekuitas 5. Laporan Arus Kas Laporan Harga Pokok Produksi Harga Pokok Produksi adalah biaya produksi barang yang telah diselesaikan selama suatu periode. Harga pokok produksi terdiri dari biaya produksi ditambah persediaan barang dalam proses awal dikurangi persediaan barang dalam proses akhir periode.



Laporan harga pokok produksi adalah laporan yang menjelaskan tentang pengeluaran – pengeluaran selama proses produksi untuk suatu periode tertentu. Laporan Laba Rugi Dalam perusahaan manufaktur akun pembelian barang diganti dengan harga pokok produksi. Jurnal-jurnal yang digunakan perusahaan manufaktur : a. Jurnal pembelian bahan baku dan bahan penolong Persediaan Bahan Baku (D) Persediaan Bahan Penolong (D) Kas/Hutang Dagang (K) b. Jurnal pemakaian bahan baku Persediaan Barang Dalam Proses (D) Persediaan Bahan Baku (K) c. Jurnal pembayaran gaji Biaya Gaji (D) Kas (K) d. Jurnal mencatat harga pokok penjualan Harga Pokok Penjualan (D) Persediaan Produk Selesai (K) e. Jurnal pemakaian bahan penolong Biaya Overhead Pabrik (D) Persediaan Bahan Penolong (K) f. Jurnal distribusi biaya gaji dan upah langsung Persediaan Barang Dalam Proses (D) Biaya Gaji Dan Upah (K) g. Jurnal distribusi biaya gaji tidak langsung Biaya Overhead Pabrik (D) Kas (K) h. Jurnal pembebanan biaya overhead pabrik (penyusutan) Biaya Overhead Pabrik (D) Akumulasi Penyusutan (K) i. Jurnal pembebanan biaya overhead pabrik ke dalam biaya produksi Persediaan Barang Dalam Proses (D) Biaya Overhead Pabrik (K) j. Jurnal pemindahan harga pokok produk selesai Persediaan Produk Selesai (D) Persediaan Barang Dalam Proses (K) k. Jurnal penjualan atau penyerahan produk ke pesanan Kas/Piutang Dagang (D) Penjualan (K) l. Pembayaran biaya pemasaran dan biaya administrasi Biaya Iklan (D) Biaya Administrasi Umum (D) Kas (K) Ayat Jurnal Penyesuaian : 1. Persediaan Bahan Baku Ikhtisar Produksi Persediaan bahan baku, awal Persediaan bahan baku, akhir Ikhtisar Produksi 2. Persediaan Barang Dalam Proses Ikhtisar Produksi



xxx xxx xxx xxx



xxx



Persediaan barang dalam proses Persediaa barang dalam proses Ikhtisar Produksi 3. Persediaan Barang Jadi Ikhtisar Laba Rugi Persediaan Barang Jadi Persediaan Barang Jadi Ikhtisar Laba Rugi



xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx



1. Pencatatan Biaya Bahan Baku Berikut jurnal umum transaksi yang berhubungan dengan persediaan bahan baku. Jurnal pembelian bahan baku : Pembelian bahan baku ………………….. Kas/utang dagang ……………….



Rp. xxxxx Rp. -



Rp. Rp. xxxxx



Jurnal pembayara beban angkut pembelian bahan baku. Beban angkut masuk …………………… Kas ……………………………...



Rp. xxxxx Rp. -



Jurnal retur pembelian bahan baku : Kas/utang dagang ……………………... Retur pembelian ………………...



Rp. xxxxx Rbp.



Rp. Rp. xxxxx



Rp. -



Rp. xxxxx



Ayat jurnal penyesuaian pada akhir bulan/periode. a. Memindah saldo akun persediaan bahan baku awal period eke akun ikhtisar biaya produksi. Ikhtisar biaya produksi …………. Rp. xxxxx Rp. Persediaan bahan baku (awal) Rp. Rp. xxxxx b. Mencatat saldo akun persediaan bahan baku akhir periode dengan menbuka akun ikhtisar biaya produksi. Persediaan bahan baku (akhir)….. Rp. xxxxx Rp. Ikhtisar biaya produksi … Rp. Rp. xxxxx Ayat jurnal penutup pada akhir periode. a. Menutup saldo akun pembelian bahan baku dan bahan angkut masuk kea kun ikhtisar biaya produksi : Ikhtisar biaya produksi …………. Rp. xxxxx Rp. Pembelian bahan baku …. Rp. Rp. xxxxx Bahan angkut masuk …… Rp. Rp. xxxxx b. Menutup saldo akun retur pembelian dan potongan pembelian kea kun ikhtisar biaya produksi : Retur pembelian ……………….. Rp. xxxxx Rp. Potongan pembelian …………… Rp. xxxxx Rp. Ikhtisar biaya produksi Rp. Rp. xxxxx



