Materi Kepemimpinan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1. Pengertian Pengertian Kepemimpinan secara umum adalah sebuah kemampuan yang terdapat di dalam diri seseorang untuk bisa memengaruhi orang lain atau memandu pihak tertentu untuk mencapai tujuan. Sementara itu, definisi pemimpin dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang memimpin. Jadi, seorang pemimpin wajib memiliki kemampuan untuk memengaruhi atau memandu sekelompok orang/pihak. kepemimpinan adalah sifat yang diterapkan individu yang bertindak sebagai pemimpin untuk mempengaruhi anggota kelompoknya untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah disepakati bersama. Kepemimpinan atau leadership merupakan sebuah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mempengaruhi orang lain (dalam hal pekerjaan) yang bertujuan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Suradinata (1997:11) berpendapat bahwa pemimpin adalah orang yang memimpin kelompok dua orang atau lebih, baik organisasi maupun keluarga. Sedangkan kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpin untuk mengendalikan, memimpin, mempengaruhi fikiran, perasaan atau tingkah laku orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. 2. Pengertian menurut para ahli William G. Scott (1962), Kepemimpinan ialah proses mempengaruhi aktifitas yang diorganisir dalam suatu kelompok dalam usahanya untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. F. A. Nigro (1965), Inti dari kepemimpinan ialah mempengaruhi aktifitas orang lain. F. I. Munson “The Management of Man”, Kepemimpinan sebagai kesanggupan atau kemampuan untuk mengatasi orang-orang yang sedemikian rupa agar mencapai hasil yang sebesar-besarnya dengan kemungkinan pergesekan yang sekecil-kecilnya dan sebesar mungkin terjalinnya kerja sama. Ordway Tead (1929), Kepemimpinan sebagai penggabungan perangai yang membuat seseorang mungkin dapat mendorong beberapa pihak lain untuk menyelesaikan pekerjaannya. Hemhill dan Coon (1995), Kepemimpinan merupakan sikap dari seorang individu yang memimpin berbagai kegiatan dari suatu kelompok menuju suatu tujuan yang ingin dicapai bersama-sama. Rauch dan Behling (1984), Kepemimpinan merupakan suatu proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan suatu kelompok yang diorganisasi menuju arah pencapaian sebuah tujuan. Kartini Kartono (1994 : 48), Kepemimpinan itu karakternya khas, spesifik, dibutuhkan pada satu situasi tertentu. Sebab didalam sebuah kelompok yang melakukan kegiatan-kegiatan tertentu & memiliki sebuah tujuan serta berbagai macam peralatan yang khusus. Pemimpin sebuah kelompok dengan ciri-ciri yang karakteristik adalah fungsi dari situasi tertentu.



Young (dalam Kartono, 2003), Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus. Tannenbaum, Weschler dan Massarik (1961), Kepemimpinan ialah sebuah pengaruh antar pribadi, yang dijalankan pada keadaan tertentu, serta diarahkan lewat proses komunikasi, menuju arah pencapaian satu tujuan tertentu atau lebih. P. Pigors (1935), Kepemimpinan ialah proses dorong mendorong lewat keberhasilan sebuah interaksi dari berbagai perbedaan individu, mengontrol daya seseorang dalam mengejar tujuan bersama. George R. Terry, Kepemimpinan merupakan suatu hubungan yang ada didalam diri seseorang atau pemimpin dan mempengaruhi orang lain agar mau bekerja dengan sadar dalam hubungan tugas agar tercapainya sebuah tujuan yang diinginkan. Stephen J. Carrol dan Henry L. Tosj (1977), Kepemimpinan ialah seuatu proses mempengaruhi orang lain untuk mengerjakan apa yang kamu kehendaki dari mereka untuk mengerjakannya. Theo Haiman dan William G.Scott, Kepemimpinan merupakan suatu proses beberapa orang diarahkan ,dipimpin, dan dipengaruhi didalam sebuah pemilihan & pencapaian sebuah tujuan. Duben (1954), Kepemimpinan ialah kegiatan para pemegang kekuasaan & pembuat suatu keputusan. Reed (1976), Kepimpinan ialah suatu cara mempengaruhi perilaku seseorang agar perjuangan dapat dilakukan mengikuti kehendak dari seorang pemimpin. G. L. Feman dan E. K. Taylor (1950), Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan untuk menciptakan aktifitas suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi dengan efektifitas yang maksimal & kerjasama dari tiap individu. James M. Black (1961), Kepemimpinan ialah kemampuan yang mampu meyakinkan orang lain agar mau bekerjasama dibawah pimpinannya menjadi kesatuan dari tim untuk mencapai suatu tujuan tertentu. P. Pigors “Ledearship and Domination”, Kepemimpinan merupakan suatu proses dorongmendorong yang mengontrol daya manusia guna mengejar tujuan bersama, lewat interaksi yang berhasil dari bermacam-macam perbedaan individual. C. Schenk “Leadership” : Infantry Journal. (1928), Kepemimpinan ialah manajemen mengenal seseorang dengan jalan persuasi & inspirasi bukan melalui pengarahan dan semacamnya, atau bahkan paksaan, ancaman yang terselubung. H. Kootz & O’ Donnel “Principles of Management”, Kepemimpinan merupakan aktifitas mempersuasi orang agar mau bekerjasama dalam suatu pencapaian tujuan bersama.



