Materi PKK Kelas 12 OTKP (Biaya Produksi) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

B AB



1



Menentukan Harga Pokok Produksi, Break Even Point (BEP) dan Merencanakan Keuntungan Usaha



Kompetensi Dasar 3.8 Menghitung harga pokok produksi 4.8 Menentukan BEP dan keuntungan usaha



Menentukan Break Even Point (BEP) dan Merencanakan Keuntungan Usaha



1



Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran adalah agar siswa mampu: 1. Peserta didik mampu menjelaskan harga pokok produksi dengan menunjukkan perilaku jujur, rasa ingin tahu, dan objektif. 2. Peserta didik mampu menghitung harga pokok produksi dengan menunjukkan perilaku jujur, rasa ingin tahu, dan objektif. 3. Peserta didik mampu menganalisis harga pokok produksi dengan menunjukkan perilaku jujur, rasa ingin tahu, dan objektif. 4. Peserta didik mampu menghitung BEP dengan menunjukkan perilaku jujur, rasa ingin tahu, dan objektif. 5. Peserta didik mampu menentukan keuntungan usaha dengan menunjukkan perilaku jujur, rasa ingin tahu, dan objektif.



Peta Konsep Biaya Produksi Unsur-Unsur Biaya Produksi Harga Pokok Produksi Tujuan Penghitungan Harga Pokok Produksi



Menentukan Break Even Point (BEP) dan Merencanakan Keuntungan Usaha



Metode Penentuan Harga Pokok Produksi Analisis BEP dalam Produk Manfaat BEP dalam Produk Metode Penghitungan BEP Merencanakan Keuntungan Usaha (Laba Usaha) Strategi Penentuan Harga Produk Hubungan Break Even Point dengan Perencanaan Laba



2



Produk Kreatif dan Kewirausahaan Kelas XII untuk SMK/MAK



Materi Pembelajaran A.



Biaya Produksi



Biaya dalam pengertian Ekonomi ialah semua “beban“ yang harus ditanggung untuk menyediakan suatu barang agar siap dipakai oleh konsumen, sedangkan biaya dalam pengertian Produksi ialah semua “beban” yang harus ditanggung oleh Produsen untuk menghasilkan suatu Produksi. Bagi seorang pengusaha ataupun seorang manajer produksi, mengetahui jumlah biaya produksi merupakan suatu hal yang sangat penting. Dengan mengetahui biaya pada setiap langkah dalam produksinya, manajemen dapat mengoptimalkan proses produksi, jadwal pengiriman dan kegiatan-kegiatan umum lainnya sehingga tercapai efisiensi produksi yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya. Dengan mengetahui biaya produksi, manajemen juga dapat menetapkan harga barang dan jasanya dengan tepat untuk mencapai margin yang sesuai. Sebagai contoh, manajemen perusahaan percetakan akan mencari harga kertas, tinta, serta komoditas lainnya yang digunakan dalam kegiatan produksinya. Jika terdapat kenaikan harga pada komoditas tersebut, perusahaan harus menaikkan harga untuk mendapatkan keuntungan yang sama. Perusahaan kemudian menghitung biaya produksi untuk selanjutnya menghitung dan menetapkan harga jual produk-produk yang dihasilkan.



Gambar 1.1. Bisnis Percetakan Sumber: https://www.bitebrands.co



Di bawah ini adalah pengertian Biaya Produksi menurut para ahli: a. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual (Mulyadi, 1995:14). b. Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa (Hansen dan Mowen, 2004:24). c. Biaya produksi adalah semua biaya yang berkaitan dengan produk (barang) yang diperoleh, di mana di dalamnya terdapat unsur biaya produk berapa biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (M. Nafarin, 2009: 497).



Menentukan Break Even Point (BEP) dan Merencanakan Keuntungan Usaha



3



d. Menurut Amin Widjaja Tunggal (1993:1), biaya produksi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan produksi suatu item, yaitu jumlah dari bahan langsung, upah langsung dan biaya overhead pabrik. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa biaya produksi adalah biaya-biaya yang digunakan dalam proses produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan jenis biaya lain.



B.



