Materi Konseling KB [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MATERI “KONSELOR AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB)”



MATA KULIAH : ASKEB EBM EVIDENCE BASED MEDICINE DOSEN PENGAMPU : RIONA SANJAYA, S.ST., M. KEB



Oleh KELAS B



FAKULTAS KESEHATAN PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG TAHUN AKADEMIK 2020/2021



KATA PENGANTAR



Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas mengenai “Konselor Aksepto Keluarga Berencana (KB)” ini. Adapun makalah telah saya usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan tugas ini. Untuk itu saya tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu saya dalam pembuatan tugas ini. Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka saya membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada saya sehingga saya dapat memperbaiki tugas ini. Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari tugas ini dan kita dapat mengambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.



Pringsewu, 7 Agustus 2021 Penulis



2



DAFTAR ISI



Halaman I.



PENDAHUAN ................................................................................................... 4 A. Latar Belakang ............................................................................................. 4 B. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 5 C. Manfaat Penulisan ........................................................................................ 5



II. LANDASAN TEORI ......................................................................................... 6 A. Pengertian Konseling ................................................................................... 6 B. Tujuan Konseling ......................................................................................... 6 C. Fungsi Konseling.......................................................................................... 6 D. Langkah-langkah Konseling KB .................................................................. 7 E. Alat Bantu Konseling KB ............................................................................ 7 F. Hak dan Persetujuan Konseling KB ................................................................. 8 G. Teknik Kontrasepsi KB .................................................................................... 9 H. Macam-Macam KB........................................................................................... 10 III. LAMPIRAN ....................................................................................................... 21 A. Daftar Tilik................................................................................................... 22 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 27



3



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan laju pertumbuhan yang masih relatif tinggi. Program Keluarga Berencana (KB) muncul sebagai gerakan untuk membentuk suatu keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran dan mengurangi beban pembangunan negara. Program KB dirintis sejak tahun 1951 dan terus berkembang hingga tahun 1970 terbentuk Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).



Program ini diantaranya bertujuan untuk



penjarangan kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi. Metode kontrasepsi yang tersedia di Indonesia saat ini meliputi Metode Amenore Laktasi (MAL), Metode Keluarga Berencana Alamiah (KBA), Senggama Terputus, Metode Barier, Kontrasepsi Kombinasi, Kontrasepsi Progestin, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (IUD), dan Kontrasepsi Mantap. Dewasa ini banyak bidan yang belum menjalankan tugas dalam melakukan konseling terhadap ibu calon akseptor KB sehingga pengetahuan masyarakat tentang kontrasepsi masih kurang. Padahal, interaksi atau konseling yang berkualitas antara klien dan provider (tenaga medis) terutama bidan merupakan salah satu indikator yang sangat menentukan bagi keberhasilan program keluarga berencana di Indonesia. Klien yang mendapatkan konseling dengan baik akan cenderung memilih alat kontrasepsi dengan benar dan tepat. Pada akhirnya hal itu juga akan menurunkan tingkat kegagalan KB dan mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan. Untuk meraih keberhasilan tersebut, tentunya sangat diperlukan tenaga-tenaga konselor yang profesional, diantaranya bidan. Mereka bukan hanya harus mengerti seluk-beluk masalah KB, tetapi juga memiliki dedikasi tinggi pada tugasnya serta memiliki kepribadian yang baik, sabar, penuh pengertian, dan menghargai klien. Diketahui dari 373 klinik di Indonesia ternyata hanya tiga yang dapat dikategorikan memenuhi standar konseling. Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur standar itu adalah kecakapan konselor dalam “melayani” klien,



4



termasuk



berinteraksi



dan



mengorek



sebanyak



mungkin



masalah



yang



disembunyikan klien. Konseling hendaknya juga tidak berorientasi pada efisiensi yang lebih mempertimbangkan faktor waktu, tetapi lebih kepada keefektifan yang mengutamakan pencapaian keputusan terbaik. B. Tujuan Penulisan 1. Sebagai kewajiban untuk menyelesaikan tugas mata Kuliah ASKEB Evidence Based Medicine (EBM)



