Materi Asam, Basa Dan Garam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASAM, BASA DAN GARAM Dosen Pengampu : Sutrisno, Drs.M.Si.



Disusun Oleh kelompok 2 : Fransiska Nunik (1107617048) Ado Triana Sandi (1107617074) Frisya Alvita M.W (1107617075) B’sem 5



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2019



Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkakepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga makalah mengenai Sifat Asam, Basa, dan Garam dapat terselesaikan. Makalah ini memberikan pendekatan belajar agar siswa mudah memahami materi yang terkandung, juga membangun motivasi siswa untukdapat mengaitkan suatu materi pada kehidupan sehari-hari. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan, sesuai dengan peribahasa yang menyatakan bahwa “ tak ada gading yang tak retak “, maka penulis menerima kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan buku ini. Akhirnya penulis berharap semoha makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya dan dapat memenuhi harapan kita semua.



September 2019



Penulis



KATA PENGANTAR ..........................................................................................i DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG ............................................................................... 1 B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................... 2 C. TUJUAN ................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN A. ASAM ........................................................................................................ 3 1. PENGERTIAN ASAM ....................................................................... 3 2. SIFAT ASAM ...................................................................................... 4 3. CONTOH JENIS ASAM ..................................................................... 8 B. BASA 1. PENGERTIAN BASA........................................................................8 2.SIFAT BASA.........................................................................................9 3. CONTOH & JENIS BASA...................................................................11 4. PENGERTIAN Ph.................................................................................11 C. GARAM 1. PENGERTIAN GARAM................................................................... 12 2. PEMBENTUKAN GARAM ............................................................. 12 3. SIFAT GARAM.................................................................................15 4. CONTOH GARAM...........................................................................15 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN ........................................................................................ 28 B. SARAN .................................................................................................... 28 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 30 SOAL



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Asam dan basa merupakan sesuatu yang tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari. Banyak barang yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari yang termasuk dari contoh asam dan basa. Seperti buah-buahan, sayur-sayuran, bahan industri, dan lain sebagainya. Dengan senyawa asam, basa dan garam, bahkan hampir setiap hari selalu menggunakan senyawa yang bersifat asam maupun basa. Garam pun tak lepas digunakan karena hampir semua makan menggunakan garam. Garam tersebut berupa garam dapur yang berasa asin. Garam dapur dapat pula digunakan untuk mengawetkan makanan. Tidak hanya garam dapur yang ada disekitar, banyak zat yang dapat dijumpai yang termasuk golongan garam. Istilah garam dalam ilmu kimia sendiri adalah semua senyawa hasil reaksi netralisasi antara asam dan basa. Jadi, tidak semua garam berasa asin. Seperti halnya garam, basa juga digunakan para ibu rumah tangga untuk mencuci piring dengan menggunakan abu gosok. Basa dalam abu gosok dapat bereaksi dengan kotoran berupa lemak atau minyak, sehingga menjadi larut. Sedangkan, untuk mencuci piring yang sangat berminyak perlu menggunakan sabun. Sabun dapat melarutkan atau menetralkan lemak dan minyak. Semua senyawa asam mempunyai rasa masam atau kecut. Rasa masam atau kecut ini desebabkan oleh adanya senyawa yang bersifat asam. Buah-buahan memiliki rasa asam berkat adanya senyawa asam yang dikandungnya. Jeruk mengandung asam sitrat sedangkan anggur mengandung asam tartrat. Air susu yang basi mengandung asam laktat. Selain itu, senyawa asam dapat kita temukan juga dalam lambung dan darah. Dalam lambung terdapat asam klorida yang berperan pada pencernaan makanan serta dalam darah terdapat asam karbonat dan asam phosfat yang berperan pada pengangkutan makanan. Senyawa asam banyak kita jumpai pada kehidupan sehari-hari. Keberadaan asam, basa, dan garam di lingkungan menuntut kita untuk lebih mengetahui sifat-sifatnya secara mendalam. Dengan demikian, diharapkan dapat menggunakan asam, basa, dan garam sesuai dengan fungsinya agar tidak terjadi kekeliruan nantinya.



B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan Asam? 2. Apa yang dimaksud dengan Basa? 3. Apa yang dimaksud dengan Garam? 4. Bagaimana cara menguji larutan senyawa bersifat asam, basa, dan garam? 5. Bagaimana penentuan skala keasaman dan kebasaan? C. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian Asam. 2. Untuk mengetahui dan memahami pengertian Basa. 3. Untuk mengetahui dan memahami pengertian Garam. 4. Untuk mengetahui cara menguji larutan senyawa bersifat asam, basa, dan garam. 5. Untuk mengetahui penentuan skala keasaman dan kebasaan.