TEORI KEPEMIMPINAN Menurut Chester Barnard (dalam Rasimin, 2004) latar belakang atau pendekatan awal studi kepemimpinan dalam organisasi: 1. Koordinasi aktivitas dan sistem yang diperlukan untuk memelihara dan mempertahankan organisasi. 2. Membawa orang-orang dalam organisasi dan menjamin kerja sama mereka. 3. Menentukan sasaran dan tujuan perusahaan



Menurut Kartono (2002) teori kepemimpinan dasar, yaitu: teori genetis, teori sosial, dan teori ekologis atau sintesis. Teori genetis menjelaskan bahwa pemimpin itu tidak dibuat tetapi seseorang muncul sebagai pemimpin karena bakat-bakatnya yang luar biasa. Seorang menjadi pemimpin karena memang ditakdirkan menjadi pemimpin bagaimanapun juga situasinya. Teori sosial menjelaskan bahwa pemimpin itu harus disiapkan dan dibentuk, tidak terlahirkan dan dibiarkan berkembang dengan sendirinya. Untuk menjadi pemimpin, setiap orang dapat melakukannya melalui usaha penyiapan, pendidikan dan latihan secara intensional. Sedangkan teori ekologis merupakan gabungan dari kedua teori genetis dan teori sosial, yang menjelaskan bahwa seseorang akan sukses menjadi pemimpin, bila sejak lahirnya dia telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, dan bakat-bakat ini sempat dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman dan usaha pendidikan, juga sesuai dengan tuntutan lingkungan atau ekologisnya.



Teori Kepemimpinan A. Teori Karakter Adalah suatu teori yang berusaha untuk mengidentifikasikan karakteristik atau sifatsifat yang khas yang dihubungkan dengan keberhasilan seorang pemimpin. Karakteristik yang dapat diperhatikan seperti intelegensia, kepribadian, karakter fisik, kemampuan pengawasan dan sebagainya. Intelegensia, seorang pemimpin lebih cerdas dari pengikut. Namun perbedaan intelegensia dapat menimbulkan masalah antara pemimpin dan pengikut. Kelebihan kecerdasan pemimpin mampu membuat kepemimpinan lebih efektif. Kepribadian, seorang pemimpin memiliki sifat siaga, integritas pribadi, percaya diri, dan penuh inisiatif. Pada prinsipnya ada kepribadian tertentu yang membedakan pemimpin dan bukan pemimpin. Karakteristik fisik, seorang pemimpin dapat terlihat dari karakteristik fisik. Dengan pengertian lain menganggap sifat-sifat fisik membedakan antara pemimpin dan bukan pemimpin (penampilan). Akan tetapi anggapan ini menimbulkan diskusi yang cukup