2. Memberikan materi mengenai langkah-langkah konseling akseptor KB yang efektif C. Manfaat Penulisan 1. Menjadikan sumber bacaan dan pedoman bidan dalam melakukan konseling KB yang efektif sehingga tujuan dari konseling KB dapat tercapai



5



BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konseling 2.1.1



Pengertian Konseling Konseling merupakan aspek yang penting dalam Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi (KR). Dengan melakukan konseling petugas kesehatan membantu klien dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang digunakan sesuai dengan pilihannya. Konseling yang baik juga akan membantu klien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih lama dan meningkatan keberhasilan KB. Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek pelayanan Keluarga Berencana dan bukan hanya informasi yang diberikan dan dibicarakan pada satu kesempatan yakni pada saat pemberian pelayanan. Teknik konseling yang baik dan informasi yang lengkap akan memberikanj keleluasaan kepada klien dalam memutuskan untuk memilih kontrasepsi (Informed Choice) yang akan digunakan.



2.1.2



Tujuan Konseling Konseling KB bertujuan membantu klien dalam hal: a.



Menyampaikan informasi dan pilihan pola reproduksi



b.



Memilih metode KB yang diyakini



c.



Menggunakan metode KB yang dipilih secara aman dan efektif



d.



Memulai dan melanjutkan KB



e.



Mempelajari tujuan, ketidakjelasan informasi tentang metode KB yang tersedia.



2.1.3



Fungsi Konseling a. Konseling dengan fungsi pencegahan merupakan upaya mencegah timbulnya masalah kesehatan.



6



b. Konseling dengan fungsi penyesuaian dalam hal ini merupakan upaya untuk membantu klien mengalami perubahan biologis, psikologis, social, cultural, dan lingkungan yang berkaitan dengan kesehatan. c. Konseling dengan fungsi perbaikan dilaksanakan ketika terjadi penyimpangan perilaku klien atau pelayanan kesehatan dan lingkungan yang menyebabkan terjadi masalah kesehatan sehingga diperlukan upaya perbaikan dengan konseling. d. Konseling dengan fungsi pengembangan ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan serta peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan upaya peningkatan peran serta masyarakat. 2.1.4



Langkah-Langkah Konseling KB Dalam memberikan konseling, khususnya bagi calon klien KB yang baru hendaknya dapat diterapkan enam langkah yang sudah dikenal dengan kata kunci SATU TUJU. Penerapan satu tuju tersebut tidak perlu dilakukan secara berulang-ulang karena konselor harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan klien. Kata kunci SATU TUJU adalah sebagai berikut menurut Saifuddin, (2006).: SA : SApa dan SAlam kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan perhatian sepenuhnya kepada mereka dan berbicara di tempatyang nyamanserta terjamin privasinya. Tanyakan kepada klien apa yang perlu dibantu serta jelaskan pelayanan apa yang diperoleh. T : Tanyakan kepada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien untuk berbicara



mengalami



pengalaman



Keluarga



Berencana.



Tanyakan



kontrasepsi yang diinginkan oleh klien. Coba tempatkan diri kita didalam hati klien. U : Uraian kepada klien mengenai dan pilihannya dan diberi tahu apa pilihan kontrasepsi, bantu klien pada jenis kontrasepsi yang diingini. TU : banTUlah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien berpikir mengenai apa yang paling sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya. Doronglah klien untuk menunjukkan keinginannya dan mengajukan pertanyaan.



7



J : Jelaskan secara lengkap bagaiman menggunakan kontrasepsi pilihannya. 2.1.5



Alat Bantu Konseling KB 1. Lingkaran kontrasepsi (RODA KLOP) lingkaran luar: penyakit/kondisi medis ± subkondisi medis



skor metode kontrasepsi ± indeks huruf



lingkaran dalam: metode kontrasepsi (non sterilisasi, sterilisasi)



kategori rekomendasi metode kontrasepsi non sterilisasi



kategori rekomendasi metode kontrasepsi sterilisasi 8



Kondisi-kondisi yang termasuk kategori 1-2 (semua boleh)



Indeks kondisi A-Z: metode non sterilisasi ac: metode sterilisasi



Singkatan metode kontrasepsi



Lingkaran kontrasepsi adalah diagram lingkaran yang berisi kriteria persyaratan medis untuk memulai penggunaan metode kontrasepsi tertentu, berdasarkan Medical Eligibility Criteria for Contraceptive Use, 5th edition (2015). Ini adalah salah satu pedoman yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO) berdasarkan bukti ilmiah. Mencakup rekomendasi-rekomendasi untuk memulai penggunaan alat/obat kontrasepsi, meliputi: 1.