ASAM 1. Pengertian Asam Asam berasal dari bahasa Latin “acer” yang berarti “kecut”. Rasa kecut atau masam ini banyak terdapat dalam makanan dan minuman. Namun, dalam kenyataannya tidak semua asam berasa kecut, contohnya asam lemak. Definisi asam dalam ilmu kimia adalah senyawa yang mengandung unsur hidrogen. Asam yang dilarutkan dalam air akan melepaskan unsur hidrogennya dalam bentuk ion hidrogen (H+). Ion merupakan partikel yang bermuatan listrik. Ion hidrogen memberikan sifat tertentu pada asam dalam bentuk larutannya. Jadi, asam akan menunjukkann sifat keasamannya jika dilarutkan dalam air. 2. Sifat Asam a. Berasa Asam Keberadaan asam pada makanan dan minuman ditandai dengan rasa masam atau kecut. Bebreapa buah seperti limau, jeruk nipis, dan jeruk keprok berasa masam karena mengandung asam sitrat dan asam askorbat. Rasa masam pada cuka disebabkan oleh asam asetat. Sementara itu, susu fermentasi mengandung asam laktat. Rasa masam pada makanan dan minuman diketahui dengan cara dicicipi (uji organoliptik).



Perlu diingat bahwa uji organoliptik tidak berlaku untuk mengetahui kandungan asam bahan-bahan kimia di laboratorium. Bahan – bahan kimia yang bersifat asam di laboratorium dapat merusak bagian tubuh. Contohnya, asam sulfat yang mengenai tangan dapat menimbulkan luka bakar dan melepuh. Oleh karena itu, asam pada bahan – bahan kimia dapat ditentukan dengan menggunakan indikator.



Asam akan terurai dan menghasilkan ion hydrogen (H+) ketika dilarutkan dalam air. Selanjutnya, ion hidrogen tersebut bergabung dengan air membentuk ion hydronium. Ion hydronium (H3O+) tersebut bermuatan positif.



b. Korosif (Merusak) Larutan asam bersifat korosif atau merusak jika mengenai bagaian tubuh. Semakin kuat jenis asamnya, semakin korosif dan semakin mudah terurai membentuk ion hydrogen (H+). Sifat korosif hanya dimiliki oleh asam dalam bentuk larutan karena menghasilkan ion hydrogen. Ion hydrogen inilah yang menyebabkan asam bersifat korosif. Sifat ini menyebabkan asam dapat merusak berbagai benda logam maupun nonlogam. Jika terkena asam kuat, plastik dapat meleleh, kulit melepuh, bahkan dapat menyebabkan lubang pada logam dan benda-benda lain.



c. Bereaksi dengan Logam Larutan asam dapat bereaksi dengan logam. Reaksi asam dengan logam menghasilkan gas H2 dan garam. Contoh reaksi asam dengan logam terjadi pada asam klorida dengan logam seng. Ketika asam klorida dituang di atas serpihan seng, timbul gelembung-gelembung. Gelembung – gelembung tersebut menunjukkan gas Hidrogen (H2). Logam seng menggantikan hydrogen dalam larutan membentuk seng klorida.



Reaksi asam dengan logam juga dapat terjadi



pada asam sulfat dan logam magnesium. Logam magnesium dapat bereaksi dengan larutan asam sulfat membentuk magnesium sulfat dan gas hidrogen.



Ketika asam sulfat dimasukkan dalam tabung reaksi yang berisi potongan logam magnesium, dihasilkan gelembung – gelembung gas. Potongan logam magnesium larut dalam asam sulfat membentuk larutan tidak berwarna. Reaksi tersebut menghasilkan panas. Gelembung – gelembung dalam tabung reaksi merupakan gas hidrogen. Keberadaan gas hidrogen dapat diuji menggunakan sumbat api. Jika api di atas tabung reaksi padam dengan suara ‘pop’, berarti terdapat gas hidrogen di dalam tabung reaksi.



Namun, tidak semua logam bereaksi dengan asam membentuk garam dan gas H2. Tembaga, perak, dan emas merupakan beberapa contoh logam yang tidak bereaksi dengan larutan asam. d. Bereaksi dengan Karbonat Reaksi antara asam dengan karbonat menghasilkan gas kabron dioksida, garam, dan air. Keberadaan gas karbon dioksida (CO2) ditandai dengan gelembung – gelembung pada proses reaksi. Contohnya bikarbonat soda bereaksi dengan asam etanoat menghasilkan natrium etanoat, air, dan karbon dioksida. Ketika zat – zat itu bercampur, karbon dioksida keluar dalam bentuk gelembung.



Contoh lain reaksi antara asam dengan karbonat terjadi pada kalsium karbonat dengan larutan asam klorida. Rekasi ini menghasilkan garam kalsium klorida, karbon dioksida, dan air. Ketika larutan asam klorida ditambahkan pada tabung reaksi berisi padatan kalsium karbonat, timbul gas karbon dioksida. Keberadaan gas tersebut dapat diuji menggunakan air kapur yang telah di saring (bening). Nama kimia iar kapur tersebut yaitu larutan kalsium hidroksida.



