Materi Edukasi Interaksi Obat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MATERI EDUKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTAR OBAT KONVENSIONAL, OBAT BEBAS, SERTA SUPLEMEN ATAU MAKANAN



Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian obat lain (interaksi obat-obat) atau oleh makanan, obat tradisional dan senyawa kimia lain. Interaksi obat yang signifikan dapat terjadi jika dua atau lebih obat digunakan bersama-sama. Interaksi obat secara klinis penting bila berakibat peningkatan toksisitas dan/atau pengurangan efektivitas obat. Jadi perlu diperhatikan terutama bila menyangkut obat dengan batas keamanan yang sempit (indeks terapi yang rendah), misalnya glikosida jantung, antikoagulan dan obat-obat sitostatik. Selain itu juga perlu diperhatikan obat-obat yang biasa digunakan bersamaan. Untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan maka sebaiknya 1. Hindari semaksimal mungkin pemakaian obat gabungan (polifarmasi), kecuali jika memang kondisi penyakityang diobati memerlukan gabungan obat dan pengobatan gabungan tersebut sudah diterima dan terbukti secara ilmiah manfaatnya. Misalnya: 



pengobatan tuberkulosis,







pengobatan infeksi berat seperti sepsis, dan lain-lain.



2. Jika memang harus memberikan obat gabungan (lebih dari satu) bersamaan, yakinkan bahwa tidak ada interaksi yang merugikan, baik secara kinetik atau dinamik 3. Kenalilah sebanyak mungkin kemungkinan interaksi yang timbul pada obat-obat yang sering diberikan bersamaan dalam praktek polifarmasi. 4. Bacalah label obat dengan teliti, apabila kurang memahami dapat ditanyakan dengan dokter yang meresepkan. 5. Baca aturan pakai, label perhatian dan peringatan interaksi obat yang tercantum dalam label atau wadah obat. Bahkan obat yang dijual bebas juga perlu aturan pakai yang disarankan. 6. Jangan campur obat dengan makanan atau membuka kapsul kecuali atas petunjuk dokter.



Interaksi obat dianggap penting secara klinik bila berakibat meningkatkan toksisitas dan atau mengurangi efektifitas obat yang berinteraksi, jadi terutama bila menyangkut obat dengan batas keamanan yang sempit, misalnya glikosida jantung, antikoagulan, dan obat-obat sitotastik. Demikian juga interaksi yang menyangkut obat-obat yang biasa digunakan atau yang sering diberikan bersama tentu lebih penting daripada obat yang dipakai sekali-kali. Hal yang perlu diperhatikan pada interaksi obat a)



Tidak semua obat yang berinteraksi signifikan secara klinik



b) Interaksi tidak selamanya merugikan. c)



Jika dua obat berinteraksi tidak berarti tidak boleh diberikan



d) Interaksi tidak hanya untuk terapi yang berbeda tetapi kadang untuk mengobati penyakit yang sama. Penggolongan Obat Tujuan penggolongan obat adalah untuk meningkatkan keamanan, ketepatan penggunaan dan pengamanan distribusi obat.



1. Obat Narkotika Obat yang dapat membius. Penggunaanya harus dengan perhatian khusus. Harus dengan resep dokter dan diperoleh di Apotek. 2. Obat Keras : - Obat Keras Tertentu (Psikotropika) Zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yg berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pd susunan syaraf pusat yg menyebabkan perubahan khas pd aktifitas mental dan perilaku. Harus dengan resep dokter dan diperoleh di Apotek. Contoh : Dizapam - Obat Keras Disebut obat keras karena jika pemakai tidak memperhatikan dosis, aturan pakai, dan peringatan yang diberikan, dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan. Harus dengan resep dokter dan hanya bisa diperoleh di Apotek. Contoh : antibiotika, antihistamin, semua obat dalam bentuk injeksi - Obat Wajib Apotek (tanpa R/) Obat keras yg dapat diserahkan oleh apoteker pengelola apotek tanpa resep dokter. Contoh :



Kelas Terapi



Nama Generik-Obat



Obat Saluran Cerna



Obat Kulit



Catatan



Famotidin



10 tab



Ranitidin



Pengobatan Ulang



Asam Fusidat Asam Azeleat



Sistem Musculoskeletal



Diklofenak Na tab



Bandingkan dengan OWA II



Tujuan obat wajib apotek adalah meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri dan meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat, aman, dan rasional.



