Materi Pengembangan Sikap [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Sep 12



PENGEMBANGAN KECAKAPAN (m.ujebukhoriuje) KATA PENGANTAR Assalamu`alaikum wr. wb Segala puji dan syukur dengan hati yang tulus dipanjatkan kepada Allah SWT karena berkat nikmat dan karunianya telah membukakan pintu hati kami sehingga dapat menyelesaikan makalah kelompok V ini seperti adanya. Shalawat dan salam ditujukan kepada penghulu alam Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya yang setia mengorbankan jiwa raga dan lainnya untuk tegaknya syiar Islam yang pengaruh dan manfaatnya bagi umat hingga kini masih terasa. Selanjutnya makalah ini merupakan suatu syarat yang harus kami kemukakan untuk meanyelesaikan tugastugas yang sudah ditetapkan bagi setiap mahasiswa YASTIS yang mengabil mata kuliah Perencanaan Sistim PAI. Muatan makalah ini diambil dari berbagai sumber mana saja yang dapat memberikan penjelasan dan keterangan tentang Pengembangan Kecakapan. Namun isi makalah ini tentunya banyak kekurangan dan kelemahannya baik dari sisi bahasa, analisis terutama tentang infarmasi yang akurat tentang strategi dalam Pengembangan Kecakapan. Untuk itu saran dan petunjuk sangat kami harapkan untuk sempurnanya makalah ini. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada kita amin.



Assalamu`alaikum wr. wb



BAB I PENDAHULUAN



Keterkaitan antara iman, Ilmu, dan amal, antara iman, Islam dan Ihsan, antara Fiqh, Tauhid dan Tasawuf, merupakan tali tiga sepilin yang tak dapat terpisahkan. Iman dapat menundukkan jiwa raga manusia kehadirat Allah SWT dengan rasa tangis, khusyuk dan tawadu`. Ilmu dapat mengantarkan jati diri manusia pada tingkat martabat mulia.sedangkan amal saleh yang dilandasi Iman dan Ilmu dapat menjamin dua keuntungan besar bagi manusia yaitu sejahtera hidup didunia dan pahala di akhirat. Lemahnya dunia pendidikan dalam mempromosikan nilai-nilai luhur bangsa menyebabkan semakin terkikisnya rasa kebangsaan dan kebanggaan terhadap tanah air, sehingga hilangnya rasa sosial budaya bahkan komitmen beragama. Untuk mengantisipasi hal yang demikian perlu gagasan tentang pendidikan Islam yang terpadu sehingga menjadi bagian yang penting dalam menyelesaikan masalah pendidikan. Dalam pembahasan makalah ini yang berjudul Pengembangan Kecakapan berisikan tentang strategi mengembangkan kecakapan yang meliputi pengembangan polapikir (kognitif), pengembangan sikap, dan pengembangan psikomotor. Adapun untuk kesempurnaannya dilengkapi dengan pandangan-pandangan tetang pembelajaran.



BAB II Pembahasan



PENGEMBANGAN KECAKAPAN A. Pengantar Dalam rumusan Pendidikan Nasional tertuju kepada pengembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertaqwa kepada tuhan yang Maha Esa, Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Rumusan tersebut jelas memberikan isyarat bahwa pentingnya keterpaduan dalam pengembangan kualitas manusia dalam semua dimensi. Dalam pengembangan kualitas manusia itu perlu mewujudkan adanya keseimbangan antara zikir, pikir, dan ikhtiar karena merupakan manifestasi antara Iman, ilmu,dan amal, dan antara iman, islam dan ihksan. Menurut Jalaluddin yang dimaksut dengan keterpaduan tersebut mencakup kepada; 1. koknitif, yaitu pembinaan kecerdasan dan ilmu pengetahuan ytang luasdan mendalam sebagai penjabaran dari sifat fathonahRasulullah. 2. Afektif, yaitu pembinaan sikap mental yang mantap dan matang sebagai penjabaran dari sikap amanah Rasulullah. 3. Psikomotorik, yaitu pembinaan tingkah laku ( behavior) dan akhlak mulia sebagai mana penjabaran dari sifat Shidiq Rasulullah. Pembinaan keterampilan kepemimpinan (leadership skill) dan bijaksana sebagai penjabaran dari sifat tabliqh Rasulullah.



B. Strategi Mengembangkan Kecakapan Secara fitrah dimensi manusia adalah jasad, akal dan ruh. Ketiga dimensi ini harus dijaga secara seimbang (tawazun). Jika terpelihara fisiknya saja, sedangkan akal dan ruh tidak diperhatikan maka manusia seperti itu hanya kuat fisik atau jasmaniahnya saja sedangkan hatinya kering dan gersang dan akalnya tidak berkembang sebagaimana seharusnya manusia yang memiliki kelebihan potensi akal. Begitu juga orang yang diasah otaknya saja semantara fisik dan rohaniahnya tidak diperhatikan, maka manusia itu ibarat orang yang pintar dengan teori-teori ilmu pengetahuan tapi jasat sakit tak terawat dan jiwa dan rohaninya tidak tentram. Dalam Winkkel, (1966) Gegne menyatakan bahwa fase dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: Fase Motifasi: Memberikan kesadaran kepada siswa tentang tujuan yang harus dicapai sehingga siswa bersedia untuk melibatkan diri dalam suatu kegiatan, sebab akan memberikan motifasi bagi siswa untuk berusaha dan memeras otaknya sendiri. Kalau kadar motifasinya lemah maka siswa cenderung membiarkan permasalahan yang diajukan tanpa ada usaha untuk menyelesaikannya. Jadi peran guru disini adalah memberikan motifasibelajar bagi siswa dan mengingatkan akan tujuan yang harus dicapai. Fase menaruh perhatian (attention, alartness): Siswa memperhatikan unsur-unsur yang relevan untuk membentuk pola-pola perceptual tertentu dengan memperhatikan hal-hal yang akan dipelajari sehingga konsentrasi terjamin. Fase pengelolaan : Siswa dapat memahami informasi yang didapat dalam jangka pendek dan mengolah informasi tersebut untuk diambil manfaatnya. Dalam hal ini siswa harus mengingat kembali siasat atau cara yang pernah digunakan sehingga terpilih siasat mana yang cocok untuk problem ini. Kalau tidak tersedia maka siswa harus kreatif menciptakan ide baru paling tidak mengarah kepada tujuan yang dimaksut. Fase umpan balik (feedback, reinforcement) Mendapatkan konfirmasi tepat atau tidaknya penyelesaian yang dikemukakan, karena komunikasi ini dapat meningkatkan atau menurunkan motifasi siswa untuk berusaha keras memeras otak lagi pada lain kesempatan. Fase-fase tersebut dapat diaplikasikan pada kegiatan-kegiatan kemampuan Koqnitif, Afektif, maupun Psikomotor.



Untuk menyempurnakan rangkaian fase dalam proses belajar siswa tersebut di atas dapat dilihat tabel berikut : a. Perhatian (attention, alerness)



b. menggali (motivation, expectancy)



Siswa khusus memperhatikan hal-hal yang akan di pelajari. Siswa sadar akan tujuan instruksional dan bersedia melibatkan diri. Siswa mengingat kembali dari ingatan



c. Menggali (retrieval to working



jangka panjang apa yang sudah pernah



memory)



diketahui/ dipahami/ dikuasai tentang pokok bahasan yang sedang dipelajari Siswa mengamati unsure-unsur dalam



d. Berpresepsi selektif (selective



perangsang yang relevan bagi pokok



perception)



bahasan



.



siswa



memperoleh



pola



perceptual. Siswa memberikan makna pada pola perseptual dengan membuat informasi e. Mengolah infor masi (encoding, entrey



yang sungguh berarti , antara lain dengan



to storage)



menghubungkannya



dengan



informasi



lama yang sudah digali dari ingatan jangka panjang. Siswa



membuktikan



melalui



suatu



prestasi kep[ada guru dan diri sendiri f. Menggali Informasi (responding to



bahwa pokok bahasan telah dikuasai



question or task)



dengan



memberikan



indikasi



bahwa



tujuan



instruksional



khusus



pada



dasarnya telah tercapai. g. Mendapatkan umpan balik (feed back, Siswa mendapat penguatan dari guru



reinfocement)



kalau prestasinya tepat, dan mendapat koreksi kalau prestasinya salah. Siswa mengerjakan berbagai tugas untuk



h. memantapkan hasil belajar (frequent mengakarkan hasil belajar. retieval transper)



Siswa mengadakan transfer belajar. Siswa mengulang-ulang kembali.



Rangkaian fase ini mencerminkan rangkaian kejadian yang dialami oleh siswa yang sedang belajar. Gurulah yang harus menciptakan dan mengatur kondisi eksternal itu, supaya siswa yang belajar mendapat dukungan dari lingkungan. 1. Pengembangan pola Pikir (Koqnitif) Pebinaan pola pikir/ koqnitif,adalah pembinaan kecerdasan dan ilmu pengetahuan yang luas dan mendalam sebagai penjabaran dari sifat fathonah Rasulullah. Orang yang fathonah tidak hanya cerdas tapi juga arif bijak sana dalam bertindak dan berfikir, sebab sifat tersebut mampu menangkap gejala dan hakikat dibalik semua peristiwa yang ada di sekitarnya kemudian mengambil kesimpulan debagai pengalaman dan pelajaran yang berharga. Menurut Toto Tasmara dalam bukunya yang berjudul Kecerdasan Rohaniah mengemukakan bahwa karakteristik yang terkandung dalam penjiwaan sifat Fathonah itu antara lain adalah : a. The man of wisdom. Mereka tidak hanya menguasai dan terampil melaksanakan profesinya, tetapi juga sangat berdedikasi dan dibekali dengan hikmah kebijaksanaan (AlBaqorah 269). b. High in integrity. Mereka sangat bersungguh-sungguh dalam segala hal, khususnya dalam meningkatkan kualitas keilmuan dirinya dan tidak hanya memikirkan apa yang tampak tetapi mampu melihat apa yang tergambar dibalik yang tampak tersebut melalui renungan dan tafakur(Ali Imran:190) c. Willingnessto learn. Mereka memiliki motifasi yang kuat untuk belajr dan mampu mengambil pelajaran dari peristiwa yang dihadapi (Yusuf:111). d. Proactive stance. Mereka bersikap proaktif, ingin memberikan konstibusi positif bagi lingkungannya. Dengan pengalaman dan kemampuan tersebut ia telah menjadi sosok yang mampu mengambil keputusan yang terbaikdan menjauhkan hal-hal yang merugikannya (Al Maidah:100).



e. Faith in god. Mereka sangat mencintai Tuhannya dan dengan petunjuk-Nya merasa hidupnya telah diatur oleh Allahsehingga tumbuh keyakinan bahw allah sebagai tempat sandaran dan bertawakal (Ali Imran:7, 30-31, Al Baqarah:138). f. Creditable and reputable. Mereka selalu berusah untuk menempatkan dirinya sebagai insane yang dapat dipercaya sehingga tidak pernah ingkar janji atau menghianati amanah yang dipikulkan kepadanya (Ar-Ra`d: 19-22). g. Being the best. Selalu ingin manjadi yang teladan dan mendampikan unjuk kerja yang baik( Ali Imran:110). h. Empathiy and compossion. Menaruh rasa cinta kepada orang lain sebagaimana mencintai diri sendiri(At-Taubah: 128). i. Emotional maturity. Memiliki kedewasaan emosi, tabah dan tidak mengenal kata menyerah serta mampu mengendalikan diri dan tidak emasional dalam mengambil keputusan(Lukman: 17). j. Balace. Memiliki jiwa yang tenang sbagaimana dalam Al-Qur`an sebagai nafsul mutmainnah(Al –Fajr: 27-30, Asy Syu`ara: 89). k. Sense of mission. Memiliki arah tujuan ataau misi yang jelas dalam kehidupannya (AtTaubah:33, Al-Fath: 28, Ash-Shaff: 9). l. Sense of compotition. Mereka memiliki sikap untuk bersaing dengan sehat karena sadar bahwa setiap umat memiliki kiblat dan martabat (Al-Baqarah: 148). Agama islam memiliki peran yang cukup besar dan mengagumkan dalam konsep pendidikan baik dalam bidang seni, politik, ilmu pengetahuan dan lainnya. Untuk mewujudkan konsep pembinaan intelek tual dalam islam maka harus disusunlah beberapa kaidah agar bisa memudahkan orang tua dan guru dalam membina anak dengan ilmu dan pemikiran yang benar. Pola pembinaan akal menurut Hafizt untuk membentuk pola pikir anak hingga dewasa diawali dengan ; 1. Menanamkan kecintaan anak akan ilmu. 2. Membimbing anak menghafal ayat-ayat Al- Qur`an. 3. Mengajarkan anak bahasa Arab dan bahasa asing lainnya. 4. Mengarahkan anak kepada kecenderungan bakatnya.



2. Pengembangan Sikap Dalam pandangan Islam Afektif adalah pembinaan sikap mental yang mantap dan matang sebagai pengajaran dari sikap amanah rasululah. Sebagai indicator dari seseorang yang mempunyai kecerdasan dengan sikap yang selalu ingin dipercaya, menghormati dan dihormati, sikap tersebut hanya dapat tumbuh apabila kita meyakini sesuatu yang kita anggap benar sebagi prinsi yang tidak dapat diganggu gugat. Menurut Toto Tasmara didalam diri yang amanah ada beberapa penilaian yang melakat yaitu ; 1. Rasa tanggung jawab dengan menunjukkan hasil yang optimal. 2. Kecanduan kepentingan dan sense of urgency.merasa bahwa hidupnya memiliki suatu nilai yang penting dengan rasa dikejar dan mengejar sesuatu agar amanah dapat diselesaikan dengan baik. 3. Al-amin ingin dipercaya dan mempercayai, yaitu hidup bgaginya adalah sebuah proses untuk daling mempercayai. 4. Hormat dan dihormati, yaitu hidupyang wajardan tidakharus menjadi karismatikatau berupaya membuat dirinya yang dikultuskan.



Mengajarkan sikap lebih bukan hanya dengan teori saja tetapi dengan memberikan teladan dan contoh yang baik dan mudah dipahami. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana membekali anak didik dalam kebiasaannya bersikap yaitu adanya dorongan dan latihan agar mau menyampaikan keinginan-keinginannya secara terbuka sehingga memungkinkan agresivitas lingkungan dapat dilawan dan ditundukkan oleh diri mereka sendiri. Sabda Rasulullah SAW.”Didiklah anakmu dalam tiga tahap . Tujuh tahun pertama ajarkan dia sambil bermain, tujuh tahun kedua ajarkanlah dia dengan displin, dan tujuh tahun ketiga ajarkan dia sebagai teman”. Belajar sikap berarti memperoleh kecenderungan untuk menerima atau menolak suatu objek dengan dasar penilaian apakah objek tersebut berguna, berharga atau tidak berharga samasekali. Ini sebagai tindak lanjut untuk mengambil sikap dan memilih sebuah alternatif.



a. Proses Pengkondisian (Conditionning) Proses pengkondisian perlu dilakukan dalam pendekatan secara islami dengan melakatkan nilai-nilai ajaran islam. Proses ini sudah dicontohkan oleh rasullulah untuk hijrah ke Madinah ketuka kota Makkah tidak lagi memungkinkan untuk penyebaran dan penegakan ajaran Islam. Disanalah beliau memupuk keimanan para sahabatnya, dengan rasa persaudaraan, tenggang rasa, empati atas penderitaan orang lain, kasih saying, pengendalian diri, sportif dan terbuka. Dalam proses belajar-mengajar di sekolah siswa dapat memperoleh sikap-sikap baik,positif dan negatif terkadang siswa maupun guru tidak menyadarinya. Suasana belajar yang kondusif, proses belajar yang aktif, kreatif dan menyenangkan, akan menimbulkan citra yang baik terhadap mata pelajaran sehingga melahirkaN rasa senang terhadap pelajaran dan bahkan kepada guru yang mengajar pelajaran tersebut. Bahkan juga sebaliknya suasana belajar yang tidak menyenangkan, cara guru mengajar yang tidak tepat, galak suka menyinggung perasaan siswa, lama kelamaan akan menimbulkan rasa benci terhadap pelajaran dan bahkan juga benci terhadap guru tersebut. Secara kongkrit proses pengkondisian atas sikap siswa di sekolah dapat ditentukan oleh kondisi dan situasi belajar dan bahkan guru dapat menambah semangat belajar siswa dengan memberikan hadiah, kebebasan dalam kreatifitas yang positif bagi siswa yang berprestasi. b. Belajar dari Model (Human Modelling) Tingkah laku yang dimunculkan oleh seseorang yang dihormati, dikagumi dan dipercayai oleh anak dapat senantiasa mempengarihi sikap dan perilaku anak. Anak yang sering menyaksikan tingkah laku tersebut akan cenderung menirunya(Imitasi) dan berbuat yang sama. Apalagi mendapat umpan balik dari orang ke tiga yaitu orang yang memuji tingkah laku tersebut. Tingkah laku yang dimunculkan oleh guru sebagai model itu mencerminkan suatu sikap dan sikap itulah yang akhirnya ditiru dan oleh siswa. Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikirakan fase dalam pembelajaran sikap atau tekanan yang harus diberikan pada hal-hal tertentu yaitu: Pemotivasian,berperan dalam rangka belajar menurut kondisi pada saat tertentu. Peng konsentrasian, memberikan penekanan dalam belajar dari model/ modeling.



Pengolahan, Mencerna penjelasan-penjelasan yang disertai dengan keteladanan yang diberikan oleh model atau menyertai izin untuk berbuat sesuatu yang baik dan disenangi sehingga siswa deapat menunjukan prestasinya. Umpan balik, Siswa mandapat konfirmasi mengenai perbuatan dan perkataannya yang mencerminkan suatu sikap yang positif. 3. Pengembangan Psikomotor Psikomotor, yaitu pembinaan tingkah laku dengan akhlak yang mulia sebagai penjabaran dari sifat shiddiq Rasulullah dan pembinaan keterampilan kepamimpinanyang bijaksanasebagai penjabaran sifat tabligh Rasulullah. Menurut Toto Tasmara, (2001:221) mengemukakan bahwa nilai tabliqh telah memberikan muatan yang mencakup aspek kemampuan berkomunikasi, kepemimpinan, pengembangan dan peningkatan kualitas sumberdaya insani dan kemampuan diri untuk mengelola sesuatu. Sikap tabligh melahirkan keyakinan, kekuatan, dan kesungguhan untuk melahirkan hasil unjuk kinerja yang bernilai tinggi. Mereka tidak gampang menyerah, patah semangat, walaupun tantangan dan jtekananmenghadang setiap langkah pekerjaannya, karena yakin dan mampu untuk mengatasi setiap tantanggan yang dihadapi. Belajar keterampilan motorik menuntut kemampuan untuk merangkaikan sejumlah gerak gerik jasmani sampai menjadi suatu keseluruhan yang harus dilakukan degan tulus karna Allah. Sebagai indicator kecakapan dari aspek psikomotor menurut Kenneth dalam Rosyada (2004:141) meliputi : 1) Observing yaitu memperhatikan. 2) Imitation yaitu meniru. 3) Practicing yaitu pembiasaan. 4) Adapting yaitu penyesuaian. Mengingat cirikhas dari belajar keterampilan motorik, maka latihan memegang peranan pokok untuk mendarah dagingkan keterampilan yang sedang dipelajari. Tanpa latihan keterampilan tidak akan didapat. Hal-hal yang perlu dikembangkan dalam kecakapan psikomotor dapat dipahami sebagai berikut :



a. Keterampilan yang sedang dipelajari membutuhkan usaha kontinyu dan banyak sekali latihan. Untuk itu perlu memotifasi siswa agas selalu bersemangat dalam menjalaninya. b. Belajar keterampilan selalu menuntut pengamatan terhadap lingkungan untuk menentukan posisi fisik seperti olah raga, menulis kaligrafi dan lainnya. c. Mempelajari prosedur yang harus diikuti dan melatih diri baik subketerampilan maupun seluruh rangkaian gerak-gerik disertai koordinasi ketika siswa mengolah informasi yang dipelajarinya. d. Pengedalian program mental yang tersimpan dalam ingatan jangka panjang dari informasi yang telah dipelajari sebelumnya. e. Konfirmasi pengetahuan teoritis kedalam tindakan aplikasi dapat mengambil wujud umpan balik (dorongan dari dalam) atau pengaruh dari luar sehingga dapat menyempurnakan keterampilan sampai semuanya berjalan secara otomatis.



C. Pandangan Tentang pembelajaran Menumbuhkan motivasi, menarik perhatian dan proses pengkondisian dan modeling merupakan metode pendidikan moderen. Namun hal tersebut sudah dilakukan oleh Rasulullah dengan ungkapan hadisnya: “Apakah kamu tahu kemana perginya matahari?” “ Apakah engkau mau hatimu menjadi lembutdan kebutuhanmu terpenuhi?”. “Apakah kalian ingin bersungguh-sungguh dalam berdo`a?”. “Apakah kamu ingin menjadi seperempat penduduk sorga?”(Shahih al-jami` Ash jus1,h.81, 84, 87, 89).



Shaghir,



Palajaran yang dapat diambil dari hadis tersebut adalah: 1. Ketika pertanyaan itu diajukan, dapat memotifasi pendengar untuk menjawab pertanyaan tersebut. Artinya pikiran pendengar telah terfokus terhaadap pertanyaan dan indranya tidak lagi memikirkan hal yang lain.dengan demikian pembicara telah berhasil mengarahkan konsentrasi pendengar kepadanya. 2. Pertanyaan tersebut menjadikan pendengar merasa ditantang oleh pembicara yang disebut dengan kompetisi untuk mendapatkan informasi/ pengetahuan maka terjadilah interaksi yang seimbang.



3. Mengajukan pertanyaan dapat mencapai tiga tujuan moral dan edukasi, yaitu : kognitif, emosi dan kinetik. 4. Pertanyaan dapat membuat rangsangan bagi pendengar sehingga dia begitu antusias untuk mengetahui jawabannya sebelum meninggalkan tempat tersebut. Ini adalah pengajaran langsung sekaligus cepat mendapatkan pengetahuan.



BAB III



PENUTUP



A. Kesimpulan Dari uraian dia atas dapat diambil kesimpulan bahwa manusia diberikan kelebihan potensi akal maka dengan akal tersebut manusia dapat berkembang dengan menggali potensi yang ada pada dirinya. Agar potensi tersebut bisa berjalan dengan baik dan maksimal maka diperlukan pembelajaran pengembangan kecakapan seperti pada siswa dalam dunia pendidikan. Adapun pengembangan tersebut diterapkan dengan berbagai fase dengan tujuan motifasi untuk memberikan kesadaran dengan melibatkan diri agar tujuan bisa tercapai, memberikan perhatian dalam setiap pembelajaaran, mengolah informasi untuk diamalkan dan diambil maknanya, dan memberikan umpan balik bagi yang berprestasi. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan pembinaan-pembinan tertentu. Pembinaan pola pikir/ kognitif untuk kecerdasan dan ilmu pengetahuan yang luas dan mendalam, Afektif untuk membina pengembangan sikap mental yang mantap dam matang melalui proses pengkondisian dan belajar dari contoh dan pengalaman yang ada. Pengembangan psikomotor, untuk memberikan pengalaman yang praktis dan wawasan ilmu pengetahuan yang luas.



B. Kritik dan saran . Dalam penulisan makalah ini tentunya banyak kekurangan dan kelemahan maka kami harapkan saran dan kritikan yang membangun agar kekurangan dan kelemahan tersebut dapat diperbaiki dan disempurnakan kembali.



DAFTAR PUSTAKA S.Ag, M.Pd, Abdul Majid. Perencanaan Pembelajaran, Bandung ; PT Remaja Rosdakarya, 2008 Diposting 12th September 2014 oleh zon moris



Lihat komentar



tarusanbukhori       



Klasik Kartu Lipat Majalah Mozaik Bilah Sisi Cuplikan Kronologis



1. Sep 12



PERKEMBANGAN PSIKOLOGI AGAMA PADA ANAK DAN REMAJA (m.ujebukhoriuje)



BAB I



PENDAHULUAN Hampir seluruh ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa sesungguhnya apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan manusia itu bukan hanya sebatas kepada kebutuhan makan, minum, pakaian atau pun kenikmatan-kenikmatan lainnya. Pada diri manusia terdapat semacam kainginan dan kebutuhan yang bersifat unuversal. Keingunan dan kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan kodrati berupa keingunan untuk mencintai dan dicintai tuhan. Dalam makalah ini kami akan membahas tentang Perkembangan Psikologi Agama Pada Anak dan Remaja dan bagaimana timbulnya jiwa keagamaam pada anak dan remaja.



BAB II



PEMBAHASAN



PERKEMBANGAN PSIKOLOGI AGAMA PADA ANAK DAN REMAJA



A. TEORI TENTANG SUMBER KEJIWAAN AGAMA 1. TEORI MONISTIK (Mono = Satu) Para pakar teori nonistik berpendapat bahwa yang menjadi sumber kejiwan agama itu adalah satu sumber kejiwaan a. Thomas Van Aquino Mengemukakan bahwa yang menjadi sumber kejiwan agama itu adalah berfikir, manusia bertuhan karena manusia menggunakan kemampuan berfikirnya. b. Fredick Hegel Filosof Jerman ini berpendapat bahwa agama adalah suatu pengetahuan yang sungguh-sungguh benar dan tepat kebenaran abadi. Jadi agama semata-mata merupakan hal-hal atau persoalan yang berhubungan dengan fikiran. c. Fredick Cchleimather berpendapat bahawa yang menjadi sumber keagamaan itu adalah rasa ketergantungan yang mutlak. Dengan adanya rasa ketergantungan yang mutlak ini manusia merasakan dirinya lemah. Berdasarkan rasa itulah maka timbul koensep tentang tuhan. d. Rodolf Ottto



Menurut pendapat tokoh ini, sumber kejiwaan agama adalah rasa kagum yang berasa dari The Wholly Other ( yang sama sekali lain ). Jika seseorang di pengaruhi oleh rasa kagum terhadap sesuatu yang dianggapnya lain dari yang lain, maka keadaan mental itulah yang menjadi sumberkejiawaan agama pada manusia. e. Sigmund Freud Berpendapat bahawa lejiwaan yang yang menjadi sumber kejiwaan agama ialah Libido Sexuil ( Naluri Seksual). f. Wiliam Mat Daugall Ia berpendapat bahwa memang instink khusus sebagai sumber agama tidak ada, tetapi sumberkejiwaan agama merupakan kumpulan daru beberapa instink



2. TEORI FAKULTI ( Faculti Theory) Teori ini berpendapat bahwa tingkah laku manusia itu tidak bersumber pada suatu factor yang tunggal tapi terdiri atas beberapa unsur antara lain fungsi cipta (reason), rasa (emotion) dan karsa (will). a.



Cipta (reason) Merupakan fungsi intelektual jiwa manusia melalui cipta. Orang dapat menilai, membandingkan dan memutuskan suatu tindakan terhadap stimulan tertentu.



b. Rasa (emotion) Rasa merupakan suatu tenaga dalam jiwa manusia yang banyak berperan dalam membentuk motivasi dalam corak tingkah laku seseorang. Berapapun



pentingnya fungsi reason, namun jika digunakan secara berlebihan akan menyebabkan ajaran agama itu manjadi dingin. c.



Karsa (will) Merupakan fungsi eksekutif dalam jiwa manusia will berfungsi mendorong timbulnya pelaksanana dokrin serta ajaran agama berdasarkan fungsi kejiwaan.



2. BEBERAPA PEMUKA TEORI FAKULTI a.



G.M. Straton G.M. Straton mengemukakan teori “konflik” ia mengatakan bahwa yang menjadi sumber kejiwaan agama itu adalah adanya konflik dalam jiwa manusia.



b. Zakiah Daratjat Ia berpendapat bahwa pada diri manusia terdapat kebutuhan pokok. Beliau mengemukakan selain dari kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani, manusia pun mempunyai suatu kebutuhan akan adanya kebutuhan akan keseimbangan dalam kehidupan jiwanya agar tidak mengalami tekanan. b. W.H. Thomas Ia mengemukakan bahwa yang menjadi sumber kejiwan agama adalah empat macam keinginan yang ada dalam jiwa manusia yaitu : 1. Keinginan untuk keselamatan. 2. Keinginan untuk mendapatkan penghargaan 3. Keinginan untuk ditanggapi.



4. Keinginan akan pengetahuan atau pengalaman baru Didasarkan atas empat keinginan itulah pada umumnya manusia menganut agama.



B. TIMBULNYA JIWA KAGAMAAN PADA ANAK Menurut beberapa ahli anak dilahirkan bukanlah sebagai makhluk yang religius. Anak yang beru dilahirkan lebih mirip binatang, bahkan mereka mengatakan anak seekor kera lebih bersifat kemanusiaan dari pada bayi manusia itu sendiri. Selain itu ada pula yang berpendapat sebaliknya bahwa anak sejak dilahirkan telah membawa fitrah keagamaan. Ada beberapa teori mengenai pertumbuhan agama pada anak antara lain; 1. Rasa ketergantungan Teori ini dikemukakan oleh Thonas melalui teori Four Wisbes. Menurutnya, manusia dilahirkan ke dunia in memiliki empat keinginan yaitu ; keinginan untuk berlindung, keinginan akan pengalaman baru. Keinginan untuk mendapat tanggapan dan keinginan untuk dikenal. Berdasarkan kenyataan dan kerja sama dari empat keinginan itu, maka sejak bayi dilahirka hidup dalam ketergantungan .melalui pengalaman-pengalaman yyang diterimanya dari lingkungan itu kemudian terbentuklah rasa keagamaan pada diri anak.



2. Instink Keagamaan Menurut Wood Worth, bayi yang dilahirkan sudah memiliki beberapa instink diantaranya instink keagamaan. Belum terlihatnya tindak keagamaan pada diri



anak karena beberapa fungsi kejiwan yang menopang kematnagan berfungsinya instink itu belum sempurna.



C. PERKEMBANGAN AGAMA PADA ANAK ANAK Menurut penslitai Ernest Harms perkembangan agama anak-anak itu melalui beberapa fase/ tingkatan yaitu : 1. The Fairy Stuge (tingkat dongweng) Tingkat ini dimulai pada anak yang berusia 3-6 tahun. Pada tingkatan ini konsep mengenal tuhan lebih banyak dipengaruhi oleh fantasi dan emosi. Pada tingkat ini anak menghayati konsep ketuhanan sesuai dengan tingkat perkembangan intelektualnya. 2. The Realistie Stage (tingkat kenyataan) Tingkat ini dimulai sejak anak masuk sekolah dasar hingga keusia (masa usia) adolense. Pada masa ini ide-ide ketuhanan anak sudah mencerminkan konsepkonsep yang berdasarkan kepada kenyataan (realitas). Pada masa ini ide keagamaan anak didasarkan atas dorongan emosional, hingga mereka dapat melahirkan konsep ketuhanan ayang formalis. 3. The Individual Stage (tingkat individu) Pada tingkat ini anak telah memiliki kepekaan emosi yang paling tinggi sejalan dengan perkembangan usia mereka.



