Materi Kuliah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

2018



DAFTAR ISI



I.



TUHAN YANG MAHA ESA DAN KETUHANAN…………………………1



II.



MANUSIA…………………………………………………………………….10



III.



MORAL………………………………………………………………………..15



IV.



ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI………………………………..18



V.



KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA………………………………22



VI.



MASYARAKAT………………………………………………………………25



VII.



BUDAYA……………………………………………………………………...27



VIII.



POLITIK………………………………………………………………………29



HUKUM……………………………………………………………………….33



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Pengertiaan Agama Berbicara tentang agama berarti berbicara tentang Allah. Kadang kalah di pikiran kita timbul apa itu Agama ? Agama adalah suatu pencariaan manusia akan yang transeden serta hubungan dengannya maupun manifestasi dengan hubungan itu dalam bentuk ritus atau upacara. Semua agama mempercayai adanya Allah atau sejenisnya dan kepercayaan



tentang Allah inilah yang membedakan agama dengan fenomena lainnya begitu pun dengan agama Kristen. 2. Pasang surut Agama Kemerosotan dalam bentuk agama sebagai suatu pelarian, agama sebagai ciptaan manusia,pengaruh iptek terhadap peranan agama. Ada anggapan bahwa agama tidak bias lenyap, agama tidak bias di jawab IPTEK.Agama menjawab arti dan tujuan kehidupan. Bagaimana sesudah mati ? menciptakan kesadaran religious sehingga agama tidak mungkin di hapuskan. Dapatkah manusia mengenal Allah dan Hekekatnya ? 1. Manusia tak mungkin dapat mengenal Allah dan hakekatnya 2. Dapat mengenal Allah dan hakekatnya melalui cara Allah menyatakan dirinya a. Pernyataan umum : penciptaan dunia dan suara hati (Roma 1:19-20,Maz 19 ) b. Pernyataan khusus: melalui firmanya dan mencapai puncak dalam diri tuhan Yesus kristus. B. Rumusan masalah Bahan ini merumuskan beberapa pokok bahasan yaitu : 1. Tentang Tuhan yang maha Esa dan ketuhanan dalam kepercayaan Kristen 2. Allah sang pencipta 3. Allah dalam kepercayaan Kristen 4. Allah sang pencipta,penyelamat,



BAB II ALLAH DALAM KEPERCAYAAN KRISTEN A. Allah sang pencipta Allah pencipta langit dan seluruh isinya termasuk manusia (Kej 1 dan 2 ). Allah adalah pencipta langit dan bumi karena itu bagi orang Kristen,Allah pertama-tama di kenal sebagai pencipta alam semesta beserta isinya termasuk manusia. Kristen menolak teori Darwin yang menyatakan segala sesuatu yang berkembang secara evolusi. Allah sang pencipta sang pribadi yang mahakuasa,Allah adalah pribadi yang berpikir dalam membuat keputusan



tetapi ia juga membangun relasi dengan ciptaannya Terutama manusia. Implikasi kepercayaan kepada allah sebagai pencipta 1. Sebagai pencipta Allah adalah sumber kehidupan dalam keberadaan kita yang menjadikan umatnya seperti terang dan penuh dengan kedamaian karena segala ciptaannyalah kita sebagai umat manusia dapat memiliki kehidupan sampai sekarang ini. 2. Pengakuaan dan kepercayaan akan kemahakuasaan Kebesaran Allah mendorong kita untuk mengagumi kebesaran penciptaan tuhan karena itu kita sebagai umatnya tidak boleh menyianyiakan kehidupan yang diberikannya. 3. Karena Allah pencipta Allah sebagai pencipta umat manusia yang juga pribadi,maka manusia terpanggil untuk menjawab segala pertanyaan dari Allah. B. Allah penyelamat Ide tentang keselamatan mempunyai tempat dalam setiap agama, terkadang timbul dibenak kita mengapa orang beragama ? karena ingin mendapat keselamatan. yang di mana keselamatan itu merupakan masa kini maupun keselamatan di akhirat (masuk surge dan kehidupan kekal. Agama Kristen lahir karena kepercayaan akan Allah sebagai penyelamat di dalam diri Yesus kristus (istilah Kristen). Allah dalam roh kudus berkarya dalam penciptaan. Ketika Saul menolak firman Allah maka Roh Allah meninggalkannya ( 1 sam 15 : 26 ). Implikasinya apa ? 1. Pembaruan diri dari tidak percaya menjadi percaya pembaruan pada orientasi hidup 2. Pembaruaan orientasi nilai dan sikap hidup etis, misalnya hidup lama menjadi hidup baru. 3. Pembaruan kehidupan persekutuan orang percaya: bersaksi,bersekutu,dan melayani.  3. 3 Salah satu indikator yang penting dan sekaligus merupakan aspek aplikasi dari orang yang dewasa secara rohani menurut iman Kristen adalah takut akan Tuhan. Perintah untuk takut akan Tuhan meliputi berbagai aspek dalam kehidupan manusia. mari kita cermati beberapa hal yang patut kita pahami dan kita perhatikan sebagai berikut : 1. Allah Itu Kudus Takut akan Tuhan adalah kesadaran akan kekudusan,keadilan,dan kebenaran. Sebagai pasangan terhadap kasih dan pengampunannya.Kita di tuntut untuk mengenali dia dan memahami sepenuhnya sipakah dia (Ams 2:5 ). Takut semacam itu berlandaskan pada pengakuan bahwa Allah adalah kudus,yang oleh tabiat-Nya itu tak satu orang berdosa pun yang dapat bertahan di hadapannya. Takut akan Tuhan meliputi kesadaran bahwa dialah Allah yang tidak berkenan atas segala jenis perbuatan dosa dan karena itu ia berkuasa untuk menghukum



siapapun yang melanggar hokum Allah. 2. Allah layak mendapat hormat Takut akan Tuhan berarti



memandang



dia



dengan



penuh



kagum,menghormati



kekudusan-Nya,serta



mengagungkannya sebagai Allah yang memiliki kemuliaan dan kuasa diatas segalagalanya.Ketika bangsa Israel melihat Allah menyatakan diri melalui guruh dan kilat di gunung Sinai,gemetarlah mereka dalam ketakutan ( Kel 19 : 16 ) sehingga mereka memohon kepada Musa untuk berbicara kepada mereka dan bukan Allah sendiri ( Kel 20:18-19; Ul 5:22-27 ). Peristiwa ini menjadi contoh bahwa ketika bangsa Israel menyatakan kecil dirinya di hadapan Allah,tidak berarti apa-apa,dan karena itu mereka mengetahui dengan penuh hormat dan kuasa dan kebesaran Allah. Sikap hormat kepada Allah sebagai bagian dari sikap takut akan Tuhan semestinya menjadi bagian dari sikap hidup kristiani.Keakraban yang Tuhan Yesus inginkan terjalin antara kita dengan Allah Bapa kita tidak menafikan sikap hormat. Bukankah itu yang dikehendaki Allah dalam perintah ke tiga dari dasa titah ? Dalam kenyataan hidup sehari-hari ada orang yang menyebut-nyebut Tuhan dengan begitu gampang bahkan karena terkesan latah atau ikut-ikutan.



Misalnya



ketika



seseorang



kaget,serta



merta



keluarlah



ucapan



dari



mulutnya,”Oh,Tuhan!” atau “Darah Yesus” dan sebagainya. 3. Allah memiliki kuasa Takut akan Tuhan menjadikan orang percaya menaruh Iman dan kepercayaannya untuk beroleh selamat hanya dari dia.Misalnya,setelah bangsa Israel menyebrang laut merah di atas tanah kering dan menyaksikan tindakan Tuhan atas bala tentara Mesir,Maka” takutlah bangsa itu kepada Tuhan dan mereka percaya kepadanya” 



4. 4 (Kel 14:31). Dengan kata lain dalam peristiwa ini sikap takut akan Tuhan itu



membangkitkan didalam diri umat Allah pengharapan serta kepercayaan yang kokoh kepada Allah. 4. Allah adalah awal dari segala pengatahuaan Kitab Amsal mengaitkan dengan pengetahuan sikap takut akan Allah ( Ams 1:7 ). Yang di maksud oleh kitab amsal dan pengetahuan adalah pemahaman manusia dalam menyikapi hidupnya  5. 5 BAB III PANDANGAN MANUSIA TENTANG ALLAH 1. Pandangan Agama suku Di anggap keturunan dewa,di anggap sebagai bagian alam sekitarnya sehingga alam sekitar menentukan nasib manusia,dianggap sebagai keturunan dari satu jenis binatang tertentu sehingga mereka menghormati dan memeliharanya. Tinjauan ajaran Kristen a. Alkitab tegas membedakan Allah dengan manusia adalah hubungan dengan pencipta dengan ciptaan. b. Manusia di tempatkan Allah untuk menguasai dan memelihara alam c. Manusia jauh berbeda dengan binatang sekalipun ada persamaannya 2. Pandangan Humanisme Humanisme menekankan