Contoh :



Data persediaan bahan baku yang dimiliki oleh suatu perusahaan manufaktur yang dalam mencatat persediaan bahan baku menggunakan sistem periodik pada bulan Desember 2008 sebagai berikut. a. Persediaan bahan baku, 1 Desember ……………………. Rp. 6.000.000,00 b. Pembelian bahan baku secara kredit bulan Desember ….. Rp. 56.300.000,00 c. Persediaan bahan baku, 31 Desember ………………….. Rp. 8.500.000,00 Berdasarkan data di atas jurnal umum yang dikerjakan adalah. Jurnal umum selama Desember Pembelian bahan baku ……………………………Rp. 56.300.000,00 Utang Dagang …………………………… Rp.



-



Rp.



-



Rp. 56.300.000,00



Ayat jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember. Memindah saldo akan persediaan bahan baku awal periode ke akun ikhtisar biaya produksi. Ikhtisar biaya produksi ……………………………. Persediaan bahan baku (awal) ……………



Rp. 6.000.000,00



Rp.



Rp



Rp. 6.000.000,00



-



-



Mencatat saldo akun persediaan bahan baku akhir periode dengan membuka akun ikhtisar biaya produksi. Persediaan bahan baku (akhir) …………………… Ikhtisar biaya produksi …………………...



Rp. 8.500.000,00



Rp.



Rp.



Rp. 8.500.000,00



-



-



Ayat jurnal penutup tanggal 31 Desember. Menutup saldo akun pembelian bahan baku ke akun ikhtisar biaya produksi. Ikhtisar biaya produksi …………………………... Pembelian bahan baku ……………………



Rp. 56.300.000,00



Rp.



Rp.



Rp. 56.300.000,00



-



-



2. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja Langsung. Berdasarkan fungsi pokok perusahaan manufaktur, tenaga kerja dikelompokkan menjadi tiga yaitu tenaga kerja bagian produksi, tenaga kerja bagian toko,dan tenaga kerja bagian kantor. Tenaga bagian produksi dibagi lagi menjadi dua, yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Berikut pencatatan terhadap biaya tenaga kerja pada perusahaan manufaktur. Mencatat terjadinya gaji dan upah. Gaji dan upah …………………………………….. Rp. xxxxx Utang pajak ……………………………… Rp. Utang gaji dan upah …….………………..



Rp. -



Rp



-



Rp. xxxxx -



Rp. xxxxx



Mencatat pembayaran utang gaji dan upah kepada karyawan : Utang gaji dan upah ……………………………… Rp. xxxxx Kas ……………………………………….. Rp.



Rp. -



-



Rp. xxxxx



Mencatat pembayaran PPh karyawan ke kas Negara: Utang pajak………………………………………. Kas ……………………………………….



Rp. xxxxx Rp.



Rp. -



-



Rp. xxxxx



Mencatat alokasi gaji dan upah: Biaya tenaga kerja langsung …………………….



Rp. xxxxx



Rp.



-



Biaya tenaga kerja tak langsung ………………...



Rp. xxxxx



Rp.



-



Beban pemasaran ……………………………….. Rp. xxxxx



Rp.



-



Beban adm.dan umum …………………………. Rp. xxxxx



Rp.



-



Gaji dan upah …………………………… Rp.



-



Rp. xxxxx



Untuk memahami pencatatan biaya tenaga kerja, simak berikut ini. Berdasarkan rekapitulasi gaji dan upah bagian akuntansi (pemegang buku jurnal dan buku besar)akan mencatat dalam jurnal umum. Berikut rekapitulasi daftar gaji dan upah PT Sejahtera bulan Desember 2008. PT SEJAHTERA Rekapitulasi Daftar Gaji dan Upah Bulan Desember 2008 Gaji dan Upah Jenis Gaji dan Upah PPh Pasal 21 Kotor Upah Langsung Upah tak Langsung Gaji bagian Penjualan Gaji bagian administrasi dan umum



Gaji dan Upah Bersih



10.000.000,00 5.000.000,00 9.000.000,00 10.000.000,00



500.000,00 250.000,00 450.000,00 500.000,00



9.500.000,00 4.750.000,00 8.550.000,00 9.500.000,00



34.000.000,00



1.700.000,00



32.300.000,00



Berdasarkan rekapitulasi daftar gaji dan upah, pencatatan biaya tenaga kerja pada suatu perusahaan manufaktur sistem periodic sebagai berikut. Jurnal umum yang diperlukan Mencatat terjadinya gaji dan upah Gaji dan upah Rp. 34.000.000,00 Rp. Utang Pajak



Rp.



