Materi Seminar Kepemimpinan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

www.mnj.my.id KEPEMIMPINAN & RETORIKA



A. Kepemimpinan 1. Definisi a. Pemimpin Pemimpin (leader) adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan/kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu memengaruhi orangorang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. (Kartini Kartono, 1994 : 181) b. Pimpinan Pimpinan (leader) adalah seorang yang memiliki jabatan dan bawahannya mengakui hal tersebut. c. Kepemipinan Kepemimpinan



(leadership)



adalah



keterampilan



dan



kemampuan



seseorang



memengaruhi perilaku orang lain, baik yang kedudukannya lebih tinggi maupun lebih lebih rendah daripadanya dalam berpikir dan bertindak agar perilaku yang semula mungkin individualistik dan egosentrik berubah menjadi perilaku organisasional. Siagian (1986:12)



Jelaskan bahwa semua orang mempunyai potensi untuk memimpin, sebagaimana bisa diejawantahkan pula mengenai Khalifah Fil Ardh.



2. Tipe-tipe Pemipimpin Sudah banyak sekali contoh pemimpin hebat sepanjang sejarah umat manusia. Mulai dari Rasulnya orang Islam Rasulullah Muhammad SAW yang berhasil membuat Islam menjadi salah satu agama terbesar di dunia, Presiden pertama kita Ir. Soekarno yang memimpin perjuangan Indonesia hingga mencapai kemerdekaan, hingga Adolf Hitler, pemimpin Nazi yang kekejamannya masih diingat hingga sekarang. Terlepas dari perbedaan moral yang kontras diantara mereka, orang-orang tersebut merupakan pemimpin yang hebat, pemimpin yang mampu mengarahkan orang-orang pada satu tujuan tertentu. Adapun tipe pemimpin, yaitu: a. Dilahirkan (was born) dalam artian bahwa secara genetik dan psikologis sudah memiliki karakteristik dan kepribadian yang unggul.



b. Diciptakan (made) dalam artian bahwa pemimpin yang hebat itu ada karena pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan, karena pola asuh orang tua yang baik, dan akibat pembelajaran yang diberikan oleh lingkungan.



www.mnj.my.id



3. Karakteristik Yang Harus Dimiliki Oleh Pemimpin Dalam bukunya Michle Heart yang berjudul “The 100”. Berdasarkan hal tersebut, penulis menyampaikan bahwa karakteristik yang harus dimilik oleh pemimpin, yaitu: a. Fathonah artinya cerdas, mustahil seorang pemimpin itu bodoh. Seorang pemimpin harus mampu menjelaskan dan mengatur anggotanya agar dapat melakukan sesuatu sesuai tujuan yang harus dicapai. b. Amanah artinya benar-benar bisa dipercaya. Jika satu urusan diserahkan kepada seorang pemimpin, niscaya orang percaya bahwa urusan itu akan dilaksanakan dengan sebaikbaiknya. c. Sidiq artinya benar. Bukan hanya perkataannya yang benar, tapi perbuatannya juga benar sejalan dengan ucapannya. d. Tabligh artinya menyampaikan. Seorang pemimpin yang baik senantiasa dapat menyampaikan segala hal dengan sebaik-baiknya.



www.mnj.my.id B. Retorika 1. Definisi a. Secara etimologis, retorika berasal dari bahasa Yunani, “rhetrike” yang berarti seni kemampuan berbicara yang dimiliki seseorang. Aristoteles dalam bukunya “Rhetoric” mengemukakan pengertian retorika, yaitu kemampuan untuk memilih dan menggunakan bahasa dalam situasi tertentu secara efektif untuk mempersuasi orang lain. Kemudian menurut Gorys Keraf, retorika adalah suatu istilah secara tradisional yang diberikan pada suatu teknik pemakaian bahasa sebagai seni yang didasarkan pada suatu pengetahuan yang tersusun baik. Selanjutnya menurut P. Dori Wuwur Hendrikus, retorika adalah kesenian untuk berbicara baik yang digunakan dalam proses komunikasi antarmanusia. b. Menurut Webster’s Third New International Dictionary, tercantum pengertian Public Speaking adalah: 1) The act of process of making speeches in public (proses memberikan pidato di depan publik). 2) The art of science of effective oral communication with an audience (seni dari ilmu berkomunikasi lisan yang efektif bersama para pendengarnya). c. Menurut David Zarefsky, dalam Public Speaking Strategic for Success “Public speaking is a continuous communication process in which messages and signals circulate back and forth between speaker and listeners.” Dapat diartikan: Public Speaking adalah sebuah proses komunikasi berkelanjutan, di mana pesan, simbol (komunikasi) terus berinteraksi, antara pembicara dan para pendengarnya.