Sebagai makhluk ciptaan tuhan, sebenarnya potensi agama sudah ada pada setiap manusi sejak dilahirkan. Potensi ini berupa dorongan untuk mengabdi kepada sang pencipta.



Dalam Terminologi Islam, dorongan ini dikenal dengan hidayat al-Diniyyat, berupa benih-benih kagamaan yang dianugerahkan tuhan kepaada manusia. Dengan adanya potensi bawaan ini manusia pada hakikatnya adalah mahkluk beragama. Manusia adalah mahkluk yag beragama, namun keberagamaan tersebut memerlukan bimbingan agar dapat tumbuh dan berkembang secara benar. Untuk itu anak-anak memerlukan tuntunan dan bimbingan sejalan dengna tahap perkembangan yang mereka alami. Tokoh yang paling menentukan dalam menumbuhkan rasa keagaman itu adalah kedua orang tua.



D. SIFAT-SIFAT AGAMA PADA ANAK 1. Unreflektive (tidak mendalam) Dalam penelitian Machion tentang sejumlah konsep ketuhanan pada diri anak, 73% mereka menganggap tuhan itu bersifat seperti manusia. Dengan demikian, anggapan mereka terhadap agama dapat saja mereka terima tanpa kritik. Kebenaran yang mereka terima tidak begitu mendalam, sehingga cukup sekedarnya saja dan mereka sudah merasa puas dengan keterangan yang kadangkadang kurang masuk akal. 2. Egosentris Anak memiliki akan diri sendiri sejak tahun petama usia perkembangannya. Apabila kesadaran akan diri itu mulai subur pad adiri anak, maka akan tumbuh keraguan pada rasa egonya. Semakin bertumbuh semakin meningkat pula egoisnya. Sehubungan dengna hal itu maka dalam masalah keagamaan anak telah menonjolkan kepentingan dirinya dan telah menuntut konsep keagamaan yang mereka pandang dari kesenangan pribadinya. 3. Anthromorphis



Pada umumnya konsep mengenai ke-Tuhanan pada anak berasal dari hasil pengalamannya dikala ia berhubungan dengan orang lain. Melalui konsep yang terbentuk dalam pikiran, mereka menganggap bahwa peri keadaan tuhan itu sama dengan manusia. Konep ketuhanan yang demikian itu mereka bentuk sendiri berdasarkan fantasi masing-masing. 4. Vebalis dan Ritualis Kehidupan agama pada anak-anak sebagian besar tumbuh mula-mula secara Verbal (ucapan). Mereka menghafal secara verbal kalimat-kalimat keagamaan dan dari amaliah yang mereka laksanakan berdasarkan pengalaman menurut tuntunan yang diajarkan kepada mereka. Latihan-latiahan yang bersifat verbalis dan upacara keagamaan yang bersifat ritualis (praktik) merupasan hal yang berarti dan merupakan salah satu ciri dari tingkat perkembangan agama pada anak-anak. 5. Imitatif Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita saksikan bahwa tindakan keagamaan yang dilakukan oleh anak-anak pada dasarnya diperleh dari meniru, misalnya berdoa dan sholat, mereka laksanakan karena hasil melihat perbuatan di lingkungan, baik berupa pembiasaan ataupun pengajaran yang intensif. 5. Rasa Heran Rasa heran dan kagum merupakan tanda dan sifat keagamaan yang terakhir pada anak. Berbeda dengan rsa kagum yang ada pada orang dewasa, maka rasa kagum pada anak ini belum bersifat kritis dan kreatif. Mereka hanya kagum terhadap keindahan lahiriah saja. Hal ini merupakan langkah pertama dari pernyataan kebutuhan anak akan dorongan untuk mengenal sesuatu yang baru.



E. PERKEMBANGAN JIWA KEAGAMAN PADA REMAJA 1. PERKEMANGAN RASA AGAMA Perkembangna agama pada remaja ditandai beberapa faktor perkembangan jasmani dan rohaninya. Perkembangan itu antara lain menurut



W. Starbuck



adalah : a.



Pertumbuhan pikiran dan mental Ide dan dasar keyakinan beragama yang diterima remaja dari masa kanak-kanaknya sudah tidak begitu menarik bagi mereka. Sifat kritis terhadap agama mulai timbul. Selain masalah agama mereka mulai tertarik pada masalah kebudayaan sosial, ekonomi dan norma-norma kehidupan lainnya. Dari hasil penelitian dinyatakan bahwa, agama yang ajarannya bersifat lebih konservatif lebih banyak berpengaruh bagi paa remaja untuk tetap ta`at pada ajaran agamanya. Sebaliknya agama yang ajarannya kurang konservatif-dogmatif dan agak liberal akan mudah merangsang perkembangan fikiran dan mental para remaja, sehingga mereka banyak meninggalkan ajaran agamanya. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan pikiran dan mental remaja mempengaruhi sikap keagaman mereka.



b. Perkembangan Perasaan Perkembangan perasaan telah berkembang pada masa remaja. Perasaan sosial, etis dan sestesis mendorong remaja untuk menghayati peri kehidupan yang terbiasa dalam lingkungannya. Kehidupan religius akan cenderung mendorong dirinya lebih dekat kearah kehidupan yang religius pula. Sebaliknya bagi remaja ynag kurang mendapat pendidikan dan siraman ajaran agamanya akan lebih mudah didominasi oleh dorongan seksual.



c.



Sikap dan Minat Sikap dan minat remaja terhadap masalah keagamaan boleh dinyatakan sangat kecil dan hal ini tergantung dari kebiasan masa kecil serta lingkungan agama yang mempengaruhi mereka.



d. Ibadah 1.



Pandangan remaja terhadap ajaran agama. Ibadah dan masalah do`a sebagai



mana



yang



telah



dikumpulkan



Ross



dan



OskarKupky



menunjukkan : a. 148 siswi dinyatakan bahwa 20 orang diantaranya tidak pernah mempunyai pengalaman keagamaan. Sedangkan sisanya 128 orang mempunyai pengalaman keagamaan, yang 68 orang diantaranya secara alami. b. 31 orang diantara yang mendapat pengalaman keagamaan melalui proses alami mengungkapkan adanya perhatian mereka terhadap keajaiban yang menapjubkan dibalik keindahan alam yang mereka nikmati. 2.



Selanjutnya mengenai pandangan mereka tentang ibadah diungkapkan sebagai berikut : a.



Empat puluh dua persen tak pernah mengerjakan ibadah sama sekali.



b.



Tiga puluh tiga persen menyatkan mereka mereka sembahyang karena mereka yakin tuhan mendengar dan akan mengabulkan doa mereka.



c.



Dua puluh tujuh persen beranggapan bahwa sembahyang dapat menolong mereka meredakan kesusahan yang mereka derita.



d.



Delapan



belas



menyebabkan



persen



bahwa



mengatakan



mereka



bahwa



menjadi



sembahyang



senang



sesudah



menunaikannya. e.



Sebelas persen menyatakan bahwa sembahyang mengingatkan tanggung jawab dan tuntutan sebagai anggota masyarakat.



f.



Empat persen menyatakan bahwa sembahyang merupakan kebiasaan yang mengandung arti yang penting.



BAB III



PENUTUP



A. Kesimpulan Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian ahli-ahli psikologi agama berpendapat manusia bukanlah makhluk yang religius bahkan mereka ada yang cenderung menyamakannya dengan hewan. Sebagai makhluk ciptaan tuhan, dalam ajaran islam manusia itu dilahirkan dalam keadaan fitrah dan benih-benih keagamaan itu sebenarnya sudah ada pada setiap diri manusi sejak ia dilahirkan. Potensi ini berupa dorongan untuk mengabdi kepada sang pencipta. Dengan adanya potensi bawaan ini manusia pada hakikatnya adalah mahkluk beragama, namun keberagamaan tersebut memerlukan bimbingan agar dapat timbuh dan berkembang secara benar, sehingga berdasarkan pengalaman dan bimbingan tersebut maka terbentuklah rasa keagamaan pada diri anak



B. Kritik dan saran Pada penulisan makalah ini tentunya terdapat kelemahan dan kekurangan namun demikian kami brharap kritikan dan saranya yang baik dan membangun agar makalah ini lebih baik dan sempurna.



DAFTAR PUSTAKA



Psikologi Agama, Prof.Dr.H. Jalaluddin,2005 Psikologi Agama, Prof.Dr.H. Ramayulis, 2003 Ilmu Jiwa Agama, Zakiyah Daratjat, 2007



Diposting 12th September 2014 oleh zon moris



Lihat komentar 2. Sep 12



PENGEMBANGAN KECAKAPAN (m.ujebukhoriuje) KATA PENGANTAR



Assalamu`alaikum wr. wb Segala puji dan syukur dengan hati yang tulus dipanjatkan kepada Allah SWT karena berkat nikmat dan karunianya telah membukakan pintu hati kami sehingga dapat menyelesaikan makalah kelompok V ini seperti adanya.



Shalawat dan salam ditujukan kepada penghulu alam Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya yang setia mengorbankan jiwa raga dan lainnya untuk tegaknya syiar Islam yang pengaruh dan manfaatnya bagi umat hingga kini masih terasa. Selanjutnya makalah ini merupakan suatu syarat yang harus kami kemukakan untuk meanyelesaikan tugas-tugas yang sudah ditetapkan bagi setiap mahasiswa YASTIS yang mengabil mata kuliah Perencanaan Sistim PAI. Muatan makalah ini diambil dari berbagai sumber mana saja yang dapat memberikan penjelasan dan keterangan tentang Pengembangan Kecakapan. Namun isi makalah ini tentunya banyak kekurangan dan kelemahannya baik dari sisi bahasa, analisis terutama tentang infarmasi yang akurat tentang strategi dalam Pengembangan Kecakapan. Untuk itu saran dan petunjuk sangat kami harapkan untuk sempurnanya makalah ini. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada kita amin.



Assalamu`alaikum wr. wb



BAB I PENDAHULUAN



Keterkaitan antara iman, Ilmu, dan amal, antara iman, Islam dan Ihsan, antara Fiqh, Tauhid dan Tasawuf, merupakan tali tiga sepilin yang tak dapat terpisahkan. Iman dapat menundukkan jiwa raga manusia kehadirat Allah SWT dengan rasa tangis, khusyuk dan tawadu`. Ilmu dapat mengantarkan jati diri manusia pada tingkat martabat mulia.sedangkan amal saleh yang dilandasi Iman dan Ilmu dapat menjamin dua keuntungan besar bagi manusia yaitu sejahtera hidup didunia dan pahala di akhirat. Lemahnya dunia pendidikan dalam mempromosikan nilai-nilai luhur bangsa menyebabkan semakin terkikisnya rasa kebangsaan dan kebanggaan terhadap tanah air, sehingga hilangnya rasa sosial budaya bahkan komitmen beragama. Untuk mengantisipasi hal yang demikian perlu gagasan tentang pendidikan Islam yang terpadu sehingga menjadi bagian yang penting dalam menyelesaikan masalah pendidikan. Dalam pembahasan makalah ini yang berjudul Pengembangan Kecakapan berisikan tentang strategi mengembangkan kecakapan yang meliputi pengembangan polapikir (kognitif), pengembangan sikap, dan pengembangan psikomotor. Adapun untuk kesempurnaannya dilengkapi dengan pandangan-pandangan tetang pembelajaran.



BAB II Pembahasan



PENGEMBANGAN KECAKAPAN



A. Pengantar Dalam rumusan Pendidikan Nasional tertuju kepada pengembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertaqwa kepada tuhan yang Maha Esa, Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Rumusan tersebut jelas memberikan isyarat bahwa pentingnya keterpaduan dalam pengembangan kualitas manusia dalam semua dimensi. Dalam pengembangan kualitas manusia itu perlu mewujudkan adanya keseimbangan antara zikir, pikir, dan ikhtiar karena merupakan manifestasi antara Iman, ilmu,dan amal, dan antara iman, islam dan ihksan. Menurut Jalaluddin yang dimaksut dengan keterpaduan tersebut mencakup kepada; 1. koknitif, yaitu pembinaan kecerdasan dan ilmu pengetahuan ytang luasdan mendalam sebagai penjabaran dari sifat fathonahRasulullah. 2. Afektif, yaitu pembinaan sikap mental yang mantap dan matang sebagai penjabaran dari sikap amanah Rasulullah. 3. Psikomotorik, yaitu pembinaan tingkah laku ( behavior) dan akhlak mulia sebagai mana penjabaran dari sifat Shidiq Rasulullah. Pembinaan keterampilan kepemimpinan (leadership skill) dan bijaksana sebagai penjabaran dari sifat tabliqh Rasulullah.



B. Strategi Mengembangkan Kecakapan Secara fitrah dimensi manusia adalah jasad, akal dan ruh. Ketiga dimensi ini harus dijaga secara seimbang (tawazun). Jika terpelihara fisiknya saja, sedangkan akal dan ruh tidak diperhatikan maka manusia seperti itu hanya kuat fisik atau jasmaniahnya saja sedangkan hatinya kering dan gersang dan akalnya tidak berkembang sebagaimana seharusnya manusia yang memiliki kelebihan potensi akal. Begitu juga orang yang diasah otaknya saja semantara fisik dan rohaniahnya tidak diperhatikan, maka manusia itu ibarat orang yang pintar dengan teori-teori ilmu pengetahuan tapi jasat sakit tak terawat dan jiwa dan rohaninya tidak tentram. Dalam Winkkel, (1966) Gegne menyatakan bahwa fase dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:



Fase Motifasi: Memberikan kesadaran kepada siswa tentang tujuan yang harus dicapai sehingga siswa bersedia untuk melibatkan diri dalam suatu kegiatan, sebab akan memberikan motifasi bagi siswa untuk berusaha dan memeras otaknya sendiri. Kalau kadar motifasinya lemah maka siswa cenderung membiarkan permasalahan yang diajukan tanpa ada usaha untuk menyelesaikannya. Jadi peran guru disini adalah memberikan motifasibelajar bagi siswa dan mengingatkan akan tujuan yang harus dicapai.



Fase menaruh perhatian (attention, alartness): Siswa memperhatikan unsur-unsur yang relevan untuk membentuk pola-pola perceptual tertentu dengan memperhatikan hal-hal yang akan dipelajari sehingga konsentrasi terjamin.



Fase pengelolaan : Siswa dapat memahami informasi yang didapat dalam jangka pendek dan mengolah informasi tersebut untuk diambil manfaatnya. Dalam hal ini siswa harus mengingat kembali siasat atau cara yang pernah digunakan sehingga terpilih siasat mana yang cocok untuk problem ini. Kalau tidak tersedia maka siswa harus kreatif menciptakan ide baru paling tidak mengarah kepada tujuan yang dimaksut.



Fase umpan balik (feedback, reinforcement) Mendapatkan konfirmasi tepat atau tidaknya penyelesaian yang dikemukakan, karena komunikasi ini dapat meningkatkan atau menurunkan motifasi siswa untuk berusaha keras memeras otak lagi pada lain kesempatan. Fase-fase tersebut dapat diaplikasikan pada kegiatan-kegiatan kemampuan Koqnitif, Afektif, maupun Psikomotor.



Untuk menyempurnakan rangkaian fase dalam proses belajar siswa tersebut di atas dapat dilihat tabel berikut :



a. Perhatian (attention, alerness)



b. menggali (motivation, expectancy)



Siswa khusus memperhatikan hal-hal yang akan di pelajari. Siswa sadar akan tujuan instruksional dan bersedia melibatkan diri. Siswa mengingat kembali dari ingatan



c. Menggali (retrieval to working



jangka panjang apa yang sudah pernah



memory)



diketahui/ dipahami/ dikuasai tentang pokok bahasan yang sedang dipelajari Siswa mengamati unsure-unsur dalam



d. Berpresepsi selektif (selective



perangsang yang relevan bagi pokok



perception)



bahasan



.



siswa



memperoleh



pola



perceptual. Siswa memberikan makna pada pola perseptual dengan membuat informasi e. Mengolah infor masi (encoding, entrey



yang sungguh berarti , antara lain dengan



to storage)



menghubungkannya



dengan



informasi



lama yang sudah digali dari ingatan jangka panjang. f. Menggali Informasi (responding to



Siswa



membuktikan



melalui



suatu



question or task)



prestasi kep[ada guru dan diri sendiri



bahwa pokok bahasan telah dikuasai dengan



memberikan



indikasi



bahwa



tujuan



instruksional



khusus



pada



dasarnya telah tercapai. g. Mendapatkan umpan balik (feed back, reinfocement)



Siswa mendapat penguatan dari guru kalau prestasinya tepat, dan mendapat koreksi kalau prestasinya salah. Siswa mengerjakan berbagai tugas untuk



h. memantapkan hasil belajar (frequent mengakarkan hasil belajar. retieval transper)



Siswa mengadakan transfer belajar. Siswa mengulang-ulang kembali.



Rangkaian fase ini mencerminkan rangkaian kejadian yang dialami oleh siswa yang sedang belajar. Gurulah yang harus menciptakan dan mengatur kondisi eksternal itu, supaya siswa yang belajar mendapat dukungan dari lingkungan.



1. Pengembangan pola Pikir (Koqnitif) Pebinaan pola pikir/ koqnitif,adalah pembinaan kecerdasan dan ilmu pengetahuan yang luas dan mendalam sebagai penjabaran dari sifat fathonah Rasulullah. Orang yang fathonah tidak hanya cerdas tapi juga arif bijak sana dalam bertindak dan berfikir, sebab sifat tersebut mampu menangkap gejala dan hakikat dibalik semua peristiwa yang ada di sekitarnya kemudian mengambil kesimpulan debagai pengalaman dan pelajaran yang berharga. Menurut Toto Tasmara dalam bukunya yang berjudul Kecerdasan Rohaniah mengemukakan bahwa karakteristik yang terkandung dalam penjiwaan sifat Fathonah itu antara lain adalah : a. The man of wisdom. Mereka tidak hanya menguasai dan terampil melaksanakan profesinya, tetapi juga sangat berdedikasi dan dibekali dengan hikmah kebijaksanaan (Al-Baqorah 269).



b. High in integrity. Mereka sangat bersungguh-sungguh dalam segala hal, khususnya dalam meningkatkan kualitas keilmuan dirinya dan tidak hanya memikirkan apa yang tampak tetapi mampu melihat apa yang tergambar dibalik yang tampak tersebut melalui renungan dan tafakur(Ali Imran:190) c. Willingnessto learn. Mereka memiliki motifasi yang kuat untuk belajr dan mampu mengambil pelajaran dari peristiwa yang dihadapi (Yusuf:111). d. Proactive stance. Mereka bersikap proaktif, ingin memberikan konstibusi positif bagi lingkungannya. Dengan pengalaman dan kemampuan tersebut ia telah menjadi sosok yang mampu mengambil keputusan yang terbaikdan menjauhkan hal-hal yang merugikannya (Al Maidah:100). e. Faith in god. Mereka sangat mencintai Tuhannya dan dengan petunjuk-Nya merasa hidupnya telah diatur oleh Allahsehingga tumbuh keyakinan bahw allah sebagai tempat sandaran dan bertawakal (Ali Imran:7, 30-31, Al Baqarah:138). f. Creditable and reputable. Mereka selalu berusah untuk menempatkan dirinya sebagai insane yang dapat dipercaya sehingga tidak pernah ingkar janji atau menghianati amanah yang dipikulkan kepadanya (Ar-Ra`d: 19-22). g. Being the best. Selalu ingin manjadi yang teladan dan mendampikan unjuk kerja yang baik( Ali Imran:110). h. Empathiy and compossion. Menaruh rasa cinta kepada orang lain sebagaimana mencintai diri sendiri(At-Taubah: 128). i. Emotional maturity. Memiliki kedewasaan emosi, tabah dan tidak mengenal kata menyerah serta mampu mengendalikan diri dan tidak emasional dalam mengambil keputusan(Lukman: 17). j. Balace. Memiliki jiwa yang tenang sbagaimana dalam Al-Qur`an sebagai nafsul mutmainnah(Al –Fajr: 27-30, Asy Syu`ara: 89). k. Sense of mission. Memiliki arah tujuan ataau misi yang jelas dalam kehidupannya (At-Taubah:33, Al-Fath: 28, Ash-Shaff: 9). l. Sense of compotition. Mereka memiliki sikap untuk bersaing dengan sehat karena sadar bahwa setiap umat memiliki kiblat dan martabat (Al-Baqarah: 148).



Agama islam memiliki peran yang cukup besar dan mengagumkan dalam konsep pendidikan baik dalam bidang seni, politik, ilmu pengetahuan dan lainnya. Untuk mewujudkan konsep pembinaan intelek tual dalam islam maka harus disusunlah beberapa kaidah agar bisa memudahkan orang tua dan guru dalam membina anak dengan ilmu dan pemikiran yang benar. Pola pembinaan akal menurut Hafizt untuk membentuk pola pikir anak hingga dewasa diawali dengan ; 1. Menanamkan kecintaan anak akan ilmu. 2. Membimbing anak menghafal ayat-ayat Al- Qur`an. 3. Mengajarkan anak bahasa Arab dan bahasa asing lainnya. 4. Mengarahkan anak kepada kecenderungan bakatnya.



2. Pengembangan Sikap Dalam pandangan Islam Afektif adalah pembinaan sikap mental yang mantap dan matang sebagai pengajaran dari sikap amanah rasululah. Sebagai indicator dari seseorang yang mempunyai kecerdasan dengan sikap yang selalu ingin dipercaya, menghormati dan dihormati, sikap tersebut hanya dapat tumbuh apabila kita meyakini sesuatu yang kita anggap benar sebagi prinsi yang tidak dapat diganggu gugat. Menurut Toto Tasmara didalam diri yang amanah ada beberapa penilaian yang melakat yaitu ; 1. Rasa tanggung jawab dengan menunjukkan hasil yang optimal. 2. Kecanduan kepentingan dan sense of urgency.merasa bahwa hidupnya memiliki suatu nilai yang penting dengan rasa dikejar dan mengejar sesuatu agar amanah dapat diselesaikan dengan baik. 3. Al-amin ingin dipercaya dan mempercayai, yaitu hidup bgaginya adalah sebuah proses untuk daling mempercayai. 4. Hormat



dan



dihormati,



yaitu



hidupyang



wajardan



karismatikatau berupaya membuat dirinya yang dikultuskan.



tidakharus



menjadi



Mengajarkan sikap lebih bukan hanya dengan teori saja tetapi dengan memberikan teladan dan contoh yang baik dan mudah dipahami. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana membekali anak didik dalam kebiasaannya bersikap yaitu adanya dorongan dan latihan agar mau menyampaikan keinginan-keinginannya secara terbuka sehingga memungkinkan agresivitas lingkungan dapat dilawan dan ditundukkan oleh diri mereka sendiri. Sabda Rasulullah SAW.”Didiklah anakmu dalam tiga tahap . Tujuh tahun pertama ajarkan dia sambil bermain, tujuh tahun kedua ajarkanlah dia dengan displin, dan tujuh tahun ketiga ajarkan dia sebagai teman”. Belajar sikap berarti memperoleh kecenderungan untuk menerima atau menolak suatu objek dengan dasar penilaian apakah objek tersebut berguna, berharga atau tidak berharga samasekali. Ini sebagai tindak lanjut untuk mengambil sikap dan memilih sebuah alternatif.



a. Proses Pengkondisian (Conditionning) Proses pengkondisian perlu dilakukan dalam pendekatan secara islami dengan melakatkan nilai-nilai ajaran islam. Proses ini sudah dicontohkan oleh rasullulah untuk hijrah ke Madinah ketuka kota Makkah tidak lagi memungkinkan untuk penyebaran dan penegakan ajaran Islam. Disanalah beliau memupuk keimanan para sahabatnya, dengan rasa persaudaraan, tenggang rasa, empati atas penderitaan orang lain, kasih saying, pengendalian diri, sportif dan terbuka. Dalam proses belajar-mengajar di sekolah siswa dapat memperoleh sikapsikap baik,positif dan negatif terkadang siswa maupun guru tidak menyadarinya. Suasana belajar yang kondusif, proses belajar yang aktif, kreatif dan menyenangkan, akan menimbulkan citra yang baik terhadap mata pelajaran



sehingga melahirkaN rasa senang terhadap pelajaran dan bahkan kepada guru yang mengajar pelajaran tersebut. Bahkan juga sebaliknya suasana belajar yang tidak menyenangkan, cara guru mengajar yang tidak tepat, galak suka menyinggung perasaan siswa, lama kelamaan akan menimbulkan rasa benci terhadap pelajaran dan bahkan juga benci terhadap guru tersebut. Secara kongkrit proses pengkondisian atas sikap siswa di sekolah dapat ditentukan oleh kondisi dan situasi belajar dan bahkan guru dapat menambah semangat belajar siswa dengan memberikan hadiah, kebebasan dalam kreatifitas yang positif bagi siswa yang berprestasi.



b. Belajar dari Model (Human Modelling) Tingkah laku yang dimunculkan oleh seseorang yang dihormati, dikagumi dan dipercayai oleh anak dapat senantiasa mempengarihi sikap dan perilaku anak. Anak



yang sering menyaksikan tingkah



laku tersebut



akan



cenderung



menirunya(Imitasi) dan berbuat yang sama. Apalagi mendapat umpan balik dari orang ke tiga yaitu orang yang memuji tingkah laku tersebut. Tingkah laku yang dimunculkan oleh guru sebagai model itu mencerminkan suatu sikap dan sikap itulah yang akhirnya ditiru dan oleh siswa. Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikirakan fase dalam pembelajaran sikap atau tekanan yang harus diberikan pada hal-hal tertentu yaitu: Pemotivasian,berperan dalam rangka belajar menurut kondisi pada saat tertentu. Peng konsentrasian, memberikan penekanan dalam belajar dari model/ modeling.



Pengolahan, Mencerna penjelasan-penjelasan yang disertai dengan keteladanan yang diberikan oleh model atau menyertai izin untuk berbuat sesuatu yang baik dan disenangi sehingga siswa deapat menunjukan prestasinya. Umpan balik, Siswa mandapat konfirmasi mengenai perbuatan dan perkataannya yang mencerminkan suatu sikap yang positif.



3. Pengembangan Psikomotor Psikomotor, yaitu pembinaan tingkah laku dengan akhlak yang mulia sebagai penjabaran dari sifat shiddiq Rasulullah dan pembinaan keterampilan kepamimpinanyang bijaksanasebagai penjabaran sifat tabligh Rasulullah. Menurut Toto Tasmara, (2001:221) mengemukakan bahwa nilai tabliqh telah memberikan muatan yang mencakup aspek kemampuan berkomunikasi, kepemimpinan, pengembangan dan peningkatan kualitas sumberdaya insani dan kemampuan diri untuk mengelola sesuatu. Sikap tabligh melahirkan keyakinan, kekuatan, dan kesungguhan untuk melahirkan hasil unjuk kinerja yang bernilai tinggi. Mereka tidak gampang menyerah, patah semangat, walaupun tantangan dan jtekananmenghadang setiap langkah pekerjaannya, karena yakin dan mampu untuk mengatasi setiap tantanggan yang dihadapi. Belajar keterampilan motorik menuntut kemampuan untuk merangkaikan sejumlah gerak gerik jasmani sampai menjadi suatu keseluruhan yang harus dilakukan degan tulus karna Allah. Sebagai indicator kecakapan dari aspek psikomotor menurut Kenneth dalam Rosyada (2004:141) meliputi : 1) Observing yaitu memperhatikan.



2) Imitation yaitu meniru. 3) Practicing yaitu pembiasaan. 4) Adapting yaitu penyesuaian. Mengingat cirikhas dari belajar keterampilan motorik, maka latihan memegang peranan pokok untuk mendarah dagingkan keterampilan yang sedang dipelajari. Tanpa latihan keterampilan tidak akan didapat. Hal-hal yang perlu dikembangkan dalam kecakapan psikomotor dapat dipahami sebagai berikut : a. Keterampilan yang sedang dipelajari membutuhkan usaha kontinyu dan banyak sekali latihan. Untuk itu perlu memotifasi siswa agas selalu bersemangat dalam menjalaninya. b. Belajar keterampilan selalu menuntut pengamatan terhadap lingkungan untuk menentukan posisi fisik seperti olah raga, menulis kaligrafi dan lainnya. c.



Mempelajari prosedur yang harus diikuti dan melatih diri baik subketerampilan maupun seluruh rangkaian gerak-gerik disertai koordinasi ketika siswa mengolah informasi yang dipelajarinya.



d. Pengedalian program mental yang tersimpan dalam ingatan jangka panjang dari informasi yang telah dipelajari sebelumnya. e. Konfirmasi pengetahuan teoritis kedalam tindakan aplikasi dapat mengambil wujud umpan balik (dorongan dari dalam) atau pengaruh dari luar sehingga dapat menyempurnakan keterampilan sampai semuanya berjalan secara otomatis.



C. Pandangan Tentang pembelajaran



Menumbuhkan motivasi, menarik perhatian dan proses pengkondisian dan modeling merupakan metode pendidikan moderen. Namun hal tersebut sudah dilakukan oleh Rasulullah dengan ungkapan hadisnya: “Apakah kamu tahu kemana perginya matahari?” “ Apakah engkau mau hatimu menjadi lembutdan kebutuhanmu terpenuhi?”. “Apakah kalian ingin bersungguh-sungguh dalam berdo`a?”. “Apakah kamu ingin menjadi seperempat penduduk sorga?”(Shahih al-jami` Ash Shaghir, jus1,h.81, 84, 87, 89).



Palajaran yang dapat diambil dari hadis tersebut adalah: 1. Ketika pertanyaan itu diajukan, dapat memotifasi pendengar untuk menjawab pertanyaan tersebut. Artinya pikiran pendengar telah terfokus terhaadap pertanyaan dan indranya tidak lagi memikirkan hal yang lain.dengan demikian pembicara telah berhasil mengarahkan konsentrasi pendengar kepadanya. 2. Pertanyaan tersebut menjadikan pendengar merasa ditantang oleh pembicara yang disebut dengan kompetisi untuk mendapatkan informasi/ pengetahuan maka terjadilah interaksi yang seimbang. 3. Mengajukan pertanyaan dapat mencapai tiga tujuan moral dan edukasi, yaitu : kognitif, emosi dan kinetik. 4. Pertanyaan dapat membuat rangsangan bagi pendengar sehingga dia begitu antusias untuk mengetahui jawabannya sebelum meninggalkan tempat tersebut. Ini adalah pengajaran langsung sekaligus cepat mendapatkan pengetahuan.