-



Rp. 1.700.000,00



Utang gaji dan upah



Rp.



-



Rp. 32.300.000,00



Mencatat pembayaran utang gaji dan upah kepada karyawan: Utang gaji dan upah Kas



Rp. 32.300.000,00



Rp.



Rp.



Rp.32.3000.000,00



-



-



Mencatat pembayaran PPh karyawan ke kas Negara: Utang Pajak Kas



Rp. 1.700.000,00



Rp.



Rp.



Rp. 1.700.000,00



-



-



Mencatat alokasi gaji dan upah: Biaya tenaga kerja langsung



Rp. 10.000.000,00



Rp.



-



Biaya tenaga kerja tak langsung



Rp. 5.000.000,00



Rp.



-



Beban pemasaran



Rp. 9.000.000,00



Rp.



-



Beban adm. dan umum



Rp. 10.000.000,00



Rp.



-



Gaji dan upah



Rp.



-



Rp. 34.000.000,00



Ayat jurnal penutup tanggal 31 Desember Penutup saldo akun biaya tenaga kerja ke akun ikhtisar biaya produksi. Ikhtisar biaya produksi



Rp. 15.000.000,00



Rp.



-



Biaya tenaga kerja langsung



Rp.



-



Rp. 10.000.000,00



Biaya tenaga kerja tak langsung



Rp.



-



Rp. 5.000.000,00



3. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik Pencatatan terhadap biaya overhead pabrik sebagai berikut. a. Mencatat pembayaran biaya produksi tak langsung, misalnya pembayaran biaya reparasi mesin dan upah tak langsung. Biaya reparasi mesin Rp. xxxxx Rp. Upah tak langsung Rp. xxxxx Rp. Kas Rp. Rp. xxxxx b. Membuat ayat jurnal penyesuaian akhir periode: 1.) Penyesuaian pemakaian bahan pembantu. Biaya bahan pembantu Rp. xxxxx Persediaan bahan pembantu Rp. 2.) Penyesuaian pemakaian perlengkapan pabrik: Biaya perlengkapan pabrik Rp. xxxxx Persediaan perlengkapan pabrik Rp. 3.) Penyesuaian penyusutan aktivitas tetap pabrik. Biaya penyusutan mesin Rp. xxxxx Biaya penyusutan gedung pabrik Rp. xxxxx Akum. Penyusutan mesin Rp. Akum. Penyusutan gedung pabrik Rp. 4.) Membuat ayat jurnal penutup akhir periode Ikhtisar biaya produksi Rp. xxxxx Biaya reparasi mesin Rp. Upah tak langsung Rp. Biaya bahan pembantu Rp. Biaya perlengkapan pabrik Rp. Biaya penyusutan mesin Rp. Biaya penyusutan gedung pabrik Rp -



Rp. Rp.xxxxx Rp. Rp. xxxxx Rp. Rp. Rp. xxxxx Rp. xxxxx Rp. Rp. xxxxx Rp. xxxxx Rp. xxxxx Rp. xxxxx Rp. xxxxx Rp. xxxxx



Untuk memahami pencatatan biaya overhead pabrik, simak contoh berikut ini : Biaya overhead pabrik yang terjadi pada suatu pabrik selama Desember 2008 sebagai berikut. Des 5 Membayar biaya reparasi mesin sebesar Rp. 1.600.000,00 Des 8 Membayar beban listrik gedung pabrik sebesar Rp. 1.000.000,00 Des 31 BOP yang terjadi akhir bulan 31 Desember 2008 adalah Ø Pemakaian bahan pembantu sebesar Rp. 600.000,00 Ø Biaya penyusutan mesin sebesar Rp. 400.000,00 Ø Biaya penyusutan gedung pabrik sebesar Rp. 500.000,00 Jurnal umum yang dikerjakan atas transaksi diatas Des 5 Biaya reparasi mesin Kas Des 8 Beban listrik gudang pabrik



Rp. 1.600.000,00



Rp.



Rp.



Rp. 1.600.000,00



-



Rp. 1.000.000,00



Rp.



-



Kas



Rp.



-



Rp. 1.000.000,00



Ayat jurnal penyesuaian penyesuaian tanggal 31 Desember 2008 Des 31 Biaya bahan pembantu Persediaan bahan pembantu Des 31 Beban penyusutan mesin Akumulasi peny. Mesin Des 31 Beban penyusutan gedung pabrik Akumulasi peny.gedung pabrik



Rp.