Adapun persamaan reaksi antara kalsium karbonat dengan larutan asam klorida sebagai berikut.



Reaksi antara asam dengan karbonat juga terjadi pada cuka dan kulit telur. Jika cuka antara asam dengan karbonat juga terjadi pada cuka dan kulit telur. Jika cuka direaksikan dengan kulit telur, terbentuk gelembing gas. Cuka merupakan asam asetat. Asam ini berekasi dengan kalsium karbonat yang merupakan senyawa utama penyusun kulit telur.



Sementara itu, seng karbonat bereaksi dengan larutan asam sulfat membentuk seng sulfat, karbondioksida, dan air. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.



Reaksi antara larutan asam dan karbonat dapat digunakan untuk mengidentifikasi keasaman. Jika terdapat larutan yang belum diketahui sifatnya ternyata dapat bereaksi dengan karbonat, berarti larutan tersebut bersifat asam. e. Bereaksi dengan Basa Asam dapat bereaksi dengan basa membentuk garam dan air. Logam oksida dan hidrosikda merupakan contoh basa. Magnesium oksida termasuk basa. Larutan asam klorida dapat bereaksi dengan magnesium oksida membentuk magnesium klorida (garam) dan air.



R eaksi di atas dinamakan reaksi netralisasi. Garam yang terbentuk yaitu magnesium klorida bersifat netral. Basa dapat menetralkan asam. Sebaliknya asam dapat menetralkan basa. Natrium hidroksida juga termasuk basa. Larutan asam sulfat bereaksi dengan natrium hidroksida membentuk natrium sulfat dan air. 3. Contoh dan Jenis Asam



Tabel Asam Kehidupan Sehari-hari Berdasarkan asalnya, asam dikelompokkan dalam 2 golongan, yaitu asam organik dan asam anorganik. Asam organik umumnya bersifat asam lemah, korosif, dan banyak terdapat di alam. Asam anorganik umumnya bersifat asam kuat dan korosif. Karena sifat-sifatnya itulah, maka asam-asam anorganik banyak digunakan di berbagai kebutuhan manusia.



Buah yang bersifat Asam



BASA 1. Pengertian Basa Basa adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air (larutan) dapat melepaskan ion hidroksida (OH⁻). Oleh karena itu, semua rumus kimia basa umumnya mengandung gugus OH. Ketika dicampur dengan asam, basa menetralkan (menghilangkan) sifat-sifat keasaman. Larutan basa menetralkan larutan asam karena mengandung ion negatif. Ion negatif tersebut berupa ion hidroksida (OH⁻) atau ion oksida (O2⁻). Ion negatif dari basa akan menangkap ion positif (ion hidrogen atau ion hidronium) dari asam sehingga membentuk larutan bersifat netral.



2. Sifat Basa a. Berasa Pahit dan Terasa Licin Basa memiliki sifat yang licin jika dipegang. Jika asam berasa masam, basa berasa pahit. Hal ini dapat diamati ketika mandi dan secara tidak sengaja larutan sabun masuk ke dalam mulut. b. Bersifat Korosif Basa bersifat korosif. Oleh sebab itu, jangan menyentuh atau mencicipi suatu zat untuk menentukan kebasaannya. Larutan basa dapat membakar dan merusak jaringan. Peristiwa ini dapat dilihat ketika tangan berkerut dan sangat kering setelah direndam dalam detergen atau sabun. Kondisi eksim pada kulit yang alergi karena sabun juga menyebabkan gatal dan pecah-pecah. Sarung tangan dari karet biasanya digunakan untuk menghindari kontak langsung tangan dengan sabun yang mengandung basa kuat. Larutan basa berisi ion-ion yang dapat menghantarkan listrik. Larutan basa tidak bereaksi dengan logam seperti larutan asam.



Basa dlarutkan dalam air akan menghasilkan ion hidroksida (OH⁻) yang bermuatan negatif. Ion hidroksida ini akan menangkap ion-ion hidrogen dari molekul air. Larutan basa memiliki derajat keasaman (pH) lebih dari 7. Basa dihasilkan dari reaksi antara ion positif logam (misal ion natrium) dengan ion hidroksida yang bermuatan negatif.



c. Bereaksi dengan Asam Basa dapat bereaksi dengan asam membentuk garam dan air. Reaksi ini dinamakan reaksi netralisasi. Reaksi tersebut sama dengan reaksi yang terjadi antara asam dengan basa. Reaksi antara larutan asam klorida dan larutan natirum hidroksida menghasilkan garam natrium klorida dan air.