BAB III



PENUTUP



A. Kesimpulan Dari uraian dia atas dapat diambil kesimpulan bahwa manusia diberikan kelebihan potensi akal maka dengan akal tersebut manusia dapat berkembang dengan menggali potensi yang ada pada dirinya. Agar potensi tersebut bisa berjalan dengan baik dan maksimal maka diperlukan pembelajaran pengembangan kecakapan seperti pada siswa dalam dunia pendidikan. Adapun pengembangan tersebut diterapkan dengan berbagai fase dengan tujuan motifasi untuk memberikan kesadaran dengan melibatkan diri agar tujuan bisa tercapai, memberikan perhatian dalam setiap pembelajaaran, mengolah informasi untuk diamalkan dan diambil maknanya, dan memberikan umpan balik bagi yang berprestasi. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan pembinaan-pembinan tertentu. Pembinaan pola pikir/ kognitif untuk kecerdasan dan ilmu pengetahuan yang luas dan mendalam, Afektif untuk membina pengembangan sikap mental yang mantap dam matang melalui proses pengkondisian dan belajar dari contoh dan pengalaman yang ada. Pengembangan psikomotor, untuk memberikan pengalaman yang praktis dan wawasan ilmu pengetahuan yang luas.



B. Kritik dan saran . Dalam penulisan makalah ini tentunya banyak kekurangan dan kelemahan maka kami harapkan saran dan kritikan yang membangun agar kekurangan dan kelemahan tersebut dapat diperbaiki dan disempurnakan kembali.



DAFTAR PUSTAKA S.Ag, M.Pd, Abdul Majid. Perencanaan Pembelajaran, Bandung ; PT Remaja Rosdakarya, 2008 Diposting 12th September 2014 oleh zon moris



Lihat komentar 2. Sep 12



SURAT AL LAHAB, AL KAFIRUN, DAN SURAT AN NASHR (bahan kuliah tafsir) m.ujebukhoriuje BAB I PENDAHULUAN



Segala puji serta syukur hanyalah milik Allah, Yang Mahaperkasa lagi maha mengetahui; yang maha mengampuni dosa dan menerima taubat;; yang mempunyai karunia. Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Dia. Hanya kepada-Nyalah kembali semua makhluk. Shalawat teriring salam buat Rasul tercinta, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam ,yang penuh perhatian terhadap umatnya; amat belas kasihan lagi penyayang terhadap keimanan dan keselamatan pengikutnya. Al-Qur`an meRupakan satu-satunya kitab suci yang sampai saat ini masih terjaga keasliannya, berbeda dengan kitab-kitab suci yang lain yang sudah mengalami perubahan dan campur tangan manusia. Kandungan Al-Qur`an yang agung menjadikan kitab suci ini menjadi penuntun hidup manusia yang paling sempurna dalam semua aspek, termasuk bagaimana cara bermuamalah dengan orang-orang kafir. Dalam tulisan ini, pemakalah akan menjelaskan materi pembelajaran AlQur` an dan Hadis tentang surat Al-Kaafiruun, Al Lahab dan An Nashr semoga isi kandungan ayat-ayat tersebut dapat bermanfaat amin.



BAB II PEMBAHASAN



SURAT AL LAHAB, AL KAFIRUN, DAN SURAT AN NASHR



I. SURAT AL LAHAB



Surat ini terdiri atas 5 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al Fath. Nama Al Lahab diambil dari kata Al Lahab yang terdapat pada ayat ketiga surat ini yang artinya gejolak api. Surat ini juga dinamakan surat Al Masad.



A. Pokok-pokok isinya: Cerita Abu Lahab dan isterinya yang menentang Rasul s.a.w. Keduanya akan celaka dan masuk neraka. Harta Abu Lahab, tak berguna untuk keselamatannya demikian pula segala usaha-usahanya Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa suatu ketika Rasulullah saw. naik ke Bukit Shafa sambil berseru: "Mari berkumpul pada pagi hari ini!" Maka berkumpullah kaum Quraisy. Rasulullah bersabda: "Bagaimana pendapat kalian, seandainya aku beritahu bahwa musuh akan datang besok pagi atau petang untuk mencelakakan kalian, apakah kalian percaya kepadaku?" Kaum Quraisy menjawab: "Pasti kami percaya, karena



kami tidak pernah mendapatkan kamu dalam keadaan berdusta." Rasulullah bersabda lagi: "kalau kalian percaya kepada saya akan saya kabarkan bahwa sesungguhnya saya adalah utusan/ rasul Allah untuk menolong kalian semua dari siksan." Berkata Abu Lahab: "Celaka engkau! Apakah hanya untuk ini, engkau kumpulkan kami?" Maka turunlah ayat ini (S.111:1-5) berkenaan dengan peristiwa yang melukiskan bahwa kecelakaan itu akan terkena kepada orang yang memfitnah dan menghalang-halangi agama Allah. (Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan lainnya yang bersumber dari Ibnu Abbas.) Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa istri Abu Lahab menyebarkan duri-duri di tempat yang akan dilalui Nabi saw. Ayat ini turun berkenaan dengan peristiwa itu yang melukiskan bahwa orang yang menghalang-halangi dan menyebarkan permusuhan terhadap



Islam



akan



mendapat



siksa



Allah.



(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Isra'il dari Abi Ishaq yang bersumber dari orang Hamdan bernama Yazid bin Zaid. Diriwayatkan pula oleh Ibnul Mundzir yang bersumber dari 'Ikrimah.)



B. Panjelasan ayat dan mufradad



1. Binasalah kedua tangan abu Lahab dan Sesungguhnya dia akan binasa



abu lahab



= binasalah = benar binasa



= kedua tangan



=



Yang dimaksud dengan kedua tangan abu Lahab ialah abu Lahab sendiri. Allah berkata : "celakalah kedua belah tangan abulahab itu" maksudnya bukan kedua belah tangannya saja tetapi telah menjadi adat orang Arab, bila ia hendak bersumpah lalu disebut atas nama dua tangan, sumpah abu lahab terhadap nabi dengan katanya itu, bukan untuk orang lain tetapi untuk dirinya sendiri.



= tiada berguna baginya



=



hartanya = dan apa yang diusahakannya 2. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.



Segala harta dan tenaga Abu Lahab yang dipergunakan untuk melemahkan usaha nabi itu gagal, dan sia-sia. Hingga Abu Lahab berkata " jika yang dikatakan oleh anak saudaraku itu banar, nanti pada hari kiamat aku akan menebus siksaan dangan harta dan anakku.



= kelak ia akan masuk



= api



= mempunyai



= gejolak 3. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Pada hari kiamat Abu Lahab akan dimasukkan kedalam api neraka yang sangat panas, karena s\etimpal dengan perbuatannya untuk menentang nabi.



= dan istrinya = kayu bakar



= pembawa



4. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar Pembawa kayu bakar dalam bahasa Arab adalah kiasan bagi penyebar fitnah. Isteri Abu Lahab disebut pembawa kayu bakar karena dia selalu menyebar-nyebarkan fitnah untuk memburuk-burukkan nabi Muhammad s.a.w. dan kaum Muslim.



= pada lehernya



= tali



=



dari sabut



5. Yang di lehernya ada tali dari sabut. Habl ialah tali; al-masad : sabut. Yakni; ia pergi ke gurun dengan membawa tali untuk mengikat kayu-kayu berduri yang akan ia letakkan di jalan yang dilalui Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam;. Hal ini mengisyaratkan rendahnya cara berfikir; karena ia menghinakan dirinya. kelak tali itupun akan di pergunakan untuk jerat lehernya sendiri.



C. Hikmah membacanya Adalah suatu pelajaran bagi orang-rang yang selalu menghalang-halangi suatu kebenaran yang disampaikan oleh seseorang tentang kebaiakn yang dibawa rasulullah dari Allah SWT, maka orang ini diumpamakan seperti Abu Lahab, dan sebaliknya jika ada orang yang membuat perpecahan, perselisihansesama umat, maka orang ini boleh disebut sebangsa dengan istrinya Abu Lahab yabg bernama Ummi Jamil yang nama aslinya Arwa binti Hard bin Umayyah. .



II. AL KAFIRUN



Surat Al Kaafiruun terdiri atas 6 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al Maa'uun. Dinamai Al Kaafiruun (orang-orang kafir), diambil dari



perkataan



Al



Kaafiruun



yang



terdapat



pada



ayat



pertama



suratini.



A. Pokok-pokok isinya: Pernyataan Tuhan yang disembah Nabi Muhammad s.a.w. dan pengikutpengikutnya bukanlah apa yang disembah oleh orang-orang kafir, dan Nabi Muhammad s.a.w. tidak akan menyembah apa yang disembah oleh orang-orang kafir. Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa kaum Quraisy berusaha mempengaruhi Nabi saw. dengan menawarkan kekayaan agar beliau menjadi seorang yang paling kaya di kota Makkah, dan akan dikawinkan dengan yang beliau kehendaki. Usaha ini disampaikan dengan berkata: "Inilah yang kami sediakan bagimu hai Muhammad,



dengan syarat agar engkau jangan memaki-maki tuhan kami dan menjelekkannya, atau sembahlah tuhan-tuhan kami selama setahun." Nabi saw menjawab: "Aku akan menunggu wahyu dari Tuhanku." Ayat ini (S.109:1-6) turun berkenaan dengan peristiwa itu sebagai perintah untuk menolak tawaran kaum kafir. (Diriwayatkan oleh at-Thabarani dan Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Abbas.) Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa kaum kafir Quraisy berkata kepada Nabi saw.: "Sekiranya engkau tidak keberatan mengikuti kami (menyembah berhala) selama setahun, kami akan mengikuti agamamu selama setahun pula." Maka turunlah Surat Al Kafirun (S.109:1-6). (Diriwayatkan oleh Abdurrazaq yang bersumber dari Wahb dan Ibnul Mundzir yang bersumber dari Juraij.) Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa al-Walid bin al-Mughirah, al-'Ashi bin Wa-il, al-Aswad bin Muthalib dan Umayyah bin Khalaf bertemu dengan Rasulullah saw dan berkata: "Hai Muhammad! Mari kita bersama menyembah apa yang kami sembah dan kami akan menyembah apa yang engkau sembah dan kita bersekutu dalam segala hal dan engkaulah pemimpin kami." Maka Allah menurunkan ayat ini (S.109:1-6) (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Sa'id bin Mina.)



B. Penjelasan ayat dan mufradad



= katakan, orang-orang kafir



= wahai,



1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,



=



Ungkapan tersebut mencangkup semua orang kafir yang ada dipermukaan bumi. Akan tetapi, yang dituju oleh ayat ini, ketika itu adalah orang-orang kafir Quraisy. Dikatakan bahwa mereka itu, karena kebodohan mereka juga, mengajak Rasulullah untuk bersama-sama menyembah patung mereka. Menurut Ibnu Jarir panggilan seperti ini disuruh disampaikan Tuhan oleh NabiNya kepada orang-orang kafir itu, yang sejak semula berkeras menantang Rasul dan sudah diketahui dalam ilmu Allah Ta'ala bahwa sampai saat terakhirpun mereka tidaklah mau menerima kebenaran.



= tidak daku akan menyembah,



= apa



yang kamu sembah 2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Kafir Quraisy menyembah berhala-berhala seperti Latta, `Uzza, Manata, dan Uzair, yang tidak bernyawa dan tidak sedikitpun memberi manfaat dan mudharat bagi manusia.



menyembah,



= dan bukanlah kamu, = apa



= orang-orang yang



= aku sembah



3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah. Kamu tidak akan menyembah sembahan saya dan kamu berdusta dalam pengakuanmu bahwa lamu akan menyembah semahan saya.



= dan aku tidak, = kamu sembah



= menjadi penyambah,



4. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, Diulangi pernyataan sebagai penegasan agar musnah harapan mereka bahwa Nabi tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan mereka tidak pernah pula menjadi penyembah tuhan yang engkau sembah



= dan bukanlah kamu,



= orang-orang yang



menyembah = apa yang aku sembah 5. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah.



= bagi mu, = agama ku



= agamamu,



= dan bagiku,



6. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." Masing-masing dari kamu adalah memegang agamamu, deangan kemusyrikan dan kamu akan menerima balasan dari amal perbuatanmu, dan sayapun akan menerima balasan sari amal perbuatan saya yang berdasarkan tauhid mengesakan Allah.



C. Hikmah membacanya



1. Surat Al-Kaafiruun ini memberi pedoman yang tegas bagi kita sebagai pengikut Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bahwasanya akidah tidaklah dapat dipermainkan. Tauhid dan syirik tidak dapat dipertemukan. Kalau yang hak hendak dipersatukan dengan yang batil, maka yang batil jualah yang menang. Oleh sebab itu maka akidah tauhid itu tidaklah mengenal penyesuai-penyesuaikan dalam bentuk apapun denganagama lain. 2. Imam Abul Qasim ath-Thabrani meriwayatkan dengan sanadnya dari Jabalah bin Haritsah, yaitu saudara Zaid bin Haritsah, bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda"Bila engkau hendak tidur, bacalah Qul yaa ayyuhal kafirun sampai akhir, sebab surah ini merupakan pembersih dari syirik." 3. Sebuah hadits dirawikan oleh al-Imam Ahmad dari Farwah bin Naufal alAsyja'iy, bahwa dia ini meminta petunjuk kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam apa yang baik dibaca sebelum tidur. Maka Nabi menasihatkan supaya setelah ia mulai berbaring bacalah Qul yaa ayyuhal kaafiruun, sebab ia adalah suatu pernyataan diri sendiri bersih dari syirik. 4. Dalam Hadits lain Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa "Qul ya ayyuhal kafirun itu sama dengan seperempat Al-Qur'an."



Hubungan Surat Al Kaafiruun Dengan Surat An Nashr Surat Al Kaafiruun menerangkan bahwa Rasulullah s.a.w. tidak akan mengikuti agama orang-orang kafir, sedang dalam surat An Nashr diterangkan bahwa agama yang dibawa Nabi Muhammad s.a.w. akan berkembang dan menang.



III. SURAT AN NASHR



Surat An Nashr terdiri atas 3 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah yang diturunkan di Mekah sesudah surat At Taubah. Dinamai An Nashr (pertolongan) diambil dari perkataan Nashr



yang terdapat pada ayat pertama surat ini.



A. Pokok-pokok isinya: Janji bahwa pertolongan Allah akan datang dan Islam akan mendapat kemenangan; perintah dari Tuhan agar bertasbih memuji-Nya, dan minta ampun kepadaNya di kala terjadi peristiwa yang menggembirakan. Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ketika Rasulullah saw. masuk kota Makkah pada waktu Fathu Makkah, Khalid bin Walid diperintahkan memasuki Makkah dari jurusan dataran rendah untuk meggempur pasukan Quraisy (yang menyerangnya) serta merampas senjatanya. Setelah memperoleh kemenangan maka berbondongbondonglah kaum Quraisy masuk Islam. Ayat ini (S.110:1-3) turun berkenaan dengan peristiwa itu sebagai perintah untuk memuji dan bersyukur dengan me-Maha Sucikan Allah atas kemenangannya dan meminta ampunan atas segala kesalahan. (Diriwayatkan oleh Abdurrazzaq di dalam kitab al-Mushanaf dari Ma'mar yang bersumber dari az-Zuhri.)



B. Penjelasan ayat dan mufradad



= apabila,



= telah datang,



= pertolongan,



=



Allah, = dan kemenangan 1. Apabila Telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, Kata nashr, artinya al ‘aun (pertolongan).5 Yang dimaksud dengan nashrullah dalam ayat ini, menurut Ibnu Rajab rahimahullah ialah pertolongan-Nya bagi Rasulullah SAW saat berhadapan dengan musuh-musuhnya, sehingga berhasil beliau menundukkan bangsa ‘Arab semuanya dan berkuasa atas mereka, termasuk atas suku Quraisy, Hawazin dan suku-suku lainnya.



= mereka masuk,



= dan kamu lihat, = dalam, = agama Allah,



= manusia,



= berbondong-bondong



2. Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong,



Saat terjadi peristiwa penaklukan Mekkah, orang-orang memeluk agama Allah secara berbondong-bondong. Belum lewat dua tahun, Jazirah Arab sudah tersirami oleh keimanan dan tidak ada simbol di seluruh suku Arab, kecuali simbol Islam. Ayat ini juga menandakan, bahwa kemenangan akan terus berlangsung bagi agama ini dan akan semakin bertambah saat dilantunkannya tasbih, tahmid dan istighfar dari Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam . Ini merupakan bentuk syukur. Faktanya yang kemudian dapat kita jumpai pada masa khulafaur-rasyidin dan generasi setelah mereka. Pertolongan



Allah Ta’ala itu akan berlangsung terus-menerus sampai Islam masuk ke daerah yang belum pernah dirambah oleh agama lainnya.



= maka bertasbihlah,



= dengan memuji,



= tuhanmu, = dan mohon ampunlah kepadanya,



=



sesunguhnya dia, = adalah,



= maha penerima taubat



3. Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya dia adalah Maha Penerima taubat.



Bahwa kita diperintahkan untuk memuji Allah dan bersyukur kepada-Nya ketika Dia telah menaklukkan wilayah Madain dan benteng-bentengnya, yaitu dengan melaksanan shalat karena-Nya dan memohon ampunan kepada-Nya.



C. Hikmah surat An Nashr -



Banyaknya anugerah Allah yang dikaruniakan kepada umat Islam



-



Kewajiban bersyukur manakala kenikmatan tercurahkan. Di antaranya dengan sujud syukur.



-



Kewajiban untuk selalu beristighfar setiap saat



-



Surat ini mengisyaratkan bahwa tugas Nabi Muhammad s.a.w. sebagai Rasul telah mendekati masa akhirnya.



Hubungan Surat An Nashr Dengan Surat Al Lahab Surat An Nashr menerangkan tentang kemenangan yang diperoleh Nabi Muhammad s.a.w. dan pengikut-pengikutnya, sedang surat Al Lahab menerangkan tentang kebinasaan dan siksaan yang akan diderita oleh Abu Lahab dan isterinya sebagai orang-orang yang menentang Nabi. IV. Cara mengajarkan Untuk mengajarkan ayat-ayat tersebut diatas, maka harus dirumuskan tujuan yang hendak dicapai: 1. Siswa dapat membaca ayat pada surat Al Lahab, surat al Kafirun, dan surat An Nashr dengan baik dan benar. 2. Siswa dapat mengartikan ayat-ayat yang ada dalam surat al Kafirun, dan surat An Nashr dengan baik dan benar. 3. Siswa dapat memahami pokok pokok permbahasan yang terkandung dalam surat Al Lahab, Surat Al Kafirun Dan surat An Nashr 4. Siswa dapat memahami hikmah yang terkandung dalam surat surat Al Lahab, Surat Al Kafirun Dan surat An Nashr



Setelah itu lakukan pendekan metode, media atau alat peraga. Pendekatan



: pendekatan emosional dan rasional



Metode yang digunakan



: ceramah, pembiasaan, tanya jawab dan diskusi



Media dan alat peraga



: Al Qur`an, Hadis dan terjemahan,



Langkah-langkah kegiatan



: 1. Pendahuluan 2. Kegiatan inti 3. Penutup



BAB III



PENUTUP A. Kesimpulan 1. Dalam surat Al-Lahab terdapat bukti-bukti yang sangat banyak dan jelas bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam di atas kebenaran. Beliau tidak mengajak demi mendapatkan kekuasaan; kehormatan dan jabatan di kalangan kaummnya.; Abu Lahab adalah paman dari Nabi Muhammad sendiri; saudara dari ayah beliau. Nama kecilnya Abdul 'Uzza. 2. Surat Al-Kaafiruun ini memberi pedoman yang tegas bagi kita pengikut Nabi Muhammad SAW,



bahwasanya akidah tidaklah



dapat dipermainkan. Secara umum Islam memberikan pengakuan terhadap realita keberadaan agama-agama lain dan penganutpenganutnya. Disamping dari kalimat "Lakum diinukum waliya diin", makna tersebut juga diambil firman Allah yang lain seperti "Laa ikraaha fid-diin", yang berarti Islam mengakui adanya kebebasan beragama bagi setiap orang, dan bukan kebebasan mengganggu, mempermainkan atau merusak agama yang ada. Dan karenanya, Islam membenarkan kaum muslimin untuk berinteraksi dengan ummat-ummat non muslim itu dalam bidang-bidang kehidupan umum. 3. Dalam surat An Nashr ini menjadi isyarat mengenai (datangnya) ajal Rasulullah yang sudah dekat dan hampir tiba. Bahwa umur beliau adalah umur yang mulia, Allah bersumpah dengannya. Sudah menjadi kebiasaan pada perkara-perkara yang mulia ditutup dengan istighfar, misalnya shalat, haji dan ibadah lainnya. Allah Ta’ala memerintahkan Rasul-Nya untuk mengucapkan pujian dan istighfar dalam keadaan seperti ini, sebagai isyarat tentang ajal beliau yang akan berakhir. (Maksudnya), hendaknya beliau bersiap-siap untuk menjumpai Rabbnya dan menutup usianya dengan amalan terbaik yang ada pada beliau alaihis shalatu wassalam.



B. Kritik dan saran Dalam penulisan makalah ini tentunya terdapat kekurangan dan kelemahan maka kami mengharapkan kritik dan sarang yang baik dan bermanfaat demi sempurnanya makalah ini. DAFTAR PUSTAKA Shihab, Quraisy, Membumikan Al-Qur`an, Bandung, Mizan, 2007 Shaleh, K.H.Q, dan Dahlan, H.A.A, Asbaabun Nuzuul, Bandung; Diponegoro, 2004 Al-Qur'an Al-Kamil dan Terjemahan. Pustaka Darus Sunnah. 2008; Alu Syaikh; Abdullah Bin Muhammad: Tafsir Ibnu Katsir. Pustaka Imam Syafii. Jakarta. 2008;



Diposting 12th September 2014 oleh zon moris



Lihat komentar 3. Sep 12



ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI (m.ujebukhori) PENINGKATAN KEMAMPUAN



ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI



Pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) pada hakikatnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Teknologi merupakan salah satu faktor yang memberikan kontribusi signifikan dalam peningkatan daya saing dan kualitas hidup suatu bangsa. Iptek berupaya memecahkan persoalan kekinian dan mengantisipasi masalah masa depan. Dengan adanya permasalahan terkini di bidang pangan dan energi, pembangunan iptek juga berupaya untuk menyediakan alternatif teknologi melalui penelitian, pengembangan, dan penerapan dalam dua bidang tersebut. Di samping itu, perhatian besar juga diarahkan pada pengembangan iptek bidang kesehatan dan obatobatan, pertahanan, transportasi, serta informasi dan telekomunikasi. I. Permasalahan yang Dihadapi Pembangunan iptek masih terkendala oleh berbagai permasalahan, antara lain tingkat kemampuan dan kapasitas kelembagaan iptek nasional yang masih rendah. Pada tahun 2001 Indonesia berada pada urutan ke-60 dari 72 negara dalam Indeks Pencapaian Teknologi (IPT). Sementara itu, menurut World Economic Forum (WEF) tahun 2004, Indeks Daya Saing Pertumbuhan (growth competitiveness index) Indonesia hanya menduduki peringkat ke-69 dari 104 negara. Salah satu penyebab rendahnya daya saing tersebut adalah lemahnya kebijakan pengembangan teknologi dalam memfasilitasi kebutuhan peningkatan produktivitas di samping masalah institusi publik dan kondisi makro ekonomi. Masih minimnya sumber daya iptek tercermin pula dari rendahnya kualitas SDM di bidang iptek. Rasio tenaga peneliti Indonesia pada tahun 2002 adalah 5,0 peneliti per 10.000 penduduk, lebih kecil jika dibandingkan dengan Malaysia sebesar 8,0. Di samping itu, belum terbentuk kompetensi inti yang bisa menjadi pusat unggulan pembangunan iptek jangka panjang. Sementara itu, kapasitas institusi-institusi iptek di pusat dan daerah masih belum kuat. Berbagai permasalahan tersebut, antara lain, diakibatkan oleh keterbatasan anggaran iptek yang rasionya dengan PDB hanya sekitar 0,05 persen. Berdasarkan rekomendasi UNESCO, rasio anggaran iptek yang memadai adalah sebesar 2 persen. Kecilnya anggaran iptek tersebut berakibat pada terbatasnya fasilitas riset, kurangnya biaya untuk operasi dan pemeliharaan, serta rendahnya insentif untuk peneliti. Permasalahan yang lain adalah lemahnya peran iptek dalam sektor produksi nasional yang antara lain ditunjukkan oleh kurangnya efisiensi dan rendahnya produktivitas, serta minimnya kandungan teknologi dalam kegiatan ekspor. Menurut Indikator Iptek Indonesia Tahun 2003, ekspor produk industri manufaktur pada tahun 2002 didominasi oleh produk dengan kandungan teknologi rendah yang mencapai 60 persen; sedangkan produk teknologi tinggi hanya mencapai 21 persen. Sementara itu, produksi barang elektronik yang dewasa ini mengalami peningkatan ekspor, pada umumnya merupakan kegiatan perakitan yang komponen impornya mencapai 90 persen. Permasalahan lain dalam pembangunan iptek di Tanah Air adalah belum optimalnya mekanisme intermediasi iptek yang menjembatani interaksi antara kapasitas penghasil iptek dan kebutuhan pengguna. Hal ini dapat terlihat dari belum tertatanya infrastruktur iptek, antara lain institusi yang mengolah dan menerjemahkan hasil pengembangan iptek menjadi preskripsi teknologi yang siap pakai untuk difungsikan dalam sistem produksi. Di samping itu, masalah tersebut dapat dilihat dari belum efektifnya sistem komunikasi



antara lembaga penelitian dan pengembangan (litbang) dan pihak industri, yang antara lain berakibat pada minimnya keberadaan industri kecil dan menengah berbasis teknologi. Sementara itu, sinergi kebijakan iptek dengan kebijakan pembangunan lainnya juga belum berjalan dengan baik, sehingga kegiatan iptek belum dapat memberikan hasil yang signifikan. Keadaan ini ditunjukkan dari belum terintegrasinya kebijakan bidang pendidikan, industri, dan iptek sehingga mengakibatkan kapasitas yang tidak termanfaatkan pada sisi penyedia, tidak berjalannya sistem transaksi, dan belum tumbuhnya permintaan dari sisi pengguna, yaitu industri. Di samping itu, kebijakan fiskal juga dirasakan belum kondusif bagi pengembangan kemampuan iptek. Kejadian bencana tsunami dan bencana alam lainnya yang menimbulkan banyak korban merupakan salah satu indikasi masih lemahnya pemanfaatan iptek untuk mengantisipasi timbulnya bencana alam. Wilayah Indonesia dalam konteks ilmu kebumian global merupakan wilayah yang rawan bencana sehingga pembangunan Indonesia yang mampu mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana merupakan suatu keharusan. ii.



