15 0 129 KB
Pendekatan dalam pembelajaran praktek klinik
A. Perseptoring (Materi Anisa) B. Mentoring 1. Konsep Mentoring Mentoring berasal dari kata Mythology dalam bahasa Yunani, kata mentor berarti berperan sebagai adviser, role model, consellor tutor dan atau guru (Roberts, 1999). Mentoring merupakan proses pembelajaran, diama mentor mampu membuat mentee (peserta mentoring) yang tadinya tergantung menjadi mandiri. Mentoring adalah bantuan tersembunyi “offline help” dari mentor ke mentee untuk mentransfer pengetahuan, pemikiran dalam kerja secara signifikan (Mc Kimm, Jolie & hatter, 2007). Mentoring adalah hubungan antara 2 orang yang memberikan kesempatan untuk berdiskusi yang menghasilakn refleksi, melakukan kegiatan/tugas dan pembelajaran untuk keduanya yang didasarkan kepada dukungan, kritik membangun, keterbukaan, kepercayaan, penghargaan dan keinginan untuk belajar dan berbagi (Ali dan Panther, 2008; Andreson, 2011). Mentoring
yaitu
hubungan
saling
menguntungkan
dari
seseorang yang mempunyai pengalaman lebih kepada individu yang kurang berpengalaman untuk mengidentifikasi dan merian tujuan bersama ( Ali dan Panther, 2008; Andreson, 2011; Dadge dan Casey, 2009; Mc Kimm, Jolie dan Hatter, 2007). Mentoring adalah proses umpan balik yang terus menerus dan dinamis diantara dua individu untuk membangun hubungan antara individu yang memiliki pengetahuan, keterampilan, informasi dan dengan fokus pada pengembangan professional dan pribadi (Oliver, 2014; Kim dan Zabelina, 2011). Mentoring merupakan salah satu sarana yang di dalamnya terdapat proses belajar. Orientasi dari mentoring itu adalah pembentukan karakter dan kepribadian seseorang sebagai mentee
(peserta mentoring) karena adanya seorang mentor dalam satu wadah atau organisasi. Mentorship dapat juga diartikan sebagai proses pembelajaran dimana mentor mampu membuat mentee (peserta mentorship) yang tadinya tergantung menjadi mandiri melalui kegiatan belajar. Kegiatan belajar yang diharapkan terjadi yaitu mengalami sendiri dan menemukan sendiri fenomena praktek keperawatan dimana hal ini diharapkan dapat membangun kepercayaan diri, harga diri dan kesadaran diri yang merupakan fundamental dalam penyelesaian masalah (Nurachmach, 2007). Kegiatan mentoring melibatkan seorang yang lebih bijakasana, lebih berpengalaman dalam menyampaikan pengetahuan mereka kepada seseorang yang kurang berpengalaman. Seorang mentor biasanya adalah seseorang yang lebih tua dan selalu lebih berpengalaman, yang membantu dan memandu pengembangan individu yang lain. Seorang mentor sangat menegenal dengan apa yang dimainkannya.