Unsur-Unsur Biaya Produksi



Gambar 1.2. Unsur-unsur biaya produksi Sumber: https://khanfarkhan.com



Biaya produksi membentuk harga pokok produksi yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk pada akhir periode akuntansi masih dalam proses. Menurut Charles T. Horngren, unsur-unsur biaya produksi adalah sebagai berikut: 1. Biaya Bahan Baku Langsung (Direct Material Cost) Biaya bahan baku langsung merupakan biaya bahan yang secara langsung dipakai untuk memproduksi suatu barang jadi yang siap dipasarkan. Semua bahan baku tersebut secara fisik dapat diidentifikasi sebagai bagian dari produk jadi. Contoh biaya bahan baku langsung adalah sebagai berikut: 1) Pada perusahaan penerbitan, perusahaan mengeluarkan biaya untuk pembelian kertas dan tinta. Biaya yang dikeluarkan ini termasuk dalam biaya bahan baku langsung. 2) Pada perusahaan mobil, perusahaan mengeluarkan biaya untuk pembelian baja, besi, alumunium, kaca dan mesin mobil. Biaya yang dikeluarkan ini termasuk dalam biaya bahan baku langsung. 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour Cost) Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost) merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pembiayaan tenaga kerja yang melakukan konversi terhadap bahan baku langsung menjadi produk jadi yang siap dipasarkan. Tenaga kerja langsung ini merupakan tenaga kerja yang ditempatkan dan diberdayakan dalam menangani kegiatan produksi secara langsung.



4



Produk Kreatif dan Kewirausahaan Kelas XII untuk SMK/MAK



3. Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead Cost) Biaya Overhead Pabrik adalah semua biaya yang dikeluarkan selama proses produksi kecuali biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Dalam konsep Akuntansi, Biaya Overhead Pabrik atau BOP sering dianggap sebagai biaya tidak langsung pabrik. Beberapa elemen biaya overhead pabrik di antaranya: 1) Biaya bahan baku tidak langsung 2) Biaya tenaga kerja tidak langsung 3) Biaya depresiasi dan amortisasi aktiva tetap 4) Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin 5) Biaya listrik dan air pabrik 6) Biaya asuransi pabrik 7) Biaya overhead lain-lain



C.



Harga Pokok Produksi



Harga pokok produksi adalah akumulasi dari biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan produk dan kemudian dibebankan pada produk. Perusahaan harus menghitung harga pokok suatu produk karena sangat penting untuk pelaporan keuangan perusahaan.















Gambar 1.3. Ilustrasi Menghitung Biaya Produksi Sumber: https://bit.ly/345Nl4R



Video 1.1. Menghitung Biaya Produksi Sumber: https://bit.ly/2Zxo5kH



Penentuan harga pokok produksi dilakukan sebelum perusahaan menentukan harga jual. Harga ini nantinya akan digunakan oleh manajemen untuk membandingkan dengan pendapatan dan disajikan dalam laporan laba rugi. Selain itu, perusahaan juga akan lebih mudah melakukan pengontrolan produksi jika mengetahui harga pokoknya. Banyak perusahaan yang salah dalam penentuan harga pokok produksi karena mengira harga pokok produksi sama dengan harga jual. Sebenarnya keduanya berbeda, karena harga jual telah ditambah dengan keuntungan yang diinginkan perusahaan sedangkan harga pokok produksi tidak.



D.



Tujuan Perhitungan Harga Pokok Produksi



Menurut Mulyadi (2009), tujuan dari penentuan Harga Pokok Produksi adalah sebagai berikut. a. Menentukan nilai persediaan barang jadi dan biaya overhead pabrik yang tercantum dalam neraca dan Laporan Laba Rugi pada akhir periode akuntansi. Menentukan Break Even Point (BEP) dan Merencanakan Keuntungan Usaha



5



b. Sebagai alat untuk pengendalian biaya. Biaya yang sesungguhnya terjadi, akan diperbandingkan dengan rencana biaya yang telah ditetapkan sebelumnya. Setelah itu perusahaan dapat melakukan tindakan perbaikan atau koreksi yang diperlukan. Dari sinilah, perusahaan dapat mengukur tingkat efisiensi pada proses produksi tersebut. c. Sebagai alat untuk menentukan harga jual barang jadi dan menetapkan profit (keuntungan) yang akan diperoleh perusahaan jika menjual barang tersebut. d. Untuk mengetahui pos-pos biaya, agar tidak terjadi kesalahan dalam mengalokasikan biaya sehingga penghitungan harga pokok produksi dapat dilakukan secara tepat dan akurat. Penentuan harga pokok produksi yang akurat, akan memudahkan perusahaan dalam menetapkan harga jual produk agar dapat bersaing dengan kualitas yang lebih baik. e. Sebagai dasar penetapan tindakan/cara produksi pada suatu perusahaan.