Langkah-Langkah Kebijakan dan Hasil–Hasil yang Dicapai



Untuk mengatasi berbagai permasalahan di atas, kebijakan peningkatan kemampuan iptek diarahkan untuk (1) peningkatan fokus, kualitas, dan kapasitas penelitian dan pengembangan iptek melalui penentuan bidang-bidang unggulan yang mencakup (a) pembangunan ketahanan pangan, (b) penciptaan dan pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan, (c) pengembangan teknologi dan manajemen transportasi, (d) pengembangan teknologi informasi dan komunikasi, (e) pengembangan teknologi pertahanan, dan (f) pengembangan teknologi kesehatan dan obat-obatan. Pemilihan enam bidang prioritas ini dilandasi oleh potensi sumber daya yang dimiliki, pengembangan teknologi strategis, dan pemenuhan kebutuhan dan kepentingan nasional jangka panjang; (2) pengembangan berbagai skema insentif; (3) percepatan proses difusi, pengembangan mekanisme intermediasi dan pemanfaatan iptek yang lebih efektif; (4) penguatan kelembagaan iptek dengan mendorong mobilitas peneliti, peningkatan kerja sama vertikal dan horizontal, menciptakan sinergisme kebijakan dan keterpaduan program iptek dengan sektor lainnya; dan (5) pemantapan sistem nasional inovasi. Untuk meningkatkan kemampuan iptek nasional telah dilakukan berbagai upaya yang mencakup antara lain kegiatan litbang dan rekayasa di bidang bioteknologi pertanian, peternakan, dan kesehatan; pengembangan teknologi kelautan; pengembangan energi alternatif dan strategis, penguasaan teknologi informasi; teknologi dirgantara dan antariksa; teknologi transportasi; teknologi pertahanan; teknologi air bersih; teknologi elektronika; sistem informasi spasial; mitigasi bencana; litbang di bidang pengukuran, standardisasi, pengujian dan mutu; dan pengembangan iptek tepat guna. Pengembangan roadmap teknologi dalam bidang-bidang tersebut merupakan langkah awal untuk memperjelas posisi, status, prioritas, dan arah pembangunan iptek. Kegiatan riset unggulan dan tematis yang bersifat kompetitif, meliputi Riset Unggulan Terpadu Internasional (RUTI) dan Riset Unggulan Terpadu (RUT), terus dilakukan. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memacu penguasaan riset dasar dan kerja sama internasional dalam menghasilkan publikasi ilmiah internasional dan hak atas kekayaan



intelektual (HAKI). Program RUTI merupakan kerja sama penelitian dengan para peneliti dari mancanegara yang telah dilaksanakan selama 3 tahun. Program ini dalam periode tersebut melibatkan 33 penerima hibah RUTI dari beberapa bidang penelitian, yaitu pertanian dan pangan, kesehatan, lingkungan, kelautan, energi, teknologi informasi dan mikroelektronika. Sementara itu, program RUT yang difokuskan untuk penguasaan ilmuilmu dasar, sejak tahun 1993 hingga saat ini telah menghasilkan 1.871 topik penelitian. Beberapa penelitian tematik strategis, seperti penelitian yang terkait dengan bidang teknologi pertahanan dan pengembangan energi alternatif, semakin dikembangkan. Di bidang teknologi pertahanan telah dihasilkan prototipe sistem roket balistik dengan diameter 150 mm dan 250 mm. Uji terbang roket tersebut telah dilakukan untuk jenis RX-1110.01.01; RX-1512.02.02; RX-2428.03.01 dan 2 jenis roket RX-70. Selain itu, telah dikembangkan kendaraan tempur berupa Mobile Shooting Range. Kerja sama pengembangan teknologi pertahanan dilakukan antara lembaga riset dan pihak TNI, PT LEN, PT PINDAD, dan PT DI. Di bidang teknologi dirgantara, telah diupayakan penguasaan teknologi satelit oleh LAPAN bekerja sama dengan salah satu universitas di Jerman. Kerja sama tersebut bertujuan untuk membuat satelit mikro yang direncanakan akan diluncurkan pada awal 2006 ke orbit polar Low Earth Orbit yang peluncurannya bekerja sama dengan Indian Space Research Organization (ISRO). Untuk mengatasi krisis energi, telah dilakukan berbagai riset energi baru dan terbarukan, yang hasilnya antara lain (1) pengembangan pemanfaatan batu bara kalori rendah untuk pembangkit listrik, (2) pengembangan biofuel (biodiesel, dan bioetanol/gasohol E-10) ke tahap produksi sehingga diharapkan layak jual di pasar energi. Jenis energi yang menjadi prioritas adalah biodiesel, bioetanol, biooil, panas bumi, batu bara, surya, nuklir, angin, dan fuel cell. Di samping itu, pengembangan teknologi pemanfaatan batu bara dan gas menjadi perhatian penting untuk menyubstitusi penggunaan bahan bakar minyak bumi. Oleh karena itu, peranan litbang iptek untuk energi menjadi semakin jelas dalam mendukung kebijakan energi yang berbasis teknologi. Untuk pengembangan energi alternatif telah dilakukan pemanfaatan Sistem Konversi Energi Angin (SKEA) oleh LAPAN untuk keperluan pengairan dan peternakan di Bantul, DIY. Di samping itu, sedang dikembangkan kerja sama dengan PLN untuk litbang serta rancang bangun SKEA skala besar hingga 300 kw dan penerapan PLTS skala menengah yang dapat dihubungkan dengan jaringan PLN (Grid Connection). Selain itu, telah diterimanya opsi pemanfaatan tenaga nuklir sebagai bagian perencanaan sistem energi nasional jangka panjang dalam Cetak Biru Pengelolaan Energi Nasional 2005–2025. Terkait dengan pengembangan teknologi pangan telah dilakukan pengembangan padi transgenik yang tahan penggerek batang, penyakit blas dan toleran kekeringan; produksi berbagai varietas unggul padi sawah; rekayasa dan rancang bangun alat mesin agro industri berkomponen lokal, seperti pabrik kelapa sawit berskala medium; teknologi pertanian lahan kering; pengembangan teknologi sexing dan trasfer embrio pada ternak, penelitian bioteknologi pangan fungsional; bio katalis, eksplorasi actinomycetes dan fungi potensial. Untuk menunjang pengembangan peternakan, telah dikembangkan Suplemen Pakan Multinutrien dan High Quality Feed Supplement. Dalam kaitan pengembangan teknologi kesehatan dan obat-obatan sedang dilaksanakan berbagai litbang, antara lain eksplorasi mikroba endofitik guna pencarian obat baru, termasuk anti ion-channel untuk pengobatan HIV, SARS, dan sejenisnya;



litbang obat berbasis bioteknologi untuk penyakit demam berdarah, antikanker; anti diabetetes yang siap masuk industri. Selain itu, dikembangkan pula penguasaan produksi instrumen medik, seperti Renograf untuk uji fungsi ginjal; Thyroid Uptake untuk uji penyerapan iodium, rekayasa dan inovasi unit X-Ray diagnostik; serta pengembangan bank jaringan yang memproduksi amnion steril untuk beragam penyembuhan luka dan sisa operasi. Demikian pula, pengembangan obat-obatan herbal terstandar terus dikembangkan, antara lain melalui kerja sama dengan China Academia of Chinese Traditional Medicine. Eksplorasi mikroba endofilik penghasil antibiotik serta penguasaan teknologi Molecular Farming; pengembangan antikolesterol derivat lovastatin juga terus dikembangkan. Terkait pemantauan pemanfaatan tenaga nuklir sedang disusun RPP Perizinan, Pembangunan, Pengoperasian, dan Dekomisioning Reaktor Nuklir; dan beberapa peraturan teknis untuk keselamatan PLTN. Jumlah perizinan untuk fasilitas radiasi dan zat radioaktif yang telah diterbitkan berjumlah 3.239 buah untuk industri, 2.971 buah untuk bidang kesehatan, 19 buah untuk penelitian dan 2.162 buah untuk petugas proteksi radiasi. Selain itu, inspeksi telah dilakukan pada 283 instansi kesehatan dan 70 instansi penelitian. Upaya pembinaan terhadap pengguna nuklir melalui penyuluhan dan sosialisasi terus dilakukan untuk menumbuhkan budaya keselamatan dalam pemanfaatan tenaga nuklir. Dalam bidang transportasi telah dilaksanakan litbang transportasi darat, laut, dan udara untuk meningkatkan pelayanan transportasi nasional. Salah satu produk yang sedang dikembangkan adalah pesawat permukaan (Wing In Surface Effect = WISE), pengembangan teknologi jaringan angkutan antarpulau, rancang bangun fasilitas uji dinamik dan instrumentasi kereta api, pengembangan kapal Catamaran untuk wisata bahari daerah, dan pengembangan mesin sepeda motor. Dalam bidang informasi, dan telekomunikasi telah dikembangkan perpustakaan digital, pembangunan pemancar TVUHF di perbatasan NTT dan Timor Leste 35 Channel, pembangunan sistem telekomunikasi radio terpencil dengan sistem nirkabel frekuensi 2,4 GHz; pengembangan telepon perdesaan dan stasiun relay dan penerima televisi multikanal di daerah terpencil. Dalam upaya meningkatkan kapasitas kelembagaan iptek, kegiatan yang telah dilakukan mencakup upaya peningkatan sumber daya manusia, pembangunan fasilitas dan pusat iptek, pembangunan inkubator, penguatan organisasi iptek, seperti Dewan Riset Nasional dan Daerah, penyempurnaan sistem insentif, pengembangan regulasi iptek, dan pengembangan HKI. Kegiatan utama tersebut ditujukan untuk lebih mendorong upaya penguatan kapasitas dan peran lembaga iptek dalam pembangunan nasional. Penguatan kelembagaan iptek di pusat dan daerah dilakukan melalui pemasyarakatan program HKI dan pembentukan Sentra HKI; penguatan infrastruktur lembaga litbang dan laboratorium uji dan kalibrasi; dan penyusunan kriteria akreditasi pranata litbang. Dalam rangka meningkatkan keterpaduan kebijakan iptek nasional, terus dikembangkan berbagai model pendekatan, seperti Forum Perencanaan Pembangunan Iptek, peningkatan sinergi pelaksanaan program riset unggulan, dan identifikasi penentuan prioritas program penelitian jangka panjang. Dalam rangka memperkuat peran iptek untuk meningkatkan kapasitas produksi telah dilakukan beberapa langkah berupa peningkatan peran pranata metrologi dan pengujian; peningkatan kemampuan industri kecil, menengah, dan koperasi yang berbasis teknologi melalui pemanfaatan jaringan sistem informasi teknologi dan asistensi teknis;



pengembangan lembaga keuangan modal ventura dan start-up capital; serta pengefektifan sistem insentif. Upaya untuk mengefektifkan sistem insentif dilakukan agar pola-pola insentif dapat secara nyata mendukung implementasi peningkatan kapasitas teknologi di industri dan dunia usaha. Program insentif untuk memacu aplikasi iptek di dunia usaha dilakukan melalui program Riset Unggulan Kemitraan dan Katalis Teknologi yang berusaha mempercepat penerapan hasil penelitian melalui pematangan hasil penelitian. Pematangan yang dimaksud adalah menaikkan nilai tawar dari teknologi tersebut melalui tahapan-tahapan untuk menjadi layak teknis dan layak komersial. Tahapan tersebut dimulai dengan orientasi pasar, antara lain sertifikasi, paten, trial market, analisis pasar dan studi kelayakan. Di samping itu, telah dilakukan pengembangan dan sosialisasi berbagai program insentif untuk mendorong percepatan proses adopsi, inovasi, dan difusi teknologi di kalangan industri, perguruan tinggi, dan masyarakat, dan telah ditingkatkan kegiatan diseminasi teknologi ke daerah melalui program Iptekda dan kerja sama riset dengan perusahaan. Selanjutnya, dilakukan pula program riset untuk pengembangan komoditas ekonomis unggulan berupa program Riset Unggulan Strategis Nasional (RUSNAS) yang sejak diluncurkan sampai sekarang telah membiayai enam topik mulai dari Teknologi Informatika dan Mikroelektronika, Buah Unggulan Tropis, Budi Daya Ikan Kerapu, Industri Hilir Kelapa Sawit, Diversifikasi Pangan Pokok, hingga Engine Aluminium Paduan. Kegiatan Rusnas yang berjangka panjang ini telah menciptakan sejumlah hasil antara (intermediate output), antara lain Residential Gateway, Radiosonde Tipe 168A, prototipe Radiosonde Digital-GPS, Aplikasi Remote Terminal Unit (RTU) untuk sistem listrik PT PLN, varietas pepaya IPB1, IPB2, IPB10, varietas nenas cayenne dan queen, mi jagung instant, formula pakan ikan, dan prototipe motor bakar 500 cc. Selain itu, telah dilaksanakan uji coba Start-Up Capital Program (SUCP) melalui kerja sama dengan Lembaga Modal Ventura. Program SUCP dimaksudkan untuk mendorong berdirinya Industri Pemula Berbasis Teknologi yang menghasilkan produk inovatif yang dikembangkan oleh peneliti dalam negeri. Kegiatan ini mencoba memadukan inovasi dengan technopreneurship yang melahirkan industri baru yang prospektif. Program SUCP masih menghadapi kendala, yaitu dari sisi pemilik inovasi yang masih gamang melepas inovasi ke tangan entrepreneur (trust problem), sedangkan lembaga modal ventura masih beroperasi seperti perbankan konvensional. Di samping itu, dilakukan pula pengembangan dan pemanfaatan plasma nutfah dan tanaman untuk pembuatan obat alami, obat herbal terstandar yang siap dikomersialisasi. Sementara itu, teknologi penginderaan jauh sudah dapat dimanfaatkan untuk memberikan informasi harian Zona Potensi Penangkapan Ikan di 22 kabupaten; dan untuk memantau daerah perbatasan dan memberikan informasi daerah rawan pembalakan liar (illegal logging). Untuk meningkatkan mekanisme intermediasi iptek telah dan sedang ditempuh serangkaian kegiatan, seperti penyediaan informasi iptek dan komersialisasi teknologi; penyediaan jasa konsultasi dan asistensi teknis melalui pengembangan liaison officer; pengembangan sistem komunikasi, koordinasi dan pola kemitraan antar kelembagaan iptek; peningkatan partisipasi pemerintah daerah dan pengembangan pola kemitraan iptek-industri; peningkatan apresiasi dan peran serta masyarakat dalam pembudayaan iptek; pengembangan prasarana untuk mendukung standar mutu produk dunia usaha,



pengembangan tekno-entertainment, serta pengembangan dan pemanfaatan iptek berbasis kearifan tradisional serta sumber daya lokal. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mendorong pemanfaatan hasil litbang iptek oleh dunia usaha dan industri. Untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran iptek kepada masyarakat luas, telah dikembangkan Pusat Peragaan Iptek (PUSPA IPTEK) di Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Selain itu, dikembangkan pula Peragaan Iptek Keliling dan Wisata Iptek yang bertujuan meningkatkan upaya pembudayaan iptek kepada anak sekolah dan generasi muda. Selain itu, untuk mengembangkan industrial cluster dalam memacu peningkatan perekonomian daerah, dibentuk Business Technology Center (BTC). BTC diharapkan mampu mendiseminasikan hasil iptek di daerah dengan memanfaatkan teknologi tepat guna. Hingga saat ini telah berdiri tiga BTC, yakni di Jakarta, Yogyakarta dan Batam. Dalam upaya diseminasi informasi, sampai saat ini telah dilaksanakan program warung informasi iptek (Warintek). Program ini termasuk dalam Digital and Virtual Libraries dan diharapkan menjadi ujung tombak perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (information and communication technology/ICT). WARINTEK yang telah dikembangkan di daerah-daerah diharapkan dapat menjadi sarana bagi masyarakat dalam memanfaatkan teknologi informasi. Selain itu, pengembangan Warintek diharapkan dapat turut mempersiapkan masyarakat agar sadar akan pentingnya ICT dalam mendukung berbagai kegiatan, termasuk dalam mendorong pembangunan industri, ekonomi, dan sosial budaya masyarakat, serta memberikan kontribusi dalam mengurangi kesenjangan informasi dalam masyarakat. Selanjutnya, sedang dirintis pula Program Indonesia Go Open Source (IGOS) guna memberikan kemudahan pemanfaatan aplikasi komputer yang legal dan murah. Program ini bertujuan untuk memperkuat infrastruktur teknologi informasi nasional dalam rangka memperlancar pertukaran informasi dengan memanfaatkan perkembangan infrastruktur informasi global berupa Open Source Software (OSS). Dalam jangka waktu satu tahun terakhir ini, telah dilakukan berbagai kegiatan untuk memanfaatkan pengembangan OSS di kalangan perguruan tinggi, masyarakat, asosiasi, pengembang lokal, dan vendor TI besar. Dalam rangka meningkatkan sinergi kebijakan iptek dengan bidang-bidang pembangunan yang lain, beberapa langkah telah dilakukan, antara lain melalui penyusunan regulasi yang kondusif untuk memacu pertumbuhan pembangunan iptek. Untuk itu diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005 tentang Alih Teknologi Kekayaan Intelektual serta Hasil Penelitian dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan. Peraturan Pemerintah ini pada dasarnya mengatur (1) kepemilikan atas HKI serta hasil litbang yang dibiayai Pemerintah; (2) mekanisme alih teknologi; dan (3) penggunaan pendapatan untuk pengembangan lembaga yang bersangkutan. Peraturan Pemerintah ini dimaksudkan untuk mendorong minat kalangan perguruan tinggi dan lembaga litbang untuk mengembangkan potensinya dengan imbalan yang memadai. Dalam rangka memperkuat basis data iptek nasional, pada penghujung tahun 2004 telah dihasilkan data statistik iptek nasional di bidang pemerintahan. Data statistik iptek ini diharapkan dapat digunakan untuk memotret secara akurat kondisi riil serta kecenderungan perkembangan iptek nasional sehingga dapat dijadikan dasar bagi perencanaan pengembangan iptek untuk mendukung pembangunan nasional. Contoh sinergisme kebijakan yang dapat ditempuh dengan melibatkan beragam



stakeholder adalah pelaksanaan program pengembangan ilmu pengetahuan tradisional (indigenous knowledge) dan pelindungan sumber daya genetik lokal. Kegiatan tersebut mendapat perhatian besar dan menjadi komitmen global yang dideklarasikan pada Peringatan Konferensi Asia Afrika 2005. Deklarasi ini dimuat dalam Joint Ministerial Statement on The New Asian African Strategic Partnership Plan of Action, dalam Economic Cooperation. Diharapkan deklarasi tersebut mampu menampung aspirasi negara-negara Asia Afrika yang mayoritas memiliki keragaman hayati dan keunikan budaya (folklor) yang tidak dimiliki oleh negara-negara lain sehingga dapat berjuang bersama-sama dalam pengelolaan dan pelindungan pengetahuan tradisional. Upaya peningkatan penguasaan dan peran iptek dalam mengantisipasi dan menanggulangi bencana alam dan rehabilitasi lingkungan telah mulai dilakukan dengan mengembangkan sistem mitigasi bencana yang terintegrasi dan terinterkoneksi. Dalam upaya antisipasi ini, langkah awal akan ditekankan pada pengembangan perangkat mitigasi untuk antisipasi dan penanggulangan bencana tsunami melalui pengembangan Sistem Peringatan Dini Tsunami (Tsunami Early Warning System/TEWS) di Indonesia yang melibatkan empat belas institusi pusat. Komitmen Pemerintah tersebut sejalan dengan hasil pertemuan Pimpinan Kepala Negara ASEAN yang disebut dengan Tsunami Summit yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 6 Januari 2005 yang menegaskan perlunya kerja sama, baik secara bilateral maupun multilateral untuk membangun Sistem Peringatan Dini Tsunami di wilayah Lautan Hindia (Indian Ocean). Saat ini telah disusun Grand Scenario Pembangunan Sistem Peringatan Dini Tsunami. Sistem Peringatan Dini Tsunami tersebut nantinya akan merupakan bagian dari Regional Center, baik untuk wilayah Indian Ocean maupun Pasific Ocean, sehingga merupakan Network of Networks. iii.



Tindak Lanjut yang Diperlukan



Beberapa permasalahan yang telah teridentifikasi itu masih memerlukan pemecahan yang terintegrasi, menyeluruh, dan berkesinambungan. Untuk itu, upaya-upaya yang telah dilakukan akan terus dikembangkan dengan melibatkan berbagai pihak terkait dan program-program yang tepat. Langkah besar yang perlu dipersiapkan dalam upaya menciptakan lingkungan kondusif adalah perlunya dirumuskan kebijakan industri yang berpihak kepada penggunaan hasil riset dan produk teknologi dalam negeri. Hasil riset tidak akan dapat berkembang menjadi produk inovasi apabila tidak diserap oleh industri yang mampu memproduksi barang dan jasa yang bernilai kompetitif, serta tidak didukung oleh adanya pasar yang loyal terhadap produk bangsa sendiri. Diperlukan pula kebijakan yang mendorong pemanfaatan teknologi dalam negeri bagi proyek-proyek pemerintah dan Badan Usaha Milik Negara, termasuk industriindustri strategis. Adapun kebutuhan teknologi yang belum dapat dihasilkan dalam negeri, tetapi sangat diperlukan untuk pembangunan nasional dapat diimpor, dengan tetap memperjuangkan proses alih teknologinya. Tindak lanjut lainnya mencakup (1) meningkatkan kemampuan dan produktivitas penguasaan ilmu dasar, ilmu terapan, dan rekayasa teknologi menuju terbentuknya pusatpusat unggulan iptek yang berbasis kompetensi inti; (2) mengembangkan aplikasi teknologi pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan; (3) menyelesaikan roadmap



riptek pada enam bidang unggulan; (4) menyusun rencana induk penelitian, pengembangan dan rekayasa iptek yang berorientasi pada permintaan dan kebutuhan masyarakat; (5) memperluas pusat-pusat iptek di pelosok Tanah Air, mengaktualisasikan peran unit inkubator dalam fungsi intermediasi; (6) meningkatkan implementasi mekanisme intermediasi iptek untuk pemanfaatan hasil litbang oleh dunia usaha dan masyarakat dengan menumbuhkan jaringan kemitraan dalam kerangka sistem inovasi nasional; (7) meningkatkan efektivitas peran Dewan Riset dalam perumusan kebijakan pengembangan iptek nasional dan daerah; (8) mengembangkan intensitas dukungan pranata regulasi dan kebijakan yang kondusif, antara lain dalam bentuk insentif pajak; (9) memperbaiki efektivitas upaya pengembangan dan pengelolaan hak atas kekayaan intelektual dan pengetahuan tradisional; (10) memperluas jejaring kerja (net-working) antara lembaga iptek, baik di pusat maupun di daerah; (11) mempertajam sasaran dan efektifitas skema insentif dan penerapan iptek di daerah; (12) meningkatkan apresiasi berbagai kalangan terhadap pentingnya peran strategis iptek; (13) merintis asuransi teknologi bagi usaha kecil, menengah, dan koperasi; (14) meningkatkan kemampuan usaha kecil, menengah dan koperasi berbasis pengetahuan; (15) mengembangkan program Katalis Teknologi bukan hanya kepada lembaga penelitian, tetapi juga kepada dunia pendidikan dan industri yang terkait; (16) pengembangan sistem untuk multi hazard yang mencakup longsor, banjir, kebakaran, dan gempa melalui penyediaan data dan informasi spasial yang lengkap; dan (17) mendorong penerapan PP Alih Teknologi dan Kekayaan Intelektual melalui penerbitan peraturan Menteri Keuangan tentang pelaksanaan PP tersebut. Pembangunan bidang iptek lainnya yang perlu segera ditindaklanjuti adalah kerja sama pembangunan teknologi pertahanan. Hal ini sangat strategis dan mendesak untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada pihak asing. Dengan meningkatkan penguasaan teknologi pertahanan, Indonesia semakin siap menghadapi kemungkinan dampak embargo dalam hal pengadaan alat utama sistem pertahanan. Untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan, diperlukan upaya untuk meningkatkan pemanfaatan secara komersial hasil teknologi di bidang energi. Dukungan pemerintah yang diperlukan untuk meningkatkan pemanfaatan energi non migas tersebut, antara lain, adalah dalam bentuk insentif pajak, subsidi, perizinan yang sangat dibutuhkan untuk mewujudkan diversifikasi pemanfaatan energi. Untuk mendorong masyarakat dalam mengakses informasi nasional dan internasional yang mudah dan murah serta menghindarkan penggunaan illegal software, perlu segera dicanangkan penggunaan IGOS secara nasional Sementara itu, dalam memperkuat basis data iptek akan dilanjutkan survei statistik iptek bidang perguruan tinggi, persiapan survei untuk bidang industri, dan pemutakhiran data indikator pembangunan iptek. Selain itu, langkah penyelesaian grand scenario tsunami early warning system dan implementasinya perlu segera dilaksanakan. Empat subsistem dalam TEWS adalah Subsistem Observasi dan Integrasi Data, Subsistem Diseminasi Informasi, Subsistem Capacity Building, dan Subsistem Kesiapan Masyarakat (Community Preparedness) perlu segera dijabarkan secara rinci sehingga peran, tanggung jawab, fungsi, dan kontribusi setiap kementerian dan lembaga dapat segera dilaksanakan.



Diposting 12th September 2014 oleh zon moris



Lihat komentar 2. Sep 12



RIBA (bahan kuliah fiqh) m.ujebukhori BAB I PENDAHULUAN



Sesungguhnya Allah SWT telah menentukan rezeki pada setiap manusia itu dengan seadil-adilnya, bahkan kita disuruh mencari rizki sebanyak mungkin. Namun, kita selaku manusia harus mencari reski itu dengan jalan yang dibolehkan dan disandarkan pada ajaran Islam, yaitu Al Quran dan As Sunah atau atas dasar kaidah-kaidah umum yang berlaku dalam syari`at Islam, atau dasar hasil ijtihad para ulama yang di benarkan oleh Islam. Agar mendapatkan rizki yang halal lagi baik. Namun, bila kita lihat sekarang ini manusia seakan-akan tidak lagi memperhatikan cara-cara mana yang boleh, mana yang dilarang oleh Allah SWT. Manusia telah banyak terjatuh pada cara-cara yang bertentangan dengan Al Quran dan Sunah Rasulullah SAW. Salah satunya adalah mencari harta dengan cara Riba yaitu mencari kelebihan harta dengan cara yang tidak halal. Dalam makalah ini penulis akan menjelaskan tentang: pengertian Riba, dasar hukum Riba, macam-macam Riba, dan hukum Riba dalam Islam.



BAB II PEMBAHAN



RIBA



A. PENGERTIAN RIBA



Secara etimologi,ar-riba berarti “ kelebihan”atau “tambahan”. 1[1]sedangkan menurut istilah syara`,riba adalah akat yang terjadi dengan penukaran barang tertentu yang tidak di ketahui sama atau tidaknya kmenurut aturan syara`atau terlambat menerimanya.2[2] Menurut ulama fiqh, riba adalah kelebihan harta yang didapat seseorang dalam suatu muamalahdengan tidak ada imbalan atau gantinya.3[3] Maksudnya tambahan terhadap modal yang timbul akibat suatu transaksi utang putang yang harus dibayarkan orang yang berutang kepada pemilik barang pada saat utang jatuh tempo. Dalam ensiklopedi Indonesia ada disebutkan bahwa Riba menurut syariat adalah setiap peminjaman uang yang mkenghasilkan uang berlipat ganda. 1[1] Khairuddin, Nasution,MA.Riba dan Poligami, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar), h..37 2[2] Sulaiman Rasyid, Fiqh, Islam, (Bandung : Sinar Baru Algensindo,1986), h. 290 3[3] Nasrun Harun. MA. Fiqh Muamalah,(Jakarta : Gaya media Pratama, 2000) h.181



B. DASAR HUKUM RIBA



Dasar hukum yang menyatakan bahwa Riba itu terlarang memungutnya atau haram hukumnya, terdapat dalam al quran dan hadis rasullullah SAW,seperti dibawah ini:



1.



Surat Al Baqarah Ayat 275



Artinya :” Orang-orang yang makan (mengambil) riba[174] tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila[175]. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu[176] (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. 2.Surat Ali Imran Ayat 130



Artimya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda[228]] dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.



2.



Surat Ar-Rum Ayat 39



Artinya :”Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan(pahalanya).”



3.



Hadis Rasulullah SAW



Artinya:“Emas dengan emas lagi yang sama jenisnya dan timbangannya,,perak dengan lagi yang sama jenisnya dan timbangannya, barang siapa menambah dan meminta, tambahan itu adalah Riba”. (Hadis Riwayat Muslim)



4.



Dan hadits Rasulullah SAW.



‫ لربو‬1‫خا ف عليكم‬1‫لدرهم با لد رهمين فا نى‬11‫ل اتبيعو‬ Artinya : Janganlah kamu jual satu dirham dengan dua dirham, karena aku takut kamu Riba” (Al hadis)



C. MACAM MACAM RIBA



Para ulama fiqh berpendapat bahwa riba itu terbagi kepada dua macam yaitu : Riba Al fadh dan Riba An Nasi`ah.4[4] Menurut pendapat ulama lainnya bahwa riba itu terbagi kepada empat macam : yaitu Riba Al Fadlh, Riba An Nasi`ah, Riba Qardhi, dan Riba Yadh.5[5] 1.



Riba Al Fadlh Riba Al Fadlh adalah penambahan salah satu dari benda yang dipertukarka dalam



jual beli, yang didefenisikan oleh para ulama fiqh dengan kelebihan pada salah satu harta sejenis yang diperjual belikan dengan hukum syara` Yang dimaksud dengan syara` disini ialah timbangan atau takaran tertentu seperti Kg(gram),liter dan lainnya yang diakui, misalnya : pertukaran satu gram emas dengan dua gram emas, maka kelebihan dari satu gram emas yang di tukarkan itulah Riba. Adapun barang-barang yang dapat mengakibatkan Riba Al Fadlh adalah; emas, perak, uang, makanan pokok, dan garam. Yang dimaksud sejenis misalnya, 4[4] Syabirin harahap, Bunga Uang dan Riba Dalam Hukum Islam,(Jakarta : Pustaka al Usna, 1984) h.58



5[5] Syabirin harahap,Op.Cit,h.58



uang dengan uang, beras dengan beras dan lainnya. Sedang kwalitas atau bentuk tidak dikategorikan dalam lain jenis. Jadi penukaran uang ribuan selembar dengan sepuluh ratusan dan satu lima puluhan itupun hukumnya Riba. Juga penukaran 1Kg beras no.1 dengan 1,5 Kg beras no.2 pun termasuk Riba. Yang dimaksud lebih ialah, lebih dalam timbangan barang yang di timbang, lebih takarannya barang yang ditakar, baik nilainya dalam uang dan lain sebagainya. Sabda Rasulullah SAW



‫ والتثفوا‬, ‫ل اتبيعواا لذ هب بالذ هب االمثالبمثل‬ ‫المثال بمثل‬1 ‫لورق بالورق‬11‫ والتبيعو‬,‫بعضهاعلى بعض‬ ‫ منها غائبا بناجز‬1‫ بعضها على بعض والتبيعو‬1‫والتشفو‬ Artinya : “Janganlah kamu jual emas dengan emas kecuali yang sama harganya,dan janganlah kamu tambah menambah, janganlah berjual beli uang kecuali dengan harga yang sama dan jangan kalian tambah menambah, dan jangan kalian menjual yang kelihatan dengan yang tidak kelihatan,”(HR, Muttafaq`alaih).



Menurut ulama Hanafiah dan salah satu riwayat dari Ahmad ibn Hambal,Riba Al fadlh ini hanya berlaku dalam timbangan atau takaran harta yang sejenis bukan terhadap nilai harta. Apabila yang dijadikan ukuran adalah nilai harta, kmaka kelebihan yang terjadi tidak terkmasuk Riba Al Fadlh6[6]



6[6] Op.Cit, h.184



2.



Riba An Nasi`ah Riba An nasi`ah adalah riba yang di peroleh seseorang dari penukaran yang di isyaratkan terlambat salah satunya, menagguhkan pembayaran sewaktu tukar menukar barang atau penerimaan piutang. Misalnya seseorang membeli padi 10 liter pada waktu paceklik dengan perjanjian harus di bayar 15 liter pada waktu panen. Riba Nasi`ah ini disebut juga riba jali(terang) atau riba jahiliah karena banyak dilakukan orang Arab sebelum Islam. Menurut sebagian besar ulama Riba Nasi`ah itu selamanya haram, walaupun tidak berlipat ganda Tentang berlipat ganda dalam surat Ali Imran Ayat 130, Syeh Mahmud Syaltut dalam bukunya Al-Fatawa menyatakan bahwa apabila seseorang menghutangkan kepada orang lain, kemudian ia menagihnya ketika masa yang telah di janjikan telah lewat, orang yang berhutang itu berkata : ”Tangguhkanlah hutangku itu, nanti aku tambah hartamu,” kemudian mereka melakukannya, itulah riba yang berlipat ganda 7[7]



3. Riba Qardhi



Ialah riba yang diperoleh seseorang (qardh = pinjaman) sewaktu berpiutang(yaitu dengan tambahan sekian parsen dari pinjaman), misalnya seseorang meminjam uang Rp 10.000; dengan perjanjian akan di bayar Rp. 11.000; dan sebagainya. “Tiap-tiap piutang yang menarik manfaat, adalah salah satu macam dari berbagai macam riba.” (HR. Baihaki)



7[7] HA Zainuri,Pendidikan AgamaIslam(Bandung:CV. AMRICO,1988),h.134



Akan tetapi apabila kelebihan itu tidak di isyaratkan semu, hanya merupakan tanda terima kasih dari yang berhutang , maka hal tersebut tidak termasuk riba, bahkan termasuk kebajikan dari peminjam. “ Berbuat baiklahkepada orang yang telah berbuat baik kepadamu.”



Artinya :” Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah[177]. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa (Al Baqarah 271)



Yang dimaksud dengan memusnahkan riba ialah memusnahkan harta itu atau meniadakan berkahnya. Dan yang dimaksud dengan menyuburkan sedekah ialah memperkembangkan harta yang telah dikeluarkan sedekahnya atau melipat gandakan berkahnya



4. Riba Yad



Riba Yad, adalah riba yang diperoleh seseorang yang berpisah dari tempat aqad sebelum timbang terima. Orang yang membelil sesuatu jangan meninggalkan tempat aqad sebelum serah terima barang(ijap kabul), sebab barang yang dibeli belum menjadi millik yang sebenarnya sebelum serah terima tersebut.