peran-peran manusia dalam bidang ilmu pengetahuan.Humanisme modern terlalu mengandalkan peran manusia sehingga menolak peran Allah sama sekali. Humanisme menempatkan rasio sebagai alat ukur tertinggi dalam memutuskan suatu kebenaran. Tinjauan ajaran Kristen Humanisme melahirkan sekularisme (keduniawian), berusaha menurunkan Allah dari tahtanya dan menggantikannya dengan manusia. Pengetahuan tentang Allah bukan “a rasional” ataupun “rasional”. Tetapi “trans rasional”. 3. Pandangan komunisme Ateisme menyangkal kepercayaan kepada Allah karena itu mereka menyangkal bahwa manusia di ciptakan menurut gambar Allah, salah satu tokohnya mengatakan bahwa bukan Allah yang menjadikan Allah. Materialisme manusia tidak lebih dari pada apa yang di makannya,manusia di pandang sebagai benda semata. Tinjauan agama Kristen a. Persekutuan yang benar adalah dengan Allah dan dengan sesame manusia b. Manusia memiliki jiwa dan roh yang harus di junjung tinggi c. Realitas tertinggi hanyalah Allah saja dan hanya kepada dia saja kita berharap memperoleh kebahagiaan sejati.  6. 6 4. Pandangan determinasi Manusia di pandang sebagai tubuh jasmani,tanpa roh,manusia terdiri dari unsur materi Elektron,proton,dan neutron sehingga segala sesuatu yang dilekukan manusia dapat ditentukan secara ilmiah.  7. 7 BAB PENUTUP A. Kesimpulan Allah adalah segala sumber pengharapan bagi manusia yang dimana semua agama mempercayai adanya Allah atau sejenisnya dan kepercayaan tentang Allah inilah yang membedakan agama dengan fenomena lainya. B. Saran Sebaiknya kita sebagai manusia jangan pernah meragukan Allah karena Allah adalah terang bagi umatnya dan kita selalu mengenal Allah dan hakekatnya.  8. 8 DAFTAR PUSAKA 1. Nonimus.2008.agama Kristen.BPK Gunung mulia : Jakarta 2. BPS-GT. 2008. Pembaruan salam pengharapan. Sulo: Makassar 3. Yayan Sunarya,dkk. 2007. Allah sumber pengharapan. PT.Grafimdo media



MATERI I TUHAN YANG MAHA ESA DAN KETUHANAN



A. Indikator Pencapaian Kompetensi Kajian 1. Mampu mengindentifikasi peran dan fungsi agama dalam kenyataan hidup yang konkret baik yang positif maupun negative.



2. Mampu mengidentifikasi implikasi kepercayaan kepada Tuhan baik sebagai pencipta, penyelamat dalam Kristus, serta pembaharuan dalam Roh Kudus bagi kehidupan iman dan etis attau nilai-nilai.



B. Daftar Istilah Kunci † Agama : Suatu pencarian manusia akan yang transenden serta hubungan dengan Nya,, maupun manifestasi dari hubungan itu dalam bentuk ritus atau upacara-upacara. † Tuhan atau Allah: Adalah nama yang diberikan kepada yang transenden tersebut. Dalam kekristenan, Tuhan maupun Allah bukanlah sekedar konsep yang abstrak, tetapi pribadi yang menyatakan kehendakNya kepada ciptaanNya termasuk manusia, dan dengan siapa manusia dapat berhubungan serta mewujudkan hubungan tersebut dalam berbagai cara. Berbicara tentang agama, tidak terlepas dari pembicaran tentang Tuhan. † Penciptaan : Suatu konsep yang hakiki dalam kekristenan, karena mengakui bahwa segala yang ada, diciptakan oleh Tuhan yang berdaulat atas hidup dan tujuan hidup manusia.



† Penyelamat: Merupakan istilah yang kaya dan menyeluruh dari karya Allah yang mengasihi manusia, karenanya manusia memiliki hidup yang berkelimpahan, baik dalam hubungannya dengan Allah dan sesame manusia menemukan makna hidup yang I sebenarnya dalam kasih. † Pengharapan Kristiani :



Adalah pengharapan yang mempunyai dimensi eskatologis, yakni penyempurnaan segala sesuatu. Namun pengharapan ini tidaklah membuat manusia menunggu secara pasif, tetapi pengharapan tersebut menjadi tenag penggerak sejarah, untuk mewujudkan apa yang diharapkan menjadi kenyataan kini mesti tidak secara sempurna, karena penyempurnaan adalah kedaulatan Tuhan.



C. Uraian Subtansi Kajian 1. Pengantar Pada umumnya bilamana seseorang berbicara tentang agama, maka mau tidak mau orang berbicara tentang Allah. Semua agama mempercayai adanya Allah atau sejenisnya dan kepercayaan tentang Allah inilah yang membedakan agama dengan fenomena lainnya. Walaupun setiap agama mempunyai kepercayaan tentang Allah atau yang dianggap Allah, namun tiap-tiap agama mempunyai konsepnya sendirisendiri tentang siapakah Allah yang dipercayainya. Demikian pula agama Kristen, sudah tentu mempunyai konsep tersendiri tentang Allah yang dipercayainya, konsep tersebut di dasarkan pada kesaksian Alkitab yang dipercayai sebagai dasar untuk kepercayaan dan perilaku Kristiani. Harus diakui bahwa Alkitab tentu mempunyai ungkapan-ungkapan yang sangat kaya tentang siapakah Allah. Meskipun kekristenan percaya akan “satu Allah” akan tetapi Allah yang dipercayai itu menyatakan diri dengan berbagai cara yakni sebagai Bapa, Pencipta segala sesuatu, sebagai penyelamat dalam Yesus Kristus dan sebagai pembaharu dalam Roh kudus.



1.1 Agama dan Kepercayaan kepada Allah Pertanyaan yang perlu kita renungkan dan diskusikan adalah mengapa gejala agama selalu hadir sebagai suatu fenomena dalam masyarakat? Jawaban terhadap pertanyaan itu tentu saja tidak mudah, lagi pula bermacam-macam. Ada yang berpendapat bahwa kenyataan tersebut disebabkan oleh karena manusia menyadari keterbatasannya itu maka berpaling kepada “sesuatu yang dianggap tidak terbatas”. Oleh karena itu, agama tidak lebih dari suatu pelarian.



Pendapat lain beranggapan bahwa agama tak pernah akan bisa lenyap, karena ia berfungsi untuk menjawab pertanyaan mendasar manusia yang tidak bisa dijawab oleh ilmu dan teknologi. Pertanyaan mendasar seperti itu tak dapat dijawab kecuali iman yang ditawarkan oleh keyakinan agamawi. Dalam kekristenan, kita percaya bahwa Tuhan menciptakan manusia sedemikian rupa sehingga ada kesadaran religious dalam dirinya yakni suatu kesadaran akan adanya kodrat Ilahi di atas manusia, dengan nama yang bermacam-macam sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Kesadaran itulah yang kemudian mendorong manusia untuk mewujudkan relasinya dengan kodrat Ilahi itu yang pada gilirannya memunculkan fenomena agama. Itulah sebabnya fenomena agama tak mungkin bisa dihapuskan sama sekali, walaupun bisa ditekan ke tingkat yang serendah-rendahnya oleh berbagai factor dalam kehidupan manusia dan masyarakat. 1.2 Allah dan PenyataanNya Dapatkah manusia mengenal Allah dan HakikatNya? Terhadap pertanyaan ini ada dua kemungkinan jawaban. Yang pertama, manusia tak mungkin dapat mengenal Allah dan hakekatNya, karena manusia adalah terbatas dan karenanya tak mungkin mengenal Allah yang tidak terbatas. Tetapi kemungkinan kedua, mengatakan bahwa manusia mungkin mengenal Allah dan hakekatNya hanya apabila ia menyatakan diriNya. Kesadaran akan adqanya kodrat Ilahi melalui penciptaan itulah, yang biasa disebut sebagai penyataan Allah yang umum dan penyataan Allah yang khusus. Penyataan umum adalah cara Allah menyatakan dirinya melalui penciptaan, sejarah dunia dan suara hat. Artinya, melalui pengamatan manusia akan alam ciptaan yang begitu luar biasa dan teratur itu, manusia dapat tiba pada kesadaran akan adanya Pencipta atau arsitek di balik ciptaan ini. Pandangan yang terutama didasarkan pada kata-kata Rasul Paulus (Roma 1:19-20). Penyataan Khusus adalah cara Allah menyatakan diri dari kehendakNya melalui firmanNya dan mencapai puncakNya dalam diri Tuhan Yesus Kristus.



2. Allah Dalam Kepercayaan Kristen



Dalam kepercayaan Kristen, Allah dikenal dari tindakanNya. Allah sebagai Pencipta, Penyelamat dalam Yesus Kristus dan Penebus dalam Roh Kudus. 2.1 Allah Sang Pencipta Kekristenan percaya akan adanya pencipta dibalik keberadaan dunia yang begitu menakjubkan ini (band. Kej.1 dan Mzm 33:6). Penciptaan yang dilakukan oleh Allah jelas berbeda dengan ciptaan atau karya berbeda dengan ciptaan atau karya manusia, karena Allah mencipta dari tidak ada menjadi ada dengan firmanNya (band.Rm. 4;17 dan Ibr. 11:13)menerima bahwa ada pencipta di balik keberadaan langit dan bumi serta isinya, tak berarti menolak sama sekali bahwa evolusi dari ciptaan-ciptaan itu. Implikasi Kepercayaan Kepada Allah Sebagai Pencipta Beberapa implikasi dari kepercayaan terhadap Allah sebagau Pencipta dalam kaitannya dengan kehidupan kita sebagai orang percaya. Pertama, bahwa sebagai pencipta, Allah adalah sumber kehidupan dan keberadaan kita. Karena itu, hidup kita sepenuhnya bergantung kepada Allah, dan kita adalah milik Allah Sang Pencipta. Ini berarti juga bahwa Allah berdaulat atas hidup dan tujuan hidup kita. Hanya Allah yang berhak menuntuk untuk apa kita hidup di dunia, dan kita akan menemukan kedamaian sampai kita menemukan Allah dan sumber dan tujuan kehidupan kita. Sebagai milik Allah, maka adalah kewajiban kita adalah untuk memuliakan Allah dengan hidup kita (band I Kor 6:20). Kedua, pengakuan dan kepercayaan akan kemahakuasaan dan kebesaran Allah mendorong kita untuk mengagumi kebesaran penciptaan Tuhan. Hal ini mendorong kita kepada sikap bersyukur dan beribadah Ketiga, karena Allah pencipta adalah juga pribadi maka manusia terpanggil untuk menajwab penyataan diri Allah dengan memasuki hubungan yang bersifat pribadi denganNya. Jadi, pengetahuan saja tidak cukup, melainkan dibutuhkan hubungan pribadi. Hubungan ini dipelihara dan dikembangkan melalui ibadah dan ketaatan kepadaNya. Kita terpanggil bukan saja untuk mengetahui siapa Dia, melainkan untuk mengenalNya dan mengenal dalam arti alkitabiah berarti masuk dalam hubungan pribadi denganNya.