600.000,00



Rp.



-



Rp.



-



Rp.



600.000,00



Rp.



400.000,00



Rp.



-



Rp.



-



Rp.



400.000,00



Rp.



500.000,00



Rp.



-



Rp.



-



Rp.



500.000,00



Ayat jurnal penutup tanggal 31 Desember 2008 Menutup saldo akun unsure biaya overhead pabrik ke akun ikhtisar biaya produksi Des 31 ikhtisar biaya produksi



Rp. 3.700.000,00



Rp.



-



Biaya reparasi mesin



Rp.



-



Rp. 1.200.000,00



Beban listrik gedung pabrik



Rp.



-



Rp. 1.000.000,00



Biaya beban pembantu



Rp.



-



Rp.



600.000,00



Biaya penyusutan mesin



Rp.



-



Rp.



400.000,00



Beban peny. gedung pabrik



Rp.



-



Rp.



500.000,00



4. Pencatatan Harga Pokok Persediaan Barang dalam Proses Persediaan barang dalam proses adalah sebagian barang yang belum selesai dikerjakan yang telah menyerap bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Apabila dari awal periode akun persediaan barang dalam proses terdapat saldo, maka pada awal periode tersebut terdapat barang yang belum selesai diproses. Barang yang belum selesai diproses awal periode akan dilanjutkan diproses menjadi barang jadi pada periode selanjutnya. Nilai persediaan barang dalam proses akhir periode dapat diketahui setelah dilakukan pemeriksaan dan perhitungan fisik produk di bagian produksi pada akhir periode. Dalam sistem periodik, saldo persediaan barang dalam proses akhir periode dicatat dengan membuat ayat jurnal penyesuaian. Untuk membuat ayat jurnal penyesuaian akun persediaan barang dalam proses dengan membuka akun ikhtisar biaya produksi. Berikut ayat jurnal penyesuaian akun persediaan barang dalam proses. a. Biaya produksi Memindah saldo akun persediaan BDP awal periode ke akun ikhtisar. Des 31 Iktisar biaya produksi Rp. xxxxx Rp. b.



Persediaan BDP Rp. Rp. xxxxx Mencatat saldo akun persediaan BDP akhir periode dengan membuka akun ikhtisar biaya produksi. Des 31 Persediaan BDP Rp. xxxxx Rp. Ikhtisar biaya produksi



Rp.



-



Rp. xxxxx



Untuk memahami pencatatan barang yang belum selesai dikerjakan dalam sistem pencatatan periodic, perhatikan contoh penyelesaian transaksi berikut ini. Diketahui data persediaan barang dalam proses tanggal 1 Desember 2008 sebesar Rp. 14.300.000,00. Menurut informasi dari bagian produksi bahwa persediaan barang dalam proses 31 Desember 2008 sebesar Rp. 10.200.000,00.



Berdasarkan data di atas, ayat jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 2008 adalah: a.



Memindah saldo akun persediaan BDP awal period eke akun ikhtisar biaya produksi. Des 31 Ikhtisar biaya produksi Rp. 14.300.000,00 Rp. Persediaan BDP Rp. Rp. 14.300.000,00 b. Mencatat saldo akun persediaan BDP akhir periode dengan membuka akun ikhtisar biaya produksi. Des 31 Persediaan BDP Rp. 10.200.000,00 Rp. Ikhtisar biaya produksi Rp. Rp. 10.200.000,00 5. Pencatatan Harga Pokok Persediaan Barang Jadi Persediaan barang jadi adalah jurnal biaya yang terjadi untuk menghasilkan unit produksi yang telah selesai dikerjakan, namun belum terjual. Dalam sistem pencatatan periodik, produk yang sudah selesai dikerjakan tidak disertai dengan pencatatan di bagian jurnal. Jadi, saldo akun persediaan barang jadi masih sebesar saldo awal periode. Oleh karena itu, pada akhir periode diperlukan penyesuaian. Untuk membuat ayat jurnal penyesuaian saldo akun persediaan barang jadi pada akhir periode dengan membuka akun ikhtisar laba rugi. Nilai persediaan barang jadi akhir periode dapat diketahui setelah dilakukan pemeriksaan dan perhitungan fisik persediaan barang jadi di gudang barang jadi. Berikut ini jurnal penyesuaian persediaan barang jadi. Memindah saldo akun persediaan barang jadi awal periode ke ikhtisar laba rugi. Des 31 Ikhtisar laba rugi Persediaan barang jadi



Rp. xxxxx Rp.