Reaksi antara larutan asam sulfat dan padatan tembaga (II) oksida juga termasuk reaksi netralisasi. Reaksi ini membentuk garam tembaga (II) sulfat dan air.



d. Bereaksi dengan Garam Semua basa bereaksi dengan garam amonium menghasilkan gas amonia. Ketika basa kalsium hidroksida dipanaskan dengan amonium sulfat akan dihasilkan kalsium sulfat, air, dan gas amonia. R e



aksi antara amonium klorida dengan natrium hidroksida juga menghasilkan gas amonia. Reaksi ini juga melibatkan pemansan. Gas amonia dapat diketahui dari baunya yang menyengat. Selain itu, uap yang dihasilkan dapat mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru. Larutan tembaga (II) sulfat dapat bereaksi dengan natrium hidroksida menghasilkan endapan tembaga (II) hidroksida yang berwarna biru dan larutan



natrium sulfat yang tidak berwarna.



3. Contoh dan Jenis Basa Dibawah ini merupakan beberapa basa beserta contohnya.



Tabel Basa Kehidupan Sehari-hari 4. Pengertian pH pH singkatan dari “power of hidrogen” atau kekuatan hidrogen. pH merupakan ukuran konsentrasi ion hidrogen di dalam suatu larutan. Kekuatan suatu asam atau basa dinyatakan sebagai nialai atau harga pH. Skala pH berkisar antara 0 sampai 14. Semakin rendah nilai pH-nya, semakin besar konsentrasi ion hidrogennya.



Larutan asam memiliki pH dibawah 7. Larutan yang memiliki pH 0 merupakan larutan yang sangat asam. pH dari asam klorida dapat mencapai skala 0. Larutan yang mempunyai pH tepat 7 berarti netral (bukan asam dan juga bukan basa). Air murni biasanya memiliki pH netral. Sementara itu, larutan basa mempunyai pH di atas 7. Larutan natrim hidroksida dapat mencapai pH 14.



pH dari suatu larutan tergantung dengan konsentrasi ion hidrogen dan ion hidroksidanya. Larutan asam mempunyai lebih banyak ion hidrogen (H⁺) daripada ion hidroksida (OH⁻) sehingga pH-nya rendah. Sebaliknya, larutan basa mempunyai lebih banyak ion hidrosida (OH⁻) daripada ion hidrogen (H⁺) oleh karena itu pH-nya tinggi. Larutan netral



mempunyai jumlah ion hidrogen dan ion hidroksida yang seimbang.



PERBEDAAN SIFAT ASAM DAN BASA GARAM



GARAM 1. Pengertian Garam Dalam bidang kimia, garam merupakan senyawa kimia yang terbentuk dari reaksi asam dan Basa yang terikat secara ionik. Jika suatu garam dilarutkandalam air, akan mengion membentuk partikel-partikel bermuatan listrik. Struktur garam umumnya berbentuk kristal.



2. Pembentukan Garam Telah dijelaskan sebelumnya bahwa ketika asam dan basa dicampur akan menghasilkan garam dan air. Proses ini dinamakan netralisasi. Pernahkah kalian sakit perut karena telat makan? Tentunya kalian akan minum obat mag untuk mengatasi rasa melilit dalam perut. Bagaimana cara kerja obat mag tersebut dalam lambung kalian? Ketidak nyamanan perut akibat telat makan disebabkan oleh kelebihan asam klorida dalam lambung. Asam ini sebenarnya berfungsi untuk membantu membunuh kuman yang masuk ke lambung bersama makanan. Tetapi, jika asam klorida tersebut terlalu berlebih, dapat melukai Iambung atau terjadi gangguan pencernaan. Obat mag terbuat dari basa magnesium hidroksida (Mg(OH)2). Obat ini akan menetralkan kelebihan asam dalam lambung. Ketika kalian minum obat mag, berarti terjadi proses netralisasi di dalam perut. Proses netralisasi juga dijumpai pada penggunaan sampo bersamaan dengan conditioner. Sampo biasanya mengandung basa ringan. Basa ini menyebabkan jarak antarhelaian rambut melebar. Akibatnya, rambut menjadi lebih mudah kusut. Sementara itu, conditioner mengandung asam ringan. Jika conditioner ini dipakai bersamaan dengan sampo, maka asam yang terkandung di dalamnya akan menetralkan basa dalam sampo. Jarak antarhelaian rambut semakin dekat. Hal ini membuat rambut terasa lebih lembut dan mudah diatur.



Netralisasi juga terjadi saat menggosok gigi dengan pasta gigi. Asam bersifat merusak gigi. Sisa makanan pada gigi akan diubah bakteri menghasilkan asam. Kondisi asam tersebut mengakibatkan gigi keropos. Oleh sebab itu, pasta gigi dibuat dari basa. Jika menggosok gigi dengan pasta gigi, asam di da|am mulut dapat dinetralkan. Hal ini dapat mencegah gigi keropos.