D. HUKUM RIBA



Para Ulama Fiqh sepakat mengatakan bahwa muamalah dengan cara riba ini hukumnya haram.8[8] Sebagaimana yang teleh dijelaskan di dalam Al Qur`an dan hadis yang telah tertulis diatas. Hadis-hadis yang menjadi dasar hukum bagi pelarangan riba adalah seperti berikut ini:9[9]



1. Hadis yang diriwayatkan dari Amerbin Al Ahwas



‫لعباس‬1 ‫ول ربا‬1‫لكم التظلمون و‬1‫مو‬1 ‫ جاهليت ضوع لكم رءوس‬11‫ لربا فى‬1‫كل‬



Artinya:“Ketahuilah bahwa mulai saat ini segala macam Riba Jahiliyyah tidak berlakulagi (telah dilarang), modal asalmu boleh kamu ambil, kamu tidak dianiaya dan tidak menganiaya, dan riba yang mula-mula sekali ditinggalkan ialah Riba Abbas”



2. Hadis yang diriwayatkan dari Jabir



‫ لربا ومو كله كا تبه وساهديه‬1‫ كل‬1‫هلل‬1‫ لعن رسول‬,‫عن جابر‬



Artinya:“Dari Jabir r.a: Telah melaknati (mengutuki) Rasulullah SAW akan orang yang memakan riba, orang yang berwakil padanya, penulisnya, dan dua orang saksinya” (Hr. Muslim)



8[8] Nasrun Harun, Op.Cit, h.182 9[9] GufronAMas`adi, Fiqh Muakmalah Konstektual, (Jakarta; PT.Grafindo Persada,2002), h.157



Menurut Al Maragi, mufasir dari Mesir proses keharaman riba di isyaratkan Allah secara bertahap yaitu: 10[10] 1. Allah menunjukan bahwa riba bersifat negatif 2. Allah telah memberi isyarat akan keharaman riba melalui kecaman terhadap praktek riba dikalangan Masyarakat Yahudi, hal ini disampaikan dalam surat AnNisa` Ayat 161



Artinya : “Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orangorang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih “



3. Allah mengharamkan salah satu bentuk riba, yaitu bersifat berlipat ganda dengan larangan yang tegas. Hal ini disampaikan Allah dalam surat Ali Imran Ayat 130, seperti yang telah di terangkan di atas. 4. Allah mengharamkan riba secara total dengan segala bentuknya. Keharaman riba secara total ini, menurut ulama pakar Fiqh, berkisar pada akhir abad ke sembilan Hijriah.



5. Allah dan rasulnya melaknat orang yang tidakmau meninggalkan riba



10[10] Ibid, h.182



Artinya : “ Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.” (Surat Al-Baqarah Ayat 279(



Hafif Abdul Fattah Thabarah berkata bahwa Islam mengharamkan riba, karena ia membumuh perasaan belas kasihan dalam jiwa manusia. Menurut pandangan Islam, harta itu amanat tuhan kepada orang yang mempunyainya. Dia diberi tugas untuk berbuat baik terhadap sesamanya, bukan untuk memenuhi kebutuhan sesamanya dengan meminta kembali yang lebih bayak.11[11]



11[11] GufronAMas`adi, Fiqh Muakmalah Konstektual, (Jakarta; PT.Grafindo Persada,2002), h.157



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa yang dimaksud dengan Riba adalah kelebihan harta yang didapat seseorang dalam suatu muamalah dengan dengan tidak ada imbalan atau gantinya, atau setiap peminjaman uang yang menghasilkan bunga berlipat ganda.



Dasar-dasar hokum riba terdapat dalam hadis Rasulullah SAW dan dalam Al Quran, diantaranya: 1. Surat Al Baqarah Ayat 271, 275 2. Surat Ali Imran Ayat 130 3. Surat Ar Rum Ayat 39 Adapun macam-macam Riba menurut ulama Fiqh, yaitu: 1. Riba al Fadhl adalah penambahan yang didapat seseorang dari jual beli barang sejenis yang tidak sama takarannya 2. Riaba An Nasi`ah adalah kelebihan atas piutang yang diberikan orang yang berutang kepada pemilik modal ketika waktu yang disepakati jatuh tempo. Menurut pendapat setengah Ulama lainnya, bahwa riba itu ada empat macam , dua seperti yang disebutkan di atas,dan dua lainnya adalah : 1. Riba Yadh yaitu jual beli yang berakhir dengan berpisah dari tempat akad sebelum timbang terima barang 2. Riba Nasa` yaitu jual beli atau tukar menukar yang mendapatkan kelebihan dari barang yang di isyaratkan terlambat pembayaran salah satunya Dari penjelasan di atas maka nyatalah bahwa tidak ada satupun perbuatan riba itu dapat menguntungkan, sipembeli atau sipeminjam modal, karna praktek riba akan menghilangkan rasa kemanusiaan dan belas kasihan. Sehingga Riba itu dihukum haram oleh allah SWT dan baik penjual maupun pembeli, keduanya di laknat seperti yang terdapat dalam surat Al Baqarah Ayat 279(Allah dan Rasulnya melaknat orang yang tidak mau meninggalkan perbuatan Riba), maka hendaknya kita dapat kmengambil pelajaran , bagaimana sebenarnya kedudukan riba itu yang sebenarnya dalam Islam dan keburukannya dalam kehidupan sehari-hari



B. Saran Dalam pembahasan Makalah Riba ini, tentunya ada banyak kekurangan dan kelemahannya, maka pemakalah mohon kritik dan saran dari kita semua.



Diposting 12th September 2014 oleh zon moris



Lihat komentar 2. Sep 12



PERMASALAHAN GURU DAN KUALITAS PENDIDIKAN DI INDONESIA (m.ujebukhori) KATA PENGANTAR



Assalamu`alaikum wr. wb Segala puji dan syukur dengan hati yang tulus dipanjatkan kepada Allah SWT kaarena berkat nikmat dan karunianya telah membukakan pintu hati pemakalah sehingga dapat menyelesaikan makalah ini seperti adanya. Shalawat dan salam ditujukan kepada penghulu alam Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatbyayang setia mengorbankan jiwa dan lainnya untuk tegaknya syiar Islam yang pengaruh dan manfaatnya hingga kini masih terasa. Selanjutnya makalah ini merupakan suatu syarat yang harus pemakalah selesaikan untuk meanyelesaikan tugas-tugas yang sudah ditetapkan bagi setiap mahasiswa YASTIS yang mengabil matakuliah Sosiologi Pendidikan.



Muatan makalah ini diambil dari berbagai sumber manasaja yang dapat memberikan penjelasan dan keterangan tentang penomena pendidikan kita. Namun isi makalah ini tentunya banyak kekurangan dan kelemahan baik dari sisi bahasa analisis terutama tentang infarmasi yang akurat tentang perkembangan dunia pendidikan di Indonesia. Untuk itu saran dan petunjuk sangat pemakalah harapkan. Terimakasih.



Assalamu`alaikum wr. wb



BAB I PENDAHULUAN Kita tahu bahwa pendidikan sangat penting bahkan lebih penting dari yang lainnya. Kualitas pendidikan di Indonesia sedang menjadi keprihatinan khususnya para pelaku dan pemerhati pendidikan. Dalam materi ini pemakalah akan menyajikan hal-hal yang berhubungan dengan dunia pendidikan di Indonesia. Ada banyak faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas



pendidikan di Indonesia yang mengarah kepada fator Faktor Indogen, yaitu factor yang datang dari diri pelajar atau mahasiswa sendiri. Factor ini meliputi : Faktor biologis (Faktor yang bersifat jasmani). Faktor Psikologis (Faktor yang bersifat rohaniah). Faktor Exogin, yaitu Faktor yang datang dari luar palajar atau mahasiswa, Faktor ini meliputi: Faktor lingkungan keluarga, Faktor lingkungan sekolah, Faktor lingkungan masyarakat. Bahkan takkalah pentingnya tentang hal-hal yang menyebabkan mundurnya dunia pendidikan Indonesia yang yang menjadi sorotan bangsa lain sehingga Indonesia dinilai sebagai negara yang terburuk system pendidikannya dibandingkan negara lain. Diantara penyebabnya adalah,



Kurangnya perhatian pemerintah terhadap dunia pendidikan



dengan tidak sesuainya tunjangaan kesejahteraan guru, biaya pendidikan yang tinggi, kualitas pendidik yang rendah dan banyak lagi penyebabnya.



BAB II Pembahasan PERMASALAHAN GURU DAN KUALITAS PENDIDIKAN DI INDONESIA Kualitas pendidikan di Indonesia sedang menjadi keprihatinan khususnya para pelaku dan pemerhati pendidikan. Mentri pendidikan , Mahmud fajar mengakuai bahwa system pendidikan nasional memang terpuruk terutama di lingkungan Asia. Hal ini di



ungkapkan lebih-lebih lagi setelah suasana politik dan ekonomi Indonesia tidak menguntungkan. Apabila dibandingkan dengan negara-nagara di Asia urutan system pendidikan yang terbaik adalah Korea Selatan, Singapura, Jepang, Taiwan, India, Cina serta Malaysia. Indonesia manjadi juru kunci di urutan paling bawah.12[1] A. Kuwalitas pendidikan Indonesia Kualitas pendidikan di negara ini masih berada dalam potret yang buram dan masih tertinggal dari negara-negara tetangga. Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Hasil survey tahun 2007 World Competitiveness Year Book memaparkan daya saing pendidikan dari 55 negara yang diseurvei, Indonesia berada pada urutan 53. Di samping itu, kualitas pendidikan tinggi Indonesia juga masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga kita. Perguruan tinggi Indonesia baru bisa menjebol deretan 250 yang diwakili oleh Universitas Indonesia, kualitas ini berada di bawah prestasi Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) yang menempati urutan 185. Kumudian pada tahun 2007 menurut survei THES perguruan tinggi di Indonesia masih belum dapat menyaingi pergurun tinggi seperti di Singapura, Thailand dan negara lainnya.13[2] Rendahnya kualitas pendidikan berimbas terhadap rendahnya sumber daya manusia sangat jelas sekali. Kemampuan sumber daya manusia Indonesia jauh tertinggal dibanding negara lain, hal ini dapat dilihat dari hasil riset yang menyatakan bahwa Indonesia hanya baru mempunyai 0,18% pengusaha dari jumlah penduduk. Sedangkan syarat untuk menjadi negara maju minimal 2% dari jumlah penduduk harus ada pengusahanya. Saat sekarang singapura sudah mempunyai 7% dan Amerika Serikat 5% dari jumlah penduduknya. Dari 177 negara yang dipulikasikan HDI, Indonesia berada 12[1] Kompas, 5 September 2001 13[2] survei Times Higher Education Supplement (THES) 2006



pada urutan ke-107. Indonesia memperoleh indeks 0,728. Di kawasan ASEAN. Indonesia menempati urutan ke-7 dari sembilan negara ASEAN yang dipublikasikan. Peringkat teratas di ASEAN adalah Singapura dengan HDI 0,922, disusul Brunei Darussalam 0,894, Malaysia 0,811, Thailand 0,781, Filipina 0,771, dan Vietnam 0,733. Sedangkan Kamboja 0,598 dan Myanmar 0,583 berada di bawah HDI Indonesia.14[3] B. Factor-Faktor penyebabkan rendahnya kuwalitas pendidikan di Indonesia Banyak hal yang dapat menghambat dan mengganggu kemajuan belajar, bahkan sering juga menimbulkan kegagalan. Faktor-faktor yang dapat menghambat dan mengganggu kemajuan belajar diantaranya adalah factor :15[4] 1. Faktor Indogen, yaitu factor yang dating dari diri pelajar atau mahasiswa sendiri. Factor ini meliputi : - Faktor biologis (Faktor yang bersifat jasmani). -Faktor Psikologis (Faktor yang bersifat rohaniah) 2. Faktor Exogin, yaitu Faktor yang datang dari luar palajar atau mahasiswa, Faktor ini meliputi: -Faktor lingkungan keluarga , -Faktor lingkungan sekolah, -Faktor lingkungan masyarakat, 1. Faktor Indogen Kita tahu bahwa pendidikan sangat penting bahkan lebih penting dari yang lainnya. Hal ini tampak dari usaha orang tua memberikan motifasi dan semangat belajar bagi anak-anaknya agar berhasil menjadi anak yang pandai dan berguna bagi bangsa, negara dan agama. Orang tua sekarang insaf bahwa pendidikan sangat menentukan masa



14[3] United Nation Development Programe/UNDP HDI pada tahun 2007 15[4] Drs.H. Abu ahmadi. cara belajar yang mandiri dan sukses hal. 75 – 82.



depan anak untuk mendapatkan penghidupan yang layak karena untuk mendapatkan penghidupan yang baik kita harus berkompetisi dengan orang lain. Namun sebagian orang tua masih ada yang belum mensikapi ini dengan serius sehingga banyak diantara anak-anak didik bahkan mahasiswa sekalipun yang gagal dalam pendidikan mereka. Pada umumnya orang tua kurang mengerti dan kurang paham hal-hal yang menyebabkan anak-anak mereka gagal dalam belajar. Hal ini bisa di sebabkan oleh factor indogin dan exogin seperti dibawah ini; a. Faktor biologis (Faktor Indogen) Faktor biologis ialah factor yang berhubungan dengan jasmani anak atau mahasiswa diantaranya adalah: 1. kesehatan. Kesehatan addalah factor penting untuk kesuksesan belajar anak sehingga ini harus di jaga dan diperhatikan. Apabila anak dalam keadaan sakit tentu tidak dapat belajar dengan baiksehingga konsentrasi belajarnya terganggu. Begitu juga aanak yang badannya lemah sering pusing dan sebagainya tidak akan tahan belajar. Dalam keadaan seperti ini orang tua harus jeli dan teliti apakah ada penyakit atau ada gangguan lainnya. 2. Cacat badan. Cacat badan dapat juga menghambat belajar. Termasuk cacat seperti buta, tuli, gangguan bicara, cacat anggota tubuh dan lainnya. Anak-anak yang cacaat seperti ini hendaknya dimasukan pada lembaga pendidikan khusus atau pendidikan luar biasa. b. Faktor psikologis.( Faktor Indogen) Faktor psikologis adalah factor yang berhubungan dengan rohaniah. Yang termasuk dalam factor ini adalah: Intelelligensia, Perhatian, Minat, bakat, dan emosi. 1. Faktor intelelligensi



Faktor inteleligensi adalah factor yang sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar anak. bila factor ini rendah maka anak tersebut akan sukar mencapai hasil belajar yang baik karena kurang mengerti apa yang di pelajarinya, sehingga anak perlu bantuan dan tambahan pendidikan baik dari orang tua maupun dari guru frifat. 2. Perhatian . Perhatian juga factor penting dalam usaha belajar anak. untuk dapat menjamin belajar yang baik, maka anak harus ada perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Apabila bahan itu tidak menarik baginya maka akan menimbulkan rasa bosan, malas, sehingga prestasinya menurun. Untuk itu pendidik harus mengusahakan agar bahan pelajaran yang diberikan kepadanya harus menarik agar dapat perhatian atau cara penyajiannya yang unik dan menimbulkan simpatik. 3. Minat. Minat sering timbul bila ada perhatian. Karena itu untuk menimbulkan minat kita sebaiknya juga harus menimbulkan perhatian, missal dengan menghubungkan pelajaran yang satu dengan pelajaran yang lainnya. Atau dihubungkan dengan hal-hal yang menarik bagi anak. 4. Bakat. Sering kita dengar bahwa pelajaran itu tidak sesuai dengan bakatnya. Seperti fakultas, jurusan yang tidak sesuai dengan bakat maka akan menimbulkan rassa malas jenuh dan kecewa bagi peserta didik sehingga hasil yang dicapai tidak maksimal bahkan bias menimbulkan kegagalan dan putus asa. 5. Emosi. Kadang-kadang ada sementara anak yang tidak stabil emosinya, sehingga dapat mengganggu konsentrasi belajar. Misalny aada masalah kecil saja dapat



menimbulkan emosi yang mendalam, taksadarkan diri, kejang dan sebagainya. Anak-anak seperti ini membutuhkan situasi yang cukup tenang dan penuh pengertian agar belajarnya dapat lancar. 2. Faktor exogen Faktor exogen adalah factor yang datang dari luar yang macamnya lebih banyak dan beragam. Factor ini meliputi factor keluarga, sekolah, dan masyarakat. a. Lingkungan keluarga. Factor ini meliputi orang tua, suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga. 1. Faktor orang tua. Factor ini merupakan factor yang besar pengaruhnyaterhadap kemajuan belajar anak. orang tua yang memberikan pendidikan anaknya dengan baik tentu akan sukses dalam pelajarannya. Dan orang tua yang tidak mengindahkan pendidikan anaknya acuh bahkan tidak peduli samasekali, tentu tidak akan berhasil dalam belajarnya. Factor lain adalah kurang harmonisnya hubungan anak dengan orang tua, suka memanjakan, dan terlalu memaksakan terhadap anaknya akan berdampak buruk dalam perkembangan pendidikan anak. Adapun hubungan orang tua dengan anak yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian yang disertai dengan bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman, dengan tujuan untukmemajukan belajar anak. begitu juga contoh sikap yang baik dari orang tua sangat mempengaruhi belajar anak. 2. Faktor suasana rumah Lingkungan keluarga yang lain dapat mempengaruhi usaha belajar anak adalah factor suasana rumah. Suasana rumah yang terlalu gaduh atau ramai tidak akan memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar dengan baik. Demikian suasana rumah yang selalu tegang, yang selalau cekcok diantara anggota-anggotanya, anak



merasa sedih, bingung, kecewa dan merasa tertekan batin yang terus menerus dalam sekejap jiwa anak akan rusak malas dan terhambat dalam belajar. 3. factor ekonomi keluarga . factor ekonomi keluarga banyak menentukan juga belajar anak. Keluarga yang mampu dapat memenuhi kebutuha sekolah anaknya dengan lengkap, sementara bagi keluarga yang tidak mampu bahkan cenderung berkekurangan tdak akan dapat membantu kelengkapan peralatan sekolah anaknya, maka hati anak akan sedih dan iba, kecewa, sehingga memundurkan semangat belajar anak. b. Lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah kadang juga menjadi factor hambatan bagi anak termasuk diantranya : 1) Cara penyajian pelajaran yang kurang baik bisajadi karena guru kurang persiapan dalam menguasai buku-buku pelajaran, sehingga dalam menerangkannya kepada anak kurang baik dan sukar dimengerti oleh anak. 2) Hubungan Guru dengan murid kurang baik. Bias any ajika anak menyukai gurunya maka anak akan menyukai pelajarannya, dan sebaliknya jika gurunya tidak disukai maka anak juga tidak atau kurang perhatian dan suka terhadap pelajarannya. 3) Hubungan antara anak dengan anak kurang menyenangkan. Hal ini terjadi pada anak yan diasingkan atau dibenci oleh teman-temannya. 4) Alat-alat sekolah tidak memadai dan tidak lengkap. 5) Jam-jam sekolah tidak cocok dengan suasana belajar, seperti waktu belajar siang,mengantuk jenuh dan melelahkan. c. Lingkungan masyarakat.



Termasuk lingkungan masyarakat yang dapat menghambat kemajuan belajar anak adalah: 1. Media masa Media masa seperti televisi, Radio, surat kabar, majalah dan lainnya, semua ini dapat memberi pengaruh yang kurang baik terhadap anak. Sebab anak lebih memilih media inidari pada belajar. Sehingga hal ini dapat memberi pengaruh yang buruk terhadp kemajuan belajar anak, apalagi tidak pernah didampingi dan ditegur oleh orang tua. 1. Teman bergaul yang tidak membawa semangat belajardan pengaruh buruk dalam perkembangan jiwa anak. Orang tua sering terkejut menyaksikan anaknya yang masih dibawah umur merokok secara sembunyi dan keluyuran tanpa tujuan. 2. Corak kehidupan tetangga. Yaitu tinggal berdekatan dengan keluarga lain yang berbeda perilaku, penjudi, pemabuk, berbicara kotor yang cenderung kasar dapat mempengaruhi jiwa anak dan begitu juga sebalikya.



C. Anggaran Pendidikan Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia tidak lagi berada pada satu faktor, tetapi digerogoti oleh berbagai faktor yang sudah komplikasi, sehingga membenahi dunia pendidikan di Indonesia perlu keseriusan yang tinggi dan strategi yang jenius. Dalam konteks ini untuk memperbaiki dunia pendidikan minimal ada tiga modal yang harus menyentuh dunia pendidikan, yaitu modal sosial, kapital dan fisikal. Terpuruknya kualitas pendidikan di Indonesia tidak dapat disangkal sebagai akibat dari minimnya ketiga modal itu. Pada era reformasi anggaran pendidikan telah ditetapkan 20 % daripada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Hal ini pun masih rendah jika dibandingkan dengan



Malaysia yang telah merealisasikan anggaran pendidikan 25% dari APBN negaranya. Wajar percepatan peningkatan kualitas pendidikan di negara tetangga ini lebih cepat jika dibandingkan dengan Indonesia. Pada sekitar tahun 1970 negara tetangga ini banyak mengimpor guru dari Indonesia. Malahan dalam anggaran tahun 2008, terjadi pengurangan anggaran pendidikan yang mengejutkan. Semula menurut Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2007 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2008, menetapkan anggaran pendidikan sebesar Rp 49,7 triliun. Namun berdasarkan Surat Menteri Keuangan Nomor S-1/Mk.02/2008 pada 2 Januari 2008, anggaran pendidikan Indonesia mengalami pengurangan anggaran sebanyak 15, sehingga pada APBN 2008 pembiayaan pendidikan tinggal Rp 42,3 triliun. Jumlah ini lebih kecil dibandingkan dengan anggaran pendidikan tahun 2007 yang berjumlah Rp 44,1 triliun. Dampak yang signifikan adalah minimnya sarana yang mendukung kualitas pendidikan. Maka dengan penyusutan anggaran ini percepatan peningkatan kualitas pendidikan akan ikut terhalangi. Salah satunya akan terlihat dari pengelolaan perpustakaan sekolah yang semakin memprihatinkan. Di Indonesia pernah dilaporkan dari 200 ribu unit sekolah dasar di Indonesia cuma 20 ribu yang memiliki perpustakaan standar. Demikian pula dengan SLTP. Dari sekitar 70 ribu unit SLTP, cuma 36% yang memenuhi standar. Untuk SMU, cuma 54 % yang punya perpustakaan berkualitas standar. Kemudian untuk perguruan tinggi, dari sekitar 4 ribu perguruan tinggi di Indonesia, cuma 60 % yang memenuhi standar.16[5] Sementara di negara-negara maju dan beberapa negara tentangga sudah beralih pada melek informasi dan teknologi. Rendahnya minat baca sebagai salah satu hambatan dalam peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Menurut survei minat baca anak Indonesia termasuk rendah setara dengan negara miskin dibanding negara lain yang maju. Mereka lebih suka menonton televisi, mendengar Radio, membaca Koran dan media



16[5]



http://pendidikanindonesia.blogspot.com/



hiburan lainnya dibandingkan membaca buku-buku ilmu pengetahuan yang dapat menunjang dan menambah ilmun pendidikan.



D. Masalah Mendasar : Sekularisme Sebagai Paradigma Pendidikan a. Pendidikan Agama Jarang ada orang mau mengakui dengan jujur, sistem pendidikan kita adalah sistem yang sekular-materialistik. Biasanya yang dijadikan argumentasi, adalah UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pasal 4 ayat 1 yang berbunyi, “Pendidikan nasional bertujuan membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak dan berbudi mulia, sehat, berilmu, cakap, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan tanah air.” Sekularisme itu tidak otomatis selalu anti agama. Sekularisme itu hanya menolak peran agama untuk mengatur kehidupan publik, termasuk aspek pendidikan. Jadi, selama agama hanya menjadi masalah privat dan tidak dijadikan asas untuk menata kehidupan publik seperti sebuah sistem pendidikan, maka sistem pendidikan itu tetap sistem pendidikan sekular, walaupun para individu pelaksana sistem itu beriman dan bertaqwa (sebagai perilaku individu). Sesungguhnya diakui atau tidak, sistem pendidikan kita adalah sistem pendidikan yang sekular-materialistik. Hal ini dapat dibuktikan antara lain pada UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Bab VI tentang jalur, jenjang dan jenis pendidikan bagian kesatu (umum) pasal 15 yang berbunyi: Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, advokasi, keagaman, dan khusus. Dari pasal ini tampak jelas adanya dikotomi pendidikan, yaitu pendidikan agama dan pendidikan umum. Sistem pendidikan dikotomis semacam ini terbukti telah gagal melahirkan manusia salih yang berkepribadian Islam sekaligus mampu menjawab tantangan perkembangan melalui penguasaan sains dan teknologi.



Secara kelembagaan, sekularisasi pendidikan tampak pada pendidikan agama melalui madrasah, institut agama, dan pesantren yang dikelola oleh Departemen Agama, sementara pendidikan umum melalui sekolah dasar, sekolah menengah, kejuruan serta perguruan tinggi umum dikelola oleh Departemen Pendidikan Nasional. Terdapat kesan yang sangat kuat bahwa pengembangan ilmu-ilmu kehidupan (iptek) dilakukan oleh Depdiknas dan dipandang sebagai tidak berhubungan dengan agama. Pembentukan karakter siswa justru kurang tergarap secara serius. Agama ditempatkan sekadar sebagai salah satu aspek yang perannya sangat minimal, bukan menjadi landasan dari seluruh aspek kehidupan. Hal ini juga tampak pada BAB X pasal 37 UU Sisdiknas tentang ketentuan kurikulum pendidikan dasar dan menengah yang mewajibkan memuat sepuluh bidang mata pelajaran dengan pendidikan agama yang tidak proposional dan tidak dijadikan landasan bagi bidang pelajaran yang lainnya. Pendidikan yang sekular-materialistik ini memang bisa melahirkan orang pandai yang menguasai sains-teknologi melalui pendidikan umum yang diikutinya. Akan tetapi, pendidikan semacam itu terbukti gagal membentuk kepribadian peserta didik dan penguasaan tsaqâfah Islam. Berapa banyak lulusan pendidikan umum yang tetap saja ‘buta agama’ dan rapuh kepribadiannya? Sebaliknya, mereka yang belajar di lingkungan pendidikan agama memang menguasai tsaqâfah Islam dan secara relatif sisi kepribadiannya tergarap baik. Akan tetapi, di sisi lain, ia buta terhadap perkembangan sains dan teknologi. Akhirnya, sektor-sektor modern (industri manufaktur, perdagangan, dan jasa) diisi oleh orang-orang yang relatif awam terhadap agama karena orang-orang yang mengerti agama terkumpul di dunianya sendiri (madrasah, dosen/guru agama, Depag), tidak mampu terjun di sektor modern. Sistem pendidikan sekular itu akan melahirkan insan pandai tapi buta atau lemah pemahaman agamanya. Lebih buruk lagi, yang dihasilkan adalah orang pandai tapi korup. Profesional tapi bejat moral. Ini adalah out put umum dari sistem pendidikan sekular.



Mari kita lihat contoh negara Amerika atau negara Barat lainnya. Ekonomi mereka memang maju, kehidupan publiknya nyaman, sistim sosialnya nampak rapi. Kesadaran masyarakat terhadap peraturan publik tinggi.Tapi, perlu ingat bahwa agama ditinggalkan, gereja-gereja kosong. Agama dilindungi secara hukum tapi agama tidak boleh bersifat publik. Hari raya Idul Adha tidak boleh dirayakan di lapangan, azan tidak boleh pakai mikrofon. Pelajaran agama tidak saja absen di sekolah, tapi murid-murid khususnya Muslim tidak mudah melaksanakan sholat 5 waktu di sekolah. Kegiatan seks di kalangan anak sekolah bebas, asal tidak melanggar moral publik. Narkoba juga bebas asal untuk diri sendiri. Jadi dalam kehidupan publik kita tidak boleh melihat wajah agama. Sistem pendidikan yang material-sekularistik tersebut sebenarnya hanyalah merupakan bagian belaka dari sistem kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang juga sekular. Dalam sistem sekular, aturan-aturan, pandangan, dan nilai-nilai Islam memang tidak pernah secara sengaja digunakan untuk menata berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. Karena itu, di tengah-tengah sistem sekularistik ini lahirlah berbagai bentuk tatanan yang jauh dari nilai-nilai agama. b. Rendahnya Kualitas Sarana Fisik Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya. Data Balitbang Depdiknas (2003) menyebutkan untuk satuan SD terdapat 146.052 lembaga yang menampung 25.918.898 siswa serta memiliki 865.258 ruang kelas. Dari seluruh ruang kelas tersebut sebanyak 364.440 atau 42,12% berkondisi baik, 299.581 atau 34,62% mengalami kerusakan ringan dan sebanyak 201.237 atau 23,26% mengalami kerusakan berat. Kalau kondisi MI diperhitungkan angka kerusakannya lebih tinggi



karena kondisi MI lebih buruk daripada SD pada umumnya. Keadaan ini juga terjadi di SMP, MTs, SMA, MA, dan SMK meskipun dengan persentase yang tidak sama. c. Rendahnya Kualitas Guru Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat. Bukan itu saja, sebagian guru di Indonesia bahkan dinyatakan tidak layak mengajar. Persentase guru menurut kelayakan mengajar dalam tahun 2002-2003 di berbagai satuan pendidikan sbb: untuk SD yang layak mengajar hanya 21,07% (negeri) dan 28,94% (swasta), untuk SMP 54,12% (negeri) dan 60,99% (swasta), untuk SMA 65,29% (negeri) dan 64,73% (swasta), serta untuk SMK yang layak mengajar 55,49% (negeri) dan 58,26% (swasta).17[6] Guru-guru ini harus mempunyai pendidikan formal minimal S1. Seperti yang dikatakan oleh Hattie (2000) 63% mutu pembelajaran sangat ditentukan oleh pendidikan guru dan selebihnya baru oleh variabel-variabel lainnya. Oleh sebab itu, untuk mencapai pendidikan yang berkualitas pendidikan guru harus diperhatikan.18[7] Menurut analisis Chief Section for Teacher Education Division UNESCO, Caroline Pontefract, pada tahun 2015 tenaga guru yang akan dibutuhkan oleh negaranegara E-9 (Cina, India, Indonesia, Brasil, Mesir, Bangladesh, Pakistan, Meksiko, dan Nigeria) mencapai 18 juta orangGuru-guru ini harus mempunyai pendidikan formal minimal S1.