Rp. -



-



Rp. Xxxxx



Mencatat saldo akun persediaan barang jadi akhir periode dengan membuka akun ikhtisar laba rugi. Des 31 Persediaan barang jadi Ikhtisar laba rugi



Rp. xxxxx Rp.



Rp. -



-



Rp. xxxxx



Untuk memahami pencatatan persediaan barang jadi dalam sistem periodik, perhatikan contoh penyelesaian transaksi berikut ini. Diketahui data persediaan barang jadi tanggal 1 Desember 2008 sebesar Rp. 53.500.000,00. Menurut informasi dari bagian gudang barang jadi bahwa persediaan barang jadi tanggal 31 Desember 2008 sebesar Rp. 34.000.000,00. Berdasarkan data di atas, ayat jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 2008 adalah. Memindah saldo akun persediaan barang jadi awal period eke akun ikhtisar laba rugi’ Des 31 Ikhtisar laba rugi



Rp. 53.500.000,00



Rp.



-



Persediaan barang jadi Rp. Rp. 53.500.000,00 Mencatat saldo akun persediaan barang jadi akhir periode dengan membuka akun ikhtisar laba rugi. Des 31 Persediaan barang jadi Ikhtisar laba rugi



Rp 34.000.000,00



Rp.



Rp.



Rp. 34.000.000,00



-



-



Contoh Soal- Soal Akuntansi Perusahaan Manufaktur Soal 1. Persediaan barang dalam proses awal Rp. 40.000,- Persediaan bahan baku awal Rp. 60.000,Pembelian Bahan Baku Rp. 750.000,- sedangkan bahan baku tersedia dipakai sebanyak Rp. 810.000,- jumlah pemakaian bahan baku Rp. 785.000,- BTKL Rp. 500.000,Biaya TKTL Rp. 220.000,- bahan penolong Rp. 50.000,- BOP lain-lain Rp. 50.000,- biaya asuransi mesin Rp. 12.000,- biaya sewa gedung pabrik Rp. 160.000,- dan biaya depresiasi mesin pabrik Rp. 50.000,- sedangkan persediaan barang dalam proses akhir periode Rp. 30.000,Hitunglah besarnya Harga Pokok Produksinya. Jawab: Persediaan Barang Dalam Proses Awal Pemakaian Bahan baku: Persediaan bahan baku awal Pembelian bahan baku Bahan baku tersedia dipakai Persediaan bahan baku akhir Pemakaian bahan baku Biaya TKL BOP : BTKTL Biaya Bahan Penolong BOP lainnya Biaya Asuransi Mesin Biaya sewa gedung pabrik Biaya penyusutan Mesin pabrik Biaya Produksi Barang Siap Digunakan Persediaan Barang Dalam Proses Akhir Harga Pokok Produksi



Rp. 40.000 Rp. 60.000 Rp. 750.000+ Rp. 810.000 Rp. 25.000Rp. 785.000 Rp. 500.000 Rp. 220.000 Rp. 50.000 Rp. 50.000 Rp. 12.000 Rp. 160.000 Rp. 50.000+ Rp. 542.000+ Rp.1.827.000+ Rp.1.867.000 Rp. 30.000Rp.1.837.000 ==========



Soal 2. PT BSI memiliki Persediaan bahan baku awal tahun atau 1 Januari 2010 Rp. 1.000.000,Pembelian bahan baku selama tahun 2010 Rp. 10.000.000 sedangkan persediaan akhir bahan baku per 31 desember 2010 Rp. 500.000 Pertanyaan: a. Hitunglah pemakaian bahan baku selama tahun 2010 b. Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi yang berhubungan dengan bahan baku. Jawab: a. Biaya pemakaian bahan baku Persediaan bahan baku 1 Januari 2010 Pembelian selama 2010 Bahan baku siap untuk dipakai Persediaan bahan baku per 31 desember 2010 Biaya Pemakaian bahan baku tahun 2010



Rp. 1.000.000 Rp. 10.000.000+ Rp. 11.000.000 Rp. 500.000Rp. 10.500.000



b. Jurnal pembelian bahan baku Pembelian Bahan Baku Kas/utang



Rp. 10.000.000



Rp. 10.000.000



Jurnal pemindahan pembelian bahan baku ke persediaan bahan baku pada akhir periode (AJP) Persediaan bahan baku Rp. 10.000.000 Pembelian Rp. 10.000.000 Jurnal pemakaian bahan baku (AJP) Persediaan barang DP Rp. 10.500.000 Persediaan bahan baku