tajam. Kenyataan banyak menunjukkan sulit melihat efektifitas pemimpin dari penampilan fisik. Kemampuan pengawasan. Ghiselli (dalam Rasimin, 2004) menemukan bahwa terdapat hubungan yang positif antara tingkat pengawasan dengan tingkat hirarki. Krikpatrick dan Locke menambahkan bahwa pemimpin tidak harus memiliki intelegensi yang tinggi akan tetapi harus memiliki “hal-hal yang tepat atau karakter/sifat untuk menjadi efektif. Adapun hal lain yang membedakan pemimpin dan bukan pemimpin adalah: ambisi dan energi, hasrat untuk memimpin, kejujuran, kepercayaan diri, sosiabilitas, pengetahuan dan stabilitas emosi. Alasan teori ciri kurang tepat di dalam menerangkan efektifitas kepemimpinan. Karena mengabaikan pengikut, kurang mampu menjelaskan pentingnya ciri, dan mengabaikan faktor situasional.



Hasil ringkasan Stogdill terhadap penelitian karakteristik selama 70 tahun sebagai berikut: 1. Pemimpin mempunyai rasa tanggungjawab yang kuat dan keinginan menyelesaikan tugas. 2. Keras hati dalam mencapai tujuan. 3. Suka berpetualang dalam menyelesaikan masalah. 4. Dorongan berinisiatif dalam situasi sosial. 5. Rasa percaya diri dan memiliki identitas pribadi. 6. Kemauan menerima konsekwensi atas keputusan dan tindakan yang dilakukan. 7. Kesiapan menerima tekanan. 8. Kemauan memberi toleransi terhadap frustrasi dan penundaan. 9. Kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain. 10. Kapasitas membuat struktur sistem interaksi sosial sesuai dengan tujuan yang dikehendaki.



Teori Perilaku Teori perilaku kepemimpinan adalah teori-teori yang mengemukakan bahwa perilaku spesifik membedakan pemimpin dari bukan pemimpin. Dalam teori perilaku terdapat dua pendekatan yaitu: job centered dan employee centered. Job centered adalah pemimpin yang berpusat pada pekerjaan, yang mengawasi secara ketat dan memperhatikan kerja orang lain. Sedangkan employee centered adalah memperhatikan hubungan dengan karyawan, memperhatikan kepuasan pengikut.



Kepemimpinan Kontingensi Kepemimpinan kontingensi dikembangkan oleh Fiedler. Menurut Fiedler prestasi kerja suatu kelompok dipengaruhi oleh sistem motivasi dari kepemimpinan dan sejauh mana pemimpin dapat mengendalikan dan mempengaruhi suatu situasi tertentu. Kepemimpinan dilihat sebagai suatu hubungan yang didasari oleh kekuatan dan pengaruh. 1. Kepemimpinan yang efektif terletak pada “belajar menjadi pemimpin yang baik” 2. Penolakan terhadap pemikiran “satu jalan yang terbaik”. 3. Perilaku pemimpin yang sesuai tergantung pada karakteristik tertentu dari pemimpin, situasi yang dihadapi dan bawahan (mereka yang dipimpin). 4. Dasar teori kontingensi ialah perilaku pemimpin berubah sesuai dengan keadaan tertentu



Terdapat dua hal pertimbangan penting: 1. Sampai sejauh mana situasi memberikan pemimpin kekuatan dan pengaruh yang diperlukan agar efektif 2. Sampai sejauh mana pemimpin dapat meramalkan efek dari gaya pemimpin pada perilaku atau prestasi pengikut