Netralisasi dapat mengatasi masalah keasaman tanah. Kalsium hidroksida ditambahkan pada tanah atau danau yang terlalu asam akibat hujan asam dengan tujuan untuk menetralkan keasaman. Adapun Sengatan lebah yang bersifat asam dapat dinetralkan dengan menggosokkan basa (seperti sabun atau pelembap yang mengandung seng karbonat) pada kulit yang disengat. Sementara Itu. sengatan tabuhan yang bersifat basa dapat dinetralkan dengan Jus lemon atau cuka Jadi jika kalian disengat salah satu dl antara lebah atau tabuhan. Garam terbentuk ketika lonIon hidrogen di dalam suatu asam digantikan oleh Ion bermuatan poaitif dari suatu basa. Contoh, ketika asam klorida bereaksi dengan natrium hidroksida (Basa) . lon natrium dari basa akan manggantikan lon-ion hidrogen dari asam membentuk garam.



Selanjutnya, apa yang terjadi pada lon hidrogen dan lon hidroksida yang telah digantikan? Dalam bab Asam dijelaskan bahwa ion hidrogen (H+) akan bergabung dengan air membentuk ion hidronlum (H30+). Ketika satu ion hidroniurn bereaksi dengan satu lon hidroksida. akan menghasilkan dua molekul air.



Reaksi ini juga terjadi selama proses netralisasi asam basa. Ion hidronlum dari larutan asam dan Ion hidroksida dari larutan basa bereaksi menghasilkan air. Garam dibedakan menjadi empat berdasarkan penyusunnya. 1. Garam dari asam kuat dan basa kuat Garam ini bersifat netral karena asam dan basa penyusunnya sama-sama kuat. Contohnya garam NaCl tersusun atas Ion Na+ dari basa kuat (NaOH) dan lon CI- dari asam kuat (HCl). Garam Ini memiliki pH = 7. 2. Garam darl asam kuat dan basa lemah Garam Ini bersifat cenderung asam (pH < 7) karena asam kuat Iebih mendominasl pembentukannya. Contohnya garam NH4CI tersusun atas lon NH+ dari basa lemah (NH4OH) dan lon Cl- dari asam kuat (HCl). Meskipun bersifat cenderung asam. garam lnl merupakan hasil netralisasl antara asam dan basa. 3. Garam dari asam lemah dan basa kuat Garam lnl terbentuk dan reaksi netralisasl antara asam lemah dan basa kuat. Contohnya garam CH3000Na tersusun atas ion CH3COO- dan asam lemah (CH3COOH) dan Ion Na+ dari basa kuat (NaOH). Oleh karena basa kuat yang lebih mendominasi maka garam Inl cenderung bersifat basa (pH > 7). 3. Sifat Garam Reaksi netralisasi menghasilkan senyawa yang disebut garam. Contoh garam dapur (NaCL) yang terbentuk dari reaksi antara natrium hidroksida dengan asam klorida. Sifat garam tergantung pada asam dan basa pembentuknya. 1. Garam yang berasal dari reaksi antara asam dan basa dapat bersifat asam, basa atau netral. 2. Garam yang bersifat asam, memiliki pH < 7, berasal dari reaksi antara asam kuat dan basa lemah. Contoh: NH4Cl (amonium klorida / salmoniak), dan NH4NO3 (amonium nitrat). 3. Garam yang bersifat basa, memiliki pH > 7, berasal dari reaksi antara asam lemah dan basa kuat. Contoh: KNO2 (kalium nitrit), NaHCO3 (natrium bikarbonat / soda kue), NaCH3COO (natrium asetat), KCN (kalium sianida / potas), dan KF (kalium fosfat). 4. Garam yang bersifat netral, memiliki pH = 7, berasal dari asam kuat dan basa kuat. Contoh: NaCl (natrium klorida), KI (kalium iodida), dan KNO3 (kalium nitrat). garam dapur, NaCl → Na+ + Clbesi sulfat, Fe2(SO4)3 → 2Fe3+ + 3SO3-4



4. Contoh Garam



Contoh garam yang ada pada kehidupan kita sehari-hari : Natrium klorida (NaCL) yang disebut garam dapur Magnesium sulfat (MgSO4) yang disebut garam inggris sebagai abat pencuci perut. Kalsium karbonat (CaCO3) merupakan senyawa dalam batu kapur, marmer atau batu pualam. Natrium karbonat (Na2CO3) yang disebut soda pencuci Aluminium solfaf ( Al2(SO4) ), untuk penjernihan air Natrium stearat ( NaC17H35COO ), bahan sabun mandi