2.2 Allah Penyelamat 2.2.1 Allah, Agama, dan Keselamatan Ide tentang keselamatan mempunyai tempat dalam setiap agama. Mulai dari agama primitive yang percaya roh-roh, maupun agama Politheis yang percaya banyak ilah/dewa, sampai ke agama Monotheis, ajaran mengenai keselamatan dan Allah sebagai penyelamat selalu hadir. Dalam ajaran Kristen, ajaran tentang keselamatan dan Allah sebagai penyelamat khususnya dalam Yesus Kristus mempunyai tempat yang sangat penting bahkan sangat sentral. Sedemikian sentralnya sehingga dalam pengakuan Iman Rasuli, fakta Kristus mulai dari pra-eksistensiNya, kelahiran, pekerjaan, penderitaan, kematian, kenaikan ke surge dan kedatanganNya kembali, mengambil tempat yang sangat banyak. Sesungguhnya agama Kristen lahir karena kepercayaan akan Allah sebagai penyelamat di dalam Yesus Kristus. Sebutan Kristus justru dikenakan kepada orang-orang yang menjadi pengikut Kristus. 2.2.2



Keselamatan Menurut PL Umat PL mempunyai syahadat (pengakuan percaya) bahwa Allah itu menyelamatkan (band Kel. 14:13; Mzm 3:8; 62:2-3). Ada berbagai istilah yang dipakai oleh PL yang menunjuk kepada konsep keselamatan. Konsep ini dihubungkan dengan Tuhan sebagai yang melakukan tindakan penyelamatan terhadap umatNya. Ada berbagai tindakan penyelamatan Allah dalam sejarah umat Israel. Musa dalam untuk merayakan peristiwa pembebasan umat Allah dari perbudakan di Mesir (Kel. 15:2). Tindakan penyelamatan Allah dalam peristiwa keluaran dari Mesir melalui Laut Kolzom ini, telah member kesan yang sangat mendalam dalam sanubari dan ingatan bangsa Israel. Oleh karena itu, peringatan akan peristiwa itu dirayakan setiap tahu dalam perayaan Paskah (band. Ul. 16:1). Pembebasan dari Mesir justru merupakan bukti yang paling utama dan kuat tentang kasih setia Tuhan, karena hal itu merupakan tanda yang sentral dari PL tentang anugrah penyelamatan bagi umat yang baru kelak. Sebagai kesimpulan, ketika kita memperhatikan kitab PL, maka ide tentang keselamatan dalam sejarah awal umat Allah (Israel) adalah bahwa Allah menyelamatkan orang yang baik dari berbagai kesukaran. Akan tetapi dengan



pemahaman yang berkembang tentang hubungan antara keselamatan dan dosa, dalam konteks kebutuhan akan pertobatan, maka topic ini memperoleh pengertian yang leih rohani dan moral. Hal ini menuntun kita kepada doktrin tentang keselamatan yang khas dalam PB, yakni bahwa Allah menyelamatkan orang jahat dari dosa-dosanya yang membenarkan mereka. 2.2.3



Allah Penyelamat Dalam Yesus Kristus (PB) Pembicaraan mengenai Allah sebagai penyelamat dalam agama Kristen tak dapat dilepaskan dari pribadi Yesus Kristus. Yesus bahkan di dalam PB dikenal dengan sebutan Juruslamat. Karena itu, kita dapat mengatakan bahwa Allah di dalam Yesus Kristus adalah Penyelamat. Apabila dalam PL Allah juga menyatakan diri sebagai penyelamat, maka dalam PB secara jelas Allah menyatakan diri sebagai Penyelamat di dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Karena itulah, gereja yang mula-mula ketika merumuskan pengakuan imannya memberi tempat yang sangat sentral kepada fakta Yesus Kristus mulai dengan pengakuan iman bahwa Ia Anak tunggal Allah dan Tuhan (pra-inkarnasi), kelahiranNya (inkarnasi), pekerjaanNya khusus penderitaan, penyaliban,



kematianNya,



kebangkitanNya,



kenaikanNya



ke



surga



dan



kedatanganNya kembali untuk menjadi hakim. Kenyataan ini menunjukkan bahwa seluruh fakta Kristus merupakan perwujudan dari karya penyelamatan Allah bagi manusia yang telah jatuh ke dalam dosa dan karena itu terputus dan rusak hubungannya dengan Allah.



2.2.4



Makna Keselamatan Yang Dikerjakan Allah Dalam Kristus Di dalam Yesus Kristus kita yang percaya boleh menyebut Allah itu Bapa, dalam arti kita memiliki hak untuk menjadi anak-anak Allah, suatu kualitas hubungan yang intim dengan Allah.



2.2.5 Implikasinya Bagi Kehidupan Praktis



Kepercayaan Kristen tentang Allah tidak terbatas kepada Allah yang Mahakuasa, Agung, dan Hebat yang wajib kita sembah. Tetapi juga bahwa kepercayaan kepada Allah sebagai penyelamat menunjuk kepada hakikat Allah yang adalah kasih. Kita percaya kepada Allah yang mengasihi manusia, yang berinisiatif mencari dan menandatangani manusia. Oleh karena kasihNya yang persuasive (memberikan dorongan, tidak memaksa), maka kepercayaan kita merupakan jawaban terhadap kasih Allah tidak bisa lain, adalah kasih kepada Allah melalui kasih kepada sesame dan alam ciptaanNya. Kita hanya percaya akan Allah yang jauh disana, tetapi Allah yang hadir dan dekat dengan manusia, dan manusia dapat memasuki hubungan yang intim dengan Nya. Pengalaman inilah yang memungkinkan para murid dapat bertahan meskipun menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan hidup. Kita perlu menjaga keseimbangan antara gambaran tentang Allah yang transenden dan Allah yang imanen.



2.3Allah Pembaharu CiptaanNya 2.3.1



Roh Kudus Dalam PL Banyak orang yang menyangka Allah baru hadir dan bekerja dalam Roh Kudus pada PB yakni ketika Roh Kudus dicurahkan pada hari Pentakosta di Yerusalem.hal ini adalah tidak benar. Kehadiran maupun tindakan Allah dalam Roh Kudus telah berlangsung jauh sebelumnya bahkan sejak awal, karena hakikatnya Allah adalah Roh. Pada waktu Allah menciptakan langit dan bumi beserta isinya, adalah Allah dalam Roh yang berkarya dalam penciptaan tersebut (band. Kej 1:1-2). Roh Kudus dalam PL tidak saja dikaitkan dengan penciptaan, tetapi juga dengan nubuatn. Sudah kelas bahwa Roh Allah adalah berbeda dengan Roh manusia, sebab Roh Allah adalah Allah sendiri. dalam PL juga ditekankan bahwa Roh itu mengilhamkan nubuatan. Ini adalah salah satu tema utama Alkitab. Allah yang melampaui kita tetapi masuk dalam dunia manusia, bukanlah dengan maksud menakuti, tetapi justru untuk berkomunikasi. Roh Allah merupakan suatu kekuatan, namun kekuatan yang dirancang untuk mengkomunikasikan kehendak Allah dan membawah ciptaan kepada hidup yang sesuai dengan kehendakNya.



Itulah sebabnya dalamAlkitab sering ada hubungan yang erat antara Roh Allahdan firman Allah. Roh Allah dan firman Allah tak dapat dipisahkan (band. Mzm.33:6 dan 2 Sam 23:2). 2.3.2



Roh Kudus Dalam PB Roh Kudus adalah sesungguhnya Roh Allah dan juga Roh Yesus kristus dan dengan demikian Ia adalah Allah itu sendiri. karena memang Allah adalah Roh adanya (band. Yoh 4:24). Roh Kudus memiliki semua cirri keilahian sama seperti yang dimiliki oleh Allah yakni Mahahadir, Mahakuasa, Mahatau (band. I Kor 2:10-16; Luk1:35, Kis 1:80. Karena itu, kalau kita menyembah Allah sesungguhnya kita menyembah Allah yang menyatakan diri sebagai Bapa Pencipta, Yesus penyelamat dan Roh kudus pembaharu dan penolong.