17[6]Kompas, 15 januari 2001 18[7] http://enewsletterdisdik.wordpress.com/2008/05/02/memecahkan-masalah-dunia-pendidikan/ hal 1-4



Oleh sebab itu, untuk mencapai pendidikan yang berkualitas pendidikan guru harus diperhatikan. Inilah diantara permasalahan dunia pendidikan di Indonesia. Permasalahan ini bagaimana pun juga mesti capat di atasi, sehingga kualitas pendidikan yang tengah mati suri ini dapat bangkit dengan cepat



d. Mahalnya biaya Pendidikan



Sudah rahasia umum jika pendidikan sekarang sangat mahal. Yah seperti kata buku, orang miskin dilarang sekolah! Memprihatinkan, tapi itulah kenyataannya. Masuk TK saja bisa mencapai ratusan ribu maupun jutaan rupiah, belum lagi kalo masuk SD-SMPSMA-Universitas yang favorit. Kalau dihitung, seseorang yang masuk TK sampai dengan universitas yang favorit akan menghabiskan 100 juta lebih.! Sekolah memang harus mahal, itulah stigma yang tertanam di benak sebagian orang, dari orang awam dan bahkan sampai beberapa pejabat depdiknas. benarkah demikian??? Itu adalah omongan sesat, mereka yang bicara ngelantur begitu sudah pasti tidak pernah lihat kondisi luar. Malaysia, Jerman, bahkan Kuba sekalipun bisa membuat pendidikannya sangat murah dan dapat diaksese oleh sebagian besar lapisan masyarakatnya. Pendidikan yang kapitalistik sekarang ini, yang bertujuan bisnislah yang membuat biaya-biaya membengkak. Pendidikan diserahkan sebagian kontolnya kepada swasta karena pemerintah yang kurang becus. Ada baiknya swasta ikut mengatur pendidikan sehingga masyarakat pun bisa berperan dalam lembaga pendidikan, tapi walau bagaimanapun ini bukan berarti bahwa pemerintah lepas tangan begitu saja. Ya, kan??? Pendidikan instan ala swasta yang mementingkan bisnis kjadi masalah besar buat dunia pendidikan. kadang terbaca di iklan-iklan, lembaga pendidikan yang menawarkan lulus cepat+absen tidak dihitung+dapat ijazah+dll. Sepertinya, yang penting bagi pendidikan hanyalah dapat ijazah buat kerja saja. Padahal pendidikan ditujukan untuk membangun moral individu dan tingkat pengetahuannya. Lalu bagaimana caranya agar pendidikan bisa murah, ini bukan persoalan gampang,dan jelas butuh pemikiran mendalam..



Dalam rubrik Humaniora di harian Kompas edisi hari ini, kita terkadang menjadi semakin jengkel saja dengan kebijakan sistem pendidikan di Indonesia yang kian lama kian wagu saja. Akhir-akhir ini rubrik Humaniora Kompas memang banyak menyoroti tentang kondisi pendidikan di Indonesia. Diawali dengan pemberitaan mengenai ide cemerlang dari salah seorang ketua RW di salah satu desa di Sala Tiga yang dengan kreatifnya menggagas sebuah sekolah alternatif untuk siswa SLTP dengan konsep sekolah terbukanya sampai pada kegilaan mungkin lebih tepat jika disebut kebodohan dari pemerintah mengenai rancangan sistem jalur pendidikan yang baru. Dalam sistem pendidikan yang baru ini pemerintah akan membagi jalur pendidikan menjadi dua jalur besar, yaitu jalur formal standar dan jalur formal mandiri. Pembagian jalur ini berdasarkan perbedaan kemampuan akademik dan finansial siswa. Jalur formal mandiri diperuntukkan bagi siswa yang mapan secara akademik maupun finansial. Sedangkan jalur formal standar diperuntukkan bagi siswa yang secara finansial bisa dikatakan kurang bahkan tidak mampu. Dengan kata lain jalur formal mandiri adalah jalur bagi siswa kaya sedangkan jalur formal standar adalah jalur bagi siswa miskin. Kita sampai tidak habis pikir bisabisanya pendidikan dikotak-kotakkan berdasarkan tingkat fianansial dari peserta didik. Dalam hal ini, pemerintah berdalih bahwa pada jalur formal mandiri akan disediakan beasiswa bagi siswa yang kurang mampu miskin agar dapat menuntut ilmu pada jalur ini. Yang jadi pertanyaan sekarang adalah Berapa banyak beasiswa yang disediakan?. Pemerintah sendiri menyatakan bahwa setidaknya akan ada lima persen siswa miskin yang bersekolah di setiap sekolah yang menyelenggarakan jalur formal mandiri. Ini juga merupakan salah satu bentuk kebodohan yang lain. Coba saja kita bayangkan seandainya ada seorang siswa miskin yang memperoleh beasiswa untuk bersekolah di jalur formal mandiri yang nota bene tempat sekolahnya siswa kaya. Bukankah kondisi seperti ini malah menjadikan siswa miskin ini menjadi minder dan rendah diri. Ketika teman-temannya selalu mengenakan seragam yang bersih dan tersetrika dengan rapi dengan menggunakan pelembut dan pewangi pakaian sedangkan siswa miskin ini hanya mampu mengenakan seragam bekas alias hibahan dari tetangganya, bukankah kondisi



seperti ini malah menjadikan siswa miskin ini menjadi objek tontonan bagi siswa-siswa kaya? Apakah pembagian jalur pendidikan ini merupakan salah satu misi pemerintah dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa? Kita tahu, pendidikan adalah satu-satunya jalan bagi bangsa kita dalam mengejar ketertinggalan dengan bangsa lain. Kita cukup salut dengan pemerintah Kamboja dan Thailand yang mulai berbenah diri dengan berfokus pada pendidikan warga negaranya. Kedua negara ini mulai merintis pendidikan gratis bagi warga nya. Pemerintah Kamboja sendiri mulai mengalihkan sembilan belas persen dari total anggarannya yang biasanya digunakan sebagai angaran militer untuk mendukung pengembangan pendidikan. Lantas bagai mana dengan visi dan misi pendidikan di Indonesia? Mau dibawa ke mana pendidikan di Negara kita? Apakah pendidikan sudah menjadi barang dagangan yang nantinya menghasilkan outputan berupa selembar sertifikat dan ijazah bukannya keahlian dan daya analitis? Dan apakah pendidikan hanya menjadi milik dan hak orang kaya saja? Apakah memang orang miskin dilarang sekolah? Wallahu alam bissawab.



e. Rendahnya kesejahteraan GURU. Siapa bangga menjadi guru Indonesia. Guru termasuk dosen adalah profesi yang pada mulanya dianggap oleh masyarakat Indonesia adalah pekerjaan yang mulia dan jujur( Supriadi, 1999) karena mereka adalah orang yang berilmu, berakhlak, jujur, baik hati, disegani dan menjadi teladan masyarakat, dan masih puluhan karakter lagi tentang guru. Setidaknya guru itu memiliki 22 peran, diantaranya sebagai pembimbing, modernis, perantara antar generasi, model, peneliti, pencipta, dan empunyakekuasaan dalam ilmu pengetahuan.



Sejarah kelam pendidikan kita sepertinya belum berakhir. Media lokal beberapa waktu lalu mengabarkan ulah seorang guru SMU di Makassar beserta muridnya tertangkap basah melakukan tindakan asusila. Meski bukan hal yang baru, kejadian ini tetap saja mengundang perhatian kita. Masalahnya, perilaku dua insan ini tak lepas dari hubungan diantara keduanya, guru dan murid. Identitas keduanya mewakili institusi yang berperan strategis dalam mengawal pembentukan moral bangsa. Apalagi, mereka melakukannya di provinsi yang menitikberatkan pendidikan sebagai pilar pembangunan dengan rencana program pendidikan gratisnya -semoga bukan janji belaka. Tampaknya kita perlu melirik kembali pemikiran seorang tokoh yang menjadi ikon pendidikan nasional. Siapa lagi kalau bukan Ki Hajar Dewantara. Pemilik nama lengkap Raden Mas Soewardi Soeryaningrat ini menggagas konsep pendidikan yang membebaskan. Guru bagi Ki Hajar Dewantara (KHD) adalah sosok yang patut diteladani. Keteladanan adalah hal yang mutlak dimiliki oleh pendidik. Baginya, sebelum memainkan peran sebagai fasilitator atau transformator pengetahuan, figur sebagai yang patut dicontohi yang pertama kali harus dimunculkan oleh pendidik. Guru dalam terminologi jawa berasal dari dua suku kata yaitu gu (digugu) yang berarti dianut dan ru yang berarti ditiru (Muhammad Sobary). Keteladanan guru tak terbatas pada pemahamannya terhadap ilmu yang diajarkan. Melainkan sikap, ucapan, dan perilaku mereka juga berpengaruh terhadap pembentukan peserta didik. Makanya menjadi guru adalah pilihan suci yang tak mudah bagi siapapun. Tidak cukup hanya dengan



ujian



sertifikasi



guru



untuk



membangkitkan



keteladanan.



Apa yang dilakukan oleh guru SMA tadi adalah satu dari sekian banyak kisah tentang perilaku menyimpang pendidik yang memicu peserta didik untuk melakukan hal yang sama. Ini sebenarnya buah dari salah menafsirkan keteladanan. Kerap peran sebagai pendiidik dikonotasikan dengan kuasa. Hubungan vertikal guru dan murid bukannya mengangkat derajat kemanusiaan para peserta didik malah menciptakan ketakutan yang membelenggu. Semangat zaman telah menggiring dunia pendidikan ke arah desakralisasi. Merebaknya beberapa kasus



yang melibatkan aktor-aktor institusi ilmiah merupakan buah dari pendidikan kapitalistik. Transformasi nilai yang menjadi substansi pendidikan bergeser pada transformasi materi. Hubungan guru dan murid terjalin atas kepentingan finansial. Pengetahuan hanya bagi mereka yang memiliki uang. Padahal, pesan keteladanan KHD menempatkan pendidik sebagai agen moral. Jadi, jangan tanya kenapa banyak murid yang melawan gurunya. Teringat pada sebuah cerita seorang murid SMAs rela membawakan sebilah parang kepada gurunya. Ulah murid itu lantaran jengkel melihat sikap guru yang tidak pernah ramah dalam mengajar. Setiap kali mengajar, sang hajar membawa mistar kayu sepanjang satu meter. Bukan untuk mengukur, mistar itu dibawa khusus untuk murid yang tidak mampu menjawab soal. Maksud guru itu mungkin baik ingin agar semua siswa mampu memahami mata pelajaran. Tapi, model punishment yang kadang tidak ilmiah itulah yang membuat sejumlah siswa memilih untuk tidak masuk kelas. Parahnya, siswa tadi tak lagi berani menyapa gurunya. Semacam ”syndrom takut guru” Tulisan ini tak bermaksud menggurui guruku. Sebab kita semua paham, tak semua guru seperti ini. Masih banyak sang hajar yang betul-betul memainkan perannya sebagi guru (digugu dan ditiru). Mereka inilah yang mengabdikan hidupnya demi kecerdasan anak didik. Tidak masalah berapapun besar materi yang mereka peroleh.19[8] Di Amerika Serikat, guru memperoleh penghargaan yang proporsional sehingga tidak mengherankankalau hasil survei di sana 20[9], menunjukkan bahwa pekerjaan guru menjadi pilihan utama (31,3%) di ikuti pekerjaan perawat (27,1%), Pegawai pemerintah (19,1%), Pedagang(12,8%)dan ahli hokum (9,7%). Guru menjadi pilihan utama karena terkait dengan dengan penghargaan finansial(insentif) masyarakat atau negara terhadap profesi itu. 19[8] http://opuikbal.blogspot.com/2008/05/fenomena-pendidikan-kita_16.html hal 1s/d 2 20[9] Hasertian 1994



Fenomena diatas sangat berbeda dengan keadaan di Indonesia, dimana pekerjaan guru atau dosen menjadi pekerjaan pilihan terakhir setelah pekerjaan-pekerjaan lainnya, seperti dokter, apoteker, ekonom, hakim dan bangkir. Sekarang program kependidikan pada universitas , yang nota bene sebagai pendidik calon guru, hanya puluhan anak yang mau masuk lembaga tempat orang tuanya mengajar. Akhirnya frofesi guru itu sekarang tidak diapresiasikan lagi oleh angkatan muda, dan LPTK tidak lagi diminati oleh putraputri terbaik bangsa.21[10] Dan hanya menjadi lembaga pelarian setelah tidak di terima atau kalah bersing di perguruan tinggi non LPTK. Alasan tidak memilih jadi guru karena gaji guru sangat kecil, sering terlambat dan terkadang sering dipotong dengan berbagai alasan. Mendagri Rudini, pernah menyaksikan pemotongan gaji guru hingga 12 jenis potongan.22[11] Gaji guru honorer di sebagian daerah di Indonesia di bawah UMR.23[12] Bahkan ada pelecehan terhadap profesi guru dengan memberikan gaji yang sangat tidak manusiawi, bekisar Rp. 15.000,sampai dngan Rp. 50.000,- perbulan. 24[13] sementara itu perhatian pemerintah terhadap gaji guru hanya sebatas retorika belaka. Apabila dibandingkan dengan gaji guru di negara tetangga gaji guru Indonesia lebih rendah dibandingkan di negara baru seperti timor leste, bahkan lebih rendah dari gaji tukang perkir di Brinai. Gaji guru pemula di Malaysia mencapai kurang lebih enam juta rupiah per bulan, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan gaji Profesor per bulan di Indonesia.25[14]



21[10] Reapublika, 2 Mai 1994 22[11] Kompas, 26 Desember 1990 23[12] Kompas, 28 April 2000 24[13] http ://WWW. Indonesia. Com/bernas/2012/12/UTAMA/12mg.htm 25[14] Haluan,25 Desember 2000



Pada tahun 60-han profesi guru masih cukup menjadi kebanggaan, paling tidak kita merasa bangga menjadi anak dari orang tua yang berprofesi sebagai guru. Namun demikian kebanggaan itu sekarang tidak dapat di pertahankan karena penghargaan masyarakat dan pemerintah terhadap profesi guru sangat rendah dengan gaji yang paspassan. Terdorong oleh kondisi ini, sebagian guru akhirnya tidak mampu memelihara kewibawaan profesinya sehingga nyaris tidak ada bedanya antara profesi guru dengan pedagang asongan, tukang becak, bahkan pemulung sekalipun untuk mencukupi biaya hidup keluarga.26[15] Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. Berdasarkan survei FGII (Federasi Guru Independen Indonesia) pada pertengahan tahun 2005, idealnya seorang guru menerima gaji bulanan serbesar Rp 3 juta rupiah. Sekarang, pendapatan rata-rata guru PNS per bulan sebesar Rp 1,5 juta. guru bantu Rp, 460 ribu, dan guru honorer di sekolah swasta rata-rata Rp 10 ribu per jam. Dengan pendapatan seperti itu, terang saja, banyak guru terpaksa melakukan pekerjaan sampingan. Ada yang mengajar lagi di sekolah lain, memberi les pada sore hari, menjadi tukang ojek, pedagang mie rebus, pedagang buku/LKS, pedagang pulsa ponsel, dan sebagainya.27[16] Dengan adanya UU Guru dan Dosen, barangkali kesejahteraan guru dan dosen (PNS) agak lumayan. Pasal 10 UU itu sudah memberikan jaminan kelayakan hidup. Di dalam pasal itu disebutkan guru dan dosen akan mendapat penghasilan yang pantas dan memadai, antara lain meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan profesi, dan/atau tunjangan khusus serta penghasilan lain yang berkaitan dengan tugasnya. Mereka yang diangkat pemkot/pemkab bagi daerah khusus juga berhak atas rumah dinas.



26[15] Singgalang, 24 April2001 27[16] Republika, 13 Juli, 2005



Tapi, kesenjangan kesejahteraan guru swasta dan negeri menjadi masalah lain yang muncul. Di lingkungan pendidikan swasta, masalah kesejahteraan masih sulit mencapai taraf ideal. Diberitakan Pikiran Rakyat 9 Januari 2006, sebanyak 70 persen dari 403 PTS di Jawa Barat dan Banten tidak sanggup untuk menyesuaikan kesejahteraan dosen sesuai dengan amanat UU Guru dan Dosen (Pikiran Rakyat 9 Januari 2006). Maka, solusi untuk masalah-masalah teknis dikembalikan kepada upaya-upaya praktis untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan. Rendahnya kualitas guru, misalnya, di samping diberi solusi peningkatan kesejahteraan, juga diberi solusi dengan membiayai guru melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru. Rendahnya prestasi siswa, misalnya, diberi solusi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas materi pelajaran, meningkatkan alat-alat peraga dan sarana-sarana pendidikan, dan sebagainya. Dengan mengkaji peranan strategis pendidikan bagi suatu bangsa, maka tidak ada pilihan



lain



bagi



bangsa



Indonesia



untuk



senantiasa



meningkatkan



kualitas



pendidikannya. Perbaikan kualitas pendidikan tidak dapat hanya dengan melakukan peningkatan sarana dan prasarana, perubahan kurikulum atau meningkatkan kualifikasi masukan dari system pendidikan tanpa memperhatikan kualitas dan nasib atau kesejahteraan guru. Perbaikan sarana dan prasarana, kurikulum telah banyak dilakukan, namun demikian, masih sedikait yang dilakukan dengan menyentuh kebutuha atau nasib guru secara utuh. Oleh karena itu, sebagai salah satu sub komponen penting dalam system pendidikan nasional, perbaikan kebutuhan dan nasib guru untuk dewasa ini perlu diinsentifkan.



BAB III PENUTUP A. kesimpulan Dari ungkapan isi materi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan pada dasarnya merupakan sarana strategis untuk meningkatkan potensi bangsa agar mampu berkiprah dalam tataran yang lebih global. Penomena yang tergambarkan dalam makalah ini menandakan betapa komplit dan beragam persoalan pendidikan dinegara kita. Terkadang kita malu sebagai anak bangsa, Indonesia dinilai rendah oleh bangsa lain karena buruknya kualitas pendidikan kita. Disamping itu harga diri bangsa juga terabaikan karena kualitas guru sebagai tauladan yagn di tiru dan di gugu rendah dikarenakan kurang perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan dan tambahan ilmu pendidikan mereka. Banyak para guru terpaksa mencari pekerjaan sampingan untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Maka tentang ini kita berharab pemerintah dapan meningkatkan kesejahteran guru dengan menambah pendapatan yang wajar bagi mereka.



Mahalnya biaya pendidikan juga menyebabkan banyak putra-putri bangsa yang tidak dapat mengenyam pendidikan yang layak maka jalan yang seharusnya dilakukan adalah dengan mengratiskan biaya pendidikan.



Oleh karenaitu pendidikan perlu



dimantapkan, sehingga dapat di fungsikan sebagai penelitian, menemukan dan memupuk bakat, meningkatkan kemampuan manusia untuk menyesuaikan dan mengubah kesempatan kerja dalam rangka pertumbuhan ekonomi, untuk memenuhi kebutuhan keterampilan dan ilmu pengetahuan yang di perlukan untuk masa yang akan dating B. Kritik dan saran dalam penyajian makalah ini tentang permasalahan guru dan kualitas pendidikan di indonesia tentunya banyak kekurangan dan kesalahan, pemakalah berharab kritik, saran dan bimbingan dari kita semua terutama dari ibu dosen yang membimbing .



DAFTAR PUSTAKA Hadiayanto, Drs, M. Ed, mencari sosok desentralisasi manajemen pendidikan di Indonesia, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004 Ahmadi, Abu, H,Drs, Cara belajar yang mandiri dan sukses, Solo :C.V Ameka, 1993 http://opuikbal.blogspot.com/2008/05/fenomena-pendidikan-kita_16.html http://pendidikanindonesia.blogspot.com/ http://enewsletterdisdik.wordpress.com/2008/05/02/memecahkan-masalah-duniapendidikan/



http ://WWW. Indonesia. Com/bernas/2012/12/UTAMA/12mg.htm Republika, 13 Juli, 2005 Reapublika, 2 Mai 1994



Kompas, 26 Desember 1990 Kompas, 28 April 2000 Kompas, 5 September 2001 Haluan,25 Desember 2000 Kompas, 5 januari 2001 Singgalang, 24 April 2001



Diposting 12th September 2014 oleh zon moris



Lihat komentar 3. Sep 12



MEDIA GRAFIS (ujebukhori) BAB II



PEMBAHASAN MEDIA GRAFIS Media grafis termasuk media visual yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan (reserver),dimana pesan di tuangkan melalui lambang atau symbol komunikasi visual secara khusus. Grafik berfungsi pula untuk menarik perhatian,memperjelas sajian ide, atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat di lupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.



Media grafis mempunyai jenis yang bermacam- macam, beberapa diantaranya :



A .Media Bagan ( chart )



Adalah suatu media pengajaran yang penyajiannya secara diagramatik dengan menggunakan lambang- lambang visual, untuk mendapatkan sejumlah informasi yang menunjukkan perkembangan ide, objek, lembaga, orang, keluarga ditijau dari sudut waktu dan ruang. Pesan yang akan disampaikan biasanya berupa ringkasan visual suatu proses. Di dalam bagan sering di jumpai berbagai jenis media grafis lain.. Menurut Arief S.Sadiman mengemukakan bahwa media bagan yang baik adalah : 1. Dapat dimengerti oleh anak 2. Sederhana dan tugas tidak rumit atau berbelit- belit dan



3.



Diganti pada waktu- waktu tertentu agar tetap terbaru juga tidak kehilangan daya tarik



Ada beberapa jenis bagan (chart) ini antara lain; -



* B a g an



Pohon



(tree



chart)



ini



menggambarkan arus



diagram



berasal dari akar ke batang menuju ke cabang-cabang dan ranting-ranting, ini dapat digunakan secara bertahap. -



* Organisasi adalah suatu



Bagan



bagan yang menggambarkan susunan dan



hirarki suatu organisasi, ini di hubungkan oleh garis-garis dan masing masing garis mempunyai arti tertentu .



-



Bagan Arus (Flow Chart) ini adalah menggambarkan arus suatu proses atau dapat pula menelusuri tanggung jawab atau hubungan kerja antara berbagai bagian atau seksi seperti halnya bagan organisasi .



-



Bagan Garis Waktu (Time Line Chart )ini adalah bagan yang menunjukkan atau yang menggambarkan kronologi atau hubungan peristiwa dalam suatu priode atau waktu



B. Grafik (Graph) Grafik ini merupakan gambar sederhan yang disusun menurut prinsip matematika dengan menggunakan data berupa angka – angka yang mengandung ide, objek yang dinyatakan dengan simbol dan disertai dengan keterangan -keterangan secara singkat . Fungsi Grafik adalah menggambarkan data kuantitatif secara teliti menerangan perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas . Beberapa keuntungan menggunakan Grafik antara lain ; a.



Bermanfaat untuk menerangkan



data



kuantitatif



dan hubungan



-



hubungannya b. Kemungkinan pembaca untuk memahami data yang di sajikan dengn cepat dan menyeluruh baik dalam bentuk ukuran jumlah atau arah suatu tujuan c.



Penyajian angka lebih cepat ,jelas ,menarik ,ringkas , dan logis



Dikemukakan oleh Arif S. Sadiman (1986), grafik yang memenuhi syarat –syarat seperti ; a.



Jelas untuk di lihat oleh seluruh kelas



b. Hanya menyajikan satu ide setiap satu grafik



c.



Ada jarak / ruang kosong antara kolom –kolom bagian nya



d. Warna yang digunakan kontras dan harmonis e.



Berjudul dan ringkas



f.



Sederhana (simplicity)



g. Mudah di baca (legibility) h. Praktis dan mudah diatur (manageability) i.



Menggambarkan kenyataan(realisme)



j.



Menarik (attactiveness)



k.



Jelas dan tidak memerlukan informasi dan keterangan tambahan (appropiateness)



l.



Teliti (accuracy)



Beberapa jenis grafik yang telah lazim dan umum diketahui yaitu; a.



Grafik Garis atau Kurva (line Graph) yaitu grafik yang menggunakan garis-garis absis dan ordianat ,atau garis horizontal dan vertikal .dapat menunjukan suatu keadaan atau perkembangan dalam jangka waktu tertentu dengan jelas sekali



b.



Grafik Batang (Bar Graph) yaitu juga menggunakan garis –garis –garis yang mengkomunikasikan



garis horizontal



dan garis vertikal ,dibuat garis bantu



berupa petak -petak .pada grafik ini dapat dilihat jelas perbandingan keadaan dari waktu ke waktu, ini diperlukan sumbu datar dan sumbu tegak lurus . c.



Grafik Lingkaran (Pie Graph) yaitu juga disebut



dengan



Circle Graph



menunjukan hubungan yang bersifat persentase atau hubungan frekuensi, grafik



ini berupa gambar sebuah lingkaran yang di bagi –bagi menjadi beberapa sector, menggambarkan



kategori data yang telah berubah menjadi bentuk grafik



lingkaran . d. Grafik Simbol(Pictorial Graph) ialah grafik yang menggunakan gambar sebagai simbol untuk menghitung jumlah yang digrafiskan . e.



Grafik Peta dan Globe disebut juga kartogram ,yang melukiskan keadaan hubungan tempat kejadian, namun memberikan imformasi tentang ; -



Keadaan permukaan bumi, dataran rendah, sungai-sungai, gunung-gunung, dan sebagainya.



-



Tempat-tempat serta arah dan jarak dengan yang lain .



-



Data ekonomi seperti hasil pertanian ,industri atau perdagangan internasional .



Manfaat dan kelebihan grafik Peta dan globe ini adalah; -



Memungkinkan siswa mengerti posisi dan kesatuan politik perbedaan ras, dan budaya antar bangsa ,benua ,pulau .



-



Meransang minat siswa untuk mengetahui tentang penduduk



dan pengaruh



geografis .



C. Media Diagram Diagram merupakan susunan garis –garis dan meyerupai peta dari pada gambar ,sering juga untuk meningkatkan letak bagian – bagian sebuah alat atau mesin serta hubungan satu dengan bagian yang lain .



D. Poster Poster merupakan gabungan antara gambar dan tulisan dalam satu bidang yang memberika imformasi tentang satu atau dua ide pokok, poster hendaknya dibuat dengan gambar dekoratif dan huruf yang jelas .



Ciri –ciri poster yang baik adalah ; -



Sederhana



-



Menyajikan satu ide



-



Dengan slogan yang ringkas



-



Gambar dan tulisan yang jelas



-



Mempunyai komposisi dan variasi yang bagus .



E. Karikatur dan kartun



Karikatur dan kartun merupakan garis yang di coret dengan spontan yang menekankan kepada hal –hal yang dianggap penting, beda poster antara karikatur terletak pada karikatur kadang –kadang lebih menggigit dan kritis.



F. Media Gambar / Fhoto Media reproduksi bentuk asli dalam dua dimensi. Fhoto ini merupakan alat visual yang efektif karena dapat divisualisasikan yang akan dijelaskan dengan lebih konkrit dan realitis.



Beberapa alasan penggunaan fhoto



sebagai media pengajaran



sebagai



berikut; a.



Bersifat konkrit, para siswa akan dapat melihat dengan jelas sesuatu yang sedang dibicarakan atau didiskusikan



b.



Dapat mengatasi batas waktu dan ruang ,melalui gambar dapat diperlihatkan kepada siswa fhoto –fhoto benda yang jauh atau yang terjadi beberapa waktu lalu



c.



Dapat mengatasi



kekurangan daya mampu panca indra manusia



misalnya benda –benda kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata dan diperbesar sehingga dapat dilihat dengan jelas d. Dapat digunakan untuk menjelaskan suatu masalah e.



Mudah dan murah biayanya



f.



Mudah digunakan baik untuk perorangan maupun untuk kelompok .



Dalam memilih gambar yang perlu di perhatikan sebagai berikut ; -



Keaslian gambar



-



Kesederhanaan



-



Bentuk item



-



Gambar yang digunakan hendaklah menunjukkan hal yang sedang dibicarakan atau yang sedang dilakukan



-



Harus diperhatikan nilai fhotografinya



-



Segi artistic juga perlu diperhatikan



-



Gambar harus cukup populer



-



Gambar harus dinamis yaitu menunjukkan aktivitas tertentu misalnya pelari membawa obor



-



Gambar harus membawa pesan



Beberapa kelebihan media gambar /fhoto ; a.



lebih konkrit dan lebih realitis dalam memunculkan pokok masalah



b. dapat mengatasi ruang dan waktu c.



dapat mengatasi keterbatasan mata



d. memperjelas masalah dalam bidang apa saja



Beberapa kelemahan media gambar / fhoto ; a.



Kelebihan dan penjelasan guru dapat menyebabkan timbulnya penafsiran yang berbeda dengan pengetahuan masing –masing nya



b. Penghayatan tentang materi kurang sempurna karena madia gambar hanya menampilkan persepsi indra mata yang tidak cukup kuat



untuk



menggerakan seluruh kepribadian manusia c.



Tidak meratanya penggunaan fhoto tersebut bagi anak –anak dan kurang efektif dalam penglihatannya



Jenis –jenis media gambar / fhoto; a.



Fhoto dokumentasi yaitu gambar yang mempunyai nilai sejarah bagi individu maupun masarakat



b.



Fhoto aktual yaitu gambar yang menjelaskan kejadian yang meliputi berbagai aspek kehidupan misalnya ,gempa ,topan dan banjir



c.



Fhoto pemandangan yaitu gambaryang melukis kan pemandangan suatu daerah / lokasi



d. Fhoto iklan /reklame yaitu gambar yang digunakan untuk mempengaruhi orang atau masyarakat konsumen e.



Fhoto simbolis yaitu gambar yang menggunakan bentuk simbol atau tanda yang mengungkapkan pesan tertentu dan dapat mengungkapkan kehidupan manusia yang mendalam serta gagasan –gagasan atau ide –ide anak didik.



G. Media Gambar sederhana dengan garis lingkaran Bagi guru yang kurang pandai menggambar dapat mempergunakan gambar sederhana dalam menerangkan materi pelajaran .Gambar semacam ini hampir untuk semua tingkat pelajaran



digunakan



atau kecerdasan .penggunaanya tidak saja



menarik tetapi juga dapat mengikat perhatian dan memperjelas ide –ide atau imformasi yang di kemukakan.



Ada beberapa yang harus diperhatikan dalam membuat gambar dengan garis lingkaran yang dikemukakan oleh Amir Hamzah Suleiman (1995 ;112 )sebagai berikut;



a. Gunakan warna yang gelap untuk garis dan lingkaran supaya kontras dengan kertas sebagai latarbelakangnya b. Jangan ragu –ragu untuk memulai gambar objek yang dimaksud dan pelajari sambil melakukannya c. Gambar harus besar dan garis harus tebal agar jelas d. Tentukan lebih dahulu bidang gambar e. Gunakan satu bidang saja untuk satu objek f. Gunakan seluruh bidang dan jangan biarkan sebagian besar bidang ada yang kosong g. Ada baiknya membuat sketsa lebih dahulu dengan pensil supaya dapat dihapus jika keliru ,kemudian dapat digunakan spidol atau tinta .



H. Media Komik Komik merupakan media yang mempunyai sifat sederhana,jelas, mudah dipahami. Oleh sebab itu media komik dapat berfungsi sebagai media yang informative dan edukatif.



BAB I



PENDAHULUAN



Segala puji dan syukur dengan hati yang tulus dipanjatkan kepada Allah SWT karena berkat nikmat dan karunianya telah membukakan pintu hati kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini seperti adanya. Shalawat dan salam ditujukan kepada penghulu alam Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya yang setia mengorbankan jiwa raga dan lainnya untuk tegaknya syiar Islam yang pengaruh dan manfaatnya bagi umat hingga kini masih terasa. Selanjutnya makalah ini merupakan suatu syarat yang harus kami kemukakan untuk meanyelesaikan tugas-tugas yang sudah ditetapkan bagi setiap mahasiswa YASTIS yang mengabil mata kuliah Media Pembelajaran. Muatan makalah ini diambil dari berbagai sumber mana saja yang dapat memberikan penjelasan dan keterangan tentang Media Grafis. Namun isi makalah ini tentunya banyak kekurangan dan kelemahannya baik dari sisi bahasa, analisis terutama tentang infarmasi yang akurat tentang Media Bagan, Grafik, Media diagram dan Poster. Untuk itu saran dan petunjuk sangat kami harapkan untuk sempurnanya makalah ini. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada kita amin.