3.



Obat Bebas Terbatas



Obat Bebas yang dapat dibeli tanpa resep dokter, namun dibatasi pemberiannya. Contoh : obat batuk, obat influenza, obat-obat antiseptik dan tetes mata untuk iritasi ringan. komix, decolgen, dulcolax



4.



Obat Bebas



Obat-obat dijual-belikan secara bebas, tanpa perlu resep dokter dan dapat dibeli di apotek dan toko obat berijin. Contoh : Paracetamol, tablet Vitamin C



5.



Obat Tradisional



Obat yang aman, memenuhi persyaratan mutu, khasiat empiris, dibuktikan secara ilmiah atau praklinis dan secara klinis. Contoh : laxing, diapet, stimuno



Swamedikasi adalah pemilihan dan penggunaan obat baik obat modern maupun obat tradisional oleh seseorang untuk melindungi diri dari penyakit dan gejalanya (WHO). Tips melakukan swamedikasi : Pasien harus dapat membaca dan mencermati secara teliti informasi yang tertera pada kemasan atau brosur yang disiapkan di dalam kemasan seperti : 



komposisi zat aktif,







indikasi (kegunaan),







kontra indikasi (Kondisi dimana obat tidak boleh digunakan)







efek samping,







interaksi obat,







dosis dan cara penggunaan.



Memilih obat dengan kandungan zat aktif sesuai keperluan misalnya : Demam, maka pilih obat yang bersifat antipiretik (penurun panas) seperti parasetamol (panadol, dumin, tempra) atau ibuprofen.Penggunaan obat swamedikasi hanya untuk penggunaan jangka pendek saja (3 hari, atau boleh dilanjutkan sampai seminggu jika tidak mengalami efek samping obat), karena jika gejala menetap atau bahkan makin memburuk maka pasien harus segera ke dokter. Perhatikan aturan pemakaian obat, yang lain seperti frekuensi pemakaian, obat digunakan sebelum atau sesudah makan dan sebagainya. Beberapa obat interaksi obat dengan makanan dapat dijelaskan mengenai mekanismenya dengan jelas hal ini dikarenakan kandungan zat-zat kimia yang ada dalam makanan cukup banyak dan dapat mempengaruhi interaksi obatnya. Selain itu proses absorbsi juga menentukan apakah obat dapat diserap secara optimal atau tidak berikut merupakan tabel interaksi yang terjadi pada obat dan makanan yang saling mempengaruhi. Contoh interaksi obat dengan makanan : 1. Gol antihistamin (ctm, incidal) Berbagai macam makanan (tidak mengandung asam) atau susu Pencernaan menjadi lambat Di minum sebelum makan 2. Anti inflamasi (ibuprofen dan aspirin) Berbagai macam(tidak mengandung asam) Makanan dan susu Mencegah iritasi Di minum setelah makan 3. Obat asma mengandung teofilin Dengan makanan berlemak tinggi atau caffein Dapat meningkatkan efek teofilin Jangan mengkonsumsi kopi atau minuman yang mengandung caffeine pada saat mengkonsumsi obat 4. Tetrasiklin Susu Gagal terapi Konsumsi 2-3 jamsebelum meminum susu 5. Obat anti kolesterol (simvastatin, lovastatin) susu Mempercepat absorbsi Dikonsumsi 2- 3jam setelah makan 6. Anti hpertensi(aceinhibitor) Jus buah Meningkatkan efek samping Jangan mengkonsumsi jus pada saat mengkonsumsi obat ini



Memperhatikan masalah makanan, minuman atau obat lain yang harus dihindari ketika mengkonsumsi obat tersebut, dan perhatikan juga bagaimana penyimpanannya.