2.3.3. Implikasi Bagi Kehidupan Kristen † Kepercayaan kepada Allah yang menyatakan diri dalam Roh Kudus. Ini berarti bahwa manusia percaya keapda kuasa Allah yang tak dibatasi oleh ruang dan waktu dan dapat bekerja dalam diri manusia untuk melakukan pembaharuanpembaharuan. Kuasa Allah melalui Roh Kudus juga dapat diperbaharui orientasi nilai dan sikap hidup etis. Kuasa Allah yang bekerja melalui Roh Kudus dapat membawah pembaharuan di dalam kehidupan persekutuan orang-orang yang percaya, sehingga mereka dimungkinkan untuk tekun dan setia mengemban tugas panggilannya di dunia ini untuk bersekutu, bersaksi dan melayani. † Kuasa Allah melalui Roh Kudus juga dapat memperbaharui orientasi nilai dan sikap hidup etis seseoang. † Kuasa Allah yang bekerja melalui Roh kudus dapat membawah pembaharuan di dalam



kehidupan



persekutuan



orang-orang



percaya,



sehingga



mereka



dimungkinkan untuk tekun dan setia mengemban tugas panggilannya di dunia ini untuk bersekutu, bersaksi dan melayani. † Kepercayaan akan karya Allah di dalam Roh kudus yang akan memperbaharui segala sesuatu kelak, memberi dasar kepada kehidupan yang berpengharapan bagi orang-orang percaya.



MATERI II MANUSIA A. Indikator Pencapaian Kompetensi Substansi Kajian 1. Mampu menjelaskan makna hakikat manusia sebagai ciptaan Tuhan 2. Mampu memberi contoh implikasinya dalam kehidupan sehari-hari bahwa : • Manusia sebagai ciptaan Tuhan



• Manusia sebagai makhluk religious • Manusia sebagai makhluk social • Manusia sebagai makhluk etis/moral • Manusia sebagai makhluk rasional • Manusia sebagai orang berdosa



B. Daftar Istilah Kunci • Makhluk Menunjuk kepada kenyataan bahwa manusia adalah ciptaan bukan pencipta • Imago dei Secara harafiah berarti gambar/rupa Allah yang mempunyai arti, dasar, potensi relasional manusia dengan Tuhan atau yang dianggap Tuhan. • Makhluk Religius Manusia mempunyai kesadaran religious yakni mengakui akan adanya kodrat Ilahi di atas manusia, serta selalu berorientasi terhadap yang dianggap Ilahi. • Makhluk Sosial Suatu kecenderungan tetap untuk berorientasi terhadap sesame yang mengambil bentuk dalam menciptakan pranata social. • Makhluk Rasional Manusia



diciptakan



dengan



potensi



rasional



yang



memungkinkannya



mengembangkan kebudayaan. • Makhluk Etis Manusia mempunyai kesadaran etis untuk membedakan yang baik dan yang buruk dan tidak serta merta mempunyai kebebasan memilih dari dua alternative dan karenanya mempunyai tangguung jawab atas pilihanya.



C. Uraian Substansi Kajian 1. Manusia adalah Makhluk Ciptaan Allah (Kej. 1 dan 2)



Sebagai makhluk, pertama-tama ia tergantung kepada Allah khaliknya



dan



sumber kehidupannya. Namun sebagai makhluk ciptaan Allah, amak Allah berdaulat atas hidup dan tujuan hidup manusia, karena itu manusia yang menerima kemakhlukkannya akan menerima pula kedaulatan Allah atas hidup dan tujuan hidupnya. Itulah sebabnya secara hakiki, manusia selalu mendambakan relasi denganNya. Sebagai makhluk ia bukan saja bergantung kepada Allah sebagai sumber hidup, tetapi bahwa Allah berdaulat atas hidup



dan tujuan hidup manusia. Alkitab



menggambarkan hubungan manusia dengan Allah penciptaNya, sebagai tanah liat di tangan penjunan. Allah berhak dan berdaulat untuk tujuan apa benda-benda atau peralatan tanah liat dibuatNya. Demikianlah manusia di tangan Allah pencipta, tujuan hidupnya ditentukan oleh khalikNya. Agustinus seorang teolog terkenal mengatakan bahwa ‘jiwaku gelisah sampai aku menemukan kedamaian dalam Tuhan”. Ketika manusia menolak kemaklukkannya dan penciptaannya oleh Alla maka tak ada alasan apapun untuk mencari makna hidup ini di luar diri sendiri atau masyarakatnya. 2. Manusia adalah Gambar dan Rupa Allah (Imago Dei) Manusia diciptakan sebagai gambar dan rupa Allah berarti manusia diciptakan sedemikian rupa untuk menjadi pihak lain dengan siapa Allah berkomunikasi. Kenyataannya bahwa Alkitab menyatakan bahwa Allah berfirman/memberi perintah kepada manusia adalah bukti bahwa manusia dengan satu dan lain cara dapat menyatakan hubungannya dengan Allah. Penciptaan manusia sebagai gambar dan rupa Allah memungkinkan terjadinya sesuatu



antara Allah dan manusia, yaitu



makhluk dengan siapa Allah berhubungan dan kepada siapa Ia berfirman (bnd. Kej 12). Implikasinya bagi tanggung jawab manusia adalah bahwa manusia selalu mendambakan relasinya dengan Allah atau yang dianggapnya Allah. 3. Manusia Sebagai Makhluk Sosial Manusia sebagai makhluk social menunjuk kepada kenyataan bahwa manusia tidak sendirian dan selalu dalam keterhubungan dengan orang lain dan berorientasi kepada sesame (Kej. 2:18). Pada Kitab kejadian 2 dinyatakan bahwa tidak baik kalau



manusia itu sendiri, oleh karna itu Allah menciptakan penolong yang sepadan. Hal ini tidak hanya terbatas pada jenis kelamin yang lain, tetapi juga bahwa manusia sendirian adalah tidak baik. Allah menghendaki manusia hidup dengan sesamanya. 4. Manusia Sebagai Makhluk Rasional Kenyataan bahwa Allah (menurut Alkitab) memberi perintah kepada manusia untuk memerintah, menaklukkan alam semesta serta memeliharanya, menunjukkan adanya hubungan yang tak terpisahkan antara manusia dengan alam semesta ini. Inilah yang biasanya disebut sebagai tugas kemandatarisan manusia (manusia sebagai mandataris Allah) dalam arti pelaksana dan wakil Allah dalam memerintah dan memelihara alam semesta ini. Konsisten dengan tugas sebagai mandataris Allah, maka manusia diperlengkapi oleh Allah dengan potensi rasional karena itu dapat berbudaya. Inipulah salah satu keunikan manusia yang membedakannya dengan ciptaan yang lain. bahwa rasionalitas adalah keunikan manusia ternyata dalam fakta bahwa kebudayaan manusia sebagai buah rasionalitasnya mengalami perkembangan maju dan perkembangan itu telah membawah kita pada apa yang dikenal dengan zaman ilmu dan teknologi modern (band. Kej.1:16-18; Kej.2:15). Dalam kekristenan, kita mengalami “Hukum Kasih” yakni yang kita sebut “Hukum Utama”. Dalam Hukum Utama Tuhan Yesus menuntut agar kita mengasih Allah dengan segenap jiwa dan segenap akan budi (band Matius 22:37-38). Jadi, di sini potensi rasional manusia dengan segenap produk dan hasilnya, perlu dipakai untuk mengasihi Allah juga. 5. Manusia Sebagai Makhluk Etis Manusia adalah makhluk etis dalam arti : Pertama, manusia mempunyai kesadaran etis yakni kesadaran untuk membedakan mana yang baik dan buruk, benar dan salah, bertanggung jawab dan tidak. Kedua, manusia mempunyai kebebasan etis yakni memilih secara bebas dari alternative di atas.



Ketiga, manusia mempunyai pertanggung jawaban etis yakni, bertanggung jawab atas pilihannya. Dari deskripsi tentang hakikat manusia diatas, maka kita dapat memahami mengapa Kitab Kejadian 1:31 mengatakan “Maka Allah melihat segala yang dijadikanNya itu, sungguh amat baik…’ Dari deskripsi tersebut kita juga menarik kesimpulan pada dasarnya manusia ditempatkan oleh Allah dalam hubungan multidimensional (hubungan yang berdimensi banyak) yakni dengan Allah, dengan sesama manusia, dan diri sendiri dengan alam semesta. 6. Manusia Sebagai Pendosa (Sinner) Dosa dipahami bukan sekedar pelanggaran moral, tetapi siap memberontak kepada Allah, yakni menolak otoritas Allah yang menentukan tujuan hidup manusia. Dosa karenanya dapat dikatakan sebagai pelanggaran terhadap kehendak Allah seperti tercermin dalam hukum utamaNya. Dosa memang mengandung konsekuensikonsekuensi etis dan moral dalam berbagai dimensi hubungan manusia, sesame dan diri sendiri dan hubungan dengan alam semesta. Inilah yang seringkali kita sebut sebagai persoalan-persoalan etis yang rumit dan menentukan kelangsungan hidup planet bumi dan masyarakat kita. Dosa dapat mengambil bentuk secara social dan structural, misalnya dengan berbagai ketidakadilan yang ada dalam berbagai tatanan social kemasyarakatan, dalam bidang ekonomi, politik, kebudayaan, hubungan antaragama dan lain-lain.



7. Manusia Dimampukan Untuk Merestorasi Hubungan Dengan Allah, Sesama dan Alam Ciptaan. Alkitab tak mengakhiri kesaksiannya dan meninggalkan manusia kegelapan yang tak berpengharapan. Alkitab juga menyaksikan bahwa ada pengharapan akan kemungkinan restorasi hubungan-hubungan yang telah dirusak oleh dosa. Konsisten dengan kepercayaan akan Allah sebagai penyelamat



dan pembaharu, maka



kekristenan percaya akan penyelamatan dan pembaharu, maka kekristenan percaya akan penyelamatan dan pembaharuan Allah malalui Yesus dan RohNya tetapi



keselamatan tidak boleh dipahami hanya brsifat individual dan di seberang sana, tetapi juga dipahami secara social dan berlaku kini dan disini. Orang Kristen terpanggil untuk menolak berbagai ketidakadilan dalam tatanan social, ekonomi dan politik dan memperjuangkan adanya keadiilan di dalamnya sehingga ada perdamaian.