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan



Dari uraian dia atas dapat diambil kesimpulan bahwa manusia diberikan kelebihan potensi akal maka dengan akal tersebut manusia dapat berkembang dengan menggali potensi yang ada pada dirinya. Agar potensi tersebut bisa berjalan dengan baik dan maksimal maka diperlukan media yang dapat membantu dalam proses belajar mengajar. Dalam penerapan media grafis yang bertujuan untuk menyalurkan pesan dari sumber penerima pesan tersebut, maka pesan dapat dituangkan melalui simbol-simbol yang dapat dan mudah dipahami agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Diantara bentuk media grafis adalah media bagan yaitu penyampaian pesan berupa ringkasan visual, yaitu berupa bagan pohon, bagan organisasi, bagan arus, dan bagan garis waktu. Selain dari media grafis jaga terdapat grafik yaitu data gambar yang berupa angka-angka diantaranya adalah grafik garis atau kurfa, grafik batang, grafik lingkaran, grafik symbol serta grafik peta dan globe



Media diagram juga digunakan untuk meletakkan bagian-bagian alat.yang berhubungan yang satu dengan yang lainya.



A. Kritik dan saran . Dalam penulisan makalah ini tentunya banyak kekurangan dan kelemahan maka kami harapkan saran dan kritikan yang membangun agar kekurangan dan kelemahan tersebut dapat diperbaiki dan disempurnakan kembali.



DAFTAR PUSTAKA



Diposting 12th September 2014 oleh zon moris



Lihat komentar 4. Sep 12



SISTEM PENDIDIKAN MADRASAH DAN PESANTREN (ujebukhori) BAB I PENDAHULUAN



Madrasah merupakan lembaga pendidikan alternatif bagi para orang tua untuk menjadi tempat penyelenggaraan pendidikan bagi putra-putrinya. Bahkan pada beberapa daerah tertentu jumlah madrasah meningkat cukup tajam dari tahun ke tahun. Pertumbuhan suatu lembaga kependidikan tidaklah ada dan lahir dengan sendirinya, tetapi melalui proses sebagaimana juga terjadi dalam pertumbuhan lembaga dalam bidang sosial, politik, ekonomi, dan lain-lain. Pembinaan madrasah oleh pemerintah pada akhir-akhir ini lebih tampak tergambar dalam kegiatan dan usaha peningkatan mutu yang bertitik tolak dari peraturan perundang-undangan yang diproduk bukan hanya oleh pemerintah, melainkan juga oleh Dewan Perwakilan Rakyat sebagai lembaga yudikatif. Oleh karena itu, sangat menarikuntuk mempelajari bagaimana sesungguhnya madrasah ini dalam lingkup lebaga pendidikan di indonseia. Untuk lebih jelasnya akan dibahas pada bab berikutnya.



BAB II PEMBAHASAN SISTEM PENDIDIKAN MADRASAH DAN PESANTREN



A. SISTEM PENDIDIKAN MADRASAH 1. Kelahiran Madrasah Di Dunia Islam Madrasah merupakan isim makan dari “darasa” yang berarti “tempat duduk untuk belajar”. Istilah madrasah ini sekarang telah menyatu dengan istilah sekolah atau perguruan tinggi. Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam, mulai didirikan dan berkembang di dunia Islam sekitar abad ke-5 H atau abad ke-19 M. Pada zaman pemerintahan Bani Umayyah, umat Islam sudah mempunyai semacam lembaga pendidikan Islam yang disebut “kuttab”. Para guru yang mengajar pada kuttab ini pada



mulanya



adalah



orang-orang



non-muslim,



terutama



orang-orang



Yahudi



dan



Nasrani.28[1] Lahirnya madrasah-madrasah di dunia Islam, pada dasarnya merupakan usaha pengembangan dan penyempurnaan zawiyah-zawiyah, dalam rangka menampung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan jumlah pelajar yang semakin meningkat yang berlangsung sampai sekarang.



2. Lahir Dan Berkembangnya Madrasah Di Indonesia Kehadiran madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam mempunyai beberapa latar belakang, di antaranya : a) Sebagai manifestasi dan realisasi pembaharuan sistem pendidikan Islam b)



Usaha penyempurnaan terhadap sistem pendidikan yang lebih memungkinkan lulusannya memperoleh kesempatan yang sama dengan sekolah secara umum



c)



Adanya sikap mental pada sementara golongan umat Islam, khususnya santri yang terpukau pada barat sebagai sistem pendidikan modern dari hasil akulturasi.29[2]



3. Madrasah Sebagai Lembaga Pendidikan Islam Madrasah merupakan lembaga pendidikan agama Islam yang didalam kurikulumnya memuat materi pelajaran agama dan pelajaran umum, dimana mata



28[1] Eneng K Rukiati dan Fenti Hikmawati, Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia, (Bandung: Pustaka Setia, 2006 ),h. 113 29[2] Ibid, h. 115



pelajaran agama pada madrasah lebih banyak dibandingkan dengan mata pelajaran agama pada sekolah umum.30[3] Sejarah dan perkembangan madrasah akan dibagi dalam dua periode, yaitu : a. Periode Sebelum Kemerdekaan Pendidikan dan pengajaran agama Islam dalam bentuk pengajaran Al-Qur’an dan pengajian kitab yang diselenggarakan di rumah-rumah, surau, masjid, pesantren, dan lainlain. Pada perkembangan selanjurtnya mengalami perubahan bentuk baik dari segi kelembagaan, materi pengajaran, metode maupun struktur organisasinya, sehingga melahirkan suatu bentuk yang baru yang disebut madrasah.31[4] Latar belakang pertumbuhan madrasah di Indonesia dapat dikembalikan pada dua situasi yaitu: a) Gerakan pembaharuan Islam di Indonesia b) Respons pendidikan Islam Islam terhadap kebijakan pendidikan hindia-belanda. Madrasah-madrasah yang didirikan pada periode sebelum kemerdekaan ini adalah:32[5] 1) Madrasah Adabiyah (Adabiyah School) 2) Sekolah Agama (Madras School) 3) Madrasah Diniyah (Diniyah School) 30[3] Abudin Nata, Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangan Lembaga- Lembaga Pendidikan Islam Di Indonesia, (Jakarta : Grasindo, 2001), h. 194 31[4] Syamsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), h. 291 32[5] Abudin nata,,Op,,Cit,,h. 199



4) Madrasah Muhammadiyah 5) Arabiyah School 6) Sumatera Thawalib 7) Madrasah Diniyah Putri 8) Madrasah Salafiyah 9) Madrasah-Madrasah Lainnya.



b. Periode Sesudah Kemerdekaan Setelah kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, kemudian pada tanggal 3 januari 1946 dibentuklah Departemen Agama yang akan mengurus masalah keberagamaan di Indonesia termasuk didalamnya pendidikan, khususnya madrasah. Namun pada kemerdekaan selanjutnya madrasah walaupun sudah berada dibawah naungan Departemen Agama tetapi hanya sebatas pembinaan dan pengawasan Walaupun pendidikan Islam telah berjalan lama, namun masih terasa disisihkan dari



sistem



pendidikan



nasional.



Keadaan



ini



berlangsung



samapai



dengan



dikeluarkannya SKB 3 Menteri tanggal 24 Maret 1975 yang tersohor itu, yang berusaha mengembalikan



ketertinggalan



pendidikan



Islam



untuk



memasuki



mainstream



pendidikan nasional. Kebijakan itu membawa pengaruh yang sangat besar bagi madrasah. Dengan SKB tersebut, madrasah memperoleh defenisi yang semakin jelas sebagai lembaga pendidikan yang setara dengan sekolah sekalipun pengelolaannya tetap berada dibawah Departemen Agama.33[6]



33[6] Syamsul Nizar,,Op,,Cit,,h. 294



Usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan pembinaan madrasah baik kualitas maupun kuantitasnya dilakukan dalam bidang sebagai berikut 34[7]: 1) Penegerian madrasah 2) Pembinaan diversifikasi kelembagaan madrasah 3) Pembinaan pendidikan dan pengajaran



4. Sistem Pendidikan Dan Pengajaran Di Madrasah Perpaduan antara sistem pada pondok pesantren atau pendidikan langgar dan sistem yang berlaku pada sekolah-sekolah modern merupakan sistem pendidikan dan pengajaran yang dipergunakan di madrasah. Proses tersebut berlangsung secara berangsur-angsur dan mengikuti sistem klasikal. Kemudian lahirlah madrasah-madrasah yang mengikuti sistem perjenjangan dan bentuk-bentuk sekolah modern. Kurikulum madrasah dan sekolah-sekolah agama masih mempertahankan agama sebagai mata pelajaran pokok, walaupun dengan persentase yang berbeda. Pada waktu pemetintah Republik Indonesia, Kementerian Agama yang mengadakan pembinaan dan pengembangan terhadap sistem pendidikan madrasah melalui kementerian agama, merasa perlu menentukan kriteria madrasah. Pengetahuan umum yang diajarkan di madrasah adalah : a) Membaca dan menulis (huruf latin), bahasa Indonesia b) Berhitung c) Ilmu bumi



34[7] Abudin Nata,,Op,,Cit,,h. 207



d) Sejarah Indonesia dan dunia e) Olah raga dan kesehatan.



5. Pembinaan Dan Pengembangan Madrasah Pendidikan dan pengajaran merupakan suatu kewajiban yang tegas-tegas menjadi ketentuan dalam Islam bagi pemeluknya, besar kecilnya peran Islam sangat bergantung pada berhasil tidaknya pendidikan dan pengajaran yang dilancarkan. Madrasah yang pada hakikatnya merupakan salah satu alat dan sumber pendidikan serta pencerdasan rakyat jelata yang sudah berurat berakar dalam masyarakat Indonesia umumnya, hendaklah mendapat perhatian dan bantuan yang nyata berupa tuntunan dan bantuan material dari pemerintah. Berdasarkan hal tersebut, jenjang pendidikan pada madrasah tersusun sebagai berikut:35[8] a)



Madrasah rendah atau madrasah ibtidaiyah, adalah madrasah yang memuat pendidikan dan ilmu pengetahuan agama Islam menjadi pokok pengajarannya, lama pendidikan 6 tahun.



b)



Madrasah lanjutan tingkat pertama atau Madrasah Tsanawiya adalah madrasah yang menerima murui-murid tamatan madrasah rendah atau sederajat dengan itu, serta memberi pendidikan dalam ilmu pengetahuan agama Islam sebagai pokok, lama pendidikannya 3 tahun



c) Madrasah lanjutan atas atau Madrasah Aliyah adalah madrasah yang menerima murid-murid tamatan madrasah lanjutan pertama atau yang sederajat memberi



35[8] Eneng K Rukiati dan Fenti Hikmawati,,Op,,Cit,,h. 121



pendidikan dalam ilmu pengetahuan agama Islam sebagai pokok, lama belajar 3 tahun.



B. SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN 1. Asal-Usul Pondok Pesantren Dan Sejarah Perkembangannya Menurut asal katanya pesantren berasal dari kata santri yang mendapat imbuhan pe dan akhiran an yang menunjukkan tempat. Dengan demikian, pesantren artinya tempat para santri. Sedangkan menurut Sudjoko Prasodjo, pesantren adalah lembaga pendidikan dan pengajaran agama, umumnya dengan cara nonklasikal, dimana seorang kiai mengajarkan ilmu agama Islam kepada santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh ulama abad pertengahan, dan para santri biasanya tinggal di pondok (asrama) dalam pesantren tersebut. Pesantren dilahirkan atas dasar kewajiban dakwah Islamiyah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i. Pembangunan suatu pesantren didorong oleh kebutuhan masyarakat akan adanya lembaga pendidikan lanjutan.36[9]



2. Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan Islam 36[9] Ibid, h. 104



Mekanisme kerja pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan dalam pendidikan pada umumnya, yaitu: a)



Memakai sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah modern



b)



Kehidupan di pesantren menampakkan semangat demokrasi karena mereka praktis bekerja sama mengatasi problema non-kukuler mereka



c) Para santri tidak mengidap penyakit simbolis d) Sistem pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan, penamaan rasa percaya diri, dan keberanian hidup e) Alumni pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahan, sehingga mereka hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintah. Ciri-ciri khas pesantren dan sekaligus menunjukan unsur- unsur pokoknya, yang membedakannya dengan lembaga pendidikan lainnya, yaitu:37[10] a) Pondok b) Masjid c) Santri d) Kiai e) Kitab-Kitab Islam Klasik



3. Sistem Pendidikan Dan Pengajaran Pesantren



37[10] Ibid



Pondok pesantren memiliki model-model pengjaran yang bersifat nonklasikal. Sebagai lembaga pendidikan Islam, pesantren pada dasarnya hanya mengajarkan agama, sedangkan kajian atau mata pelajarannya ialah kitab-kitab dalam bahasa Arab. Adapun metode yang digunakan dalam pendidikan pesantren adalah: a) Metode Wetonan b) Metode Sorogan c) Metode Hafalan



4. Jenjang Pendidikan Jenjang pendidikan dalam pesantren tidak dibatasi seperti dalam lembagalembaga pendidikan yang memakai sistem klasikal. Umumya, kenaikan tingkat seorang santri ditandai dengan tamat dan bergantinya kitab yang dipelajari. Jadi, jenjang pendidikan tidak ditandai dengan naiknya kelas seperti dalam pendidikan formal, tetapi pada penguasaan kitab-kitab yang diterapkan dari yang paling rendah sampi yang paling tinggi.



5. Fungsi Pesantren Pesantren tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga berfungsi sebagai lembaga sosial dan penyiaran keagamaan. Disamping itu pesantren juga mempunyai peranan yang sangat besar dalam merespons ekspansi politik imperialis Belanda, dalam bentuk menolak segala sesuatu yang berhubungan dengan barat, dengan menutup diri dan menaruh sikap curiga terhadap unsur-unsur asing.38[11]



38[11] 38[11] Syamsul Nizar,,Op,,Cit,,h. 288



5. Prinsip-Prinsip Pendidikan Pesantren Sesuai dengan funsinya yang komprehensif dan pendekatannya yang holistik, pesantren memiliki prinsip-prinsip utama dalam menjalankan pendidikannya.di antaranya: a) Theocentris b) Sukarela dalam pengabdian c) Kearifan d) Kesederhanaan e) Kolektivitas f)



Mengatur kegiatan bersama



g) Kebebasan terpimpin h) Kemandirian i)



Pesantren aalah tempat mencari ilmu dan mengabdi



j)



Mengamalkan ajaran agama



k) Belajar di pasantren bukan untuk mencari ijazah l)



Restu kiai, artinya semua perbuatan yang dilakukan oleh setiap warga pesantren sangat bergantung pada kerelaan dan do’a dari kiai.



6. Sarana Dan Tujuan Pesantren



Dalam bidang sarana, pesantren tradisional ditandai oleh ciri khas kesederhanaan. Sejak dulu lingkungan atau kompleks pesantren sangat sederhana. Tentu saja sekarang ini saran pesantren sangat jauh berbeda dengan pesantren sebelumnya.39[12] Tujuan pendidikan pesantren adalah menciptakan dan mengembangkan kepribadian uslim, yaitu kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan, berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat dan mengabdi kepada masyarakat.



39[12] Abudin Nata,,Op,,Cit,,h.114



BAB III PENUTUP



A. kesimpulan Berdasarkan pembahasan tersebut, maka pemakalah dapat menarik suatu kesimpulan bahwa : 1.



Madrasah merupakan lembaga pendidikan agama Islam yang didalam kurikulumnya memuat materi pelajaran agama dan pelajaran umum, dimana mata pelajaran agama pada madrasah lebih banyak dibandingkan dengan mata pelajaran agama pada sekolah umum



2.



Perpaduan antara sistem pada pondok pesantren atau pendidikan langgar dan sistem yang berlaku pada sekolah-sekolah modern merupakan sistem pendidikan dan pengajaran yang dipergunakan di madrasah. Proses tersebut berlangsung secara berangsur-angsur dan mengikuti sistem klasikal.



3.



Pesantren adalah lembaga pendidikan dan pengajaran agama, umumnya dengan cara nonklasikal, dimana seorang kiai mengajarkan ilmu agama Islam kepada santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh ulama abad pertengahan, dan para santri biasanya tinggal di pondok (asrama) dalam pesantren tersebut.



4.



Pesantren tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga berfungsi sebagai lembaga sosial dan penyiaran keagamaan



5.



Dalam bidang sarana, pesantren tradisional ditandai oleh ciri khas kesederhanaan. Sejak dulu lingkungan atau kompleks pesantren sangat sederhana. Tentu saja sekarang ini saran pesantren sangat jauh berbeda dengan pesantren sebelumnya



B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka pemakalah menyadari bahwa makalah kami ini jauh dri kesempurnaan, untuk itu pemakalah membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah kami selanjutnya. Pemakalah berharap agar pembahasan ini dapat dimengerti dan dipahami.



DAFTAR KEPUSTAKAAN



Eneng K Rukiati dan Fenti Hikmawati, Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia, (Bandung: Pustaka Setia, 2006 Abudin Nata, Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangan Lembaga- Lembaga Pendidikan Islam Di Indonesia, Jakarta : Grasindo, 2001



Syamsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007



Diposting 12th September 2014 oleh zon moris



Lihat komentar 5. Sep 12



Pengertian dan tujuan metodologi pengajaran agama Islam A. Pengertian dan tujuan metodologi pengajaran agama Islam 1. Pengertian metodologi pengajaran agama Islam Metodologi berarti ilmu tentang metode, sementara metode berarti cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Berdasarkan etimologi tersebut, Metodologi Pengajaran Agama Islam adalah ilmu yang membahas cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan pengajaran Agama Islam untuk memudahkan pelaksanaan ditentukan.



pengajaran



agama



Islam



guna



mencapai



tujuan



yang



Dalam pengertian ini Metodologi Pengajaran Agama Islam



merupakan suatu cabang ilmu tentang mengajar. Ilmu tentang mengajar disebut didaktik. Dalam mengajar, guru tidak hanya dituntut untuk menanamkan pengetahuan dan kecakapan kepada pelajar tetapi juga mendorong terjadinya proses belajar. Oleh sebab itu, didaktik adalah



ilmu yang membahas tentang kegiatan proses mengajar yang menimbulkan proses belajar. Didaktik khusus.



dibedakan



menjadi



didaktik



umum



dan



didaktik



Didaktik umum membahas prinsip umum dalam mengajar dan



belajar. Maka persoalan-persoalan yang berkenaan dengan tujuan mengajar, bagaimana terjadinya proses belajar pada pelajar, bagaimana agar murid dapat dengan mudah menerima bahan pelajaran, dan lain-lain merupakan topik bahasan di dalam didaktik umum. Sementara itu, didaktik khusus membahas cara-cara guru menyajikan bahan pelajaran kepada pelajar. Pembahasan dimaksudkan untuk mencari cara penyajian yang cepat dan tepat. Didaktik khusus disebut juga dengan metodik. Cara-cara yang digunakan guru dalam mengajar ada yang dapat diterapkan kepada semua bahan pelajaran dan semua sekolah; ada pula yang berlaku khusus untuk suatu bahan pelajaran, seperti agama dan bahasa. Ilmu yang membahas cara-cara pertama disebut metodik umum. Sedangkan yang membahas cara-cara kedua disebut metodik khusus. Dari pembagian terakhir inilah diperoleh Metode Khusus Pengajaran Agama Islam atau Metodologi Pengajaran Agama Islam. Persoalan-persoalan yang dibahas di dalamnya terutama meliputi rencana pelajaran (kurikulum), bentuk pengajaran, jalan pelajaran, alat pelajaran dan evaluasi. Metodologi



Pengajaran



adalah



disiplin



yang



membahas



objek



tersbeut. Karenanya, mempelajari metodologi pengajaran menjadi salah satu prasyarat dalam profesi keguruan. Metodologi pengajaran merupakan hasil pengkajian dan pengujian terhadap pengalaman yang tidak lagi kebetulan, tetapi pengalaman yang mempunyai kebenaran berdasarkan metode ilmiah. Dengan demikian, metodologi pengajaran jauh lebih memberikan kemudahan kepada guru dalam menjalankan tugas mengajar. Disamping itu, ilmu pengetahuan dan orientasi pendidikan di zaman sekarang mengalami perkembangan yang pesat. Hal ini menuntut guru unruk memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan



dan orientasi pendidikan yang baru serta metode-metode mengajar yang sesaui dengan perkembangan baru tersebut. Keberadaan metodologi pengajaran menunjukkan pentingnya kedudukan metode dalam sistem pengajaran. Tujuan dan isi pengajaran yang baik tanpa didukung metode penyampaian yang baik dapat melahirkan hasil yang tidak baik. Atas dasar itu, pendidikan Islam menaruh perhatian yang besar terhadap masalah metode. Proses belajar mengajar pada hakekatnya akan melibatkan semua unsur yang ada di dalam sekolah yang bersangkutan akan tetapi secara langsung terlibat hal-hal sebagai berikut: 1. Guru sebagai pendidik Proses belajar mengajar di kelas pada hakekatnya menjadi tanggung jawab pimpinan sekolah dan juga guru yang mengajar. 2. Alat-alat pendidikan Alat-alat yang tersedia dapat menjadi alat mencapai tujuan, maka yang pertama alat harus dikenal dulu dengan sebaik-baiknya, yang kedua harus jelas tujuan yang hendak dicapai oleh alat tersebut.



3. Situasi kelas Untuk dapat membantu seorang guru meningkatkan kesanggupan mengajar maka perlu diketahui hal-hal sebagai berikut: a.



Dalam hal apa guru perlu bantuan



b.



Apa kelebihan khusus yang perlu dimiliki oleh seorang guru dalam menghadapi anak didik.



c.



Bagaimana hubungannya yang terjadi antara murid dan guru



d. Bagai man sikap anak terhadap guru e.



Bagai mana penguasaan materi oleh guru



f.



Bagaimana keterampilan dalam menggunakan alat-alat yang tersedia



2. Tujuan pengajaran agama Islam Tujuan artinya suatu yang dituju yang akan dicapai dengan suatu kegiatan atau usaha. Tujuan pendidikan Islam adalah kepribadian muslim, yaitu suatu kepribadian yang di seluruh aspek dijiwai oleh ajaran agama Islam. 1.



2.



Fungsi tujuan -



Titik pusat perhatian dan pedoman dalam melaksanakan kegiatan pengajaran



-



Penentuan arah kegiatan pengajaran



-



Pedoman untuk mencegah atau untuk menghindari penyimpangan



Sumber tujuan pengajaran Tujuan pengajaran adalah pengembangan dan penjabaran dari tujuan pendidikan Islam. Pendidikan Islam bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah nabi.



B. Ruang lingkup dan fungsi metodologi pengajaran agama Islam 1.



Ruang lingkup



Ruang lingkup pendidikan agama Islam meliputi keserasian keselarasan dan keseimbangan antara: 1. Hubungan manusia dengan Allah SWT 2. Hubungan manusia dengan sesama manusia 3. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri 4. Hubungan manusia dengan mukluk lain dan lingkungannya



Adapun ruang lingkup dan bahan pembelajaran pendidikan agama Islam meliputi lima unsur pokok a.



Al-Qur’an



b. Aqidah c.



Syariah



d. Akhlak e.



2.



Tarikh



Fungsi Mukti Ali mengatakan bahwa yang menentukan dan membawa stagnesi dan masa kebodohan atau kemajuan bukanlah karena ada atau tidak adanya orang-orang jenius, melainkan metode penelitian dan cara melihat sesuatu Pendidikan Islam di seluruh fungsi



a.



Fungsi pengembangan



b. Fungsi penyaluran c.



Fungsi pencegahan



d. Fungsi penyesuaian e.



Fungsi perbaikan



f.



Sumber lain



C. Prinsip metode pengajaran agama Islam 1.



Metode mengajar Qur’ani 1. Metode hiwar Qur’ani dan nabawi Hiwar (dialog) adalh percakapan silih berganti antara dua pihak atau lebih melalui tanya jawab mengenai suatu topik mnegerah kepada satu tujuan Berbagai jenis hiwar sebagai berikut: -



Hiwar khithabi atauta’abbudihi



-



Hiwar wasfi



-



Hiwar qiashashi



-



Hiwar jadali



-



Hiwar nabawi



2. Metode hiwar Qur’ani dan nabawi Dalam pendidikan Islam kisah mempunyai fungsi eduktif yang tidak dapat diganti dengan bentuk penyampaian lain selain bahasa. Hal ini disebabkan kisah kurani dan nabawi memiliki beberapa keistimewaan yang membuat mempunyai dampak psikologi dan edukkatif yang sempurna. Tujuan kisah Qur’ani adalah sebagai berikut:



2.



-



Menangkap kemantapan wahyu



-



Menjelaskan bahwa secara keseluruhan Al-Din itu akan datang dari Allah.



-



Menjelaskan bahwa Allah menolong dan mencintai rasulNya



-



Bertujuan menguatkan keimanan kaum muslim



-



Mengingatkan bahwa musuh kaum muslim adalah syetan.



Bahasa Qur’ani Bahasa-bahasa yang dipakai dalam proses pembelajaran adalah a.



Qaulan ma’rufan



b. Qaulan kiriman c.



Qaulan maisuran



d. Qaulan liyinan e.



Qaulan Balighan



f.



Qaulan syadidan



D. Pendekatan dalam pembelajaran Pendekatan adalah cara pemprosesan subjek atas objek untuk mencapai tujuan. Pendekatan juga berarti cara pandang suatu objek persoalan, dimana cara pandang itu adalah cara pandang dalam konteks yang lebih luas. Lawson mendefenisikan pendekatan adalah segala cara strategi yang digunakan peserta didik untuk menunjang keefektifan, keefesien dalam proses pembelajaran materi tertentu. a.



Pendekatan dalam pendidikan Islam Ada beberapa pendekatan dalam pendidikan Islam 1. Pendekatan pengalaman 2. Pendekatan pembiasaan 3. Pendekatan emosional 4. Pendekatan rasional 5. Pendekatan fungsional 6. Pendekatan keteladanan 7. Pendekatan terpadu



b. Pendekatan dalam proses pembelajaran



Dalam proses pembelajaran terdapat dua komponen yang utama yang masing-masing memiliki karakteristik dan fungsinya yang perlu dipahami secara lebih terinci, yakni komponen guru dengan fungsi mengajar dan komponen peserta didik dengan fungsi belajar. Dengan demikian selanjutnya akan dapat dirumuskan kemungkinan interaksi antara keduanya, yang pada keduanya sangat menentukan upaya pencapaian tujuan pembelajaran yang telah digariskan Terdapat



tiga



pola



komunikasi



yang



dapat



digunakan



untuk



mengembangkan interaksi antara guru dan peserta didik 1. Komunikasi satu arah 2. Komunikasi dua arah 3. Komunikasi banyak arah



Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan pola komunikasi proses pembelajaran yaitu tujuan yang akan di capai, sifat bahan pembelajaran, sumber belajar yang tersedia, karakteristik kelas, dan kemampuan guru. Agar komunikasi antara pendidik dan peserta didik serta antara peserta didik dengan sesamanya terlaksana secara maksimal dan sempurna, maka ruang kelas harus ditata sedemikian rupa, interaksi interior kelas perlu dirancang yang memungkinkan hal-hal sebagai berikut: 1.



Aksebilitas : Peserta didik mudah menjangkau alat atau sumber yang tersedia



2.



Mobilitas: Peserta didik dan guru mudah bergerak



3.



Interaksi: Memudahkan terjadinya interaksi antara guru dan peserta didik



4.



Variasi kerja didik: Memungkinkan peserta didik bekerja sesama antara perorangan berpasangan atau kelompok



E. Prinsip-prinsip metode mengajar dalam al-Qur’an a.



Prinsip-prinsip mengajar 1. Berpusat pada peserta didik 











Perbedaan minat dan perhatian -



Pengajaran disusun sedemikian rupa dan ditangkap oleh anak



-



Murid mempunyai minat pengajaran agama



Perbedaan cara belajar -



Somatic: lebih menekankan pada aspek tubuh



-



Auditif: cara belajar yang lebih menekankan pada aspek pendengaran



-



Visual: cara belajar yang lebih menekankan pada aspek penglihatan



-



Intelektual: cara belajar yang lebih menekankan pada aspek penalaran



Perbedaan kecerdasan



2. Belajar dengan melakukan 3. Mengembangkan kemampuan sosial 4. Mengembangkan keingintahuan



5. Mengembangkan fitrah kebutuhan 6. Mengembangkan keterampilan 7. Mengembangkan kreativitas peserta didik 8. Mengembangkan kemampuan menggunakan IPTEK 9. Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik 10. Belajar sepanjang hayat 11. Belajar melalui peniruan



b. Metode mengajar dalam Al-Qur’an 1. Pengertian metode Metode berasal dari bahasa Yunani “methodos” yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah maka metode menyangkut cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan Jadi fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Sedangkan pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa atau usaha-usaha yang terencana dalam proses belajar mengajar. Wajib bagi seorang pendidik untuk menguasai sejumlah metode-metode dalam mengembangkan pembelajaran pada anak usia dini terutama tentang konsep ajaran agama Islam.



2. Macam-macam Metode a.



Metode Ceramah



Adalah penerangan atau penuturan sedara lisan oleh guru didepan kelas. Dengan kata lain dapat pula dimaksudkan bahwa metode ceramah itu adalah suatu cara penyajian atua penyampaian imformasi melalui penerangangan atau penuturan secara lisan oleh guru terhadap siswa.



Bebrapa kelemahan metode ceramah -



Dalam pengajaran yang dilakukan dengan metode ceramah perhatian hanya terpusat pada guru dan guru di anggap murid selalu benar.



-



Pada operiode ceramah iniada unsur paksaan



-



Untuk sekolah dasar metode caramah ini jika dilaksanakan 100% tidak baik, karena segala sesuatu yang akan ditelanya tanpa kritik.



Metode ceramah wajar dilaksanakan apabila: -



Jumlah murid terlampau banyak sehingga sulit menyampaikan dengan metode lain



-



Bahan yang disampaikan merupakan topik yang baru yang mengandung imformasi penjelasan atau uraian



-



Tidak ditemui bahan yang disanpikan itu dalam buku yang dipergunakan oleh murid sebagai buku pedoman



-



Guru seorang pembicara yang mahir dan bersemangat dan dapat di tarik serta memasang perhatian murid



-



Guru menyimpulka dari pokok-pokok yang penting dari ceramah yang diberikan



-



Bahan yang harus di ajarkan banyak sekali sedangkan waktu terbatas



-



Dalam memberikan gambaran/ilustrasi terhadap bahan pelajaran dan kata-kata tertentu



Keuntungan yang dapat diperoleh dengan mempergunakan metode ceramah adalah: -



Suasana kelas berjalan dengan tenang kerena murid melakukan aktifitas yang sama.