IDENTIFIKASI ASAM, BASA, DAN GARAM Banyak sekali larutan di sekitar kita, baik yang bersifat asam, basa, maupun netral. Cara menentukan sifat asam dan basa larutan secara tepat yaitu menggunakan indikator. Indikator yang dapat digunakan adalah indikator asam basa. Indikator adalah zat-zat yang menunjukkan indikasi berbeda dalam larutan asam, basa, dan garam. Cara menentukan senyawa bersifat asam, basa, atau netral dapat menggunakan kertas lakmus dan larutan indikator atau indikator alami. Berikut adalah beberapa cara menguji sifat larutan. 1. Identifikasi dengan Kertas Lakmus Warna kertas lakmus dalam larutan asam, larutan basa dan larutan bersifat netral berbeda. Ada dua macam kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Sifat dari masing-masing kertas lakmus tersebut adalah sebagai berikut. a. Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru. b. Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru.



c. Lakmus merah maupun biru dalam larutan netral tidak berubah warna. Identifikasi Kertas Lakmus 2. Identifikasi Larutan Asam dan Basa Menggunakan Indikator Alami Cara lain untuk mengidentifikasi sifat asam atau basa suatu zat dapat menggunakan indikator alami. Berbagai bunga yang berwarna atau tumbuhan, seperti daun, mahkota bunga, kunyit, kulit manggis, dan kubis ungu dapat digunakan sebagai indikator asam basa. Ekstrak atau sari dari bahan-bahan ini dapat menunjukkan warna yang berbeda dalam larutan asam basa.



S eba gai contoh, ambillah kulit manggis, tumbuklah sampai halus dan campur dengan sedikit air. Warna kulit manggis adalah ungu (dalam keadaan netral). Jika ekstrak kulit manggis dibagi dua dan masing-masing diteteskan larutan asam dan basa, maka dalam larutan asam terjadi perubahan warna dari ungu menjadi cokelat kemerahan. Larutan basa yang diteteskan akan mengubah warna dari ungu menjadi biru kehitaman.



PENENTUAN SKALA KEASAMAN DAN KEBASAAN 1. Kekuatan Asam dan Basa Kekuatan suatu asam atau basa tergantung bagaimana senyawa tersebut dapat diuraikan menjadi ion-ion dalam air. Peristiwa terurainya suatu zat menjadi ionionnya dalam air disebut ionisasi. Asam atau basa yang terionisasi secara sempurna dalam larutan merupakan asam kuat atau basa kuat. Sebaliknya asam atau basa yang hanya terionisasi sebagian merupakan asam lemah atau basa lemah. Jika ingin mengetahui kekuatan asam dan basa maka dapat dilakukan percobaan sederhana. Perhatikan nyala lampu saat mengadakan percobaan uji larutan elektrolit. Bila nyala lampu redup berarti larutan tergolong asam atau basa lemah, sebaliknya apabila nyala lampu terang berarti larutan tersebut tergolong asam atau basa kuat.



Uji Kekuatan Asam Basa Asam kuat atau asam lemah pada konsentrasi yang sama menghantarkan listrik yang berbeda. Nyala lampu pada Gambar (a) tampak redup. Ini berarti larutan yang diuji berupa asam lemah atau basa lemah. Adapun pada Gambar (b) lampu menyala terang, menandakan bahwa larutan yang diuji berupa asam kuat atau basa kuat. Kekuatan Asam Kekuatan asam dipengaruhi oleh banyaknya ion – ion H+ yang dihasilkan oleh senyawa asam dalam larutannya. Berdasarkan banyak sedikitnya ion H+ yang dihasilkan, larutan asam dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut. a. Asam Kuat Asam kuat yaitu senyawa asam yang dalam larutannya terion seluruhnya menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi asam kuat merupakan reaksi berkesudahan. Secara umum, ionisasi asam kuat dirumuskan sebagai berikut. HA(aq) ⎯⎯→ H+(aq) + A–(aq) b. Asam Lemah Asam lemah yaitu senyawa asam yang dalam larutannya hanya sedikit terionisasi menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi asam lemah merupakan reaksi kesetimbangan. Secara umum, ionisasi asam lemah valensi satu dapat dirumuskan sebagai berikut. HA(aq) ←⎯⎯⎯⎯→ H+(aq) + A–(aq) Makin kuat asam maka reaksi kesetimbangan asam makin condong ke kanan, akibatnya Ka bertambah besar. Oleh karena itu, harga Ka merupakan ukuran kekuatan asam, makin besar Ka makin kuat asam. Berdasarkan persamaan di atas, karena pada asam lemah [H+] = [A–], maka persamaan di atas dapat diubah menjadi:



Kekuatan Basa



Kekuatan basa dipengaruhi oleh banyaknya ion-ion OH⁻ yang dihasilkan oleh senyawa basa dalam larutannya. Berdasarkan banyak sedikitnya ion OH yang dihasilkan, larutan basa juga dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut. a. Basa Kuat Basa kuat yaitu senyawa basa yang dalam larutannya terion seluruhnya menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi basa kuat merupakan reaksi berkesudahan. Secara umum, ionisasi basa kuat dirumuskan sebagai berikut. M(OH)x(aq) ⎯⎯→ Mx+(aq) + x OH–(aq)



b. Basa Lemah Basa lemah yaitu senyawa basa yang dalam larutannya hanya sedikit terionisasi menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi basa lemah juga merupakan reaksi kesetimbangan. Secara umum, ionisasi basa lemah valensi satu dapat dirumuskan sebagai berikut.