Bukan
seperti
seorang
pelatih
tetapi
menjadi
model/panutan dalam kegiatan mentoring sekaligus menyampaikan nasehat ahlinya kepada mentee itu. Bentuk mentoring berupa nasehat yang berhubungan dengan praktek di tempet tugas termasuk panutan secara one-to-one, kelompok dan organisasi. Bimbingan seorang mentor tidak dilaksanakan karena adanya maksud untuk keuntungan pribadi. 2. Tujuan Mentoring Program mentoring lebih banyak mendatangkan keuntungan bagi mentee dalam proses belajar. Mentoring memberikan manfaat kepada mentee tetapi mentor juga merasakan manfaatnya. Mentor akan merasakan kepuasan kerja dari hasilnya membantu orang lain, adanya waktu luang untuk kegiata alternative dan adanya pengakuan dari organisasi, sehingga prestasi kerja menjadi meningkat (Gagliardi et al, 2009). Mentoring bertujuan memberikan dukungan kepada individu
sehingga mampu mengatasi masalah yang dihadapi dengan cara menguatkan dan mengembangkan mekanisme baru yang lebih baik untuk mempertahankan kontrol diri dan mengembalikan keseimbangan adaptif, sehingga mampu mencari tingkat kemandirian yang lebih tinggi serta mampu mengambil keputusan secara otonom (Dadge, Jean dan Casey, 2009). 3. Kriteria mentoring Terdapat 5 karakteristik mentoring yaitu sifat hubungan yang menguatkan dan memberdayakan, menawarkan serangkaian fungsi menolong/membantu untuk memfasilitasi pembinaan dan memberikan dukungan, perannya meliputi keterkaitan antara aspek personal, fungsional dan hubungan, dan tujuan individu (mentee) dan fungsi penolong ditetapkan oleh individu yang terlibat, serta bisa saling memilih
(siapa
mentor
dan
mentee)
dan
diidentifikasi
fase
hubungannya. Hal ini akan memberikan kenyamanan bagi mentor maupun
mentee
dalam
membenagun
hubungan
dan
bagi
pengembangan diri. Mentoring dapat menghasilkan beberapa peran dari mentor dan terdapat persamaan peran dari berbagai biang. Peran-peran mentor antara lain; sebagai guru, panutan, pelinfung dan penasehat (Ali dan Panther, 2008). a. Kriteria mentor secara umum 1) Bisa dipercaya Sangat mutlak, karena tidak mungkin kita membicarakan mengenai pekerjaan kita kepada orang yang tidak bisa dipercaya, yang akan terjadi bukanlah pemecahan masalah justru sebaliknya. 2) Memiliki ” respect ” Mentor dalam hal ini harus telah mencapai suatu keberhasilan tertentu yang membuat kita ” respect ”. Sebagai contoh, kalau
kita seorang marketing, mentor kita idealnya juga orang marketing yang berprestasi lebih baik dari kita. 3) Memiliki ” knowledge ” yang lebih baik Kita memerlukan mentor yang bisa memberikan pendapat, ide dan solusi sekaligus dalam satu paket, kalau mentor kita memiliki knowledge yang tidak lebih baik dari kita, itu namanya setali tiga uang alias sama saja. Mentor ini harus memiliki knowledge yang luas bahkan juga pengetahuan lainlain diluar dari bidang kita karena hal ini juga akan memicu munculnya
ide-ide
segar,
kreativitas
dan
otomatis
meningkatkan knowledge kita juga. 4) Memiliki ” skill ” yang lebih baik Bagaimana mentor mengajarkan kepada kita atau memberikan pendapat dan solusi kalau ” skill ” atau keahlian yang dimiliki sama atau bahkan lebih buruk dari kita. Seorang mentor dapat dipastikan mempunyai ketrampilan jauh lebih baik. 5) Memiliki semangat tinggi (self-motivated) Semangat sangat penting dan bersifat menular seperti virus. Kalau mentor kita memiliki semangat tinggi otomatis akan membangkitkan semangat kita. Ciri-ciri dari mentor seperti ini adalah kalau kita perhatikan keseharian mereka sepertinya selalu tersenyum dan tidak punya masalah. 6) Memiliki sikap mental positif Positive thinker penting yang akan menghasilkan positive attitude, itulah yang dimaksud dengan sikap mental positif. Jadi Mentor mutlak harus memiliki sikap mental positif agar ia bisa melihat secara jelas / jernih (crystal clear), dan obyektif terhadap aktifitas yang kita lakukan sehingga bisa memberikan coaching dengan tepat. Orang-orang yang memiliki sikap ini selalu optimis bahwa segala sesuatu akan menjadi lebih baik, bisa melihat adanya solusi dalam setiap masalah.
7) Memiliki sikap empati Sering kali kita salah kaprah dalam membedakan yang mana simpati
dan
mana
empati.