E.



Metode Penentuan Harga Pokok Produksi



Dalam penentuan harga pokok poduksi dikenal dua metode pendekatan, yaitu pendekatan full costing atau metode harga pokok penuh serta pendekatan variable costing atau metode harga pokok variabel. 1. Metode Full Costing Metode full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap ditambah dengan biaya nonproduksi (biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum). Dengan demikian harga pokok produksi metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini.



2. Metode Variabel Costing Variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel ditambah dengan biaya nonproduksi variabel (biaya pemasaran variabel dan biaya administrasi dan umum variabel) serta biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap dan biaya administrasi dan umum tetap). Dengan 6



Produk Kreatif dan Kewirausahaan Kelas XII untuk SMK/MAK



demikian harga pokok produksi menurut metode variabel costing terdiri dari unsur biaya produksi seperti disajikan sebagai berikut:



Dalam menentukan harga pokok produksi pada umumnya dilakukan dengan menggunakan metode full costing akan tetapi biasanya dengan dipertimbangkan teknis seperti untuk tujuan pengambilan keputusan, maka digunakan metode varibel costing.



F. Analisis Break Even Point (BEP) dalam produk Break Event Point (BEP) merupakan titik impas di mana posisi jumlah pendapatan dan biaya sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam suatu perusahaan.











Gambar 1.4. Ilustrasi Menghitung BEP Video 1.2. Menghitung BEP dan Merencanakan Laba Usaha Sumber: https://bit.ly/2zudPz6 Sumber: https://bit.ly/2UaTIPO



Break Even Point ini digunakan untuk menganalisis proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas atau kembali modal. Contribution margin adalah selisih antara penghasilan penjualan dan biaya variabel yang merupakan jumlah untuk menutup biaya tetap dan keuntungan. Perusahaan akan memperoleh keuntungan dari hasil penjualannya apabila contribution margin-nya lebih besar daripada biaya tetap, yang berarti bahwa total penghasilan penjualan lebih besar daripada total biaya.



G.



Manfaat BEP dalam Produk



a.



Manfaat BEP adalah sebagai berikut. Untuk mengetahui jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan perusahaan agar tidak mengalami kerugian. b. Mengetahui jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh tingkat keuntungan tertentu. Menentukan Break Even Point (BEP) dan Merencanakan Keuntungan Usaha



7



c.



Mengetahui seberapa jauh berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita kerugian. d. Mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan. e. Menentukan bauran produk yang diperlukan untuk mencapai jumlah laba yang ditargetkan.



H.



Metode Penghitungan BEP (Break Event Point)



Berikut adalah berbagai pendekatan yang digunakan dalam perhitungan BEP.



1. Metode Grafis Menurut Simamora (2012:173) Grafis titik impas (BEP) mempunyai beberapa hal penting yaitu selama harga jual melebihi biaya variabel (margin kontribusinya positif ), maka penjualan yang lebih banyak akan menguntungkan perusahaan, baik dengan meningkatkan laba ataupun mengurangi kerugian. Grafik biaya – volume –laba (cost volume profit graph) menggambarkan hubungan antara biaya, volume dan laba. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih terperinci perlu dibuat grafik dengan dua garis terpisah, yaitu garis total pendapatan dan garis total biaya (Hansen dan Mowen, 2011:21). Pembuatan garis dilakukan dengan rumus sebagai berikut. Rumus Break Even Point (BEP) Metode Grafis



Analisis titik impas atau break even point (BEP) dengan metode grafis digambarkan dalam kurva seperti gambar di bawah ini:



Grafik atau Kurva Titik Impas - Break Even Point (BEP)