M(OH)(aq) ←⎯⎯⎯⎯→ M+(aq) + OH–(aq)



Makin kuat basa maka reaksi kesetimbangan basa makin condong ke kanan, akibatnya Kb bertambah besar. Oleh karena itu, harga Kb merupakan ukuran kekuatan basa, makin besar Kb makin kuat basa. Berdasarkan persamaan di atas, karena pada basa lemah [M+] = [OH–], maka persamaan di atas dapat diubah menjadi:



2. Derajat Keasaman dan Kebasaan (pH dan pOH)



Pada dasarnya derajat/tingkat keasaman suatu larutan (pH = potenz Hydrogen)) bergantung pada konsentrasi ion H+ dalam larutan. Semakin besar konsentrasi ion H+ semakin asam larutan tersebut. Umumnya konsentrasi ion H+ pada larutan sangat kecil, maka untuk menyederhanakan penulisan digunakan konsep pH untuk menyatakan konsentrasi ion H+. Nilai pH sama dengan negatif logaritma konsentrasi ion H+ dan secara matematika dinyatakan dengan persamaan pH = – log (H+) Analog dengan pH, konsentrasi ion OH– juga dapat dinyatakan dengan cara yang sama, yaitu pOH (Potenz Hydroxide) dinyatakan dengan persamaan berikut. pOH = 14 – log (OH-) Derajat keasaman suatu zat (pH) ditunjukkan dengan skala 0—14. a. Larutan dengan pH < 7 bersifat asam. b. Larutan dengan pH = 7 bersifat netral. c. Larutan dengan pH > 7 bersifat basa. Jumlah harga pH dan pOH = 14. Misalnya, suatu larutan memiliki pOH = 5, maka harga pH = 14 – 5 = 9. Harga pH untuk beberapa jenis zat yang dapat kita temukan di lingkungan sehari-hari dinyatakan dalam tabel. Tabel Harga pH untuk Beberapa Jenis Zat



3. Menentukan pH Suatu Larutan Derajat keasaman (pH) suatu larutan dapat ditentukan menggunakan indikator universal, indikator stick, larutan indiaktor, dan pH meter. a. Indikator Universal. Indikator universal merupakan campuran dari bermacam-macam indikator yang dapat menunjukkan pH suatu larutan dari perubahan warnanya. Indikator universal ada dua macam yaitu indikator yang berupa kertas dan larutan. b. Indikator Kertas (Indikator Stick) Indikator kertas berupa kertas serap dan tiap kotak kemasan indikator jenis ini dilengkapi dengan peta warna. Penggunaannya sangat sederhana, sehelai indikator dicelupkan ke dalam larutan yang akan diukur pH-nya. Kemudian dibandingkan dengan peta warna yang tersedia.



Indikator Universal c. Larutan Indikator Salah satu contoh indikator universal jenis larutan adalah larutan metil jingga (Metil Orange = MO). Pada pH kurang dari 6 larutan ini berwarna jingga, sedangkan pada pH lebih dari 7 warnanya menjadi kuning.



Larutan Asam Basa



Larutan Indikator



Contoh indikator cair lainnya adalah indikator fenolftalin (Phenolphtalein = pp). pH di bawah 8, fenolftalin tidak berwarna, dan akan berwarna merah anggur apabila pH larutan di atas 10. d. pH Meter Pengujian sifat larutan asam basa dapat juga menggunakan pH meter. Penggunaan alat ini dengan cara dicelupkan pada larutan yang akan diuji, pada pH meter akan muncul angka skala yang menunjukkan pH larutan.



pH meter digital



pH meter elektronik



TEORI ASAM DAN BASA MENURUT ARRHENIUS Pada tahun 1884, Svante Arrhenius (1859-1897) seorang ilmuwan Swedia yang memenangkan hadiah nobel atas karyanya di bidang ionisasi, memperkenalkan pemikiran tentang senyawa yang terpisah atau terurai menjadi bagian ion-ion dalam larutan. Dia menjelaskan bagaimana kekuatan asam dalam larutan aqua (air) tergantung pada konsentrai ion-ion hidrogen di dalamnya. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepakan ion H+, sedangkan basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion OH–. Jadi pembawa sifat asam adalah ion H+, sedangkan pembawa sifat basa adalah ion OH–. Asam Arrhenius dirumuskan sebagai HxZ, yang dalam air mengalami ionisasi sebagai berikut. HxZ ⎯⎯→ x H+ + Zx– Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut valensi asam, sedangkan ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepaskan ion H+ disebut ion sisa asam.



