Materi - Al Indhibath - Liqo [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Bismillah 06 Safar 1441 H / 05 Oktober 2019 Andri Liqo Sabtu Sore MATERI -- AL INDHIBATH – Sumber : http://gemadakwah.blogspot.com/2013/04/indhibath-disiplin.html https://bersamadakwah.net/disiplin-diri-menuju-insan-beriman/ dan lain-lain



Secara etimologi indhibath berasal dari kata dhobth yang berarti komitmen dengan sesuatu. Indibath dengan Islam disebutkan dalam beberapa ayat, seperti : “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa dan janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam” (Al-Imron : 102),  #Al-Indhibath (disiplin) adalah salah satu sikap dasar yang dimiliki oleh seorang kader dakwah  Al-Indhibath berarti berkomitmen terhadap hal-hal yang mengikat dirinya utk berbuat sesuatu  .Dien ini telah banyak mengajarkan kita ttg #al-indhibath. Di antaranya adalah perintah shalat tepat waktu dan perintah berjamaah dengan mengikuti imam.



Macam-macam Indhibath 1. Al-Indhibath Al-‘Aam a. Indhibath dengan berbagai kewajiban b. Indhibath dengan jihad untuk menerepkann hukum Islam serta meninggikan kalimat Allah c. Indhibath dengan amal yang terorganisir dalam dakwah d. Indhibath dengan berbagai ibadah serta konsisten dalam melakukannya. e. Indhibath untuk menjadikan dirinya qudwah. 2. Al-Indhibath Al-Khosh a. Indhibath dengan kewajiban-kewajiban sesama muslim b. Indhibath dengan syuro’, adab-adab, tata cara, dan hasil-hasilnya c. Indhibath dengan tanggung jawab dan amanah dakwah



d. Indhibath untuk menghadiri pertemuan-pertemuan tarbawiyah dan hal-hal yang ada di dalamnya. e. Indhibath dengan kewajiban-kewajiban keuangan, seperti zakat, infak, dan shodaqoh.



Kedisiplinan ini meliputi: Pertama, Al Indhibath As Syar’y (disiplin terhadap aturan syar’i)  Seorang kader dakwah selalu disiplin pada aturan yang telah ditetapkan Allah SWT. Aturan tersebut harus mengikat dirinya. Agar ia tidak sembrono dalam berbuat. Dan dengan aturan itu seorang kader dakwah mentaati rambu-rambu yang disinyalkan kepadanya. Kepahaman yang utuh dan baik terhadap aturan itu akan menjaga kader dakwah dari penyimpangan syar’i. Oleh sebab itu kader dakwah ini patut untuk meningkatkan kepahaman syar’inya. Sehingga tidak terjerumus pada perbuatan yang melanggar ketentuan itu. Kedua, Al Indhibath Al Khuluqy (disiplin perilaku atau akhlaq). Disiplin pada akhlaq Islam sebagai wujud dari keimanannya. Karena kesempurnaan iman seorang mukmin adalah mereka yang paling baik akhlaqnya. Kader dakwah yang senantiasa menjaga norma perilakunya akan menjadi pintu gerbang simpati dan ketertarikan umat pada dakwah ini. Bukankah modal besar Rasulullah SAW. dalam dakwahnya juga dari norma perilaku beliau yang sangat menawan hati. Hingga beliau mendapatkan gelar al amin, orang yang tepercaya. Ada pula paparan kisah seorang penuntut umum yang tertarik pada dakwah ini karena mendapatkan bantuan dari seorang ulama dakwah di saat sang penuntut umum itu amat sangat membutuhkan bantuan. Lantaran itu ia lebih bersikap sebagai pembela ketimbang sebagai jaksa saat menghadapi kasus-kasus dakwah. Ketiga, Al Indhibath Al Amaly (disiplin amal)  Disiplin dalam melakukan sesuatu secara sistematis tidak serampangan apalagi tak beraturan. Sikap ini karena mampu mengintegrasikan antara waktu dan tugas. Ia bisa memenej waktunya agar tidak merugikan yang lain. Tidak terlambat dalam melakukan sesuatu dan tidak juga terlampau di awal waktu karena dapat merepotkan orang lain. Imam Hasan Al Banna menyatakan at tabkir kat ta’khir (orang yang datang lebih-lebih awal sama seperti orang yang datang terlambat). Unagkapan untuk mengingatkan kita agar disiplin amal yang tidak merugikan orang lain. Bagi mereka yang datang lebihlebih awal kadang merepotkan orang yang didatangi. Dan orang yang hadir terlambat menzhalimi hak orang yang datang terdahulu.



Disiplin Amal juga mampu menata tugas-tugasnya dengan baik. Dengan itu tidak ada tugas-tugas yang molor apalagi tidak tertuntaskan. Karena itu Rasulullah SAW. memotivasi dengan sabdanya: “Allah SWT. menyukai amal salah seorang di antaramu yang rapih amalnya”.  Dan amal yang tertata baik berimplikasi pada produktivitas dan nuansa orang yang melakukannya. Keempat, Al Indhibath At Tarbawi (disiplin tarbiyah)  Disiplin dalam bertarbiyah maknanya adalah terus membina diri untuk mencapai keshalihah pribadi dan sosial dengan menerapkan aturan manhaj secara tepat dan pas. Kedisiplinan ini berawal dari komitmen bahwa tarbiyah amal prioritas dari amalan lainnya. Agar mampu mengokohkan bangunan keterikatan dan keterlibatan dalam amal tarbawi ini. Ada hal yang sangat menarik saya saat saya temukan satu halaqah tarbiyah yang membangun prinsip kebersamaan dalam komitmen tarbiyah ini dengan sikap tidak boleh meninggalkan halaqah tarbiyah ini kecuali mati. Prinsip kebersamaan ini sah-sah saja dalam tarbiyah. Untuk membangkitkan semangat membina diri secara kontinyu dan terarah.  Bila kelonggaran dalam tarbiyah ini ditolerir terus menerus maka keutuhan tarbiyah ini dapat runtuh. Bahkan imbasannya mungkin tertular pada amal lainnya. Bisa saja pada kesetiaan terhadap dakwah. Oleh karena itu komitmen pada dakwah ini tidak perlu ditawar-tawar. Allah SWT. menganggap mereka yang mulai kendor pengorbanan dan kesetiaannya pada dakwah ini disejajarkan dengan bunuh diri. Firman Allah SWT.: “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”. (Al-Baqarah: 195).



Langkah-langkah untuk meningkatkan indhibath : 1. Meningkatkan pemahaman dan kepekaan terhadap Islam 2. Meningkatkan ketakwaan dan perasaan akan muroqobah-Nya 3. Membersihkan hati, rasulullah senantiasa berdoa : ”Ya Allah anugerahkanlah jiwaku dengan ketakwaan dan bersihkanlah dia”.