Simpati
merupakan
sikap
persetujuan terhadap suatu hal (sebagian besar masalah) tanpa ada solusi, contoh apabila ada teman kita mengeluh soal pekerjaannya yang membuat ia tertekan dan sikap kita menyetujui bahwa memang demikian adanya dan ikut larut secara emosional. Sedangkan empati lebih kepada pemahaman kita terhadap masalah yang dihadapi oleh orang lain dan berusaha memberikan suatu saran menuju jalan keluar / solusi serta tidak menjadikan suatu masalah yang dihadapi sebagai suatu tantangan bukan hambatan. 8) Peduli (caring) Seseorang bisa kita jadikan sebagai mentor kalau ia memiliki kepedulian terhadap orang lain (people oriented). Karena ia harus mau banyak mendengar dan berbagi kepada orang lain. Rata-rata para pemimpin dunia adalah orang-orang yang people oriented dimana mereka juga mempunyai mental melayani bukan sebaliknya, sehingga para pemimpin dunia banyak dijadikan mentor oleh orang-orang yang sukses. 9) Decision maker Seorang mentor dituntut untuk bisa mengambil suatu keputusan terhadap suatu solusi yang disarankan kepada kita. Mentor tidak seharusnya memiliki sikap ragu-ragu, ia harus tegas dalam pengambilan keputusan dan hal ini akan sangat membantu kita. Jadi pada dasarnya kita semua secara tidak sadar telah melakukan mentoring dan memiliki sikap sebagai mentor, tetapi apakah mentor kita memiliki semua persyaratan diatas atau tidak. Akan jauh lebih baik kalau kita memiliki mentor
dengan persyaratan seperti diatas, yang akan membantu kita mencapai sukses lebih cepat. b. Kriteria mentor dalam kebidanan 1) Interest 2) Komitmen 3) Bersedia memfasilitasi proses pembelajaran 4) Melaksanakan pelayanan kebidanan (conyoh : ANC, KB, dan lain-lain) c. Kegiatan pembelajaran mentoring meliputi: 1) Pertemuan pra klinik 2) Melakukan asuhan kebidanan 3) Berpartisipasi dalam melakukan pelayanan 4. Kelemahan Mentoring a. Kelemahan mentoring adalah: 1) Memerlukan
waktu
khusus,
terutama
untuk
mentoring
kelompok waktu yang ditentukan harus tepat 2) Memerlukan kesempatan dan biaya untuk karayawan 3) Dibutuhkan keahlian komunikasi persuasif seorang mentor dalam melakukan pembelajaran. 4) Saat stress atau krisis konseling dibutuhkan 5) Mentee yang aktif cenderung mendominasi dan perhatian mentor saat mentoring 6) Dibuthkan komitmen penuh baik bago seorang mentor maupun mentee 5. Kelebihan Mentoring Kelebihan dari Mentoring dapat dimanfaatkan baik oleh mentor maupun mentee, dengan uraian sebagai berikut: a. Kelebihan mentoring bagi mentor (Pembimbing) Mentoring tidak hanya menguntungkan bagi organisasi dan mentee, tetapi juga memiliki manfaat bagi mentor. Mentoring dapat menjadi pengalaman yang berharga untuk mentor melalui interaksi
dengan mentee – mentor yang daapt meningkatkan keterampilan pribadi. Sebagai mentor terlibat dalam proses mentoring, membentu mentee untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya, mentor juga membangun rasa percaya diri dan harga diri. Melalui mentoring, mentor dapat meningkatkan motivasi terhadap kemajuan karir sendiri. Kegiatana bimbingan juga dapat memberikan pengakuan, rasa hormat dan kekaguman dari orang lain dan organisasi. Mengembagkan kompetensi orang lain diapndang sebagai peran kepemimpinana yang baik, dan sebagai panduan bagi mentor. Program mentoring juga dapat meningkatkan hunungan kerja yang posisitf yang diperlukan untuk produktivitas dan pertumbuhan organisasi. Untuk tetap kompetitif dan berkelanjutan dalam lingkungan seperti seperti organisasi perlu dapat merespon secara efektif dan tepat waktu terhadap lingkungan (Gillry dan Boughton, 1996). Selian itu juga terdapat beberapa kelebihan dari mentoring bagi mentor, yaitu: 1) Mentor akan belajar dan melakukan refleksi-perspektif yang luas, mengembangkan pandangan baru tentang masalah yang muncul 2) Kesempatan untuk melangkah diluar rutinitas, menjadi lebih objektif 3) Puas