Rp. 10.500.000



Soal 3. PT. BSI mengeluarkan biaya TKL selama 2010 sebesar Rp. 5.000.000 Buatlah jurnal pencatatan yang berhubungan dengan BTKL Jawab: Pada saat membayar BTKL Biaya gaji/upah Kas



Rp. 5.000.000 Rp. 5.000.000



Pada saat akhir periode melalui AJP dipindahkan persediaan BDP Persediaan BDP Rp. 5.000.000 Biaya gaji/upah Rp. 5.000.000



Soal 4. PT. BSI membayar persekot asuransi mesin pabrik Rp. 40.000 untuk masa 2 tahun, BTKTL Rp. 500.000 yang belum dibayar per 31 desember 2010 Rp. 50.000,- Biaya bahan penolong Rp. 100.000, biaya sewa gedung Rp. 400.000 80% dibebankan pabrik yang 20% dibebankan biaya kantor, BOP lainnya Rp. 25.000, Biaya penyusutan mesin pabrik 10% dari harga perolehan Rp. 1.000.000 Buatlah pencatatan yang dilakukan PT BSI berhubungan dengan BOP Jawab: Pada Saat pembayaran a. Porsekot asuransi Kas



Rp.40.000 Rp. 40.000



b. BTKTL Kas



Rp.500.000



c. Biaya sewa gedung Kas



Rp. 400.000



d. BOP lain2 Kas



Rp. 25.000



Rp. 500.000 Rp. 400.000 Rp. 25.000



Jurnal AJP pembebanan ke masing-masing jenis biaya 1. Asuransi ½ x Rp. 40.000 = Rp. 20.000 Biaya Asuransi mesin pabrik Porsekot asuransi mesin pabrik



Rp. 20.000



2. Biaya TK yang belum dibayar Rp. 50.000 BTKTL Hutang BTKTL



Rp. 50.000



3. Pembebanan Biaya BP Rp. 100.000 Biaya BP Persediaan BP



Rp. 100.000



Rp. 20.000



Rp. 50.000



Rp. 100.000



4. Biaya sewa gedung pabrik 80% x Rp. 400.000 = Rp. 320.000 Biaya sewa gedung kantor Rp. 80.000 Biaya sewa gedung pabrik Rp. 320.000 Biaya sewa gedung



Rp. 400.000



5. Biaya penyusutan mesin 10% x Rp. 1.000.000 = Rp. 100.000 Biaya penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000 Akumulasi penyusutan mesin pabrik



Rp. 100.000



6. BOP



Rp. 1.115.000 Biaya BP BTKTL Biaya asuransi mesin pabrik BOP lain-lain Biaya penyusutan mesin pabrik Biaya sewa gedung pabrik



Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.



100.000 550.000 20.000 25.000 100.000 320.000



7. Persediaan barang dalam proses BOP



Rp. 1.115.000 Rp. 1.115.000



Soal 5. Dari data soal diatas jika persediaan awal barang dalam proses Rp. 80.000 dan persediaan akhir barang dalam proses Rp. 60.000 hitunglah Harga Pokok Produksinya Jawab Persediaan awal barang dalam proses Biaya barang dalam proses Persediaan akhir barang dalam proses Harga Pokok Produksi



Rp. 80.000 Rp.16.615.000 + Rp.16.695.000 Rp. 60.000 Rp.16.635.000 ============



Soal 6. Pada data PT. BSI diatas jika ditambahkan jumlah persediaan awal barang jadi per 1 januari 2010 Rp. 200.000 dan persediaan akhir 31 Desember 2010 untuk barang jadi Rp. 100.000. Hitunglah Harga Pokok Penjualannya Jawab: Persediaan awal barang jadi 1 januari 2010 Harga Pokok Produksi Persediaan akhir barang jadi 31 desember 2010 Harga Pokok Penjualan