Beberapa contoh asam dapat dilihat pada tabel



Basa Arrhenius adalah hidroksida logam, M(OH)x, yang dalam air terurai sebagai berikut. M(OH)x ⎯⎯→ Mx+ + x OH– Jumlah ion OH– yang dapat dilepaskan oleh satu molekul basa disebut valensi basa. Beber apa contoh basa diberi kan pada tabel



Asam sulfat dan magnesium hidroksida dalam air mengion sebagai berikut. H2SO4 ⎯⎯→ 2 H+ + SO42–Mg(OH)2 ⎯⎯→ Mg+ + 2 OH– Persamaan ionisasi air dapat ditulis sebagai: H2O(l) ←⎯⎯⎯⎯→ H+(aq) + OH–(aq) Harga



tetapan air adalah:



Konsentrasi H2O yang terionisasi menjadi H+ dan OH– sangat kecil dibandingkan dengan konsentrasi H2O mula-mula, sehingga konsentrasi H2O dapat dianggap tetap, maka harga K[H2O] juga tetap, yang disebut tetapan kesetimbangan air atau ditulisKw.



Pada suhu 25 °C, Kw yang didapat dari percobaan adalah 1,0 × 10-14 Harga Kw ini tergantung pada suhu, tetapi untuk percobaan yang suhunya tidak terlalu menyimpang jauh dari 25 °C, harga Kw itu dapat dianggap tetap.



Harga Kw pada berbagai suhu dapat dilihat pada tabel berikut.



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Dari pemaparan materi diatas dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Asam adalah senyawa yang mengandung unsur hidrogen. Asam yang dilarutkan dalam air akan melepaskan unsur hidrogennya dalam bentuk ion hidrogen (H+). Sifat asam berupa berasa asam, korosif (merusak), bereaksi dengan logam, bereaksi dengan karbonat, serta bereaksi dengan basa. 2. Basa adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air (larutan) dapat melepaskan ion hidroksida (OH⁻). Ion negatif dari basa akan menangkap ion positif (ion hidrogen atau ion hidronium) dari asam sehingga membentuk larutan bersifat netral. Sifat basa berupa berasa pahit dan terasa licin, korosif, bereaksi dengan asam dan garam. 3. Garam adalah senyawa yang terbentuk dari reaksi asam dan basa yang terikat secara ionik. Struktur garam umumnya berbentuk kristal. Jika suatu garam dilarutkan dalam air, akan mengionkan membentuk partikel-partikel bermuatan listrik. 4. Mengidentifikasi asam, basa, dan garam dapat menggunakan kertas lakmus dan larutan indikator atau indikator alami. Derajat keasaman suatu zat (pH) ditunjukkan dengan skala 0—14: a) Larutan dengan pH < 7 bersifat asam; b) Larutan dengan pH = 7 bersifat netral; c) Larutan dengan pH > 7 bersifat basa. B. Saran Mempelajari suatu ilmu pengetahuan maka perlu dipelajari secara maksimal sehingga ilmu tersebut dapat terserap dengan baik karena asam, basa, dan garam sangat berpengaruh bagi kehidupan sehari-hari maka kita harus mempelajarinya lebih mendalam agar dapat menggunakannya dengan benar dan bermanfaat sesuai dengan fungsinya. Demikian makalah ini dibuat sekiranya memiliki banyak kekurangan, maka kritik atau saran akan kami terima dengan menjadi lebih baik lagi dalam penyusunan makalah ini.



DAFTAR PUSTAKA



Sulami, Emi. 2018. Asam, Basa, Garam dan Identifikasinya. Klaten: Intan Pariwara. https://unitedscience.wordpress.com/ipa-1/bab-2-asam-basa-dan-garam/ (Jumat 27 September 2019). https://www.gurupendidikan.co.id/asam-basa-dan-garam/ (Jumat 27 September 2019).



Soal , jawablah dengan jujur dan adil! 1. Apa yang dimaksud dengan asam ? 2. Sebutkan contoh dan jenis asam ! 3. Apa yang dimaksud dengan basa ? 4. Sebutkan contoh dan jenis basa ! 5. Apa yang dimaksud dengan garam ? 6. Sebutkan perbedaan sifat asam dan basa ! 7. Tentukan konsentrasi ion H+ dalam laritan H2SO4 0,02M ? 8. Tentukan konsentrasi ion OH- dalam larutan KOH 0,004M ? 9. Sebutkan dan jelaskan alat yang dapat menentukan pH suatu larutan ? 10. Sebutkan pengertian asam dan basa menurut teori arrhenius!