dalam
memeberikan
konstribusi
positif
untuk
pengembangan keterampilan dan pengetahuan individu serta organisasi 4) Membantu menukan kembali prinsio-prinsip dan praktekpraktek dasar dalam organisasi 5) Mengembangkan lebih jauh lagi keterampilan diri dalam pengajaran, konseling dan kemampuan mendengarkan 6) Memungkinkan
untuk
mendemostrasikan
keterampilan
tambahan dalam mengembangkan individu lain 7) Memperluas jaringan kerja profesional dan personal
8) Meningkatkan kemampuan dalam berbagai pengalaman dan pengetahuan 9) Meningkatkan kesadaran akan kebutuhan masyarakat lokal 10) Pemahaman yang lebih baik akan berbagai kbeutuhan motivasi dalam kefrustasian orang dalam organisasi 11) Membantu memperbaiki kesehatan ekonomi masyarakat lokal b. Kelebihan mentoring bagi mentee Keuntungan yang diterima oleh mentee dari mentoring adalah kesempatan
mendapatkan
bimbingan
untuk
kemajuan
dan
pertumbuhan melalui pembelajran dan dukungan. Mentoring menyedeiakan mentee dengan keterampilan yang diperlukan, kepercayaan diri dan harga diri. Misalnya, melalui interaksi mentor yang berpengalaman, seorang mentee
dapat memperoleh
keterampian seperti mentornya, membangun tim, komunikasi, pemecahan masalah, yang bisa meningkatkan kepuasan kerja dan meningkatkan produktivitas kegiatan mentoring
seperti role
model, counseling dan hubungan persahabatan juga bisa membantu mentee
untuk mengmebangkan identotas prefesional dan
kompetensi dalam organisasi (Kram dan Isabella, 1985). Mentoring memberikan kesempatan untuk berpartisifasi dalam diskusi yang menantang dengan orang-orang yang memiliki wawasan lebih dalam organisasi. Selain itu membantu seorang mentee untuk mendapatkan kesempatan untuk pengakuan profesional. Manfaat mentoring untuk orang didampingi telah dikaitkan dengan pendidikan da pengembangan profesional, pengembangan pribadi dan karir. Pelatihan orientasi karyawan baru atau yang kurang berpengalaman dengan seseorang yanng berpengalaman. Misalnya perawat baru akan mendapatkan manfaat dari yang dibimbing oleh rekan kerja yang berpengalaman. Selian itu juga terdapat beberapa kelebihan dari mentoring bagi mentee, yaitu:
1) Perpindahan fundamental dalam keterampilan individu dan kemawasdirian 2) Pengenmabangan pendekatan seumur hidup untuk belajar mandiri,
meningkatkan
penerimaan
untuk
kompetensi
manajerial 3) Mengembangkan jaringan yang luas dari penyedia layanan 4) Meningkatkan
kapasitas
untuk
”kemampuan
belajar
mengaplikasikan” 5) Meningkatkan kemampuan sebagai sumber ide dan praktek dari pendangan organisasi dan diintegrasikan ke dalam dirinya. 6) Meningkatkan mawas diri, otonomi dan percaya diri. c. Kelebihan mentoring bagi organisasi Organisasi juga menuao keuntungan dari hubungan mentoring yang efektif. Program mentoring dapat berdampak pada kepuasan kerja karyawan dan sebai retensi bidan. Mentoring dapat mendorong lingkungan kerja yang positif dengan menghasilkan bidan yang puas dengan karir. Memfasilitasi pengembangan mentor yang secara efektif mengajar dan berbagi pengetahuan dengan bidan pemula yang berharga bagi organisasi karena mempromosikan perekrutan dan retensi lulusan baru. Mentoring menciptakan lingkungan kerja yang berisi kerjasama tim dan pendidikan berkelanjutan. Jadi, dengan mengembangkan budaya mentoring, sebuah organisasi Bidan menfaat dalam pengelolaan sumberdaya, retensi dan perekrutan bidan, kaena menciptakan lingkungan
belajar
yang
memberikan
kontribusi
terhadap