MATERI III MORAL A. Indikator Pencapaian Kompetensi Substansi Kajian 1. Mampu memahami hakikat hubungan yang erat antara moralitas/Etika Kristen dengan iman.



2. Mampu membuat keputusan etis di tengah berbagai komplesitas persoalan moral dalam kehidupan dewasa ini.



B. Daftar Istilah Kunci • Pengertian Moral Moral dalam bahasa Latin disebut “Mores”, kata ini dimengerti sebagai moralitas, yaitu mengenai kesusilaan (mores) yang berasal dari “mos” atau “moris” yang artinya kesusilaan atau kebiasaan baik yang berlaku pada suatu kelompok tertentu. Kedua, adalah ajaran kesusilaan atau dengan kata lain, ajaran tentang asas dan kaidah kesusilaan yang dapat dipelajari secara sistematik. • Pengertian Etika Kata etika berasal dari kata Yunani “ethos” yang artinya tempat kediaman yang biasa dari seseorang, kebiasaan, kelaziman, adat-istiadat, cara mengungkapkan diri, tingkah laku, sikap, kecenderungan kepada kesusilaan. Etika adalah ilmu atau Studi mengenai norma-norma yang mengatur tingkah laku manusia. • Etika Kristen Etika Kristen adalah salah satu dari etika yang ada. Oleh karenanya, etika Kristen dapat dipahami setelah kita memahami apa sebenarnya etika itu secara umum, khususnya terletak pada kata Kristen. Etika Kristen adalah ilmu yang meneliti, menilai, dan mengatur tabiat dan tingkah laku manusia dengan memakai norma kehendak atau perintah Allah sebagaimana dinyatakan di dalam Yesus Kristus. Norma yang menjadi acuan etika Kristen adalah firman dalam Alkitab.



C. Uraian Sunstansi Kajian 1. Manusia Ciptaan Tuhan Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang tertinggi karena memiliki nilainilai moral dalam dirinya. Manusia memiliki karakter ganda, yaitu sebagai makhluk sosial dan makhluk individu. Sebagai makhluk sosial ia bertanggung jawab pada



sesame, masyarakat, bangsa dan negaranya. Manakala manusia itu hidup berdampingan dengan sesamanya dalam dunia dengan segala perkembangannya, bersama itupula terjadi dengan budaya yang merupakan bagian kehidupannya. 2. Kompleksitas Masalah Moral Dalam Era Global Semangat reformasi Bangsa Indonesia telah merahirkan “kesadaran baru” bahwa pendidikan secara umum dan pendidikan agama khususnya “kurang berhasil”. Salah satu indikatornya, ialah morlaitas peserta didik/mahasiswa tidak menunjukkan terjadinya perubahan yang signifikan antara pengetahuan yang tinggi, tingkat kedewasaan, menurut usianya dan khususnya pengaruhnya pada kualitas moralnya. 3. Kesadaran Etis Isitlah “kesadaran etis” dalam substansi kajian ini dipahami berdasarkan kerangka teori perkembangan moral oleh Kohlberg (psikolog). Melalui teori ini perkembangan moral, kita dapat mengetahui tingkat/jenjang kualitas kesadaran etis. Tahap-tahap perkembangan moral menurut Kohlberg terdiri dari: prakonvensional, konvensional, paska-konvensional, masing-masing dibagi mejadi dua jenjang, sehingga seluruhnya menjadi enam jenjang: • Jenjang pertama, kesadaran etis yang berorientasi pada hukum • Jenjang kedua, tindakan moral masih kanak-kanak tetapi sudah lebih rasional tidak mekanisitis membabi buta, sudah mulai menghitung-hitung dan memilihmilih. • Jenjang ketiga, kesadaran etis lebih berorientasi untuk menjadi anggota kelompok yang baik. • Jenjang keempat, kesadaran etis yang menunjuk kepada suatu prinsip atau hukum yang lebih tinggi, yaitu hukum objektif yang tidak hanya berlaku untuk satu-satu kelompok tetapi hukum yang mempunyai keabsahan yang lebih luas. • Jenjang kelima, kesadaran etis yang berorientasi pada akal, hukum/peraturan secara kristis, akal manusia mempunyai fungsi kreatif, ia menciptakan yang lebih benar dan lebih baik. Dalam kehidupan beragama itu berarti bahwa bukan tradisi



dan dogma gereja saja yang paling penting tetapi dengan keyakinan iman ia dapat menilai posisi dogma dan tradisi itu masih benar. • Jenjang keenam, pemikiran moral seseorang mencapai puncaknya, yaitu moralitas yang berpusat pada suara hati nurani dan keyakinan tentang yang baik dan benar bagikan seorang nabi dalam Alkitab. Pembahasan teori Kohlberg tentang perkembangan moral dalam setiap individu, setidaknya menyadarkan kita agar tidak terlalu cepat menilai moralitas orang lain, karena perkembangan moral seseorang itu bertumbuh dan berkembang sesuai dengan tahaptahapnya. Di sisi lain, melalui teori Kohlberg ini dapat dicari contoh-contoh dampak negative (destruktif) dari era global untuk dikritisi dan diskusikan dengan menggunakan teori Kohlberg tadi.



MATERI IV ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI A. Indikator Pencapaian Kompetensi Sustansi Kajian 1. Mampu mengidentifikasi hubungan timbale balik antara iman Kristen dan ilmu pengetahuan dan teknologi modern dalam sejarah.



2. Mampu menjelaskan hubungan yang bermakna antara iman kristiani dan ilmu pengetahuan dari sudut pandang iman kristiani. 3. Mampu mengindentifikasi hakikat teknologi 4. Mampu mengidentifikasi dampak negative dan positif dari teknologi 5. Mampu merumuskan kristeria pengembangan ilmu dan teknologi dan bertanggung jawab berdasarkan iman Kristen B. Daftar Istilah Kunci • Ilmu pengetahuan Adalah mengetahui sebanyak-banyaknya tentang dunia dan alam semesta (Eka Darmaputra) • Teknologi Aplikasi dari pengetahuan yang terorganisir kepada tugas-tugas praktis, dengan atau melalui system-sistem yang tertata dan mesin-mesin. C. Uraian Substansi kajian 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Menurut KBBI, ilmu mempunyai arti : Pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu di bidang pengetahuan itu. 2. Kepandaian mempunyai arti: Segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan mata pelajaran. Jadi, ilmu pengetahuan adalah gabungan berbagai pengetahuan yang disusun secara logis dan bersistem dengan memperhitungkan sebab akibat.



Dala sejarah dunia bersamaan dengan reformasi dalam gereja yang dipelopori oleh Martin Luther di Jerman, berlangsung pula apa yang dikenal sebagai Revolusi Ilmiah, yang menandakan bagkitnya ilmu pengetahuan modern yang dipolopori oleh astronom Polandia bernama Nicholas Copernicus (1475-1543) dan Vesalius (1514-1564) dari Italia. Copernicus menemukan bahwa sesungguhnya bumi dan planet lainlah yang



mengelilingi matahari dan menggeser teori Aristoteles yang disetujui gereja bahwa matahari dan alam semestalah yang brgerak mengelilingi bumi. Teori Copernicus menggoyangkan kepercayaan orang terhadap gereja dan otoritas Alkitab pun dipertanyakan. Gereja menjatuhkan hukuman mati terhadap Copernicus karena dianggap menentang ajaran gereja meskipun dikemudian hari teorinyalah yang benar. 3. Teknologi Istilah teknologi berasal dari dua kata Yunani, yaitu tekhne, artinya pekerjaan, dan kagos, artinya peralatan, prosedur dan metode yang digunakan pada berbagai cabang industry. Menurut KBBI teknologi artinya : a. Metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktisi, ilmu pengetahuan terapan b. Keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan untuk kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.teknologi tinggi adalah teknologi yang dianggap bertaraf tinggi dan belum ada teknologi yang dapat menandingi kelebihannya. Dari pengertian ini jelaslah bahwa ilmu pengetahuan cenderuk berpijak pada teori sedangkan teknologi merupakan suatu ilmu terapan. 4. Hubungan Iman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Ian Barbour sebagaimana dikutip oleh like Wilardjo mencoba membuat tipologi hubungan iman dan ilmu pengetahuan dalam masa sekarang ini yang dibaginya dalam 4 tipe hubungan. Mnurut Like keempat pengelompokan yang dibuat Barbour itu, dapat disingkat dengan 4 P yakni :Pertentangan (conflict), Perpisahan (Independence), Perbincangan (Dialogue), dan Perpaduan (Integration). Wilardjo lebih jauh menjelaskan makna dari keempat tipologi hubungan iman dan ilmu di atas : a. Pertentangan (conflict) : ialah hubungan yang bertentangan (conflicting) dan dalam kasus yang ekstrim mungkin bahkan bermusuhan (hostile). Barbour sendiri menunjukkan bahwa contoh historis dan konflik ini adalah kasus Galileo.