Rp. 200.000 Rp.16.635.000+ Rp.16.835.000 Rp. 100.000 Rp.16.735.000 ===========



Soal Kasus Untuk Neraca Lajur Perusahaan Manufaktur Data Keuangan untuk Neraca Saldo per 31 desember 2010 PT. BSI adalah sebagai berikut: Kas Rp. 100.000 Persediaan bahan baku Rp. 120.000 Persediaan barang dalam proses Rp. 80.000 Persediaan barang jadi Rp. 200.000 Porskot asuransi Rp. 48.000 Mesin pabrik Rp. 1.000.000 Perabot kantor Rp. 200.000 Pembelian bahan baku Rp. 1.500.000 Biaya BTKL Rp. 1.000.000 BTKTL Rp. 400.000 Pemakaian Bahan penolong Rp. 100.000 Biaya sewa gedung Rp. 400.000 BOP lain2 Rp. 100.000 Biaya administrasi kantor Rp. 200.000 Akumulasi penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000 Akumulasi penyusutan perabot kantor Rp. 40.000 Modal saham Rp. 1.000.000 Laba ditahan Rp. 308.000 Penjualan Rp. 4.000.000 Jumlah Rp. 5.448.000 Rp. 5.448.000 =========== ============= Data Untuk AJP adalah sebagai berikut: 1. Porskot asuransi untuk mesin pabrik selama dua tahun . asuransi sampai dengan 31 desember 2011 dan dibayar per 1 januari 2010 2. Biaya tenaga kerja tidak langsung yang belum dibayarkan sebanyak Rp. 40.000 3. Sewa gedung untuk beban pabrik sebanyak 80% dan beban kantor 20% 4. Mesin pabrik disusutkan 10% per tahun dan perabot 5% .masing2 harga perolehan dianggap tidak memiliki nilai residu. 5. Persediaan bahan baku 31desember 2010 senilai Rp. 50.000, persediaan barang dalam proses Rp. 60.000 dan persediaan barang jadi Rp. 100.000 Dari data diatas buatlah Ayat Jurnal Penyesuaian, Work Sheet atau neraca lajur, harga pokok produksi, harga pokok penjualan, rugi laba, neraca dan laporan laba ditahan per 31 Desember 2010. Jawab: Ayat Jurnal Penyesuaian: 1. Biaya Asuransi mesin pabrik Rp. 24.000 Porskot/uang muka asuransi 2. Biaya TKTL Hutang BTKTL 3. Biaya sewa gedung pabrik Biaya sewa gedung kantor Biaya sewa gedng



Rp. 24.000



Rp. 40.000 Rp. 40.000 Rp. 320.000 Rp. 80.000 Rp. 400.000



4. Biaya penyusutan mesin pabrik Ak.Penyusutan mesin pabrik



Rp. 100.000



5. Biaya penyusutan perabot kantor



Rp. 10.000



Rp. 100.000



Ak. Penyusutan perabot kantor



Rp. 10.000



6. Persediaan bahan baku Pembelian bahan baku



Rp. 1.500.000



7. Biaya Overhead Pabrik BTKTL Biaya Bahan penolong BOP lain2 Biaya Asuransi mesin pabrik Biaya sewa gedung Biaya Penyusutan Mesin Pabrik



Rp. 1.084.000



Rp.1.500.000 Rp. 440.000 Rp. 100.000 Rp. 100.000 Rp. 24.000 Rp. 320.000 Rp. 100.000



8. Persediaan barang dalam proses Persediaan bahan baku



Rp. 1.570.000



9. Persediaan Barang Dalam Proses BTKL



Rp. 1.000.000



10. Persediaan Barang Dalam Proses BOP



Rp. 1.084.000



11. Persediaan Barang Jadi Persediaan Barang Dalam Proses



Rp. 3.674.000



12. HPP



Rp. 3.774.000 Persediaan Barang Jadi



Rp. 1.570.000 Rp. 1.000.000 Rp. 1.084.000 Rp. 3.674.000 Rp. 3.774.000



PT.BSI Neraca Lajur (Work Sheet) Periode tahun 2010 Nama Rekening Kas Persd Bahan Baku Persd Barang Dalam Proses



NERACA SALDO Debit Kredit 100000 120000 80000



AJP Debit 1500000(6) 1570000(8) 1000000(9) 1084000(10) 3674000(11)



NSSD Kredit



1570000 (8) 3674000(11)



Persediaan Barang Jadi Porskot Asuransi. Mesin Pabrik Ak. Peny Mesin Pabrik Perabot Kantor Ak Peny. Perabot Kantor Modal Saham Laba Ditahan Penjualan



200000 48000 1000000



Pembelian Bahan Baku



1500000



1500000(6)



BTKL



1000000



1000000(9)



400000



440000(7)



100000 400000 100000 200000 5.448.000



100000(7) 400000(3) 100000(7)



BTKTL Biaya Bahan Penolong Biaya Sewa Gedung BOP lain2 Biaya adm kantor Total Biaya Asuransi mesin pabrik TKTL Terhutang Biaya Sewa Gedung pabrik Biaya sewa gedung kantor Biaya Peny mesin Pabrik Biaya Peny Perabot kantor BOP HPP



100000



3774000(12) 24000(1)



Debit 100000 50000 60000 100000 24000 1000000



100000(4)



200000



Kredit



200000 200000



40000 1000000 308000 4000000



10000(5)