-



Tidak membutuhkan tenaga yang banyak dan waktu yang lama,



-



Pembelajaran bisa dillaksanakan dengan cepat



-



Fleksibel dalam melaksanakan waktu dan bahan



Kelemahan metode ceramah -



Interaksi cendrung bersifat teacher centered



-



Guru kurang dapat mengertahui dengan pasti sejauh mana siswa telah menguaai bahan ceramah



-



Pada siswa dapat terbentuk konsep-konsepyang lain dari pada apa yang di maksud guru



-



Tidak memberikan kesempatan kepada sisiwa utuk memecahkan masalah



-



Kurang memberika kepda sisiwa kesempatan



-



Bila guru menyempaikan sebanyak-banyaknya dalam tempo yang terbatas cendrung membosan kan pada siswa.



Langkah-langkah pelaksanaan metode ceramah Persiapan



-



Penyajian



-



Generelisasi



-



Aplikasi penggunaan



b.



-



Metode diskusi Berasal dari bahas alatin yaitu discuss berarti memeriksa, menyelidik. Jadi Metode diskusi yaitu cara penyajian/penyampaian bahan pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada peserta didik atau kelompok untuk mengadakan pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan. Bentuk-bentuk diskusi dalam KBM -



The social problem meeting Para peserta didik berbincang-bincang memecahkan masalah sosial dalam kelasnya



-



The open ended meething Memecahkan masalah yang hubungannya dengan kehidupan mereka sehari-hari



-



The educational diagnosis Memcahkan masalah mengenai pelajaran dikelas dengan maksud saling mengoreksi pemahaman mereka Langkah-langkah mengguanakan metode diskusi



-



Guru mengemungkakan masalah yang akan didiskusikan, memberikan pengarahan



-



Membentuk kelompok diskusi, mengatur tempat duduk, ruangan



-



Guru berkeliling dari kelompok yang satu kelompok yang lain



-



Kemudian tiap kelompok diskusi melaporkan hasil diskusinya



-



Peserta didik mencatat hasil diskusi dan guru mengumpulkan laporan hasil diskusi tersebut



-



Mengadakan tindak lanjud diskusi



Kebaikan metode diskusi -



Merangsang kreatifitas anak didik berupa ide, gagasan



-



Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain



-



Memperluas gagasan



-



Membina untuk terbiasa musyawarah dalam memecahkan masalah



Kekurangan metode diskusi



c.



-



Pembicaraan terkadang menimpang, memerlukan waktu yang lama



-



Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar



-



Peserta mendapat informasi yang terbatas



-



Diskusi dikuasai orang-orang yang suka bicara/ingin menonjolkan diri



Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab adalah cara guru mentransformasikan materi pelajaran melalui tanya jawab. Menurut teori Taksonomi Bloom ada 6 macam pertanyaan yang baik untuk dijadikan pedoman tanya-jawab yaitu : -



Pertanyaan mengenai ingatan, memori, atau hafalan



-



Pertanyaan untuk mengecek pemahaman



-



Pertanyaan mengenai penerapan



-



Pertanyaan analisis



-



Pertanyaan kemampuan berfikir kreatif atau sintesis



-



Pertanyaan bersifat penilaian atau evaluatif yang dilakukan di akhir



Proses belajar, atau dengan istilah Post test. Kelebihan dari metode tanya jawab adalah : -



Situasi kelas akan hidup karena para siswa aktif dengan berbicara / mejawab pertanyaan



-



Melatih para siswa untuk berani mengungkapkan pendapat lisan secara teratur



-



d.



Merangsang para siswa untuk melatih dan mengembangkan daya ingatan



Metode sosiodrama Metode sosiodrama adalah penyajian bahan dengan memperlihatkan peragaan, baik dalam bentuk uraian maupun kenyataan. Semuanya dalam bertuk tingkah laku dalam hubungan sosio yang kemudian diminta beberapa orang peserta didik untuk memerankannya. Metode ini prinsip-prinsip dasarnya terdapat dalam al-qur’an dimana terjadi suatu drama seperti dalam surat al-maidah 27-31











Artinya: (27)Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang Sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, Maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). ia Berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah Hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa". (28) "Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, Aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya Aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam." (29) "Sesungguhnya Aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, Maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian Itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim." (30) Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, Maka jadilah ia seorang diantara orangorang yang merugi. (31) Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya Metode ini dapat merangsang jiwa belajar peserta didik dan melihat atau mereka langsung aktif dalam kelas, misalnya tentang salat berjamaah; ada muadzin, jamaah, imam, dalam hal ini, guru tinggal mengawasi dan mengoreksinya. Dampak psikologis dan pedagogis dari metode ini adalah sebagai berikut : -



Menimbulkan rasa tanggung jawab masing-masing untuk berhasilnya peran mereka



-



Mempererat kedekatan diantara mereka



-



Guru dan para siswa dapat bekerjasama dalam membicarakan pokok bahasan yang disepakati untuk diperankan



Dalam metode ini, guru sangat dituntut untuk menguasai kompetensi pembelajaran, yaitu : -



Menguasai materi



-



Mampu mengelola program belajar mengajar



-



Mampu mengelola kelas



-



Mampu menggunakan media dan sumber belajar



-



Mampu menggunakan landasan kependidikan



-



Mampu mengelola intraksi belajar mengajar



-



Mampu menilai prestasi peserta didik



-



Mampu mengenali fungsi program bimbingan dan penyuluhan



-



Mampu menyelenggarakan administrasi sekolah



-



Mampu menguasai prinsip-prinsip penelitian



Untuk dapat melakukan 10 point tersebut, guru dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas diri dengan cara meningkatkan kompetensi akademik, kepribadian dan kompetensi sosial.



e.



Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah cara pembelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan sesuatu di hadapan siswa untuk memperjelas pengertian, misalnya cara shalat, tayamum, dan lain-lain. Secara psikhodegagogis manfaat metode demonstrasi sebagai berikut : -



Dapat mempertinggi perhatian dan kekhusukan peserta



-



Keaktifan mereka termotivasi karena seluruh panca indera berfungsi dan mempercepat penguasaan ilmu dan keterampilan yang diajarkan



-



Memperkecil verbalisme pada diri para siswa



Kelebihan dari metode demonstrasi yakni : -



Perhatian siswa akan dapat terpusat sepenuhnya pada apa yang didemonstrasikan.



-



Memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat dan keterampilan dalam berbuat.



-



Hal-hal yang menjadi teka-teki siswa dapat terjawab melalui demonstrasi.



Kelemahan metode demonstrasi yaitu : -



Persiapan dan pelaksanaan memakan waktu yang lama.



-



Metode ini akan tidak efektif bila tidak ditunjang dengan peralatan yang lengkap sesuai dengan kebutuhan.



-



Sukar dilaksanakan bila siswa belum matang kemampuannya dalam melaksanakan.



f.



Metode eksperimen Yang dimaksud dengan metode eksperimen adalah upaya didalam melakukan tentang suatu hal didalam suatu ilmu pembelajaran. Dengan hal ini siswa bisa mengamati proses dan penulisan hasil percobaan eksperimen, kemudian hasil yang diamati oleh siswa disampaikan dikelas dan di evaluasi oleh guru Adapun tujuan dari metode eksperimen ini dipakai dalam proses pembelajaran terhadap siswa-siswa sebagai berikut: a)



Agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas percobaan-percobaan yang dihadapkan siswa dengan mengadakan percobaan sendiri



b) Supaya siswa dapat terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah c)



Dengan eksperimen ini siswa bisa menemukan bukti kebenaran dari teori suatu yang sedang dipelajari



d) Dengan teori eksperimen ini peserta didik dapat membuktikan sendiri hukum dan teori yang berlaku e) Peserta didik bisa memiliki pengetahuan yang jelas



Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melaksanakan metode eksperimen sebagai berikut:



a) Menerangkan tujuan eksperimen b) Membicarakan terlebih dahulu masalah mana yang penting di duhulukan dan mana yang harus dikemudiankan c) Sebelum eksperimen di laksanakan terlebih dahulu guru harus menetapkan -



alat-alat mana yang diperlukan



-



Langkah-langkah apa yang harus ditempuh



-



Hal-hal apa yang harus dicatat



-



Variabel-cariabel mana yang harus dikontrol



d)



Setelah eksperimen berakhir guru harus mengupulkan laporan mengenai eksperimen sekaligus mengadakan tanya jawab tentang proses dan melaksanakan tes untuk menguji pengertian peserta didik



Didalam metode eksperimen ini banyak pula kekurangan-kekurangan yang terdapat didalam metode eksperimen yaitu: yang tidak semua bahan pelajaran dapat di eksperimenkan, dan juga peserta didik yang terlalu muda atau sedikit sekali penglamannya tidak akan dapat melaksanakan eksperimen secara baik



g.



Pemberian Tugas (Resitasi) Metode ini merupakan suatu cara dalam proses belajar mengajar, dimana guru memberi tugas tertentu dan siswa mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru



Syarat-syarat pemberian tugas adalah sebagai berikut : -



Tugas yang diberikan harus berkaitan dengan pelajaran yang telah mereka pelajari



-



Guru harus dapat mengukur dan memperkirakan bahwa tugas yang diberikan kepada siswa akan dapat dilaksanakannya sesuai dengan kesanggupan dan kecerdasan yang dimilikinya



-



Guru harus menanamkan kepada siswa bahwa tugas yang diberikan kepada mereka akan dikerjakan atas kesadaran sendiri yang timbul dari hati sanubarinya



-



Jenis tugas yang diberikan kepada siswa harus dimengerti benar-benar, sehingga murid tidak ada keraguan dalam melaksanakannya



Metode ini bertujuan untuk : -



Melatih para siswa untuk bertanggung jawab terhadap tugasnya



-



Menanamkan rasa responsibility terhadap proses pembelajaran



-



Melatih psikometer dan keterampilan tertentu



-



Menanamkan kebiasaan belajar tanpa diberi tugas, tekun dan semangat belajar untuk masa depan



Diposting 12th September 2014 oleh zon moris



Lihat komentar 2.



Sep 12



MASA KEMUNDURAN PENDIDIKAN ISLAM (bahan mata kuliah sejarah pendidikan islam) BAB II PEMBAHASAN MASA KEMUNDURAN PENDIDIKAN ISLAM



Sepanjang sejarahnya sejak awal dalam pemikiran Islam terlihat dua pola yang saling berlomba mengembangkan diri dan mempunyai pengaruh besar dalam pengembangan pola pendidikan umat Islam. Dari pemikiran pola yang bersifat tradisional yang selalu mendasarkan diri kepada wahyu, yang kemudian berkembang menjadi pola pemikiran sufistis dan mengembangkan pola pendidikan sufi. Pola pendidikan ini sangat memperhatikan aspek-aspek batiniah dan akhlak atau budipekerti manusia. Sedangkan dari pola pemikiran yang rasional, yang mementingkan akal pikiran menimbulkan pola pendidikan empiris rasional. Pola pendidikan kedua ini memperhatikan pendidikan intelektual dan penguasaan material.



Pada masa jayanya pendidikan islam, kedua pola pendidikan tersebut menghiasi dunia islam, sebagai dua pola yang berpadu dan saling melengkapi. Setelah pola pemikiran rasional yang diambilalih perkembangannya oleh dunia barat (eropa) dan dunia islam pun meninggalkan pola pemikiran tersebut, maka dalam dunia islam tinggal pola pemikiran sufistis,yang sifatnya memang sangat memperhatikan kehidupan batin, sehingga mengabaikan perkembangan budaya islam yang bersifat material. Pola pendidikan yang dikembangkanpun tidak lagi menghasilkan perkembangan budaya islam yang bersifat material. Dari aspek inilah dikatakan pendidikan dan kebudayaan islam mengalami kemunduran, atau setidak-tidaknya dapat dikatakan pendidikan islam mengalami kemandegan.



M.M Sharif dalam bukunya Muslim Thought, mengungkapkan gejala kemunduran pendidikan islam dan kebudayaan islam tersebut sebagai berikut.”…telah kita saksikan bahwa pemikiran islam telah melaksanakan satu kemajuan yang hebat dalam jangka waktu yang terletak diantara abad ke VIII dan abad ke XIII M … kemudian kita memperhatikan hasil-hasil yang diberikan kaum muslimin kepada eropa, sebagai satu perbekalan yang matang untuk menjadi dasar pokok dalam mengadakan pembangkitan eropa (renaissance)”.



Selanjutnya diunggkapkan oleh M.M Sharif, bahwa pemikiran islam menurun setelah abad ke XIII M dan terus melemah sampai abad ke XVII M. Diantara sebabsebab melemahnya pikiran islam tersebut antara lain dilukiskannya sebagai berikut ;



1.



Telah berkelebihan filsafat islam (yang bercorak sufistis) yang dimasukan olel AlGhazali dalam alam islami di timur, dan berkelebihan pula Ibnu Rusyd dalam memasukan filsafat islamnya (yang bercorak rasionalistis) kedalam dunia islam di barat. Al-Ghazali dengan filsafat islamnya menuju kearah bidang rohania hingga meghilang ia kedalam mega alam tasawuf, sedangkan Ibnu Rusyd dengan filsafatnya yang menuju arah bertentangan dengan Al-Ghazali. Maka Ibnu Rusyd dengan filsafatnya menuju kejurang materialisme. Al-Ghazali mendapat sukses di timur, hingga pendapat-pendapatnya merupakan suatu aliran yang terpenting, Ibnu Rusyd mendapatkan sukses di barat hingga pikiran-pikirannya menjadi pimpinan yang penting bagi alam pikiran barat.



2.



Umat islam terutama para pemerintahnya (khalifah, sultan, amir-amir) melalaikan ilmu pengetahuan dan kebudayaan, dan tidak memberi kesempatan untuk berkembang. Kalau pada mulanya para pejabat pemerintahan sangat memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dengan memberikan penghargaan yang tinggi kepada para ahli ilmu pengetahuan, maka pada masa menurun dan melemahnya kehidupan umat islam ini para ahli ilmu pengetahuan umumnya terlibat dalam urusan-urusan pemerintahan sehingga melupakan pengembengan ilmu pengetahuan.



3. Terjadinya pemberontakan-pemberontakan yang dibarengi dengan serangan dari luar, sehingga menimbulkan kehancuran-kehancuran yang mengkibatkan berhentinya kegiatan-kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan di dunia islam. Sementara itu obor pikiran islam berpindah tangan ke tangan kaum masehi yang



mereka ini telah mengikuti jejak kaum muslinin yang menggunakan buah hasil pikiran yang mereka capai dari pikiran islam tersebut.



Dengan semakin ditinggalkanya pendidikan intelektual maka semakin statis perkembangan budaya islam, karena daya intelektual generasi penerus tidak mampu mengadakan kreasi-kreasi budaya baru, bahkan telah menyebabkan ketidak mampuan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan baru yang dihadapi sebagai akibat dari perubahan dan perkembengan zaman.



Ketidak mampuan intelektual tersebut merealisasi dalam kenyataan bahwa pintu ijtihad telah tertutup dan terjadilah kebekuan intelektual secara total. Dalam hal ini Fahzur Rahman, dalam bukunya islam menjelaskan tentang gejala-gejala kemunduran / kemacetan intelektual islam ini sebagai berikut;



Penutupan pintu ijtihad (yakni pemikiran yang orisinil dan bebas) selama abad ke 4 H/10 M dan 5 H/11 M. telah membawa kepada kemacetan umum dalam ilmu hukum dan ilmu intelektual, khususnya yang pertama. Ilmu-ilmu intelektual yakni teologi dan pemikiran keagaman, sangat mengalami kemunduran dan menjadi miskin karena pengucilan mereka yang disengaja dari intelektualisme yang sekuler dan karena kemunduran yang disebut terakhir ini. Khususnya filsafat dan juga pengucilannya dari bentuk-bentuk keagamaan seperti yang dibawa oleh sufisme.



Kehancuran besar yang dialami oleh kota Bagdad dan Granada sebagai pusatpusat pendidikan dan kebudayaan islam menandai runtuhnya sendi-sendi pendidikan dan kebudayaan islam. Musnahnya lembaga-lembaga pendidikan dan semua buku-buku ilmu



pengetahuan dari kedua pusat pendidikan islam di timur dan barat dunia islam tersebut, menyebabkan pula kemunduran pendidikan di seluruh dunia islam, terutama dalam bidang intelektual dan material, tetapi tidak halnya dalam kehidupan batin dan spiritual.



Kehancuran dan kemunduran-kemunduran yang dialami oleh umat islam terutama dalam bidang kehidupan intelektual dan material ini, dan beralihnya secara drastic pusatpusat kebudayaan dari dunia islam ke eropa, menimbulkan rasa lemah dan putus asa dari kalangan kaum muslimin. Ini telah menyebabkan mereka lalu mencari pegangan dan sandaran kehidupan yang biasa mengarahkan mereka. Aliran pemikiran tradisionalisme dalam islam telah mendapatkan tempat di hati masyarakat secara meluas, mereka kembalikan segala sesuatunya kepada Tuhan.



Dalam bidang fiqh yang terjadi adalah perkembangan taqlid buta dikalangan umat, dengan sikap yang hidup patalitis tersebut kehidupan mereka sangat statis, tidak ada problem-problem baru dalam bidang fiqh. Apa yang sudah ada dalam kitab fiqh lama dianggapnya sebagi sesuatau yang sudah baku, mantap dan benar, dan serta harus diikuti serta dilaksanakan sebagai mana apa adanya.



Kehidupan sufi berkembang dengan sangat pesat. Keadaan yang frustasi di kalangan umat, menyebabkan orang kembali kepada Tuhan (bukan hanya sekedar sikap hidup yang patalitis) dalam arti yang sebenarnya, bersatu dengan Tuhan, sebagaimana yang diajarkan oleh para ahli sufi. Madrasah-madrasah yang ada dan berkembang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan sufi. Berkembang berbagai sistem riyadha dan jalan



atau cara-cara tertentu yang dikembangkan untuk menuntun para murid yang dikenal selanjutnya dengan istilah tariqat. Keadaan yang demikian sebagi mana yang dilukiskan oleh Fazru Rahman ;



Di madrasah-madrasah yang bergabung pada khalaqah-khalaqah dan zawiyahzawiyah sufi, karya-karya sufi dimasukan kedalam kurikulum yang formal khususnya di India dimana sejak abad ke 8 H/14 H M karya-karya Al-Suhrawardi (pendiri ordo surahwardiyah) Ibnu Al-Arabidan kemudian karya-karya jami’di ajarkan tetapi sebagian besar pusat-pusat sufi terutama di turki kurikulum akademik hampir semua bukubukunya tentang sufi. Ciri khas dari fenomena ini adalah melimpahnya pernyataanpernyataan sufi yang taubat setelah menemukan jalan yang benar.



Kemunduran dan kemerosotan pendidikan dan pengembangan pada masa ini nampak jelas dan sedikitnya materi kurikulum dan mata pelajaran pada umumnya madrasah-madrasah yang ada. Dengan telah menyempitnya bidang-bidang ilmu pengetahuan umum dengan tiadanya perhatian kepada ilmu-ilmu pengetahuan kealaman maka kurikulum pada umumnya madrasah-madrasah tebatas pada ilmu-ilmu keagamaan, ditambah dengan sedikit ilmu gramatika dan bahasa sebagai alat yang diperlukan. Ilmuilmu yang murni tinggal dari tafsir Al-Qur’an ,hadist, Fiqh (termasuk Ushul Fiqh dan Prinsip-prinsip Hukum) dan ilmu kalam atau teologi islam.



Materi pelajaran yang sangat sederhana yang ternyata dari buku-buku yang harus dipelajari pada suatu tingkatan (bahkan tingkatan tertinggi sekalipun) sangat sedikit. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan studi relatif sangat singkat. Akibat lanjutnya



adanya



kekurangan



yang



mendalamnya



meteri



pelajaranpun



dapat



dibayangkan, hal tersebut disebabkan karena sistem pelajaran pada masa itu sangat berorientasi pada buku-buku pelajaran dan bukan pada pelajaran itu sendiri. Oleh karena itu yang sering terjadi pelajaran hanya memberikan komentar-komentar atau saran-saran terhadap buku-buku pelajaran yang dijadikan pegangan oleh guru.



Kebekuan intelektual dalam kehidupan kaum muslimin yamg diwarnai dengan berkembangnya dengan berbagai macam aliran sufi yang karena terlalu toleran terhadap ajaran mistik dari ajaran agama lain (hindu, budha ,maupun neo platonisme) telah memunculkan berbagai macam tarikat yang menyimpang jauh dari ajaran islam. Tarikattarikat tersebut dalam perkembangannya dan dalam penerimaan masyarakat menjadi agama yang popular. Keadaan yang demikian berlangsung selama masa kemunduran kebudayaan dan pendidikan islam, sampai dengan abad ke 12 H/18 M, baru pada abad pertengahan ke 12 H/18 M tersebut disana-sini usaha untuk mengadakan pemurnian kembali ajaran-ajaran islam, sebagai yang nampak dibagian jazirah arab oleh Muhammad Ibnu Abdul Al-Wahab (1115-1206 H/1703-1792 M) dan di India oleh Syah Waliullah (1113-1176 H/1702-1762 M) usaha pemurnian tersebut mengacu kepada dua sasaran pokok, yaitu ;



1.



Mengembalikan ajaran Islam kepada unsur-unsur aslinya dengan bersumberkan kepada Al-Qur’an dan As-Sunna, membuang segala Bid’ah dan kurafat serta pengaruh-pengaruh dari ajaran agama lain dan mistik dari luar yang dimasukkan oleh kaum sufi.



2.



Membuka pintu ijtihad yang telah beberapa abad sebelumnya telah dinyatakan tertutup



Gerakan pemurnian tersebut adalah tahap awal dari gerakan pembaharuan yang dilaksanakan nanti pada abad 13 H19 M oleh Jamaludin Al-Afgani (1255/1315 H/18391897 M), Muhammad Abduh(1261-1323 H/1845-19095 M), Sayid Ahmad Khan di India (1232-1316 H/1817-1898 M) .



faktor utama penyebab kemunduran pendidikan dan keilmuan Islam? Berbagai pandangan muncul antara lain (a) Perubahan teologi dari Mu’tazilah ke Asy’ariyah yang cenderung fatalistic



(b) Pengaruh Imam Ghazali dengan pendekatan sufistiknya dan penentangannya yang keras pada filsafat.



(c) Serangan atau invasi musuh dari luar yang datang silih berganti menghabiskan sumber daya



(d) Perdebatan intelektual yang kurang ditolerir



(e) Kebebasan berpendapat yang dibatasi.



Kemiskinan Penyebab Mundurnya Pendidikan Ibnu Khaldun (1332-1406 M) dalam Al Muqaddimah membahas sejumlah faktor yang sangat penting untuk tercipta tumbuh-kembangnya sains dan ilmu pengetahuan lain serta hal-hal yang akan berakibat pada kemundurannya. Ibnu Khaldun mengatakan bahwa apabila suatu profesi atau keahlian tertentu sangat dibutuhkan, maka banyak orang akan mencoba untuk mempelajarinya, begitu juga apabila tidak ada permintaan maka keahlian tersebut akan diabaikan dan hilang. Apalagi, kalau kebutuhan itu datangnya dari



negara, karena negara merupakan pasar terbesar yang dapat menampung sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, kemunduran atau kemiskinan suatu negara akan berdampak pada mundurnya keahlian.



Invasi Asing Negara-negara Islam diserang dari Timur oleh Pasukan Mongol dan Barat oleh pasukan Salib. Antara tahun 1096 sampai 1291 tidak kurang dari tujuh kali invasi Eropa dengan nama Perang Salib dilakukan terhadap kawasan Arab; dan satu Perang Salib atas Konstantinopel (sekarang Turki). Tiga yang pertama yaitu pada tahun 1096, 1147, 1189 difokuskan pada Suriah, termasuk Palestina. Perang Salib keempat (1204) menyerang Konstantinopel, sedang Perang Salib yang kelima, keenam dan ketujuh diarahkan ke Tunisia.



Usaha perlawanan untuk mengusir invasi Pasukan Salib selama dua abad telah menguras perekonomian dan memperlemah pusat-pusat perkotaan Arab. Tugas besar itu baru selesai setelah Suriah dan Mesir bersatu di bawah Al Ayyubi dan dinasti Mamluks pasukan Salib dapat ditaklukkan dan diusir.



Pada pertengahan abad ke-13 masehi, saat pasukan Islam sedang sibuk mempertahankan diri mengusir Pasukan Salib, invasi lain datang dari Timur. Jengis Khan dari Mongolia melancarkan serangan mematikan. Kawasan Islam bagian Timur seperti Samarkand, Bukhara dan Khowarizmi jatuh ke tangan mereka. Setelah Jengis Khan meninggal pada 1227, invasi diteruskan oleh Hulagu dengan pasukan sebanyak 200.000. Pada Februari 1258 Baghdad jatuh ke tangan mereka. Khalifah Abbasiyah Al Musta’sim



terbunuh dan sistem khilafah dihapus. Peristiwa ini menandai akhir dari era keemasan peradaban Islam.



Bencana Alam dan Epidemik Bencana alam menjadi fenomena Abad Pertengahan yang juga sangat mempengarahi aspek sosial dan ekonomi. Pada 968M, kekeringan pada sungai Nil di Mesir telah menyebabkan kelaparan dan kematian sebanyak 600.000 orang. Kelaparan dengan sebab keringnya sungai Nil juga terjadi selama tujuh tahun antara 1066 sampai 1072. Kelaparan ini menjadi permulaan dari sejumlah bencana alama yang berdampak pada dispopulasi Mesir. Pada 1201 dan 1202 kelaparan besar yang diikuti dengan epidemik dan memakan korban banyak yang meninggal kembali terjadi di Kairo.



Namun, bencana terbesar yang terjadi pada Abad Pertengahan adalah epidemik yang terjadi selama tiga tahun berturut-turut yaitu pada 1347, 1348 dan 1349 yang di Eropa dikenal dengan Black Death (Kematian Hitam) yang mengancam tidak hanya dunia Islam tapi juga Eropa. Ribuan meninggal setiap hari. Penduduk Mesir, Syria dan Irak berkurang sepertiga. Black Death disusul dengan sejumlah epidemik sampai abad ke-19.



Hilangnya Kontrol Perdagangan Dunia Negara Islam pada abad pertengahan menguasai rute perdagangan dunia. Timur Tengah menjadi pusat perputaran ekonomi internasional. Dan itu antara lain sebabnya mereka memiliki sumber daya ekonomi yang besar.. Akan tetapi, penemuan Dunia Baru dan rute baru ke Timur telah membawa keuntungan ekonomi luar biasa bagi Eropa yang makmur dengan emas, perak, rempah-rempah dan produk lain hasil rampasan. Distribusi



kekayaan antara Eropa dan kawasan Islam berubah secara drastis. Pusat perdagangan dunia pun telah berubah dari laut Mediterania dan Samudera Hindia ke laut Baltik dan Samudera Atlantik.



Bangkitnya empirium perdagangan menciptakan sebuah sistem eksploitasi di mana Eropa menjadi penyuplai produk manufaktur bernilai tinggi sementara negaranegara jajahan, termasuk negara-negara muslim, menyuplai bahan mentahnya.



Kesimpulan



Ketertinggalan dan kemerosotan pendidikan umat Islam dari era keemasan Islam pada Abad Pertengahan sampai sekarang tidak ada hubungannya dengan mazhab teologi Asy’ariah yang cenderung fatalistik; atau pengaruh Ihya Ulumuddin-nya Al Ghazali yang menyerukan umat lari ke tasawwuf. Tidak pula dari pengaruh Al Ghazali yang antipati terhadap filsafat.



Penyebab utama ketertinggalan suatu negara dalam pendidikan adalah faktor kemiskinan atau keterbelakangan ekonomi. Fakta bahwa negara-negara Islam masuk kategori negara berkembang (developing countries) dan baru menikmati kemerdekaan sekitar enam atau tujuh dekade lalu menunjukkan bahwa tidak ada satupun negara Islam yang termasuk negara maju (developed countries) yang kaya dan maju secara teknologi dan sains



Diposting 12th September 2014 oleh zon moris



Lihat komentar



Memuat Tema Tampilan Dinamis. Diberdayakan oleh Blogger.



Pengembangan sikap Afektif, yakni pembinaan sikap mental yang mantap dan matang sebagai penjabaran dari sikap amanah. Indicator dari seseorang yang mempunyai kecerdasan rohaniyah adalah sikapnya yang selalu ingin menampilkan sikap yang ingin dipercaya, menghormati dan dihormati. Bersikap merupakan wujud keberanian untuk memilih secra sadar. Setelah itu ada kemungkinan untuk ditindaklanjuti dengan mempertahankan pilihan lewat argumentasi yang bertanggung jawab, kukuh dan bernalar. ( Hernowo : 2003). Mengajarkan sikap lebih pada soal memberikan teladan, bukan pada tataran teoritis. Memang untuk mengajar anak bersikap seorang gur perlu memberikan pengetahuan sebagai landasan. Tetapi proses pemberian pengetahuan ini harus ditindaklanjuti dengan contoh. Terdapat proses yang terjadi pada seseorang untuk memunculkan sikap yang positif maupun negative, di antaranya : a. Proses pengkondisian Dalam proses belajar mengajar disekolah siswa dapat memperoleh sikap-sikap positif maupun negatif, meskipun siswa dan guru tidak menyadarinya. Suasana sekolah yang kondusif, proses pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan, pencitraan yang baik terhadap mata pelajaran melahirkan perasaan senag siswa terhadap guru dan bahkan perasaan senag tersebut dapat dipindahkan ke mata pelajaran yang dipegang oleh guru tersebut. Bahkan juga bisa sebaliknya. Secara kongkrit proses pengkondisian stas sikap siswa disekolah dapat dimanipulasi juga oleh guru misalnya, bila siswa memperoleh prestasi, ia mungkin diperbolehkan untuk melakukan sesuatu yang lain yang disukainya, atau memberikan hadiah berupa buku dan sebagainya, atau pujian dengan bahasa yang tepat dan sopan. b.



Belajar dari model Pertunjukan tingkah laku tertentu yang dimunculkan oleh seorang yang dihormati, dan dikagumi, dan dipercayai oleh anak, senantiasa akan mempengaruhi sikap dan perilakunya. Anak yang menyaksikan tingkah laku tersebut akan cendrung menirunya dan berbuat yang sama. Anak semakin cendrung untuk berbuat yang sama, manakala model tersebut sekaligus mendapatkan umpan balik dari orang ketiga yang memuji tindakkan itu. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diperkirakan peranan dan wujud beberapa fase dalam pembelajaran sikap atau tekanan yang harus diberikan pada hal-hal tertentu, yaitu pemotivasian, pengkosentrasian, dan pengolahan.