b. Perpisahan (independence) : berarti ilmu dan agama berjalan sendiri-sendiri dengan bidang garapan, cara dan tujuannya masing-masing tanpa saling mengganggu atau mempedulikan. Ini salah satu cara untuk menghindari konflik atau saling menyalahkan. Perpisahkan yang tajam ini dimotivasi atau didorong bukan saja oleh keinginan untuk menghindari konflik yang tak perlu, melainkan juga oleh bidang kehidupan dan pemikiran. Beberapa ahli bahkan berpendapat bahwa ilmu dan agama mempunyai perspektif yang berbeda atas bidang yang sama, ketimbang bidang penelitian yang berbeda. c. Perbincangan (dialogue) : ialah hubungan yang saling terbuka dan saling menghormati, karena kedua belah pihak ingin memahami perbedaan dan persamaan antara keduanya. Namun dalam kategori ini pun ada berbagai kelompok pendapat yang masih ada perbedaan di sana sini. Ada banyak tokoh baik bidang ilmu pengetahuan maupun teopologi yang menjadi pendukung tepologi. Salah satu argument dari tipologi menurut Barbour ilaah adanya kesejajaran metodologis dalam kedua disiplin ini: ilmu pengetahuan dan teologi/iman. Banyak cara dan wilayah di mana ilmu pengetahuan dan teologi/iman dapat berdialog satu sama lain yang dapat memperkaya keduanya dalam memenuhi panggilannya untuk memanusiakan manusia, menjaga kelestarian alam semesta, dan pada saat yang sama memperkuat ketakwaan dan keimanannya kepada Allah. Salah satu yang diusulkan adalah misalnya mengembangkan spiritualitas yang berpusat kepada alam (nature). Dalam arti itu maka teologi Kristen sebaliknya menjaga keseimbangan antara dimensi Ilahi (Allah) dalam alam, dan pada saat yang sama transendensi Ilahi (Allah) ats alam. Lebih jauh belajar dari ilmu-ilmu sosial khususnya teori sosial kritis, para teolog pembebasan misalnya mengembangkan teologi yang memberi perhatian kepada ketidakadilan dan dominasi, dan membaca Alkitab secara kritis serta melakukan kristik sosial maupun kritik agamawi khususnya kritik sera melakukan kritik sosial mapun kritik agamawi khususnya kritik terhadap teologi yang mengalienasi manusia baik dari diri sendiri, sesama, alam semesta, bahkan dari Tuhan.



d. Perpaduan (integration): beberapa penulis berpendapat bahwa semacam integrasi antara ilmu dan iman/agama adalah mungkin. Like Wilardjo menyimpulkan bahwa Barbour berpendapat bahwa “perpaduan” adalah hubungan yang bertumpu pada keyakinan bahwa pada dasarnya rancangan penghampiran, dan tujuan ilmu dan agama adalah sama dan menyatu. Perpaduan itu menurut Barbour seperti disimpulkan oleh Wilardjo, dapat diusahakan dengan bertolak dari sisi ilmu, atau dari sisi agama



MATERI V KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA



A. Indikator Pencapaian kompetensi Substansi kajian 1. Mampu



menganalisis



kenyataan



pluralism-multikultural



di



Indonesia



dan



pengaruhnya bagi kehidupan masyarakat. 2. Mampu menyebutkan upaya-upaya hidup rukun dan damai antar umat beragama. 3. Mampu merancang program kerjasama mahasiswa antar universitas/Fakultas yang bernuasa pluralis dan multicultural.



B. Daftar Istilah Kunci • Kurukunan adalah sikap mengakui, menghargai, toleransi, yang tinggi antarumat beragama dan masyarakat multicultural sehingga umat beragama dapat hidup rukun, damai dan berdampingan. • Multikulturalisme mengandung dua pengertian yang sangat kompleks yaitu “multi” yang berarti plural dan “kulturalisme” berisi pengertian kultur atau budaya. Dengan demikian pluralism bukan sekedar pengakuan akan adanya hal-hal yang berjenis-jenis tetapi pengakuan juga itu mempunyai implikasipolitik, sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, pluralism juga berkenan dengan hak hidup kelompok masyarakat dalam suatu komunitas dan komunitas itu mempunyai budaya (H.A.R. Tilaar). • Eksklusivisme merupakan sikap hanya mengakui agamanya sebagai agama yang paling benar dan baik. Sikap fanatisme sempit seperti ini akan melahirkan berbagai konsekuensi antara lain perpecahan, perseteruan antara umat beragama dan konflik. • Inklusivisme adalah sikap yang dapat memahami dan menghargai agama lain dengan eksistensinya, tetapi tetap memandang agamanya sebagai satu-satunya jalan menuju keselamatan. Misalnya umat agama Kristen, dapat mengakui keberadaan agama lain tetapi keselamatan hanya terjadi melalui Yesus Kristus. • Pluralisme adalah sikap menerima, menghargai dan memandang agama lain sebagai agama yang baik serta memiliki jalan keselamatan. Dalam prespektif pandangan seperti ini, maka tiap umat beragama terpanggil untuk membina hubungan solidaritas, dialog dan kerjasama dalam rangka mewujudkan kehidupan yang lebih baik dan lebih berpengharapan.



C. Uraian Substansi Kajian Bangsa yang pluralis seperti Indonesia membutuhkan toleransi yang tinggi dari tiap orang dalam rangka membangun kehidupan bersama. Dalam era globalisasi dewasa



ini batas-batas antarnegara, antarbangsa menjadi semakin tipis maka tuntutan akan terwujudnya toleransi hidup antarsesama manusia merupakan hal mutlak. Kesadaran telah menjadi bagian perhatian komunitas internasional maupun masyarakat Indonesia. Hal itu terbukti dengan adanya berbagai upaya dialog dan kerjasama yang diadakan oleh masyarakat antaragama. 1. Makna Kerukunan Antarumat Beragama Pluralitas bangsa Indonesia merupakan keunikan serta kekayaan yang harus disyukuri. Hidup dalam masyarakat bangsa yang pluralis dengan sendirinya menuntut tingkat toleransi serta solidaritas yang tinggi dan hal itu telah menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia. Terutama ketika kini globalisasi telah menghasilkan suatu dunia baru di mana masyarakat menjadi sangat heterogen dalam satu wilayah tempat tinggal, maka solidaritas dan toleransi telah menjadi syarat utama dalam membangun kehidupan bersama. 2. Kerukunan Dalam Perspektif Teologis Dalam perspektif yang lebih luas, kerukunan juga dibicarakan dalam Kitab Mazmur 133 mengenai persaudaraan yang rukun. Sejajar dengan itu, Yesus menyampaikan prinsip dasar hidup yang universal menyangkut kasih kepada sesame manusia yang melewati batas-batas suku bangsa, ras, kelas sosial dan agama. Yesus adalah tokoh pluralism sejati. Ia memerintahkan pengikutNya untuk mengasihi sesama manusia tanpa kecuali dengan tidak memandang suku, agama, kebudayaan, dan kelas sosial. 3. Kendala Pluralisme di Indonesia Ada berbagai kendala yang muncul dalam upaya mewujudkan pluralisme di Indonesia, antara lain sikap fanatisme sempit. Masih banyak penganut agama di Indonesia yang belum memiliki pemahaman yang benar tentang pluralism karena memandang agamanya sebagai satu-satunya agama yang paling benar. Akibatnya, acapkali melahirkan sikap saling curiga yang cukup merugikan. Pada akhirnya menuai konflik agama yang biasanya disertai kekerasan dan dendam. Hans Kung menulis tentang 3 aspek dari arah dialog dan kerja sama antarumat beragama, hanya jika kita memahami nilai-nilai ritus, ajaran dan symbol-simbol



agama lain, maka kita dapat memahami orang lain secara jujur dan dengan kesungguhan hati. Dari pemaparan Hans Kung, kita dapat mengkaji pentingnya memahami agama lain dalam kerangka membangun sikap saling menghargai, menghormati dan saling kerja sama demi terwujudnya kehidupan damai sejahtera.



MATERI VI



MASYARAKAT A. Indikator Pencapaian Kompetensi Substansi Kajian 1. Mampu mengabstraksi pengertian masyarakat yang beradab dan sejahtera. 2. Mampu menunjukkan hubungan HAM dan demokrasi dengan masyarakat beradab dan sejahtera. 3. Mampu merancang kegiatan yang mendorong terwujudnya masyarakat yang beradab dan sejahtera. B. Daftar Istilah Kunci • Peran Agama Kristen adalah kesempurnaan ima Kristen menurut kesaksian Alkitab adalah dengan melakukan apa yang diimani .” Kamu lihat, bahwa iman bekerja sama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna” (Yak. 2:22). Iman dan perbuatan merupakan 2 hal yang hanya bisa dibedakan namun tidak bisa dipisahkan (Yak.2). artinya, mengimani apa yang diyakini diwujudkan dengan mengaminkan dalam setiap tindakan. • Masyarakat Beradab dan Sejahtera adalah masyarakat secara jujur dalam kenyataan bahwa : 1. Mengakui persamaan derajat dan persamaan antara sesama manusia 2. Saling mencintai sesama manusia 3. Mengembangkan sikap tenggang rasa 4. Tidak semena-mena terhadap orang lain 5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan 6. Gemar melakukan kegiatan kemanusian 7. Berani membelah kebenaran • Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak-hak yang telah dimiliki seseorang sejak lahir dan merupakan pemberian dari Tuhan. Beberapa contoh HAM, hak untuk hidup, hak untuk memperoleh pendidikan, hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama, hak untuk mendapatkan pekerjaan. • Demokrasi: Kata demokrasi berasal dari dua kata yaitu demos yang berarti rakyat dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai “pemerintahan rakyat” atau yang lebih kita kenal sebagai “pemerintahan dari rakyat”, oleh rakyat dan



untuk rakyat . Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indicator perkembangan politik suatu Negara. Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme system pemerintahan suatu Negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat atas Negara untuk dijalankan oleh pemerintah Negara tersebut. C. Uraian Substansi Kajian 1. Agama yang Memperjuangkan Masyarakat Beradab dan Sejahtera Kita kini hidup dalam kenyataan semakin menipisnya rasa hormat akan hidup dan martabat manusia. Kekerasan demi kekerasan di berbagai sector kehidupan semakin membudaya dalam masyarakat. Kekerasan acap kali dipakai sebagai satu-satunya penyelesaian terhadap adanya berbagai sisi perbedaan pendapat, suku, agama, daerah, cita-cita, kepentingan atau aspirasi hidup. Ajaran Kristus untuk mewujudkan masyarakat yang beradab dan sejahtera secara eksplisit terdapat dalam hukum kasih. Kasih sebagai ajaran utama agama Kristen bersifat proaktif menggugah wajah buruk masyarakat masa kini. 2. Tegakkan