Kontrasepsi Pil Kombinasi (KPK)



2.



Konntrasepsi Hormonal Kombinasi Transdermal (KHKT)



3.



Cincin Vagina Kontrasepsi Kombinasi (CVK)



4.



Kontrasepsi Suntik Kombinasi (KSK)



5.



Kontrasepsi Pil Progestin (KPP)



6.



Kontrasepsi Suntik Progestin (KSP)



7.



Implan Progestin (Implan)



8.



Alat Kontrasepsi Dalam Rahim-LNG (AKDR-LNG)



9.



Alat Kontrasepsi Dalam Rahim-Copper (AKDR-Cu)



9



10. Tubektomi 11. Vasektomi Langkah-langkah penapisan kelayakan medis penggunaan kontrasepsi menggunakan diagram lingkaran (Roda Klop): 1. Tanyakan kondisi dan masalah kesehatan klien (riwayat penyakit sekarang dan riwayat penyakit dahulu). 2. Cocokkanlah kondisi-kondisi medis atau karakteristik khusus yang dimiliki klien (ditunjukkan dengan metode-metode



pada diagram lingkaran sisi luar)



kontrasepsi (ditunjukkan pada



diagram



lingkaran sisi dalam). 3. Lihatlah rekomendasi penggunaan metode-metode kontrasepsi yang ditunjukkan dengan nomor atau huruf à apakah klien dapat mulai menggunakan suatu metode. 4. Beberapa kondisi medis atau karakteristik khusus tertentu juga dapat dilihat pada diagram lingkaran sisi belakang. 5. Lihatlah deskripsi nomor dan huruf untuk rekomendasi penggunaan kontrasepsi.  Kategor i



Metode kontrasepsi non sterilisasi Deskripsi



1



Dapat digunakan



2



Keuntungan melebihi risiko



Ketika penilaian klinis tersedia Gunakan metode ini dalam kondisi apapun Secara umum gunakan metode ini



Ketika penilaian klinis terbatas



Gunakan metode ini



3



Risiko secara Penggunaan metode ini umum melebihi biasanya tidak keuntungan direkomendasikan, kecuali metode lain Jangan gunakan tidak tersedia/ tidak metode ini dapat diterima



4



Risiko kesehatan Metode tidak tidak dapat digunakan diterima



10



boleh







A



C



D



Metode kontrasepsi sterilisasi



Kategori Accept (Dapat



Deskripsi Tidak ada alasan medis untuk menolak



Diterima)



sterilisasi



Caution (Hati-



pada kondisi ini Prosedur biasanya dapat dilakukan pada



hati)



keadaan normal namun perlu persiapan



Delay (Tunda)



ekstra dan hati- hati Prosedur ditunda sampai kondisi dievaluasi dan/atau dikoreksi. Metode kontrasepsi



S



Special



alternatif sementara harus disediakan Prosedur harus dilakukan oleh operator dan



(Khusus)



staf yang berpengalaman dan peralatan harus tersedia untuk anestesi umum, dan dukungan medis lainnya. Pada kondisi ini harus dipikirkan prosedur dan regimen anestesi yang tepat. Metode kontrasepsi alternatif sementara harus disediakan jika rujukan dibutuhkan atau jika terdapat penundaan.



6. Jika nomor atau huruf diikuti kode tertentu (misal 3 A, Cb), lihatlah keterangan kode tersebut pada diagram lingkaran sisi belakang. 7. Jika diperlukan, buatlah tabel bantu untuk



mempermudah



penapisan kelayakan medis. Kondisi



DMPA/



Implan,



AKDR-



NET-EN



LNG/



Cu



Hipertensi



3



ETG 2



≥ 160 mmHg DM Postpartum



2Q 3



2 2



48 jam s/d