50000 1000000 308000 4000000



200000 5.448.000 24000(1) 320000(3) 80000(3) 100000(4) 10000(5) 1084000(7) 3774000(12) 14.260.000



24000(7) 40000(2) 320000(7)



40000 80000



100000(7) 10000 1084000(10) 14.260.000



3774000 5.598.000



5.598.000



Nama Rekening



RUGI LABA Debit Kredit



Kas Persd Bahan Baku Persd Barang Dalam Proses Persediaan Barang Jadi Porskot Asuransi. Mesin Pabrik Ak. Peny Mesin Pabrik Perabot Kantor Ak Peny. Perabot Kantor Modal Saham Laba Ditahan Penjualan



NERACA Debit



Kredit



100000 50000 60000 100000 24000 1000000 200000 200000 50000 1000000 308000 40000000



Pembelian Bahan Baku BTKL BTKTL Biaya Bahan Penolong Biaya Sewa Gedung BOP lain2 Biaya adm kantor Total Biaya Asuransi mesin pabrik TKTL Terhutang Biaya Sewa Gedung pabrik Biaya sewa gedung kantor Biaya Peny mesin Pabrik Biaya Peny Perabot kantor BOP HPP



200.000



40000 80.000 10.000 3.774.000 4.064.000 4.064.000



4.000.000 64.000 4.064.000



1.534.000 64.000 1.598.000



1.598.000 1.598.000



PT. BSI Laporan Harga Pokok Produksi Periode 31 Desember 2010 ------------------------------------------------------------------------------------------------Persediaan Barang Dalam Proses Awal Pemakaian Bahan baku: Persediaan bahan baku awal Pembelian bahan baku Bahan baku tersedia dipakai



Rp. Rp . 120.000 Rp. 1.500.000+ Rp. 1.620.000



80.000



Persediaan bahan baku akhir Pemakaian bahan baku Biaya TKL BOP: BTKTL Biaya Bahan Penolong BOP lainnya Biaya Asuransi Mesin Biaya sewa gedung pabrik Biaya penyusutan Mesin pabrik



Rp.



50.000Rp. 1.570.000 Rp. 1.000.000



Rp. 440.000 Rp. 100.000 Rp. 100.000 Rp. 24.000 Rp. 320.000 Rp. 100.000+ Rp 1.084.000+ Rp. 3.734.000 Rp. 60.000Rp. 3.674.000



Biaya Produksi Persediaan barang dalam proses akhir Harga Pokok Produksi



PT.BSI Laporan Perhitungan Rugi Laba Periode 31 Desember 2010 ----------------------------------------------------------------------------------------------Penjualan Harga Pokok Penjualan: Persediaan Barang jadi awal Harga Pokok Produksi



Rp. 4.000.000 Rp. 200.000 Rp. 3.674.000+ Rp. 3.874.000 Rp. 100.000-



Persediaan Barang jadi akhir Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Biaya Operasional: Biaya Administrasi Kantor Biaya Sewa Gedung Kantor Biaya Penyusutan Perabot kantor



Rp. 3.774.000Rp. 226.000 Rp. Rp. Rp.



200.000 80.000 10.000+ Rp. 290.000Rp. 64.000 ===========



Rugi Operasional



PT.BSI Neraca Per 31 Desember 2010 ------------------------------------------------------------------------------------------------Aktva Lancar: Kas Persediaan: Persediaan Bahan Baku Persediaan BDP Persediaan Barang Jadi



Rp. 100.000 Rp. 50.000 Rp. 60.000 Rp. 100.000+ Rp. 210.000 Rp. 24.000+ Rp. 334.000



Porsekot asurasi Jumlah Aktiva Lancar Aktiva Tetap: Mesin Pabrik Ak. Peny Mesin pabrik



Rp. 1.000.000 Rp. 200.000Rp. 800.000



Perabot Kantor Ak. Peny Perabot kantor Jumlah aktiva Tetap Jumlah Akiva Hutang lancar: Hutang Biaya TKTL Modal: Modal Saham Laba Ditahan Jumlah Modal Jumlah Pasiva



Rp. Rp.



200.000 50.000Rp. 150.000+ Rp950.000+ Rp1.284.000 ========== Rp. 40.000



Rp. 1.000.000 Rp. 244.000+ Rp. 1.244.000+ Rp. 1.284.000 ============



PT.BSI Laporan Laba Ditahan Per 31 Desember 2010 ------------------------------------------------------------------------------------------------Laba Ditahan 1 Januari 2010 Rugi Tahun Berjalan Laba Ditahan 31 Desember 2010



Rp. 308.000 Rp. 64.000Rp. 244.000 ==============