HAM dan Demokrasi Sebagai Ciri Masyarakat yang Beradab dan



Sejahtera Masyarakat beradab pastilah mengakui adanya perbedaan sebagai kekayaan hidup bersama. Kualitas kesadaran HAM dan demokrasi dibuktikan dengan berkembangnya kesanggupan sikap toleransi, saling mendnegarkan, saling menghargai dan saling menghormati satu sama lain. Inti jiwa demokrasi terungkap dalam semboyan Revolusi



Perancis: Liberte,



Egalite, Franite (kebebasan, persamaan, dan persaudaraan). Artinya, demokrasi hanya mungkin tumbuh jika ada kedewasaan membangun kerjasama, dalam semangat kebebasan, persamaan dan persaudaraan. Sikap satria dalam menjunjung tinggi nilai kejujuran, kebersamaan dan keihlasan perluh dikembangkan, pergumulan kita dalam membangun demokrasi membutuhkan wawasan dan kemauan baik bahkan bisa saja malah “pengorbanan” sebagai harga tunai yang harus dibayarkan untuk menata kehidupan bersama.



MATERI VII



BUDAYA A. Indikator Pencapaian Kompetensi Subtansi Kajian 1. Mampu menguraikan peranan budaya akademik sebagai pencerah peradaban 2. Mampu menunjukkan hakikat kerja keras, terbuka, adil bagi pembangunan bangsa Indonesia. 3. Mampu mengekspresikan peranan civitas akademika seabgai agen perubahan.



B. Daftar Istilah Kunci • Budaya Akademik adalah hal yang berhubungan dengan pikiran, akal budi, konsep, tradisi pendidikan tinggi dan membangun masyarakat secara keseluruhan. • Etos Kerja adalah jiwa dan semangat kerja yang didasari oleh cara pandang yang menilai pekerjaan sebagai pengabdian terhadap diri sendiri, masyarakat, dan Tuhan Yang Maha Esa.



C. Uraian Substansi Kajian 1. Pengertian Budaya Budaya meruapkan sebuah istilah yang berasal dari bahasa sansekerta, buddhaya (dari akar kata bud = budi). Menurut Andreas culture atau kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan strukturstruktur sosial, religious, dll, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistic yang menjadi cirri khas suatu masyarakat. Kata budaya bisa berarti pikiran, akal budi, konsep, adat-istiadat, segala sesuatu ungkapan manusia, sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dan sulit diubah, seni, kultur, pakaian. 2. Budaya Sebagai Karunia Salah satu pemahaman inti tentang budaya ialah, sesuatu yang berpangkal dari manusia, sebagai wujud ekspresif insani kemanusiannya. Tuhan telah menciptakan manusia dengan memiliki kemampuan akal budi sebagai salah satu yang membedakan manusia dengan ciptaan lainnya. Akal budi itulah yang menyebabkan manusia sebagai makhluk yang berbudaya, makhluk yang mampu menyadari dirinya dan memiliki daya kreasi-inovatif.



Hakikat akal budi dan tanggung jawab memiliki hubungan yang sangat erat, laksana hak dan kewajiban. Akal budi pada satu sisi adalah hak yang berasal dari karunia Tuhan untuk melaksanakan tanggung jawab. Oleh karena itu, akal budi sebagai hak preogratif pribadi manusia yang bisa dipergunakan semau-maunya. Melainkan, sebuah hak dalam rangka melaksankan kewajiban memenuhi panggilan menjalani tanggung jawab memelihara kelangsungan ciptaanNya. 3. Budaya Akademis Sebagai Pencerah Peradaban Watak manusia sebagai makhluk berbudaya inilah yang telah menggerakkan manusia senantiasa melakukan inovasi, penemuan dan pengembangan dirinya. pendidikan tinggi sebagai pusat kebudayaan adalah pejuang yang membela tegaknya cita-cita abadi kemanusiaan, yaitu La justice, la raison ( keadilan, kebenaran, rasio) Julian Benda. Implicit dalam pemahaman tersebut menyiratkan adanya peran inovatif-prophetis para intelektual dalam memelihara kesadaran manusia sebagai obyek budaya. Oleh karena itu, A.N Whitehead menyebut dasar didirikannya Universitas ialah jembatan antara pengetahuan dan sar kehidupan, dengan menyatukan yang muda dan yang tua di dalam pandangan imaginative yang mencipta tentang belajar. Demikian juga dengan ungkapan Dr. Mohammad Hatta pada pidato alumni Universitas Indonesia 11 Juni 1957 “Ilmu dapat dipelajari oleh segaala orang yang cerdas dan tajam otaknya, akan tetapi manusia yang berkarakter tidak diperoleh dengan begitu saja. Pangkal segala pendidikan karakter ialah cinta akan kebenaran dan berani mengatakan salah dalam menghadapi sesuatu yang tidak benar.



MATERI VIII



POLITIK A. Indiaktor Pencapaian Kompetensi Substansi Kajian 1. Mampu menjelaskan kontribusi nilai-nilai kristiani terhadap kehidupan berpolitik. 2. Mampu mengalisis peranan generasi muda Kristen muda Kristen dalam kehidupan politik untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.



B. Daftar Istilah Kunci • Politik berarti : 1. Pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan 2. Segala urusan dan tindakan mengenai pemerintahan Negara atau terhadap orang lain 3. Cara bertindak atau kebijaksanaan Kata ini berasal dari akar kata kuasa dan politik yang berasal dari bahasa Yunani Politeia (berarti kiat memimpin kota atau polis). Sedangkan kuasa dan kekuasaan kerap dikaitkan dengan kemampuan untuk membuat gerak yang memaksa orang lain untuk mematuhinya. Kekuatan politik dengan demikian adalah kemampuan untuk membuat masyarakat dan Negara mematuhi keputusannya yang ditetapkan. • Sekularasi : dilihat dari sis politik pada dasarnya adalah pemisahan antara pemerintah dan ideologi-idiologi kemagamaan dan struktur-struktur kegerejaan pengembangan pemerintahan untuk melaksanakan peran mengatur lapangan sosio-ekonomis yang dulu dilakukan struktur-struktur keagamaan dan transvaluasi budaya politik untuk mencapai tujuan-tujuan duniawi yang nontransenden dan cara-cara yang rasional dan pragmatis.



C. Uraian Sustansi Kajian 1. Pandangan Alkitab Terhadap Politik Alkitab melalui Nabi Yeremia, mengajarkan agar setiap orang turut bertanggung jawab untuk membangun kesejahteraan kota di mana ia ditempatkan oleh Tuhan (Yeremia 29:4-7). Hal yang senada disampaikan oleh Rasul Paulus (Rm. 13:1-7).



Umat kristiani adalah bagian integral, yang tidak terpisahkan dari bagsa Indonesia. Oleh karena itu, uamt kristiani baik sebagai individu maupun kelompok ikut bertanggung jawab untuk menjaga kelangsungan kemerdekaan bangsa ini. Dalam artian bebas dan pengaruh dan kekuatan luar maupun yang memaksanya melakukan apa yang sesungguhnya tidak diinginkan. Agama bersumber langsung dari Tuhan, karena itu agama termasuk HAM yang berasal dari Tuhan bukan pemberian Negara, masyarakat dan golongan. Negara diberi tugas untuk memeliharanya agar bertumbuh subur, bukan untuk membatasinya. Oleh karena itu, setiap komunitas bangsa ini diwajibkan menghormati dan menjaganya, agar di tengah kemajemukannya kehidupan beragama senantiasa tumbuh dengan subur. 2. Prinsip-Prinsip Kristiani Dalam Kehidupan Politik Beberapa prinsip-prinsip/nilai-nilai kristiani yang dapat dipakai sebagai acuan dalam menjalankan peran dan tanggung jawab orang Kristen dalam dunia politik antara lain: a. Kasih kepada Tuhan, diri sendiri, sesama manusia dan alam lingkungan, sesame sebangsa sebagai saudara yang dikarunikan Tuhan kepada kita. b. Kebangsaan : menyadari dan menyakini bahwa kita adalah bagian dari bangsa Indonesia yang senasib sepenaggungan dengan kelompok-kelompok masyarakat lainnya. Oleh karena itu, bersama-sama dengan kelompok masyarakat yang lain, kita terikat dalam cita-cita nasional menuju masyarakat yang asil dan makmur berdasarkan Pancasila. c. Kemerdekaan : secara positif berarti bebas untuk berbicara, berkumpul dan berserikat, bebas memilih agama dan keyakinan, kebebasan memilih pekerjaan tempat tinggal dan kewarganegaraan. Secara negative berarti terhindar dari penjajahan, penindasan, ketakutan, intimidasi dari pihak mana pun, langsung atau tidak langsung. d. Keadilan yaitu setiap warga Negara berhak mendapatkan perlakuan yang adil. Negara harus berlaku adil kepada semua warga negaranya, Negara harus menjamin agar setiap orang mendapatkan keadilan. e. Kebenaran yng bersumber kepada kebenaran Tuhan yang sifatnya abadi.



f. Kesetiakawanan adalah berempati terhadap sukses dan kegagalan orang lain, setia kepada kawan, tetangga dan masyarakat, terutama saat mereka menderita kesusahan dan suka menolong orang yang kesusahan. g. Tulus adalah berani menerima kenyataan termasuk menerima kekelahan h. Jujur adalah menyatakan benar untuk hal yang benar dan menyatakan salah untuk hal yang salah, objektif, dan berani mengakui kekurangan. i. Rendah hati : tidak menyombongkan diri, tidak merendahkan orang lain, sikap mendengar dan melayani j. Kepeloporan adalah kesiapan mengambil prakarsa untuk meningkatkan prestasi demi kepentingan bersama. k. Kesamaan adalah semua manusia mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Setiap warga berkedudukan sama di hadapan hukum dan pemerintahan. l. Kesetiaan : setia menjalankan tugas yang dipercayahkan, setia kepada bangsa dan Negara.