2. Syarat Komunikasi Menurut Ridwan Raharjo dalam bukunya yang berjudul Leadership Hypnosis bahwa syarat komunikasi, yaitu: a. Komunikator (public speaker) adalah pihak-pihak yang menyampaikan pesan kepada seorang ataupun khalayak umum atau disebut juga sebagai pengirim pesan. b. Komunikan (audient) adalah pihak penerima pesan dalam sebuah proses komunikasi. c. Bahasa adalah sebuah sistem, artinya, bahasa dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Maksudnya bahwa bahasa yang digunakan mesti dapat dipahami oleh dua belah pihak yakni komunikator dan komunikan.



www.mnj.my.id Contohnya baik, kawan-kawan yang baik hati pada hari ini mari kita mulai strukturalisasi ini dengan mengelaborasi komunikasi yang senantiasa dapat meningkatkan silaturrahmi dan menghilangkan asumsi-asumsi yang sering terfregmentasi dengan situasi dan kondisi serta transisi dengan meoderniasasi, liberalisasi hingga pada akhirnya mesti kita netralisasi dengan aksi Indonesianisasi. d. Feedback adalah umpan balik yang ditimbulkan dalam proses komunikasi dan memberikan gambaran kepada komunikator tentang seberapa berhasil komunikasi yang dilakukannya. Jadi, umpan balik (feedback) merupakan satu-satunya elemen yang dapat ’menjudge’ apakah komunikasi yang telah berlangsung berhasil atau gagal. Keberlangsungan komunikasi yang dibangun sebelumnya ditentukan oleh umpan balik sebagai bentuk penilaian. Contohnya dengan menggunakan tag questions (pertanyaan buntut/kalimat tanya akhir). 3. Tipe-tipe Retorika Menurut Ridwan Raharjo dalam bukunya yang berjudul Leadership Hypnosis bahwa tipe-tipe retorika, yaitu: a. Kelinci, artinya seseorang tidak percaya diri saat berkomunikasi di depan umum. Contohnya saat guru menyuruh ke depan kelas untuk menjelaskan, malah murung sendiri. b. Monyet, artinya seseorang yang tidak percaya diri saat berkomunikasi sehingga malah menyuruh orang lain. Contohnya saat guru menyuruh ke depan kelas untuk menjelaskan, malah nunjuk orang lain. c. Public speaker, artinya seseorang yang percaya diri atas kemampuannya. Contohnya saat guru menyuruh ke depan kelas untuk menjelaskan, dia langsung ke depan tanpa memikirkan dia salah atau benar.



4. Tips Dalam Membangun Retorika a. Intern 1) Siapkan konsep dalam bentuk kerangka pemikiran yang sederhana. 2) Kemudian tulis ke dalam point-point penting. b. Ekstern 1) Membagi pandangan secara merata sesuai dengan kondisi dan keadaan baik dalam ruangan maupun diluar ruangan. 2) Lakukan anchoring (metode hipnosis) yang bertujuan untuk mereduksi kegugupan saat berkomunikasi di depan umum. Contohnya menggunakan alat atau benda lain sehingga tidak melihatkan kegugupannya secara langsung.



www.mnj.my.id 3) Jika lupa, maka lakukan peding. Lupa biasanya terjadi karena adanya misscomunication antara subconsius (alam bawah sadar) dengan consius (alam sadar). Hal ini dapat dapat diatasi dengan cara mendehem, menepuk, menggebrak dan lainlain. 4) Untuk menarik dan mengalihkan perhatian saat forum sudah tidak kondusif , maka kita gunakan tanda dan atau bunyi berupa tepuk, gebrak atau pun menggunakan jargon. 5) Atur intesitas suara dari lembut ke keras begitupun sebaliknya. Menurut Ilmu Psikologi bahwa suara memiliki pshiclogy effect atau phiscology energy. Contohnya dalam pemaknaan dan pengucapan kata I Love You. Kemudian contoh lain yaitu pidato Ir. Soekarno, Bung Tomo, Jendral Soedirman dan yang lainnya. 6) Atur gestur, meliputi raut wajah dan penampilan lainnya. Contohnya menunjuk orang jauh dengan orang dekat. 7) Menggunakan metode, salah satunya yaitu mirorring. Dalam metode ini ada model (Komunikator) dan pemodel (Aku / Kita). Contohnya dapat dilakukan dengan cara: a) Berdiri, kemudian tutup mata. Selanjutnya bayangkan seorang komunikator yang akan kita jadikan model. b) Lakukan selama 30 s.d. 60 detik. c) Kemudian aplikasikan secara spontan. d) Selanjutnya, tanya kepada forum apa yang tadi dijadikan model dan bagaimana perasaannya. e) Tipsnya supaya bisa lebih baik, lakukan secara terus menerus.