Efektifitas kepemimpinan menurut Fiedler tergantung pada interaksi antara gaya kepemimpinan dengan situasi yang mendukung, sebagai berikut: 1. Struktur kebutuhan pemimpin; apakah motivasi pada pencapaian tugas atau hubungan antar pribadi. 2. Kendali situasi pemimpin, yaitu keyakinan pemimpin bahwa tugas bisa diselesaikan. Kendali situasi adalah fungsi dari; hubungan pemimpin-anggota (tingkat keyakinan, kepercayaan, dan respek bawahan terhadap pemimpin mereka), struktur tugas (tingkat di mana penugasan pekerjaan diprosedurkan yakni terstruktur atau tidak terstruktur), dan kekuasaan jabatan (tingkat pengaruh yang dimiliki seorang pemimpin mempunyai variabel kekuasaan seperti mempekerjakan, memecat, mendisiplinkan, mempromosikan, dan menaikan gaji).. 3. Interaksi antara struktur kebutuhan pemimpin dengan kendali situasi. Fiedler mengevaluasi situasi dalam ketiga variabel kemungkinan tersebut (hubungan pemiminanggota, struktur tugas dan kekuasaan jabatan). Hubungan pemimpin-anggota baik atau buruk, struktur tugas tinggi atau rendah, kekuasaan jabatan kuat atau lemah. Fiedler menyatakan bahwa makin baik hubungan pemimpin-anggota, makin terstruktur pekerjaan itu, dan makin kuat kekuasaan posisi, makin banyak kendali atau pengaruh yang dimiliki pemimpin itu.



Teori Kepemimpinan Situasional (Situasional Leadership Theory) Teori kepemimpinan situasional, dikembangkan oleh Hersey dan Blanchard. Teori ini berusaha memberikan pemahaman kepada pemimpin tentang kaitan antara gaya kepemimpinan yang efektif dengan tingkat kematangan dari para pengikutnya. Hersey dan Blanchard berpendapat bahwa bawahan merupakan faktor yang sangat penting dalam situasi kepemimpinan. Tingkat kematangan dari para bawahan menentukan gaya efektif dari pemimpin. Dengan demikian konsep dari teori kepemimpinan situasional menekankan bahwa seorang pemimpin hendaknya menganalisa secara cermat tingkat kematangan anggota di dalam melaksanakan tugasnya. Misalnya anggota yang sudah bisa memotivasi dirinya sendiri akan sangat sesuai bila ia dipimpin dengan cara delegasi. Artinya ia dipercaya penuh mengerjakan tugas-tugasnya secara mandiri tanpa perlu adanya pengawasan melekat. Jadi dalam hal ini pemimpinlah yang harus menyesuaikan dirinya dengan tuntutan situasi.



Tipe-tipe kepemimpinan 1. Otoriter Kepemimpinan otoriter terpusat pada bos sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. Pada tipe kepemimpinan ini, para pemimpin membuat keputusan, peraturan, dan prosedur berdasarkan pemikiran sendiri. Mereka jugalah yang bertanggung jawab.



Lingkungan kerja yang otoriter tidak memberikan keleluasaan kepada orangorang yang bekerja di dalamnya. Akan tetapi, tipe kepemimpinan ini sangat berguna dalam situasi genting ketika keputusan harus diambil dengan cepat.



2. Demokratis Berkebalikan dengan otoriter, tipe kepemimpinan demokratis mengutamakan kontribusi orang-orang di lingkungan kerja. Pemimpin kemudian menentukan keputusan akhir, tapi ia akan mendelegasikan wewenangnya kepada orang lain.



Tipe kepemimpinan ini sangat cocok diterapkan dalam bidang medis atau teknologi. Pasalnya, bidang-bidang ini membutuhkan kolaborasi antara tiap anggotanya agar bisa berfungsi secara optimal.



3. Delegatif Para pemimpin yang menerapkan tipe kepemimpinan delegatif memberikan wewenang bagi anggotanya untuk mengambil keputusan. Tipe kepemimpinan ini sangat berguna bila dijalankan oleh orang-orang berpengalaman.



Meski begitu, tipe kepemimpinan delegatif jarang diterapkan karena lebih banyak kelemahannya. Kelemahan tersebut di antaranya motivasi yang rendah, kecenderungan anggota untuk saling menyalahkan, dan kurangnya produktivitas.



4. Transformasional Berbeda dengan tipe lainnya, tipe kepemimpinan transformasional berfokus pada perubahan dalam organisasi, kelompok, dan unsur lain yang terlibat di dalamnya. Sang pemimpin mampu memotivasi kelompok dan mengarahkannya pada perubahan yang baik.