8



Produk Kreatif dan Kewirausahaan Kelas XII untuk SMK/MAK



Keterangan: 1. Sumbu datar (sumbu x) menyatakan volume penjualan yang dapat dinyatakan dalam satuan kuantitas atau rupiah pendapatan penjualan. 2. Sumbu tegak (sumbu y) menyatakan pendapatan penjualan dan biaya dalam rupiah. 3. Impas (BEP) adalah terletak pada perpotongan garis pendapatan penjualan dengan garis biaya. Bila dari titik perpotongan tersebut ditarik garis tegak ke sumbu x, akan diketahui pencapaian impas berdasarkan volume penjualan. Jika dari titik impas ditarik garis tegak lurus ke sumbu y, akan diketahui pencapaian impas berdasarkan pendapatan penjualan. 4. Daerah sebelah kiri titik impas, yaitu bidang di antara garis total biaya dengan garis pendapatan penjualan merupakan daerah rugi, karena pendapatan penjualan lebih rendah dari total biaya. Sedangkan daerah di sebelah kanan titik impas yaitu, bidang di antara garis pendapatan penjualan dengan garis total biaya merupakan daerah laba, karena pendapatan penjualan lebih tinggi dari total biaya. 2. Metode Persamaan Metode Persamaan (equation method) adalah metode yang berdasarkan pada pendekatan laporan laba rugi. Penentuan break even atau impas dengan teknik persamaan dilakukan dengan mendasarkan pada persamaan pendapatan sama dengan biaya ditambah laba. Laba dihitung dengan rumus berikut:



Keterangan: y = laba c = harga jual persatuan x = jumlah produk yang dijual b = biaya variabel persatuan a = biaya tetap Adapun rumus Break Even Point (BEP) dengan metode persamaan adalah sebagai berikut. a. Rumus Break Even Point (BEP) metode persamaan dalam rupiah



b. Rumus Break Even Point (BEP) metode persamaan dalam unit



Menentukan Break Even Point (BEP) dan Merencanakan Keuntungan Usaha



9



3. Metode Kontribusi Unit Metode kontribusi unit merupakan variasi metode persamaan. Setiap unit atau satuan produk yang terjual akan menghasilkan jumlah margin kontribusi tertentu yang akan menutup biaya tetap. Metode kontribusi unit adalah metode jalan pintas di mana harus diketahui nilai margin kontribusi (Simamora, 2012:171). Margin kontribusi adalah hasil pengurangan pendapatan dari penjualan dengan biaya variabel. Untuk mencari titik Impas atau Break Even Point (BEP) rumusnya adalah sebagai berikut. a. Rumus Break Even Point (BEP) Metode Kontribusi dalam Rupiah.



b. Rumus BEP Metode Kontribusi dalam Unit.



I.



Merencanakan Keuntungan Usaha (Laba Usaha)



Pengertian laba (keuntungan) yaitu hasil penjualan yang telah dikurangi dengan seluruh komponen biaya yang digunakan dalam proses produksi, dengan demikian, laba tersebut merupakan nilai atau hasil yang diperoleh dari pertukaran ( penjualan ) atas barang dan jasa yang dihasilkan. Menurut Zaki Baridwan, (2000 : 215), menyatakan bahwa keuntungan (laba) yang dihasilkan dengan penjualan barang dan jasa, jumlahnya dapat diukur dengan pembebanan yang dilakukan terhadap pembeli, klien atau penyewa untuk barang-barang atau jasa-jasa yang diserahkan kepada mereka.



Gambar 1.5. Ilustrasi Laba Usaha Sumber: https://bit.ly/2HwRtkO



10



Produk Kreatif dan Kewirausahaan Kelas XII untuk SMK/MAK



Dari penjelasan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, sebagai berikut. Laba dapat terjadi setiap saat, dan dapat pula terjadi dalam waktu tertentu atau secara berkala. Pendapatan diperoleh melalui penjualan barang-barang dagangan atau jasa diserahkan kepada pembeli dan dapat diperoleh karena pertukaran aktiva, sebagai hasil dari penanaman-penanaman atau investasi seperti bunga, deviden dan lain-lain. c. Laba dalam pembebanannya kepada pembeli atau langganan, harus diukur dengan satuan mata uang tertentu yang telah diperoleh. d. Pendapatan mempunyai sifat menaikkan atau menambah nilai kekayaan pemilik perusahaan. Namun perlu diketahui bahwa tidak semuanya yang menaikkan atau menambah nilai kekayaan pemilik itu, dapat dikategorikan sebagai pendapatan, seperti halnya dengan penilaian aktiva tetap yang mengakibatkan naiknya atau meningkatnya nilai kekayaan pemilik dengan jalan menimbulkan perkiraan baru yaitu perkiraan penyesuaian modal. a. b.