pertumbuhan individu dan organisasi. Organisasi juga dapat memanfaatkan program mentoring untuk membuat sikap kerja posotif dan mempertahankan staf dan menghasilkan penghematan biaya yang cukup besar (Hill, sawatzky, 2011; gerhart, 2012). Manfaat Mentoring di Tempat Kerja
Manfaat bagi organisasi Peningkatan
Manfaat bagi mentor Kepuasan
produktivitas/Peningkatan
Manfaat bagi mentee Mendapatkan layanan untk belajar ke mentor
kinerja Penilaian yang lebih baik Peningkatan
Memperoleh
dari kinerja individu
keterampilan
dan
pengetahuan
dan
antusialisme
status karir Peningkatan
manajemen Imbalan intrinsik
dan keterampilan teknis Bakat dapat diidentifikasi
Peningkatan
peluang
promosi Keinginan
untuk Mendapatkan panutan
dibutuhkan Kulitas kepemimpinan
Pengakuan
Adanya
profesional
yang baru
Tantangan bagi manager Peluang
wawasan
untuk Lingkungan
untuk lebih baik dalam menguji ide-ide baru
yang
mendukung
memimpin Rekrutmen dan retensi stef Peluang ahli lebih baik
untuk Pengembangan
merenungkan peran profesional sendiri
Peningkatan dan diskusi
komunikasi Berkompetensi
Pengakuan
dengan orang-orang kepuasan yang
memiliki
perspektif laian dan yang belum menjadi
dan
bagian
dari
organisasi Dukungan bagi karyawan
Meningkatkan harga Pemberdayaan diri
Peningkatan
pemberial Peningkatan
layanan
Pengembangan diri
keterampilan, komunikasi
dan
kepemimpinan Mempertahankan
Pengembangan diri
perusahaan
Komunikasi meningkat
Meningkatkan
budaya Meningkatkan harga
organisasi
diri
Meningkatkan
harga
diri Pengakuan
kontrisbusi Keinginan
individu
dapat
ditingkatkan
Keinginan
dapat
ditingkatkan Diadopsi dari Mathews (2006) mengutip sumber: Carruthers, 1993; Carell, Kuzmits, dan Elbert, 1992; Spencer, 1996 dan Lacey, 1999; Rolfe-Flett, 2002). Program mentoring lebih banyak mendatangkang keuntungan bagi mentee dalam proses belajar. Manfaat yang signifikan diperoleh oleh ang mendatangkan mentoring, seperti stress dan konflik kerja akan berkurang, dan akan erassa lebih puas pada pekerjaan
dan
karir
sehingga
kecil
kemungkinan
untuk
meninggalkan organisasi. Hasil positif ini didapatkan dari semua
program mentoring baik formal maupun informal dibandingkan dengan yang tidk mandapatkan mentoring. 6. Tahap-tahap Mentorinh Menurut John Maxwell, pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang banyak melahirkan pemimpin-pemimpin baru di dalam kepemimpinannya. Bagaimana menjadi seorang pemimpin yang efektif, solusinya adalah melalui proses mentoring. Ada empat tahapan mentoring yang harus diketahui dan terapkan : a. I do you watch Tahapan pertama dalam 4 tahapan mentoring adalah I do you watch. Dalam tahapan ini, kita sebagai seorang mentor memberikan contoh untuk orang yang dimentor. Tahapan ini memungkinkan orang yang kita mentor mempelajari dengan melihat langsung bagaimana anda melakukan sesuatu mulai dari tahap persiapan sampai tahap akhirnya yaitu dimana anda melakukan sesuatu dan melakukan evaluasi. b. I do you help Setelah
melewati
tahapan
yang
pertama,
tahapan
selanjutnya adalah mengajak orang yang anda mentor untuk mulai membantu anda. Disini orang tersebut akan mulai belajar dan merasakan prosesnya lebih mendalam. Proses ini adalah tahapan yang penting, dimana setelah tahap ini, orang yang kita mentor akan mulai mencoba untuk praktek secara langsung. c. You yo I help Tahapan yang ketiga dalam 4 tahapan mentoring adalah dengan mengijinkan orang yang kita mentor untuk mulai tampil dan melakukan tindakan. Disini peranan kita sebagai seorang mentor adalah membantu untuk terus mengarahkan supaya orang yang kita mentor ini tetap berada di jalur yang benar. d. You do I watch