Para pemimpin transformasional biasanya cerdas, enerjik, dan penuh semangat. Mereka mendorong orang-orang yang dipimpinnya untuk melakukan beragam hal di luar target awal sehingga pencapaian yang dihasilkan juga tinggi.



5. Transaksional Tipe kepemimpinan transaksional berfokus pada status pemimpin dan orangorang yang dipimpinnya. Terdapat garis komando jelas yang harus dipatuhi sehingga semua orang memahami perannya masing-masing.



Sebagai gantinya, para pemimpin memberikan reward bagi anggota kelompok yang memiliki performa baik. Kekurangannya adalah tidak adanya ruang untuk berkreasi dan berpikir di luar tatanan yang telah ada.



6. Situasional



Ini merupakan tipe kepemimpinan yang unik, sebab para pemimpin bertindak berdasarkan lingkungan kerja dan orang yang dihadapi. Teorinya mengatakan bahwa seorang pemimpin bisa berfungsi dengan optimal bila perannya sesuai dengan situasi kerja.



Ada empat cara yang dilakukan dalam tipe kepemimpinan situasional. Di antaranya:



Mengarahkan langsung (directing): pemimpin memberikan seluruh instruksi secara spesifik. Melatih (coaching): pemimpin memberikan sebagian besar instruksi disertai sedikit dorongan. Mendukung (supporting): pemimpin memberikan sebagia kecil instruksi, tapi banyak menawarkan bantuan. Delegasi (delegating): pemimpin tidak lagi memberikan instruksi maupun bantuan karena anggota kelompoknya telah mampu melakukan tugas tersebut.



7. Karismatik Pada tipe kepribadian karismatik, pemimpinnya adalah para sosok yang memiliki kepribadian kuat. Ini merupakan sumber kekuatan yang membuat banyak orang menghargai nilai yang mereka anut.



Para pemimpin karismatik tidak sekadar terkenal karena posisi atau kepemilikan terhadap suatu hal. Mereka mampu mengubah arah pandang pengikutnya yang sudah mengakar menjadi suatu hal yang lebih baik lagi.



8. Melayani / Servant leadership Tipe kepemimpinan selanjutnya yakni para pemimpin yang tak sungkan melayani. Tipe kepemimpinan ini percaya bahwa, ketika anggota tim merasa terpenuhi secara pribadi dan profesional maka mereka akan mampu menghasilkan pekerjaan yang hebat bagi perusahaan.



Pemimpin ini mengutamakan kepuasan bagi karyawan, sehingga tidak mungkin bila mereka tidak dihormati oleh tiap karyawan. Mereka adalah tipe kepemimpinan yang baik dan terampil dalam membangun moral karyawan serta mampu membuat karyawan betah bekerja lama di perusahaan.



Umumnya, tipe kepemimpinan seperti ini ada dalam perusahaan nirlaba.



9. Birokrasi Pemimpin dengan tipe birokrasi mengharapkan anggota tim untuk mengikuti aturan dan prosedur yang tepat, sesuai yang sudah ditulis. Tipe kepemimpinan ini fokus pada tugas dalam hierarki di mana setiap karyawan sudah memiliki daftar tanggung jawab masing-masing.



Tipe kepemimpinan ini paling cocok bekerja dalam industri atau departemen yang sangat diatur seperti keuangan, kesehatan dan pemerintah.



10. Visioner Tipe kepemimpinan terakhir adalah tipe visioner. Pemimpin yang memiliki tipe ini biasanya memiliki visi yang jelas dengan selalu berinovasi dalam rangka mencapai target yang ditentukan.



Mereka yang memiliki tipe kepemimpinan ini, selalu mendorong anggota timnya untuk selalu memacu dan mencoba hal-hal baru dalam meningkatkan kinerja dan menemukan metode yang ideal dalam proses pencapaian tujuan.



Tipe ini juga memberikan kepercayaan penuh kepada anggota timnya untuk berkembang. Dengan kepemimpinan ini, anggota tim dapat berkembang secara cepat dengan belajar dari pengalaman sebelumnya dan menemukan solusi secara mandiri.