3. Partisipasi Kristiani Dalam Dialog dan Kerja Sama Sejak dulu, bangsa kita terkenal kebersamaannya sehingga memiliki lingkungan pergaulan, kehidupan bertetangga, ikatan keluarga, kekerabatan dan sebagainya yang sangat baik. Yang masing kurang terjadi dan perlu diusahakan peningkatannya ialah dialog dan kerja sama yang menyentuh hal-hal yang lebih mendalam dan prinsipil, misalnya dalam hal keberagaman, yang dilihat sebagai identitas dari pihak-pihak yang berdialog dan bekerjasama itu. Dialog perlu dilaksanakan secara jujur, tulus dan terbuka dalam suasana keterikatan yang positif dan konstruktif. Dialog dan kerja sama tidak boleh digunakan sebagai taktik untuk memanipulasi pihak lain. dialog dan kerja sama harus dipelihara agar benar-benar menjadi sarana untuk saling memberi dan saling menerima, demi kebaikan masing-masing pihak yang menjadi patner dalam dialog dan kerja sama itu.



4. Tantangan Dan Peluang Tantangan utama dalam kehidupan bangsa Indonesia yang majemuk adalah kecenderungan untuk menjadi kemajemukan, termasuk kemajemukan agamais,



sebagai bahan pembeda atau pemisah yang kemudian berdampak kepada pemisahan dan pertentangan. Agama bersumber langsung dari Tuhan, karena itu agama termasuk HAM yang berasal dari Tuhan, bukan pemberian Negara, masyarakat atau golongan. Negara diberi



tugas



untuk



memeliharanya



agar



bertumbuh



subur,



bukan



untuk



membatasinya. Oleh karena itu, setiap komunitas bangsa ini diwajibkan menghormati dan menjaganya, agar ditengah kemajemukannya kehidupan beragama senantiasa tumbuh dengan subur



MATERI IX HUKUM A. Indikator Pencapaian Kompetensi Kajian 1. Mampu menjelaskan perlunya hukum bagi berlangsungnya komunitas masyarakat Indonesia yang aman, damai, sejahtera. 2. Mampu mendeskripsikan peran hukum Tuhan bagi pembenttukan hukum di Indonesia secara umum. 3. Mampu menganalisi peran profetis agama dan umat Kristen sebagai “check and balance” terhadap kekuasaan, kebenaran dan keadilan dalam rangka perwujudan hukum benar di Indonesia.



B. Daftar Istilah Kunci 1. Hukum adalah kaidah atau norma kehidupan bersama yang bertujuan untuk melindungi kepentingan bersama. Dalam kepentingan bersama itu telah tercakup kepentingan pribadi. Maksudnya adalah, bila kepentingan bersama telah terlindungi, maka kepentingan pribadi dipelihara adalah keseimbangannya agar kepentingan bersama tidak menghilangkan kepentingan individu dan kepentingan individu tidak mengorbanan kepentingan bersama. Hal inilah yang diatur dalam hukum yang disebut juga aturan. 2. HAM (Hak Asasi Manusia), suatu hak yang diperoleh manusia sejak dia dilahirkan menjadi manusia. Hak ini bukan pemberian siapa pun dan bukan pula hasil perjuangan siapa pun. Setiap orang harus memerolehnya dan menghormatinya, dan tidak ada orang yang beroleh menghambat atau menghilangkannya. 3. Hukum Taurat, semua perintah Tuhan dalam Perjanjian Lama, diantaranya yang paling terkenal adalah sepuluh perintah Tuhan (Dasa Titah), yang umumnya juga dianggap sebagai ringkasan dan saripti segala perintah Tuhan (Mat 22:37-40). Dasa titah terdapat dalam Keluaran 20 dan Ulangan 5. Kata Torah dalam bahasa Ibrani adalah “pengajaran”, sehingga Hukum Taurat berarti hukum pengajaran. Istilah ini hendak menekankan bahwa pada dasarnya segala hukum Taurat adalah bersifat pengajaran, bukan pembatasan gerak.



C. Uraian Substansi Kajian 1. Pengantar Hukum diciptakan untuk melindungi kepentingan dan mengatur bagaimana manusia memenuhi kepentingannya itu, dengan demikian manusia dapat hidup tentram. Komunitas yang tidak memiliki hukum yang jelas terancam menjadi kacau karena setiap orang akan berbuat semuanya (anarkis). Karena itu, hukum juga berperan untuk mengikat dan memaksa seseorang untuk berbuat atau untuk tidak berbuat sesuatu. Orang-orang yang melanggar hukum perluh diberi sanksi atau hukuman agar didorong untuk bertindak sesuai dengan hukum dan aturan yang ditetapkan. Hukum harus dibuat sesuai dengan kepentingan komunitasnya, karena itu hukum Taurat



2. Nilai-Nilai Alkitab dan Hukum Alkitab berbicara “Hanya Allah Yang Baik” (Markus 10:18). Hanya Dia yang menjadi pusat dan sumber segala yang baik. Karena itu, segala hukum yang bertujuan untuk menghasilkan kebaikan bagi manusia haruslah mengacu kpada kehendak Tuhan yang memang menghendaki yang terbaik bagi semua orang. Tuhan adalah haf, memutkim yang terakhir dan ultimate (final dan ultimate). Dialah pada akhirnya yang secara final dan definitive, memutuskan apa yang benar dan apa yang salah bagi semua orang. Dalam kaitan dengan hukum, pesan Alkitab yang menonjol yang perlu kita perhatikan adalah : 2.1 Manusia Berdosa dan Dibaharui Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Tetapi citra yang baik telah hilang akibat manusia telah jatuh ke dalam dosa, karena pilihannya sendiri. sejak itu manusia tidak hanya taat kepada Tuhan, tetapi kehendaknya juga sendiri. Kelemahan karena dosa ini membuat manusia membutuhkan hukum yang membatasi kebebasannya. Namun itu saja tidak cukup. Manusia membutuhkan Juruslamat untuk membebaskannya dari kuasa dosa, dengan demikian manusia dibaharui dan dipulihkan kembali. Tanpa kekuatan yang “dari dalam” ini manusia tidak mungkin taat secara sempurna kepada hukum. 2.2 Hukum Tuhan (Taurat) Sebagai Pedoman dan Pengajaran Ibarat orang yang berjalan di tengah hutan belantara, bila tanpa petunjuk apa pun, kita dapat tersesat dan kehilangan arah. Dengan cara demikian, Tuhan



memberikan



petunjuk



kepada



manusia



bagaimana



melaksanakan



kehendakNya, dengan memberikan Taurat kepada manusia. Karena itu Hukum Taurat berperan dalam kehidupan kita, pertama-tama sebagai penolong yang membimbing bukan sebagai pembatas yang mengurangi kebebasan manusia. Karena itu, orang Kristen membutuhkan hukum, aturan, pedoman, atau kaidah dalam kehidupan bukan untuk membebaskan diri dari dosa dan kejahatan, melainkan sebagai pedoman yang membimbingnya bagaimana melaksanakan kehendak Tuhan. Kita menaati hukum Tuhan sebagai cara bersyukur atas keselamatan yang telah diberikanNya bukan sebagai alat untu mendapatkannya. 2.3 Hukum Kasih Tuhan Yesus menyimpulkan, hukum yang terutama adalah hukum kasih. Kasih terhadao Tuhan dan sesama manusia (Mat 22:37-40). Kasih terhadap Tuhan berarti mengasihi Tuhan Allah secara total, dengan segala keberadaan kita. Hubungan dan kasih seperti ini tidak mungkin tidak terlihat dalam kenyataan hidup kita sehari-hari, antara lain melakukan perintah-perintahNya, dan menaati segala hukum dan aturan produk komunitas dimana kita berada, yang juga mewujudkan wujud nyata dari pencerminan kasih kepada sesama. 3. Fungsi Profetis Orang Beriman Terhadap Hukum Tuhan Yesus mengajar umatNya untuk berdoa “Datanglah KerajaanMu” itu berarti Tuha Yesus mengajak kita untuk bekerja mengusahakan agar kerajaan Allah semakin nyata di bumi ini. Dari sudut pandang hukum itu berarti bahwa kita turut bertanggung jawab untuk terciptanya hukum-hukum yang adil dan benar di bumi Indonesia.