Tahapan terakhir ini adalah tahapan dimana Anda sudah merasa yakin dengan kompetensi dan kapabilitas terhadap orang yang anda mentor. Sehingga di tahapan ini, anda sudah bisa melepas dan mengamati saja serta mementor calon pemimpin anda lainnya. Prinsipnya adalah bukan bisa atau tidak bisa, tetapi mau atau tidak mau Life to the Ful. Menurut Dalton / Thompson Career Development model, terdapat empat tahapan dalam pendekatan mentoring yaitu : a. Tahap 1 : dependence / ketergantungan Profesional baru masih tergantung pada mentor dan mengambil peran subordinat dimana memerlukan supervisi yang dekat. b. Tahap 2 : independence / mandiri Profesional dan mentor mengembangkan hubungan yang lebih seimbang. Profesional mengubah “apprentice” ke “kolega” dan membutuhkan sedikit supervisi. Kebanyakan profesional akan sampai tahap ini untuk sebagian besar dalam kehidupan profesional mereka. c. Tahap 3 : supervising others / supervisi orang lain Menjadi mentor bagi dirinya sendiri dan mendemostrasikan kualitas profesional sebagai mentor. d. Tahap 4 : managing and supervising others / memenej dan mensupervisi orang lain. Menjadi responsibel untuk penampilan yang lain dikarakteristikan dengan merubah peran dari manajer atau supervisor menjadi responsibel terhadap klien peserta didik dan personel. 7. Implementasi Mentoring Organisasi yang terus bertumbuh adalah organisasi yang secara terus
menerus
menyesuaikan
perlu
menemukan
dirinya
dengan
kembali
dirinya
perubahan-perubahan
(mampu yang
berkembang) dan mau mendengarkan pelanggan dan pemangku yang
berkepentingan lainnya. Menciptakan perubahan-perubahan yang perlu dapat melibatkan suatu cakupan luas dari program-program dan prakarsa-prakarsa seperti perubahan kultur / budaya, proses rancang bangun, benchmarking, manajemen mutu total, kelurusan nilai-nilai dan sebagainya. Apa yang ada dari semuanya ini adalah bahwa agar berhasil mereka harus disertai oleh perubahan perilaku pimpinan organisasi khususnya para pimpinan senior. Pimpinan Senior disini adalah yang harus menjadi mentor sedangkan staf dibawahnya yang menjadi mentee dan hal ini merupakan salah satu bentuk intervensi yang sengaja dirancang untuk mendukung perubahan pola perilaku. Kebanyakan pasti setuju bahwa mentee itu akan banyak menerima manfaat-manfaat 8. Perbedaan Preseptoring dan mentoring No 1.
Perbedaan Sasaran
Perseptoring Mentoring Mahasiswa meseter Mahasiswa
semester
awal, namun dapat akhir atau karyawan dilakukan
kepada baru.
mahasiswa semester akhir yang mampu menguasasi 2.
Metode
konsep
materi. Preseptor
Mentor
mencontohkan/mem
mengobservasi,
peragakan
prasat
mahasiswa
dari
SPO,
melakukan
satu
mahasiswa
darisatu
mengamati.
ada
prasat
SPO.
langkah
Bila yang
tidak tepat, mentor mengambil alih prasat yang dilakukan.
sedang
3.
Istilah
Pembimbing dalam Pembimbing
dalam
metode preseptoring
metode
mentoring
disebut
disebut
mentor,
Individu dibimbing
preseptor. yang disebut
presepter.
individu dibimbing
yang disebut
mentee.
C. Supervisi (Teh Aci) DAFTAR PUSTAKA Block, L. M. dan Korow, M. K. (2005). The value of mentorship within nursing organizations. Nursing Forum, 40 (4), 134-140. Greene, M. T. dan Puetzer, M. (2002). The value of mentoring: A strategic approach to retention and recruitment. Journal of Nursing Care Quality, 17 (1), 63-70. Lowenstein, A. J. dan Bradshaw, M. J. (2001). Fuszard’s innovative teaching strategies in nursing (3rd ed). Maryland: Aspen Publishers Inc. Nancy H Busen, Joan Engebretson: Mentoring in Advanced Practice Nursing: The Use of Metaphor in Concept Exploration. The Internet Journal of Advanced Nursing Practice. 1999. Volume 2 Number 2. Pusdiknakes (2004). Panduan pembelajatan klinik. Jakarta: Badan Pengambangan dan Pemberdayaan Sumber daya Kesehatan