J.



Strategi Penentuan Harga Produk Berikut ini merupakan beberapa cara dalam menghitung harga jual produk.



1. Penetapan harga berdasarkan biaya Penetapan harga berdasarkan biaya merupakan penetapan harga yang paling sering dilakukan. Harga ditetapkan berdasarkan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk setiap satuan produk ditambah dengan laba atau keuntungan yang dikehendaki. Berikut ini adalah beberapa pendekatan cara menentukan harga jual berdasarkan biaya. a) Harga biaya plus (cost plus pricing method) Penetapan harga produk menggunakan metode ini ialah dengan menghitung jumlah biaya produksi kemudian ditambahkan dengan nilai keuntungan yang diinginkan (margin) Rumusnya adalah sebagai berikut.



2) Harga mark-up Dalam perusahaan dagang, pedagang membeli barang dari suplier kemudian dijual kembali dengan menambahkan mark up harga. Keuntungan yang diperoleh pedagang berasal dari sebagian mark up tersebut. Sebagian lain dari mark up digunakan untuk menutup biaya operasional yang dikeluarkan pedagang. Rumusnya adalah sebagai berikut.



3) Harga Break Even Harga break even dapat ditentukan dengan harga jual yang didasarkan pada permintaan pasar dengan masih memperhitungkan biaya. Perusahaan dikatakan break even jika penerimaan sama dengan biaya yang telah dikeluarkan. Penjualan Menentukan Break Even Point (BEP) dan Merencanakan Keuntungan Usaha



11



pada periode berikutnya adalah keuntungan. Jika penjualan perusahaan berada di bawah titik break even maka perusahaan mengalami kerugian. Perusahaan baru bisa memperoleh laba/keuntungan setelah titik break even terlampaui. 2. Menentukan harga berdasarkan harga kompetitor Pada strategi ini, pada umumnya digunakan untuk produk standar dengan konsisi pasar oligopoli. Penentuan harga jual dilakukan dengan menjadikan harga kompetitor sebagai referensi. Harga jual dipergunakan perusahaan sebagai salah satu siasat untuk memenangkan persaingan dengan kompetitor. Caranya adalah dengan menetapkan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan harga produk perusahaan pesaing. 3. Penetapan harga berdasarkan permintaan (demand based pricing) Penetapan harga berdasarkan permintaan, dilakukan berdasarkan persepsi konsumen terhadap value yang diterima (value price), preceived quality, dan sensitivitas harga. Caranya dapat dilakukan dengan melakukan analisis PSM (Price Sensitivity Meter), yaitu dengan meminta konsumen untuk memberikan pernyataan berkaitan dengan kualitas produk, seperti apakah konsumen merasa harga terlalu mahal, merasa mahal, merasa murah, atau merasa terlalu murah.



K.



Hubungan Break Even Point Dengan Perencanaan Laba



Di dalam perencanaan laba, perusahaan dapat menekan biaya produksi dan biaya operasi serendah mungkin dengan mempertahankan tingkat harga jual dan volume penjualan yang ada, menentukan harga jual yang sesuai dengan laba yang dikehendaki, dan meningkatkan volume penjualan sebesar mungkin. Biaya, harga jual dan volume penjualan mempunyai hubungan yang erat dan saling berkaitan. Oleh karena itu dalam perencanaan hubungan antara biaya, volume dan laba memegang peranan yang penting sebagai perumusan kebijakan untuk masa yang akan datang. Salah satu alat analisis yang digunakan dalam perencanaan laba adalah Analisis Break-even Point. Perusahaan dikatakan break even jika penerimaan sama dengan biaya yang telah dikeluarkan. Keuntungan, akan diperoleh pada penjualan periode berikutnya. Jika perusahaan memperoleh penjualan di bawah titik break even, maka perusahaan akan merugi.



12



Produk Kreatif dan Kewirausahaan Kelas XII untuk SMK/MAK